• Tidak ada hasil yang ditemukan

Studi Deskriptif Mengenai Orientasi Masa Depan Dalam Bidang Pendidikan Pada Siswa Kelas XII SMK "X" di Kabupaten Indramayu.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Studi Deskriptif Mengenai Orientasi Masa Depan Dalam Bidang Pendidikan Pada Siswa Kelas XII SMK "X" di Kabupaten Indramayu."

Copied!
70
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

Penelitian ini berjudul studi deskriptif mengenai orientasi masa depan dalam bidang pendidikan pada siswa kelas XII SMK “X” di Kabupaten Indramayu. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan informasi melalui data-data yang diperoleh lebih rinci mengenai orientasi masa depan pada siswa kelas XII SMK “X” di Kabupaten Indramayu dalam kaitannya dengan faktor-faktor penunjang orientasi masa depan.

Menurut Nurmi (1989), proses pembentukan orientasi masa depan dalam bidang pendidikan terdapat 3 tahap, yaitu motivasi, perencanaan, dan evaluasi. Motivasi meliputi minat dan harapan individu yang berkaitan dengan masa depan. Perencanaan menjelaskan bagaimana individu mencoba untuk merealisasikan minat dan tujuannya. Evaluasi adalah penilaian individu terhadap kemungkinan tercapai tidaknya tujuan. Evaluasi dipengaruhi oleh faktor emosi yang diikuti perasaan spesifik. Hal ini biasanya didasarkan oleh penghayatan individu terhadap pengalaman akan kesuksesan dan kegagalan yang pernah dialami, sehingga mempengaruhi keyakinan individu terhadap kemungkinan tercapainya tujuan tersebut.

Sampel penelitian ini adalah siswa kelas XII SMK “X” di Kabupaten Indramayu, yaitu sebanyak 98 responden. Alat ukur yang digunakan untuk mengetahui orientasi masa depan dalam bidang pendidikan adalah alat ukur yang berdasarkan dari teori Nurmi (1989) dan telah diterjemahkan oleh DR. Hanna Wijaya (1994). Validitas alat ukur tersebut diolah dengan menggunakan rumus korelasi Rank Spearman pada program SPSS 18.0 yang berkisar 0,31-0,64, sedangkan didapatkan reliabilitas 0,73 dengan menggunakan metode Alpha Cronbach pada program SPSS 18.0.

Hasil penelitian ini menggambarkan bahwa orientasi masa depan dalam bidang pendidikan pada siswa kelas XII SMK “X” di Kabupaten Indramayu yaitu 38,78% siswa kelas XII SMK “X” di Kabupaten Indramayu memiliki orientasi masa depan dalam bidang pendidikan yang jelas, sedangkan 61,22% siswa kelas XII SMK “X” di Kabupaten Indramayu memiliki orientasi masa depan dalam bidang pendidikan yang tidak jelas.

(2)

ABSTRACT

This research study titled descriptive of future orientation in the field of education at the SMK “X” students in grade XII in the district of Indramayu. The study was done in order to obtain information through the data obtained in more detail about the future orientation of the class XII students SMK "X" in the district of Indramayu in relation to the factors supporting a future orientation.

According to Nurmi (1989,), there are three stages in the formation of future orientation in the field of education, namely Motivation ¸ Planning, and Evaluation. Motivation include individual interests and expectations relating to the future. Planning describes how individuals attempt to realize the interests and goals. Evaluation is an individual assessment of the least likely destination is reached. Evaluation is influenced by emotional factors followed a specific feeling. This is usually based on the appreciation of the individual against the experience of success and failures that have been experienced, thus affecting the individual's belief in the possibility of achieving that goal.

This research samples is class XII students SMK "X" in the district of Indramayu, as many as 98 respondents. Measuring tool is used to determine the orientation of the future in the field of education is based on the measurement tool of theory by Nurmi (1989) and has been translated by DR. Hanna Wijaya (1994). The validity of measuring tool were processed by using the Spearman rank correlation formula in SPSS 18.0 program that ranged from 0.31 to 0.64, while the reliability of 0.73 obtained by using the Cronbach Alpha method in SPSS 18.0 program.

These results illustrate that the future orientation in the field of education in class XII students SMK "X" in the district of Indramayu is 38.78% students of class XII students SMK "X" in the district of Indramayu have a clear future orientation in education, while 61.22% students of class XII students SMK "X" in the district of Indramayu have an unclear future orientation in the field of education.

(3)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR BAGAN ... x

DAFTAR TABEL ... xi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 10

1.3 Maksud Dan Tujuan Penelitian ... 10

1.3.1 Maksud Penelitian ... 10

1.3.2 Tujuan Penelitian ... 11

1.4 Kegunaan Penelitian ... 11

1.4.1 Kegunaan Teoritis ... 11

1.4.2 Kegunaan Praktis ... 11

1.5 Kerangka Pemikiran ... 12

1.6 Asumsi Penelitian ... 29

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 18

2.1 Orientasi Masa Depan ... 31

2.1.1 Pengertian Orientasi Masa Depan ... 31

2.1.2 Ciri-Ciri Orientasi Masa Depan... 33

2.1.3 Proses Pembentukan Orientasi Masa Depan ... 34

2.1.4 Orientasi Masa Depan Sebagai Sebuah Sistem ... 38

2.1.5 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Orientasi Masa Depan ... 39

(4)

2.1.6.1 Tugas Perkembangan Dan Pengetahuan Mengenai

Antisipasi Perkembangan Selama Kehidupan ... 43

2.1.6.2 Perkembangan Orientasi Masa Depan Dalam Konteks Keluarga ... 43

2.1.6.3 Perkembangan Orientasi Masa Depan Dalam Self Esteem 44 2.1.6.4 Perkembangan Orientasi Masa Depan Selama Remaja ... 44

2.1.6.5 Perkembangan Kognitif Dan Orientasi Masa Depan ... 45

2.2 Teori Remaja ... 47

2.2.1 Pengertian Remaja ... 47

2.2.2 Hakikat Perkembangan Remaja ... 48

2.2.3 Tugas-Tugas Perkembangan Remaja ... 50

2.2.4 Ciri-Ciri Masa Remaja ... 52

2.2.4.1 Perubahan Biologis ... 53

2.2.4.2 Perubahan Kognitif ... 54

2.2.4.3 Perubahan Sosial ... 56

2.2.4.4 Perubahan Moral ... 56

2.2.4.5 Perubahan Psikologis ... 58

2.2.5 Empat Konteks Pada Remaja ... 60

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 64

3.1 Rancangan Penelitian ... 64

3.2 Variabel Penelitian Dan Definisi Operasional... 65

3.2.1 Variabel Penelitian ... 65

3.2.2 Definisi Operasional ... 65

3.3 Alat Ukur ... 66

3.3.1 Alat Ukur Penelitian Orientasi Masa Depan ... 66

3.3.2 Prosedur Penelitian Dan Cara Pengisian ... 67

3.3.3 Cara Penilaian ... 67

3.3.4 Data Penunjang ... 74

3.3.5 Validitas Dan Reliabilitas ... 74

3.3.5.1 Validitas Alat Ukur ... 74

(5)

3.4 Populasi Sampel Yang Akan Diteliti ... 76

3.5 Teknik Analisis Data ... 77

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 78

4.1 Hasil Penelitian ... 78

4.1.1 Gambaran Responden ... 78

4.1.2 Hasil Pengolahan Data ... 79

4.2 Pembahasan ... 82

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 89

5.1 Kesimpulan ... 89

5.2 ... S aran ... 90

5.2.1 Saran Teoritis... 90

5.2.2 Saran Praktis ... 90 DAFTAR PUSTAKA

(6)

DAFTAR BAGAN

Bagan 1.1 Kerangka Pemikiran... 29

Bagan 2.1 Skema Tahap Orientasi Masa Depan ... 35

(7)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Batasan Perkembangan Masa Remaja Menurut Steinberg ... 48

Tabel 3.1 Kisi-Kisi Alat Ukur ... 66

Tabel 3.2 Penilaian Skor Untuk Pertanyaan Tertutup ... 67

Tabel 3.3 Kategori Berdasarkan Nilai Median Mutlak ... 68

Tabel 3.4 Kriteria Freidenberg & Kaplan ... 75

Tabel 3.5 Kriteria Guilford Untuk Reliabilitas ... 76

Tabel 4.1 Gambaran responden berdasarkan jenis kelamin ... 78

Tabel 4.2 Gambaran responden berdasarkan usia ... 78

Tabel 4.3 Gambaran responden berdasarkan bidang keahlian ... 79

Tabel 4.4 Gambaran orientasi masa depan dalam bidang pendidikan ... 80

Tabel 4.5 Tabulasi silang antara orientasi masa depan dalam bidang pendidikan dengan tahapan motivasi, perencanaan, dan evaluasi ... 80

(8)
(9)

LAMPIRAN 1

1.1

Profil Sekolah

PROFIL SEKOLAH

SMK “X”

KABUPATEN INDRAMAYU

I. Tujuan SMK

Sekolah menengah kejuruan merupakan bagian dari pendidikan menengah dan sistem pendidikan nasional, bertujuan :

- Mengutamakan penyiapan siswa untuk memasuki dunia kerja serta mengembangkan sikap professional

- Menyiapkan tenaga kerja tingkat menengah untuk mengisi kebutuhan dunia kerja dan dunia industri

- Menyiapkan tamatan agar menjadi warga negara yang produktif dan kreatif

- Menyiapkan siswa untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi

(10)

A.VISI

“Menjadi kebanggaaan masyarakat dan pusat Pendidikan

Teknologi”

B.MISI

Mendidik membekali siswa dengan bidang diklat teknologi industri kepada generasi muda yang masih berstatus beban menjadi potensi aset bangsa dan menjadi manusia-manusia

[I ] nsanul Kamil (Terpuji) = Ahlakul Karimah dan Uswatun Khasanah

[S] erius = Dalam belajar dan berbakti kepada negara dan bangsa

[T] ertib = Disiplin mengikuti norma-norma, aturan dan undang-undang yang berlaku

(11)

[Q] ona’ah = Sederhana dalam keseharian tidak sombong dan angkuh dalam mengemban amanah sebagai Kholifah Fil Ardi

[M] andiri = Menjadi manusia-manusia yang tidak tergantung pada bantuan orang lain dan lingkungan, mampu bangkit dari keterpurukan dalam situasi serendah apapun. [A] manah = Orang-orang yang jujur dapat

dipercaya

[H] andal = Mampu menghadapi tantangan

(12)

LAMPIRAN 2

2.1

Alat Ukur

KUESIONER

Saya bermaksud untuk meminta kesediaan Anda untuk mengisi kuesioner mengenai pendidikan di masa yang akan datang. Informasi yang anda berikan akan sangat bermanfaat bagi penelitian ini. Karena itu besar harapan saya agar anda dapat mengisi kuesioner ini dengan sungguh-sungguh dan sesuai dengan kondisi pribadi anda saat ini, sehingga informasi yang diperoleh akan menggambarkan kondisi anda sesungguhnya dan saya akan menjaga kerahasiaan jawaban Anda. Jawablah setiap persoalan dalam kuesioner ini dengan sebenar-benarnya, sesuai dengan sikap dan keadaan anda saat ini.

Atas perhatian dan kerjasamanya, saya ucapkan terima kasih.

(13)

I. Identitas

1. Ketika anda memikirkan pendidikan dimasa yang akan datang, pernyataan manakah dibawah ini yang dapat menggambarkan keadaan anda?

a. Saya belum memikirkan tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan pendidikan yang akan saya tekuni dimasa yang akan datang. b. Kadang-kadang saya melihat beberapa kemungkinan mengenai

pendidikan yang akan saya tekuni dimasa yang akan datang.

c. Saya benar-benar serius mempertimbangkan berbagai kemungkinan mengenai pendidikan yang akan saya tekuni dimasa yang akan datang.

d. Secara serius saya sedang memikirkan satu pilihan pendidikan yang akan saya tekuni dimasa yang akan datang.

e. Setelah melihat berbagai kemungkinan tentang pendidikan dimasa yang akan datang, saya telah menentukan satu pilihan yang pasti. 2. Seberapa sering anda memikirkan dan membuat perencanaan pendidikan

yang akan ditekuni dimasa yang akan datang? a. Tidak pernah

b. Jarang

c. Kadang-kadang d. Sering

e. Setiap hari

3. Seberapa penting bagi anda untuk diterima di perguruan tinggi yang anda inginkan?

a. Sama sekali tidak penting b. Tidak begitu penting

c. Kadang penting, kadang tidak penting d. Cukup penting

e. Sangat penting

4. Jika anda memikirkan tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan pendidikan yang akan ditekuni dimasa yang akan datang, manakah diantara penyataan berikut ini yang akan menggambarkan keadaan anda? a. Banyak sekali pilihan-pilihan yang tersedia sehingga saya sulit

memilih satu diantaranya

b. Ada begitu banyak kemungkinan dan kesemuanya tampak sama baiknya

(14)

d. Ada dua pilihan yang saya minati dan saya berencana untuk memilih salah satu diantaranya

e. Saya sudah memutuskan pendidikan yang akan saya tekuni dimasa yang akan datang

5. Seberapa sering anda berusaha untuk memperoleh informasi tentang program pendidikan lanjutan yang anda inginkan? tentang program pendidikan lanjutan yang anda inginkan?

a. Tidak ada sama sekali b. Tidak banyak

c. Cukup

d. Cukup banyak e. Banyak sekali

7. Ketika anda berpikir tentang masa rencana pendidikan yang akan ditekuni dimasa yang akan datang, manakah pernyataan-pernyataan dibawah ini yang paling menggambarkan diri anda?

e. Jelas bahwa saya akan melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi 8. Program pendidikan apa yang sedang anda pertimbangkan untuk

pendidikan dimasa yang akan datang? Jika anda sedang mempertimbangkan berbagai kemungkinan yang serius, cantumkan beserta alasannya!

……… ……… 9. Apa yang menjadi syarat-syarat dari pendidikan yang anda inginkan

tersebut? Misalnya apa yang menjadi prasyarat dan ciri-ciri pribadi yang harus dimiliki seseorang agar dapat diterima di program pendidikan tersebut?

(15)

10. Sejauh mana anda bertekad untuk mewujudkan rencana pendidikan

c. Mungkin terwujud, mungkin tidak terwujud d. Mungkin akan terwujud

e. Pasti akan terwujud

12. Menurut anda, seberapa penting peran pendidikan bagi kehidupan dimasa yang akan datang?

13. Ketika anda berpikir mengenai pendidikan dimasa yang akan datang, seberapa sering anda telah melakukan hal-hal yang menunjang pencapaian pendidikan tersebut?

14. Apa yang telah anda lakukan sehubungan dengan tujuan pendidikan anda dimasa yang akan datang?

……… ……… 15. Apa yang akan anda lakukan untuk menunjang tercapainya tujuan bidang

pendidikan anda dimasa yang akan datang?

……… ……… 16. Seberapa besar pengaruh masing-masing faktor dibawah ini terhadap

(16)

Faktor Tidak

17. Manakah pernyataan dibawah ini yang paling sesuai dengan perasaan anda ketika anda menghadapi permasalahan pendidikan?

d. Pada umumnya segalanya akan berjalan baik, meskipun ada kesulitan-kesulitan kecil

e. Saya percaya segala sesuatu akan berjalan dengan baik

18. Perasaan apa yang muncul ketika anda berpikir tentang pendidikan yang akan ditekuni dimasa yang akan datang (beri tanda silang(X) pada kata penunjang dibawah ini berdasarkan keadaan anda saat ini!!

1) Apakah rencana anda setelah lulus sekolah? a. Melanjutkan studi ke

perguruan tinggi

b. Menikah

c. Bekerja d. Bingung

2) Apakah anda akan melanjutkan pendidikan ke tingkat yang lebih tinggi? a. ya

b. ragu-ragu c. tidak

3) Jika anda akan melanjutkan pendidikan, perguruan tinggi manakah yang berdasarkan keinginan anda?

a. Perguruan Tinggi Negeri b. Perguruan Tinggi Swasta c. Politeknik dan Manufaktur

4) Jenjang apakah yang akan anda ambil di perguruan tinggi tersebut?

a. Diploma 1 b. Diploma 2

(17)

5) Jika tidak melanjutkan, mengapa anda tidak melanjutkan studi ke perguruan tinggi?

a. Tidak ada biaya b. Tidak diizinkan oleh orang tua c. Jenuh dalam belajar d. Bekerja

6) Jurusan apakah yang akan anda ambil di perguruan tinggi?

a. Teknik Mesin b. Teknik Elektro

c. Mekatronika d. Ilmu Sosial

7) Apakah sesuai dengan jurusan yang anda ambil di SMK? a. ya

b. tidak

8) Apakah orang tua mengizinkan dan memfasilitasi anda untuk melanjutkan ke perguruan tinggi?

a. ya

b. ragu-ragu c. tidak

9) Siapakah yang berperan penting dalam pendidikan anda saat ini?

a. Orang tua b. Kakak

c. Kakek/Paman d. Donatur

10) Pekerjaan orang tua saya adalah ….

a. PNS b. Karyawan swasta c. Nelayan

d. Guru e. Petani f. Buruh

11) Pendidikan terakhir orang tua saya adalah ….

a. SD b. SMP c. SMA

d. Diploma e. Sarjana

12) Menurut saya, status ekonomi orang tua saya adalah ….

a. Mapan b. Menengah ke atas

c. Menengah ke bawah d. Tidak mampu

13) Saya anak ke ... dari ……… bersaudara. 14) Apakah cita-cita anda?

a. ………..

b. ………..

c. .……….

15) Apakah cita-cita anda setelah lulus?

a. ………..

b. ………..

c. ………..

16) Berapakah nilai rata-rata rapor terakhir anda?

(18)

18) Prestasi non-akademis apa saja yang pernah anda raih selama sekolah di SMK ini?

a. ………

b. ………

c. Tidak ada

19) Apakah anda puas dengan nilai-nilai dan prestasi yang anda raih selama duduk di bangku SMK?

a. ya c. tidak

b. ragu-ragu

20) Keterampilan apa saja yang anda peroleh di sekolah ini?

……… ……… 21) Apakah keterampilan tersebut mendukung pendidikan yang anda minati?

Apa alasannya?

……… ……… 22) Hambatan apa yang mungkin akan timbul saat anda menginginkan untuk

melanjutkan pendidikan?

……… ……… 23) Bagaimana cara anda mengatasinya hambatan saat anda menginginkan

untuk melanjutkan pedidikan?

……… ……… 24) Apakah yang mendorong anda menginginkan pendidikan seperti yang

anda minati?

……… ……… 25) Sejauhmana teman-teman berkontribusi terhadap keputusan anda untuk

melanjutkan pendidikan?

a. Memberikan masukan tentang pendidikan yang anda pilih b. Berdiskusi mengenai pendidikan yang anda pilih

c. Menghormati pilihan anda mengenai pendidikan yang anda pilih d. Tidak berkontribusi apa pun

26) Sejauhmana orang tua berkontribusi terhadap keputusan anda untuk melanjutkan pendidikan?

a. Memberikan masukan tentang pendidikan yang anda pilih b. Berdiskusi mengenai pendidikan yang akan anda pilih

(19)

28) Apa yang anda diskusikan dengan wali kelas/ guru BK anda? a. Pekerjaan

b. Pendidikan

c. Hubungan dengan teman d. Hubungan dengan keluarga e. Pernikahan

29) Apakah anda sering berdiskusi dengan orang tua/yang membiayai mengenai keinginan anda untuk melanjutkan pendidikan? a. Sering

b. Kadang-kadang c. Tidak pernah

2.2

Validitas dan Reliabilitas

2.2.1 Data Mentah Hasil Kuesioner

No Responden No. Item TOTAL

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18

1 2 3 4 1 3 3 3 5 2 4 4 5 4 4 2 3 2 3 57

2 2 4 4 2 4 3 3 5 2 3 3 4 4 4 2 3 2 3 57

3 2 4 4 4 3 3 3 3 3 5 5 5 3 4 5 3 3 4 66

4 1 3 4 3 2 2 3 5 1 3 3 5 4 1 1 3 2 3 49

5 3 3 5 1 3 3 2 1 1 1 1 5 3 1 1 3 3 3 43

6 2 2 5 3 3 4 3 5 2 3 4 5 3 1 2 5 5 5 62

(20)

8 2 3 3 3 2 2 3 5 2 3 3 4 2 4 1 3 2 3 50

9 2 2 5 1 3 4 3 5 2 3 3 5 2 1 1 4 3 3 52

10 2 4 3 4 2 2 3 1 2 3 3 5 3 1 3 3 5 3 52

11 2 3 4 1 1 4 3 2 2 4 3 5 3 4 1 4 2 3 51

12 2 4 5 2 4 2 1 1 3 3 4 5 4 2 2 4 2 4 54

13 2 2 5 4 5 3 3 5 2 3 3 4 3 4 2 3 4 5 62

14 2 3 4 1 2 3 3 5 3 3 3 5 3 1 2 3 3 3 52

15 4 5 5 5 4 4 4 5 5 5 4 5 4 5 3 4 5 3 79

16 4 2 2 5 3 3 1 1 2 5 3 5 2 4 3 3 4 4 56

17 3 4 5 3 3 3 3 1 1 4 3 4 2 2 2 4 2 4 53

18 2 3 4 3 3 3 3 5 3 3 3 5 3 1 3 3 4 4 58

19 2 3 4 1 3 3 2 5 3 3 3 4 3 1 3 4 3 5 55

20 2 3 4 3 3 4 2 5 3 4 4 5 4 2 3 4 4 5 64

21 1 2 3 1 2 2 3 1 1 3 3 4 3 4 2 4 4 2 45

22 3 3 4 4 3 4 3 5 3 4 4 5 3 1 3 4 4 3 63

23 3 4 5 5 5 4 5 3 3 5 5 5 4 4 2 4 4 5 75

24 2 3 5 5 3 3 3 5 1 5 3 5 3 3 2 3 5 4 63

25 1 2 2 4 2 4 3 5 1 2 2 5 2 4 3 3 3 4 52

26 1 2 3 1 2 2 3 1 1 3 3 4 3 4 2 5 4 3 47

27 1 2 2 3 2 2 3 5 1 4 4 4 2 2 2 3 2 3 47

28 2 3 4 3 3 3 3 5 1 4 3 5 3 4 2 3 4 4 59

(21)

30 1 3 4 4 4 3 3 5 3 3 1 5 2 1 2 3 3 4 54

31 5 3 5 1 3 2 1 1 1 3 3 5 3 4 1 4 2 3 50

32 3 3 5 2 3 2 3 4 2 3 3 5 3 3 3 4 4 3 58

33 2 3 2 3 5 3 2 1 2 4 2 5 5 4 1 3 4 3 54

34 4 4 3 3 4 3 2 1 2 5 4 5 2 4 1 4 2 4 57

35 2 3 4 3 3 4 3 1 2 3 3 4 3 4 2 3 4 3 54

36 3 4 5 4 4 4 3 1 3 5 4 5 4 3 3 4 4 5 68

37 1 3 3 5 3 3 3 5 2 3 3 3 3 2 2 5 2 5 56

38 1 1 3 1 2 2 1 1 2 2 2 4 3 1 1 3 5 5 40

39 2 3 5 3 3 2 3 1 2 4 3 5 3 1 1 3 5 4 53

40 2 2 4 2 3 1 3 5 2 3 4 5 2 1 2 4 3 5 53

41 1 3 1 1 3 3 1 1 2 1 5 4 1 3 2 2 2 3 39

42 2 3 4 4 3 2 3 5 3 4 3 5 4 3 3 4 4 4 63

43 3 3 2 3 3 2 3 1 2 1 1 5 3 2 2 3 3 3 45

44 1 1 5 3 1 1 1 1 1 3 1 5 1 1 1 3 2 2 34

45 1 3 2 1 2 4 3 1 1 4 4 5 2 1 1 3 3 2 43

46 2 3 5 5 3 3 3 1 1 3 1 4 3 1 1 1 2 2 44

47 1 4 4 2 4 4 3 1 2 3 3 5 3 3 3 2 3 3 53

48 2 2 4 4 3 3 3 1 1 3 1 5 3 1 1 3 4 4 48

49 3 4 5 5 4 4 5 5 2 5 5 5 4 4 3 3 4 5 75

50 5 3 3 3 4 3 3 1 3 4 4 5 4 1 1 3 4 3 57

(22)

52 1 4 5 1 4 3 3 1 2 4 4 5 4 1 1 3 3 5 54

53 1 3 3 2 2 2 1 1 2 1 3 5 2 1 1 3 2 4 39

54 1 2 2 1 2 2 1 1 1 3 3 5 2 1 1 3 2 5 38

55 3 3 5 3 2 3 3 1 2 1 4 5 3 1 1 2 2 4 48

56 2 3 4 1 3 2 3 5 2 2 4 5 3 1 1 4 2 3 50

57 1 5 5 3 3 4 1 5 1 5 4 5 4 2 2 3 5 3 61

58 2 3 5 2 4 3 4 5 2 3 3 3 3 2 2 4 3 3 56

59 2 3 2 2 3 2 3 2 1 4 3 4 1 1 1 2 4 3 43

60 1 3 5 1 3 4 5 1 2 3 3 5 3 1 2 3 5 5 55

61 2 3 2 2 3 2 3 1 1 4 3 5 4 2 2 4 4 3 50

62 1 5 4 2 3 4 1 5 3 4 3 5 4 3 3 3 5 3 61

63 2 3 4 3 3 4 2 1 2 2 2 5 3 3 3 3 4 3 52

64 2 3 4 3 3 3 3 5 1 4 4 5 3 2 3 3 4 4 59

65 2 3 4 3 3 3 3 1 1 3 3 5 3 1 3 3 4 4 52

66 1 2 5 4 3 4 4 5 2 5 5 5 4 2 2 4 4 4 65

67 1 2 3 1 2 2 1 5 2 1 3 3 3 1 3 3 4 3 43

68 1 2 3 1 2 3 3 5 2 3 3 5 2 1 3 3 4 2 48

69 2 3 3 2 1 2 2 5 2 3 3 5 2 4 2 3 4 2 50

70 5 3 4 1 2 2 3 5 4 3 3 5 2 1 2 5 2 4 56

71 1 1 2 1 2 2 3 1 1 1 3 3 1 1 1 4 4 2 34

72 3 2 5 3 3 1 3 1 1 4 4 4 4 1 1 4 3 3 50

(23)

74 2 4 4 4 4 4 3 5 2 4 3 5 4 5 2 4 3 5 67

75 3 4 5 1 4 4 3 5 4 4 4 4 4 1 2 3 5 4 64

76 3 3 4 5 4 3 3 1 1 4 5 4 4 1 1 4 4 5 59

77 1 3 1 1 3 4 1 1 2 1 2 5 1 1 1 3 4 4 39

78 2 2 5 3 2 2 2 1 1 3 3 2 2 1 2 4 4 4 45

79 4 3 5 5 2 4 3 4 1 3 4 5 3 4 2 4 4 4 64

80 5 3 4 3 3 4 1 4 1 4 4 4 3 1 2 4 3 2 55

81 5 3 5 1 1 4 3 5 2 3 5 5 5 1 1 2 3 3 57

82 3 4 4 3 4 4 1 1 2 4 4 4 4 1 1 4 3 4 55

83 4 3 4 1 1 2 3 1 2 3 3 4 1 4 1 3 5 3 48

84 2 2 5 1 2 2 3 2 2 4 3 5 2 2 2 2 4 3 48

85 1 4 5 1 3 4 3 2 2 3 3 5 3 2 1 3 4 4 53

86 5 3 5 1 3 2 3 1 4 5 4 5 1 1 2 2 4 2 53

87 5 3 5 5 5 5 1 4 2 3 2 5 5 2 2 3 2 4 63

88 3 2 5 4 3 2 3 4 3 3 5 5 3 5 2 4 2 3 61

89 5 2 2 4 1 2 3 1 1 1 3 5 1 2 2 3 2 3 43

90 2 5 4 2 2 2 4 1 1 4 1 3 2 1 1 4 3 3 45

91 1 2 1 2 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 2 1 2 23

92 1 2 2 2 1 1 1 1 1 1 1 2 1 2 2 5 2 2 30

93 5 3 2 3 3 4 2 5 5 2 5 5 4 1 2 4 2 2 59

94 2 3 3 4 1 3 3 1 1 3 2 3 3 1 1 4 4 3 45

(24)

96 1 3 4 2 3 3 3 1 2 4 3 3 3 3 3 4 2 4 51

97 3 3 5 4 3 3 3 4 1 3 3 5 2 1 2 4 2 4 55

(25)

2.2.2 Validitas

No. Item Nilai Validitas Kriteria

1. 0,47 Valid

2. 0,50 Valid

3. 0.48 Valid

4. 0,47 Valid

5. 0,61 Valid

6. 0,59 Valid

7. 0,31 Valid

8. 0,49 Valid

9. 0,52 Valid

10. 0,62 Valid

11. 0,57 Valid

12. 0,32 Valid

13. 0,64 Valid

14. 0,38 Valid

15. 0,51 Valid

16. 0,31 Valid

17. 0,32 Valid

18. 0,42 Valid

2.2.3. Reliabilitas

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 98 100.0

Excludeda 0 .0

Total 98 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

(26)

LAMPIRAN 3

3.1. Tabulasi silang

3.1.1. Usia

Usia

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid 17.00 39 39.8 39.8 39.8

18.00 43 43.9 43.9 83.7

19.00 14 14.3 14.3 98.0

20.00 2 2.0 2.0 100.0

Total 98 100.0 100.0

3.1.2. Jenis Kelamin

Jenis Kelamin

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Laki-laki 89 90.8 90.8 90.8

Perempuan 9 9.2 9.2 100.0

Total 98 100.0 100.0

3.1.3. Bidang Keahlian

Bidang Keahlian

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid OTKR 69 70.4 70.4 70.4

Listrik 14 14.3 14.3 84.7

Multimedia 15 15.3 15.3 100.0

(27)

3.2. Tabulasi Silang Gambaran Orientasi Masa Depan

(28)

3.3.2. Kematangan Kognitif

Count

Kematangan Kognitif

Total Matang Belum Matang

OMD Jelas 20 18 38

Tidak Jelas 29 31 60

Total 49 49 98

3.3.3. Social Learning

Count

Social Learning

Total

Ya Tidak

OMD Jelas 21 17 38

Tidak Jelas 32 28 60

Total 53 45 98

3.3.4. Proses Interaksi

Count

Proses Interaksi

Total Sering Jarang

OMD Jelas 37 1 38

Tidak Jelas 60 0 60

(29)
(30)
(31)
(32)
(33)
(34)
(35)

94 DP 2 3 3 4 1 3 3 1 1 3 2 3 3 1 1 4 4 3 45

Tidak

Jelas 16 12 17 Lemah

Tidak Terarah

Tidak Akurat 95 SH 4 5 2 5 2 4 1 1 2 5 5 5 5 2 2 3 3 3 59 Jelas 18 20 21 Lemah Terarah Akurat 96 AL 1 3 4 2 3 3 3 1 2 4 3 3 3 3 3 4 2 4 51

Tidak

Jelas 14 19 18 Lemah Terarah

Tidak Akurat 97 LD 3 3 5 4 3 3 3 4 1 3 3 5 2 1 2 4 2 4 55

Tidak

Jelas 24 15 16 Kuat

Tidak Terarah

Tidak Akurat 98 SD 4 3 4 4 3 4 3 5 2 5 5 3 3 4 2 3 5 2 64 Jelas 23 21 20 Kuat Terarah Akurat

Keterangan :

M : Motivasi P : Perencanaan E : Evaluasi

3.5. Data Mentah Penunjang

No Inisial Keahlian JK Usia Nomor Item

(36)
(37)
(38)
(39)

82 CW OTKR L 17 2 2 3 1 1 2 1 1 3 4 5 1 1 1 3 2 2 3 2 3 4 5 1 2 3 3 3 5 3 83 YS OTKR L 18 2 1 3 4 2 4 1 3 3 2 2 4 3 2 2 1 3 3 1 1 2 1 2 4 2 3 3 5 1 84 KO MM P 19 3 2 1 4 4 5 1 2 1 6 1 1 4 3 3 1 3 3 3 5 3 5 3 1 3 1 3 1 3 85 KH MM P 19 3 2 2 2 1 4 2 1 1 6 1 4 1 1 1 2 3 3 1 3 1 3 4 2 2 3 3 1 2 86 FW MM L 18 3 2 3 3 4 3 1 1 1 2 1 2 3 1 2 3 3 3 2 5 2 1 5 1 1 3 2 1 2 87 TA MM P 17 3 3 3 4 1 5 2 3 1 5 1 4 3 1 3 2 3 3 1 4 4 3 1 5 3 3 2 1 1 88 TH MM L 18 4 1 3 4 1 2 1 1 1 6 1 3 1 2 3 3 3 3 3 5 4 5 5 1 3 2 2 2 2 89 MJ MM L 19 3 2 3 3 4 2 1 2 1 2 1 3 2 2 2 1 3 3 1 5 2 1 4 4 1 3 2 1 3 90 AZ MM P 18 3 3 3 4 2 4 1 3 1 4 2 1 3 3 2 4 1 3 1 5 3 4 2 1 3 4 2 2 1 91 SN MM P 17 3 3 1 2 4 2 1 3 1 5 1 4 4 1 2 1 3 3 1 2 4 2 1 3 4 4 3 1 3 92 IS MM P 17 3 1 1 3 1 4 1 3 4 1 2 1 4 1 1 2 3 3 2 3 5 2 3 4 2 2 1 4 1 93 LS MM L 17 2 2 3 3 3 3 1 2 4 3 2 4 2 1 1 4 3 3 3 3 5 2 5 2 3 3 2 2 3 94 DP MM P 19 2 2 3 4 3 2 1 3 1 1 5 1 2 3 2 1 3 2 1 4 5 4 5 4 3 4 3 2 2 95 SH MM P 18 2 1 1 1 3 1 1 2 2 3 5 1 2 1 3 2 3 1 2 3 5 5 4 2 4 1 3 1 3 96 AL MM L 18 1 3 2 4 2 2 1 3 4 6 3 4 4 3 2 4 2 1 2 2 1 4 1 1 4 2 1 1 1 97 LD MM P 17 1 3 2 3 2 4 1 3 1 2 1 3 1 1 2 2 2 3 1 2 1 5 5 3 1 4 1 1 3 98 SD MM L 17 4 1 3 1 3 2 1 3 3 4 5 3 2 1 2 2 2 1 3 5 5 4 4 4 3 4 1 3 1

Keterangan :

(40)

1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Pada era globalisasi saat ini, banyak sekali terjadi perubahan baik perubahan dalam bidang teknologi, ekonomi, sosial-budaya, dan tidak menutup kemungkinan terjadinya perubahan dalam bidang pendidikan. Perubahan-perubahan tersebut menuntut seseorang untuk menyesuaikan diri terhadap masalah-masalah yang mungkin muncul dalam kehidupannya. Dengan kondisi ekonomi yang sangat fluktuatif ini, menuntut seseorang untuk bertahan hidup. Salah satu caranya adalah dengan bekerja. Namun untuk mendapatkan pekerjaan yang diinginkan tidak mudah karena dibutuhkan kemampuan berupa soft skills yang dapat menunjang pekerjaannya. Soft skills dapat diperoleh melalui pembelajaran baik melalui pembelajaran formal maupun non formal. Salah satu pembelajaran formal yaitu melalui program kejuruan yang telah dibentuk oleh pemerintah.

(41)

2

Universitas Kristen Maranatha Berdasarkan data yang di peroleh pada tahun 2008 jumlah pengangguran di Indonesia sebanyak 5,5 juta orang (Pikiran rakyat.com, 2008). Tingginya tingkat pengangguran yang banyak dialami oleh para generasi muda akan mempengaruhi pola pikir para remaja khususnya yang sedang bersekolah di tingkat atas mengenai masa depannya kelak yaitu bagaimana remaja tersebut memandang masa depannya khususnya dalam bidang pendidikan.

Saat ini di Indonesia sudah banyak didirikan sekolah-sekolah kejuruan dan salah satu yang terbanyak berada di Propinsi Jawa Barat. Menurut Kepala Sub Dinas Pendidikan Menengah dan Tinggi, sekarang ini jumlah Sekolah Kejuruan di Indramayu ada 65 sekolah. Porsi sekolah kejuruan yang ada di Jawa Barat saat ini masih 48% dari jumlah seluruh sekolah menengah atas. Program tersebut dilakukan untuk mensiasati terus meningkatnya angka pengangguran terdidik yang ada di Jawa Barat.

(42)

3

Universitas Kristen Maranatha usaha atau bekerja sesuai dengan minat dan skill yang didapat sewaktu menempuh pendidikan disekolah. Saat ini, pemerintah pun menggalakan pendidikan SMK tidak lagi 3 tahun, melainkan 4 tahun. Hal ini dikarenakan pendidikan SMK selama 3 tahun kurang mencukupi untuk membentuk siswa lulusan SMK siap bekerja. Hal ini berakibat pada siswa yang akan melanjutkan pendidikan ke tingkat yang lebih tinggi (www.metrotv.com, 2011). Sehingga diharapkan siswa dapat termotivasi untuk dapat memperbaiki taraf hidup yang lebih baik dimasa yang akan datang.

Pada dasarnya orientasi masa depan merupakan cara individu memandang masa depannya. Ada beberapa bidang kehidupan yang menjadi pusat perhatian orientasi masa depan remaja, salah satu yang menarik minat dan menjadi pemikiran orientasi masa depan remaja mengenai bidang pendidikan (Nurmi, 1991).

(43)

4

Universitas Kristen Maranatha disekolahnya, menunjukkan usaha yang gigih, dan tidak mudah menyerah apabila mengalami kesulitan. Sedangkan motivasi yang berasal dari luar diri seperti dukungan yang diberikan oleh orang-orang dilingkungan siswa tersebut seperti sosioekonomi, keluarga, teman sebaya, dan guru. (Nurmi, 1991). Sehingga, dalam hal ini motivasi berperan penting dalam pembentukkan tujuan pencapaian masa depan dalam bidang pendidikan yang jelas.

Siswa kelas XII yang sejak awal telah mampu menetapkan tujuan dan membuat persiapan serta perencanaan dalam bidang pendidikan, menunjukkan bahwa mereka mempunyai orientasi masa depan yang jelas. Orientasi masa depan ini juga yang membimbing siswa dalam memilih perguruan tinggi dan menyelesaikan program pendidikannya dengan baik (Trommsdorff, 1983). Sedangkan siswa yang belum memiliki orientasi masa depan dalam bidang pendidikan yang jelas dapat mengakibatkan timbulnya dampak-dampak negatif, seperti adanya keputus-asaan dan angka pengangguran yang semakin tinggi.

(44)

5

Universitas Kristen Maranatha

XII SMK “X” di Kabupaten Indramayu semakin bingung dalam

pengambilan keputusan untuk melanjutkan pendidikan. Adanya informasi-informasi tentang kemampuan dan ciri-ciri pribadi juga penting untuk memberikan gambaran masa depan remaja yaitu cita-cita yang ingin dicapainya di masa depan. Sehingga siswa kelas XII SMK “X” di Kabupaten Indramayu mampu mendapatkan gambaran mengenai kekuatan dan kelemahan dirinya dalam menentukan untuk melanjutkan pendidikan ketingkat yang lebih tinggi.

SMK “X” Kabupaten Indramayu ini merupakan salah satu SMK

swasta yang memiliki 3 bidang keahlian, yaitu otomotif, kelistrikan, dan multimedia. Sejak didirikan, sekolah ini didominasi oleh siswa laki-laki. Namun seiring dengan kebutuhan masyarakat akan teknologi yang semakin meningkat, sekolah ini pun menambahkan bidang kejuruan lainnya, yaitu multimedia. Bidang kejuruan ini didominasi oleh siswa perempuan. Hal ini didasarkan oleh visi dari SMK “X” itu sendiri dimana ingin menjadi

kebanggan masyarakat dan pusat pendidikan teknologi.

Secara sosioekonomi, siswa kelas XII SMK “X” di kabupaten

Indramayu ini didominasi oleh siswa yang kurang mampu secara ekonomi sebesar 60%. Selain itu cara berpikir dari keluarga yang kurang peduli terhadap pendidikan anak-anaknya. Berdasarkan wawancara dengan kepala

sekolah SMK “X” di Kabupaten Indramayu pun lebih mengarahkan

(45)

6

Universitas Kristen Maranatha berarti sekolah membina siswanya untuk memantapkan terlebih dahulu kondisi ekonomi keluarga siswanya dan setelah itu melanjutkan pendidikan.

Menurut kepala sekolah SMK “X” di Kabupaten Indramayu,

program pemerintah yang mengharuskan pendidikan dicapai selama 4 tahun kurang efektif dan hanya kebijakan dari pusat tanpa melihat kondisi otonomi SMK yang ada di daerah. Sekarang ini SMK “X” di Kabupaten Indramayu membuat kurikulum masing-masing namun masih merujuk pada konsep yang telah ditentukan oleh pemerintah. Oleh pemerintah, siswa diharuskan magang di perusahaan tertentu selama 6 bulan atau satu semester, namun pada kenyataannya hanya bisa berjalan maksimal selama 3 bulan. Hal ini berkaitan erat dengan pihak perusahaan yang hanya sanggup menampung siswa magang yang hanya 3 bulan. Dalam menyikapi pendidikan SMK 4 tahun, dalam hal ini 3 tahun belajar dan 1 tahun magang, pihak SMK banyak yang berkeberatan. Karena SMK di Indramayu ini khususnya SMK swasta kesulitan untuk mendapatkan perusahaan yang dapat menerima siswanya untuk magang. Selain itu, melihat status sosio-ekonomi yang ada di daerah tersebut, pihak sekolah memang mengarahkan siswanya untuk bekerja terlebih dahulu baru setelah itu melanjutkan pendidikan. Namun ada beberapa siswa yang memilih untuk langsung melanjutkan pendidikan.

(46)

7

Universitas Kristen Maranatha pekerjaan apa yang akan mereka piilih nanti namun belum memiliki gambaran yang pasti mengenai bidang pendidikan yang akan mereka pilih.

Dari hasil wawancara terhadap 10 orang siswa SMK Kelas XII juga ternyata adanya faktor-faktor eksternal yang terdiri dari orang tua, teman sebaya, sekolah dan lingkungan sekitar, serta keadaan ekonomi yang sangat mempengaruhi bagaimana siswa kelas XII SMK “X” di Kabupaten Indramayu memikirkan dan merencanakan masa depannya terutama dalam bidang pendidikan. Juga informasi-informasi yang diterima dari lingkungan juga mempengaruhi orientasi masa depan dalam bidang pendidikan pada

siswa kelas XII SMK “X” di Kabupaten Indramayu. Pada saat ini, ada siswa

kelas XII SMK “X” di Kabupaten Indramayu yang dapat merencanakan

dengan baik apa yang akan mereka lakukan jika mereka telah lulus dari sekolah menengah kejuruan. Ada yang ingin melanjutkan ke perguruan tinggi, ada yang ingin mengikuti magang ke luar negeri dan langsung bekerja, ataupun langsung menikah. Namun ada juga dari siswa kelas XII

SMK “X” di Kabupaten Indramayu yang masih bingung menentukan

orientasi masa depan mereka setelah lulus sekolah.

(47)

8

Universitas Kristen Maranatha dibutuhkan untuk menunjang proses pendidikan, serta 10% (1 orang) kurangnya dukungan orang tua.

Berdasarkan hasil wawancara terhadap 6 orang tua siswa, 4 orang dari 6 orang tua siswa kelas XII di SMK “X” di Kabupaten Indramayu (66,67%) yang tidak mendukung anak-anaknya untuk melanjutkan ke perguruan tinggi. Orang tua menginginkan setelah lulus anak-anaknya langsung bekerja. Hal ini dikarenakan keterbatasan biaya untuk melanjutkan pendidikan anaknya, serta jumlah anggota keluarga yang cukup banyak dan masih banyak yang harus dibiayai. Hal ini berarti bahwa kesempatan siswa

kelas XII di SMK “X” Kabupaten Indramayu untuk melanjutkan pendidikan

ke tingkat yang lebih tinggi masih tergolong rendah. Selain itu pula, kurangnya bimbingan dalam mendapatkan informasi mengenai pendidikan yang lebih tinggi, serta kurangnya dukungan orang tua kepada siswa kelas XII di SMK “X” Kabupaten Indramayu untuk memfasilitasi anak-anaknya dalam melanjutkan sekolah. Selain itu, 2 orang dari 6 orang tua siswa kelas

XII SMK “X” di Kabupaten Indramayu (33,33%) menginginkan anaknya

untuk melanjutkan pendidikan. Hal ini dikarenakan orang tua ingin melihat anaknya menjadi lebih baik dari pendidikan orang tua meskipun orang tua harus bekerja keras untuk membiayai dan memfasilitasi kebutuhan siswa kelas XII SMK “X” di Kabupaten Indramayu dalam menempuh pendidikan

lanjutan ke perguruan tinggi atau politeknik.

(48)

9

Universitas Kristen Maranatha Indramayu siswa di harapkan memiliki LKS sebagai alat bantu siswa dalam belajar, namun di kelas otomotif 20% (9 dari 45 siswa) tidak membawa LKS. Alasannya 15% (7 orang) tidak membawa dan 5% (2 orang) tidak memiliki LKS karena termasuk siswa tidak mampu. Kelas listrik, 75% (18 dari 24 orang) tidak membawa LKS dikarenakan kelas ini terdiri dari siswa yang kurang mampu secara ekonomi. Pihak sekolah tidak memaksakan untuk memiliki LKS karena tidak semua siswa mampu membeli LKS. Sehingga guru menganjurkan siswa untuk mengerjakan diselembar kertas. Untuk siswa yang memiliki LKS tapi tidak membawa LKS, siswa tidak berusaha untuk meminjam kepada siswa lainnya. Mereka hanya mengobrol, bermain handphone, dan jalan-jalan di dalam kelas.

Kelas otomotif, ketika siswa kelas XII SMK “X” di Kabupaten Indramayu beberapa kali diminta untuk mengerjakan soal latihan, hasil yang ditunjukkan pun bervariasi, yaitu 55,84% (43 dari 77 orang) mendapatkan nilai 10 ≥ nilai siswa ≥ 50, 33,77% (26 orang) mendapatkan nilai 60 ≥ nilai

siswa ≥ 70, dan 10,39% (8 orang) yang mendapatkan nilai

80 ≥ nilai siswa ≥ 100. Proses KBM untuk mata pelajaran bahasa Inggris

yang dinilai sangat sulit oleh siswa kelas XII SMK “X” di Kabupaten

(49)

10

Universitas Kristen Maranatha menjadi troublemaker di kelas sehingga proses KBM terhambat dan materi yang disampaikan pun tidak tercapai.

Kelas listrik, bila dibandingkan dengan kelas otomotif konsentrasi belajar masih cukup tinggi walaupun jam pelajaran sudah siang. Ketika guru salah, siswa dikelas ini mampu untuk meralat penjelasan guru yang salah. Ketika diminta mengerjakan soal-soal latihan, nilai siswa di kelas listrik pun bervariasi, yaitu 12 orang dari 17 siswa kelas XII SMK “X” di Kabupaten Indramayu (70,58%) yang hadir mendapatkan nilai 10 ≥ nilai siswa ≥ 50, 4 orang dari 17 siswa kelas XII SMK “X” di Kabupaten Indramayu (23,52%) yang hadir mendapatkan nilai 60 ≥ nilai siswa ≥ 70, dan 1 orang dari 17

siswa kelas XII SMK “X” di Kabupaten Indramayu (5,88%) mendapatkan

nilai 95.

Berdasarkan uraian diatas, peneliti terdorong untuk meneliti bagaimana orientasi masa depan dalam bidang pendidikan pada siswa kelas

XII SMK “X” di Kabupaten Indramayu.

1.2. Identifikasi Masalah

(50)

11

Universitas Kristen Maranatha 1.3. Maksud Dan Tujuan Penelitian

1.3.1. Maksud Penelitian

Maksud penelitian ini adalah untuk mendapatkan gambaran mengenai orientasi masa depan dalam bidang pendidikan pada siswa

kelas XII SMK “X” di Kabupaten Indramayu.

1.3.2. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan informasi melalui data-data yang diperoleh lebih rinci mengenai orientasi masa depan dalam bidang pendidikan pada siswa kelas XII SMK “X” di Kabupaten Indramayu dalam kaitannya dengan faktor-faktor penunjang orientasi masa depan dalam bidang pendidikan.

1.4. Kegunaan Penelitian

1.4.1. Kegunaan Teoritis

1. Memberikan informasi pada bidang psikologi perkembangan dan psikologi pendidikan mengenai orientasi masa depan dalam bidang pendidikan pada siswa SMK.

2. Memberikan informasi bagi peneliti lain yang akan melakukan

(51)

12

Universitas Kristen Maranatha 1.4.2. Kegunaan Praktis

1. Memberi masukan kepada guru SMK “X” di Kabupaten

Indramayu khususnya guru bimbingan dan konseling serta wali kelas untuk membimbing siswa kelas XII SMK “X” di Kabupaten Indramayu agar memiliki orientasi masa depan yang jelas dalam bidang pendidikan.

2. Sebagai masukan kepada pihak SMK “X” di Kabupaten

Indramayu untuk mengarahkan lulusannya untuk melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi disela-sela waktu bekerja.

1.5. Kerangka Penelitian

Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa kanak-kanak ke masa dewasa. Seperti juga tahap perkembangan lainnya, individu yang berada pada masa remaja mulai dituntut untuk menyelesaikan tugas-tugas perkembangannya. Semua tugas perkembangannya dipusatkan pada persiapan remaja untuk memikirikan dan merencanakan masa depannya dalam bidang pendidikan dan mempersiapkan pekerjaan yang akan mereka tempuh. (Hurlock, 1981). Dengan kata lain, tugas-tugas perkembangan yang dimiliki oleh siswa kelas XII di SMK “X” Kabupaten Indramayu secara

(52)

13

Universitas Kristen Maranatha Siswa kelas XII yang sedang menempuh pendidikan di SMK “X”

Kabupaten Indramayu pada umumnya berusia 17 tahun sampai 19 tahun. Menurut (Kagan&Coles, 1972; Keniston, 1970; Lisitz, 1970) pada tahap ini merupakan masa dimana remaja dituntut untuk mulai memasuki dunia dewasa yang menuntut tanggung jawab dengan salah satu cirinya adalah kemandirian. Pada tahap perkembangan ini pula, siswa kelas XII SMK “X” di Kabupaten Indramayu mengalami perkembangan kognitif. Menurut Piaget dalam Mussen (1989), dalam tahap ini remaja sudah memasuki tahap formal operasional dimana remaja diharapkan sudah dapat berinisiatif, mengambil keputusannya sendiri, mampu mengatasi kesulitan dan hambatan serta tanggung jawab ketika melakukan suatu hal. Ditahap inipun siswa remaja diharapkan sudah mampu memiliki strategi pemecahan masalah yang bervariasi, fleksibel dalam berpikir, memiliki daya nalar, dan melihat sesuatu dari beberapa sudut pandang yang berbeda. Sehingga dari cara tersebut, remaja dimungkinkan dapat melakukan antisipasi terhadap kejadian dimasa depan. Artinya siswa kelas XII SMK “X” di Kabupaten Indramayu

diharapkan sudah mampu membuat skema kognitif untuk mengarahkan aktivitasnya dimasa depan khususnya dalam bidang pendidikan.

(53)

14

Universitas Kristen Maranatha

SMK “X” di Kabupaten Indramayu dalam memandang masa depannya yang

mencakup tujuan, standar perencanaan dan strategi pencapaian tujuan tersebut. Agar tujuan pendidikan dapat tercapai, maka siswa kelas XII SMK

“X” di Kabupaten Indramayu diharapkan memiliki minat, harapan dan

motivasi. Dengan minat, siswa kelas XII SMK “X” di Kabupaten Indramayu akan termotivasi dalam aktivitasnya sehingga ia dapat merencanakan untuk mengatasi kejadian-kejadian dimasa yang akan datang. Kemudian siswa

kelas XII SMK “X” di Kabupaten Indramayu akan melakukan evaluasi

terhadap perencanaan yang telah dilakukan guna mencapai tujuan yang optimal. Proses orientasi masa depan dalam bidang pendidikan terbentuk melalui tiga tahap, yaitu motivation (motivasi) yang kuat atau lemah, planning (perencanaan) orientasi masa depan dalam bidang pendidikan dengan strategi yang terarah atau tidak, dan evaluation (evaluasi) yang akurat atau tidak akurat.

Pertama, motivasi. Motivasi merupakan suatu proses yang dapat menjelaskan bagaimana suatu tingkah laku dibangkitkan, diarahkan, dan dipertahankan. Dalam hal ini motivasi mengacu pada energi yang dimiliki siswa kelas XII SMK “X” di Kabupaten Indramayu, kemauan untuk

bertindak secara sadar dan penuh tanggung jawab yang meliputi motif, minat, perhatian, harapan dan tujuan siswa kelas XII SMK “X” di

Kabupaten Indramayu yang berhubungan dengan masa depan. Misalnya, siswa kelas XII SMK “X” di Kabupaten Indramayu akan mengurangi

(54)

kegiatan-15

Universitas Kristen Maranatha kegiatan yang lebih banyak mengarahkan pada pencapaian masa depan yang lebih jelas.

Kemudian, setelah siswa kelas XII SMK “X” di Kabupaten

Indramayu menetapkan tujuan yang ingin dicapai, maka diperlukan aktivitas perencanaan. Perencanaan merupakan suatu proses yang terdiri atas penyusunan rencana dan merealisasikan rencana tersebut dengan menyusun langkah-langkah dan strategi. Pada tahap ini pula tercakup penetapan sub tujuan, penyusunan rencana-rencana dan strategi untuk mencapai tujuan

tersebut. Siswa kelas XII SMK “X” di Kabupaten Indramayu diharapkan

mulai merencanakan tujuan yang telah ditentukannya berdasarkan motif-motif dan nilai-nilai yang diinginkan dengan berusaha merealisasikan pengetahuan dan keterampilan yang dimilikinya untuk mencapai tujuan tersebut dengan strategi perencanaan yang tepat. Agar dapat menyusun perencanaan yang baik, maka siswa kelas XII SMK “X” di Kabupaten

Indramayu diharapkan memiliki pengetahuan yang luas mengenai masa depan. Dengan adanya pengetahuan mengenai segala hal yang menyangkut masa depan, maka perencanaan yang disusun siswa kelas XII SMK “X” di

Kabupaten Indramayu akan dipertimbangkan secara matang.

(55)

16

Universitas Kristen Maranatha

tujuan tersebut akan direalisasikan. Misalnya, siswa kelas XII SMK “X” di

Kabupaten Indramayu diharapkan mengetahui apa saja yang diperlukan untuk masuk ke perguruan tinggi yang ingin diraih dan berusaha mencari keterangan mengenai perguruan tinggi yang inginkannya tersebut. 2) Siswa kelas XII SMK “X” di Kabupaten Indramayu menyusun suatu perencanaan

atau strategi untuk mencapai tujuan. Pada tahap ini siswa kelas XII SMK

“X” di Kabupaten Indramayu harus menyusun tahap-tahap yang akan

mendukung tercapainya tujuan tersebut dan memilih mana yang lebih efisien. Misalnya, siswa kelas XII SMK “X” di Kabupaten Indramayu

merancang persiapan atau strategi untuk mencapai pendidikan yang ingin diraih dimasa depan dan berencana mengikuti pelatihan yang berhubungan dengan pendidikan yang diinginkan dimasa yang akan datang. Selain itu siswa kelas XII SMK “X” di Kabupaten Indramayu pun akan

mempertimbangkan pengetahuan dan informasi yang dimilikinya untuk mencapai pendidikan dimasa depan. 3) Pelaksanaan rencana dan strategi yang telah dibuat. Pelaksanaan perencanaan ini dikontrol dengan membandingkan representasi tujuan dengan kenyataan yang ada. Dengan kata lain, dalam menetapkan tahap perencanaan tersebut individu diharapkan dapat meninjau kembali bahwa tujuan sebenarnya akan tercapai melalui cara yang tersusun secara sistematis. Jika ada ketidaksesuaian, maka perencanaan tersebut harus diubah (Nurmi, 1991). Perencanaan yang efektif akan mempengaruhi pencapaian tujuan. Hal ini dapat dilihat pada siswa kelas XII

(56)

17

Universitas Kristen Maranatha untuk mencapai pendidikan yang diinginkan dimasa depan dengan cara mengendalikan rencana yang ia buat dan mencari informasi mengenai jurusan-jurusan di perguruan tinggi yang diinginkan sesuai dengan kemampuan dan keterampilan yang dimiliki.

Tahap ketiga, siswa kelas XII SMK “X” di Kabupaten Indramayu diharapkan mampu untuk melakukan evaluasi terhadap tujuan yang telah di tetapkan dan rencana yang telah dibuat. Evaluasi adalah penilaian individu terhadap kemungkinan tercapai tidaknya tujuan. Evaluasi dipengaruhi oleh faktor emosi yang diikuti perasaan spesifik. Hal ini biasanya didasarkan oleh penghayatan individu terhadap pengalaman akan kesuksesan dan kegagalan yang pernah dialami, sehingga mempengaruhi keyakinan individu terhadap kemungkinan tercapainya tujuan tersebut. Hasil dari evaluasi ini akan menjadi umpan balik terhadap tujuan yang telah ditetapkan, sehingga dapat memperkuat atau melemahkan tujuan. Faktor emosi sebagai hal yang penting dalam evaluasi tingkah laku yang diinginkan. Hal ini tampak ketika siswa kelas XII SMK “X” di Kabupaten Indramayu memikirkan pekerjaan

dimasa depan maka akan muncul perasaan-perasaan positif dalam dirinya sehingga akan mempengaruhi siswa kelas XII SMK “X” di Kabupaten

Indramayu dalam mewujudkan rencana-rencana yang telah dibuat untuk meraih pendidikan yang diinginkan. Hal lainnya adalah tumbuhnya kepercayaan diri siswa kelas XII SMK “X” di Kabupaten Indramayu ketika

(57)

18

Universitas Kristen Maranatha Kabupaten Indramayu menjadi lebih berani dan optimis untuk mencapai pendidikan yang diinginkannya.

Menurut Nurmi (1989), ketiga tahap di atas saling terkait antara satu dengan yang lain dan membentuk suatu siklus yang berkesinambungan. Motivasi meliputi minat-minat yang dimiliki siswa kelas XII SMK “X” di Kabupaten Indramayu terhadap masa depan. Setelah penetapan tujuan, individu mulai menyusun perencanaan untuk mencapai tujuan tersebut. Dari perencanaan yang telah disusun kemudian dilakukan evaluasi atau penilaian untuk mencari cara yang paling memungkinkan bagi terealisasinya tujuan. Tujuan yang ditetapkan disesuaikan dengan kenyataan yang ada, sehingga dilakukan evaluasi untuk mencapai langkah yang paling memungkinkan untuk merealisasikannya. Jika terjadi ketidaksesuaian maka rencana yang disusun harus dirubah.

Trommsdorf (1983) mengemukakan, dalam pembentukan orientasi masa depan dalam bidang pendidikan, banyak faktor yang menjadi pertimbangan individu. Faktor yang pertama yaitu dampak dari tuntutan sosial. Masa depan siswa kelas XII SMK “X” di Kabupaten Indramayu sangat dipengaruhi oleh situasi saat ini dan situasi di masa mendatang, dan oleh karenanya dibutuhkan perencanaan yang realistik. Siswa kelas XII

SMK “X” di Kabupaten Indramayu yang ikut berjualan bersama orang tua,

(58)

19

Universitas Kristen Maranatha

pendidikan yang jelas pada siswa kelas XII SMK “X” di Kabupaten

Indramayu dapat digambarkan dengan siswa kelas XII SMK “X” di

Kabupaten Indramayu yang tidak ingin berjualan sebagai pedagang kaki lima dan pengamen. Oleh karena itu, siswa kelas XII SMK “X” di

Kabupaten Indramayu bertekad untuk merubah nasib kehidupannya dan keluarganya dengan mencapai cita-cita yang diinginkannya, yaitu melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi meskipun harus mencari beasiswa ataupun kuliah sambil bekerja. Sedangkan orientasi masa depan bidang pendidikan yang tidak jelas pada siswa kelas XII SMK “X” di

Kabupaten Indramayu dapat digambarkan bahwa siswa kelas XII SMK “X”

di Kabupaten Indramayu tidak akan melanjutkan pendidikan karena lebih memilih bekerja untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari tanpa merubah nasib kehidupannya dan keluarganya. Selain itu, kurangnya pengetahuan siswa kelas XII SMK “X” di Kabupaten Indramayu tentang jurusan yang

sesuai dengan minat di perguruan tinggi atau cita-cita yang diinginkan menyebabkan perencanaan dalam mencapai cita-cita atau pendidikannya kelak menjadi kurang terarah dengan baik. Faktor yang kedua yaitu kematangan kognitif. Dengan kematangan kognitif yang dimiliki siswa kelas XII SMK “X” di Kabupaten Indramayu, maka ciri berpikirnya telah

mencapai tahap formal operasional. Dengan kematangan kognitif ini, siswa

kelas XII SMK “X” di Kabupaten Indramayu diharapkan dapat membuat

(59)

20

Universitas Kristen Maranatha kesempatan pada siswa kelas XII SMK “X” di Kabupaten Indramayu untuk

merencanakan masa depannya, mengantisipasi dan memprediksi masa depannya serta memikirikan konsekuensi yang akan dihadapi di masa depan.

Faktor berikutnya adalah Social learning, meliputi apa yang dialami individu dalam lingkungan keluarga, teman sebaya maupun masyarakat dalam mempengaruhi orientasi masa depannya. Dalam hal ini, pengalaman mengenai penerimaan orang tua akan menyebabkan orientasi masa depan menjadi lebih positif dan individu merasa lebih yakin akan kemampuan diri. Pada siswa kelas XII SMK “X” di Kabupaten Indramayu ketika melihat kakak kelasnya berhasil dalam bidang pendidikan, maka diharapkan siswa memiliki keinginan untuk lebih baik dari kakak kelasnya tersebut. Namun, banyak siswa kelas XII SMK “X” di Kabupaten Indramayu yang kurang mendapatkan dukungan dari orang tuanya untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Sehingga, ketika siswa kelas XII SMK “X” di Kabupaten Indramayu merencanakan untuk melanjutkan pendidikan kurang berani mengambil keputusan untuk melanjutkan pendidikan. Hal ini dikarenakan oleh faktor ekonomi yang kurang mendukung untuk siswa melanjutkan pendidikan. Hal ini dikarenakan siswa banyak melihat kakak kelas mereka yang terlhat sudah sukses dalam bekerja.

Faktor terakhir adalah proses interaksi lingkungan pada siswa kelas XII SMK “X” di Kabupaten Indramayu, membantu siswa kelas XII SMK

(60)

21

Universitas Kristen Maranatha dan dapat diterima lingkungan sekitarnya berdasarkan pengalaman dan penerimaan didalam berinteraksi dengan lingkungannya. Peran keluarga dalam masa remaja adalah mendukung, membimbing serta mengarahkan remaja jalan bertingkah laku (Steinberg, 2002).

Peran keluarga khususnya orang tua cukup penting bagi siswa kelas XII SMK “X” di Kabupaten Indramayu. Keluarga merupakan faktor

yang mempengaruhi pembentukan orientasi masa depan remaja. Keluarga merupakan lingkungan pertama yang besar pengaruhnya terhadap pembentukan kepribadian, sikap, tingkah laku, cara berpikir dan landasan hidup anak. Berbagai bekal yang dibutuhkan anak untuk dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan pertama kali diperoleh dari keluarga terutama orang tua sebagai pengasuh. Walaupun pada masa remaja ketergantungan terhadap orang tua mulai berkurang, namun orang tua tetap memegang peranan penting dalam kehidupan remaja. Interaksi dengan orang tua memberikan pengaruh yang besar bagi perkembangan remaja dan kehidupan masa depannya (Jurkovic dan Ulrici 1985 dalam Nurmi 1989).

(61)

22

Universitas Kristen Maranatha remaja untuk belajar mengenai keterampilan dalam membuat perencanaan dan strategi untuk membantu remajanya menghadapi tugas perkembangannya. Dalam hal ini, keluarga dapat membuat gambaran orientasi masa depan remaja jalanan menjadi jelas, yaitu dengan memberikan dukungan dan pengarahan menjadikan remaja lebih optimis tentang masa depannya dan memiliki keyakinan mengenai kemampuan dalam menghadapi masa depannya. Orang tua memberikan informasi tentang jurusan di perguruan tinggi yang menjadi cita-cita remaja tersebut kelak. Orang tua memberikan dukungan bahwa anaknya pasti mampu mencapai cita-citanya atau pendidikan yang diinginkannya kelak dan pengarahan yang diberikan orang tua tersebut berisikan tentang bagaimana cara-cara atau langkah-langkah dalam mencapai cita-citanya itu dan memberikan arahan tentang apakah jurusan tersebut sesuai atau cocok dengan kepribadian, sikap, tingkah laku, cara berpikir dan landasan hidup siswa kelas XII SMK “X” di Kabupaten Indramayu tersebut.

(62)

23

Universitas Kristen Maranatha Namun sebaliknya, individu yang belum memiliki orientasi masa depan dalam bidang pendidikan yang jelas, maka mereka belum memiliki minat, harapan dan tujuan yang jelas. Sehingga siswa kelas XII SMK “X” di

Kabupaten Indramayu tersebut belum mampu untuk membuat strategi perencanaan dan mengevaluasi terhadap tujuan yang diinginkan.

Dalam hal ini kemampuan siswa kelas XII SMK “X” di Kabupaten Indramayu dalam memotivasi dan merencanakan cita-citanya bervariasi antara satu sama lainnya. Kemampuan siswa kelas XII SMK “X” di Kabupaten Indramayu dalam memotivasi dirinya untuk mencapai cita-citanya membuatnya mampu mengarahkan minat, keinginan dan harapannya di bidang pendidikan di masa depan, namun demikian belum tentu kemampuannya dalam melakukan perencanaan menyusun berbagai strategi untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan sebelumnya dan sejauhmana remaja menilai perencanaan yang telah disusun dapat merealisasikan tujuan yang telah ditetapkan karena banyak hal yang dapat mempengaruhi gambaran orientasi masa depan pada siswa kelas XII SMK “X” di Kabupaten Indramayu tersebut. Oleh karena itu ketiga aspek dalam

orientasi masa depan itu dapat bervariasi.

(63)

24

Universitas Kristen Maranatha lingkungan sosial pada individu untuk membuktikan kompetensinya dan membuatnya sadar akan kemampuan dan pilihan-pilihan yang ada dalam area tersebut maka semakin kuat relevansi yang dirasakan terhadap area ini, serta semakin terdiferensiasi orientasi masa depan yang ia miliki sehubungan dengan area kehidupan ini.

Selain itu, semakin besar kemandirian dan tanggung jawab pribadi dituntut dan diperkuat oleh lingkungan sosial maka semakin besar pula keyakinan yang dimiliki individu dalam kontrol pribadi yang ia miliki atas masa depannya. Semakin sedikit kesempatan yang diberi lingkungan sosialnya bagi individu untuk merasakan keberhasilan dan penerimaan sosial maka semakin pesimis gambaran orientasi masa depan yang dimiliki individu.

(64)

25

Universitas Kristen Maranatha Secara lebih jelas, uraian diatas dapat digambarkan dalam bagan sebagai berikut :

Bagan 1.1 Kerangka Pemikiran

1.6. Asumsi Penelitian

Berdasarkan uraian di atas, maka asumsi yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

1. Setiap siswa kelas XII SMK “X” di Kabupaten Indramayu memiliki

gambaran orientasi masa depan bidang pendidikan yang berbeda – beda berdasarkan tahap-tahapnya.

Faktor Yang Mempengaruhi Orientasi Masa Depan:  Dampak Dari Tuntutan Sosial

 Kematangan Kognitif  Social Learning  Proses Interaksi

Siswa Kelas XII SMK “X” di Kabupaten Indramayu

Orientasi Masa Depan Bidang Pendidikan

3 Tahap Orientasi Masa Depan : 1. Motivation

2. Planning 3. Evaluation

Jelas

(65)

26

Universitas Kristen Maranatha

2. Siswa kelas XII SMK “X” di Kabupaten Indramayu yang memiliki

orientasi masa depan yang jelas memiliki tahap motivasi yang kuat, tahap perencanaan yang terarah dan tahap evaluasi yang jelas.

3. Siswa kelas XII SMK “X” di Kabupaten Indramayu yang memiliki

orientasi masa depan yang tidak jelas cenderung memiliki tahap motivasi yang lemah, tahap perencanaan yang tidak terarah dan tahap evaluasi yang tidak jelas atau salah satu tahapnya rendah..

4. Faktor-faktor yang mempengaruhi (tuntutan situasional, kematangan kognitif, pembelajaran sosial, dan proses interaksi) turut berperan bagi

siswa kelas XII SMK “X” di Kabupaten Indramayu dalam

(66)

90 Universitas Kristen Maranatha

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian mengenai orientasi masa depan dalam bidang pendidikan pada siswa kelas XII SMK “X“ di Kabupaten Indramayu,

dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Orientasi masa depan dalam bidang pendidikan yang tidak jelas pada siswa kelas XII SMK "X“ di Kabupaten Indramayu sebanyak 61,22%

lebih tinggi dibandingkan dengan orientasi masa depan dalam bidang pendidikan yang jelas sebanyak 38,78%. Siswa lebih banyak memilih untuk langsung bekerja dibandingkan untuk melanjutkan pendidikan karena kurangnya dukungan dari lingkungan sekitar untuk melanjutkan pendidikan.

(67)

91

Univeristas Kristen Maranatha 3. Orientasi masa depan dalam bidang pendidikan yang dipengaruhi oleh dampak tuntutan sosial, kematangan kognitif, social learning, dan proses interaksi.

5.2. Saran

5.2.1. Saran Teoritis

1. Diharapkan peneliti selanjutnya melakukan penelitian dengan

cara studi kasus agar orientasi masa depan dalam bidang pendidikan tergambarkan lebih mendalam.

2. Disarankan kepada peneliti selanjutnya agar jumlah sampel dalam pengambilan data melebihi jumlah yang telah peneliti lakukan agar lebih menggambarkan orientasi masa depan dalam

bidang pendidikan di SMK “X” Kabupaten Indramayu.

3. Waktu pengambilan data disarankan dilakukan selama 2 jam

pelajaran mengingat jumlah item pada alat ukur dan data penunjang yang cukup banyak.

5.2.2. Saran Praktis

1. Disarankan kepada guru khususnya guru BK dan wali kelas agar

lebih membantu siswa dalam mengevaluasi proses penentuan orientasi masa depan agar sesuai dengan bidang minatnya.

2. Disarankan kepada pihak SMK khususnya wali kelas dan guru

(68)

92

Univeristas Kristen Maranatha calon lulusannya untuk menentukan orientasi masa depan sesuai bidang minatnya sejak dini.

3. Guru diharapkan mampu memberikan konsep-konsep dasar

(69)

DAFTAR PUSTAKA

Bandura, Albert. 1986. Social Learning Theory. New Jersey : Prentice Hall. Fakultas Psikologi. 2007. Panduan Penulisan Skripsi Sarjana. Bandung: Universitas Kristen Maranatha.

Gulo, W. 2002. Metodologi Penelitian. Jakarta: Grasindo Indonesia.

Hurlock, EB. 1996. Psikologi Perkembangan: Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan. Edisi kelima. Jakarta : Erlangga.

Hurlock, E. 1997. Adolescence. New Delhi: McGraw-Hill. Santrock, John W. 1998. Adolescence. Boston : McGraw-Hill.

Nazir, Mohammad. 1996. Metode Penelitian. Edisi Ketiga. Jakarta : Ghalia Indonesia.

Nurmi, J, E. Adolescence Orientation to The Future. Helsinki : University of Helsinki.

_________. 1991. Adolescence In Age-Grade Context : The Role Personal Belief, Goal and Strategies In The Tackling of Development Task and Standard. Departement of Psychology : University of Helsinki.

_________. 1989. How Do Adolescence See Their Future Review of The Development of Future Orientation and Planning. Research Report no. 11, Helsinki, University of Helsinki : Departement of Psychology.

_________. 1991. The Development of Orientation to The Future Orientation In Life Span Context. Departement of Psychology : University of Helsinki. Siegel, Sidney.1997. Statistik Non Parametrik. Jakarta: PT Gramedia Pustaka

(70)

Referensi

Dokumen terkait

Fungsi minyak sebagai medium pengolahan bahan pangan dimana minyak mengalami pemanasan menyebabkan terjadinya perubahan fisika-kimia yang berpengaruh terhadap minyak

Langkah-langkah yang dilaksanakan untuk memenuhi target di tahun ke 2 ini adalah berupa kajian teoretis bagi fungsi gelombang relativistik, modifikasi dan

Private cloud merupakan salah satu model deployment dari cloud computing , dimana pengelolaan dari infrastruktur yang diperlukan dikelola dalam jaringan internal

Skripsi yang berjudul “Albert Camus’ Absurdism and Ambivalent Views on French Orientalist Prejudice as Reflected in The Stranger ” ini adalah sebuah analisis terhadap novel

materinya mengikuti langkah-langkah pendekatan MEAs, maka dalam penerapan pendekatan pembelajaran ini diharapkan guru dapat menyusun LKS yang mengikuti prosedur

kiridankananberadapadaposisi yang paling dekatdengan sinus maksilarisdiikutiolehakar palatal gigi M2 dandiikutiolehakargigi P2 danakar palatal gigi P1 berada paling jauhdari

Deskripsi Skor Tes Awal, Tes Akhir dan N-Gain Penguasaan Konsep Filtrasi, Sublimasi dan Kristalisasi 65 Tabel 4.5.. Normalitas Data Penguasaan Konsep

Jasa Konsultasi 3.000.000 1 Paket Aceh Utara APBD 18-Mar 25-Apr 01-Mei 01-Agust 66 0603236 DINAS KESEHATAN Perencanaan Rehab Pustu. Seumirah Kecamatan