ABSTRAK
KEMATANGAN KARIER SISWA SMK MARSUDILUHUR 1
YOGYAKARTA
(Studi Deskriptif Tingkat Kematangan Karier pada Siswa Kelas
XII SMK Marsudiluhur 1 Yogyakarta Tahun Ajaran 2015/2016
dan Implikasinya Terhadap Usulan Topik-Topik Bimbingan
Karier)
Maria Margaretha Andraeni Novitasari Universitas Sanata Dharma
2016
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif dengan metode survai yang bertujuan untuk mengetahui seberapa baik kematangan karier Siswa kelas XII SMK Marsudiluhur 1 Yogyakarta Tahun Ajaran 2015/2016 dan mengidentifikasi butir-butir instrumen kematangan karier yang teridentifikasi rendah pada siswa kelas XII SMK Marsudiluhur sebagai dasar usulan topik-topik bimbingan karier. Masalah yang diteliti dalam penelitian ini adalah “Seberapa baik kematangan karier siswa kelas XII SMK Marsudiluhur 1 Yogyakarta Tahun Ajaran 2015/2016?” Masalah kedua adalah “Berdasarkan hasil analisi butir-butir instrumen pada kematangan karier yang teridentifikasi rendah, usulan topik-topik Bimbingan Karier apakah yang bisa membantu siswa dalam mematangkan kematangan karier selanjutnya?” Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah Randem Sampling.
Subjek pada penelitian ini adalah siswa-siswi kelas XII SMK Marsudiluhur 1 Yogyakarta Tahun Ajaran 2015/2016 yang berjumlah 62 siswa. Instrumen penelitian ini berupa kuesioner Kematangan Karier yang terdiri dari 64 item pernyataan yang dikembangkan berdasarkan teknik penyusunan skala model Likert. Teknik analisis data dalam penilitian ini dengan menentukan skor dan pengolahan data, membuat tabulasi data, menentukan kategorisasi, mencari patoakan, menentukan kategorisasi skor tiap item, dan mencari tinggi rendahnya skor tiap item.
Hasil penelitian yang diperoleh adalah (1) kematangan karier siswa kelas XII SMK Marsudiluhur 1 Yogyakarta Tahun Ajaran 2015/2016 tergolong dalam kategori baik yang terbukti dengan 3 siswa (5%) yang memberikan penilaian sangat baik, 45 siswa (73%) yang memberikan penilaian baik, dan 14 siswa (22%) yang memberikan penilaian sedang, (2) berdasarkan analisis terhadap hasil uji butir-butir item kematangan karier siswa kelas XII SMK Marsudiluhur 1 Yogyakarta Tahun Ajaran 2015/2016 teridentifikasi dalam kategori rendah. Adapun usulan topik-topik Bimbingan Karier antara lain: Memilih sekolah lanjutan atau langsung bekerja, Penerimaan Diri, Kemandirian Belajar, Motivasi Belajar Siswa, Pemahaman Diri, Merencanakan Masa Depan, dan Cita-cita.
ABSTRACT
CAREER MATURITY AMONG THE STUDENT OF MARSUDILUHUR 1 VOCATIONAL HIGH SCHOOL YOGYAKARTA
(A Descriptif Study on The Level of Career Maturity Among The Twelfth Grade Student of Marsudiluhur 1 Vocational High School Yogyakarta Academic Year 2015/2016 and its Implications on The Proposed Topic for
Career Guidance)
This research is a quantitative descriptive research with a survey metodh which aims to investigate the degree of career maturity among the twelfth grade vocational high school students of Marsudiluhur 1 Yogyakarta, academic year 2015/2016 and to identify the instrument items of low career maturity as a basis to propose career guidance topics. The research question is “How good is the twelfth grade students career maturity in SMK Marsudiluhur 1 Yogyakarta Academic Year 2015/2016?” the second research question is “Based on the analysis result of the instrument items on career maturity identified as low, what career guidance topics can be proposed to help students in choosing their further career?” The data gathering technigue in this research was Random Sampling.
The subjects of the research were sixtytwo twelfth grade students of vocational high school Marsudilluhur 1 Yogyakarta, academic year 2015/2016. The research instrument was a questionnaire on Career Maturity consistins of sixtyfour statement items developed from Likert-scale model. The data analysis technigue was done by scoring and data processing, tabulating data, categorising, norm-referencing, categorising scores per item, and identifying low and high the the scores per item.
The research results were (1) career maturity among the twelfth grade students of SMK Marsudiluhur 1 Yogyakarta, Academic Year 2015/2016 were categorized as good as shown by three students (5%) who scored “very good”, fortyfive students (73%) who scored “good”, and fourteen students (22%) who scored “medium”; (2) based on the analysis of the result of the item testing on the students career maturity among the twelfth grade students of SMK Marsudiluhur 1 Yogyakarta Academic Year 2015/2016 identified in the low category. The topic proposal for career guidance are: Choosing Further Study or Working, Self-aceeptance, Learning Motivation, Self-knowledge, Future Planning, and Ideals/Life Goals.
KEMATANGAN KARIER SISWA SMK MARSUDILUHUR 1
YOGYAKARTA
(Studi Deskriptif Tingkat Kematangan Karier pada Siswa Kelas XII
SMK Marsudiluhur 1 Yogyakarta Tahun Ajaran 2015/2016 dan
Implikasinya Terhadap Usulan Topik-topik Bimbingan Karier)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Bimbingan dan Konseling
Oleh:
Maria Margaretha Andraeni Novitasari
NIM: 101114019
PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
iv
PERSEMBAHAN
Karya sederhana ini akan saya persembahkan untuk:
Tuhan Yesus Kristus,
Ibu Godeliva Widihapsari,
Eyang tercinta Alm. Hubertus Soekardiono & Almh. Maria Istiyunani,
Antonius Rosalianto Budisantoso,
Richo Dyan Asi Saputra,
Keluarga, Teman, Sahabat, dan
v
MOTTO
“
Sekecil apapun kebaikan yang kita
berikan, akan selalu memberi arti bagi
setiap insan dan menghadirkan secerah
harapan untuk masa depan
”
(-Cahaya PNJ-)
“
Aku telah mencari Tuhan, lalu ia menjawab
aku, dan melepaskan aku dari segala
kegentaranku
”
(-Mazmur 34 : 5-)
“Live is an adventure”
viii
ABSTRAK
KEMATANGAN KARIER SISWA SMK MARSUDILUHUR 1
YOGYAKARTA
(Studi Deskriptif Tingkat Kematangan Karier pada Siswa Kelas
XII SMK Marsudiluhur 1 Yogyakarta Tahun Ajaran 2015/2016
dan Implikasinya Terhadap Usulan Topik-Topik Bimbingan
Karier)
Maria Margaretha Andraeni Novitasari Universitas Sanata Dharma
2015
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif dengan metode survai yang bertujuan untuk mengetahui seberapa baik kematangan karier Siswa kelas XII SMK Marsudiluhur 1 Yogyakarta Tahun Ajaran 2015/2016 dan mengidentifikasi butir-butir instrumen kematangan karier yang teridentifikasi rendah pada siswa kelas XII SMK Marsudiluhur sebagai dasar usulan topik-topik bimbingan karier. Masalah yang diteliti dalam penelitian ini adalah “Seberapa baik kematangan karier siswa kelas XII SMK Marsudiluhur 1 Yogyakarta Tahun
Ajaran 2015/2016?” Masalah kedua adalah “Berdasarkan hasil analisi butir-butir instrumen pada kematangan karier yang teridentifikasi rendah, usulan topik-topik Bimbingan Karier apakah yang bisa membantu siswa dalam mematangkan
kematangan karier selanjutnya?” Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah Randem Sampling.
Subjek pada penelitian ini adalah siswa-siswi kelas XII SMK Marsudiluhur 1 Yogyakarta Tahun Ajaran 2015/2016 yang berjumlah 62 siswa. Instrumen penelitian ini berupa kuesioner Kematangan Karier yang terdiri dari 64 item pernyataan yang dikembangkan berdasarkan teknik penyusunan skala model Likert. Teknik analisis data dalam penilitian ini dengan menentukan skor dan pengolahan data, membuat tabulasi data, menentukan kategorisasi, mencari patoakan, menentukan kategorisasi skor tiap item, dan mencari tinggi rendahnya skor tiap item.
Hasil penelitian yang diperoleh adalah (1) kematangan karier siswa kelas XII SMK Marsudiluhur 1 Yogyakarta Tahun Ajaran 2015/2016 tergolong dalam kategori baik yang terbukti dengan 3 siswa (5%) yang memberikan penilaian sangat baik, 45 siswa (73%) yang memberikan penilaian baik, dan 14 siswa (22%) yang memberikan penilaian sedang, (2) berdasarkan analisis terhadap hasil uji butir-butir item kematangan karier siswa kelas XII SMK Marsudiluhur 1 Yogyakarta Tahun Ajaran 2015/2016 teridentifikasi dalam kategori rendah. Adapun usulan topik-topik Bimbingan Karier antara lain: Memilih sekolah lanjutan atau langsung bekerja, Penerimaan Diri, Kemandirian Belajar, Motivasi Belajar Siswa, Pemahaman Diri, Merencanakan Masa Depan, dan Cita-cita.
ix ABSTRACT
CAREER MATURITY AMONG THE STUDENT OF MARSUDILUHUR 1 VOCATIONAL HIGH SCHOOL YOGYAKARTA
(A Descriptif Study on The Level of Career Maturity Among The Twelfth Grade Student of Marsudiluhur 1 Vocational High School Yogyakarta Academic Year 2015/2016 and its Implications on The Proposed Topic for
Career Guidance)
This research is a quantitative descriptive research with a survey metodh which aims to investigate the degree of career maturity among the twelfth grade vocational high school students of Marsudiluhur 1 Yogyakarta, academic year 2015/2016 and to identify the instrument items of low career maturity as a basis to propose career guidance topics. The research question is “How good is the twelfth grade students career maturity in SMK Marsudiluhur 1 Yogyakarta Academic
Year 2015/2016?” the second research question is “Based on the analysis result of
the instrument items on career maturity identified as low, what career guidance topics can be proposed to help students in choosing their further career?” The data gathering technigue in this research was Random Sampling.
The subjects of the research were sixtytwo twelfth grade students of vocational high school Marsudilluhur 1 Yogyakarta, academic year 2015/2016. The research instrument was a questionnaire on Career Maturity consistins of sixtyfour statement items developed from Likert-scale model. The data analysis technigue was done by scoring and data processing, tabulating data, categorising, norm-referencing, categorising scores per item, and identifying low and high the the scores per item.
The research results were (1) career maturity among the twelfth grade students of SMK Marsudiluhur 1 Yogyakarta, Academic Year 2015/2016 were categorized as good as shown by three students (5%) who scored “very good”, fortyfive students (73%) who scored “good”, and fourteen students (22%) who
scored “medium”; (2) based on the analysis of the result of the item testing on the
students career maturity among the twelfth grade students of SMK Marsudiluhur 1 Yogyakarta Academic Year 2015/2016 identified in the low category. The topic proposal for career guidance are: Choosing Further Study or Working, Self-aceeptance, Learning Motivation, Self-knowledge, Future Planning, and Ideals/Life Goals.
x
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur peneliti panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus atas segala rahmat dan berkat-Nya, sehingga skripsi yang berjudul Kematangan Karier Siswa Kelas XII SMK Marsudiluhur 1 Yogyakarta Tahun Ajaran 2015/2016 ini dapat diselesaikan dengan baik. Skripsi ini ditulis dan diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Bimbingan dan Konseling. Peneliti menyadari bahwa dalam proses penyusuan dan menyelesaikan tugas penulisan skripsi ini mendapatkan banyak masukan, kritik, dan saran dari berbagai pihak yang membantu. Untuk itu peneliti mengucapkan banyak terima kasih kepada:
1. Bapak Rohandi, Ph. D., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma.
2. Bapak Dr. Gendon Barus, M.Si., selaku Ketua Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma.
3. Ibu Ag. Krisna Indah Marheni, S.Pd., M.A. selaku dosen pembimbing skripsi yang telah membimbing dengan begitu sabar, mengarahkan, mengkoreksi, dan memberikan masukkan yang berguna dalam penyelesaian tugas akhir penulisan skripsi ini.
4. Ibu Dr. MM. Sri Hastuti, M.Si dan Ibu Prias Hayu Purbaning Tyas,M.Pd selaku dosen penguji.
5. Mas Moko, yang dengan sabar bersedia membantu saya dalam mengurus administrasi di Prodi Bimbingan dan Konseling.
6. Bapak Simon Suwarno, S.Pd., selaku Wakil Kepala Kurikulum SMK Marsudiluhur 1 Yogyakarta yang telah memberikan izin kepada peneliti untuk mengadakan penelitian di Sekolah tersebut.
xi
8. Siswa kelas XII OB/TKR (Otomotif), XII Akuntansi, XII AV (Elektro), dan XII OC/TKR (Otomotif) SMK Marsudiluhur 1 Yogyakarta atas kerjasamanya dalam pengisian kuesioer.
9. Ibu Godeliva Widihapsari orangtuaku yang selalu mendoakanku, menyayangiku, membangkitkan semangatku dan selalu mendukungku
baik secara moral dan meteriil.
10.Kakakku Antonius Rosalianto Budisantoso berserta istri yang selalu memberikan dukungan dan dorongan agar segera menyelesaikan tugas
akhir penulisan skripsi dengan baik.
11.Richo Dyan Adisputra yang telah hadir dan mengisi hidupku selama ini, selalu setia mendampingiku, mendengarkan keluh kesahku, dan selalu
meberikan saran dan nasihat yang membangun hingga saya menjadi
sarjana serta dapat menyelesiakn tugas akhir penulisan skripsi dengan
baik.
12.Keluarga besarku Hubertus Soekardiyono yang selalu memberi semangat dan perhatian baik secara moral ataupun materiil dalam menyelesaikan
tugas akhir penulisan skripsi dengan baik hingga lulus sarjana.
13.Para Sahabatku SMA Stella Duce 2 Yogyakarta 2010: Herlita Setiawati, Riscky Ellya, Priska Pratiwi Putri yang selalu setia menemaniku saat aku
senang dan sedih, perhatian serta naseehat dan dorongan.
14.Teman-teman satu bimbingan skripsi kelas A dan B yang dengn sabar mendampingi dan berproses bersma dalam menyelesaikan tugas akhir
penulisan skripsi, berkat bantuan dari kalian aku bisa menyelesaikan
semua ini. Thank you.
15.Seluruh dosen Bimbingan dan Konsseling yang telah memberi ilmu yang berguna bagiku, dan semoga berguna bagi kehidupan di masa depan.
16.Dan semua pihak yang medukung saya yang tidak bisa saya tuliskan satu persatu, berkat kalian aku sampai pada saat ini bisa menyelesikan tugas
akhir penulisan skripsi dengan baik.
xii DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv
MOTTO ... v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vii
ABSTRAK ... viii
ABSTRACT ... ix
KATA PENGANTAR ... x
DAFTAR ISI ... xii
DAFTAR TABEL ... xvi
DAFTAR GAMBAR ... xvii
DAFTAR LAMPIRAN ... xviii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Rumusan Masalah Penelitian ... 7
C. Tujuan Penelitian ... 7
D. ManfaatPenelitian ... 8
xiii BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Hakikat Perkembangan Kematangan Karier ... 10
1. Pengertian Kematangan Karier ... 10
2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kematangan Karier ... 12
3. Aspek-aspek Kematangan Karier ... 18
B. Tugas Perkembangan Karier Usia Remaja ... 22
1. Remaja ... 22
2. Tahap dan Tugas Perkembangan Karier Usia Remaja ... 25
C. Hakikat Perkembangan Karier pada Remaja ... 27
1. Perkembangan Karier ... 27
2. Dinamika Kematangan Karier pada Siswa SMK ... 29
3. Pengertian Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) ... 30
D. Bimbingan Karier ... 32
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 35
B. Tempat dan Waktu Penelitian ... 36
C. Subjek dan Objek Penelitian ... 36
D. Variabel Penelitian ... 37
E. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data ... 38
1. Alat Pengumpulan Data ... 38
2. Kisi-kisi Item Kuesioner ... 39
xiv
F. Validitas dan Reliabilitas Kuesioner ... 42
1. Validitas ... 42
2. Reliabilitas ... 46
G. Teknik Pengumpulan Data ... 48
1. Persiapan dan Pelaksanaan ... 48
2. Tahap Pengumpulan Data ... 49
H. Teknis Analisis Data ... 49
1. Menentukan Skor dan Pengolahan Data ... 49
2. Membuat Tabulasi Data ... 50
3. Menentukan Kategorisasi ... 50
4. Mencari Patokkan ... 52
5. Kategorisasi Skor Tiap Item ... 53
6. Mencari Tinggi Rendahnya Skor Item ... 54
BAB IV Hasil Penelitian, Pembahasan, dan Usulan Topik-topik Bimbingan Karier A. Hakikat Penelitian ... 56
1. Deskripsi Tingkat Kematangan Karier ... 56
2. Hasil Skor Tiap Item-item Tingkat Kematangan Karier ... 59
B. Pembahasan Hasil Penelitian ... 64
1. Deskripsi Tingkat Kematangan Karier ... 64
2. Item-item Tingkat Kematangan Karier ... 67
xv BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ... 78
B. Saran ... 79
xvi
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1 Subjek Penelitian ... 37
Tabel 2 Kisi-kisi Kuesioner Kematangan Karier ... 39
Tabel 3 Norma Skoring Kuesioner Kematangan Karier ... 42
Tabel 4 Rincian Item-item Valid dan Tidak Valid ... 44
Tabel 5 Kriteria Guilford ... 47
Tabel 6 Norma Kategorisasi Tingkat Kematangan Karier ... 51
Table 7 Norma Skor Kategorisasi Tingkat Kematangan Karier ... 53
Table 8 Norma Kategorisasi Skor Item Instrumen Tingkat Kematangan Karier ... 54
Table 9 Kategorisasi Item Kematangan Karier Berdasarkan Tinggi Rendahnya Skor ... 55
Table 10 Deskripsi Tingkat Kematangan Karier ... 58
Table 11 Penggolongan Item Kematangan Karier ... 60
Table 12 Item Kuesioner Kematangan Karier Siswa yang Menunjukkan Rendah ... 63
xvii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Histogram Tingkat Kematangan Karier ... 59
xviii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
LAMPIRAN 1 Kuesioner Siswa ... 84
LAMPIRAN 2 Tabulasi Data Hasil Penelitian ... 91
LAMPIRAN 3 Hasil Perhitungan Validitas ... 96
LAMPIRAN 4 Reliabilitas ... 104
LAMPIRAN 5 Satuan Pelayanan Bimbingan ... 106
1 BAB I
PENDAHULUAN
Bab ini berisi uraian tentang latar belakang masalah, rumusan masalah,
tujuan penelitian, manfaat penelitiann, dan definisi operasional.
A. Latar Belakang Masalah
Pada masa remaja, salah satu tugas perkembangan yang harus
diselesaikan adalah menentukan masa depan, atau mempersiapkan karier
secara ekonomi (Havigurst dalam Hurlock, 2005). Pendidikan nasional di
Indonesia akhir-akhir ini mengacu pada persiapan tenaga kerja siap pakai.
Remaja dalam mempersiapkan kariernya tidak hanya dibantu oleh
pihak-pihak di dalam keluarga saja seperti orangtua, akan tetapi juga dibantu
oleh lembaga-lembaga atau institusi seperti sekolah melalui pendidikan
formal. Pendidikan formal dituntut untuk mampu menyiapkan tenaga kerja
yang terampil guna memenuhi tuntutan kebutuhan tenaga kerja yang siap
pakai di dinua kerja di masa yang akan datang.
Pendidikan di Sekolah mempunyai peran yang sangat penting bagi
para siswa dalam mengembangkan sikap mental, ketrampilan, kecerdasan,
dan wawasan ilmu yang diperlukan bagi lulusan saat memasuki dunia
kerja di masa yang akan datang atau saat melanjutkan studi ke perguruan
tinggi (kuliah). Sekolah sebagai suatu lembaga yang menyelenggarakan
pendidikan formal yang mempunyai peran penting dalam usaha
berguna. Sekolah turut serta bertanggungjawab atas prestasi siswa yang
dihasilkannya kelak. Menurut Santrock (dalam Rintyastini & Charlotte,
2006) sekolah yang baik bagi remaja adalah sekolah yang memperhatikan
dengan serius mengenai perbedaan dalam perkembangan individu,
menunjukkan perhatian yang mendalam terhadap kondisi remaja, dan
memfokuskan pada kegiatan perkembangan sosial dan emosional di
samping perkembangan intelektual dari setiap peserta didik. Sekolah juga
menuntun siswa agar dapat mencapai tujuan di masa depan dan
menyiapkan siswa untuk siap bekerja serta mempunyai kematangan karier
di dunia kerja di masa yang akan datang ataupun keputusan untuk
melanjutkan studi ke perguruan tinggi (kuliah).
Salah satu institusi yang mempersiapkan siswanya untuk terjun
langsung ke dunia kerja siap pakai setelah lulus sekolah adalah SMK
(Sekolah Menengah Kejuruan). Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) yang
dipahami sebagai individu ataupun merupakan subjek belajar yang
menempati posisi sentral pada kegiatan belajar mengajar di suatu lembaga
insititusi Sekolah. Siswa SMK masuk pada tahap eksplorasi dimana orang
muda mulai memikirkan berbagai alternatif jabatan, tetapi belum pada
tahap pengambilan keputusan yang mengikat. Kematangan karier sangat
penting dan dibutuhkan oleh para siswa SMK, karena permasalahan yang
akan dialami siswa setelah menyelesaikan studinya adalah menyangkut
Pendidikan di Sekolah mempunyai peran yang sangat penting bagi
para siswa dalam mengembangkan sikap mental, ketrampilan, kecerdasan,
dan wawasan ilmu yang diperlukan bagi lulusan saat memasuki dunia
kerja di masa yang akan datang. Personil Sekolah seperti guru dan guru
BK menuntun siswa untuk dapat memilih karier yang sesuai dengan
keinginannya di dunia kerja di masa yang akan datang ataupun
melanjutkan studi ke perguruan tinggi (kuliah). Sekolah merupakan tempat
dimana siswa menimba ilmu dan mengembangkan kompetensinya, serta
bertanggungjawab dalam membantu dan memfasilitasi siswa guna untuk
menguasai semua kompetensi yang diperlukan saat memasukki dunia kerja
di masa yang akan datang atau melanjutkan studi ke perguruan tinggi
(kuliah).
Siswa dipahami sebagai individu maupun subjek belajar yang
menempati posisi sentral pada kegiatan belajar mengajar di suatu lembaga
institusi khususnya pada Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Seorang
siswa SMK dapat dikatakan mempunyai kematangan karier apabila
memiliki kemampuan untuk membuat rencana, kerelaan untuk memikul
tanggungjawab, serta kesadaran akan faktor-faktor internal dan eksternal
yang harus dipertimbangkan dalam membuat pilihan alternatif jabatan
ataupun memantapkan diri dalam suatu jabatan kerja di dunia kerja atau
melanjutkan studi ke peguruan tinggi/kuliah (Super, dalam Winkel. 2004).
Siswa dengan kematangan karier yang baik memiliki beberapa
akan datang atau melanjutkan studi ke perguruan tinggi (kuliah). Adapun
aspek-aspek kematangan karier menurut Crites, 1969 (dalam Pamungkas,
2003) ialah orientasi pada pilihan, informasi pekerjaan, memiliki
gambaran pengembangan karier (Fantasi dan Prediksi), konsistensi
pilihan, kemampuan akan kesadaran dunia kerja (Global Awareness), memiliki pengembangan ketrampilan-ketrampilan kejuruan (Vocational Developing).
Kematangan karier sangatlah dibutuhkan oleh para siswa SMK
guna untuk mencapai karier yang diharapkan, serta merupakan
keberhasilan individu untuk menyelesaikan tugas-tugas perkembangan
karier tertentu (Super, dalam Winkel, 2004). Kematangan karier sangat
dipengaruhi oleh beberapa faktor internal maupun faktor eksternal, atau
faktor-faktor sosial. Adapun faktor-faktor internal meliputi kemajuan
inteligensi, bakat, minat, sikap, kepribadian, nilai, hobi atau kegemaran,
prestasi, ketrampilan, penggunaan waktu luang, aspirasi, dan pengetahuan
sekolah atau pendidikan sambungan, pengalaman kerja, pengetahuan
kerja, pengetahuan tentang dunia kerja, kemampuan dan keterbatasan fisik
serta penampilan lahiriah, serta masalah-masalah dan keterbatasan pribadi.
Sedangkan faktor eksternal yang mempengaruhi kematangan karier siswa
SMK adalah keluarga, latar belakang sosial ekonomi, gender, teman
sebaya, lingkungan sekolah, faktor realitas, dan proses pendidikan
Kematangan karier di institusi Sekolah Menengah Kejuruan
(SMK) sangatlah penting bagi siswa dalam mempersiapkan diri di dunia
kerja khususnya dalam menentukan pilihan jabatan di masa yang akan
datang maupun melanjutkan studi ke perguruan tinggi (kuliah) dengan
bertanggungjawab atas pengambilan keputusan yang mengikat dirinya.
Salah satu elemen pendidikan di Sekolah yang dipandang strategis dalam
memfasilitasi pengembangan dari berbagai kemampuan serta soft-skill
siswa adalah program bimbingan karier bagi siswa.
Tohirin (2007) menyatakan bahwa tujuan dari bimbingan karier di
Sekolah adalah agar siswa mampu memahami, merencanakan,
menyesuaikan diri, dan mengembangkan karier tertentu di dunia kerja di
masa yang akan datang. Bimbingan Karier tidak hanya sekedar
memberikan respon kepada masalah-masalah yang muncul, akan tetapi
juga membantu dalam memperoleh pengetahuan, sikap, dan ketrampilan
yang diperlukan dalam dunia kerja di masa yang akan datang. Layanan
bimbingan karier memiliki peran yang sangat penting di Sekolah,
khususnya dalam memberi arah yang baik kepada siswa dalam pemilih
karier di dunia kerja maupun saat menentukan pilihan ke jenjang
berikutnya (Kuliah).
Perkembangan karier pada diri siswa SMK sangatlah berpengaruh
pada pekembangn individu di masa yang selanjutnya, termasuk pada
masa-masa di mana seorang individu harus melakukan pemilihan dan
dunia kerja di masa yang akan datang. Berdasarkan dari data BPS 2010,
penggangguran terbanyak berasal dari SMK. Hal ini kemungkinan
disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya adalah kematangan karier
siswa itu sendiri dan lingkungan sekolah. Lingkungan sekolah dapat
dikatakan sebagai salah satu penyebab siswanya menjadi penggangguran
setelah lulus dari sekolah, karena sekolah tersebut tidak menyediakan
subtansi yang sepadan dengan tenaga kerja serta kebutuhan akan tenaga
kerja yang memiliki kualitas ketrampilan di segi teknis (Nolker dan
Schoenfeldt, 1983).
Dari hasil berbincang-bincang dengan guru BK di SMK
Marsudiluhur 1 Yogyakarta, Siswa-siswa di SMK Marsudiluhur 1
Yogyakarta banyak mengalami kebimbangan dan kebinggungan akan
kelanjutannya setelah lulus dari SMK kelak. Daya ketertarikan siswa SMK
tersebut kurang dikarenakan siswa SMK kemampuan dalam memikul
tanggungjawab yang diberikan oleh sekolah tidak digunakan dengan baik
seperti adanya Praktek Kerja Lapangan (PKL). Selain itu, saat ada
presentasi mengenai perguruan tinggi (kuliah) siswa SMK kurang
memiliki ketertarikan atau rasa ingin tahu lebih lanjut mengenai perguruan
tinggi (kuliah) setelah lulus dari SMK kelak.
Berdasarkan uraian di atas, peneliti mendapatkan bahwa
siswa-siswa di SMK tersebut belum matang dalam hal karier, sehingga peneliti
ingin mengetahui bagaimana tingkat kematagan karier siswa di SMK,
Peneliti menganggap bahwa hal ini perlu diungkapkan, karena dengan
mengetahui kematangan karier siswa SMK, guru BK dapat memberikan
bantuan yang sesuai dengan kebutuhan dan tahap-tahap tugas
perkembangan siswanya melalui topik-topik bimbingan karier yang sesuai
untuk meningkatkan kematangan karier siswa.
B. Rumusan Masalah
Rumusn masalah dalam penelitian ini dalah:
1. Seberapa baik kematangan karier siswa kelas XII SMK Marsudiluhur
1 Yogyakarta Tahun Ajaran 2015/2016?
2. Berdasarkan hasil analisis pencapaian uji butir item kematangan karier
yang teridentifikasi dalam kategori rendah, usulan topik-topik
Bimbingan Karier apa sajakah yang dapat diusulkan untuk membantu
siswa kelas XII SMK Marsudiluhur 1 Yogyakarta dalam mematangkan
kematangan karier selanjutnya?
C. Tujuan Penelitin
1. Mengetahui seberapa baik kematangan karier siswa kelas XII SMK
Marsudiluhur 1 Yogyakarta Tahun Ajaran 2015/2016.
2. Merumuskan topik-topik bimbingan karier kematangan karier
selanjutnya bagi siswa kelas XII SMK Marsudiluhur 1 Yogyakarta
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan bermnfaat bagi berbagai pihak yaitu :
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini bermanfaat untuk mengembangkan kajian
di bidang ilmu Bimbingan dan Konseling untuk mengembangkan
dan memperkaya pengetahuan mengenai kemtng karier siswa SMK
sebagai bekal di masa depan.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Guru Pembimbing
Hasil penelitian ini dapat digunakan oleh para guru
Bimbingan dan Konseling untuk mengetahui bagaimana
kematangan karier siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)
seteleh lulus dari Sekolah tersebut guna untuk menyiapakan siswa
siap kerja di dunia kerja di masa yang akan datang atau
melanjutkan studi ke perguruan tinggi (kuliah).
b. Bagi Guru Mata Pelajaran
Hasil penelitian ini dapat memberikan inspirasi atau
wawasan kepada Guru Mata Pelajaran untuk melihat siswa SMK
yang akan melanjutkan di perguruan tinggi ataupun yang akan
melanjutkan ke dunia kerja serta apa yang dapat dilakukannya
untuk membantu mengenai kematangan karier siswa di masa yang
c. Bagi Peneliti Lain
Peneliti ini diharapkan dapat menjadi sumber inspirasi bagi
peneliti lain mengenai pentingnya kematangan karier yang sangat
dibutuhkan oleh para siswa SMK setelah lulus dari Sekolah, serta
dapat membantu para remaja untuk lebih kaya akan pengetahuan
mengenai kematangan karier yang ada pada diri mereka.
E. Definisi Operasional
1. Kematangan Karier
Kemtangan karier ialah merupakan kesiapan seorang individu
untuk membuat keputusan karier yang sesuai dengan tingkat
penyelesaian dengan tahap-tahap tugas perkembangannya sesuai yang
dimaksudkan dalam aspek kematangan karier yang digunakankan pada
item-item kuesioner. Adapun aspek-aspek tersebut ialah orientasi pada
pilihan, informasi pekerjaan, memiliki gambaran pengembangan karier
(Fantasi dan Prediksi), konsistensi pilihan, kemampuan akan kesadaran
dunia kerja (Global Awareness), memiliki pengembangan ketrampilan-ketrampilan kejuruan (Vocational Developing).
2. Bimbingan Karier
Bimbigan karier adalah upaya dalam membantu peserta didik
untuk dapat memahami dirinya, mengenal dunia kerja, mempersiapkan
masa depan yang sesuai dengan potensinya, dan mampu menggamil
10 BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Bab ini berisi uraian tentang pengertian kematangan karier, faktor-faktor
kematangan karier anak SMK, aspek-aspek kematangan karier, tugas
perkembangan karier, pengertian perkembangan karier, dinamika kematangan
karier siswa SMK, pengertian SMK, dan Bimbingan Karier.
A. Hakikat Perkembangan Kematangan Karier
1. Pengertian Kematangan Karier
Super (dalam Zunker, 1986) mengatakan bahwa kematangan karier
adalah pemenuhan atau penyelesaian tugas-tugas perkembangan karier
yang sesuai dengan tingkat perkembangan tertentu. Kematangan karier
ditandai dengan adanya kesesuaian antara perilaku karier yang
dilakukan atau diharapkan pada rentang usia perkembangan tertentu
(tahap perkembangan karier yang sedang dihadapi oleh individu pada
rentan usia remaja awal). Perilaku karier yang diharapkan dan
diperlihatkan setiap individu pada tugas-tugas perkembangan karier di
setiap tingkat perkembangan kariernya, berarti tingkat kematangan
karier individu tersebut semakin tinggi atau semakin matang. Individu
yang memiliki tingkat kematangan karier yang tinggi pada tahap
perkembangan karier yang sedang dihadapinya dapat melangkap ke
Super (dalam Zunker, 1986) Kematangan karier merupakan proses
pemilihan karier yang berlangsung dalam rangkaian kesatuan atau
tahap perkembangan karier dari tahap eksplorasi samapai dengan tahap
kemunduran. Proses pemilihan karier dapat dihasilkan dengan baik,
apabila individu mampu menunjukkan perilaku karier yang sesuai
dengan tugas-tugas perkembangan karier hingga selesai sampai pada
tahap eksplorasi atau kemunduran.
Super mengembangkan konsep kematangan vokasional (career maturity; vocational maturity) yang menunjuk pada keberhasilan seseorang dalam menyelesaikan tugas-tugas perkembangan vokasional
yang khas bagi tahap perkembangan tertentu (Winkel, 2004).
Kematangan karier juga meruoakan keberhasilan dan kesiapan
seseorang untuk bernegosiasi dan membuat keputusan karier yang tept
den sesuai dengan tahap perkembangan karierya. Brown & brooks
(1990) mendefinisikan bahwa kematangan karier sebagai kesiapan
kognitif dan efektivitas dari individu untuk mengatasi tugas-tugs
perkembangan yang dihadapkannya. Perkembangan biologis dan sosial
serta harapan-harapan dari oang-orang dalam masyarakat di
lingkungan sekitar yang telah membantu pada pencapaian tahap-tahap
perkembangan tersebut (dalam Komandyhrini, 2008).
Super (Winkel, 2010: 633) mengemukakan bahwa kematangan
karier menunjuk pada keberhasilan seseorang dalam menyelesaikan
perkembangan tertentu. Indikasi-indikasi dari kematangan karier ialah
pada kemampuan membuat rencana, kerelaan untuk memikul tanggung
jawab, serta kesadaran akan faktor-faktor internal dan eksternal yang
harus dipertimbangkan dalam membuat pilihan jabatan sert
memantabkan diri dalam suatu jabatan yang dipilih.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kematangan
karier adalah tingkat penyelesaian tugas-tugas perkembangan karier
pada tahap eksplorsi karier. Kematangan karier itu merupakan
kesiapan seorang individu untuk membuat keputusan karier sesuai
dengan tahap-tahap pekembangannya.
2. Fakor-faktor yang Mempengaruhi Kematangan Karier
Kematangan karier remaja SMK dapat dipengaruhi oleh beberapa
faktor baik faktor internal maupun faktor eksternal atau faktor-faktor
sosial. Adapun faktor internal yang mempengaruhi kematangan karier
remaja SMK menurut Sukardi, 1987 ialah:
a. Kemampuan inteligensi
Kemampuan intelegensi yang dimiliki oleh seorang individu
dapat dipengaruhi sebagai pertimbangan dalam memasuki
suatu jabatan pada dunia kerja di masa yang akan datang
sebagai pelengkap dalam memasuki jenjang pendidikan
b. Bakat dan minat
Bakat dan minat pada siswa SMK merupakan suatu kondisi dan
kualitas yang memungkinkan individu untuk dapat berkembang
pada masa yang akan mendatang. Bakat juga perlu diketahui
sedini mungkin untuk dapat memberikan bimbingan belajar
yang sesuai dengan bakat siswa untuk dpat membantu dalam
menentukan pemilihan karier ataupun pendidikan lahjutan akan
pilihan kuliah atau bekerja. Minat itu sendiri juga berpengaruh
dalam perkembangan karier yang tidak akan mungkin orang
lain tidak memiliki niat akan suatu pekerjaan yang akan
diselesaikan dengan baik.
c. Sikap dan kepribadian
Pada sikap dan kepribadian ini, reaksi positif dari individu
terhadap suatu pekerjaan tertentu, dan jabatan pekerjaan
merupakan faktor yang sangat berpengaruh terhadap
keberhasilan utntuk mencapai suatu prestasi yang
diinginkannya akan suati pilihan jabatan tertentu.
d. Nilai
Nilai dalam dunia pekerjaan digunaan oleh mnusia sebagai
suatu patokan dalam melakukan suatu tindakan tertentu. Nilai
yang akan dianut oleh individu dalam dunia kerja berpengaruh
terhadap pekerjaan yang dipilihnya, serta berpengaruh terhadap
akan memasuki dunia erja, hendaknya mampu menjunjung
tibggi nilai moral akan tanggungjawab pada keputusan yang
akan diambilny kelak pada dunia kerja.
e. Hobi atau kegemaran serta penggunaan pada waktu luang yang
berkait pada prestasi dan ketrampilan kerja
Seseorang individu memiliki kecenderungan untuk menentukan
arah pilihan jabatan yang sesaui akan dirinya yang dapat
berpengaruh terhadap prestasi kerjanya.
f. Aspirasi dan pengetahuan sekolah atau pengetahuan tentang
dunia kerja yang menunjang profesionalitas seseorang dalam
dunia kerja di masa yang akan datang.
g. Pengalaman kerja yang pernah dialami siswa pada saat duduk
di bangku sekolah atau di luar sekolah (PKL atau kursus).
h. Kemampuan dan keterbatasan fisik, penampilan lahiriah, serta
masalah keterbatasan pribadi
Masalah yang terkait pada diri sendiri ialah selalu memiliki
kecenderungan yang bertentangan ketika menghadapi masalah
tertentu yang berdampak pada diri seseorang dalam
kekhawatiran dan ketakutan akan sesuatu yang dikerjakan pada
dunia kerja.
Dari beberapa faktor internal yang di paparkan di atas, Super
(dalam Winkel, 2004) mengungkapkan secara lebih jelas mengenai
Faktor-faktor eksternal ini dapat dibedakan satu dengan yang lainnya, akan
tetapi tidak dapat dipisahkan satu sama lain karena bersama-sama
menciptakan ruang gerak hidup. Adapun beberapa faktor eksternal yang
mempengaruhi kematangan karier anak SMK, antara lain:
a. Masyarakat
Lingkungan sosial budaya di mana orang muda dibesarkan
serta masyarakat di sekitar tempat tinggal sangatlah luas
mempengaruhi cara pandang keluarga akan sikap dan sifat
yang ditanamkan kepada anak-anaknya. Pandangan tersebut
mencangkup nilai-nilai tinggi rendahnya sebuah pekrjaan serta
peran gender dalam sebuah pekerjaan di dalam kehidupan
masyarakat.
b. Keadaan sosial ekonomi daerah dan negara
Laju pertumbuhan ekonomi yang lambat atau cepat menurut
stratifikasi golongan sosial ekonomi masyarakat tinggi, sedang,
maupun rendah serta pembeda akan terbuka atau tertutupnya
masyarakat bagi anggota kelompok lain yang berpengaruh pada
dunia kerja di masa yang akan datang. Misalnya, orang dewasa
muda yang hidup di daerah terbelakang dan berasal dari
kalangan sosial ekonomi rendah, maka kesemptan kerja sangat
c. Status sosial ekonomi keluarga
Tingkat pendidikan orang tua, penghasilan orang tua hingga
suku bangsa ini sangat berpengaruh terhadap tingkat
pendidikan sosial seseorang akan duia kerja di masa yang akan
datang.
d. Pengaruh dari anggota-anggota keluarga besar dengan keluarga
inti.
Orang muda harus menentukan sikapnya sendiri terhadap
harapan dan pandangan serta dukungan dalam merencanakan
masa depan di dunia kerja di masa yang akan datang
(vocational planning). e. Pendidikan sekolah
Pandangan-pandagan yang dikomunikasikan kepada siswa oleh
staf tenaga pendidik, pembimbing, dan pengajar mengenai
nilai-nilai yang terkandung dalam dunia pekerjaan serta tinggi
rendahnya status sosial jabatan akan kecocokan suatu jabatan
kerja di masa yang akan datang.
f. Pergaulan dengan teman sebaya
Pandangan dan harapan-harapan tentang masa depan yang
terungkap dalam pergaulan sehari-hari mendukung kesuksesan
seseorang di masa depan di dunia kerja yang diinginkan.
g. Tuntutan-tuntutan yang melekat pada jabatan dan
untuk diterima pada jabatan tertentu demi keberhasilan di dunia
kerja di masa yang akan datang.
Di sisi lain, Super dan Thompson, 1979 (dalam Komandyahrini,
dkk, 2008), menyebutkan enam faktor yang dapat mempengaruhi
perkembangan karier seseorang, antara lain:
a. Kesadaran untuk membuat perencanaan karier di dunia kerja di
masa depan.
b. Kemampuan dalam mengambil keputusan.
c. Informasi mengenai karier di dunia kerja di masa yang akan
datang.
d. Pengetahuan dan kemampuan dalam menggunakan
sumber-sumber informasi pekerjaan di dunia kerja di masa yang akan
datang.
e. Pengetahuan dan kemmpuan kerja di dunia kerja di masa yang
akan datang.
f. Informasi lebih lanjut dan lebih rinci mengenai pekerjaan yang
dipilih.
Dari uraian faktor-faktor yang mempengaruhi kematangan karier di
atas, dapat disimpulkan bahwa kematangan karier dipengaruhi oleh
beberapa faktor internal dan faktor eksternal. Adapun faktor internal antara
lain kemampuan intelegensi, bakat dan minat, sikap dan kepribadian, nilai,
hobi atau kegemaran serta penggunaan pada waktu luang, aspirsi dan
yang terkait pada diri sendiri. Sedangkan faktor eksternal yang
mempengaruhi kematangan karier, antara lain keluarga, lingkungan sosial,
kondisi ekonomi, pergaulan teman sebaya, dan proses pendidikan. Faktor
eksternl tersebut banyak mempengaruhi kematangan karier siswa, karena
mengingat siswa-siswa hidup berdampingan dengan orang-orang di
lingkungan tempat tinggal dimasa siswa-siswa tersebut berada.
3. Aspek-aspek Kematangan Karier
Dalam proses kematangan karier, ada beberapa aspek penentu.
Pietrofesa dan Splete (1975, dalam Ramdhani dan Helmi, 2008)
mengemukakan tujuh aspek penentu kematangan karier. Aspek-aspek
tersebut adalah sebagai berikut:
a. Independensi
Independensi dalam bahasa asing ialah Independence yang berarti merdeka atau berdiri sendiri, mandiri, dan tidak terikat
dengan pihak manapun. Independensi juga diartikan sebagai
kebebasan menentukan diri dalam mengambil suatu keputusan
tertentu dan siap dengan semua resiko yang diambil dari
sebuah keputusan tertentu.
b. Self Appraisal
Penilaian diri terhadap suatu keputusan yang diambil di
c. Global Awareness
Kesadaran akan terwujudnya pilihan karier yang diinginkan
serta kesadran mengenai peranan pihak lain di luar dirinya
untuk mengambil atau penentuan suatu keputusan tertentu.
d. Information Exploration
Lembaga sekolah Information Exploration diartikan sebagai kesadaran siswa dalam mencari informasi serta
keaktifan dalam mengelola informasi serta memperkaya
pengalaman berinteraksi dengan kelompok atau dengan siswa
lainnya. Dalam hal ini, siswa sekolah juga diajak untuk dapat
melakukan eksplorasi atau perubahan positif guna untuk
mengumpulkan dan mendapatkan informasi yang dibutuhkan
berkaitan dengan kebutuhan kariernya di masa yang akan
datang.
e. Decision Making
Pengambilan keputusan dari berbagai alternatif pilihan
yang ada dan yang akan dipilihnya kelak dengan matang serta
yakin dengan semua resiko yang ada.
f. Planning
Perencanaan keputusan yang diambil dengan matang di
masa depan untuk memasukki dunia kerja di masa yang akan
g. Vocational Developing
Dilakukan untuk mengembangkan kemampuan vokasional
(kemampuan karier) serta menggembangkan
ketrampilan-ketrampilan di dunia kerja di masa yang akan datang.
Di sisi lain, Crites, 1969 (dalam Pamungkas, 2003)
mengungkapkan beberapa aspek mengenai kematangan karier, yaitu:
a. Orientasi pada pilihan
Individu harus memiliki orientasi terhadap apa yang akan
dilakukannya di masa yang akan datang, termasuk di dalamnya
adalah menentukan pilihan karier dan menentukan aktivitasn
yang sesuai dengan pilihan kariernya. Prosesnya dimulai saat
individu mengembangkan kesadaran diri, yang dimiliki dengan
adanya orientasi yang jelas dalam pengambilan keputusan yang
berkaitan dengan bidang akademik, pemilihan kurikulum, dan
pelatihan yang harus dilakukan.
b. Informasi pekerjaan
Individu akan mencari informasi yang berkaitan dengan
pilihan kariernya. Dalam hal ini informasi tentang pekerjaan
dan klasifikasi yang dibutuhkan untuk memasuki pekerjaan
yang diinginkan di dunia di masa yang akan datang. Informasi
dan pemahaman akan pembuatan perencanaan karier di dunia
kerja di masa yang akan datang berjalan dengan lancar sesuai
lanjut mengenai pemahaman terhadap diri sendiri dan
lingkungan sekitar akan membantu orang-orang dalam
membuat harapan terhadap pekerjaan yang nyata dan
memperoleh tingkat kepuasan kerja kerja yang tinggi.
c. Fantasi dan prediksi
Hal yang paling penting dilakukan untuk menentukan
pilihan karier adalah dengan melakukan fantasi dan prediksi
mengenai diri sendiri pada saat memasuki beberapa alternatif
pilihan karier yang diinginkan di dunia kerja di masa yang akan
datang. Hal ini dilakukan sebagai pilihan pribadi terhadap
alternatif pilihan karier yang diinginkan. Proses ini dilakukan
untuk menghindari proses trial and erorr dalam memilih karier dan dalam mematangkan pilihan karier di dunia kerja di masa
yang akan datang. Individu dihadapkan pada berbagai
persoalan dalam kehidupan sehari-hari, karena itu perlu adanya
keputusan terhadap pilihan alternatif pekerjaan di dunia kerja di
masa yang akan datang.
d. Konsistensi pilihan
Crite (1969) menyatakan bahwa kematangan karier
individu ditandai dengan konsistensi pilihan karier yang tinggi,
semakin baik konsistensi pilihan karier individu, maka semakin
Dari beberapa aspek yang diungkapkan oleh para tokoh di
atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa ada beberapa aspek
kematangan karier yang diungkapkan oleh Crites(1969),
sebagai dasar pembuatan item skala. Adapun aspek-aspek
tersebut adalah orientasi pada pilihan, informasi pekerjaan,
fantasi dan prediksi, konsistensi pada pilihan. Berkaitan degan
aspek kematangan karier sebagai dasar pembuatan item skala,
penulis juga menggunakan beberapa aspek kematangan karier
dari Pietrofesa dan Splete (1975). Adapun aspek tesebut adalah
Globalawareness dan Vocational Developing.
B. Tugas Perkembangan karier Usia Remaja
1. Remaja
Pada usia remaja ini, banyak perubahan yang terjadi pada
masing-masing individu. Siswa SMK termasuk dalam usia remaja akhir.
Perubahan itu terjadi mulai dari perubahan secara fisik, kognitif, serta
sosial dan emosional. Remaja mengambil keputusan mengenai teman
sebaya yang akan dipilih di masa depannya kelak (karier) pada saat di
dunia kerja di masa yang akan datang, apakah harus kuliah ataupun
langsung bekerja setelah lulus dari Sekolah Menengah Kejuruan
(SMK). Kemampuan dalam mengambil keputusan tersebut tidak
menjamin bahwa keputusan itu akan diterapkan dalam dunia nyata.
dalam proses mematangkan karier di dunia kerja di masa yang akan
datang.
Perkembangan lain yang terlihat pada remaja adalah
perkembangan sosial dan emosi. Secara sosial, relasi remaja dengan
teman atau kelompok sebaya menjadi lebih luas. Remaja meluangkan
waktu lebih banyak untuk bergaul dengan teman sebaya demi cita-cita
yang diinginkan di dunia kerja di masa yang akan datang atau
melanjutkan studi ke perguruan tinggi (kuliah). Hal ini menyebabkan
remaja mulai tergabung dengan klik dan kelompok-kelompok.
Kesetiaan remaja dalam kelompok, klik, klub, organisasi, dan tim
memiliki peran kendali yang sangat kuat terhadap kehidupan remaja
(McLellan, Haynie, & Strouse, 1993, dalam Santrock, 2005).
Adapun tugas perkembangan karier, Super (dalam Winkel, 2004)
mengungkapkan mengenai tugas-tugas perkembangan karier remaja,
yaitu:
a. Growth (Pengembangan)
Pada pengembangan menjelaskan dari saat lahir sampai usia
kurang lebih 14 tahun, individu akan mengembangkan berbagai
potensi yang ada dalam dirinya, sikap-sikap, minat ataupun
bakat, dan kebutuhan-kebutuhan yang dipadukan dalam
b. Crystalization (Perencanaan garis besar masa depan).
Pada perencanaan garis besar masa depan, berkisar antara usia
14-18 tahun, yang terutama bersifat kognitif dengan meninjau
diri sendiri dan situasi hidupnya.
c. Specification (Penentuan)
Pada tugas perkembangan penentuan berkisar antara usia 18-24
tahun yang bercirikan mengarah pada diri ke bidang jabatan
tertentu dan mulai memangku pilihan jabatan yang
diinginkannya.
d. Establishment (Pemantapan)
Pada tugas perkembangan pemantapan ini berkisar antara usia
24-35 tahun yang bercirikan untuk membuktikan diri mereka
mampu dalam memangku jabatan yang dipilihnya.
e. Consolidatin (Pengakaran)
Pada tugas perkembangan pengakaran ini berkisar pada usia
lebih dari 35 tahun sampai pada masa pensiun yang bercirikan
pada pencapaian status tertentu dan memperoleh senioritas
jabatan yang dipilihnya.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pada masa remaja
terjadi beberapa perkembangan dalam diri individu, yaitu
perkembangan secara fisik, kognitif, sosial dan emosi.
Perkembangan-perkembangan yang terjadi pada masa remaja tersebut sangatlah
Tahap tugas perkembangan karier seseorang dimulai sejak lahir hingga
pada masa pensiun. Individu mulai memahami kemampuan yang ada
pada dirinya, kemudian mencoba untuk menentukan jabatan yang
diinginkan dengan membuktikan pilihan jabatan yang dipilih untuk
mencapai kematangan kariernya.
2. Tahap-tahap dan Tugas Perkembangan Karier Usia Remaja
Berikut ini adalah penjelasan singkat mengenai tahap-tahap
perkembangan karier dan tugas perkembangan karier menurut Donal
(Osipow, 1973: 138-139), sebagai berikut:
a. Tahap eksplorasi atau the exploratory stage (usia 14-24 tahun) Tahap ini dibagi dalam tiga subtahap yang masing-masing
memiliki tugas perkembangan terrsendiri, antara lain:
1) Tentatif atau crystallization (usia 14-17 tahun) Tugas perkembangan karier pada fase ini adalah:
a) Memiliki kesadaran akan kebutuhan untuk memperoleh
kejelasan minat karier.
b) Mampu memanfaatkan sumber-sumber belajar yang
mengarah pada preferensi karier.
c) Memiliki kesadaran akan adanya banyak faktor dalam
pilihan karier yang harus dipertimbangkan.
d) Memiliki kesadaran akan adanya berbagai
e) Memiliki kemampuan mengidentifikasi dan
membedakan minat serta nilai-nilai hidup.
f) Memiliki kesadaran akan hubungan masa sekarang dan
masa depan.
g) Memiliki kemampuan merumuskan kesukaan yang
bersifat umum.
h) Tumbuhnya minat terhadap sesuatu yang relatif
menetap.
i) Memiliki usaha untuk menggali informasi yang relevan
dengan karier yang diminati.
j) Mampu menyusun rencana berkaitan dengan usaha
pencapaian karier yang diminati.
k) Bijaksana dalam mensikapi preferensi karier.
2) Transisi atau specification (usia 18-21 tahun)
Siswa SMK masuk pada tahap eksplorasi karier
subtahap transisi. Siswa dikatakan matang dalam hal
kariernya apabila siswa tersebut mampu melaksanakan
dengan baik tugas perkembangan karier yang ada pada fase
eksplorasi subtahap transisi. Adapun tugas perkembangan
karier pada fase ini, adalah:
a) Tumbuhnya kesadaran akan kebutuhan untuk
b) Mampu memanfaatkan sumber-sumber belajar yang
mengarah pada preferensi karier.
c) Memiliki kesadaran akan adanya banyak faktor dalam
pilihan karier yang harus dipertimbangkan.
d) Memiliki kesadaran akan adanya berbagai
kemungkinan yang mempengaruhi pencapaian tujuan.
e) Memiliki kemampuan mengidentifikasi dan
membedakan minat serta nilai-nilai kehidupan.
f) Memiliki kesadaran akan hubungan masa sekarang dan
masa depan.
g) Mampu mengutamakan preferensi karier.
h) Mampu menunjukkan preferensi karier yang menetap.
i) Memiliki usaha untuk menggali informasi yang relevan
dengan pilihan karier yang diinginkan.
j) Mampu menyusun rencana berkaitan dengan usaha
pencapaian karier yang diinginkan.
k) Bijaksana dalam mensikapi preferensi karier yang
diinginkan.
C. Hakikat Perkembangan Karier pada Remaja
1. Perkembangan Karier
Dalam kehidupan orang remaja, bekerja merupakan suatu bagian
kehidupannya dan menuntut pikirannya serta mampu memenuhi
perasaan setiap individu guna untuk memenuhi hak dan kewajibannya
untuk bekerja maupun melanjutkan studi ke perguruan tinggi (kuliah).
Selain itu, remaja juga akan menuntut jabatan yang dipangku untuk
ikut menentukan pola kehidupan sehari-hari dalam lingkungan
pergaulan sosial. Garis perkembangan tersebut sering disebut dengan
istilah career development atau perkembangan karier (Winkel, 2004). Perkembangan karier merupakan suatu proses yang terkait secara
sosial, yang artinya perkembangan ini ikut dipengaruhi oleh
lingkungan kebudayaan, kondisi ekonomi, kondisi geografis, status
jenis kelamin, status kelompok sosial, dan status pekerjaan seseorang
di masa yang akan datang. Perkembangan karier bercirikan perubahan,
baik perubahan yang berlangsung dalam diri individu maupun
perubahan yang terjadi di luar diri individu.
Perkembangan itu terjadi pada perkembangan Exploration
(Eksplorasi / penjelajahan), dimana individu mulai mencoba untuk
memahami semua hal mengenai dirinya dan lingkungan sekitarnya,
serta mampu mempertimbangkan berbagai macam alternative jabatan
atau pekerjaan. Selain itu juga mulai membuat sebuah pilihan dari
antara pilihan yang ada dan melanjutkan hingga mencapai tujuaan
2. Dinamika Kematangan Karier pada Siswa SMK
Pendidikan kejuruan atau yang lebih dikenal sebagai Sekolah
Menengah Kejuruan (SMK) adalah suatu bentuk pengembangan bakat,
pendidikan dasar ketrampilan dan keiasaan-kebiasaan yang mengarah
pada dunia kerja yang dipandang sebagai latihan ketrampilan (‘House
of Committee on Educational and Labour’ , dalam Hamalik, 1990).
Siswa SMK termasuk dalam rentang usia 18-21 tahun yang sudah
mulai menentukan berbagai alternatif pilihan jabatan dalam pekerjaan
di dunia kerja di masa yang akan datang atau melanjutkan studi ke
perguruan tinggi (kuliah). Hal ini sesuai pandangan Super (dalam
Winkel, 2004) mengenai proses perkembangan karier di dunia kerja
kelak, siswa SMK termasuk dalam tahap eksplorasi subtahap transisi
yang merupakan tahap di mana remaja mengembangkan kesadaran
terhadap dirinya dan dunia kerja serta mencoba peran-peran baru
dalam dunia kerja di masa yang akan datang atau melanjutkan studi ke
perguruan tinggi (kuliah). Lembaga Sekolah Menengah Kejuruan
(SMK) diharapkan bisa menjadi sarana untuk menghasilkan lulusan
yang siap kerja dengan matang atau pilihan melanjutkan studi ke
perguruan tinggi (kuliah) sesuai yang diinginkannya.
Kematangan karier dalam dinamika siswa SMK sangatlah
dibutuhkan oleh semua siswa untuk mencapai karier yang diharapkan
dan mematangkan kematangan karier siswa di dunia kerja di masa
Kematangan karier juga merupakan keberhasilan individu untuk
menyelesaikan tugas perkembangan karier pada tahap-tahap
perkembangan tertentu (Super, dikutip Winkel, 2004). Kematangan
karier merupakan perilaku yang bersangkutan dengan menyusun,
memilih, merencanakan, dan melaksanakan tujuan-tujuan karier yang
tersedia bagi individu tertentu dalam membandingkan antara kelompok
teman sebaya dengan taraf rata-rata dalam perkembangan karier di usia
siswa SMK di dunia kerja di masa yang akan datang atau dalam
melanjutkan studi ke perguruan tinggi (kuliah) sesuai dengan usianya
(Super, 1957;Hare & Cramer, 1984; 14-15, dalam Manrihu, 1992).
Dari uraian dinamika kematangan karier pada siswa SMK di atas,
dapat disimpulkan bahwa kematangan karier dalam dinamika siswa
SMK sangatlah penting dan berpengaruh dalam pemilihan dan
pengambilan keputusan akan suatu jabatan dan pilihan kerja di duni
kerja di masa yang akan datang atau dalam melanjutkan studi ke
perguruan tinggi (kuliah) yang diinginkannya.
3. Pengertian Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)
Pendidikan kejuruan atau yang saat ini lebih dikenal sebagai
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) adalah suatu bentuk
pengembangan bakat, pendidikan dasar ketramilan dan
kebiasaan-kebiasaan yang mengarah pada dunia kerja yang dipandang sebagai
latihan ketrampilan (‘House of Committe on Educational and Labour’,
Funsi Sekolah Menengah Kejuruan menurut Hamalik, 1990 SMK
mempunyai tiga fungsi pokok, antara lain:
a. Fungsi Pengembangan Bakat
SMK memberikan usaha pelayanan secara luas bagi para
siswa yang ingin mengembangkan bakat dan minatnya yang
terkait dengan bidang lapangan kerja tertentu di masa yang
akan datang di dunia kerja.
b. Fungsi Pendidikan Dasar Ketrampilan dan Kebiasaan yang
Mengarah pada Dunia Kerja
SMK berusaha memberikan ketrampilan-ketrampilan dasar
serta kebiasaan-kebiasaan yang diperlukan dan terarah pada
dunia kerja di masa yang akan datang.
c. Fungsi Kepelatihan
SMK memberikan latihan ketrampilan, baik bagi siswa
yang telah mulai berkembang bakatnya sesuai dengan pilihan
yang dipilihnya berdasaran pilihan masing-masinng
kemampuan maupun bagi yang telah memperoleh pendidikan
dasar tertentu. Fungsi ketiga ini merrupakan gabungan dari
fungsi pertama dan kedua, sehingga SMK ini harus mampu
memberikan pelayanan terhadap macam-macam kebutuhan
untuk memperoleh pengalaman kerja melalui pendidikan atau
Ketiga fungsi pokok SMK tersebut merupakan bagian dari
faktor-faktor eksternal yang sangat mempengaruhi perkembangan
kematangan karier siswa di dunia kerja di masa yang akan datang. Di
SMK siswa dibimbing untuk dapat mengembangkan bakat dan
kemampuannya untuk meneruskan kulah atau bekerja di dunia kerja di
masa yang akan datang. Selin itu, siswa diberikan pelatihan-pelatihan
ketrampilan dasar serta kebiasaan-kebiasaan yang terarah pada dunia
kerja, dan diberi pelayanan mengenai bermacam-macam kebutuhan
untuk memperoleh pengalaman melalui pendidikan dasar saat di SMK.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa Sekolah Menengah
Kejuruan (SMK) adalah suatu lembaga yang mendidik siswanya untuk
mengembangkan bakat, ketrampilan, dan kebiasaan-kebiasaan yang
mengarah pada dunia kerja di masa yang akan datang. Sekolah
Menengah Kejuruan (SMK) juga menyiapkan siswanya untuk siap
langsung kerja ke dunia kerja yang diinginkan atau meneruskan study
selajutnya ke perguruan tinggi (kuliah).
D. Bimbingan Karier
Moegiadi (Winkel & Sri Hastuti, 2004: 29) mengatakan bahwa
bimbingan dapat berarti suatu usaha untuk melengkapi individu dengan
pengetahuan, pengalaman dan informasi mengenai dirinya sendiri; suatu
cara pemberian pertolongan atau bantuan kepada individu untuk
memahami dan mempergunakan secara efisien dan efektif segala
kesempatan yang dimiliki untuk perkembangan pribadinya; sejenis
pelayanan kepada individu-individu, agar mereka dapat menentukan
pilihan-pilihan menetapkan tujuan dengan tepat dan menyusun rencana
yang realistis, sehingga mereka dapat menyesuaikan diri dengan
memuaskan di dalam lingkungan di mana mereka hidup; suatu proses
pemberian bantuan atau pertolongan kepada individu dalam hal:
memahami diri sendiri dengan lingkungan; memilih, menentukan dan
menyusun rencana sesuai dengan konsep dirinya sendiri dan tuntuan dari
lingkungan.
Prayitno (2004; 99) mengatakan bahwa bimbingan adalah proses
pemeberian bantuan yang dilakukan oleh orang yang ahli kepada
seseorang atau beberapa individu, baik anak-anak, remaja, maupun
dewasa, agar orang yang dibimbing dapat mengembangkan kemampuan
dirinya sendiri dengan memanfaatkan kekuatan individu dan sarana yang
dikembangkan berdasarkan norma-norma yang berlaku.
Secara rinci, tujuan bimbingan karier adalah untuk membantu para
1. Dapat memahami dan menilai dirinya sendiri, terutama yang
berkaitan dengan potensinya, yaitu mengenai kemampuan,
minat, bakat, sikap, sifat, kebiasaan, dan cita-citanya.
2. Menyadari dan memahami nilai-nilai yang ada dalam dirinya
dan yang ada dalam masyarakat.
3. Menghargai berbagai jenis pekerjaan yang berhubungan
dengan potensi yang ada dalam dirinya, mengetaui jenis-jenis
pendidikan dan latihan yang diperlukan bagi suatu bidang
tertentu, serta memahami hubungan usaha dirinya yang
sekarang dengan masa depannya.
4. Menentukan hambatan-hambatan yang mungkin timbul, yang
disebabkan oleh dirinya sendiri dan faktor lingkungan, serta
mencari jalan untuk dapat mengatasi hambatan-hambatan yang
bersangkutan.
5. Para siswa merencanakan masa depannya, serta menemukan
karier dan kehidupannya yang sesuai dengan yang
diinginkannya.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa bimbingan karier
adalah upaya untuk membantu peserta didik dalam memahami
dirinya, menggenal dunia kerja, mempersiapkan masa depan yang
sesuai dengan potensinya, dan mampu mengambil keputusan
35 BAB III
METODE PENELITIAN
Bab ini dipaparkan mengenai jenis penelitian, tempat dan waktu
penelitian, subjek penelitian, variable penelitian, teknik dan instrumen
pengumpulan data, validitas dan reliabilitas kuesioner, dan teknis analisis data.
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kuantitatif. Penelitian
deskriptif kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang
mengembangkan konsep dan menghimpun fakta, tetapi tidak melakukan
pengujian hipotesis (Singarimbun & Effendi, 2008). Data yang dihasilkan
dari penelitian tersebut berupa angka (skor atau nilai, peringkat, atau
frekuensi) dan dianalisis menggunakan statistik. Tujuan penelitian ini
adalah untuk mengukur secara cermat terhadap fenomena sosial tertentu
(mendeskripsikan), yaitu Tingkat Kematangan Karier Siswa Kelas XII
SMK Marsudilihur 1 Yogyakarta tahun ajaran 2015/2016 dan
implikasinya pada usulan toik-topik bimbingan karier. Peneliti ingin
mengukur kematangan karier siswa SMK Marsudiluhur 1 Yogyakarta
karena peneliti ingin membuktikan apakah siswa di SMK tersebut
B. Tempat dan Waktu Penelitian
Tempat pelaksanaan penelitian di SMK Marsudiluhur 1 Yogyakarta
pada Sabtu, 10 Oktober 2015. Pada bulan July-September 2015 peneliti
membuat kuesioner dan dikonsultasikan kepada dosen pembimbing,
kemudian pada 10 Oktober 2015 peneliti menyebarkan kuesioner pada
siswa kelas XII SMK Marsudiluhur 1 Yogyakarta Tahun Ajaran
2015/2016.
C. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas XII SMK Marsudilihur 1
Yogyakarta tahun ajaran 2015/2016. Dalam penelitian ini subjek yang
dipilih adalah siswa kelas XII SMK Marsudiluhur 1 Yogyakarta, karena
pada masa tersebut merupakan masa pertengahan dan peralihan dari masa
remaja awal ke masa remaja akhir. Selain itu, subjek penelitian tersebut
juga merupakan permintaan dari pihak sekolah dimana siswa-siswa kelas
XII SMK Marsudiluhur 1 Yogyakarta banyak mengalami kebimbangan
dan kebinggungan dalam melakukan serta memilih suatu keputusan di
masa depan untuk langsung bekerja di dunia kerja di masa yang akan
datang atau melanjutkan studi ke perguruan tinggi (kuliah) yang
diinginkan.
Menurut Sugiono (2012:117), populasi adalah wilayah generalisasi
yang terdiri atas objek/ subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik
ditarik kesimpulannya. Dalam penelitian ini populasi yang digunakan
adalah 4 kelas, yaitu kelas XII OB/TKR (Otomotif), XII Akuntansi, XII
AV (Elektro), XII OC/TKR (Otomotif). Semua anggota populasi
penelitian dijadikan sebagai subjek penelitian. Oleh karena itu, penelitian
ini termasuk penelitian Random Sampling. Jumlah anggota populasi siswa
kelas XII SMK Marsudilihur 1 Yogyakarta tahun ajaran 2015/2016 adalah
[image:57.595.97.508.266.627.2]sebanyak 62 siswa yang terdiri dari 4 kelas, seperti yang disajikan dalam
tabel 1:
Tabel 1
Subjek Penelitian Siswa Kelas XII SMK Marsudilihur 1 Yogyakarta Tahun Ajaran 2015/2016
No Kelas Jumlah
1 XII OB / TKR (Otomotif) 18
2 XII Akuntansi 21
3 XII AV (Elektro) 4
4 XII OC / TKR (Otomotif) 19
Total 62
D. Variabel Penelitian
Pada penelitian ini, variabel yang akan diteliti adalah Tingkat
Kematangan Karier Siswa SMK Marsudiluhur 1 Yogyakarta, kelas XII
OB/TKR (Otomotif), XII Akuntansi, XII AV (Elektro), dan XII OC/TKR
(Otomotif) Tahun Ajaran 2015/2016. Variabel ini akan diuraikan secara
E. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data
1. Alat pengumpulan data
Alat pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
kuesioner/angket kematangan karier. Kueisioner/angket kematangan
karier yang dibagikan kepada siswa SMK Marsudiluhur 1 Yogyakarta
tersebut disusun sendiri oleh peneliti dengan dibantu oleh dosen
pembimbing. Kuisioner yang dipakai dalam penelitian ini
dimaksudkan untuk melihat (mengungkap) bagaimana kematangan
karier siswa SMK Marsudiluhur 1 Yogyakarta, dengan rentang usia
berkisar 18-21 tahun. Kuisioner/angket ini dibuat berdasarkan tugas
perkembangan karier