• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV ASPEK HUKUM PERJANJIAN PEMBORONGAN

C. Hak dan Kewajiban Para Pihak

e. Persyaratan dan spesifikasi teknis yang jelas dan rinci.

f. Tempat dan jangka waktu penyelesaian / penyerahan dengan disertai jadwal waktu penyeesaian / penyerahan yang pasti serta syarat-syarat penyerahannya. g. Jaminan teknis / hasil pekerjaan yang dilaksanakan dan/atau ketentuan

mengenai kelaikan.

h. Ketentuan mengenai cidera janji dan sanksi dalam hal para pihak tidak memenuhi kewajibannya.

i. Ketentuan mengenai pemutusan kontrak secara sepihak. j. Ketentuan mengenai keadaan memaksa.

k. Ketentuan mengenai kewajiban para piahak dalam hal terjadi kegagalan dalam pelaksanaan pekerjaaan.

l. Ketentuan mengenai perlindungan tenaga kerja.

m. Ketentuan mengenai bentuk dan tanggung jawab gangguan lingkungan. n. Ketentuan mengenai penyelesaian perselisihan.

Ayu Andanaly : Aspek Hukum Perjanjian Pemborongan Pemeliharaan Tanaman Kelapa Sawit Antara UD. Rap Maruli Dengan PT. Perkebunan Nusantara IV. Unit Kebun Gunung Bayu (Persero) (Studi: UD. Rap Maruli Dan PT. Perkebunan Nusantara IV. Unit Kebun Bayu Persero), 2008.

USU Repository © 2009

D. Pihak-pihak dalam Perjanjian Pemborongan

Perjanjian Pemborongan merupakan dokumen yang memuat tentang ketentuan-ketentuan pelaksanaan perjanjian pemborongan yang telah disepakati oleh masing-masing pihak sebagai subyek dari perjanjian pemborongan.

Pihak-pihak yang dimaksud terdiri dari pihak-pihak yang terikat langsung dengan perjanjian pemborongan dan pihak yang terkait karena hanya perjanjian pemborongan tersebut.

Pihak-pihak yang terkait dalam perjanjian pemborongan adalah sebagai berikut :

1. Pihak Yang Memborongkan Pekerjaan / Pronsipal / Bowher/ Pemberi Tugas dan sebagainya.

2. PihakYangMemborongkan Pekerjaan / Pemborong/ Kontraktor / Rekanan/ Aannemer / pelaksana / penyedia jasa dan sebaginya.

3. Pihak Perencana / Arsitek / Konsultan Perencana. 4. Pihak Pengawas / Direksi / Konsultan Pengawas.

Ad . 1. Pihak Yang memborongkan Pekerjaan / Pronsipal /Bowher/Pemberi Tugas dan sebagainya.

Dalam perjanjian pemborongan, yang memborongkan dapat berupa perorangan maupun badan hukum baik pemerintah mupun swasta.

Untuk proyek-proyek pemerintah, sebagai pihak yang memborongkan adalah Departemen atau lembaga pemegang mata anggaran. Yang memborongkan yang mempunyai rencana / prakarsa memborongkan proyek sesuai dengan Surat

Ayu Andanaly : Aspek Hukum Perjanjian Pemborongan Pemeliharaan Tanaman Kelapa Sawit Antara UD. Rap Maruli Dengan PT. Perkebunan Nusantara IV. Unit Kebun Gunung Bayu (Persero) (Studi: UD. Rap Maruli Dan PT. Perkebunan Nusantara IV. Unit Kebun Bayu Persero), 2008.

USU Repository © 2009

Perjanjian Pemborongan / Kontrak dan apa yang tercantum dalam bestek dan syarat-syarat.

Bagi proyek-proyek pemerintah yang ditunjuk sebagai pimpinan proyek (Pimpro) di atur sebagai berikut :

1. Bagi proyek-proyek yang dibiayai APBN, sebagai Pimpro adalah pejabat yang ditetapkan oleh Menteri / Ketua departemen atau lembaga pemegang mata anggaran (PMA) untuk memimpin proyek dan mencatumkan namanya dalam Daftar Isian Proyek (DIP).

2. Bagi proyek-proyek yang dibiayai APBD (Anggaran Pendapatan Belanja Daerah), sebagai Pimpro adalah pejabat yang ditetapkan oleh Gubernur Kepala daerah Tingkat I atau usul kepala instansi melalui Biro Pembangunan dan dicantumkan dalam Daftar Isian Proyek daerah (DIPDA).

3. Bagi proyek-proyek khusus dan strategis, sebagai Pimpro adalah pejabat Eselon II, Eselon III atau Kepala Instansi sebagai penanggung jawab program atas izin penunujukan Kepala Daerah.

Dalam pembangunan bangunan gedung Negara, maka sebagai Pimpro ditetapkan sebagai berikut :

1. Pembangunan gedung Negara di lingkungan Departemen Pekerjaan umum sebagai Pimpro adalah dari lingkungan pekerjaan umum sendiri.

2. Pembangunan bangunan gedung Negara yang pelaksanaanya dilimpahkan kepada Departemen Pekerjaan Umum, sebagai Pimpro dari Departemen Pekerjaan Umum.

Ayu Andanaly : Aspek Hukum Perjanjian Pemborongan Pemeliharaan Tanaman Kelapa Sawit Antara UD. Rap Maruli Dengan PT. Perkebunan Nusantara IV. Unit Kebun Gunung Bayu (Persero) (Studi: UD. Rap Maruli Dan PT. Perkebunan Nusantara IV. Unit Kebun Bayu Persero), 2008.

USU Repository © 2009

3. Pembangunan bangunan gedung Negara yang pelaksanaannya diberikan bantuan teknis oleh Departemen Pekerjaan Umum, sebagai Pimpro adalah dari lingkungan Instansi Pemegang Mata Anggaran dibantu Tenaga Pengelola Teknis dari Departemen Pekerjaan Umum.

Pimpinan Proyek (PIMPRO) dalam melaksanakan proyek dibantu oleh Tim / Kepanitiaan :

- Tim Bimbingan Pelaksanaan Kegiatan (TBPK) - Untuk pelaksanaan Pengadaan Jasa konsultasi :

a. Panitia pengadaan Rekanan Bidang jasa Konsultasi. b. Panitia Sayembara.

- Untuk pelaksanaan Pengadaan Jasa Konsultasi : Panitia Pengadaan Rekanan Bidang Pemborongan / Konstruksi.

- Untuk Pelaksanaan pembelian / Pengadaan barang. a. Panitia Pembelian / Pengadaan barang b. Panitia Pemeriksa / Penerima barang.

Ad.2. Pihak yang Memborong pekerjaan / Pemborong / Kontraktor / Rekanan / Aanemer / Pelaksana / Penyedia Jasa dan sebagainya

Pihak yang Memborong Pekerjaan / Pemborong / Kontraktor / Rekanan / Aanemer / Pelaksana / Penyedia Jasa dan sebagainya adalah perusahaan-perusahaan yang bersifat perorangan yang berbadan hukum atau badan hukum yang bergerak dalam bidang pelaksanaan pemborongan ( Dewan Teknis Pembangunan Indonesia ). Apabila Perjanjian Pemborongan dimaksud tentang

Ayu Andanaly : Aspek Hukum Perjanjian Pemborongan Pemeliharaan Tanaman Kelapa Sawit Antara UD. Rap Maruli Dengan PT. Perkebunan Nusantara IV. Unit Kebun Gunung Bayu (Persero) (Studi: UD. Rap Maruli Dan PT. Perkebunan Nusantara IV. Unit Kebun Bayu Persero), 2008.

USU Repository © 2009

Jasa kontruksi maka harus tunduk pada ketentuan-ketentuan yang diatur dalam Undang-Undang Nomor:18 Tahun 1999 tentang Jasa kontruksi.

Pemborong biasanya perorangan maupun badan hukum, baik pemerintah maupun swasta. Bagi proyek-proyek pemerintah, pemborong harus berbadan hukum.

Pemborong yang melaksanakan kegiatan di bidang usaha jasa kontruksi diwajibkan untuk memperoleh izin Menteri Pekerjaan Umum atau pejabat yang ditunjuk (Kepmen PU No. 139/KPTS/1988 tentang Pelaksanaan Ketentuan Izin Usaha Konstruksi). Izin tersebut dinamakan Surat izin Usaha jasa Kontruksi (SIUJK).

Keppres No 80 tahun 2003 juga mengamanatkan bahwa disamping telah memiliki SIUJK, maka bagi perusahaan pemborongan yang bergerak daam pelaksanaan proyek-proyek pemerintah, BUMN dan BUMD, maka perusahaan tersebut juga diwajibkan mengikuti proses sertifikasi dan aktreditasi dahulu prakualifikasi untuk menentukan kualifikasi dan klasifikasi sub bidang perusahaan. Sertifikasi tersebut diselenggarakan oleh asosiasi-asosiasi perusahaan jasa kontruksi, seperti ARDIN, GAPEKNAS dan lain sebagainya, dengan syarat bahwa asosiasi tersebut telah diakreditasi oleh Lembaga Perusahaaan Jasa Kontruksi.

Hubungan hukum antara yang membrongkan dengan pemborong, diatur sebagai berikut :

1. Apabila yang memborongkan maupun pemborong keduanya pemerintah, maka hubungan hukumnya disebut hubungan kedinasan.

Ayu Andanaly : Aspek Hukum Perjanjian Pemborongan Pemeliharaan Tanaman Kelapa Sawit Antara UD. Rap Maruli Dengan PT. Perkebunan Nusantara IV. Unit Kebun Gunung Bayu (Persero) (Studi: UD. Rap Maruli Dan PT. Perkebunan Nusantara IV. Unit Kebun Bayu Persero), 2008.

USU Repository © 2009

2. Apabila yang memborongkan pihak pemerintah sedangkan pemboronganya pihak swasta, maka hubungan hukumnya disebut perjanjian pemborongan yang dapat berupa akata dibawah tangan, Surat Perintah Kerja, Surat Perjanjian Kerja / Kontrak.

3. Apabila yang memborongkan maupumn pemborong keduanya pihak swasta, maka hubungan hukumnya disebut perjanjian pemborongan yang dapat berupa akta dibawah tangan, Surat Perintah Kerja, Surat Perjanjian pemborongan / Kontrak.

Ad.3. Pihak Perencana / Arsitek / Konsultan Perencana

Perencana menurut Keputusan Dirjen Cipta Karya No. 1023/KPTS/CK/1992 adalah perusahaan yang memenuhi persyaratan untuk melaksankan tugas konsultasi dalam bidang perencana lingkungan, perencana karya beserta kelengkapannya.

Perencana / Arsitek / Konsultan Perencana / Ahli dapat berupa perorangan maupun badan hukum baik pemerintah maupun swasta, yang memperoleh izin dari Menteri Pekerjaan Umum / Pejabt yang ditunjuk, diaman izin tersebut disebut Surat Izin Usaha Jasa Konsultan (SIUJK).

Adapun tugas Perencana / Konsultan Perencana anatara lain sebagai berikut :

1. Membuat skema pemikira awal / tahap konsultan. 2. Membuat perencanaan :

a. Gambar-gambar sketsa dalam skala kecil pandangan-pandangan; b. tugas pengumpulan data lapangan lingkungan;

Ayu Andanaly : Aspek Hukum Perjanjian Pemborongan Pemeliharaan Tanaman Kelapa Sawit Antara UD. Rap Maruli Dengan PT. Perkebunan Nusantara IV. Unit Kebun Gunung Bayu (Persero) (Studi: UD. Rap Maruli Dan PT. Perkebunan Nusantara IV. Unit Kebun Bayu Persero), 2008.

USU Repository © 2009

c. penyelidikan keadaan tanah diatasnya maupun didalamnya dengan alat sondear;

d. menyusun usulan kerja, uraian maksud dan tujuan perencanaan, uraian tentang persyaratan setempat;

e. penyusunan surat-surat izin yang diperlukan; f. membuat rencana pelaksanaan;

g. perencanaan gambar-ganbar bestek;

h. penjelasan rencana dan perhitungan-perhitungan struktur listrik, perpiaan, komunikasi dan sebagainya;

i. membuat gambar detail lengkap;

j. membuat bestek, berupa rencna kerja dan syarat-syarat (RKS); k. penysunan anggaran biaya;

l. penjelasan pelelangan penyusunan pencana pengawasan berkala.

Hubungan hukum antara yang memborngakan dengan Perencana / Konsultan perencana di atur sebagai berikut :

1. Apabila yang memborongkan maupun perencana kedua pihak pemerintah maka hubungan hukumnya disebut hubungan kedinasan;

2. Apabila yang memborongkan pihak pemerintah sedangan perencana pihak swasta, maka hukumnya disebut dengan perjanjian melakukan jasa dimana dalam praktek dituangkan dalam surat perjanjian pekerjaan perencanaan; 3. Apabila yang memborongkan maupun perencana maupun keduanya pihak

Ayu Andanaly : Aspek Hukum Perjanjian Pemborongan Pemeliharaan Tanaman Kelapa Sawit Antara UD. Rap Maruli Dengan PT. Perkebunan Nusantara IV. Unit Kebun Gunung Bayu (Persero) (Studi: UD. Rap Maruli Dan PT. Perkebunan Nusantara IV. Unit Kebun Bayu Persero), 2008.

USU Repository © 2009

1601 KUHPerdata) yang dalam pratek dituangkan dalam Surat Perjanjian Pekerjaan Perencanaan.

Ad.4. Pihak Pengawas / Direksi / Konsultan Pengawas

Sebagai Konsultan Pengawas, dapat ditunjuk juga dari Konsultan Perencana atau Konsultan lain baik pemerintah maupun swasta. Tugas konsultan pengawas atas tahap-tahap pekerjaan, dalam hal in konsultan pengawas sebagai pemandu antara bestek, pelaksanaan pekerjaan dan syarat-syarat teknis yang ada. Konsultan pengawas dengan keahliannya bertugas mengawasi seluruh kegiatan pekerjaan, mulai dari penyiapan, penggunaan dan mutu bahan, pelaksanaan serta penilaiana akhir atas hasil peketrjaan sebelim penyerahan.

Perjanjian pemberi kuasa antara yang memborongkan denagn pengawas / direksi / konsultan pengawas didalam praktek disebut dengan surat perjanjian pekerjaan pengawasan. Kedudukan pengawas / direksi ./ konsultan pengawas terhadap yang memborongakan , yang dikenal dengan “Hak Substitusi” yaitu hak dari si kuasa untuk menguasakan lebih lanjut kepada orang lain.22

Sebelum mengadakan perjanjian, biasanya terlebih dahulu para pihak mengadakan negosiasi. Pada tahap negosiasi inilah materi dari perjanjian dibicarakan para pihak, khusus mengenai perjanjian pemborongan yang diadakan pihak yang memberikan pekerjaan.

E. Prosedur Pengikat Perjanjian Pemborongan

22

F.X. Djumialdji, Hukum Bangunan, Dasar-dasar Hukum dalam Proyek dan Sumber

Ayu Andanaly : Aspek Hukum Perjanjian Pemborongan Pemeliharaan Tanaman Kelapa Sawit Antara UD. Rap Maruli Dengan PT. Perkebunan Nusantara IV. Unit Kebun Gunung Bayu (Persero) (Studi: UD. Rap Maruli Dan PT. Perkebunan Nusantara IV. Unit Kebun Bayu Persero), 2008.

USU Repository © 2009

Prosedur pelelangan ini lebih lazim dikenal sebagai fase yang mendahului terjadinya perjanjian. Bila pemborongan dilakukan melalui pelelangan maka ada beberapa proses yang dilalui yaitu :

1. Pemberitahuan / pengumuman secara umum atau secara terbatas tentang adanya pelelangan pekerjaan, penjelasan mengenai pekerjaan sesuai dengan bestek dan persyaratan pekerjaan.

2. Persyaratan prakualifikasi, kualifikasi dan kualifikasi terhadap pemborong. 3. Pemenuhan jaminan yang dijaminkan dalam pemborongan bangunan, jaminan

tender, jaminan pelaksanaan, jaminan uang muka, jaminan pemeliharaan, jaminan pembangunan, kontrak garansi dan pecairan jaminan.

4. Pelelangan termasuk pelelangan umum, pelelangan terbatas dan cara menentukan pelulusan.23

Melaui sistem negosiasi, pemilihan kontraktor tidak dilkukan dengan suatu tender tertentu, akan tetapi pihak pemberi pekerjaan bernegosiasi angsung dengan pihak kontraktor tersebut dan dapat dipilih untuk mengerjakan pekerjaan yang dimaksud. Prosedur negosiasi ini bersifat informal

Setelah proses tselesai, pemenang tdan pihak yang memberikan tugas / pekerjaan selanjutnya membuat surat perjanjian kerja yang isinya mengatur pokok – pokok pekerjaan secara terperinci serta syarat-syarat pelaksanaan pekerjaan.

24

Dalam hal bentuk negosiasi ini kita dapat melihat digunakannya azas kebebasan berkontak sebagai azas yang terpenting dalam perjanjian. Negosiasi

23

Sri Soedewi Maschjun Sofyan, Hukum Bangunan, Perjanjian Pemborongan

Bangunan,Liberti, Yogyakarta, 1982, hal. 8.

24

Munir Fuady, Kontrak Pemborongan Mega Proyek, PT. Citra Adtya Bakti, Bandung, 1998, hal. 175.

Ayu Andanaly : Aspek Hukum Perjanjian Pemborongan Pemeliharaan Tanaman Kelapa Sawit Antara UD. Rap Maruli Dengan PT. Perkebunan Nusantara IV. Unit Kebun Gunung Bayu (Persero) (Studi: UD. Rap Maruli Dan PT. Perkebunan Nusantara IV. Unit Kebun Bayu Persero), 2008.

USU Repository © 2009

yang menunjukan adanyan kedudukan yaitu antara pemberi pekerjaan dengan pemborong.

Negosiasi dalam pejanjian pemborongan merupakan kesepakatan awal akan tetapi belum merupakan perjanjian yang kontraktual. Oleh karena itu setelah tahap negosiasi maka para pihak akan menuangkannya dalan suatu kontrak tertulis yang memuat rincian hak dan kewajiban, syarat-syarat pekerjaan dan jangka waktu pelaksanaan perjanjian serta hal lain yaitu oleh para pihak dianggap perlu.

Ayu Andanaly : Aspek Hukum Perjanjian Pemborongan Pemeliharaan Tanaman Kelapa Sawit Antara UD. Rap Maruli Dengan PT. Perkebunan Nusantara IV. Unit Kebun Gunung Bayu (Persero) (Studi: UD. Rap Maruli Dan PT. Perkebunan Nusantara IV. Unit Kebun Bayu Persero), 2008.

USU Repository © 2009

BAB IV

ASPEK HUKUM PERJANJIAN PEMBORONGAN PEMELIHARAAN TANAMAN KELAPA SAWIT ANTARA U.D. RAP MARULI DENGAN

PT.Perkebunan Nusantara IV. UNIT GUNUNG BAYU ( Persero )

A. Ruang Lingkup Pemeliharaan Tanaman Kelapa Sawit

Pemeliharaan tanaman kelapa sawit adalah proses kegiatan untuk merawat / memelihara tanaman kelapa sawit sedimikian rupa sesuai ketentuan. Untuk itu agar tanaman dapat tumbuh dan berkembang serta berproduksi secara optimal.

Pada umumnya pemeliharaan tanaman kelapa sawit digolongkan kedalam 2 (dua) golongan, yaitu :

1. Pemeliharaan Tanaman Belum Menghasilkan (TBM) 2. Pemeliharaan Tanaman Menghasilkan (TM)

Ayu Andanaly : Aspek Hukum Perjanjian Pemborongan Pemeliharaan Tanaman Kelapa Sawit Antara UD. Rap Maruli Dengan PT. Perkebunan Nusantara IV. Unit Kebun Gunung Bayu (Persero) (Studi: UD. Rap Maruli Dan PT. Perkebunan Nusantara IV. Unit Kebun Bayu Persero), 2008.

USU Repository © 2009

Pemeliharaan Tanaman Belum Menghasilkan (TBM) adalah Masa sebelum panen (dari saat tanam sampai panen pertama); berlangsung 30-36 blank.25

- Konsolidasi

Pekerjaan pemeliharaan tersebut antara lain :

- Pemeliharaan jalan, benteng, teras, parit , dan lain-lain - Penyisipan Tanaman

- Pemberatasan alang-alang - Pemeliharaan Piringan Pokok - Pemeliharaan Penutup Tanah - Pemupukan

- Katrasi / sanitasi - Polinasi

- Pemberatasan Hama dan Penyakit

- Pembuatan pasar pikul dan tempat pengumpulan hasil (TPH). Ad.2. Pemeliharaan Tanaman Menghasilkan (TM)

Pemeliharaan Tanaman Menghasilkan (TM) adalah Pemeliharaan setelah tanaman kelapa sawit mulai menghasilkan yaitu pada umur 2,5 tahun setelah penanaman. Pada prinsipnya pekerjaan yang termasuk didalamnya hampir sama dengan Tanaman Belum Menghasilkan. 26

25

Lukman Kudonarpod, Buku Pintar Mandor (BPM) Seri budidaya Tanaman Kelapa

sawit, Edisii Revisi, LPP Press, 2004, hal. 81.

26

Adlin U. Lubis, Kelapa Sawit (Elaeis Gineeensis Jacq.) di Indonesia. Pusat Penelitian Perkebunan Mariht Bandar Kuala, 1992, hal. 192.

Ayu Andanaly : Aspek Hukum Perjanjian Pemborongan Pemeliharaan Tanaman Kelapa Sawit Antara UD. Rap Maruli Dengan PT. Perkebunan Nusantara IV. Unit Kebun Gunung Bayu (Persero) (Studi: UD. Rap Maruli Dan PT. Perkebunan Nusantara IV. Unit Kebun Bayu Persero), 2008.

USU Repository © 2009

Adapun ruang lingkup jenis / macam pekerjaan sekaligus harga satuan yang telah disepakati dalam hal untuk melaksanakan Pemeliharan Tanaman Kelapa Sawit di PT. Perkebunan Nusantara IV. Unit Kebun Gunung Bayu (Persero) adalah sebagai berikut:

1.Tanaman Kelapa Sawit (TM)

1. Mencuci parit primer ( harga satuan :Rp. 680,-) 2. Mencuci parit Sekunder ( harga satuan : Rp. 300,-) 3. Mencuci parit Tertier ( harga satuan : Rp. 200,-) 4. Rehab parit ( harga satuan : Rp. 5500,-) 5. Pengangkatan bibit sisipan ( harga satuan : Rp. 2500,-) 6. Penyediaan batu padas ( harga satuan Rp. 70.000,-) 7. Dongkel kayu-kayuan ( harga satuan Rp. 12.000,-) 8. Babat gawangan ( harga satuan Rp. 12.000,-) 9. Pengangkutan/ecer pupuk ( harga satuan Rp. 11.800,-) 10. Memangkas TT. 1997 s/d 2003 ( harga satuan Rp. 300,-) 11. Memangakas TT. 1992 s/d 1996 ( harga satuan Rp. 400,-) 12. Memangkas TT. 1987 s/d 1991 (harga satuan Rp. 750,-)

2.Tanaman Kelapa Sawit (TBM)

1. Garuk piringan harga satuan Rp. 24.000,- 2. Membuat pasar kontrol harga satuan Rp. 48.000,- 3. Dongkel kayu-kayuan harga satuan Rp. 18.000,- 4. Babat gawangan harga satuan Rp. 18.000,-

Ayu Andanaly : Aspek Hukum Perjanjian Pemborongan Pemeliharaan Tanaman Kelapa Sawit Antara UD. Rap Maruli Dengan PT. Perkebunan Nusantara IV. Unit Kebun Gunung Bayu (Persero) (Studi: UD. Rap Maruli Dan PT. Perkebunan Nusantara IV. Unit Kebun Bayu Persero), 2008.

USU Repository © 2009

5. Pengangkutan / ecer pupuk harga satuan Rp. 11.800,- 6. Penyediaan batang kelapa harga satuan Rp. 10.000,- 7. Membuat parit harga satuan Rp. 5500,- 8. Membuat pasar kontrol harga satuan Rp. 48.000,- 9. Penyediaan stek M.Bracerteta harga satuan Rp. 750,- 10. Penyediaan stek M.Bracerteta harga satuan Rp. 48.000,- 11. Menggebal gawangan harga satuan Rp. 120.000,-

B. Proses terjadinya Perjanjian Pemborongan Pemeliharaan Tanaman Kelapa Sawit Antara U.D. Rap Maruli dengan PT. Perkebunan Nusantara IV. Unit Gunung Bayu (Persero)

Sebelum Perjanjian Pemborongan Pemeliharaan tanaman Kelapa sawit di PT. Perkebunan Nusantara IV Unit Gunung Bayu (Persero) disepakati dan ditanda tangani oleh kedua belah pihak dalam hal ini oleh Manager Unit Kebun Gunung Bayu PT. Perkebunan Nusantara IV sebagai pihak yang memborongkan oleh Direktur UD. Rap Maruli sebagai pihak pemborong maka terlebih dahulu dilalui beberapa fase sebagai pendahuluan sebelum terjadinya perjanjian yang disebut pelelangan.

Berhubung PT. Perkebunan Nusantara IV Unit Gunung bayu (Persero) sebagai pemberi kerja adalah merupakan sebuah Badan Usaha Milik Negara di bawah bimbingan Menteri Badan Usaha milik Negara, maka dalam setiap proses pengadaan Barang dan Jasa di lingkungannya harus tunduk kepada Keputusan Presiden Nomor : 80 Tahun 2003. sebelum menentukan Pemborong mana yang di pilih untuk mengerjakan proyek-proyek Pemerintah, BUMN, BUMD maka

Ayu Andanaly : Aspek Hukum Perjanjian Pemborongan Pemeliharaan Tanaman Kelapa Sawit Antara UD. Rap Maruli Dengan PT. Perkebunan Nusantara IV. Unit Kebun Gunung Bayu (Persero) (Studi: UD. Rap Maruli Dan PT. Perkebunan Nusantara IV. Unit Kebun Bayu Persero), 2008.

USU Repository © 2009

terlebih dahulu dilakukan prakualifikasi terhadap calon-calon pemborong yang ada. Pelaksanaan prakualifikasi perusahaan pemborong pada pekerjaan tersebut dimaksudkan untuk mengetahui kemampuan dasar perusahaan baik perusahaan perorangan maupun yang berbentuk badan usaha, baik badan usaha pemerintah maupun badan usaha pemerintah.

PT.Perkebunan Nusantara IV. Unit Kebun Gunung Bayu (Persero) adalah berbentuk Badan Hukum yaitu Perusahaan Perseroan. Perusahaan Perseroan ini ditujukan pada tanggung jawab atau resiko dari pada persero atau pemegang saham, yang hanya terbatas pada jumlah sero atau saham yang dimiliki persro atau pemegang saham tersebut. Mereka tidak akan menderita rugi andaikata perseroan tersebut menderita kerugian melebihi jimlah uang yang telah dimasukkannya dalam perseroan itu dengan jalan menambil sero atau saham. Disinilah sebenarnya inti dari perusahaan ini yaitu terbatasnya pertanggng jawab dari persero atau pemegang saham.27

Tentang Perusahaan Perseroan (Persero) secara tegas dalam pasal 2 (3) UU. No. 19/1969 dinyatakan tunduk dan berlaku sepenuhnya ketentuan-ketentuan dalam W.v.K, khususnya tentang Perseroan Terbatas (PT). pada hakekatnya Persero tiada lain merupakan PT, hanya saja dalam Persero adanya unsure pemelikan saham oleh Negara, baik atas seluruh saham yang dimiliki Negara ataupun hanya sebagian dari pada saham dimiliki Negara. Berlakunya ketentuan tentang PT dalam Persero, bukan saja dalam external relatiosnya, tetapipun demikian daam internal relationsnya. Bahkan cara pembentukannya

27

Abdul Muis, Bunga Rampai Hukum Dagang, Fakultas Hukun Uiversitas Medan Area, Medan, 2001, hal 126.

Ayu Andanaly : Aspek Hukum Perjanjian Pemborongan Pemeliharaan Tanaman Kelapa Sawit Antara UD. Rap Maruli Dengan PT. Perkebunan Nusantara IV. Unit Kebun Gunung Bayu (Persero) (Studi: UD. Rap Maruli Dan PT. Perkebunan Nusantara IV. Unit Kebun Bayu Persero), 2008.

USU Repository © 2009

tida bedanya, harus melalui pembentukan “Akta Pendirian” di depan Notaris yang harus disahkan oleh Menteri Kehakiman sebagaimana lazimnya pada PT umumnya.28

Setelah perusahaan lulus mengikuti prakualifikasi yang diadakan oleh masing-masing perusahaan, maka kepada perusahaan penyedia jasa borongan dimaksud akan diberikan sertifikat perusahaan penyedia jasa borongan yang PT.Perkebunan Nusantara IV. Unit Kebun Gunung Bayu adalah sebagai Badan Hukum, tanggung jawabnya terhadap Pekerjaan borongan yang diberikan kepada UD. Rap Maruli adalah melaksanakan seluruh apa yang dibuat dalam Perjanjian pemborongan. Misalnya Pekerjaan pemeliharaan tanaman kelapa sawit yang harus selesai pada waktunya selam satu (1) bulan dan ini sudah ketentuan yang sudah terjadi dalam Perjanjian Pemborongan. Selama setiap bulannya harus diadakan pembaharuan kontrak atau pembaharuan Perjanjian Pemborongan. Karena Perjanjian Pemborongan tersebut sudah merupakan Kewajiban untuk melaksanakan semua pekerjaan-pekerjaan yang sudah ditentukan dalam perjanjian pemborongan.

Terhadap perusahaan penyedia jasa borongan mengikuti prakualifikasi tersebut,maka perusahaan jasa borongan tersebut terlebih dahulu memperoleh sertifikat yang diterbitkan oleh asosiasi perusahaan jasa borongan seperti ARDIN, GAPEKNAS dan lain sebagainya, dimana asosiasi tersebut telah di akreditasi oleh Lembaga Perusahaan Jasa Kontruksi (LPJK) sesuai yang diamanatkan oleh Keputusan Presiden No. 80 tahun 2003.

28

Abdul Muis, Hukum Perseroan dan Persekutuan, Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara, Medan, 2006, hal 26.s

Ayu Andanaly : Aspek Hukum Perjanjian Pemborongan Pemeliharaan Tanaman Kelapa Sawit Antara UD. Rap Maruli Dengan PT. Perkebunan Nusantara IV. Unit Kebun Gunung Bayu (Persero) (Studi: UD. Rap Maruli Dan PT. Perkebunan Nusantara IV. Unit Kebun Bayu Persero), 2008.

USU Repository © 2009

selanjutnya dapat dipergunakan sebagai salah satu syarat mengikuti prakualifikasi atau tender pada suatu instansi Pemerintah, BUMN maupun BUMD.

Setelah Perusahaan penyedia jasa borongan mendaftarkan/mengajukan permohonan kepada instansi yang bersangkutan maka apabila perusahaan penyedia jasa borongan dimaksud memenuhi kriteria rekanan yang dibutuhkan oleh Instansi, BUMN, maupun BUMD maka perusahaan dimaksud akan dimasukkan kedalam Daftar Rekanan Mampu (DRM) instansi yang bersangkutan. Selain Daftar Rekan Mampu tersebut terdapat juga apa yang dimaksu dengan “Daftar Rekanan Terseleksi” yang disingkat dengan DRT.

“Daftar Rekanan Terseleksi” adalah daftar rekanan bidang pemborongan pekerjaan yang tercatat dalam Daftar Rekanan Mampu yang memiliki Sisa Kemampuan Nyata (SKN) dan perusahaan yang memenuhi kualifikasi.29

29

Munir Fuady, Kontrak Pemborongan Mega Proyek, OP. Cit., hal. 170.

Pada umumnya dalam suatu instansi Pemerintah, BUMN maupun BUMD, Daftar Rekanan Mampu terdiri dari 3 (tiga) golongan, yaitu :

Dokumen terkait