• Tidak ada hasil yang ditemukan

Efektivitas Promosi Melalui Website

Efektivitas merupakan pesan yang disampaikan dapat dimengerti oleh pemberi dan penerima pesan seta dilihat dari tercapai atau tidaknya sasaran yang telah ditetapkan. Efektivitas promosi turut mempengaruhi sikap konsumen merespon pesan-pesan yang disampaikan. Terdapat 4 tahap pengukuran efektivitas promosi, yaitu, 1) Attention, 2) Interest, 3) Desire, dan 4) Action. Tahap attention ialah tahap dimana responden mengetahui adanya website agrowisata Gunung Mas dan mulai menaruh perhatian. Tahap interest, responden tertarik terhadap isi website. Tahap desire

merupakan tahap dimana responden berminat untuk mengunjungi Gunung Mas setelah melihat isi website. Terakhir tahap action dimana responden mengunjungi Gunung Mas setelah melihat isi website. Responden mengisi kuesioner online agrowisata Gunung Mas melalui keempat tahapan tersebut secara berurutan dan dilihat sampai tahap mana responden melewati tahapan tersebut. Berikut adalah Tabel 10 yang menunjukkan data jumlah dan persentase responden dalam mencapai tahap AIDA.

Tabel 3. Jumlah dan persentase responden dalam mencapai tahap AIDA Efektivitas Promosi Melalui

Website Jumlah Presentase (%) Attention 72 100 Interest 65 90.3 Desire 12 16.7 Action 9 12.5

Data pada Tabel 10 menunjukkan bahwa 72 responden (100%) mencapai tahap attention (perhatian) sedangkan tidak semua responden mencapai tahap action (tindakan). Diasumsikan responden melihat dan memperhatikan informasi yang disampaikan melalui website. Berdasarkan Tabel 10 terlihat pengurangan jumlah responden yang cukup jauh. Pengurangan jumlah responden terbanyak ialah pada tahap interest

(ketertarikan) ke tahap desire (keinginan) sedangkan pengurangan responden paling sedikit ialah pada tahap desire (keinginan) ke tahap action

(tindakan).

Berikut adalah Tabel 11 yang menunjukkan hasil penilaian responden terkait efektivitas promosi. Data menunjukkan sebanyak 32 responden (44%) menilai promosi yang dilakukan melalui website dapat menarik perhatian responden. Sebanyak 31 responden (43%) menilai

website mampu menimbulkan rasa ketertarikan responden. Sementara itu, pada tahap desire (keinginan) sebanyak 6 responden (8%) menilai promosi melalui website cukup mampu dalam menimbulkan keinginan responden. Terakhir, sebanyak 7 responden (10%) menilai promosi melalui website

36

kurang mampu menimbulkan tindakan responden untuk mengunjungi agrowisata Gunung Mas.

Tabel 4. Persentase dan penilaian responden dalam mencapai tahap AIDA

Efektivitas Media Promosi

Penilaian Responden Total

Rendah Sedang Tinggi

% % % % Attention 13.9 41.7 44.4 100.00 Interest 6.9 40.3 43.1 90.3 Desire 2.8 8.3 5.6 16.7 Action 9.7 1.4 1.4 12.5 Attention

Tahap attention merupakan tahap awal dari keempat tahapan AIDA. Tahap ini ialah tahap dimana perhatian dan kesadaran responden terhadap keberadaan agrowisata Gunung Mas mulai terbentuk. Bentuk perhatian responden terhadap agrowisata Gunung Mas dilihat dari berapa banyak informasi yang responden perhatikan. Informasi-informasi tersebut mengenai profil, harga, lokasi agrowisata Gunung Mas, fasilitas yang disediakan, paket wisata yang ditawarkan, reservasi, informasi contact person dan lain sebagainya. Data pada Tabel 9 menunjukkan bahwa 72 responden (100%) telah mencapai tahap attention (perhatian) saat melihat informasi yang disampaikan melalui website. Hal ini menggambarkan bahwa pengunjung website memperhatikan atau setidaknya pernah melihat informasi yang disampaikan melalui website.

Tabel 12. Nilai minimum, maximum, dan rata-rata responden berdasarkan tahap attention

Indikator Minimum Maximum Rata-rata

Attention 1 10 5.72

Hasil penelitian pada Tabel 12 menunjukkan informasi yang dilihat dan diperhatikan oleh responden didapatkan nilai rataan sebesar 5.72 dari 10 pilihan jawaban yang tersedia pada kuesioner online. Hal ini menggambarkan responden sudah cukup memperhatikan informasi yang disampaikan. Mayoritas informasi yang disampaikan ialah informasi mengenai profil, lokasi, dan harga agrowisata Gunung Mas.

Interest

Tahap interest merupakan tahap lanjutan dari tahap attention dimana responden mulai merasa tertarik terhadap agrowisata Gunung Mas setelah melihat dan memperhatikan informasi yang disampaikan melalui website.

Interest dapat dilihat dari tingkat rasa ingin tahu responden dalam mencari informasi lebih lanjut. Tahap ini diukur dari berapa banyak informasi yang responden baca. Informasi-informasi tersebut mengenai profil, harga, lokasi agrowisata Gunung Mas, fasilitas yang disediakan, paket wisata yang ditawarkan, reservasi, informasi contact person, dan lain sebagainya.

37 Berdasarkan tabel sebelumnya (Tabel 8), responden yang mencapai tahap interest terbilang cukup banyak yaitu 65 responden (90%). Hal ini menggambarkan bahwa responden memiliki ketertarikan terhadap agrowisata Gunung Mas dengan mengklik berbagai pilihan informasi yang mereka butuhkan.

Tabel 13. Nilai minimum, maximum, dan rata-rata responden berdasarkan tahap interest

Indikator Minimum Maximum Rata-rata

Interest 2 9 5.08

Hasil penelitian pada Tabel 13 menunjukkan informasi yang dibaca oleh responden didapatkan nilai rataan sebesar 5.08 dari 10 pilihan jawaban yang tersedia pada kuesioner online. Hal ini menggambarkan responden tidak hanya melihat dan memperhatikan informasi yang disampaikan, tetapi juga memilih dan membaca informasi yang dibutuhkan.

Desire

Tahap desire merupakan tahap dimana timbul keinginan atau hasrat membeli atau menggunakan jasa yang timbul setelah melihat dan memperhatikan informasi yang disampaikan. Hasil pada Tabel 11 (Jumlah dan persentase responden dalam mencapai tahap AIDA) menunjukkan bahwa responden yang mencapai tahap desire hanya sekitar 17%. Desire

dilihat dari pengunjung website yang mencari tahu lebih lanjut mengenai agrowisata Gunung Mas. Pengukuran tahap desire dilihat dari seringnya pengunjung mengajukan pertanyaan melalui website. Pertanyaan yang diajukan berupa pertanyaan mengenai reservasi, paket wisata, fasilitas wisata, promo wisata, dan lain sebagainya. Berikut adalah Tabel 14 yang menyajikan data jumlah dan persentase penilaian responden berdasarkan indikator-indikator tahapan desire.

Tabel 5. Persentase responden berdasarkan indikator pencapaian tahap

desire

Indikator Penilaian Responden

Tidak Pernah

Jarang Selalu Sering

% % % %

Bertanya tata cara reservasi 5.6 4.2 2.8 4.2

Bertanya paket wisata 5.6 2.8 4.2 4.2

Bertanya fasilitas wisata 5.6 4.2 2.8 4.2

Bertanya promo wisata 5.6 1.4 2.8 2.8

Bertanya selain pertanyaan diatas 5.6 8.3 0 2.8

Data pada Tabel 14 menunjukkan bahwa sebagian besar responden (6%) tidak pernah menanyakan pertanyaan mengenai berbagai informasi agrowisata Gunung Mas seperti tata cara reservasi, paket wisata, fasilitas,

38

dan promo. Sementara itu, sebanyak 6 responden (8%) jarang menanyakan pertanyaan lainnya.

Action

Tahap action adalah tahap terakhir dari keempat tahapan AIDA.

Action merupakan tahap dimana muncul tindakan dari pengunjung website. Pengunjung website yang memiliki keinginan setelah memperhatikan dan membaca berbagi informasi, pengunjung website yang serius dapat mencapai tahap ini. Hasil pada Tabel 11 menunjukkan hanya sekitar 13% responden yang mencapai tahap action. Indikator-indikator pengukuran tahap action ialah melakukan reservasi, mengunjungi agrowisata Gunung Mas, memposting foto kegiatan yang dilakukan selama berada di agrowisata Gunung Mas, dan memberikan testimoni. Berikut adalah Tabel 13 yang menyajikan data jumlah dan persentase responden berdasarkan tahap action.

Tabel 6. Persentase responden berdasarkan indikator pencapaian tahap

action

Indikator Penilaian Responden

Tidak Pernah Jarang Selalu Sering

% % % %

Melakukan reservasi 6.9 2.8 0 2.8

Mengunjungi Gunung Mas 0 6.9 2.8 2.8

Memposting foto 4.2 1.4 4.2 2.8

Memberi testimoni 8.3 2.8 0 1.4

Data pada Tabel 15 menunjukkan sebagian besar responden (7 persen) jarang mengunjungi agrowisata Gunung Mas dan sebanyak 6 responden (8 persen) tidak pernah memberikan testimoni kepada agrowisata Gunung Mas. Hal ini mengindikasikan bahwa website agrowisata Gunung Mas tidak mempengaruhi keputusan pengunjung website untuk mengunjungi agrowisata Gunung Mas.

39

HUBUNGAN ANTARA KARATERISTIK PENGUNJUNG

WEBSITE DENGAN EFEKTIVITAS PROMOSI

Karateristik pengunjung website dilihat dari 1) usia, 2) jenis kelamin, 3) tingkat pendidikan, 4) tingkat pekerjaan, dan 5) tingkat pendapatan. Data dari variabel jenis kelamin dan jenis pekerjaan berupa data nominal sehingga saat pengolahan data menggunakan chi-square untuk mengetahui perbedaan antara jenis kelamin terhadap efektivitas promosi dan perbedaan antara jenis pekerjaan terhadap efektivitas promosi. Variabel usia, tingkat pendidikan, dan tingkat pendapatan merupakan data ordinal yang diolah menggunakan uji korelasi rank spearman. Ketiga variabel tersebut dilihat hubungannya dengan efektivitas promosi yang terdiri dari empat tahap AIDA (attention, interest, desire, dan action). Hasil pengujian menunjukkan tidak semua variabel berkorelasi dengan efektivitas promosi.

Hubungan Antara Usia dengan Efektivitas Promosi

Subab ini menjelaskan hubungan antara variabel karateristik usia responden dengan efektivitas promosi AIDA. Pada kategori karateristik usia dibagi ke dalam kategori usia muda (<25), dewasa (25-37), dan tua (>37). Berikut uraian persentase hubungan antara karakteristik usia responden dengan efektivitas promosi.

Tabel 16. Persentase hubungan antara karateristik usia dengan tingkat efektivitas media promosi tahap attention

Usia Tingkat efektivitas media promosi pada tahap

attention

Total

Rendah Sedang Tinggi

% % % %

Muda 6.3 46.9 46.9 100

Dewasa 25 31.3 43.8 100

Tua 16.7 41.7 41.7 100

Total 13.9 41.7 44.4 100

Uji Rank Spearman: Nilai Koefisien Korelasi = -0.084 Nilai Signifikansi = 0.484 Data pada Tabel 16 menunjukkan bahwa responden berusia muda mayoritas memiliki perhatian (attention) pada kategori sedang dan tinggi yaitu sebesar 46.9 persen. Hubungan antara usia dan tingkat efektivitas media promosi pada tahap attention dalam pengujian statistik menunjukkan nilai korelasi sebesar -0.084 dengan nilai signifikansi 0.484. Nilai tersebut menunjukkan bahwa kedua variabel tidak memiliki hubungan dan tidak signifikan. Responden dengan usia muda menyadari keberadaan website dan memehartikan isi website agrowisata Gunung Mas.

40

Tabel 17. Persentase hubungan antara karateristik usia dengan tingkat efektivitas media promosi tahap interest

Usia Tingkat efektivitas media promosi pada tahap interest

Tot al Rendah Sedang Tinggi

% % % %

Muda 6.7 43.3 50 100

Dewasa 7.1 57.1 35.7 100

Tua 9.5 38.1 52.4 100

Total 7.7 44.6 47.7 100

Uji Rank Spearman: Nilai Koefisien Korelasi = 0.107 Nilai Signifikansi = 0.398

Data pada Tabel 17 menunjukkan bahwa responden yang memiliki

interest sedang sebagian besar berusia dewasa (57.1 persen). Hubungan antara usia dan tingkat efektivitas media promosi pada tahap interest dalam pengujian statistik menunjukkan nilai korelasi sebesar 0.107 dengan nilai signifikansi 0.398. Nilai tersebut menunjukkan bahwa kedua variabel tidak memiliki hubungan dan tidak signifikan. Hal ini mengindikasikan bahwa responden dengan usia dewasa tertarik terhadap isi website. Hasil penelitian menunjukkan bahwa responden dengan usia dewasa cukup tertarik (interest) untuk melakukan kunjungan ke agrowisata Gunung Mas, selain itu pengunjung website tidak terbatas usia.

Tabel 18. Persentase hubungan antara karateristik usia dengan tingkat efektivitas media promosi tahap desire

Usia Tingkat efektivitas media promosi pada tahap desire

Total Rendah Sedang Tinggi

% % % %

Muda 0 60 40 100

Dewasa 33.3 33.3 33.3 100

Tua 25 50 25 100

Total 16.7 50 33.3 100

Uji Rank Spearman: Nilai Koefisien Korelasi = -0.238 Nilai Signifikansi = 0.456 Data pada Tabel 18 menunjukkan bahwa responden berusia muda mayoritas memiliki keinginan/minat (desire) pada kategori sedang yaitu sebesar 60 persen. Hubungan antara usia dan tingkat efektivitas media promosi pada tahap desire dalam pengujian statistik menunjukkan nilai korelasi sebesar -0.248 dengan nilai signifikansi 0.255. Nilai tersebut menunjukkan bahwa kedua variabel tidak memiliki hubungan dan tidak signifikan. Hal ini mengindikasikan bahwa responden dengan usia muda memerhatikan (attention), tertarik (interest), dan memiliki keinginan (desire) untuk melakukan kunjungan ke agrowisata Gunung Mas.

41 Tabel 19. Persentase hubungan antara karateristik usia dengan tingkat

efektivitas media promosi tahap action

Usia Tingkat efektivitas media promosi pada tahap action

Total Rendah Sedang Tinggi

% % % %

Muda 100 0 0 100

Dewasa 33.3 33.3 33.3 100

Tua 100 0 0 100

Total 77 11.1 11.1 100

Uji Rank Spearman: Nilai Koefisien Korelasi = 0.091 Nilai Signifikansi = 0.815 Data pada Tabel 19 menunjukkan bahwa responden berusia muda dan tua mayoritas berada pada tahap action kategori rendah. Hubungan antara usia dan tingkat efektivitas media promosi pada tahap desire dalam pengujian statistik menunjukkan nilai korelasi sebesar 0.091 dengan nilai signifikansi 0.815. Faktor usia tidak memiliki hubungan dan tidak signifikan dalam mengunjungi website dan agrowisata Gunung Mas. Hal ini mengindikasikan bahwa responden dengan usia muda dan tua tidak terdorong untuk melakukan kunjungan ke agrowisata Gunung Mas.

Hubungan Antara Tingkat Pendidikan dengan Efektivitas Promosi

Subab ini menjelaskan hubungan antara variabel karateristik tingkat pendidikan responden dengan efektivitas promosi AIDA. Pada kategori karateristik tingkat pendidikan dibagi ke dalam kategori rendah (SMA), sedang (D1/D2/D3), dan tinggi (S1/S2/S3). Berikut uraian persentase hubungan antara karakteristik tingkat pendidikan responden dengan efektivitas promosi.

Tabel 20. Persentase hubungan antara karateristik tingkat pendidikan dengan tingkat efektivitas media promosi tahap attention

Tingkat Pendidikan Tingkat efektivitas media promosi pada tahap attention

Total Rendah Sedang Tinggi

% % % %

Rendah 0 52.6 47.4 100

Sedang 37.5 12.5 50 100

Tinggi 15.6 42.2 42.2 100

Total 13.9 41.7 44.4 100

Uji Rank Spearman: Nilai Koefisien Korelasi = -0.089 Nilai Signifikansi = 0.459 Data pada Tabel 20 menunjukkan bahwa responden berpendidikan rendah mayoritas memiliki perhatian (attention) rendah yaitu sebesar 52.6

42

persen. Hubungan antara pendidikan dan tingkat efektivitas media promosi pada tahap attention dalam pengujian statistik menunjukkan nilai korelasi sebesar -0.089 dengan nilai signifikansi 0.459. Nilai tersebut menunjukkan bahwa kedua variabel tidak memiliki hubungan dan tidak signifikan. Responden dengan pendidikan rendah, sedang, maupun tinggi memiliki keingintahuan yang tinggi daya tarik yang ditawarkan suatu produk atau jasa.

Tabel 21. Persentase hubungan antara karateristik tingkat pendidikan dengan tingkat efektivitas media promosi tahap interest

Tingkat Pendidikan Tingkat efektivitas media promosi pada tahap interest

Total Rendah Sedang Tinggi

% % % %

Rendah 11.8 41.2 47.1 100

Sedang 0 66.7 33.3 100

Tinggi 7.1 42.9 50 100

Total 7.7 44.6 47.7 100

Uji Rank Spearman: Nilai Koefisien Korelasi = 0.056 Nilai Signifikansi = 0.659 Hasil pada Tabel 21 menunjukkan bahwa responden berpendidikan tinggi mayoritas memiliki ketertarikan (interest) tinggi yaitu sebesar sekitar 50 persen. Hubungan antara tingkat pendidikan dan tingkat efektivitas media promosi pada tahap interest dalam pengujian statistik menunjukkan nilai korelasi sebesar 0.056dengan nilai signifikansi 0.659. Nilai tersebut menunjukkan bahwa kedua variabel tidak memiliki hubungan dan tidak signifikan. Responden yang memiliki latar belakang pendidikan tinggi cukup memiliki ketertarikan (interest) terhadap website dan cukup tertarik (interest) untuk melakukan kunjungan ke agrowisata Gunung Mas.

Tabel 22. Persentase hubungan antara karateristik tingkat pendidikan dengan tingkat efektivitas media promosi tahap desire

Tingkat Pendidikan Tingkat efektivitas media promosi pada tahap desire

Total Rendah Sedang Tinggi

% % % %

Rendah 0 66.7 33.3 100

Sedang 0 50 50 100

Tinggi 28.6 42.9 28.6 100

Total 16.7 50 33.3 100

Uji Rank Spearman: Nilai Koefisien Korelasi = -0.237 Nilai Signifikansi = 0.459 Hasil pada Tabel 22 menunjukkan bahwa responden berpendidikan rendah mayoritas memiliki keinginan/minat (desire) sedang yaitu sebesar 66.7 persen. Hubungan antara tingkat pendidikan dan tingkat efektivitas media promosi pada tahap desire dalam pengujian statistik menunjukkan

43 nilai korelasi sebesar -0.237 dengan nilai signifikansi 0.459jh. Nilai tersebut menunjukkan bahwa kedua variabel tidak memiliki hubungan dan tidak signifikan. Hal ini mengindikasikan bahwa responden dengan pendidikan tinggi memiliki keinginan/minat (desire) terhadap website dan ada keinginan untuk melakukan kunjungan ke agrowisata Gunung Mas, karena responden yang berpendidikan rendah cenderung memiliki keingintahuan yang sedang terhadap keunggulan yang ditawarkan oleh suatu produk atau jasa.

Tabel 23. Persentase hubungan antara karateristik tingkat pendidikan dengan tingkat efektivitas media promosi tahap action

Tingkat Pendidikan Tingkat efektivitas media promosi pada tahap action

Total Rendah Sedang Tinggi

% % % %

Rendah 66.7 0 33.3 100

Tinggi 83.3 16.7 0 100

Total 77.8 11.1 11.1 100

Uji Rank Spearman: Nilai Koefisien Korelasi = -0.250 Nilai Signifikansi = 0.516 Hasil pada Tabel 23 menunjukkan bahwa responden berpendidikan tinggi mayoritas memiliki tindakan (action) rendah yaitu sebesar 83.3 persen. Hubungan antara tingkat pendidikan dan tingkat efektivitas media promosi pada tahap action dalam pengujian statistik menunjukkan nilai korelasi sebesar -0.250 dengan nilai signifikansi 0.516. Nilai tersebut menunjukkan bahwa kedua variabel tidak memiliki hubungan dan tidak signifikan. Hal ini mengindikasikan bahwa responden dengan pendidikan tinggi, tindakan (action) untuk melakukan kunjungan ke agrowisata Gunung Mas pun rendah.

Hubungan Antara Tingkat Pendapatan dengan Efektivitas Promosi

Subab ini menjelaskan hubungan antara variabel karateristik tingkat pendapatan responden dengan efektivitas promosi AIDA. Pada kategori karateristik tingkat pendapatan dibagi ke dalam kategori rendah (< RP 2.000.000), sedang (Rp 2.000-001-RP 6.000.000), dan tinggi (> Rp 6.000.000). berdasarkan hasil pengujian, tidak ditemukan adanya hubungan antara tingkat pendapatan dengan efektivitas promosi AIDA. Berikut uraian persentase hubungan antara karakteristik tingkat pendidikan responden dengan efektivitas promosi.

44

Tabel 24. Persentase hubungan antara karateristik tingkat pendidikan dengan tingkat efektivitas media promosi tahap attention

Tingkat Pendapatan Tingkat efektivitas media promosi pada tahap attention

Total Rendah Sedang Tinggi

% % % %

Rendah 9.5 47.6 42.9 100

Sedang 11.8 47.1 41.2 100

Tinggi 23.5 23.5 52.9 100

Total 13.9 41.7 44.4 100

Uji Rank Spearman: Nilai Koefisien Korelasi = 0.003 Nilai Signifikansi = 0.978 Hasil pada Tabel 24 menunjukkan bahwa responden berpendapatan tinggi mayoritas memiliki perhatian (attention) tinggi yaitu sebesar 52.9 persen. Hubungan antara tingkat pendapatan dan tingkat efektivitas media promosi pada tahap attention dalam pengujian statistik menunjukkan nilai korelasi sebesar 0.003 dengan nilai signifikansi 0.978. Nilai tersebut menunjukkan bahwa kedua variabel tidak memiliki hubungan dan tidak signifikan. Responden dengan pendapatan rendah, perhatian (attention) untuk melakukan kunjungan ke agrowisata Gunung Mas pun sedang. Hal ini mengindikasikan bahwa agrowisata Gunung Mas terbuka bagi semua kalangan.

Tabel 25. Persentase hubungan antara karateristik tingkat pendidikan dengan tingkat efektivitas media promosi tahap interest

Tingkat Pendapatan Tingkat efektivitas media promosi pada tahap interest

Total Rendah Sedang Tinggi

% % % %

Rendah 10.5 42.1 47.4 100

Sedang 3.2 48.4 48.4 100

Tinggi 13.3 40 46.7 100

Total 7.7 44.6 47.7 100

Uji Rank Spearman: Nilai Koefisien Korelasi = -0.009 Nilai Signifikansi = 0.946 Data pada Tabel 25 menunjukkan bahwa responden berpendapatan sedang mayoritas memiliki ketertarikan (interest) sedang dan tinggi yaitu sebesar 23 persen. Hubungan antara tingkat pendapatan dan tingkat efektivitas media promosi pada tahap interest dalam pengujian statistik menunjukkan nilai korelasi sebesar -0.009 dengan nilai signifikansi 0.946. Nilai tersebut menunjukkan bahwa kedua variabel tidak memiliki hubungan dan tidak signifikan. Hal ini mengindikasikan bahwa responden dengan pendapatan sedang cukup tertarik (interest) untuk melakukan kunjungan ke agrowisata Gunung Mas. Hal tersebut dapat dikatakan bahwa agrowisata

45 Gunung Mas merupakan jenis destinasi wisata yang dapat dijangkau oleh semua kalangan.

Tabel 26. Persentase hubungan antara karateristik tingkat pendidikan dengan tingkat efektivitas media promosi tahap desire

Tingkat Pendapatan Tingkat efektivitas media promosi pada tahap desire

Total Rendah Sedang Tinggi

% % % %

Rendah 0 50 50 100

Sedang 12.5 62.5 25 100

Tinggi 50 0 50 100

Total 16.7 50 33.3 100

Uji Rank Spearman: Nilai Koefisien Korelasi = -0.183 Nilai Signifikansi = 0.570 Hasil pada Tabel 26 menunjukkan bahwa responden berpendapatan sedang mayoritas memiliki keinginan/minat (desire) sedang yaitu sebesar 62.5 persen. Hubungan antara tingkat pendapatan dan tingkat efektivitas media promosi pada tahap desire dalam pengujian statistik menunjukkan nilai korelasi sebesar -0.183 dengan nilai signifikansi 0.570. Nilai tersebut menunjukkan bahwa kedua variabel tidak memiliki hubungan dan tidak signifikan. Hal ini mengindikasikan bahwa responden dengan tingkat pendapatan sedang, minat (desire) untuk melakukan kunjungan ke agrowisata Gunung Mas cukup tinggi, artinya agrowisata Gunung Mas merupakan salah satu jenis wisata yang murah sehingga bisa dijangkau oleh semua kalangan.

Tabel 27. Persentase hubungan antara karateristik tingkat pendidikan dengan tingkat efektivitas media promosi tahap action

Tingkat Pendapatan Tingkat efektivitas media promosi pada tahap action

Total Rendah Sedang Tinggi

% % % %

Rendah 100 0 0 100

Sedang 66.7 16.7 16.7 100

Tinggi 100 0 0 100

Total 77.8 11.1 11.1 100

Uji Rank Spearman: Nilai Koefisien Korelasi = 0.123 Nilai Signifikansi = 0.753 Data pada Tabel 27 menunjukkan bahwa 100 persen responden berpendapatan rendah dan tinggi, memiliki tindakan (action) Hubungan antara tingkat pendapatan dan tingkat efektivitas media promosi pada tahap

action dalam pengujian statistik menunjukkan nilai korelasi sebesar 0.123 dengan nilai signifikansi 0.753. Nilai tersebut menunjukkan bahwa kedua variabel tidak memiliki hubungan dan tidak signifikan. Hal ini mengindikasikan bahwa responden dengan tingkat pendapatan rendah dan

46

tinggi, tidak mendorong responden untuk melakukan kunjungan ke agrowisata Gunung Mas.

Hubungan Antara Jenis Kelamin dengan Efektivitas Promosi

Subab ini menjelaskan hubungan antara variabel karateristik jenis kelamin responden dengan efektivitas promosi AIDA. Pada kategori karateristik jenis kelamin dibagi ke dalam jenis kelamin perempuan dan jenis kelamin laki-laki. Berikut uraian persentase hubungan antara karakteristik tingkat pendidikan responden dengan efektivitas promosi. Tabel 28. Persentase hubungan antara karateristik jenis kelamin dengan

tingkat efektivitas media promosi tahap attention

Jenis Kelamin Tingkat efektivitas media promosi pada tahap attention

Total Rendah Sedang Tinggi

% % % %

Laki-laki 16.7 43.3 40 100

Perempuan 11.9 40.5 47.6 100

Total 13.9 41.7 44.4 100

Hasil uji Chi-Square (2= 0.549; p= 0.760)

Data pada Tabel 28 menunjukkan bahwa responden dengan jenis kelamin perempuan lebih banyak dibanding responden berjenis kelamin laki-laki dalam mencapai tahap attention tinggi. Hal ini mengindikasikan bahwa pengguna internet sebagian besar adalah perempuan. Uji chi square

yang telah dilakukan menunjukkan nilai signifikansi sebesar 0.760 yang artinya jenis kelamin tidak memiliki hubungan dengan tingkat efektivitas media promosi tahap attention. Hasil tersebut disebabkan karena website

agrowisata Gunung Mas dapat dikunjungi oleh siapapun dan tidak ada batasan jenis kelamin.

Tabel 29. Persentase hubungan antara karateristik jenis kelamin dengan tingkat efektivitas media promosi tahap interest

Jenis Kelamin Tingkat efektivitas media promosi pada tahap interest

Total Rendah Sedang Tinggi

% % % %

Laki-laki 3.6 46.4 50 100

Perempuan 10.8 43.2 45.9 100

Total 100

Hasil uji Chi-Square (2= 1.177; p= 0.555)

Data pada Tabel 29 menunjukkan bahwa mayoritas responden berjenis kelamin laki-laki mencapai tahap interest sedang, namun berdasarkan uji chi square yang telah dilakukan menunjukkan nilai

47 signifikansi sebesar 0.555 yang artinya jenis kelamin tidak memiliki hubungan dengan tingkat efektivitas media promosi tahap interest. Hasil pada Tabel 29 juga menunjukkan bahwa baik laki-laki maupun perempuan tidak memiliki perbedaan yang cukup jauh dalam menimbulkan ketertarikan (interest) terhadap website maupun untuk melakukan kunjungan ke agrowisata Gunung Mas. Hal ini mengindikasikan bahwa baik perempuan ataupun laki-laki sama-sama memiliki kebutuhan akan wisata atau sekedar mengunjungi website agrowisata Gunung Mas.

Tabel 30. Persentase hubungan antara karateristik jenis kelamin dengan tingkat efektivitas media promosi tahap desire

Jenis Kelamin Tingkat efektivitas media promosi pada tahap desire

Total Rendah Sedang Tinggi

% % % %

Laki-laki 16.7 33.3 50 100

Perempuan 16.7 66.7 16.7 100

Total 16.7 50 33.3 100

Hasil uji Chi-Square (2= 1.667; p= 0.435)

Data pada Tabel 30 menunjukkan bahwa responden dengan jenis kelamin perempuan lebih banyak dibanding responden berjenis kelamin laki-laki dalam mencapai tahap desire sedang, namun berdasarkan uji chi square yang telah dilakukan menunjukkan nilai signifikansi sebesar 0.435 yang artinya jenis kelamin tidak memiliki hubungan dengan tingkat efektivitas media promosi tahap desire. Hal ini mengindikasikan bahwa baik laki-laki maupun perempuan tidak memiliki perbedaan yang cukup jauh dalam menimbulkan keinginan (desire) maupun untuk melakukan kunjungan ke agrowisata Gunung Mas.

Tabel 31. Persentase hubungan antara karateristik jenis kelamin dengan tingkat efektivitas media promosi tahap action

Jenis Kelamin Tingkat efektivitas media promosi pada tahap action

Total Rendah Sedang Tinggi

% % % %

Laki-laki 80 0 20 100

Perempuan 75 25 0 100

Total 77.8 11.1 11.1 100

Hasil uji Chi-Square (2= 2.057; p= 0.358)

Data pada Tabel 31 menunjukkan bahwa 80 persen dari total responden laki-laki berada tahap action rendah, namun berdasarkan uji chi

Dokumen terkait