• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kematangan karier siswa SMK Marsudiluhur 1 Yogyakarta : studi deskriptif tingkat kematangan karier pada siswa kelas XII SMK Marsudiluhur 1 Yogyakarta tahun ajaran 2015/2016 dan implikasinya terhadap usulan topik-topik bimbingan karier.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Kematangan karier siswa SMK Marsudiluhur 1 Yogyakarta : studi deskriptif tingkat kematangan karier pada siswa kelas XII SMK Marsudiluhur 1 Yogyakarta tahun ajaran 2015/2016 dan implikasinya terhadap usulan topik-topik bimbingan karier."

Copied!
139
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

KEMATANGAN KARIER SISWA SMK MARSUDILUHUR 1

YOGYAKARTA

(Studi Deskriptif Tingkat Kematangan Karier pada Siswa Kelas

XII SMK Marsudiluhur 1 Yogyakarta Tahun Ajaran 2015/2016

dan Implikasinya Terhadap Usulan Topik-Topik Bimbingan

Karier)

Maria Margaretha Andraeni Novitasari Universitas Sanata Dharma

2016

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif dengan metode survai yang bertujuan untuk mengetahui seberapa baik kematangan karier Siswa kelas XII SMK Marsudiluhur 1 Yogyakarta Tahun Ajaran 2015/2016 dan mengidentifikasi butir-butir instrumen kematangan karier yang teridentifikasi rendah pada siswa kelas XII SMK Marsudiluhur sebagai dasar usulan topik-topik bimbingan karier. Masalah yang diteliti dalam penelitian ini adalah “Seberapa baik kematangan karier siswa kelas XII SMK Marsudiluhur 1 Yogyakarta Tahun Ajaran 2015/2016?” Masalah kedua adalah “Berdasarkan hasil analisi butir-butir instrumen pada kematangan karier yang teridentifikasi rendah, usulan topik-topik Bimbingan Karier apakah yang bisa membantu siswa dalam mematangkan kematangan karier selanjutnya?” Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah Randem Sampling.

Subjek pada penelitian ini adalah siswa-siswi kelas XII SMK Marsudiluhur 1 Yogyakarta Tahun Ajaran 2015/2016 yang berjumlah 62 siswa. Instrumen penelitian ini berupa kuesioner Kematangan Karier yang terdiri dari 64 item pernyataan yang dikembangkan berdasarkan teknik penyusunan skala model Likert. Teknik analisis data dalam penilitian ini dengan menentukan skor dan pengolahan data, membuat tabulasi data, menentukan kategorisasi, mencari patoakan, menentukan kategorisasi skor tiap item, dan mencari tinggi rendahnya skor tiap item.

Hasil penelitian yang diperoleh adalah (1) kematangan karier siswa kelas XII SMK Marsudiluhur 1 Yogyakarta Tahun Ajaran 2015/2016 tergolong dalam kategori baik yang terbukti dengan 3 siswa (5%) yang memberikan penilaian sangat baik, 45 siswa (73%) yang memberikan penilaian baik, dan 14 siswa (22%) yang memberikan penilaian sedang, (2) berdasarkan analisis terhadap hasil uji butir-butir item kematangan karier siswa kelas XII SMK Marsudiluhur 1 Yogyakarta Tahun Ajaran 2015/2016 teridentifikasi dalam kategori rendah. Adapun usulan topik-topik Bimbingan Karier antara lain: Memilih sekolah lanjutan atau langsung bekerja, Penerimaan Diri, Kemandirian Belajar, Motivasi Belajar Siswa, Pemahaman Diri, Merencanakan Masa Depan, dan Cita-cita.

(2)

ABSTRACT

CAREER MATURITY AMONG THE STUDENT OF MARSUDILUHUR 1 VOCATIONAL HIGH SCHOOL YOGYAKARTA

(A Descriptif Study on The Level of Career Maturity Among The Twelfth Grade Student of Marsudiluhur 1 Vocational High School Yogyakarta Academic Year 2015/2016 and its Implications on The Proposed Topic for

Career Guidance)

This research is a quantitative descriptive research with a survey metodh which aims to investigate the degree of career maturity among the twelfth grade vocational high school students of Marsudiluhur 1 Yogyakarta, academic year 2015/2016 and to identify the instrument items of low career maturity as a basis to propose career guidance topics. The research question is “How good is the twelfth grade students career maturity in SMK Marsudiluhur 1 Yogyakarta Academic Year 2015/2016?” the second research question is “Based on the analysis result of the instrument items on career maturity identified as low, what career guidance topics can be proposed to help students in choosing their further career?” The data gathering technigue in this research was Random Sampling.

The subjects of the research were sixtytwo twelfth grade students of vocational high school Marsudilluhur 1 Yogyakarta, academic year 2015/2016. The research instrument was a questionnaire on Career Maturity consistins of sixtyfour statement items developed from Likert-scale model. The data analysis technigue was done by scoring and data processing, tabulating data, categorising, norm-referencing, categorising scores per item, and identifying low and high the the scores per item.

The research results were (1) career maturity among the twelfth grade students of SMK Marsudiluhur 1 Yogyakarta, Academic Year 2015/2016 were categorized as good as shown by three students (5%) who scored “very good”, fortyfive students (73%) who scored “good”, and fourteen students (22%) who scored “medium”; (2) based on the analysis of the result of the item testing on the students career maturity among the twelfth grade students of SMK Marsudiluhur 1 Yogyakarta Academic Year 2015/2016 identified in the low category. The topic proposal for career guidance are: Choosing Further Study or Working, Self-aceeptance, Learning Motivation, Self-knowledge, Future Planning, and Ideals/Life Goals.

(3)

KEMATANGAN KARIER SISWA SMK MARSUDILUHUR 1

YOGYAKARTA

(Studi Deskriptif Tingkat Kematangan Karier pada Siswa Kelas XII

SMK Marsudiluhur 1 Yogyakarta Tahun Ajaran 2015/2016 dan

Implikasinya Terhadap Usulan Topik-topik Bimbingan Karier)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Bimbingan dan Konseling

Oleh:

Maria Margaretha Andraeni Novitasari

NIM: 101114019

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

(4)
(5)
(6)

iv

PERSEMBAHAN

Karya sederhana ini akan saya persembahkan untuk:

Tuhan Yesus Kristus,

Ibu Godeliva Widihapsari,

Eyang tercinta Alm. Hubertus Soekardiono & Almh. Maria Istiyunani,

Antonius Rosalianto Budisantoso,

Richo Dyan Asi Saputra,

Keluarga, Teman, Sahabat, dan

(7)

v

MOTTO

Sekecil apapun kebaikan yang kita

berikan, akan selalu memberi arti bagi

setiap insan dan menghadirkan secerah

harapan untuk masa depan

(-Cahaya PNJ-)

Aku telah mencari Tuhan, lalu ia menjawab

aku, dan melepaskan aku dari segala

kegentaranku

(-Mazmur 34 : 5-)

“Live is an adventure”

(8)
(9)
(10)

viii

ABSTRAK

KEMATANGAN KARIER SISWA SMK MARSUDILUHUR 1

YOGYAKARTA

(Studi Deskriptif Tingkat Kematangan Karier pada Siswa Kelas

XII SMK Marsudiluhur 1 Yogyakarta Tahun Ajaran 2015/2016

dan Implikasinya Terhadap Usulan Topik-Topik Bimbingan

Karier)

Maria Margaretha Andraeni Novitasari Universitas Sanata Dharma

2015

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif dengan metode survai yang bertujuan untuk mengetahui seberapa baik kematangan karier Siswa kelas XII SMK Marsudiluhur 1 Yogyakarta Tahun Ajaran 2015/2016 dan mengidentifikasi butir-butir instrumen kematangan karier yang teridentifikasi rendah pada siswa kelas XII SMK Marsudiluhur sebagai dasar usulan topik-topik bimbingan karier. Masalah yang diteliti dalam penelitian ini adalah “Seberapa baik kematangan karier siswa kelas XII SMK Marsudiluhur 1 Yogyakarta Tahun

Ajaran 2015/2016?” Masalah kedua adalah “Berdasarkan hasil analisi butir-butir instrumen pada kematangan karier yang teridentifikasi rendah, usulan topik-topik Bimbingan Karier apakah yang bisa membantu siswa dalam mematangkan

kematangan karier selanjutnya?” Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah Randem Sampling.

Subjek pada penelitian ini adalah siswa-siswi kelas XII SMK Marsudiluhur 1 Yogyakarta Tahun Ajaran 2015/2016 yang berjumlah 62 siswa. Instrumen penelitian ini berupa kuesioner Kematangan Karier yang terdiri dari 64 item pernyataan yang dikembangkan berdasarkan teknik penyusunan skala model Likert. Teknik analisis data dalam penilitian ini dengan menentukan skor dan pengolahan data, membuat tabulasi data, menentukan kategorisasi, mencari patoakan, menentukan kategorisasi skor tiap item, dan mencari tinggi rendahnya skor tiap item.

Hasil penelitian yang diperoleh adalah (1) kematangan karier siswa kelas XII SMK Marsudiluhur 1 Yogyakarta Tahun Ajaran 2015/2016 tergolong dalam kategori baik yang terbukti dengan 3 siswa (5%) yang memberikan penilaian sangat baik, 45 siswa (73%) yang memberikan penilaian baik, dan 14 siswa (22%) yang memberikan penilaian sedang, (2) berdasarkan analisis terhadap hasil uji butir-butir item kematangan karier siswa kelas XII SMK Marsudiluhur 1 Yogyakarta Tahun Ajaran 2015/2016 teridentifikasi dalam kategori rendah. Adapun usulan topik-topik Bimbingan Karier antara lain: Memilih sekolah lanjutan atau langsung bekerja, Penerimaan Diri, Kemandirian Belajar, Motivasi Belajar Siswa, Pemahaman Diri, Merencanakan Masa Depan, dan Cita-cita.

(11)

ix ABSTRACT

CAREER MATURITY AMONG THE STUDENT OF MARSUDILUHUR 1 VOCATIONAL HIGH SCHOOL YOGYAKARTA

(A Descriptif Study on The Level of Career Maturity Among The Twelfth Grade Student of Marsudiluhur 1 Vocational High School Yogyakarta Academic Year 2015/2016 and its Implications on The Proposed Topic for

Career Guidance)

This research is a quantitative descriptive research with a survey metodh which aims to investigate the degree of career maturity among the twelfth grade vocational high school students of Marsudiluhur 1 Yogyakarta, academic year 2015/2016 and to identify the instrument items of low career maturity as a basis to propose career guidance topics. The research question is “How good is the twelfth grade students career maturity in SMK Marsudiluhur 1 Yogyakarta Academic

Year 2015/2016?” the second research question is “Based on the analysis result of

the instrument items on career maturity identified as low, what career guidance topics can be proposed to help students in choosing their further career?” The data gathering technigue in this research was Random Sampling.

The subjects of the research were sixtytwo twelfth grade students of vocational high school Marsudilluhur 1 Yogyakarta, academic year 2015/2016. The research instrument was a questionnaire on Career Maturity consistins of sixtyfour statement items developed from Likert-scale model. The data analysis technigue was done by scoring and data processing, tabulating data, categorising, norm-referencing, categorising scores per item, and identifying low and high the the scores per item.

The research results were (1) career maturity among the twelfth grade students of SMK Marsudiluhur 1 Yogyakarta, Academic Year 2015/2016 were categorized as good as shown by three students (5%) who scored “very good”, fortyfive students (73%) who scored “good”, and fourteen students (22%) who

scored “medium”; (2) based on the analysis of the result of the item testing on the

students career maturity among the twelfth grade students of SMK Marsudiluhur 1 Yogyakarta Academic Year 2015/2016 identified in the low category. The topic proposal for career guidance are: Choosing Further Study or Working, Self-aceeptance, Learning Motivation, Self-knowledge, Future Planning, and Ideals/Life Goals.

(12)

x

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur peneliti panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus atas segala rahmat dan berkat-Nya, sehingga skripsi yang berjudul Kematangan Karier Siswa Kelas XII SMK Marsudiluhur 1 Yogyakarta Tahun Ajaran 2015/2016 ini dapat diselesaikan dengan baik. Skripsi ini ditulis dan diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Bimbingan dan Konseling. Peneliti menyadari bahwa dalam proses penyusuan dan menyelesaikan tugas penulisan skripsi ini mendapatkan banyak masukan, kritik, dan saran dari berbagai pihak yang membantu. Untuk itu peneliti mengucapkan banyak terima kasih kepada:

1. Bapak Rohandi, Ph. D., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma.

2. Bapak Dr. Gendon Barus, M.Si., selaku Ketua Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma.

3. Ibu Ag. Krisna Indah Marheni, S.Pd., M.A. selaku dosen pembimbing skripsi yang telah membimbing dengan begitu sabar, mengarahkan, mengkoreksi, dan memberikan masukkan yang berguna dalam penyelesaian tugas akhir penulisan skripsi ini.

4. Ibu Dr. MM. Sri Hastuti, M.Si dan Ibu Prias Hayu Purbaning Tyas,M.Pd selaku dosen penguji.

5. Mas Moko, yang dengan sabar bersedia membantu saya dalam mengurus administrasi di Prodi Bimbingan dan Konseling.

6. Bapak Simon Suwarno, S.Pd., selaku Wakil Kepala Kurikulum SMK Marsudiluhur 1 Yogyakarta yang telah memberikan izin kepada peneliti untuk mengadakan penelitian di Sekolah tersebut.

(13)

xi

8. Siswa kelas XII OB/TKR (Otomotif), XII Akuntansi, XII AV (Elektro), dan XII OC/TKR (Otomotif) SMK Marsudiluhur 1 Yogyakarta atas kerjasamanya dalam pengisian kuesioer.

9. Ibu Godeliva Widihapsari orangtuaku yang selalu mendoakanku, menyayangiku, membangkitkan semangatku dan selalu mendukungku

baik secara moral dan meteriil.

10.Kakakku Antonius Rosalianto Budisantoso berserta istri yang selalu memberikan dukungan dan dorongan agar segera menyelesaikan tugas

akhir penulisan skripsi dengan baik.

11.Richo Dyan Adisputra yang telah hadir dan mengisi hidupku selama ini, selalu setia mendampingiku, mendengarkan keluh kesahku, dan selalu

meberikan saran dan nasihat yang membangun hingga saya menjadi

sarjana serta dapat menyelesiakn tugas akhir penulisan skripsi dengan

baik.

12.Keluarga besarku Hubertus Soekardiyono yang selalu memberi semangat dan perhatian baik secara moral ataupun materiil dalam menyelesaikan

tugas akhir penulisan skripsi dengan baik hingga lulus sarjana.

13.Para Sahabatku SMA Stella Duce 2 Yogyakarta 2010: Herlita Setiawati, Riscky Ellya, Priska Pratiwi Putri yang selalu setia menemaniku saat aku

senang dan sedih, perhatian serta naseehat dan dorongan.

14.Teman-teman satu bimbingan skripsi kelas A dan B yang dengn sabar mendampingi dan berproses bersma dalam menyelesaikan tugas akhir

penulisan skripsi, berkat bantuan dari kalian aku bisa menyelesaikan

semua ini. Thank you.

15.Seluruh dosen Bimbingan dan Konsseling yang telah memberi ilmu yang berguna bagiku, dan semoga berguna bagi kehidupan di masa depan.

16.Dan semua pihak yang medukung saya yang tidak bisa saya tuliskan satu persatu, berkat kalian aku sampai pada saat ini bisa menyelesikan tugas

akhir penulisan skripsi dengan baik.

(14)

xii DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

MOTTO ... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vii

ABSTRAK ... viii

ABSTRACT ... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEL ... xvi

DAFTAR GAMBAR ... xvii

DAFTAR LAMPIRAN ... xviii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah Penelitian ... 7

C. Tujuan Penelitian ... 7

D. ManfaatPenelitian ... 8

(15)

xiii BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Hakikat Perkembangan Kematangan Karier ... 10

1. Pengertian Kematangan Karier ... 10

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kematangan Karier ... 12

3. Aspek-aspek Kematangan Karier ... 18

B. Tugas Perkembangan Karier Usia Remaja ... 22

1. Remaja ... 22

2. Tahap dan Tugas Perkembangan Karier Usia Remaja ... 25

C. Hakikat Perkembangan Karier pada Remaja ... 27

1. Perkembangan Karier ... 27

2. Dinamika Kematangan Karier pada Siswa SMK ... 29

3. Pengertian Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) ... 30

D. Bimbingan Karier ... 32

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 35

B. Tempat dan Waktu Penelitian ... 36

C. Subjek dan Objek Penelitian ... 36

D. Variabel Penelitian ... 37

E. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data ... 38

1. Alat Pengumpulan Data ... 38

2. Kisi-kisi Item Kuesioner ... 39

(16)

xiv

F. Validitas dan Reliabilitas Kuesioner ... 42

1. Validitas ... 42

2. Reliabilitas ... 46

G. Teknik Pengumpulan Data ... 48

1. Persiapan dan Pelaksanaan ... 48

2. Tahap Pengumpulan Data ... 49

H. Teknis Analisis Data ... 49

1. Menentukan Skor dan Pengolahan Data ... 49

2. Membuat Tabulasi Data ... 50

3. Menentukan Kategorisasi ... 50

4. Mencari Patokkan ... 52

5. Kategorisasi Skor Tiap Item ... 53

6. Mencari Tinggi Rendahnya Skor Item ... 54

BAB IV Hasil Penelitian, Pembahasan, dan Usulan Topik-topik Bimbingan Karier A. Hakikat Penelitian ... 56

1. Deskripsi Tingkat Kematangan Karier ... 56

2. Hasil Skor Tiap Item-item Tingkat Kematangan Karier ... 59

B. Pembahasan Hasil Penelitian ... 64

1. Deskripsi Tingkat Kematangan Karier ... 64

2. Item-item Tingkat Kematangan Karier ... 67

(17)

xv BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ... 78

B. Saran ... 79

(18)

xvi

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1 Subjek Penelitian ... 37

Tabel 2 Kisi-kisi Kuesioner Kematangan Karier ... 39

Tabel 3 Norma Skoring Kuesioner Kematangan Karier ... 42

Tabel 4 Rincian Item-item Valid dan Tidak Valid ... 44

Tabel 5 Kriteria Guilford ... 47

Tabel 6 Norma Kategorisasi Tingkat Kematangan Karier ... 51

Table 7 Norma Skor Kategorisasi Tingkat Kematangan Karier ... 53

Table 8 Norma Kategorisasi Skor Item Instrumen Tingkat Kematangan Karier ... 54

Table 9 Kategorisasi Item Kematangan Karier Berdasarkan Tinggi Rendahnya Skor ... 55

Table 10 Deskripsi Tingkat Kematangan Karier ... 58

Table 11 Penggolongan Item Kematangan Karier ... 60

Table 12 Item Kuesioner Kematangan Karier Siswa yang Menunjukkan Rendah ... 63

(19)

xvii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Histogram Tingkat Kematangan Karier ... 59

(20)

xviii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

LAMPIRAN 1 Kuesioner Siswa ... 84

LAMPIRAN 2 Tabulasi Data Hasil Penelitian ... 91

LAMPIRAN 3 Hasil Perhitungan Validitas ... 96

LAMPIRAN 4 Reliabilitas ... 104

LAMPIRAN 5 Satuan Pelayanan Bimbingan ... 106

(21)

1 BAB I

PENDAHULUAN

Bab ini berisi uraian tentang latar belakang masalah, rumusan masalah,

tujuan penelitian, manfaat penelitiann, dan definisi operasional.

A. Latar Belakang Masalah

Pada masa remaja, salah satu tugas perkembangan yang harus

diselesaikan adalah menentukan masa depan, atau mempersiapkan karier

secara ekonomi (Havigurst dalam Hurlock, 2005). Pendidikan nasional di

Indonesia akhir-akhir ini mengacu pada persiapan tenaga kerja siap pakai.

Remaja dalam mempersiapkan kariernya tidak hanya dibantu oleh

pihak-pihak di dalam keluarga saja seperti orangtua, akan tetapi juga dibantu

oleh lembaga-lembaga atau institusi seperti sekolah melalui pendidikan

formal. Pendidikan formal dituntut untuk mampu menyiapkan tenaga kerja

yang terampil guna memenuhi tuntutan kebutuhan tenaga kerja yang siap

pakai di dinua kerja di masa yang akan datang.

Pendidikan di Sekolah mempunyai peran yang sangat penting bagi

para siswa dalam mengembangkan sikap mental, ketrampilan, kecerdasan,

dan wawasan ilmu yang diperlukan bagi lulusan saat memasuki dunia

kerja di masa yang akan datang atau saat melanjutkan studi ke perguruan

tinggi (kuliah). Sekolah sebagai suatu lembaga yang menyelenggarakan

pendidikan formal yang mempunyai peran penting dalam usaha

(22)

berguna. Sekolah turut serta bertanggungjawab atas prestasi siswa yang

dihasilkannya kelak. Menurut Santrock (dalam Rintyastini & Charlotte,

2006) sekolah yang baik bagi remaja adalah sekolah yang memperhatikan

dengan serius mengenai perbedaan dalam perkembangan individu,

menunjukkan perhatian yang mendalam terhadap kondisi remaja, dan

memfokuskan pada kegiatan perkembangan sosial dan emosional di

samping perkembangan intelektual dari setiap peserta didik. Sekolah juga

menuntun siswa agar dapat mencapai tujuan di masa depan dan

menyiapkan siswa untuk siap bekerja serta mempunyai kematangan karier

di dunia kerja di masa yang akan datang ataupun keputusan untuk

melanjutkan studi ke perguruan tinggi (kuliah).

Salah satu institusi yang mempersiapkan siswanya untuk terjun

langsung ke dunia kerja siap pakai setelah lulus sekolah adalah SMK

(Sekolah Menengah Kejuruan). Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) yang

dipahami sebagai individu ataupun merupakan subjek belajar yang

menempati posisi sentral pada kegiatan belajar mengajar di suatu lembaga

insititusi Sekolah. Siswa SMK masuk pada tahap eksplorasi dimana orang

muda mulai memikirkan berbagai alternatif jabatan, tetapi belum pada

tahap pengambilan keputusan yang mengikat. Kematangan karier sangat

penting dan dibutuhkan oleh para siswa SMK, karena permasalahan yang

akan dialami siswa setelah menyelesaikan studinya adalah menyangkut

(23)

Pendidikan di Sekolah mempunyai peran yang sangat penting bagi

para siswa dalam mengembangkan sikap mental, ketrampilan, kecerdasan,

dan wawasan ilmu yang diperlukan bagi lulusan saat memasuki dunia

kerja di masa yang akan datang. Personil Sekolah seperti guru dan guru

BK menuntun siswa untuk dapat memilih karier yang sesuai dengan

keinginannya di dunia kerja di masa yang akan datang ataupun

melanjutkan studi ke perguruan tinggi (kuliah). Sekolah merupakan tempat

dimana siswa menimba ilmu dan mengembangkan kompetensinya, serta

bertanggungjawab dalam membantu dan memfasilitasi siswa guna untuk

menguasai semua kompetensi yang diperlukan saat memasukki dunia kerja

di masa yang akan datang atau melanjutkan studi ke perguruan tinggi

(kuliah).

Siswa dipahami sebagai individu maupun subjek belajar yang

menempati posisi sentral pada kegiatan belajar mengajar di suatu lembaga

institusi khususnya pada Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Seorang

siswa SMK dapat dikatakan mempunyai kematangan karier apabila

memiliki kemampuan untuk membuat rencana, kerelaan untuk memikul

tanggungjawab, serta kesadaran akan faktor-faktor internal dan eksternal

yang harus dipertimbangkan dalam membuat pilihan alternatif jabatan

ataupun memantapkan diri dalam suatu jabatan kerja di dunia kerja atau

melanjutkan studi ke peguruan tinggi/kuliah (Super, dalam Winkel. 2004).

Siswa dengan kematangan karier yang baik memiliki beberapa

(24)

akan datang atau melanjutkan studi ke perguruan tinggi (kuliah). Adapun

aspek-aspek kematangan karier menurut Crites, 1969 (dalam Pamungkas,

2003) ialah orientasi pada pilihan, informasi pekerjaan, memiliki

gambaran pengembangan karier (Fantasi dan Prediksi), konsistensi

pilihan, kemampuan akan kesadaran dunia kerja (Global Awareness), memiliki pengembangan ketrampilan-ketrampilan kejuruan (Vocational Developing).

Kematangan karier sangatlah dibutuhkan oleh para siswa SMK

guna untuk mencapai karier yang diharapkan, serta merupakan

keberhasilan individu untuk menyelesaikan tugas-tugas perkembangan

karier tertentu (Super, dalam Winkel, 2004). Kematangan karier sangat

dipengaruhi oleh beberapa faktor internal maupun faktor eksternal, atau

faktor-faktor sosial. Adapun faktor-faktor internal meliputi kemajuan

inteligensi, bakat, minat, sikap, kepribadian, nilai, hobi atau kegemaran,

prestasi, ketrampilan, penggunaan waktu luang, aspirasi, dan pengetahuan

sekolah atau pendidikan sambungan, pengalaman kerja, pengetahuan

kerja, pengetahuan tentang dunia kerja, kemampuan dan keterbatasan fisik

serta penampilan lahiriah, serta masalah-masalah dan keterbatasan pribadi.

Sedangkan faktor eksternal yang mempengaruhi kematangan karier siswa

SMK adalah keluarga, latar belakang sosial ekonomi, gender, teman

sebaya, lingkungan sekolah, faktor realitas, dan proses pendidikan

(25)

Kematangan karier di institusi Sekolah Menengah Kejuruan

(SMK) sangatlah penting bagi siswa dalam mempersiapkan diri di dunia

kerja khususnya dalam menentukan pilihan jabatan di masa yang akan

datang maupun melanjutkan studi ke perguruan tinggi (kuliah) dengan

bertanggungjawab atas pengambilan keputusan yang mengikat dirinya.

Salah satu elemen pendidikan di Sekolah yang dipandang strategis dalam

memfasilitasi pengembangan dari berbagai kemampuan serta soft-skill

siswa adalah program bimbingan karier bagi siswa.

Tohirin (2007) menyatakan bahwa tujuan dari bimbingan karier di

Sekolah adalah agar siswa mampu memahami, merencanakan,

menyesuaikan diri, dan mengembangkan karier tertentu di dunia kerja di

masa yang akan datang. Bimbingan Karier tidak hanya sekedar

memberikan respon kepada masalah-masalah yang muncul, akan tetapi

juga membantu dalam memperoleh pengetahuan, sikap, dan ketrampilan

yang diperlukan dalam dunia kerja di masa yang akan datang. Layanan

bimbingan karier memiliki peran yang sangat penting di Sekolah,

khususnya dalam memberi arah yang baik kepada siswa dalam pemilih

karier di dunia kerja maupun saat menentukan pilihan ke jenjang

berikutnya (Kuliah).

Perkembangan karier pada diri siswa SMK sangatlah berpengaruh

pada pekembangn individu di masa yang selanjutnya, termasuk pada

masa-masa di mana seorang individu harus melakukan pemilihan dan

(26)

dunia kerja di masa yang akan datang. Berdasarkan dari data BPS 2010,

penggangguran terbanyak berasal dari SMK. Hal ini kemungkinan

disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya adalah kematangan karier

siswa itu sendiri dan lingkungan sekolah. Lingkungan sekolah dapat

dikatakan sebagai salah satu penyebab siswanya menjadi penggangguran

setelah lulus dari sekolah, karena sekolah tersebut tidak menyediakan

subtansi yang sepadan dengan tenaga kerja serta kebutuhan akan tenaga

kerja yang memiliki kualitas ketrampilan di segi teknis (Nolker dan

Schoenfeldt, 1983).

Dari hasil berbincang-bincang dengan guru BK di SMK

Marsudiluhur 1 Yogyakarta, Siswa-siswa di SMK Marsudiluhur 1

Yogyakarta banyak mengalami kebimbangan dan kebinggungan akan

kelanjutannya setelah lulus dari SMK kelak. Daya ketertarikan siswa SMK

tersebut kurang dikarenakan siswa SMK kemampuan dalam memikul

tanggungjawab yang diberikan oleh sekolah tidak digunakan dengan baik

seperti adanya Praktek Kerja Lapangan (PKL). Selain itu, saat ada

presentasi mengenai perguruan tinggi (kuliah) siswa SMK kurang

memiliki ketertarikan atau rasa ingin tahu lebih lanjut mengenai perguruan

tinggi (kuliah) setelah lulus dari SMK kelak.

Berdasarkan uraian di atas, peneliti mendapatkan bahwa

siswa-siswa di SMK tersebut belum matang dalam hal karier, sehingga peneliti

ingin mengetahui bagaimana tingkat kematagan karier siswa di SMK,

(27)

Peneliti menganggap bahwa hal ini perlu diungkapkan, karena dengan

mengetahui kematangan karier siswa SMK, guru BK dapat memberikan

bantuan yang sesuai dengan kebutuhan dan tahap-tahap tugas

perkembangan siswanya melalui topik-topik bimbingan karier yang sesuai

untuk meningkatkan kematangan karier siswa.

B. Rumusan Masalah

Rumusn masalah dalam penelitian ini dalah:

1. Seberapa baik kematangan karier siswa kelas XII SMK Marsudiluhur

1 Yogyakarta Tahun Ajaran 2015/2016?

2. Berdasarkan hasil analisis pencapaian uji butir item kematangan karier

yang teridentifikasi dalam kategori rendah, usulan topik-topik

Bimbingan Karier apa sajakah yang dapat diusulkan untuk membantu

siswa kelas XII SMK Marsudiluhur 1 Yogyakarta dalam mematangkan

kematangan karier selanjutnya?

C. Tujuan Penelitin

1. Mengetahui seberapa baik kematangan karier siswa kelas XII SMK

Marsudiluhur 1 Yogyakarta Tahun Ajaran 2015/2016.

2. Merumuskan topik-topik bimbingan karier kematangan karier

selanjutnya bagi siswa kelas XII SMK Marsudiluhur 1 Yogyakarta

(28)

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan bermnfaat bagi berbagai pihak yaitu :

1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini bermanfaat untuk mengembangkan kajian

di bidang ilmu Bimbingan dan Konseling untuk mengembangkan

dan memperkaya pengetahuan mengenai kemtng karier siswa SMK

sebagai bekal di masa depan.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Guru Pembimbing

Hasil penelitian ini dapat digunakan oleh para guru

Bimbingan dan Konseling untuk mengetahui bagaimana

kematangan karier siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)

seteleh lulus dari Sekolah tersebut guna untuk menyiapakan siswa

siap kerja di dunia kerja di masa yang akan datang atau

melanjutkan studi ke perguruan tinggi (kuliah).

b. Bagi Guru Mata Pelajaran

Hasil penelitian ini dapat memberikan inspirasi atau

wawasan kepada Guru Mata Pelajaran untuk melihat siswa SMK

yang akan melanjutkan di perguruan tinggi ataupun yang akan

melanjutkan ke dunia kerja serta apa yang dapat dilakukannya

untuk membantu mengenai kematangan karier siswa di masa yang

(29)

c. Bagi Peneliti Lain

Peneliti ini diharapkan dapat menjadi sumber inspirasi bagi

peneliti lain mengenai pentingnya kematangan karier yang sangat

dibutuhkan oleh para siswa SMK setelah lulus dari Sekolah, serta

dapat membantu para remaja untuk lebih kaya akan pengetahuan

mengenai kematangan karier yang ada pada diri mereka.

E. Definisi Operasional

1. Kematangan Karier

Kemtangan karier ialah merupakan kesiapan seorang individu

untuk membuat keputusan karier yang sesuai dengan tingkat

penyelesaian dengan tahap-tahap tugas perkembangannya sesuai yang

dimaksudkan dalam aspek kematangan karier yang digunakankan pada

item-item kuesioner. Adapun aspek-aspek tersebut ialah orientasi pada

pilihan, informasi pekerjaan, memiliki gambaran pengembangan karier

(Fantasi dan Prediksi), konsistensi pilihan, kemampuan akan kesadaran

dunia kerja (Global Awareness), memiliki pengembangan ketrampilan-ketrampilan kejuruan (Vocational Developing).

2. Bimbingan Karier

Bimbigan karier adalah upaya dalam membantu peserta didik

untuk dapat memahami dirinya, mengenal dunia kerja, mempersiapkan

masa depan yang sesuai dengan potensinya, dan mampu menggamil

(30)

10 BAB II

KAJIAN PUSTAKA

Bab ini berisi uraian tentang pengertian kematangan karier, faktor-faktor

kematangan karier anak SMK, aspek-aspek kematangan karier, tugas

perkembangan karier, pengertian perkembangan karier, dinamika kematangan

karier siswa SMK, pengertian SMK, dan Bimbingan Karier.

A. Hakikat Perkembangan Kematangan Karier

1. Pengertian Kematangan Karier

Super (dalam Zunker, 1986) mengatakan bahwa kematangan karier

adalah pemenuhan atau penyelesaian tugas-tugas perkembangan karier

yang sesuai dengan tingkat perkembangan tertentu. Kematangan karier

ditandai dengan adanya kesesuaian antara perilaku karier yang

dilakukan atau diharapkan pada rentang usia perkembangan tertentu

(tahap perkembangan karier yang sedang dihadapi oleh individu pada

rentan usia remaja awal). Perilaku karier yang diharapkan dan

diperlihatkan setiap individu pada tugas-tugas perkembangan karier di

setiap tingkat perkembangan kariernya, berarti tingkat kematangan

karier individu tersebut semakin tinggi atau semakin matang. Individu

yang memiliki tingkat kematangan karier yang tinggi pada tahap

perkembangan karier yang sedang dihadapinya dapat melangkap ke

(31)

Super (dalam Zunker, 1986) Kematangan karier merupakan proses

pemilihan karier yang berlangsung dalam rangkaian kesatuan atau

tahap perkembangan karier dari tahap eksplorasi samapai dengan tahap

kemunduran. Proses pemilihan karier dapat dihasilkan dengan baik,

apabila individu mampu menunjukkan perilaku karier yang sesuai

dengan tugas-tugas perkembangan karier hingga selesai sampai pada

tahap eksplorasi atau kemunduran.

Super mengembangkan konsep kematangan vokasional (career maturity; vocational maturity) yang menunjuk pada keberhasilan seseorang dalam menyelesaikan tugas-tugas perkembangan vokasional

yang khas bagi tahap perkembangan tertentu (Winkel, 2004).

Kematangan karier juga meruoakan keberhasilan dan kesiapan

seseorang untuk bernegosiasi dan membuat keputusan karier yang tept

den sesuai dengan tahap perkembangan karierya. Brown & brooks

(1990) mendefinisikan bahwa kematangan karier sebagai kesiapan

kognitif dan efektivitas dari individu untuk mengatasi tugas-tugs

perkembangan yang dihadapkannya. Perkembangan biologis dan sosial

serta harapan-harapan dari oang-orang dalam masyarakat di

lingkungan sekitar yang telah membantu pada pencapaian tahap-tahap

perkembangan tersebut (dalam Komandyhrini, 2008).

Super (Winkel, 2010: 633) mengemukakan bahwa kematangan

karier menunjuk pada keberhasilan seseorang dalam menyelesaikan

(32)

perkembangan tertentu. Indikasi-indikasi dari kematangan karier ialah

pada kemampuan membuat rencana, kerelaan untuk memikul tanggung

jawab, serta kesadaran akan faktor-faktor internal dan eksternal yang

harus dipertimbangkan dalam membuat pilihan jabatan sert

memantabkan diri dalam suatu jabatan yang dipilih.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kematangan

karier adalah tingkat penyelesaian tugas-tugas perkembangan karier

pada tahap eksplorsi karier. Kematangan karier itu merupakan

kesiapan seorang individu untuk membuat keputusan karier sesuai

dengan tahap-tahap pekembangannya.

2. Fakor-faktor yang Mempengaruhi Kematangan Karier

Kematangan karier remaja SMK dapat dipengaruhi oleh beberapa

faktor baik faktor internal maupun faktor eksternal atau faktor-faktor

sosial. Adapun faktor internal yang mempengaruhi kematangan karier

remaja SMK menurut Sukardi, 1987 ialah:

a. Kemampuan inteligensi

Kemampuan intelegensi yang dimiliki oleh seorang individu

dapat dipengaruhi sebagai pertimbangan dalam memasuki

suatu jabatan pada dunia kerja di masa yang akan datang

sebagai pelengkap dalam memasuki jenjang pendidikan

(33)

b. Bakat dan minat

Bakat dan minat pada siswa SMK merupakan suatu kondisi dan

kualitas yang memungkinkan individu untuk dapat berkembang

pada masa yang akan mendatang. Bakat juga perlu diketahui

sedini mungkin untuk dapat memberikan bimbingan belajar

yang sesuai dengan bakat siswa untuk dpat membantu dalam

menentukan pemilihan karier ataupun pendidikan lahjutan akan

pilihan kuliah atau bekerja. Minat itu sendiri juga berpengaruh

dalam perkembangan karier yang tidak akan mungkin orang

lain tidak memiliki niat akan suatu pekerjaan yang akan

diselesaikan dengan baik.

c. Sikap dan kepribadian

Pada sikap dan kepribadian ini, reaksi positif dari individu

terhadap suatu pekerjaan tertentu, dan jabatan pekerjaan

merupakan faktor yang sangat berpengaruh terhadap

keberhasilan utntuk mencapai suatu prestasi yang

diinginkannya akan suati pilihan jabatan tertentu.

d. Nilai

Nilai dalam dunia pekerjaan digunaan oleh mnusia sebagai

suatu patokan dalam melakukan suatu tindakan tertentu. Nilai

yang akan dianut oleh individu dalam dunia kerja berpengaruh

terhadap pekerjaan yang dipilihnya, serta berpengaruh terhadap

(34)

akan memasuki dunia erja, hendaknya mampu menjunjung

tibggi nilai moral akan tanggungjawab pada keputusan yang

akan diambilny kelak pada dunia kerja.

e. Hobi atau kegemaran serta penggunaan pada waktu luang yang

berkait pada prestasi dan ketrampilan kerja

Seseorang individu memiliki kecenderungan untuk menentukan

arah pilihan jabatan yang sesaui akan dirinya yang dapat

berpengaruh terhadap prestasi kerjanya.

f. Aspirasi dan pengetahuan sekolah atau pengetahuan tentang

dunia kerja yang menunjang profesionalitas seseorang dalam

dunia kerja di masa yang akan datang.

g. Pengalaman kerja yang pernah dialami siswa pada saat duduk

di bangku sekolah atau di luar sekolah (PKL atau kursus).

h. Kemampuan dan keterbatasan fisik, penampilan lahiriah, serta

masalah keterbatasan pribadi

Masalah yang terkait pada diri sendiri ialah selalu memiliki

kecenderungan yang bertentangan ketika menghadapi masalah

tertentu yang berdampak pada diri seseorang dalam

kekhawatiran dan ketakutan akan sesuatu yang dikerjakan pada

dunia kerja.

Dari beberapa faktor internal yang di paparkan di atas, Super

(dalam Winkel, 2004) mengungkapkan secara lebih jelas mengenai

(35)

Faktor-faktor eksternal ini dapat dibedakan satu dengan yang lainnya, akan

tetapi tidak dapat dipisahkan satu sama lain karena bersama-sama

menciptakan ruang gerak hidup. Adapun beberapa faktor eksternal yang

mempengaruhi kematangan karier anak SMK, antara lain:

a. Masyarakat

Lingkungan sosial budaya di mana orang muda dibesarkan

serta masyarakat di sekitar tempat tinggal sangatlah luas

mempengaruhi cara pandang keluarga akan sikap dan sifat

yang ditanamkan kepada anak-anaknya. Pandangan tersebut

mencangkup nilai-nilai tinggi rendahnya sebuah pekrjaan serta

peran gender dalam sebuah pekerjaan di dalam kehidupan

masyarakat.

b. Keadaan sosial ekonomi daerah dan negara

Laju pertumbuhan ekonomi yang lambat atau cepat menurut

stratifikasi golongan sosial ekonomi masyarakat tinggi, sedang,

maupun rendah serta pembeda akan terbuka atau tertutupnya

masyarakat bagi anggota kelompok lain yang berpengaruh pada

dunia kerja di masa yang akan datang. Misalnya, orang dewasa

muda yang hidup di daerah terbelakang dan berasal dari

kalangan sosial ekonomi rendah, maka kesemptan kerja sangat

(36)

c. Status sosial ekonomi keluarga

Tingkat pendidikan orang tua, penghasilan orang tua hingga

suku bangsa ini sangat berpengaruh terhadap tingkat

pendidikan sosial seseorang akan duia kerja di masa yang akan

datang.

d. Pengaruh dari anggota-anggota keluarga besar dengan keluarga

inti.

Orang muda harus menentukan sikapnya sendiri terhadap

harapan dan pandangan serta dukungan dalam merencanakan

masa depan di dunia kerja di masa yang akan datang

(vocational planning). e. Pendidikan sekolah

Pandangan-pandagan yang dikomunikasikan kepada siswa oleh

staf tenaga pendidik, pembimbing, dan pengajar mengenai

nilai-nilai yang terkandung dalam dunia pekerjaan serta tinggi

rendahnya status sosial jabatan akan kecocokan suatu jabatan

kerja di masa yang akan datang.

f. Pergaulan dengan teman sebaya

Pandangan dan harapan-harapan tentang masa depan yang

terungkap dalam pergaulan sehari-hari mendukung kesuksesan

seseorang di masa depan di dunia kerja yang diinginkan.

g. Tuntutan-tuntutan yang melekat pada jabatan dan

(37)

untuk diterima pada jabatan tertentu demi keberhasilan di dunia

kerja di masa yang akan datang.

Di sisi lain, Super dan Thompson, 1979 (dalam Komandyahrini,

dkk, 2008), menyebutkan enam faktor yang dapat mempengaruhi

perkembangan karier seseorang, antara lain:

a. Kesadaran untuk membuat perencanaan karier di dunia kerja di

masa depan.

b. Kemampuan dalam mengambil keputusan.

c. Informasi mengenai karier di dunia kerja di masa yang akan

datang.

d. Pengetahuan dan kemampuan dalam menggunakan

sumber-sumber informasi pekerjaan di dunia kerja di masa yang akan

datang.

e. Pengetahuan dan kemmpuan kerja di dunia kerja di masa yang

akan datang.

f. Informasi lebih lanjut dan lebih rinci mengenai pekerjaan yang

dipilih.

Dari uraian faktor-faktor yang mempengaruhi kematangan karier di

atas, dapat disimpulkan bahwa kematangan karier dipengaruhi oleh

beberapa faktor internal dan faktor eksternal. Adapun faktor internal antara

lain kemampuan intelegensi, bakat dan minat, sikap dan kepribadian, nilai,

hobi atau kegemaran serta penggunaan pada waktu luang, aspirsi dan

(38)

yang terkait pada diri sendiri. Sedangkan faktor eksternal yang

mempengaruhi kematangan karier, antara lain keluarga, lingkungan sosial,

kondisi ekonomi, pergaulan teman sebaya, dan proses pendidikan. Faktor

eksternl tersebut banyak mempengaruhi kematangan karier siswa, karena

mengingat siswa-siswa hidup berdampingan dengan orang-orang di

lingkungan tempat tinggal dimasa siswa-siswa tersebut berada.

3. Aspek-aspek Kematangan Karier

Dalam proses kematangan karier, ada beberapa aspek penentu.

Pietrofesa dan Splete (1975, dalam Ramdhani dan Helmi, 2008)

mengemukakan tujuh aspek penentu kematangan karier. Aspek-aspek

tersebut adalah sebagai berikut:

a. Independensi

Independensi dalam bahasa asing ialah Independence yang berarti merdeka atau berdiri sendiri, mandiri, dan tidak terikat

dengan pihak manapun. Independensi juga diartikan sebagai

kebebasan menentukan diri dalam mengambil suatu keputusan

tertentu dan siap dengan semua resiko yang diambil dari

sebuah keputusan tertentu.

b. Self Appraisal

Penilaian diri terhadap suatu keputusan yang diambil di

(39)

c. Global Awareness

Kesadaran akan terwujudnya pilihan karier yang diinginkan

serta kesadran mengenai peranan pihak lain di luar dirinya

untuk mengambil atau penentuan suatu keputusan tertentu.

d. Information Exploration

Lembaga sekolah Information Exploration diartikan sebagai kesadaran siswa dalam mencari informasi serta

keaktifan dalam mengelola informasi serta memperkaya

pengalaman berinteraksi dengan kelompok atau dengan siswa

lainnya. Dalam hal ini, siswa sekolah juga diajak untuk dapat

melakukan eksplorasi atau perubahan positif guna untuk

mengumpulkan dan mendapatkan informasi yang dibutuhkan

berkaitan dengan kebutuhan kariernya di masa yang akan

datang.

e. Decision Making

Pengambilan keputusan dari berbagai alternatif pilihan

yang ada dan yang akan dipilihnya kelak dengan matang serta

yakin dengan semua resiko yang ada.

f. Planning

Perencanaan keputusan yang diambil dengan matang di

masa depan untuk memasukki dunia kerja di masa yang akan

(40)

g. Vocational Developing

Dilakukan untuk mengembangkan kemampuan vokasional

(kemampuan karier) serta menggembangkan

ketrampilan-ketrampilan di dunia kerja di masa yang akan datang.

Di sisi lain, Crites, 1969 (dalam Pamungkas, 2003)

mengungkapkan beberapa aspek mengenai kematangan karier, yaitu:

a. Orientasi pada pilihan

Individu harus memiliki orientasi terhadap apa yang akan

dilakukannya di masa yang akan datang, termasuk di dalamnya

adalah menentukan pilihan karier dan menentukan aktivitasn

yang sesuai dengan pilihan kariernya. Prosesnya dimulai saat

individu mengembangkan kesadaran diri, yang dimiliki dengan

adanya orientasi yang jelas dalam pengambilan keputusan yang

berkaitan dengan bidang akademik, pemilihan kurikulum, dan

pelatihan yang harus dilakukan.

b. Informasi pekerjaan

Individu akan mencari informasi yang berkaitan dengan

pilihan kariernya. Dalam hal ini informasi tentang pekerjaan

dan klasifikasi yang dibutuhkan untuk memasuki pekerjaan

yang diinginkan di dunia di masa yang akan datang. Informasi

dan pemahaman akan pembuatan perencanaan karier di dunia

kerja di masa yang akan datang berjalan dengan lancar sesuai

(41)

lanjut mengenai pemahaman terhadap diri sendiri dan

lingkungan sekitar akan membantu orang-orang dalam

membuat harapan terhadap pekerjaan yang nyata dan

memperoleh tingkat kepuasan kerja kerja yang tinggi.

c. Fantasi dan prediksi

Hal yang paling penting dilakukan untuk menentukan

pilihan karier adalah dengan melakukan fantasi dan prediksi

mengenai diri sendiri pada saat memasuki beberapa alternatif

pilihan karier yang diinginkan di dunia kerja di masa yang akan

datang. Hal ini dilakukan sebagai pilihan pribadi terhadap

alternatif pilihan karier yang diinginkan. Proses ini dilakukan

untuk menghindari proses trial and erorr dalam memilih karier dan dalam mematangkan pilihan karier di dunia kerja di masa

yang akan datang. Individu dihadapkan pada berbagai

persoalan dalam kehidupan sehari-hari, karena itu perlu adanya

keputusan terhadap pilihan alternatif pekerjaan di dunia kerja di

masa yang akan datang.

d. Konsistensi pilihan

Crite (1969) menyatakan bahwa kematangan karier

individu ditandai dengan konsistensi pilihan karier yang tinggi,

semakin baik konsistensi pilihan karier individu, maka semakin

(42)

Dari beberapa aspek yang diungkapkan oleh para tokoh di

atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa ada beberapa aspek

kematangan karier yang diungkapkan oleh Crites(1969),

sebagai dasar pembuatan item skala. Adapun aspek-aspek

tersebut adalah orientasi pada pilihan, informasi pekerjaan,

fantasi dan prediksi, konsistensi pada pilihan. Berkaitan degan

aspek kematangan karier sebagai dasar pembuatan item skala,

penulis juga menggunakan beberapa aspek kematangan karier

dari Pietrofesa dan Splete (1975). Adapun aspek tesebut adalah

Globalawareness dan Vocational Developing.

B. Tugas Perkembangan karier Usia Remaja

1. Remaja

Pada usia remaja ini, banyak perubahan yang terjadi pada

masing-masing individu. Siswa SMK termasuk dalam usia remaja akhir.

Perubahan itu terjadi mulai dari perubahan secara fisik, kognitif, serta

sosial dan emosional. Remaja mengambil keputusan mengenai teman

sebaya yang akan dipilih di masa depannya kelak (karier) pada saat di

dunia kerja di masa yang akan datang, apakah harus kuliah ataupun

langsung bekerja setelah lulus dari Sekolah Menengah Kejuruan

(SMK). Kemampuan dalam mengambil keputusan tersebut tidak

menjamin bahwa keputusan itu akan diterapkan dalam dunia nyata.

(43)

dalam proses mematangkan karier di dunia kerja di masa yang akan

datang.

Perkembangan lain yang terlihat pada remaja adalah

perkembangan sosial dan emosi. Secara sosial, relasi remaja dengan

teman atau kelompok sebaya menjadi lebih luas. Remaja meluangkan

waktu lebih banyak untuk bergaul dengan teman sebaya demi cita-cita

yang diinginkan di dunia kerja di masa yang akan datang atau

melanjutkan studi ke perguruan tinggi (kuliah). Hal ini menyebabkan

remaja mulai tergabung dengan klik dan kelompok-kelompok.

Kesetiaan remaja dalam kelompok, klik, klub, organisasi, dan tim

memiliki peran kendali yang sangat kuat terhadap kehidupan remaja

(McLellan, Haynie, & Strouse, 1993, dalam Santrock, 2005).

Adapun tugas perkembangan karier, Super (dalam Winkel, 2004)

mengungkapkan mengenai tugas-tugas perkembangan karier remaja,

yaitu:

a. Growth (Pengembangan)

Pada pengembangan menjelaskan dari saat lahir sampai usia

kurang lebih 14 tahun, individu akan mengembangkan berbagai

potensi yang ada dalam dirinya, sikap-sikap, minat ataupun

bakat, dan kebutuhan-kebutuhan yang dipadukan dalam

(44)

b. Crystalization (Perencanaan garis besar masa depan).

Pada perencanaan garis besar masa depan, berkisar antara usia

14-18 tahun, yang terutama bersifat kognitif dengan meninjau

diri sendiri dan situasi hidupnya.

c. Specification (Penentuan)

Pada tugas perkembangan penentuan berkisar antara usia 18-24

tahun yang bercirikan mengarah pada diri ke bidang jabatan

tertentu dan mulai memangku pilihan jabatan yang

diinginkannya.

d. Establishment (Pemantapan)

Pada tugas perkembangan pemantapan ini berkisar antara usia

24-35 tahun yang bercirikan untuk membuktikan diri mereka

mampu dalam memangku jabatan yang dipilihnya.

e. Consolidatin (Pengakaran)

Pada tugas perkembangan pengakaran ini berkisar pada usia

lebih dari 35 tahun sampai pada masa pensiun yang bercirikan

pada pencapaian status tertentu dan memperoleh senioritas

jabatan yang dipilihnya.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pada masa remaja

terjadi beberapa perkembangan dalam diri individu, yaitu

perkembangan secara fisik, kognitif, sosial dan emosi.

Perkembangan-perkembangan yang terjadi pada masa remaja tersebut sangatlah

(45)

Tahap tugas perkembangan karier seseorang dimulai sejak lahir hingga

pada masa pensiun. Individu mulai memahami kemampuan yang ada

pada dirinya, kemudian mencoba untuk menentukan jabatan yang

diinginkan dengan membuktikan pilihan jabatan yang dipilih untuk

mencapai kematangan kariernya.

2. Tahap-tahap dan Tugas Perkembangan Karier Usia Remaja

Berikut ini adalah penjelasan singkat mengenai tahap-tahap

perkembangan karier dan tugas perkembangan karier menurut Donal

(Osipow, 1973: 138-139), sebagai berikut:

a. Tahap eksplorasi atau the exploratory stage (usia 14-24 tahun) Tahap ini dibagi dalam tiga subtahap yang masing-masing

memiliki tugas perkembangan terrsendiri, antara lain:

1) Tentatif atau crystallization (usia 14-17 tahun) Tugas perkembangan karier pada fase ini adalah:

a) Memiliki kesadaran akan kebutuhan untuk memperoleh

kejelasan minat karier.

b) Mampu memanfaatkan sumber-sumber belajar yang

mengarah pada preferensi karier.

c) Memiliki kesadaran akan adanya banyak faktor dalam

pilihan karier yang harus dipertimbangkan.

d) Memiliki kesadaran akan adanya berbagai

(46)

e) Memiliki kemampuan mengidentifikasi dan

membedakan minat serta nilai-nilai hidup.

f) Memiliki kesadaran akan hubungan masa sekarang dan

masa depan.

g) Memiliki kemampuan merumuskan kesukaan yang

bersifat umum.

h) Tumbuhnya minat terhadap sesuatu yang relatif

menetap.

i) Memiliki usaha untuk menggali informasi yang relevan

dengan karier yang diminati.

j) Mampu menyusun rencana berkaitan dengan usaha

pencapaian karier yang diminati.

k) Bijaksana dalam mensikapi preferensi karier.

2) Transisi atau specification (usia 18-21 tahun)

Siswa SMK masuk pada tahap eksplorasi karier

subtahap transisi. Siswa dikatakan matang dalam hal

kariernya apabila siswa tersebut mampu melaksanakan

dengan baik tugas perkembangan karier yang ada pada fase

eksplorasi subtahap transisi. Adapun tugas perkembangan

karier pada fase ini, adalah:

a) Tumbuhnya kesadaran akan kebutuhan untuk

(47)

b) Mampu memanfaatkan sumber-sumber belajar yang

mengarah pada preferensi karier.

c) Memiliki kesadaran akan adanya banyak faktor dalam

pilihan karier yang harus dipertimbangkan.

d) Memiliki kesadaran akan adanya berbagai

kemungkinan yang mempengaruhi pencapaian tujuan.

e) Memiliki kemampuan mengidentifikasi dan

membedakan minat serta nilai-nilai kehidupan.

f) Memiliki kesadaran akan hubungan masa sekarang dan

masa depan.

g) Mampu mengutamakan preferensi karier.

h) Mampu menunjukkan preferensi karier yang menetap.

i) Memiliki usaha untuk menggali informasi yang relevan

dengan pilihan karier yang diinginkan.

j) Mampu menyusun rencana berkaitan dengan usaha

pencapaian karier yang diinginkan.

k) Bijaksana dalam mensikapi preferensi karier yang

diinginkan.

C. Hakikat Perkembangan Karier pada Remaja

1. Perkembangan Karier

Dalam kehidupan orang remaja, bekerja merupakan suatu bagian

(48)

kehidupannya dan menuntut pikirannya serta mampu memenuhi

perasaan setiap individu guna untuk memenuhi hak dan kewajibannya

untuk bekerja maupun melanjutkan studi ke perguruan tinggi (kuliah).

Selain itu, remaja juga akan menuntut jabatan yang dipangku untuk

ikut menentukan pola kehidupan sehari-hari dalam lingkungan

pergaulan sosial. Garis perkembangan tersebut sering disebut dengan

istilah career development atau perkembangan karier (Winkel, 2004). Perkembangan karier merupakan suatu proses yang terkait secara

sosial, yang artinya perkembangan ini ikut dipengaruhi oleh

lingkungan kebudayaan, kondisi ekonomi, kondisi geografis, status

jenis kelamin, status kelompok sosial, dan status pekerjaan seseorang

di masa yang akan datang. Perkembangan karier bercirikan perubahan,

baik perubahan yang berlangsung dalam diri individu maupun

perubahan yang terjadi di luar diri individu.

Perkembangan itu terjadi pada perkembangan Exploration

(Eksplorasi / penjelajahan), dimana individu mulai mencoba untuk

memahami semua hal mengenai dirinya dan lingkungan sekitarnya,

serta mampu mempertimbangkan berbagai macam alternative jabatan

atau pekerjaan. Selain itu juga mulai membuat sebuah pilihan dari

antara pilihan yang ada dan melanjutkan hingga mencapai tujuaan

(49)

2. Dinamika Kematangan Karier pada Siswa SMK

Pendidikan kejuruan atau yang lebih dikenal sebagai Sekolah

Menengah Kejuruan (SMK) adalah suatu bentuk pengembangan bakat,

pendidikan dasar ketrampilan dan keiasaan-kebiasaan yang mengarah

pada dunia kerja yang dipandang sebagai latihan ketrampilan (‘House

of Committee on Educational and Labour’ , dalam Hamalik, 1990).

Siswa SMK termasuk dalam rentang usia 18-21 tahun yang sudah

mulai menentukan berbagai alternatif pilihan jabatan dalam pekerjaan

di dunia kerja di masa yang akan datang atau melanjutkan studi ke

perguruan tinggi (kuliah). Hal ini sesuai pandangan Super (dalam

Winkel, 2004) mengenai proses perkembangan karier di dunia kerja

kelak, siswa SMK termasuk dalam tahap eksplorasi subtahap transisi

yang merupakan tahap di mana remaja mengembangkan kesadaran

terhadap dirinya dan dunia kerja serta mencoba peran-peran baru

dalam dunia kerja di masa yang akan datang atau melanjutkan studi ke

perguruan tinggi (kuliah). Lembaga Sekolah Menengah Kejuruan

(SMK) diharapkan bisa menjadi sarana untuk menghasilkan lulusan

yang siap kerja dengan matang atau pilihan melanjutkan studi ke

perguruan tinggi (kuliah) sesuai yang diinginkannya.

Kematangan karier dalam dinamika siswa SMK sangatlah

dibutuhkan oleh semua siswa untuk mencapai karier yang diharapkan

dan mematangkan kematangan karier siswa di dunia kerja di masa

(50)

Kematangan karier juga merupakan keberhasilan individu untuk

menyelesaikan tugas perkembangan karier pada tahap-tahap

perkembangan tertentu (Super, dikutip Winkel, 2004). Kematangan

karier merupakan perilaku yang bersangkutan dengan menyusun,

memilih, merencanakan, dan melaksanakan tujuan-tujuan karier yang

tersedia bagi individu tertentu dalam membandingkan antara kelompok

teman sebaya dengan taraf rata-rata dalam perkembangan karier di usia

siswa SMK di dunia kerja di masa yang akan datang atau dalam

melanjutkan studi ke perguruan tinggi (kuliah) sesuai dengan usianya

(Super, 1957;Hare & Cramer, 1984; 14-15, dalam Manrihu, 1992).

Dari uraian dinamika kematangan karier pada siswa SMK di atas,

dapat disimpulkan bahwa kematangan karier dalam dinamika siswa

SMK sangatlah penting dan berpengaruh dalam pemilihan dan

pengambilan keputusan akan suatu jabatan dan pilihan kerja di duni

kerja di masa yang akan datang atau dalam melanjutkan studi ke

perguruan tinggi (kuliah) yang diinginkannya.

3. Pengertian Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)

Pendidikan kejuruan atau yang saat ini lebih dikenal sebagai

Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) adalah suatu bentuk

pengembangan bakat, pendidikan dasar ketramilan dan

kebiasaan-kebiasaan yang mengarah pada dunia kerja yang dipandang sebagai

latihan ketrampilan (‘House of Committe on Educational and Labour’,

(51)

Funsi Sekolah Menengah Kejuruan menurut Hamalik, 1990 SMK

mempunyai tiga fungsi pokok, antara lain:

a. Fungsi Pengembangan Bakat

SMK memberikan usaha pelayanan secara luas bagi para

siswa yang ingin mengembangkan bakat dan minatnya yang

terkait dengan bidang lapangan kerja tertentu di masa yang

akan datang di dunia kerja.

b. Fungsi Pendidikan Dasar Ketrampilan dan Kebiasaan yang

Mengarah pada Dunia Kerja

SMK berusaha memberikan ketrampilan-ketrampilan dasar

serta kebiasaan-kebiasaan yang diperlukan dan terarah pada

dunia kerja di masa yang akan datang.

c. Fungsi Kepelatihan

SMK memberikan latihan ketrampilan, baik bagi siswa

yang telah mulai berkembang bakatnya sesuai dengan pilihan

yang dipilihnya berdasaran pilihan masing-masinng

kemampuan maupun bagi yang telah memperoleh pendidikan

dasar tertentu. Fungsi ketiga ini merrupakan gabungan dari

fungsi pertama dan kedua, sehingga SMK ini harus mampu

memberikan pelayanan terhadap macam-macam kebutuhan

untuk memperoleh pengalaman kerja melalui pendidikan atau

(52)

Ketiga fungsi pokok SMK tersebut merupakan bagian dari

faktor-faktor eksternal yang sangat mempengaruhi perkembangan

kematangan karier siswa di dunia kerja di masa yang akan datang. Di

SMK siswa dibimbing untuk dapat mengembangkan bakat dan

kemampuannya untuk meneruskan kulah atau bekerja di dunia kerja di

masa yang akan datang. Selin itu, siswa diberikan pelatihan-pelatihan

ketrampilan dasar serta kebiasaan-kebiasaan yang terarah pada dunia

kerja, dan diberi pelayanan mengenai bermacam-macam kebutuhan

untuk memperoleh pengalaman melalui pendidikan dasar saat di SMK.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa Sekolah Menengah

Kejuruan (SMK) adalah suatu lembaga yang mendidik siswanya untuk

mengembangkan bakat, ketrampilan, dan kebiasaan-kebiasaan yang

mengarah pada dunia kerja di masa yang akan datang. Sekolah

Menengah Kejuruan (SMK) juga menyiapkan siswanya untuk siap

langsung kerja ke dunia kerja yang diinginkan atau meneruskan study

selajutnya ke perguruan tinggi (kuliah).

D. Bimbingan Karier

(53)

Moegiadi (Winkel & Sri Hastuti, 2004: 29) mengatakan bahwa

bimbingan dapat berarti suatu usaha untuk melengkapi individu dengan

pengetahuan, pengalaman dan informasi mengenai dirinya sendiri; suatu

cara pemberian pertolongan atau bantuan kepada individu untuk

memahami dan mempergunakan secara efisien dan efektif segala

kesempatan yang dimiliki untuk perkembangan pribadinya; sejenis

pelayanan kepada individu-individu, agar mereka dapat menentukan

pilihan-pilihan menetapkan tujuan dengan tepat dan menyusun rencana

yang realistis, sehingga mereka dapat menyesuaikan diri dengan

memuaskan di dalam lingkungan di mana mereka hidup; suatu proses

pemberian bantuan atau pertolongan kepada individu dalam hal:

memahami diri sendiri dengan lingkungan; memilih, menentukan dan

menyusun rencana sesuai dengan konsep dirinya sendiri dan tuntuan dari

lingkungan.

Prayitno (2004; 99) mengatakan bahwa bimbingan adalah proses

pemeberian bantuan yang dilakukan oleh orang yang ahli kepada

seseorang atau beberapa individu, baik anak-anak, remaja, maupun

dewasa, agar orang yang dibimbing dapat mengembangkan kemampuan

dirinya sendiri dengan memanfaatkan kekuatan individu dan sarana yang

dikembangkan berdasarkan norma-norma yang berlaku.

Secara rinci, tujuan bimbingan karier adalah untuk membantu para

(54)

1. Dapat memahami dan menilai dirinya sendiri, terutama yang

berkaitan dengan potensinya, yaitu mengenai kemampuan,

minat, bakat, sikap, sifat, kebiasaan, dan cita-citanya.

2. Menyadari dan memahami nilai-nilai yang ada dalam dirinya

dan yang ada dalam masyarakat.

3. Menghargai berbagai jenis pekerjaan yang berhubungan

dengan potensi yang ada dalam dirinya, mengetaui jenis-jenis

pendidikan dan latihan yang diperlukan bagi suatu bidang

tertentu, serta memahami hubungan usaha dirinya yang

sekarang dengan masa depannya.

4. Menentukan hambatan-hambatan yang mungkin timbul, yang

disebabkan oleh dirinya sendiri dan faktor lingkungan, serta

mencari jalan untuk dapat mengatasi hambatan-hambatan yang

bersangkutan.

5. Para siswa merencanakan masa depannya, serta menemukan

karier dan kehidupannya yang sesuai dengan yang

diinginkannya.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa bimbingan karier

adalah upaya untuk membantu peserta didik dalam memahami

dirinya, menggenal dunia kerja, mempersiapkan masa depan yang

sesuai dengan potensinya, dan mampu mengambil keputusan

(55)

35 BAB III

METODE PENELITIAN

Bab ini dipaparkan mengenai jenis penelitian, tempat dan waktu

penelitian, subjek penelitian, variable penelitian, teknik dan instrumen

pengumpulan data, validitas dan reliabilitas kuesioner, dan teknis analisis data.

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kuantitatif. Penelitian

deskriptif kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang

mengembangkan konsep dan menghimpun fakta, tetapi tidak melakukan

pengujian hipotesis (Singarimbun & Effendi, 2008). Data yang dihasilkan

dari penelitian tersebut berupa angka (skor atau nilai, peringkat, atau

frekuensi) dan dianalisis menggunakan statistik. Tujuan penelitian ini

adalah untuk mengukur secara cermat terhadap fenomena sosial tertentu

(mendeskripsikan), yaitu Tingkat Kematangan Karier Siswa Kelas XII

SMK Marsudilihur 1 Yogyakarta tahun ajaran 2015/2016 dan

implikasinya pada usulan toik-topik bimbingan karier. Peneliti ingin

mengukur kematangan karier siswa SMK Marsudiluhur 1 Yogyakarta

karena peneliti ingin membuktikan apakah siswa di SMK tersebut

(56)

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat pelaksanaan penelitian di SMK Marsudiluhur 1 Yogyakarta

pada Sabtu, 10 Oktober 2015. Pada bulan July-September 2015 peneliti

membuat kuesioner dan dikonsultasikan kepada dosen pembimbing,

kemudian pada 10 Oktober 2015 peneliti menyebarkan kuesioner pada

siswa kelas XII SMK Marsudiluhur 1 Yogyakarta Tahun Ajaran

2015/2016.

C. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas XII SMK Marsudilihur 1

Yogyakarta tahun ajaran 2015/2016. Dalam penelitian ini subjek yang

dipilih adalah siswa kelas XII SMK Marsudiluhur 1 Yogyakarta, karena

pada masa tersebut merupakan masa pertengahan dan peralihan dari masa

remaja awal ke masa remaja akhir. Selain itu, subjek penelitian tersebut

juga merupakan permintaan dari pihak sekolah dimana siswa-siswa kelas

XII SMK Marsudiluhur 1 Yogyakarta banyak mengalami kebimbangan

dan kebinggungan dalam melakukan serta memilih suatu keputusan di

masa depan untuk langsung bekerja di dunia kerja di masa yang akan

datang atau melanjutkan studi ke perguruan tinggi (kuliah) yang

diinginkan.

Menurut Sugiono (2012:117), populasi adalah wilayah generalisasi

yang terdiri atas objek/ subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik

(57)

ditarik kesimpulannya. Dalam penelitian ini populasi yang digunakan

adalah 4 kelas, yaitu kelas XII OB/TKR (Otomotif), XII Akuntansi, XII

AV (Elektro), XII OC/TKR (Otomotif). Semua anggota populasi

penelitian dijadikan sebagai subjek penelitian. Oleh karena itu, penelitian

ini termasuk penelitian Random Sampling. Jumlah anggota populasi siswa

kelas XII SMK Marsudilihur 1 Yogyakarta tahun ajaran 2015/2016 adalah

[image:57.595.97.508.266.627.2]

sebanyak 62 siswa yang terdiri dari 4 kelas, seperti yang disajikan dalam

tabel 1:

Tabel 1

Subjek Penelitian Siswa Kelas XII SMK Marsudilihur 1 Yogyakarta Tahun Ajaran 2015/2016

No Kelas Jumlah

1 XII OB / TKR (Otomotif) 18

2 XII Akuntansi 21

3 XII AV (Elektro) 4

4 XII OC / TKR (Otomotif) 19

Total 62

D. Variabel Penelitian

Pada penelitian ini, variabel yang akan diteliti adalah Tingkat

Kematangan Karier Siswa SMK Marsudiluhur 1 Yogyakarta, kelas XII

OB/TKR (Otomotif), XII Akuntansi, XII AV (Elektro), dan XII OC/TKR

(Otomotif) Tahun Ajaran 2015/2016. Variabel ini akan diuraikan secara

(58)

E. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data

1. Alat pengumpulan data

Alat pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

kuesioner/angket kematangan karier. Kueisioner/angket kematangan

karier yang dibagikan kepada siswa SMK Marsudiluhur 1 Yogyakarta

tersebut disusun sendiri oleh peneliti dengan dibantu oleh dosen

pembimbing. Kuisioner yang dipakai dalam penelitian ini

dimaksudkan untuk melihat (mengungkap) bagaimana kematangan

karier siswa SMK Marsudiluhur 1 Yogyakarta, dengan rentang usia

berkisar 18-21 tahun. Kuisioner/angket ini dibuat berdasarkan tugas

perkembangan karier

Gambar

Gambar 2 Histogram Skor Item Tingkat Kematangan Karier  .............................
tabel 1:  Tabel 1 Subjek Penelitian Siswa Kelas XII SMK Marsudilihur 1 Yogyakarta
Tabel 2  Kisi-kisi Kuesioner Kematangan Karier pada siswa kelas XII SMK
Tabel 3  Norma Skoring Kuesioner Kematangan Karier
+7

Referensi

Dokumen terkait

Jika Asymp Sig (2-tailed) 0,00 < 0,05 maka Ho ditolak, jadi kesimpulannya ada peningkatan pada kematangan siswa kelas XI TKJ SMK Piri 1 Yogyakarta melalui bimbingan

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan tingkat konformitas siswa kelas XI SMK Marsudi Luhur 2 Yogyakarta dan mengidentifikasi butir-butir item konformitas

Hasil penelitian menunjukan bahwa: (1) Berdasarkan hasil uji analisis persentase masing-masing faktor kemampuan perencanaan karier yang paling tinggi yaitu faktor

orang lain mengharapkan kesempurnaan jika berhasil sekali, kurangnya kemampuan untuk menetapkan prioritas, tidak tahu tempat untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan

Hal tersebut menggambarkan bahwa siswa cukup mampu menyadari pentingnya memiliki perencanaan karier, eksplorasi karier, kemampuan menggunakan pengetahuan dan

Hasil penelitian ini adalah: (1) konsep diri para siswa kelas XI SMA Stella Duce 1 Yogyakarta tahun ajaran 2008/2009 adalah: 60 siswa (58%) memiliki konsep diri positif dan 44

Masalah pertama yang diteliti adalah “Bagaimana tingkat motivasi belajar siswi - siswi kelas X SMA Santa Maria Yogyakarta, tahu n pelajaran 2009/2010?” masalah

Hasil penelitian ini adalah: (1) konsep diri para siswa kelas XI SMA Stella Duce 1 Yogyakarta tahun ajaran 2008/2009 adalah: 60 siswa (58%) memiliki konsep diri positif dan 44