• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4. Guru Mengkombinasikan Materi Ajar dengan Permainan

Pembelajaran yang efektif dapat dilakukan berbagai cara salah satunya dengan mengkombinasikan pembelajaran dengan media permainan, ini bertujuan untuk dapat menciptakan suasana belajar yang menggairahkan, menyenangkkan dan aktif.

Menurut ibu Kananga mengatakan bahwa:

Ada berbagai cara yang dapat dilakukan oleh guru dalam menyampaikan materi pembelajaran dalam kelas, salah satunya dengan cara mengkombinasikan materi ajar dengan permainan dalam kelas. Misalnya pelajaran pada hafalan surah atau ayat dengan metode permainan games.

(wawanacara, 23 Juli 2016).

Dengan pengelolaan sarana bermain, dapat menciptakan situasi belajar sambil bermain yang menyenangkan bagi anak untuk melakukan berbagai kegiatan, dan materi ajar lebih muda untuk dipahami oleh siswa di kelas.

Selain itu hasil wawancara dari bapak H. Muh Nurdin mengemukakan bahwa:

Belajar dengan menggunakan tekhnik bermain dapat meningkatkan semangat belajar siswa, menyenangkan, daya imajinatif dan kreatif siswa pun akan meningkat. Salah satu permainan yang sering digunakan oleh guru disini pada saat

proses pembelajaran adalah Puzzle games. (Wawancara, 23 Juli 2016).

Hasil wawancara tersebut diatas bahwa aspek penting keberhasilan penyampaian materi ajar kepada siswa yaitu penggunaan media pembelajaran yang kraetif salah satu nya dengan mengkombinasikan bahan ajar dengan permainan didalam kelas sehingga menciptakan situasi yang nyaman, tidak hanya itu siswa juga dapat berfikir kreatif dan imajinatif dalam proses pembelajaran.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penerapan media pengajaran dalam proses belajar mengajar pendidikan agama Islam, menjadi salah satu sarana yang dapat membantu guru pendidikan agama Islam dalam menyajikan materi kepada siswa. Jadi di samping membantu guru juga membantu siswa dalam memahami materi pelajaran pendidikan agama Islam, yang pada akhirnya membantu siswa untuk mencapai prestasi belajar yang tinggi.

Hasil ini dapat dibuktikan dari hasil olah angket tentang mengkombinasikan hasil belajar dengan media permainandalam meningkaatkan pembelajaran di SD Inpres Bone Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa seperti yang terlihat pada tabel berikut:

Tabel 10

Mengkombinasikan Materi Ajar Dengan Permainan di SD Inpres Bone Kecamatan Bajeng kabupaten Gowa

No Kategori Jawaban Frekuensi Persentase 1

Sumber Data : Hasil olah angket

Dari tabel tersebut dapat diketahui bahwa mengkombinasi media permainan dengan materi pembelajaran di SD Inpres Bone Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa sudah berjalan dengan sangat baik. Hal dibuktikan dengan hasil olah angket tersebut yang menunjukkan bahwa dari 22 orang siswa yang dijadikan responden atau sampel, sebayak 13 orang dengan persentase 59,09 % yang menjawab selalu, 6 orang dengan persentase 27,27 % yang menjawab kadang-kadang. 3 orang dengan persentase 13,63 % yang menjawab tidak pernah.

Adapun beberapa faktor penunjang hasil belajar siswa pada SD Inpres Bone Kab. Gowa yaitu:

a. Penguasaan Guru PAI dalam bahan pengajaran pada SD Inpres Bone Kab. Gowa.

Bahan pengajaran adalah segala sesuatu yang disajikan oleh guru dalam kegiatan belajar mengajar yang sebelumnya telah diolah, dikaji ulang, diperhatikan dan dikuasai. Oleh karena itu kinerja ini dipandang cukup perlu dimiliki oleh setiap guru, khususnya guru-guru di SD Inpres Bone, Kec. Bajeng, Kab.

Gowa untuk memperoleh kejelasan tentang kinerja ini. Karena ini dapat mempengaruhi tingkat hasil belajar siswa pada pelajaran Pendidikan Agama islam juga hasil wawancara penulis dengan Ibu Yuliati yang mengungkapkan sebagai berikut:

Siswa di SD Inpres Bone mempunyai semangat yang tinggi untuk belajar salah satu penunjangnya adalah guru menerapkan metode yang kretif dalam prose pembelajaran sehingga setiap evalusia materi siswa mampu menjawabny dengan baik dan mencapaai KKM. (Wawancara 23, Juli 2016).

Kemampuan mengajar guru yang sesuai dengan tuntutan standar tugas yang diemban memberikan efek positif bagi hasil yang ingin dicapai seperti perubahan hasil akademik siswa, sikap siswa, keterampilan siswa, dan perubahan pola kerja guru yang makin meningkat, sebaliknya jika kemampuan mengajar yang dimiliki guru sangat sedikit akan berakibat bukan saja menurunkan prestasi belajar siswa tetapi juga menurunkan tingkat kinerja guru itu sendiri. Untuk itu kemampuan mengajar guru menjadi sangat

penting dan menjadi keharusan bagi guru untuk dimiliki dalam menjalankan tugas dan fungsinya, tanpa kemampuan mengajar yang baik sangat tidak mungkin guru mampu melakukan inovasi atau kreasi dari materi yang ada dalam kurikulum yang pada gilirannya memberikan rasa bosan bagi guru maupun siswa untuk menjalankan tugas dan fungsi masing-masing.

b. Kemampuan Guru PAI dalam penilaian kualitas hasil belajar siswa di SD Inpres Bone Kec. Bajeng Kab. Gowa

Penilaian adalah salah satu tolak ukur untuk dapat menentukan tercapai tidaknya tujuan pelajaran. Penilaian memiliki banyak macam, diantaranya penilaian saat berlangsungnya atau akhir pembahasan, penilaian sumatif atau penilaian penentu berhasil tidaknya siswa naik kelas. Dalam hal ini penilaian itu adalah pekerjaan yang terencana maupun tidak terencana yang dilakukan oleh guru terhadap siswanya. Bentuk-bentuk penilaian guru yaitu tes tertulis, tes lisan, dan tes praktik atau tes kinerja. Hasil penilaian dapat dilihat dari tugas yang diberikan oleh guru terhadap siswanya.

Dalam dunia pendidikan guru harus dituntut disiplin dalam menjalankan tugas mengajarnya agar siswa dapat tertib dalam menerima mata pelajaran yang disajikan. Searah dengan itu, Yuyanti mengemukakan bahwa:

Hasil pendidikan ditentukan antara lain kemampuan- kemampuan, pengalaman-pengalaman dan sifat pribadi pendidiknya. Pendidik yang lebih mampu karena lebih cakap dan lebih berpengalaman lazimnya akan dapat mencapai hasil yang lebih baik dibandingkan pendidik yang belum berpengalaman dan kurang cakap. (Wawancara, 23 Juli 2016).

Dengan demikian, peningkatan prestasi belajar siswa khususnya di bidang studi pendidikan agama Islam menurut Hj. Kananga ketika dikonfirmasi penulis bahwa:

Guru harus mampu menarik perhatian siswa, mampu menarik minat belajar para siswa, mampu memberikan metode mengajar yang dikuasai seperti keteladanan, nasehat, dorongan dan bimbingan supaya siswa dapat belajar dengan baik, jangan hanya dituntut belajar sendiri, tetapi justru guru mengarahkan dan membimbing agar siswa tidak bosan dan tidak jenuh mengikuti pelajaran. (wawancara, 23 Juli 2016).

Bertolak dari keterangan kedua informan di atas, dapat dikemukakan bahwa peranan guru terhadap peningkatan mutu belajar siswa memiliki posisi yang sangat menentukan keberhasilan pembelajaran, karena fungsi utama guru adalah merencanakan, mengelola, melaksanakan, komunikator, motivator, dan evaluator.

Karena itu, eksistensi guru dalam kegiatan belajar mengajar sangat strategi dan menentukan mutu belajar siswa. Dikatakan strategi karena gurulah yang akan menentukan kedalaman dan keluasan materi pelajaran, dan disebut sebagai penentu karena gurulah yang memilah dan memilih bahan pelajaran yang akan disajikan kepada siswa. Dan salah satu faktor yang mempengaruhi keberhasilan tugas guru adalah kinerjanya di dalam merencanakan atau merancang, melaksanakan, dan mengevaluasi proses belajar siswa.

Tabel 11

Kegiatan guru tentang penilaian hasil belajar siswa pada SD Inpres Bone Kab. Gowa

No Kategori Jawaban Frekuensi Persentase 1

Sumber Data : Hasil olah angket

Efektivitas pengelolaan kelas dengan kegiatan guru dapat meningkatkan hasil belajar salah satu kegiatannya yaitu pemberia tugas terhadap siswa. Hal ini dapat diketahui berdasarkan hasil olah

Prestasi belajar sebagai hasil penilaian sedangkan penilaian adalah sebagai aktivitas dalam menentukan tinggi rendahnya prestasi belajar itu sendiri. Evaluasi merupakan salah satu kegiatan yang menjadi kewajiban bagi setiap guru. Evaluasi diharapkan untuk memberikan informasi tentang kemajuan yang telah dicapai siswa,

bagaimana dan sampai dimana penguasaan dan kemampuan yang siswa dapatkan setelah mempelajari suatu mata pelajaran. Di sinilah ketepatan penyusunan strategi evaluasi diperlukan dan menentukan bagaimana intensitas prestasi belajar siswa.

Menurut ibu Kananga bahwa :

Dalam rangka mendapatkan data sebagai bahan informasi guna mempermudah melaksanakan evaluasi terhadap kegiatan pengajaran, dilaksanakanlah tes formatif maupun sumatif.

Penggunaan tes-tes ini dimaksudkan untuk mendapatkan data tentang prestasi belajar para siswa, untuk mengetahui potensi para siswa dan untuk mengetahui keefektifan proses interaksi belajar mengajar. Dengan kata lain untuk memberikan informasi kepada para siswa tentang prestasi belajar mereka dan kepada orang tua tentang keberhasilan anaknya dalam kegiatan belajar di sekolah. (Wawancara, 23 Juli 2016).

Selain itu hasil wawancara dari ibu Subaedah mengatakan bahwa:

Untuk mengetahui hasil belajar siswa di SD Inpres Bone Kec.

Bajeng Kab. Gowa guru melakukan evaluasi di akhir pembelajaran. Adapun tes yang dilakukan yaitu tes tertulis, tes lisan maupun tes praktek. Tergantung dari materi ajar yang diberikan oleh guru. (Wawancara, 23 Juli 2016).

Dari pernyataan informan di atas menunjukkan bahwa ternyata prestasi belajar yang dicapai siswa khususnya di SD Inpres Bone Kec.

Bajeng Kab. Gowa berfungsi sebagai informasi bagi setiap siswa akan kemampuan intelektualnya dan informasi kepada wali siswa atau orang tua siswa bahwa prestasi belajar anaknya apakah sangat baik, baik, kurang baik dan bahkan tidak baik. Karena itu, orang tua harus menerima dan menanggapi secara serius informasi dari pihak sekolah itu sendiri melalui hasil atau prestasi belajar yang dicapai anaknya selama ini.

Dokumen terkait