• Tidak ada hasil yang ditemukan

tingkat bagi hasil deposito bank syariah sebesar satu standar deviasi terhadap tingkat suku bunga deposito bank konvensional terlihat lebih fluktuatif dan cenderung negatif. Respon mulai stabil pada periode ke-58 sebesar 0.011%.

Gambar 11 Grafik IRF Deposito 1 Bulan

Dari hasil IRF pada model deposito 1 bulan menunjukkan bahwa respon tingkat suku bunga deposito bank konvensional di terhadap guncangan yang terjadi pada tingkat bagi hasil deposito bank syariah menunjukkan derajat yang lebih kecil dari pada respon tingkat bagi hasil deposito bank syariah terhadap guncangan yang terjadi pada tingkat suku bunga deposito bank konvensional. Hal ini disebabkan karena market share bank konvensional di Indonesia yang masih lebih besar dari pada bank syariah. Sedangkan respon tigkat suku bunga deposito bank konvensional dan tingkat bagi hasil deposito bank syariah terhadap IHK, terlihat bahwa tingkat suku bunga deposito bank konvensional memberi respon yang lebih besar dan cenderung stabil pada periode yang lebih lama. Hal ini sesuai dengan pernyataan (Adil S 11 Juni 2014, komunikasi pribadi) bahwa tingkat bagi hasil pada bank syariah di Indonesia tidak mendapat pengaruh langsung dari perubahan fluktuasi ekonomi dalam hal ini IHK, berbeda dengan suku bunga bank konvensional yang terpengaruh secara langsung dengan perubahan fluktuasi ekonomi negara.

Deposito 3 bulan

Pada model deposito 3 bulan, guncangan tingkat suku bunga deposito bank konvensional sebesar satu standar deviasi terhadap tingkat bagi hasil deposito bank syariah menunjukkan respon yang terus meningkat dan mulai stabil pada periode ke- 43 sebesar 0.388%. Sedangkan respon tingkat suku bunga deposito bank konvensional terhadap guncangan tingkat bagi hasil deposito bank syariah sebesar satu standar deviasi menunjukkan respon yang positif dan mengalami keseimbangan pada periode ke-22 sebesar 0.089%.

23

Gambar 12 Grafik IRF Deposito 3 Bulan

Hasil IRF model deposito 3 bulan (Gambar 12) menunjukkan pada respon tingkat bagi hasil deposito bank syariah di Indonesia terhadap guncangan tingkat suku bunga depostio bank konvensional menunjukkan derajat yang lebih besar daripada respon tingkat suku bunga deposito bank konvensional terhadap tingkat bagi hasil deposito bank syariah. Sama halnya dengan di Negara Malaysia dan Turki bahwa tingkat bagi hasil bank syariah memberikan respon yang lebih besar terhadap guncangan suku bunga bank konvensional daripada respon yang diberikan suku bunga bank konvensional terhadap guncangan yang terjadi pada tingkat bagi hasil bank syariah Cevik dan Charap (2011). Sedangkan respon tingkat suku bunga deposito bank konvensionaldan tingkat bagi hasil deposito bank syariah di Indonesia terhadap IHK, terlihat bahwa tingkat suku bunga deposito bank konvensional memberi respon yang lebih besar.

Deposito 6 bulan

Pada Gambar 13 menunjukkan guncangan tingkat suku bunga deposito bank konvensional sebesar satu standar deviasi terhadap tingkat bagi hasil deposito bank syariah menunjukkan respon yang positif dan mulai stabil pada periode ke-11 sebesar 0.106%. Sedangkan respon tingkat suku bunga deposito bank konvensional terhadap guncangan tingkat bagi hasil deposito bank syariah juga menunjukkan respon positif dan mulai stabil pada periode ke-14 sebesar 0.089%. Sama halnya dengan model deposito 3 bulan, respon tingkat suku bunga deposito bank konvensional terhadap guncangan yang terjadi pada tingkat bagi hasil deposito bank syariah di Indonesia menunjukkan derajat yang lebih kecil dari pada respon tingkat bagi hasil deposito bank syariah terhadap guncangan yang terjadi pada tingkat suku bunga deposito bank konvensional.

24

Gambar 13 Grafik IRF Deposito 6 Bulan

Perwataatmaja dan Tanjung (2007) mengatakan bahwa dalam rangka memenangkan persaingan untuk menarik investor, kerapkali lembaga keuangan syariah di Indonesia menyamakan bagi hasil yang ingin diberikan kepada investornya dengan tingkat bunga simpanan yang diberikan bank konvensional kepada nasabahnya. Ini mengapa respon tingkat bagi hasil deposito bank syariah terhadap guncangan yang terjadi pada tingkat suku bunga deposito bank konvensional di Indonesia lebih kecil. Selain itu, respon tingkat bagi hasil deposito bank syariah dan tingkat suku bunga deposito bank konvensional di Indonesia terhadap guncangan yang terjadi pada IHK yaitu tingkat suku bunga deposito bank konvensional memberi respon yang lebih besar.

Deposito 12 bulan

Gambar 14 menunjukkan bahwa respon tingkat bagi hasil deposito bank syariah terhadap guncangan tingkat suku bunga deposito 12 bulan bank konvensional sebesar satu standar deviasi menunjukkan respon yang positif dan mulai stabil pada periode ke-51 yaitu sebesar 0.118%. Sedangkan respon tingkat suku bunga deposito bank konvensional terhadap guncangan dari tingkat bagi hasil deposito bank syariah sebesar satu standar deviasi juga menunjukkan respon yang positif dan mulai stabil pada periode ke-55 sebesar 0.075%. Pada model deposito 12 bulan respon tingkat bagi hasil deposito bank syariah terhadap guncangan tingkat suku bunga deposito bank konvensional di Indonesia menunjukkan derajat yang lebih besar daripada respon tingkat suku bunga deposito bank konvensional terhadap guncangan tingkat bagi hasil deposito bank syariah.

25

Gambar 14 Grafik IRF Deposito 12 bulan

Sama halnya dengan hasil dan deposito 1 bulan, 3 bulan, dan 6 bulan, hasil IRF pada deposito 12 bulan juga sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Cevik dan Charap (2011) bahwa tingkat bagi hasil bank syariah memberikan respon yang lebih besar terhadap guncangan suku bunga bank konvensional daripada respon yang diberikan suku bunga bank konvensional terhadap guncangan yang terjadi pada tingkat bagi hasil bank syariah. Arif (2010) dalam penelitiannya yang dilakukan di Indonesia, menemukan bahwa dalam penentuan margin bagi hasil bank syariah masih mendapat pengaruh dari suku bunga bank konvensional. Sedangkan respon tingkat suku bunga deposito bank konvensionaldan tingkat bagi hasil deposito bank syariah di Indonesiaterhadap IHK, terlihat bahwa tingkat suku bunga deposito bank konvensional memberi respon yang lebih besar.

Hasil impulse response function (IRF) dalam semua model deposito berjangka pada penelitian adalah bahwa respon tingkat bagi hasil deposito bank syariah di Indonesia terhadap guncangan tingkat suku bunga deposito bank konvensional sebesar satu standar deviasi lebih besar dibandingkan respon tingkat suku bunga deposito bank konvensional terhadap guncangan tingkat bagi hasil deposito bank syariah. Hal ini disebabkan karena keberadaan bank syariah di Indonesia masih relatif baru jika dibandingkan bank konvensional sehingga market share bank syariah masih lebih sedikit dari market share bank konvensional. Oleh karena itu, salah satu upaya untuk meningkatkan market share bank syariah dilakukan peningkatan tingkat bagi hasil deposito yang masih mengacu pada suku bunga bank konvensional, hal ini juga disebabkan karena adanya persaingan antar bank di Indonesia.

Dalam Islam, suku bunga disebut juga dengan riba yaitu tambahan terhadap harta yang bukan merupakan hasil usaha (P3EI 2013). Suku bunga deposito bank konvensional termasuk riba sebab pengembalian bunga ditetapkan berdasarkan modal atau uang yang didepositokan, bukan berdasarkan hasil usaha yang diperoleh bank. Jadi meskipun dalam usahanya bank mengalami kerugian, maka bunga tersebut tetap dibayarkan kepada nasabah. Islam melarang adanya praktik riba. Hal

26

ini sesuai dengan Al Qur`an surat Al Imran : 130, bahwa manusia khususnya seorang muslim dilarang memakan riba.

Upaya sosialisasi mengenai keharaman riba juga perlu dilakukan, agar lebih banyak lagi masyarakat Indonesia yang mengenal ekonomi syariah dan beralih menginvestasikan dananya ke bank yang sesuai prinsip syariah yaitu bank syariah. Dengan begitu, perkembangan bank syariah di Indonesia akan semakin pesat dan market share bank syariah bisa meningkat.

Selain itu menghindari kerusakan lebih diutamakan daripada mencari kebaikan, sebab tingkat suku bunga deposito yang tinggi menyebabkan tingkat suku bunga pembiayaan juga tinggi. Suku bunga pembiayaan tinggi menyebabkan banyak pengusaha yang kesusahan mencari modal usaha, sehingga hal ini berdampak pada turunnya daya beli masyarakat terhadap barang dan jasa di pasar. Tingkat daya beli masyarakat turun mengakibatkan inflasi meningkat. Inflasi meningkat menyebabkan tingkat suku bunga simpanan meningkat, dan begitu seterusnya (Perwataatmajaya dan Tanjung 2007). Hal ini mengapa respon tingkat suku bunga deposito bank konvensional dan tingkat bagi hasil deposito bank syariah terhadap guncangan IHK bernilai positif.

Analisis Forecast Error Variance Decomposition (FEVD)

Deposito 1 bulan

Berdasarkan hasil dekomposisi varian, dapat disimpulkan bahwa pada periode pertama, fluktuasi tingkat bagi hsil deposito 1 bulan bank syariah disebabkan oleh guncangan variabel itu sendiri, yakni sebesar 100%. Namun mulai periode kedua hingga periode seterusnya, tampak variabel – variabel lain mulai memengaruhi variabilitas tingkat bagi hail deposito 1 bulan. Pada gambar 15 terlihat bahwa hingga periode terakhir fluktuasi tingkat bagi hasil masih dominan dipengaruhi oleh guncangan variabel itu sendiri, guncangan tingkat suku bunga deposito bank konvensional dan IHK hingga periode terakhir hanya berpengaruh sebesar 4.91% dan 1.11%.

Gambar 15 Grafik Variance Decomposition of BS1

0% 20% 40% 60% 80% 100% 1 4 7 10131619222528313437404346495255586164677073 Periode BS1 BK1 IHK Variabel Beasaran VD (%) BS1 93.98 (-) BK1 4.91 (+) IHK 1.11 (-)

27 Sedangkan dalam gambar 16, fluktuasi tingkat suku bunga deposito 1 bulan bank konvensional sudah mulai dipengaruhi variabel lain yakni tingkat bagi hasil deposito 1 bulan pada periode pertama sebesar 41.19%. Namun, peranan guncangan tingkat bagi hasil hingga periode terakhir semakin menurun dan fluktuasi tingkat suku bunga deposito mulai didominasi oleh IHK, yakni sebesar 64.02%.

Gambar 16 Grafik Variance Decomposition of BK1

Deposito 3 bulan

Berdasarkan hasil dekomposisi varian pada gambar 17, dapat disimpulkan bahwa pada periode pertama, fluktuasi tingkat bagi hasil deposito 3 bulan bank syariah disebabkan oleh guncangan variabel itu sendiri sebesar 100%. Namun, pada periode kedua dan seterusnya, tampak variabel lain mulai memengaruhi. Dalam menjelaskan fluktuasi tingkat bagi hasil deposito bank syariah pada jangka panjang peranan guncangan variabel itu sendiri semakin menurun dan tetap mendominasi.

Gambar 17 Grafik Variance Decomposition of BS3

Sedangkan peranan guncangan tingkat suku bunga deposito bank konvensional dalam gambar 18 terus meningkat. Fluktuasi tingkat suku bunga deposito 3 bulan bank konvensional pada jangka panjang juga didominasi oleh

0% 20% 40% 60% 80% 100% 1 5 9 13 17 21 25 29 33 37 41 45 49 53 57 61 65 69 73 Periode BS1 BK1 IHK 0% 20% 40% 60% 80% 100% 1 4 7 10131619222528313437404346495255586164677073 Periode BS3 BK3 IHK Variabel Beasaran VD (%) BS1 1.71 (-) BK1 34.27 (+) IHK 64.02 (+) Variabel Beasaran VD (%) BS3 64.93 (-) BK3 27.86 (+) IHK 7.21 (-)

28

variabel itu sendiri, sedangkan pengaruh guncangan tingkat bagi hasil deposito bank syariah semakin menurun dan peranan guncangan IHK semakin meningkat hingga 43.30% .

Gambar 18 Grafik Variance Decomposition of BK3

Deposito 6 bulan

Berdasarkan hasil dekomposisi varian pada gambar 19, dapat disimpulkan bahwa pada periode pertama, fluktuasi tingkat bagi hasil deposito 6 bulan bank syariah disebabkan oleh guncangan variabel itu sendiri, yakni sebesar 100%. Namun mulai periode kedua hingga periode seterusnya, tampak variabel – variabel lain mulai memengaruhi variabilitas tingkat bagi hasil deposito 6 bulan. Pada gambar 14 terlihat bahwa hingga periode terakhir fluktuasi tingkat bagi hasil masih dominan dipengaruhi oleh guncangan variabel itu sendiri, guncangan tingkat suku bunga deposito bank konvensional dan IHK hingga periode terkahir hanya berpengaruh sebesar 2.74% dan 0.09%.

Gambar 19 Grafik Variance Decomposition of BS6

Sedangkan, fluktuasi tingkat suku bunga deposito 6 bulan bank konvensional (gambar 20) sudah mulai dipengaruhi variabel lain yakni tingkat bagi hasil deposito

0% 20% 40% 60% 80% 100% 1 4 7 10131619222528313437404346495255586164677073 Periode BS3 BK3 IHK 0% 20% 40% 60% 80% 100% 1 4 7 10131619222528313437404346495255586164677073 Periode BS6 BK6 IHK Variabel Beasaran VD (%) BS3 1.21 (-) BK3 55.49 (+) IHK 43.30 (+) Variabel Beasaran VD (%) BS6 97.17 (-) BK6 2.74 (+) IHK 0.09 (+)

29 bank syariah pada periode pertama sebesar 31.79%. Namun, peranan guncangan tingkat bagi hasil hingga periode terakhir semakin menurun dan fluktuasi tingkat suku bunga deposito mulai didominasi oleh IHK, yakni sebesar 83.12%.

Gambar 20 Grafik Variance Decomposition of BK6

Deposito 12 bulan

Berdasarkan hasil dekomposisi varian model deposito 12 bulan pada gambar 21, terlihat bahwa dalam menjelaskan fluktuasi tingkat bagi hasil pada jangka panjang, peranan guncangan variabel itu sendiri semakin menurun, sedangkan peranan guncangan tingkat suku bunga deposito semakin meningkat dan mendominasi. Pada akhir periode, pengaruh guncangan tingkat bagi hasil dalam menjelaskan fluktuasi tingkat bagi hasil itu sendiri sebesar 10.58%, pengaruh tingkat suku bunga deposito dan IHK sebesar 51.90% dan 37.52%.

Gambar 21 Grafik Variance Decomposition of BS12

Pada proyeksi jangka panjang dalam menjelaskan fluktuasi tingkat suku bunga deposito 12 bulan (gambar 22), pengaruh guncangan tingakt suku bunga itu semakin bekurang namun tetap mendominasi, sedangkan pengaruh tingkat bagi hasil dan IHK semakin meningkat. Pada tahun pertama (12 periode), fluktuasi didominasi

0% 20% 40% 60% 80% 100% 1 4 7 10131619222528313437404346495255586164677073 Periode BS6 BK6 IHK 0% 20% 40% 60% 80% 100% 1 5 9 13 17 21 25 29 33 37 41 45 49 53 57 61 65 69 73 Periode BS12 BK12 IHK Variabel Beasaran VD (%) BS6 1.77 (-) BK6 15.11 (-) IHK 83.12(+) Variabel Beasaran VD (%) BS12 10.58 (-) BK12 51.90 (+) IHK 37.52 (+)

30

oleh tingkat suku bunga, yakni sebesar 68.79%, tingkat bagi hasil sebesar 1.31%, dan IHK sebesar 29.90%. Pada akhir periode pengaruh tingkat suku bunga deposito tetap mendominasi, yakni sebesar 55.94%, tingkat bagi hasil sebesar 2.44%, dan IHK sebesar 41.62%.

Gambar 22 Grafik Variance Decomposition of BK12

Berdasarkan hasil uji FEVD diatas, dalam model deposito 1 bulan, 3 bulan, dan 6 bulan didapatkan hasil bahwa fluktuasi tingkat bagi hasil deposito bank syariah di Indonesia pada jangka panjang masih didominasi oleh guncangan variabel itu sendiri. Namun pada model deposito 12 bulan, pada jangka panjang fluktuasi tingkat bagi hasil didominasi oleh tingkat suku bunga deposito bank konvensional. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Arif (2010) bahwa tingkat suku bunga bank konvensional di Indonesia secara signifikan memengaruhi dalam penentuan marjin bagi hasil di bank syariah. Secara implisit dapat dijelaskan bahwa semakin lama jangka waktu deposito yang diambil maka pada jangka panjang akan semakin besar tingkat bagi hasil deposito bank syariah di Indonesia dipengaruhi oleh tingkat suku bunga depsotio bank konvensional.

Sedangkan dalam menjelaskan fluktuasi tingkat suku bunga deposito bank konvensional di Indonesia, peranan tingkat bagi hasil masih sangat kecil dalam semua deposito berjangka. Hal ini disebabkan karena masih tingginya market share bank konvensional di Indonesia dibandingkan dengan bank syariah sehingga apabila terjadi guncangan pada tingkat bagi hasil bank syariah maka tidak terlalu berpengaruh terhadap fluktuasi yang terjadi pada tingkat suku bunga depsoito bank konvensional di Indonesia.

Dalam kaidah hukum satu harga atau the law of one price, harga – harga suatu produk cenderung sama di semua daerah. Jika dihubungkan dengan hukum tersebut maka wajar apabila tingkat bagi hasil deposito bank syariah menyesuaikan dengan tingkat suku bunga deposito bank konvensional. Sebab sebagai makhluk ekonomi, seorang nasabah akan cenderung memilih produk yang lebih menguntungkan. Oleh karena itu dalam dunia perbankan terjadi persaingan dalam penentuan tingkat margin atau tingkat keuntungan yang akan diberikan bank untuk nasabahnya. Hal ini terjadi karena bank tidak ingin nasabahnya beralih menggunakan produk dari bank yang lain. (Perwataatmajaya dan Tanjung 2007).

0% 20% 40% 60% 80% 100% 1 5 9 13 17 21 25 29 33 37 41 45 49 53 57 61 65 69 73 Periode BS12 BK12 IHK Variabel Beasaran VD (%) BS12 2.44 (-) BK12 55.94 (+) IHK 41.62 (-)

31

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Berdasarkan pengujian yang sudah dilakukan, tampak bahwa terdapat hubungan jangka panjang antara tingkat suku bunga deposito bank konvensional dengan tingkat bagi hasil deposito bank syariah. Dalam semua model deposito, respon tingkat bagi hasil deposito bank syariah terhadap guncangan yang terjadi pada tingkat suku bunga deposito bank konvensional memiliki derajat yang lebih besar dibandingkan respon tingkat suku bunga deposito bank konvensional terhadap guncangan yang terjadi pada tingkat bagi hasil deposito bank syariah. Kedua respon variabel tersebut cenderung bersifat positif, hal ini terjadi karena apabila tingkat suku bunga deposito bank konvensional meningkat maka akan banyak nasabah yang beralih ke bank konvensional, sehingga agar tidak kehilangan nasabah maka bank syariah juga meningkatkan tingkat bagi hasil depositonya, begitu juga sebaliknya.

Dalam menjelaskan fluktuasi tingkat suku bunga deposito bank konvensional, peranan tingkat bagi hasil masih sangat kecil dalam semua deposito berjangka. Hal ini disebabkan karena masih tingginya market share bank konvensional dibandingkan dengan bank syariah sehingga apabila terjadi guncangan pada tingkat bagi hasil bank syariah maka tidak terlalu berpengaruh terhadap fluktuasi yang terjadi pada tingkat suku bunga deposito bank konvensional. Sedangkan peranan tingkat suku bunga deposito bank konvensional dalam menjelaskan fluktuasi tingkat bagi hasil deposito bank syariah semakin meningkat pada jangka panjang.

Selain itu, IHK memiliki pengaruh yang lebih besar terhadap tingkat suku bunga deposito bank konvensional dibandingkan pengaruhnya terhadap tingkat bagi hasil deposito bank syariah. Hal ini dibuktikan dari besarnya respon tingkat suku bunga deposito bank konvensional terhadap guncangan IHK dan besarnya peranan guncangan IHK dalam memengaruhi fluktuasi tingkat suku bunga deposito bank konvensional.

Saran

Berdasarkan hasil penelitian, maka terdapat beberapa saran yang diberikan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penyerapan dana pihak ketiga dari bank syariah masih tergolong rendah jika dibandingkan bank konvensional. Hal ini dilihat dari masih besarnya pengaruh suku bunga deposito bank konvensional terhadap tingkat bagi hasil bank syariah. Oleh karena itu bank syariah harus meningkatkan inovasi – inovasi produk untuk menarik para nasabah sehingga dapat meningkatkan market share bank syariah baik dalam segi aset maupun DPK-nya.

Tingkat bagi hasil bank syariah baiknya tidak lagi mengacu pada suku bunga bank konvensional, melainkan ditetapkan berdasarkan keuntungan bank syariah serta disesuaikan dengan keadaan pasar dan kemampuan/ daya beli barang dan jasa pada masyarakat. Selain itu, pada penelitian selanjutnya diharapkan dapat mengkaji lebih dalam lagi mengenai tingkat bagi hasil dan tingkat suku bunga serta untuk hasil yang lebih baik, penelitian selanjutnya menambahkan variabel penelitian, seperti tingkat suku bunga dan tingkat bagi hasil pembiayaan sebab keuntungan bank diperoleh dari suku bunga atau bagi hasil pembiayaan ke nasabah.

32

DAFTAR PUSTAKA

Antonio MS. 2001. Bank Syariah : dari Teori ke Praktek. Jakarta (ID) : Gema Insani Press.

Anwar S, Watanabe K. 2010. Predicting future depositor’s rate of return applying neural network : A case-study of indonesian islamic bank. Int J Eco Fi [Internet].[diunduh 2014 Feb 8]. Tersedia pada : http://www.ccsenet.org/ journal/index.php/ijef/article/view/6827/5349

Arif NR. 2010. Tingkat suku bunga bank konvensional dan pengaruhnya terhadap penetapan persentase bagi hasil di bank syariah. J Dlog Blitbng Kemenag RI. No. 69, Tahun XXXIII, Juli 2010, hlm 80 – 93 [Internet].[diunduh 2014Feb8]. Tersedia pada : https://www.academia.edu/2562532/TINGKAT_SUKU_ BUNGA_BANK_KONVENSIONAL_DAN_PENGARUHNYA_TERHADAP _PENETAPAN_PERSENTASE_BAGI_HASIL_DI_BANK_SYARIAH Beck T, A. Demirguc-Kunt, Merrouche O. 2010. Islamic vs. conventional banking:

business model, efficiency and stability. World Bank Policy Reseacrh Working Paper [Internet].[diunduh2014April18]. Tersedia pada: http://elibrary. worldbank.org/doi/pdf/10.1596/1813-9450-5446

[BI] Bank Indonesia. 2014. Statistik Perbankan Indonesia Februari 2014 [Internet]. [diunduh 2014Juni14]. Tersedia pada: http://www.bi.go.id

. 2013. Statistik Perbankan Indonesia Januari 2013 [Internet]. [diunduh 2014Feb16]. Tersedia pada : http://www.bi.go.id

. 2012. Statistik Perbankan Indonesia Januari 2012 [Internet]. [diunduh 2014Feb16]. Tersedia pada : http://www.bi.go.id

. 2011. Statistik Perbankan Indonesia Januari 2011 [Internet]. [diunduh 2014Feb16]. Tersedia pada : http://www.bi.go.id

. 2010. Statistik Perbankan Indonesia Januari 2010 [Internet]. [diunduh 2014Feb16]. Tersedia pada : http://www.bi.go.id

. 2009. Statistik Perbankan Indonesia Januari 2009 [Internet]. [diunduh 2014Feb16]. Tersedia pada : http://www.bi.go.id

Cevik S, Charap J. 2011.The behavior of conventional and islamic bank deposit returns in malaysia and turkey. IMF Working Paper [Internet].[diunduh 2014Jan24].Tersedia pada: http://www.imf.org/external/pubs/ft/wp/2011/wp 11156.pdf

Chong BS, Liu MH. 2008. Islamic banking: interest-free or interest based?.Pasific- Basin Finance Journal [Inernet].[diunduh2014Mar23]. Tersedia pada : http://ie.um.ac.ir/parameters/ie/filemanager/10/ ت ااق میداص ت قاE.pdf

[DARI] Departemen Agama Republik Indonesia. 2009. Al Qur`an dan Terjemahan. Jakarta (ID) : Indiva.

Dendawijaya L. 2004. Lima Tahun Penyehatan Perbankan Nasional. Bogor (ID) : Ghalia Indonesia.

Djinarto B. 2000. Banking Aset Liability Management : Perencanaan, Strategi, Pengawasan, dan Pengelolaan Dana. Jakarta (ID) : PT. Gramedia Pustaka Utama.

El Gamal,M. 2005. Mutuality as an antidote to rent seeking shari`a arbitrage in islamic finance.[Internet].[diunduh2014April20].Tersedia pada: http://www. ruf.rice.edu/~elgamal/files/Mutuality.pdf

33 Hakan EE, Gulumser AB. 2011. Impact of interest rates on islamic and conventional

banks : the case of turkey. Munich Personal RePEc Archieve.

Hakim AA. 2011. Fiqih Perbankan Syariah Transformasi Fiqih Muamalah ke dalam Peraturan Perundang – Undangan.Bandung (ID) : PT. Refika Aditama

Firdaus M. 2011. Aplikasi Ekonometrika untuk Data Panel dan Time Series. Bogor (ID) : IPB Press.

Hasan M, Dridi J. 2010. The effects of the global crisis on islamic and conventional banks : a comparative study. IMF Working Paper.

Iqbal Z, Mirakhor A. 2008. Pengantar Keuangan Islam : Teori dan Praktik. Jakarta (ID) : Kencana

Ismail AG. 2014. Beetwen free market and state capitalism : how islamic economics system shape the future global economy. IRTI Working Paper WP# 1435-08. Juanda B, Junaidi. 2012. Ekonometrika Deret Waktu : Teori dan Aplikasinya. Bogor

(ID) : IPB Press.

Karim A. 2009. Bank Islam : Analisis Fiqh dan Keuangan. Jakarta (ID) : Rajawali Pers.

[Kemenkop] Kementrian Koperasi dan UMKM. 2014. Data perkembangan UMKM indonesia [internet]. [diunduh 2014agust10]. Tersedia pada : http://www.depkop.go.id

Khan AZ. 2009. Growth of Islamic Banking in Pakistan. Pakistan : Institute of Business and Technology.

Lamont OA, Thaler RH. 2003. Anomalies the law of one price in financial markets. Journal of Economics Perspectives.Volume17,No.4-Fall 2003-Halaman 191- 202.

Latiff AR, Halid N. 2012. The mudharabah deposit rate behaviour in relation to the conventional deposit rate.Jurnal Pengurusan [Internet].[diunduh 2014Feb18]. Tersedia pada: http://journalarticle.ukm.my/6379/

Muhammad. 2005. Bank Syariah Problem dan Prospek Perkembangan di Indonesia. Yogyakarta (ID): Graha Ilmu.

Natalia E, Dzulkirom M, Rahayu SM. 2014. Pengaruh tingkat bagi hasil deposito

Dokumen terkait