• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hak Dan Kewajiban Penerima Jaminan

BAB III. HUBUNGAN DAN AKIBAT HUKUM DALAM BANK GA­

2. Hak Dan Kewajiban Para Pihak

2.3. Hak Dan Kewajiban Penerima Jaminan

Seperti telah dijelaskan dalam pembahasan diatas?, v maka hubungan hukum antara kreditor sebagai penerima ja­ minan dengan pemohon adalah terpisah dari bank garansinya, sehingga mengenai hak dan kewajibannya tergantung pada perjanjian yang mereka buat sendiri. Dan biasanya kreditor mempunyai hak yang berupa prestasi dari pemohon, dan ber- kewajiban untuk membayar sejumlah uang kepada pemohon yang telah melaksanakan prestasinya.

Sedang hubungannya dengan pihak bank, maka kreditor hanyalah mempunyai hak saja, yaitu menuntut atau mengaju- kan claim kepada bank bila ternyata pemohon wanprestasi. Jadi meskipun' kreditor tidak terlibat langsung di dalam bank garansi tersebut, tetapi ternyata bank garansi itu

H O justru memberikan hak kepada kreditor.

Demi kepastian hukum dan kekuatan berlakunya bank garansi, seharusnya pihak kreditor juga dilibatkan secara langsung. Seperti dalam pembahasan sebelumnya, hal ini per- lu dilakukan untuk menghindari hal-hal yang tidak diingin- kan. Dengan demikian berlakunya bank garansi itu memang menjadi kehendak dari semua pihak yang terlibat didalamnya.

1 ft

Wawancara dengan Kepala Seksi Pengendalian, Bagian Credit dan Management Bank Duta Cabang Surabaya, 12 Septem­ ber 1988.

■BERAKHIRNYA BANK GARANSI BAN AKIBAT YANG DITIMBULKANNYA

1. Pemenuhan Prestasl

Dalam surat bank garansi yang dikeluarkan pihak bank dengan jelas dicantumkan mengenai batar, waktu herla- kunya bank garansi. Bank garansi sendiri berakhirnya da­ pat disebabkan oleh karena adanya claim dari kreditor se­ bagai akibat wanprestasinya pemohon, selain itu bank ga­ ransi juga dapat berakhir tanpa adanya claim dari kredi­ tor.

Dalam hal bank garansi berakhir tanpa adanya claim dari kreditor, menunjukkan bahwa prestasi yang harus di-

laksanakan oleh pemohon dalam perjanjian. pokoknya telah dipenuhinya. Dapat juga karena satu dan lain hal tidak ja- di dipergunakan atau karena kelalaian dari pihak kreditor sehingga terlambat mengajukan claim, maka bank garansi tidak lagi mengikat. bank. Berarti bank garansi tersebut telah dapat diselesaikan dengan wajar oleh yang bersang- kutan (antara pemohon dengan kreditor), maka hal ini harus dibuktikan'dengan diterimanya kembali surat bank garansi

i

oleh pihak bank.

Adakalanya surat bank garansi yang asli tidak da­ pat diserahkan kepada bank, misalnya karena hilang atau rusak, untuk itu sebagai penggantinya harus ada surat pern-

B A B I V

beritahuan ataupun penegasan dari pihak kreditor bahwa bank garansi tersebut telah selesai dan dengan sendirinya tidak berlaku lagi,

Seperti telah dijelaskan terdahulu, bank garansi itu sendiri merupakan perjanjian ikutan (accessoir). Sehingga berakhirnya bank garansi adalh mengikuti perjanjian pokok- nya. Dengan kata lain dapat dikatakan bahwa berakhirnya bank garansi adalah sebagaimana yang ditetapkan dalam su­ rat bank garansi yang bersangkutan. Hal ini dapat kita li- hat dalam ketentuan pasal 1821 B.W. tersebut. yang menyata- kan bahwa tiada suatu penanggungan jika tidak ada suatu perikatan pokok yang sah. Dari ketentuan itu jelas terlihat sifat accessoir dari bank garansi, yaitu mengikuti perjan­ jian pokoknya.

Bank garansi dapat juga berakhir tanpa adanya claim (tuntutan) kepada pihak bank karena terdapat kesepakatan antara pemohon dengan kreditor, tetapi bila hal ini terja-

di maka harus dipenuhi syarat sebagai berikut : '

1. Bank garansi yang telah selesai tersebut, maka surat i bank garansi yang asli harus diserahkan kepada bank ; 2. adanya penegasan dari pihak kreditor mengenai kesepa - ): katan tersebut kepada bank ;

3. pemindah bukuan dana cadangan ke rekening pemohon pada bank ;

4. menghapuskan pos pengeluaran dan kewajiban bank garan­ si pada pembukuan ;

5. mengembalikan surat-surat jaminan lawan sepengetahuan Bagian Hukum/Pengawasan Kredit.^

Apabila terjadi wanprestasi oleh pemohon dalam me­ menuhi prestasinya, namun ternyata sampai batas waktu pe- ngajuan claim seperti yang tertulis dalam surat garansi bank, pihak kreditor tidak mengajukan claim secara tertu­ lis kepada bank. Sehingga dengan demikian secara mutlak bank garansi itu tidak berlaku/mengikat bank.

Dalam praktek pemberian fasilitas bank garansi, maka pihak bank dalam hal ini ternyata tetap melakukan pengawasan selama berlakunya bank garansi tersebut. Mak­ sud dari pengawasan atas setiap fasilitas bank garansi yang dikeluarkan tidak lain karena bank garansi ini sangat menentukan sekali dan bahkan untuk pengawasannya harus le­ bih ketat dari pemberian fasilitas perkreditan. Seperti diketahui bahwa bila terjadi pengajuan claim dari kreditor maka bank akan mengeluarkan dana yang tidak terduga sebe- lumnya, sedangkan sasaran pemberian fasilitas bank garan­ si yang memenuhi harapan bank adalah penyelesaian bank garansi yang terjadi tanpa pengajuan claim oleh kreditor.

Menyadari kemungkinan timbulnya resiko yang cukup tinggi dari pemberian fasilitas bank garansi itulah dia- dakan pengawasan yang ketat. Minimal mengurangi beban da- 19Wawancara dengan Kepala Seksi Pengentialian, Bagi­ an Credit dan Managemnet Bank Duta Cabang Surabaya, 27 Oktobei 1988.

na atau dengan kata lain pihak bank hanya sekedar menutpi kekurangan, sedangkan sebagian dana yang dikeluarkan itu adalah berasal dari pihak pemohon sendiri. Dalam pelaksa­ naan pengawasan perlu diperhatikan hal-hal sebagai beri- kut :

1* Pengawasan mutasi rekening nasabah bersangkutan, sehingga penarikan dananya betul-betul untuk pro- yek/transaksi yang dimohon, sedangkan penyetoran- nya sesuai dengan termyn (waktu) yang ditetapkan pada kontrak/transaksi.

2. Pengawasan physik atas proyek dan barang-barang' transaksi sehingga pengerjaannya betul-betul se­ suai dengan kontrak dan atau barangnya bermutasi/ berada dalam kondisi yang ditentukan dalam tran­

saksi. 1

3. Adanya hubungan yang kontinu dan baik, dengan pi­ hak penerima jaminan (bouwheer), sehingga jelas bahwa segala sesuatunya berjalan sebagaimana mes-. tinya, sebagaimana yang telah diperjanjikanibersa- ma dan jika timbul hal-hal yang menyimpang/meng- khawatirkan segera dapat ditanggulangi/diainankan. 4. Segera menyampaikan pemberitahuan/peringatan ter­

tulis atas hal-hal yang menyimpang dari hal-hal yang telah ditetapkan.

5. Account Officer harus betul-betul dapat mengetahui /mengikuti segala sesuatu menyangkut pemberian bank garansi tersebut, terutama syarat-syarat yang ditetapkan dan jadwal penerimaan dan penarikan da­ nanya dan apabila timbul hal-hal yang mengkhawatir- kan segera minta bantuan Bagian Hukum/Pengawasan Bank Duta dan melaporkan pada direksi, sehingga da­ pat segera dilaksanakan tindakan pengamanan yang terarah, baik terhadap yang dijamin maupun pihak penerima jaminan.

6. Account Off-icer harus selalu mengamati waktu-waktu jatuh tempo dan berakhirnya masa claim, sehingga dapat segera menghubungi pihak yang dijamin dan menyampaikan surat pembatalan/tidak berlakunya la- gi kepada pihak penerima jaminan, auabila tidak di­ claim sampai berlakunya masa claim.

Dari ketentuan diatas terlihat betapa ketat dan

2 0

telitinya pihak bank dalam melakukan pengawasan tcrhadap berlakunya bank garansi. Terutama hal ini untuk tetap men-

jaga likwiditas dari bank dan juga sebagai upaya preven- tif (pencegahan) atas kemungkinan pengajuan claim oleh pi­ hak kreditor sebagai akibat wanprestasinya pemohon. Dengan demikian bank akan terhindar dari beban pengeluaran dana yang tidak terduga dan sasaran pemberian fasilitas bank garansi oleh pihak bank akan dapat berjalan dengan sukses, yaitu berakhirnya bank garansi tanpa adanya pengajuan tun- tutan dari pihak kreditor.

2. Claim Sebagai Akibat T e r j a m i n Wanprestasi

2.1. Tindakan Bank Untuk Mengatasi Masalah Yang Timbul.

Sebagai bentuk perjanjian penanggungan, m a k a bank

» '• *

garansi tentunya mempunyai resiko terjadinya claim,yang

• > i i

diajukan Qleh pihak kreditor. Hal ini karena pihak bank ♦

telah menyatakan kesanggupannya untuk membayar sejumlah uang kepada pihak kreditor apabila pemohon (terjamin) ter­ nyata wanprestasi terhadap perjanjian yang telah dibuat bersama dengan kreditor.

Apabila terjadi wanprestasi dan pihak kreditor me- minta pembayaran kepada pihak bank dengan jalan mengajukan permintaan secara tertulis dengan disertai surat bank ga-

( .

ransi yang bersangkutan. Pengajuan tersebut harus memper- hatikan tenggang waktu yang terdapat dalam surat bank ga­

ransi itu sendiri. Dengan sendirinya pihak kreditor haru3

yang dilakukan pemohon sesuai dengan apa yang telah dise- pakati para pihak di dalam perjanjiannya.

Dalam proses pembayaran claim oleh pihak bank ter- hadap pengajuan claim dari pihak kreditor, maka sep^injang pemohon telah menyediakan dananya pada bank dengan jumlah yang sesuai dengan nilai nominal bank garansi yang llimin- ta, atau dengan kata lain telah menyetor jaminan lawan yang berupa uang tunai yang besarnya sama dengan bank ga­ ransi yang bersangkutan, dimana penyetorannya dapat, dila­ kukan oleh pemohon baik dengan cicilan maupun sekaligus disetorkan pada saat bank garansi akan jatuh tempo. Dalam hal ini pihak bank tidak mengalami kerepotan, sehingga tinggal mentransfer/memindahkan uang jaminan tersebut ke­ pada pihak kreditor, serta sekaligus meminta kembali surat bank garansi yang dipegang oleh pihak kreditor.

Yang menjadi masalah adalah apabila pemohon belum menyetorkan dana/uang jaminan baik seluruhnya maupun se- bagian kepada bank, sehingga disini pihak bank dibebani risiko waktu, yaitu jatuh temponya masa berlaku bank ga­ ransi. Tindakan bank untuk mengatasi masalah tersebut ada­ lah sebagai berikut :

1. Sepuluh hari sebelum Bank Garansi jatuh tempo pi­ hak yang dijamin telah diperingatkan Bank Duta dan paling lambat 5 (lima) hari sebelum jatuh tempo telah ada penegasan sehingga 1 - 2 hari se­ belum jatuh tempo telah jelas/siap segala sesuatu- nya, apakah telah disetor penuh, sebagian atau ti­ dak mungkin sama sekali, sehingga. sudah dapat pu­ la diselesaikan kelengkapan adininistrasinya penca- irannya menjadi kredit,' sekaligus penegasan pihak yang dijamin atas jumlah kewajiban yang harus di-

2. Segsra disaat claim diterirna, dilaksanakan lagi pe- litian sempurna apakah. jumla h claim tersebut sudah benar adanya dan apakah ada syarat-syaratjSer jan jian perjanjian yang tidak dipenuhi pihak penerima ja­ minan dan dalam proses ini Account Officer telah mengikut sertakan Bangian Hukum/Pengav/asan Kredit. Dalam hal ini diusahakan juga mcnunda dulu penca-

irah Bank Garansi sepanjang dimintakan pihak yang dijamin dan disetujui pihak penerima jaminan (semua-* nya; tertulis), sehingga Bank Duta punya kesempatan lagi untuk ikut memforsir cumber dana/penetoran pi­ hak yang dijamin.

3. Sebelum Bank Garansi tersebut tcrpaksa dicairkan, dilakukan pengawasan physik dan kesempurnaan surat- surat/pcngikatan jaminan kalau masih diperlukan, sehingga apabila diperlukan barang-barang jaminan tersebut telah dapat pula dijual segera, jika rne- mang tidak terlihat kemungkinan penyetoran tunai sampai jangka waktu satu 'bulan semenjak Bank Garan­ si dicairkan.

4. Pencairan Bank Garansi dapat dilaksanakan setelah penyelesaian syarat-syarat pengikatan sempurna dan selanjutnya diperlukan ketentuan-ketentuan pada per- kreditan, formulir-formulir kontrak perkreditan da­ pat saja ditanda tangani dulu disaat pemberian Bank Garansi tapi harus dihindarkan kemungkinan penafsir- an dari yang bersangkutan, seolah-olah Bank Garansi tersebut sudah pasti dicairkan.

5. Selanjutnya dilakukan penagihan lebih tegas dari se­ bagaimana penagihan pada perkreditan, baik dilaku­ kan sendiri oleh Account Officer bersama-sama Bagi­ an Hukum/Pengawasan Kredit maupun pengalihannya ke­ pada Bagihan Pengawasan/Penagihan Kredit, termasuk kemungkinan pengajuan sita/lelang sepanjang tidak terlibat kemungkinan penyetoran secara tunai;oleh

pihak yang dijamin. ;

6. Dalam hal ini apabila kemungkinan dari pihakI yang

bersangkutan,, penyelesaiannya dapat saja dialihkan menjadi hutang piutang antara pihak yang dijamin de­ ngan pihak penerima jaminan yang dengan sendirinya pengikatan jaminan juga beralih dari Bank Duta, dan Bank Duta terlepas dari kewajiban Bank Garansi ter- s.ebut.

Dari ketentuan diatas terlihat usaha pihak bank un­ tuk semaksimal mungkin menccgah terjadinya pencairan dana

21

sebagai akibat adanya pengajuan claim dari kreditor. Nainun seandainya tetap terjadi claim sehingga pihak bank:.harus mencairkan dana, maka hal ini benar-benar merupakan jalan akhir yang harus ditempuh. Sebagaimana dijelaskan sebelum- nya bahwa pencairan bank garansi ini dapat mempengaruhi likwiditas Bank Duta apalagi bila volumenya besar karena bersifat pemberian kredit yang tidak direncanakan sebelum- nya, sehingga dilakukan tindakan-tindakan yang .sangat ce'r- mat dan teliti sekali oleh pihak bank.

Dalam hal pihak bank telah membayar kepada kreditor sejumlah uang sebesar nilai bank garansi yang tertulis, maka disini pihak bank akan menggantikan hak-hak kreditor untuk menuntut kembali haknya atas prestasi yang telah di- lakukannya. Hak menuntut kembali ini lazimnya disebut hak regres, yang merupakan hak yang timbul karena undang-undang.

Hak regres yang dimiliki oleh penanggung (bank) da­ pat kita bedakan menjadi dua macam, yaitu :

1. si penanggung mempunyai hak menuntut kembali yang meru­ pakan haknya sendiri terhadap debitor (pemohon), hal ini dapat kita lihat di dalam ketentuan pasal 1839 B.W. Terlihat disini bank mempunyai hak untuk menuntut kemba­ li tidak hanya mengenai hutang yang telah dibayarnya, melainkan juga berhak menuntut kerugian yang timbul ka­ rena akibat penjualan ataupun uitwinning terhadap barang si penanggung, yang dalam perbankan adalah pencairan da­ na oleh pihak bank.

2. si penanggung yang telah membayar itu karena hukum (van rechtswege) bertindak monggantikan kedudukan kreditor mengenai hak-haknya terhadap debitor. Hak inilah yang disebut hak subrogasi, yang dalam pasal 1840 . B.W. di — sini dinyatakan bahwa si penanggung yang telah memba­ yar menggantikan karena hukum segala hak si berpiutang terhadap si berhutang. Disini penanggung memperoleh hak-hak kreditor terhadap si berhutang, termasuk jamin- an-jaminan accessoir yang melekat pada hak kreditor yang

2 2 digantikannya.

Terhadap kedua macam hak regres ini pihak bank dapat melaksanakan^bersama-sama. Hanya saja kalau dilihat maka hak subrogasi sifatnya lebih praktis karena pihak bank mem- peroleh hak-hak jaminan dari kreditor yang berpindah kepada penanggung. Sedang pada hak regres yang merupakan haknya sendiri, maka penanggung hanya mempunyai hak untuk menuntut pembayaran. hutang yang telah dibayarnya. kepada kreditor, namun hak ini dimiliki bank bersama-sama kreditur lain.

Dalam praktek yang terjadi di Bank Duta, apabila pe­ mohon wanprestasi dan pihak kreditor mengajukan claim kepa­ da bank, maka dengan sendirinya bank akan mcmbayarnya. Pem­ bayaran oleh bank ini diambilkan dari jaminan lawan/dana cadangan pemohon yang jumlahnya sebesar nilai nomina bank garansinya, sehingga disini pihak bank hanya mentransfer/

Sri Soedewi Masjchoen Solwan, op. cit. , h. 100.

memindahkan dana tersebut kepada kreditor. Tetapi bila pe­ mohon belum menyetorkan dana kepada bank baik seluruh atau sebagian, maka bank akan mencairkan dananya sendiri dan ini berarti mempengaruhi likwiditas bank. Dengan kata lain bank terpaksa mencairkan bank garansi tersebut dengan dana bank sendiri. Namun perlu diingat bahwa pengajuan claim tersebut harus memperhatikan tenggang waktu yang telah di- tentukan di dalam bank garansi, yaitu 14 (empat belas) ha- ri sejak jatuh tempo dan pihak bank akan membayarnya 30

(tiga puluh) hari sejak claim dari kreditor diterirna.

Selanjutnya dalam hal pemohon tidak dapat memenuhi pembayaran sesuai dengan batas waktu yang ditetapkan, ma­ ka fasilitas bank garansi yang diberikan oleh bank akan berubah menjadi fasilitas kredit biasa. Hal ini dapat kita lihat dalam formulir perjanjian kredit dari Bank duta,

Bilamana Bank Garansi karena sesuatu sebab di claim untuk minta dicairkan oleh pihak ketiga (Pemegang Bank Garansi), maka debitor harus berusaha semaksimal mung- kin paling lambat dalam waktu 8 (delapan) hari terhi- tung sejak tanggal pemberitahuan bank untuk membayar kepada bank sejumlah uang yang di claim tersebut;.

Bilamana debitor tidak dapat memenuhi pembayaran terce- but, bank akan melakukan pembayaran kepada pihak ketiga maka pada saat itu pula debitor berhutang kepada bank

sejumlah uang yang dibayar oleh bank kepada pihak keti­ ga, ka renanya fasilitas ini berubah men.jadi fasilitas kredit (garis bawah dari penulis). Pada saat mana ke- tentuan-ketentuan fasilitas kredit ... berlaku terhadap fasilitas tersebut.'**

Dengan berubahnya fasilitas bank garansi menjadi

21

fasilitas kredit, maka jaminan lawan yang bukan berupa uang tunai yang diserahkan oleh pemohon kepada pihak bank akan juga mengalami perubahan, yaitu dari jaminan lawan dalam bank garansi menjadi jaminan untuk pemberian fasi­

litas kredit. Setelah berubah menjadi fasilitas kredit yang dengan sendirinya tunduk pada ketentuan perkreditan, maka bila pemohon tidak dapat memenuhi pembayaran hutang- kepada bank berdasarkan pemberian fasilitas kredit terse­ but, bank dapat menjual (melelang) barang-barang yang men­

jadi jaminan terhadap fasilitas kredit yang diberikannya kepada pemohon.

Kalau kita melihat uraian-uraian sebelumnya, maka terlihat bahwa dalam hal pihak pemohon melakukan wanpres­ tasi sehingga pihak kreditor mengajukan claim kepada bank untuk menuntut sejumlah uang sebagaimana tertulis dalam bank garansi yang bersangkutan. Disini bila pemohon tidak dapat meny^diakan dana untuk pembayaran claim, maka bank yang akan membayarnya, dan pada saat itu pula bank garan­ si akan berubah menjadi fasilitas kredit biasa. Dengan demikian jaminan lawan dalam bank garansi berubah menjadi

jaminan kredit, dan menjadi tanggungan bila pemohon tidak dapat membayar hutangnya. Jadi perubahan tersebut tidak

lain agar pemohon tetap terikat dengan kewajibannya ter­ hadap bank, sehingga bila pemohon tetap tidak dapat mem­ bayarnya maka barang jaminan itulah yang akan dipakai untuk melunasi hutangnya kepada bank.

BAB V P E N U T U P

1 • Kesimpulan

a. Dalam praktek pemberian fasilitas bank garansi oleh pi­ hak Bank Duta Cabang Surabaya, nampaknya kurang meme­ nuhi unsur kesepakatan dalam ketentuan pasal 1320 B.W. Hal ini dapat kita lihat dalam formulir persyaratannya yang sudah standart/baku yang dikeluarkan oleh pihak Bank Duta. Sehingga pemohon hanya menyetujui saja per- syaratan tersebut dengan maksud agar secepatnya memper­ oleh fasilitas bank garansi yang dibutuhkannya.

b. Pihak Bank Duta dalam memberikan fasilitas bank garan­ si, selain meminta jaminan lawan (kontra garansi) atau dalam istilah perbankan disebut dana cadangan, maka pi­ hak bank juga meminta disediakan jaminan tambahan. Ke­ tentuan ini tidak lain untuk lebih mengikat pemohon dalam memenuhi kewajibannya terhadap kreditor, sehingga bank tidak perlu mencairkan dana untuk itu.

c. Dalam surat bank garansi yang dikeluarkan oleh pihak Bank Duta disitu terdapat nama bank penjamin, nama pe­ mohon dan juga nama kreditor sej-bagai pihak penerima ja- minan. Namun ternyata antara pihak bank dengan pihak kreditor tidak ada hubungan secara langsung. Dalam arti pihak kreditor tidak ikut serta menanda tangani perjan­

d. Apabila bank garansi telah selesai/berakhir karena ada­ nya claim dari pihak kreditor dan pihak bank yang mem­ bayar dengan dananya sendiri, ma ka pihak bank selanjut­ nya akan memperingatkan pemohon untuk membayar kepada bank. Dan bila sampai batas waktu yang ditentukan juga belum membayarnya, disini bank garansi tersebut akan berubah menjadi fasilitas kredit biasa.

2. Saran

a. Persyaratan yang ditentukan pihak Bank Duta dalam for- mulir persyaratannya hendaknya tetap memperhatikan kon-

i

disi dan kebutuhan yang mendesak dari pemohon. Untuk itu perlu keluwesan pihak bank dalam memberikan fasili­ tas bank garansi, meskipun formulir persyaratannya su­ dah baku, bentuknya.

b. Sebaiknya pihak bank tidak perlu meminta jaminan tambah- an kepada pemohon, tetapi .tcukup meminta jaminan lawan (kontra garansi) saja. Dengan kata lain jaminan tambahan tersebut dijadikan satu dengan jaminan .lawan. Dengan de­ mikian persyaratan yang harus dipenuhi pemohon tidak be- gitu banyak dan prosedurnya cukup sederhana.

c. Dalam pemberian/penerbitan surat bank garansi sebaiknya pihak kreditor (penerima jaminan) ikut serta secara langsung, yaitu ikut serta menanda tangani surat bank garansi yang bersangkutan. Hal ini untuk lebih nicrijamln keterikatannya^ dan juga sebagai alat bukti yang kuat. Dengan demikian dapat mengurangi kemungkinan timbulnya

hal-hal yang tidak diinginkan dapat dihindari.

d. Apabila terjadi claim sebagai akibat v/anprestasinya pe­ mohon, dan pemohon tidak dapat membayarnya, nehingga pihak bank yang harus membayarnya. Dalam hal ini maka terjadi perubahan bentuk dari faoilitan bank garansi menjadi fanilitas perkreditan biasa. Disini perlu di- perhatikan kewenangan bank untuk menjual barang jaminan baik dimuka umum ataupun dibawah tan^aru Kcwenangan ini harus benar-benar dapat dilaksanakan cebagaimana mestinya dengan tetap memperhatihan hak pemohon atas penjualan barang jaminan tersebut.

DAFTAR BACAAN

Achmad Anwari, Bank Rekan Torpercaya Dalam Usaha And a , Cet.II, Balai Aksara, Jakar ta, T984.

Bank Duta, Memorandum Direktur Utama Bank Duta.

Huyasro-Achmad Anwari, Garansi Bank Men.jamin Borhasllnya Usaha And a , Cet. II, 'Balai Aksara, Jakarta, 1984 . Kartono, Hak-Hak Jaminan Kredit. Cet. II, Pradnya Para-

mita, Jakarta, 1977.

Mgs. Edy Putra Tje'Aman, Kredit Perbankan Suatu Tinjauan Yuridis, Cet. I, Liberty, Yogyakarta ,”T98£"!

R. Soetojo Prawirohamidjojo dan Marthalena Pohan, Hukum Perikatan, Cet. II, Bina Ilmu, Surabaya, 1904.

R. Subekti, Jaminan-Jaminan Untuk pemberian kredit Menurut Hukum Indonesia, Cet. il'1'7 inAlumni , Bandung , 1906 . _________ , Aneka Perjanjian, Cet. VII, Alumni, Bandung,

1985. I

_________ , Hukum Perjanjian, Cet. VII, Intermasa, Jakarta 1993.

R. Subekti dan R. Tjitrosudibio, IC.Ltab Und ang-undang Hukum

Dokumen terkait