• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tingkat kematangan karier siswa SMK (studidDeskriptif siswa SMK 1 Linggang Bigung Sendawar dalam memasuki dunia kerja dan implikasinya pada usulan topik-topik bimbingan karier).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Tingkat kematangan karier siswa SMK (studidDeskriptif siswa SMK 1 Linggang Bigung Sendawar dalam memasuki dunia kerja dan implikasinya pada usulan topik-topik bimbingan karier)."

Copied!
95
0
0

Teks penuh

(1)

vii ABSTRAK

TINGKAT KEMATANGAN KARIER SISWA SMK

(Studi Deskriptif Siswa SMK 1 Linggang Bigung Sendawar Kelas XII Tahun 2015/2016 dalam Memasuki Dunia Kerja

Dan Impliksinya pada Usulan Topik-topik Bimbingan Karier)

Firti Naiti Kristina Universitas Sanata Dharma

2016

Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang tingkat Kematangan Karier siswa-siswi SMK I Linggang Bigung Tahun Ajaran2015/2016 dan membuat usulan topik-topik bimbingan karier.

Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan metode survei.Subjek penelitian adalah seluruh siswa kelas XII SMK 1 Linggang Bigung Sendawar tahun 2015/2016 yang berjumlah 45 siswa. Instrumen penelitian berupa kuesioner yang mengungkap tingkat kematangan karier yang terdiri dari 41 item pernyataan yang dikembangkan berdasarkan teknik penyusunan skala model Likert dan diperoleh perhitungan reliabilitas seluruh instrument dengan menggunakan koefisien alpha (α), yaitu 0,853. Teknik analisis data yang digunakan adalah pengkategorisasian tingkat kematangan karier siswa kelas XII SMK berdasarkan distribusi normal. Kategori ini terdiri dari lima jenjang yaitu sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah, dan sangat rendah.

(2)

viii ABSTRACT

MATURITY LEVEL CAREER VOCATIONAL STUDENTS (Descriptive Study Vocational Students 1 Linggang Bigung Sendawar

Class XII Year 2015/2016 in Entering The World of Work and its Implications to The Suggested Topics Career Guidance)

By:

Firti Naiti Kristina Sanata Dharma University

2016

This research aims to obtain a description of maturity level career vocational students 1 Linggang Bigung Sendawar school year 2015/2016 and to make recommendations of the suggested topics career guidance.

This type of research is descriptive research with survey method. The subject of this research is all students of class XII vocational students 1 Linggang Bigung Sendawar school year 2015/2016, consisting of 45 students. The research instrument used in the form of a questionnaire that describes maturity level career consisting of 41 items was developed based on the statement that the preparation technique Likert scale models and acquired the entire instrument reliability calculations using alpha coefficient is 0,853. The technique of data analysis used is categorization of career maturity level class XII vocational students based on the normal distribution. This category consists of five levels are very high, high, medium, low, and very low.

(3)

i

Tahun 2015/2016 dalam Memasuki Dunia Kerja dan Impliksinya pada Usulan Topik-topik Bimbingan Karier)

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Bimbingan dan Konseling

Disusun oleh:

Firti Naiti Kristina (101114074)

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(4)

1

KEMATANGAN KARIER

Disusun oleh:

Fitri Naiti Kristina (101114074)

Di bawah bimbingan: Dr. Gendon Barus, M. Si

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(5)
(6)
(7)

iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Trust in the Lord with all your heart, and do not lean

on Your own understanding

(Proverbs 3:5)

Skripsi ini saya persembahkan kepada:

Tuhan Yesus Kristus

Orangtuaku tercinta

Program Studi Bimbingan dan Konseling USD

Orang-orang yang ku cinta

(8)
(9)
(10)

vii ABSTRAK

TINGKAT KEMATANGAN KARIER SISWA SMK

(Studi Deskriptif Siswa SMK 1 Linggang Bigung Sendawar Kelas XII Tahun 2015/2016 dalam Memasuki Dunia Kerja

dan Impliksinya pada Usulan Topik-topik Bimbingan Karier)

Firti Naiti Kristina Universitas Sanata Dharma

2016

Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang tingkat Kematangan Karier siswa-siswi SMK I Linggang Bigung Tahun Ajaran 2015/2016 dan membuat usulan topik-topik bimbingan karier. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan metode survei. Subjek penelitian adalah seluruh siswa kelas XII SMK 1 Linggang Bigung Sendawar tahun 2015/2016 yang berjumlah 45 siswa. Instrumen penelitian berupa kuesioner yang mengungkap tingkat kematangan karier yang terdiri dari 41 item pernyataan yang dikembangkan berdasarkan teknik penyusunan skala model Likert dan diperoleh perhitungan reliabilitas seluruh instrumen dengan menggunakan koefisien alpha (α), yaitu 0,853. Teknik analisis data yang digunakan adalah pengkategorisasian tingkat kematangan karier siswa kelas XII SMK berdasarkan distribusi normal. Kategori ini terdiri dari lima jenjang yaitu sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah, dan sangat rendah.

(11)

viii ABSTRACT

MATURITY LEVEL CAREER VOCATIONAL STUDENTS (Descriptive Study Vocational Students 1 Linggang Bigung Sendawar

Class XII Year 2015/2016 in Entering The World of Work and its Implications to The Suggested Topics Career Guidance)

By:

Firti Naiti Kristina Sanata Dharma University

2016

This research aims to obtain a description of maturity level career vocational students 1 Linggang Bigung Sendawar school year 2015/2016 and to make recommendations of the suggested topics career guidance.

This type of research is descriptive research with survey method. The subject of this research is all students of class XII vocational students 1 Linggang Bigung Sendawar school year 2015/2016, consisting of 45 students. The research instrument used in the form of a questionnaire that describes maturity level career consisting of 41 items was developed based on the statement that the preparation technique Likert scale models and acquired the entire instrument reliability calculations using alpha coefficient is 0,853. The technique of data analysis used is categorization of career maturity level class XII vocational students based on the normal distribution. This category consists of five levels are very high, high, medium, low, and very low.

(12)

ix

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yesus Kristus atas pertolongan, hikmat, dan penyertaanNya dalam penyelesaian skripsi ini. Skripsi ini ditulis dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan dari program studi Bimbingan dan Konseling, Jurusan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.

Penulis menyadari bahwa terselesainya penulisan skripsi ini tidak terlepas dari bimbingan dan dukungan dari banyak pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih yang tulus kepada:

1. Dr. Gendon Barus, M. Si., sebagai Ketua Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma dan selaku dosen pembimbing yang dengan sabar dan tulus telah memberikan waktu, motivasi, masukan, dan banyak pembelajaran berharga kepada penulis sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

(13)
(14)

HALAMAN JUDUL………... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING……….………….. ii

HALAMAN PENGESAHAN……….……….. iii

HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN……….………... iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA………..…………. v

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA...…………. vi

ABSTRAK……….... vii

ABSTRACT……….. viii

KATA PENGANTAR……….. ix

DAFTAR ISI………... xi

DAFTAR TABEL………... xiv

DAFTAR GRAFIK………... xv

DAFTAR LAMPIRAN………. xvi

BAB I PENDAHULUAN………... 1

A. Latar Belakang………... 1

B. Identifikasi Masalah.………... 4

C. Pembatasan Masalah……….. 5

D. Rumusan Masalah……….. 5

E. Tujuan Penelitian……… 6

F. Manfaat Penelitian………... 6

G. Definisi Istilah……....……… 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA…..……….. 9

A. Konsep Dasar Kematangan karier..……… 9

1. Pengertian karier ….……….. 9

2. Perkembangan Karier………. ………... 10

3. Faktor-faktor yang Berpengaruh Terhadap Kematangan Karier….….. 12

(15)

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kematangan Karier .………. 20

3. Hambatan dalam Kematangan Karier………. 22

4. Upaya Peningkatan Kematangan Karier………. 24

C. Konsep Dasar Bimbingan Karier dan Topik-topik Bimbingan karier…... 26

1. Pengertian Bimbingan Karier………. 26

2. Topik-topik Bimbingan Karier ……….. 28

BAB III METODOLOGI PENELITIAN………. 30

A. Jenis Penelitian………... 30

B. Tempat dan waktu penelitian………. 30

C. Subjek Penelitian….………... 30

D. Metode Pengumpulan Data…….………... 31

E. Instrumen Pengumpulan Data……… 32

F. Validitas dan Reliabilitas Kuesioner……….. 34

G. Teknik Pengumpulan Data………. 38

H. Teknik Analisis Data……….. 40

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN……….. 45

A. Hasil Penelitian……….. 45

1. Deskriptif Tingkat Kematangan Karier Siswa SMK I Linggang Bigung Tahun Ajaran 2015/2016………... 45

2. Hasil Analisis Butir-butir Instrumen Kematangan Karier yang Terindikasi Rendah..………... 47

3. Item-item Kematangan Karier………... 48

4. Usulan Topik-Topik Bimbingan Pribadi- Sosial………... 50

B. Pembahasan Hasil Penelitian “Tingkat Kematangan Karier Siswa SMK I Linggang Bigung Tahun Ajaran2015/2016”………... 51

BAB V PENUTUP……… 55

A. Kesimpulan……… 55

B. Keterbatasan………... 55

(16)
(17)

Tabel 1. Subjek Penelitian……… 31

Tabel 2. Norma Skoring……… 32

Tabel 3. Kisi-kisi Kuesioner Kematangan Karier………. 33

Tabel 4. Rincian Item Valid dan Gugur………. 36

Tabel 5. Kriteria Guilford……….. 38

Tabel 6. Penggolongan Kategorisasi……….. 41

Tabel 7. Pengkategorisasian Kematangan Karier………... 43

Tabel 8. Kategorisasi Skor ItemInstrumen Kematangan karier ……… 44

Tabel 9. Kategori Tingkat Kematangan karier……… 45

Tabel 10. Kategori Skor Item Tingkat Kematangan Karier……….. 47

Tabel 11. Item-item kematangan karier siswa kelas XII yang masuk dalam kategori sedang, rendah, dan sangat rendah……… 49

(18)
(19)
(20)

1

BAB I PENDAHULUAN

Dalam bab ini dipaparkan latar belakang, identifikasi masalah, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan definisi operasional.

A. Latar Belakang Masalah

Indonesia termasuk salah satu negara yang memiliki jumlah penduduk terbanyak di dunia.Jumlah yang banyak itu seharusnya bisa membantu tingkat keberhasilan Pembangunan Nasional Indonesia, tetapi hal tersebut tergantung dari kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang dimiliki.Sumber daya manusia seharusnya dikembangkan secara optimal dan diberi suatu apresiasi.Sumber daya manusia wajib dikembangan melalui pendidikan dan pelatihan, sehingga menjadi aset negara.

(21)

keterampilan kerja yang sesuai dengan kebutuhan dunia kerja pada saat ini, sehingga lulusan SMK diharapkan bisa siap terjun ke dunia kerja.SMK harus memiliki fasilitas yang memadai, agar mendukung peningkatan keterampilan yang dimiliki siswa sesuai dengan perkembangan kebutuhan dunia kerja.Pendidikan SMK menerapkan pembelajaran secara teori dan praktik, sehingga siswa-siswa SMK berhubungan langsung dengan pekerjaan.

(22)

Peningkatan Kematangan karier siswa dapat dilakukan melalui pendekatan bimbingan karier. Bimbingan karier ialah bimbingan dalam mempersiapkan diri menghadapi dunia pekerjaan, dalam memilih lapangan pekerjaan atau jabatan/profesi tertentu serta membekali diri supaya siap memangku jabatan itu, dan dalam menyesuaikan diri dengan berbagai tuntutan dari lapangan pekerjaan yang telah dimasuki (Winkel dan Hastuti, 2010: 114). Menurut Hattari (Winkel dan Hastuti, 2010: 679) program bimbingan karier di sekolah khusus bertujuan “agar siswa

mampu: (1) Memahami diri, dunia kerja serta faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan untuk memilih program atau jurusan secara tepat; (2) Memiliki sikap positif terhadap diri sendiri serta pandangan yang obyektif dan maju terhadap dunia kerja; dan (3) Membuat keputusan yang realistis tentang karier yang dipilih sesuai dengan kemampuannya. Oleh sebab itu peneliti ingin melakukan penelitian dengan mengangkat judul “

TINGKAT KEMATANGAN KARIER SISWA SMK(Studi Deskriptif Siswa SMK 1 Linggang Bigung Sendawar Kelas XIITahun 2015/2016 dalam Memasuki Dunia Kerjadan Impliksinya pada Layanan Topik-topik Bimbingan Karier)”.

(23)

penghambat tingkat kematangan karier anak-anak tersebut.Kondisi ini didukung dengan keadaan di daerah tersebut, dimana sebagian besar orangtua mereka berprofesi sebagai petani. Ketika sekolah usai anak-anak akan membantu orangtuanya di lahan pertanian atau kebun yang mereka miliki demi memperoleh penghasilan bagi keluarga. Keadaan inilah yang membuat anak-anak tidak mengasah bidang penjurusan mereka yang sebenarnya, dan beranggapan bahwa “Saya sudah sekolah belum tentu akan bekerja sesuai dengan bidang jurusan yang saya ampu saat ini”. Hal inilah yang menjadi salah satu penyebab tingkat kematangan karier siswa-siswa SMK 1 Linggang Bigung Sendawar Kelas XII peneliti anggap rendah.

Penelitian dilakukan di SMK 1 Linggang Bigung Sendawar, Kutai Barat, Kalimantan Timur.Sekolah ini dipilih karena berdasarkan hasil wawancara dan observasi peneliti dengan beberapa guru yang mengajar dan beberapa wali murid (orangtua), yang diketahui bahwa sejauh ini tingkat kematangan karier siswa SMK 1 Linggang Bigung Sendawar Kelas XII masih rendah.

B. Identifikasi Masalah

Berangkat dari latar belakang masalah di atas, terkait dengan tingkat kematangan karier siswa SMK dalam memasuki dunia kerja diidentifikasikan berbagai masalah sebagai berikut:

(24)

2. Siswa kelas XII SMK 1 Linggang Bigung Sendawar kurang memiliki informasi dan gambaran yang jelas mengenai karier.

3. Siswa kelas XII SMK 1 Linggang Bigung Sendawarkurang memiliki informasi dari bimbingan konseling seputar karir dan dunia kerja. 4. Belum ada gambaran mengenai seberapa tinggi tingkat kematangan

karier siswa dalam dunia kerja tahun 2016

5. Siswa kelas XII SMK 1 Linggang Bigung Sendawar kurang berani dalam mengambil keputusan karier secara mandiri.

6. Belum ada gambaran mengenai aspek-aspek kematangan karier yang teridentifikasi masih rendah untuk usulan topik-topik bimbingan. 7. Belum ada jaminan kenyamanan atau kepuasan siswa terhadap jurusan

yang telah dipilih.

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, peneliti akan fokus pada pengukuran mengenai:

1. Tingkat kematangan karier siswa-siswi kelas XII SMK 1 Linggang Bigung Sendawar tahun 2016 dalam memasuki dunia kerja.

(25)

D. Rumusan Masalah

Pertanyaan yang akan dijawab dalam penelitian ini, adalah:

1. Seberapa tinggikah tingkat kematangan karier siswa-siswi kelas XII SMK 1 Linggang Bigung Sendawar tahun 2016 dalam memasuki dunia kerja?

2. Butir-butir kematangan karier manakah yang teridentifikasi capaian skornya rendah untuk usulantopik-topik bimbingan yang sesuai guna meningkatkan kematangan karier siswa-siswi kelas XII SMK 1 Linggang Bigung Sendawar tahun 2016?

E. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui tinggi-rendahnya tingkat kematangan dalam karier siswa-siswi kelas XII SMK 1 Linggang Bigung Sendawar tahun 2016 ketika memasuki dunia kerja.

2. Mengidentifikasi butir-butir kematangan karier yang capaian skornya tergolong rendah untuk menentukan topik-topik layanan bimbingan yang dibutuhkan siswa-siswi kelas XII SMK 1 Linggang Bigung Sendawar tahun 2016.

F. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini adalah: 1. Manfaat teoritis

(26)

teori-teori mengenai kematangan karier siswa sebagai bekal calon guru Bimbingan dan Konseling di sekolah.

2. Manfaat praktis

a. Bagi guru pembimbing

Hasil penelitian ini dapat digunakan oleh guru Bimbingan dan Konseling sebagai salah satu acuan dalam pemberian bimbingan karier terutama untuk meningkatkan kematangan karir siswa. b. Bagi siswa

Hasil penelitian ini diharapkan mampu meningkatkan kematangan karir siswa dan pengetahuan mengenai karier yang akan ditekuni di masa depan.

c. Bagi peneliti

Penelitian ini berguna untuk menambah wawasan peneliti mengenai kematangan karier, sehingga menjadi bekal bagi peneliti di kemudian hari pada saat mendampingi dan memberikan layanan bimbingan karier kepada siswa, serta sebagai syarat kelulusan S1.

G. Definisi Istilah

1. Kematangan Karir ( career maturity)

(27)

Sikap tersebut juga mendukung individu untuk menentukan keputusan kariernya secara tepat.

2. Dunia Kerja

Dunia kerja adalah tempat dimana seseorang dapat mengaktualisasikan dan mengekplorasikan dirinya sesuai dengan kemampuan dan keterampilan yang dimiliki.

3. Bimbingan Karier

(28)

9

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

Bab ini berisi uraian tentang pengertian karier, perkembangan karier, faktor-faktor yang mempengaruhi kematangan karier, tahap-tahap perkembangan karier dan tugas perkembangan karier, dan topik-topik bimbingan karier.

A. Pengertian Karier

Winkel& Sri Hastuti (2010: 623) mengemukakan bahwa kata karier diambil dari bahasa Inggris, yaitu career. Ada beberapa kata yang mempunyai makna yang sama yaitu job, employment, dan occupation. Akan tetapi kata-kata tersebut sebenarnya mempunyai penekanan yang berbeda.Kata job dan employmentlebih menekankan pekerjaan yang digeluti seseorang dan upah yang diperolehnya, tetapi tidak sebegitu menikmati pekerjaan yang digelutinya.Kata occupationmenunjukan pekerjaan yang sudah dapat diresapi dan dinikmati oleh pelakunya, tetapi pekerjaan yang bersangkutan hanya terbatas pada jam-jam kerja saja. Career digunakan untuk pekerjaan yang dinikmati oleh seseorang dan dianggapnya sebagai panggilan hidup serta gaya hidupnya.

(29)

yang dalam beberapa hal itu dapat diramalkan dan dikontrol. Menurut Super (Sukardi, 1987: 17), karir adalah sebagai suatu rangkaian pekerjaan-pekerjaan, jabatan-jabatan dan kedudukan yang mengarah pada kehidupan dalam dunia kerja.

Tolbert (Manrihu, 1988: 25), mengatakan Karier adalah sekuensi okupasi-okupasi dimana seseorang ikut serta didalamnya; beberapa orang mungkin tetap dalam okupasi yang sama sepanjang tahap-tahap kehidupannya, sedang yang lainnya mungkin memiliki rangkaian okupasi-okupasi yang begitu berbeda. Beaumont, Cooper, dan Stockard (Manrihu, 1988: 25), memberi batasan bahwa karir adalah totalitas pekerjaan yang seseorang kerjakan selama hidupnya. Menurut Crites (Manrihu, 1988: 15), istilah karir lebih kontemporer, dan menunjuk serta mencakup sifat developmental dari pengambilan keputusan sebagai suatu proses yang berlangsung seumur hidup (lifelong).

B. Perkembangan Karier

Hal-hal pokok perkembangan karier adalah sebagai berikut: (Winkel & Hastuti, 2010: 646-647)

(30)

2. Perkembangan karier bercirikan perubahan. Ada dua macam perubahan, yakni perubahan yang berlangsung dalam diri individu akibat pertambahan umur dan pengalaman, yang kedua-duanya mendatangkan berbagai pergeseran dalam harapan, kesukaan, kemampuan, minat, dan perubahan yang terjadi di luar individu berupa perubahan dalam kesempatan konkret yang terbuka baginya sebagai akibat dari gelombang pergeseran dalam kondisi ekonomi dan lingkup-lingkup jabatan.

3. Pilihan karier kerap disertai rasa gelisah dan takut, jangan-jangan dibuat pilihan yang salah. Selama proses perkembangan karier pada saat-saat tertentu harus diambil suatu keputusan penting, yang berarti memilih dari beberapa alternative yang dibuka. Pilihan yang salah kelak membawa aneka konsekuensi yang berat, yang menggerogoti kebahagian hidup. Rasa gelisah ini dapat bertambah lagi kalau kondisi social-ekonomi masyarakat tidak sebegitu stabil, sehingga individu merasa sulit memperkirakan akibat positif atau negative dari pilihannya.

4. Terdapat berbagai indikasi bahwa perkembangan karier berlangsung secara bertahap dan terjadi pergeseran dalam preferensi, dari memilih golongan jabatan yang berlingkup luas ke memilih jabatan tertentu. 5. Orang berbeda-beda dalam kemampuan, minat, dan sifat-sifat

(31)

memungkinkan memegang sejumlah jabatan. Tidak ada satu-satunya jabatan yang cocok bagi seseorang.

6. Terdapat interaksi antara faktor-faktor internal pada individu sendiri dan faktor-faktor eksternal di luar individu yang bersifat sangat kompleks.

C. Faktor-faktor yang Berpengaruh terhadap Perkembangan Karier The National Vocational Guidance Associationmendefinisikan bahwa perkembangan karir merupakan: “Gabungan faktor-faktor psikologis, sosiologis, pendidikan fisik, ekonomis, dan kesempatan, yang bersama-sama membentuk jabatan seseorang”. Faktor internal & eksternal yang

dimaksudkan adalah (Winkel & Sri Hastuti, 2010: 647-655): 1. Faktor-faktor internal

Faktor-faktor internal dapat dibedakan satu sama lain, tetapi tidak dapat dipisahkan satu sama lain, karena bersama-sama membentuk keunikan kepribdian seseorang. Faktor-faktor tersebut ialah:

a. Nilai-nilai kehidupan (values), yaitu ideal-ideal yang dikejar oleh seseorang dimana dan kapanpun juga. Nilai-nilai menjadi pedoman dan pegangan dalam hidup seseorang sampai lanjut usia (tua) dan sangat menentukan gaya hidup seseorang.

(32)

dalam rangka mencapai tujuan dan untuk menilai keadaan diri secara obyektif.

c. Bakat khusus, yaitu kemampuan yang menonjol di suatu bidang kognitif, keterampilan, dan kesenian. Sekali terbentuk, suatu bakat khusus menjadi bekal yang memungkinkan untuk memasuki berbagai bidang pekerjaan tertentu (fields of occupation) dan mencapai tingkatan lebih tinggi dalam suatu jabatan (levels of occupation).

d. Minat, yaitu kecenderungan yang agak menetap pada seseorang untuk merasa tertarik pada suatu bidang tertentu dan merasa senang berkecimpung dalam berbagai kegiatan yang berkaitan dengan bidang itu.

e. Sifat-sifat, yaitu ciri-ciri kepribadian yang bersama-sama memberikan corak khas pada seseorang, seperti riang gembira, ramah, halus, teliti, terbuka, fleksibel, tertutup, lekas gugup, pesimis, dan ceroboh.

f. Pengetahuan, yaitu informasi yang dimiliki tentang bidang-bidang pekerjaan dan tentang diri sendiri. Informasi tentang dunia kerja yang dimiliki oleh orang muda dapat akurat dan sesuai dengan kenyataan atau tidak akurat dan bercirikan idealisasi.

(33)

penglihatan dan pendengaran baik atau kurang baik, mempunyai kekuatan otot tinggi atau rendah, dan jenis kelamin.

2. Faktor-faktor eksternal

Faktor-faktor eksternal dapat dibedakan satu sama lain, tetapi tidak dapat dipisahkan satu sama lain, karena menciptakan keseluruhan ruang gerak tubuh. Faktor-faktor tersebut ialah:

a. Masyarakat, yaitu lingkungan sosial-budaya dimana seseorang dibesarkan. Lingkungan ini luas sekali dan berpengaruh besar terhadap pandangan dalam banyak hal yang dipegang teguh oleh setiap keluarga, yang pada gilirannya menanamkannya pada anak-anak.

b. Keadaan sosial-ekonomi negara atau daerah, yaitu laju pertumbuhan ekonomi yang lambat atau cepat; stratifikasi masyarakat dalam golongan sosial-ekonomi tinggi, tengah dan rendah; serta diversifikasi masyarakat atas kelompok-kelompok yang terbuka atau tertutup bagi anggota dari kelompok lain.

c. Status sosial-ekonomi keluarga, yaitu tingkat pendidikan orangtua, tinggi rendahnya pendapatan orangtua, jabatan ayah dan ibu, daerah tempat tinggal, dan suku bangsa. Anak-anak berpartisipasi dalam status sosial-ekonomi keluarganya.

(34)

sikap tertentu terhadap pendidikan dan pekerjaan. orang muda harus menentukan sikapnya sendiri terhadap harapan dan pandangan itu.

e. Pendidikan sekolah, yaitu pandangan dan sikap yang dikomunikasikan kepada anak didik oleh staf petugas bimbingan dan tenaga pengajar mengenai nilai-nilai yang terkandung dalam bekerja, tinggi rendanya status sosial jabatan-jabatan, dan kecocokan jabatan tertentu untuk anak laki-laki atau anak perempuan.

f. Pergaulan dengan teman-teman sebaya, yaitu beraneka pandangan dan variasi harapan tentang masa depan yang terungkap dalam pergaulan sehari-hari.

g. Tuntutan yang melekat pada masing-masing jabatan dan pada setiap program studi atau latihan, yang mempersiapkan seseorang untuk diterima pada jabatan tertentu dan berhasil di dalamnya. Sehubungan dengan pilihan program studi sebagai persiapan untuk memegang jabatan tertentu, harus diingat bahwa orang muda tidak mesti menyukai semua kegiatan yang harus dilakukan dalam rangka program studi itu.

(35)

1. Fase pengembangan atau growth (0-14 tahun), pada tahap ini terjadi perkembangan kemampuan (baik kemampuan umum maupun khusus), sikap, minat dan kebutuhan yang berkaitan dengan konsep diri (self concept).

Tugas perkembangan individu dalam tahap ini adalah membentuk gambaran diri, mengembangkan orientasi kearah dunia kerja, dan mulai memahami dunia kerja.

2. Fase eksplorasi atau exploration (15-24 tahun), pada tahap ini individu melakukan eksplorasi atas berbagai kemungkinan karier yang sesuai bagi diri individu. Pada tahap ini mulai terjadi penyempitan pilihan, tetapi belum merupakan pilihan karier final. Adapun tugas perkembangan pada fase ini adalah:

a. memiliki kesadaran akan kebutuhan untuk memperoleh kejelasan minat karier.

b. Mampu memanfaatkan sumber-sumber belajar yang mengarah pada preferensi karier.

c. Memiliki kesadaran akan adanya banyak faktor dalam pilihan karier yang harus dipertimbangan.

d. Memiliki kesadaran akan adanya berbagai kemungkinan yang mempengaruhi pencapaian tujuan.

(36)

f. Memiliki kesadaran akan hubungan masa sekarang dan masa depan.

g. Memiliki kemampuan merumuskan kesukaan yang bersifat umum.

h. Tumbuhnya minat terhadap sesuatu yang relatif menetap

i. Memiliki usaha menggali informasi yang relevan dengan karier yang diminati.

j. Mampu menyusun rencana berkaitan dengan usaha pencapaian karier yang diminati.

k. Bijaksana dalam menyikapi preferensi karier

3. Fase pemantapan atau establishment (25-40 tahun), pada tahap ini individu mencoba terjun ke dalam dunia pekerjaan (karier) dan belajar bertahan dalam karier yang dipilihnya.

Tugas perkembangan pada tahap ini dibagi dalam dua subfase, yaitu stabilisasi (25-32 tahun) dan konsolidasi (32-40 tahun).

4. Fase pembinaan atau maintenance (45-64 tahun), pada tahap ini berisi proses penyesuain diri individu terus-menerus dalam pilihan kariernya dan usaha mengejar posisi dan situasi kerja yang baik dalam kariernya.

(37)

5. Fase kemunduran atau decline (65-kematian), pada tahap ini individu mulai bersiap-siap memasuki masa pension hingga benar-benar memasuki masa pension.

Tugas perkembangan pada tahap ini, yaitu: 1) Aktivitas karier/pekerjaan menurun.

2) Individu memasuki masa pensiun.

3) Individu mulai merencanakan dan melakukan aktivitas lain sebagai pengganti karier.

E. Kematangan Karier

1. Pengertian Kematangan Karier

Super (Manrihu, 1988; 26) mengemukakan bahwa kematangan karier adalah daftar perilaku yang bersangkutan dengan mengidentifikasi, memilih, merencanakan, dan melaksanakan tujuan-tujuan karier yang tersedia bagi individu tertentu dalam perbandingannya dengan yang dimiliki oleh kelompok sebayanya; dapat dipandang sebagai taraf rata-rata dalam perkembangan karier bagi usianya.

(38)

dilakukan atau diharapkan pada rentang usia perkembangan tertentu (tahap perkembangan karier yang sedang dihadapi individu). Perilaku karier yang diharapkan dari individu dapat disebut juga tugas-tugas perkembangan karier.Apabila perilaku karier yang diperlihatkan individu semakin sesuai dengan tugas-tugas perkembangan karier pada setiap tingkat perkembangan karier, berarti tingkat perkembangan karier individu semakin tinggi atau semakin matang.Individu yang memiliki tingkat kematangan karier yang tinggi pada tahap perkembangan karier yang sedang dihadapinya dapat melangkah ke tahap perkembangan karier selanjutnya.

Super (Winkel & Hastuti, 2004) mengemukakan bahwa kematangan karier merujuk pada keberhasilan seseorang menyelesaikan tugas-tugas perkembangan yang khas bagi tahap perkembangan tertentu. Indikasi-indikasi dari kematangan karier misalnya kemampuan membuat rencana, kerelaan untuk memikul tanggung jawab, serta kesadaran akan faktor-faktor internal dan eksternal yang harus dipertimbangkan dalam membuat pilihan jabatan atau memantabkan diri dalam suatu jabatan. Indikasi-indikasi ini dapat dijabarkan lebih lanjut pada masing-masing tahap perkembangan karier, lebih-lebih selama masa remaja dan masa dewasa muda.

(39)

kompetensi dalam menentukan pilihan kariernya sendiri secara tepat. Sikap tersebut juga mendukung individu untuk menentukan keputusan kariernya secara tepat.

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi kematangan karier

Menurut Donal E. Super (Winkel dan Hastuti, 2010: 632), kematangan karier remaja diukur dengan indikator-indikator sebagai berikut:

a. Perencanaan karier (Career planning)

Kegunaan dari perencanaan yang matang ialah meminimalkan kemungkinan kesalahan yang berat dalam memilih berbagai alternatif-alternatif yang tersedia.Hasil dari perencanaan ialah keputusan tentang sesuatu yang telah dipilih secara sadar.Kunci bagi perencanaan yang matang dan keputusan yang bijaksana terletak dalam pengelolaan informasi tentang diri sendiri dan lingkungan hidupnya (Winkel dan Hastuti, 2010: 685-687).

b. Eksplorasi karier (Career exploration)

(40)

c. Proses membuat keputusan karier (Processes of decision-maining) Kemampuan individu dalam menggunakan pengetahuan dan pemikiran dalam membuat perencanaan karier. Konsep ini didasari pada tuntutan untuk membuat keputusan karier, dengan asumsi apabila individu tersebut mengetahui bagaimana orang lain membuat keputusan karier maka diharapkan mereka juga mampu membuat keputusan karier yang tepat baginya.

d. Informasi tentang dunia karier (World of work information)Informasi tentang dunia pekerjaan yang mencakup semua data mengenai jenis-jenis pekerjaan yang ada di masyarakat (fields of occupation), mengenai gradasi posisi dalam lingkup suatu jabatan (level of occupation), mengenai persyaratan tahap dan jenis pendidikan, mengenai sistem klasifikasi jabatan, dan mengenai prospek masa depan berkaitan dengan kebutuhan riil masyarakat akan jenis/corak pekerjaan tertentu.

e. Pengetahuan tentang kelompok pekerjaan yang lebih disukai (Knowledge of preferred occupational group)

(41)

f. Realisasi keputusan karier (Realisation)

Kemampuan individu dalam mempertimbangkan pilihan kariernya yang sesuai dengan kepribadian, bakat, minat dan nilai-nilai hidup yang dimilikinya.Oleh karena itu, individu perlu membuat perencanaan karier untuk meminimalisir keterbatasan dan melihat peluang/kesempatan karier yang sesuai dengan dirinya.

3. Hambatan dalam Kematangan Karier

Hambatan kematangan karier yang dikemukakan oleh Rosenthal (Smedley, 2003: 110), menunjukkan karakteristik kemampuan belajar rendah, konsep diri rendah, dan individu yang bertipe belajar pasif. Gejala ini menunjukkan bahwa individu tersebut memiliki kematangan karier dari segi afektif yang rendah. Oleh sebab itu individu yang memiliki permasalahan dalam belajar mengakibatkan kematangan kariernya juga rendah. Penyebabnya dalam kematangan karier membutuhkan pengetahuan dan keterampilan yang mendukung untuk meningkatkan kapasitas yang diperlukan dalam menentukan pilihan karier. Permasalahan dari segi emosional dan belajar juga berpengaruh terhadap kematangan karier (Smedley, 2003: 108).

(42)

orang lain mengharapkan kesempurnaan jika berhasil sekali, kurangnya kemampuan untuk menetapkan prioritas, tidak tahu tempat untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan untuk membantu memutuskan, berharap orang lain yang akan membuat keputusan, belum memiliki pengalaman dalam membuat keputusan karier, tidak mau mengorbankan kenyamanan untuk kepentingan kedepan, takut orang lain menolak keputusan yang telah dibuat, selalu berpikir bahwa saya tidak dapat melakukannya atau perasaan tidak percaya diri, dan percaya bahwa keputusan yang telah dibuat tidak aka nada yang peduli, (Http.//www.counseling.ilstu.edu/career/), diakses tanggal 30 mei 2016.

(43)

4. Upaya Peningkatan Kematangan Karier

Individu yang memiliki kematangan karier yang tinggi akan mendapatkan kesuksesan dan kepuasan dalam karier. Mereka memiliki kesadaran akan proses keputusan karier, seringkali berpikir akan alternatif karier atau analisa karier yangtepat, menghubungkan antara pengalaman yang dimiliki dengan tujuan yang akan datang, memiliki kepercayaan diri dalam menentukan keputusan karier, komitmen dalam membuat pilihan karier, dan mampu menyeimbangkan antara harapan dengan tuntutan realitas.

Upaya dalam meningkatkan kematangan karier sangat penting bagi siswa. Pengarahan maupun kurikulum atau proses bimbingan menjadi kebutuhan mutlak untuk mencapai tugas perkembangan karier tersebut. Menurut Herr and Enderlein (Darell F. Powell dan Luzzo, 1998: 147), kurikulum untuk meningkatkan kematangan karier diolah dengan tepat sehingga mampu memberikan pengaruh pada tingkat IQ siswa, berbagai tingkat sosial ekonomi dan berbagai pengetahuan karier yang umum dimiliki siswa. Evaluasi mengenai kurikulum dengan kematangan karier perlu disesuaikan dengan kondisi sebenarnya dalam karier. Penyusunan strategi dalam peningkatan kematangan karier harus disesuaikan dengan kondisi siswa.

(44)

a. Pengetahuan diri. Siswa harus menjadi individu yang potensial dengan memahami: bakat, kecakapan dan kemampuan, konsep diri dan penghargaan diri, kepribadian, kemampuan akademik, pengalaman belajar dan kerja, minat, tingkat harapan, motivasi, nilai kehidupan, gaya hidup dan sebagainya. Semua karakteristik ini seharusnya sesuai dengan pilihan karier.

b. Informasi studi, profesi dan karier. Siswa tidak hanya membutuhkan informasi mengenai diri mereka, tetapi juga tentang lingkungan dimana mereka tinggal. Mereka juga membutuhkan informasi mengenai pilihan pendidikan yang lain (jenjang pendidikan), pilihan professional (jenjang karier), dan pilihan karier (jenjang sosial tenaga kerja). Mereka membutuhkan informasi tersebut sebagai bahan pertimbangan.

c. Proses dalam menentukan keputusan karier. Melalui pengetahuan mengenai diri, pendidikan dan pengembangan profesional, siswa akan menentukan keputusan karier yang tepat. Mereka seharusnya dipersiapkan dalam menentukan keputusan karier melalui pertimbangan berbagai aspek tersebut.

(45)

membutuhkan pengetahuan mengenai kebiasaan atau kewajiban sebagai tenaga kerja.

e. Perencanaan karier. Siswa seharusnnya dipersiapkan untuk menentkan perencanaan karier berpedoman pada karakteristik pribadi, pengalaman studi dan pengalaman kerja. Perencanaan karier akan membuat siswa teguh pendirian dalam pendidikan dan karier.

Kematangan karier bukan sesuatu hal yang mudah dan dapat dicapai secara cepat, tetapi kematangan karier merupakan suatu proses yang perlu dikembangkan. Salah satu peran guru pembimbing adalah membantu siswa dalam menyelesaikan mengenai karier. Peningkatan kematangan karier siswa dapat dicapai jika ada peran serta pihak sekolah terutama guru pembimbing dalam membuat pedoman dalam proses bimbingan dan konseling.

F. Bimbingan Karier& Topik-topik Bimbingan Karier 1. Pengertian Bimbingan Karier

(46)

Prayitno (2004: 99) mengatakan bahwa bimbingan adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan oleh orang yang ahli kepada seseorang atau beberapa individu, baik anak-anak, remaja, maupun dewasa, agar orang yang dibimbing dapat mengembangkan kemampuan dirinya sendiri dengan memanfaatkan kekuatan individu dan sarana yang dikembangkan berdasarkan norma-norma yang berlaku.

Menurut Herr (Manrihu, 1988: 15), bimbingan karier ialah suatu perangkat, lebih tepatnya suatu program yang sistematik, proses-proses, teknik-teknik, atau layanan-layanan yang dimaksudkan untuk membantu individu memahami dan berbuat atas dasar pengenalan diri dan pengenalan kesempatan-kesempatan dalam pekerjaan, pendidikan, dan waktu luang, serta mengembangkan keterampilan-keterampilan mengambil keputusan sehingga yang bersangkutan dapat menciptakan dan mengelola perkembangan kariernya.

(47)

kesiapan yang matang dan mampu menyesuaikan diri dengan pekerjaan yang akan ditekuni.

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa bimbingan karier adalah upaya yang dilakukan oleh ahli dalam membantu peserta didik memahami dirinya, mengenal potensi, kesiapan, dan mampu bertanggungjawab dalam pengambilan keputusan, sehingga peserta didik tersebut dapat mencapai kematangan karier dalam hidupnya.

2. Topik-topik Bimbingan Karier

Secara umum yang melandasi pendampingan karier siswa SMK adalah “persiapan dan kematangan karier”.Siswa SMK harus diberikan topik-topik bimbingan karier yang menyangkut mengenai pengenalan dunia kerja, kesiapan karier dan diri sendiri.Salah satu sumber untuk mengetahui topik-topik bimbingan yang sesuai adalah dengan melihat hasil penelitian yang dilakukan oleh konselor sekolah (Winkel & Hastuti, 2004: 585).Topik-topik bimbingan karier, ditentukan dari hasil skor responden terhadap item-item yang diajukan oleh konselor pada lembar observasinya, yaitu sangat matang, matang, dan kurang matang.

(48)
(49)

30

BAB III

METODE PENELITIAN

Dalam bab ini dipaparkan jenis penelitian, tempat dan waktu penelitian, populasi penelitian, variable penelitian, teknik dan instrumen pengumpulan data, validitas, reabilitas, dan teknik analisis data.

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif, dan digunakan untuk meneliti populasi tertentu, pengumpulan data menggunakan instrument penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistic (Sugiono, 2013: 8), dengan tujuan untuk memperoleh gambaran tentang Tingkat Kematangan Karier pada Siswa SMK (Studi Deskriptif Siswa SMK 1 Linggang Bigung Sendawar Kelas XIITahun 2015/2016 dalam Memasuki Dunia Kerjadan Impliksinya pada Layanan Topik-topik Bimbingan Karier).

B. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat : SMK 1 Linggang Bigung, Sendawar, Kalimantan Timur 2. Waktu : 5 Maret 2016

C. Subjek Penelitian

(50)

penelitian. Berdasarkan hal tersebut, data subjek penelitian sebagai berikut:

Tabel 1

Data subjek penelitian siswa kelas XII SMK 1 Linggang Bigung

No. Kelas Hadir

1 XII Administrasi Perkantoran 27

2 XII Teknik Komputer 18

Total 45

D. Metode Pengumpulan Data

(51)

Bentuk skala dalam kuesioner ini mengacu pada model skala likert, di mana masing-masing item membentuk item favorabel dan unfavorabel.Skala pengukuran kematangan karier siswa terdiri dari 50 butir. Masing-masing pernyataan terdapat empat kriteria jawaban dan pedoman skor butir, yaitu untuk item favorable Sangat Setuju (SS) = 4, Setuju (S) = 3, Kurang Setuju (KS) = 2, Tidak Setuju (TS) = 1. Demikian juga untuk item unfavorable, skor Sangat Setuju (SS) = 1, Setuju (S) = 2, Kurang Setuju (KS) = 3, Tidak Setuju (TS) = 4. Cara untuk menjawab pernyataan, siswa diminta untuk memberikan tanda centang √ (check list) pada kolom alternatif jawaban.

Tabel 2 Norma Skoring

E. Instrumen Pengumpulan data

Instrumen penelitian ini berupa kuesioner yang memiliki 50 item pernyataan, dimana 29 item merupakan pernyataan favorable dan 21 item merupakan pernyataan unfavorable.

Instrumen pengumpulan data menggunakan kuesioner. Kuesioner memuat beberapa item tentang kematangan karier. Operasional objek

Altertatif Jawaban

Skor

Favorabel Unfavorabel

Sangat Setuju 4 1

Setuju 3 2

Tidak Setuju 2 3

(52)

penelitian ini dijabarkan lebih lanjut dalam konstruk instrumen pada tabel

Perencanaan Karier a. Membuat perencanaan karier sesuai dengan jurusan yang di tekuni di SMK

b. Memiliki kesadaran antara hari ini dan masa depan.

7, 8, 9

Ekplorasi Karier a. Menggunakan media terpercaya sebagai sumber informasi.

b. Mengetahui dunia kerja lebih luas.

a. Menggunakan pemikiran dan pengetahuan bahwa akan banyak faktor yang harus dipertimbangkan dalam memantapkan pilihan karier b. Memantapkan jurusan yang

dipilih untuk karier berikutnya. c. Mengetahui cara orang lain

dalam menetapkan keputusan

Pengetahuan Karier a. Memahami sikap positif dalam bekerja

b. Mengetahui fakta dunia kerja yang berkaitan dengan jurusan c. Mengetahui tugas pekerjaan

pada jabatan.

a. Mengetahui pekerjaan yang diinginkan

b. Mengetahui hal yang menjadi persyaratan dari pekerjaan yang diinginkan.

c. Memahami resiko-resiko yang muncul dari pilihan pekerjaan

1

Realisasi Keputusan a. Mengetahui kelebihan dan kelemahan dalam diri b. Mengetahui cara mengatasi

(53)

F. Validitas dan Reliabilitas Kuesioner 1. Validitas

Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur (Sugiono, 2010: 173). Validitas erat berkaitan dengan tujuan ukur, maka setiap skala hanya dapat menghasilkan data yang valid untuk satu tujuan ukuran pula. Apakah suatu skala berguna atau tidak sangat ditentukan oleh tingkat validitasnya (Azwar, 2007). Pada penelitian ini yang diuji adalah validitas isi. Validitas isi menunjuk pada sejauh mana instrumen yang digunakan mencerminkan isi yang dikehendaki (Furchan, 2011: 295). Validitas isi merupakan validitas yang diestimasikan lewat pengujian terhadap isi alat ukur dengan analisis rasional dengan caraprofessional judgement (Azwar, 2007). Instrumen penelitian dikonstruksi berdasarkan faktor-faktor yang mempengaruhi kematangan karier menurut konsep Donal E. Super (Winkel dan Hastuti, 2007:632)yang dijadikan sebagai aspek-aspek kematangan karier yang akan diukur dan validitas isi instrumen penelitian diperoleh dengan mengkonsultasikan pada ahli (dosen pembimbing).

(54)

Rumusnya:

rxy=Indeks korelasi Validitas item

N = Jumlah subyek

X = Skor item yang akan diuji validitasnya

Y = Jumlah Skor total memuat item yang diuji validatasnya XY= Hasil perkalian antara skor X dan skor Y

(55)

Tabel 4

Rincian Item yang Valid dan Tidak Valid

Aspek Indokator

Nomor Item

Fav Unfav Valid Gugur

Perencanaan karier

Membuat perencanaan karier sesuai dengan jurusan yang di tekuni di SMK

7, 8, 9 10 7, 8, 9, 10

Memiliki kesadaran antara hari ini dan masa depan.

Mengetahui dunia kerja lebih luas. 17, 18, 29 pengetahuan bahwa akan banyak faktor yang harus dipertimbangkan dalam memantapkan pilihan karier

19,

Memantapkan jurusan yang dipilih untuk karier berikutnya.

Memahami sikap positif dalam bekerja

34,35 36 34,35, 36

Mengetahui fakta dunia kerja yang berkaitan dengan jurusan

Mengetahui tugas pekerjaan pada jabatannya

Mengetahui hal yang menjadi persyaratan dari pekerjaan yang diinginkan.

2, 6 50 2, 50, 6

Memahami resiko-resiko yang muncul dari pilihan pekerjaan

3, 5 4 3, 4, 5

Mengetahui cara mengatasi keterbatasan diri.

49 46, 47 46, 47 49

(56)

2. Reliabilitas

Reliabilitas suatu alat ukur adalah derajat keajengan alat tersebut dalam mengukur apa saja yang diukurnya (Furchan, 2011). Reliabilitas dinyatakan oleh koefisien reliabilitas (rXXI) yang angkanya berada dalam rentang dari 0 sampai dengan 1,00. Semakin tinggi koefisien reliabilitas mendekati angka 1,00 berarti semakin tinggi reliabilitas. Sebaliknya koefisien yang semakin rendah mendekati 0 berarti semakin rendahnya reliabilitas (Azwar, 2007: 83). Perhitungan reliabilitas kuesioner penelitian ini menggunakan pendekatan koefisiensi Alpha Cronbach (α). Penggunaan teknik analisis Alpha Cronbach didasarkan atas pertimbangan perhitungan reliabilitas skala. Rumus koefisien reliabilitas Alpha Cronbach (α) adalah sebagai berikut:

[

]

Keterangan rumus:

: koefisien reliabilitas Alpha Cronbach

dan : varians skor belahan 1 dan varians skor belahan 2

: varians skor skala

(57)

menggunakan rumus koefisien alpha (α), yaitu 0,853. Hasil perhitungan indeks reliabilitas dicocokkan dengan kriteria Guilford (Masidjo, 1995) terdapat dalam tabel di bawah ini:

Tabel 5 Kriteria Guilford

No Koefisien Korelasi Kualifikasi

1 0,91 – 1,00 Sangat Tinggi

2 0,71 – 0,90 Tinggi

3 0,41 – 0,70 Cukup

4 0,21 – 0,40 Rendah

5 Negatif – 0,20 Sangat Rendah

G. Teknik Pengumpulan Data

1. Tahap Persiapan dan Pelaksanaan

Berikut ini adalah langkah-langkah mengumpukan data:

a. Menyusun kuesioner tentang tingkat kematangan karier siswa kelas XII, berdasarkan aspek-aspek Kematangan Karier.

b. Peneliti mengidentifikasi aspek-aspek kematangan karier kemudian merumuskan indikator-indikator dari setiap aspek. c. Peneliti merumuskan pernyataan-pernyataan item dari setiap

indikator.

(58)

e. Meminta surat izin untuk melakukan penelitian pada sekretariat Program Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang kemudian ditandatangani oleh ketua Jurusan Ilmu Pendidikan.

f. Meminta tandatangan kepada wakil dekan dan cap yang mengesahkan surat tersebut.

g. Menghubungi guru/pihak sekolah SMK 1 Linggang Bigung Sendawar untuk meminta ijin mengadakan penelitian SMK 1 Linggang Bigung Sendawar.

h. Meminta penentuan dan kesepakatan mengenai waktu pelaksanaan penelitian kepada pihak sekolah. Merevisi item kuesioner dan mengkonsultasikan kepada dosen pembimbing. 2.` Tahap Pengisian Kuesioner

Uji terpakai dilakukan setelah memperoleh ijin dan kesepakatan waktu pelaksanaan dari pihak sekolah SMK 1 Linggang Bigung Sendawar.Penelitian dilakukan hanya satu hari karena terbatasnya waktu penelitian ini menggunakan uji terpakai yang artinya data yang digunakan sebagai data penelitian.Responden yang digunakan untuk penelitian adalah siswa yang hadir pada saat pengambilan data, sehingga jumlah siswa yang digunakan sebagai responden penelitian terpakai dan mengisi instrumen berjumlah 45 siswa.

(59)

dalam penelitian ini, dan menjelaskan petunjuk dalam mengisi kuesioner kematangan karier. Setelah itu peneliti membagikan kuesioner. Peneliti juga memberikan kesempatan pada para siswa atau responden untuk menanyakan hal-hal yang kurang jelas berkaitan dengan kuesioner.

Pengisian kuesioner dilakukan pada saat jam mata pelajaran kosong dan jam istirahat. Waktu yang dibutuhkan pada saat pengisian kuesioner penelitian kurang lebih 30 menit.

H. Teknik Analisis Data

Sugiyono (2008: 207) mengatakan bahwa analisis data merupakan kegiatan mengelompokkan data berdasarkan variabel dan jenis responden, mentabulasi data berdasarkan variabel dari seluruh respoden, menyajikan data tiap variabel yang diteliti, serta melakukan perhitungan untuk menjawab rumusan masalah. Berikut merupakan langkah-langkah teknik analisis data:

1.Menentukan skor dan pengolahan data

(60)

2.Menentukan kategori

a. Pengkategorian tingkat kematangan karier

Pengkategorian tingkat kematangan karier dari siswa-siswi kelas XII SMK 1 Linggang Bingung Sendawar tahun 2016 dalam memasuki dunia kerja disusun berdasarkan model distribusi normal. Tujuan kategorisasi ini adalah menempatkan individu ke dalam kelompok-kelompok yang posisinya berjenjang menurut suatu kontinum berdasarkan atribut yang diukur (Azwar, 2012: 147 ). Kontinum jenjang pada penelitian ini adalah dari sangat rendah sampai dengan sangat tinggi.

Norma kategorisasi disusun berdasar pada norma kategorisasi yang disusun oleh Azwar (2012:148) yang mengelompokkan tingkat Kematangan Karier ke dalam lima kategori: sangat rendah, rendah, sedang, tinggi, dan sangat tinggi dengan norma kategorisasi sebagai berikut:

Tabel 6 Norma Kategorisasi

Penghitungan Skor Kategori

X ≤ π - 1,5 σ Sangat Rendah π - 1,5 σ < X ≤ π - 0,5 σ Rendah

π - 0,5 σ < X ≤ π + 0,5 σ Sedang π + 0,5 σ < X ≤ π + 1,5 σ Tinggi

(61)

Keterangan:

Skor maksimum toritik : Skor tertinggi yang diperoleh subjek penelitian berdasarkan perhitungan skala.

Skor minimum toritik :Skor terendah yang diperoleh subjek penelitian berdasarkan perhitungan skala.

Standar deviasi (σ/sd):Luas jarak rentangan yang dibagi dalam 6 satuan deviasi sebaran.

π (mean teoritik) :Rata-rata teoritis skor maksimum dan minimum.

Kategori di atas diterapkan sebagai patokan dalam pengelompokan tinggi rendah tingkat kematangan karier dari siswa-siswi kelas XII SMK 1 Linggang Bigung Sendawar tahun 2016 dalam memasuki dunia kerja dengan jumlah item = 41, diperoleh unsur perhitungan capaian skor subjek sebagai berikut:

Skor maksimum toritik : 4 × 41 = 164 Skor minimum toritik : 1 x 41 = 41

Luas jarak : 164 - 41 = 123

Standar deviasi ( σ / sd ) : 123 : 6 = 20,5 π (mean teoritik) : (164+41) : 2 = 102,5

(62)

Tabel 7

Norma Kategorisasi kematangan karier

b. Pengkategorian butir-butir pada item yang teridentifikasi rendah Berdasarkan norma kategori pada tabel 6, ditetapkan pengelompokan tinggi rendah skor butir tingkat kematangan karier dari siswa-siswi kelas XII SMK 1 Linggang Bigung Sendawar tahun 2016 dalam memasuki dunia kerjadengan jumlah sampel=45, diperoleh unsur perhitungan skor item sebagai berikut:

Skor maksimum toritik : 4 × 45 = 180 Skor minimum toritik : 1 x 45 = 45

Luas jarak : 180 - 45 = 135

Standar deviasi ( σ / sd ) : 135 : 6 = 22,5 π (mean teoritik) : (180+45) : 2 = 112,5

Hasil perhitungan analisis data skor butir/item kematangan karier disajikan dalam norma kategorisasi sebagai berikut:

Norma/Kriteria Rentang skor Kategori X ≤ π - 1,5 σ ≤ 72 Sangat Redah π - 1,5 σ < X ≤ π - 0,5 σ 73 - 92 Rendah π - 0,5 σ < X ≤ π + 0,5 σ 93 - 113 Sedang π + 0,5 σ < X ≤ π + 1,5 σ 114 - 133 Tinggi

(63)

Tabel 8

Kategorisasi Skor Butir Instrumen Kematangan karier

Kemudian, item yang masuk dalam kategori rendah dan sangat rendah akan dijadikan sebagai dasar penyusunan usulan topik-topik bimbingan karier yang efektif bagi siswa.

Norma/Kriteria Rentang skor Kategori

X ≤π - 1,5 σ ≤ 79 Sangat Redah

π - 1,5 σ < X ≤ π - 0,5 σ 80 - 101 Rendah

π - 0,5 σ < X ≤ π + 0,5 σ 102 - 124 Sedang

π + 0,5 σ < X ≤ π + 1,5 σ 125 - 146 Tinggi

(64)

45

BAB 1V

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini disajikan hasil penelitian dan pembahasan atas hasil penelitian yang sudah dilakukan, yaitu tentang kematangan karier dari siswa-siswi kelas XII SMK 1 Linggang Bigung Sendawar tahun 2016 dalam memasuki dunia kerja. Penelitian ini sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai yaitu untuk mengetahui tingkat kematangan karier siswa SMK (Studi Deskriptif Siswa SMK 1 Linggang Bigung Sendawar Kelas XIITahun 2015/2016 dalam Memasuki Dunia Kerjadan Impliksinya pada Layanan Topik-topik Bimbingan Karier).

A. Hasil Penelitian

1. Tingkat kematangan karier dari siswa-siswi kelas XII SMK 1 Linggang Bigung Sendawar tahun 2016dalam memasuki dunia kerja

Berdasarkan perolehan data penelitian yang dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner, dilakukan analisis data dengan teknik deskriptif kategoris dan persentase yang disajikan tabel 9dan grafik 1.

Tabel 9

Kategori Tingkat Kematangan karier

Kriteria Skor Kategori Distribusi Subjek Persentase

≥ 134 Sangat Tinggi 6 13,3%

114 - 133 Tinggi 27 60%

93 - 113 Sedang 11 24,4%

73 - 92 Rendah 1 2,2%

≤ 72 Sangat Rendah 0 0 %

(65)

Kategorisasi tingkat kematangan karier siswa ini jika digambarkan dalam bentuk diagram dapat dilihat sebagai berikut:

Grafik 1

Diagram Tingkat Kematangan Karier

Tabel dan diagram menerangkan bahwa:

a. Terdapat 6 siswa (13,3%) yang memiliki tingkat kematangan karier yang sangat tinggi.

b. Terdapat 27 siswa (60%) yang memiliki tingkat kematangan karier tinggi. c. Terdapat 11siswa (24,4%)yang memiliki tingkat kematangan karier sedang. d. Terdapat siswa 1 (2,2%)yang memiliki tingkat kematangan karier rendah. e. Tidak terdapat siswa (0%) yang memiliki tingkat kematangan karier

sangat rendah.

2. Hasil Analisis Butir-butir instrument kematangan karier yang terindikasi 0

5 10 15 20 25 30

Sangat Tinggi Tinggi Sedang Rendah Sangat

Rendah 6

27

11

(66)

rendah

Berdasarkan hasil pengolahan data telah diperoleh skor-skor item yang termasuk dalam kategorisasi sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah, dan sangat rendah. Item yang berada dalam kategori rendah dan sangat rendah adalah item yang akan digunakan sebagai bahan penyusunan usulan topik-topik bimbingan karier.

Hasil pengkategorisasian skor item kematangan karier dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 10

Kategori Skor Item Tingkat Kematangan Karier

Kriteria

Skor

Frekuensi Presentase No. Item Kategori

≥ 147 8 19,5% 7, 17, 18,34, 35, 40, 41, 42,

Sangat Tinggi

125 - 146 26 63,4% 1,3, 4, 5,6, 8, 12, 14,15, 19, 21, 23, 24, 26, 27, 28, 31, 32, 33, 36, 38,39, 44, 47,48,50

Tinggi

102 - 124 5 12,1% 2, 13, 16,22, 46 Sedang

80 - 101 2 4,8% 9, 45 Rendah

≤ 79 - - - Sangat Rendah

Kategorisasi skor item kematangan karier siswa ini jika digambarkan dalam bentuk diagram dapat dilihat sebagai berikut:

(67)

Diagram Kategorisasi Skor Item Tingkat Kematangan Karier

Tabel dan diagram menerangkan bahwa:

a. Terdapat 19,5% atau 8 item yang termasuk dalam kategori sangat tinggi. b. Terdapat 63,4% atau 26item yang termasuk dalam kategori tinggi. c. Terdapat 12,1%atau 5item yang termasuk dalam kategorisedang. d. Terdapat4,8%atau 2item yang termasuk dalam kategorirendah.

e. Tidak terdapat 0% atau 0item yang termasuk dalam kategori sangat rendah.

Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa terdapat 5 item yang termasuk dalam kategori sedang dan terdapat 2 item yang masuk dalam kategori rendah. 7 item tersebut akan dijadikan dasar dalam pembuatan usulan topik-topik bimbingan karier yang relevan bagi siswa.

3.Item-item Kematangan Karier

Berdasarkan hasil penelitian, didapatkan data yang menunjukan bahwa terdapat 2 butir itemyang terindikasi rendah dan 5 butir kuesioner yang terindikasi sedang. Ke 7 item tersebut diuraikan sebagai berikut:

(68)

Item-item kematangan karier siswa kelas XII yang masuk dalam kategori sedang, rendah, dan sangat rendah

ASPEK INDIKATOR NO ITEM SKO

2 Saya mulai menyiapkan persyaratan yang dibutuhkan di dunia kerja, baik itu secara nilai akademik maupun pribadi saya.

110

13 Saya senang mengikuti kegiatan yang berhubungan dengan jurusan saya, seperti seminar, job fair, dll.

118

Mengetahui dunia kerja lebih luas.

16 Saya belum mengetahui masa depan jurusan yang saya pilih saat ini.

22 Saya kurang percaya diri dalam membuat keputusan

45 Saya mempertimbangkan prestasi saya dalam menentukan pilihan pekerjaan mendatang.

93

Mengetahui cara mengatasi keteratasan diri.

46 Saya belum mengetahui alternatif-alternatif pekerjaan lainnya jika saya tidak diterima ditempat pekerjaan yang saya inginkan.

9 Saya sudah mulai mempersiapkan surat lamaran pekerjaan.

91

(69)

Table 12

Usulan Topik-topik Bimbingan Karier SMK 1 Linggang Bigung, Sendawar

ASPEK INDIKATOR ITEM TOPIK METODE SUMBER

menjadi persyaratan dari pekerjaan yang diinginkan

Saya mulai menyiapkan persyaratan yang dibutuhkan di dunia kerja, baik

Sinurat, R.H. Dj. 2009. Kumpulan Handout Praktikum BK Karier. Prodi BK USD

Ekplorasi Karier

Menggunakan media

terpercaya sebagai sumber informasi.

Saya senang mengikuti kegiatan yang berhubungan dengan jurusan saya, seperti seminar, job fair, dll.

Ekplorasi Karier

Ceramah, diskusi, Tanya jawab, praktek

Sinurat, R.H. Dj. 2009. Kumpulan Handout Praktikum BK Karier. Prodi BK USD

Mengetahui dunia kerja

lebih luas.

Saya belum mengetahui masa depan jurusan yang saya pilih saat ini.

Ketenagakerjaa n

Ceramah, diskusi, Tanya jawab

Triyono, 2014. Materi layanan klasikal BK bidang karier. Yogyakarta:Paramita Publishing. Pengambilan

keputusan karier

Menggunakan pemikiran

dan pengetahuan bahwa akan banyak faktor yang

Mengetahui kelebihan dan kelemahan dalam diri

Saya mempertimbangkan prestasi saya dalam menentukan pilihan pekerjaan mendatang.

Kelebihan dan kelemahan

Ceramah, diskusi, Tanya jawab

Sinurat, R.H. Dj. 2009. Kumpulan Handout Praktikum BK Karier. Prodi BK USD Mengetahui cara mengatasi

keterbatasan diri.

Saya belum mengetahui alternatif-alternatif pekerjaan lainnya jika saya tidak diterima ditempat pekerjaan yang saya inginkan.

Pemahaman diri

Ceramah, diskusi, Tanya jawab

Yusuf, S., Nurhudaya dan Ilfiandra. 2004. Pengembangan Diri: Materi Bimbingan Bagi Siswa. Bandung: UPT LBK UPI. Perencanaan

karier

Membuat perencan-aan

karier sesuai dengan jurusan yang di tekuni di SMK

Saya sudah mulai mempersiapkan surat lamaran pekerjaan.

(70)

Berdasarkan 7 item yang masuk kategori sedang dan rendah penulis mengusulkan topik-topik bimbingan karier. Item yang masuk dalam kategori tinggi boleh jadi perlu ditingkatkan agar lebih matang, akan tetapi dalam penelitian ini penulis hanya mengutamakan pada lima item yang masuk dalam kategori sedang dan rendah.

Usulan topik-topik bimbingan ini merupakan jawaban dari pertanyaan dalam rumusan “butir-butir kematangan karier manakah yang teridentifikasi capaian skornya rendah untuk usulan topik-topik bimbingan yang sesuai guna meningkatkan kematangan karier siswa-siswi kelas XII SMK 1 Linggang Bigung Sendawar tahun 2016?”.Usulan topik-topik bimbingan karier disajikan dalam tabel 12 di atas.

B. Pembahasan hasil penelitian “Tingkat kematangan karier dari siswa-siswi kelas XII SMK 1 Linggang Bigung Sendawar tahun 2015/2016”

(71)

Ini sejalan dengan pendapat Super (Winkel dan Hastuti, 2004: 633) yang menyatakan bahwa “ Indikasi kematangan vokasional (karier) adalah

kemampuan untuk membuat rencana, kerelaan untuk memikul tanggung jawab, serta kesadaran akan segala factor internal dan eksternal yang harus dipertimbangkan dalam membuat pilihan jabatan atau pemantapan diri dalam suatu jabatan”. Dalam konteks ini siswa belum sampai pada tahap

pemilihan jabatan, tetapi baru dalam tahap membuat perencanaan dan memilih studi lanjut atau pekerjaan yang sesuai dengan dirinya. Berdasarkan pendapat Super di atas, dapat dikatakan bahwa para siswa ini sudah tampak yakin bahwa jurusan yang mereka tekuni saat ini sudah sesuai dengan bakat, minat, dan kemampuan yang mereka miliki untuk memasuki dunia kerja.

Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan dugaan awal peneliti. Pada awalnya peneliti berasumsi bahwa tingkat kematangan karier siswa kelas XII SMK 1 Linggang Bigung, Kutai Barat tahun 2015/2016 kurang matang dalam bidang kariernya. Ternyata dugaan itu kurang tepat terbukti dari hasil penelitian yang menunjukan bahwa sebagian besar para siswa tingkat kematangan kariernya tinggi.

(72)

karakteristik diri, memperoleh pemahaman tentang berbagai bidang pekerjaan atau studi lanjut yang akan mereka masuki, mengambil keputusan karier, dan dalam memilih pekerjaan atau jurusan studi lanjut. Kedua, faktor pengaruh keluarga. Faktor pengaruh keluarga terutama bantuan dari orang tua. Bantuan orang tua dapat berupa perhatian dan kasih sayang yang membentuk konsep diri yang positif, dukungan dalam hal studi, dorongan untuk berprestasi, dan informasi tentang pendidikan dan bidang pekerjaan yang ada di masyarakat.

Berdasarkan uraian di atas peneliti menyimpulkan bahwa para siswa sudah memiliki persiapan yang tinggi untuk masuk ke dalam dunia kerja. Nampak dari hasil penelitan dan semua pilihan sudah direncanakan secara matang dan dipertimbangkan secara realistis.

(73)

layanan bimbingan dan konseling di sekolah.Ada kemungkinan juga para siswa kurang menangkap maksud dari pernyataan item-item tertentu dalam kuesioner penelitian ini. Kekeliruan siswa dalam menangkap maksud item akan berpengaruh pada jawabannya. Item-item tersebut boleh jadi tidak mampu melukiskan keadaan siswa sebenarnya.

(74)

55

BAB V PENUTUP

Pada bab ini akan disajikan kesimpulan, keterbatasan penelitian, dan saran-saran. Kesimpulan yang disajikan dalam bagian ini berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan. Bagian keterbatasan menyajikan kesulitan yang dialami peneliti serta pengalaman selama menyelesaikan penulisan skripsi. Saran yang diberikan dalam penelitian ini didasarkan pada hasil penelitian yang ditujukan kepada pihak yang terkait dan usulan untuk peneliti lain.

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa:

1. tingkat kematangan karier siswa kelas XII SMK 1 Linggang Bigung Tahun Ajaran 2015/2016 termasuk tinggi dalam hal kariernya. Hal ini terbukti dari hasil penelitian yang menunjukan bahwa kematangan karier pada siswa mendapat skor60% tinggi.

2. Ditemukan 7 item yang capaian skornya rendah dan diusulkan sebagai topik-topik bimbingan karier untuk membantu siswa kelas XII SMK 1 Linggang Bigung meningkatkan kematangan kariernya.

B. Keterbatasan

(75)

terlebih dahulu.

2. Tempat untuk penelitian yang jauh sehingga peneliti hanya memantau lewat media social atau jejaring sosial, serta waktu untuk penelitian yang terbatas dengan alasan kelas XII mulai memasuki masa Try Out.

3. Sulitnya mencari sampel siswa karena beberapa sekolah tidak mau meluangkan waktu untuk mengisi kuesioner dengan alasan fokus ujian. C. Saran

Berikut ini dikemukakan saran-saran bagi pihak-pihak yang terkait sesuai dengan hasil penelitian

1.Pihak Sekolah/Guru Pembimbing

Berdasarkan hasil penelitian yang mengungkapkan bahwa masih ada beberapa siswa yang memiliki kematangan karier yang rendah meski semua aspek berada dalam kategori tinggi, serta ditemukan item yang memiliki nilai paling rendah. Hal-hal yang dapat dilakukan oleh pihak sekolah diantaranya:

a. Alangkah baiknya sekolah memiliki guru bimbingan dan konseling, supaya peserta didik mendapatkan layanan dan bimbingan sesuai dengan kebutuhan siswa di sekolah.

(76)

2.Siswa SMK 1 Linggang Bigung

Untuk siswa SMK 1 Linggang Bigung maupun siswa pada sekolah lainnya,alangkah baiknya para siswa lebih terbuka dalam mengisi kuesioner, karena penelitian yang dilakukan juga bermanfaat bagi siswa dan sekolah sebagai koreksi ataupun masukan agar pelayanan bimbingan dapat berjalan lebih baik lagi.

3.Peneliti lain

a.Meninjau kuesioner dengan teliti terutama dalam penggunaan bahasa sehingga mudah untuk dipahami.

b.Melakukan triangulasi dengan menggunakan teknik observasi serta wawancara untuk menguatkan hasil penelitian.

Gambar

Grafik 1. Diagram Tingkat Kematangan Karier……………………………………   46 Grafik 2. Diagram Kategorisasi Skor Item Tingkat Kematangan Karier…………..
Tabel 1
Tabel 2 Norma Skoring
Tabel 3 Kisi-kisi Kuesioner Kematangan Karier
+7

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Digital Repository Universitas Jember Digital Repository Universitas Jember... Digital Repository Universitas Jember Digital Repository

DAFTAR SATUAN PENDIDIKAN (SEKOLAH) PER Kec.. Ahmad Dahlan Nomor

Scatter Diagram Perbandingan Data Aktual dan Data Peramalan Masing-Masing Distributin Center1. Metode Dekomposisi Pendekatan

Korelasi Penerimaan Perkembangan Fisik dengan Kematangan Emosi yang Ditunjukkan Oleh Siswa Kelas VII SMP Negeri 7 Kota Sukabumi ………... Rekomendasi ………

Tugas Sarjana ini berjudul “ Penggunaan Model Supply Chain Operations References (SCOR) dalam Pengukuran Kinerja Supply Chain pada PT.. Tugas Sarjana ini adalah sarana

Dengan berlakunya Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2014 tentang Pemilihan Gubernur, Bupati, dan Walikota yang mengatur pemilihan kepala daerah

PROFIL KEMAMPUAN INKUIRI DAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN STRATEGI TEACHING LEARNING SEQUENCES DALAM INKUIRI TERBIMBING PADA MATERI GAYA GESEK.. Universitas Pendidikan