• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINJAUAN TEN TA N G PELAKSANAAN BANK GARANSI DI BANK DUTA CABANG SURABAYA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "TINJAUAN TEN TA N G PELAKSANAAN BANK GARANSI DI BANK DUTA CABANG SURABAYA"

Copied!
73
0
0

Teks penuh

(1)

AGUS YUOHA HERNOKO

TINJAUAN TENTANG PELAKSANAAN

BANK GARANSI DI BANK DUTA

CABANG SURABAYA

M l t l l V B 1 P U 8 T A K A A N " m V H E S I T A S A l f t U N M i

S U R A B A Y A l er / np j a S

//c r 11

F A J C U L T A S H U K U M U N IV E R S I T A S A I R L A N G G a S U R A B A Y A

(2)

T IN JAU AN T E N T A N G P E L A KSA NAA N B A N K G ARA NSI D I B A N K D U T A CABANG S U R A B A Y A

S K R I P S I

O L E H

A G U S Y U D H A H E R N O K O

F A K U L T A S HUKUM U N I Y E R S I T A S A I R L A N G G A

S U R A B A Y A

(3)

T I N J A U A N TE NTA NG P E L A K S A N A A N BANK GARANSI D I B A N K D U T A C A B A N G S UR ABA YA

SKRIPSI-

DIAJUKAN UNTUK MELENGKAPI TUGAS

DAN MEMENUHI SYARAT-SYARAT UNTUK

MENCAPAI GELAR SARJANA HUKUM

OLEH

AGUS YUDHA HERNOKO

038512105

DOSEN 71

MARTHALENA POHAN, S.H., CN.

Dr. R. SOETOJO PRAWIROHAMID JOJO, S.H. ABDOEL MUTHOLIB, S.H.

FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS AIRLANGGA

(4)

Sura. Dira Jayaningrat lebur Dening Pangastuti N

Seseorang yang'pemberani dan perkasa di dunia ini

hancurnya karena dia disembah (dipuja-pu;ja).

Tiada daya dan kekuatan yang dapat dicapai oleh

(5)

KATA PENGANTAR

Dengan mengucap syukur kehadirat Allah Yang Maha

Esa yang telah melimpahkan karunia dan petunjuk-Nya se­

hingga skripsi ini dapat saya selesaikan dengan baik. Pe­

nulisan skripsi ini merupakan tugas dan syarat untuk men-

capai gelar sarjana hukum di lingkungan Fakultas Hukum

Universitas Airlangga.

Dalam kesempatan ini pula, saya menyampaikan teri-

ma kasih dan penghargaan yang tak terhingga kepada Ibu

Marthalena Pohan, S.H., CN. yang meluangkan waktu untuk

membimbing saya, walaupun kesibukan begitu menyita. Kesa-

baran dan perhatian beliau merupakan dorongan bagi saya

untuk menyelesaikan tugas skripsi ini dengan baik.

Ungkapan rasa terima kasih saya sampaikan juga ke­

pada Bapak Dr. R. Soetojo Prawirohamidjo jo, S.H. dan Ba-

pak Abdoel Mutholib, S.H. atas kesediaan beliau menguji

saya dalam rangka mempertahankan skripsi ini.

Demikian pula kepada pihak Bank Duta Cabang Sura­

baya, terutama Bapak Djoko Saryono, S.H. Kepala Bagian

Credit dan Management serta Bapak Suhardi, S.II. Kepala

Seksi Pengendalian Bagian Credit dan Management yang te­

lah banyak membantu saya dalam mengadakan penelitian di

Bank Duta Cabang Surabaya.

Kepada sejawatku, Andika Persada Putera dan Salidin

(6)

Rasa terima kasih yang tak terhingga saya sampai-

kan kepada ibu, bapak, paklik, bulik dan adik-adikku yang

dengan penuh kasih sayang mendoakan dan memberi dorongan

semangat kepada saya untuk menyelesaikan studi saya ini.

Sebagai nianusia biasa tentunya di dalam menyi^sun

skripsi ini terdapat kekurangan yang memerlukan pembenahan.

Segala kritik dan saran y.ang bersifat membangun selalu

saya harapkan. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi masyara­

kat dan perkembangan ilmu pengetahuan, khususnya ilrjiu hukum.

Surabaya, Desember 19B8

(7)

DAPTAH IS I

Halaman

KATA PENGANTAR ... iv

DAPTAR IS I ... vi

BAB I. PENDAHULUAN ... 1

1. Permasalahan : Latar Belakang dan Ru- musannya ... ... 1

2. Penjelasan Judul ... 6

3. Alasan Pemilihan Judul ... 7

4. Tujuan Penulisan ... 8

5. Metodologi ... 9

6. Pertanggungjawaban Sistematika ... 10

BAB II. PROSEDUR UNTUK MEMPEROLEH FASILITAS BANK GARANSI ... 13

1. Syarat-Syarat Pokok Yang Harus Dipenuhi 13 2. Ikatan-ikatan Yang Menyertai Dengan di- keluarkannya bank garansi ... 22

BAB III. HUBUNGAN DAN AKIBAT HUKUM DALAM BANK GA­ RANSI ... 26

1. Para Pihak Dalam Bank Garansi ... 26

2. Hak Dan Kewajiban Para Pihak ... 30

2.1. Hak Dan Kewajiban Bank Sebagai Penja-i min ... ... 30

2.2. Hak Dan Kewajiban Pemohon Sebagai Terjamin ... 33

(8)

BAB IV. BERAKHIRNYA BANK GARANSI DAN AKIBAT YANG

BITIMBULKANNYA ... 36

1. Pemenuhan Prestasi ... 36

2. Claim Sebagai Akibat Wanprestasi...1 40

2.1. Tindakan Bank Untuk Mengatasi Masalah

Yang Timbul ... J.. 40

BAB V. PENUTUP ... 47

1 . Kesimpulan ... 47

2 . Saran ... ... • * • • 48

DAi’TAR BACAAN

(9)

P E N D A H U L U A N

1. Permasalahan : Latar Belakang dan Rumusannya

Sejak dimulainya Pelita I sampai dengan Pelita IV

perkembangan sektor perekonomian merupakan sasaran utama

pembangunan nasional kita. Hal ini dapat dimaklumi karena

dari sektor perekonomianlah sebagian besar dana yang meno-

pang dan yang sekaligus menjadi roda penggerak pembangunan

Indonesia.

Bank sebagai salah satu sektor usaha perekonomian

ikut memberi andil yang cukup besar dalam pembangunan na­

sional. Perkembangan perbankan mempunyai hubungan yang .

erat sekali dengan pertumbuhan perekonomian nasional, dan

setiap bentuk kegiatan lembaga perbankan menunjukkan ada­

nya suatu usaha kearah kemajuan perdagangan yang lebih

lanjut akan mempengaruhiapula perekonomian nasional;

Sehubungan dengan itu, maka peranan perbankan diha-

rapkan dapat lebih ditingkatkan baik dari segi kualitas

maupun dari segi kuantitasnya. Peranan perbankan dalam me-

nunjang perekonomian nasional terlihat dari fungsi bank

sebagai alat pemerintah untuk menjaga stabilitas ekonomi

moneter dan stabilitas keuangan. Stabilitas perekonomian

dan keuangan akan dapat tercapai apabila bank dapat melak-

sanakan fungsinya dengan sebaik-baiknya.

Salah satu bentuk usaha bank untuk ikut membantu

(10)

masyarakat adalah memberikan jaminan bank atau bank ga­

ransi. Di .dalam masyarakat khususnya di kalangan para

pengusaha, bank garansi sudah cukup lama dikenal. Biasa-

nya fasilitas bank garansi diberikan kepada nasabah bank

dengan tujuan untuk member! bantuan yang bersifat menun-

jang usaha nasabah yang bersangkutan dalam melakukan ke-

giatan usahanya.

Bank garansi dalam pengertian yang umum adalah

suatu bentuk jaminan yang diberikan oleh bank. Maksudnya,

bank menjamin untuk memenuhi suatu kewajiban dari pihak

terjamin (pemohon bank garansi) apabila ternyata di kemu-

dian hari tidak memenuhi apa yang telah diperjanjikannya

bersama dengan pihak 'penerima jaminan (kreditor). Jadi

bila terjadi wanprestasi da^i pihak terjamin maka bank-

lah yang akan memenuhinya.

Bank garansi atau jaminan bank adalah merupakan

jaminan perorangan. Tentang jaminan perorangan atau juga

disebut penanggungan hutang ("borgtocht", "guaranty"),

maka untuk pengaturannya kita dapat melihat di dalam

ketentuan B.W. ( Burgerlijk V/etboek ) > yaitu tentang

penanggungan, buku ketiga, titel ketujuh belas, mulai pa-

sal 1820 sampai dengan pasal 1850.

Penanggungan hutang adalah merupakan suatu "per-

janjian accessoir" artinya bahwa keberadaan dari perjan-

jian itu mengikuti perjanjian pokoknya. Yang dimaksud

(11)

yang pemenuhannya ditanggung atau dijamJLn„dengan perjan-

jian penanggungan itu.1

Pemberian fasilitas "bank garansi merupakan salah

satu dari beberapa fungsi bank untuk memberikan jasa per-

bankan, dan fungsi ini dijalankan oleh bank umura dan bank

pembangunan disamping fungsi-fungsi yang lain. Mengenai

bank, garansi yang merupakan suatu jenis penanggungan di

mana bank bertindak sebagai penanggungnya. Berdasarkan

Undang-undang Pokok Perbankan UU No. 14 Th. 1967, Bank

Umum adalah tergolong jenis bank yang berhak memberikan

jaminan bank (bank garansi), di dalam usahanya (pasal 23

ayat 7). Selain ketentuan diatas , tentang bank garansi i

dapat kita lihat di dalam Keputusan Menteri Keuangan Re-

publik Indonesia No. 223/KMK.001/1987, tanggal 20 April

1987 tentang penunjukkan bank dan lembaga keuangan yang

dapat menerbitkan jaminan dalam rangka pelaksanaan Kepu­

tusan Presiden No. 29 tahun 1984 tentang pelaksanaan ang-*5

garan pendapatan dan belanja negara.

Kalau kita amati peraturan-peraturan diatas pada

intinya adalah “pemberian jaminan1* dari pihak bank untuk

1

Subekti, Jaminan-.jaminan Untuk Pemberian Kredit Menurut Hukum Indonesia, Alumni, Bandung, 1986, h. 32._

:2'Sri Soedewi Masjchoen Sofwan, Hukum Jaminan Di Indonesia Pokok-Pokok Hukum Jaminan PeroranRan, Liberty, Jogjakarta, 1980, h.106.

(12)

ikut membantu pengusaha atau nasabah agar dapat meningkat-

kan usahanya. Meskipun pengusaha atau nasabah di dalam

me-lakukan usahanya terbentur masalah dana atau modal yang i

terbatas’dan relatif kecil, rnaka dengan bantuan bank mela-

lui fasilitas bank, garansi mereka memperoleh kesempatan

untuk mencari keuntungan dan lebih meningkatkan usahanya.

Dengan kata lain pengusaha atau nasabah menjadi lebih bo-

nafide dengan adanya jaminan dari pihak bank. bank., maupun yang tidak dibiayai dengan kredit dari bank.

- Garansi bankkuntuk mendapatkan Keterangan Pemasukan Pabean (KPP) atas barang-barang yang L/C-nya telah dibayar penuh oleh importir.

- Garansi bank untuk pengeluaran barang-barang yang L/C-nya belum dibayar penuh oleh importir.

(13)

sehubungan dengan suatu kegiatan tertentu yang di- kenal sebagai advence payment guarantee.^

Dengan dikeluarkannya bank., garansi oleh pihak

bank maka pada saat itu terjadilah perjanjian tertulis

yang intinya bahwa bank terikat pada perjanjian yang di-

buat antara pihak terjamin dengan kreditor (pihak peneri-

ma jaminan). Disini bank akan mcnanggung resiko yang di-

akibatkan wanprestasinya terjamin. Sebaliknya sebagai

perjanjian jaminan, maka bank garansi akan hapus apabila

perjanjian antara terjainin dengan kreditor sebagai pene-i rima jaminan sudah dlpenuhi. Hal ini karena sifat dari

perjanjian penanggungan adalah accessoir (mengikuti) ter-

hadap perjanjian pokoknya.

Di dalam;.praktek, biasanya bank berusaha membatasi

resiko yang ditimbulkan pihak terjamin atas pengeluaran

bank garansi. Pembatasan itu dilakukan dengan penyerahan

jaminan lawan dari pihak terjamin yang besarnya ditentu-

kan oleh bank. Dalam perjanjian bank garansi selalu di-

cantumkan suatu jangka waktu tertentu untuk berlakunya.

Kemungkinan jangka waktu berlakunya dapat diperpanjang

apabila terjamin merasa perlu untuk itu. Bila terjadi per-

panjangan masa berlakunya bank garansi maka bank dalam hal

ini akan mengeluarkan bank garansi yang baru.

Dengan berakhirnya masa berlakunya surat bank gar

(14)

ransi maka bank garansi itu sendiri berakhir. Sebagai kon-

sekwensi dari berakhirnya bank garansi tersebut maka ma-

sing-masing pihak, yaitu pihak bank dan pihak terjamin wa-

jib mengembalikan segala jaminan lawan, untuk pihak bank

harus mengembalikan jaminan lawan dan untuk pihak terjamin

harus menyerahkan surat bank garansi. Bila terjadi wan-

prestasi dan tank harus membayar pada kreditor maka bank

garansi akan mengalami perubahan menjadi fasilitas kredit

apabila terjamin tidak dapat membayar pada waktu yang di-

tentukan.

Dari uraian-uraian di atas maka timbul permasalah-

an yang kemudian saya rumuskan sebagai berikut :

1. Bagaimanakah prosedur permohonan untuk memperoleh fa­

silitas bank garansi

2. Bagaimanakah hubungan dan akibat hukum yang terdapat

di dalam bank garansi .

3. Akibat -akibat apa saja yang timbul dengan berakhirnya

bank garansi .

2. Pen.jelasan Judul

Skripsi saya ini berjudul " TINJAUAN TENTANG- PE-'

LAKSANAAN BANK GARANSI DI BANK DUTA CABANG SURABAYA

Untuk lebih jelasnya maka akan saya uraikan pengertian

dari judul di atas.

Tinjauan berarti melihat sesuatu hal agar lebih jelas.

Pelaksanaan berarti melakukan kegiatan sesuai dengan ke-

(15)

Bank garansi adalah suatu bentuk jaminan yang dikeluarkan

oleh pihak bank, bahwa bank menjamin untuk memenuhi kewa-

jiban dari terjamin (pemohon bank garansi) apabila di ke~

mudian hari ternyata tidak memenuhi kewajibannya terhadap

perjanjian yang dibuat dengan penerima jaminan (kreditor).

Bank Duta Cabang Surabaya adalah bank swasta nasional

yang diperkenankan untuk mengeluarkan bank garansi.

Jadi pengertian dari judul diatas adalah melihat

lebih jelas mengenai kegiatan yang dilakukan Bank Duta

Cabang Surabaya dalam memberikan jaminan dalam bentuk

bank garansi, di mana bank menjamin terhadap_prestasi da­

ri terjamin dan akan membayar kerugian kreditor apabila

ternyata terjamin cidera janji (wanprestasi). Dalam hal

ini bank mengambil alih resiko yang seharusnya ditanggung

oleh pihak terjamin.

Dengan dikeluarkannya surat bank garansi oleh bank

dan telah ditanda tangani maka pada saat itu bank terikat

untuk memberikan jaminan. Jaminan ini akan lebih menj.amin

terlaksananya perjanjian yang dibuat antara terjamin

dengan pihak kreditor sebagai penerima jaminan.

3. Alasan Pemilihan Judul

Dalam dunia perbankan, kerja sama antara pengusaha

dan atau nasabah dengan pihak bank telah lama terjalin

dengan baik. Masing-masing saling membantu untuk kelan-

caran usaha dan kemajuan usaha, yang tentunya berpengaruh

(16)

pereko-nomian nasional. r

Dikalangan dunia usaha istilah "bank garansi" ini

sudah cukup lama dikenal yang merupakan jaminan dari bank.

Dalam kaitannya dengan bank garansi, biasanya tiap-tiap

bank mempunyai peraturan-peraturan sendir.i selain pera-

turan umum mengenai bank garansi, Skripsi saya ini bertu-

juan untuk mengetahui bagaimana prosedur memperoleh fasi­

litas bank garansi, bagaimana syarat-syaratnya, hubungan

hukum dan akibatnya, tujuan serta manfaat apa yang diper-

oleh dari pemberian bank garansi.

Masalah-masalah tersebut yang kemudian saya tulis

dalam skripsi ini. Dan karena dalam melakukan penelitian

saya memilih Bank Duta Cabang Surabaya maka saya menggu-

nakan judul " TINJAUAN TENTANG PELAKSANAAN BANK GARANSI

DI BANK DUTA CABANG SURABAYA » dalam skripsi ini.

4. Tu.juan Penulisan

a. Tujuan Umum.

Tujuan penulisan skripsi ini yang pertama-taina ada­

lah untuk memenuhi persyaratan akademis dalam mencapai

gelar Sarjana Hukum di Fakultas Hukum univercitas Airlang-

ga.

b. Tujuan Khusus.

Untuk turut serta membahas permasalahan yang tim­

bul dalam perkembangan perbankan khususnya mengenai bank

garansi. Selain itu tulisan ini diharapkan dapat memberi

(17)

ga-ransi serta prosedur yang harus dipenuhi. Sehingga dapat

membantu masyarakat terutama yang banyak berhubungan de­

ngan dunia perbankan.

5. Metodolofti

Sesuai dengan judul dan materi skripsi saya ini,

maka penulisan skripsi ini bersifat praktis dan teoritis.

Praktis, yaitu mendasarkan pada hal-hal yang sifatnya mu-

dah untuk dilaksanakan yang terdapat di dalam praktek se-

hari-hari di dalam dunia perbankan, khususnya di Bank Du­

ta Cabang Surabaya mengenai bank garansi. Teoritis, yaitu

mendasarkan kepada pendapat, literatur-literatur, dan per-

aturan-peraturan yang mengatur bank garansi.

a. Pendekatan Masalah.

Pendekatan masalah dalam penulisan skripsi ini ada­

lah melalui pendekatan yuridis sosiologis. Yuridis berarti

mendasarkan pada aturan-aturan hukum. Sosiologis berarti

melihat kenyataan yang ada di masyarakat. Jadi yuridis So­

siologis disini dimaksudkan permasalahan yang berhubungan

dengan ba nk garansi banyak mengandung masalah hukum. Hu-

bungan hukum para pihak, akibat-akibatnya yang.timbul da­

lam bidang hukum, sehingga didekati terutama dari segi

peraturan hukum yang mengaturnya, baik yang bersifat umurn

yang dikeluarkan pemerintah maupun peraturan khusus yang

dikeluarkan Bank Duta. Dan juga dilihat kenyataan dan hu-

bungannya dengan masyarakat luas, terutama yang banyak

(18)

b. Sumbcr Data.

Data yang diperlukan dalam penulisan skripsi ini

meliputi data primer dan data sekunder. Data primer bera-

sal dari wawancara dan peraturan-pcraturan dari bank Duta

Cabang Surabaya mengenai bank garansi. Data sekunder ber~

asal dari peraturan pemerintah, temuan atau kajian ilmiah

perpustakaan yang berhubungan dengan bank garansi.

c. Prosedur Pengumpulan Dan Pengolahan Data.

Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan teh-

nik wawancara dengan terlebih dahulu menyiapkon dafl;ar

pertanyaan sebagai pedoman wawancara yang dilakukan; Juga

dikumpulkan dokumen-dokumen dari instansi yang terkait de­

ngan masalah pemberian fasilitas bank garansi.

Hasil wawancara dan fakta yang diperoleh dari doku-

men-dokumen tadi, setelah terkumpul diadakan pengolahan

dengan'terlebih dahulu diklasifikasikan. Kemudian diban-

dingkan dengan pendapat para sarjana dan para ahli maupun

dengan ketentuan yang berlaku.

d. Analisis Data.

Dari data yang d.i.perolch, maka penganalisaan data

dilakukan dengan cara membandingkan data yang diperoleh

tersebut, baik dari hasil wawancara maupun dari dokumen

yang ada kaitannya dengan ketentuan-ketcntunn dan porun-

dangan yang mengatur bank garansi. Dari pcrbandingan yang

dilakukan itu kemudian diperoleh suatu kesimpulan.

6. PertanflKunfl.jawabab Sistcmatika

(19)

dalam 5 (lima) bab. Dalam bab I berini pembahacan mengenai

Pendahuluan yang berioi garis besar dari keseluruhan bab-

bab yang ada, sebagai pengantar kepada masalah yang men-

jadi pokok bahasan dalam bab-bab selanjutnya. Dengan di-

letakkannya Pendahuluan dalam bab I, diharapkan pembaca

dapat mengetahui garis besar isi dari penulisan skripsi

ini sebelum menuju pada bab-bab berikutnya.

Dalam pelaksanaan pemberian bank garansi oleh pi­

hak bank, maka pertama-tama yang harus diperhatikan pe-

mohon adalah prosedur-prosedur yang harus dipenuhi untuk

memperoleh fasilitas bank garansi, pembatasan-pembatasan

oleh bank! tentang siapa-siapa yang dapat memperoleh fasi­

litas bank garansi, serta perjanjian yang mengikuti de­

ngan diterbitkannya bank garansi oleh pihak bank. Masalah

tersebut saya letakkan dalam bab II, setelah bab I menge-

nai Pendahuluan. Hal ini dimaksudkan agar seseorang yang

akan mengajukan permohonan untuk memperoleh fasilitas

bank garansi lebih mengetahuinya. Sehingga dapat membantu

memperlancar pihak pemohon untuk memperoleh bank garansi.

Dengan diterbitkannya bank garansi oleh pihak bank

maka akan mengikat para pihak yang terlibat dalam perjan-

.jian bank garansi. Dalam bab III dari skripsi saya ini

berisi tentang hubungan hukum dan akibat hukum yang ter-

dapat dalam bank garansi, hak dan kewajiban yang harus

dipenuhi para pihak. 1

Kemudian dalam bab IV akan dibahas mengenaij bera-

(20)

ditimbulkan-nya. Karena dalam perjanjian bank garansi dengan jelas di-

sebutkan tentang masa berlakunya, maka sudah barang tentu

mempunyai akibat yang timbal balik antara bank sebagai

pihak penjamin dengan pemohon sebagi pihak terjamin untuk

mengembalikan keadaan sebagaimana sebelum diterbitkannya

bank garansi.

Penutup saya letakkan dalam bab V, karena bab ini

berisi kesimpulan dan saran yang merupakan intisari dari

bab-bab sebelumnya dan yang sekaligus mengakhiri semua

(21)

PROSEDUR UNTUK MEMPEROLEH FASILITAS

BANK GARANSI

1. Syarat-Syarat Pokok Yan# Harus Dipenuhi

Bank sebagai lembaga keuangan mempunyai kegiatan

kegiatan baik untuk menarik uang darx masyarakat maupun

menyalurkan uang kepada masyarakat yang membutuhkan. Sa-

lah satu bentuk kegiatan bank yang cukup penting adalah

bank garansi yang banyak membantumasyarakat dalam mening-

katkan usahanya.

Dalam praktek perbankan, khususnya di Bank Duta,

seseorang yang ingin mengajukan permohonan untuk memper­

oleh fasilitas bank garansi harus memenuhi persyaratan -

persyaratan yang ditentukan oleh pihak Bank Duta Cabang

Surabaya.

Dalam rangka pemberian fasilitas bank garansi,

mengingat prosentase dan tingkat resiko yang cukup tinggi

maka biasanya sebelum mengeluarkan bank garansi pihak

.'Bank Duta melakukan penelitian/analisa yang cermat dan i teliti, baik mengenai jaminannya yang mempunyai nilai cu­

kup memadai maupun pengikatan yang kuat dan lengkap.

Analisa/penelitian yang dilakukan itu meliputi ana-

lisa ekonomis dan analisa juridis. Maksud dari adanya ana-

lisa ini adalah untuk mengetahui kondisi dari pihak terja­

min (pemohon bank garansi). Untuk itu pihak bank

(22)

nakan asas yang berlaku di dalam praktek pemberian fasili­

tas perkreditan yaitu " The 5 C's of Credit ”, yang'meli-

puti :

- Character, apakah pemohon itu dapat dipercaya (bonafi -

de) ;

- Capital , yaitu bahwa pemohon dalam hal ini sudah mempu-

nyai usaha dan modal sendiri ;

- Capacity, yaitu bahwa kredit yang diberikan dapat membe-

ri manfaat bagi pemohon ;

- Collateral, ya itu ada jaminan bahwa kredit yang diberi­

kan akan dikembalikan di kemudian hari ;

- Condition of Economics, yaitu pemberian kredit itu

di-5

maksudkan memberi prospek yang cerah bagi pemohon.

Penjabaran lebih lanjut dari "The 5 C’s of Credit"

untuk menganalisa kondisi pemohon, baik secara lengkap ma­

upun dalam bentuk evaluasi yang disesuaikan dengan sifat,

bentuk, volume dan sasarannya atau aspeknya bagi Bank Du­

ta, antara lain ;

- Meneliti pihak yang dijamin maupun penerima jaminan. - Meneliti sifat dan nilai transaksi yang akan dijamin

hingga dapat diberikan bank garansi yang-sesuai. - Menilai jumlah bank garansi yang akan dijamin, hing­

ga dapat diberikan bank garansi yang sesuai.

- Menilai jumlah bank garansi yang akari diberikan me- nurut kemampuan bank.

- Meneliti adanya surat kontrak yang wajar dan dapat

Wawancara dengan Kepala Sekoi Pengendalian, Bagian Credit dan Management Bank Duta Cabang Surabaya, 22 Agus- tus 1988.

(23)

dipertanggung jawabkan mengenai suatu transaksi, dan dalam surat mana dengan jelas dicantumkan bahwa un­

tuk keperluan pelaksanaan/realisasi kontrak tersebut oleh nasabah/pemohon bank garansi diperlukan surat

jaminan bank.

Menilai kemampuan pihak yang akan dijamin untuk mem­ berikan kontra jaminan/jaminan lawan yang cukup se-

suai dengan kemungkinan terjadinya resiko dan jamin­ an tersebut sedapat mungkin bersifat executeerbaar

(mudah dicairkan). i

Dari analisa yang dilakukan itu nampak bahwa Bank

Duta dalam memberikan fasilitas permohonan bank garansi

bertindak sangat berhati-hati. Hal ini dilakukan karena

mengingat bank garansi mempunyai resiko kerugian yang cu­

kup tinggi , meskipun pada saat dikeluarkannya bank garan­

si pihak bank belum mengeluarkan dana. Sehingga untuk pem-

berian bank garansi ini pihak Bank Duta mendasarkan pada

keperluan yang wajar dan dibenarkan hukum serta tidak ber-

tentangan dengan policy pemerintah.

Di Bank Duta Cabang Surabaya, pemohon fasilitas

bank garansi pada umumnya ada 2 (dua) golongan, yaitu:

- nasabah giro, adalah perorangan atau badan yang dalam

melakukan transaksi atau kegiatan perdagangan melalui

jasa Bank Duta ;

- calon debitor, adalah orang atau badan yang baru

perta-7

ma kali berhubungan dengan Bank Duta.

^Memorandum Direktur Utama Bank Duta.

Wawancara dengan Kepala Seksi Pengendalian, Bagian Credit dan Management Bank Duta Cabang Surabaya, 23 Agus- tus 1988.

(24)

Untuk kedua golongan tersebut tidak ada perbedaan

mengenai syarat-syarat yang harus dipenuhi agar dapat mem-

peroleh fasilitas bank’garansi. Disin terlihat ada unsur

keterbukaan dari pihak Bank Duta yang tidak membatasi pe­

mohon hanya pada nasabahnya saja, tetapi juga pihak lain

yang baru pertama berhubungan dengan pihak Bank Duta da­

pat mengajukan permohonan fasilitas bank garansi.

Bagi para pemohon fasilitas/bank garansi , Bank Du­

ta mengeluarkan beberapa persyaratan yang harus dipenuhi,

yang meliputi :

1. harus ada proyek/kegiatan yang akan dikerjakan oleh pe­

mohon ;

2. harus ada bukti bahwa pemohon telah memenangkan tender

(bila berkaitan dengan- tender garansi) ;

3. nilai proyek harus jelas ,*

4. minimal telah 1 (satu) bulan nasabah Bank Duta ;

5. mutasi rekening yang cukup aktip ;

6. tidak pernah menarik cek kosong ;

7. perusahaan mempunyai usaha yang berjalan baik, solvabel

dan merupakan bidang usaha yang tetap atau sering di-

laksanakan dalam bidang yang dimohonkan bank garansi

tersebut ;

8. dapat menyediakan jaminan dengan nilai yang cukup dan Q

ms mpunyai surat-?surat yang lengkap.

Wawancara dengan Kepala Bagian Credit dan Manage­ ment Bank Duta Cabang Surabaya, 25 Agustus 1988

(25)

Untuk butir 4 (empat) dan butir 5 (lima) sudah

ti-i

dak berlaku lagi dengan adanya kebijaksanaan baru yang

' dikeluarkan oleh pihak Bank Duta. Hal ini sesuai dengan

fungsi dan peranan bank untuk turut serta membantu masya­

rakat melakukan kegiatan usahanya agar lebih meningkat.

1. Bank garansi tidak boleh diberikan dalam bentuk valuta asing kecuali bagi Bank-Bank Devisa untuk

(26)

(Rice Milling) non J3UUD/KUD.'3

Ketentuan diatas menunjukkan bahwa untuk memberikan v

fasilitas bank garansi meskipun pihak pcmcrintah (dalam

hal ini Bank Indonesia) tidak memberikan pembatasan-pemba-

tasan khusus namun ternyata masih mcngeluarkan surat edar-

an sebagai pedoman. Dengan demikian pengeluaran bank ga~

ransi diharapkan benar-benar tersalurkan kepada masyara­

kat yang membutuhkan.

Bank Duta dalam memberikan fasilitas bank garansi,

walaupun tidak merupakan pengeluaran dana langsung, dalam

arti baru mengeluarkan dana bila terjamin wanprestasi dan

terjadi claim. Naniun resiko tersebut bagi. bank cukup ting-

gi karena waktu yang tidak tertentu. Dan hal ini tentunya

juga akan berpengaruh terhadap likwiditas Bank Duta. Jadi

dapat dikatakan bahwa selain sebagai sumber dana, bank

garansi juga merupakan sumber resiko. Sehingga untuk itu

bank meminta disediakan jaminan lawan atau kontra garansi

dari' pemohon. Tentunya hal ini dimaksudkan agar bank ti­

dak terlalu banyak menderita kerugian, bila di kemudian

hari terjamin (pemohon) wanprestasi sehingga timbul claim

kepada bank.

Kontra garansi atau dalam pengertian perbankan di-

sebut dana cadangan yang dikenakan oleh Bank Duta adalah

minimal sebesar 10% (sepuluh prosen) dari nominal nilai

Q

(27)

bank garansi. Ketentuan diatas dapat saja lebih besar

atau lebih kecll dari batas minimal tersebut. Tergantung

kondisi "The 5 C !s of Credit" pemohon dan juga,hubungan-

nya selama ini dengan Bank Duta. Disamping itu tidak tcr-

tutup'kemungkinan untuk meminta dana cadangan mendekati

atau mencapai 100^, hal ini dibebankan kepada pemohon de­

ngan memperhatikan sifat, bentuk, volume dan jaminan yang

kurang nilainya atau tidak dapat dinilai sama sekali baik

dari segi ekonomis maupun dari segi juridis.

Bagi pemohon bank garansi dapat memberikan kontra

garansi (dana cadangan) melalui 4 (empat) eara, yaitu : ^

1• pemohon menyetor uang sebesar nilai nominal bank ga­

ransi yang diminta ;

I t

2. pemohon dapat member! kuasa kepada bank untuk memblokir

uangnya dalam rekening bank, deposito atau yang berupa

tabungan sebesar nominal nilai bank garansi yang di­

minta ;

3. pemohon dapat memberikan kontra garansi berupa harta

benda baik yang bergerak maupun yang berupa barang te-

tap kepada bank. Untuk barang bergerak, misalnya ken-

daraan bermotor, dengan penyerahan secara F E 0 (fidu-

ciaire eigendomsoverdracht) dimana surat bukti pemilik-

an kendaraan disimpan bank. Sedang untuk barang tetap,

misalnya rumah dan tanah, maka harus dengan akta nota-

ris dan surat bukti pemilikan disimpan bank. Semua ini

(28)

ada jaminan tersebut ;

4. penggabungan cara pertama atau cara kedua dengan cara

yang ketiga.

Dalam hal pemohon telah memenuhi persyaratan yang

diten$ukan maka Bank Duta akan mengeluarkan bank garansi.

Bank garansi yang dikeluarkan tersebut memuat :

- judul bank garansi ;

- nama dan alamat bank penjamin ;

- nama dan alamat terjamin ;

- nama dan alamat penerima jaminan ;

- macam transaksi antara terjamin dan penerima jaminan ;

- tanggal diterbitkannya bank garansi ;

- besarnya bank garansi yang diberikan oleh bank ;

- tanggal berlaku dan berakhirnya bank garansi ;

- batas waktu untuk mengajukan claim kepada bank ;

- pernyataan bank untuk membayar dan. melepaskan haknya se-

suai dengan bunyi pasal 1832 K' U H Perdata ;

- pernyataan bahwa bank garansi ini tidak dapat dipindah

10

tangankan atau dijadikan jaminan pada pihak lain,

Surat bank garansi tersebut setelah diterima oleh \/

pemohon, selanjutnya diserahkan kepada pihak penerima ja­

minan untuk dipergunakan sebagai alat bukti yang sah dan

kuat bila di kemudian hari terjamin wanprestasi terhadap

kewajibannya. Jadi surat bank garansi tersebut tidak lain

1

o

(29)

merupakan pernyataan "bank yang akan membayar kepada kredi­

tor bila' terjamin wanprestasi (adanya claim dari kreditor).

Kalau kita melihat ketentuan dalam bank garansi

yang sudah standart/baku artinya cudah ditentukan bentuk-

nya oleh bank, ma ka terlihat ponisi pemohon adalah lemah

karena hanya menyetujui saja syarat-syarat yang dibeban-

kan kepadanya. Seakan-akan disini hanya ada perjanjian se-

pihak saja. Padahal kalaui kita melihat ketentuan pasal

1320 B.W. yang menyatakan sebagai berikut :

Untuk sahnya perjanjian diharuskan adanya 4 syarat:

1. Kata sepakat dari mereka yang mengikatkan diri (toestemming).

2. Adanya kecakapan untuk mengadakan perikatan (bek- waamheid).

3. Mengenai suatu object tertentu (een bcpaald onder- werp).

4. Mengenai causa yang diperbolehkan (geoorloofde oorzaak).

Dalam butir pertama pasal tersebut diatas ada kata

kata sepakat-... , berarti masing-masing pihak dapat menentu-

kan kehendak. Memang dalam pasal 1338 ayat 1 B.W. menyata­

kan bahwa persetujuan yang dibuat secara sah mengikat pa­

ra pihak. Namun hal ini ada batasannya yaitu di dalam pa­

sal 1320 B.W. Nampakny£ kesepakatan yang diberikan pemohon

terhadap persyaratan yang diajukan itu dengan maksud agar

pemohon dapat secepatnya memperoleh fasilitas bank garansi s

dari bank.dan selanjutnya segera dapat melaksanakan

(30)

jibannya, sesuai dengan perjanjian yang dibuatnya.

2• Ikatan-ikatan Yang Menyertai Denman Dikeluarkannya

Bank Garansi

Pada dasarnya, dalam bank garansi tidak ada ketentu-

an yang mengharuskan adanya pengikatan. Namun dalam'prak-

tek yang terjadi di Bank Duta terdapat ikatan-ikatan tam-

bahan ya ng menyertai dalam pemberian fasilitas bank garan­

si. Jadi selain jaminan pokok yang harus dipenuhi seperti,

yang disebutkan terdahulu, perlu juga diperhatikan adanya

bentuk-bentuk pengikatan tambahan untuk menghindari resiko

akhir. Adapun bentuk-bentuk ikatan tambahan adalah ceperti

berikut :

a. Persyaratan/pengikatan dengan pihak-pihak yang di- jamirr. dan pihak penerima jaminan, bahwa sotiap pern- bayaran yang akan dilakukan pihak penerima jaminan

harus disalurkan melalui P.T. Bank Duta.

(31)

- ikatan notariel, yaitu apabila yang dijadikan jaminan

adalah barang tetap/tidak bergerak, sehingga untuk itu

diwajibkan pengikatannya dengan akta notaris.

- ikatan intern/dibawah tangan, yaitu bila yang dijadikan

jaminan adalah barang bergerak, sehingga cukup dibuat

dengan perjanjian antara para pihak saja. Ikatan intern

ini biasanya berupa formulir yang dikeluarkan oleh pi­

hak Bank Duta.

Selain itu, ada kewajiban bagi pemohon yang beru­

pa pembayaran provisi kepada bank. Pada umumnya besarnya

provisi bank garansi berkisar antara 1% - 1%% atas setiap

pengeluaran bank garansi untuk jangka yaktu selama-lama-

nya 3 (tiga) bulan. Provisi bisa dibayar dimuka pada saat

bank garansi dikeluarkan, dan bila waktunya kurang dari

3 (tiga) bulan dianggap 1 (satu) triwulan, sedang untuk

kurang dari 2 (dua) triwulan dianggap 2 (dua) triwulan,

demikian dan seterusnya.

Dengan demikian, melihat banyaknya persyaratan dan

jaminan yang harus dipenuhi oleh pemohon, maka bank'garan­

si ini tidak lebih dari semacam tabungan saja, Sebab se-

ring terjadi jurnlah jaminan pokok dan jaminan tambahan

pemohon kalau dihitung adalah seimbang bahkan lebih besar

dari nilai nominal bank garansinya. Sehingga kalaupun ter­

jadi wanprestasi dan kemudian timbul claim, maka bank akan

membayar dengan jalan mentransfer dana dari pemohon. Teta-

(32)

ke-rugian bila pemohon adalah nasabah bank dan dipercaya, sc-

hingga hanya memberikan sebagian jaminan saja, tetapi ter-

nyata nasabah itu wanprestasi, sehingga bank yang harus

membayarnya.

Kaldu- kita melihat dalam proses pemberian fasilitas

bank garansi, selain pemohon harus memberikan kontra ga­

ransi juga diharuskan untuk memberikan jaminan tambahan,

apabila berdasarkan likwiditas bank dan bonafiditas pihak

pemohon dipandang perlu untuk itu. Disini terlihat bahwa

kewajiban bagi pemohon untuk memberikan kontra garansi

dan juga jaminan tambahan adalah tidak efektip. Sebalknya

pihak Bank Duta dalam pengaturan mengenai bank garansi ti­

dak perlu menambahkan adanya jaminan tambahan dengan mak-

sud untuk lebih mengikat pemohon dalam memenuhi kewajiban­

nya, Lebih tepat kiranya apabila pihak Bank Duta hanyalah

mewajibkan kepada pemohon untuk memberikan jaminan lawan

(kontra jaminan) saja.

Jadi cukup dengan memberikan jaminan lawan (kontra

jaminan) sebenarnya sudah cukup kuat untuk mengikat pihak

pemohon. Hanya saja jaminan lawan yang diminta oleh pihak

Bank Duta itu jumlahnya adalah sesuai dengan nilai nominal

bank garansi yang diminta oleh pemohon. Dengan kata lain,

bahwa ikatan tambahan yang diminta oleh Bank Duta kepada

pemohon dijadikan satu saja persyaratannya dengan pemberi­

an kontra jaminan.

(33)

men-jadi lebih sederhana dan lebih cepat, sehingga pemohon da­

pat segera memperoleh fasilitas bank garansi yang dibutuh-

kannya. Dan kekhawatiran bank akan resiko akhir yang nrung-

kin terjadi dapat teratasi karena semuanya sudah dijamin

dengan jaminan lawan (kontra jaminan) yang diberikan oleh

(34)

BAB III

HUBUNGAN DAN AKIBAT HUKUM

DALAM BANK GARANSI

1• Para Pihak Dalam Bank Garansi

Bank garansi yang merupakan lembaga jaminan per­

orangan adalah suatu perjanjian antara seorang berpiutang

(penerima jaiainan) dengan seorang pihak ketiga (dalam hal

ini bank), yang menjamin akan membayar sejumlah uang bila

timbul wanprestasi dari si berutang (pihak terjamin/yang

dijamin). Demikian itu merupakan pengertian umum yang ada

di dalam praktek.

Bila kita melihat definisi yang diberikan oleh

ketentuan .1820 B.W. tentang penanggungan, disini di- ,

nyatakan bahwa penanggungan adalah suatu persetujuan de­

ngan mana seorang pihak ketiga, guna kepentingan siberpi-

utang, mengikatkan diri untuk memenuhi perikatannya si-

berutang manakala orang itu sendiri tidak memenuhinya.

Dari ketentuan dalam pasal 1820 B.W. ' tersebut

maka yang menjadi para pihak dalam bank garansi adalah :

- bank, yang dalam hal ini bertindak sebagai pihak pen-

jamin ;

- kreditor, yang dalam hal ini bertindak sebagai pihak

penerima jaminan ;

- pemohon atau debitor, yang dalam hal ini bertindak se­

(35)

Dalam bank garansi harus dinyatakan dengan tegas

dan tidak diperbolehkan untuk dipersangkakan. Jadi harus

ada pernyataan kehendak secara tegas dari bank sebagai pi­

hak penjamin. Ada nya pernyataan kehendak secara tegas da­

ri bank ini adalah demi kepentingan dan perlindun^an bagi

pihak bank sendiri, seandainya terdapat hal-hal lain yang

bukan menjadi tanggung jawabnya maka bank mempunyai bukti

untuk menolaknya. Sedangkan bagi kreditor tidak

ada1keha-rusan pernyataan secara tegas dan tidak perlu pula adanya i

persetujuan mengenai bank garansi tersebut. Bagi kreditor

cukup dengan memegang surat bank garansi sebagai alat untuk

mengajukan claim (tuntutan) apabila pemohon wanprestasi

di dalam memenuhi kewajibannya.

Kalau kita lihat panal 182413 .W. yang menentukan dia-

dakannya pernyataan secara tegas ini tidaklah mengandung

arti bahwa bank garansi itu harus dibuat secara tertulis

atau harus dengan akta otentik. Bank garansi dapat juga

dengan cara lisan, hanya saja untuk memberi kepastian hu­

kum maka kreditor meminta diadakan secara tertulis. Adalah

wajar apabila kreditor minta bukti tertulis sebab hal ini

bersangkut paut dengan beban pembuktian sampai sejauh mana

kesanggupan yang diberikan oleh pihak bank. Jadi arti pen-

ting dari pernyataan secara tertulis ini adalah sebagai

alat bukti dan kekuatan hukum bank garansi itu.

Untuk lebih jelasnya tentang hubungan para pihak

(36)

BANK DUTA

( penjamin )

NASABAH/DEBITOR

( terjamin )

3ura t

B^nk Garansi KREDITOR

(penerima jaminan)

Dalam skema tersebut kita dapat mengetahui bagaima­

na hubungan para pihak dalam bank garansi. Disini terlihat

bahwa terdapat hubungan yang langsung antara Bank Duta de­

ngan pinak pemohon (terjamin). Dari hubungan tersebut maka

terlihat bahwa bank garansi tersebut dapat dikatakan seba­

gai bentuk pemberian kredit oleh pihak Bank Duta yang ter-

wujudnya bergantung pada suatu keadaan tertentu di waktu

yang akan datang. Dengan kata lain terwujudnya setelah ada

i

claim (tuntutan) dari pihak kreditor (penerima jaminan).

Sedang antara pihak Bank Duta dengan pihak penerima jamin­

(37)

anta-ra bank dengan kreditor baru timbul dalam hal pihak terja­

min wanprestasi atas perjanjian yang dibuatnya dengan kre­

ditor. Dalam hal ini kreditor datang kepada bank dengan

menunjukkan surat bank garansi yang bersangkutan. 1

Kalau kita lihat hubungan yang terdapat antara bank

dengan kreditor maka bentuk perikatannya dapat digolongkan

ke dalam perikatan bersyarat, karena berlakunya

digantung-kan pada suatu peristiwa yang masih adigantung-kan datang dan masih

belum tentu akan terjadi, baik secara menaqgguhkan

lahir-nya perikatan sehingga terjadilahir-nya peristiwa semacam itu,

maupun secara membatalkan perikatan menurut terjadinya atau 13

tidak terjadinya peristiwa £ersebut.

Dalam bank garansi bentuk perikatan bersyaratnya.-.

adalah "perikatan bersyarat dengan suatu syarat tangguh"

dimana perikatan antara pihak' bank dengan pihak kreditor

itu lahir sejak diterbitkannya surat bank garansi oleh pi­

hak bank tetapi pelaksanaan dari bank garansi itu sendiri

ditangguhkan sampai terjadi suatu peristiwa, yaitu bila

pemohon bank garansi'Wanprestasi. Jadi berlakunya perikat­

an tersebut ditangguhkan sampai terjadi peristiwa itu, dan

dengan sendirinya bila peristiwa itu tidak terjadi sampai

batas waktu yang ditentukan maka perikatan itu akan hapus.

i

Yang menjadi permasalahan bagi kita adalah tidak

Subekti, Hukum Perjanjian, Cct. VII, Intermasa, Jakarta, 1983, h.

(38)

terda'patnya hubungan secara langsung antara pihak kredi­

tor dengan bank. Memang kalau kita lihat sepintas lalu

maka hubungan yang terjadi selama ini sudah cukup lancar

dan sederhana. Tetapi apakah hal itu sudah cukup memadai,

dalam arti apakah pihak kreditor percaya begitu saja ten­

tang kebenaran surat bank garansi itu. Dan juga bagaimana

bila ternyata terjadi pemalsuan dalam surat bank garansi

yang bersangkutan.

Sebaiknya untuk menghindari hal-hal yang tidak di-

inginkan seperti diatas, maka dalam perjanjian bank garan­

si pihak kreditor juga diikutsertakan bersama-sama dengan

pihak bank dan pihak pemohon. Dengan demikian, dilibatkan-

nya pihak kreditor dalam perjanjian bank garansi akan le­

bih menjamin kekuatan hukum dari berlakunya bank garansi

dan juga masing-masing pihak akan mengetahui apa yang men-

jadi hak dan kewajibannya.

Dengan’ demikian, maka dalam suatu surat bank ga-

ransi yang ikut menanda tangani bukan hanya pihak pemohon

dan pihak bank saja, tetapi pihak kreditor juga ikut me­

nanda tangani surat bank garansi itu. Tentunya hal ini

akan mencegah terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan

yang mungkin timbul di kemudian hari.

2. Hak Dan Kewajiban Para Pihak

2,1. Hak Dan Kewajiban Bank Sebagai Penjamin.

Sebagaimana diketahui, bahwa dengan terbitnya su­

(39)

kewajib-an bkewajib-ank untuk menkewajib-anggung pemenuhkewajib-an prestkewajib-aninya bila tcr-

nyata di kernudian hari pemohon wanprestasi torhadap per­

janjian yang dibuat bersama kreditor (dalam pasal 1820

B.W.). Dengan kata lain, tujuan dan isi perjanjian bank

garansi itu adalah memberikan jaminan untuk dipenuhinya

perutangan dalam perjanjian pokok.1^ Namun perlu diingat,

bahwa kewajiban bank adalah terbatas pada apa yang ada da­

lam surat bank garansi, dalam arti sebesar nilai nominal

bank garansi yang dikeluarkan oleh bank.

Meskipun bank garansi nampaknya hanya membebankan v

kewajiban-kewajiban kepada bank karena telah mengikatkan

diri untuk memenuhi prestasinya untuk kepentingan kreditor.

Namun dalam hubungan hukum tersebut ternyata juga menimbul-

kan hak-hak tertentu kepada bank yang bertindak sebagai

penjamin. Undang-undang memberikan hak-hak tertentu kepada

bank yang sifatnya memberikan perlindungan bagi si penja­

min. Hak-hak bank menurut ketentuan undang-undang berupa :

1. hak untuk menuntut lebih dahulu (voorecht van uit- winning) ;

2. hak untuk membagi hutang (voorecht van schulds- splitsing) ;

3. hak untuk mengajukan tangkisan gugat (pasal '1049, 1850 K U H Perdata) ;

4. hak untuk diberhentikan dari penanggungan (karena 'terhalang melakukaD(-subrogasi akibat perbuatan ke-

salahan kreditor).

1^Sri Soedewi Masjchoen Sofwan, op. cit. , h. 81,

(40)

Hak untuk menuntut lebih dahulu ini ternyata tidak

lagi dimiliki oleh pihak bank, karena dalam bank garansi

terdapat klausula yang menyatakan bahwa, "Dengan ini

me-nyatakan akan membayar uang dengan melepaskan hak

utama-nya yang oleh undang-undang diberikan kepada seorang

pen-1 6 v

jamm sesuai dengan bunyi pasal 1832 K U H Perdata."

Dalam praktek yang terjadi di Bank Duta, ternyata

tidak hanya hak untuk menuntut lebih dahulu saja yang di-

lepaskan oleh bank, tetapi juga hak untuk membagi hutang,

hak untuk mengajukan tangkisan gugat dan hak untuk diber-

hentikan dari penanggungan karena terhalang melakuk;an su-

brogasi akibat perbuatan atau kesalahan kreditor (pasal

1848 B.W. disini - menyatakan bahwa si penanggung berhak i untuk diberhentikan dari penanggungan jika karena perbu­

atan si kreditor si penanggung menjadi terhalang atau ti­

dak dapat lagi bertindak terhadap hak-haknya, hipotiknya,

dan hak -hak utama dari kreditor). Jadi praktis yang ada

pada bank adalah kewajiban saja karena bank sengaja mele-

paskan hak-haknya.

latar belakang pelepasan hak oleh pihak bank (da-r

lam hal ini pihak Bank Duta), karena bila hak-hak terse­

but tetap dimiliki bank maka hal itu tentunya akan meru-

gikan kreditor dan bank garansi tidak akan dapat memasya-

rakat. Dengan pelepasan hak itu maka kreditor merasa le-V

(41)

bib terjamin hak-haknya dan bagi pcinohon dapat segera me-

laksanakan'kewajibannya dengan jaminan bank. Dalam prak-

tek mengenai pelepasan hak ini selalu diperjanjikan seca­

ra tegas, sehingga dapat dikatakan bahwa disini terjadi

kebiasaan yang senantiasa diperjanjikan atau "bestendig

gebruiklijk beding1’ sebagaimana yang dimaksudkan dalam

pasal 1347 K U H Perdata. Sehingga bila tidak dicantumkan

janji::itu maka kebiasaan untuk mengadakan janji pelepasan

hak demikian harus dianggap diam-diam telah tercantum da-17

lam perjanjian penanggungan.

Selain dari hak-hak yang disebutkan diatas, maka «/

bank yang mempunyai-'kewajiban untuk memberi jaminan bagi

pemohon juga mempunyai hak-hak tertentu. Hak tersebut ya­

itu hak regres yang merupakan hak untuk menuntut kembali

sebagai akibat tuntutan pihak kreditor kepada bank untuk

membayar sejumlah uang. Hak regres ini lebih lanjut akanv

diuraikan dalam pembahasan bab berikutnya.

2.2. Hak Dan Kewajiban Pemohon Sebagai terjamin.

Dengan diterbitkannya bank garansi oleh bank, maka

pada saat itu terjadi perjanjian penanggungan antara bank

dan pemohon. Sebagai konsekwensi dari diterbitkannya bank

garansi itu, maka pada saat itu juga lahirlah akibat-aki-

bat hukum yaitu hak-hak kewajiban-kewajiban tertentu yang

harus diperhatikan para pihak yang terlibat didalamnya.

(42)

Dalam hubungannya dengan pihak bank, pemohon mem-v

punyai hak untuk dijamin oleh bank, bilamana pemohon ti­

dak dapat menyelesaikan kewajibannya terhadap kreditor.

Dan apabila ternyata pihak pemohon telah memenuhi presta-

sinya, maka bank garansi akan berakhir tanpa adanya claim

dari kreditor, sehingga dengan sendirinya pemohon berhak

untuk mengambil kembali semua jaminannya yang diberikan V

kepada bank.

Sedang yang menjadi kewajiban pemohon terhadap pi­

hak bank pada umumnya telah terpenuhi pada saat pemohon

memenuhi semua persyaratan yang diminta oleh bank agar da­

pat memperoleh fasilitas bank garansi, seperti menyerahkan

jaminan lawan, jaminan tambahan dan membayar provisi pada

bank. Sehingga pada saat bank garansi berlangsung pemohon

praktis hampir tidak mempunyai kewajiban terhadap bank.

Dalam hubungan antara pemohon bank garansi dengan

kreditor, maka hal ini adalah diluar perjanjian garansi,

sehingga mengenai hak-hak dan kewajiban-kewajibannya ter-

gantung perjanjian yang dibuat antara pemohon dengan kre­

ditor. Namun dalam praktek yang terjadi, biasanya pemohon

meminta kepada kreditor sejumlah uang (uang muka) untuk

melaksanakan kewajibannya. Dan apabila semua prestasi yang

diperjanjikan telah terpenuhi, barulah pihak kreditor me-

lunasi semua kekurangannya; Meskipun perjanjian antara pe­

mohon dengan kreditor diluar bank garansi namun akibatnv-

(43)

2.3. Hak Dan Kewajiban Penerima Jaminan.

Seperti telah dijelaskan dalam pembahasan diatas?, v

maka hubungan hukum antara kreditor sebagai penerima ja­

minan dengan pemohon adalah terpisah dari bank garansinya,

sehingga mengenai hak dan kewajibannya tergantung pada

perjanjian yang mereka buat sendiri. Dan biasanya kreditor

mempunyai hak yang berupa prestasi dari pemohon, dan ber-

kewajiban untuk membayar sejumlah uang kepada pemohon yang

telah melaksanakan prestasinya.

Sedang hubungannya dengan pihak bank, maka kreditor

hanyalah mempunyai hak saja, yaitu menuntut atau mengaju-

kan claim kepada bank bila ternyata pemohon wanprestasi.

Jadi meskipun' kreditor tidak terlibat langsung di dalam

bank garansi tersebut, tetapi ternyata bank garansi itu H O

justru memberikan hak kepada kreditor.

Demi kepastian hukum dan kekuatan berlakunya bank

garansi, seharusnya pihak kreditor juga dilibatkan secara

langsung. Seperti dalam pembahasan sebelumnya, hal ini per-

lu dilakukan untuk menghindari hal-hal yang tidak diingin-

kan. Dengan demikian berlakunya bank garansi itu memang

menjadi kehendak dari semua pihak yang terlibat didalamnya.

1 ft

(44)

■BERAKHIRNYA BANK GARANSI BAN AKIBAT

YANG DITIMBULKANNYA

1. Pemenuhan Prestasl

Dalam surat bank garansi yang dikeluarkan pihak

bank dengan jelas dicantumkan mengenai batar, waktu herla-

kunya bank garansi. Bank garansi sendiri berakhirnya da­

pat disebabkan oleh karena adanya claim dari kreditor se­

bagai akibat wanprestasinya pemohon, selain itu bank ga­

ransi juga dapat berakhir tanpa adanya claim dari kredi­

tor.

Dalam hal bank garansi berakhir tanpa adanya claim

dari kreditor, menunjukkan bahwa prestasi yang harus

di-laksanakan oleh pemohon dalam perjanjian. pokoknya telah

dipenuhinya. Dapat juga karena satu dan lain hal tidak

ja-di ja-dipergunakan atau karena kelalaian dari pihak kreja-ditor

sehingga terlambat mengajukan claim, maka bank garansi

tidak lagi mengikat. bank. Berarti bank garansi tersebut

telah dapat diselesaikan dengan wajar oleh yang

bersang-kutan (antara pemohon dengan kreditor), maka hal ini harus

dibuktikan'dengan diterimanya kembali surat bank garansi

i

oleh pihak bank.

Adakalanya surat bank garansi yang asli tidak da­

pat diserahkan kepada bank, misalnya karena hilang atau

rusak, untuk itu sebagai penggantinya harus ada surat pern-B A pern-B I V

(45)

beritahuan ataupun penegasan dari pihak kreditor bahwa

bank garansi tersebut telah selesai dan dengan sendirinya

tidak berlaku lagi,

Seperti telah dijelaskan terdahulu, bank garansi itu

sendiri merupakan perjanjian ikutan (accessoir). Sehingga

berakhirnya bank garansi adalh mengikuti perjanjian pokok-

nya. Dengan kata lain dapat dikatakan bahwa berakhirnya

bank garansi adalah sebagaimana yang ditetapkan dalam su­

rat bank garansi yang bersangkutan. Hal ini dapat kita li-

hat dalam ketentuan pasal 1821 B.W. tersebut. yang menyata-

kan bahwa tiada suatu penanggungan jika tidak ada suatu

perikatan pokok yang sah. Dari ketentuan itu jelas terlihat

sifat accessoir dari bank garansi, yaitu mengikuti perjan­

jian pokoknya.

Bank garansi dapat juga berakhir tanpa adanya claim

(tuntutan) kepada pihak bank karena terdapat kesepakatan

antara pemohon dengan kreditor, tetapi bila hal ini terja-

di maka harus dipenuhi syarat sebagai berikut : '

1. Bank garansi yang telah selesai tersebut, maka surat i bank garansi yang asli harus diserahkan kepada bank ;

2. adanya penegasan dari pihak kreditor mengenai kesepa -

): katan tersebut kepada bank ;

3. pemindah bukuan dana cadangan ke rekening pemohon pada

bank ;

4. menghapuskan pos pengeluaran dan kewajiban bank garan­

(46)

5. mengembalikan surat-surat jaminan lawan sepengetahuan

Bagian Hukum/Pengawasan Kredit.^

Apabila terjadi wanprestasi oleh pemohon dalam me­

menuhi prestasinya, namun ternyata sampai batas waktu pe-

ngajuan claim seperti yang tertulis dalam surat garansi

bank, pihak kreditor tidak mengajukan claim secara tertu­

lis kepada bank. Sehingga dengan demikian secara mutlak

bank garansi itu tidak berlaku/mengikat bank.

Dalam praktek pemberian fasilitas bank garansi,

maka pihak bank dalam hal ini ternyata tetap melakukan

pengawasan selama berlakunya bank garansi tersebut. Mak­

sud dari pengawasan atas setiap fasilitas bank garansi

yang dikeluarkan tidak lain karena bank garansi ini sangat

menentukan sekali dan bahkan untuk pengawasannya harus le­

bih ketat dari pemberian fasilitas perkreditan. Seperti

diketahui bahwa bila terjadi pengajuan claim dari kreditor

maka bank akan mengeluarkan dana yang tidak terduga sebe-

lumnya, sedangkan sasaran pemberian fasilitas bank garan­

si yang memenuhi harapan bank adalah penyelesaian bank

garansi yang terjadi tanpa pengajuan claim oleh kreditor.

Menyadari kemungkinan timbulnya resiko yang cukup

tinggi dari pemberian fasilitas bank garansi itulah dia-

dakan pengawasan yang ketat. Minimal mengurangi beban

(47)

na atau dengan kata lain pihak bank hanya sekedar menutpi nya sesuai dengan termyn (waktu) yang ditetapkan pada kontrak/transaksi.

(48)

telitinya pihak bank dalam melakukan pengawasan tcrhadap

berlakunya bank garansi. Terutama hal ini untuk tetap men-

jaga likwiditas dari bank dan juga sebagai upaya preven-

tif (pencegahan) atas kemungkinan pengajuan claim oleh pi­

hak kreditor sebagai akibat wanprestasinya pemohon. Dengan

demikian bank akan terhindar dari beban pengeluaran dana

yang tidak terduga dan sasaran pemberian fasilitas bank

garansi oleh pihak bank akan dapat berjalan dengan sukses,

yaitu berakhirnya bank garansi tanpa adanya pengajuan tun-

tutan dari pihak kreditor.

2. Claim Sebagai Akibat T e r j a m i n Wanprestasi

2.1. Tindakan Bank Untuk Mengatasi Masalah Yang Timbul.

Sebagai bentuk perjanjian penanggungan, m a k a bank

» '• *

garansi tentunya mempunyai resiko terjadinya claim,yang

• > i i

diajukan Qleh pihak kreditor. Hal ini karena pihak bank ♦

telah menyatakan kesanggupannya untuk membayar sejumlah

uang kepada pihak kreditor apabila pemohon (terjamin) ter­

nyata wanprestasi terhadap perjanjian yang telah dibuat

bersama dengan kreditor.

Apabila terjadi wanprestasi dan pihak kreditor me-

minta pembayaran kepada pihak bank dengan jalan mengajukan

permintaan secara tertulis dengan disertai surat bank

ga-( .

ransi yang bersangkutan. Pengajuan tersebut harus memper-

hatikan tenggang waktu yang terdapat dalam surat bank ga­

ransi itu sendiri. Dengan sendirinya pihak kreditor haru3

(49)

yang dilakukan pemohon sesuai dengan apa yang telah dise-

pakati para pihak di dalam perjanjiannya.

Dalam proses pembayaran claim oleh pihak bank ter-

hadap pengajuan claim dari pihak kreditor, maka sep^injang

pemohon telah menyediakan dananya pada bank dengan jumlah

yang sesuai dengan nilai nominal bank garansi yang llimin-

ta, atau dengan kata lain telah menyetor jaminan lawan

yang berupa uang tunai yang besarnya sama dengan bank ga­

ransi yang bersangkutan, dimana penyetorannya dapat, dila­

kukan oleh pemohon baik dengan cicilan maupun sekaligus

disetorkan pada saat bank garansi akan jatuh tempo. Dalam

hal ini pihak bank tidak mengalami kerepotan, sehingga

tinggal mentransfer/memindahkan uang jaminan tersebut ke­

pada pihak kreditor, serta sekaligus meminta kembali surat

bank garansi yang dipegang oleh pihak kreditor.

Yang menjadi masalah adalah apabila pemohon belum

menyetorkan dana/uang jaminan baik seluruhnya maupun se-

bagian kepada bank, sehingga disini pihak bank dibebani

risiko waktu, yaitu jatuh temponya masa berlaku bank ga­

ransi. Tindakan bank untuk mengatasi masalah tersebut ada­

lah sebagai berikut :

(50)

2. Segsra disaat claim diterirna, dilaksanakan lagi pe- litian sempurna apakah. jumla h claim tersebut sudah benar adanya dan apakah ada syarat-syaratjSer jan jian perjanjian yang tidak dipenuhi pihak penerima ja­ minan dan dalam proses ini Account Officer telah mengikut sertakan Bangian Hukum/Pengav/asan Kredit. Dalam hal ini diusahakan juga mcnunda dulu penca-

irah Bank Garansi sepanjang dimintakan pihak yang dijamin dan disetujui pihak penerima jaminan (semua-* nya; tertulis), sehingga Bank Duta punya kesempatan lagi untuk ikut memforsir cumber dana/penetoran pi­ hak yang dijamin.

3. Sebelum Bank Garansi tersebut tcrpaksa dicairkan, dilakukan pengawasan physik dan kesempurnaan surat- surat/pcngikatan jaminan kalau masih diperlukan, sehingga apabila diperlukan barang-barang jaminan tersebut telah dapat pula dijual segera, jika rne- mang tidak terlihat kemungkinan penyetoran tunai sampai jangka waktu satu 'bulan semenjak Bank Garan­ si dicairkan.

4. Pencairan Bank Garansi dapat dilaksanakan setelah penyelesaian syarat-syarat pengikatan sempurna dan selanjutnya diperlukan ketentuan-ketentuan pada per- kreditan, formulir-formulir kontrak perkreditan da­ pat saja ditanda tangani dulu disaat pemberian Bank Garansi tapi harus dihindarkan kemungkinan penafsir-

6. Dalam hal ini apabila kemungkinan dari pihakI yang

(51)

sebagai akibat adanya pengajuan claim dari kreditor. Nainun

seandainya tetap terjadi claim sehingga pihak bank:.harus

mencairkan dana, maka hal ini benar-benar merupakan jalan

akhir yang harus ditempuh. Sebagaimana dijelaskan sebelum-

nya bahwa pencairan bank garansi ini dapat mempengaruhi

likwiditas Bank Duta apalagi bila volumenya besar karena

bersifat pemberian kredit yang tidak direncanakan sebelum-

nya, sehingga dilakukan tindakan-tindakan yang .sangat ce'r-

mat dan teliti sekali oleh pihak bank.

Dalam hal pihak bank telah membayar kepada kreditor

sejumlah uang sebesar nilai bank garansi yang tertulis,

maka disini pihak bank akan menggantikan hak-hak kreditor

untuk menuntut kembali haknya atas prestasi yang telah di-

lakukannya. Hak menuntut kembali ini lazimnya disebut hak

regres, yang merupakan hak yang timbul karena undang-undang.

Hak regres yang dimiliki oleh penanggung (bank) da­

pat kita bedakan menjadi dua macam, yaitu :

1. si penanggung mempunyai hak menuntut kembali yang meru­

pakan haknya sendiri terhadap debitor (pemohon), hal

ini dapat kita lihat di dalam ketentuan pasal 1839 B.W.

Terlihat disini bank mempunyai hak untuk menuntut kemba­

li tidak hanya mengenai hutang yang telah dibayarnya,

melainkan juga berhak menuntut kerugian yang timbul ka­

rena akibat penjualan ataupun uitwinning terhadap barang

si penanggung, yang dalam perbankan adalah pencairan da­

(52)

2. si penanggung yang telah membayar itu karena hukum (van

rechtswege) bertindak monggantikan kedudukan kreditor

mengenai hak-haknya terhadap debitor. Hak inilah yang

disebut hak subrogasi, yang dalam pasal 1840 . B.W. di —

sini dinyatakan bahwa si penanggung yang telah memba­

yar menggantikan karena hukum segala hak si berpiutang

terhadap si berhutang. Disini penanggung memperoleh

hak-hak kreditor terhadap si berhutang, termasuk

jamin-an-jaminan accessoir yang melekat pada hak kreditor yang 2 2

digantikannya.

Terhadap kedua macam hak regres ini pihak bank dapat

melaksanakan^bersama-sama. Hanya saja kalau dilihat maka

hak subrogasi sifatnya lebih praktis karena pihak bank mem-

peroleh hak-hak jaminan dari kreditor yang berpindah kepada

penanggung. Sedang pada hak regres yang merupakan haknya

sendiri, maka penanggung hanya mempunyai hak untuk menuntut

pembayaran. hutang yang telah dibayarnya. kepada kreditor,

namun hak ini dimiliki bank bersama-sama kreditur lain.

Dalam praktek yang terjadi di Bank Duta, apabila pe­

mohon wanprestasi dan pihak kreditor mengajukan claim kepa­

da bank, maka dengan sendirinya bank akan mcmbayarnya. Pem­

bayaran oleh bank ini diambilkan dari jaminan lawan/dana

cadangan pemohon yang jumlahnya sebesar nilai nomina bank

garansinya, sehingga disini pihak bank hanya mentransfer/

Sri Soedewi Masjchoen Solwan, op. cit. , h. 100.

(53)

memindahkan dana tersebut kepada kreditor. Tetapi bila pe­

mohon belum menyetorkan dana kepada bank baik seluruh atau

sebagian, maka bank akan mencairkan dananya sendiri dan

ini berarti mempengaruhi likwiditas bank. Dengan kata lain

bank terpaksa mencairkan bank garansi tersebut dengan dana

bank sendiri. Namun perlu diingat bahwa pengajuan claim

tersebut harus memperhatikan tenggang waktu yang telah di-

tentukan di dalam bank garansi, yaitu 14 (empat belas) ha-

ri sejak jatuh tempo dan pihak bank akan membayarnya 30

(tiga puluh) hari sejak claim dari kreditor diterirna.

Selanjutnya dalam hal pemohon tidak dapat memenuhi

pembayaran sesuai dengan batas waktu yang ditetapkan, ma­

ka fasilitas bank garansi yang diberikan oleh bank akan

berubah menjadi fasilitas kredit biasa. Hal ini dapat kita

lihat dalam formulir perjanjian kredit dari Bank duta,

Bilamana Bank Garansi karena sesuatu sebab di claim untuk minta dicairkan oleh pihak ketiga (Pemegang Bank Garansi), maka debitor harus berusaha semaksimal mung- kin paling lambat dalam waktu 8 (delapan) hari terhi- tung sejak tanggal pemberitahuan bank untuk membayar kepada bank sejumlah uang yang di claim tersebut;.

Bilamana debitor tidak dapat memenuhi pembayaran terce- but, bank akan melakukan pembayaran kepada pihak ketiga maka pada saat itu pula debitor berhutang kepada bank

sejumlah uang yang dibayar oleh bank kepada pihak keti­ ga, ka renanya fasilitas ini berubah men.jadi fasilitas kredit (garis bawah dari penulis). Pada saat mana ke- tentuan-ketentuan fasilitas kredit ... berlaku terhadap fasilitas tersebut.'**

Dengan berubahnya fasilitas bank garansi menjadi

21

(54)

fasilitas kredit, maka jaminan lawan yang bukan berupa

uang tunai yang diserahkan oleh pemohon kepada pihak bank

akan juga mengalami perubahan, yaitu dari jaminan lawan

dalam bank garansi menjadi jaminan untuk pemberian fasi­

litas kredit. Setelah berubah menjadi fasilitas kredit

yang dengan sendirinya tunduk pada ketentuan perkreditan,

maka bila pemohon tidak dapat memenuhi pembayaran hutang-

kepada bank berdasarkan pemberian fasilitas kredit terse­

but, bank dapat menjual (melelang) barang-barang yang men­

jadi jaminan terhadap fasilitas kredit yang diberikannya

kepada pemohon.

Kalau kita melihat uraian-uraian sebelumnya, maka

terlihat bahwa dalam hal pihak pemohon melakukan wanpres­

tasi sehingga pihak kreditor mengajukan claim kepada bank

untuk menuntut sejumlah uang sebagaimana tertulis dalam

bank garansi yang bersangkutan. Disini bila pemohon tidak

dapat meny^diakan dana untuk pembayaran claim, maka bank

yang akan membayarnya, dan pada saat itu pula bank garan­

si akan berubah menjadi fasilitas kredit biasa. Dengan

demikian jaminan lawan dalam bank garansi berubah menjadi

jaminan kredit, dan menjadi tanggungan bila pemohon tidak

dapat membayar hutangnya. Jadi perubahan tersebut tidak

lain agar pemohon tetap terikat dengan kewajibannya ter­

hadap bank, sehingga bila pemohon tetap tidak dapat mem­

bayarnya maka barang jaminan itulah yang akan dipakai

(55)

BAB V

P E N U T U P

1 • Kesimpulan

a. Dalam praktek pemberian fasilitas bank garansi oleh pi­

hak Bank Duta Cabang Surabaya, nampaknya kurang meme­

nuhi unsur kesepakatan dalam ketentuan pasal 1320 B.W.

Hal ini dapat kita lihat dalam formulir persyaratannya

yang sudah standart/baku yang dikeluarkan oleh pihak

Bank Duta. Sehingga pemohon hanya menyetujui saja per-

syaratan tersebut dengan maksud agar secepatnya memper­

oleh fasilitas bank garansi yang dibutuhkannya.

b. Pihak Bank Duta dalam memberikan fasilitas bank garan­

si, selain meminta jaminan lawan (kontra garansi) atau

dalam istilah perbankan disebut dana cadangan, maka pi­

hak bank juga meminta disediakan jaminan tambahan. Ke­

tentuan ini tidak lain untuk lebih mengikat pemohon

dalam memenuhi kewajibannya terhadap kreditor, sehingga

bank tidak perlu mencairkan dana untuk itu.

c. Dalam surat bank garansi yang dikeluarkan oleh pihak

Bank Duta disitu terdapat nama bank penjamin, nama pe­

mohon dan juga nama kreditor sej-bagai pihak penerima ja-

minan. Namun ternyata antara pihak bank dengan pihak

kreditor tidak ada hubungan secara langsung. Dalam arti

pihak kreditor tidak ikut serta menanda tangani perjan­

(56)

d. Apabila bank garansi telah selesai/berakhir karena ada­

nya claim dari pihak kreditor dan pihak bank yang mem­

bayar dengan dananya sendiri, ma ka pihak bank selanjut­

nya akan memperingatkan pemohon untuk membayar kepada

bank. Dan bila sampai batas waktu yang ditentukan juga

belum membayarnya, disini bank garansi tersebut akan

berubah menjadi fasilitas kredit biasa.

2. Saran

a. Persyaratan yang ditentukan pihak Bank Duta dalam

for-mulir persyaratannya hendaknya tetap memperhatikan kon-i

disi dan kebutuhan yang mendesak dari pemohon. Untuk

itu perlu keluwesan pihak bank dalam memberikan fasili­

tas bank garansi, meskipun formulir persyaratannya su­

dah baku, bentuknya.

b. Sebaiknya pihak bank tidak perlu meminta jaminan tambah-

an kepada pemohon, tetapi .tcukup meminta jaminan lawan

(kontra garansi) saja. Dengan kata lain jaminan tambahan

tersebut dijadikan satu dengan jaminan .lawan. Dengan de­

mikian persyaratan yang harus dipenuhi pemohon tidak be-

gitu banyak dan prosedurnya cukup sederhana.

c. Dalam pemberian/penerbitan surat bank garansi sebaiknya

pihak kreditor (penerima jaminan) ikut serta secara

langsung, yaitu ikut serta menanda tangani surat bank

garansi yang bersangkutan. Hal ini untuk lebih nicrijamln

keterikatannya^ dan juga sebagai alat bukti yang kuat.

(57)

hal-hal yang tidak diinginkan dapat dihindari.

d. Apabila terjadi claim sebagai akibat v/anprestasinya pe­

mohon, dan pemohon tidak dapat membayarnya, nehingga

pihak bank yang harus membayarnya. Dalam hal ini maka

terjadi perubahan bentuk dari faoilitan bank garansi

menjadi fanilitas perkreditan biasa. Disini perlu di-

perhatikan kewenangan bank untuk menjual barang jaminan

baik dimuka umum ataupun dibawah tan^aru Kcwenangan

ini harus benar-benar dapat dilaksanakan cebagaimana

mestinya dengan tetap memperhatihan hak pemohon atas

(58)

DAFTAR BACAAN

Achmad Anwari, Bank Rekan Torpercaya Dalam Usaha And a , Cet.II, Balai Aksara, Jakar ta, T984.

Bank Duta, Memorandum Direktur Utama Bank Duta.

Huyasro-Achmad Anwari, Garansi Bank Men.jamin Borhasllnya Usaha And a , Cet. II, 'Balai Aksara, Jakarta, 1984 .

Kartono, Hak-Hak Jaminan Kredit. Cet. II, Pradnya Para- mita, Jakarta, 1977.

Mgs. Edy Putra Tje'Aman, Kredit Perbankan Suatu Tinjauan Yuridis, Cet. I, Liberty, Yogyakarta ,”T98£"!

R. Soetojo Prawirohamidjojo dan Marthalena Pohan, Hukum Perikatan, Cet. II, Bina Ilmu, Surabaya, 1904.

R. Subekti, Jaminan-Jaminan Untuk pemberian kredit Menurut Hukum Indonesia, Cet. il'1'7 inAlumni , Bandung , 1906 .

_________ , Aneka Perjanjian, Cet. VII, Alumni, Bandung, 1985.

I

_________ , Hukum Perjanjian, Cet. VII, Intermasa, Jakarta 1993.

R. Subekti dan R. Tjitrosudibio, IC.Ltab Und ang-undang Hukum Perd ata , Cet. XIII, Pradnya Par am rf; a, Jakarta, 1980

(59)

Referensi

Dokumen terkait

Cairan minyak yang masuk dari Crude Oil Tank ke dalam Decanter dipisahkan menjadi dua fraksi yaitu fraksi padat dan cair. Fraksi padat yang berbentuk lumpur

Keuntungan dan kerugian yang timbul dari perubahan nilai wajar atas aset keuangan yang diklasifikasikan dalam kelompok tersedia untuk dijual diakui secara langsung

Kesimpulan, dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa perilaku sosial atlet puteri cabang olahraga futsal pada mahasiswa yang mengikuti UKM Futsal Puteri

Reductions in the diversity of plants and litter inputs, and changes in litter quality associated with management intensi®cation, may also in¯uence the soil microbial biomass

Kesulitan yang dialami antara lain ialah kesulitan mengungkapkan pengertian segitiga lancip, segitiga tumpul yang disebabkan oleh tidak dikuasainya ciri-ciri segitiga

a) Badan usaha yang bersangkutan dan manajemennya tidak dalam pengawasan pengadilan, tidak bangkrut, dan tidak sedang diberhentikan kegiatan usahanya;.. b) Salah satu

Bandingkan besarnya rapat berat Dengan h untuk setiap percobaan, kemudian dianalisa, apakah untuk setiap likuida harga rapat berat yang didapat sama besarnya. Bila

Grades for other syllabuses are available