• Tidak ada hasil yang ditemukan

berdasar Kepmenkes RI No. 1995/MENKES/SK/XII/2010 tentang standar antropometri penilaian status gizi anak. Anak usia 5-18 tahun penilaian status gizi antropometrinya menggunakan IMT menurut umur (IMT/U), Indeks Masa Tubuh merupakan kombinasi antara pengukuran berat badan dan tinggi badan.

3. Hakekat ekstrakurikuler

Berdasarkan Surat Keputusan (SK) Mentri Pendididkan Dan Kebudayaan (Mendikbud) No 0461/U/1964 dan SK Direktur Jendral Pendididkan Dasar dan Menengah (Dirjen Dikdasmen) Nomor: 226/C/Kep/O/1992, kgiatan merupakan jalur pembinaan kesiswaan dan wawasan wiyatamandala.

Berdasarkan kedua Surat Keputusan tersebut ditegaskan pula bahwa ekstrakurikuler sebagai bagian dari kebijakan pendididkan serta menyeluruh mempunyai tugas pokok : (Depdikbud, 1998: 1-2),

a. Memperdalam dan memperluas pengerahuan siswa. b. Mengenal hubungana antara berbagai mata pelajaran c. Menyalurkan bakat bakat dan minat.

Menururt Moh Uzer dan Lilis Setiawati (1993: 2) bahwa ekstrakurikuler merupakan kegiatan yang dilakukan di luar jam pelajaran (tatap muka) baik dilaksanakan di sekolah maupun di luar sekolah dengan maksud untuk lebih memperkaya dan memperluas wawasan pengetahuan dan kemampuan yang telah dimilikinya ari berbagai bidang studi.

35 4. Karakteristik siswa SMA

Sedangkan menurut Hurlock (1991: 207-209) yang dikutip Caroline Lisa (2012) remaja memiliki ciri-ciri khusus yang membedakan masa sebelum dan sesudahnya, diantaranya adalah :

1) Masa remaja sebagai periode penting 2) Masa remaja sebagai periode peralihan. 3) Masa remaja sebagai periode perubahan. 4) Masa remaja sebagai masa mencari identitas. 5) Usia bermasalah.

6) Masa remaja sebagai usia yang menimbulkan ketakutan. 7) Masa remaja sebagai masa yang tidak realistic

8) Masa remaja sebagai ambang masa dewasa.

Menurut Sukintaka (1992: 45-46) bahwa karakteristik siswa SMA ada beberapa aspek, salah satunya aspek jasmani:

1) Kekuatan otot dan daya tahan otot berkembang dengan baik, 2) Senang dengan keterampilan yang baik, bahkan mengarah

pada gerak akrobatik,

3) Anak laki-laki keadaan jasmaninya sudah lebih matang, 4) Anak tubuh proporsi tubuh menjadi makin baik,

5) Mampu menggunakan enenrgi dengan baik,

6) Mampu membangun kemampuan dengan sangat mengagumkan.

36

Menurut Depdikbud yang dikutip Farah Amalia (2013: 15), siswa SMA adalah peserta didik pada satuan pendidik yang menyelenggarakan pendidikan menengah yang mengutamakan perluasan pengetahuan dan peningkatan ketrampilan siswa-siswa yang melanjutkan ke jenjang pendidikan tinggi.

SMA Negeri 2 Playen Kab. Gunungkidul terletak lebih kurang 4 Km dari pusat pemerintahan Kab. Gunungkidul. SMA Negeri 2 Playen beralamat di Jalan Wonosari-Yogyakarta KM 4 dengan nomor telepon (0274)391176 dengan alamat website http://sman2playen.sch.id dan email : smaduaplayen@yahoo.com

Lokasi SMA Negeri 2 Playen sangat strategis karena berada di jalan raya Wonosari – Yogyakarta. Dari segi transportasi SMA Negeri 2 Playen sangat mudah dijangkau oleh angkutan umum dari berbagai jurusan.

SMA Negeri 2 Playen berdiri sejak tahun 1991 berdasarkan SK Mendikbud tanggal 30 Juli 1980 nomor 0206/0/1982 dengan lokasi menempati gedung bekas SPG. Adapun luas tanah dan bangunan milik SMA Negeri 2 Playen adalah tanah 35.165 m2, bangunan 2.257 m2, luas halaman 1.973 m2, luas lapangan olah raga 1.935 m2, dan pagar tembok keliling 400 m2.Sejak tahun pelajaran 2007/2008 SMA Negeri 2 Playen secara mandiri terus memperluas jumlah dan meningkatkan kemampuan guru dibidang TIK, menambah fasilitas, mengembangkan bahan ajar

37

berbasis TIK, dan membangun situs (website sekolah). SMA Negeri 2 Playen mulai tahun pelajaran 2008/2009 ditetapkan sebagai rintisan Sekolah Kategori Mandiri (SKM) / Sekolah Standar Nasional (SSN) dibawah pembinaan Direktorat Pembinaan SMA Direktorat Jenderal Managemen Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional. SMA Negeri 2 Playen pada tahun pelajaran 2008/2009 memiliki 13 rombongan belajar yang terdiri dari 5 rombel Kelas X dengan menggunakan KTSP, 5 rombel kelas XI yang menggunakan KTSP, dan 5 rombel kelas XII yang menggunakan KTSP dengan menggunakan sistem kelas bergerak (moving class).

SMA Negeri 2 Playen dibina oleh tenaga pendidik dan tenaga kependidikan yang berkompeten dibidangnya. Jumlah tenaga pendidik yang berstatus PNS sebanyak 51 orang terdiri dari 22 orang guru laki-laki dan 29 orang guru perempuan, sedangkan tenaga guru yang berstatus Non PNS sebanyak 10 orang terdiri dari 8 guru laki-laki dan 2 guru perempuan. Jumlah guru yang sudah lupus sertifikasi sampai dengan tahun 2008 berjumlah 39 orang, sedang yang 11 orang guru pada tahun 2008 ini sedang dalam proses pengajuan sertifikasi.Untuk tenaga kependidikan SMA Negeri 2 Playen mimiliki 12 pegawai berstatus PNS dan 4 pegawai berstatus Non PNS. Untuk tenaga kependidikan ini tersebar mulai tenaga administrasi kesiswaan, keuangan, kurikulum, teknisi perpustakaan, laboran, uks, took sekolah, satpam, dan kebersihan.

38 B. Penelitian yang Relevan

1. Aviv Yuka Purnomo (2009), judul penelitian “Kebugaran Jasmani dan Status Gizi Siswa Kelas XI SMA Negeri 1 Tempel Sleman”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kesegaran jasmani dan status gizi siswa kelas XI SMA Negeri 1 Tempel Sleman tahun ajaran 2008/2009. Berdasarkan uraian judul penelitian di atas dapat dijelaskan tentang kesamaan dari penelitian ini yaitu sama-sama meneliti tentang tingkat kebugaran jasmani dan status gizi untuk tingkat Sekolah Menengah Atas. Instrumen tes yang digunakan yaitu TKJI (Tes Kesegaran Jasmani Indonesia) ,tes ini memiliki koefisien validitas untuk putra 0,960 dan koefisien reliabilitas untuk putra 0,720 (Depdiknas, 1999; 3) dan Tes Status Gizi menggunakan perhitungan Tinggi Badan (TB) dan Berat Badan (BB) . Selanjutnya untuk hasil dari penelitian Aviv Yuka Purnomo yaitu sebagai berikut: Jumlah sampel 96 siswa, diperoleh hasil 0 siswa kategori baik sekali, 2 siswa kategori baik, 37 siswa kategori sedang, 49 siswa kategori kurang, 8 siswa kategori kurang sekali dan untuk status gizi yaitu sebagai berikut: Diperoleh hasil 8 siswa kategori obesitas, 5 siswa kategori lebih, 48 siswa kategori baik, 35 siswa kategori kurang.

2. Wakhyu Nurhidayanti (2004), judul penelitian “Hubungan Antara Status Gizi dan Tingkat Kebugaran Jasmani Siswa Kelas V SD Muhammadiyah Ngupasan”. Penelitian ini bertujuan untuk

39

mengetahui ada tidaknya hubungan yang signifikan antara kebugaran jasmani dan status gizi Siswa kelas V SD Muhammadiyah Ngupasan. Instrumen tes yang digunakan yaitu TKJI (Tes Kesegaran Jasmani Indonesia) ,tes ini memiliki koefisien validitas untuk putra 0,960 dan koefisien reliabilitas untuk putra 0,720 (Depdiknas, 1999; 3) dan Tes Status Gizi menggunakan perbandingan antara Tinggi Badan (TB) dan Berat Badan (BB) dengan rumus Devenpurt- koup. Teknik analisis data dengan menggunakan korelasi Product moment, aturan untuk menolak dan menerima hipotesis dengan taraf signifikan 5%. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara status gizi dan tingkat kebugaran jasmani siswa kelas V SD Muhammadiyah 1 Ngupasan Yogyakarta.

3. Ifa Anisa (2013), judul penelitian “Status Gizi Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri Karangsari dan Petarangan Kecamatan Kemrajen Kabupaten Banyumas Tahun Pelajaran 2012/2013”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui status gizi siswa kelas V SD Negeri Karangasri dan Patarangan tahun ajaran 2012/2013. Instrumen tes yang digunakan yaitu Tes Status Gizi menggunakan perhitungan rumus Indeks Massa Tubuh menurut Umur (Kepmenkes RI, 2011). Selanjutnya untuk hasil dari penelitian Ifa Anisa yaitu sebagai berikut: Status gizi siswa kelas V SD Negeri Karangsari 0 siswa (0%) “Sangat Kurus”, 3 siswa (23%) “Kurus”, 10 siswa (70%)

40

“Normal”, 0 siswa (0%) “Gemuk”, 0 siswa (0%) “Obesitas”. Status gizi siswa kelas V SD Negeri Patarangan 0 siswa (0%) “Sangat Kurus”, 0 siswa (0%) “Kurus”, 39 siswa (72%) “Normal”, 12 siswa (22%) “Gemuk”, 3 siswa (6%) “Obesitas”

Dokumen terkait