• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengggugat III adalah perpanjangan Izin Lokasi Perkebunan sehungga hal tersebut sangat berbeda dan

TENTANG PERTIMBANGAN HUKUM

I. DALAM EKSEPSI

2. Gugatan Telah Kadaluwarsa

Menimbang bahwa, dalam eksepsinya tentang Tenggang Waktu, Tergugat mendalilkan bahwa;

- Bahwa Penggugat I mengirimkan surat Nomor : 005/BSAM-SMD/I/2013

tanggal 07 Januari 2013 kepada Kantor Pelayanan Terpadu Kabupaten Malinau dengan paraf tanda terima tertulis Januari 2013. Jika merujuk pada Pasal 3 ayat (3) Undang-Undang RI Nomor 5 Tahun 1986 maka jangka waktu 4 (empat) bulan badan atau Pejabat Tata Usaha Negara yang bersangkutan dianggap telah mengeluarkan keputusan penolakan adalah tanggal 14 Mei 2013. Oleh karena itu waktu 90 (Sembilan puluh hari) tenggang waktu pengajuan gugatan oleh Penggugat I seharusnya selambat-lambatnya didaftarkan tanggal 12 Agustus 2013. Dengan demikian gugatan dari Penggugat yang baru didaftarkan ke Pengadilan Tata Usaha Negara Samarinda tanggal 06 Oktober 2015 telah melebihi batas waktu yang ditentukan oleh Undang-undang atau kadaluwarsa, oleh karena itu gugatan dari Penggugat I harus ditolak atau setidak-tidaknya dinyatakan tidak dapat diterima;

- Bahwa Penggugat II mengirimkan surat Nomor : 189/BSL-SMD/IX/2013

tanggal 23 September 2013 kepada Kantor Pelayanan Terpadu Kabupaten Malinau dengan paraf tanda terima tertulis atas nama Wiwi Karmila tanpa tanggal. Bahwa jika merujuk pada Pasal 3 ayat (3) Undang-undang Nomor 5 Tahun 1986 maka jangka waktu 4 (empat) bulan Badan atau Pejabat Tata Usaha Negara yang bersangkutan dianggap telah mengeluarkan keputusan penolakan adalah tanggal 22 Februari 2014, maka waktu 90 (Sembilan puluh hari) tenggang waktu pengajuan gugatan oleh Penggugat II seharusnya selambat-lambatnya didaftarkan tanggal 23 Mei 2014. Dengan demikian gugatan dari Penggugat yang baru didaftarkan ke Pengadilan Tata Usaha Negara

Halaman 96 dari 107. Putusan No. 25/G/2015/PTUN-SMD Samarinda tanggal 06 Oktober 2015 telah melebihi batas waktu yang ditentukan oleh Undang-undang atau kadaluwarsa, oleh karena itu gugatan dari Penggugat II harus ditolak atau setidak-tidaknya dinyatakan tidak dapat diterima;

- Bahwa Penggugat III mengirimkan surat Nomor :

224/SRM-SMD/IX/2013 tanggal 23 September 2013 kepada Kantor Pelayanan Terpadu Kabupaten Malinau dengan paraf tanda terima tertulis atas nama Wiwi Karmila tanpa tanggal. Bahwa jika merujuk pada Pasal 3 ayat (3) Undang-undang RI Nomor 5 Tahun 1986 maka jangka waktu 4 (empat) bulat Badan atau Pejabat Tata Usaha Negara yang bersangkutan dianggap telah mengeluarkan keputusan penolakan adalah tanggal 22 Februari 2014, maka waktu 90 (Sembilan puluh hari) tenggang waktu pengajuan gugatan oleh Penggugat III seharusnya selambat-lambatnya didaftarkan tanggal 23 Mei 2014. Dengan demikian gugatan dari Penggugat yang baru didaftarkan ke Pengadilan Tata Usaha Negara Samarinda tanggal 06 Oktober 2015 telah melebihi batas waktu yang ditentukan oleh Undang-undang atau kadaluwarsa, oleh karena itu gugatan dari Penggugat III harus ditolak atau setidak-tidaknya dinyatakan tidak dapat diterima

Menimbang bahwa, atas eksepsi Tenggang Waktu dari Tergugat tersebut, pihak Penggugat I, Penggugat II dan Penggugat III tidak menunjukkan dalil dan bukti surat untuk membantah secara tegas eksepsi Tergugat tersebut;

Menimbang bahwa setelah memperhatikan secara teliti dan seksama, maka terhadap eksepsi terkait Gugatan Telah Kadaluwarsa yang diajukan oleh pihak Tergugat tersebut, Majelis Hakim akan mempertimbangkan sebagai berikut :

Menimbang, bahwa yang menjadi obyek sengketa dalam perkara ini adalah Keputusan Penolakan (fiktif negatif) sesuai sikap diam Bupati Malinau ( Tergugat) yang tidak menerbitkan atau memproses lebih lanjut :

Halaman 97 dari 107. Putusan No. 25/G/2015/PTUN-SMD 1. Surat Permohonan Perpanjangan Ijin Lokasi Perkebunan PT. BINA SAWIT ALAM MAKMUR, Nomor : 005/BSAM-SMD/I/2013 tanggal 07 Januari 2013 untuk perpanjangan surat Keputusan Bupati Malinau Nomor : 503/K.25/2010 tanggal 25 Januari 2010 tentang Pemberian Ijin Lokasi Perkebunan Kelapa Sawit Seluas 20.000 hektar, Lokasi Kabupaten Malinau Provinsi Kalimantan Utara (vide bukti P.I.1) ;

2. Surat Permohonan Perpanjangan Ijin Lokasi Perkebunan PT. BERKAH SAWIT LESTARI, Nomor : 189/BLS-SMD/IX/2013 tanggal 23 September 2013 untuk perpanjangan surat Keputusan Bupati Malinau Nomor : 503/K.19/2011 tanggal 02 Nopember 2011 tentang Pemberian Ijin Lokasi Perkebunan Kelapa Sawit Seluas 18.000 hektar, Lokasi Kabupaten Malinau Provinsi Kalimantan Utara (vide bukti P.II.1);

3. Surat Permohonan Perpanjangan Ijin Lokasi Perkebunan PT. SERIMBA RAYA MAKMUR, Nomor : 224/SRM-SMD/IX/2013 tanggal 23 September 2013 untuk perpanjangan surat Keputusan Bupati Malinau Nomor : 503/K.15/2011 tanggal 02 Nopember 2011 tentang Pemberian Ijin Lokasi Perkebunan Karet Seluas 19.000 hektar, Lokasi Kabupaten Malinau Provinsi Kalimantan Utara (vide bukti P.III.1);

Menimbang bahwa dalam point gugatannya yang terkait dengan Tenggang Waktu, Penggugat mendalilkan bahwa ;

- Bahwa permohonan perpanjangan ijin lokasi oleh penggugat I,

penggugat II dan penggugat III telah diterima oleh tergugat lewat 4(empat) bulan dihitung sejak diterimanya permohonan penggugat I, penggugat II dan penggugat III, maka secara materil telah terpenuhi menurut pasal 3 ayat 3 undang-undang Nomor 5 tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha Negara;

Halaman 98 dari 107. Putusan No. 25/G/2015/PTUN-SMD

- Bahwa syarat formal tentang tenggang waktu dimulai sejak diterimanya

permohonan perpanjangan oleh tergugat pada setiap tanda terima tergugat tidak ada mencantumkan tanggal tanda terima ;

- Bahwa dengan demikian pendaftaran gugantan ini di Kepeniteraan

Pengadilan Tata Usaha Negara Samarinda pada tanggal 05 Oktober 2015;

Menimbang, bahwa obyek gugatan yang diajukan pihak Penggugat I, Penggugat II dan Penggugat III dalam perkara ini diajukan sebagaimana dimaksud dalam ketentuan Pasal 3 Undang-Undang Nomor : 5 Tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha Negara, sehingga penghitungan tenggang waktu serta akibat hukum yang ditimbulkan adalah berbeda dengan ketentuan Pasal 55 Undang-Undang Nomor : 5 Tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha Negara ;

Menimbang, bahwa secara jelas pengaturan Tenggang waktu terkait dengan Keputusan Penolakan (Fiktif Negatif) diatur dalam Pasal 3 ayat (2) dan (3) Undang-Undang Nomor : 5 Tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha Negara yang menyatakan bahwa :

(2) Jika suatu Badan atau Pejabat Tata Usaha Negara tidak mengeluarkan keputusan yang dimohon, sedangkan jangka waktu sebagaimana ditentukan peraturan perundang-undangan dimaksud telah lewat, maka Badan atau Pejabat Tata Usaha Negara tersebut dianggap telah menolak mengeluarkan keputusan yang dimaksud. (3) Dalam hal peraturan perundang-undangan yang bersangkutan tidak

menentukan jangka waktu sebagaimana dimaksud dalam ayat (2), maka setelah lewat jangka waktu empat bulan sejak diterimnya permohonan, Badan atau Pejabat Tata Usaha Negara yang bersangkutan dianggap telah mengeluarkan keputusan penolakan.

Menimbang, bahwa pasal 3 ayat (2) dan ayat (3), berkaitan dengan masalah jangka waktu untuk menghitung sejak kapan gugatan terhadap sikap diam badan atau pejabat TUN tersebut bisa diajukan. Ayat (2) menentukan, apabila jangka waktu yang telah ditentukan dalam peraturan perundang-undangan (yang mengatur kewajiban untuk memberikan jawaban atas suatu permohonan)

Halaman 99 dari 107. Putusan No. 25/G/2015/PTUN-SMD telah lewat, namun badan atau pejabat TUN tetap tidak berbuat apa-apa (diam), maka Tergugat dianggap telah menolak mengeluarkan keputusan yang dimohonkan kepadanya. Berdasarkan ayat (2) ini, maka gugatan terhadap badan atau pejabat TUN yang tidak menjawab suatu permohonan baru dapat diajukan setelah lewat jangka waktu yang ditentukan di dalam peraturan perundang-undangan (yang mengatur kewajiban untuk memberikan jawaban atas suatu permohonan) badan atau pejabat TUN yang bersangkutan;

Menimbang, bahwa pada ayat (3) menentukan, apabila dalam peraturan perundang-undangannya tidak menentukan jangka waktu kewajiban untuk menjawab suatu permohonan, maka setelah lewat jangka waktu 4 (empat) bulan sejak diterimanya permohonan, badan atau pejabat TUN yang diam saja dapat dianggap telah mengeluarkan keputusan penolakan, dan oleh karenanya Tergugat dapat digugat.

Menimbang, bahwa masalah tenggang waktu untuk mengajukan gugatan sebagaimana diatur dalam Pasal 55 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha Negara hanya memberikan tenggang waktu untuk mengajukan gugatan kepada penggugat selama 90 (sembilan puluh) hari terhitung sejak saat diterimanya atau diumumkannya keputusan TUN yang akan digugat.

Sehingga gugatan tersebut tidak boleh didaftarkan apabila telah melebihi waktu 90 (sembilan puluh) hari sejak saat diterimanya atau diumumkannya keputusan TUN yang akan digugat dikaitkan dengan keputusan TUN fiktif-negatif penghitungan tenggang waktu pengajuan gugatan selain tetap memperhatikan ketentuan Pasal 55, juga harus kembali memperhatikan ketentuan Pasal 3 ayat (2) dan (3) Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986 ;

Menimbang, bahwa sesuai pertimbangan di atas, Majelis Hakim berpendapat bahwa keputusan TUN fiktif-negatif sebagaimana yang diatur pada Pasal 3 ayat (2), dalam penghitungan tenggang waktu 90 (sembilan puluh) hari

Halaman 100 dari 107. Putusan No. 25/G/2015/PTUN-SMD untuk mengajukan gugatannya dihitung sejak lewatnya jangka waktu di dalam peraturan perundang-undangan yang mengatur kewajiban badan atau pejabat TUN untuk memberikan jawaban atas suatu permohonan. Sedangkan untuk keputusan TUN fiktif-negatif yang diatur pada ayat (3), penghitungan tenggang waktu untuk mengajukan gugatannya dihitung sejak lewatnya jangka waktu 4 (empat) bulan sejak permohonan diajukan kepada badan atau pejabat TUN yang digugat ;

Menimbang, bahwa lebih lanjut setelah Majelis Hakim mempelajari dengan seksama dari semua ketentuan dan peraturan Perundang-undangan tentang pengaturan dan pengelolaan perizinan perkebunan yang merupakan kewenangan pemerintah daerah, Majelis Hakim tidak menemukan aturan yang mengatur secara rinci dan jelas jangka waktu dimana Tergugat harus menjawab dan atau mengabulkan permohonan atau menolak permohonan perpanjangan ijin lokasi perkebunan ;

Menimbang, bahwa Majelis Hakim akan mempertimbangkan Tenggang waktu pengajuan Gugatan Penggugat I sebagai berikut :

Menimbang, bahwa Surat Permohonan Perpanjangan Ijin Lokasi Perkebunan Penggugat I (PT. BINA SAWIT ALAM MAKMUR), Nomor : 005/BSAM-SMD/I/2013 di ajukan pada tanggal 07 Januari 2013 (vide bukti P.I.1) ;

Menimbang, bahwa terhadap permohonan tersebut di atas telah di terima oleh Tergugat pada Bulan Januari 2013 yang berstempel Pemerintah Kabupaten Malinau (vide bukti P.I.1) dan menurut Majelis Hakim bukti P.I.1 tersebut membantah dalil Penggugat I yang menerangkan bahwa setiap tanda terima tergugat tidak ada mencantumkan tanggal tanda terima;

Menimbang, bahwa Gugatan Pengguat I terdaftar dalam register perkara di peradilan Tata Usaha Negara Samarinda pada tanggal 06 Oktober 2015 dengan No perkara 25/G/2015/PTUN.SMD ;

Halaman 101 dari 107. Putusan No. 25/G/2015/PTUN-SMD Menimbang, bahwa sebagaimana penjelasan tersebut di atas terungkap fakta hukum bahwa oleh karena tidak diatur jangka waktu dimana Tergugat harus menjawab dan atau mengabulkan permohonan atau menolak permohonan perpanjangan ijin lokasi perkebunan maka tenggang waktu 4 bulan jatuh pada bulan Mei 2013 kemudian di tambah 90 hari (3 bulan) sebagaimana ketentuan Pasal 55 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha Negara jatuh pada bulan Agustus 2013 ;

Menimbang, bahwa selanjutnya Majelis Hakim akan mempertimbangkan Tenggang waktu pengajuan Gugatan Penggugat II sebagai berikut :

Menimbang, bahwa Surat Permohonan Perpanjangan Ijin Lokasi Perkebunan Penggugat II ( PT. BERKAH SAWIT LESTARI), Nomor : 189/BLS-SMD/IX/2013 di ajukan pada tanggal 23 September 2013 (vide bukti P.II.1) ;

Menimbang, bahwa terhadap permohonan tersebut di atas telah di terima oleh Tergugat melalui pegawai yang menerima atas nama Wiwi Karmila dan berstempel Pemerintah Kabupaten Malinau pada bulan September 2013 (vide

bukti P.II.1) dan telah tertulis dalam daftar surat-surat masuk pada tanggal 23

September 2013 (vide bukti T-75) ;

Menimbang bahwa menurut Majelis Hakim bukti P.II.1 vide Bukti T-75 membantah dalil Penggugat II yang menerangkan bahwa setiap tanda terima tergugat tidak ada mencantumkan tanggal tanda terima;

Menimbang, bahwa Gugatan Pengguat II terdaftar dalam register perkara di peradilan Tata Usaha Negara Samarinda pada tanggal 06 Oktober 2015 dengan No perkara 25/G/2015/PTUN.SMD ;

Menimbang, bahwa sebagaimana penjelasan tersebut di atas terungkap fakta hukum bahwa oleh karena tidak diatur jangka waktu dimana Tergugat harus menjawab dan atau mengabulkan permohonan atau menolak permohonan

Halaman 102 dari 107. Putusan No. 25/G/2015/PTUN-SMD perpanjangan ijin lokasi perkebunan maka tenggang waktu 4 bulan jatuh pada bulan Januari 2014 kemudian di tambah 90 hari (3 bulan) sebagaimana ketentuan Pasal 55 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha Negara jatuh pada bulan April 2014 ;

Menimbang, bahwa selanjutnya Majelis Hakim akan mempertimbangkan Tenggang waktu pengajuan Gugatan Penggugat III sebagai berikut :

Menimbang, bahwa Surat Permohonan Perpanjangan Ijin Lokasi Perkebunan Penggugat III (PT. SERIMBA RAYA MAKMUR), Nomor : 224/SRM-SMD/IX/2013 yang diajukan pada tanggal 23 September 2013 (vide bukti P.III.1);

Menimbang, bahwa terhadap permohonan tersebut di atas telah di terima oleh Tergugat melalui pegawai yang menerima atas nama Wiwi Karmila dan berstempel Pemerintah Kabupaten Malinau pada bulan September 2013 (vide

bukti P.III.1) dan tertulis dalam buku surat-surat masuk pada tanggal 30 Oktober

2013 (vide bukti T-75) ;

Menimbang bahwa menurut Majelis Hakim bukti P.III.1 vide Bukti T-75 tersebut membantah dalil Penggugat III yang menerangkan bahwa setiap tanda terima tergugat tidak ada mencantumkan tanggal tanda terima;

Menimbang, bahwa Gugatan Pengguat III terdaftar dalam register perkara di peradilan Tata Usaha Negara Samarinda pada tanggal 06 Oktober 2015 dengan No perkara 25/G/2015/PTUN.SMD ;

Menimbang, bahwa sebagaimana penjelasan tersebut di atas terungkap fakta hukum bahwa oleh karena tidak diatur jangka waktu dimana Tergugat harus menjawab dan atau mengabulkan permohonan atau menolak permohonan perpanjangan ijin lokasi perkebunan maka tenggang waktu 4 bulan jatuh pada bulan Pebruari 2014 kemudian di tambah 90 hari (3 bulan) sebagaimana ketentuan

Halaman 103 dari 107. Putusan No. 25/G/2015/PTUN-SMD Pasal 55 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha Negara jatuh pada bulan Mei 2014 ;

Menimbang bahwa menurut Majelis Hakim bahwa secara substansi inti dari pengujian tenggang waktu dalam konteks perkara pengujian fiktif negatif di PTUN adalah ketika Tergugat diam atau tidak merespon atas Permohonan warga Negara in casu Penggugat atas sebuah permohonan perpanjangan izin maka oleh Undang-Undang Peratun Pasal 3 ayat 3 sebagaimana disebut di atas, baik Penggugat maupun Tergugat sesungguhnya memiliki waktu selama 4 bulan untuk saling berkoordinasi dan berkomunikasi atas Permohonan tersebut;

Menimbang bahwa dalam konteks berkoordinasi dan berkomunikasi tersebut dalam perkara in litis, tidak terdapat bukti atau keterangan Saksi bahwa baik Penggugat I,Penggugat II maupun Penggugat III telah melakukan koordinasi berupa konfirmasi ulang atas permohonan yang diajukan vide bukti PI.1, PII.2 dan P.III.3 ;

Menimbang bahwa berdasarkan Pemeriksaan Setempat yang dilakukan Majelis Hakim pada Kantor Penggugat I, Penggugat II dan Penggugat III baik yang berkedudukan di Jl, Cipto Mangkusumo No 88 Samarinda pada tanggal 16 Februari 2016 maupun Pemeriksaan Setempat yang di lakukan di kantor cabang Penggugat I, II dan III di Kabupaten Malinau, Kalimantan Utara pada tanggal 19 Februari 2016, Majelis Hakim berpendapat bahwa Penggugat I, II dan III adalah sebuah Perusahaan yang secara administrative mampu melakukan koordinasi dan komunikasi dengan pihak Tergugat atas Permohonan izin yang dimohonkan dalam perkara in litis;

Menimbang bahwa dalam Replik, Bukti Surat dan Kesimpulan , Pihak Penggugat I, Penggugat II dan Penggugat III tidak memberikan dalil dan bukti tentang alasan dan faktor penyebab gugatan Penggugat I, Penggugat II dan

Halaman 104 dari 107. Putusan No. 25/G/2015/PTUN-SMD Pengguta III baru didaftarkan di Peradilan Tata Usaha Negara Samarinda pada tanggal 06 Oktober 2015;

Menimbang, bahwa berdasarkan fakta hukum di atas, Majelis Hakim berkesimpulan bahwa gugatan yang diajukan oleh Pengguat I, Penggugat II dan Penggugat III pada tanggal 6 Oktober 2016 telah melampaui Tenggang waktu (Daluwarsa) sebagaimana ditentukan oleh ketentuan Pasal 3 ayat (2) dan (3) serta Pasal 55 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha ;

Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan tersebut di atas maka beralasan hukum Majelis Hakim mengabulkan eksepsi Tergugat tentang Gugatan Telah Kadaluwarsa ;

Dalam Pokok Perkara

Menimbang, bahwa oleh karena eksepsi Tergugat tentang Gugatan Telah Kadaluwarsa secara hukum diterima, maka terhadap eksepsi yang lainnya serta pokok perkaranya tidak dipertimbangkan lagi dan Gugatan Penggugat I, Penggugat II dan Penggugat III dinyatakan Tidak Diterima;

Menimbang bahwa, secara filosofis adanya Tenggang Waktu mengajukan gugatan dalam sistem Peradilan Tata Usaha Negara merupakan bagian dari perlindungan hukum bagi Pencari Keadilan dan Pejabat Tata Usaha Negara selaku pihak yang mengeluarkan Keputusan Tata usaha Negara dalam hal ini bahwa Perlindungan hukum terhadap seseorang atau badan hukum perdata untuk mengajukan gugatan hanya diberikan dalam tenggang waktu tersebut. Bilamana tenggang waktu itu dilewatkan atau tidak dipergunakan, berarti kesempatan untuk mengajukan gugatan akan hilang dan gugatan akan dinyatakan tidak diterima, sebaliknya Keputusan Tata Usaha Negara yang dikeluarkan oleh Pejabat Tata Usaha Negara memiliki kepastian hukum tentang waktu berlakunya yang tidak setiap saat dapat digugat sehingga adanya tenggang waktu menggugat

Halaman 105 dari 107. Putusan No. 25/G/2015/PTUN-SMD memberikan kepastian hukum terhadap pelaksanaan kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan oleh Pejabat Tata Usaha Negara

Menimbang, bahwa oleh karena Eksepsi Tergugat tentang Gugatan Telah Kadaluwarsa di terima secara hukum, maka sesuai ketentuan pasal 110 Undang-undang Nomor 5 Tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha Negara, kepada Penggugat I, Penggugat II dan penggugat III dihukum untuk membayar biaya yang timbul dalam perkara ini yang besarnya akan disebutkan dalam amar putusan ini ;

Menimbang, bahwa dengan memperhatikan segala sesuatu yang terjadi dalam pemeriksaan persidangan tanpa tergantung pada fakta dan hal-hal yang diajukan oleh para pihak, maka sesuai ketentuan Pasal 107 Undang-undang Nomor 5 Tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha Negara, Majelis Hakim bebas menentukan apa yang harus dibuktikan, beban pembuktian beserta penilaian pembuktian. Atas dasar itu terhadap seluruh alat-alat bukti yang diajukan oleh para pihak telah menjadi bahan pertimbangan, namun untuk mengadili dan memutus sengketanya hanya dipakai alat-alat bukti yang relevan dan terhadap alat bukti selebihnya tetap dilampirkan dan menjadi satu kesatuan dengan berkas perkaranya ;

Mengingat, ketentuan pasal-pasal dalam Undang-undang Nomor 5 Tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha Negara sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 9 Tahun 2004 dan Undang-undang Nomor 51 Tahun 2009 tentang Perubahan Kedua Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha Negara, serta peraturan lain yang berkaitan dengan perkar

M E N G A D I L I

DALAM EKSEPSI

Halaman 106 dari 107. Putusan No. 25/G/2015/PTUN-SMD

Dokumen terkait