• Tidak ada hasil yang ditemukan

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

2.4. Proses Produksi

2.4.2. Uraian Proses Produksi

2.4.2.1. Gudang Bahan Baku

Bahan baku yang masuk ke PTC telah disortir sesuai ukuran di tempat

A. Untuk panel : a. 2,54 cm x 7,62 cm x 210 cm b. 2,54 cm x 10,16 cm x 210 cm c. 2,54 cm x 12,7 cm x 210 cm d. 2,54 cm x 15,24 cm x 210 cm B. Untuk komponen : a. 2,54 cm x 7,62 inchi x 210 cm b. 2,54 cm x 10,16 cm x 210 cm c. 2,54 cm x 12,7 cm x 210 cm d. 2,54 cm x 15,24 cm x 210 cm e. 2,54 cm x 20,32 cm x 210 cm

Kayu-kayu tersebut digunakan pada proses pembuatan panel, top rail, middle

rail, middle, dan bottom rail. Pemilihan kayu dilakukan setelah kayu melalui proses

blanking.

2.4.2.2. Blanking

Kayu yang berasal dari gudang bahan baku kemudian melalui proses

blanking. Dalam mesin ini, kayu akan dihaluskan bagian atas dan bawahnya. Proses

ini bertujuan untuk mengetahui grade kayu yang dapat dilihat dari serat kayu dan

warna dasar kayu. Grade kayu yang sesuai dengan kriteria PTC dapat dilihat pada

Tabel 2.3. Jenis-Jenis Grade kayu

NO Grade Keterangan

1 A Warna kayu halus

2 B Warna kayu sedang

3 C Warna kayu dibawah B

4 Lokal Warna kayu kurang bagus

Sumber : Production Training Centre

Setelah melalui proses blanking, masing-masing komponen akan melewati

tahapan yang berbeda. Tahapan pembuatan pintu selanjutnya adalah sebagai berikut:

1. Panel

Kayu yang telah melalui proses blanking, kemudian masuk ke stasiun

pembuatan panel. Tahapan pembuatan panel adalah sebagai berikut:

A. Pemotongan

Kayu berukuran panjang yang berasal dari mesin blanking, kemudian

dipotong menggunakan mesin Under Cutter sesuai dengan ukuran panel yang tertera

pada Surat Perintah Kerja (SPK) dan ditambah allowance 20 mm. Potongan kayu dikatakan sebagai hasil reject apabila pada potongan kayu tersebut busuk atau patah.

Potongan kayu yang memenuhi syarat dikumpulkan ke dalam keranjang, kemudian

dipisahkan sesuai warna dan grade kayu. Kayu yang memiliki warna dan grade yang

hampir mendekati satu sama lain, kemudian dirapatkan sesuai dengan ukuran panel

B. Pengetaman

Kayu yang telah dipotong kemudian diketam sisi sampingnya menggunakan

mesin jointer. Mengetam kedua sisi samping adalah untuk memperoleh kesikuan

kayu. Kesikuan kayu sangat penting agar kayu dapat menempel satu sama lain pada

tahapan selanjutnya. Tahapan selanjutnya adalah clamping.

C. Clamping

Potongan kayu yang telah melalui proses pengetaman, kemudian disatukan

dengan lem kayu pada masing-masing sisi samping. Setelah masing-masing sisi

diberi lem kayu, potongan kayu tersebut dipress. Proses ini bertujuan agar potongan

kayu melekat kuat dan tidak mudah lepas.

D. Pembelahan Panel dan Penyesuaian Tebal

Panel yang telah selesai dari tahap clamping, kemudian dibentuk sesuai

ukuran panel pada Surat Perintah Kerja. Pada tahap ini, panel dibelah sesuai ukuran

panjang dan lebar serta diketam untuk memperoleh tebal yang standar. Mesin yang

digunakan adalah radial arm saw untuk membelah panel sesuai lebar panel, mesin

thickness planner untuk memperoleh tebal panel yang standar dan mesin panel saw

untuk membelah panel sesuai panjang panel. Panel kemudian masuk ke proses wide

belt sander. Sisa pembelahan panel dimasukkan ke dalam keranjang untuk dapat

digunakan pada proses pembuatan dowel.

E. Wide Belt Sander

Panel kemudian masuk ke tahapan proses ini, tujuan dari proses ini yaitu

Penghalusan dua sisi kayu ini menggunakan mesin wide belt sander (WBS). Proses

selanjutnya panel di profil.

F. Profil Shaper

Shaper digunakan untuk membuat profil panel. Panel yang telah diprofil dapat

dilihat pada Gambar 2.3.

Gambar 2.3. Sisi Ujung Kayu Setelah dishaper

G. Penghalusan Permukaan

Permukaan panel yang telah diprofil kemudian dihaluskan. Proses ini berguna

untuk membersihkan serat-serat halus pada panel.

2. Stile

Kayu untuk bagian stile yang telah diblanking kemudian masuk ke stasiun

pembuatan Stile.

A. Pemotongan

Kayu yang masih berukuran panjang kemudian dipotong menggunakan mesin

under cutter. Pemotongan disesuaikan dengan lurus atau tidaknya kayu yang akan

diproses. Kayu dipotong sedikit tanpa terputus dari bagian kayu. Hal ini berguna agar

dipotong hingga menjadi beberapa bagian lalu disatukan dengan menggunakan lem

kayu.

B. Pemasangan Lipping

Lipping adalah kayu yang digunakan untuk menyangga stile agar lurus.

Lipping juga sangat berguna untuk menyatukan stile yang terdiri dari beberapa

potongan kayu Bagian sisi samping stile diberi lem lalu dilekatkan pada lipping.

C. Pemasangan Kulit Kayu

Setelah proses pemasangan lipping, stile diberi lem pada sisi atas dan bawah.

Kemudian kulit kayu ditempel pada sisi yang telah diberi lem. Kulit kayu ini disebut

veener.

D. Ketam/Jointer

Stile dimasukkan ke dalam mesin jointer dengan pisau R dan diketam sisi

kanan dan kiri. Proses ini untuk memperoleh kayu yang siku.

E. Pemotongan

Pemotongan stile dilakukan di mesin cross cut. Stile dipotong sesuai ukuran

standar daun pintu.

F. Bor

Stile dibor dengan kedalaman 70 milimeter pada salah satu sisi sampingnya

untuk penempatan dowel. Pengoboran stile yaitu berguna untuk mengaitkan atara

G. Profil Shaper

Profil shaper ini dilakukan setelah stile dibor. Alat yang digunakan yaitu

mesin shaper fungsinya untuk mem-profil samping stile agar komponen lain dengan

stile dapat terkait. Hasil komponen stile yang telah di profile dapat dilihat pada

Gambar 2.4.

Gambar 2.4. Stile Setelah di Profil

3. Top Rail (TR), Middle (M), Middle Rail (MR) dan Bottom Rail (BR)

A. Pemotongan

Komponen TR, M, MR dan BR dipotong sesuai ukuran yang tertera di SPK.

Pemotongan TR, M, MR dan BR menggunakan mesin radial arm saw.

B. Pemotongan Profil

Kayu yang telah dipotong sesuai ukuran SPK, kemudian diprofil sisi ujung

kayu menggunakan mesin single end. Pemotongan sisi kayu bertujuan menyatukan

masing-masing komponen pintu.

C. Profil Shaper

Alat yang digunakan adalah mesin shaper. Profil shaper dilakukan pada

komponen agar komponen BR, TR, M dan MR dapat terkait dengan panel dan

D. Bor

Sama seperti stile, komponen-komponen dibor dengan kedalaman 60 mm agar

dapat dipasang dowel sehingga antar komponen dapat terkait.

2.5. Mesin dan Peralatan 2.5.1. Mesin

Dalam proses produksinya perusahaan menggunakan mesin-mesin yang

ditunjukkan pada Tabel 2.4.

Tabel 2.4. Mesin-Mesin yang Digunakan di PTC No Nama Mesin Jumlah

(Unit) Fungsi

1 Kompresor 2 Untuk kompresor dan menghisap debu kayu

2 Potong Binding 1 Untuk memotong binding

3 Radial arm saw 5 Untuk pemotongan dan pembelahan

4 Cross cut 1 Untuk memotong

5 Long bed 1 Untuk membor komponen

6 Shaper 1 Untuk profil tenon, profil shaper, dan untuk memotong

7 Band saw 1 Untuk profil bentuk

8 Table saw 1 Untuk memotong

9 Thicknesser 2 Untuk pengetaman

10 Six bore 1 Untuk pengeboran pada stile

11 One bore 1 Untuk pengeboran pada komponen lainnya

12 Two bore 2 Untuk pengeboran

13 Single end 2 Untuk profil tenon

14 Wide belt sender 1 Untuk menghaluskan permukaan kayu

15 Chisel 1 Untuk proses blanking

16 Finger jointer 1 Untuk proses jointer

18 Moulder 2 Untuk perataan sisi-sisi kayu

19 Jointer /Roll 4 Untuk membuat kesikuan kayu

20 Under Cut 3 Untuk pemotongan kayu

21 Pres angin 2 Untuk merekatkan veneer dengan inti veneer

22 Glue spider 1 Untuk memberikan lem pada veneer

Spesifikasi masing-masing mesin dapat dilihat pada lampiran-2.

2.5.2. Peralatan

Pada proses pengerjaannya, peralatan yang digunakan dapat dilihat pada Tabel

2.5.

Tabel 2.5. Peralatan yang Digunakan di PTC

No Nama Peralatan Ketarangan

1 Hand saw Gergaji potong

2 Sliding rule Untuk mengukur kayu

3 Sieghmat (Vernier caliper gauge) Untuk mengukur kayu

4 Marking gauge Untuk menandakan kayu

5 Jack plane Untuk memperhalus siku, kontu dan profil

6 Iron try square Penggaris siku besi

7 wood try square Penggaris siku kayu

Sumber : Production Training Centre

2.6. Utilitas

Unit utilitas merupakan penunjang bagi unit lain dalam pabrik atau merupakan

sarana penunjang untuk menjalankan suatu pabrik dari tahap awal sampai produk

akhir.

1. Energi Listrik yang diperoleh dari PLN untuk mengoperasikan mesin-mesin dan

peralatan produksi. Generator digunakan sebagai cadangan listrik apabila terjadi

pemadaman listrik PLN. Spesifikasi generator yang digunakan yaitu:

Merek : Mitsubishi / Mercedes-Benz / Chumming

Daya : 97 KVA / 125 KVA / 250 KVA

Tegangan : 380 Volt

Frekwensi : 50-60 Hz

Cos : 0,85

Buatan : Jepang / Jerman / Inggris

Jumlah : 1 unit / 1 unit / 1 unit

2. Penyediaan air diperoleh dari PDAM Tirtanadi. Air digunakan untuk perebusan

kayu, membersihkan peralatan dan untuk keperluan karyawan.

Dokumen terkait