LAPORAN KINERJA TAHUN ANGGARAN 2019
Teks penuh
(2) Laporan Kinerja Biro Perencanaan dan Organisasi Tahun 2019 Kementerian Luar Negeri. Kata Pengantar Sebagai wujud tanggung jawab atas pencapaian kinerja, Biro Perencanaan dan Organisasi telah melakukan penyusunan atas Laporan Kinerja (LKj) Biro Perencanaan dan Organisasi Tahun Anggaran 2019. Penyusunan laporan ini mengacu kepada Permenlu 04 Tahun 2018 tentang Pedoman Sistem Manajemen Kinerja Kementerian Luar Negeri dan Perwakilan Republik Indonesia dan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja, dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. Selama tahun 2019, Biro Perencanaan dan Organisasi telah melaksanakan berbagai program dan kegiatan sebagaimana tertuang pada Peta Strategis Biro Perencanaan dan Organisasi tahun 2019. Didalam Peta Strategis Biro Perencanaan dan Organisasi, terangkum 6 Sasaran Strategis (SS) dan 13 Indikator Kinerja Utama (IKU). Sebagai salah satu unit kerja di Kementerian Luar Negeri, khususnya Sekretariat Jenderal, penyusunan LKj ini bertujuan agar Biro Perencanaan dan Organisasi dapat memenuhi prinsipprinsip good governance sesuai dengan instruksi Presiden RI dalam Peraturan Presiden Nomor 29 tahun 2014 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. LKj Biro Perencanaan dan Organisasi menggambarkan realisasi dan tingkat capaian kinerja Biro Perencanaan dan Organisasi dalam tahun 2019 berikut capaian tujuan dan sasaran yang telah direncanakan pada Rencana Kinerja Pemerintah (RKP) 2019 yang kemudian ditetapkan pada Perjanjian Kinerja (PK) tahun 2019. Kiranya Laporan Kinerja Biro Perencanaan dan Organisasi Tahun 2019 ini dapat bermanfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan dan menjadi cermin serta kontribusi untuk mengevaluasi kinerja organisasi dalam upaya perbaikan kinerja Biro Perencanaan dan Organisasi pada masa yang akan datang. .. Jakarta, Januari 2020 Biro Perencanaan dan Organisasi. Suwartini Wirta NIP. 19650922 198403 2 001. 2019. i.
(3) Laporan Kinerja Biro Perencanaan dan Organisasi Tahun 2019 Kementerian Luar Negeri. DAFTAR ISI KATA PENGANTAR DAFTAR ISI RINGKASAN EKSEKUTIF. i ii iii. BAB I PENDAHULUAN A. B. C. D.. Latar Belakang Tugas dan Fungsi Struktur Organisasi Aspek Strategis Organisasi. 1 1 1 2 3. BAB II PERENCANAAN KINERJA A. Rencana Strategis B. Peta Strategi C. Perjanjian Kinerja Tahun 2019. 4 4 6 7. BAB III AKUNTABILITAS KINERJA A. Capaian Kinerja: Customer Perspective B. Capaian Kinerja: Internal Business Process Perspective C. Capaian Kinerja: Learning and Growth Perspective. 9 10 22 45. BAB IV PENUTUP. 52. LAMPIRAN. 2019. ii.
(4) Laporan Kinerja Biro Perencanaan dan Organisasi Tahun 2019 Kementerian Luar Negeri. Ringkasan Eksekutif Biro Perencanaan dan Organisasi memiliki tugas melaksanakan koordinasi perumusan kebijakan teknis Kementerian Luar Negeri, penyusunan perencanaan kinerja dan anggaran, evaluasi kinerja dan anggaran, kelembagaan, ketatalaksanaan, dan reformasi birokrasi Kementerian Luar Negeri dan Perwakilan Republik Indonesia. Dalam rangka melaksanakan tugas dimaksud, Biro Perencanaan telah menetapkan Peta Strategis Tahun 2019 dengan menggunakan pendekatan Sistem Manajemen Kinerja berbasis Balanced Scorecard (BSC) dengan 3 (tiga) Perspective, 6 (enam) Sasaran Strategis dan 13 Indikator Kinerja Utama. Perspective dimaksud terdiri atas Customer Perspective yang terdiri dari 3 (tiga) IKU, Internal Business Process Perspective yang terdiri dari 7 (tujuh) IKU dan Learning and Growth Perspective yang terdiri dari 3 (tiga) IKU. Sesuai dengan Perjanjian Kinerja (PK) tahun 2018, capaian kinerja Biro Perencanaan dan Organisasi untuk tahun 2018 mencapai nilai sebesar 98,57% Angka capaian kinerja tersebut merupakan akumulasi perhitungan capaian program kegiatan dari 3 Perspective dimaksud dengan pembagian bobot sebagai berikut: (1) Customer Perspective dengan bobot 40% memberikan kontribusi capaian sebesar 39,95 ; (2) Internal Business Process Perspective dengan bobot 30% memberikan kontribusi capaian sebesar 32,41 ; dan (3) Internal Business Process Perspective memberikan kontribusi capaian sebesar 27,63. Adapun beberapa capaian utama Biro Perencanaan dan Organisasi, di antaranya adalah: Aplikasi e-kinerja sejak tahun 2018 sudah disosialisasikan di perwakilan RI melalui video conference, dengan harapan agar pada tahun 2019, seluruh satker Perwakilan RI telah menggunakan aplikasi e-kinerja.. . . BPO berhasil mendorong 12 Satuan Kerja pusat untuk meningkatkan capaian kinerja pada aplikasi monev anggaran dengan nilai di atas nilai 80.. . BPO juga mendorong peningkatan pada hasil evaluasi AKIP oleh Itjen terhadap satker pusat dan perwakilan yang memperoleh peringkat BB.. Secara umum Biro Perencanaan dan Organisasi telah mencapai realisasi IKU sebagaimana ditargetkan. Dari hasil monitoring dan evaluasi yang dilakukan secara berkala, selama tahun 2019, Biro Perencanaan dan Organsasi berhasil meraih capaian kinerja sebagai berikut:. Kode SS. Sasaran Strategis (SS). Indikator Kinerja Utama (IKU). Target Tahun 2019. Bobot Tahun 2019. Realisasi Tahun 2019. Capaian Tahun 2019. Capaian Pembobotan Tahun 2019. Customer Perspective. 40%. Capaian Kinerja Perspective Customer C1. Tata Kelola Organisasi yang Baik. Capaian Perspective Tahun 2019. IKU C1.1. Indeks Reformasi Birokrasi Kemenlu. 38.12% 83. 33,33. 76,44. 92,10%. 30,70%. 2019. iii.
(5) Laporan Kinerja Biro Perencanaan dan Organisasi Tahun 2019 Kementerian Luar Negeri. IKU C1.2 IKU C1.3. Nilai evaluasi AKIP Kemenlu Nilai maturitas SPIP Kemenlu. BB (77). 33,33. 75,56. 98,13%. 32,71%. 3,5 (skala 5). 33,33. 3,347. 95,63%. 31,88%. Capaian Kinerja Sasaran Strategis C1 Biro Perencanaan dan Organisasi Tahun 2018. 95,29%. Business Process Perspective. 30%. Capaian Kinerja Business Process Perspective Persentase Road Map RB IKU Kemenlu B1.1 Tahun 2018 yang Tercapai Persentase Komponen Pencapaian RB Lingkup Reformasi IKU Penataan Birokrasi B1 Lingkup BPO B1.2 dan Penguatan yang Organisasi Optimal yang Dinilai A. IKU B1.3. Persentase Komponen RB Lingkup Penguatan Akuntabilitas yang Dinilai A. 31,60%. 100%. 33,33. 96,63%. 96,63%. 32,21%. 90%. 33,33. 100%. 111,11%. 37,04%. 75%. 33,33. 100%. 133,33%. 40%. Capaian Kinerja Sasaran Strategis B1 Biro Perencanaan dan Organisasi Tahun 2018. IKU B2.1. B2. Kualitas Perencanaan Kinerja dan Anggaran yang Baik. IKU B2.2. Jumlah Unit Organisasi Eselon I dan Perwakilan RI yang Memiliki Nilai Evaluasi AKIP dengan Predikat Minimal ”Sangat Baik” (BB) Jumlah Satker Eselon I yang Memiliki Nilai Pencapaian Kinerja di Atas 80 pada e-Monev Anggaran. 109,25%. 122. 33,33. 106. 86,89%. 28,96%. 5%. 33,33. 7,52%. 150,40%. 40%. 2019. iv.
(6) Laporan Kinerja Biro Perencanaan dan Organisasi Tahun 2019 Kementerian Luar Negeri. IKU B2.3. Persentase Deviasi Jumlah Aktual Revisi Anggaran pada Unit/Satker Sekretariat Jenderal Dibandingkan dengan Target. 15%. 33,33. 14,08%. 106,13%. Capaian Kinerja Sasaran Strategis B2 Biro Perencanaan dan Organisasi Tahun 2018. B3. Tata Kelola Organisasi Setjen yang Baik. IKU B3.1. Nilai Evaluasi AKIP Setjen. 77. 100. 78,86. 102,42%. Capaian Kinerja Sasaran Strategis B3 Biro Perencanaan dan Organisasi Tahun 2018. 35,38%. 104,34%. 102,42%. 102,42%. Learning and Growth Perspective. 30%. Capaian Kinerja Learning and Growth Perspective. L1. Tata Kelola Organisasi BPO yang Baik. IKU L1.1 IKU L1.2. Nilai Evaluasi AKIP BPO Indeks Engagement Pegawai di BPO. 28,85%. 77. 50. 77,21. 100,27%. 50,14%. 3,75. 50. 3,72. 99,20%. 49,60%. Capaian Kinerja Sasaran Strategis L1 Biro Perencanaan dan Organisasi Tahun 2018. L2. Pengelolaan Anggaran yang Optimal di BPO. L2.1. Presentasi Realisasi Anggaran di BPO. 100%. 100. 92,61. 92,61%. Capaian Kinerja Sasaran Strategis L2 Biro Perencanaan dan Organisasi Tahun 2018. 99,74%. 92,61%. 92,61%. Nilai Capaian Kinerja Biro Perencanaan dan Organisasi. 98,57%. Untuk mencapai target kinerja, Biro Perencanaan dan Organisasi pada tahun 2019 mendapatkan alokasi pagu anggaran sebesar Rp. 22.671.222.000,- dari pagu awal senilai Rp. 25.600.000.000,- dengan realisasi anggaran BPO mencapai Rp. 20.996.625.521,- (92,61%). Namun pada akhir Tahun Anggaran, BPO melakukan revisi pengurangan anggaran sebesar Rp. 2.928.778.000,- dari nilai alokasi pagu dimaksud.. Jakarta,. Januari 2020. 2019. v.
(7) Laporan Kinerja Biro Perencanaan dan Organisasi Tahun 2019 Kementerian Luar Negeri. BAB I PENDAHULUAN I.1.. Latar Belakang. D. alam upaya meningkatan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah sebagaimana yang diatur dalam Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, seluruh entitas akuntabilitas kinerja satuan kerja, termasuk Biro Perencanaan dan Organisasi Kementerian Luar Negeri, diharapkan dapat menyusun laporan pertanggungjawaban kinerja di setiap akhir tahun anggaran. Sebagai wujud tanggung jawab atas pencapaian kinerja, Biro Perencanaan dan Organisasi telah melakukan penyusunan atas Laporan Kinerja (LKj) Biro Perencanaan dan Organisasi selama Tahun Anggaran 2019. Penyusunan laporan ini mengacu kepada Permenlu 04 Tahun 2018 tentang Pedoman Sistem Manajemen Kinerja Kementerian Luar Negeri dan Perwakilan Republik Indonesia dan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja, dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. Biro Perencanaan dan Organisasi telah menyusun Laporan Kinerja Tahun 2019 yang menggambarkan realisasi dan tingkat capaian kinerja Biro Perencanaan dan Organisasi berikut capaian tujuan dan sasaran yang telah direncanakan pada Rencana Kinerja Pemerintah (RKP) 2019 yang kemudian ditetapkan pada Perjanjian Kinerja (PK) tahun 2019.. I.2.. Tugas dan Fungsi. Dalam melaksanakan tugas tersebut, Biro Perencanaan dan Organisasi menyelenggarakan fungsi: 1. Penyiapan penyusunan perencanaan kinerja dan pengukuran kinerja Kementerian Luar Negeri dan Perwakilan Republik Indonesia; 2. Penyiapan penyusunan laporan evaluasi kinerja, monitoring, dan evaluasi pelaksanaan kegiatan dan kinerja Kementerian Luar Negeri dan Perwakilan Republik Indonesia; 3. Penyiapan perencanaan, penyusunan, monitoring, dan evaluasi anggaran Kementerian Luar Negeri dan Perwakilan Republik Indonesia; 4. Penyiapan pelaksanaan penataan organisasi dan tata kerja, penelaahan, analisis, koordinasi, monitoring, evaluasi organisasi, serta analisis dan evaluasi jabatan Kementerian Luar Negeri dan Perwakilan Republik Indonesia; 5. Penyiapan pembinaan, koordinasi, monitoring, dan evaluasi ketatalaksanaan Kementerian Luar Negeri dan Perwakilan Republik Indonesia; 6. Penyiapan koordinasi perencanaan, pelaksanaan, monitoring, dan evaluasi pelaksanaan reformasi birokrasi Kementerian Luar Negeri dan Perwakilan Republik Indonesia;. 2019. 1.
(8) Laporan Kinerja Biro Perencanaan dan Organisasi Tahun 2019 Kementerian Luar Negeri. 7.. 8.. 9.. Penyiapan penyusunan pedoman dan bahan pelaksanaan kebijakan teknis pembukaan hubungan diplomatik, pembukaan dan penutupan Perwakilan Republik Indonesia, serta pengaturan atase pertahanan, atase teknis, staf teknis dan pejabat teknis lainnya pada Perwakilan Republik Indonesia; Penyiapan penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria, serta evaluasi dan pelaporan di bidang perencanaan kinerja, anggaran, organisasi dan ketatalaksanaan Kementerian Luar Negeri dan Perwakilan Republik Indonesia; Penyiapan pemberian bimbingan teknis di bidang perencanaan kinerja, anggaran, organisasi dan ketatalaksanaan Kementerian Luar Negeri dan Perwakilan Republik Indonesia; dan pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga Biro.. I.3.. Struktur Organisasi. Secara umum gambaran mengenai struktur organisasi BPO berdasarkan Peraturan Menteri Luar Negeri Nomor 02 Tahun 2016 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Luar Negeri adalah sebagai berikut: 1. Bagian Perencanaan Kinerja Kementerian dan Perwakilan terdiri atas: a. Subbagian Perencanaan Kinerja Wilayah I; b. Subbagian Perencanaan Kinerja Wilayah II; c. Subbagian Perencanaan Kinerja Wilayah III; dan d. Subbagian Perencanaan Kinerja Wilayah IV. 2. Bagian Evaluasi Kinerja Kementerian dan Perwakilan terdiri atas : a. Subbagian Evaluasi Kinerja Wilayah I; b. Subbagian Evaluasi Kinerja Wilayah II; c. Subbagian Evaluasi Kinerja Wilayah III; dan d. Subbagian Evaluasi Kinerja Wilayah IV. 3. Bagian Perencanaan dan Evaluasi Anggaran Kementerian dan Perwakilan terdiri atas: a. Subbagian Perencanaan dan Evaluasi Anggaran Wilayah I; b. Subbagian Perencanaan dan Evaluasi Anggaran Wilayah II; c. Subbagian Perencanaan dan Evaluasi Anggaran Wilayah III; dan d. Subbagian Perencanaan dan Evaluasi Anggaran Wilayah IV. 4. Bagian Kelembagaan Kementerian dan Perwakilan terdiri atas: a. Subbagian Organisasi Kementerian; b. Subbagian Organisasi Perwakilan Wilayah I; c. Subbagian Organisasi Perwakilan Wilayah II; dan d. Subbagian Evaluasi Jabatan Kementerian dan Perwakilan. 5. Bagian Tata Laksana dan Reformasi Birokrasi Kementerian dan Perwakilan terdiri atas: a. Subbagian Ketatalaksanaan Kementerian dan Perwakilan; b. Subbagian Pengelolaan data; c. Subbagian Refomasi Birokrasi Kementerian dan Perwakilan; d. Subbagian Tata Usaha dan Rumah Tangga Biro.. 2019. 2.
(9) Laporan Kinerja Biro Perencanaan dan Organisasi Tahun 2019 Kementerian Luar Negeri. I.4.. Aspek Strategis Organisasi. Biro Perencanaan dan Organisasi mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas Sekretariat Jenderal untuk mengkoordinasikan perumusan kebijakan Kementerian Luar Negeri, penyusunan rencana dan program kerja, anggaran, kelembagaan, dan ketatalaksanaan, serta evaluasi kinerja Kementerian Luar Negeri dan Perwakilan RI, Biro Perencanaan dan Organisasi telah mengidentifikasi beberapa aspek strategis organisasi yang bersifat mendukung maupun menghambat pelaksanaan tugas dan fungsinya. Aspek strategis yang dimiliki Biro Perencanaan dan Organisasi dapat dinilai melalui analisa dapat dinilai melalui kondisi-kondisi yang merupakan Strengths (kekuatan), Weaknesses (kelemahan), Opportunities (kesempatan) dan Threats (ancaman). Analisa SWOT ini sangat diperlukan dalam rangka memproyeksikan berbagai keberhasilan dengan melihat kondisi-kondisi obyektif, baik di internal Biro Perencanaan dan Organisasi maupun satker Sekretariat Jenderal secara keseluruhan. Analisa SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunities, Threats) dapat diuraikan sebagai berikut : 1.. Strengths (kekuatan) Biro Perencanaan dan Organisasi telah melaksanakan tugasnya sesuai dengan ketentuan yang berlaku serta terus mengupayakan profesionalisme efisien, efektif, selektif, koordinatif, dan komprehensif dalam pelaksanaan tugas pokok serta fungsinya.. 2.. Weaknesses (kelemahan) Koordinasi antar Bagian di Biro Perencanaan dan Organisasi masih perlu ditingkatkan untuk mencapai sasaran – sasaran yang efektif dan efisien. Selain itu, meskipun secara kualitatif SDM yang tersedia cukup memadai, namun secara kuantitatif masih kurang memadai khususnya dalam melaksanakan tugasnya sebagai Supporting Unit.. 3.. Opportunities (peluang) Dalam upaya restrukturisasi dan proses benah diri pada Kementerian Luar Negeri, maka Biro Perencanaan dan Organisasi terus melakukan upaya peningkatan kinerja menuju profesionalisme seperti yang diharapkan.. 4.. Threats (ancaman) Ancaman yang mungkin terjadi adalah adanya perubahan eksternal yang akan mengakibatkan sasaran-sasaran perencanaan dan pelaksanaan kegiatan-kegiatan tidak dapat dijalankan sebagaimana yang telah ditetapkan.. 2019. 3.
(10) Laporan Kinerja Biro Perencanaan dan Organisasi Tahun 2019 Kementerian Luar Negeri. BAB II PERENCANAAN KINERJA II.1. Rencana Strategis. berikut:. B. iro Perencanaan dan Organisasi telah menyusun Rencana Strategis yang mengacu kepada Rencana Strategis Kementerian Luar Negeri Tahun 2015-2019. Rencana strategis tersebut dibuat menurut pola penyusunan perencanaan kinerja sebagai. Visi Kemlu. Misi Kemlu. Visi Setjen. Misi Setjen. Sasaran Strategis BPO Indikator Kinerja Utama BPO Program dan Kegiatan BPO. 2019. 4.
(11) Laporan Kinerja Biro Perencanaan dan Organisasi Tahun 2019 Kementerian Luar Negeri. Visi Kementerian Luar Negeri. Misi Kementerian Luar Negeri. Visi Sekretariat Jenderal. Misi Sekretariat Jenderal. Sasaran Strategis Biro Perencanaan dan Organisasi. Indikator Kinerja Utama Biro Perencanaan dan Organisasi. Program dan Kegiatan Biro Perencanaan dan Organisasi. • Terwujudnya Wibawa Diplomasi Guna Memperkuat Jati Diri Bangsa Sebagai Negara Maritim Untuk Kepentingan Rakyat. • Memperkuat Peran dan Kepemimpinan Indonesia Sebagai Negara Maritim Dalam Kerja Sama Internasional Untuk Memajukan Kepentingan Nasional. • Memantapkan Peran Kemenlu Sebagai Penjuru Pelaksana Hubungan Luar Negeri Dengan Dukungan dan Peran Aktif Seluruh Pemangku Kepentingan Nasional. • Mewujudkan Kapasitas Kemenlu dan Perwakilan RI yang Mumpuni. • Menjadi Penggerak Utama Menuju Manajemen Kemenlu Yang Mumpuni • Memperkuat Strategi dan Implementasi Perencanaan dan Organisasi • Menyediakan Sumber Daya Manusia Yang Terbaik • Membangun Sistem Informasi Manajemen Yang Terintegrasi • Menyediakan Layanan Sekretariat Jenderal Yang Cepat, efektif, dan Akuntabel. • Meningkatnya Perencanaan dan Pengelolaan Organisasi Kementerian dan Perwakilan RI. • Indeks Reformasi Birokrasi Kemenlu • Nilai Evaluasi AKIP Kemenlu • Nilai Maturitas SPIP Kemenlu • Presentase Road Map RB Kemenlu tahun 2019 yang tercapai • Presentase Komponen Reformasi Birokrasi lingkup Penataan dan Penguatan Organisasi yang dinilai A • Presentase Komponen Reformasi Birokrasi lingkup Penguatan Akuntabilitas yang dinilai A • Jumlah Unit Eselon I dan Perwakilan RI yang memiliki Nilai Evaluasi AKIP dengan Predikat minimal "Sangat Baik" (BB) • Persentase Kenaikan Pagu Indikatif ke Alokasi Anggaran • Presentase Deviasi Jumlah Aktual Revisi Anggaran pada Unit/Satker Sekretariat Jenderal dibandingkan dengan target. • Nilai Evaluasi AKIP Setjen • Nilai Evaluasi AKIP BPO • Indeks Engagement Pegawai di Biro Perencanaan dan Organisasi • Presentase Realisasi Anggaran di Biro Perencanaan dan Organisasi. • Program: Dukungan Manajemen dan Tugas Teknis Lainnya Kementerian Luar Negeri • Penyusunan Perencanaan dan Penguatan Organisasi Kementerian Luar Negeri (1300). 2019. 5.
(12) Laporan Kinerja Biro Perencanaan dan Organisasi Tahun 2019 Kementerian Luar Negeri. II.2. Peta Strategi. B. iro Perencanaan dan Organisasi telah menetapkan Peta Strategis tahun 2019 berdasarkan metode manajemen kinerja berbasis Balanced Scorecard (BSC), dengan tujuan agar proses pencapaian kinerja dapat lebih terukur dan terarah. Sistem manajemen kinerja berbasis BSC tersebut terdiri atas 13 Sasaran Strategis (SS) dan 18 Indikator Kinerja Utama (IKU), yang terangkum dalam 3 (tiga) perspective. Ke-3 (tiga) perspective dimaksud adalah (1) Customer Perspective yang terdiri atas 1 (satu) Sasaran Strategis; (2) Internal Business Process Perspective yang terdiri atas 3 (tiga) Sasaran Strategis; dan (3) Learning and Growth Perspective yang terdiri atas 2 (dua) Sasaran Strategis. Berikut penjabaran Peta Strategis Biro Perencanaan dan Organisasi 2019 sebagai berikut:. Peta Strategi Biro Perencanaan dan Organisasi KEMENTERIAN LUAR NEGERI Customer: Menteri, Wakil Menteri, Sekretaris Jenderal,. Unit Organisasi, Satuan Kerja dan Perwakilan RI. T/C1. Tata Kelola Organisasi Kemenlu yang baik. Customer. B1. Pencapaian. Reformasi Birokrasi Lingkup Biro. Perencanaan dan Organisasi yang Optimal. B2. Kualitas. Perencanaan. Kinerja dan Anggaran yang. B3. Tata Kelola. Organisasi Setjen yang Baik. Baik. Internal Business Process. Organisasi, Lingkungan Kerja dan Administrasi Umum. Anggaran L2. Pengelolaan. L1. Tata Kelola Organisasi BPO Learning & Growth. yang Baik. Anggaran yang. Optimal dan Akuntabel di Biro. Perencanaan dan Organisasi. 2019. 6.
(13) Laporan Kinerja Biro Perencanaan dan Organisasi Tahun 2019 Kementerian Luar Negeri. II.3. Perjanjian Kinerja Tahun 2019. S. ebagai bentuk pelaksanaan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja, dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja, dan Permenlu Nomor 4 Tahun 2018 tentang Pedoman Sistem Manajemen Kinerja Kementerian Luar Negeri dan Perwakilan RI, Biro Perencanaan telah menyusun Perjanjian Kinerja (PK) Tahun 2019 yang berisi perjanjian yang akan dicapai antara pimpinan unit kerja yang menerima amanah/tanggung jawab dengan pihak yang memberikan amanah/tanggung jawab. PK Biro Perencanaan Tahun 2019 terdiri atas 6 Sasaran Strategis (SS) selama periode satu tahun dimana pengukurannya dilakukan melalui instrumen realisasi Indikator Kinerja Utama (IKU), berdasarkan target kinerja yang ingin dicapai. Penetapan Kinerja Biro Perencanaan Tahun 2019, secara rinci sebagai berikut:. Kode SS (1). Sasaran. Kod e IKU. Indikator Kinerja Utama (IKU). Target 2019. (2). (3). (4). (5). C1.1. Indeks Reformasi Birokrasi Kemenlu Nilai evaluasi AKIP Kemenlu Nilai maturitas SPIP Kemenlu. Customer Perspective C1. Tata Kelola Organisasi Kemenlu yang baik. C1.2 C1.3. 83 BB (77) 3.5 (skala 5). Business Process Perspective B1. Pencapaian Reformasi Birokrasi Lingkup Biro Perencanaa n dan Organisasi yang Optimal. B1.1. B1.2. B1.3 B2. Kualitas Perencanaa n Kinerja dan. B2.1. Persentase Road Map RB Kemenlu Tahun 2019 yang tercapai Persentase Komponen Reformasi Birokrasi lingkup Penataan dan Penguatan Organisasi yang dinilai A Persentase Komponen Reformasi Birokrasi lingkup Penguatan Akuntabilitas yang dinilai A Jumlah unit organisasi Eselon I dan Perwakilan RI yang memiliki nilai evaluasi AKIP dengan predikat. 100%. 90% (9 dari 10 komponen) 75% (6 dari 8 Komponen) 122 (dari 142). 2019. 7.
(14) Laporan Kinerja Biro Perencanaan dan Organisasi Tahun 2019 Kementerian Luar Negeri. Kode SS (1). B.3. Sasaran (2) Anggaran yang Baik. Tata Kelola Organisasi Setjen yang Baik. Kod e IKU (3). Indikator Kinerja Utama (IKU) (4) minimal “Sangat Baik”(BB). Target 2019 (5). B2.2. Persentase Kenaikan Pagu Indikatif ke Alokasi Anggaran. 5%. B2.3. Presentase Deviasi Jumlah Aktual Revisi anggaran pada Unit/Satker Sekretariat Jenderal dibandingkan dengan target. 15%. B3.1. Nilai evaluasi AKIP Setjen. BB (77). Learning & Growth Perspective. L1. L2. Tata Kelola Organisasi BPO yang Baik. Pengelolaan Anggaran yang Optimal di Biro Perencanaa n dan Organisasi. L1.1. Nilai evaluasi AKIP BPO. BB (77). L1.2. Indeks engagement pegawai di Biro Perencanaan dan Organisasi. 3,75 (skala 5). L2.1. Persentase realisasi anggaran di Biro perencanaan dan organisasi. 100%. 2019. 8.
(15) Laporan Kinerja Biro Perencanaan dan Organisasi Tahun 2019 Kementerian Luar Negeri. BAB III AKUNTABILITAS KINERJA. C. apaian kinerja Biro Perencanaan dan Organisasi per Januari 2019 adalah sebesar 98,57%. Capaian tersebut telah disesuaikan dengan formulasi perhitungan Indikator Kinerja Utama. Angka capaian kinerja yang diperoleh merupakan akumulasi dari capaian program kegiatan 3 Perspective sebagai berikut: (1) Customer Perspective dengan IKU sebanyak 3 IKU; (2) Internal Business Process Perspective dengan IKU sebanyak 7 IKU; dan (3) Internal Business Process Perspective dengan IKU sebanyak 3 IKU. Adapun rincian capaian kinerja dari 3 perspective tersebut dapat dilihat pada tabel dan grafik dibawah ini. Tabel Capaian Kinerja Biro Perencanaan dan Organisasi TA 2019 No.. Perspektif. Bobot. Capaian. 1. Customer Perspective. 40. 38,12. 2. Internal Business. 30. 31,60. 3. Learning and Growth. 30. 28,85. Capaian Kinerja Biro Perencanaan dan Organisasi. 98,57%. Grafik Capaian Kinerja Biro Perencanaan dan Organisasi TA 2019. 2019. 9.
(16) Laporan Kinerja Biro Perencanaan dan Organisasi Tahun 2019 Kementerian Luar Negeri. III.1. Capaian Kinerja: Customer Perspective. Sasaran Strategis (C.1) Tata Kelola Organisasi Kemenlu yang Baik IKU-1 : Indeks Reformasi Birokrasi Kemenlu IKU ini mengukur sejauh mana Kementerian Luar Negeri telah melakukan perubahan penyelenggaraan pemerintahan guna mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik (good governance). IKU-2 : Nilai Evaluasi AKIP Kemenlu IKU ini mengukur sejauh mana Kementerian Luar Negeri telah melakukan penyelenggaraan pemerintahan yang akuntabel dan berorientasi hasil. IKU-3 : Nilai Maturitas SPIP Kemenlu IKU ini mengukur tingkat kematangan atau kesempurnaan penyelenggaraan SPIP dalam mencapai tujuan pengendalian intern sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah.. T. ahun 2019 merupakan tahun terakhir dari fase kedua pelaksanaan Reformasi Birokrasi (RB) nasional dengan mengacu pada Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 81 Tahun 2010 tentang Grand Design RB 2010 – 2025. Sasaran pelaksanaan RB pada 5 (lima) tahun kedua (2015 – 2019) adalah melanjutkan implementasi hasil-hasil yang sudah dicapai pada 5 (lima) tahun pertama (2010 – 2014) dan meraih sasaran-sasaran strategis birokrasi pemerintah yang belum tercapai, khususnya dalam rangka mewujudkan performance-based bureaucracy (birokrasi berbasis kinerja). Pemerintahan berbasis kinerja ditandai dengan penyelenggaraan pemerintahan yang efektif, efisien, dan ekonomis; kinerja pemerintah yang berorientasi hasil; manajemen kinerja berbasis elektronik; dan adanya kejelasan mengenai kontribusi individu terhadap pencapaian organisasi. Hal ini ditegaskan dalam Perpres Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMN) 2015-2019 dimana RB berada di bawah agenda pembangunan nasional terkait tata kelola pemerintahan yang bersih, efektif, demokratis, dan terpercaya. Hal ini dijabarkan lebih lanjut dalam sub-agenda penyempurnaan dan peningkatan kualitas RB nasional yang memuat sasaran serta arah kebijakan dan strategi. Tahun 2019 juga menjadi tahap akhir Peraturan Menteri Luar Negeri (Permenlu) Nomor 6 Tahun 2016 tentang Road Map RB Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) Tahun 2015-2019. Dokumen dimaksud menjadi pedoman strategi dan program RB bagi Tim Pelaksana RB Kemenlu yang didukung oleh segenap pimpinan dan staf Kemenlu di berbagai kebijakan dalam 8 (delapan) area perubahan dengan sasaran peningkatan dan perubahan positif di berbagai bidang, baik terkait internal organisasi Kemenlu maupun terkait peningkatan kinerja Kemenlu. Road Map RB. 2019. 10.
(17) Laporan Kinerja Biro Perencanaan dan Organisasi Tahun 2019 Kementerian Luar Negeri. Kemenlu memuat rencana pelaksanaan program dan kegiatan, baik yang sifatnya generik maupun spesifik. Pencapaian sasaran strategis “Tata Kelola Organisasi Kemenlu yang Baik” diukur dengan 3 (tiga) IKU, yaitu “Indeks RB Kemenlu”, “Nilai Evaluasi AKIP Kemenlu”, dan “Nilai Maturitas SPIP Kemenlu”. Adapun capaian rata-rata SS Tata Kelola Organisasi Kemenlu yang Baik sementara adalah sebesar 95,29% sebagaimana dapat dilihat pada tabel di bawah ini: No.. Indikator Kinerja Utama (IKU). Target 2019. Bobot 2019. Realisasi 2018. Realisasi 2019. Capaian 2019. Capaian Pembobotan IKU 2019. 1.. Indeks Reformasi Birokrasi Kemenlu. 83. 33,33. 76,44. 76,44. 92,10%. 30,70%. 2.. Nilai Evaluasi AKIP Kemenlu. 77. 33,33. 75,56. 75,56. 98,13%. 32,71%. 3.. Nilai Maturitas SPIP Kemenlu. 3,5. 33,33. 3,286. 3,347. 95,63%. 31.88%. Rata-rata Capaian. 95,29%. Mengingat hingga akhir tahun 2019 Kementerian Luar Negeri belum menerima Laporan Hasil Evaluasi (LHE) RB tahun 2019, maka Nilai RB Kemenlu tersebut di atas untuk sementara masih menggunakan hasil penilaian tahun 2018. Nilai akhir Reformasi Birokrasi Kemenlu tahun 2019 akan diperoleh setelah disampaikannya surat Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi terkait RB 2019 (rencananya pada awal Februari 2020). Analisis IKU-1 : Indeks RB Kemenlu Pada tahun 2019, capaian IKU ”Indeks RB Kemenlu” ditargetkan mencapai nilai 83 (A) dengan realisasi sebesar 76,44 (nilai RB 2018). Dari nilai tersebut, maka capaian IKU Indeks RB Kemenlu 2019 adalah sebesar 92,10%. Tabel Capaian IKU-1 C1 Tahun 2019 IKU-2 C.1 Indeks Reformasi Birokrasi. Informasi Kinerja. Jumlah. Indeks RB yang dinilai oleh KemenPARB. 76,44 Realisasi Target Capaian. 76,44 83 92,10%. 2019. 11.
(18) Laporan Kinerja Biro Perencanaan dan Organisasi Tahun 2019 Kementerian Luar Negeri. Dalam mencapai sasaran RB, Kemenlu telah melakukan sejumlah upaya, khususnya melakukan koordinasi secara intensif dengan Kementerian PANRB selalu instansi pembina, melakukan koordinasi dengan seluruh satker dalam kaitannya dengan kegiatan RB, serta melakukan diseminasi dan kampanye pengimplementasian RB. Sejumlah capaian RB Kemenlu selama tahun 2019, antara lain: a. Manajemen Perubahan Untuk memastikan kelancaran koordinasi RB Kemenlu maka secara rutin dibentuk Tim RB Kemenlu. Pada tahun 2019, hal ini diformalkan melalui Keputusan Menlu RI No. 31/B/RO/V/2019/01 Tahun 2019 tentang Tim Penguatan Tata Kelola Pemerintahan yang Baik Kemenlu Tahun 2019 yang terdiri dari Tim Pembina (Menlu sebagai Pengarah dan Wamenlu sebagai Penanggung Jawab) dan Tim Pelaksana (Sekjen sebagai Ketua, Irjen sebagai Wakil Ketua, Karo PO sebagai Sekretaris, Eselon II terkait sebagai Koordinator Pokja, dan para pejabat/staf Kemenlu sebagai anggota). Terkait upaya untuk mendorong terjadinya perubahan pola pikir, pada tahun 2018 telah ditetapkan Agen Perubahan Kemenlu melalui Keputusan Menlu RI No. 20/B/LA/VIII/2018/01 Tahun 2018 tentang Role Model dan Agen Perubahan di Lingkungan Kemenlu yang berlaku hingga Desember 2019. Para Agen Perubahan yang tersebar di berbagai satker menjadi motivator dan penggerak perubahan sesuai dengan budaya kerja Kemenlu sebagaimana yang telah ditetapkan dalam Keputusan Menlu RI No. 01/B/RO/II/2017/01 Tahun 2017 tentang Nilai-Nilai Kemenlu (PIMPIN). Pada peringatan Hari Anti Korupsi Internasional tahun 2019 sekaligus pemberian penghargaan Zona Integritas (ZI) menuju Wilayah Bebas dari Korupsi (WBK) dan Wilayah Birokrasi Bersih Melayani (WBBM), Kemenlu menerima penghargaan ”Pemimpin Perubahan” sebagai pengakuan terhadap upaya-upaya penguatan pembangunan ZI, yang diharapkan pula dapat berkontribusi positif terhadap capaian RB Kemenlu. Sepanjang tahun 2019 telah dilakukan kegiatan-kegiatan seperti penyusunan laporan pelaksanaan Road Map RB Kemenlu RI periode 2015-2019, koordinasi internal RB Kemenlu dan Bimtek pengisian Lembar Kerja Evaluasi (LKE) Penilaian Mandiri Pelaksanaan Reformasi Birokrasi (PMPRB), persiapan evaluasi lapangan RB dan akuntabilitas kinerja Kemenlu, hingga pendampingan evaluator pada pelaksanaan evaluasi lapangan, baik Pusat maupun Unit (seluruh Eselon I) serta Perwakilan RI. b. Penataan Peraturan Perundang-undangan Dalam hal pelaksanaan harmonisasi dan sinkronisasi peraturan perundang-undangan di Kemenlu, telah dilakukan identifikasi, analisis, dan pemetaan secara 2 (dua) tahap: pertama, melalui kegiatan pelaporan dan koordinasi pembentukan Perpres/Permenlu yang diprakarsai Kemenlu, dan kedua, melalui disposisi pimpinan. Terkait pelaksanaan sistem pengendalian dalam penyusunan peraturan perundang-undangan, telah dilakukan peninjauan pemberlakukan pedoman tentang penyusunan peraturan. 2019. 12.
(19) Laporan Kinerja Biro Perencanaan dan Organisasi Tahun 2019 Kementerian Luar Negeri. perundang-undangan di Kemenlu melalui proses revisi terhadap Permenlu No. 4 Tahun 2009 tentang Pejabat Dinas Luar Negeri Diplomatik dan Konsuler dan Permenlu No. 1 Tahun 2018 tentang Pedoman Pembentukan Peraturan Menteri, Peraturan Eselon I, dan Peraturan Sekretaris Jenderal di Lingkungan Kemenlu. c. Penguatan Kelembagaan Kemenlu telah melakukan sejumlah upaya guna penguatan kelembagaan Kemenlu, antara lain: Monitoring dan evaluasi kelembagaan Kemenlu sesuai ketentuan Permen PAN RB No. 20 Tahun 2018 tentang Pedoman Evaluasi Kelembagaan Instansi Pemerintah, baik di Kemenlu Pusat maupun di Perwakilan RI; Monitoring dan evaluasi juga dilakukan terhadap implementasi penerapan Analisis Jabatan (Anjab) pada Kemenlu, termasuk jabatan fungsional (JF) yang baru terbentuk di Kemenlu seperti JF Penata Kanselerai (PK) dan JF Pranata Informasi Diplomatik (PID); dan Monitoring dan evaluasi terhadap implementasi hasil Analisis Beban Kerja (ABK) pada Kemenlu, termasuk kebutuhan SDM, baik di Kemenlu Pusat maupun di Perwakilan RI. d. Penguatan Tata Laksana dan E-Government Kemenlu telah melakukan sejumlah upaya dalam rangka penguatan tata laksana dan egovernment di Kemenlu, antara lain: Telah diterbitkannya Permenlu No. 9 Tahun 2018 tentang Kebijakan Tata Kelola Teknologi Informasi dan Komunikasi Kementerian Luar Negeri dan Perwakilan Republik Indonesia sebagai landasan hukum dan pedoman terciptanya tata kelola yang menjamin keselarasan antara pengembangan dan penerapan teknologi informasi dan komunikasi dengan sasaran strategis Kementerian Luar Negeri dan Perwakilan; Evaluasi pemanfaatan IT dilakukan menggunakan 2 (dua) buah parameter yang berlaku secara nasional yaitu PeGI (Pemeringkatan e-Governance Indonesia) dan Indeks KAMI (Keamanan Informasi). Hasil tahun 2019: PeGI KAMI. : 3,54 dari skala 4 (Sangat Baik) : 3,89 dari skala 5 (Pemenuhan Kerangka Kerja Dasar);. Pembentukan Komite TIK yang mengarahkan kebijakan terkait TIK sehingga tercipta TIK yang sejalan dan Sinergi dengan Rencana Induk Strategis TIK yang mengakomodasi kebutuhan Satker serta melakukan peninjauan atas evaluasi investasi implementasi TIK yang dilakukan oleh CIO; Terkait penyederhanaan proses bisnis penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan di Kemenlu dan Perwakilan RI di luar negeri, pelaksanaannya tetap berpegang pada Kepmenlu No. 48/B/RO/VI/2017/01 Tahun 2017 tentang Peta Bisnis Proses Kementerian Luar Negeri dan Perwakilan Republik Indonesia dan Kepmenlu No. 49/B/RO/VI/2017/01 Tahun 2017 tentang Standar Operasional Prosedur Makro Kementerian Luar Negeri dan Perwakilan RI; Penerapan sistem kearsipan yang handal di Kemenlu dan Perwakilan RI di luar negeri dilakukan melalui bimbingan teknis (bimtek) penataan arsip oleh unit/satker terkait serta pelaksanaan penyusutan arsip secara regular; Monitoring dan evaluasi pelaksanaan program penguatan tata laksana di Kemenlu dan Perwakilan RI di luar negeri dilakukan dengan melibatkan satker terkait. Terkait egovernment, pelaksanaannya merujuk kepada Permenlu No. 9 Tahun 2018 tentang Tata Kelola TIK; KepMenlu No. 20/B/LA/VII/2018/01 tentang Komite TIK; dan KepSekjen No.. 2019. 13.
(20) Laporan Kinerja Biro Perencanaan dan Organisasi Tahun 2019 Kementerian Luar Negeri. 21/B/KP/II/2019/03 tentang Tim Teknis TIK dan Dokumen Rencana Induk Strategis TIK Kementerian Luar Negeri Tahun 2016-2020; Digitalisasi di Kemenlu telah dilakukan melalui pengembangan aplikasi Sistem Informasi Kepegawaian (simpeg.kemlu.go.id), Sistem Informasi Persuratan (e-persuratan.kemlu.go.id yang kemudian berkembang menjadi e-office), Sistem Informasi Pemberitaan KemluPerwakilan RI (SIMBRA). Lebih lanjut, telah dilakukan evaluasi penerapan Sistem Pemerintahan berbasis elektronik (SPBE) oleh Kemen PANRB pada tahun 2019; dan Monitoring dan evaluasi Keterbukaan Informasi Publik (KIP) dilakukan setiap 3 (tiga) bulan sekali melalui monev kegiatan, sedangkan monev pada akhir tahun dilakukan oleh Kemenkominfo. e. Penataan Sistem Manajemen SDM Aparatur Kemenlu telah melakukan sejumlah upaya dalam rangka penataan sistem manajemen SDM aparatur di Kemenlu, antara lain: Telah dilakukan perbaikan berkelanjutan terhadap sistem perencanaan kebutuhan pegawai ASN di lingkungan Kemenlu dan Perwakilan RI, di antaranya seperti penyampaian kebutuhan pegawai oleh satker, penyusunan arsitektur SDM, dan penyusunan kebutuhan pegawai ASN; Perbaikan berkelanjutan sistem promosi secara terbuka di lingkungan Kemenlu dan Perwakilan RI di luar negeri dilakukan dengan merujuk pada Permenlu No. 2 tahun 2017 tentang Pedoman Pengisian JPT Madya secara Terbuka dan Permenlu No. 3 tahun 2017 tentang Pedoman Pengisian JPT Pratama secara Terbuka; Penguatan jabatan fungsional secara berkelanjutan yang ditetapkan melalui sejumlah peraturan, yaitu: JFD: Permenlu No. 7 Tahun 2019 tentang Kamus Kompetensi Teknis Jabatan Fungsional Diplomat (JFD); Permen PAN RB No. 11 Tahun 2019 tentang Standar Kompetensi JFD; Permenlu No. 16 Tahun 2019 tentang Petunjuk Teknis JFD; Permenlu No. 15 Tahun 2019 tentang Tata Cara Pelaksanaan Uji Kompetensi Diplomat; Peraturan BKN No. 20 Tahun 2018 tentang Petunjuk Pelaksanaan Pembinaan JFD; JFPID: Permen PAN RB No. 14 Tahun 2018 tentang JF PID; Peraturan BKN No. 22 Tahun 2018 tentang Petunjuk Teknis Pembinaan JF PID; Permenlu No. 6 Tahun 2019 tentang Pedoman Penghitungan Kebutuhan JF PID; Permenlu No. 10 Tahun 2019 tentang Tata Cara Penyesuaian/Inpassing PNS ke dalam JF PID; JFPK: Permen PAN RB No. 13 Tahun 2018 tentang JF PK; Peraturan BKN No. 21 Tahun 2018 tentang Petunjuk Teknis Pembinaan JF PK; Permenlu No. 5 Tahun 2019 tentang Pedoman Penghitungan Kebutuhan JF PK; Permenlu No. 9 Tahun 2019 tentang Tata Cara Penyesuaian/Inpassing PNS ke dalam JF PK; dan Dilaksanakannya inpassing untuk beberapa jabatan fungsional (JFPID dan JFPK). f. Penguatan Akuntabilitas Kemenlu telah melakukan sejumlah upaya dalam rangka penguatan akuntabilitas di Kemenlu, antara lain: Peningkatan dan penyempurnaan Cascading dan Peta Strategi Kemenlu, IKU, dan target IKU ke level di bawahnya termasuk seluruh Perwakilan RI telah dilakukan sepanjang tahun 2019 serta telah diotomatisasi melalui aplikasi BSC e-kinerja Kemenlu;. 2019. 14.
(21) Laporan Kinerja Biro Perencanaan dan Organisasi Tahun 2019 Kementerian Luar Negeri. Penerapan penandatanganan Perjanjian Kinerja (PK) tahun 2019 sampai dengan level individu telah dilakukan sepanjang tahun dan secara keseluruhan menjangkau hingga level Eselon 4 serta beberapa satker telah menyusunnya sampai dengan level staf; Monitoring, evaluasi, dan pelaporan kinerja dan keuangan secara periodik dengan sistem informasi berbasis teknologi informasi dilakukan secara triwulanan dengan sistem aplikasi BSC e-kinerja Kemenlu; Revisi pedoman umum implementasi SAKIP Kemenlu telah dilakukan melalui Permenlu No. 4 Tahun 2018 tentang Pedoman Sistem Manajemen Kinerja Kementerian Luar Negeri dan Perwakilan RI yang merupakan revisi atas hasil reviu Permenlu No. 7 Tahun 2016 tentang Pedoman Implementasi Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Kementerian Luar Negeri dan Perwakilan RI; dan Untuk memantau dan memberikan panduan terkait kinerja dan anggaran bagi seluruh Perwakilan RI yang berjumlah 131 Perwakilan telah dilaksanakan Bimtek RKA-K/L dan Renja K/L Perwakilan RI TA 2020 secara Video Conference di Jakarta pada 6-14 September 2019. g. Penguatan Pengawasan Dalam rangka mewujudkan birokrasi yang bersih dan bebas korupsi, Menteri Luar Negeri telah menetapkan peraturan atau kebijakan terkait Whistle Blowing System (WBS), penanganan gratifikasi dan pengaduan masyarakat, benturan kepentingan, penerapan manajemen risiko, serta pedoman teknis dan pedoman pengawasan SPIP. Berdasarkan hasil penilaian yang dilakukan oleh BPKP pada tahun 2019, Kemenlu berhasil meningkatkan nilai maturitas SPIP dari skala 3,286 (terdefinisi) menjadi 3,347 (terdefinisi) sesuai target maturitas RPJMN. Upaya pembinaan Zona Integritas (ZI) dilakukan secara intensif baik di satker Pusat maupun di Perwakilan RI. Pada tahun 2019 ada 8 (delapan) satker Pusat dan Perwakilan Kemenlu yang memperoleh penghargaan/predikat ZI, yaitu: Wilayah Bebas dari Korupsi (WBK): Museum KAA, KJRI Jeddah, KJRI Kuching, KJRI Osaka, dan KJRI Sydney. Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani (WBBM): KBRI Seoul, KJRI Hong Kong, dan KJRI Kota Kinabalu. h. Penguatan Kualitas Pelayanan Publik dan Quick Wins Pada aspek pelayanan publik, Kemenlu telah melakukan inovasi dengan optimalisasi pemanfaatan e-government guna mencegah praktik KKN dan mempercepat waktu layanan, membangun gedung layanan terpadu, serta melaksanakan survei kepuasan pengguna layanan secara berkala. Sejumlah inovasi pemanfaatan e-government Kemenlu, antara lain: Penerapan Portal Peduli WNI untuk integrasi database WNI di luar negeri dan penyeragaman pelayanan. Portal Peduli WNI mengintegrasikan database yang dimiliki oleh aplikasi SIMKIM milik Ditjen Imigrasi, SIAK milik Ditjen Dukcapil, SISKOTKLN milik BNP2TKI, dan SISKAH milik Kemenag; Sinkronisasi penerbitan Ijin Tinggal melalui aplikasi ijin tinggal online dengan penerbitan ID Diplomatik dan Stikerisasi legalisasi; Penggunaan aplikasi android untuk: penerbitan paspor diplomatik dan dinas (Desember 2017), permohonan exit permit dan rekomendasi visa; Pelayanan permohonan ruang VIP bandara oleh Perwakilan Negara Asing/Organisasi Internasional;. 2019. 15.
(22) Laporan Kinerja Biro Perencanaan dan Organisasi Tahun 2019 Kementerian Luar Negeri. Pelayanan permohonan izin lintas udara/flight clearance (FCIS); Pelayanan permohonan izin perkapalan (e-CAIT); dan Peresmian peluncuran multi-platform Safe Travel. Pada tahun 2019, Kemenlu juga telah mendapatkan penghargaan untuk kategori Top 45 Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik (KIPP/SINOVIK) yang diterima oleh KBRI Kuala Lumpur melalui program inovasi KBRI KL Jaman Now dalam hal pelayanan dan pelindungan yang berorientasi pada pemberdayaan dan pendidikan WNI. Inovasi dimaksud merupakan wujud nyata semangat Service Excellence Beyond Expectation Kemenlu dalam meningkatkan kualitas dan akses pelayanan publik.. Tantangan Sejumlah tantangan yang dihadapi Kemenlu dalam upaya mencapai sasaran dan target RB yang telah ditetapkan, antara lain: 1. 2.. 3. 4. 5. 6. 7.. Merumuskan hal utama yang menjadi permasalahan birokrasi yang dihadapi oleh Kemenlu Merumuskan sasaran strategis dan indikator kinerja yang benar-benar menggambarkan kondisi yang diharapkan oleh organisasi serta merepresentasikan ukuran kinerja/hasil yang diharapkan Belum optimalnya input pelaksanaan capaian kinerja secara berkala melalui sistem/aplikasi yang dibuat oleh Pusat (e-kinerja) Belum membudayanya mitigasi risiko atas pencapaian kinerja Belum membudayanya pengendalian internal serta mekanisme reviu dan supervisi oleh atasan langsung Masih perlunya sharing vision secara masif dari pimpinan ke seluruh pegawai hingga tingkatan yang paling bawah Masih terdapat kelompok pegawai yang belum memahami tugas pokok dan fungsi, belum memahami ukuran keberhasilan kerja, ataupun belum memahami keduanya. Upaya Mengatasi Untuk menyelesaikan berbagai tantangan dalam upaya pencapaian RB Kemenlu, hal-hal yang telah dilakukan seperti pembahasan bersama seluruh satker Kemenlu mengenai sasaran strategis dan indikator kinerja yang ingin diraih; menyampaikan reminder, memberikan konsultasi, dan melakukan pendampingan pengisian e-kinerja dan manajemen risiko; melakukan dialog kinerja dalam berbagai tingkatan hingga ke level paling bawah; dan melakukan upaya peningkatan pemahaman mengenai tugas pokok dan fungsi serta ukuran keberhasilan kerja. Kemenlu juga memperkuat koordinasi dan konsolidasi internal, khususnya koordinasi Tim RB Kemenlu – baik pada tingkat Pusat maupun Unit (seluruh Eselon I) – antara lain melalui Kegiatan Koordinasi Internal RB Kemenlu dan Bimtek Pengisian Lembar Kerja Evaluasi (LKE) Penilaian Mandiri Pelaksanaan Reformasi Birokrasi (PMPRB) dan Rapat Persiapan Kegiatan Evaluasi Lapangan RB dan Akuntabilitas Kinerja Kemenlu.. Proyeksi ke Depan Sebagai langkah ke depan, Kemenlu akan melakukan sejumlah upaya agar implementasi RB dapat terus ditingkatkan:. 2019. 16.
(23) Laporan Kinerja Biro Perencanaan dan Organisasi Tahun 2019 Kementerian Luar Negeri. 1.. 2.. 3.. 4. 5.. 6. 7.. Mempersiapkan Tim Penguatan Tata Kelola Pemerintahan yang Baik/Tim RB Kemenlu Tahun 2020 yang mencakup wakil/penanggung jawab RB dari seluruh Satker/Eselon I. Hal ini dilakukan untuk memastikan bahwa informasi dan implementasi RB terlaksana secara menyeluruh. Pada evaluasi RB tahun 2019, penilaian dilakukan tidak hanya pada tingkat Pusat/Pokja namun juga pada seluruh satker/Eselon I Mendorong keterlibatan jajaran pimpinan baik di tingkat Pusat/Kementerian maupun Unit/Eselon I dan II agar menjadi role model perubahan positif mental aparatur dan budaya kerja di Kemenlu guna mewujudkan integritas dan kinerja birokrasi yang tinggi Menyusun Road Map RB Kemenlu 2020-2024 yang diarahkan untuk mencapai peningkatan kapasitas birokrasi secara terus menerus untuk menjadi pemerintahan kelas dunia (world class bureaucracy). 8 (delapan) area perubahan dalam Road Map RB 2015-2019 masih relevan untuk dijalankan pada periode ketiga (2020-2024) dengan penyesuaian melalui klasterisasi/regrouping area berdasarkan output yang ditargetkan – dalam kaitan ini, pencapaian akuntabilitas kinerja menjadi target prioritas Meneruskan dan memperkuat reformasi administrasi yang selaras dengan prinsip-prinsip good governance Memastikan terselenggaranya praktik administrasi publik yang transparan, akuntabel, efisien, efektif, tidak diskriminatif, profesional, dan berbasis pada warga (paradigma governance – rakyat ambil bagian di dalam penyelenggaraan pemerintahan) Mendorong inovasi pada satker Kemenlu, khususnya yang memberikan pelayanan publik Menargetkan 7 (tujuh) Wilayah Bebas dari Korupsi (WBK) baru dan 3 (tiga) Wilayah Birokrasi Bersih Melayani (WBBM) baru pada tahun 2020. Analisis IKU-2 : Nilai Evaluasi AKIP Kemenlu Pada tahun 2019, capaian IKU ”Nilai Evaluasi AKIP Kemenlu” ditargetkan 77 (BB) dengan realisasi sebesar 75,56 dan capaian 98,13%, sebagaimana tabel di bawah ini: Tabel Capaian IKU-2 C.1 Tahun 2019 IKU-2 C.1 Nilai Evaluasi AKIP Kemenlu. Informasi Kinerja. Jumlah. Laporan Hasil Evaluasi AKIP dari KemenPANRB Realisasi Target Capaian. 75,56 75,56 77 98,13%. Mengingat hingga akhir tahun 2019 Kementerian Luar Negeri belum menerima Laporan Hasil Evaluasi (LHE) AKIP tahun 2019, maka Nilai AKIP Kemenlu tersebut di atas untuk sementara masih menggunakan hasil penilaian tahun 2018. Nilai akhir AKIP Kemenlu tahun 2019 akan diperoleh setelah disampaikannya surat Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi terkait AKIP 2019 (rencananya pada awal Februari 2020).. 2019. 17.
(24) Laporan Kinerja Biro Perencanaan dan Organisasi Tahun 2019 Kementerian Luar Negeri. Grafik Nilai Evaluasi AKIP Kementerian Luar Negeri Tahun 2014-2018 78 76 75,94. 74. 75,56 []. 74,21. 72. 72,22. 70. 68 66 64. 65,27. 62 60. 58 2014. 2015. 2016. 2017. 2018. Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (AKIP) adalah perwujudan kewajiban suatu instansi pemerintah untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan misi organisasi dalam mencapai sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan melalui sistem pertanggungjawaban secara periodik. Komponen penilaian dalam evaluasi AKIP terdiri dari 5 (lima) yaitu: Perencanaan Kinerja dengan bobot 30%, Pengukuran Kinerja dengan bobot 25%, Pelaporan Kinerja dengan bobot 15%, Evaluasi Kinerja dengan bobot 10%, Capaian Kinerja dengan bobot 20%. Adapun dokumen-dokumen yang digunakan dalam evaluasi AKIP antara lain: Rencana Strategis (Renstra), Perjanjian Kinerja (PK), Manual Indikator Kinerja Utama (IKU), Rencana Aksi (Renaksi) PK, dan Laporan Kinerja (LKj). Jika melihat realisasi hasil evaluasi AKIP Kemenlu beberapa tahun ke belakang, dapat dilihat bahwa nilai evaluasi AKIP Kemenlu terus mengalami peningkatan. Kemenlu akan terus berupaya untuk melakukan peningkatan dan upaya-upaya perbaikan guna peningkatan nilai evaluasi AKIP ini. Adapun perbandingan nilai evaluasi AKIP selama 5 tahun terakhir dapat dilihat pada grafik di bawah ini:. Tantangan Upaya peningkatan nilai evaluasi AKIP Kemenlu terus dilakukan, namun masih terdapat kendala/tantangan yang dihadapi, antara lain: Akuntabilitas Kinerja tidak hanya dilihat dalam lingkup tingkat organisasi saja, namun sampai dengan level individu juga harus sudah menjalankan tata kelola organisasi yang baik dan menunjukan kinerja yang akuntabel dan berorientasi hasil namun narget kinerja eselon III dan IV sampai dengan level individu belum dimonitor pencapaiannya serta digunakan untuk pengendalian maupun pemantauan kinerja secara berkala.. 2019. 18.
(25) Laporan Kinerja Biro Perencanaan dan Organisasi Tahun 2019 Kementerian Luar Negeri. Upaya Mengatasi BPO selaku koordinator terus melakukan upaya perbaikan dengan melakukan asistensi dan bimbingan teknis terkait penyusunan dokumen SAKIP kepada para Satker di Pusat maupun Perwakilan RI di luar negeri. Selain itu, pemantauan atas hasil kinerja juga terus dilakukan melalui aplikasi e-kinerja untuk memastikan bahwa klaim capaian telah sesuai dan dilengkapi dengan data dukung yang memadai.. Proyeksi ke Depan Pada tahun 2020 mendatang, Biro Perencanaan dan Organisasi selaku koordinator akan melakukan asistensi dan bimbingan teknis dalam penyusunan perjanjian kinerja individu sampai dengan level pelaksana. Selain itu, BPO dengan dibantu oleh Pustik KP akan terus menyempurnakan aplikasi e-kinerja agar dapat digunakan sampai dengan level individu sehingga akan memudahkan dalam melakukan pemantauan kinerja dari level organisasi sampai dengan level individu. Analisis IKU-3 : Nilai Maturitas SPIP Kemenlu Pada tahun 2019, capaian IKU ”Nilai Maturitas SPIP Kemenlu” ditargetkan mencapai nilai 3,5 (berkembang) dengan realisasi sebesar 3,347 (terdefinisi) dan capaian 95,63%. Tabel Capaian IKU-3 C.1 Tahun 2019 IKU-3 C.1 Nilai Maturitas SPIP Kemenlu. Informasi Kinerja. Jumlah. Nilai Maturitas hasil dari Quality Assurance (QA) oleh BPKP Realisasi Target Capaian. 3,347 3,347 3,5 95,63%. Sebagaimana amanat Peraturan Pemerintah No. 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) dan komitmen pimpinan Kementerian Luar Negeri (Kemenlu), sejak tahun 2011 Kemenlu telah menyelenggarakan SPIP pada tataran organisasi dan unit organisasi di pusat dan Perwakilan RI. Sejalan dengan target RB di fase kedua (2015-2019), yaitu mewujudkan birokrasi berbasis kinerja, Kemenlu memprioritaskan upaya penguatan SPIPnya pada aspek manajemen risiko yang bermanfaat untuk meningkatkan perencanaan, kinerja, efektivitas organisasi, dan akuntabilitas. Pelaksanaan SPIP sesuai PP No. 60 Tahun 2018 terdiri dari 5 (lima) unsur, yaitu lingkungan pengendalian, penilaian risiko, kegiatan pengendalian, informasi dan komunikasi, serta pemantauan.. 2019. 19.
(26) Laporan Kinerja Biro Perencanaan dan Organisasi Tahun 2019 Kementerian Luar Negeri. Guna penguatan SPIP yang berkesinambungan, Kemenlu memiliki Satgas SPIP yang diperbaharui setiap tahunnya yang beranggotakan perwakilan dari seluruh satuan kerja yang ada di Kemenlu. Terkait hal upaya dan capaian SPIP Kemenlu, berdasarkan hasil penjaminan mutu (Quality Assurance/QA) yang telah dilakukan oleh BPKP, Kemenlu berhasil meningkatkan nilai Maturitas SPIP dari level 2,5739 (berkembang) pada tahun 2016 menjadi level 3,286 pada tahun 2017, serta berhasil meningkatkan kembali nilai maturitas SPIP di tahun 2018 sebesar 0,061 poin menjadi 3,347 (terdefinisi). Nilai tersebut telah melampaui target maturitas yang ditetapkan RPJMN untuk tahun 2019, yaitu level 3. Pelaksanaan evaluasi maturitas SPIP periode 2018 telah dilakukan pada September/Oktober 2019 dengan menggunakan metode yang sama dari evaluasi maturitas periode 2018. Evaluasi dilakukan dengan melibatkan Inspektorat Jenderal (Itjen) selaku assessor mandiri dan penjaminan mutu (Quality Assurance/QA) oleh BPKP. Nilai maturitas secara detail per unsur adalah sebagai berikut: Maturitas SPIP pada Kementerian Luar Negeri Periode Tahun 2018. No.. Fokus Penilaian. Bobot (%). Skor Nilai. 1.. Lingkungan Pengendalian. 30. 3,625. 2.. Penilaian Risiko. 20. 3,000. 3.. Kegiatan Pengendalian. 25. 3,636. 4.. Informasi dan Komunikasi. 10. 3,000. 5.. Pemantauan. 15. 3,000. 100. 3,347. Jumlah Skor. Tantangan Dalam upaya untuk mencapai target yang lebih optimal dalam pelaksanaan SPIP di lingkungan Kemenlu, dipandang masih terdapat sejumlah tantangan yang dihadapi yaitu antara lain: 1.. 2.. mutasi pegawai yang cukup tinggi sehingga cukup berdampak pada kesinambungan informasi dan efisiensi pelaksanaan SPIP pada tahun berjalan, yang mempengaruhi knowledge sharing dalam melanjutkan pelaksanaan SPIP di lingkungan unit kerja masingmasing; perlu lebih ditingkatkannya pemahaman yang lebih seksama atas unsur-unsur SPIP yang mendukung perlunya keterlibatan seluruh elemen Kementerian Luar Negeri dan Perwakilan RI dalam pelaksanaan SPIP secara berkelanjutan;. 2019. 20.
(27) Laporan Kinerja Biro Perencanaan dan Organisasi Tahun 2019 Kementerian Luar Negeri. 3. 4. 5. 6.. 7.. masih kurangnya minat staf untuk memahami lebih lanjut tentang SPIP sehingga berdampak pada kualitas kompetensi SDM yang handal terkait SPIP; belum teralokasikannya anggaran yang cukup untuk pelaksanaan SPIP pada satker sehingga berpotensi kendala dalam pelaksanaan SPIP secara optimal; perlu dioptimalkannya peran anggota satgas SPIP di level organisasi dan unit kerja; belum terintegrasinya pengelolaan SPIP dan dokumen manajemen risiko di dalam pengelolaan kinerja dan anggaran yang disatukan dalam satu aplikasi bersama atau platform yang ada/dimiliki Kemenlu; dan belum adanya evaluasi secara berkala dan terdokumentasi atas kebijakan dan pelaksanaan pengendalian intern secara memadai di setiap unit kerja.. Upaya Mengatasi Guna mengatasi hambatan tersebut, langkah-langkah yang telah dilaksanakan oleh BPO selaku Sekretaris Satgas SPIP Kemenlu, antara lain: 1.. 2. 3.. internalisasi SPIP secara lebih aktif dan intensif baik melalui kegiatan sosialisasi maupun bimtek training for trainers khususnya kepada Satgas SPIP unit kerja guna meningkatkan budaya pengendalian dan sadar risiko atas pelaksanaan SPIP di lingkungan Kemenlu dan Perwakilan; optimalisasi penggunaan anggaran yang dialokasikan khusus bagi perencanaan dan ketatalaksanaan pada masing-masing unit kerja guna mendukung pelaksanaan SPIP; dan lebih meningkatkan koordinasi dengan Inspektorat Jenderal (Itjen) selaku APIP Kemenlu sebagai upaya dalam memberikan early warning system bagi potensi masalah dan kesulitan yang bakal dihadapi unit kerja dan Perwakilan RI dalam pelaksanaan SPIP.. Proyeksi ke Depan Atas hasil SPIP yang telah dicapai Kemenlu pada level-3 (Terdefinisi), tentunya target Kemenlu kedepannya adalah berupaya mencapai level selanjutnya, yaitu level 4 “terkelola dan terukur”. Untuk itu, diperlukan sejumlah upaya yang akan menjadi prioritas Kemenlu, antara lain: 1. menekankan pendokumentasian SPIP pada setiap unit kerja secara tertib dan teratur sesuai dengan pedoman teknis yang telah ada; 2. mendorong implementasi Manajemen Risiko secara menyeluruh di seluruh satuan kerja (satker); 3. internalisasi SPIP secara lebih aktif dan intensif guna meningkatkan budaya pengendalian dan sadar risiko di lingkungan Kemenlu dan Perwakilan RI; 4. mendorong mekanisme monitoring dan evaluasi, serta pembangunan berkelanjutan sistem pemerintahan berbasis elektronik (SPBE) yang terkait unsur-unsur SPIP di Kemenlu; dan 5. meningkatkan efektifitas pemantauan atas pelaksanaan tindak lanjut perbaikan/pengembangan infrastruktur SPIP oleh Satgas SPIP.. 2019. 21.
(28) Laporan Kinerja Biro Perencanaan dan Organisasi Tahun 2019 Kementerian Luar Negeri. III.2. Capaian Kinerja: Business Process Perspective. Sasaran Strategis (B.1) Pencapaian Reformasi Birokrasi Lingkup BPO yang Optimal IKU-1 : Persentase Road Map RB Kemenlu Tahun 2019 yang Tercapai IKU ini mengukur sejauh mana capaian atas rencana kerja 8 (delapan) area perubahan RB di lingkungan Kemenlu yang telah ditetapkan setiap tahun. IKU-2 : Persentase Komponen RB Lingkup Penataan dan Penguatan Organisasi yang Dinilai A IKU ini mengukur Persentase Komponen RB lingkup Penataan dan Penguatan Organisasi yang dinilai A IKU-3 : Persentase Komponen RB Lingkup Penguatan Akuntabilitas yang Dinilai A IKU ini untuk mengetahui komponen RB lingkup Penguatan Akuntabilitas yang telah dikelola dengan sangat baik sesuai kriteria penilaian RB.. S. emangat RB dilaksanakan tidak hanya oleh Tim RB Kemenlu, tetapi juga didukung oleh segenap pimpinan dan seluruh pegawai Kemenlu di berbagai kebijakan dan kegiatan dalam 8 (delapan) area perubahan. Hasilnya tentunya adalah peningkatan dan perubahan positif di berbagai bidang, baik yang terkait dengan internal organisasi Kemenlu maupun dengan peningkatan kinerja Kemenlu. Pencapaian sasaran strategis “Pencapaian Reformasi Birokrasi Lingkup BPO yang Optimal” diukur dengan 3 (tiga) IKU, yaitu “Persentase Road Map RB Kemenlu Tahun 2019 yang Tercapai”, “Persentase Komponen RB Lingkup Penataan dan Penguatan Organisasi yang Dinilai A”, dan “Persentase Komponen RB Lingkup Penguatan Akuntabilitas yang Dinilai A”. Adapun capaian rata-rata SS Pencapaian Reformasi Birokrasi Lingkup BPO yang Optimal adalah sebesar 109,25% sebagaimana dapat dilihat pada tabel di bawah ini: No.. Indikator Kinerja Utama (IKU). Target 2019. Bobot 2019. Realisasi 2018. Realisasi 2019. Capaian 2019. Capaian Pembobotan IKU 2019. 1.. Persentase Road Map RB Kemenlu Tahun 2019 yang Tercapai. 100%. 33,33. 96,67%. 96,63%. 96,63%. 32,21%. 2019. 22.
(29) Laporan Kinerja Biro Perencanaan dan Organisasi Tahun 2019 Kementerian Luar Negeri. 2.. 3.. Persentase 90% Komponen RB (9 dari 10 Lingkup komponen) Penataan dan Penguatan Organisasi yang Dinilai A Persentase 75% Komponen RB (6 dari 8 Lingkup komponen) Penguatan Akuntabilitas yang Dinilai A. 33,33. N/A. 100%. 111,11%. 37,04%. 100%. 133,33%. 40,00%. (8 dari 8 komponen) Klaim mandiri dalam PMPRB 2019. (toleransi capaian 120%). (10 dari 10 komponen) Klaim mandiri dalam PMPRB 2019. 33,33. N/A. Rata-rata Capaian. 109,25%. Analisis IKU-1 : Persentase Road Map RB Kemenlu Tahun 2019 yang Tercapai Pada tahun 2019, capaian IKU ”Persentase Road Map RB Kemenlu Tahun 2019 yang Tercapai” ditargetkan mencapai 100% dengan realisasi sebesar 96,63% dan capaian 96,63%. Tabel Capaian IKU-1 B.1 Tahun 2019 IKU-1 B.1 Persentase Road Map RB Kemenlu Tahun 2019 yang Tercapai. Informasi Kinerja. Jumlah. Tahapan Road Map RB Kemenlu yang telah diselesaikan pada tahun berjalan (2019) Realisasi Target Capaian. 96,63%. 96,63% 100% 96,63%. Road Map RB Kemenlu 2015 – 2019 merupakan peta arah kebijakan dan strategi pelaksanaan RB di lingkungan Kemenlu untuk kurun waktu 5 (tahun). Road Map ini disusun untuk menyelaraskan strategi, perencanaan, dan pelaksanaan yang telah dipetakan ke dalam 8 (delapan) area perubahan, yaitu: 1. Manajemen Perubahan dan Mental Aparatur; 2. Penguatan Peraturan Perundangan-undangan; 3. Penguatan Kelembagaan; 4. Penguatan Tata Laksana dan e-Government; 5. Penguatan Sistem Manajemen SDM Aparatur Sipil Negara; 6. Penguatan Pengawasan; 7. Penguatan Akuntabilitas Kinerja; dan 8. Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik dan Quick Wins Dengan Road Map RB, Kemenlu memiliki target yang jelas setiap tahunnya selama periode yang ditetapkan – yaitu 5 (lima) tahun. Pokja merancang rencana aksi dan melaksanakan kegiatan yang terkait dengan pencapaian target sesuai dengan bidangnya masing-masing. Pencapaian. 2019. 23.
(30) Laporan Kinerja Biro Perencanaan dan Organisasi Tahun 2019 Kementerian Luar Negeri. target pelaksanaan RB direviu dan dievaluasi oleh Pokja RB Kemenlu secara berkala dalam rangka dokumentasi kegiatan dan pengukuran realisasi target yang disusun dalam matriks laporan capaian atas Road Map RB Kemenlu.. Tantangan Sejumlah tantangan yang dihadapi Kemenlu dalam upaya pelaksanaan Road Map RB Kemenlu, antara lain: 1. 2. 3.. Membentuk Tim Penguatan Tata Kelola Pemerintahan yang Baik/Tim RB Kemenlu yang cukup representatif, namun efektif dan efisien Memastikan pemahaman seluruh lapisan (pimpinan, pejabat, dan staf) Kemenlu mengenai arah dan tujuan pelaksanaan program/rencana kerja RB Memastikan kontinuitas terhadap pelaksanaan program/rencana kerja RB di tengah proses mutasi pegawai (ke dan dari luar negeri) yang dinamis terjadi di Kemenlu. Upaya Mengatasi Untuk menyelesaikan berbagai tantangan dalam upaya pelaksanaan Road Map RB Kemenlu, terdapat beberapa hal yang telah dilakukan seperti: 1.. 2.. 3.. Mengoordinasikan pembentukan Tim Penguatan Tata Kelola Pemerintahan yang Baik/Tim RB Kemenlu dengan masukan dari seluruh unit/satuan kerja yang menangani bidang-bidang terkait sesuai 8 (delapan) area perubahan dalam Road Map RB Kemenlu Menyelenggarakan forum koordinasi (sosialisasi, perencanaan, dan evaluasi) terkait RB bagi Koordinator dan Anggota Tim Penguatan Tata Kelola Pemerintahan yang Baik/Tim RB Kemenlu secara terencana dan terukur, utamanya dalam mengantisipasi evaluasi lapangan RB yang dilakukan oleh Tim Evaluator Kemen PAN RB secara rutin setiap tahunnya Melakukan dokumentasi kegiatan RB yang meliputi pencapaian target, output/outcome (kegiatan, produk hukum, indeks/jumlah, dll), serta rencana aksi tahun berikutnya yang perlu ditindaklanjuti. Proyeksi ke Depan Sebagai langkah ke depan, Kemenlu akan melakukan sejumlah upaya agar pelaksanaan Road Map RB Kemenlu dapat terus ditingkatkan: 1.. 2.. 3.. Menyusun Road Map RB Kemenlu 2020-2024 yang sesuai dengan arah RB nasional, baik yang tercantum dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 20202024 maupun dalam Road Map RB Nasional 2020-2024 Mempersiapkan Tim Penguatan Tata Kelola Pemerintahan yang Baik/Tim RB Kemenlu dengan koordinator dan pelaksana yang melekat pada jabatan-jabatan di Kemenlu yang terkait langsung dengan bidang/area perubahan RB Mempersiapkan wakil/penanggung jawab RB, tidak hanya pada tingkat Pusat dan Unit (seluruh Eselon I), namun juga pada tingkat Eselon II untuk mengantisipasi evaluasi (kedalaman) pelaksanaan RB yang lebih rigid.. 2019. 24.
(31) Laporan Kinerja Biro Perencanaan dan Organisasi Tahun 2019 Kementerian Luar Negeri. Analisis IKU-2 : Persentase Komponen RB Lingkup Penataan dan Penguatan Organisasi yang Dinilai A Tabel Capaian IKU-2 B.1 Tahun 20189 IKU-2 B.1 Persentase Komponen RB Lingkup Penataan dan Penguatan Organisasi yang Dinilai A. Informasi Kinerja. Jumlah. Komponen Penataan dan Penguatan Organisasi pada RB yang mendapatkan nilai A berdasarkan laporan hasil evaluasi pelaksanaan Reformasi Birokasi (RB) Kemenlu Realisasi Target Capaian. 100%. 100% 75% 133,33% (toleransi capaian 120). Realisasi IKU Persentase Komponen RB lingkup Penataan dan Penguatan Organisasi yang dinilai A diukur berdasarkan klaim capaian Lembar Kerja Evaluasi (LKE) Penilaian Mandiri Pelaksanaan Reformasi Birokrasi (PMPRB) Kementerian Luar Negeri Tahun 2019. Terdapat 10 (sepuluh) komponen penilaian dalam hal ini, yang seluruhnya dinilai A, yakni:. Telah dilakukan evaluasi yang bertujuan untuk menilai ketepatan fungsi dan ketepatan ukuran organisasi. Telah dilakukan evaluasi yang menganalisis kesesuaian struktur organisasi/unit kerja dengan kinerja yang akan dihasilkan. Telah dilakukan evaluasi yang mengukur jenjang organisasi. Telah dilakukan evaluasi atas kesesuaian struktur organisasi dengan mandat. Telah dilakukan evaluasi yang menganalisis kemungkinan duplikasi fungsi. Telah dilakukan evaluasi yang menganalisis kemungkinan tumpang tindih fungsi dengan instansi lain. Telah dilakukan evaluasi yang menganalisis satuan organisasi yang berbeda tujuan namun ditempatkan dalam satu kelompok. Telah dilakukan evaluasi yang menganalisis kemampuan struktur organisasi untuk adaptif terhadap perubahan lingkungan strategis. Telah dilakukan evaluasi yang menganalisis kemungkinan adanya pejabat yang melapor kepada lebih dari seorang atasan. Hasil evaluasi telah ditindaklanjuti dengan mengajukan perubahan organisasi. 2019. 25.
(32) Laporan Kinerja Biro Perencanaan dan Organisasi Tahun 2019 Kementerian Luar Negeri. Seluruh komponen tersebut telah dievaluasi dalam Evaluasi Kelembagaan Kementerian Luar Negeri tahun 2018 sesuai Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 20 Tahun 2018 tentang Pedoman Evaluasi Kelembagaan Instansi Pemerintah. Dalam hal ini, evaluasi mandiri telah dilaksanakan pada dua level, yaitu organization-wide (level kementerian) dan suborganization-wide (level unit organisasi eselon I). Menurut Peraturan tersebut, evaluasi kelembagaan dilaksanakan sekurang-kurangnya satu kali dalam 3 (tiga) tahun. Penataan organisasi merupakan suatu proses yang berkesinambungan. Sebagai kelanjutan dari proses evaluasi kelembagaan tahun 2018, langkah-langkah penataan dan penguatan organisasi Kementerian pada tahun 2019 diarahkan untuk mulai mempersiapkan penyusunan peraturan perundang-undangan terkait, yaitu: i) Peraturan Presiden tentang Kementerian Luar Negeri, dan ii) Peraturan Menteri Luar Negeri tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Luar Negeri. Kedua peraturan tersebut akan menggantikan masing-masing Peraturan Presiden Nomor 56 Tahun 2015, dan Peraturan Menteri Luar Negeri Nomor 2 Tahun 2016. Hasil yang ditargetkan dari proses penataan organisasi termasuk penyusunan peraturan tersebut di atas adalah struktur organisasi untuk tahun 2020-2024, yakni sesuai dengan periode Rencana Strategis agar selaras dan mampu menopang pencapaian strategi. Oleh karena itu, sepanjang tahun 2019 BPO telah mengoordinasikan analisis kebutuhan organisasi terutama pada tingkat eselon I, yang akan menjadi materi Rancangan Peraturan Presiden. Setelah terbentuknya Kabinet Indonesia Maju pada bulan Oktober 2019, dan penerbitan Peraturan Presiden Nomor 68 Tahun 2019 tentang Organisasi Kementerian Negara, proses penyusunan Rancangan Peraturan Presiden semakin diintensifkan melalui serangkaian pembahasan baik di tingkat pimpinan maupun teknis dengan seluruh unit organisasi eselon I. Pada akhir bulan Desember 2019, telah tersusun RPerpres beserta Ringkasan Eksekutif Penataan Organisasi untuk disampaikan lebih lanjut kepada Kementerian PANRB. Bersamaan dengan itu, sesuai arahan Presiden untuk menyederhanakan birokrasi Pemerintah, BPO telah mengoordinasikan langkah-langkah identifikasi dan pemetaan Jabatan Administrasi (eselon III dan eselon IV) menjadi Jabatan Fungsional, melalui pembahasan dengan seluruh unit organisasi eselon I. Identifikasi dan pemetaan tersebut tentunya mempertimbangkan komponen-komponen RB lingkup penataan dan penguatan organisasi, terutama berkenaan dengan kesesuaian struktur dengan mandat, dan kemampuan struktur organisasi untuk adaptif terhadap perubahan lingkungan strategis. Pada bulan Desember 2019, telah disusun hasil identifikasi dan pemetaan Jabatan Administrasi baik yang dialihkan menjadi Jabatan Fungsional, maupun yang dipertahankan sesuai arahan Menteri PANRB dan Peraturan Menteri PANRB Nomor 28 Tahun 2019 tentang Penyetaraan Jabatan Administrasi ke dalam Jabatan Fungsional. Selain proses penataan organisasi tersebut, BPO telah mengoordinasikan pula perubahan peta jabatan Kementerian Luar Negeri dalam rangka mengakomodasi kebutuhan Jabatan Fungsional (JF) Penata Kanselerai dan JF Pranata Informasi Diplomatik. Perubahan tersebut. 2019. 26.
(33) Laporan Kinerja Biro Perencanaan dan Organisasi Tahun 2019 Kementerian Luar Negeri. dilakukan melalui proses analisis beban kerja dan analisis kebutuhan organisasi yang juga mempertimbangkan kesepuluh komponen RB lingkup Penataan dan Penguatan Organisasi. Adanya kebutuhan JF tersebut ditindaklanjuti dengan penyusunan Peraturan Menteri Luar Negeri tentang Perubahan Peraturan Menteri Luar Negeri Nomor 8 Tahun 2017 tentang Jabatan, Kelas Jabatan, dan Peta Jabatan di lingkungan Kementerian Luar Negeri. Rancangan Peraturan dimaksud telah dinyatakan selesai diharmonisasi oleh Kementerian Hukum dan HAM pada bulan November 2019, dan selanjutnya diproses untuk pengundangan dalam Berita Negara. Dalam rangka penataan organisasi Perwakilan Republik Indonesia, pada tahun 2019 telah dilaksanakan proses penyusunan Rancangan Peraturan Presiden tentang Organisasi Perwakilan RI, dan Peraturan Menteri Luar Negeri tentang Organisasi dan Tata Kerja Perwakilan RI. Kedua peraturan perundang-undangan tersebut disusun dengan memperhatikan hasil-hasil evaluasi kelembagaan, serta evaluasi indeksasi dan analisis beban kerja Perwakilan RI. Dalam proses evaluasi terhadap Perwakilan RI, seluruh komponen RB lingkup penataan dan penguatan organisasi menjadi tolok ukur utama, khususnya terkait kesesuaian struktur dengan mandat, kemungkinan tumpang tindih fungsi dengan instansi lain, dan kemungkinan duplikasi fungsi, serta kemampuan adaptif terhadap perubahan lingkungan strategis. Khususnya mengenai potensi duplikasi dengan K/L lain menjadi target utama evaluasi kelembagaan Perwakilan RI tahun 2019 yang dilaksanakan bersama Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB) dengan mengambil sampel Perwakilan RI di Tokyo, Osaka, dan Shanghai. Dalam hal ini, sesuai fokus kajian Kementerian PANRB, telah dievaluasi secara khusus pelaksanaan tugas dan fungsi termasuk proses bisnis promosi ekonomi oleh Perwakilan RI dengan lembaga promosi Indonesian Trade Promotion Center (ITPC) dan Indonesian Investment Promotion Center (IIPC). Selain penataan organisasi secara mendasar, untuk memberikan kepastian hukum terkait Perwakilan RI yang memiliki kekhususan, disusun pula rancangan peraturan perundang-undangan tentang Perwakilan dengan status rawan dan/atau berbahaya, dan PTRI ASEAN yang berkedudukan di Jakarta.. Tantangan Dalam penataan dan penguatan organisasi Kementerian Luar Negeri dan Perwakilan RI, terdapat tantangan, sebagai berikut: 1. Langkah penataan organisasi yang diawali dengan proses teknokratik (secara bottom-up) memerlukan banyak penyesuaian sejalan dengan arahan/instruksi terbaru. 2. Keterbatasan jumlah pegawai yang menangani urusan organisasi pada unit-unit organisasi juga menjadi tantangan tersendiri, mengingat hal yang ditangani oleh pejabat yang bersangkutan sangat beragam, mencakup pula urusan tata laksana, perencanaan dan evaluasi kinerja. Kondisi ini mempengaruhi fokus penataan unit organisasi masing-masing. 3. Organisasi Perwakilan RI bersifat fungsional dengan ukuran relatif kecil dibandingkan dengan unit-unit organisasi instansi pemerintah di Pusat namun memiliki mandat yang sangat besar, yaitu mewakili dan memperjuangkan kepentingan bangsa, negara, dan pemerintah Indonesia. 2019. 27.
(34) Laporan Kinerja Biro Perencanaan dan Organisasi Tahun 2019 Kementerian Luar Negeri. secara keseluruhan. Oleh karena itu, perlu berbagai penyesuaian secara fleksibel dan cepat agar dapat melaksanakan kinerja secara optimal.. Upaya Mengatasi 1. 2.. BPO melakukan koordinasi yang intensif di berbagai level dengan seluruh unit organisasi, khususnya yang menangani urusan organisasi pada unit Sekretariat Ditjen/Itjen/BPPK. Evaluasi kelembagaan Perwakilan RI dilakukan bersama-sama dengan Kementerian PANRB agar terdapat kesamaan pandangan dan pemahaman yang empiris terhadap situasi Perwakilan RI. Dengan demikian, diharapkan dapat dirumuskan bersama solusi yang paling tepat dan sesuai bagi organisasi Perwakilan.. Proyeksi ke Depan 1.. 2. 3.. 4.. Pada tahun 2020, fokus penataan organisasi Kementerian adalah pada tingkat eselon II ke bawah, melalui penyusunan Rancangan Peraturan Menteri Luar Negeri tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Luar Negeri, dan Peraturan Menteri Luar Negeri tentang Jabatan, Kelas Jabatan, dan Peta Jabatan Kementerian Luar Negeri. Target pengundangan Peraturan Presiden dan seluruh Peraturan Menteri Luar Negeri terkait organisasi Kementerian adalah pada tahun 2020. Untuk organisasi Perwakilan, akan dituntaskan penyusunan Peraturan Presiden tentang Organisasi Perwakilan RI, dan Peraturan Menteri Luar Negeri tentang organisasi dan tata kerja Perwakilan RI. Selain yang tersebut di atas, akan dilanjutkan proses penyusunan atau pengundangan beberapa peraturan perundang-undangan lainnya, yaitu terkait tunjangan jabatan fungsional, Perwakilan rawan dan/atau berbahaya, dan PTRI ASEAN.. Peraturan Menteri Luar Negeri Tentang Jabatan, Kelas Jabatan, dan Peta Jabatan Kementerian Luar Negeri. Peraturan Menteri Luar Negeri Tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Luar Negeri.. Peraturan Menteri Luar Negeri tentang Perwakilan Rawan dan/atau Berbahaya. Peraturan Menteri Luar Negeri tentang Organisasi dan Tata Kerja Perwakilan RI. Peraturan Presiden Tentang Kementerian Luar Negeri. Peraturan Presiden Fasilitas bagi Pejabat pada Perwakilan Rawan/Berbahaya. Peraturan Presiden Tentang Organisasi Perwakilan RI. Peraturan Presiden Tunjangan Jabatan Fungsional (masing-masing untuk Diplomat, Penata Kanselerai, dan Pranata Informasi Diplomatik). Peraturan Presiden Tentang Hak-hak Keuangan Pejabat PTRI ASEAN. 2019. 28.
(35) Laporan Kinerja Biro Perencanaan dan Organisasi Tahun 2019 Kementerian Luar Negeri. Analisis IKU-3 : Persentase Komponen RB Lingkup Penguatan Akuntabilitas yang Dinilai A Pada tahun 2019, realisasi IKU Persentase Komponen RB Lingkup Akuntabilitas yang Dinilai A adalah sebesar 100% dari yang ditargetkan sebesar 75%, sehingga capaian untuk IKU ini adalah sebesar 133,33%. Namun, catatan yang perlu diperhatikan terkait dengan realisasi ini adalah bahwa angka realisasi masih berdasarkan pada Lembar Kerja Evaluasi (LKE) Penilaian Mandiri Pelaksanaan Reformasi Birokrasi (PMPRB) tahun 2019 mengingat sampai dengan Laporan Kinerja ini disusun, Kemen PAN dan RB belum menyampaikan hasil evaluasi pelaksanaan Reformasi Birokrasi beserta Lembar Kerja Evaluasi (LKE) untuk tahun 2019. Tabel Capaian IKU-3 B.1 Tahun 2019 IKU-3 B.1 Persentase Komponen RB Lingkup Penguatan Akuntabilitas yang Dinilai A. Informasi Kinerja Jumlah Komponen Reformasi Birokrasi lingkup Penataan dan Penguatan Organisasi yang dinilai A Jumlah Seluruh Komponen Reformasi Birokrasi lingkup Penataan dan Penguatan Organisasi Target Realisasi Capaian. Jumlah. 6 Komponen. 8 Komponen 75% 100% 133,33% (toleransi capaian 120%). Realisasi IKU ”Persentase Komponen Reformasi Birokrasi lingkup Penguatan Akuntabilitas yang dinilai A” pada tahun 2019 adalah 100% (seluruh komponen telah memperoleh nilai A). Hasil ini berdasarkan dari hasil laporan evaluasi PMPRB (Penilaian Mandiri Pelaksanaan Reformasi Birokrasi). Namun, pada penilaian evaluasi pelaksanaan RB di tahun 2019 mengalami sedikit perubahan sehingga komponen RB lingkup Penguatan Akuntabilitas yang semula terdapat 8 (delapan) komponen yang dinilai menjadi 7 (tujuh) komponen. Pada LKE tahun 2019, komponen ”Pemutakhiran data kinerja dilakukan secara berkala” sudah tidak digunakan lagi, sehingga total komponen yang dinilai dalam lingkup Penguatan Akuntabilitas menjadi 7 (tujuh) komponen. Berikut 7 (tujuh) komponen yang dijadikan tolak ukur penilaian yang seluruhnya telah memperoleh nilai A berdasarkan LKE PMPRB tahun 2019: a) Pimpinan terlibat secara langsung pada penyusunan dokumen RENSTRA; b) Pimpinan terlibat secara langsung pada penyusunan dokumen Penetapan Kinerja; c) Pimpinan memantau secara pencapaian kinerja secara berkala; d) Terdapat upaya peningkatan kapasitas SDM yang menangani akuntabilitas kinerja; e) Pedoman akuntabilitas kinerja telah disusun; f) Sistem pengukuran kinerja telah dirancang berbasis elektronik; dan g) Sistem pengukuran kinerja dapat diakses oleh seluruh unit. Dibandingkan dengan tahun 2018, terjadi peningkatan baik untuk realisasi maupun capaian IKU di tahun 2019. Hal ini merupakan hasil dari kerja keras bersama dari seluruh pihak yang terlibat terkait dengan pecapaian IKU ini.. 2019. 29.
Gambar
Dokumen terkait
Data yang digunakan meliputi: (1) PDRB Kota Dumai (tahun 2000-2010) dan PDRB kabupaten/kota Provinsi Riau (tahun 2000-2010) menurut Lapangan Usaha, baik berdasarkan atas dasar
Subjek penelitian pengembangan produk ini berupa media pembelajaran materi bentuk molekul yang dikembangkan menggunakan software AURORA 3D, sedangkan objek penelitiannya
“Jepang memberikan bantuan ODA kepada pemerintah Indonesia untuk pembangunan proyek Mass Rapid Transit ( MRT ) di Jakarta, karena Jepang ingin menciptakan ketergantungan
Pada tahun anggaran 2020, sesuai dengan IKU dan perjanjian Kinerja yang disesuaikan dengan renstra 2019-2024 yang telah direvisi, BPTP Bali telah menetapkan 3 (tiga) sasaran
Melbourne yang Akuntabilitas dokumen AKIP -Anggaran Rupiah 10.000.000. Baik Kinerja
Laporan Kinerja (LAKIN) Universitas Bangka Belitung tahun 2020 merupakan laporan evaluasi atas pencapaian kinerja organisasi dan kinerja anggaran. Fungsi evaluasi
Evaluasi Kinerja dilaksanakan pada setiap akhir tahun anggaran antara lain dimaksudkan untuk menyusun Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Unit
bahwa berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 33/PMK.02/2016 tentang Standar Biaya Masukan Tahun Anggaran 2017 dan Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik