• Tidak ada hasil yang ditemukan

Data dari hasil tiap-tiap tabel dapat dibentuk dengan menggunakan grafik sebagai berikut :

Grafik pada tabel 4.1 dan tabel 4.2 dapat dilihat dari bentuk grafik sebagai berikut:

Gambar 4.1 Grafik antara beban dengan kecepatan dengan pengaturan frekuensi

Dari grafik, dapat mengetahui bahwa :

1.Untuk frekuensi 40 Hz dengan tegangan 380 V menghasilkan putaran paling tinggi pada nilai 2297 rpm.

2. Untuk frekuensi 42,5 Hz dengan tegangan 380 V menghasilkan putaran paling tinggi pada nilai 2376 rpm.

3. Untuk frekuensi 45 Hz dengan tegangan 380 V menghasilkan putaran paling tinggi pada nilai 2570 rpm.

4. Untuk frekuensi 47,5 Hz dengan tegangan 380 V menghasilkan putaran paling tinggi pada nilai 2687 rpm.

0 500 1000 1500 2000 2500 3000 3500 4000 15 22 30 35 45 58 60 75 380 V 385 V 390 V 395 V 400 V 405 V 410 V 415 V 20 40 60 80 kW RPM

5. Untuk frekuensi 50 Hz dengan tegangan 380 V menghasilkan putaran paling tinggi pada nilai 2924 rpm.

6. Untuk frekuensi 52,5 Hz dengan tegangan 380 V menghasilkan putaran paling tinggi pada nilai 3080 rpm.

7. Untuk frekuensi 55 Hz dengan tegangan 380 V menghasilkan putaran paling tinggi pada nilai 3267 rpm.

8. Untuk frekuensi 57,5 Hz dengan tegangan 380 V menghasilkan putaran paling tinggi pada nilai 3397 rpm.

Gambar 4.2 Grafik antara beban dengan kecepatan dengan pengaturan tegangan

Dari grafik, dapat mengetahui bahwa :

1. Untuk tegangan pada nilai 380 V dengan frekuensi 50 Hz menghasilkan putaran paling tinggi pada nilai 2994 rpm.

0 500 1000 1500 2000 2500 3000 3500 4000 15 22 30 35 45 58 60 75 380 V 385 V 390 V 395 V 400 V 405 V 410 V 415 V 20 40 60 80 kW

2. Untuk tegangan pada nilai 385 V dengan frekuensi 50 Hz menghasilkan putaran paling tinggi pada nilai 3084 rpm.

3. Untuk tegangan pada nilai 390 V dengan frekuensi 50 Hz menghasilkan putaran paling tinggi pada nilai 3100 rpm.

4. Untuk tegangan pada nilai 395 V dengan frekuensi 50 Hz menghasilkan putaran paling tinggi pada nilai 3140 rpm.

5. Untuk tegangan pada nilai 400 V dengan frekuensi 50 Hz menghasilkan putaran paling tinggi pada nilai 3190 rpm.

6. Untuk tegangan pada nilai 405 V dengan frekuensi 50 Hz menghasilkan putaran paling tinggi pada nilai 3240 rpm.

7. Untuk tegangan pada nilai 410 V dengan frekuensi 50 Hz menghasilkan putaran paling tinggi pada nilai 3280 rpm.

8. Untuk tegangan pada nilai 415 V dengan frekuensi 50 Hz menghasilkan putaran paling tinggi pada nilai 3299 rpm.

Gambar 4.3Grafik daya masukan dari motor terhadap debit air

Dari grafik, dapat mengetahui bahwa :

1.Untuk debit 26,7m6/jam menggunakan motor induksi sebesar 75 kWatt agar sesuai dengan yang diperlukan oleh pompa air boiler.

2. Untuk debit 24,5m6/jam menggunakan motor induksi sebesar 60 kWatt agar sesuai dengan yang diperlukan oleh pompa air boiler.

3. Untuk debit 22m6/jam menggunakan motor induksi sebesar 58 kWatt agar sesuai dengan yang diperlukan oleh pompa air boiler.

4. Untuk debit 20 m6/jam menggunakan motor induksi sebesar 45 kWatt agar sesuai dengan yang diperlukan oleh pompa air boiler.

5. Untuk debit 18 m6/jam menggunakan motor induksi sebesar 35 kWatt agar sesuai dengan yang diperlukan oleh pompa air boiler.

0% 5% 10% 15% 20% 25% 30% 20 75% 60% 58% 45% 35% 30% 22% 15%

Daya Input Motor HP BHP terhadap debit m3/jam 25 20 15 10 5

Daya Masukan dari motor terhadap debit air

6. Untuk debit 14,5m6/jam menggunakan motor induksi sebesar 30 kWatt agar

sesuai dengan yang diperlukan oleh pompa air boiler.

7. Untuk debit 11 m6/jam menggunakan motor induksi sebesar 22 kWatt agar sesuai

dengan yang diperlukan oleh pompa air boiler.

8. Untuk debit 8,5m6/jam menggunakan motor induksi sebesar 15 kWatt agar sesuai

dengan yang diperlukan oleh pompa air boiler.

Pada tabel 4.7 dapat dilihat dari bentuk grafik sebagai berikut :

Gambar 4.4 Grafik daya masukan dari motor terhadap cos phi

Dari grafik, dapat mengetahui bahwa : 0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8 0.9 1 15 kW 22 kW 30 kW 35 kW 45 kW 58 kW 60 kW 75 kW Series1 Daya masukan dari motor terhadap Cos phi 15 30 45 60 75 kW

1. Untuk cos phi 0,18 menggunakan motor induksi sebesar 15 kWatt agar sesuai dengan yang diperlukan oleh pompa air boiler.

2. Untuk cos phi 0,26 menggunakan motor induksi sebesar 22 kWatt agar sesuai dengan yang diperlukan oleh pompa air boiler.

3. Untuk cos phi 0,36 menggunakan motor induksi sebesar 30 kWatt agar sesuai dengan yang diperlukan oleh pompa air boiler.

4. Untuk cos phi 0,42 menggunakan motor induksi sebesar 35 kWatt agar sesuai dengan yang diperlukan oleh pompa air boiler.

5. Untuk cos phi 0,54 menggunakan motor induksi sebesar 45 kWatt agar sesuai dengan yang diperlukan oleh pompa air boiler.

6. Untuk cos phi 0,69 menggunakan motor induksi sebesar 58 kWatt agar sesuai dengan yang diperlukan oleh pompa air boiler.

7. Untuk cos phi 0,72 menggunakan motor induksi sebesar 60 kWatt agar sesuai dengan yang diperlukan oleh pompa air boiler.

8. Untuk cos phi 0,89 menggunakan motor induksi sebesar 75 kWatt agar sesuai dengan yang diperlukan oleh pompa air boiler.

Gambar 4.5 Grafik efisiensi motor pompa air boiler terhadap daya motor yang

aaaaaaaaaaaaaadigunakan (%)

Dari grafik, dapat mengetahui bahwa :

1. Untuk cos phi 0,18 menggunakan motor induksi sebesar 70,8 % dari penggunaan motor induksi saat beban penuh agar sesuai dengan yang diperlukan oleh pompa air boiler.

2. Untuk cos phi 0,26 menggunakan motor induksi sebesar 58,3 % dari penggunaan motor induksi saat beban penuh agar sesuai dengan yang diperlukan oleh pompa air boiler.

3. Untuk cos phi 0,36 menggunakan motor induksi sebesar 54,6 % dari penggunaan motor induksi saat beban penuh agar sesuai dengan yang diperlukan oleh pompa air boiler. 0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 1 2 3 4 5 6 7 8 Seri… Efisiensi motor induksi terhadap pompa air boiler 15 30 45 60 75 kW

4. Untuk cos phi 0,42 menggunakan motor induksi sebesar 57,1 % dari penggunaan motor induksi saat beban penuh agar sesuai dengan yang diperlukan oleh pompa air boiler.

5. Untuk cos phi 0,54 menggunakan motor induksi sebesar 48,1 % dari penggunaan motor induksi saat beban penuh agar sesuai dengan yang diperlukan oleh pompa air boiler.

6. Untuk cos phi 0,69 menggunakan motor induksi sebesar 40,7 % dari penggunaan motor induksi saat beban penuh agar sesuai dengan yang diperlukan oleh pompa air boiler.

7. Untuk cos phi 0,72 menggunakan motor induksi sebesar 42,5 % dari penggunaan motor induksi saat beban penuh agar sesuai dengan yang diperlukan oleh pompa air boiler.

8. Untuk cos phi 0,89 menggunakan motor induksi sebesar 36,5 % dari penggunaan motor induksi saat beban penuh agar sesuai dengan yang diperlukan oleh pompa air boiler.

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Dokumen terkait