(Studi Deskiptif pada Siswa-siswi Kelas XI TITL SMK Pangudi Luhur Leonardo Klaten Tahun Ajaran 2015/2016 dan Implikasinya terhadap
Usulan Topik-topik Bimbingan Pribadi-Sosial)
Bernadet Dwi Atmi Nugrahaningsih Universitas Sanata Dharma
2016
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang tingkat berpikir positif siswa-siswi kelas XI TITL SMK Pangudi Luhur Leonardo Klaten tahun ajaran 2015/2016 dan membuat usulan topik-topik bimbingan.
Jenis penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif. Pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan metode kuesioner Tingkat Berpikir Positif. Kuesioner yang disusun terdiri dari 60 item berdasarkan 4 aspek berpikir positif, yaitu: 1) harapan yang positif; 2) afirmasi diri; 3) pernyataan yang tidak menilai; 4) penyesuaian diri yang realistik. Subjek penelitian berjumlah 25 peserta didik kelas XI SMK Pangudi Luhur Klaten tahun ajaran 2015/2016.Hasil pengukuran validitas kuesioner dengan total item 60, item gugur 7 dan item valid 53, serta reliabilitas instrumen 0,935. Analisis data penelitian menggunakan program SPSS 16.0 dan teknik analisis data yang digunakan adalah teknik deskriptif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1 siswa (4%) yang memiliki tingkat berpikir positif yang sangat tinggi, 9 siswa (60%) yang memiliki tingkat berpikir positif tinggi dan 9 siswa (36%) yang memiliki tingkat berpikir positif yang sedang. Analisis capaian skor item-item kuesioner terindifikasi bahwa 27 item (51%) mencapai skor sangat tinggi, 16 item ( 32%) mencapai skor tinggi, 8 item (15%) mencapai skor sedang, dan 2 item (4%) mencapai skor rendah. Peneliti mengusulkan topik-topik bimbingan untuk meningkatkan berpikir positif siswa kelas XI TITL SMK Pangudi Luhur Klaten tahun ajaran 2015/2016 Topik-topik bimbingan, yaitu: mandiri dalam mengambil keputusan, dan aku pribadi yang unik.
ABSTRACT
POSITIVE THINKING IN VOCATIONAL HIGH SCHOOL
(A Descriptive Studiy in Class XI TITL Student of Vocational High Shool Pangudi Luhur Leonardo Klaten Academic Year 2015/016 and the Implications on the
Proposed Guidance Topics)
Bernadet Dwi Atmi Nugrahaningsih Sanata Dharma Universty
2016
This research aims to gain an idea of the level of positive thinking among the students of Class XI TITL VHS Pangudi Luhur Klaten academic year 2015/2016 and to propose for guidance topics. This research aims to gain an idea of the level of positive thinking among the students of Class XI TITL VHS Pangudi Luhur Leonardo Klaten academic year 2015/2016 implications on the proposed guidance topics.
Type of this research is quantitative descriptive. Research on data collection used the questionnaire method of degree of positive thinking. The questionnaire consisted of 60 items based on 4 aspects of positive thinking, namely: 1) positive expectations; 2) self affirmation; 3) statements non-judgment talking; 4) realistic self adjustment. The research subjects were 25 students of Class XI VHS Pangudi Luhur Klaten academic year 2015/2016. The results of the measurements of the validity of the questionnaire with a total 60 item, 7 of then were not valid, white 53 were valid, with the reliability of the instruments 0.935. Data analysis using SPSS 16.0 program research and data analysis techniques used are descriptive techniques.
The results showed that 1 student (4%) has a very high level of positive thinking, 9 student (60%) have a high level of positive thinking and 9 student (36%) have a level of positive thinking. The analysis of the questionaaire score indicate that 27 items (51%) reached a very high score, 16 item (32%) reached a high score, 8 items (15%) achieved a medium score, and 2 items (4%) reach a low score. Researchers propose guidance topics for improving positive thinking among the students of Class XI TITL SMK Pangudi Luhur Klaten academic year 2015/2016 , namely: independent guidance in taking decisions, and me personally.
i
Leonardo Klaten Tahun Ajaran 2015/2016 dan Implikasinya terhadap Usulan Topik-topik Bimbingan Pribadi-Sosial)
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Bimbingan dan Konseling
Oleh:
Bernadet Dwi Atmi Nugrahaningsih NIM: 121114040
PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA
iv
HALAMAN MOTTO
Tuhan, tuntunlah aku dalam keadilan-Mu, karena
seteruku, ratakanlah jalan-Mu di depanku
(Maz 5:9)
Belajarlah mengalah sampai tak seorangpun yang
bisa mengalahkanmu. Belajarlah merendah sampai
tak seorangpun yang bisa merendahkanmu.
v
Karya ini saya persembahkan bagi....
Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria
Sang teladan yang senantiasa menjadi pedoman, pegangan,
sumber kekuatan, dan ketenangan dalam setiap alur indah
yang Haning jalani selama ini.
Para dosen dan staf Prodi Bimbingan dan Konseling
Universitas Sanata Dharma
Semua orang terkasih yang telah memberikan seluruh
kasih sayang yang tulus, perhatian, dan cintanya dalam
mendampingi dan memotivasi hingga sekarang.
Orang tua tercinta,
Bapak Martinus Suparjaka dan Ibu Antonia Kartini
Abang tersayang,
Yohanes Radhite Bangun Nugraha
Adik tersayang,
Khatarina Tri Murdawa Ningsih
Seluruh keluarga,
viii
BERPIKIR POSITIF PADA SISWA SMK
(Studi Deskiptif pada Siswa-siswi Kelas XI TITL SMK Pangudi Luhur Leonardo Klaten Tahun Ajaran 2015/2016 dan Implikasinya terhadap
Usulan Topik-topik Bimbingan Pribadi-Sosial)
Bernadet Dwi Atmi Nugrahaningsih Universitas Sanata Dharma
2016
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang tingkat berpikir positif siswa-siswi kelas XI TITL SMK Pangudi Luhur Leonardo Klaten tahun ajaran 2015/2016 dan membuat usulan topik-topik bimbingan.
Jenis penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif. Pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan metode kuesioner Tingkat Berpikir Positif. Kuesioner yang disusun terdiri dari 60 item berdasarkan 4 aspek berpikir positif, yaitu: 1) harapan yang positif; 2) afirmasi diri; 3) pernyataan yang tidak menilai; 4) penyesuaian diri yang realistik. Subjek penelitian berjumlah 25 peserta didik kelas XI SMK Pangudi Luhur Klaten tahun ajaran 2015/2016.Hasil pengukuran validitas kuesioner dengan total item 60, item gugur 7 dan item valid 53, serta reliabilitas instrumen 0,935. Analisis data penelitian menggunakan program SPSS 16.0 dan teknik analisis data yang digunakan adalah teknik deskriptif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1 siswa (4%) yang memiliki tingkat berpikir positif yang sangat tinggi, 9 siswa (60%) yang memiliki tingkat berpikir positif tinggi dan 9 siswa (36%) yang memiliki tingkat berpikir positif yang sedang. Analisis capaian skor item-item kuesioner terindifikasi bahwa 27 item (51%) mencapai skor sangat tinggi, 16 item ( 32%) mencapai skor tinggi, 8 item (15%) mencapai skor sedang, dan 2 item (4%) mencapai skor rendah. Peneliti mengusulkan topik-topik bimbingan untuk meningkatkan berpikir positif siswa kelas XI TITL SMK Pangudi Luhur Klaten tahun ajaran 2015/2016 Topik-topik bimbingan, yaitu: mandiri dalam mengambil keputusan, dan aku pribadi yang unik.
ix
POSITIVE THINKING IN VOCATIONAL HIGH SCHOOL
(A Descriptive Studiy in Class XI TITL Student of Vocational High Shool Pangudi Luhur Leonardo Klaten Academic Year 2015/016 and the Implications on the
Proposed Guidance Topics)
Bernadet Dwi Atmi Nugrahaningsih Sanata Dharma Universty
2016
This research aims to gain an idea of the level of positive thinking among the students of Class XI TITL VHS Pangudi Luhur Klaten academic year 2015/2016 and to propose for guidance topics. This research aims to gain an idea of the level of positive thinking among the students of Class XI TITL VHS Pangudi Luhur Leonardo Klaten academic year 2015/2016 implications on the proposed guidance topics.
Type of this research is quantitative descriptive. Research on data collection used the questionnaire method of degree of positive thinking. The questionnaire consisted of 60 items based on 4 aspects of positive thinking, namely: 1) positive expectations; 2) self affirmation; 3) statements non-judgment talking; 4) realistic self adjustment. The research subjects were 25 students of Class XI VHS Pangudi Luhur Klaten academic year 2015/2016. The results of the measurements of the validity of the questionnaire with a total 60 item, 7 of then were not valid, white 53 were valid, with the reliability of the instruments 0.935. Data analysis using SPSS 16.0 program research and data analysis techniques used are descriptive techniques.
The results showed that 1 student (4%) has a very high level of positive thinking, 9 student (60%) have a high level of positive thinking and 9 student (36%) have a level of positive thinking. The analysis of the questionaaire score indicate that 27 items (51%) reached a very high score, 16 item (32%) reached a high score, 8 items (15%) achieved a medium score, and 2 items (4%) reach a low score. Researchers propose guidance topics for improving positive thinking among the students of Class XI TITL SMK Pangudi Luhur Klaten academic year 2015/2016 , namely: independent guidance in taking decisions, and me personally.
x
Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat dan rahmat-Nya sehingga, penulisan tugas akhir dengan judul “BERPIKIR POSITIF PADA SISWA SMK (Studi Deskiptif pada Siswa-siswi Kelas XI TITL SMK Pangudi Luhur Leonardo Klaten Tahun Ajaran 2015/2016 dan Implikasinya terhadap Usulan Topik-topik Bimbingan Pribadi-Sosial) dapat terselesaikan dengan baik dan lancar.Selama penulisan tugas akhir ini, penulis menyadari bahwa banyak pihak yang ikut terlibat guna membimbing, mendampingi, dan mendukung setiap proses yang penulis jalani. Oleh karenanya, penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada:
1. Rohandi, Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. 2. Dr. Gendon Barus, M.Si. selaku ketua Program Studi Bimbingan dan
Konseling.
3. Ag. Krisna Indah Marheni, S.Pd, M.A selaku dosen pembimbing skripsi yang selalu mendampingi dengan penuh kesabaran, telaten, selalu memberikan saran, motivasi, petunjuk kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
4. Segenap Bapak/Ibu dosen Program Studi Bimbingan dan Konseling atas bimbingan dan pendampingan selama penulis menempuh studi.
5. Mas Moko atas pelayanan yang diberikan dengan ramah dan sabar selama penulis menempuh studi di Program Studi Bimbingan dan Konseling. 6. Orang tua saya, yakni Bapak Martinus Suparjaka dan Ibu Antonia Kartini
atas seluruh doa, dukungan, pendampingan, serta penguatan yang diberikan kepada penulis selama ini.
xi
kebersamaan, dukungan, dan keceriaan yang telah diberikan kepada penulis.
9. Teman dekat dan sahabat terkasih atas doa, dukungan, semangat dan kebersamaan yang diberikan selama ini.
10.Seluruh pihak yang telah mendukung dan membantu dalam proses pembuatan hingga penyelesaian tugas akhir ini.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kesalahan dan kekurangan yang penulis lakukan selama proses pembuatan tugas akhir ini. Oleh karena itu, penulis minta maaf kepada semua pihak yang telah dirugikan atas keasalahan dan kekurangan tersebut. Penulis juga sadar bahwa peneitian ini masih jauh dari sempurna. Maka dari itu, penulis berharap mendapatkan kritik dan saran yang membangun dari berbagai pihak guna pembenahan, penajaman, dan perkembangan penelitian yang lebih baik. Akhir kata, atas perhatian dan kesempatan yang diberikan, penulis ucapkan terima kasih.
Yogyakarta, 09 Septemer 2016
xii
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vii
ABSTRAK ... viii
B. Identifikasi Masalah ... 4
C. Pembatasan Masalah ... 5
D. Rumusan Masalah ... 5
E. Tujuan Penelitian ... 5
F. Manfaat Penelitian ... 6
G. Definisi Istilah ... 6
BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 8
A. Hakikat Berpikir Positif ... 8
1. Pengertian Berpikir Positif ... 8
2. Karakteristik Berpikir Positif ... 9
3. Faktor-Faktor Pembentuk Berpikir Positif ... 10
4. Manfaat Berpikir Positif ... 11
xiii
B. Hakikat Siswa dalam Kehidupan di Sekolah ... 16
1. Pengertian Siswa... 16
2. Tugas Perkembangan Siswa ... 16
3. Karakteristik Siswa SMK ... 17
C. Berpikir Positif pada Siswa SMK Leonardo Klaten ... 19
Hakikat Layanan Bimbingan Klasikal ... 19
1. Pengertian Bimbingan Klasikal ... 19
D. Hakikat Bimbingan Pribadi Sosial ... 21
1. Pengertian Bimbingan Pribadi Sosial ... 21
2. Unsur-unsur Bimbingan Pribadi Sosial ... 23
3. Tujuan Bimbingan Pribadi Sosial ... 24
BAB III METODE PENELITIAN... 25
A. Jenis Penelitian ... 25
B. Subjek Penelitian ... 26
C. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data ... 26
D. Validitas dan Reliabilitas ... 27
1. Validitas Kuesioner ... 27
2. Reliabilitas Kuesioner... 29
E. Teknik Analisis Data ... 30
1. Penentuan Skor Item Kuesioner ... 31
2. Kategorisasi Tingkat Berpikir Positif ... 31
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 34
A. Hasil Penelitian ... 34
B. Pembahasan Hasil Penelitian ... 39
C. Usulan Program Bimbingan ... 43
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 45
A. Simpulan ... 45
C. Keterbatasan Penelitian ... 46
B. Saran ... 46
xiv
Tabel 1 Norma Skoring Inventori Tingkat Berpikir Positif ... 27
Tabel 2 Reliability Statiscs... 29
Tabel 3 Kriteria Guilford ... 30
Tabel 4 Norma Kategorisasi Tingkat Berpikir Positif ... 32
Tabel 5 Kategorisasi Normal Tingkat Berpikir positif ... 33
Tabel 6 Kategorisasi Tingkat Berpikir Positif ... 35
Tabel 7 Hasil Analisis Item Tingkat Berpikir positif ... 37
Tabel 8 Item-item Kuesioner yang Tergolong dalam Kategori Rendah ... 38
xv
xvi
Lampiran 1. Kisi-kisi Instrumen Berpikir Positif ... 50
Lampiran 2. Kisi-Kisi Instrumen Berpikir Positif Valid dan Gugur ... 51
Lampiran 3. Analisis Data Dari SPSS ... 52
Lampiran 4. Koesioner ... 59
Lampiran 5. Tabulasi data Kategorisasi... 65
1 BAB I PENDAHULUAN
Bab ini memaparkan latar belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan difinisi istilah.
A. Latar Belakang Masalah
Berpikir positif adalah berpikir secara logis yang memandang sesuatu dari segi positifnya, baik terhadap dirinya sendiri, orang lain, maupun keadaan lingkungannya, sehingga ia tidak akan putus asa atas masalah yang dihadapinya dan mudah dalam mencari jalan keluarnya. Berpikir positif merupakan salah satu hal yang penting dimiliki oleh setiap orang, termasuk siswa di sekolah. Berpikir positif merupakan upaya yang penting untuk memberi semangat siswa dalam mencapai masa depan yang lebih baik (Ubaedy, 2007).
Berpikir positif pada diri siswa berbeda-beda satu dengan yang lain, untuk meningkatkan cara berpikir positif pada siswa perlu diberikan bimbingan yang sesuai, yang mampu membantu siswa untuk menumbuhkan sikap berpikir positif dan tidak mudah putus asa. Siswa yang mampu memiliki sikap berpfikir positif diharapkan mampu lebih tenang dalam menghadapi suatu kegagalan, dan mau untuk segera bangkit dari kegagalan serta siswa dapat mengambil hikmah dibalik masalah yang dihadapi sehingga tidak menimbulkan konflik/pertentangan. Mengambil hikmah
dibalik masalah yang dihadapi sehingga tidak menimbulkan konflik/pertentangan
(Ubaedy, 2007).
Berdasarkan pengertian berpikir positif di atas pada siswa-siswi berbeda satu dengan yang lain, untuk meningkatkan cara berpikir positif perlu adanya bimbingan bagi siswa-siswi, agar siswa-siswi dapat berpikir positif ketika mengalami suatu kegagalan. Pengertian tentang berpikir positif yang jika dicermati semuanya mengarah kepada suatu keadaan atau kesediaan untuk menerima masalah yang
dihadapi agar tidak terjadi perselisihan yang lebih mendalam. Berpikir positif
merupakan suatu kesatuan yang terdiri dari tiga komponen, yaitu muatan pikiran yang
positif, penggunaan pikiran yang positif, dan pengawasan pikiran agar tetap memiliki
pemikiran yang positif.
dirinya dengan orang lain. Misalnya siswa-siswi pesimis dalam menghadapi tantangan. Hal ini terlihat ketika ujian praktek dan guru penguji berasal dari sekolah lain atau dari lembaga di luar SMK Pangudi Luhur Leonardo Klaten, maka siswa-siswi langsung memiliki pemikiran jika siswa tidak bisa mengerjakan (pemikiran negatif muncul jika ia tidak bisa mengerjakan ujian praktek dengan baik), akan gagal dalam menghadapi ujian praktek. Menurut penuturan dari Guru BK SMK Leonardo Klaten, permasalahan yang tinggi yaitu siswa-siswi belum dapat meningkatkan kemampuan berpikir positif pada dirinya, terutama pada siswa-siswi kelas XI TITL (Teknik Instalasi Tenaga Listrik).
Siswa kelas XI TITL SMK Pangudi Luhur Leonardo SMA Klaten dapat berpikir positif, namun mungkin belum berkembang secara optimal. Misalnya Siswa kelas XI TITL merasa lebih kurang mampu dengan teman yang bukan dari jurusan TITL, karena merasa tidak mampu akhirnya siswa TITL memiliki pemikiran yang negati, takut untuk menoba hal baru. Tingkat berpikir positif siswa dapat dilihat dari beberapa aspek. Pertama, siswa yang berpikir positif memiliki garapan yang positif (positive expectation), artinya siswa yang memiliki pemikiran positif akan lebih
optimis dalam menghadapi tantangan, percaya akan dirinya sendiri dan tidak
ragu-ragu dengan kempuan dirinya sendiri. kebanyakan siswa kelas TITL sering pesimis
jika menghadapi tantangan baru, misalnya memiliki pemikiran jika dirinya tidak
mampu, takut dalam menghadapi ujian praktek jika guru penguji berasal dari luar
Kedua, Affirmasi diri (Self affirmative), artinya siswa berusaha untuk melakukan yang terbaik dalam hidup siswa sendiri, namun siswa kelas XI TITL belum memiliki afirmasi diri yang bagus, misalnya siswa kurang bertanggung jawab atas pilihan yang telah dibuat . Ketiga, pernyataan yang tidak menilai (non judgement talking), artinya siswa menyadari jika kemampuan yang dimiliki oleh setiap orang itu
berbeda. Namun kebanyakan siswa kelas XI TITL masih sering
membanding-bandingkan kemampuan diinya dengan kemmapuan oaring lain, sehingga merasa jika
dirinya lebih kurang mampu dibandingkan dengan orang lain. Keempat, Penyesuaian
diri yang realistik (realistic adaptation), artinya siswa menyadari jika kegagalan membuat dirinya semangat menghadapi tantangan menuju keberhasilan (Albrecht, 1980)
Oleh sebab itu untuk mengetahui tingkat kemampuan berpikir positif pada siswa-siswi SMK Leonardo Klaten kelas XI TITL SMK Leonardo Klaten, maka
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan sebelumnya maka penulis mengidentifikasi permasalahan yang timbul, yaitu sebagai berikut:
1. Siswa-siswi kurang memiliki sikap berpikir positif dalam dirinya. 2. Siswa-siswi pesimis dalam menghadapi tantangan.
3. Siswa-siswi bimbang dalam menentukan pilihan dan sering membanding-bandingkan dirinya dengan orang lain.
C. Pembatasan Masalah
Fokus kajian dalam penelitian ini diarahkan untuk menjawab masalah-masalah di atas khususnya pada masalah-masalah siswa-siswi SMK Pangudi Luhur Leonardo Klaten yang menunjukkan gajala kurang berpikir positif jika mengalami suatu kegagalan. Oleh karena itu dalam penelitian ini difokuskan pada deskripsi tingkat Berpikir Positif pada Siswa-siswi SMK Pangudi Luhur Leonardo Klaten tahun ajaran 2016/2017.
D. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini:
1. Seberapa tinggi tingkat berpikir positif pada siswa-siswi SMK Pangudi Luhur Leonardo Klaten Tahun Ajaran 2016/2017?
E. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini yaitu:
1. Mengetahui seberapa baik tingkat berpikir positif siswa-siswi SMK Pangudi Luhur Leonardo Klaten tahun ajaran 2015/016.
2. Item yang teridentifikasi rendah diusulkan untuk dijadi topik-topik bimbingan pribadi agar siswa-siswi semakin berpikir positif jika mengalami kegagalan/ keadaan yang kurang menyenangkan.
F. Manfaat Penelitian
Adanya penelitian ini, peneliti berharap muncul beberapa manfaat sebagai berikut:
1. Secara teoritis
Memberikan sumbangan bagi pengembangan ilmu Bimbingan dan Konseling dalam memberikan topik bimbingan mengenai berpikir positif.
2. Secara praktis
a. Bagi guru Bimbingan dan Konseling SMK Pangudi Luhur Leonardo Klaten.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dipergunakan guru BK membantu siswa dan masukan pada pelayanan Bimbingan dan Konseling yang diharapkan berfungsi untuk meningkatkan berpikir positif pada siswa.
Siswa semakin berpikir positif sehingga mampu mengambil hikmah dibalik masalah yang dihadapi sehingga tidak menimbulkan
konflik/pertentangan.
G. Definisi Istilah
8
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Bab ini memaparkan hakikat berpikir positif, hakikat siswa, serta hakikat bimbingan pribadi dan sosial.
A. Hakikat Berpikir Positif 1. Pengertian Berpikir Positif
Pengertian berpikir positif adalah merupakan suatu kesatuan cara berpikir sehat yang sifatnya menyeluruh. Seseorang yang memiliki cara berpikir yang positif, maka akan terus menghasilkan buah pikiran yang positif, sekaligus menghimpun harapan, rasa optimis, dan daya cipta, dengan demikian orang yang memiliki cara berpikir yang positif akan menggerakkan dunia sekitarnya secara positif pula (Peale, 2006).
Berpikir positif merupakan usaha mengisi pikiran dengan berbagai hal
yang positif atau muatan yang positif. Adapun yang dimaksud dengan muatan
positif untuk pikiran adalah berbagai bentuk pemikiran yang memiliki
kriteria: a) Benar, yang artinya tidak melanggar nilai-nilai kebenaran, serta
siswa dapat menyelesaikan masalah yang sedang dihadapi sesuai dengan
kedaan yang sesungguhnya. b) Baik, artinya berpikir positif itu baik bagi diri
sendiri, orang lain, dan lingkungan sehingga dengan berpikir positif dapat
memberikan dampak kebaikan bagi siswa sendiri, orang lain dan lingkungan.
berguna yang artinya siswa dapat membantu orang lain yang mengalami
keterpurukan dan memberi masukan.
2. Karakteristik Berpikir Positif
Ubaedy (2006) mengatakan berpikir positif memiliki sejumlah karakteristik, antara lain:
a. Optimis, orang yang berpikir positif selalu optimis pada kemampuan yang dimiliki oleh dirinya sendiri. Orang yang optimis dapat mecapai keberhasilan yang diharapkannya
b. Sabar, orang yang berpikir positif selalu sabar dalam mengharapkan hasil sesuai dengan keinginnanya.
c. Tidak berhenti berusaha, orang yang berpikir positif jika mengalami suatu kegagalan atau keterpurukan ia akan berusaha untuk bangkit lagi dan mencoba hingga mencapai kesuksesan sesuai dengan yang diinginkan.
Peale (2006) mengemukakan bahwa berpikir positif mempunyai beberapa karakteristik umum antara lain:
b. Tidak mau kalah oleh berbagai kesulitan dan rintangan. Orang yang memiliki pikiran positif selalu bangkit dari keterpurukan atau kegagalan, sehingga mencoba untuk bangkit lagi dan meraih keberhasilan yang sesuai dengan harapannya.
c. Memiliki jiwa yang kuat dan konsisten. Orang yang berpikir positif dapat mengambil sikap yang positif, bukan yang negatif. Selalu membicarakan hal-hal positif dan selalu menginginkan kehidupan yang positif. Percaya pada kemampuan, keterampilan dan bakatnya, ia tidak pernah meremehkan itu semua sehingga ia tidak lagi menolak sebuah keberhasilan, namun sebaliknya ia menarik keberhasilan kearah dirinya karena ia konsisten dengan dirinya sendiri.
d. Percaya kepada Tuhan. Orang yang berpikir positif percaya bahwa keberhasilan yang ia raih adalah campur tangang dari Tuhan.
e. Meyakini bahwa semua orang memiliki daya kreatif. Akan tetapi, daya kreativitas itu membutuhkan kekuatan untuk membangkitkannya sehingga menjadi menyata sesuai dengan yang diharapkannya
3. Faktor-faktor Pembentuk Berpikir Positif
Menurut Peale (2006), ada beberapa faktor yang mempengaruhi berpikir positif seseorang, yaitu:
a. Religiusitas
Agama dapat membantu siswa mendapatkan penyembuhan dari penyakit-penyakit pikiran, hati, jiwa, dan tubuh. Agama dapat menyingkirkan ketakutan, kebencian, kesakitan, kekalahan moral, sehingga dapat memberi kekuatan dengan kesehatan, kebahagiaan, dan kebaikan. Misalnya dengan mengikuti kegiatan keagamaan, siswa tersebut dapat mengolah dirinya menjadi lebih baik dari sebelumnya, dengan mengikuti kegiatan keagamaan siswa tersebut dapat elajar bermeditasi dengan merenungi kesalah yang dilakukan hari ini dan akan mmperbaiki hari berikutnya
b. Kepercayaan diri
Siswa yang mampu mempercayai dirinya sendiri dapat dengan mudah berpikir positif terhadap kondisi yang sedang dihadapinya. Kepercayaan diri yang mantap dapat membuat siswa menarik keberhasilan mendekat dengan dirinya sehingga siswa yang memiliki kepercayaan diri lebih mudah berhasil dalam mencapai target yang dibuat.
c.Dukungan sosial
Misalnya siswa mendapat dukungan penuh dari orangtua, teman, guru, dan saudaranya.
4. Manfaat Berpikir Positif
Selain itu Kebiasaan berpikir positif merupakan sikap dan tindakan yang mendatangkan manfaat besar bagi siswa yang bersangkutan, yaitu berkenaan dengan:
a. Mengatasi Stres
Berpikir positif dapat membantu siswa mengatasi situasi stres, mengabaikan pikiran negatif, dan mengganti pikiran pesimis menjadi optimis, mengurangi kecemasan dan mengurangi stres. Artinya siswa dapat mengatasi stress sehingga siswa dapat menanamkan pemikiran positif dalam dirinya dan mengganti pemikiran pesimis menjadi lebih optimis.
b. Menjadi Lebih Sehat
c. Percaya Diri
Dengan berpikir positif, maka akan lebih percaya diri dan siswa tidak mudah untuk mencoba menjadi orang lain. Jika tidak percaya diri maka siswa tidak akan pernah mendapatkan kehidupan yang lebih baik. Berpikir positif dapat mencegah siswa memilih keputusan yang salah atau melakukan hal yang bodoh yang kemudian akan disesali oleh siswa. Berpikir positif membuat siswa peraya diri dalam memilih keputusan dengan cepat.
Selain itu juga ketika siswa dapat berpikir seara positif, maka akan membuat siswa memiliki rasa peraya diri yang baik singga dapat menarik perhatian orang dan orang tersebut akan merasa nyaman ketika berdekatan dengan siswa yang memiliki pemikiran positif.
d. Bisa Mengatur Waktu Lebih Baik
5. Aspek-aspek Berpikir Positif
Berpikir positif merupakan usaha mengisi pikiran dengan berbagai hal yang positif atau muatan yang positif, adapun tercakup aspek- aspek berpikir positif
sebagai berikut (Albrecht 1980):
a. Harapan yang positif (positive expectation)
Artinya melakukan sesuatu dengan lebih memusatkan perhatian pada
kesuksesan, optimisme, pemecahan masalah dan menjauhkan diri dari perasaan takut akan kegagalan. Misalnya, siswa memiliki keyakinan pada
keputusan yang pilih, siswa mampu memusatkan perhatian pada kesuksesan yang akan dicapai oleh dirinya.
b. Affirmasi diri (Self affirmative)
Artinya yaitu memusatkan perhatian pada kekuatan diri, melihat diri
secara positif. Dalam hal ini siswa menggantikan kritik pada diri sendiri
dengan memfokuskan pada kekuatan diri sendiri. Misalnya, siswa yakin pada
kemampuan dirinya dan siswa mampu menyelesaikan masalah yang sedang dihadapi tanpa mengabaikan kekuatan dirinya.
c. Pernyataan yang tidak menilai (non judgement talking)
Artinya suatu pernyataan yang lebih menggambarkan keadaan
daripada menilai keadaan. Pernyataan ataupun penilaian ini dimaksudkan
sebagai pengganti pada saat seseorang cenderung memberikan pernyataan
menghadapi keadaan yang cenderung negatif, misalnya: siswa mampu
menerima jika setiap manusia adalah pribadi yang unik, siswa menerima
kelemahannya sehingga tidak malu jika meminta bantuan orang lain.
d. Penyesuaian diri yang realistik (realistic adaptation)
Artinya mengakui kenyataan dan segera berusaha menyesuaikan diri
dari penyesalan, frustasi dan menyalahkan diri. Misalnya, siswa mampu
mengatasi frustasi yang sedang dialami dan tidak menyalahkan diri ketika
gagal, siswa mampu bangun dari suatu kegagalan atau tidak fokus pada
kegagalan.
Siswa yang berpikir positif adalah siswa yang mempunyai harapan dan
cita-cita yang positif, memahami dan dapat memanfaatkan kelebihan dan
kekurangan yang dimiliki dan menilai positif segala permasalahan. Siswa
yang berpikir positif akan mengarahkan pikiran-pikirannya ke hal-hal yang
positif, akan berbicara tentang kesuksesan daripada kegagalan, cinta kasih
daripada kebencian, kebahagiaan daripada kesedihan, keyakinan daripada
ketakutan, kepuasan daripada kekecewaan sehingga siswa akan bersikap
positif dalam menghadapi permasalahan (Albrecht, 1980). Berpikir positif,
siswa dapat menemukan kebahagiaan dalam hal-hal kecil disekitarnya (Peale,
6. Upaya-upaya Peningkatan Berpikir Positif a. Optimis
Memiliki pandangan yang positif pada suatu hal. Misalnya Orang yang pesimis itu fokus kepada yang negatif (seperti memandang segelas air sebagai
setengah kosong/air yang sudah tak ada). Sedangkan yang optimis fokus
memandang yang positif (seperti memandang segelas air sebagai setengah
penuh).
b. Lebih peka
Lebih peka terhadap masalah–masalah potensial, maka bisa lebih siap
menghadapinya dan bahkan mengelak. Serta juga bisa peka terhadap
pengalaman – pengalaman positif. Misal, bila mendengar pengumuman
tentang uji coba tim atau klub baru, maka catatlah waktu dan tempatnya dan
berencanalah mengikutinya, maka akan memperoleh sesuatu hal yang baru.
c. Sportif
Sportif artinya menerima kekalahan dengan positif sambil tersenyum,
menjabat tangan sang pemenang, tidak menyalahkan orang lain atau keadaan
atas kekalahan itu. Sikap ini bisa memenangkan orang lain (jika bermain
dalam team) jika tidak memenangkan pertandingan atau kompetisinya.
“Sportif” berarti pula tidak perlu mengejek yang kalah ketika menang.
d. Memiliki pengharapan
Pengharapan mungkin merupakan sikap positif yang terpenting bagi
berhenti sama sekali. Sehingga siswa perlu memiliki pengharapan dalam
sesuai dengan kemampuannya.
B. Hakikat Siswa
1. Pengertian Siswa
Dalam perspektif Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 pasal 1 ayat 4, siswa diartikan sebagai anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan dirinya melalui proses pendidikan pada jalur jenjang dan jenis pendidikan tertentu (Desmita, 2012).
2. Tugas Perkembangan Siswa SMK
Dilihat dari tahapan yang disetujui oleh para ahli, usia SMA memasuki tahap pencarian jati diri. Adapun tugas perkembangannya sebagai berikut:
a. Siap bekerja setelah lulus sekolah, karena telah menekuni bidang tertentu diharapkan siswa siap bekerja setelah lulus sekolah
b. Mampu menerima keadaan fisiknya, mampu menerima dan memahami peran seks usia dewasa.
c. Mampu membina hubungan baik dengan anggota kelompok yang berlainan jenis.
d. Mencapai kemandirian emosional. e. Mencapai kemandirian ekonomi.
g. Memahami dan mengintenalisasikan nilai-nilai orang dewasa dan orang tua.
h. Mengembangkan perilaku tanggung jawab sosial yang diperlukan untuk memasuki dunia dewasa.
i. Mempersiapkan diri untuk memasuki perkawinan.
j. Memahami dan mempersiapkan berbagai tanggung jawab kehidupan keluarga.
3. Karakteristik Siswa SMK
Adapun bebrapa karakteristik dari siswa SMK, yaitu:
a. Adanya kekurang seimbangan proporsi tinggi dan berat badan. b. Mulai timbulnya ciri-ciri sekunder.
c. Timbulnya keinginan untuk mempelajari dan menggunakan bahasa asing.
d. Kecenderungan ambivalensi antara keinginan menyendiri dengan keinginan bergaul dengan orang banyak serta antara keinginan untuk bebas dari dominasi dengan kebutuhan bimbingan dan bantuan dari orang tua.
e. Senang membandingkan kaidah-kaidah, nilai-nilai etika, atau norma dengan kenyataan yang terjadi dalam kehidupan orang dewasa.
f. Mulai mempertanyakan secara skeptis mengenai eksistensi (keberadaan) dan sifat kemurahan dan keadilan Tuhan.
h. Kepribadinnya sudah menunjukkan pola tetapi belum terpadu. i. Kecenderungan minat dan pilihan karier sudah relatif lebih jelas.
Berdasarkan pengertian diatas siswa SMK adalah anggota masyarakat yang berusaha meningkatkan potensi diri melalui proses pembelajaran pada jalur pendidikan baik formal maupun nonformal. Adapula beberapa tugas perkembangan siswa SMK/K yang harus dipenuhi dalam menemukan jati diri siswa, misalnya menerima diri apa adanya, mencapai kemandirian dalam hidupnya. Selain tugas perkambangan ada pula beberapa karakteristik siswa SMA/K misalnya masih labil dalam memilih atau menentukan suatu hal dan adanya perubahan yang terjadi pada tubuh.
C. Berpikir Positif pada Siswa SMK Pangudi Luhur Leonardo Klaten
Pengertian berpikir positif adalah merupakan suatu kesatuan cara berpikir sehat yang sifatnya menyeluruh. Berpikir positif merupakan usaha mengisi pikiran dengan berbagai hal yang positif atau muatan yang positif. Bagi peserta didik SMK Leonardo berpikir positif sangat penting untuk dimiliki, karena mengingat peserta didik dipersiapkan untuk memasuki dunia kerja (termasuk wirausaha) yang kompleks dan penuh tantangan, mampu menguasai bidang juruasannya dengan baik.
D. Hakikat Layanan Bimbingan Klasikal 1. Pengertian Bimbingan Klasikal
Bimbingan dan konseling berasal dari dua kata yaitu bimbingan dan
terkandung beberapa makna. menemukakan bahwa guidance berasal kata guide yang mempunyai arti to direct, pilot, manager, or steer (menunjukkan, menentukan, mengatur, atau mengemudikan).
Winkel dan Hastuti (2012) mengartikan bimbingan sebagai proses
membantu orang perorangan atau kelompok untuk memahami dirinya sendiri dan lingkungannya. Proses menunjuk pada gejala, bahwa sesuatu berubah-ubah secara berangsur-angsur selama kurun waktu tertentu. Winkel dan Hastuti (2012) mendefinisikan bimbingan sebagai proses pemberian bantuan kepada siswa yang dilakukan secara berkesinambungan, supaya siswa yang bersangkutan dapat memahami dirinya, sehingga siswa sanggup mengarahkan diri dan dapat bertindak wajar, sesuai dengan tuntutan dan keadaan keluarga serta masyarakat.
Prayitno dan Amti (2004) mengemukakan bahwa bimbingan adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan oleh orang yang ahli kepada seorang atau beberapa orang siswa, baik anak-anak, remaja, maupun dewasa agar orang yang dibimbing dapat mengembangkan kemampuan dirinya sendiri dan mandiri dengan memanfaatkan kekuatan siswa dan sarana yang ada dan dapat dikembangkan berdasarkan norma-norma yang berlaku.
Bimbingan di sekolah merupakan usaha bersama antara guru
dirinya, mampu mengambil keputusan sendiri dalam berbagai hal sehingga dapat mengarahkan dan mengaktualisasikan dirinya sendiri.
Pada dasarnya bimbingan klasikal merupakan bentuk dan sarana
pelayanan bimbingan yang diberikan konselor di dalam kelas dengan menyediakan materi yang telah disiapkan sebelumnya untuk menunjang perkembangan optimal masing-masing siswa, yang diharapkan dapat mengambil manfaat dari pengalaman pendidikan bagi dirinya sendiri (Winkel dan Hastuti, 2012).
Pelayanan bimbingan klasikal yang diberikan kepada siswa meliputi berbagai bidang bimbingan. Menurut Prayitno dan Amti (2004) bidang-bidang bimbingan klasikal adalah sebagai berikut:
a. Bidang bimbingan pribadi
Pelayanan bidang bimbingan pribadi bertujuan membantu siswa untuk dapat mengenal, memahami dan mengembangkan dirinya sendiri menjadi orang yang lebih baik dari sebelumnya dan memiliki pribadi yang teguh dan beriman serta bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, mantap dan mandiri serta sehat jasmani dan rohani.
b. Bidang bimbingan sosial
terhadap lingkungan sekitar dengan mengikuti etika pergaulan sosial yang berdasarkan budi pekerti luhur.
c. Bidang bimbingan belajar
Pelayanan bidang bimbingan belajar bertujuan membantu siswa untuk dapat melakukan kegiatan dan kebiasaan belajar yang baik, dan menjadi lebih percaya diri dalam menghadapi ujian dengan baik sehingga dapat mengembangkan diri untuk mempersiapkan masa depan.
d. Bidang bimbingan karier
Pelayanan bimbingan di bidang ini bertujuan membantu siswa untuk dapat mengenal berbagai macam sekolah lanjutan dan pekerjaan dalam rangka mengembangkan karier di masa depan.
E. Hakekat Bimbingan Pribadi Sosial
1. Pengertian Bimbingan Pribadi Sosial
mengembangkan sikap-sikap yang positif, dan keterampilan-keterampilan sosial pribadi yang tepat.
Winkel dan Hastuti (2012) menyatakan bahwa bimbingan pribadi sosial adalah bimbingan dalam menghadapi keadaan batinnya sendiri dan mengatasi berbagai pergumulan dalam batinnya sendiri, dalam mengatur dirinnya sendiri di bidang kerohanian, perawatan jasmani, pengisian wakti luang, penyaluran nafsu seksual serta bimbingan dalam membina hubungan kemanusiaan dangan sesama di berbagai lingkungan.
Bimbingan pribadi sosial adalah suatu bantuan yang diberikan kepada siswa agar dapat mencapai ujuan dan ugas perkembangan pribadi dalam mewujudkan pribadi yang mampu bersosilisasi dan menyesuaikan diri dengan lingkungannya secara baik. Surya (dalam Tohirin) menjelaskan pribadi sosial merupakan bimbingan dalam menghadapi dan memecahkan masalah-masalah pribadi sosial seperti pergaulan, penyelesaian masalah konflik, mampu bersosialisasi dan menyesuaikan diri dengan lingkungan secara baik.
diberikan dengan menciptakan lingkungan yang kondusif, interaksi pendidikan yang hangat, mengembangkan sikap-sikap yang positif, dan ketrampilan-ketrampilan pribadi yang tepat.
2. Unsur-unsur Bimbingan Pribadi Sosial
Bimbingan yang diberikan di jenjang pendidikan menengah dan pendidikan sebagian disalurkan melalui bimbingan bimbingan kelompok dan sebagian lagi melalui bimbingan siswa, (Winkel dan Sri Hastuti, 2012):
a. Penyadaran dan kesadaran masyarakat dewasa ini, yang semakin berkembang kearah masyarakat modern, antara lain: apa ciri-ciri kehidupan modern dan apa makna ilmu pengetahuan serta teknologi bagi kehidupan manusia.
b. Pengaturan diskusi kelompok mengenai kesulitan yang dialami oleh kebanyakan siswa, misalnya menghadapi orang tua yang taraf pendidikannya lebih rendah dari pada anak-anaknya. Khususnya siswa remaja dapat merasa lega, bila dia menyadari teman-temannya mengalami kesulitan yang sama, remaja lalu tidak akan memandang dirinya lagi sebagai orang yang abnormal.
3. Tujuan Bimbingan Pribadi Sosial
Menurut Winkel dan Sri Hastuti (2012) Tujuan bimbingan pribadi sosial, sebagai berikut:
a. Supaya siswa yang dibimbing mampu melakukan interaksi sosial secara baik dengan lingkungan.
b. Membantu siswa dalam memecahkan dan mengatasi kesulitan-kesulitan dalam masalah sosial, sehingga siswa dapat menyesuaikan diri dengan baik dan wajar di lingkungan sekitarnya.
c. Supaya siswa dapat mencapai tujuan dan tugas perkembangan dan tugas pribadi.
d. Membantu siswa mewujudkan pribadi yang mampu bersosialisasi dan mampu menyesuaikan diri dengan lingkungannya.
26 BAB III
METODE PENELITIAN
Bab ini memaparkan jenis penelitian, subjek penelitian, metode pengumpulan data, validitas dan reabilitas kuesioner, dan teknik analisis prosedur pengumpulan data.
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini menggunakan pendekatan deskripsi kuantitatif yang dapat diartikan sebagai metode penelitian yang digunakan untuk meneliti populasi dan sampel tertentu untuk memperoleh gambaran Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif deskriptif. Penelitian kuantitatif deskriptif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang digunakan untuk meneliti populasi dan sampel tertentu untuk memperoleh gambaran tingkat berpikir positif pada siswa-siswi SMK Pangudi Luhur Klaten tahun ajaran 2015/2016.
B. Subjek Penelitian
Subjek penelitian dalam penelitian ini adalah kelas XI TITL SMK Pangudi Luhur Klaten tahun ajaran 2015/2016 sebanyak 25 siswa. Pengisian kuesioner dilaksanakan pada tanggal 10 Juni 2016.
C. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data penelitian ini menggunakan kuesioner/angket. Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberikan seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya (Sugiyono, 2012). Kuesioner sering disebut sebagai angket dimana dalam kuesioner tersebut terdapat beberapa macam pertanyaan yang berhubungan erat dengan masalah penelitian yang hendak dipecahkan, disusun, dan disebarkan ke responden untuk memperoleh informasi dilapangan. Pada penyusunan angket, peneliti membuat kisi-kisi yang dapat dilihat pada Lampiran 1.
Kemudian dimodifikasi, yang terdiri dari empat alternatif jawaban yaitu Sangat Sesuai (SS), Sesuai (S), Tidak Sesuai (TS), Sangat Tidak Sesuia (STS). Subjek diminta memilih satu dari empat alternatif jawaban yang disediakan pada
setiap pernyataan, dengan memberikan tanda centang (√) pada kolom altermatif
Tabel 1
Norma Skoring Inventori Tingkat Berpikir Positif Alternatif Jawaban Skor Favourable Skor Unfavourable
Sangat Sesuai 4 1
Sesuai 3 2
Tidak Sesuai 2 3
Sangat Tidak Sesuai 1 4
D. Validitas dan Reabilitas 1. Validitas Kuesioner
Validitas berasal dari kata validity yang mempunyai arti ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya.Suatu tes atau instrumen pengukur dikatakan mempunyai validitas yang tinggi apabila alat yang bersangkutan menjalankan fungsi ukurnya, atau memberikan hasil ukur yang sesuai dengan maksud pengukuran. Suatu alat ukur yang valid, tidak sekedar mampu mengungkapkan data yang tepat akan tetapi juga harus memberikan gambaran yang cermat mengenai data tersebut (Azwar, 2009)
Validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah validitas isi (Content Validity). Validitas isi tidak dapat dinyatakan dengan angka, namun
dengan membandingkan antara isi instrumen dengan isi atau rancangan yang telah ditetapkan. Peneliti dalam penelitian ini menggunakan 60 item sebagai item uji coba, selanjutnya setelah dilakukan validitas terdapat 7 item gugur dan 53 item valid, sehingga selanjutnya untuk melakukan validitas peneliti menggunakan 53 item yang valid. Uji validitas ini dilakukan dengan teknik pearson product moment.
Keterangan :
rXY= koefiesiensi korelasi antara x dan y
N = jumlah subyek
X = skor item tertentu yang akan diuji validitasnya
Y = skor total sup aspek yang memuat aitem yang diuji validitasnya
Syarat minimum untuk dianggap memenuhi syarat adalah kalau r = 0,30 (Sugiyono, 2010). Bila nilai korelasi di bawah 0,30 maka dapat disimpulkan bahwa item instrumen tersebut tidak valid, sehingga harus diperbaiki atau dibuang.
kisi-kisi instrumen itu maka pengujian validitas rasional by expert judment dapat dilakukan dengan mudah dan sistematis. lampiran 3.
2. Reliabilitas Kuesioner
Instrumen yang reliabel adalah instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang sama akan menghasilkan data yang sama (Sugiyono, 2010). Uji reliabilitas instrumen ini menggunakan teknik koefisien Alpha Cronbach (α). Perhitungan koefisien Alpha Cronbach dilakukan dengan menggunakan program SPSS for windows
versi 17.0. Rumus koefisien reliabilitas Alpha Cronbach (α) adalah sebagai
berikut:
Tabel 2 Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.935 53
Hasil perhitungan indeks reliabilitas dikonsultasikan dengan kriteria Guilford tertera pada table 3.
Table 3
E. Teknik Analisis Data
Sugiyono (2012) mengatakan bahwa analisis data merupakan kegiatan mengelompokkan data berdasarkan variabel dan jenis responden, mentabulasi data berdasarkan variabel seluruh responden, menyajikan data tiap variabel yang diteliti, serta melakukan perhitungan untuk menjawab rumusan masalah. Berikut langkah-langkah teknik analisis data yang ditempuh dalam penelitian ini:
1. Penentuan skor item kuesioner
Penentuan dilakukan dengan cara memberika skor dari angka 1 sampai 4 berdasarkan norma skoring yang berlaku dengan melihat sifat pernyataan favorable atau unfavorable. Selanjutnya memasukkannya kedalam tabulasi data dan menghitung total jumlah skor serta jumlah skor item. Tahap selanjutnya adalah menganalisis validitas dan reliabilitas data secara statistik menggunakan program aplikasi SPSS.
2. Kategorisasi
Tujuan kategorisasi ini adalah menempatkan siswa kedalam kelompok-kelompok yang terpisah secara beerjenjang menurut suatu kontinum berdasarkan atribut yang diukur (Azwar: 2009). Kontinum jenjang pada penelitian ini adalah dari sangat rendah sampai dengan sangat tinggi.
sangat rendah, rendah, sedang, tinggi, dan sangat tinggi dengan norma kategorisasi yang disajikan dalam tabel 4.
Tabel 4
Norma Kategorisasi Tingkat Berpikir Positif
Keterangan:
Skor maksimum teoritik : Skor tertinggi yang diperoleh subyek penelitian berdasarkan perhitungan skala.
Skor minimum teoritik : Skor tertinggi yang diperoleh subyek penelitian berdasarkan perhitungan skala.
Standar deviasi (/sd) : Luas jarak rentangan yang dibagi dalam satuan deviasi sebaran.
(mean teoritik) : Rata-rata teoritis skor maksimum dan minimum.
Kategori di atas diterapkan sebagai patokan dalam pengelompokan tinggi rendah tingkat berpikir positif dengan jumlah item 53 diperoleh unsur perhitungan capaian skor subjek sebagai berikut.
Norma/Kriteria Skor Kategori X - 1,5 Sangat Rendah - 1,5 X - 0,5 Rendah - 0,5 X + 0,5 Sedang + 0,5 X + 1,5 Tinggi
Tingkat berpikir positif
Skor maksimum teoritik : 4 x 53 = 212 Skor minimum teoritik : 1 x 3 = 53 Luas jarak : 212 – 53 = 159 Standar deviasi ((σ/sd) : 159:6 = 26,5
μ (mean teoritik) : (240+60):2 =132,5
Hasil perhitungan analisis data skor subjek disajikan dalam norma kategorisasi Tingkat Berpikir Positif Siswa/i kelas XI TITL SMK Pangudi Luhur Leonardo Klaten Tahun Ajaran 2015/2016 sebagai berikut:
Tabel 5
Kategorisasi Normal Tingkat Berpikir Positif Siswa/i kelas XI TITL SMK Pangudi Luhur Leonardo Klaten
Tahun Ajaran 2015/2016
Normal/Kriteria Skor Rentang Skor Kategori
+1,8σ < μ >180 Sangat Tinggi
+0,6σ < μ ≤ +1,8σ 148-279 Tinggi
-0,6σ < μ ≤ 0,6σ 132-147 Sedang
-1,8σ < μ ≤ -0,6σ 86-131 Rendah
35
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Bab ini bersisi uraian hasil penelitian mengenai deskripsi tingkat percaya diri siswa kelas XI TITL SMK Pangui Luhur Leonardo Klaten tahun ajaran 2015/2016 dan implikasinya terhadap topik-topik bimbingan pribadi-sosial.
A. Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil pengisian kuesioner yang dilakukan oleh 25 siswa kelas XI SMK Pangudi Luhur Klaten tahun ajaran 2015/2016. Berikut akan dipaparkan deskripsi hasil kuesioner terhadap tingkat berpikir positif kelas XI TITL SMK Pangudi Luhur Leonardo Klaten Tahun Ajaran 2015/2016:
1. Tingkat Berpikir Positif Kelas XI SMK Pangudi Luhur Leonardo Klaten Tahun Ajaran 2015/2016
Tabel 6
Kategorisasi Tingkat Berpikir Positif Siswa/i kelas XI TITL SMK Pangudi Luhur Leonardo Klaten Tahun Ajaran 2015/2016
Normal/Kriteria Skor
Rentang Skor
Kategori F Prosentase
+1,8σ < μ >180 Sangat Tinggi 1 4%
+0,6σ < μ ≤ +1,8σ 148-279 Tinggi 15 60%
-0,6σ < μ ≤ 0,6σ 132-147 Sedang 9 36%
-1,8σ < μ ≤ -0,6σ 86-131 Rendah 0 0%
μ ≤ -1,8σ <85 Sangat Rendah 0 0%
Komposisi dan sebaran subjek berdasarkan Tingkat Berpikir Positif Siswa/i kelas XI TITL SMK Pangudi Luhur Leonardo Klaten Tahun Ajaran 2015/2016 ditampilkan dalam bentuk gambar berikut ini
Gambar 1
Pengamatan pada tabel maupun grafik menunjukkan:
a. Terdapat 1 siswa (4%), yang memiliki tingkat berpikir positif yang sangat tinggi.
b. Terdapat 15 siswa (60%), yang memiliki tingkat berpikir positif yang tinggi.
c. Terdapat 9 siswa (36%), yang memiliki tingkat berpikir positif yang sedang.
d. Terdapat 0 siswa (0%), yang memiliki tingkat berpikir positif yang rendah. e. Terdapat 0 siswa (0), yang memiliki tingkat berpikir positif yang sangat
rendah
Jadi, sebagian siswa kelas XI TITL SMK Pangudi Luhur Leonardo Klaten memiliki tingkat berpikir positif dalam kategori sangat tinggi 4%, kategori tinggi 60%, kategori sedang 36%, kategori rendah dan sangat rendah 0%.
2. Hasil Skor Item Tingkat Berpikir Positif Kelas XI TITL SMK Pangudi Luhur Leonardo Kalten tahun ajaran 2015/2016
Tabel 7
Hasil Analisis Sekor Item Tingkat Berpikir Positif Siswa/i kelas XI TITL SMK Pangudi Luhur Leonardo Klaten
Tahun Ajaran 2015/2016 Normal/Kriteria
Skor
Rentang Skor
Kategori F Prosentase
+1,8σ < μ ≥86 Sangat Tinggi 27 51%
+0,6σ < μ ≤ +1,8σ 71-85 Tinggi 16 32%
-0,6σ < μ ≤ 0,6σ 56-70 Sedang 8 15%
-1,8σ < μ ≤ -0,6σ 40-55 Rendah 2 4%
μ ≤ -1,8σ ≤40 Sangat Rendah 0 0%
Kategorisasi Item Tingkat Berpikir Positif Siswa/i kelas XI TITL SMK Pangudi Luhur Leonardo Klaten Tahun Ajaran 2015/2016 ditampilkan dalam bentuk gambar berikut ini:
Gambar 2
Hasil Analisis Sekor Item Tingkat Berpikir PositifSiswa/i kelas XI TITL SMK Pangudi Luhur Leonardo Klaten
Pengamatan pada tabel maupun gambar menunjukkan:
a. Terdapat 27 item (51%), yang memiliki tingkat berpikir positif sangat tinggi
b. Terdapat 16 item (32%), yang memiliki tingkat berpikir positif tinggi c. Terdapat 8 item (15%), yang memiliki tingkat berpikir positif sedang. d. Terdapat 2 item (4%), yang memiliki tingkat berpikir positif rendah. e. Terdapat 0 item (0%), yang memiliki tingkat berpikir positif sangat rendah Jadi, sebagian siswa kelas XI TITL SMK Pangudi luhur Leonardo Klaten tahun ajaran 2015/2016 memiliki tingkat berpikir positif dalam kategori sangat tinggi 51%, kategori tinggi 32%, kategori sedang 15%, kategori rendah 2% dan kategori sangat rendah 0%.
Tabel 8
Item-item Kuesioner yang Tergolong dalam Kategori Rendah
No Aspek Indikator Pernyataan
1. Affirmasi diri Memiliki jiwa yang
konsisten
Mengakui bahwa ada unsur-unsur negatif dalam
1. Deskripsi Tingkat Berpikir Positif Siswa Kelas XI TITL SMK Pangudi Luhur Leonardo Klaten Tahun Ajaran 2015/2016
Berdasarkan paparan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa sebagian besar Siswa Kelas XI TITL SMK Pangudi Luhur Leonardo Klaten Tahun Ajaran 2015/2016 memiliki tingkat berpikit positif yang baik. Hal ini menunjukkan siswa kelas XI TITL SMK Pangudi Luhur Leonardo Klaten tahun ajaran 2015/2016 sudah memiliki tingkat berpikir positif, namun belum berkembang secara optimal.
Siswa kelas XI TITL SMK Pangudi Luhur Leonardo SMA Klaten dapat berpikir positif, adapun tingkat berpikir positif siswa dilihat dari beberapa aspek yang dipaparkan oleh Albrecht (1980) dan Peale (1996) yaitu: pertama, siswa yang berpikir positif memiliki garapan yang positif (positive expectation), yaitu melakukan sesuatu dengan lebih memusatkan
diri dari perasaan takut akan kegagalan. Misalnya, siswa memiliki keyakinan
pada keputusan yang pilih, siswa mampu memusatkan perhatian pada kesuksesan yang akan dicapai oleh dirinya. siswa memiliki keyakinan akan kemampuan diri. Hal ini terlihat dari siswa yang memiliki sikap positif tentang dirinya bahwa dia mengerti sungguh-sungguh akan apa yang dilakukannya, seperti: ketika siswa yakin dapat mengerjakan tugas atau PR dengan baik dan yakin dengan kerja keras yang dilakukannya untuk mendapatkan nilai yang baik.
Kedua, Affirmasi diri (Self affirmative), yaitu siswa dapat memusatkan perhatian pada kekuatan diri, melihat diri secara positif. Dalam hal ini siswa
menggantikan kritik pada diri sendiri dengan memfokuskan pada kekuatan
diri sendiri. Misalnya, siswa yakin pada kemampuan dirinya dan siswa
mampu menyelesaikan masalah yang sedang dihadapi tanpa mengabaikan
kekuatan dirinya. Siswa berani mengatakan bakat atau kemampuan yang saya miliki kepada orang lain, bangga dan bersyukur atas apa yang ada pada diri, berani bertanya tanpa harus ditunjuk guru apabila ada yang belum dimengerti, dan lancar berbicara di depan kelas ketika menyampaikan pendapat.
Ketiga, Pernyataan yang tidak menilai (non judgement talking), yaitu suatu pernyataan yang lebih menggambarkan keadaan daripada menilai
keadaan. Pernyataan ataupun penilaian ini dimaksudkan sebagai pengganti
negatif. Aspek ini akan sangat berperan dalam menghadapi keadaan yang
cenderung negatif. Misalnya, siswa mampu menerima jika setiap manusia
adalah pribadi yang unik, siswa menerima kelemahannya sehingga tidak
malu jika meminta bantuan orang lain, siswa berpikir bahwa guru yang memberi peringatan kepada siswa memiliki tujuan agar siswa menjadi lebih baik, sisw atidak menganggap jika guru tersebut galak atau pilih kasih.
Keempat, Penyesuaian diri yang realistik (realistic adaptation), yaitu mengakui kenyataan dan segera berusaha menyesuaikan diri dari penyesalan,
frustasi dan menyalahkan diri. Misalnya, siswa mampu mengatasi frustasi
yang sedang dialami dan tidak menyalahkan diri ketika gagal, siswa mampu
bangun dari suatu kegagalan atau tidak fokus pada kegagalan. Siswa berani
mencoba hal baru tanpa rasa takut. Hal ini terlihat dari siswa mempunyai
keberanian untuk mencoba sesuatu hal yang baru, seperti: siswa mau
mengikuti kegiatan ekskul yang belum pernah diikuti ketika SMP, siswa
merasa dapat diterima oleh lingkungan tempat berinteraksi. Hal ini terlihat
dari siswa memiliki keyakinan bahwa dirinya akan dapat diterima
ditengah-tengah lingkungan tempat ia berinteraksi, seperti: siswa merasa diterima
dengan baik oleh teman-teman dan bapak/ibu guru.
Hal tersebut dikarenakan siswa sedang berproses mengenali dirinya dengan baik, seperti bertindak mandiri dalam mengambil keputusan dan berani mencoba sesuatu hal yang baru.
2. Item-item Berpikir positif Siswa
Berdasarkan hasil penelitian butir item Berpikir positif pada siswa Kelas XI TITL SMK Pangudi Luhur Leonardo Klaten Tahun Ajaran 2015/2016, terdapat 27 atau 51% item yang masuk dalam kategori sangat tinggi, 17 atau 32% item yang masuk dalam kategori tinggi, 7 atau 13% item yang masuk dalam kategori sedang, 2 atau 4% yang termasuk dalam kategori rendah dan 0 atau 0% item yang masuk dalam kategori sangat rendah.
Item-item yang berada dalam kategori rendah dalam penelitian ini
Item kedua, “Saya menyadari jika kemampuan setiap orang berbeda.”. Rendahnya item ini dapat diindikasikan bahwa siswa Kelas XI TITL SMK Pangudi Luhur Leonardo Klaten Tahun Ajaran 2015/2016 belum bisa menerima jika setiap siswa itu unik dan memiliki daya kreativitas yang berbeda antara yang satu dengan yang lain atau berbeda antara yang satu dengan yang lain. Hal tersebut kemudian dapat diindikasikan bahwa siswa Kelas XI TITL SMK Pangudi Luhur Leonardo Klaten Tahun Ajaran 2015/2016 belum bisa menerima keadaan dirinya atau orang lain dengan baik.
Berdasarkan hasil penelitian, item-item yang tergolong rendah mengindikasikan bahwa siswa Kelas XI TITL SMK Pangudi Luhur Leonardo Klaten Tahun Ajaran 2015/2016 perlu ditingkatkan dan dikembangkan kembali, antara lain: Bertindak mandiri dalam mengambil keputusan mau menerima perbendaan yang tibul dari dalam dirinya maupun orang lain. Oleh karena itu, siswa Kelas XI TITL SMK Pangudi Luhur Leonardo Klaten Tahun ajaran 2015/2016 membutuhkan bimbingan dan pendampingan dari guru Bimbingan dan Konseling dalam berpikir positif khususnya pada diri siswa.
C. Usulan Program Bimbingan Pribadi-Sosial
47
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini bersisi uraian kesimpulan dan saran. Bagian kesimpulan memuat proses dan hasil penelitian, sedangkan bagian saran diberikan sesuai dengan hasil penelitian yang ditunjukan dengan pihak terkait.
A. Simpulan
Beberapa kesimpulan berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan hasil penelitian adalah:
1. Hasil penelitian yaitu, secara deskriptif tingkat berpikir positif siswa Kelas XI TITL SMK Pangudi Luhur Leonardo Klaten Tahun ajaran 205/2016 tahun ajaran 2015/2016 sudah baik. Hal ini tampak dari hasil perolehan kategori yang menunjukkan bahwa siswa Kelas XI TITL SMK Pangudi Luhur Leonardo Klaten Tahun Ajaran 2015/2016 sudah memiliki sikap berpikir positif, namun kurang ditingkatkan secara optimal.
B. Keterbatasan Peneliti
Penelitian ini masih terdapat kekurangan yang dapat diperbaiki dan lebih ditingkatkan lagi bagi peneliti selanjutnya, Instrumen ini; Berpikir Positif; memiliki reliabilitas yang cukup dengan jumlah item yang sangat terbatas sehingga, belum banyak indikator berpikir positif yang berhasil diungkap.
C. Saran
Berikut ini dikemukakan beberapa saran yang sesuai dengan hasil penelitian, sebagai berikut:
1. Kepala Sekolah
Kepala sekolah sebaiknya membantu siswa dalam mengembangkan atau meningkatkan berpikir positif melalui berkerjasama dengan guru Bimbingan dan Konseling melalui pemberian fasilitas-fasilitas yang sekiranya diperlukan oleh guru bimbingan dan konseling dalam melaksanakan bimbingan kepada peserta didik. Sehingga kepala sekolah dan guru dapat membantu siswa dalam mengembangkan atau meningkatkan berpikir positif pada siswa secara maksimal.
2. Guru Bimbingan dan Konseling
siswa. Adapun bimbingan tersebut, dengan topik mandiri dalam mengambil keputusan dan aku pribadi ang unik.
3. Penelitian Lain
DAFTAR PUSTAKA
Albrecth, K. (1980). Brain power: learn to impove your thingking skills. New York: Prentice Hall Inc.
Arikunto, S, Suhardjono & Supardi. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara
Azwar, Saifuddin. 2009. Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offset.
Aulia, Muhamad. 2010. Obat Cespleng Berpikir Positif. Banguntapan Jogjakarta:
Flash Book.
Deporter, Bobbi & Hernavki, Mike. 2011. Quantum Learning. PT. Miza Utama: Cirebon
Desmita. 2012. Psikologi Perkembangan Siswa. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Elfiky, Ibrahim. 2009. Terapi Berpikir Positif. Jakarta: Zaman Transforming Lives
Hurlock, E. B. Saifuddin. 1997. Psikologi Perkembangan: Suatau Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan (ed.ke-5). Jakarta: Erlangga.
Peale, Norman Vincent. 2006. Kiat mempertahankan prinsip hidup dan berpikir positif. Media abadi: Maguwoharjo, Sleman, Jogjakarta.
Prayitno dan Erman Amti. 2004. Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta: Ikrar Mandiri Abadi.
Staples, Dr. Walter Doyles. 1991. Berpikir Sebagai Pemenang. Pustaka Tangga: Jakarta.
Sukardi. 2003. Metodologi Penelitian Pendidikan: Kompetensi dan Praktiknya. Jakarta: Bumi Aksara
Thantaway. 2005. Kamus Istilah Bimbingan dan Konseling. Yogyakarta: Kanisius. Winkel, W.S dan Hastuti. 2012. Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan
(Revisi). Yogyakarta: Media Abadi.
Lampiran 1
Kisi-kisi Instrumen Berpikir Positif
2. Memiliki jiwa yang konsiten. 10, 11,40
12, 41, 42
6
3. Membicarakan hal-hal yang positif
1. Mengakui bahwa ada unsur-unsur negatif dalam kehidupan setiap siswa.
2. Memiliki kepercayaan yang kuat akan kemampuan dirinya
1. Berusaha untuk bangkit dan mencoba lagi.
2. Selalu sabar dalam mengharapkan hasil sesuai dengan keinginnanya
Lampiran 2
Kisi-kisi Intrumen Berpikir Positif Valid dan
Kisi-kisi Instrumen Berpikir Positif topics upaya mencapai keberhasilan
4. Memiliki jiwa yang kuat
7, 8,
5. Memiliki jiwa yang konsiten. 10, 11,40
12, 41, 42
10,11,1
2,41,42 - 6. Membicarakan hal-hal yang
positif
3. Mengakui bahwa ada unsur-unsur negatif dalam kehidupan setiap siswa.
4. Memiliki kepercayaan yang kuat akan kemampuan dirinya
4. Berusaha untuk bangkit dan
mencoba lagi. 22, 23,
5. Selalu sabar dalam mengharapkan
hasil sesuai dengan keinginnanya 25, 26, 55
Lampiran 3
TABEL VALIDITAS
Aspek 1 Parameter Hasil akhir Keterangan
Item 1 Pearson Correlation .262
Gugur
Sig. (2-tailed) .206
N 25
Item 2 Pearson Correlation .689**
Valid
Sig. (2-tailed) .000
N 25
Item 3 Pearson Correlation .813**
Valid
Sig. (2-tailed) .000
N 25
Item 4 Pearson Correlation .640**
Valid
Sig. (2-tailed) .001
N 25
Item 5 Pearson Correlation .345
Valid
Sig. (2-tailed) .001
N 25
ITEM6 Pearson Correlation .510**
Valid
Sig. (2-tailed) .009
N 25
ITEM7 Pearson Correlation .673**
Valid
Sig. (2-tailed) .000
N 25
ITEM8 Pearson Correlation .320
Valid
Sig. (2-tailed) .008
N 25
Aspek 2 Keterangan
Item 13 Pearson Correlation .296
Sig. (2-tailed) .152 Tidak Valid
N 25
Item 14 Pearson Correlation .535**
Sig. (2-tailed) .006 Valid
N 25
Item 15 Pearson Correlation .416*
Sig. (2-tailed) .003 Valid
N 25
Item 16 Pearson Correlation .609**
Sig. (2-tailed) .001 Valid
N 25
Item 17 Pearson Correlation .597**
Sig. (2-tailed) .002 Valid
N 25
Item 18 Pearson Correlation .289
Sig. (2-tailed) .000
N 25
Item10 Pearson Correlation .617**
Valid
Sig. (2-tailed) .001
N 25
Item 11 Pearson Correlation .733**
Valid
Sig. (2-tailed) .000
N 25
Item 12 Pearson Correlation .630**
Valid
Sig. (2-tailed) .001
Sig. (2-tailed) .162 Gugur
N 25
Item 19 Pearson Correlation .338
Sig. (2-tailed) .099 Valid
N 25
Item 20 Pearson Correlation .359
Sig. (2-tailed) .078 Valid
N 25
Item 21 Pearson Correlation .421*
Sig. (2-tailed) .036 Valid
N 25
Item 22 Pearson Correlation .684**
Sig. (2-tailed) .000 Valid
N 25
Item23 Pearson Correlation .275
Sig. (2-tailed) .184 Gugur
N 25
Item 24 Pearson Correlation .484*
Sig. (2-tailed) .014 Valid
N 25
Item 25 Pearson Correlation .470*
Sig. (2-tailed) .018 Valid
N 25
Item 26 Pearson Correlation .601**
Sig. (2-tailed) .001 Valid
N 25
Item 27 Pearson Correlation .648**
Sig. (2-tailed) .000 Valid