• Tidak ada hasil yang ditemukan

E. Metodologi Penelitian

2. Hak-Hak Perempuan

Perempuan adalah salah satu dari dua jenis kelamin manusia, satunya lagi adalah lelaki atau pria. Berbeda dari wanita, istilah "perempuan" dapat merujuk kepada orang yang telah dewasa maupun yang masih anak-anak.

Awal hadirnya perempuan yaitu kehadiran hawa, yang diciptakan untuk menemani Adam menjalani perintah Tuhan di dunia ini. Pada cerita Adam dan Hawa pertama kali diturunkan ke bumi, perempuan sudah dimaknai sebagai biang masalah. Diceritakan bahwa Hawa merupakan penyebab mereka turun ke dunia, dikarenakan Hawa tergoda bujuk rayu setan yang menyuruhnya untuk mengambil buah kuldi (buah yang dilarang untuk dimakan). Hawa dan Adam yang memakannya langsung diperintahkan untuk turun ke dunia. Cerita inilah yang menjadi salah satu wacana yang selalu dibicarakan terkait dengan perempuan biang keladinya masalah.

Dalam sejarah penciptaan manusia secara Islam di dalam al-Quran, Allah sengaja menciptakan manusia untuk menjadikan mereka pemimpin di dunia. Mereka yang akan menciptakan ketenteraman dan kesejahteraan di dunia. Itulah sebabnya manusia muncul dengan dua jenis, yaitu laki-laki dan perempuan. Perempuan diciptakan untuk menjadi pasangan atau teman laki-laki. Pada

5 Zohra Andi Baso dan Judi Raharjo, Kesehatan Reproduksi (Yogyakarta: Yayasan Lembaga Konsumen Sulawesi Selatan, 1999), h. 2-5.

dasarnya saat menciptakan manusia, Allah telah menciptakan dalam bentuk jiwa dan raga, beserta sifat-sifat dasar manusia seperti ingin dicintai dan mencintai, kebutuhan seksual, dan sebagainya. Maka dari kedua jenis manusia itu diciptakan berbeda untuk saling mengisi.

Menurut Ihromi Perempuan sesungguhnya merupakan sumber daya ekonomi yang tak kalah penting dibandingkan dengan pria, keberadaan daya dalam rumah tangga bukan sekedar sebagai sebagai pelengkap fungsi reproduksi saja, namun lebih dari itu perempuan terbukti memberikan sumbangan yang besar bagi kelangsungan ekonomi dan kesejahteraan rumah tangga serta masyarakat.6

Dalam kehidupan bermasyarakat, seorang perempuan terkadang mendapatkan diskriminasi dan anggapan sebelah mata atas dirinya. Diskriminasi dapat terjadi baik dalam kehidupan pekerjaan, keluarga (antara suami dan istri), hingga kehidupan yang dilaluinya dalam masyarakat. Dengan adanya diskriminasi inilah maka kemudian banyak pihak terutama perempuan sendiri menyadari pentingnya mengangkat isu hak perempuan sebagai salah satu jenis hak asasi manusia yang harus dapat diakui dan dijamin perlindungannya. Adanya kesadaran ini maka kemudian perlu diketahui terlebih dahulu dengan apa yang dimaksud dengan hak asasi perempuan.

Hak asasi perempuan adalah hak yang dimiliki oleh seorang perempuan, baik karena ia seorang manusia maupun sebagai seorang perempuan, dalam khasanah hukum hak asasi manusia dapat ditemui pengaturannya dalam berbagai sistem hukum tentang hak asasi manusia. Dalam pengertian tersebut dijelaskan bahwa pengaturan mengenai pengakuan atas hak seorang perempuan terdapat dalam berbagai sistem hukum tentang hak asasi manusia. Sistem hukum tentang hak asasi manusia yang dimaksud adalah system hukum hak asasi manusia baik

6“Apa itu perempuan” http://tipsmotivasihidup.blogspot.co.id/2015/10/apa-itu-pengertian-perempuan.html, diakses pada tanggal (24 april 2017).

yang terdapat dalam ranah internasional maupun nasional. Khusus mengenai hak-hak perempuan yang terdapat dalam sistem hukum tentang hak-hak asasi manusia dapat ditemukan baik secara eksplisit maupun implisit. Dengan penggunaan kata-kata yang umum terkadang membuat pengaturan tersebut menjadi berlaku pula untuk kepentingan perempuan. Dalam hal ini dapat dijadikan dasar sebagai perlindungan dan pengakuan atas hak-hak perempuan.

Dari seluruh sistem hukum tentang hak asasi manusia, dapat ditemukan jenis-jenis hak-hak perempuan yang terdapat dalam sistem hukum tersebut. Jenis hak-hak perempuan yang ada antara lain:

1. Hak-hak perempuan di bidang politik

Perempuan tidak dianggap sebagai manusia yang setara dengan laki-laki. Bahkan haknya pun ditentukan oleh laki-laki. Selama berabab-abad, hal itu dianggap sebagai sesuatu yang mapan. Sebagian lagi dianggap sebagai takdir Tuhan. Pandangan ini begitu kuat sehingga sisa-sisa pengaruhnya masih ada hingga sekarang. Kenyataan ini membuat laki-laki menjadi pihak yang diuntungkan, sebaliknya, perempuan menjadi pihak yang dirugikan.7 Sama halnya dengan seorang laki-laki, seorang perempuan juga mempunyai hak yang sama untuk turut serta dalam pemerintahan. Hak-hak perempuan yang diakui dan dilakukan perlindungan terhadapnya terkait dengan hak-hak perempuan dibidang politik, antara lain :

a. Hak untuk berpartisipasi dalam pemerintahan dengan ikut serta dalam perumusan kebijakan pemerintah dan pelaksanaan kebijakan.

b. Hak untuk dipilih dan memilih dalam pemelihan berkala yang bebas untuk menentukan wakil rakyat dipemerintahan.

7 Abd Rahman, perempuan: Antara Idealitas dan Realitas Masyarakat Perspektif Hukum Islam, ed. Awaliah Musgamy (Cet. I; Makassar: Alauddin University Press, 2014), h. 108.

c. Hak untuk ambil bagian dalam organisasi-organisasi pemerintah dan non-pemerintah dan himpunan-himpunan yang berkaitan dengan kehidupan pemerintah dan politik negara tersebut.

2. Hak-hak perempuan di bidang kewarganegaraan

Setiap manusia yang hidup dalam suatu negara mempunyai hak untuk mendapatkan kewarganegaraan yang sesuai dengan negara dimana dia tinggal. Misalnya seseorang yang hidup dan tinggal di negara Indonesia, sesuai dengan Undang-Undang kewarganegaraan maka terdapat syarat-syarat tertentu yang harus dipenuhi seseorang untuk mendapatkan kewarganegaraan Indonesia. Apabila syarat-syarat tersebut dapat dipenuhi maka setiap orang tersebut mempunyai hak untuk mendapatkan kewarganegaraannya. Hal inilah yang menjadi salah satu hak yang harus dipenuhi terhadap perempuan. Setiap perempuan mempunyai hak yang sama untuk mendapatkan kewarganegaraan suatu negara ketika mereka dapat memenuhi syarat-syarat yang di tentukan oleh peraturan perundang-undangan dinegara terkait.

3. Hak-hak perempuan di bidang pendidikan dan pengajaran

Pendidikan adalah dasar yang paling penting bagi kehidupan manusia. Dengan pendidikan seseorang dapat meningkatkan kualitas hidupnya, baik dari kualitas akal, pemikiran, perilaku hingga ekonomi. Dan pendidikan tersebut tentunya didapatkan dengan pengajaran. Pengajaran yang harus diberikan pada setiap orang untuk mendapatkan pendidikan yang layak dan berkualitas. Oleh karena itu setiap manusia di dunia ini berhak untuk mendapatkan pendidikan dan pengajaran, tidak terkecuali untuk semua perempuan. Setiap perempuan sama halnya dengan seorang pria mempunyai hak untuk mendapatkan pendidikan dan pengajaran.

Berkaitan dengan hak perempuan dibidang profesi dan ketenagakerjaan, terdapat hak-hak yang harus didapatkan perempuan baik sebelum, saat, maupun sesudah melakukan pekerjaan. Sebelum mendapat pekerjaan, seorang perempuan mempunyai hak untuk diberikan kesempatan yang sama dengan pria untuk mendapatkan pekerjaan yang sesuai dengan kemampuannya, sehingga perempuan harus diseleksi terlebih dahulu tanpa ada diskriminasi apapun. Saat mendapat pekerjaan, seorang perempuan juga mempunyai hak-hak yang harus dipenuhi, yaitu mendapatkan upah sesuai dengan pekerjaannya, mendapatkan kondisi kerja yang aman dan sehat, kesempatan yang sama untuk dapat meningkatkan pekerjaannya ke tingkat lebih tinggi, termasuk juga hak untuk mendapatkan pelatihan peningkatan kualitas pekerjaannya. Setelah mendapat pekerjaan, tentunya ada saatnya ketika perempuan harus berhenti dan meninggalkan pekerjannya. Maka ketika itu berakhir, seorang perempuan juga mempunyai hak untuk mendapatkan pesangon yang adil dan sesuai dengan kinerja dan kualitas yang pekerjaan yang dilakukannya.

5. Hak-hak perempuan dalam bidang kesehatan

Perlu diketahui lebih lanjut bahwa yang dimaksud dengan hak-hak perempuan di bidang kesehatan adalah penjaminan kepada para perempuan untuk mendapatkan perlindungan yang lebih khusus. Hal ini terutama akibat rentannya kesehatan wanita berkaitan dengan fungsi reproduksinya. Seorang wanita telah mempunyai kodrat dari Tuhan Yang Maha Esa untuk mengalami kehamilan, menstruasi setiap bulan dan juga kekuatan fisik yang lebih lemah dibandingkan dengan pria.

Sebelum dikenalnya hak-hak atas perempuan dan keberadaan perempuan yang sederajat dengan pria, perempuan selalu berada dibawah kedudukan pria. Hal ini seringkali terlihat terutama pada keadaan perempuan untuk melakukan perbuatan hukum tertentu harus mendapatkan persetujuan atau dibawah kekuasaan pria. Keadaan inilah yang kemudian menimbulkan kesadaran bagi para perempuan bahwa setiap perempuan mempunyai kedudukan yang sama dengan laki-laki dimata hukum, sehingga muncul salah satu hak perempuan lainnya yang diakui di tingkat internasional maupun nasional.

Prinsip-prinsip yang terdapat dalam Konvensi Perempuan ternyata tidak berbeda dengan sila-sila yang terdapat dalam dasar Negara, yaitu Pancasila. Pada prinsipnya Negara mengakui persamaan hak dan kedudukan Antara perempuan dan laki-laki. Seperti yang tertuang dalam salah satu sila alam Pancasila, yaitu sila Kemanusiaan yang Adil dan Beradab. Disebutkan manusia diakui dan diperlakukan sesuai harkat dan martabatnya sebagai makhluk Tuhan yang Maha Esa, yang sama derajatnya. Hak dan kewajiban asasinya, tanpa membedakan suku, keturunan, agama, dan kepercayaan, jenis kelamin, keduukan social, warna kulit, dan sebagainya.8

Di Indonesia pasal 27 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 telah menyebutkan dengan tegas bahwa semua warga Negara mempunyai kedudukan yang sama. Penegasan tersebut mengandung pernyataan bahawa semua warga Negara, laki-laki maupun perempuan akan mendapatakan perlakuan yang sama. Disamping itu, hak dan kewajibannya tidak ada bedanya antara laki-laki dan perempuan. Hal ini tertuang dalam

8 Moerti Hadiati Soeroso, Kekerasan Dalam Rumah Tangga (Malang: Sinar Grafika, 2010), h. 49.

Pasal 15 Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1984 tentang pengesahan Konvensi Mengenai Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi terhadap Wanita (Convention on The Elimination of All Forms of Declaration Againts Women) yang berbunyi:

1. Negara-negara peserta wajib memberikan kepada wanita persamaan hak dengan pria di muka hukum.

2. Negara-negara peserta wajib memberikan kepada wanita dalam urusan-urusan sipil kecakapan hukum yang sama dengan kaum pria dan kesempatan yang sama untuk menjalanakan kecakapan tersebut, khususnya agar memberikan kepada wanita hak-hak yang sama untuk menandatangani kontrak-kontrak dan untuk mengurus harta benda, serta wajib memberikan kepada mereka perlakuan yang sama pada semua tingkatan prosedur di muka hakim dan pengadilan.

3. Negara-negara peserta bersepakat bahwa semua kontrak dan semua dokumen yang mempunyai kekuatan hukum yang ditujukan kepada pembatasan kecakapan hukum bagi wanita, wajib dianggap batal atau tidak berlaku.

4. Negara-negara peserta wajib memberikan kepada pria dan wanita hak-hak yang sama berkenaan dengan hukum yang berhubungan dengan mobilitas orang-orang dan kebebasan untuk memilih tempat tinggal dan domisili mereka.9

Peraturan khusus ditujukan kepada perempuan mempunyai tujuan yang jelas yaitu adanya persamaan hak antara perempuan dan laki-laki di muka hukum dan dalam kegiatan-kegiatan lain. Selanjutnya di dalam penjelasannya disebutkan bahwa pada tahun 1967 Perserikat Bangsa-bangsa telah

9

menegeluarkan deklarasi mengenai penghapusan diskriminasi terhadap kaum perempuan. Deklarasi tersebut memuat hak dan kewajiban perempuan berdasarakan persamaan hak dengan laki-laki dan menyatakan agar diambil langkah-langkah seperlunya untuk menjamin pelaksanaan deklarasi tersebut. Karena deklarasi tersebut sifatnya tidak mengikat, maka Komisi Perserikatan Bangsa-Bangsa tentang kedudukan perempuan, telah menyusun rancanagn Konvensi tentang Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi Terhadap Wanita.10

Dalam pemungutan suara di Indonesia memberikan suara setuju sebagai perwujudan keinginan Inonesia untuk berpartisipasi dalam usaha-usaha internasioanal menghapus segala bentuk diskriminasi terhadap perempuan. Disamping itu, persetujuan diberikan karena konvensi tersebut sesuai dengan dasar Negara Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 yang menetapkan bahwa segala warga Negara bersamaan kedudukannya di dalam hokum dan pemerintahan.

Ketentuan dalam konvensi itu tidak akan mempengaruhi asas an ketentuan dalam peratauran perundang-undangan nasional yang mengandung asas persamaan hak Antara laki-laki dan perempuan.hal ini sebagai perwujuduan tata hukum Indonesia yang sudah kita anggap baik atau lebih baik, sesuai dan serasi serta selaras dengan aspirasi bangsa Indonesia.

Adapun dalam pelaksanaannya ketentuan dalam konvensi ini wajib disesuaikan dengan kehidupan masyarakat yang meliputi nilai-nilai budaya, adat istiadat serta norma-norma keagamaan yang masih berlaku dan diikuti secara luas oleh masyarakat Indonesia. Pancasila sebagai pandangan hidup

10

bangsa dan Undang-Undang Dasar 1945 sebagai sumber hukum nasional memberikan keyakinan dan jaminan bahwa pelaksanaan ketentuan konvensi ini sejalan dengan tata kehidupan yang dikehendaki bangsa Indonesia.11

Sehubungan dengan jaminan atas hak-hak perempuan yang berhubungan dengan hukum dan masyarakat, terdapat beberapa permaslahan yang menimpa perempuan di Indonesia diantaranya:

1) Kekerasan terhadap perempuan. 2) Perempuan sebagai korban perkosaan.

3) Perempuan sebagai pekerja seks komersial dalam praktek prostitusi. 4) Perempuan dan aborsi.

5) Perempuan dan pornografi dan pornoaksi. 6) Perdagangan perempuan.

7. Hak-hak perempuan dalam ikatan/putusnya perkawinan

Dalam sebuah perkawinan adakalanya pasangan suami istri terpaksa harus melakukan perceraian atau yang disebut dengan putusnya perkawinan. Atas putusnya perkawinan setiap pihak dari perkawinan mempunyai hak dan kewajiban yang sama terutama jika atas perkawinannya menghasilkan anak-anak. Selain itu kedua belah pihak juga mempunyai hak yang sama untuk mendapat bagian harta bersama dengan presentase yang adil.12

11

Moerti Hadiati Soeroso, Kekerasan Dalam Rumah Tangga, h. 51.

12 Akbar Muzaqir, Hak-Hak Perempuan, Faculty Of Law University Pasundan Bandung: (April 2013).