• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III: KEDUDUKAN PEMODAL DALAM PEMBIAYAAN

C. Hak dan Kewajiban Pemodal dalam Koperasi

Pada Koperasi Syariah Hak dan Kewajiban Pemodalnya juga sama dengan Hak dan kewajiban Pemodal pada Koperasi Umum yaitu sesuai dengan Surat Perjanjian Modal Penyertaan Pada Koperasi yang disebut SPMPKOP yang terdapat dalam masing-masing Koperasi Syariah tersebut.

Secara langsung sampai dengan saat ini belum ada satupun ketentuan khusus yang mengatur tentang hak dan kewajiban dari Pemodal tersebut, akan tetapi apabila Pemodal tersebut disamakan dengan posisinya sebagai anggota koperasi maka Pemodal tersebut berarti dapat diartikan sebagai pemegang hak dan kewajiban yang sama dengan Rapat Anggota, Pengurus, Pengelola, Dewan Pengawas Nasional. Apabila berpedoman kepada hal tersebut diatas maka hak dan kewajiban Pemodal sama dengan hak dan kewajiban dari Rapat Anggota, Pengurus, Pengelola, Dewan Pengawas Nasional, yaitu sesuai dengan Peraturan Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah RI No. 16/Per/M.KUKM/IX/2015 tentang Pelaksaan Kegiatan Usaha Simpan Pinjam dan Pembiayaan Syariah oleh Koperasi yaitu sebagai berikut :

Hak dan Kewajiban Pengurus Pasal 12

1. Pengurus KSPPS dipilih dari dan oleh anggota Koperasi serta diangkat dalam Rapat Anggota.

2. Pengurus koperasi sekunder berasal dari perwakilan yang diusulkan koperasi primer anggotanya.

3. Persyaratan untuk dapat dipilih menjadi pengurus meliputi: a. telah menjadi anggota koperasi paling sedikit 2 (dua) tahun;

b. tidak pernah dihukum karena melakukan tindak pidana yang merugikan korporasi, keuangan negara dan/atau yang berkaitan dengan sektor keuangan, dalam waktu 5 (lima) tahun sebelum pengangkatan;

c. tidak mempunyai hubungan keluarga sedarah dansemenda sampai derajat kesatu dengan penguruslain, pengawas dan pengelola;

4. persyaratan lain untuk dapat dipilih menjadiPengurus diatur dalam Anggaran Dasar. Persyaratan pengurus sebagaimana dimaksud ayat (2 berlaku persyaratan sebagaimana dimaksud ayat (3) huruf a, b, c, dan d 5. Pengurus bertanggungjawab mengenai segala kegiatan pengelolaan

koperasi dan usahanya kepada Rapat Anggota atau Rapat Anggota Luar Biasa.

7. Seorang pengurus KSPPS Primer dilarang merangkap sebagai pengurus atau pengawas pada KSPPS Primer lainnya.

Hak dan Kewajiban Pengawas Pasal 13

1. Pengawas dipilih dari dan oleh anggota koperasi serta diangkat pada Rapat Anggota.

2. Pengawas koperasi sekunder berasal dari perwakilan yang diusulkan koperasi primer anggotanya.

3. Persyaratan untuk dapat dipilih menjadi pengawas meliputi:

a. telah menjadi anggota koperasi paling sedikit 2 (dua) tahun;

b. tidak pernah dihukum karena melakukan tindak pidana yang merugikan korporasi, keuangan negara, danatau yang berkaitan dengan sektor keuangan, dalam waktu 5 (lima) tahun sebelum pengangkatan;

c. tidak mempunyai hubungan keluarga sedarah dan semenda sampai derajat kesatu dengan pengawas lain, pengurus dan pengelola; d. pengawas koperasi sekunder berasal dari koperasi primer

anggotanya.

e. Persyaratan lain untuk dapat dipilih menjadi Pengawas diatur dalam Anggaran Dasar;

4. Persyaratan pengawas sebagaimana dimaksud ayat (2) berlaku persyaratan sebagaimana dimaksud ayat (3) huruf a, b, c, dan d

5. Pengawas bertanggungjawab pada Rapat Anggota dan Rapat Anggota Luar Biasa.

6. Pengawas diberhentikan oleh anggota dalam rapat anggota.

7. Seorang Pengawas KSPPS Primer dilarang merangkap sebagai pengurus atau pengawas pada KSPPS Primer lainnya. Apabila ditemukan permasalahan yang berpotensi menjadi kasus hukum, pengawas dapat meminta bantuan jasa Kantor Akuntan Publik atau Kantor Jasa Audituntuk melakukan audit khusus.

Hak dan Kewajiban Dewan Pengawas Syariah Pasal 14

1. KSPPS dan koperasi yang menyelenggarakan kegiatan usaha simpan pinjam pembiayaan syariah wajib memiliki dewan pengawas syariah yang ditetapkan oleh Rapat Anggota.

2. Jumlah Dewan Pengawas Syariah paling sedikit berjumlah 2 orang dan setengahnya memiliki sertifikasi DSN-MUI.

3. Persyaratan untuk dapat dipilih menjadi dewan pengawas syariah meliputi:

a. Tidak pernah dihukum karena melakukan tindak pidana yang merugikan korporasi, keuangan negara, dan/atau yang berkaitan dengan sektor keuangan, dalam waktu 5 (lima) tahun sebelum pengangkatan;

b. Tidak mempunyai hubungan keluarga sedarah dan semenda sampai derajat kesatu dengan pengurus.

4. Dewan pengawas syariah diutamakan dari anggota koperasidan dapat diangkat dari luar anggota koperasi untuk masa jabatan paling lama 2 (dua) tahun.

5. Dewan pengawas syariah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bertugas: a. memberikan nasehat dan saran kepada pengurus dan pengawas

serta serta mengawasi kegiatan KSPPS agar sesuai dengan prinsip syariah;

b. menilai dan memastikan pemenuhan prinsip syariah atas pedoman operasional dan produk yang dikeluarkan oleh KSPPS;

c. mengawasi pengembangan produk baru

d. meminta fatwa kepada DSN-MUI untuk produk baru yang belum ada fatwanya;

e. melakukan review secara berkala terhadap produk- produk simpanan dan pembiayaan syariah. Bagian Keempat Pengelola

Pasal 15

1. PengurusKSPPS dan koperasi yang menjalankan kegiatan USPPS dapat mengangkat Pengelola KSPPS dan USPPS Koperasi dengan mengajukan rencana pengangkatan pada rapat anggota.

2. Pengelola KSPPS dan USPPS Koperasi diberi wewenang dan kuasa oleh pengurus untuk mengelola usaha simpan pinjam dan pembiayaan syariah. 3. Pengelola KSPPS dan USPPS Koperasi bertanggung jawab kepada

pengurus.

4. Pengelolaan usaha simpan pinjam dan pembiayaan syariah oleh pengelola tidak mengurangi tanggungjawab pengurus sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 ayat (6).

5. Pengelola usaha simpan pinjam dan pembiayaan syariah koperasi wajib memiliki sertifikat standar kompetensi pengelola usaha simpan pinjam dan pembiayaan syariah yang dikeluarkan oleh lembaga sertifikasi profesi yang telah memperoleh lisensi sesuai peraturan perundangundangan. 6. Hubungan kerja antara pengelola usaha simpan pinjam dan pembiayaan

syariah dengan pengurus KSPPS adalah hubungan kerja atas dasar perikatan yang memuat paling sedikit:

a. jangka waktu perjanjian kerja;

b. wewenang, tanggungjawab, hak dan kewajiban masing-masing pihak;

BAB IV

PENERAPAN SISTEM BAGI HASIL KEPADA PEMODAL DALAM KEGIATAN PEMBIAYAAN KOPERASI SYARIAH PADA

BMT AL MUSABBIHIN MEDAN

A. Gambaran Umum Bmt Al Musabbihin Medan.

1. Riwayat Kegiatan Operasional Koperasi Syariah BMT Musabbihin.

Koperasi Syariah BMT Musyabbihin di dirikan pada bulan juni 2014 berdasarkan Akte PendidikanNo. 18 dihadapan Notaris Irwan Santoso,SH. Tanggal 17 oktober 2014. Pada awalnya koperasi syariah BMT Mussabbihin mulai usaha bergerak di bidang simpan pinjam :

a. Simpanan.

1) Simpanan dengan produk Tabungan Berkah 2) Simpanan Berjangka dengan produk Deposito b. Pinjaman

1) Pinjamanan diberikan khusus untuk golongan Mikro yang dapat digunakan untuk pedagang kecil/ golongan ekonomi lemah maupun untuk komsumtif.

Kegiatan operasional simpanan Tabungan Berkah sampai posisi akhir Januari 2015 telah mencapai 143 nasabah dengan menghimpun dana sebesar Rp.115.661.000,- . Sedangkan untuk pinjaman sampai akhir Januari 2015 BMT Musabbihin telah menyalurkan pembiayaan kepala pedagang kecil maupun

fasilitas komsumtif sebanyak 143 nasabah dengan total plafond sebesar Rp.618.083.000,-.

Seiring dengan perkembangan kegiatan BMT Musabbihin, dengan pembinaan pembiayaan kepala pedagang kecil khususnya, BMT bekerja sama dengan IKMT telah mencoba memberikan fasilitas untuk peternak sapi sebanyak 40 ekor yang diprioritaskan untuk memenuhi kebutuhan hewan qurban di Masjid Al Musabbihin.

Disamping itu BMT Musabbihin akan mencoba memberikan fasilitas di sektor pertanian/petani rakyat, dan saat ini BMT musabbihin bekerjasama dengan pihak Aceh Sepakat sedang melakukan ujicoba khusus tanaman jagung seluas ± 1 (satu) hektar dengan pemenuhan syarat para petani untuk pengolahan tanah, dengan menggunakan pupuk organik.

Dengan perkembangannya informasi atas kegiatan BMT musabbihin kepala masyarakat melalui keluarga besar IKMT serta peran aktif keluarga besar pengurus Aceh Sepakat cabang III Medan dan anggotanya, BMT Musabbihin mengalami kendala/ kekurangan dana untuk memenuhi kebutuhan modal kerja para calon nasabah, khususnya nasabah retail :

a. pedagang kecil, peternakan yang berada di wilayah Medan Sunggal sekitarnya.

2. Data Perusahaan.

b. Alamat : Komplek Taman Setia Budi Indah Block C No.99 Medan. 3. Legalitas Perusahaan. a. Akte Perusahaan. 1) Nomor : 18 2) Tanggal : 17 Oktober 2014 3) Notaris : Irwan Santoso,SH.

4. Tanda Daftar Perusahaan.

a. Nomor : 02.12.264.01061/5619/6142/12/2014 b. Tanggal : 22 Desember 2014

c. Kepala Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Medan d. Surat Izin Usaha Perdagangan.

1) Nomor : 6215/6230/1.1/1902/12/2014 2) Tanggal : 22 Desember 2014

3) Kepala Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Medan e. Surat Ijin Gangguan

1) Nomor : 6969/6991/6839/2.1/1902/12/2014 2) Tanggal : 22 Desember 2014

3) Kepala Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Medan

f. Nomor Pokok Wajib Pajak

2) Tanggal : 03 Desember 2014 3) Direktorat Jenderal Pajak g. Surat Pinbuk

1) Nomor : A.058/PINBUK.INDO-SU/BP/A/RK/XI/2014 2) Tanggal : 07 Nopember 2014

3) Pusat Inkubasi Bisnis Usaha Kecil Indonesia Perwakilan Sumatera Utara

h. Surat Ijin Dinas Koperasi

1) Nomor : 518/13/BH/II.14/XI/2014 2) Tanggal : 28 Nopember 2014

3) Kepala Dinas Koperasi UMKM Kota Medan i. Susunan Pengurus Koperasi Syariah Bmt Musabbihin

1) Terlampir

j.Neraca Laba Rugi Posisi S/D Akhir Januari 2015 1) Terlampir

k.Foto Usaha Nasabah Binaan Bmt Musabbihin 1) Terlampir

5. Susunan Pengurus. a. Pengurus :

1) Ketua : Sugiyanto

2) Sekretaris : Hendri Pramana Triputra 3) Bendahara : Muhammad Boy Arsyad

b. Pengawas :

1) Ketua : Maulana Pohan 2) Anggota : Armein Rusdin Jusuf 3) Anggota : Abikusno Dharsuky Drs.

c. Pengawas Syariah :Drs. H. Syahrul Rambe MM.

Peran, Fungsi dan Tugas Pengurus BMT Al-Musabbihin juga memiliki bagian –bagian yang tersendiri sesuai dengan Anggaran Dasar yang telah disusun sebelumnya. Adapun beberapa penjelasan tentang fungsi dan tugas Pengurus BMT Al-Musabbihin antara lain :

1. Menyusun kebijakan umum BMT yang telah dirumuskan dalam Rapat Anggota.

2. Melakukan pengawasan operasional BMT dalam bentuk : 3. Persetujuan pembiayaan untuk suatu jumlah tertentu 4. Pengawasan tugas Manager (pengelola).

5. Bersama pengelola menetapkan komite pembiayaan.

6. Melaporkan perkembangan BMT kepada Para Anggota dalam Rapat Anggota

Ketua Pengurus BMT Al-Musabbihin memiliki wewenang dalam melakukan control/pengawasan secara keseluruhan atas aktivitas lembaga dalam rangka menjaga kekayaan BMT dan memberikan arahan dalam upaya lebih mengembangkan dan meningkatkan kualitas BMT. Adapun tanggung jawab Ketua dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Bertanggung jawab atas aktivitas BMT dan melaporkan perkembangan unit BMT kepada seluruh anggota mekanisme rapat yang disepakati.

2. Terseleksinya calon karyawan sesuai dengan formasi yang dibutuhkan dan mengeluarkan Surat Keputusan Pengangkatan/Pemberhentian Karyawan. 3. Terkendalinya aktivitas simpan pinjam di BMT.

4. Terjaganya kondisi kerja yang aman,nyaman di BMT.

5. Terbukanya hubungan kerjasama dengan pihak-pihak luar dalam rangka mengembangkan usaha BMT.

6. Menjaga BMT agar dalam aktivitasnya senantiasa tidak lari dari visi dan misinya.

7. Meningkatkan kualitas SDM BMT.

Ketua juga memiliki tugas pokok tertentu yang telah diatur dalam Anggaran Dasar BMT ialah sebagai berikut:

1. Bertanggungjawab atas aktivitas BMT dan melaporkan perkembangan unit BMT kepada seluruh anggota melalui mekanisme rapat yang disepakati. 2. Melakukan pengawasan dan pertemuan bulananan .triwulan /semester

untuk membahas capaian target BMT serta kendala-kendala yang dihadapi BMT.

3. Memberikan masukan pada pengelola mengenai strategi-strategi yang dapat dikembangkan BMT dalam pencapaian target.

4. Membantu pengelola melakukan evaluasi dan menyusun perencanaan BMT.

5. Mendapatkan data dan mempersiapkan bahan dan agenda rapat anggota untuk melaporkan perkembangan BMT.

6. Menyelenggarakan rapat anggota dan melaporkan perkembangan BMT secara periodik (triwulan/semester/tahunan) kepada anggota BMT.

7. Mengajukan rencana kerja dan anggaran pendapatan/ belanja BMT pada musyawarah anggota.

8. Terseleksinya calon karyawan sesuai dengan formasi yang dibutuhkan dan mengeluarkan Surat Keputusan pengangkatan/pemberhentian karyawan. 9. Melakukan penilaian terhadap kinerja karyawan dan kebutuhan akan

penambahan SDM.

10.Membuka peluang kesempatan kerja secara terbuka apabila masih dibutuhkan formasi di BMT.

11.Melakukan tahap-tahap rekruitmen hingga seleksi karyawan sesuai dengan aturan yang berlaku.

12.Mengeluarkan Surat Keputusan pengangkatan atau pemberhentian karyawan.

13.Terkendalinya aktivitas simpan pimjam di BMT. 14.Mengawasi secara keseluruhan aktivitas BMT.

Dalam Anggaran Dasar Ketua memiliki wewenang yang telah diatur dalam Anggaran Dasar BMT Al-Musabbihin yang sudah tertera sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan ialah sebagai berikut:

1. Menyetujui / menolak pengajuan pengeluaran biaya dengan alasan-alasan yang dapat diterima.

2. Menyetujui / menolak pengajuan biaya (hasil rapat komite) apabila dianggap dapat merugikan lembaga.

3. Menyetujui / menolak pengajuan pembelian aktiva tetap.

4. Menyetujui / menolak pencairan dropping pembiayaan sesuai dengan batasan wewenang.

5. Menyetujui / menolak penggunaan keuangan yang dianjurkan yang tidak melalui prosedur.

6. Memberikan teguran dan sanksi atas pelanggaran yang dilakukan manajemen pengelola.

7. Melakukan penilaian dan evaluasi atas prestasi karyawan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

8. Memberikan keputusan promosi, rotasi dan PHK sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

9. Mengeluarkan Surat Keputusan pengangkatan dan atau pemberhentian karyawan.

10.Mengadakan kerjasama dengan pihak lain untuk kepentingan lembaga dalam upaya mencapai target proyeisi dan tidak merugikan lembaga. 11.Memutuskan menolak atau menerima kerjasama dengan pihak lain dalam

sesuai dengan kegiatan utama BMT (simpan pinjam).

Sekretaris BMT Al-Musabbihin memiliki fungsi utama dalam melakukan pengelolaan pengadministrasian segala sesuatu yang berkaitan dengan aktivitas Badan Pengurus. Adapun tanggung jawab sekretaris dalam Anggaran Dasar yang telah ditetapkan adalah:

1. Mengadministrasikan seluruh berkas yang menyangkut keanggotaan BMT. 2. Semua surat-surat masuk dan keluar, khususnya yang berkaitan dengan

Badan Pengurus.

3. Merencanakan rapat rutin koordinasi dan evaluasi kegiatan Badan Pengurus.

4. Mendistribusikan setiap hasil rapat Pengurus/anggota kepada pihak-pihak yang berkepentingan.

Tugas tugas pokok dari Sekretaris Pengurus BMT itu sendiri juga dapat dijelaskan beberapa hal sebagai berikut:

1. Mengadministrasikan seluruh berkas yang menyangkut keangotaan BMT. 2. Melakukan pendataan ulang terhadap anggota baru BMT.

3. Melakukan penghimpunan biodata atau kelengkapan administrasi anggota BMT.

4. Melakukan registrasi keanggotaan BMT.

5. Mengadministrasikan semua surat masuk dan keluar yang berkaitan dengan aktivitas Badan Pengurus.

6. Melakukan kegiatan administrasi surat masuk dan keluar.

7. Membuat kebijakan system administrasi pada tingkat Badan Pengurus. 8. Mengadministrasikan dokumen lembaga yang sifatnya permanen, seperti

akte pendirian.

9. Membuat Surat Keputusan atau persetujuan Ketua Pengurus untuk pengangkatan Karyawan yang ditandatangani Ketua Badan Pengurus.

10.Mengadministrasikan seluruh Surat Keputusan yang dikeluarkan oleh Badan Pengurus.

11.Merencanakan rapat rutin koordinasi dan evaluasi kegiatan Badan Pengurus.

12.Menyusun kalender kerja Badan Pengurus bersama ketua dan bendahara. 13.Mengatur rencana rapat dengan agenda yang disepakati dan evaluasi

kegiatan Badan Pengurus.

14.Mendistribusikan hasil rapat pengurus kepada pihak-pihak yang berkepentingan.

15.Membuat notulasi pada setiap rapat.

16.Mendokumentasikan notulasi dan mendistribusikan kepada seluruh pihak yang berkepentingan.

Sedangkan sekretaris pengurus BMT memiliki wewnang yang telah ditetapkan dalam anggaran dasar seperti: menandatangani undangan rapat, mendokumentasikan arsip penting mengenai kepengurusan, dan mendistribusikan hasil notulasi rapat pada seluruh pihak yang berkepentingan.

Struktur selanjutnya dalam pengurus BMT ialah Bendahara. Bendahara memiliki fungsi utama sebagai pengelola keuangan BMT secara keseluruhan diluar unit-unit yang ada. Adapun juga bendahara memiliki tugas tanggung jawab untuk mengeluarkan laporan keuangan BMT kepada pihak yang berkepentingan, memberikan laporan mengenai perkembangan simpanan wajib dan simpanan

pokok anggota. Sedangkan tugas pokok dari bendahara pengurus BMT secara spesifik ialah sebagai berikut:

1. Mengeluarkan laporan keuangan BMT kepada pihak yang berkepentingan. 2. Membuat laporan keuangan BMT (simpan pinjam dan sektor riil).

3. Melakukan analisis bila diperlukan dan memberikan masukan pada Rapat Badan Pengurus mengenai perkembangan BMT dari hasil laporan keuangan yang ada.

4. Memberikan laporan mengenai perkembangan simpanan wajib dan simpanan pokok anggota.

5. Melakukan evaluasi terhadap perkembangan simpanan pokok dan wajib. 6. Mendata ulang anggota yang masih belum melunasi kewajibannya dalam

menyetor simpanan pokok dan simpanan wajib.

7. Melakukan koordinasi dengan sekretaris bila diperlukan mengenai kondisi anggota.

Sedangkan wewenang dari Bendahara adalah mengeluarkan laporan keuangan BMT untuk keperluan intern dan melakukan analisis keuangan BMT. BMT ZAl-Musabbihin juga memiliki struktur yang namanya Pengawas Syari’ah Koperasi yang memiliki fungsi utama untuk emberikan fatwa, penjelasan, informasi dan pandangan-pandangan yang dianggap perlu dalam hal ketepatan pola, akad, dan transaksi-transaksi lainya di BMT dengan Syari’ah Islam sebagai dasar pedoman operasional BMT.

Tanggung jawab dari pengawas syariah BMT Musabbihin ialah mengevaluasi pelaksanaan operasional BMT dalam periode tertentu dalam hal

akad-akad Syari’ah BMT. Sedangkan tugas pokok dari pengawas syariah ialah merdisposisikannya produk-produk BMT sesuai Syari’ah, mengevaluasi program-program BMT, membantu pengelola dalam rangka sosialisasi ekonomi Syari’ah kepada masyarakat.

Kewenangan dari pengawas syariah pengurus BMT AL-MUsabbihin ialah melakukan evaluasi dan monitoring terhadap operasional BMT, lalu memberikan keputusan dan pandangan terhadap ketepatan produk-produk Syari’ah BMT, dan memberikan rekomendasi terhadap kelayakan kerjasama dengan pihak ke tiga khususnya dalam hal kesesuaiannya dengan prinsip Syari’ah Islam, serta melakukan pengawasan langsung maupun berjenjang dalam hal operasional & keuangan BMT.

B. Penerapan Sistem Bagi Hasil Kepada Pemodal Koperasi Syariah Pada BMT Al Musabihin Medan ;

Berdasarkan hasil wawancara dan pengamatan Penulis dengan Pihak Pengurus BMT Musabbihin serta dengan Pihak Shahibul Maal (Nasabah yang meminjam), Sistem bagi hasil pada BMT Musabbihin yaitu dengan melakukan sistem bagi hasil mudharabah.

Pada sistem Mudharabah yang diterapkan oleh BMT Musabbihin adalah dengan menerapkan sistem revenue sharing. Sistem ini mempunyai pengertian bahwa adanya pembagian hasil, penghasilan atau pendapatan antara shahibul maal (nasabah) dengan mudharib (BMT Syariah). Dan jika pihak BMT Musabbihin mengalami kerugian maka kerugian tersebut di tanggung oleh kedua belah pihak

yaitu nasabah dan BMT Musabbihin. Dengan asumsi bahwa kerugian tersebut disebabkan oleh BMT Musabbihin sebagai mudharib dalam mengelola tabungan akan tetapi semua ada kesepakatan antara shahibul maal (nasabah) dengan mudharib BMT Musabbihin pada waktu melakukan akad (wawancara dengan Pengurus BMT Musabbihin, 26 Oktober 20015, Jam 13.00-14.30.

Sebagai Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM), BMT Musabbihin memiliki karakter tersendiri dan prosedur pembinaan tertentu. Hal ini dikarenakan BMT Musabbihin termasuk kedalam lembaga keuangan pra-koperasi yang memiliki ciri-ciri seperti dapat dilihat dari aspek-aspeknya yang meliputi:

1. Modal

BMT Musabbihin dapat didirikan dengan jumlah modal minimal Rp 20.000.000,- (dua puluh juta rupiah) yang harus disetor sebagai modal BMT Musabbihin dalam jangka waktu 6 bulan. Berbeda dengan BMT-BMT lain yang terdapat di Kota Medan yang pada umumnya dapat dioperasikan dengan modal 5.000.000,- (lima juta rupiah) pada 2-3 bulan pertama sambil menanti setoran semua modal-modal, pada awal berdirinya BMT bermodalkan Rp.20.000.000,- (dua puluh juta rupiah) yang diperoleh dari sumbangan, infak, dan modal dari investor-investor lain yang berasal dari Mesjid Al Musabbihin. Anggota Pendiri 2. Simpanan.

a. Simpanan Pokok Khusus

Simpanan Pokok Khusus yang terdapat pada BMT Musabbihin adalah uang yang dibayar oleh pendiri BMT Musabbihin dan diberikan kepada BMT Musabbihin dengan tanda bukti pembayaran berupa kwitansi, jumlah maksimal

sesuai dengnan kesanggupan anggota masing-masing. Simpanan pokok ini dapat dibayar tunai dan cicilan, sesuai dengan kesepakatan rapat anggota.

b. Simpanan Pokok

Yaitu uang yang dibayar oleh setiap anggota BMT Musabbihin kepada BMT Musabbihin dengan tanda bukti pembayaran berupa kwitansi yang jumlahnya ditentukan dalam anggaran dasar. Simpanan pokok ini merupakan tanda keanggotaan BMT Musabbihin, oleh karena itu simpanan pokok tidak dapat diambil kecuali setelah anggota yang bersangkutan memutuskan untuk keluar dari keanggotaan BMT Musabbihin.

c. Simpanan Wajib

1) Simpanan Wajib Biasa.

Yaitu uang yang dibayar oleh anggota BMT Musabbihin kepada BMT Musabbihin dengan tanda bukti pembayaran yang berupa kwitansi secara teratur dalam waktu tertentu, misalnya seminggu sekali atau sebulan sekali. Jumlahnya ditentukan dalam anggaran dasar.

2) Simpanan Wajib Pembiayaan.

Simpanan ini yaitu simpanan yang dilakukan oleh anggota setiap mendapat pembiayaan dari BMT Musabbihin. Besar simpanannya ditentukan dalam AD/ART yaitu maksimal 10% dari jumlah pembayaran.

3) Simpanan Sukarela

Simpanan sukarela yaitu simpanan anggota dalam berbagai bentuk produk, simpanan yang dikembangkan oleh BMT Musabbihin seperti; simpanan mudhorobah biasa, haji, walimah, idul fitri dan lain-lain.

4) Pelayanan ZIS

Dalam mengumpulkan dana pengelolaannya, BMT Musabbihin juga menghimpun dana Zakat, Infaq dan Shodakoh (ZIS), yang mana nantinya oleh BMT Musabbihin akan diberikan pada orang-orang yang berhak menerimanya. Dalam Islam Zakat merupakan kewajiban bagi semua umat Islam. Negara diminta untuk memungut dan memembagikannya kepada mereka yang tidak berpenghasilan, atau mereka yang mempunyai penghasilan tetapi tidak mencukupi kebutuhan hidupnya.53

Terhadap modal BMT Musabbihin yang berasal dari dana ZIS, BMT Musabbihin tidak mempergunakan modal yang bersumber dari ZIS tersebut untuk

Zakat merupakan pusat keuangan negara Islam, yang meliputi moral, sosial, ekonomi. Dalam pelaksanaannya, zakat secara ekonomik dapat menghapus tingkat perbedaan kekayaan yang mencolok, serta sebaliknya dapat menciptakan redistribusi yang merata, disamping dapat pula menyokong laju inflasi. Zakat merupakan sumbangan wajib kaum muslimin untuk perbendaharaan negara.

Tidaklah mengherankan kalau zakat yang disyariatkan Allah sebagai penjamin hak fakir miskin dalam harta umat dan negara merupakan pilar pokok Islam yang ketiga, salah satu tiang dan syiar yang agung. Sebagaimana tercantum dalam al-Qur’an surat at-Taubah ayat 11, yang artinya sebagai berikut ini :

“Jika mereka bertaubat, mendirikan shalat, dan menunaikan zakat maka (mereka itu) adalah saudara-saudaramu seagama”

53

keperluan operasional maupun pembiayaan Mudharabah akan tetapi moda; yang bersumber dari ZIS tersebut dipergunakan untuk kegiatan-kegiatan diantaranya; a) Digunakan untuk pembiayaan yang sifatnya hanya untuk membantu. b) Pemberi beasiswa bagi mereka yang kurang mampu dalam membayar SPP. c) Penutupan terhadap pembiayaan yang macet karena faktor kesulitan

pelunasan.

d) Membantu masyarakat yang memerlukan pengobatan. e) Membantu fakir miskin dan orang-orang jompo.

Perhitungan Bagi Hasil di BMT Musabbihin Medan Pada Pembiayaan Musyaraka Mekanisme perhitungan dan pembagian bagi hasil keuntungan usaha yang diterapkan oleh BMT Musabbihin Medan Sidogiri dapat dilihat seperti yang terdapat pada gambar di bawah ini:

Sebagaimana diketahui, pembiayaan musyarakah adalah akad kerjasama

Dokumen terkait