• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tingkat kemandirian pilihan karier siswa SMK (studi deskriptif pada siswa kelas XII SMK Pangudi Luhur Leonardo Klaten tahun ajaran 2015/2016 dan implikasinya pada usulan topik-topik bimbingan karier).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Tingkat kemandirian pilihan karier siswa SMK (studi deskriptif pada siswa kelas XII SMK Pangudi Luhur Leonardo Klaten tahun ajaran 2015/2016 dan implikasinya pada usulan topik-topik bimbingan karier)."

Copied!
134
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

TINGKAT KEMANDIRIAN PILIHAN KARIER SISWA SMK

(Studi Deskriptif pada Siswa Kelas XII SMK Pangudi Luhur Leonardo Klaten Tahun Ajaran 2015/2016 dan Implikasinya pada Usulan Topik-Topik

Bimbingan Karier) Utari Widowati Universitas Sanata Dharma

2016

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang bertujuan untuk memperoleh gambaran mengenai tingkat kemandirian pilihan karier siswa kelas XII SMK Pangudi Luhur Leonardo Klaten Tahun Ajaran 2015/2016 dan mengidentifikasi butir instrumen yang tergolong rendah untuk dijadikan dasar penyusunan topik-topik bimbingan karier. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Subjek penelitian adalah siswa kelas XII SMK Pangudi Luhur Leonardo Klaten Tahun Ajaran 2015/2016 yang berjumlah 103 siswa. Instrumen penelitian ini adalah Kuesioner Kemandirian Pilihan Karier Siswa SMK yang terdiri dari 42 item pernyataan yang dikembangkan berdasarkan penyusunan skala model Likert. Nilai koefisien reabilitas sebesar 0, 881. Teknik analisis data yang digunakan adalah kategorisasi yang terdiri dari lima kategori yaitu sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah, sangat rendah.

(2)

ABSTRACT

THE AUTONOMY LEVELS OF CAREER CHOICE OF VOCATIONAL HIGH SCHOOL STUDENTS

(Descriptive Study of Students Grade XII of SMK Pangudi Luhur Leonardo Klaten The Academic Year 2015/2016 and The Implication of Career Guidance

Topics Suggestion) Utari Widowati Universitas Sanata Dharma

2016

This research is descriptive research which has the aim to get the image of the autonomy levels of career choice of students grade XII of SMK Pangudi Luhur Leonardo Klaten the Academic Year 2015/2016 and to identify the instrument item which is classified as low to be the structure basic of career guidance topics. The type of research is quantitative research. The subjects of research are students grade XII of SMK Pangudi Luhur Leonardo Klaten the Academic Year 2015./2016 that the amounts are 103 students. The instrument of research is questionnaire of vocational high school students career choice autonomy which consists of 42 statement items which is developed based on the structure of Likert’s scale model. Coefficient of reliability is 0,881. Data analysis technique that is used is the categorization which consists of five categories that are very high, high, average, low, very low.

The result of the research is (1) The autonomy levels of career of students grade XII of SMK Pangudi Luhur Leonardo Klaten the academic year 2015/2016 that is categorized as very high is 64 students (62,1%), that is categorized as high is 37 students (35,9%), that is categorized as average is 2 students (1,9%), and there is no student (0%) that is categorized as neither low nor very low. (2) According to analysis of the items questionnaire of vocational high school career choice autonomy, there are 10 lowest items which is used as the basic to formulate the career guidance topics which is implication is to increase the career choice autonomy of students grade XII of SMK Pangudi Luhur Leonardo Klaten the Academic Year 2015/2016.

(3)

TINGKAT KEMANDIRIAN PILIHAN KARIER SISWA SMK (Studi Deskriptif pada Siswa Kelas XII SMK Pangudi Luhur Leonardo Klaten Tahun Ajaran 2015/2016 dan Implikasinya pada Usulan Topik-Topik

Bimbingan Karier)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Bimbingan dan Konseling

Oleh: Utari Widowati NIM: 111114067

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(4)

TINGKAT KEMANDIRIAN PILIHAN KARIER SISWA SMK (Studi Deskriptif pada Siswa Kelas XII SMK Pangudi Luhur Leonardo Klaten Tahun Ajaran 2015/2016 dan Implikasinya pada Usulan

Topik-Topik Bimbingan Karier)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Bimbingan dan Konseling

Oleh: Utari Widowati NIM: 111114067

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2016

(5)
(6)
(7)

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Hidup awalnya hanya mempunyai dua warna, yaitu HITAM dan PUTIH.

Dari dua warna itulah bila dipadukan dengan bijaksana,

akan menghasilkan berbagai warna dalam kehidupan.

Tergantung bagaimana setiap individu menyikapinya.

Seperti halnya pelangi yang datang setelah mendung dan hujan pergi.

“Do the best in every time you have”

(Utari Widowati)

(8)

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 18 Agustus 2016 Penulis

(9)

LEMBAR PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:

Nama : Utari Widowati NIM : 111114067

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:

TINGKAT KEMANDIRIAN PILIHAN KARIER SISWA SMK

(Studi Deskriptif pada Siswa Kelas XII SMK Pangudi Luhur Leonardo Klaten Tahun Ajaran 2015/2016 dan Implikasinya pada Usulan Topik-Topik Bimbingan Karier)

Dengan demikian saya memberikan kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengolahnya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikan di internet maupun media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Yogyakarta, 18 Agustus 2016 Yang menyatakan

(10)

ABSTRAK

TINGKAT KEMANDIRIAN PILIHAN KARIER SISWA SMK (Studi Deskriptif pada Siswa Kelas XII SMK Pangudi Luhur Leonardo Klaten Tahun Ajaran 2015/2016 dan Implikasinya pada Usulan

Topik-Topik Bimbingan Karier) Utari Widowati Universitas Sanata Dharma

2016

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang bertujuan untuk memperoleh gambaran mengenai tingkat kemandirian pilihan karier siswa kelas XII SMK Pangudi Luhur Leonardo Klaten Tahun Ajaran 2015/2016 dan mengidentifikasi butir instrumen yang tergolong rendah untuk dijadikan dasar penyusunan topik-topik bimbingan karier. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Subjek penelitian adalah siswa kelas XII SMK Pangudi Luhur Leonardo Klaten Tahun Ajaran 2015/2016 yang berjumlah 103 siswa. Instrumen penelitian ini adalah Kuesioner Kemandirian Pilihan Karier Siswa SMK yang terdiri dari 42 item pernyataan yang dikembangkan berdasarkan penyusunan skala model Likert. Nilai koefisien reabilitas sebesar 0, 881. Teknik analisis data yang digunakan adalah kategorisasi yang terdiri dari lima kategori yaitu sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah, sangat rendah.

Hasil penelitan yang diperoleh adalah, (1) Tingkat kemandirian pilihan karier siswa kelas XII SMK Pangudi Luhur Leonardo Klaten Tahun Ajaran 2015/2016 yang termasuk dalam kategori sangat tinggi berjumlah 64 siswa (62,1%), yang termasuk dalam kategori tinggi berjumlah 37 siswa (35,9%), yang termasuk dalam kategori sedang berjumlah 2 siswa (1,9%), dan tidak ada seorangpun siswa (0%) yang termasuk dalam kategori rendah maupun sangat rendah. (2) Berdasarkan analisis butir-butir kuesioner kemandirian pilihan karier siswa SMK, diperoleh 10 butir item terendah yang digunakan sebagai dasar untuk merumuskan usulan topik-topik bimbingan karier yang implikatif untuk meningkatkan kemandirian pilihan karier siswa kelas XII SMK Pangudi Luhur Leonardo Klaten Tahun Ajaran 2015/2016.

(11)

ABSTRACT

THE AUTONOMY LEVELS OF CAREER CHOICE OF VOCATIONAL HIGH SCHOOL STUDENTS

(Descriptive Study of Students Grade XII of SMK Pangudi Luhur Leonardo Klaten The Academic Year 2015/2016 and The Implication of Career

Guidance Topics Suggestion) item which is classified as low to be the structure basic of career guidance topics. The type of research is quantitative research. The subjects of research are students grade XII of SMK Pangudi Luhur Leonardo Klaten the Academic Year 2015./2016 that the amounts are 103 students. The instrument of research is questionnaire of vocational high school students career choice autonomy which consists of 42 statement items which is developed based on the structure of Likert’s scale model. Coefficient of reliability is 0,881. Data analysis technique that is used is the categorization which consists of five categories that are very high, high, average, low, very low.

The result of the research is (1) The autonomy levels of career of students grade XII of SMK Pangudi Luhur Leonardo Klaten the academic year 2015/2016 that is categorized as very high is 64 students (62,1%), that is categorized as high is 37 students (35,9%), that is categorized as average is 2 students (1,9%), and there is no student (0%) that is categorized as neither low nor very low. (2) According to analysis of the items questionnaire of vocational high school career choice autonomy, there are 10 lowest items which is used as the basic to formulate the career guidance topics which is implication is to increase the career choice autonomy of students grade XII of SMK Pangudi Luhur Leonardo Klaten the Academic Year 2015/2016.

(12)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan YME atas berkat, perlindungan, pertolongan, serta penyertaanNya dalam proses penyelesaian skripsi ini. Penyusunan skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Bimbingan dan Konseling Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan.

Penulis menyadari bahwa terselesainya penulisan skripsi ini tidak terlepas dari dukungan, doa, bimbingan, dan bantuan dari banyak pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih yang sangat tulus kepada:

1. Dr. Gendon Barus, M.Si., sebagai Kepala Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan ijin untuk penulisan skripsi ini.

2. Juster Donal Sinaga, M.Pd., sebagai Dosen Pembimbing yang telah menyediakan waktu, tenaga, pikiran, arahan, dan motivasi kepada penulis dalam proses penulisan skripsi sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

3. Bapak dan Ibu Dosen di Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang telah membekali penulis dengan berbagai ilmu pengetahuan selama ini, sehingga berguna bagi penulis.

(13)

5. F. Netty Kuswandari, S.Pd., M.Si., selaku guru Bimbingan dan Konseling SMK Pangudi Luhur Leonardo Klaten yang telah membantu penulis dalam proses pengambilan data di sekolah terhadap para siswa kelas XII SMK Pangudi Luhur Leonardo Klaten.

6. Para siswa kelas XII SMK Pangudi Luhur Leonardo Klaten Tahun Ajaran 2015/2016 atas kesediaannya mengisi kuesioner.

7. Kedua orangtuaku, Bapak Kasadi dan Ibu Tatik yang telah memberikan dukungan, doa, perhatian, kasih sayang, serta biaya yang diberikan selama menempuh studi di Universitas Sanata Dharma. 8. Kakakku Bayu Widodo dan Adikku Jantung Wisnu Indriani yang

selalu memberikan perhatian, doa, dan semangat. 9. Ru Ndaru yang dengan tulus memberikan semangat.

10.I Made Bagus Wijaya Kusuma yang dengan tulus memberikan doa dan semangat.

11.Sahabat dan teman-teman BK 2011 B (Nurul, Fika, Resa, Ating, Hannita, Riska, Reta, Linggar, Frida, Adven, Desta, Metta, Irma, Lilis, Cicil, Sr. Kiki, Sr. Laura, Sr. Vero, Sulis, Ridam, Andri, Aji, Rino, Bayu, Yosua, Piter, Noel, atas doa, motivasi yang diberikan kepada penulis dalam proses penulisan skripsi ini.

12.Teman-teman satu bimbingan (Ating, Nurul, Grace, Resa, Sr.Kiki, Danty, Sugeng, Kak Sandy, Hikmat, Andri) atas doa dan motivasinya. 13.Sahabat dan teman Universitas Sanata Dharma (Vitri, Alvionita,

(14)

14.Stefanus Priyatmoko, yang telah bersedia membantu penulis dalam mengurus administrasi selama berproses dan belajar di Prodi Bimbingan dan Konseling.

15.Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah membantu dan memberikan dukungan dalam proses penulisan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu masukan, saran, dan kritik terhadap karya ini dangat diperlukan. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

Yogyakarta, 18 Agustus 2016

(15)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... v

LEMBAR PERYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vi

ABSTRAK ... vii

ABSTRACT ... viii

KATA PENGANTAR ... ix

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR GRAFIK ... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ... xvii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 7

C. Pembatasan Masalah ... 7

D. Rumusan Masalah ... 8

E. Tujuan Penelitian ... 8

F. Manfaat Penelitian ... 8

G. Definisi Operasional Variabel ... 10

BAB II LANDASAN TEORI ... 12

A. Hakikat Kemandirian Pilihan Karier ... 12

1. Pengertian Kemandirian Pilihan Karier ... 12

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kemandirian Pilihan Karier ... 15

3. Komponen Kemandirian Pilihan Karier... 17

(16)

B. Konsep Remaja ... 28

1. Pengertian Remaja ... 28

2. Tugas Perkembangan Remaja ... 29

3. Ciri-ciri Masa Remaja ... 30

4. Tugas Perkembangan Karier Remaja ... 31

C. Bimbingan Karier ... 32

1. Pengertian Bimbingan Karier ... 32

2. Prinsip-prinsip Pelaksanaan Bimbingan Karier di SMK ... 34

3. Tujuan Pelaksanaan Bimbingan Karier di SMK ... 38

4. Fungsi Bimbingan Karier di SMK ... 42

5. Penyelenggaraan Bimbingan Karier ... 44

6. Pentingnya Bimbingan Karier di SMK ... 47

BAB III METODE PENELITIAN... 51

A. Jenis Penelitian ... 51

B. Tempat dan Waktu Penelitian ... 51

C. Subjek Penelitian ... 52

D. Metode Pengumpulan Data ... 53

E. Validitas dan Reliabilitas Kuesioner ... 55

1. Validitas ... 55

2. Reliabilitas ... 57

F. Pengumpulan Data ... 59

1. Persiapan dan Pelaksanaan ... 59

2. Tahap Pengumpulan Data ... 60

G. Analisis Data ... 60

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 66

A. Hasil Penelitian ... 66

1. Deskripsi Tingkat Kemandirian Pilihan Karier Siswa SMK ... 66

2. Hasil Skor Tiap Item Tingkat Kemandirian Pilihan Karier Siswa SMK .. 68

B. Pembahasan ... 73

C. Usulan Topik-topik Bimbingan Karier ... 76

(17)

A. Kesimpulan ... 79

B. Kelemahan ... 79

C. Saran ... 80

DAFTAR PUSTAKA ... 82

(18)

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Waktu Penelitian ... 52 Tabel 2. Rincian Data Populasi Penelitian Siswa Kelas XII SMK Pangudi Luhur

Leonardo Klaten Tahun Ajaran 2015/2016 ... 53 Tabel 3. Norma Skoring Kuesioner Kemandirian Pilihan Karier Siswa SMK ... 54 Tabel 4. Kisi-kisi Kuesioner Tingkat Kemandirian Pilihan Karier Siswa SMK

(Uji Coba) ... 55 Tabel 5. Kriteria Guilford ... 58 Tabel 6. Kisi-kisi Kuesioner Penelitian Kemandirian Pilihan Karier Siswa SMK

Setelah Uji Coba ... 58 Tabel 7. Norma Kategorisasi Karakter Subjek Penelitian ... 61 Tabel 8. Kategorisasi Tingkat Kemandirian Pilihan Karier Siswa Kelas XII SMK

Pangudi Luhur Leonardo Klaten Tahun Ajaran 2015/2016 ... 62 Tabel 9. Norma Kategorisasi Skor Item Kemandirian Pilihan Karier Siswa SMK ... 63 Tabel 10. Kategorisasi Item Kemandirian Pilihan Karier Siswa Kelas XII SMK

Pangudi Luhur Leonardo Klaten Tahun Ajaran 2015/2016 Berdasarkan Rendahnya Skor. ... 64 Tabel 11. Deskripsi Tingkat Kemandirian Pilihan Karier Siswa Kelas XII SMK

Pangudi Luhur Leonardo Klaten Tahun Ajaran 2015/2016 ... 66 Tabel 12. Penggolongan Item Kemandirian Pilihan Karier Siswa Kelas XII SMK

Pangudi Luhur Leonardo Klaten Tahun Ajaran 2015/2016 Berdasarkan Tinggi Rendahnya Skor ... 69 Tabel 13. Item-item Pernyataan yang Tergolong dalam Kategori Rendah ... 71 Tabel 14. Usulan Topik-topik Bimbingan Karier yang Relevan untuk

Meningkatkan Kemandirian Pilihan Karier Siswa Kelas XII SMK

(19)

DAFTAR GRAFIK

Grafik 1. Histogram Deskripsi Tingkat Kemandirian Pilihan Karier Siswa Kelas XII SMK Pangudi Luhur Leonardo Klaten Tahun Ajaran 2015/2016 ... 67 Grafik 2. Histogram Skor Item Deskripsi Tingkat Kemandirian Pilihan Karier

(20)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Kisi-kisi Kuesioner Kemandirian Pilihan Karier Siswa SMK ... 85

Lampiran 2. Kuesioner Kemandirian Pilihan KrierSiswa SMK ... 92

Lampiran 3. Hasil Penelitian ... 100

Lampiran 4. Uji Validitas ... 102

Lampiran 5. Uji Reliabilitas ... 107

Lampiran 6. Surat Penelitian ... 110

(21)

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini berisi uraian mengenai latar belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan masalah, rumusan masalah penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan definisi operasional variabel penelitian.

A. Latar Belakang Masalah

Pemilihan karier merupakan fenomena penting dalam kehidupan yang menentukan masa depan individu. Pemilihan karier merupakan proses pengambilan keputusan yang berlangsung sepanjang hayat bagi individu yang mencari banyak kepuasan dari pekerjaanya. Pemilihan karier yang dibuat pada awal proses perkembangan vokasional sangat berpengaruh terhadap pemilihan-pemilihan selanjutnya. Parsons (dalam Zunker, 2002) mengemukakan pilihan karier (career choice) merupakan suatu proses yang melibatkan empat tahap, yaitu; (1) pemahaman diri

(knowing about my self); (2) pemahaman pilihan-pilihannya (knowing

about my options); (3) belajar membuat keputusan-keputusan (knowing

how I make decisions); dan (4) berpikir tentang pengambilan keputusan

(thinking about my decision making). Jadi, di dalam pemilihan

(22)

tersendiri ketika siswa memutuskan dalam memilih karier yang sesuai dengan keadaan dirinya tanpa adanya campur tangan dari pihak lain.

Kemandirian sebagai kebutuhan psikologis merupakan suatu tugas bagi remaja. Dalam hal ini menggambarkan bentuk sikap dimana seorang siswa mampu memahami diri, memahami kemampuannya, menemukan sendiri apa yang dilakukan, menentukan dalam kemungkinan-kemungkinan dari hasil perbuatannya dan akan memecahkan sendiri masalah yang dihadapinya serta tidak akan terpengaruh apalagi meminta bantuan kepada orang lain.

Kemandirian dalam pemilihan karier sangat dibutuhkan oleh siswa di dalam menentukan kariernya. Tidak sedikit siswa yang masih bergantung dalam pemilihan kariernya pada pemilihan orang tuanya ataupun mengikuti pemilihan karier temannya. Adanya kenyataan yang seperti itu membuat peneliti untuk menanamkan sikap mandiri dalam diri siswa untuk menentukan kariernya di masa mendatang. Siswa yang tidak memiliki sikap mandiri dalam menentukan kariernya akan berdampak pada ketidakcocokan karier di masa mendatang. Oleh karena itu sikap mandiri sangat penting di dalam pemilihan karier.

(23)

yang sesuai kemampuannya, adanya campur tangan dari dari pihak lain seperti keluarga maupun teman sebaya, mereka juga belum mampu mengambil keputusan untuk profesi dan karier yang akan digeluti. Hal ini dikarenakan mereka belum memperoleh wawasan, pengetahuan dan informasi yang cukup untuk mengambil keputusan tentang profesi serta karier yang akan digelutinya.

Dampak dari ketidakmandirian dalam memilih karier akan berakibat siswa tidak mampu di dalam belajar dan berlatih dalam membuat rencana, tidak mampu memilih alterrnatif lain, tidak mampu membuat keputusan, bertindak tidak sesuai dengan keputusannya sendiri serta tidak dapat bertanggung jawab atas segala sesuatu yang dilakukannya. Dalam hal ini menggambarkan bentuk sikap dimana seorang siswa tidak mampu memahami diri, tidak mampu memahami kemampuannya, tidak dapat menemukan sendiri apa yang dilakukan, tidak dapat menentukan dalam kemungkinan-kemungkinan dari hasil perbuatannya dan tidak dapat memecahkan sendiri masalah yang dihadapinya serta akan terpengaruh dan meminta bantuan kepada orang lain.

(24)

yang dimiliki karena kurangnya pemahaman diri terhadap kemampuan yang dimiliki dalam karir, adanya rasa ketidakpuasan dalam bekerja dan cenderung semaunya saja.

Data yang peneliti dapatkan yaitu dari hasil observasi dan wawancara saat melaksanakan PPL di SMK X Yogyakarta. Peneliti melakukan wawancara dengan beberapa siswa kelas XII, dan peneliti mendapatkan data bahwa dari 10 siswa yang diwawancarai hampir 50 % merasa bahwa dia sudah salah masuk jurusan. Mereka merasa bahwa jurusan mereka saat ini bukanlah apa yang menjadi minatnya, dan akibatnya mereka menjadi tidak serius dalam belajar. Banyak diantara siswa yang merasa salah masuk jurusan karena sewaktu memilih jurusan di SMK, mereka masih mengikuti keinginan orang tua dan juga terpengaruh dengan teman-temannya meskipun jurusan tersebut tidak sesuai dengan minatnya.

(25)

Pangudi Luhur Leonardo yang melanjutkan ke perguruan tinggi sebagian besar menajutkan di Universitas Sanata Dharma, Politeknik Mekatronika, ATMI, dan universitas lain di Yogyakarta. Sedangkan yang langsung bekerja sebagian besar di perusahaan teknik industri wilayah Jabodetabek. Melalui hasil wawancara peneliti dengan guru BK, Guru BK menceritakan ada salah seorang anak lulusan dari SMK Pangudi Luhur Leonardo Klaten yang telah bekerja di salah satu perusahaan di Jabodetabek yang merasa tidak nyaman dengan pekerjaannya. Anak tersebut meninggalkan pekerjaannya dan menghilang tanpa kabar. Perusahaan tempat dia bekerja menghubungi guru BK SMK Pangudi Luhur Leonardo Klaten dan menceritakan bahwa si anak kabur meninggalkan pekerjaannya. Setelah diselidiki ternyata si anak sudah berada di rumahnya. Anak tersebut merasa tidak nyaman dengan pekerjaannya karena ada beberapa hal, antara lain jauh dari orang tua, tidak terbiasa hidup sendiri dan tidak nyaman dengan pekerjaannya karena menurut si anak pekerjaan yang dia ambil tidak sesuai dengan potensi dirinya sehingga dia tidak dapat bekerja secara optimal.

(26)

Dari beberapa data yang peneliti dapatkan tersebut, dapat dilihat bahwa masih banyak siswa kurang mandiri dalam pilihan kariernya. Beberapa siswa masih sering mendatangi Guru BK untuk berkonsultasi. Selain itu, masih banyak siswa yang bingung dengan pekerjaan yang akan diambilnya setelah lulus dari SMK. Siswa yang kurang mandiri dalam pemilihan kariernya juga sering mengalami masalah, hal ini dapat dilihat dari perilaku siswa yang sering mengeluh, tidak bekerja secara optimal, kurang bertanggungjawab dengan pekerjaannya dan bahkan keluar dari pekerjaannya tersebut. Siswa yang mengalami masalah ini, disebabkan oleh ketidakpuasan dan penyesalan akan pilihan kariernya, karena terkadang siswa tersebut hanya mengikuti keinginan orang-orang terdekatnya seperti orang tua dan teman-temannya dalam mengambil pemilihan kariernya.

(27)

B. Identifikasi Masalah

Berangkat dari latar belakang masalah di atas, terkait dengan tingkat kemandirian pilihan karier pada siswa SMK Pangudi Luhur Leonardo Klaten kelas XII tahun ajaran 2015/2016 dapat di-identifikasikan berbagai masalah sebagai berikut:

1. Siswa tidak mandiri dalam memilih karier yang sesuai dengan dirinya sehingga ketika bekerja dia tidak mendapatkan kepuasan.

2. Beberapa siswa tidak siap untuk bekerja.

3. Siswa lulusan SMK melanjutkan keperguruan tinggi yang tidak sesuai dengan jurusan yang mereka ambil ketika masih duduk di bangku SMK

4. Siswa ragu-ragu dengan pilihan karier atau pemilihan jurusan sesuai dengan kemampuan yang dimiliki.

5. Kurangnya layanan BK untuk memfasilitasi siswa SMK dalam mengambil jurusan atau pilihan karier yang sesuai dengan diri siswa. C. Pembatasan Masalah

(28)

D. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu:

1. Seberapa tinggi tingkat kemandirian pilihan karier pada siswa SMK Pangudi Luhur Leonardo Klaten kelas XII tahun ajaran 2015/2016? 2. Berdasarkan hasil analisis butir item kemandirian pilihan karier siswa

SMK butir instrumen mana saja yang teridentifikasi perolehan skornya rendah, sebagai dasar penyusunan topik-topik bimbingan karier?

E. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini yaitu:

1. Mendeskripsikan tingkat kemandirian pilihan karier siswa kelas XII SMK Pangudi Luhur Leonardo Klaten tahun ajaran 2015/2016.

2. Mengidentifikasi item instrumen kemandirian pilihan karier siswa SMK yang perolehan skornya rendah sebagai dasar penyusunan topik-topik bimbingan karier di SMK Pangudi Luhur Leonardo Klaten. F. Manfaat Penelitian

Dengan adanya penelitian ini, peneliti berharap muncul beberapa manfaat sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis

(29)

topik-topik layanan bimbingan karier apa saja yang relevan untuk diusulkan dalam layanan bimbingan karier.

2. Manfaat Praktis a. Bagi Sekolah

Hasil penelitian ini dapat memberikan informasi kepada sekolah mengenai tingkat kemandirian pilihan karier siswa kelas XII SMK Pangudi Luhur Lenardo Klaten dan hal-hal apa saja yang masih menjadi masalah para siswa terkait dengan kemandirian pilihan karier pada siswa SMK Pangudi Luhur Leonardo Klaten.

b. Bagi Guru BK

Hasil penelitian ini dapat menjadi acuhan bagi guru BK untuk lebih memahami kebutuhan dan permasalahan yang dihadapi oleh para siswa SMK Pangudi Luhur Leonardo khususnya masalah kemandirian pilihan karier. Selain itu, penelitian ini juga memberikan informasi bagi guru BK, sehingga guru BK dapat menyusun program bimbingan karier yang sesuai dengan kebutuhan dan masalah siswa terkait dengan kemandirian pilihan karier siswa.

c. Bagi siswa

(30)

dalam pilihan karier yang sesuai dengan dirinya, sehingga saat mereka lulus SMK nanti mereka akan lebih mandiri dalam mengambil pilihan karier yang sesuai dengan dirinya.

G. Definisi Operasional Variabel

Adapun Definisi Operasional Variabel dalam penelitian ini yaitu: 1. Kemandirian pilihan karier

Kemandirian dalam pemilihan karier merupakan suatu perilaku yang mampu berinisiatif dalam menentukan rencana pekerjaan yang diinginkan, tanpa memerlukan bantuan orang lain. Individu tersebut juga tekun dan kreatif dalam menentukan pilihan, sehingga usaha yang dilakukan tersebut dapat membuahkan hasil yang maksimal sesuai dengan kebutuhan serta kemampuan yang dimiliki individu tersebut. Aspek-aspek yang mendasari kemandirian pilihan karier yaitu (1) menguasai keterampilan untuk menggali informasi kerja yang sesuai dengan pengetahuan diri sebagai dasar pengambilan keputusan karier, (2) menggunakan strategi untuk mencapai tujuan karier yang sesuai dengan potensi diri, (3) memahami hubungan antara kompetensi diri dengan dunia kerja

2. Remaja

(31)

3. Bimbingan Karier

(32)

BAB II

LANDASAN TEORI

Pada Bab ini dipaparkan mengenai hakikat kemandirian karier, remaja SMA, bimbingan karier.

A. Hakikat Kemandirian Pilihan Karier

1. Pengertian Kemandirian Pilihan Karier

Kemandirian berarti dapat berdiri sendiri, tanpa bergantung pada orang lain (Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, 1989:555) Menurut Herman Holstein, kemandirian merupakan suatu keadaan yang menandakan suatu kebebasan dari ketergantungan bagi keputusan, penilaian, pendapat dan pertanggung-jawaban. Kemandirian menunjukkan dirinya dalam cara pengambilan sikap dan bukan abstraksi.

Menurut Mungin Eddy Wibowo (1992:69) kemandirian diartikan sebagai tingkat perkembangan seseorang dimana ia mampu berdiri sendiri dan mengandalkan kemampuan dirinya sendiri dalam melakukan berbagai kegiatan dan menyelesaikan berbagai masalah yang dihadapi. Purwodarminto dalam Eri Erawati (1992:555), mengartikan kemandirian hal atau keadaan yang dapat berdiri sendiri tanpa tergantung pada orang lain.

(33)

tergantung pada orang lain sampai batas kemampuannya; mampu bertanggung jawab atas keputusan, tindakan dan perasaannya sendiri.

Dewa Ketut Sukardi (1993:5) pemilihan setiap jabatan adalah suatu tindakan ekspresif yang memantulkan motivasi, pengetahuan, kepribadian dan kemampuan orang seseorang. Jabatan-jabatan menggambarkan suatu pandangan hidup, suatu lingkungan daripada menetapkan fungsi-fungsi atau ketrampilan kerja secara terpisah.

Teori John L Holland mengungkapkan bahwa pemilihan pekerjaan atau jabatan adalah merupakan hasil dari interaksi antara factor hereditasdengan segala pengaruh budaya, teman bergaul orang tua, orang dewasa yang dianggap memiliki peranan yang penting (Dewa Ketut Sukardi, 1994:72).

Menurut Happock, pekerjaan, jabatan/ karier yang dipilih adalah jabatan yang diyakini bahwa jabatan itu paling baik untuk memenuhi kebutuhannya. Pilihan karier siswa juga dapat diartikan tingkat kemampuan siswa dalam menentukan karier. Jadi pilihan karier adalah jabatan/ karier yang dipilih menurut tingkat kemampuan siswa dan diyakini bahwa jabatan yang dipilih adalah jabatan paling baik untuk memenuhi kebutuhannya (Dewa Ketut Sukardi (1994:70).

(34)

pilihan-pilihan selanjutnya. Perkembangan karier seorang dewasa masih harus membuat pilihan-pilihan diantara kemungkinan untuk meningkatkan kariernya dan memperoleh kepuasan pribadi yang mendalam.

Menurut Ginzberg (1998:92) pilihan karier merupakan suatu proses dengan kompromi yang dinamis dan berlangsung seumur hidup yang mengharuskan mereka berulang-ulang melakukan penilaian kembali, dengan maksud dapat lebih mencocokkan tujuan-tujuan karier yang terus berubah sesuai kenyataan kerja.

Dari beberapa pendapat tersebut penulis menyimpulkan bahwa kemandirian siswa dalam memilih karier dapat diartikan sebagai sikap psikologi siswa yang tumbuh pada masa perkembangan dimana dirinya mampu untuk memahami diri dan kemampuannya agar dapat memecahkan dan mengambil keputusan yang menyangkut pekerjaan, jabatan dan masa depan depannya terhadap karier yang menjadi pilihan yang mampu memenuhi kebutuhan hidupnya, tanpa bergantung dari orang lain.

(35)

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kemandirian Pilihan Karier Faktor-faktor yang mempengaruhi dalam pemilihan karier menurut Holland (dalam Sukardi, 1994) yaitu:

a) Faktor pengetahuan diri

Faktor pengetahuan diri, artinya pengaruh pengetahuan diri ini, lebih mengacu pada pengetahuan individu tentang dirinya dan orang lain. pengetahuan diri sendiri mempunyai peran untuk meningkatkan (increase) dan menurunkan (decrease) ketepatan pemilihan seseorang. Pengetahuan diri diartikan sebagai kemampuan seseorang untuk membedakan berbagai kemungkinan lingkungan dipandang dari sudut kemampuan-kemampuannya sendiri, namun ada perbedaan mendasar antara penilaian diri dan pengetahuan diri. Penilaian diri menitik beratkan pengahargaan terhadap dirinya, sedangkan pengetahuan diri berisikan sejumlah informasi yang dimiliki oleh individi tentang dirinya seperti, usia dan jenis kelamin. b) Orang tua.

(36)

Biasanya orang tua yang berkecukupan secara ekonomi, menghendaki anaknya untuk memilih program studi yang cepat menghasilkan materi, misalnya fakultas ekonomi (akutansi, manajemen), teknik, farmasi, kedokteran (umum dan gigi) dan lain-lain. anggapan orang tua anak yang mampu memasuki program ini tentu akan terjamin masa depannya. Dalam kenyataannya tak selamanya yang menjadi pilihan orang tua akan berhasil dijalankan oleh anaknya, kalau tidak disertai oleh bakat minat, kemampuan, kecerdasan, motifasi internal dari anak yang bersangkutan. Inilah yang perlu diperhatikan.

c) Teman (Peer grup)

Tidak dipungkiri bahwa dalam kelompok pergaulan remaja cukup memberi pengaruh bagi individu dalam menentukan pemilihan program studi mereka baik di SMA maupun di Perguruan tinggi, mereka mungkin mersa tidak enak jika tidak sama dalam pemilihan jurusan atau program studi. Pengaruh kelompok teman sebaya ini bersifat eksternal, bila remaja tidak mempunyai dorongan internal, minat bakat dan kemampuan yang dibutuhkan untuk menyelesaikan suatu tugas atau tuntutan maka kemungkinan remaja ini akan mengalami kegagalan.

d) Peran Jenis Gender

(37)

tertentu, dilakukan oleh jenis kelamin tertentu juga. Memang baik diakui atau tidak jenis kelamin kadang-kadang menentukan seseorang dalam menentukan pekerjaan.

e) Karakteristik Individu

Keberhasilan dalam memilih dan menjalankan program studi serta karier pekerjaan, sangat ditentukan oleh karakteristik kepribadian individu yang bersangkutan. Individu yang memiliki minat, kemampuan, kecerdasan, motivasi internal, tanpa ada paksaan dari orang lain, biasanya akan mencapai keberhasilan dengan baik. Keberhasilan tidak dapat diukur secara finansial yang melimpah, akan tetapi seberapa besar nilai kepuasan hidup yang diperoleh melalui pilihan-pilihan tersebut.

3. Komponen Kemandirian Plihan Karier

Komponen-komponen yang ada dalam kemandirian, sehubungan dengan pemilihan terhadap karier yang sesuai dengan kondisi siswa dikutip dari tugas akhir yang berjudul Pengaruh Bimbingan Karier Terhadap Kemandirian Siswa dalam Memilih Karier (Arifah, 2001), yaitu:

a. Kebebasan dalam Memilih Karier.

(38)

siswa mampu menunjukkan kebebasan dirinya dalam menentukan karier mana yang sesuai dengan kondisi dirinya.

Melalui bimbingan karier siswa telah mengetahui bakat, minat, cita-cita, kelebihan dan kekurangan yang ada pada dirinya, sehingga dengan pemahaman diri tersebut siswa mampu untuk menentukan dan memilih karier apa yang sesuai dengan potensi yang ada padanya. Karier yang dipilih merupakan hasil keputusan sendiri berdasarkan pemahaman dirinya tanpa adanya kekangan dan paksaan. Hal ini menunjukkan adanya kemandirian bagi siswa dalam memilih karier sebagai langkah awal dalam mewujudkan masa depan kehidupan kariernya yang lebih baik.

Ciri-ciri siswa yang memiliki kebebasan dalam memilih karier adalah:

1) Siswa tersebut memilih karier atas bakat, minat, cita-cita, kekuatan dan kekurangan yang ada pada dirinya.

(39)

tersebut. Hal ini dilakukan dengan kesadaran dari diri siswa, tanpa adanya paksaan dari pihak lain.

2) Siswa tersebut memilih karier dengan tidak bergantung pada orang lain.

Siswa yang memahami diri dan lingkungan kariernya serta mampu merencanakan masa depan kariernya melalui bimbingan karier, mampu dalam memilih karier yang sesuai dengan keadaan dirinya. Dalam memilih kariernya siswa tidak lagi harus mengikuti kehendak dan kemauan orang lain. Pemilihan itu dilakukan dengan pertimbangan sendiri dan merupakan hasil keputusan yang telah dipikirkan dengan matang dari diri siswa. Siswa yang memiliki kemandirian dalam memilih kariernya, tidak akan menggantungkan nasib kariernya kepada orang lain.

b. Kemantapan Diri dalam Memilih Karier.

(40)

Keyakinan tersebut melahirkan perasaan senang/ minat terhadap bidang karier yang akan dipilihnya karena sesuai dengan minat yang ada pada dirinya. Perasaan yakin dan rasa senang terhadap bidang karier yang dipilih mampu mendorong rasa percaya diri siswa terhadap karier yang akan dipilihnya. Rasa optimis ini dapat terlihat dari adanya keinginan untuk maju dengan karier yang ditekuninya, tidak mudah putus asa dalam menekuni bidang karier yang akan menjadi pilihannya.

Ciri-ciri siswa yang memiliki kemantapan diri dalam memilih karier adalah:

1) Percaya terhadap kemampuan yang ada pada dirinya.

Perasaan yakin terhadap kemampuan yang dimiliki, membuat siswa menjadi mantap dalam menekuni bidang kejuruan yang ditekuni dan bidang karier yang akan dipilih. Bimbingan karier memberikan dorongan positif kepada siswanya dalam menumbuhkan rasa percaya dengan kemampuan diri ini. Rasa percaya tersebut menunjukkan adanya sikap kemandirian dari siswa yang telah memahami diri dan kemampuannya. Dengan rasa percaya diri mampu memberikan dorongan yang positif kepada siswa dalam memilih bidang karier yang sesuai dengan keinginannya.

(41)

2) Merasa senang dengan karier yang akan dipilihnya.

Perasaan senang, ringan dan penuh minat yang tumbuh dalam diri siswa ketika memilih bidang kejuruan sedang ditekuni, membuat siswa mudah dalam mendalaminya. Dengan perasaan ini siswa mampu dalam menyelesaikan segala konsekwensi yang ada pada jurusan tersebut. Melalui bimbingan karier, siswa diselaraskan antara kemampuan yang dimiliki dengan minat yang ada. Siswa yang mampu dalam menyelaraskan bakat, minat dan cita-citanya terhadap bidang kejuruannya, akan mampu dalam memilih karier yang sesuai dengan kondisinya tersebut. Rasa senang dan penuh minat siswa dalam memilih bidang karier yang akan ditekuni, menandakan bahwa siswa tersebut telah memiliki kemandirian dalam memilih karier yang mampu memenuhi kebutuhannya.

(42)

dan yakin dalam menentukan pilihan karier yang sesuai dengan dirinya. Rasa optimis inilah sebagai bentuk sikap kemandirian siswa dalam memilih kariernya yang diharapkan mampu memberikan apa yang dibutuhkan dan menjadi kebutuhannya.

c. Tanggung Jawab terhadap Karier yang Akan Dipilihnya.

Merupakan suatu bentuk sikap siswa dimana menunjukkan usaha yang sungguh-sungguh dalam menekuni bidang kejuruan yang sedang ditekuni dan karier yang akan dipilih karena sadar akan diri dan masa depannya agar kehidupan yang akan dijalani sesuai dengan harapan yang diinginkan.

Dalam hal ini siswa menunjukkan suatu usaha yang keras dan sungguh-sungguh dalam menekuni bidang karier yang saat ini ditekuni dengan belajar dan selalu berusaha untuk meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan sesuai dengan bidang kejuruannya. Siswa bersedia melakukan usaha yang berhubungan dengan bidang karier kejuruannya karena sadar akan tujuan/ cita-cita yang ingin diwujudkan sesuai dengan harapannya.

(43)

menunjukkan adanya tanggungjawab terhadap bidang karier yang akan dipilihnya. Kondisi tersebut jelas menunjukkan adanya kemandirian siswa dalam memlih karier yang sesuai dengan kondisi diri dan harapannya agar kehidupan karier yang diinginkan akan menjadi lebih baik.

Ciri-ciri siswa yang memiliki rasa tanggung jawab terhadap karier yang akan ditekuninya adalah:

1) Berusaha keras dalam menekuni bidang kejuruan

Dalam menekuni bidang karier yang sedang dijalani maupun yang akan dipilih diperlukan adanya usaha yang sungguh-sungguh dan konsentrasi. Hal ini dilakukan agar hasil yang diperoleh maksimal dan sesuai dengan yang diharapkan. Melalui bimbingan karier siswa dilatih untuk memahami diri dan kemampuannya, setelah itu siswa diarahkan supaya bila hasil yang memuaskan ingin tercapai, maka hendaknya siswa harus mau untuk berusaha dengan sungguh-sungguh.

(44)

2) Tekun dalam belajar memahami bidang kejuruan

Ketelatenan yang dilakukan secara terus menerus dan berkesinambungan dalam memahami bidang karier yang sedang dijalani, akan menjadikan siswa berhasil dalam berkarier. Hal ini menjadi penting ketika siswa yang sedang menekuni bidang kariernya mampu mencapai tingkat prestasi yang menyebabkan siswa memiliki nilai lebih. Melalui Bimbingan karier siswa diarahkan untuk selalu sabar, telaten dan rajin dalam mendalami ilmu kejuruannya dan bidang karier yang akan ditekuninya nanti.

Dengan ketekunan ini, menjadikan siswa mampu untuk memilih karier yang sesuai dengan harapannya. Sikap ini mennunjukkan kemandirian siswa dalam memilih kariernya, karena dengan ketekunan ini menjadikan siswa mampu dalam menentukan pilihan karier yang diinginkan sendiri oleh siswa. 3) Sadar tujuan/ cita-cita terhadap karier yang akan dipilih

(45)

Melalui bimbingan karier siswa diarahkan untuk selalu berorientasi terhadap tujuan akhir dari harapan kariernya. Dengan kesadaran ini siswa mampu untuk memilih karier yang sesuai dengan harapan dan cita-citanya semula. Sikap ini menunjukkan kemandirian siswa dalam menentukan pilihan yang tepat untuk cita-cita kariernya, karena siswa selalu sadar akan kebutuhan dan harapan yang diinginkannya. 4) Termotivasi dengan karier yang akan dipilih.

Dorongan yang timbul dari dalam diri siswa yang menyebabkan adanya kemauan untuk bersemangat dalam menekuni bidang karier yang akan dipilih. Hal ini dilakukan agar dalam menekuni bidang karier yang akan dipilihnya nanti, siswa akan merasa terdorong dan bersemangat dalam mendukung bidang karier yang akan menjadi pilihannya.

(46)

menumbuhkan rasa senang, ringan dan bersemangat dalam menekuni bidang kariernya.

4. Aspek-aspek kemandirian pilihan karier

Menurut Standar Nasional ASCA (American School Counselor

Association) aspek-aspek dalam kemandirian pilihan karier adalah

sebagai berikut:

a. Siswa menguasai keterampilan untuk menggali informasi kerja yang sesuai dengan pengetahuan diri sebagai dasar pengambilan keputusan karier.

Diantaranya dengan bertanya kepada orang lain, mencari informasi menggunakan internet, khursus, dll untuk mendapatkan informasi pekerjaan yang diinginkan sebagai dasar pengambilan keputusan karier yang tepat dengan kemampuan diri.

(47)

b. Siswa menggunakan strategi untuk mencapai tujuan karier yang sesuai dengan potensi diri.

Siswa tersebut memiliki strategi untuk mendapatkan informasi karier yang diinginkan kemudian mencocokkan apakah pendidikan yang diambil sudah sesuai dengan pekerjaan yang diinginkan atau tidak.

Contohnya seorang siswa menggali informasi tentang pekerjaan yang ada diminatinya dengan bertanya kepada orang tua, mengikuti job fair, membaca buku, bertanya kepada orang lain yang telah bekerja dibidang tersebut, membaca surat kabar, radio, televise dll. Setelah siswa mendapatkan banyak informasi siswa dapat mencocokkan apakah jurusan yang dipilihnya sekarang sudah sesuai dengan bidang pekerjaan yang dia cita-citakan atau belum. Setelah siswa mantap dengan pilihannya kemudian siswa mengikuti pelatihan-pelatihan pekerjaan yang sesuai dengan minatnya sebagai bekal untuk terjun ke dunia kerja.

c. Siswa memahami hubungan antara kompetensi diri dengan dunia kerja.

Siswa paham bahwa kompetensi diri berpengaruh dengan pekerjaan yang akan diambil. Pekerjaan akan berjalan baik ketika seseorang bekerja sesuai dengan kemampuan dirinya.

(48)

sangat tertarik dengan pekerjaan itu karena gaji yang ditawarkan cukup tinggi. Tetapi setelah ditelusuri bidang pekerjaan yang ditawarkan tidak sesuai dengan potensi yang dimilikinya. Kemudian siswa memutuskan untuk tidak mengambil tawaran pekerjaan tersebut karena itu tidak sesuai dengan minatnya dan potensi dirinya.

B. Konsep Remaja

1. Pengertian Remaja

Istilah remaja berasal dari bahasa Latin adolescence yang berarti “tumbuh atau tumbuh untuk mencapai kematangan”. Perkembangan

lebih lanjut, istilah adolescence sesungguhnya memiliki arti yang luas, mencangkup kematangan mental, emosional, sosial, dan fisik (Hurlock, 1991). Jadi dapat dikatakan bahwa remaja adalah individu yang sedang bertumbuh untuk mencapai kematangan baik secara mental, emosional, sosial, dan fisik.

(49)

2. Tugas Perkembangan Remaja

Menurut Havighurst (dalam Hurlock, 1991) ada beberapa tugas perkembangan pada masa remaja yang terkait dengan kemandirian dan karier, yaitu:

a. Mencapai kemandirian dari orang tua dan orang dewasa lainnya. Salah satu tugas perkembangan yang harus dijalani oleh remaja yaitu mencapai kemandirian dari orangtua dan orang-orang dewasa lainnya. Mandiri disini artinya yaitu bahwa remaja haruslah mampu berfikir, melakukan dan memutuskan segala sesuatunya tanpa harus banyak bergantung pada orangtua dan orang lain disekitarnya. Salah satu bentuk kemandirian yang harus dilakukan oleh remaja yaitu siswa atau remaja mampu mandiri dalam pemilihan kariernya. b. Mempersiapkan karier ekonomi.

(50)

3. Ciri-ciri Masa Remaja

Menurut Zulkifli (2003: 65-67), ciri-ciri remaja antara lain sebagai berikut:

a. Pertumbuhan fisik

Pertumbuhan fisik mengalami perubahan dengan cepat, lebih cepat dibandingkan dengan masa anak-anak dan masa dewasa.

b. Perkembangan seksual

Seksual mengalami perkembangan yang kadang-kadang menimbulkan masalah dan menjadi penyebab timbulnya perkelahian, bunuh diri, dan sebagainya.

c. Cara berfikir

Remaja cenderung berpikir kausatif. Cara berpikir kausatif yaitu menyangkut hubungan sebab dan akibat. Saat remaja dilarang untuk melakukan suatu hal, maka remaja tersebut akan mempertanyakan mengapa ia tidak boleh melakukan hal tersebut. d. Emosi yang meluap-luap

Keadaan emosi remaja masih labil karena erat hubungannya dengan keadaan hormon. Suatu saat ia dapat merasa sangat sedih, di lain waktu ia dapat merasa sangat marah.

e. Mulai tertarik pada lawan jenis

(51)

f. Menarik perhatian lingkungan

Pada masa ini remaja mulai mencari perhatian dari lingkungannya, berusaha mendapatkan status dan peran, misalnya melalui kegiatan remaja di lingkungan tempat tinggalnya. Remaja juga cenderung terikat dengan kelompok remaja. Dalam kehidupan sosialnya, remaja tertarik pada kelompok sebayanya, sehingga tidak jarang remaja lebih mengutamakan kelompoknya daripada orang tuanya. 4. Tugas Perkembangan Karier Remaja

Perkembangan karier remaja yang menurut Ginzberg (1980) dalam Hartono dan Sunarto (2008:202) ada pada periode pilihan tentatif (11-17 tahun) itu ditandai oleh meluasnya pengenalan anak terhadap berbagai masalah dalam memutuskan pekerjaan apa yang akan dikerjakannya di masa mendatang. Periode tentatif ini meliputi 4 (empat) tahapan, yaitu :

a. Tahap minat (umur 11-12 tahun)

Remaja sudah mulai mempunyai rencana dan karier yang didasarkan pada minat. Pilihan didasarkan atas faktor-faktor subjektif, belum didasarkan atas pertimbangan–pertimbangan objektif.

b. Tahap kapasitas (umur 12-14 tahun)

(52)

Selain itu remaja pada tahap ini mulai mengidentikkan dirinya dengan tokoh idolanya.

c. Tahap nilai (umur 15-16 tahun)

Remaja telah mulai menganggap penting peranan nilai pribadi dalam proses pemilihan karier. Dimana anak mulai tahu akan kemampuan dirinya sendiri , sadar akan gaya hidup, dan mulai menganggap waktu adalah hal yang sangat penting.

d. Tahap transisi (umur 17-18 tahun)

Pada tahap ini remaja bergerak dari pemikiran yang masih dipinggir ke pemikiran yang lebih sentral yaitu remaja tersebut mulai berpikir cepat, konkret, dan realistis terhadap pekerjaan yang akan ditekuninya.Pada periode ini remaja telah memasuki tahap eksplorasi yaitu mencari beberapa alternatif pekerjaan yang cocok, dan tahap kristalisasi yaitu telah memilih suatu karier. Tahap akhir dari perkembangan seseorang yaitu ia telah memiliki pekerjaan yang mantap dengan tugas dan posisi yang spesifik. C. Bimbingan Karier

1. Pengertian Bimbingan Karier

Menurut Miller dalam Roosdi Achmad Syuhada (1998:15) Bimbingan didefinisikan sebagai suatu proses pemberian bantuan kepada individu-individu dalam mencapai pemahaman dan pengarahan diri (Guidance is the proces of helping individualis achieve the self

(53)

suatu rangkaian pekerjaan-pekerjaan, jabatan-jabatan dan kedudukan yang mengarah pada dunia kerja (Dewa Ketut Sukardi, 1987:18), sedangkan bimbingan karier dapat didefinisikan suatu proses pemberian bantuan kepada individu-individu dalam mencapai penanaman dan pengarahan diri pada pekerjaan, jabatan dan kedudukan yang miliki oleh individu.

Bimbingan karier adalah proses bantuan yang diberikan kepada siswa agar dapat memahami diri, memahami nilai-nilai, memahami lingkungan, mengenal masalah dan cara mengatasi, serta dapat merencanakan masa depan (Depdikbud Provinsi Jateng; 1991:4). Winkel dan Hastuti (2012) mengartikan bimbingan karier sebagai bimbingan dalam mempersiapkan diri menghadapi dunia pekerjaan, dalam memilih lapangan pekerjaan atau jabatan/profesi tertentu serta membekali diri supaya siap memangku jabatan itu, dan dalam menyesuaikan diri dengan berbagai tuntutan dari lapangan pekerjaan yang telah dimasuki.

(54)

karier, pembuatan keputusan, perkembangan ketrampilan/ keahlian informasi karier, dan pemahaman diri.

Dari definisi tersebut, dapat diambil kesimpulan, bahwa bimbingan karier adalah suatu proses bantuan, layanan informasi dan pendekatan terhadap individu/ kelompok individu agar dapat mengenal dan memahami dirinya, mengenal dunia kerja untuk menentukan pilihan karier, mampu untuk mengambil keputusan karier dan mengakui bahwa keputusan tersebut adalah yang paling tepat/ sesuai dengan keadaan dirinya dihubungkan dengan persyaratan-persyaratan karier yang akan ditekuninya.

Dalam penelitian ini penulis membatasi pengertian dari bimbingan karier yang dilaksanakan di Sekolah Menengah Kejuruan sebagai suatu proses bantuan, layanan informasi dan konsultasi siswa dalam mendeteksi dan memantapkan pemahaman diri terhadap bidang kejuruan, layanan dalam memberikan informasi tentang lingkungan karier dan layanan konsultasi dalam merencanakan karier siswa, agar siswa mampu untuk menciptakan sikap kemandirian dalam kebebasan memilih karier, kemantapan diri dalam memilih karier dan bertanggung jawab terhadap karier yang akan dipilihnya.

2. Prinsip-prinsip Pelaksanaan Bimbingan Karier di SMK

(55)

para pembimbing pada khususnya dan administrator sekolah pada umumnya terutama dalam penyusunan program pelaksanaan layanan bimbingan karier di sekolah. Secara umum prinsip-prinsip bimbingan karier di SMK, adalah sebagai berikut:

a. Seluruh siswa hendaknya mendapat kesempatan yang sama untuk mengembangkan dirinya dalam pencapaian kariernya secara tepat.

Semua siswa memiliki kesempatan yang sama dalam menggunakan fasilitas bimbingan karier. Tidak ada perkecualian baik itu yang kaya maupun yang miskin. Setiap siswa memiliki hak yang sama untuk mengembangkan diri dan merencanakan karier sesuai dengan kemampuan yang ada pada dirinya, melalui bimbingan karier.

b. Setiap siswa hendaknya memahami bahwa karier itu adalah sebagai suatu jalan hidup, dan pendidikan adalah sebagai persiapan dalam hidup.

(56)

c. Siswa hendaknya dibantu dalam mengembangkan pemahaman yang cukup memadahi terhadap diri sendiri dan kaitannya dengan perkembangan sosial pribadi dan perencanaan pendidikan karier.

Pemahaman diri sebagai langkah awal dalam merencanakan karier, memberikan dorongan bagi siswa untuk mengenal dan mengetahui segala yang ada dalam dirinya. Dengan pemahaman diri, siswa memiliki kemampuan dalam menentukan dan memilih karier mana yang cocok/ sesuai dan mampu memberikan kesenangan dalam menjalaninya.

d. Siswa secara keseluruhan hendaknya dibantu untuk memperoleh pemahaman tentang hubungan antara pendidikannya dan kariernya.

SMK sebagai lembaga pendidikan kejuruan yang mencetak tenaga terampil yang siap bekerja. Lulusan siswa SMK diharapkan memiliki kemandirian dalam mengelola diri dan kemampuannya dalam mempersiapkan diri menghadapi dunia kerjanya. Melalui bimbingan karier siswa memperoleh pemahaman tentang keselarasan bidang kejuruan yang ditekuni saat ini dengan bidang karier yang akan ditekuninya nanti.

(57)

Siswa SMK hendaknya memiliki inisiatif dan kreativitas dalam menambah dan memperluas ilmu yang diperolehnya untuk mengembangkan diri dan kemampuannya sebagai bekal dalam mempersiapkan diri dalam menghadapi masa depan kariernya. Siswa yang telah memiliki nilai-nilai lebih dalam kemampuannya tidak dikhawatirkan untuk memiliki kemandirian dalam memilih karir yang sesuai dengan keadaan dirinya.

f. Program Bimbingan Karier di sekolah hendaknya diintegrasikan secara fungsional dengan program bimbingan dan konseling pada khususnya.

Program materi bimbingan karier dalam penyampaiannya diintegrasikan dengan materi bimbingan konseling. Hal ini dilakukan karena bimbingan karier merupakan bagian dari bimbingan.

g. Program bimbingan karier di sekolah hendaknya berpusat di kelas, dengan koordinasi oleh pembimbing, disertai partisipasi orang tua dan kontribusi masyarakat.

(58)

Dari beberapa prinsip yang terdapat dalam bimbingan karier tersebut dapat disimpulkan bahwa, bimbingan karier dalam pelaksanaannya memiliki pedoman yang umun dan jelas dalam memberikan pelayanan kepada siswanya dalam mendeteksi diri, memberikan layanan tentang karakteristik dunia kerja sehingga mampu menciptakan kemandirian siswa dalam menentukan arah pilih karier yang sesuai dengan keadaan dirinya, agar mampu mencapai kebahagiaan hidup dimasa depan kariernya.

3. Tujuan Pelaksanaan Bimbingan Karier di SMK

Secara umum tujuan diselenggarakannya Bimbingan Karier di SMK menurut Dewa Ketut Sukardi dalam bukunya yang berjudul Bimbingan Karier, (1985:31-34) ialah membantu siswa dalam pemahaman dirinya dan lingkungannya, dalam pengambilan keputusan, perencanaan, dan pengarahan kegiatan-kegiatan yang menuju kepada karier dan cara hidup yang akan memberikan rasa kepuasan karena sesuai, serasi, dan seimbang dengan dirinya dan lingkungannya.

Sedangkan tujuan khusus yang menjadi sasaran Bimbingan Karier di SMK, diantaranya:

a. Bimbingan karier dilaksanakan di SMK bertujuan agar siswa dapat meningkatkan pengetahuan tentang dirinya sendiri (self concept).

(59)

hidup dan nilai-nilai. Hal ini nantinya sebagai langkah awal dalam menentukan arah pilih karier yang tepat bagi siswa sehingga tercipta adanya sikap kemandirian siswa dalam memilih karier yang sesuai dengan pemahaman dirinya.

b. Bimbingan karier dilaksanakan di SMK bertujuan agar siswa dapat meningkatkan pengetahuannya tentang dunia kerja.

Pemahaman tentang dunia kerja meliputi pemahaman tentang informasi tentang berbagai persyaratan penerimaan dalam dunia kerja, isi serta sifat suatu lapangan kerja, situasi pekerjaan termasuk dalam aspek sosial, fisik, administrasi, masa depan suatu pekerjaan, organisasinya, serta gaya hidup dalam suatu jabatan. Di samping itu yang perlu dipahami ialah faktor sosial ekonomi keluarga, lingkungan hidup dan relasi serta kesempatan kerja atau peluang dan pasaran kerja.

Hal ini menjadi penting ketika siswa SMK telah merencanakan untuk langsung terjun didunia kerja setelah lulus. Bagi mereka yang telah mempunyai bekal informasi yang cukup, maka mereka mampu dalam menentukan sikap yang positif (kemandirian) dakan menentukan arah pilih karier yang sesuai dengan dirinya.

(60)

memasukinya.mbatan-hambatan yang mungkin timbul yang disebabkan oleh dirinya sendiri dan faktor lingkungan, serta mencari jalan untuk mengatasi hambatan-hambatan tersebut.

Mengembangkan sikap dan nilai yang positif terhadap diri sendiri dapat dikembangkan oleh anak didik dengan cara: memahami potensi-potensi diri sendiri, dapat menerima kenyataan tentang diri sendiri, berani mengambil suatu keputusan tentang apa yang sebaiknya dipilih, serta memiliki kemampuan daya penalaran untuk mempertimbangkan berbagai alternatif pemecahan masalah.

Disamping itu memiliki pandangan yang obyektif tentang pekerjaan secara langsung membantu siswa dalam usaha mengembangkan dan merancang masa depan yang lebih baik dan cemerlang. Untuk itu siswa memerlukan berbagai informasi tentang cara-cara hidup orang-orang yang menjabat pekerjaan tertentu, termasuk didalamnya kepuasan kerja dan nilai-nilai yang terkandung dalam pekerjaan yang dijabatnya.

d. Bimbingan karier dilaksanakan di SMK bertujuan agar siswa dapat meningkatkan ketrampilan berpikir agar mampu mengambil keputusan tentang jabatan yang sesuai dengan dirinya dan tersedia dalam dunia kerja.

(61)

merencanakan kariernya sehingga dengan demikian siswa menjadi terlatih dan bersikap dewasa dalam berpikir dan merencanakan kariernya. Dengan bimbingan karier diharapkan siswa mampu dalam merencanakan kariernya dan mampu dalam mengambil keputusan yang tepat untuk kariernya sehingga tercipta adanya sikap yang positif terhadap karier yang akan menjadi pilihannya. e. Bimbingan karier dilaksanakan di SMK bertujuan agar siswa dapat

menguasai ketrampilan dasar yang penting dalam pekerjaan terutama kemampuan berkomunikasi, bekerja sama, berprakarsa dan sebagainya.

Dunia kerja menuntut adanya profesionalitas. Siswa SMK diharapkan profesional dalam menghadapi pekerjaan dan profesional dalam menjalin hubungan yang baik dengan lingkungan kerja. Kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan kerja, sangat mendukung siswa dalam kepuasan menjalani kariernya. Dengan kondisi lingkungan yang kondusif, siswa akan menjalani pekerjaanya dengan rasa senang dan tanpa beban sehingga kariernya dapat memberikan kepuasan tersendiri. Kemandirian akan tercipta dari kondisi tersebut, dengan adanya sikap yang positif mampu mendorong siswa dalam menentukan arah pilih karier yang sesuai dengan hati nuraninya.

(62)

kepada layanan yang mengarah untuk persiapan menuju masa depan dunia karier. Perkembangan karier dewasa ini begitu pesat sehingga bimbingan karier di SMK harus senantiasa mencari informasi terbaru tentang karakteristik pekerjaan/ karier yang sedang berkembang. Melalui bimbingan karier sebagai suatu proses diharapkan mampu menciptakan sikap kemandirian siswa dalam menentukan arah pilih karier yang sesuai dengan keadaan diri dan kemampuannya. Karena melalui bimbingan karier inilah siswa dapat mengetahui kondisi diri dan informasi lingkungan karier yang diperlukan bagi dirinya untuk merencanakan karier yang memberikan tingkat kepuasan kerja yang diharapkan, ringan dan bertanggung jawab.

4. Fungsi Bimbingan Karier di SMK

Bimbingan karier sebagai satu kesatuan proses bimbingan memiliki manfaat yang dinikmati oleh kliennya dalam mengarahkan diri dan menciptakan kemandirian dalam memilih karier yang sesuai dengan kemampuan siswanya. Menurut Prayitno (1996) dalam bukunya Bimbingan dan Konseling berpendapat bahwa:

a. Para siswa SMK pada akhir semester dua perlu menjalani pemilihan program studi atau penjurusan.

(63)

menggali potensi yang seluas-luasnya. Dalam pemilihan ini diperlukan kecermatan dan perhitungan yang masak dan tepat agar bakat dan kemampuan yang ada pada siswa dapat disalurkan sesuai dengan jurusan yang ada, melalui bimbingan karier.

b. Siswa SMK yang akan langsung terjun kedunia kerja tentu memerlukan bimbingan karier agar siswa dapat bekerja dengan senang dan baik.

Sesuai dengan tujuan pendidikan kejuruan bahwa siswa lulusan SMK dicetak menjadi tenaga trampil yang siap untuk menghadapi dunia kerja/ bekerja. Maka dari hal itu, siswa SMK memerlukan bimbingan karier untuk memberikan sejumlah informasi, yang memberikan keterangan dan arahan bagi siswa, ketika mereka terjun didunia kerja agar memperoleh bekal yang cukup matang. Dengan bekal tersebut diharapkan siswa memiliki kemandirian dalam menentukan pilihan karier yang sesuai dengan keadaan dirinya, agar dalam menjalaninya dengan rasa senang dan tanpa beban.

(64)

Sebagai remaja yang sedang mengalami tingkat transisi dalam perkembangan jiwanya, siswa SMK merupakan angkatan yang produktif dalam mengembangkan ketrampilannya. Pada masa-masa ini diharapkan siswa SMK dapat menggunakan waktu yang ada dengan sebaik-baiknya untuk menggali potensi diri yang ada dan mencari informasi sebanyak-banyaknya tentang segala sesuatu yang dibutuhkan didunia kerja. Jika hal ini sudah dipersiapkan dengan sebaik-baiknya maka ketika lulus, mereka telah mempunyai bekal baik itu secara materi dan psikologis, sebagai upaya dalam menentukan sikap yang efisien dan kemandirian terhadap arah pilih karier yang sesuai dengan keadaan diri siswa.

(65)

5. Penyelenggaraan Bimbingan Karier

Menurut Drs. Dewa Ketut Sukardi dalam bukunya yang berjudul Bimbingan Karier di Sekolah dalam hal ini SMK (1987:490-102), penyelenggaraan Bimbingan Karier yang diberikan di sekolah-sekolah dapat dilakukan melalui:

a. Ceramah dari nara sumber

Kegiatan yang dilakukan bersumber dari pembimbing, konselor, guru, maupun dari nara sumber (pihak dunia kerja), dalam rangka memberikan penerangan tentang informasi yang lebih banyak tentang pekerjaan, jabatan dan karier.

b. Diskusi Kelompok

Suatu pendekatan yang kegiatannya bercirikan sutu keterkaitan pada suatu pokok masalah/ pertanyaan (dalam hal ini perencanaan karier/ pekerjaan/ karier), dimana siswa sejujurnya berusaha untuk memperoleh kesimpulan setelah mendengarkan, mempelajari dan mempertimbangkan pendapat siswa yang lain secara jujur.

c. Pengajaran Unit

(66)

d. Sosiodrama

Suatu cara yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk mendramatisasi sikap, tingkah laku/ penghayatan seseorang seperti yang dilakukannya dalam reaksi sosial sehari-hari dimasyarakat sehubungan dengan pekerjaan dan karier.

e. Karyawisata karier yang diprogramkan oleh sekolah

Berkarya/ bekerja dan belajar sambil berwisata untuk membawa para siswa belajar dan bekerja pada situasi baru yang menyenangkan, dengan demikian akan tumbuh sikap menghargai pekerjaan yang diamatinya.

f. Informasi melalui kegiatan Kurikuler secara Instruksional.

Pemberian informasi tentang pekerjaan, jabatan, karier dengan cara mengaitkan/ dipadukan dengan mata pelajaran/ kegiatan belajar mengajar.Dalam kaitan ini tiap guru dapat memberikan bimbingan karier pada saat-saat mengajarkan pelajaran yang berkaitan dengan suatu karier tertentu.

g. Hari Karier (Career Days)

(67)

Dari ketujuh cara pelaksanaan bimbingan karier tersebut dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan kegiatan bimbingan karier di SMK pada umumnya dilaksanakan sesuai dengan program yang telah digariskan oleh sekolah setiap tahunnya. Tidak semua cara pelaksanaan tersebut dilakukan, pada umumnya SMK lebih banyak menggunakan cara dengan pengajaran unit. Pada pelaksanaan ini, bimbingan karier telah menjadi mata pelajaran bimbingan yang diintegrasikan dengan materi bimbingan dan konseling. Jadi setiap minggunya bimbingan karier mendapatkan jam khusus dan ini diberikan mulai dari kelas I hingga kelas III disesuaikan dengan tingkat kebutuhan dari siswa tersebut. Perkembangan karier dewasa ini begitu pesat sehingga kegiataan bimbingan karier di SMK harus senantiasa melakukan kegiatan yang dapat menunjang program kurikulum SMK tersebut.

6. Pentingnya Bimbingan Karier di SMK

(68)

merupakan usaha yang sangat berarti dalam membentuk kualitas tenaga kerja masa depan. Sedangkan dalam SK Mendikbud No 0490 U/92 Bab XI pasal 25 menyatakan pentingnya bimbingan karier di SMK adalah untuk:

a. Pelayanan kepada siswa SMK sehingga siswa mendapatkan pendidikan kejuruan yang sesuai dengan kemampuan, bakat dan minat siswa.

Dalam hal ini bimbingan karier akan memberikan jasa pelayanan dalam mendeteksi bakat, minat, cita-cita, kekurangan dan kelebihan yang dimiliki oleh siswa agar dapat diselaraskan dengan bidang kejuruan yang ada. Hal ini menjadi penting karena apabila siswa menekuni bidang kejuruannya dengan penuh minat, motivasi dan rasa senang tanpa beban yang berat. Ini nantinya akan menumbuhkan sikap kemandirian siswa dalam memilih karier yang akan memberikan kepuasan dalam berkarier.

b. Pelayanan kepada siswa dalam proses pengenalan diri, pengenalan lingkungan dunia kerja dan memberi wawasan arah karier kejuruan.

(69)

siswa akan menjadi terarah dalam mengambil keputusan yang jelas, tepat dan bertanggung jawab terhadap karier yang akan dipilihnya nanti.

c. Pelayanan kepada tamatan untuk mencari pekerjaan dan mandiri. Bagi siswa yang telah lulus, bimbingan karier memberikan pelayanan dalam memberikan informasi peluang yang ada dalam dunia kerja yang sedang membutuhkan tenaga kerjanya. Dalam hal ini siswa disalurkan melalui sekolah dan atas nama sekolah. Hal ini menjadi penting ketika siswa yang ingin langsung bekerja agar mampu tertampung dengan segera didunia kerja tanpa melalui biaya yang besar. Dengan begitu siswa tersebut akan belajar untuk hidup mandiri dan tidak tergantung pada kedua orang tuanya lagi dalam artian mampu untuk membiayai hidup dan mengatur kehidupannya sendiri setelah bekerja.

(70)
(71)

BAB III

METODELOGI PENELITIAN

Dalam bab ini dipaparkan mengenai Jenis Penelitian, Tempat dan Waktu Penelitian, Subyek Penelitian, Instrumen Penelitian, Validitas dan Reabilitas dan Teknik Pengumpulan Data.

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian dengan pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif menekankan analisisnya pada data-data numerikal (angka) yang diolah dengan metode statistika (Azwar, 2013). Dari kedalaman analisisnya, penelitian ini tergolong penelitian kuantitatif deskriptif. Penelitian deskriptif dilakukan dengan tujuan memberikan gambaran secara sistematik dan akurat fakta serta karakteristik mengenai populasi atau mengenai bidang tertentu (Azwar, 2003). Sejalan dengan pengertian tersebut, penelitian ini dimaksudkan untuk memperoleh gambaran tentang tingkat kemandirian pilihan karier siswa kelas XII SMK Pangudi Luhur Leonardo Klaten. Sebagai tindak lanjut dari hasil penelitian ini, akan diusulkan topik-topik bimbingan karier untuk mengembangkan kemandirian pilihan karier siswa SMK dalam memasuki dunia kerja.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Gambar

Grafik 2. Histogram Skor Item Deskripsi Tingkat Kemandirian Pilihan Karier
Tabel 1 Waktu Penelitian
Tabel 2 Rincian Data Populasi Penelitian Siswa Kelas XII SMK Pangudi
Tabel 3 Norma Skoring Kuesioner
+7

Referensi

Dokumen terkait

Kemampuan siswa kelas XII SMK “X” di Kabupaten Indramayu dalam memotivasi dirinya untuk mencapai cita- citanya membuatnya mampu mengarahkan minat, keinginan dan

Siswa yang berada dalam kategori ini biasanya mereka kurang mampu dalam mengelola waktu mereka dengan baik, sehingga berakibat tidak ada keteraturan dalam

Hal tersebut menggambarkan bahwa siswa cukup mampu menyadari pentingnya memiliki perencanaan karier, eksplorasi karier, kemampuan menggunakan pengetahuan dan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) tingkat kecerdasan interpersonal siswa di asrama putra dan asrama putri SMA Pangudi Luhur Van Lith Muntilan tahun ajaran 2006/2007,

Aspek-aspek yang sudah dimiliki para siswa antara lain aspek diri keluarga, yaitu menerima keadaan keluarga apa adanya, aspek diri sosial, yaitu dapat menjalin relasi yang baik

Kematangan karier ( vocational maturity ) adalah kesesuaian atau kongruensi antara perilaku vokasi ( vocational behaviour ) individu pada usia tertentu dengan perilaku vokasi

perkembangan karier tersebut adalah memiliki kesadaran akan kebutuhan untuk memperoleh kejelasan minat karier, mampu memanfaatkan sumber-sumber belajar yang mengarah

Dengan begitu siswa kelas XI SMA BOPKRI 2 Yogyakarta tahun ajaran 2019/2020 telah matang secara karier dalam membuat keputusan masa depan yang ditandai dengan kemandirian dalam