• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II DESKRIPSI TEORITIS, KERANGKA BERPIKIR

2. Hakikat Belajar dan Hasil Belajar

Sebagian orang beranggapan bahwa belajar adalah semata-mata mengumpulkan atau menghafalkan fakta-fakta yang tersaji dalam bentuk informasi/materi pelajaran. Orang yang beranggapan demikian biasanya

akansegera merasa bangga ketika anak-anaknya telah mampu menyebutkan kembali secara lisan sebagian besar informasi yang terdapat dalam buku teks atau yang diajarkan oleh guru.

Banyak ahli telah mencoba merumuskan dan membuat tafsiran tentang belajar, namun masih belum sepenuhnya sesuai, karena belajar adalah kegiatan yang sulit diamati secara langsung. Yang dapat terlihat pada siswa yang belajar adalah perubahan tingkah laku. Dimana belajar adalah sebuah proses perubahan perilaku atau pribadi berdasarkan praktek atau pengalaman tertentu.23

Belajar merupakan proses yang ditandai oleh adanya perubahan pada diri seseorang. Antara proses belajar dan perubahan adalah dua gejala saling terkait yakni belajar sebagai proses dan perubahan sebagai bukti dari hasil yang diproses. Perubahan tingkah laku tersebut menyangkut baik perubahan yang bersifat pengetahuan, keterampilan, maupun yang menyangkut nilai sikap.24

Skinner, seperti yang dikutip Barlow dalam bukunya Educational Psychology : The teaching- Learning Process, berpendapat bahwa “belajar adalah suatu proses adaptasi (penyesuaian tingkah laku) yang berlangsung secara progresif”. Chapli dalam Dictionary of Psychology membatasi belajar dengan dua macam rumusan. Rumusan pertama berbunyi : “ ... acquisition of any relatively permanent change in behaviour as a result of practice and

experience” (Belajar adalah perolehan perubahan tingkah laku yang relatif menetap sebagai akibat latihan dan pengalaman). Rumusan keduanya adalah process of acquiring responses as a resul of special practice (Belajar ialah proses memperoleh respons-respons sebagai akibat adanya latihan khusus). Hintzman dalam bukunya The Psychology of Learning and Memory

berpendapat bahwa “Learning is a change in organism due to experience which can affect the organism’s behavior” (Belajar adalah suatu perubahan

23Akyas Azhari, Psikologi Umum dan Perkembangan, (Jakarta: PT Mizan Republika, 2004), h. 122

24Tengku Zahara Djaafar, Kontribusi Strategi Pembelajaran Terhadap Hasil Belajar, (Padang: FIP Universitas Negeri Padang, 2004), h. 82

yang terjadi dalam diri organisme, manusia atau hewan, disebabkan oleh pengalaman yang dapat mempengaruhi tingkah laku organisme tersebut). Jadi, dalam pandangan Hintzman, perubahan yang ditimbulkan oleh pengalaman tersebut baru dapat dikatakan belajar apabila mempengaruhi organisme.

Witting dalam bukunya Psychology of Learning mendefinisikan belajar sebagai :any relatively permanent change in an organism’s behavioral

repertoire that occurs as a result of experiene (Belajar ialah perubahan yang relatif menetap yang terjadi dalam segala macam/ keseluruhan tingkah laku suatu organisme sebagai hasil pengalaman).

Bigs dalam pendahuluan Teaching for Learning : The view from cognitive psychology mendefinisikan belajar dalam tiga macam rumusan, yaitu : rumusan kuantitatif, rumusan institusional, rumusan kualitatif. Secara kuantitatif (ditinjau dari sudut jumlah), belajar berarti kegiatan pengisian atau pengembangan kemampuan kognitif dengan fakta sebanyak-banyaknya. Secara institusional (tinjauan kelembagaan), belajar dipandang sebagai proses validasi (pengabsahan) terhadap penguasaan siswa atas materi-materi yang telah ia pelajari. Adapun pengertian belajar secara kualitatif (tinjauan mutu) ialah proses memperoleh arti-arti dan pemahaman-pemahaman serta cara-cara menafsirkan dunia di sekeliling siswa. Jadi, secara umum belajar dapat dipahami sebagai tahapan perubahan seluruh tingkah laku individu yang relatif menetap sebagai hasil pengalaman dan interaksi dengan lingkungan yang melibatkan proses kognitif.25

b. Pengertian Hasil Belajar

Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki seorang siswa setelah ia menerima pengalaman belajar dengan alat ukur berupa alat evaluasi yang dinyatakan dalam bentuk huruf, kata atau simbol dengan istilah lain yakni prestasi.26 Sedangkan menurut Horwart Kingsley dalam bukunya

25Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2005), Cet. Keempat, h.64-68

26Nana Sudjana, Penilaian Hasil Prestasi Belajar Mengajar, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2001, h. 3

Sudjana membagi tiga macam hasil belajar mengajar : (1). Keterampilan dan kebiasaan, (2). Pengetahuan dan pengarahan, (3). Sikap dan cita-cita. Hasil belajar siswa dipengaruhi oleh dua faktor dari dalam individu siswa berupa kemampuan personal (internal) dan faktor dari luar diri siswa yakni lingkungan. Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah kemampuan keterampilan, sikap dan keterampilan yang diperoleh siswa setelah ia menerima perlakuan yang diberikan oleh guru sehingga dapat mengkonstruksikan pengetahuan itu dalam kehidupan sehari-hari.

Hasil belajar adalah indikasi yang menunjukkan upaya penguasaan pengetahuan (kognitif) siswa terhadap materi pelajaran yang diberikan guru melalui kegiatan pekerjaan rumah dan tes ulangan.

Hasil belajar merupakan kemampuan dan keterampilan yang dimiliki seseorang setelah mengikuti pendidikan.Hasil belajar siswa yang merupakan tujuan pengajaran terdiri dari tiga aspek, yaitu aspek kognitif, afektif, dan psikomotor.Ketiga aspek tersebut saling terkait dan bahkan tidak boleh diabaikan dalam kegiatan pembelajaran.Hal ini disebabkan karena muara ketiga aspek kompetensi tersebut mengarah kepada kecakapan hidup siswa atau life skill.27Hasil belajar adalah perubahan perilaku yang relatif menetap dalam diri seseorang sebagai akibat dari interaksi seseorang dengan lingkungannya.28

Menurut Dimyati dan Mudjiono, hasil belajar merupakan hal yang dapat dipandang dari dua sisi yaitu sisi siswa dan dari sisi guru.Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan tingkat perkembangan mental yang lebih baik bila dibandingkan pada saat sebelum belajar.Tingkat perkembangan mental tersebut terwujud pada jenis-jenis ranah kognitif, afektif, dan psikomotor.Sedangkan dari sisi guru, hasil belajar merupakan saat terselesaikannya bahan pelajaran.Hasil belajar merupakan prestasi belajar peserta didik secara keseluruhan yang menjadi indikator kompetensi dasar dan

27Ahmad Sofyan, dkk, Evaluasi Pembelajaran IPA Berbasis Kompetensi, (Jakarta: UIN Press, 2006), h. 13

derajat perubahan perilaku yang bersangkutan.29Sedangkan menurut Sudijarto hasil belajar adalah tingkat penguasaan yang dicapai oleh pelajar dalam mengikuti program belajar mengajar sesuai dengan tujuan pendidikan yang ditetapkan.30

Menurut Oemar Hamalik hasil belajar adalah bila seseorang telah belajar akan terjadi perubahan tingkah laku pada orang tersebut, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, dan dari tidak mengerti menjadi mengerti. Berdasarkan teori Taksonomi Bloom hasil belajar dalam rangka studi dicapai melalui tiga kategori ranah antara lain kognitif, afektif, psikomotor. Perinciannya adalah sebagai berikut:

1) Ranah Kognitif

Berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari 6 aspek yaitu pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis dan penilaian.

Tabel 2.1. Ranah Kognitif

Jenjang Kemampuan

Intelektual Kata Kerja Operasional

(C1) Menghafal Mengetahui : istilah-istilah, hal-hal terperinci, metode dan prosedur, konsep-konsep dasar prinsip-prinsip Mendefinisikan Memberikan/menerangkan Mengidentifikasikan Memberi nama Menyusun daftar Mencocokkan Menamakan

Membuat garis besar Menyatakan kembali Memilih

Menyatakan (C2) Memahami Memahami fakta dan prinsip Mengubah

29E. Mulyasa,Implementasi KTSP, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), Cet. Ketiga, h.212

30Herman Soemantri, Hasil Belajar dan Beberapa Faktor Psikologis Yang Mempengaruhinya, Majalah Ilmiah Sketsa Pendidikan. Vol.1, no.1, Nopember 2000, h. 4

Menginterpretasikan gambar dan grafik

Menginterpretasikan secara lisan

Mengubah bahan tulisan kata-kata menjadi rumus matematika Memperkirakan akibat-akibat yang akan terjadi dari yang tercantum dalam data Membenarkan metoda dan prosedur

Mempertahankan Membedakan Memperkirakan Menjelaskan

Menyatakan secara luas Menarik kesimpulan umum Memberi contoh

Melukiskan dengan kata-kata sendiri

Meramalkan

Menuliskan kembali Meringkas

(C3) Menerapkan Menerapkan konsep dan prinsip pada situasi baru

Memecahkan soal-soal matematika

Mengkonstruksikan bagan dan grafik

Mendemonstrasikan penggunaan metode atau prosedur dengan benar

Mengubah Menghitung Mendemontrasikan Mengungkap

Mengerjakan dengan benar Memodifikasi Menjalankan Membuat ramalan Menghubungkan Menunjukkan Memecahkan Menggunakan (C4) Menganalisis Mengenali anggapan yang tidak

dinyatakan

Mengenali kesalahan logika dalam memberi alasan Membedakan antara fakta dengan kesimpulan

Mengevaluasi hubungan antar data

Menganalisis struktur organisasi

Memecahkan/menguraikan Membuat diagram Membeda-bedakan Memisah-misahkan Membedakan Mengidentifikasi Menggambarkan Menarik kesimpulan Membuat garis besar

suatu karya Menunjukkan Menghubungkan Memilih

Memisahkan Merinci (C5) Menilai Menimbang konsistensi yang

logis dari bahan tertulis

Menimbang seberapa jauh suatu kesimpulan disokong oleh data Menimbang nilai suatu karya dengan menggunakan tetapan luar yang baik

Menilai Membandingkan Menyimpulkan Mempertentangkan\ Mengkritik Mempertimbangkan kebenaran Menginterpretasikan Menghubungkan Menyimpulkan Menyokong (C6) Membuat Menulis suatu tema yang

tersusun baik

Memberi ceramah yang tersusun baik

Menulis suatu naskah pendek yang kreatif

Mengintegrasikan pelajaran dari berbagai bidang kedalam suatu rencana untuk memecahkan suatu masalah Menggabungkan Menghimpun Menyusun Mencipta Mencipta rencana Merancang Membangkitkan Membuat modifikasi Mengorganisasikan Menyusun kembali Mengkonstruksi kembali Menghubungkan Mengorganisasikan kembali Merevisi Menulis kembali Menceritakan Menulis

2) Ranah Afektif

Berkenaan dengan sikap dan nilai. Ranah afektif meliputi lima jenjang kemampuan yaitu menerima, menjawab atau reaksi, menilai, organisasi dan karakterisasi dengan suatu nilai atau kompleks nilai.

Tabel 2.2. Ranah Afektif

Jenjang Kemampuan Intelektual Kata Kerja Operasional

(A1) Menerima Mendengarkan dengan penuh perhatian

Menunjukkan kesadaran akan pentingnya belajar

Menunjukkan sensitifitas akan keperluan manusia dan persoalan-persoalan masyarakat

Menerima berbagai macam kebiasaan Menerima dengan baik segala aktivitas kelas Bertanya Memilih Memberikan Mengikuti Memberi Berpegang teguh Mengidentifikasi Melokalisir Memberi nama Menunjukkan point Memilih Menjawab Menggunakan (A2) Menanggapi Melengkapkan pekerjaan rumah yang

ditentukan

Mentaati aturan-aturan sekolah

Ikut serta dalam diskusi-diskusi sekolah

Melengkapkan karya laboratorik Sukarela melaksanakan tugas-tugas khusus

Menyukai menolong orang lain

Menjawab Menghimpun Memperbincangkan Menolong Memberi label Mempertunjukkan Mempraktekkan Mengemukakan Membaca Melaporkan Memilih Memberitakan Menuliskan

(A3) Keyakinan Menunjukkan kepercayaan akan proses demokrasi

Menghargai kepustakaan yang baik Menghargai peranan pengetahuan (disiplin lain) dalam kehidupan sehari-hari

Menunjukkan perhatian akan kesejahteraan orang lain/seseorang Menunjukkan sikap mau memecahkan masalah

Menunjukkan rasa wajib terhadap perbaikan masyarakat Melengkapi Menggambarkan Membeda-bedakan Menjelaskan Mengikuti Membentuk Memprakarsai Mengajak Mempelajari Bekerjasama Mempertimbangkan kebenaran Mengusulkan Membaca Melaporkan Memilih Ikut serta Berkarya (A4) Mengorganisasi

Mengenal perlunya keseimbangan antara kebebasan dan bertanggung jawab dalam demonstrasi

Mengenal peranan perencanaan yang sistematik dalam pemecahan persoalan Menerima tanggung jawab bagi perilakunya sendiri

Memahami dan menerima kekuatan dan keterbatasannya

Merumuskan rencana kehidupan yang selaras dengan kemampuannya, perhatiannya dan keyakinannya

Terikat Mengubah Menyusun Mengkombinasikan Membandingkan Melengkapi Mempertahankan Menjelaskan Menarikkesimpulan umum Mengidentifikasi Mengintegrasi Memodifikasi Mengurutkan Mengorganisasikan

Mempersiapkan Menghubungkan Mensintesa (A5) Menyatakan Menunjukkan keinsyafan yang benar

Menunjukkan kepercayaan diri untuk kerja sendiri

Mempraktekkan kerjasama dalam aktivitas golongan

Menggunakan langkah-langkah objektif dalam memecahkan persoalan dengan ketekunan, ketelitian, dan disiplin pribadi

Mempertahankan kebiasaan yang sehat

Bertindak Membeda-bedakan Memperagakan Mempengaruhi Mendengarkan Mempertunjukkan Mempraktekkan Mengusulkan Mencapai keahlian Mempersoalkan Merevisi Melayani Memecahkan Menggunakan Memeriksa kebenaran 3) Ranah Psikomotor

Meliputi lima aspek yaitu peniruan, manipulasi, ketetapan, artikulasi, dan pengalamiahan.

Tabel 2.3. Ranah Psikomotor31

Jenjang Kemampuan Intelektual Kata Kerja Operasional

(P1) Peniruan Menirukan suatu gerak dengan tepat Menirukan sesuatu yang sudah jadi

Menarik Mengubah Membetulkan Menirukan Mengencangkan Memasang (P2) Memanipulasi Mempersiapkan alat-alat percobaan Menyusun

31 Nuryani Y.Rustaman.dkk, Strategi Belajar Mengajar Biologi,(Malang: UM Press, 2005), cet.1, h.37-43

dengan tepat

Memperbaiki kembali alat-alat laboratorium

Mengoperasikan alat-alat laboratorium dengan tepat

Membangun Menggunakan alat Memperbaiki Mengoperasikan Mencampur Mengidentifikasi (P3) Ketepatan Mendemonstrasikan suatu keahlian

Merakit alat dengan tepat dan cepat Melakukan pengukuran dengan teliti

Menyusun dengan tepat Membangun dengan teliti Menggunakan alat dengan benar Mencampur Menggunakan Mengaduk Membuat bagan Memperbaiki kembali Mengopersikan dengan benar Mengkalibrasi (P4) Artikulasi Merakit beberapa alat untuk suatu

percobaan

Mengkombinasikan beberapa alat untuk suatu percobaan

Menciptakan cara baru dari suatu eksperimen Mencocokkan Mengidentifikasi Merakit Mengkombianasikan Menciptakan Mencampur Menghubungkan Menyusun Mewujudkan Menukar (P5) Pengalamiahan

Mengerjakan dengan teliti Melakukan sesuatu pekerjaan dengan terampil

Keterbiasaan dalam melakukan suatu pekerjaan Kebiasaan Terlatih Mahir Terampil Membina

Hasil belajar seringkali digunakan sebagai ukuran untuk mengetahui seberapa jauh seseorang menguasai bahan yang sudah diajarkan. Untuk mengaktualisasikan hasil belajar tersebut diperlukan serangkaian pengukuran menggunakan alat evaluasi yang baik dan memenuhi syarat. Pengukuran demikian dimungkinkan karena pengukuran merupakan kegiatan ilmiah yang dapat diterapkan pada berbagai bidang termasuk pendidikan.32

c. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Berhasil tidaknya suatu proses belajar tergantung kepada berbagai faktor yang mempengaruhinya. Hasil belajar siswa dapat terlihat setelah siswa mengikuti suatu pembelajaran sebagai tolak ukur kemampuan siswa dalam mempelajari suatu pelajaran. Namun hasil belajar siswa ini sangat dipengaruhi oleh individu siswa tersebut maupun diluar siswa itu sendiri. Berikut adalah faktor-faktor yang mempengaruhi proses dan hasil belajar siswa digambarkan dengan ikhtisar berikut ini:33

Gambar 2.1. Faktor Yang Mempengaruhi Proses dan Hasil Belajar Siswa

32Rini Susanti, Hasil Belajar, Model Evaluasi dan Bentuk Tes, Jurnal Teknodik, No.17 Desember 2005, h. 178

33

httpeprints.uny.ac.id77903BAB%202%20-%2008108241136. h, 15. Diakses (12 Juli 2013) Dalam Luar Psikologis Fisiologis Lingkungan Instrumental Bakat, minat, Sikap, kecerdasan, motivasi Kondisi Panca Indera Kondisi fisik Kurikulum, Guru, Sarana dan fasilitas, manajemen Sosial Alam

Secara global, faktor-faktor yang mempengaruhi belajar siswa dapat kita bedakan menjadi tiga macam, yakni :

1) Faktor Internal (faktor dari dalam siswa)

Faktor internal disebut juga faktor individu yaitu faktor yang terdapat pada organisme (siswa itu sendiri). Muhibin Syah menyebutkan bahwa termasuk faktor internal adalah aspek fisiologis dan psikologis. Aspek fisiologis mencakup kondisi tubuh siswa termasuk organ tubuh dan kondisi alat indera. Sedangkan aspek psikologis banyak sekali macamnya tetapi yang esensial antara lain kecerdasan (intelegensi), sikap, bakat, minat, dan motivasi siswa.34

Faktor yang berasal dari dalam diri siswa meliputi dua aspek, yaitu aspek fisiologis (yang bersifat jasmaniah) dan aspek psikologis (yang bersifat rohaniah).

(a) Aspek Fisiologis

Kondisi organ tubuh yang lemah, apalagi jika disertai pusing kepala yang berat misalnya, dapat menurunkan kualitas ranah cipta (kognitif) sehingga materi yang dipelajarinya pun kurang atau tidak berbekas.

Untuk dapat mempertahankan jasmani agar tetap bugar, siswa sangat dianjurkan untuk mengkonsumsi makanan dan minuman yang bergizi.Selain itu, siswa juga dianjurkan untuk memilih pola istirahat dan olahraga ringan yang sedapat mungkin terjadwal secara tetap dan berkesinambungan.Hal ini penting, sebab kesalahan pola makan dan minum serta istirahat dapat menimbulkan reaksi tonus yang negatif dan merugikan semangat mental siswa itu sendiri.

(b) Aspek Psikologis

Banyak faktor yang termasuk aspek psikologis, yang dapat mempengaruhi kuantitas dan kualitas perolehan pembelajaran siswa. Namun diantara faktor-faktor rohaniah siswa yang pada umumnya dipandang lebih esensial itu adalah : tingkat kecerdasan/ intelegensi siswa, sikap siswa, bakat siswa, minat siswa, serta motivasi dalam diri siswa itu sendiri.35

34 Muhibin Syah, Op.cit., h. 132.

Hilgard mendefinisikan minat sebagai “interest is persisting tendency to pay attention to and enjoy some activity or content”. Minat besar pengaruhnya dalam belajar karena bila bahan pelajaran yang dipelajari tidak sesuai dengan minat siswa maka siswa tidak akan belajar dengan baik karena tidak ada daya tarik baginya. Minat dapat memusatkan perhatian yang intensif pada belajar yang dilakukan sehingga itulah yang memungkinkan siswa untuk belajar lebih giat.36 Motivasi adalah keadaan internal organisme yang mendorong untuk berbuat sesuatu.37 Menurut Hutabarat motivasi belajar adalah jantung kegiatan belajar, sesuatu yang membuat seseorang belajar, suatu pendorong yang membuat seseorang belajar. Keras atau tidaknya belajar yang dilakukan oleh siswa tergantung pada besar kecilnya motivasi belajar.38

2) Faktor Eksternal (faktor dari luar siswa)

Seperti faktor internal siswa, faktor eksternal siswa juga terdiri atas dua aspek, yaitu lingkungan sosial dan lingkungan nonsosial.

(a) Lingkungan Sosial

Lingkungan sosial mencakup lingkungan sosial sekolah, seperti halnya guru, para staff administrasi, dan teman-teman sekelas dapat mempengaruhi semangat belajar seorang siswa.Para guru yang selalu menunjukkan sikap dan perilaku yang simpatik dan memperlihatkan suri teladan yang baik dan rajin khususnya dalam hal belajar, misalnya rajin membaca dan berdiskusi, dapat menjadi daya dorong yang positif bagi kegiatan belajar siswa.

(b) Lingkungan Nonsosial

Faktor-faktor yang termasuk lingkungan nonsosial ialah gedung sekolah dan letaknya, rumah tempat tinggal keluarga siswa dan letaknya, alat-alat belajar, keadaan cuaca, dan waktu belajar yang digunakan siswa.Faktor-faktor ini dipandang turut menentukan tingkat keberhasilan belajar siswa.

36 Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2003), h. 58.

37 Muhibin Syah, Op.cit., h. 36

3) Faktor pendekatan belajar (metode belajar)

Yakni jenis upaya belajar siswa yang meliputi strategi dan metode yang digunakan siswa untuk melakukan kegiatan mempelajari materi-materi pelajaran. Disamping faktor-faktor internal dan eksternal, faktor pendekatan belajar juga berpengaruh terhadap taraf keberhasilan proses pembelajaran siswa tersebut.

Tabel 2.4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar39

Ragam Faktor dan Unsur-unsurnya

Internal Siswa Eksternal Siswa Pendekatan

1.Aspek Fisiologis : - tonus jasmani - mata dan telinga

1.Lingkungan Sosial : - keluarga

- guru dan staf - masyarakat - teman 1.Pendekatan Tinggi : - speculative - achieving 2.Aspek Psikologis : - inteligensi - sikap - minat - bakat - motivasi 2.Lingkungan nonsosial : - rumah - sekolah - peralatan - alam 2.Pendekatan Menengah : - analitical - deep 3.Pendekatan Rendah : - reproductive - surface

3. Hakikat Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)

Dokumen terkait