Tabel Rincian Nilai AKIP Sekjen Tahun 2018
KOMPONEN PENILAIAN BOBOT NILAI 2017 NILAI 2018
Perencanaan Kinerja 30% 25,11 25,71
Pengukuran Kinerja 25% 18,13 18,75
Pelaporan Kinerja 15% 12,08 12,12
Evaluasi Kinerja 10% 7,50 7,64
Capaian Kinerja 20% 13,97 14,64
Nilai Evaluasi AKIP 100% 76,79 (BB) 78,86 (BB)
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa komponen yang mengalami peningkatan nilai yang cukup signifikan ada pada komponen perencanaan kinerja, pengukuran kinerja, dan capaian kinerja, sedangkan untuk kedua komponen lainnya hanya mengalami sedikit peningkatan dari nilai tahun sebelumnya. Berdasarkan hasil evaluasi yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa dokumen AKIP Setjen telah disusun sesuai dengan pedoman penyusunan dokumen AKIP yang terdapat di Peraturan Menteri Luar Negeri Nomor 4 tahun 2018.
Penilaian Prestasi “BB” dengan range nilai >70-80 tersebut memiliki arti “Sangat Baik”, yang menunjukan tingkat efektivitas dan efisiensi penggunaan anggaran dibandingkan dengan capaian kinerja, kualitas pembangunan budaya kinerja birokrasi dan penyelenggaraan pemerintahan yang berorientasi pada hasil di Sekretariat Jenderal telah menunjukkan hasil yang sangat baik.
Grafik Nilai Prestasi AKIP Sekretariat Jenderal Tahun 2015-2018
2019 43 Berdasarkan hasil Evaluasi Inspektorat Jenderal, keberhasilan peningkatan nilai evaluasi AKIP Sekretariat Jenderal tahun 2018 antara lain dipengaruhi oleh beberapa faktor sebagai berikut:
a) Dokumen perencanaan kinerja Sekretariat Jenderal berupa Renstra, PK dan RKT telah disusun sesuai format yang ditentukan dalam Peraturan Menteri Luar Negeri No. 4 Tahun 2018 dan disampaikan tepat waktu. Ketiga dokumen tersebut juga saling selaras satu dengan yang lainnya;
b) Dokumen perencanaan Sekretariat Jenderal juga telah dipublikasikan melalui website Kementerian Luar Negeri (www.kemlu.go.id) yang memudahkan akses bagi publik untuk mengetahui pelaksanaan tugas pokok dan fungsi pemerintahan (c.q Sekretariat Jenderal) dalam mendukung akuntabilitas kinerja;
c) Seluruh tujuan Renstra telah dilengkapi dengan ukuran keberhasilan dan target pencapaiannya. Sasaran telah dilengkapi dengan indikator, target capaian dan Indikator Kinerja Utama (outcome dan output) telah memenuhi kriteria indikator kinerja yang baik.
d) Sekretariat Jenderal telah memiliki IKU sebagai alat ukur keberhasilan entitas organisasi. IKU tersebut merupakan cascading dari IKU Kementerian Luar Negeri. IKU tersebut telah diturunkan ke tingkat eselon II, III dan IV. Setjen telah memiliki formulasi pengukuran masing-masing IKU dan telah diformalkan dalam dokumen Manual IKU.
e) Sementara itu, Kesetjenan juga dinilai telah memanfaatkan dokumen perencanaan, penganggaran dan penilaian kinerja dengan baik sebagai acuan dalam pelaksanaan kegiatan dan penyusunan pelaporan kinerja. Pengumpulan data kinerja sudah dilakukan secara berjenjang dan sudah dikembangkan menggunakan teknologi informasi. Pengumpulan data kinerja dapat diandalkan dan dilakukan secara berkala.
f) Dalam pelaporan kinerja telah disusun dan disampaikan tepat waktu serta menunjukkan adanya perbandingan pencapaian sasaran secara berkala dari tahun 2014-2018 serta perbandingan capaian kinerja dan anggaran. Penetapan target sasaran juga telah disesuaikan dengan kondisi/kemampuan pencapaian;
g) Langkah selanjutnya yang ditingkatkan adalah menggunakan hasil evaluasi atas program tersebut untuk perbaikan pelaksanaan program selanjutnya. Realisasi evaluasi kinerja telah ditunjukkan dengan upaya perbaikan Indikator Kinerja Utama pada tahun 2018 yang terukur dan berorientasi hasil melalui penetapan IKU berbasis Balanced Scorecard;
h) Pencapaian Kinerja telah dinilai dari aspek pencapaian target, keandalan data dan kualitas data kinerja yang lebih baik serta keselarasan capaian sasaran yang berorientasi outcome.
Tercatat capaian kinerja Setjen pada Tahun 2018 mencapai 96,97% dan realisasi anggaran sebesar 94,60%. Capaian kinerja tahun 2018 diperoleh dari hasil pengukuran kinerja, yang dilakukan dengan membandingkan antara realisasi kinerja dengan target kinerja yang telah ditetapkan.
Untuk penyempurnaan nilai AKIP Sekretariat Jenderal kedepannya, Inspektorat Jenderal memberikan beberapa rekomendasi diantaranya sebagai berikut:
a) Menyajikan Realisasi anggaran per IKU guna memudahkan dalam melakukan monitoring dan evaluasi pelaksanaan program;
2019 44 b) Mengkaji penerapan Reward and Punishment dalam hal pencapaian target kinerja dalam
Perjanjian Kinerja di lingkungan Sekretariat Jenderal;
c) Meningkatkan kualitas evaluasi akuntabilitas kinerja, evaluasi atas program kinerja serta evaluasi atas program, dengan memberikan simpulan keberhasilan atau ketidakberhasilan, perubahan yang terjadi atau tidak terjadi akibat dilaksanakannya suatu program;
d) Memperhatikan mekanisme sistem pengumpulan dan pengukuran data kinerja yang handal;
e) Melengkapi dokumen SAKIP dengan data pendukung;
f) Memanfaatkan hasil pengukuran (capaian) kinerja mulai dari setingkat eselon IV ke atas dikaitkan dengan pemberian Reward and Punishment;
g) Menyajikan informasi tentang analisis efisiensi penggunaan sumber daya dalam LKJ.
Tantangan
Dalam menjalankan Sistem AKIP, masih terdapat beberapa kendala sehingga nilai evaluasi AKIP belum sepenuhnya memperoleh nilai yang sangat baik. Adapun tantangan/kendala yang masih dihadapi antara lain: Target kinerja eselon III dan IV belum dimonitor pencapaiannya serta digunakan untuk pengendalian maupun pemantauan kinerja secara berkala.
Upaya Mengatasi
Dalam rangka mengatasi kendala/tantangan yang dihadapi, BPO selaku koordinator secara intensif terus melakukan asistensi dan bimbingan teknis kepada seluruh Satker di lingkungan Setjen dalam penyusunan dokumen AKIP. Kualitas dokumen AKIP satker di lingkungan Setjen akan berpengaruh pada kualitas dokumen AKIP Sekretariat Jenderal. Dalam kaitan dokumen perjanjian kinerja dan indikator kinerja individu, BPO telah menginisiasi penyusunan perjanjian kinerja di level eselon III sampai dengan level pelaksana.
Proyeksi ke Depan
Untuk tahun mendatang, sejalan dengan amanat Permenlu Nomor 4 tahun 2018 tentang Pedoman Sistem Manajemen Kinerja Kemenlu dan Perwakilan RI, maka penyusunan dokumen Perjanjian Kinerja akan dilakukan mulai dari level Sekjen sampai dengan level pelaksana di seluruh Satker di lingkungan Setjen. Selain itu, pengelolaan dan pemantauan capaian kinerja akan dilakukan lebih baik lagi dengan memanfaatkan capaian kinerja sebagai dasar pemberian reward and punishment.
2019 45 III.3 Capaian Kinerja: Learning & Growth Perspective
ata kelola organisasi adalah suatu sistem maupun proses decion-making (pengambilan keputusan) dalam suatu organisasi dan suatu proses bagaimana keputusan-keputusan pada tingkat manajemen (pimpinan) diimplementasikan atau tidak diimplementasikan.
Dalam hal ini, tata kelola organisasi BPO yang baik dipengaruhi oleh 2 Indikator Kinerja Utama, yaitu nilai AKIP BPO dan indeks engagement pegawai di BPO.
Adapun capaian rata-rata SS Tata Kelola Organisasi BPO yang Baik sebesar 99,74%
sebagaimana dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
No. Indikator Kinerja
Analisis IKU-1 : Nilai Evaluasi AKIP BPO
Pencapaian sasaran strategis “Tata Kelola Organisasi Biro Perencanaan dan Organisasi (BPO) yang Baik” diperoleh dari pencapaian Indikator Kinerja Utama (IKU) “Nilai Evaluasi AKIP BPO”. Penilaian nilai Evaluasi AKIP pada tingkat Eselon II untuk pertama kalinya diselenggarakan Kemenlu pada tahun 2018. Hal ini sejalan dengan amanat PermenPAN dan RB No. 53 tahun 2014 yang mewajibkan penilaian Evaluasi AKIP untuk tingkat K/L sampai pada jenjang Eselon II.
Pada tahun 2019, capaian IKU Nilai Evaluasi AKIP BPO ditargetkan BB (77) dengan realisasi sebesar (77,21) dan capaian 100,27%, yaitu sebagai berikut: