• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Hakikat Berpikir Positif

Pengertian berpikir positif adalah merupakan suatu kesatuan cara berpikir sehat yang sifatnya menyeluruh. Seseorang yang memiliki cara berpikir yang positif, maka akan terus menghasilkan buah pikiran yang positif, sekaligus menghimpun harapan, rasa optimis, dan daya cipta, dengan demikian orang yang memiliki cara berpikir yang positif akan menggerakkan dunia sekitarnya secara positif pula (Peale, 2006).

Berpikir positif merupakan usaha mengisi pikiran dengan berbagai hal yang positif atau muatan yang positif. Adapun yang dimaksud dengan muatan positif untuk pikiran adalah berbagai bentuk pemikiran yang memiliki kriteria: a) Benar, yang artinya tidak melanggar nilai-nilai kebenaran, serta siswa dapat menyelesaikan masalah yang sedang dihadapi sesuai dengan kedaan yang sesungguhnya. b) Baik, artinya berpikir positif itu baik bagi diri sendiri, orang lain, dan lingkungan sehingga dengan berpikir positif dapat memberikan dampak kebaikan bagi siswa sendiri, orang lain dan lingkungan. c) Bermanfaat, dengan berpikir positif siswa dapat menghasilkan sesuatu yang

berguna yang artinya siswa dapat membantu orang lain yang mengalami keterpurukan dan memberi masukan.

2. Karakteristik Berpikir Positif

Ubaedy (2006) mengatakan berpikir positif memiliki sejumlah karakteristik, antara lain:

a. Optimis, orang yang berpikir positif selalu optimis pada kemampuan yang dimiliki oleh dirinya sendiri. Orang yang optimis dapat mecapai keberhasilan yang diharapkannya

b. Sabar, orang yang berpikir positif selalu sabar dalam mengharapkan hasil sesuai dengan keinginnanya.

c. Tidak berhenti berusaha, orang yang berpikir positif jika mengalami suatu kegagalan atau keterpurukan ia akan berusaha untuk bangkit lagi dan mencoba hingga mencapai kesuksesan sesuai dengan yang diinginkan.

Peale (2006) mengemukakan bahwa berpikir positif mempunyai beberapa karakteristik umum antara lain:

a. Orang yang berpikir positif mengakui bahwa ada unsur-unsur negatif dalam kehidupan setiap siswa, akan tetapi ia yakin bahwa semua masalah dapat di selesaikan. Orang yang memiliki pikiran yang positif memiliki kepercayaan yang kuat akan dirinya, dan dapat berhasil dalam mencapai hal yang diharapkan

b. Tidak mau kalah oleh berbagai kesulitan dan rintangan. Orang yang memiliki pikiran positif selalu bangkit dari keterpurukan atau kegagalan, sehingga mencoba untuk bangkit lagi dan meraih keberhasilan yang sesuai dengan harapannya.

c. Memiliki jiwa yang kuat dan konsisten. Orang yang berpikir positif dapat mengambil sikap yang positif, bukan yang negatif. Selalu membicarakan hal-hal positif dan selalu menginginkan kehidupan yang positif. Percaya pada kemampuan, keterampilan dan bakatnya, ia tidak pernah meremehkan itu semua sehingga ia tidak lagi menolak sebuah keberhasilan, namun sebaliknya ia menarik keberhasilan kearah dirinya karena ia konsisten dengan dirinya sendiri.

d. Percaya kepada Tuhan. Orang yang berpikir positif percaya bahwa keberhasilan yang ia raih adalah campur tangang dari Tuhan.

e. Meyakini bahwa semua orang memiliki daya kreatif. Akan tetapi, daya kreativitas itu membutuhkan kekuatan untuk membangkitkannya sehingga menjadi menyata sesuai dengan yang diharapkannya

Berdasarkan uraian karakteristik dari Ubaedy dan Peale di atas, dapat disimpulkan bahwa karakteristik berpikir positif adalah keyakinan bahwa hal-hal yang baik akan terjadi pada pencapaian ke depan dan cara menghadapi suatu masalah dengan mengambil hikmah dibalik masalah yang dihadapi sehingga tidak menimbulkan konflik/pertentangan.

3. Faktor-faktor Pembentuk Berpikir Positif

Menurut Peale (2006), ada beberapa faktor yang mempengaruhi berpikir positif seseorang, yaitu:

a. Religiusitas

Agama dapat membantu siswa mendapatkan penyembuhan dari penyakit-penyakit pikiran, hati, jiwa, dan tubuh. Agama dapat menyingkirkan ketakutan, kebencian, kesakitan, kekalahan moral, sehingga dapat memberi kekuatan dengan kesehatan, kebahagiaan, dan kebaikan. Misalnya dengan mengikuti kegiatan keagamaan, siswa tersebut dapat mengolah dirinya menjadi lebih baik dari sebelumnya, dengan mengikuti kegiatan keagamaan siswa tersebut dapat elajar bermeditasi dengan merenungi kesalah yang dilakukan hari ini dan akan mmperbaiki hari berikutnya

b. Kepercayaan diri

Siswa yang mampu mempercayai dirinya sendiri dapat dengan mudah berpikir positif terhadap kondisi yang sedang dihadapinya. Kepercayaan diri yang mantap dapat membuat siswa menarik keberhasilan mendekat dengan dirinya sehingga siswa yang memiliki kepercayaan diri lebih mudah berhasil dalam mencapai target yang dibuat.

c.Dukungan sosial

Siswa membutuhkan dukungan dari orang-orang di sekitarnya untuk dapat menimbulkan perasaan dibutuhkan dan diinginkan yang akan membawan siswa pada pemikiran yang positif terhadap dirinya sendiri.

Misalnya siswa mendapat dukungan penuh dari orangtua, teman, guru, dan saudaranya.

4. Manfaat Berpikir Positif

Selain itu Kebiasaan berpikir positif merupakan sikap dan tindakan yang mendatangkan manfaat besar bagi siswa yang bersangkutan, yaitu berkenaan dengan:

a. Mengatasi Stres

Berpikir positif dapat membantu siswa mengatasi situasi stres, mengabaikan pikiran negatif, dan mengganti pikiran pesimis menjadi optimis, mengurangi kecemasan dan mengurangi stres. Artinya siswa dapat mengatasi stress sehingga siswa dapat menanamkan pemikiran positif dalam dirinya dan mengganti pemikiran pesimis menjadi lebih optimis.

b. Menjadi Lebih Sehat

Pikiran dapat secara langsung mempengaruhi tubuh dan cara bekerja tubuh. Ketika siswa mengganti pikiran negatif dengan ketenangan, kepercayaan dan kedamaian, bukannya dengan kebencian, kecemasan, dan kekhawatiran, maka siswa akan merasakan kesejahteraan. Dan ini berarti akan membuat siswa tidak mengalami gangguan saat tidur, tidak merasakan ketegangan otot, kecemasan, dan kelelahan. Sehingga cara hidup siswa menjadi lebih sehat.

c. Percaya Diri

Dengan berpikir positif, maka akan lebih percaya diri dan siswa tidak mudah untuk mencoba menjadi orang lain. Jika tidak percaya diri maka siswa tidak akan pernah mendapatkan kehidupan yang lebih baik. Berpikir positif dapat mencegah siswa memilih keputusan yang salah atau melakukan hal yang bodoh yang kemudian akan disesali oleh siswa. Berpikir positif membuat siswa peraya diri dalam memilih keputusan dengan cepat.

Selain itu juga ketika siswa dapat berpikir seara positif, maka akan membuat siswa memiliki rasa peraya diri yang baik singga dapat menarik perhatian orang dan orang tersebut akan merasa nyaman ketika berdekatan dengan siswa yang memiliki pemikiran positif.

d. Bisa Mengatur Waktu Lebih Baik

Dengan meningkatnya fokus serta kemampuan membuat keputusan yang lebih baik, siswa akan lebih terorganisir, hal ini akan membantu siswa untuk mendapatkan lebih banyak waktu bagi diri sendiri dan orang yang dicintai. Sikap positif tak hanya bisa meningkatkan fokus namun dengan berpikir positif siswa lebih bisa mengatur waktu dengan baik sehingga akan mengarahkan siswa pada kebahagian dan keberhasilan.

5. Aspek-aspek Berpikir Positif

Berpikir positif merupakan usaha mengisi pikiran dengan berbagai hal yang positif atau muatan yang positif, adapun tercakup aspek- aspek berpikir positif sebagai berikut (Albrecht 1980):

a. Harapan yang positif (positive expectation)

Artinya melakukan sesuatu dengan lebih memusatkan perhatian pada kesuksesan, optimisme, pemecahan masalah dan menjauhkan diri dari perasaan takut akan kegagalan. Misalnya, siswa memiliki keyakinan pada keputusan yang pilih, siswa mampu memusatkan perhatian pada kesuksesan yang akan dicapai oleh dirinya.

b. Affirmasi diri (Self affirmative)

Artinya yaitu memusatkan perhatian pada kekuatan diri, melihat diri secara positif. Dalam hal ini siswa menggantikan kritik pada diri sendiri dengan memfokuskan pada kekuatan diri sendiri. Misalnya, siswa yakin pada kemampuan dirinya dan siswa mampu menyelesaikan masalah yang sedang dihadapi tanpa mengabaikan kekuatan dirinya.

c. Pernyataan yang tidak menilai (non judgement talking)

Artinya suatu pernyataan yang lebih menggambarkan keadaan daripada menilai keadaan. Pernyataan ataupun penilaian ini dimaksudkan sebagai pengganti pada saat seseorang cenderung memberikan pernyataan atau penilaian yang negatif. Aspek ini akan sangat berperan dalam

menghadapi keadaan yang cenderung negatif, misalnya: siswa mampu menerima jika setiap manusia adalah pribadi yang unik, siswa menerima kelemahannya sehingga tidak malu jika meminta bantuan orang lain.

d. Penyesuaian diri yang realistik (realistic adaptation)

Artinya mengakui kenyataan dan segera berusaha menyesuaikan diri dari penyesalan, frustasi dan menyalahkan diri. Misalnya, siswa mampu mengatasi frustasi yang sedang dialami dan tidak menyalahkan diri ketika gagal, siswa mampu bangun dari suatu kegagalan atau tidak fokus pada kegagalan.

Siswa yang berpikir positif adalah siswa yang mempunyai harapan dan cita-cita yang positif, memahami dan dapat memanfaatkan kelebihan dan kekurangan yang dimiliki dan menilai positif segala permasalahan. Siswa yang berpikir positif akan mengarahkan pikiran-pikirannya ke hal-hal yang positif, akan berbicara tentang kesuksesan daripada kegagalan, cinta kasih daripada kebencian, kebahagiaan daripada kesedihan, keyakinan daripada ketakutan, kepuasan daripada kekecewaan sehingga siswa akan bersikap positif dalam menghadapi permasalahan (Albrecht, 1980). Berpikir positif, siswa dapat menemukan kebahagiaan dalam hal-hal kecil disekitarnya (Peale, 1996).

6. Upaya-upaya Peningkatan Berpikir Positif a. Optimis

Memiliki pandangan yang positif pada suatu hal. Misalnya Orang yang pesimis itu fokus kepada yang negatif (seperti memandang segelas air sebagai setengah kosong/air yang sudah tak ada). Sedangkan yang optimis fokus memandang yang positif (seperti memandang segelas air sebagai setengah penuh).

b. Lebih peka

Lebih peka terhadap masalah–masalah potensial, maka bisa lebih siap menghadapinya dan bahkan mengelak. Serta juga bisa peka terhadap pengalaman – pengalaman positif. Misal, bila mendengar pengumuman tentang uji coba tim atau klub baru, maka catatlah waktu dan tempatnya dan berencanalah mengikutinya, maka akan memperoleh sesuatu hal yang baru. c. Sportif

Sportif artinya menerima kekalahan dengan positif sambil tersenyum, menjabat tangan sang pemenang, tidak menyalahkan orang lain atau keadaan atas kekalahan itu. Sikap ini bisa memenangkan orang lain (jika bermain dalam team) jika tidak memenangkan pertandingan atau kompetisinya.

“Sportif” berarti pula tidak perlu mengejek yang kalah ketika menang. d. Memiliki pengharapan

Pengharapan mungkin merupakan sikap positif yang terpenting bagi segala sikap poritif lainnya pengharapan adalah sesuatu yang tidak pernah

berhenti sama sekali. Sehingga siswa perlu memiliki pengharapan dalam sesuai dengan kemampuannya.

Dokumen terkait