• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN TEORITIS, KERANGKA BERFIKIR DAN

2. Hakikat Belajar dan Hasil Belajar

Menurut Azhar Arsyad “belajar adalah suatu proses yang kompleks yang terjadi pada diri setiap orang sepanjang hidupnya.” Menurut pengertian ini belajar terjadi karena adanya interaksi antara seseorang dengan lingkungannya. Oleh karena itu, belajar dapat terjadi kapan saja dan di mana saja23.

Menurut Arif S. Sadiman “belajar adalah proses yang kompleks yang terjadi pada semua orang dan berlangsung seumur hidup, sejak dia masih bayi hingga ke liang lahat nanti”24.

Menurut Muhibbin Syah “belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang sangat fundamental dalam penyelenggaraan setiap jenis dan jenjang pendidikan”25.

Beberapa pakar mendefinisikan belajar sebagai berikut: 1) Skinner

... a process of progressive behavior adaptation. (Belajar adalah

suatu proses adaptasi atau penyesuaian tingkah laku yang berlangsung secara progresif).

2) Chaplin

Membatasi belajar dengan dua macam rumusan. Rumusan pertama: ... acquistion of any relatively permanent change ini behavior as a

result of practice and ezperience. (Belajar adalah perolehan

perubahan tingkah laku yang relatif menetap sebagai akibat praktik dan pengalaman). Rumusan keduanya: ... process of acquiring

responses as a result of special practice. (Belajar adalah proses

memperoleh respons-respons sebagai akibat adanya pelatihan khusus.

3) Hintzman

Learning is a change in organism due to experience which can affect

the organism’s behavior. (Belajar adalah suatu perubahan yang

terjadi dalam diri organisme manusia atau hewan disebabkan oleh pengalaman yang dapat memengaruhi tingkah laku oreganisme tersebut.

23Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, h. 1.

24Arief S. Sadiman dkk, Media Pendidikan Pengertian, Pengembangan, dan

Pemanfaatannya, h. 2.

4) Wittig

Any relatively permanent change in an organism’s behavioral

repertoire that occurs as a result of experience. (Belajar adalah

perubahan yang relatif menetap yang terjadi dalam segala mecam/keseluruhan tingkah laku suatu organisme sebagai hasil pengalaman.

5) Rebber

Membatasi belajar dengan dua definis. Pertama, belajar adalah The

process of acquiring knowledge, (proses memeroleh pengetahuan).

Kedua, belajar adalah A relatively permanent change in respons

potentiality which occurs as a result of reinforced practice, (suatu

perubahan kemampuan bereaksi yang relatif langgeng sebagai hasil praktik yag diperkuat26.

Dari beberapa pengertian belajar di atas, penulis menyimpulkan bahwa belajar adalah suatu proses dalam diri seseorang yang dapat merubah kemampuan dan tingkah laku orang tersebut.

b. Jenis-jenis Belajar

Dalam proses belajar dikenal adanya bermacam-macam kegiatan yang memiliki corak yang berbeda antara satu dengan lainnya, baik dalam aspek materi dan metodenya maupun dalam aspek tujuan dan perubahan tingkah laku yang diharapkan. Keanekaragaman jenis belajar ini muncul dalam dunia pendidikan sejalan dengan kebutuhan kehidupan manusia yang juga bermacam-macam.

1) Belajar Abstrak

Belajar abstrak adalah belajar yang menggunakan cara-cara berpikir abstrak. Tujuannya adalah untuk memperoleh pemahaman dan pemecahan masalah-masalah yang tidak nyata.

2) Belajar Keterampilan

Belajar keterampilan adalah belajar dengan menggunakan gerakan-gerakan motorik yakni yang berhubungan dengan urat-urat syaraf dan otot-otot/neuromuscular. Tujuannya untuk memperoleh dan menguasai keterampilan jasmaniah tertentu.

3) Belajar Sosial

Belajar sosial pada dasarnya adalah belajar memahami masalah-masalah dan teknik-teknik untuk memecahkan masalah-masalah tersebut. Tujuannya untuk menguasai pemahaman dan kecakapan dalam masalah-masalah sosial seperti masalah keluarga, persahabatan, kelompok, dan masalah-masalah lain yang bersifat kemasyarakatan. 4) Belajar Pemecahan Masalah

Belajar pemecahan masalah pada dasarnya adalah belajar menggunakan metode-metode atau ilmiah atau berpikir secara sistematis, logis, teratur, dan teliti. Tujuannya ialah untuk memperoleh kemampuan dan kecakapan kognitif untuk memecahkan masalah secara rasional, lugas, dan tuntas.

5) Belajar Rasional

Belajar rasional ialah belajar dengan menggunakan kemampuan berpikir secara logis dan rasional (sesuai dengan akal sehat). Tujuannya ialah untuk memperoleh aneka ragam kecakapan menggunakan prinsip-prinsip dan konsep-konsep.

6) Belajar Kebiasaan

Belajar kebiasaan adalah proses pembentukan kebiasaan-kebiasaan baru atau perbaikan kebiasaan-kebiasaan yang telah ada. Tujuannya agar siswa memperoleh sikap-sikap dan kebiasaan-kebiasaan perbuatan baru yang lebih tepat dan positif dalm arti selaras dengan kebutuhan ruang dan waktu (kontekstual).

7) Belajar Apresiasi

Belajar apresiasi adalah belajar mempertimbangkan (judgement) arti penting atau nilai suatu objek. Tujuannya agar siswa memperoleh dan mengembangkan kecakapan ranah rasa (affective skills) yang dalam hal ini kemampuan menghargai secara tepat terhadap nilai objek tertentu misalnya apresiasi sastra, apresiasi musik, dan sebagainya.

8) Belajar Pengetahuan

Belajar pengetahuan (studi) ialah belajar dengan cara melakukan penyelidikan mendalam terhdap objek pengetahuan tertentu. Tujuannya agar siswa memperoleh atau menambah informasi dan pemahaman terhadap pengetahuan tertentu yang biasanya lebih rumit dan memerlukan kiat khusus dalam mempelajarinya, misalnya dengan menggunakan alat-alat, laboratorium dan penelitian lapangan27.

c. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Belajar

Secara global, faktor-faktor yang mempengaruhi belajar siswa dapat dibedakan menjadi tiga macam, yakni:

1) Faktor Internal Siswa

Faktor yang berasal dari dalam diri siswa sendiri, meliputi dua aspek:

a) Aspek Fisiologis (yang bersifat jasmaniah)

Kondisi umum jasmani dan tonus (tegangan otot) yang menandai tingkat kebugaran organ-organ tubuh dan sendi-sendinya, dapat mempengaruhi semangat dan intensitas siswa dalam mengikuti pelajaran.

b) Aspek Psikologis (yang bersifat rohaniah)

Banyak faktor yang termasuk aspek psikologis yang dapat mempengaruhi kuantitas dan kualitas perolehan belajar siswa, yakni: (1) tingkat kecerdasan; (2) sikap siswa; (3) bakat siswa; (4) minat siswa; (5) motivasi siswa.

2) Faktor Eksternal Siswa

Faktor yang berasal dari luar diri siswa, meliputi: a) Lingkungan Sosial

Seperti para guru, para tenaga kependidikan (kepala sekolah dan wakil-wakilnya) dan teman-teman sekelas dapat mempengaruhi semangat belajar seorang siswa.

b) Lingkungan Nonsosial

Seperti gedung sekolah dan letaknya, rumah tempat tinggal keluarga siswa dan letaknya, alat-alat belajar, keadaan cuaca dan waktu belajar yang digunakan siswa dapat menentukan tingkat keberhasilan belajar siswa.

3) Faktor Pendekatan Belajar

Merupakan jenis upaya belajar siswa yang meliputi strategi dan metode yang digunakan siswa untuk melakukan kegiatan mempelajari materi-materi pelajaran28.

d. Pengertian Hasil Belajar

Hasil belajar adalah perubahan-perubahan tingkah laku yang mencakup bidang kognitif, afektif, dan psikomotoris29.

Hasil belajar merupakan kemampuan, keterampilan, dan sikap seseorang dalam menyelesaikan suatu hal. Hasil suatu pembelajaran (kemampuan, keterampilan, dan sikap) dapat terwujud jika pembelajaran (kegiatan belajar mengajar) terjadi. Baik individu ataupun tim, menginginkan suatu pekerjaan dilakukan secara baik dan benar agar memperoleh hasil yang baik dari pekerjaan tersebut. Keberhasilan ini akan tampak dari pemahaman, pengetahuan atau keterampilan yang dimiliki oleh individu ataupun tim30.

28Ibid, h.129.

29Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Remaja

Rosdakarya, 2010), h. 3. 30

Maisaroh dan Rostrieningsih, Peningkatan Hasil Belajar Siswa Dengan Menggunakan Metode Pembelajaran Active Learning Tipe Quiz Team Pada Mata Pelajaran Keterampilan Dasar

Hasil belajar adalah perolehan siswa setelah mengikuti proses belajar dan perolehan tersebut meliputi tiga bidang kemampuan, yaitu kognitif, afektif, dan psikomotor31.

Sebagaimana dikemukakan oleh UNESCO ada empat pilar hasil belajar yang diharapkan dapat dicapai oleh pendidikan, yaitu: learning to

know, learning to be, learning to life together, dan learning to do. Bloom

menyebutnya dengan tiga ranah hasil belajar, yaitu: kognitif, afektif, dan psikomotor. Adapun Bloom yang banyak mendapat pengaruh dari Carol dalam “Model of School Learning”-nya berusaha untuk mengatakan sejumlah kecil variabel yang besar pengaruhnya terhadap hasil belajar

Thesis Central Model. Bloom menyatakan bahwa variasi dalam

Cognitive Entry Behaviours, Afektif Entry Characteristics, dan kualitas

pengajaran menentukan hasil belajar. bloom yakin bahwa variabel kualitas pengajaran yang tercermin dalam penyajian bahan petunjuk latihan (tes formatif), proses balikan, dan perbaikan penguatan partisipasi siswa harus sesuai dengan kebutuhan siswa32.

Secara umum, hasil belajar siswa dipengaruhi oleh faktor internal, yaitu faktor-faktor yang ada dalam diri siswa dan faktor eksternal, yaitu faktor-faktor yang berada di luar diri siswa. yang tergolong faktor internal ialah:

1) Faktor fisiologis atau jasmani individu baik bersifat bawaan maupun yang diperoleh dengan melihat, mendengar, struktur tubuh, cacat tubuh, dan sebagainya.

2) Faktor psikologis baik yang bersifat bawaan maupun keturunan, yang meliputi:

Komunikasi Di SMK Negeri 1 Bogor, Jurnal Ekonomi dan Pendidikan, Vol. 8 Nomor 2, November

2010, h. 161.

31 Heni Mularsih, Strategi Pembelajaran, Tipe Kepribadian dan Hasil Belajar Bahasa

Indonesia Pada Sekolah Menengah Pertama, Makara, Sosial Humaniora, Vol. 14 Nomor 1, Juli

2010, h. 66.

32 Tim Pengembang MKDP, Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta: Rajawali Pers, 2012),

a) Faktor intelektual terdiri atas:

(1) Faktor potensial, yaitu inteligensi dan bakat. (2) Faktor aktual yaitu kecakapan nyata dan prestasi.

b) Faktor non-intelektual yaitu komponen-komponen kepribadian tertentu seperti sikap, minat, kebiasaan, motivasi, kebutuhan, konsep diri, penyesuaian diri, emosional, dan sebagainya. 3) Faktor kematangan baik fisik maupun psikis.

Yang tergolong faktor eksternal ialah: a) Faktor sosial yang terdiri atas:

(1) Faktor lingkungan keluarga. (2) Faktor lingkungan sekolah. (3) Faktor lingkungan masyarakat. (4) Faktor kelompok.

b) Faktor budaya seperti: adat istiadat, ilmu pengetahuan dan teknologi, kesenian dan sebagainya.

c) Faktor lingkungan fisik, seperti fasilitas rumah, fasilitas belajar, iklim, dan sebagainya.

d) Faktor spiritual atau lingkuangan keagamaan33.

Faktor-faktor tersebut saling berinteraksi secara langsung atau tidak langsung dalam mempengaruhi hasil belajar yang dicapai seseorang. Karena adanya faktor-faktor tertentu yang mempengaruhi prestasi belajar yaitu motivasi berprestasi, inteligensi, dan kecemasan.

3. Hakikat Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) a. Pengertian IPS

Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan integrasi dari berbagai cabang ilmu-ilmu sosial, seperti sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi, politik, hukum, dan budaya. IPS atau studi sosial merupakan bagian dari kurikulum sekolah yang diturunkan dari isi materi cabang-cabang

ilmu sosial: sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi, politik, antropologi, filsafat, dan psikologi sosial34.

Sementara itu berdasarkan hasil rumusan Forum Komunikasi II HISPIPSI di Yogyakarta (1991) dan menurut versi FPIPS dan Jurusan Pendidikan IPS, pendidikan IPS adalah penyederhanaan adaptasi, seleksi, dan modifikasi dari disiplin akademis ilmu-ilmu sosial yang diorganisasikan dan disajikan secara ilmiah dan pedagogis-psikologis untuk tujuan institusional pendidikan dasar dan menengah dalam kerangka mewujudkan pendidikan nasional yang berdasarkan Pancasila35.

Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa IPS adalah integrasi ilmu yang berasal dari ilmu-ilmu sosial seperti: sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi, politik, antropologi, filsafat, dan psikologi sosial yang diimplementasikan untuk tingkat pendidikan dasar dan menengah.

b. Tujuan Pendidikan IPS

Tujuan pendidikan IPS menurut Nursid Sumaatmaja adalah “membina anak didik menjadi warga negara yang baik, yang memiliki pengetahuan, dan kepedulian sosial yang berguna bagi dirinya serta bagi masyarakat dan negara” sedangkan secara rinci Oemar Hamalik merumuskan tujuan pendidikan IPS berorientasi pada tingkah laku para siswa, yaitu (1) pengetahuan dan pemahaman, (2) sikap hidup belajar, (3) nilai-nilai sosial dan sikap, (4) keterampilan36.

Berdasarkan tujuan di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan pendidikan IPS adalah mengarahkan dan menjadikan anak didik

34

Trianto, Model Pembelajaran Terpadu Konsep, Strategi, dan Implementasinya dalam

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), h. 171.

35 Rudy Gunawan, Pendidikan IPS Filosofi, Konsep dan Aplikasi, (Bandung: ALFABETA,

2013), h. 104. 36Ibid., h. 18

memiliki sikap dan pengetahuan berdasarkan Pancasila yang dapat berguna bagi masyarakat dan negara.

c. Karakteristik Pembelajaran IPS

Menurut Trianto, mata pelajaran IPS di SMP/MTs memiliki beberapa karakter, yaitu”: (1) ilmu pengetahuan sosial merupakan gabungan bari unsur-unsur geografi, sejarah, ekonomi, hukum dan politik, kewarganegaraan, sosiologi, bukan juga bidang humaniora, pendidikan dan agama, (2) Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar IPS berasal dari struktur keilmuan geografi, sejarah, ekonomi, dan sosiologi, yang dikemas sedemikian rupa sehingga menjadi pokok bahasan atau topik (tema) tertentu, (3) Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar dapat menyangkut berbagai masalah sosial yang dirumuskan dengan pendekatan interdisipliner dan multi disipliner, (4) Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar dapat menyangkut peristiwa dan perubahan kehidupan masyarakat dan prinsip sebab akibat, kewilayahan, adaptasi dan pengelolaan lingkungan, struktur, proses dan masalah sosial serta upaya-upaya perjuangan hidup agar survive seperti pemenuhan kebutuhan, kekuasaan, keadilan dan jaminan keamanan, (5) Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar IPS menggunakan tiga dimensi dalam kajian dan memahami fenomena sosial serta kehidupan manusia secara keseluruhan37.

4. Langkah-langkah Penggunaan E-learning Berbasis Facebook Sebagai

Dokumen terkait