• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS BEBERAPA PARAMETER KIMIA DARI MINYAK GORENG YANG MENGALAMI PENGGORENGAN BERULANG.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ANALISIS BEBERAPA PARAMETER KIMIA DARI MINYAK GORENG YANG MENGALAMI PENGGORENGAN BERULANG."

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

1

ANALISIS BEBERAPA PARAMETER KIMIA DARI

MINYAK GORENG YANG MENGALAMI

PENGGORENGAN BERULANG

SKRIPSI SARJANA FARMASI Oleh

ANNISA

0911013126

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS ANDALAS

PADANG

2014

(2)

iv ABSTRAK

Telah dilakukan penelitian terhadap beberapa parameter kimia dari sampel minyak goreng yang mengalami penggorengan berulang sebanyak tiga kali dengan bakwan sebagai bahan pangan yang digoreng. Hasil penelitian terhadap sampel minyak pada penggorengan pertama menunjukkan bilangan asam (0,6985 mg KOH/g), bilangan penyabunan (208,7995 mg KOH/g), bilangan peroksida (9,9601 meq O2/kg), dan bilangan Iodium (44,8464 g Iod/ 100 g). Penggorengan kedua menunjukkan bilangan asam (1,3057 mg KOH/g), bilangan penyabunan (216,7947 mg KOH/g), bilangan peroksida (11,1428 meq O2/kg), dan bilangan

Iodium (43,7209 g iod/ 100 g). Penggorengan ketiga menunjukkan bilangan asam (1,6910 mg KOH/g), bilangan penyabunan (221,6864 mg KOH/g), bilangan peroksida (12,6914 meq O2/kg), dan bilangan Iodium (42,0491 g Iod/ 100 g).

Minyak tanpa perlakuan (kontrol) menunjukkan bilangan asam (0,4582 mg KOH/g), bilangan penyabunan (205,7645 mg KOH/g), bilangan peroksida (0,8476 meq O2/kg), dan bilangan Iodium (45,6960 g iod/100 g). Dari data

(3)

v ABSTRACT

A research on some chemical parameters of sample of three times used frying oil which using „bakwan‟ as the fried food has been carried out. The results indicated that the oil used once to fry „bakwan‟has the following parameters : 0,6985 mg KOH/g for acid value, 208,7995 mg KOH/g for saponification value, 9,9601 meq O2/kg for peroxide value and then the oil used twice resulting in

1,3057 mg KOH/g for acid value, 216,1947 mg KOH/g saponification value, 11,1428 meq O2/kg for peroxide value and 43,7209 Iod/100 g for iodine value.

The oil used thrice has the following parameters, 1,6910 mg KOH/g for acid value, 221,6864 mg KOH/g saponification value, 12,6914 meq O2/kg for peroxide

and 42,0491 g Iod/100 g for iodine value. The control showed that the acid value ( 0.4582 mg KOH / g ), saponification value 205.7645 mg KOH /g, peroxide value ( 0.8476 meq O2/kg ), and Iodine value 45.6960 g Iod/100 g. Therefore, we

conclude that the oil used once for frying „bakwan‟ first frying still on BSN standard range which has acid value 0.6985 mg KOH /g, saponification value 208.7995mg KOH/g, peroxide value 9.9601 meq O2/kg and Iodine value 44.8464

(4)

1

I. PENDAHULUAN

Minyak merupakan sumber energi. Energi yang terdapat dalam minyak sebesar 9 kkal/g. Minyak berfungsi medium penggoreng bahan pangan, meningkatan cita-rasa dan berguna untuk memperlambat rasa lapar (Winarno, 2004).Komposisi minyak khususnya minyak nabati mengandung asam-asam lemak esensial diantaranya asam linoleat, linolenat, dan arakidonat yang dapat mencegah penyempitan pembuluh darah akibat penumpukan kolesterol. Akan tetapi, didalam penggunaanya sering dijumpai pemakaian minyak goreng yang berulang. Hal ini menyebabkan terjadinya perubahan warna, bau, maupun sifat kimia dan fisika dari minyak goreng itu sendiri (Nuraniza, Lapanporo, Arman, 2013).

Fungsi minyak sebagai medium pengolahan bahan pangan dimana minyak mengalami pemanasan menyebabkan terjadinya perubahan fisika-kimia yang berpengaruh terhadap minyak dan bahan yang digoreng (Djatmiko &Enie, 1985). Sebagian minyak akan diserap oleh bahan pangan yang digoreng. Oleh karena itu, kualitas minyak goreng akan mempengaruhi cita rasa makanan yang digoreng (Abdullah, 2007).

(5)

2

masa dan tidak memiliki merek (Etriya, Sumarwan, Kirbrandoko, 2004). Minyak goreng curah mempunyai kecendrungan besar untuk dikonsumsi oleh masyarakatterutama masyarakat menengah ke bawah.Hal ini disebabkan karena faktor perbedaan harga yang didapatkan. Masyarakat Indonesia sangat majemuk dengan tingkat ekonomi yang berbeda-beda. Ada yang menggunakan minyak goreng hanya untuk sekali pakai, namun ada juga masyarakat yang menggunakan minyak goreng untuk berkali-kali pemakain (Sutiah, Firdausi, Budi, 2008). Seperti halnya di rumah tangga maupun di pedagang gorengan, penggunaan minyak goreng sering dilakukan secara berulang-ulang. Hal ini sangat memungkinkan terjadinya reaksi oksidasi yang tinggi pada minyak (Aminah, 2010).

Akibat pemanasan berulang pada minyak goreng juga memberikan efek terjadinya kenaikan lipid peroksida dan level kolesterol dari percobaan tikus yang mengalami post-menopouse. Makanan segar yang mengalami satu kali pemanasan yang diberikan kepada tikus percobaan tidak menyebabkan efek yang buruk, akan tetapi pengulangan pemanasan minyak menyebabkan aterosklerosis (Adam, Sulaiman, Umar, 2008).

Referensi

Dokumen terkait

Minyak goweng merupakan medium penghantar panas m pengolahan bahan pangan. n pangan digoweng dengan menkan sivtem eep ying sehingga minyk dibun ln jumlah bevar.

Tingginya kandungan asam lemak tak jenuh menyebabkan minyak mudah rusak ketika dipanaskan secara terus menerus pada suhu tinggi serta terjadinya kontak dengan

Pada penelitian ini akan dilakukan analisis spektral untuk mengetahui gugus fungsi pada minyak goreng kemasan dan minyak goreng curah serta perubahan spektralnya

Uji Lanjutan Menggunakan Uji Tukey Terhadap Asam Lemak Bebas Minyak Goreng Hasil Penggorengan Berulang Dengan Penambahan Ekstrak Kunyit Multiple Comparisons. Asam

6 S. Pengantar Teknologi Minyak dan Lemak Pangan.. Cairan yang mengalir cepat seperti air, alkohol dan bensin mempunyai viskositas kecil. Sedangkan cairan yang mengalir

Tingginya kandungan asam lemak tak jenuh menyebabkan minyak mudah rusak oleh proses penggorengan ( deep frying ) karena selama proses menggoreng minyak akan

Untuk mengetahui proses pengolahan terhadap parameter mutu minyak goreng yang diuji (bilangan peroksida, bilangan asam, kadar air, bau ) dalam memperbaiki kualitas minyak

Minyak kelapa biasa diperoleh dari kopra dengan cara pemanasan dan pemurnian dengan bahan kimia, sedangkan minyak kelapa murni diperoleh dari buah kelapa segar tanpa