• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V: KESIMPULAN DAN SARAN

GAMBARAN DATA BEA PEROLEHAN HAK ATAS TANAH DAN BANGUNAN

E. Hak-hak wajib pajak pada Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan

E. Hak-hak wajib pajak pada Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan

1. Keberatan

1.1.Wajib pajak dapat mengajukan keberatan hanya kepada Walikota atau pejabat yang ditunjuk atas suatu:

a. Surat Ketetapan Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan

Kurang Bayar (SKBKB).

b. Surat Ketetapan Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan

Kurang Bayar Tambahan (SKBKBT).

c. Surat Ketetapan Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan

d. Surat Ketetapan Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan Nihil (SKBN).

e. Pemotongan atau pemungutan oleh pihak ketiga berdasarkan

perundang-undangan pajak daerah. 1.2.Tata Cara Pengajuan Keberatan

a. Keberatan diajukan secara tertulis dalam bahasa Indonesia dengan disertai alasan-alasan yang jelas. Mengemukakan dengan data atau bukti bahwa jumlah pajak terutang yang ditetapkan tidak benar.

b. Keberatan harus diajukan dalam jangka waktu paling lama 3

(tiga) bulan sejak tanggal surat, tanggal pemotongan atau pemungutan surat ketetapan bea perolehan hak atas tanah dan bangunan kurang bayar, surat ketetapan bea perolehan hak atas tanah dan bangunan kurang bayar tambahan, surat ketetapan bea perolehan hak atas tanah dan bangunan lebih bayar, surat ketetapan bea perolehan hak atas tanah dan bangunan nihil, permohonan atau pemungutan oleh pihak ketiga berdasarkan perundang-undangan perpajakan daerah, kecuali jika wajib pajak dapat menunjukkan bahwa jangka waktu itu tidak dapat dipenuhi karena keadaan diluar kekuasaannya.

c. Keberatan dapat diajukan apabila wajib pajak telah membayar

d. Keberatan yang tidak memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud diatas tidak dianggap sebagai surat keberatan sehingga tidak dipertimbangkan.

e. Tanda penerimaan surat keberatan yang diberikan oleh Walikota

atau pejabat yang ditunjuk atau tanda pengiriman surat keberatan melalui surat pos tercatat sebagai tanda bukti penerimaan surat keberatan.

f. Walikota dalam jangka waktu paling lama 12 bulan sejak tanggal

surat keberatan diterima, harus member keputusan atas keberatan yang diajukan.

g. Apabila jangka waktu telah lewat dan Walikota tidak memberi

suatu keputusan, keberatan yang diajukan tersebut dianggap dikabulkan.

1.3.Hasil Keputusan

Keputusan Walikota atas keberatan dapat berupa menerima seluruhnya atau sebagian, menolak, atau menambah besarnya pajak yang terutang. Dalam hal keberatan wajib pajak ditolak atau dikabulkan sebagian, wajib pajak dikenai sanksi administratif berupa denda sebesar 50% dari jumlah pajak berdasarkan keputusan keberatan dikurangi dengan pajak yang telah dibayar sebelum mengajukan keberatan.

2. Banding

2.1.Tata Cara Banding

Apabila wajib pajak yang bersangkutan tidak sependapat dengan surat keputusan yang diterbitkan oleh Walikota, maka wajib pajak dapat mengajukan permohonan banding. Tata cara permohonan banding sebagai berikut:

a. Wajib pajak dapat mengajukan permohonan banding hanya kepada

pengadilan pajak terhadap keputusan mengenai keberatannya yang ditetapkan oleh Walikota.

b. Permohonan banding sebagaimana dimaksud diatas diajukan secara

tertulis dalam bahasa Indonesia, dengan alasan-alasan yang jelas dalam jangka waktu 3 bulan sejak keputusan diterima, dengan melampirkan salinan surat keputusan keberatan tersebut.

c. Terhadap 1 (satu) keputusan diajukan 1 (satu) surat banding. d. Pada surat banding dilampirkan salinan keputusan yang dibanding.

e. Pengajuan permohonan banding menangguhkan kewajiban membayar

pajak sampai dengan 1 bulan sejak tanggal penerbitan putusan banding.

2.2.Putusan banding oleh peradilan pajak

Putusan peradilan pajak merupakan putusan akhir dan mempunyai kekuatan hukum tetap, putusan dapat berupa:

a. Jika pengajuan keberatan atau permohonan banding dikabulkan sebagian atau seluruhnya, kelebihan pembayaran pajak dikembalikan dengan ditambah imbalan bunga sebesar 2% setiap bulan untuk paling lama 24 perbulan dihitung sejak bulan pelunasan sampai dengan diterbitkan SKPDLB.

b. Dalam hal permohonan banding ditolak atau dikabulkan sebagian,

wajib pajak dikenai sanksi administratif berupa denda sebesar 100% dari jumlah pajak berdasarkan putusan banding dikurangi dengan pembayaran pajak yang telah dibayar sebelum mengajukan keberatan. 3. Pembetulan

Atas permohonan wajib pajak atau karena jabatannya, Walikota dapat membetulkan SKPDKB, SKPDKBT, atau STPD, SKPDN atau SKPDLB yang dalam penerbitannya terdapat kesalahan hitung dan/atau kekeliruan penerapan ketentuan tertentu dalam peraturan perundang-undangan perpajakan daerah.

4. Pengurangan

Atas permohonan wajib pajak, pengurangan pajak yang terutang dapat diberikan kepala daerah karena:

1. Kondisi tertentu wajib pajak yang ada hubungannya dengan wajib

a. Wajib pajak orang pribadi yang mempunyai hak baru melalui program pemerintah di bidang pertanahan dan tidak mempunyai kemampuan secara ekonomis.

b. Wajib pajak badan yang memperoleh hak baru selain hak

pengelolaan dan telah menguasai tanah dan bangunan secara fisik lebih dari 20 tahun yang dibuktikan dengan pernyataan wajib pajak dan keterangan dari pejabat pemerintah daerah setempat.

c. Wajib pajak orang pribadi yang menerima hibah dari orang pribadi yang mempunyai hubungan keluarga sedarah dalam garis keturunan lurus satu derajat ke atas atau satu derajat ke bawah.

d. Wajib pajak orang pribadi yang memperoleh hak atas tanah dan

atau bangunan rumah sederhana dan rumah sangat sederhana yang diperoleh langsung dari pengembang.

2. Kondisi wajib pajak yang ada hubungannya dengan sebab-sebab

tertentu, yaitu:

a. Wajib pajak yang memperoleh hak atas tanah melalui pembelian

dari hasil ganti rugi pemerintah yang nilai ganti ruginya di bawah nilai jual objek pajak.

b. Wajib pajak yang memperoleh hak atas tanah sebagai pengganti

atas tanah yang dibebaskan oleh pemerintah untuk kepentingan umum yang memerlukan persyaratan khusus.

c. Wajib pajak yang terkena dampak krisis ekonomi dan moneter yang berdampak luas pada kehidupan perekonomian nasional sehingga wajib pajak harus melakukan retrukturisasi usaha dan atau utang usaha sesuai dengan kebijaksanaan pemerintah.

d. Wajib pajak bank mandiri yang memperoleh hak atas tanah yang

berasal dari bank bumi daya, bank dagang negara, bank pembangunan Indonesia, bank ekspor impor dalam rangkaian proses penggabunngan usaha.

e. Wajib pajak penggabungan usaha atau peleburan usaha dengan

atau terlebih dahulu mengadakan likuidasi dan telah memperoleh persetujuan nilai bukku dalam rangka penggabungan usaha dari DJP.

f. Wajib pajak yang memperoleh hak atas tanah dan atau bangunan

yang tidak berfungsi lagi sepeti kebakaran, banjir dan tanah longsor paling lama 3 bulan setelah penandatanganan akta.

g. Wajib pajak orang pribadi veteran, TNI dan pensiunan,

janda/dudanya yang memperoleh hak atas tanah dan atau bangunan rumah dinas pemerintah.

h. Tanah dan atau bangunan digunakan untuk kepentingan sosial dan

pendidikan yang semata-mata tidak untuk mencari keuntungan misalnya tanah dan atau bangunan yang digunakan antara lain untuk panti asuhan.

5. Pengembalian Kelebihan Pembayaran

Atas kelebihan pembayaran pajak, wajib pajak dapat mengajukan permohonan pengembalian kepada walikota. Walikota dalam jangka waktu paling lama 12 bulan sejak diterimanya permohonan pengembalian kelebihan pembayaran pajak, harus memberikan keputusan. Dan apabila dalam jangka waktu 12 bulan telah dilampaui dan kepala daerah tidak memberikan suatu keputusan, permohonan pengembalian pembayaran pajak dianggap dikabulkan dan SKPDLB harus diterbitkan dalam jangka waktu paling lama 1 bulan.

Jika pengembalian kelebihan pembayaran pajak dilakukan setelah lewat 2 bulan, Walikota memberikan imbalan bunga sebesar 2% setiap bulan atas keterlambatan kelebihan pembayaran pajak.

F. Kantor Terkait/Instansi yang terkait dengan pelaksanaan