KAJIAN PUSTAKA
E. Group Investigation (Kelompok Investigasi)
Group Investigation (Kelompok Investigasi), merupakan penelitian yang
paling luas dan sukses dari metode-metode spesialisasi tugas. Group Investigation
(Kelompok Investigasi) merupakan suatu metode pembelajaran dari jaman John
Dewey (1970), tetapi telah diperbaharui dan diteliti pada beberapa tahun terakhir
ini oleh Shlomo dan Yael Sharan, serta Rachel-Lazarowitz di Israel (Slavin,
2005).
Group Investigation (Kelompok Investigasi) memiliki akar filosofis, etis,
psikologi penulisan sejak awal tahun abad ini. Yang paling terkenal di antara
tokoh-tokoh terkemuka dari orientasi pendidikan ini adalah John Dewey (1970).
Pandangan Dewey tentang kooperasi di dalam kelas sebagai sebuah prasyarat
untuk bisa menghadapai berbagai masalah kehidupan yang kompleks dalam
masyarakat demokrasi. Kelas adalah sebuah tempat kreatifitas kooperatif dimana
guru dan murid membangun proses pembelajaran yang didasarkan pada
masing-masing. Pihak yang belajar adalah partisipan aktif dalam segala aspek
kehidupan sekolah, membuat keputusan yang menentukan tujuan terhadap apa
yang mereka kerjakan. Kelompok dijadikan sebagai sarana sosial dalam proses
ini. Rencana kelompok adalah satu metode untuk mendorong keterlibatan
maksimal para siswa.
Sebuah metode investigasi-kooperatif dari pembelajaran di kelas diperoleh
dari premis bahwa baik domain sosial maupun intelektual proses pembelajaran
sekolah melibatkan nilai-nilai yang didukungnya. Group Investigation (Kelompok
Investigasi) tidak akan dapat diimplementasikan dalam lingkungan pendidikan
yang tidak mendukung dialog interpersonal atau yang tidak memperhatikan
dimensi rasa sosial dari pembelajaran di dalam kelas. Komunikasi dan interaksi
kooperatif diantara sesama teman sekelas akan mencapai hasil terbaik apabila
dilakukan dalam kelompok kecil, dimana pertukaran diantara teman sekalas dan
sikap-sikap kooperatif bisa terus bertahan. Aspek rasa sosial dari kelompok,
pertukaran intelektualnya, dan maksud dari subjek yang berkaitan dengannya
dapat bertindak sebagai sumber-sumber penting maksud tersebut bagi usaha para
siswa untuk belajar.
Kesuksesan implementasi dari Group Investigation (Kelompok
Investigasi) sebelumnya memerlukan pelatihan dalam kemampuan komunikasi
dan sosial. Fase ini sering disebut sebagai meletakan landasan kerja atau
pembentukan tim. Guru dan siswa melaksanakan sejumlah kegiatan akademik dan
non-akademik yang dapat membangun norma-norma perilaku kooperatif yang
sesuai di dalam kelas.
Seperti yang terkesan dari namanya, Group Investigation (Kelompok
dengan hal-hal semacam penguasaan, analisis, dan mensintesiskan informasi
sehubungan dengan upaya menyelesaikan masalah yang bersifat multi-aspek.
Tugas akademik haruslah menyediakan kesempatan bagi anggota kelompok untuk
memberikan berbagai macam kontribusi, dan tidak boleh dirancang hanya sekedar
untuk bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan yang bersifat faktual (siapa, apa,
kapan, dan sebagainya). Misalnya , Group Investigation (Kelompok Investigasi)
akan sangat tidak ideal untuk mengajari pelajaran sejarah dan budaya dari sebuah
Negara. Secara umum, guru merancang sebuah topik yang cakupannya luas,
dimana para siswa selanjutnya membagi topik tersebut ke dalam subtopik yang
merupakan hasil perkembangan dari ketertarikan dan latar belakang siswa, yang
sama halnya dengan pertukaran gagasan di antara para siswa.
Sebagai bagian dari investigasi, para siswa mencari informasi dari
berbagai sumber baik di dalam maupun di luar kelas. Sumber-sumber seperti
(buku, institusi, orang) menawaran sederetan gagasan, opini, data, solusi, ataupun
posisi yang berkaitan dengan masalah yang sedang dipelajari. Para siswa
selanjutnya mengevaluasi dan mensintesiskan informasi yang disumbangkan oleh
tiap anggota kelompok supaya dapat menghasilkan buah karya kelompok.
Dalam kelas yang melaksanakan proyek Group Investigation (Kelompok
Investigasi), guru bertindak sebagai nara sumber dan fasilitator. Guru tersebut
berkeliling di antara kelompok-kelompok yang ada dan melihat apakah mereka
bisa mengelola tugasnya, dan membantu tiap kesulitan yang mereka hadapi dalam
interaksi kelompok, termasuk masalah dalam kinerja terhadap tugas-tugas khusus
yang berkaitan dengan proyek pembelajaran. Yang pertama dan terpenting adalah,
guru harus membuat model kemampuan komunikasi dan sosial yang diharapkan
untuk memikirkan berbagai variasi peran kepemimpinan, seperti dalam diskusi
dengan seluruh kelas atau dengan kelompok-kelompok kecil. Dalam diskusi ini,
guru membuat model-model dari berbagai kemampuan mendengarkan, membuat
ungkapan, member reaksi yang tidak menghakimi, mendorong partisipasi, dan
sebagainya. Diskusi ini dapat ditambahkan dan ditujukan pada penentuan tujuan
pembelajaran jangka pendek dan sebagai saran untuk meraihnya.
Dalam Group Investigation (Kelompok Investigasi), para murid bekerja
dalam enam tahap. Tahap-tahap tersebut akan dijabarkan secara rinci dibawah ini
(Slavin, 2005).
1. Tahap 1: Mengidentifikasikan topik dan mengatur ke dalam kelompok-kelompok penelitian.
Tahap ini secara khusus ditujukan untuk masalah pengaturan. Guru
mempresentasikan serangkaian masalah dan para siswa mengidentifikasi dan
memilih berbagai macam subtopik untuk dipelajari berdasarkan pada
ketertarikan dan latar belakang mereka. Tahap ini dimulai dengan perencanaan
kooperatif yang melibatkan seluruh kelas, yang dapat dijabarkan sebagai
berikut :
a. Guru mempresentasikan sebuah masalah kepada kelas dan bertanya, “ apakah yang ingin kalian ketahui tentang masalah ini?”. Tiap siswa
memberikan pertanyaan mengenai aspek-aspek dari masalah tersebut yang
ingin mereka investigasi.
b. Para siswa berkumpul dalam diskusi menuliskan semua gagasan dan
kelas akan menghasilkan daftar usulan bersama mengenai suptopik yang
akan menjadi bahan investigasi.
c. Perencanaan dimulai dengan setiap siswa menuliskan usulannya, dan
dilanjutkan dengan kelompok yang semakin besar, mulai dari kelompok
yang beranggotakan dua orang sampai yang beranggotakan empat bahkan
delapan siswa. Pada setiap tahap anggota kelompok membandingkan
daftar mereka, menghilangkan usulan sama, dan mengompilasikan satu
daftar bersama. Daftar akhir ini mewakili ketertarikan dari seluruh
anggota.
2. Tahap 2 : Merencanakan Investigasi di dalam kelompok
Setelah mengikuti kelompok-kelompok penelitian masing-masing,
para siswa mengalihkan perhatian mereka kepada subtopik yang mereka pilih.
Pada tahap ini, anggota kelompok menentukan aspek dari subtopik yang
masing-masing akan mereka investigasi. Sebagai akibatnya, tiap kelompok
harus memformulasikan sebuah masalah yang dapat diteliti, memutuskan
bagaimana melaksanakannya, dan menentukan sumber-sumber mana yang
akan dibutuhkan untuk melakukan investigasi tersebut.
Banyak kelompok menemukan bahwa sangat berguna jika mengisi
sebuah lembar kegiatan yang berisi pertanyaan-pertanyaan yang relevan
terhadap tahap perencanaan ini. Lembar kegiatan tersebut mungkin bisa
berbentuk seperti ini:
Topik penelitian kami:
Anggota kelompok : (nama-nama) Apa yang ingin kami investigasi?
Apa saja sumber-sumber kami? Bagaimana kami membagi tugasnya?
Guru dapat memasang selembar fotokopi dari tiap lembar kerja
kelompok dengan tujuan untuk menampilkan bukti grafis bahwa kelas tersebut
adalah sebuah “kelompok yeng terdiri dari kelompok-kelompok”. Tiap siswa
berkontribusi terhadap Group Investigation (Kelompok Investigasi)-
kelompok kecil, dan tiap kelompok berkontribusi terhadap pembelajaran
seluruh kelas atau unit yang lebih besar.
3. Tahap 3 : Melaksanakan Investigasi
Dalam tahap ini tiap kelompok melaksanakan rencana yang telah
diformulasikan sebelumnya. Biasanya ini adalah tahap yang paling banyak
memakan waktu. Walaupun para siswa mungkin memang diberikan batas
waktu kerja, tetapi jumlah pasti dari sesi yang mereka perlukan untuk
menyelesaikan investigasi tidak selalu dapat dipastikan jumlahnya. Guru harus
mengupayakan berbagai cara untuk memungkinkan sebuah proyek kelompok
berjalan tanpa terganggu sampai investigasinya selesai, atau paling tidak
sampai sebagian besar dari pekerjaan tersebut selesai.
Pada tahap ini, para siswa, satu demi satu atau secara berpasangan atau
berkelompok mengumpulkan, menganalisis, dan mengevaluasi informasi,
membuat kesimpulan-kesimpulan, dan mengaplikasikan pengetahuan baru
yang menjadi bagian mereka untuk menciptakan sebuah resolusi atas masalah
yang diteliti kelompok. Tiap siswa menginvestigasi aspek proyek kelompok
kontribusi satu bagian yang diperlukan untuk menciptakan sebuah keseluruhan
kelompok.
Ketika individu atau pasangan telah menyelesaikan porsi mereka atau
tugas kelompok, maka kelompok akan berkumpul kembali dan para anggota
saling membagikan pengetahuan mereka. Kelompok boleh memilih salah satu
anggota untuk mencatat kesimpulan mereka, atau tiap anggota boleh
mempresentasikan sebuah rangkuman tertulis dari penemuan mereka.
Kelompok yang pertama kali melakukan investigasi, khususnya pada kelas
yang lebih rendah, boleh cukup meminta tiap anggotanya menampilkan
sebuah rangkuman singkat sebagai respon terhadap pertanyaan yang
diinvestigasi. Dengan pengalaman, tampilan dari rangkuman ini akan menjadi
sebuah diskusi penyelesaian masalah.
4. Tahap 4 : Menyiapkan Laporan Akhir
Tahap ini merupakan transisi dari tahap pengumpulan data dan
klasifikasi ke tahap dimana kelompok-kelompok yang ada melaporkan hasil
investigasi mereka kepada seluruh kelas. Ini terutama merupakan sebuah tahap
pengaturan, tetapi seperti pada tahap 1 juga memerlukan semacam
kegiatan-kegiatan intelektual yang mengabstraksikan gagasan utama dari proyek
kelompok, mengintegrasikan semua bagiannya menjadi satu keseluruhan, dan
5. Tahap 5 : Mempresentasikan Laporan Akhir
Sekarang tiap-tiap kelompok mempersiapkan diri untuk
mempresentasikan laporan akhir mereka kepada kelas. Pedoman-pedoman
berikut telah terbukti dapat membantu siswa saat presentasi :
a. Bicaralah dengan ringkas dan jelas ketika memberi pembukaan kepada
kelas, tetapi sampaikan pelajaran sesedikit mungkin.
b. Gunakan papan tulis untuk mengilustrasikan konsep-konsep.
c. Gunakan peralatan audio visual, seperti overhead projector.
d. Lakukan debat formal di hadapan kelas jika memang perlu.
e. Pikirkan mengenai persiapan tempat belajar di mana teman sekelas dapat
menampilkan tugas-tugas yang telah dipersiapkan oleh kelompok.
f. Pertimbangkan untuk menampilkan beberapa porsi tugas, atau
mensimulasikan kejadian-kejadian tertentu.
g. Pertimbangkan program-program kuis sebagai sebuah cara untuk menarik
perhatian pendengar.
h. Pertimbangkan untuk menampilkan gambar, lukisan, atau foto untuk
menghidupkan presentasi.
6. Tahap 6 : Evaluasi Pencapain.
Dalam Group Investigation (Kelompok Investigasi), para guru harus
mengevaluasi pemikiran paling tinggi siswa mengenai subyek yang dipelajari,
bagaimana mereka menginvestigasi aspek-aspek tertentu dari subjek,
bagaimana mereka mengaplikasikan pengetahuan mereka terhadap solusi dari
masalah-masalah baru, bagaimana mereka menggunakan kesimpulan dari apa
analisis dan penilaian, dan bagaimana mereka sampai pada kesimpulan dari
serangkaian data.
Apabila hendak dilakukan test, test harus mempertimbangkan
perbedaan tingkat atau tipe pembelajaran. Pengalaman efektif para murid
selama masa belajar mereka juga harus dievaluasikan, termasuk tingkat
motivasi dan keterlibatan mereka.