• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH IKLIM ORGANISASI SEKOLAH TERHADAP KINERJA MENGAJAR GURU DI SMA KARTIKA XIX-3 DAN SMK KARTIKA XIX-1 KOTA BANDUNG.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH IKLIM ORGANISASI SEKOLAH TERHADAP KINERJA MENGAJAR GURU DI SMA KARTIKA XIX-3 DAN SMK KARTIKA XIX-1 KOTA BANDUNG."

Copied!
67
0
0

Teks penuh

(1)

Hanna Amalia Mustopa, 2013

PENGARUH IKLIM ORGANISASI SEKOLAH

TERHADAP KINERJA MENGAJAR GURU

DI SMA KARTIKA XIX-3 DAN SMK KARTIKA XIX-1 KOTA BANDUNG

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Jurusan Administrasi Pendidikan

Oleh:

HANNA AMALIA MUSTOPA

0800862

JURUSAN ADMINISTRASI PENDIDIKAN

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

(2)

Hanna Amalia Mustopa, 2013

PENGARUH IKLIM ORGANISASI SEKOLAH

TERHADAP KINERJA MENGAJAR GURU

DI SMA KARTIKA XIX-3 DAN SMK KARTIKA XIX-1

KOTA BANDUNG

Oleh

Hanna Amalia Mustopa

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ilmu Pendidikan

© Hanna Amalia Mustopa 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

(3)

Hanna Amalia Mustopa, 2013

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI

PENGARUH IKLIM ORGANISASI SEKOLAH TERHADAP KINERJA MENGAJAR GURU

DI SMA KARTIKA XIX-3 DAN SMK KARTIKA XIX-1 KOTA BANDUNG

Oleh :

Hanna Amalia Mustopa NIM. 0800862

Disetujui dan Disahkan oleh Dosen Pembimbing

Pembimbing I

Dra. Yati Siti Mulyati, M.Pd NIP. 19520929 198403 2 001

Pembimbing II

Dr. Asep Suryana, M.Pd NIP. 19720321 199903 1 002

Mengetahui,

(4)

Hanna Amalia Mustopa, 2013

(5)

i

Hanna Amalia Mustopa, 2013

Pengaruh Iklim Organisasi Sekolah Terhadap Kinerja Mengajar guru di SMA Kartika XIX-3 dan SMK Kartika XIX-1 Kota Bandung

ABSTRAK

Penelitian ini berjudul “Pengaruh Iklim Organisasi Sekolah Terhadap Kinerja Mengajar Guru di SMA Kartika XIX-3 dan SMK Kartika XIX-1 Kota Bandung”. Masalah yang diangkat dalam penelitian ini adalah bagaimana iklim organisasi sekolah yang terjadi, bagaimana kinerja mengajar guru, serta seberapa besar pengaruh iklim organisasi sekolah terhadap kinerja mengajar guru yang berlangsung di SMA Kartika XIX-3 dan SMK Kartika XIX-1 Kota Bandung.

Adapun tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran yang jelas mengenai pengaruh iklim organisasi sekolah terhadap kinerja mengajar guru yang berlangsung di SMA Kartika XIX-3 dan SMK Kartika XIX-1 Kota Bandung.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan pendekatan kuantitatif yang ditunjang oleh studi kepustakaan. Teknik pengumpulan data yang digunakan melalui angket tertutup dengan 5 skala penilaian (likert). Populasi yang dijadikan sumber data dalam penelitian ini adalah guru di SMA Kartika XIX-3 dan SMK Kartika XIX-1 sebanyak 64 guru.

Berdasarkan hasil pengolahan data yang dihitung dengan menggunakan teknik WMS (Weight Means Scored) menunjukan bahwa rata-rata kecenderungan umum untuk variabel X (Iklim Organisasi Sekolah) sebesar 4,07 dan berada dalam kategori sangat baik. Sedangkan rata-rata kecenderungan umum untuk variabel Y (KinerjaMengajar Guru) sebesar 4,24 berada dalam kategori sangat baik.

Berdasarkan hasil pengujian normalitas distribusi data, diketahui bahwa variabel X dan Variabel Y berdistribusi normal. Dilihat dari perhitungan koefisien korelasi ( ) dengan menggunakan rumus korelasi product moment diperoleh nilai koefisien korelasi sebesar 0,921 yang menunjukan bahwa terdapat hubungan yang sangat kuat antara variabel X danvariabel Y, serta nilai uji signifikan sebesar 18,62 terbukti signifikan karena (18,62) > (1,671).

Besarnya pengaruh variabel X terhadap variabel Y ditunjukan dari hasil perolehan analisis koefisien determinasi (KD) sebesar 84,86%, ini menggambarkan bahwa pengaruh iklim organisasi sekolah adalah sebesar 84,86% dan sisanya sebesar 15,14% dipengaruhi oleh faktor lain. Persamaan regresi Y atas X adalah ̂ = 40,97 + 0,22X , artinya setiap perubahan satu unit pada variabel X akan memberikan perubahan pada variabel Y sebesar 0,22 satuan.

(6)

ii

Hanna Amalia Mustopa, 2013

Pengaruh Iklim Organisasi Sekolah Terhadap Kinerja Mengajar guru di SMA Kartika XIX-3 dan SMK Kartika XIX-1 Kota Bandung

(7)

vi

B. Batasan Masalah dan Rumusan Masalah ... 10

C.Tujuan Penelitian ... 10

D.Manfaat Penelitian ... 11

E. Struktur Organisasi Skripsi ... 12

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN ... 14

A.Konsep Iklim Organisasi Sekolah ... 14

1. Pengertian Iklim Organisasi Sekolah ... 14

2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Iklim Organisasi ... 17

3. Dimensi Iklim Organisasi ... 19

B. Kinerja Mengajar Guru ... 22

1. Konsep Kinerja ... 22

2. Konsep Mengajar ... 24

3. Tahapan Pelaksanaan Mengajar ... 25

4. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja ……….. 26

5. Penilaian Kinerja Guru ... 27

6. Kompetensi Guru ... 29

7. Manajemen Kinerja Guru ... 33

C.Kerangka Pemikiran ... 35

D.Hipotesis Penelitian ... 36

BAB III METODELOGI PENELITIAN ... 38

(8)

vii

Hanna Amalia Mustopa, 2013

1. Lokasi Penelitian ... 38

2. Populasi dan Sampel Penelitian ... 39

B. Desain Penelitian ... 40

C.MetodePenelitian ... 41

1. Metode Deskriptif ... 42

2. Pendekatan Kuantitatif ... 43

3. Studi Kepustakaan ... 43

D.DefinisiOperasional ... 44

1. Iklim Organisasi Sekolah ... 45

2. Kinerja Mengajar Guru ... 46

E. InstrumenPenelitian ... 49

F. Proses Pengembangan Instrumen ... 49

1. Pengujian Validitas ... 50

2. Pengujian Reabilitas ... 58

G.Teknik Pengumpulan Data ... 63

H.Teknik Pengolahan Data ... 65

1. Menghitung WMS ... 65

2. Mengubah Skor Mentah Menjadi Skor Baku ... 66

3. Uji Normalitas Data ... 68

1. Deskripsi Data Variabel Penelitian... 77

2. Uji Normalitas Distribusi Data ... 85

3. Uji Hipotesis Penelitian ... 88

C.Pembahasan Hasil Penelitian ... 92

1. Gambaran Iklim Organisasi Sekolah ... 92

2. Gambaran Kinerja Mengajar Guru ... 99

3. Pengaruh Iklim Organisasi Terhadap Kinerja Mengajar Guru .. 106

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI ... 109

A.Kesimpulan ... 109

(9)

viii

Hanna Amalia Mustopa, 2013

DAFTAR PUSTAKA ... 112

DAFTAR TABEL 3.1 Jumlah Responden Penelitian ... 39

3.2 Kisi-kisi Variabel X (Iklim Organisasi sekolah) ... 45

3.3 Kisi-kisi Variabel Y (Kinerja Mengajar Guru) ... 48

3.4 Hasil Uji Validitas Varibel X Item No.1……….….…. 52

3.5 Hasil Uji ValiditasVariabel X (Iklim Organisasi Sekolah) ... 54

3.6 Hasil Uji Validitas Varibel Y Item No.2…………..………..…… 55

3.7 Hasil Uji ValiditasVariabel Y (Kinerja Mengjar Guru) ... 57

3.8 Reabilitas Variabel X (Iklim Organisasi Sekolah) ... 59

3.9 Reabilitas Varibel Y (Kinerja Mengjar Guru) ... 61

3.10 Kriteria Pengukuran Alternatif Jawaban ... 64

3.11 Konsultasi Hasil Perhitungan WMS……… .. 66

3.12 Pedoman Interpretasi Koefisien Korelasi……….……… 70

4.1 Rekapitulasi Jumlah Angket ... 74

4.2 Skor Mentah Iklim Organisasi Sekolah ... 75

4.3 Skor Mentah Kinerja Mengajar Guru ... 75

4.4 Skor Baku Iklim Organisasi Sekolah ... 76

4.5 Skor Baku Kinerja Mengajar Guru ... 76

4.6 Hasil Perhitungan WMS Variabel X ... 77

4.7 Konsultasi Hasil Perhitungan WMS ... 79

4.8 Hasil Perhitungan WMS Variabel Y ... 81

4.9 Konsultasi Hasil Perhitungan WMS ... 83

4.10 Hasil Uji Normalitas Distribusi Data Variabel X ... 86

4.11 Hasil Uji Normalitas Distribusi Data Variabel Y ... 87

4.12 Hasil Perhitungan Analisis Korelasi Variabel X dan Variabel Y ... 89

4.13 Tabel Bantuan Tingkat Hubungan Antar Variabel ... 89

(10)

ix

Hanna Amalia Mustopa, 2013

DAFTAR GAMBAR

2.1 Kerangka Berpikir Penelitian ... 36

2.2 Skema Hipotesis Penelitian ... 37

3.1 Skema Desain Penelitian ... 40

4.1 Poligon Normalitas Distribusi Data Variabel X ... 87

4.2 Poligon Normalitas Distribusi Data Variabel Y ... 88

(11)

x

Hanna Amalia Mustopa, 2013

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Kisi-Kisi Instrumen dan Angket Penelitian ... 114

a. Kisi-kisi Instrumen Penelitian ... 114

b. Angket Penelitian ... 117

Lampiran 2 Hasil Uji Coba AngketPenelitian ... 125

a. Uji Validitas ... 125

b. Uji Reabilitas... 131

Lampiran 3 Pengolahan Data ... 135

a. Mengubah Skor Mentah Menjadi Skor Baku ... 135

b. Uji Normalitas Distribusi Frekuensi ... 140

c. Pengujian Hipotesis Penelitian... 149

Lampiran 4 Daftar Tabel Statistik Lampiran 6 Korespondensi

(12)

Hanna Amalia Mustopa, 2013

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Manusia adalah makhluk Tuhan YME yang kompleks, unik dan

diciptakan dalam integrasi dua substansi yang tidak dapat berdiri sendiri.

Substansi pertama disebut tubuh (fisik/jasmani) sebagai unsur materi, sedang

substansi kedua disebut jiwa (rohani/psikis). Manusia membentuk organisasi

untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu yang tidak dapat mereka capai sendiri

karena pada hakikatnya manusia adalah makhluk sosial yang membutuhkan

orang lain baik untuk kepentingan individu maupun kelompok layaknya

sebuah organisasi sebagai suatu system yang terdiri dari komponen-komponen

yang saling berkaitan atau saling ketergantungan satu dengan yang lainya

dalam proses mencapai tujuan.

Organisasi merupakan wadah interaksi personal baik dengan sesama

maupun dengan lingkungan sosial yang mempengaruhi antara yang satu

dengan yang lainnya dalam rangka mencapai suatu tujuan. Hal ini sependapat

dengan (Stephen P. Robbins 2006: 4) mengemukakan bahwa “organisasi

adalah unit sosial yang dengan sengaja diatur, terdiri atas dua orang atau lebih

yang berfungsi secara relative terus menerus untuk mencapai sasaran atau

serangkaian sasaran bersama”.

Namun setiap orang mempunyai watak yang berbeda-beda, perbedaan

akan menimbulkan ketidaknyamanan antar personil dalam lingkup organisasi

tetapi disisi lain organisasi merupakan hal terpenting karena merupakan suatu

alat untuk bisa menyatukan persepsi, menyamakan pendapat meski seringkali banyak terjadinya perdebatan dan permasalahan yang mengganggu jalannya

tujuan organisasi secara efektif. Dalam kondisi seperti ini banyak hal-hal yang

(13)

Hanna Amalia Mustopa, 2013

keharmonisanya antara satu dengan yang lainnya. Misalnya setiap guru

mempunyai pandangan atau persepsi yang berbeda dalam menggunakan

metode pembelajaran yang sesuai dengan kemampuan daya tangkap peserta

didiknya, sebagian guru akan merasakan bahwa metode pembelajaran yang

dia terapkan lebih bisa diikuti oleh siswa dibandingkan dengan metode

pembelajaran guru lainnya. Hal ini menunjukkan bahwa adanya perbedaan

persepsi atau pandangan antara guru yang satu dengan yang lainnya. Persepsi

ini selanjutnya disebut sebagai iklim organisasi. Menurut Wirawan (2007:

122) mengungkapkan bahwa:

Iklim organisasi adalah persepsi anggota organisasi (secara individual dan kelompok) dan mereka yang secara tetap berhubungan dengan organisasi mengenai apa yang ada atau terjadi di lingkungan internal organisasi secara rutin, yang mempengaruhi sikap dan perilaku organisasi dan kinerja anggota organisasi yang kemudian mempengaruhi kinerja organisasi.

Setiap individu akan merasakan adanya gejala atau kondisi yang

membawa mereka pada suatu persepsi yang menyatakan apakah di lingkungan

organisasi yang mereka tempati sudah sesuai dengan apa yang direncanakan,

apabila kondisi lingkungan organisasi tumbuh dengan adanya hubungan

kerjasama yang baik diantara para personilnya maka kondisi organisasi akan

tercipta dengan kondusif. keadaan ini disebut dengan iklim organisasi. Hal ini

sesuai dengan pendapat Tagarui dan Litwin (Hendyat Soetopo 2010: 141)

bahwa Iklim organisasi adalah suatu kualitas lingkungan internal organisasi

yang dialami oleh anggotanya, mempengaruhi perilakunya, dan dapat

dideskripsikan dengan nilai-nilai karakteristik organisasi.

Keadaan iklim organisasi yang kondusif akan menimbulkan perasaan

nyaman dan menyenangkan bagi para personil organisasi sehingga para anggota organisasi akan lebih bersemangat dalam melaksanakan tugas dan

tanggungjawabnya semaksimal mungkin. Oleh karena itu, memahami iklim

(14)

Hanna Amalia Mustopa, 2013

Misalnya di dalam lingkungan sekolah iklim organisasi akan dirasakan oleh

kepala sekolah, guru, siswa, staff tata usaha dan stakeholder sekolah lainnya.

Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal secara yang memberi

layanan belajar kepada peserta didik dengan menggunakan semua sumber

daya dan fasilitas yang tersedia serta dukungan lainnya untuk memperlancar

kegiatan belajar dan mengajar. Guru dan kepala sekolah adalah

komponen-komponen yang terlibat langsung dalam memberikan layanan pendidikan

pada tingkat satuan pendidikan.

Kepala sekolah adalah penanggungjawab lembaga sekolah tingkat

dasar dan menengah. Kepala sekolah memiliki tugas dan tanggungjawab

terhadap mutu pendidikan, dengan cara memberikan arahan dan bimbingan

atau pembinaan kepada guru-guru agar dapat memberikan layanan belajar

yang bermutu untuk para siswanya.

Guru adalah komponen yang sangat menentukkan dalam implementasi

suatu strategi pembelajaran. Dalam proses pembelajaran, guru tidak hanya

berperan sebagai teladan bagi siswanya tetapi juga sebagai pengelola

pembelajaran. Wina Sanjaya (2011:24) mengemukakan “Sebagai pengelola

pembelajaran, guru berperan dalam menciptakan iklim belajar yang

memungkinkan siswa dapat belajar secara nyaman”. Peran guru yang

strategis, menuntut kerja guru yang profesional, dan mampu mengembangkan

ragam potensi yang terpendam dalam diri anak didik. Sedemikian besar peran

guru dalam melakukan perubahan terhadap peradaban lewat anak didik yang

akan menuntut kemajuan masa depan.

Peserta didik adalah seseorang yang sedang menuntut ilmu di dalam

lembaga pendidikan dasar dan menengah yang berkembang sesuai dengan tahap perkembangannya. Sikap dan penampilan siswa yang berbeda-beda

didalam kelas merupakan aspek lain yang bisa mempengaruhi proses

(15)

Hanna Amalia Mustopa, 2013

Pemahaman mengenai iklim organisasi oleh guru diharapkan dapat

menciptakan suasana yang nyaman bagi guru tersebut ketika berada di

sekolah. Sehingga hal ini akan memotivasi guru untuk meningkatkan kualitas

mengajarnya dan selanjutnya akan menghasilkan mutu pendidikan yang baik.

Di Indonesia pada saat ini masih banyak permasalahan dalam bidang

pendidikan yang seharusnya sudah mendapatkan perhatian dari berbagai

pihak. Walaupun keberadaan pendidikan dari masa ke masa sudah mulai ada

perkembangan namun tidak menutup kemungkinan adanya permasalahan

yang dihadapi yang salah satunya disebabkan oleh kinerja guru dalam

mengajar.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Nana Sudjana (2002:42) yang dikutip dari analisisnya Dr. S. Eko Widoyoko, MPd, menunjukkan bahwa: “Secara umum 76,6 % hasil belajar siswa dipengaruhi oleh kinerja guru, dengan rincian: kemampuan guru mengajar memberikan sumbangn 32,43%, penguasaan materi pelajaranmemberikan sumbangan 32,38 % dan sikap guru terhadap mata pelajaran

memberikan sumbangan 8,60%”.

Kinerja mengajar guru merupakan kemampuan dan usaha guru untuk

melaksanakan tugas pembelajaran sebaik-baiknya dalam perencanaan

program pengajaran, pelaksanaan kegiatan pembelajaran dan evaluasi hasil

pembelajaran. Menurut Dasman Darmawan (2006:45) mengemukakan bahwa:

Kinerja mengajar guru ditampilkan oleh beberapa indikator, yaitu: penguasaan terhadap kurikulum dan perangkat pengajarannnya, penguasaan materi pelajaran, penguasaan metode dan tekni penilaian, komitmen atau kecintaan guru terhadap tugasnya dan disiplin.

Kinerja guru sangat penting untuk diperhatikan karena mempengaruhi

efektivitas pembelajaran. Guru yang mempunyai kinerja yang baik akan

mampu menumbuhkan semangat dan motivasi belajar siswa yang lebih baik,

dan pada akhirnya akan mampu meningkatkan kualitas belajar peserta didik.

Menurut Moh. Uzer Suherman (2000:21) mengatakan bahwa tugas seorang

(16)

Hanna Amalia Mustopa, 2013

bidang kemanusiaan, dan tugas guru dalam bidang kemasyarakatan. Dalam

melaksanakan tugas keprofesionalan, guru berkewajiban:

a. Merencanakan pembelajaran, melaksanakan proses pembelajaranyang

bermutu, serta menilai dan mengevaluasi hasil pembelajaran;

b. Meningkatkan dan mengembangkan kualifikasi akademik dan

kompetensi secara berkelanjutan sejalan dengan perkembangan ilmu

pengetahuan, teknologi, dan seni;

c. Bertindak objektif dan tidak diskriminatif atas dasar pertimbangan

jenis kelamin, agama, suku, ras dan kondisi fisik tertentu, atau latar

belakang keluarga, dan status sosial ekonomi peserta didik dalam

pembelajaran;

d. Menjunjung tinggi peraturan perundangan-undangan, hukum, dan

kode etik guru, serta nilai-nilai agama dan etika; dan

e. Memelihara dan memupuk persatuan dan kesatuan bangsa.

(Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2006 Tentang Guru dan

Dosen Pasal 20)

Terdapat banyak faktor yang mempengaruhi kinerja mengajar guru,

antara lain: kompetensi guru, motivasi kerja, kemampuan kerja, kompetensi

guru, status sosial guru dan iklim organisasi. Dari beberapa faktor kinerja

tersebut yang paling menarik untuk diteliti adalah iklim organisasi sekolah.

Seorang guru dalam meningkatkan kinerjanya perlu didukung oleh iklim

organisasi sekolah yang kondusif dan motivasi yang tinggi baik dari dalam

diri maupun dari luar diri.

Dalam melaksanakan tugas mendidik, guru memiliki sifat dan perilaku

yang berbeda, ada yang bersemangat dan penuh tanggungjawab dalam melaksanakan tanggungjawab ada juga guru yang suka datang terlambat dan

tidak mematuhi peraturan. Kondisi guru seperti itulah yang menjadi

(17)

Hanna Amalia Mustopa, 2013

menuntut organisasi untuk mampu mengkondisikan atau menyiapkan sumber

daya pendidik yang ada untuk mampu memberikan kinerja yang optimal.

Begitupun dalam lingkungan organisasi di SMA Kartika XIX-3 dan

SMK Kartika XIX-1 adalah salah satu organisasi sekolah dibawah naungan

yayasan yang sama yaitu Yayasan Kartika XIX dengan tujuan, latar belakang

dan proses system kerja yang berbeda. Hal ini ditegaskan dalam PP No. 29

Tahun 1990 pasal 3 bahwa:

Tujuan Pendidikan Menengah Umum (SMA) adalah mengutamakan penyiapan siswa untuk melanjutkan jenjang pendidikan pada jenjang pendidikan tinggi, sedangkan tujuan dari Pendidikan Menengah Kejuruan (SMK) adalah lebih mengutamakan penyiapan siswa untuk memasuki lapangan kerja dan mengembangkan sikap profesional. Di dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 19 Tahun

2005 tentang Standar Pendidikan Nasional ditegaskan pada Bab 1 pasal 1

bahwa:

Standar pendidikan nasional adalah kriteria minimal tentang system pendidikan diseluruh wilayah hukum Negara Republik Indonesia. Standar pendidikan nasional itu terdiri dari standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan dan standar penilaian.

Dalam hal ini peneliti mengambil salah satu standar yang sangat

berpengaruh terhadap proses kegiatan belajar dan pembelajaran diantara

kedua sekolah ini yaitu Standar proses. Hal ini ditegaskan dalam PP No.19

Tahun 2005 Bab 1 Ayat 6 bahwa “Standar proses adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran pada satu satuan

pendidikanuntuk mencapai standar kompetensi lulusan”. Melalui standar proses inilah setiap satuan pendidikan diatur bagaimana seharusnya proses

pendidikan berlangsung. Dengan demikian standar proses dapat dijadikan

(18)

Hanna Amalia Mustopa, 2013

Dilihat dari standar prosesnya dalam hal kurikulum SMA dan SMK

jelas berbeda, Struktur kurikulum SMA meliputi substansi pembelajaran yang

ditempuh dalam satu jenjang pendidikan selama tiga tahun mulai Kelas X

sampai dengan Kelas XII. Struktur kurikulum disusun berdasarkan standar

kompetensi lulusan dan standar kompetensi mata pelajaran. Pengorganisasian

kelas-kelas pada SMA dibagi ke dalam dua kelompok, yaitu kelas X

merupakan program umum yang diikuti oleh seluruh peserta didik, dan kelas

XI dan XII merupakan program penjurusan yang terdiri atas tiga program: (1)

Program Ilmu Pengetahuan Alam, (2) Program Ilmu Pengetahuan Sosial, dan

(3) Program Bahasa.

Dalam kurikulum SMK pada kelompok mata pelajaran yang spesifik

meliputi 3 kelompok yaitu : Normatif, Adaptif, dan Produktif. Kelompok

mata pelajaran Normatif adalah kelompok mata pelajaran yang membentuk

peserta didik menjadi pribadi yang utuh yang memilki norma-norma

kehidupan sebagai makhluk individu maupun makhluk sosial. Sedangakan

kelompok mata pelajaran Adaptif adalah kelompok mata pelajaran yang

berfungsi membentuk peserta didik sebagai individu agar memiliki dasar

pengetahuan yang luas dan kuat untuk menyesuaikan diri atau beradaptasi

dengan perubahan yang terjadi di lingkungan sosial, lingkungan kerja, serta

mamapu mengembangkan diri sesuai dengan ilmu pengetahuan, teknologi dan

seni. Kelompok mata pelajaran Produktif adalah kelompok mata pelajaran

yang berfungsi membekali peserta didik agar memiliki kompetensi kerja

sesuai Standar Kompetensi Nasional Indonesia (SKNI). Untuk mata pelajaran

Normatif terdiri dari Pendidikan Agama, PPKn, Sejarah, Bahasa Indonesia

dan Pendidikan Jasmani. Adaptif terdiri dari Matematika, Fisika, Kimia, Biologi, Bahasa Inggris, Komputer dan Kewirausahaan.

Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan peneliti di SMA

(19)

Hanna Amalia Mustopa, 2013

terlihat jelas kurikulum SMA dan SMK sangat berbeda. keadaan ini

menganggu pada proses kegiatan belajar mengajar satu dengan yang lainnya

karena letak 2 sekolah ini yang saling berdampingan. SMA dengan berbagai

macam pengetahuan umumnya, berbanding terbalik dengan SMK yang lebih

mengedepankan keahlian khusus seperti teknik mesin, elektro maupun

informatika. Sehingga pada saat berlangsungnya proses kegiatan belajar

mengajar siswa SMA merasa terganggu dengan siswa SMK yang sedang

melakukan praktek karena jam pelajaran yang berbenturan dan menganggu

kenyamanan siswa SMA maupun SMK.

Dilihat dari lingkungan fisiknya gedung sekolah SMA dan SMK ini

berada pada titik yang sama bahkan tidak dibatasi oleh apapun, ruangan guru

yang seharusnya menjadi ruang tertutup tetapi disini sifatnya terbuka karena

bersebelahan satu dengan yang lainya, banyak hal yang berbeda dalam

mengelola manajemen antara kedua sekolah ini, maka perlu adanya

pembenahan untuk setiap unsure sekolah baik itu sarana prasarana maupun

untuk keefektifan proses kegiatan belajar mengajar.

Hubungan sosial stakeholder 2 sekolah ini pun dari pimpinan, tenaga

pendidik dan kependidikan dan para siswa kurang menciptakan keadaan

organisasi yang saling berhubungan satu dengan yang lainnya. Bisa dilihat di

lapangan bahwa untuk upacara hari senin saja yang sudah rutin dan wajib

dilaksanakan setiap sekolah, 2 sekolah ini hanya melaksanakan upacara

bergantian 2 minggu sekali karena posisi sekolah mereka yang berada pada

titik yang sama. Maka, jelas terlihat hubungan antara 2 sekolah ini kurang

harmonis sehingga tidak menciptakan iklim organisasi yang baik dan bisa

menyebabkan kurangnya motivasi para guru untuk mengajar anak didik mereka. Seperti halnya keadaan organisasi harus bisa menciptakan suatu iklim

atau kondisi yang mendukung dan nyaman bagi para anggotanya untuk

(20)

Hanna Amalia Mustopa, 2013

Permasalahan tenaga kependidikan perlu diperhatikan mengingat salah

satu unsur dari satuan kegiatan pendidikan nasional adalah tenaga pendidik.

Keberadaannya dalam sistem pendidikan nasional diarahkan dan

dikembangkan untuk memiliki kemampuan atau kompetensi khusus agar

dapat memberikan pelayanan terbaik bagi siswanya. Hal ini berhubungan

dengan kinerja guru dalam proses pembelajaran.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Lia Vita (2007:97) dalam

skripsinya yang berjudul “Iklim Kerja Organisasi Sekolah terhadap Motivasi Mengajar Guru di SMA Kartika Siliwangi 2 Bandung” yang menyatakan

bahwa:

Guru selalu semangat mengajar dengan adanya lingkungan organisasi

sekolah yang nyaman. Hal ini dapat dilihat dari pernyataan yang

menyebutkan bahwa suasana sekolah yang nyaman mendorong semangat

kerja guru meningkat. Hal ini berarti lingkungan kerja atau iklim kerja

organisasi kondusif mendorong/memotivasi guru untuk lebih berprestasi

optimal sesuai dengan kemampuannya ketika guru selalu semangat

mengajar dengan adanya lingkungan sekolah yang kondusif. Berdasarkan

uraian tersebut maka diperoleh nilai rata-rata secara keseluruhan 4,10 dan

dapat disimpulkan bahwa kondisi motivasi mengajar di SMA Kartika

Siliwangi 2 secara umum berada pada kategori sangat tinggi

Untuk itu maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian lebih jauh

bagaimana hubungan iklim organisasi antara 2 sekolah yang berada pada satu

tempat terhadap kinerja mengajar guru yang ada di sekolah tersebut. Maka

penelitian ini berjudul “Pengaruh Iklim Organisasi Sekolah terhadap

Kinerja Mengajar Guru di SMA Kartika XIX-3 dan SMK Kartika XIX-1

(21)

Hanna Amalia Mustopa, 2013

B. Batasan dan Rumusan Masalah

1. Batasan Masalah

Secara konseptual penelitian ini dilakukan untuk mengetahui Iklim

Organisasi, Kinerja Mengajar Guru dan pengaruhnya di lingkungan SMA

Kartika XIX-3 dan SMK Kartika XIX-1 Bandung.

2. Rumusan Masalah

Bertolak dari latar belakang yang telah dipaparkan diatas dapat

disimpulkan bahwa rumusan masalah merupakan gambaran umum

mengenai ruang lingkup penelitian, pembatasan bidang penelitian dan

penelaahan variable penelitian. Dengan demikian, permasalahan pokok

yang ditetapkan dalam penelitian ini sebagai berikut:

a. Bagaimana iklim organisasi di SMA Kartika XIX-3 dan SMK

Kartika XIX-1 Bandung?

b. Bagaimana kinerja mengajar guru di SMA Kartika XIX-3 dan

SMK Kartika XIX-1 Bandung?

c. Seberapa besar pengaruh iklim organisasi terhadap kinerja

mengajar guru di SMA Kartika XIX-3 dan SMK Kartika XIX-1

Bandung?

(22)

Hanna Amalia Mustopa, 2013

Sejalan dengan perumusan masalah penelitian ini pun mempunyai

tujuan agar mempunyai arah yang jelas dan tolak ukur keberhasilan yang bisa

dijadikan pedoman, maka penelitian ini dikategorikn menjadi 2 tujuan,

sebagai berikut:

1. Tujuan Umum

Secara umum tujuan diadakannya penelitian ini adalah untuk

memperoleh gambaran dan informasi yang jelas dan akurat mengenai

seberapa besar pengaruh iklim organisasi terhadap kinerja mengajar guru di

SMA Kartika XIX-3 dan SMK Kartika XIX-1 Bandung.

2. Tujuan Khusus

Adapun tujuan khusus dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

a.Untuk memperoleh informasi yang jelas tentang kondisi iklim

organisasi di SMA Kartika XIX-3 dan SMK Kartika XIX-1

Bandung.

b.Untuk memperoleh informasi yang jelas tentang kinerja mengajar

guru di SMA Kartika XIX-3 dan SMK Kartika XIX-1 Bandung.

c.Untuk memperoleh informasi yang jelas tentang sebarapa besar

pengaruh iklim organisasi terhadap kinerja mengajar guru di SMA

Kartika XIX-3 dan SMK Kartika XIX-1 Bandung.

D. Manfaat Penelitian

Beberapa manfaat yang dapat peneliti kemukakan dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut:

a. Manfaat Secara Teoritis

Secara teoritis penelitian ini bermanfaat untuk mengembangkan ilmu

(23)

Hanna Amalia Mustopa, 2013

iklim organisasi sekolah dalam meningkatkan kinerja mengajar guru

dan untuk meningkatkan kualitas pendidikan.

b. Manfaat Secara Praktis

Secara praktis hasil penelitian ini bermanfaat :

1) Sebagai masukan bagi kepala sekolah untuk mengembangkan

iklim organisasi sekolah dalam meningkatkan kinerja mengajar

guru dengan membina dan mengembangkan tenaga pendidik,

tenaga kependidikan, siswa, peran komite sekolah pada

lembaga yang dikelolanya dalam peningkatan kualitas sekolah.

2) Sebagai bahan rujukan bagi peneliti dalam pengembangan ilmu

Administrasi Pendidikan secara praktis menyangkut iklim

organisasi dan kinerja guru

3) Sebagai bahan rujukan bagi instansi yang berwenang dalam

pengembangan ilmu Administrasi Pendidikan secara praktis

menyangkut iklim organisasi dan kinerja guru.

E. Sistematika Penulisan

BAB I merupakan pendahuluan yang menguraikan tentang

latarbelakang masalah, batasan masalah dan rumusan masalah, tujuan

penelitian, manfaat penelitian, dan struktur organisasi skripsi.

BAB II menguraikan tentang kajian pustaka, kerangka pemikiran dan

hipotesis penelitian. Kajian pustaka berisi teori yang sedang dikaji yaitu

konsep iklim organisasi sekolah dan konsep kinerja mengajar guru, dan

kedudukan masalah penelitian dalam bidang ilmu yang diteliti. Kerangka pemikiran merupakan tahapan yang ditempuh dalam merumuskan hipotesis

dengan mengkaji hubungan teoritis antar variable penelitian, setelah hubungan

(24)

Hanna Amalia Mustopa, 2013

dirumuskan. Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap masalah yang

dirumuskan dalam penelitian.

BAB III berisi penjabaran yang rinci mengenai metodelogi penelitian

yang terdiri dari lokasi dan subjek populasi/sampel penelitian, desain

penelitian, metode penelitian, definisi operasional, instrument penelitian,

proses pengembangan instrumen, teknik pengumpulan data, dan analisis data.

BAB IV merupakan hasil penelitian dan pembahasan, penelitian akan

menguraikan hasil perhitungan yang diperoleh melalui pengumpulan

data/angket terhadap indikator-indikator variabel X (Iklim Organisasi

Sekolah) dan variabel Y (Kinerja Mengajar Guru) yang sesuai dengan rumus

dan prosedur yang telah ditetapkan. Adapun isi yang tercakup dalam bab ini

meliputi analisis data, penyajian hasil pengolahan data, dan pembahasan hasil

penelitian.

BAB V merupakan kesimpulan dan saran yang menyajikan penafsiran

dan pemaknaan peneliti terhadap hasil analisis temuan penelitian yang

berjudul “Pengaruh Iklim Organisasi Sekolah Terhadap Kinerja Mengajar

(25)

Hanna Amalia Mustopa, 2013

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Peran metodologi penelitian sangat menentukan dalam upaya

menghimpun data yang diperlukan dalam penelitian, dengan kata lain

metodologi penelitian akan memberikan petunjuk terhadap pelaksanaan

penelitian atau petunjuk bagaimana penelitian ini dilakukan.

Pada bab ini akan dikemukakan beberapa hal yang menyangkut

metodologi penelitian meliputi lokasi, populasi, sampel penelitian, desain

penelitian, metode penelitian, definisi operasional, prosedur penelitian, teknik

pengumpulan data, instrumen penelitian, proses pengembangan instrumen dan

teknik pengolahan data.

A. Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Lokasi merupakan hal yang paling penting dalam suatu penelitian.

Maka yang menjadi lokasi dalam penelitian ini adalah SMA Kartika XIX-3

dan SMK Kartika XIX-1 Bandung di Jalan. Aceh Nomor 108 (Blk) Bandung.

2. Populasi Penelitian

Setiap kegiatan penelitian senantiasa memerlukan sumber data.Data yang

diperoleh dari lapangan untuk kemudian dianalisis dan digunakan untuk

menjawab masalah yang diteliti atau untuk menjawab hipotesis dan mengambil kesimpulan. Sugiyono (2011:80) menyatakan bahwa: ”Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subjek yang mempunyai

kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”

(26)

Hanna Amalia Mustopa, 2013

penjelasan yang telah dikemukakan dapat disimpulkan bahwa populasi bukan

hanya orang, tetapi juga objek-objek dan benda-benda alam yang lain.

Populasi juga bukan sekedar jumlah yang ada pada objek/subjek yang

dipelajari, tetapi meliputi seluruh karakteristik/sifat yang dimiliki oleh subjek

atau objek itu.

Sesuai dengan permasalahan penelitian, maka yang menjadi populasi

pada penelitian ini adalah seluruh guru yang ada di SMA Kartika XIX-3 dan

SMK Kartika XIX-1 Kota Bandung sebagai berikut:

Tabel 3.1

Jumlah Populasi Penelitian

NO RESPONDEN JUMLAH (orang)

1 SMA Kartika XIX-3 20

2 SMK Kartika XIX-1 44

JUMLAH 64

(Sumber data: Bagian Tata Usaha SMA Kartika XIX-3 Dan SMK Kartika XIX-1)

3. Sampel Penelitian

Sampel merupakan sebagian dari populasi yang diambil sebagai

sumber data dengan menggunakan cara tertentu sehingga sumber data

tersebut dapat mewakili seluruh populasi secara keseluruhan. Sejalan

dengan pendapat dari Sugiyono (2011:81) yang mengatakan bahwa, “Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi”. Jumlah sampel akan sangat bergantung pada berapa banyak jumlah populasi.

Sampel yang digunakan dalam penelitian ini diambil berdasarkan data

yang dapat mewakili populasi secara keseluruhan (representatif).Oleh

Karena jumlah populasi dalam penelitian ini berjumlah kurang dari 100

(27)

Hanna Amalia Mustopa, 2013

keseluruhan jumlah populasi yang menjadi subjek penelitian.

Sebagaimana yang dikemukakan oleh Sugiyono (2011:86) bahwa: “Jumlah anggota sampel yang diharapkan 100% mewakili populasi adalah sama dengan jumlah anggota populasi itu sendiri”. Sejalan dengan pendapatnya Surakhmad (1998:100) bahwa: “Sampel yang jumlahnya sebesar jumlah populasi sering disebut sampel total”.

Berdasarkan pendapat diatas, maka sampel dalam penelitian ini

mengambil seluruh populasi untuk dijadikan sumber data. Sampel

sebanyak 64 orang guru yang berada di SMA Kartika XIX-3 dan SMK

Kartika XIX-1 Kota Bandung.

B. Desain Penelitian

Setiap penelitian harus direncanakan untuk itu diperlukan suatu desain

penelitian. Desain penelitian merupakan rencana tentang cara melaksanakan penelitian. Menurut Nasution (2003:23) dijelaskan bahwa : “Desain penelitian merupakan rencana tentang cara mengumpulkan dan menganalisis data agar dapat dilaksanakan secara ekonomis serta serasi dengan tujuan penelitian itu”. Dengan adanya desain penelitian akan memberikan pegangan yang jelas kepada peneliti

dalam melakukan penelitiannya. Berdasarkan definisi tersebut, maka desain

(28)

Hanna Amalia Mustopa, 2013

Gambar 3.1 Desain Penelitian

Berdasarkan Gambar 3.1 diatas dijelaskan bahwa Variabel X dalam

penelitian ini adalah Iklim Organisasi Sekolah dan Variabel Y adalah Kinerja

Mengajar Guru. Adapun yang dijadikan sub variabel X adalah Lingkungan

Fisik, Lingkungan Sosial dan Lingkungan Organisasional. Sedangkan sub

variabel Y adalah Perencanaan Pengajaran, Proses Pengajaran dan Evaluasi

Pengajaran.

C. Metode Penelitian

Sebuah penelitian akan mencapai kriteria penelitian yang

sesungguhnya apabila menggunakan metode penelitian yang tepat. Dengan

metode penelitian yang tepat, diharapkan sebuah penelitian akan menjadi

penelitian yang ilmiah, logis, sistematis dan dapat dipertanggungjawabkan

(29)

Hanna Amalia Mustopa, 2013

Metode penelitian merupakan cara utama yang dipergunakan untuk mencapai tujuan, misalnya untuk menguji serangkaian hipotesis, dengan menggunakan teknik serta alat-alat tertentu. Cara utama ini dipergunakan setelah penyelidik memperhitungkan kewajarannya ditinjau dari tujuan penyelidikan serta dari situasi penyelidikan. Metode dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan

pendekatan kuantitatif. Maksud dari metode deskriptif berarti

menggambarkan keadaan yang terjadi pada masa sekarang atau yang sedang

berlangsung. Sementara yang dimaksud dengan pendekatan kuantitatif adalah

pendekatan yang dilakukan dengan cara pencatatan dan penganalisaan data

hasil penelitian secara eksak dengan menggunakan perhitungan statistik yang

didukung oleh studi kepustakaan dan alat pengumpul data berupa angket.

Berikut merupakan penjelasan dari metode penelitian yang digunakan dalam

penelitian ini:

1. Metode Deskriptif

Metode deskriptif merupakan metode penelitian yang digunakan untuk

menggambarkan masalah yang terjadi pada masa sekarang atau yang sedang

berlangsung, bertujuan untuk mendeskripsikan apa-apa yang terjadi

sebagaimana mestinya pada saat penelitian dilakukan.

Penelitian ini merupakan penelitian yang mendeskripsikan suatu gejala

atau fenomena yang terjadi di SMA Kartika XIX-3 dan SMK Kartika XIX-1

Bandung. Sudjana (2001: 64) mendefinisikan penelitian deskriptif adalah “Penelitian yang berusaha mendeskripsikan suatu gejala, peristiwa, kejadian yang terjadi pada saat sekarang”.

Ciri-ciri dari metode deskriptif seperti yang dikemukakan oleh Nasution

(2003:61) yaitu :

a) Memusatkan diri pada pemecahan-pemecahan masalah yang ada

(30)

Hanna Amalia Mustopa, 2013

b) Data yang dikumpulkan mula-mula disusun, dijelaskan dan

kemudian dianalisa, oleh karena itu metode ini sering disebut

metode analisa.

Berdasarkan pendapat diatas, penelitian ini dimaksudkan untuk

mendeskripsikan kondisi yang berkaitan dengan pelaksanaan supervisi klinis

oleh kepala sekolah dan kinerja mengajar guru sebagaimana adanya atau

dapat mendeskripsikan fenomena seobyektif mungkin.

Adapun yang menjadi landasan peneliti menggunakan metode deskriptif

yaitu :

1) Penelitian ini mengungkapkan masalah-masalah aktual yang teradi pada

masa sekarang.

2) Dengan metode ini dapat memberikan gambaran tentang pengaruh iklim

organisasi sekolah terhadap kinerja mengajar guru.

3) Memudahkan peneliti dalam pengolahan data karena data yang terkumpul

bersifat homogen atau sama.

4) Metode ini selain dapat mengumpulkan data, menyusun data,

menginterpretasikan data serta datanya dapat disimpulkan.

2. Pendekatan Kuantitatif

Pendekatan kuantitatif adalah pendekatan yang dilakukan dengan cara

pencatatan dan penganalisaan data hasil penelitian secara eksak dengan

menggunakan perhitungan statistik. Menurut Izaak Latanussa dalam Sudjana

(2004: 40) “Penelitian kuantitatif yaitu penelitian yang menggunakan metode

bilangan untuk mendeskripsikan observasi suatu objek atau variabel dimana bilangan menjadi bagian dari pengukuran”.Sebagaimana yang dikemukakan oleh Sudjana (2004:53) bahwa :

(31)

Hanna Amalia Mustopa, 2013

peristiwa atau suatu kejadian yang terjadi pada saat sekarang dalam bentuk angka-angka yang bermakna.

Pendekatan kuantitatif merupakan upaya mengukur variabel-variabel

yang ada dalam penelitian (variabel X dan variabel Y) untuk kemudian dicari

hubungan antara variabel tersebut. Pendekatan kuantitatif mementingkan

adanya variabel-variabel sebagai objek penelitian dan variabel-variabel

tersebut harus didefinisikan dalam bentuk operasionalisasi variabel

masing-masing. Reliabilitas dan validitas merupakan syarat mutlak yang harus

dipenuhi dalam menggunakan pendekatan ini karena kedua elemen tersebut

akan menentukan kualitas penelitian.

3. Studi Kepustakaan

Studi kepustakaan dimaksudkan untuk memperoleh ketajaman berfikir

dalam rangka menganalisa permasalahan melaluipenelaahan terhadap

berbagai sumber tertulis melalui pendapat-pendapat para ahli yang dituangkan

dalam buku dan sebagainya, juga untuk menunjang instrumen pengumpulan

data dan memperdalam kajian terhadap permasalahan penelitian.Hal ini

merujuk pada pendapat Surakhmad (1992 : 63) mengemukakan bahwa:

Penyelidikan bibliografis tidak dapat diabaikan sebab disinilah

penyelidik berusaha menemukan keterangan mengenai segala sesuatu

yang relevan dengan masalahnya, yakni teori yang dipakainya, pendapat

para ahli, penyelidikan yang sedang berjalan atau masalah-masalah yang

disarankan para ahli.

Melalui studi kepustakaan ini, dapat menunjang terhadap pemecahan

permasalahan dan dijadikan acuan dalam bentuk teori dan landasan berfikir

yang berisi tentang iklim organisasi sekolah dan kinerja mengajar guru.

Disimpulkan bahwa penelitian ini menggunakan metode deskriptif

(32)

Hanna Amalia Mustopa, 2013

hasilnya bisa sesuai dengan pokok permasalahan dan tujuan penelitian yang

diharapkan.

D. Definisi Operasional

Definisi operasional diperlukan untuk menghindari salah pengertian dan

menghindari kesalahpahaman persepsi dengan berbagai konsep yang ada,

sehingga pemikiran penulis disajikan dengan jelas dan tidak bertentangan dengan

konsep yang ada. Untuk itu agar terdapat keseragaman landasan berfikir antara

peneliti dengan pembaca sesuai dengan judul penelitian, yaitu Pengaruh Iklim

Organisasi Sekolah terhadap Kinerja Mengajar Guru di SMA Kartika XIX-3 dan

SMK Kartika XIX-1 Kota Bandung.

Nazir dalam Sudjana (2002:52) mengemukakan bahwa “Definisi operasional adalah suatu definisi yang diberikan kepada suatu variabel dengan

cara memberikan arti atau menspesifikasikan kegiatan ataupun memberikan suatu operasional”.

Sesuai dengan penjelasan diatas, adapun definisi operasional yang akan

dijelaskan berdasakan variabel penelitian adalah sebagai berikut:

1. Iklim Organisasi Sekolah

Iklim Organisasi menurut R. Tagiuri dan G. Litwin (Wirawan: 121) adalah:

Kualitas lingkungan internal organisasi yang secara relatif terus berlangsung, dialami oleh anggota organisasi; mempengaruhi perilaku mereka dan dapat dilukiskan dalam pengertian satu set karakteristik atau sifat organisasi.

Sedangkan menurut Wirawan (2007: 122) mengungkapkan bahwa:

(33)

Hanna Amalia Mustopa, 2013

Sedangkan sekolah menurut Waini Rasyidin (Tatang Syarifudin 2008:

88) menyatakan bahwa “Sekolah adalah suatu satuan system (unit) sosial atau

lembaga sosial yang kekhususan tugasnya ialah melakukan proses pendidikan.”

Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa Iklim

Organisasi Sekolah dapat dikatakan sebagai persepsi atau keadaan

lingkungan sekolah baik secara fisik maupun sosial oleh orang-orang yang

ada didalam sekolah.

Tabel 3.2

Kisi-Kisi Variabel X (Iklim Organisasi Sekolah)

VARIABEL TEORI INDIKATOR SUB INDIKATOR

Variabel X

(Iklim

Organisasi

Sekolah)

Menurut Wirawan

(2007:128) Dimensi Iklim

Lingkungan Fisik

Keadaan Ruang Kerja

Media Pembelajaran

(34)

Hanna Amalia Mustopa, 2013

Organisasi meliputi:  Lingkungan Fisik  Lingkungan Sosial  Lingkungan

Organisasional

Jalan Menuju Sekolah

Bangunan Gedung

Sekolah

Lingkungan Sosial

Hubungan Guru dengan

Kepala Sekolah

Hubungan antar guru

Hubungan guru dengan

peserta didik

Lingkungan

Organisasional

Kepemimpinan

Kejelasan stuktur

Kegiatan rutinitas

2. Kinerja Mengajar Guru

Hasibuan (2001:34) mengemukakan: kinerja (prestasi kerja) adalah

suatu hasil kerja yang dicapai seseorang dalam melaksanakan tugas-tugas

yang dibebankan kepadanya yang didasarkan pada atas kecakapan, pengalaman dan kesungguhan”.

Dalam hal ini kinerja yang dimaksud adalah kinerja mengajar guru.

Pengertian mengajar menurut Sudjana (2004: 3) mengemukakan bahwa

(35)

Hanna Amalia Mustopa, 2013

mengorganisasi lingkungan yang ada disekitar siswa, sehingga dapat mendorong dan menumbuhkan siswa melakukan kegiatan belajar”.

Tugas guru tidak hanya mentransfer pengetahuan (transfer of

knowledge) akan tetapi lebih dari itu, yaitu membelajarkan anak supaya dapat

berpikir kreatif dan komprehensif, untuk membentuk kompetensi dan

pencapaian makna yang tertinggi.

Secara umum menurut Syaiful Sagala (2010: 226), ada tiga pokok dalam strategi mengajar, yakni: “perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran dan penilaian hasil pembelajaran”. Ketiga tahapan ini harus ditempuh pada setiap saat melaksanakan pengajaran. Jika, satu tahapan

tersebut ditinggalkan, maka sebenarnya tidak dapat dikatakan telah terjadi

proses pengajaran.Kompetensi atau kemampuan profesional merupakan

kemampuan yang harus dimiliki oleh guru untuk dapat melaksanakan tugas

dengan sebaik-baiknya.

Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa kinerja

mengajar guru yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu kemampuan

merencanakan pembelajaran, melaksanakan pembelajaran dan penilaian atau

evaluasi hasil pembelajaran sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai

secara maksimal.

Tabel 3.3

Kisi-kisi Variabel Y (Kinerja Mengajar Guru)

Perencanaan

Pengajaran

Menetapkan Tujuan Pengajaran

(36)
(37)

Hanna Amalia Mustopa, 2013

kesulitan-kesulitan belajar siswa

E. Instrumen Penelitian

Sugiyono (2011:137) menyatakan bahwa: “Alat ukur dalam penelitian biasanya dinamakan instrumen penelitian. Jadi instrument penelitian adalah suatu alat yang digunakan mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati”. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket tertutup terdiri dari

30 butir pernyataan untuk variabel X (Iklim Organisasi Sekolah) dan 30 butir

pernyataan untuk variabel Y (Kinerja Mengajar Guru). Dimana setiap butir

pernyataan mewakili aspek dalam penelitian ini.

F. Proses Pengembangan Instrumen

Untuk mendapatkan hasil penelitian yang tingkat akurasinya meyakinkan,

dibutuhkan alat pengumpul data (angket) yang baik.Baik tidaknya kualitas suatu

alat pengumpul data (angket) ditentukan oleh dua kriteria utama yaitu validitas

dan reliabilitas.

Untuk mengetahui validitas dan reliabilitas suatu alat pengumpul data,

peneliti perlu melakukan uji coba terhadap alat pengumpul data tersebut. Tujuan

dari uji coba ini adalah untuk mengetahui kelemahan-kelemahan yang mungkin

terjadi, baik itu dalam pernyataan maupun dalam alternatif jawaban. Sugiono (2002: 97) menegaskan bahwa “Instrumen yang tidak diuji validitas dan reliabilitasnya bila digunakan untuk penelitian akan menghasilkan data yang sulit dipercaya kebenarannya”.

1. Uji Validitas Instrumen

Suatu instrumen disusun untuk mengumpulkan data yang diperlukan,

(38)

Hanna Amalia Mustopa, 2013

harus memiliki tingkat kebenaran yang tinggi sebab akan menentukan kualitas

penelititan. Uji validitas merupakan salah satu usaha penting yang harus

dilakukan peneliti guna mengukur kevalidan dari instrumen.

Validitas atau kesahihan adalah menunjukkan sejauh mana suatu alat

ukur mampu mengukur apa yang ingin diukur. Akdon (2008 :143) menegaskan “Validitas diartikan lebih luwes yaitu mengukur apa yang hendak diukur (ketepatan)”.

Validitas Konstruk adalah validitas yang berkaitan dengan

kesanggupan alat ukur dalam mengukur pengertian suatu konsep yang

diukurnya. Menurut Jack R. Fraenkel (Sofyan Siregar, 2010: 163) “Penentuaan validitas konstruk merupakan yang terluas cakupannya dibanding dengan validitasi lainnya”

Cara menguji Validitas Konstruk yaitu, Langkah pertama, menghitung

harga korelasi setiap butir dengan menggunakan Rumus Product

Momentsebagai berikut:

rxy =

√ √

(Akdon, 2008 : 145)

Keterangan :

N = jumlah responden

X = skor setiap item

Y = skor total

(∑X)² = kuadrat jumlah skor item ∑X² = jumlah kuadrat skor item ∑Y² = jumlah kuadrat skor item (∑Y)² = kuadrat jumlah skor total

(39)

Hanna Amalia Mustopa, 2013

Langkah kedua,menghitung Uji-t dengan rumus :

Keterangan :

Langkah selanjutnya jika sudah didapat hasil uji-t maka selanjutnya

mencari nilai ttabel apabila diketahui signifiknsi untuk α = 0,05% dan derajat

kebebasan (dk) = n – 2, dengan uji satu pihak. Kemudian membuat keputusan

dengan membandingkannya thitung dengan ttabel dimana kaidah keputusannya

adalah :

Jika : t hitung > t tabel berarti Valid, dan

t hitung < t tabel berarti Tidak Valid

Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan rumus

diatas.Dibawah ini adalah hasil pehitungan uji validitas angket untuk variabel

X (Iklim Organisasi Sekolah) dan variabel Y (Kinerja Mengajar Guru).

Validitas tiap item untuk kedua variabel adalah sebagai berikut:

1) Variabel X (Iklim Organisasi Sekolah)

Dari hasil perhintungan data variabel X (Iklim Organisasi Sekolah)

diperoleh skor dari 10 responden, masing-masing sebagai berikut:

114 74 82 118 122 107 120 128 150 106

thitung =

thitung = nilai thitung

R = koefisien korelari hasil rhitung

(40)

Hanna Amalia Mustopa, 2013

Selanjutnya nilai skor total tersebut dikorelasikan dengan jumlah skor tiap

item dengan menggunakan rumus korelasi Product Moment. Adapun contoh

perhitungan uji validitas variabel X untuk item no. 1 sebagai berikut:

Tabel 3.4

Uji Validitas Variabel X Item No.1

Item No. 1

No. X Y X2 Y2 XY

1 3 114 9 12996 342

2 1 74 1 5476 74

3 3 82 9 6724 246

4 4 118 16 13924 472

5 5 122 25 14884 610

6 4 107 16 11449 428

7 5 120 25 14400 600

8 2 128 4 16384 256

9 5 150 25 22500 750

10 2 106 4 11236 212

JUMLAH ∑X ∑Y ∑X2 ∑Y2 ∑XY

34 1121 134 129973 3990

=

(41)

Hanna Amalia Mustopa, 2013

=

=

= 0,634

Setelah mendapatkan dengan rumus Product Moment maka

selanjutnya peneliti menghitung uji-t dengan rumus:

=

=

= 2,33

Berdasarkan hasil perhitungan di atas, maka diperoleh adalah

2,33 Untuk dengan α = 0,05 dan dk = (n-2) = (10-2) = 8 diperoleh ttabel =

1,771 Sehingga kesimpulannya, item no. 1 dinyatakan valid karena

(2,33) > (1,771), untuk selanjutnya yaitu item no. 2 sampai

dengan no. 30 dihitung dengan menggunakan cara yang sama.

Setelah melalui proses perhitungan dapat disimpulkan bahwa item no.

1 sampai dengan no. 30 seluruh item lainnya dinyatakan valid karena

> ..

Tabel 3.5

(42)
(43)

Hanna Amalia Mustopa, 2013

24 0,79 3,59 1.771 Valid

25 0,67 2,49 1.771 Valid

26 0,76 3,28 1.771 Valid

27 0,81 3,84 1.771 Valid

28 0,66 2,48 1.771 Valid

29 0,69 2,67 1.771 Valid

30 0,68 2,59 1.771 Valid

2) Variabel Y (Kinerja Mengajar Guru)

Dari hasil perhintungan data variabel Y (Kinerja Mengajar Guru)

diperoleh skor dari 10 responden, masing-masing sebagai berikut:

122 139 133 112 135 123 66 131 104 102

Selanjutnya nilai skor total tersebut dikorelasikan dengan jumlah skor tiap

item dengan menggunakan rumus korelasi Product Moment. Adapun contoh

perhitungan uji validitas variabel Y untuk item no. 2 adalah sebagai berikut:

Tabel 3.6

Uji Validitas Variabel Y Item No.2

Item No. 2

No. X Y X2 Y2 XY

1 4 122 16 14884 488

2 5 139 25 19321 695

3 5 133 25 17689 665

4 4 112 16 12544 448

(44)

Hanna Amalia Mustopa, 2013

6 4 123 16 15129 492

7 1 66 1 4356 66

8 5 131 25 17161 655

9 4 104 16 10816 416

10 5 102 25 10404 510

JUMLAH ∑X ∑Y ∑X2 ∑Y2 ∑XY

42 1167 190 140529 5110

=

=

=

= 0,8586

Setelah mendapatkan dengan rumus Product Moment maka

selanjutnya peneliti menghitung uji-t dengan rumus:

=

=

(45)

Hanna Amalia Mustopa, 2013

dihitung dengan menggunakan cara yang sama.

Setelah melalui proses perhitungan dapat disimpulkan bahwa item no. 1

sampai dengan item no.30, seluruh item dinyatakan valid karena >

Tabel 3.7

Uji Validitas Variabel Y (Kinerja Mengajar Guru)

(46)

Hanna Amalia Mustopa, 2013

13 0,67 2,51 1.771 Valid

14 0,65 2,42 1.771 Valid

15 0,64 2,36 1.771 Valid

16 0,69 2,64 1.771 Valid

17 0,68 2,59 1.771 Valid

18 0,59 2,05 1.771 Valid

19 0,74 3,09 1.771 Valid

20 0,84 4,27 1.771 Valid

21 0,61 2,17 1.771 Valid

22 0,84 4,33 1.771 Valid

23 0,75 3,16 1.771 Valid

24 0,84 4,27 1.771 Valid

25 0,62 2,24 1.771 Valid

26 0,62 2,19 1.771 Valid

27 0,64 2,35 1.771 Valid

28 0,84 4,33 1.771 Valid

29 0,85 4,56 1.771 Valid

30 0,89 5,28 1.771 Valid

2. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas dilakukan untuk mengetahui sejauh mana hasil

pengukuran tetap konsisten. Arikunto (2002: 154) berpendapat bahwa :

Instrumen yang reliabel, yaitu instrumen yang menghasilkan data yang

benar, dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data,

berapa kalipun instrumen tersebut diambil, maka hasilnya akan

(47)

Hanna Amalia Mustopa, 2013

Pengujian reliabilitas instrumen dilakukan dengan teknik belah dua

(split half), yakni butir-butir instrumen dibelah menjadi dua kelompok ganjil

dan genap. Berikut Rumus yang digunakan untuk uji reabilitas (Akdon,

2008:148)

Keterangan :

r11 = reabilitas internal seluruh instrumen

rb = korelasi product moment antara belahan ganjil dan genap

Uji reliabilitas instrument dilakukan dengan menggunakan teknik

belah dua dengan membagi dua menjadi kelompok skor item ganjil dan skor

item genap. Selanjutnya kedua kelompok tersebut dikorelasikan dengan

menggunakan rumus korelasi Spearman Brown. Pengujian realibilitas ini akan

diuraikan sebagai berikut:

1) Variabel X (Iklim Organisasi Sekolah)

a. Dari hasil uji coba, diperoleh skor-skor sebagai berikut:

1) Skor Item Ganjil

62, 51, 55, 58, 64, 53, 62, 67, 75, 51

2) Skor Item Genap

51, 40, 43, 56, 56, 55, 57, 64, 75, 53

b. Mencari reliabilitas instrument, terlebih dahulu mencari korelasi Product

Moment antara belahan pertama dan kedua (genap dan ganjil), sebagai

berikut:

Tabel 3.8

Reabilitas Varibel X (Iklim Organisasi Sekolah)

(48)

Hanna Amalia Mustopa, 2013

No. X

(Ganjil)

Y

(Genap) X2 Y2 XY

1 62 51 3844 2601 3162

2 51 40 2601 1600 2040

3 55 43 3025 1849 2365

4 58 56 3364 3136 3248

5 64 56 4096 3136 3584

6 53 55 2809 3025 2915

7 62 57 3844 3249 3534

8 67 64 4489 4096 4288

9 75 75 5625 5625 5625

10 51 53 2601 2809 2703

598 550 36298 31126 33464

=

=

=

(49)

Hanna Amalia Mustopa, 2013

c. Setelah diketahui nilai korelasi Product Moment antara belahan pertama

dan kedua (genap dan ganjil), maka selanjutnya mencari reliabilitas

instrument sebagai berikut:

=

= 0, 911

Berdasarkan hasil perhitungan di atas, maka harga adalah 0,911

sedangkan apabila dk = 15-2 = 13 dengan tingkat kepercayaan 95%

adalah 0,55 Artinya (0,911) > (0,55), maka Ho ditolak. Dapat

disimpulkan bahwa terdapat korelasi yang signifikan antara skor item

ganjil dan skor item genap, maka variabel X dapat dinyatakan reliabel.

2) Variabel Y (Kinerja Mengajar Guru)

a. Dari hasil uji coba, diperoleh skor-skor sebagai berikut:

1) Skor Item Ganjil

61, 69, 71,56, 65, 61, 45, 63 52,56

2) Skor Item Genap

46, 60, 53, 70, 55, 66, 51, 65, 58, 58

b. Mencari reliabilitas instrument, terlebih dahulu mencari korelasi Product

Moment antara belahan pertama dan kedua (genap dan ganjil), sebagai

berikut:

Tabel 3.9

(50)

Hanna Amalia Mustopa, 2013

No. X

(Ganjil)

Y

(Genap) X2 Y2 XY

1 61 46 3721 2116 2806

2 69 60 4761 3600 4140

3 71 53 5041 2809 3763

4 56 70 3136 4900 3920

5 65 55 4225 3025 3575

6 61 66 3721 4356 4026

7 45 51 2025 2601 2295

8 63 65 3969 4225 4095

9 52 58 2704 3364 3016

10 56 58 3136 3364 3248

599 582 36439 34360 34884

=

=

(51)

Hanna Amalia Mustopa, 2013

c. Setelah diketahui nilai korelasi Product Moment antara belahan pertama

dan kedua (genap dan ganjil), maka selanjutnya mencari reliabilitas

instrument sebagai berikut:

=

= 0,082

Berdasarkan hasil perhitungan di atas, maka harga adalah 0,082

sedangkan apabila dk = 10-2= 8 dengan tingkat kepercayaan 95%

adalah 0,55 . Artinya (0,082) > (0,55), maka Ho ditolak. Dapat

disimpulkan bahwa terdapat korelasi yang signifikan antara skor item ganjil dan skor item genap, maka variabel Y dapat dinyatakan reliabel.

G. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah-langkah yang dilakukan

oleh peneliti untuk memperoleh data dalam usaha pemecahan masalah penelitian.

Sebagaimana yang dikemukakan oleh Hermawan Wasito (Sofyan Siregar, 2010:

60), bahwa:

Pengumpulan data merupakan langkah yang amat penting dalam

penelitian. Data yang terkumpul akan digunakan sebagai bahasa analisis

dan pengujian hipotesis yang telah dirumuskan. Oleh karena itu,

pengumpulan data harus dilakukan dengan sistematis, terarah, dan sesuai

dengan masalah penelitian.

Telah dijelaskan hal tersebut bahwa dalam teknik pengumpulan data erat

hubungannya dengan masalah penelitian yang akan dipecahkan. Dalam

penelitian, penggunaan teknik dan alat pengumpul data yang tepat (sesuai) dapat

membantu pencapaian hasil (pemecahan masalah).Teknik pengumpulan data

(52)

Hanna Amalia Mustopa, 2013

dalam penelitian inimenggunakan angket mengenai Pengaruh Iklim Organisasi

Sekolah terhadap Kinerja Mengajar Guru di SMA Kartika XIX-3 dan SMK

Kartika XIX-1 Bandung.

Angket yaitu seperangkat daftar pertanyaan maupun pernyataan tertulis

kepada responden yang menjadi anggota sampel penelitian (Arikunto, 2002:

200). Sejalan dengan pendapat Surakhmad (Arikunto, 2002: 202) yang mengemukakan bahwa: “Pada umumnya ada dua bentuk angket yaitu angket berstruktur dan angket yang tidak berstruktur”. Berdasarkan pendapat tersebut, untuk mengukur variabel X dan variabel Y, dalam penelitian ini digunakan

angket berstruktur (tertutup) yang berisikan kemungkinan-kemungkinan atau

jawaban yang telah tersedia, Seperti pendapat Sanafiah Faisal (Sofyan Siregar,

2010: 159) yang menyatakan bahwa:

Angket yang menghendaki jawaban pendek atau jawabannya diberikan

dengan memberi tanda tertentu, disebut angket tertutup. Angket demikian bisanya meminta jawaban yang membutuhkan tanda “check” (√) pada item yang termasuk dalam alternatif jawaban.

Dalam menyusun angket, peneliti melakukan langkah-langkah sebagai

berikut :

1. Menentukan variabel yang akan diteliti, yaitu Iklim Organisasi Sekolah untuk

variabel X dan Kinerja Mengajar Guru untuk variabel Y.

2. Menentukan sub variabel dan indikator dari setiap variabel.

3. Mengidentifikasi masing-masing indikator penelitian berdasarkan pada

teori-teori yang telah dikemukakan pada BAB II

4. Menyusun kisi-kisi angket

5. Menyusun pernyataan-pernyataan dari setiap variabel, disertai dengan alternatif jawabannya.

6. Menetapkan kriteria pemasukan skor untuk setiap alternatif jawaban, yaitu

(53)

Hanna Amalia Mustopa, 2013

Tabel 3.10

Kriteria Pengkuruan Alternatif Jawaban Dari Likert Variabel X dan variabel Y

Alternatif Jawaban Bobot

Variabel X Variabel Y

Selalu 5 5

Sering 4 4

Kadang-kadang 3 3

Jarang 2 2

Tidak Pernah 1 1

H. Teknik Pengolahan Data Angket

Setelah seleksi semua data terkumpul, maka langkah selanjutnya adalah

pengolahan data. Pengolahan data merupakan aspek yang paling penting untuk

mendapatkan jawaban terhadap masalah yang diteliti sehingga dapat memberikan

makna dan arti tertentu. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Surakhmad

(Arikunto, 2002:129) bahwa :

Mengolah data adalah usaha konkrit untuk membuat data itu “berbicara” sebab betapapun besarnya jumlah dan tingginya nilai data yang terkumpul

(sebagai hasil fase pelaksanaan pengumpulan data), apabila tidak disusun

dalam suatu organisasi dan diolah menurut sistematika yang baik, niscaya

data itu tetap merupakan bahan-bahan bisu “seribu bahasa”.

Berdasarkan pendapat diatas, maka dapat disimpulkan bahwa dalam

pengolahan data harus dilakukan dengan langkah-langkah secara sistematis

(54)

Hanna Amalia Mustopa, 2013

kesimpulan. Adapun langkah-langkah yang dilakukan setelah data terkumpul

adalah sebagai berikut:

a. Menghitung kecenderungan umum jawaban responden terhadap

variabel penelitian dengan menggunakan teknik Weight Means Scored

(WMS)

Teknik Weight Means Scored (WMS) ini digunakan untuk menentukan

kedudukan setiap item serta untuk menggambarkan keadaan atau

kecenderungan tingkat kesesuaian dengan kriteria yang telah ditetapkan

sebelumnya. Adapun rumus dari WMS adalah sebagai berikut :

Dimana :

̅= Rata-rata skor responden

X = Jumlah Skor dari setiap alternatif jawaban responden n = Jumlah Responden

Setelah diketahui skor rata-rata harga ̅ dikonsultasikan dengan

kriteria hasil perhitungan kecenderungan skor rata–rata yang masing-masing

kriterianya adalah berikut:

Tabel 3.11

Konsultasi Hasil Perhitungan WMS

Rentang Nilai Kriteria Penafsiran

Variabel X Variabel Y

4,01 - 5,00 Sangat baik Selalu Selalu

Gambar

Tabel 3.1 Jumlah Populasi Penelitian
Gambar 3.1 Desain Penelitian
Tabel 3.2 Kisi-Kisi Variabel X (Iklim Organisasi Sekolah)
Tabel 3.3 Kisi-kisi Variabel Y (Kinerja Mengajar Guru)
+7

Referensi

Dokumen terkait

5 PT TERASIS EROJAYA 6 PT CINIPTA TRIUTAMA JAYA 7 KOMLA CONSULTING ENGINEERS 8 PT PROSPERA CONSULTING ENGINEERS 9 PT INTIMULYA MULTIKENCANA 10 PT RASICIPTA CONSULTAMA 11 PT KANTA

[r]

Algoritma Vigenere cipher digunakan untuk mengenkripsi pesan, kemudian hasilnya dienkripsi menggunakan algoritma Myszkowski transposition untuk menutupi kelemahan dari algoritma

[r]

Hal ini juga melatari sikap ‘defensif’ perempuan Jepang terhadap politik, yang dianggap sebagai pekerjaan yang ‘kotor’, dekat dengan korupsi, tidak sesuai dengan

Urutan penelitian dibedakan menjadi dua bagian utama, yaitu penelitian secara fisik, dilaksanakan di Laboraturium Hidrolika Departemen Teknik Sipil Fakultas Teknik

PENERAPAN MODEL TIME TOKEN UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA SD DALAM PEMBELAJARAN IPS.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Pada Penulisan Ilmiah ini penulis akan membuat perancangan website mengenai penjualan produk Hammer secara online dengan menggunakan PHP dan Macromedia Dreamwever 8, dimana