BAB II DESKRIPSI TEORITIS, KERANGKA PIKIR, DAN HIPOTESIS
7. Hakikat Belajar dan Hasil Belajar
Secara sederhana seperti yang dikutip oleh Trianto, Antony Robbins mendefinisikan belajar sebagai proses menciptakan hubungan antara sesuatu (pengetahuan) yang sudah di pahami dan sesuatu (pengetahuan) yang baru.12 Pandangan Antony Robbins senada dengan apa yang di kemukakan oleh Jerome, bahwa belajar adalah suatu proses aktif di mana siswa membangun (mengkontruk) pengetahuan baru bedasarkan pada pengalaman/pengetahuan yang sudah dimilikinya.13
Untuk memperoleh wawasan tentang pengertian belajar, maka akan dijelaskan beberapa definisi tentang belajar seperti yang dikutip oleh Anisah Basleman. Uraian pengertian belajar yang dikutip Anisah Basleman yaitu:
1. Menurut Gagne, belajar adalah suatu perubahan dalam disposisi (watak) atau kapabilitas (kemampuan) yang berlangsung selama
11
Idrus Hasibuan, “Model Pembelajaran CTL”, Jurnal Logaritma, 2014, vol II, no. 01, h. 10
12
Trianto Ibnu Badar al-Tabany, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif, Progresif, dan Kontekstual, (Jakarta: Prenadamedia Group, 2014)., h. 17
13
15
suatu jangka waktu dan tidak sekedar menganggapnya proses pertumbuhan.
2. Borger dan Seaborn mendefinisikan belajar sebagai suatu perubahan yang lebih/kurang bersifat permanen dalam tingkah laku manusia sebagai hasil pengalaman.
3. Lefrancois mendefinisikan belajar sebagai perubahan tingkah laku yang dihasilkan dari pengalaman.14
Definisi lain tentang belajar juga di kemukakan oleh para ahli seperti yang dikutip oleh Pupuh Faturrahman, diantaranya sebagai berikut:
1. Skinner mengartikan bahwa belajar adalah adaptasi atau penyesuaian tingkah laku yang berlangsung secara progresif.
2. Hilgard dan Bower mengemukakan bahwa belajar berhubungan dengan perubahan tingkah laku seseorang terhadap situasi tertentu yang disebabkan oleh pengalamannya yang berulang-ulang dalam situasi itu, di mana perubahan tingkah laku itu tidak dapat dijelaskan atau dasar kecendrungan respon bawaan, kematangan atau keadaan-keadaan sesaat seseorang (misalnya kelemahan, pengaruh obat dan sebagainya).
3. M. Sobry Sutikno mengartikan belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan yang baru sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.
4. C.T Morgan merumuskan bahwa belajar sebagai suatu perubahan yang relatif dalam menetapkan tingkah laku sebagai akibat atau hasil dari pengalaman yang lalu.
5. Thursan Hakim mengartikan belajar adalah suatu proses perubahan di dalam kepribadian manusia, dan perubahan tersebut ditampakkan dalam bentuk peningkatan kualitas dan kuantitas
14
Anisah basleman dan Syamsu Mappa, Teori Belajar Orang Dewasa, (Bandung,: PT Remaja rosdakarya, 2011)., h. 8-9
tingkah laku seperti peningkatan kecakapan, pengetahuan, sikap, kebiasaan, pemahaman, keterampilan, daya fikir, dan lain-lain kemampuannya. 15
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah proses peruabahan pengetahuan dalam sebuah proses yaitu terjalinnya pengetahuan awal dengan sesuatu yang baru saja di pelajarinya sehingga terjadi pembentukan pengetahuan. Pengetahuan awal yang telah dimiliki merupakan pondasi awal terbentuknya pengetahuan atau pemahaman baru bedasarkan pengalaman dan interaksinya dengan lingkungan, sehingga pengetahuan awal dan yang baru saja dipelajari tidak berdiri sendiri. Dalam belajar perubahan yang terjadi bukan hanya pengetahuan tapi juga terjadi perubahan sikap dan keterampilan yang bersifat permanen dan berlangsung secara berkesinambungan.
b. Pengertian Hasil Belajar
Menurut Nana Syaodih hasil belajar atau achievement merupakan relasi atau pemekaran dari kecakapan-kecakapan potensial atau kapasitas yang dimiliki seseorang. Penguasaan hasil belajar seseorang bisa dilihat dari perilakunya, baik perilaku dalam bentuk penugasan pengetahuan, keterampilan berpikir maupun keterampilan motorik.16
Sejalan dengan pendapat di atas, Nana Sudjana mengatakan hasil belajar ialah kemampuan-kemampuan yang dimiliki setelah ia menerima pengalaman belajarnya.17 Pendapat yang sama juga dikemukakan oleh Ngalim Purwanto, menurutnya hasil belajar adalah
15
Faturrahman dan Sobry Sutikno, Strategi Belajar Mengajar-Mewujudkan Pembelajaran Bermakna Melaui Penanaman Konsep Umum dan Konsep Islami, (Bandung: PT Refika Aditama, 2009)., h. 5-6
16
Nana Syaodih Sukmadinata., Landasan Psikologi Proses Pembelajaran, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2007), h. 102-103
17
Nana Sudjana., Penilaian Proses dan Hasil Belajar Mengajar, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2004), cet X, h. 22
17
hasil-hasil pelajaran yang telah diberikan oleh guru kepada siswa dalam jangka waktu tertentu.18
Berdasarkan paparan di atas hasil belajar adalah hasil hasil berupa kemampuan yang dimiliki seseorang dalam bentuk pengetahuan, keterampilan, dan sikap setelah menerima pengalaman belajar. Kemampuan-kemampuan tersebut berkembang terus-menurus, dan bertambah sesuai dengan tingkat perkembangan kognitif yang dimiliki seseorang.
Setiap proses belajar mengajar selalu menghasilkan hasil belajar. Tingkat pencapaian belajar yang dicapai siswa berbeda antara yang satu dengan yang lainnya, maka tingkat keberhasilan belajar yang dicapai siswa dibagi atas beberapa tingkat diantaranya:
a. Maksimal: Apabila seluruh bahan pelajaran yang diajarkan dapat dikuasai oleh siswa.
b. Optimal: Apabila sebagian besar (75%-99%) bahan pelajaran yang diajarkan dapat dikuasi oleh siswa.
c. Minimal: Apabila bahan pelajaran yang diajarkan hanya 60%-75% dapat dikuasi oleh siswa.
d. Kurang: Apabila bahan pelajaran yang diajarkan kurang dari 60% dikuasai oleh siswa.19
Tingkat pencapaian belajar tersebut berhubungan pula dengan tindak lanjut dari pembelajaran yang dilakukan. Dalam hal ini terdapat beberapa kemungkinan yaitu pemberian remedial, pengayaan dan akselerasi. Pemberian remedial dilakukan apabila pada beberapa kelompok belum mencapai kompetensi yang telah ditetapkan oleh satuan pendidikan, kemudian pengayaan diberikan apabila siswa telah mencapai kompetensi antara 75%-85%, sedangkan akselerasi diberikan kepada siswa yang telah mencapai kompetensi lebih dari 85%. Apabila
18
Ngalim Purwanto., Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran, (Bandung: PT Remaja Rosda karya,2004), cet XII, h.13
19
Syaiful Djamarah dan Aswan Zain., Strategi belejar Mengajar, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2006)., h. 120-122
materi atau bahan pelajaran yang diajarkan kepada siswa dikuasai secara maksimal oleh sebagian siswa maka guru diperbolehkan melanjutkan kegiatan belajar mengajar.
c. Domain Hasil Belajar
Belajar menimbulkan perubahan perilaku dan pembelajaran adalah usaha mengadakan perubahan perilaku dengan mengusahakan terjadinya proses belajar dalam diri siswa. Perubahan setelah belajar juga akan memberikan dampak pada keterampilan yang dimiliki siswa.
Untuk memudahkan memahami dan mengukur perubahan perilaku siswa menurut Purwanto bahwa perilaku manusia terbagi menjadi tiga domain yaitu kognitif, afektif, dan psikomotorik.20 Kognitif berkanaan dengan pengetahuan, afektif berkenaan dengan sikap, sedangkan keterampilan berkenaan dengan keterampilan.
Penjelasan lebih lengkap mengenai domain hasil belajar diantaranya yaitu:
1. Taksonomi hasil belajar kognitif
Hasil belajar kognitif adalah perubahan perilaku yang terjadi dalam kawasan kognisi, hasil kemampuan kognitif bukanlah kemampuan tunggal akan tetapi domain tersebut mencangkup beberapa kemampuan atau tingkatan. Kemampuan dan tingkatan-tingkatan pada hasil belajar kognitif akan saling berhubungan dan mempengaruhi satu sama lain.
Tingkatan hasil belajar kognitif yang dibuat Benjamin S. Bloom seperti yang di kutip oleh Purwanto yaitu terdiri dari pengetahuan (C1), pemahaman (C2), aplikasi (C3), analisis (C4), sintesis (C5), dan evaluasi (C6).21 Tingkatan yang dibuat oleh Benjamin S. Bloom dari C1 sampai C3 adalah tingkat rendah, sedangkan C4 sampai C6 adalah tingkat tinggi.
20
Purwanto, Evaluasi Hasil Belajar, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2014)., h. 48 21
19
2. Taksonomi hasil belajar afektif
Hasil belajar afektif berkenaan dengan sikap dan nilai, tipe hasil belajar afektif tampak pada siswa dalam berbagai tingkah laku seperti perhatiannya terhadap pelajaran, disiplin, motivasi belajar, menghargai guru dan teman kelas, kebiasaan belajar, dan hubungan sosial.22
Ada beberapa kategori hasil belajar afektif. Kategorinya dimulai dari tingkat paling rendah sampai ke tingkat yang kompleks. Kategori-kategori tersebut yaitu:
a) Receiving/attending, yakni semacam kepekaan dalam menerima sangsangan dari luar yang datang kepada siswa.
b) Responding atau jawaban, yakni reaksi yang diberikan oleh seseorang terhadap stimulus yang datang dari luar.
c) Valuing (penilaian) berkenaan dengan nilai kepercayaan terhadap gejala atau stimulus.
d) Organisasi, yakni pengembangan dari nilai ke dalam satu sistem organisasi termasuk hubungan satu nilai dengan nilai lain, pemantapan, dan prioritas nilai yang telah dimilikinya. e) Karakteristik nilai atau internalisasi nilai, yakni keterpaduan
semua sistem nilai yang telah dimiliki seseorang, yang mempengaruhi pola kepribadiaanya dan tingkah lakunya. 23 3. Taksonomi hasil belajar psikomotorik
Menurut Evelin Siregar dan Hartini Nara hasil belajar psikomotorik adalah perilaku yang dimunculkan oleh hasil kerja fungsi tubuh, antara lain seperti berlari, melompat, melempar, berputar, memukul, dan menendang.24 Sedangkan menurut Dave dalam Evelin Siregar dan Hartini Nara, Dave mengemukakan lima jenjang tujuan belajar pada ranah psikomotorik, kelima jenjang
22
Sudjana, op. cit., h. 29
23
Ibid., h. 30
24
Eveline Siregar dan Hartini Nara, Teori Belajar dan Pembelajaran, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2010)., h. 11
tersebut yaitu meniru, menerapkan, memantapkan, merangkai dan naturalisasi.25
Sedangkan tujuan pembelajaran dalam aspek keterampilan, Frank, J.R dalam Sapriya menyebutkan beberapa kelompok yang perlu dilatihkan kepada siswa dalam proses melalui pengajaran IPS, yaitu:
a) Keterampilan berpikir, misalnya: mengamati, melakukan pengamatan, menjelaskan, membandingkan atau mempertentangkan, mengembangkan konsep, membedakan, merumuskan definisi, merumuskan hipotesis, merumuskan generalisasi, meramalkan, memberikan/menggambarkan, dan mengemukakan alternatif pemikiran atau pendapat.
b) Keterampilan akademik, misalnya: membaca, melihat/ melakukan observasi, mendengarkan, merumuskan garis besar/out line, membuat catatan, menuliskan judul pada suatu karangan/papan flannel, membuat bagan/skema, membaca dan menafsirkan peta, membuat diagram, membuat tabulasi, membuat bagan urutan waktu, dan mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang relevan.
c) Keterampilan sosial, misalnya: merencanakan bekerja dengan orang lain, mengambil bagian dalam proyek penelitian, mengambil bagian secara produktif dalam diskusi kelompok, bertindak secara tanggung jawab, dan bersedia membantu dan menolong orang lain.
d) Keterampilan yang berhubungan dengan pengorganisasian dan penggunaan informasi atau intelektual: mengklasifikasi informasi, menafsirkan, menganalisis informasi, mengikhtisar informasi, mensintesiskan informasi, dan mengevaluasi informasi.
e) Keterampilan mengambil keputusan: mengidentifikasi situasi yang memerlukan pengambilan keputusan, mendapatkan informasi fakta yang diperlukan untuk pengambilan keputusan, mengetahui adaanya nilai-nilai yang terlibat dalam situasi tersebut dan masah-masalah yang muncul, mengidentifikasi alternatif-alternatif pemecahan dan akibat-akibatnya, mengambil keputusan atas dasar data yang diperoleh, dan bertindak untuk mengambil keputusan tersebut.
f) Keterampilan interpersonal dan partisipasi sosial: menyatakan keyakinan pribadinya, mengkomunikasikan kepercayaan-kepercayaan dan keyakinan pribadinya, menyesuaikan perilaku dirinya dengan kelompok dan situasi, mengakui bahwa
25
21
hubungan antar pribadi bersifat saling melengkapi kebutuhan masing-masing
g) Keterampilan interaksi kelompok: memberi sumbangan pada iklim kelompok yang baik/ sehat, mengambil bagian dalam menyusun peraturan dan pedoman untuk kehidupan kelompok, bertindak sebagi pemimpin atau anggota kelompok, membantu tujuan anggota kelompok, mengambil tindakan kelompok, mengambil bagian dalam pembicaraan dan perundingan kelompok.
h) Keterampilan partisipasi sosial dan politis: selalu tangggap terhadap masalah-masalah yang mempengaruhi kehidupan masyarakat, mengidentifikasi dimana tindakan sosial diperlukan, bekerja secara pribadi atau kelompok untuk mengambil tindakan yang tepat, bekerja untuk mempengaruhi para kebijakan dalam masyarakat untuk membelajarkan kebebasan-keadilan sosial dan hak-hak asasi, menerima dan memenuhi tangggung jawab sosial yang berhubungan dengan kewarganegaraan dalam masyarakat. 26
Berdasarkan uraian di atas, keterampilan-keterampilan dalam IPS yang dikuasai siswa tidak dapat langsung dikuasai karena penguasaan tersebut terjadi bertahap dari tingkat tinggi yang sederhana ke tingkat yang lebih kompleks. Keterampilan tingkat rendah yang dikemukakan oleh Frank, J.R yakni keterampilan berpikir, keterampilan akademik, dan ketampilan sosial. Sedangkan keterampilan tinggkat tinggi yakni keterampilan yang berhubungan dengan pengorganisasian, keterampilan mengambil keputusan, keterampilan interpersonal, keterampilan interaksi kelompok, dan keterampilan partisipasi sosial.
Gambaran lengkap mengenai hasil belajar kognitif, afektif, dan psikomotorik dapat dilihat pada table di bawah ini.
Table 2.1
Bloom’s Taxonomy Lerning Domain – The Kognitif Domain (Diadopsi dari buku Suyono dan Hariyono)
No. Kategori Paparan Perilaku Contoh-contoh kegiatan pembelajaran serta bukti-bukti/hasil belajar yang diukur/dinilai
Kata kunci (kata kerja yang menggambarkan aktifitas pembelajaran)
1. Pengetahuan Mengingat atau Tes pilihan ganda, Menyusun,
26
mengenali informasi
menghitung fakta-fakta atau statistik, mengingat proses, hukum, definisi, mengutip hukum atau prosedur. mendefinisikan, memaparkan, melabel, mendaftar, mengingat, mengenali, menghubungkan, memproduksi, memilih, menyatakan. 2. Pemahaman Memahami makna,
menyatakan data dengan kata sendiri, menafsirkan ekstrapolasi, dan menerjemahkan. Menjelaskan, mengulangi,
menyusun ulang kata-kata, mengkritik, menggolongkan, meringkas, menggambarkan, menerjemahkan, meriview, melaporkan, mendiskusikan, menulis kembali, memperkirakan, menafsirkan, menteorikan, mengacu, memberi contoh.
3. Penerapan Menggunakan atau menerapkan pengetahuan, membuat teori menjadi praktik, menggunakan pengetahuan sebagai respon pada kenyataan. Menggunakan, menerapkan, menemukan, mengelola, menjalankan, menyelesaikan, menghasilkan, mengimplementasikan , membangun, mengubah, menyiapkan, menyelenggarakan, melaksanakan, mereaksikan, merespon, memerankan. 4. Analisis Menafsirkan
unsur-unsur, mengorganisasikan prinsip-prinsip, menyusun, membangun hubungan internal, kualitas, kendala komponen-komponen individual. Mengidentifikasi bagian-bagian penyusun dan fungsi dari proses atau konsep, atau
mendekontruksi metodologi dari suatu proses, membuat penilaian, kualitatif unsur-unsur, hubungan-hubungan, nilai-nilai atau akibat-akibat, menaksir keperluan atau mekebutuhan-kebutuhan Menganalis, memerikan, membuat catalog, membandingkan, menilai, mengukur, menguji, memeriksa, mencoba, menghubungkan, membuat grafik, membuat diagram, membuat plot, mengekstrapolasi, menilai, membagi. 5. Sintesis Mengembangkan struktur, sistem, model, pendekatan, Mengembangkan perencanaan atau prosedur, rancangan, Mengembangkan, merencanakan, membangun,
23
gagasan, pemikiran kreatif baru yang unik.
memadukan metode-metode, sumber-sumber, gagasan-gagasan, bagian-bagian, membangun tim atau pendekatan baru, menuliskan protokol-protokol atau kemungkinan-kemungkinan. menciptakan rancangan, mengorgansasikan, merevisi, merumuskan, menyusun rencana, menegaskan, menggabungkan, memadukan, memodifikasi, menyusun kembali. 6. Evaluasi Menilai efektivitas
seluruh konsep dalam hungan dengan nilai-nilai, ketepatgunaan, keberlangsungan, pemikiran kritis, perbandingan dan reviu strategis, pertimbangan terkait dengan kriteria eksternal.
Meriview pilihan atau perencanaan strategis dalam kaitan dengan keberlangsungan program, kembali ke efektivitas investasi dan biaya, kepraktisan, menilai keberlanjutan, membuat pertimbangan finansial, menghitung akibat dari suatu perencanaan, atau strategi, menyusun analisis resiko biaya yang rinci dengan berbagi rekomendasi. Mereview, mempertimbangkan, menilai, menyajikan kasus, mempertahankan, melaporkan, menyelidiki, mengatur, menaksir, berargumentasi, mengelola proyek. Table 2.2
Bloom’s Taxonomy Lerning Domain – The Affective Domain (Diadopsi dari buku Suyono dan Hariyono)
No. Kategori Paparan Perilaku Contoh-contoh kegiatan pembelajaran serta bukti-bukti/hasil belajar yang diukur/dinilai
Kata kunci (kata kerja yang menggambarkan aktifitas pembelajaran)
1. Menerima Terbuka untuk pengalaman, kemauan untuk mendengarkan
Mendengarkan guru atau pelatih, menaruh perhatian terhadap sesi atau pengalaman belajar, membuat catatan, bergiliran, menyediakan waktu untuk belajar, berparisipasi aktif Bertanya, mendengarkan, focus, mengunjungi, mengambil bagian, mendiskusikan, mengenali, mendengar, terbuka, mempertahankan, mengikuti, melakukan, merasa, membaca, berkonsentrasi 2. Jawaban Bereaksi dan
berpertisipasi aktif
Berpartisipasi aktif dalam diskusi kelompok, partisipasi aktif dalam kegiatan, menaruh minta pada dampak, antusias untuk bertindak, Bereaksi, menanggapi, mencari kejelasan, menafsirkan, mengklarifikasi, membuktikan acuan dan contoh lain,
bertanya dan mengembangkan gagasan, mengusulkan penafsiran. berkontribusi, bertanya, menyajikan, mengutip, menjadi bergairah atau bersemangat, membantu tim, menuliskan, melakukan
3. Menilai Menyepakati nilai-nilai dan
menyatakan pendapat pribadi
Menetapkan gagasan yang bermanfaat dan relevan, mengalami, menerima atau berkomitmen terhadap pendirian atau tindakan khusus. Berargumen, menantang, berdebat, membuktikan kesalahan, berkonfrontasi/menant ang, mempertimbangkan, membujuk, mengkritik 4. Mengorgani sasikan Rekonsiliasi konflik internal, mengembangkan sistem nilai Menilai dan memperhitungkan pandangan pribadi, menyatakan posisi dan alasan personal, menyatakan kepercayaan Membangun, mengembangkan, merumuskan, mempertahankan, memodifikasi, menghubungkan, memprioritaskan, melakukan rekonsiliasi, mempertentangkan, menyusun, membangun 5. Internalisasi dan menentukan ciri-ciri nilai Menerima sistem kepercayaan dan filsafat Kepercayaan diri, berlaku konsisten terhadap sekumpulan nilai personal. Bertindak, menunjukkan, mempengaruhi, menyelesaikan, mempraktikan Table 2.3
Dave’s Taxonomy Lerning Domain – The Psychomotor Domain (Diadopsi dari buku Suyono dan Hariyono)
No. Kategori Paparan Perilaku Contoh-contoh kegiatan pembelajaran serta bukti-bukti/hasil belajar yang diukur/dinilai
Kata kunci (kata kerja yang menggambarkan aktifitas pembelajaran)
1. Peniruan Menjiplak tindakan atau yang lain, mengamati kemudian menirukan.
Memperhatikan guru atau pelatih dan
mengulangi tindakannya, prosesnya atau kegiatannya Menjiplak, mengikuti, menuri, mengulangi, menganut 2. Manipulasi Menjalankan kegiatan dari intruksi atau ingatan
Melaksanakan tugas dari intruksi tertulis, atau verbal Menciptakan kembali, membangun, melaksanakan, menjalankan, mengimplementasikan
25
3. Ketepatan Menjalankan keterampilan yang andal, madiri tanpa bantuan
Melaksanakan tugas atau aktivitas dengan ahli dan berkualitas tinggi tanpa bantuan atau intruksi, mampu
mendemonstrasikan suatu aktivitas kepada pembelajar yang lain
Mendemonstrasikan, menyelesaikan, menunjukkan, menyempurnakan, mengkalibrasi, mengontrol
4. Penekanan Beradaptasi dan memadukan keahlian untuk memenuhi tujuan yang tidak baku
Menghubungkan dan menggabungkan kegiatan yang berkaitan untuk mengembangkan metode bermacam-macam, serta kebutuhan yang baru Mengkontruksikan, menyelesaikan, menggabungkan, mengkoordinasikan, memadukan, beradaptasi, mengembangkan, merumuskan, mengubah, menguasai 5. Naturalisasi Secara otomatis di
bawah sadar menguasai akkktivitas dan keterampilan terkait pada level yang strategis.
Mendefinisikan tujuan, pendekatan, atau strategi yang akan digunakan dalam aktivitas untuk memenuhi kebutuhan strategis Merancang, memerinci, mengelola, menemukan, mengelola proyek.
d. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Terdapat dua faktor yang mempengaruhi proses dan hasil belajar, yani faktor internal dan faktor ekternal. Faktor internal yaitu dari dalam diri siswa itu sendiri dan faktor eksternal merupakan faktor luar yang mempengaruhi siswa. faktor-faktor terebut diuraikan seperti di bawa ini.
1. Faktor Internal a) Faktor fisiologis
Secara umum kondisi fisiologis, seperti kesehatan yang prima, tidak dalam keadaan cacat jasmani, dan sebagainya, semuanya akan membantu dalam proses dan hasil belajar. Siswa yang kekurangan gizi misalnya, ternyata kemampuan belajarnya berada di bawah siswa-siswa yang tidak kekurangan gizi, sebab mereka yang kekurangan gizi gizi cenderung lebih cepat lelah
dan capek, cepat mengantuk dan akhirnya tidak mudah dalam menerima pelajaran.27
b) Faktor psikologis
Faktor kedua dari faktor internal yaitu faktor psikologi. Setiap manusia atau anak didik pada dasarnya memiliki kondisi psikologis yang berbeda-beda yang mempengaruhi proses dan hasil belajarnya. Beberapa faktor psikologis diantaranya: intelegensi, perhatian, minat dan bakat, motif dan motivasi, serta kognitif dan daya nalar. Salah satu contoh dari faktor psikologis yaitu:
“Seorang mahasiswa A bercerita kepada temannya B, sesama mahasiswa, bahwa ketika belajar dan mengahadapi ujian, ia merasa sukar memusatkan pikirannya karena selalu teringat dengan pacarnya. Dalam pada itu B berkata bahwa ia berhasil memperoleh nilai yang cukup tinggi dari ujiannya berkat usahanya yang keras disebabkan oleh cita-cita menjadi dokter. Karena khawatir tidak berhasil mencapai cita-citanya itu, maka ia belajar sampai jauh malam”.28
Dari contoh tersebut mahasiswa A memiliki mental yang berkebutuhan memperoleh prestasi yang gemilang lebih tinggi dari mahasiswa B. dengan adanya motif dan motivasi dalam diri peserta didik maka akan tercapai proses dan hasil belajar yang optimal.
2. Faktor Eksternal a) Faktor lingkungan
Kondisi lingkungan juga mempengaruhi proses dan hasil belajar. Lingkungan ini dapat berupa lingkungan fisik atau alam dan juga lingkungan sosial. Lingkungan alam misalnya keadaan
27
Yudhi Munadi., Media Pembelajaran: Sebuah Pendekatan Baru, ( Jakarta: Gaung Persada Press Jakata, 2012), h. 21
28
27
suhu, kelembapan. Kepengapan udara, dan sebagainya. Belajar pada tengah hari di ruang yang memiliki ventilasi udara kurang tentunya akan berbeda dengan suasana belajar di pagi hari yang udara yang masih segar, apalagi di dalam ruang yang masih mendukung untuk bernafas lega.
Lingkungan sosial baik yang berwujud manusia maupun hal-hal lainnya, juga dapat mempengaruhi proses dan hasil belajar. Seringkali guru dan para siswa yang sedang belajar di dalam kelas merasa tergangggu oleh orang yang berada di luar persis di depan kelas tersebut. Oleh karena itu sekolah hendaknya didirikan dalam lingkungan yang kondusif untuk belajar.
b) Faktor instrumental
Faktor instrumental adalah faktor yang keadaan dan penggunaannya dirancang sesuai dengan hasil belajar yang diharapkan. Faktor-faktor instrumental ini dapat berupa kurikulum, sarana dan fasilitas, dan guru. Berbicara kurikulum berarti berbicara mengenai komponen-komponennya, yakni tujuan, bahan atau program, proses belajar mengajar, dan evaluasi. Faktor-faktor tersebut sangat berpengaruh terhadap proses dan hasil belajar, misalnya dilihat dari tujuan kurikulum, setiap tujuan kurikulum merupakan pernyataan keinginan tentang hasil pendidikan. Oleh karena itu setiap ada perubahan tujuan kurikulum maka dipastikan ada perubahan keinginan, bahkan merubah program atau mata pelajaran yang akan diberikan kepada siswa.29
Penjelasan-penjelasan di atas memberikan kesimpulan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar adalah faktor internal yaitu yang datang dari dalam, sedangkan faktor internal yaitu yang datang dari luar. Faktor internal dan fakktor eksternal saling
29
mempengaruhi, sehingga sangat penting bagi guru untuk memperhatikan kedua faktor tersebut agar tercapai tujuan pembelajaran yang diharapkan.
8. Hakikat IPS