• Tidak ada hasil yang ditemukan

DESKRIPSI KEMATANGAN KARIER SISWA KELAS IX SMP NEGERI 13 YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 20132014 DAN IMPLIKASINYA TERHADAP USULAN TOPIK-TOPIK BIMBINGAN KARIER SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Bim

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "DESKRIPSI KEMATANGAN KARIER SISWA KELAS IX SMP NEGERI 13 YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 20132014 DAN IMPLIKASINYA TERHADAP USULAN TOPIK-TOPIK BIMBINGAN KARIER SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Bim"

Copied!
109
0
0

Teks penuh

(1)

DESKRIPSI KEMATANGAN KARIER SISWA KELAS IX SMP NEGERI 13 YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2013/2014 DAN IMPLIKASINYA

TERHADAP USULAN TOPIK-TOPIK BIMBINGAN KARIER

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Bimbingan dan Konseling

Disusun oleh : Arista Abriawati NIM : 091114005

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(2)

i

DESKRIPSI KEMATANGAN KARIER SISWA KELAS IX SMP NEGERI

13 YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2013/2014 DAN IMPLIKASINYA

TERHADAP USULAN TOPIK-TOPIK BIMBINGAN KARIER

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Bimbingan dan Konseling

Disusun oleh :

Arista Abriawati

NIM : 091114005

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

(3)
(4)
(5)

iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAHAN

Pergilah jelajahi dunia, lihatlah dan carilah kebenaran dan

rahasia-rahasia hidup….

Niscaya jalan apapun yang kau pilih mengantarkanmu menuju titik

awal….

-Hanum Salsabila

Rais-Di dunia ini memang tidak ada yang mudah. Tapi tidak ada yang

lebih baik selain keberhasilan yang di raih setelah melalui

masa-masa melelahkan untuk mencapai masa-masa yang gemilang. (nn)

Skripsi ini kupersembahkan kepada :

Kedua orangtuaku Bapak Vetranto (Alm) dan Ibu Sudiyati

Kakak beserta suami Santy Yudi Kurnianingrum dan Garyanto

Adikku Satrio Adi Nugroho

Kedua keponakanku Athaya Azaria Zharifah dan Asmanisa

(6)
(7)
(8)

vii

ABSTRAK

DESKRIPSI KEMATANGAN KARIER SISWA KELAS IX SMP NEGERI 13 YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2013/2014 DAN IMPLIKASINYA

TERHADAP USULAN TOPIK-TOPIK BIMBINGAN KARIER

Arista Abriawati Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta, 2014

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kematangan karier siswa kelas IX SMP Negeri 13 Yogyakarta Tahun Ajaran 2013/2014 dan implikasinya terhadap usulan topik-topik bimbingan karier.

Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan metode survai. Subjek penelitian ini adalah seluruh siswa kelas IX SMP Negeri 13 Yogyakarta tahun ajaran 2013/2014 yang berjumlah 130 siswa. Instrument yang digunakan adalah kuesioner kematangan karier yang terdiri dari 50 item pernyataan yang disusun oleh peneliti sendiri.

(9)

viii

ABSTRACT

MATURITY DESCRIPTION OF STUDENTS OF STUDENTS CAREER FOR NINTH GRADE OF SMP NEGERI 13 YOGYAKARTA IN THE ACADEMIC YEAR 2013/2014 AND THE IMPLICATION TOWARD THE

TOPICS SUGGESTION FOR GUIDANCE CAREER

Arista Abriawati Sanata Dharma University

2014

This research has purpose to know maturity career for ninth grade students of SMP Negeri 13 Yogyakarta in the academic year 2013/2014 and the

implication toward the topics suggestion for guidance career.

Kinds of the research is descriptive research. Subject of the research is all of the ninth grade 130 students of SMP Negeri 13 Yogyakartain the academic year 2013/2014. The instrument is maturity questionnaire career which cousist of fifty questions.

(10)

ix

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Allah SWT atas segala rahmat dan berkat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Penulis telah mendapatkan banyak pengalaman yang sangat berharga dari tugas penulisan skripsi ini.

Penulis juga menyadari bahwa ada banyak pihak yang telah membantu penulis sehingga penyusunan skripsi ini lancar. Untuk itu, penulis mengucapkan terimakasih yang sedalam-dalamnya kepada:

1. Dr. Gendon Barus, M.Si., selaku Ketua Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

2. Drs. R. H. Dj. Sinurat, M.A., selaku dosen pembimbing yang selalu sabar membimbing penulis dalam mengerjakan skripsi, memberikan banyak masukan, dan memotivasi penulis untuk segera menyelesaikan skripsi ini. 3. Suramanto, S.Pd., selaku Kepala Sekolah SMP Negeri 13 Yogyakarta yang

telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengadakan penelitian di SMP Negeri 13 Yogyakarta.

4. Orbantari Dwi S, S.Pd., dan Dra. Sri Sudianingsih selaku Koordinator BK dan guru BK SMP Negeri 13 Yogyakarta yang telah berkenan menerima, membantu dalam melaksanakan penelitian ini.

(11)

x

6. Kedua orangtua Vetranto (Alm) dan Sudiyati yang telah memberikan motivasi, dukungan, dan selalu mendoakan penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini.

7. Kakak beserta suami Santy Yudi Kurnianingrum dan Garyanto, adik Satrio Adi Nugroho, kedua keponakan Athaya Azaria Zharifah dan Asmanisa Khansa Rosyada yang selalu memberikan semangat untuk menyelesaikan skripsi ini.

8. Teman satu bimbingan skripsi Birgitta Fitri Kurniasari dan Ninda Hapsari Putri yang dengan sabar membantu, mendukung, sharing, belajar bersama selama proses penulisan skripsi, dan berjuang bersama untuk menyelesaikan skripsi ini.

9. Para sahabat Aldian Putranto Hadi, Ediana Prima Widyaningrum, Fransiska Wening Panitis, Marischa Dwi Hananingsih, Sisilia Arini Sulistyo, Theodora Nohana Wibowo, Vincentia Widi Astuti, yang telah mendukung dan selalu memberikan semangat untuk menyelesaikan skripsi ini.

(12)

xi

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN... iii

HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN... iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... v

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vi

ABSTRAK... vii

ABSTRACT... viii

KATA PENGANTAR ... ix

DAFTAR ISI... x

DAFTAR TABEL... xiii

DAFTAR LAMPIRAN... xiv

BAB I PENDAHULUAN... 1

A. Latar Belakang... 1

B. Rumusan Masalah... 4

C. Tujuan Penelitian ... 4

D. Manfaat Penelitian ... 4

E. Definisi Operasional ... 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pengertian Karier ... 7

(13)

xii

C. Faktor-faktor yang Berpengaruh Terhadap Perkembangan Karier ... 10

D. Tahap-tahap Perkembangan Karier dan Tugas Perkembangan Karier ... 15

E. Kematangan Karier ... 20

F. Bimbingan Karier... 23

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 26

B. Populasi Penelitian... 26

C. Instrumen Penelitian ... 27

D. Validitas ... 30

E. Reliabilitas ... 33

F. Prosedur Pengumpulan Data... 35

G. Teknik Analisis Data... 36

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN DAN USULAN TOPIK-TOPIK BIMBINGAN A. Kematangan Karier Siswa Kelas IX SMP Negeri 13 Yogyakarta Tahun Ajaran 2013/2014 ... 40

B. Item yang Menunjukkan Tingkat Kematangan Karier ... 41

C. Pembahasan ... 42

D. Usulan Topik-topik Bimbingan Karier untuk Siswa Kelas IX SMP Negeri 13 Yogyakarta sebagai Implikasi Hasil Penelitian... 49

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 55

B. Saran ... 55

DAFTAR PUSTAKA ... 56

(14)

xiii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1 Rincian Jumlah Siswa Kelas IX SMP Negeri 13 Yogyakarta

Tahun Ajaran 2013/2014………... 27

Tabel 2 Kisi-kisi Kuesioner Kematangan Karier ………... 30

Tabel 3 Kriteria Guilford ………... 34

Tabel 4 Rincian Jadwal Pengisian Kuesioner………... 36

Tabel 5 Norma Kategorisasi ... 37

Tabel 6 Kategorisasi Tingkat Kematangan Karier Siswa Kelas IX SMP Negeri 13 Yogyakarta Tahun Ajaran 2013/2014... 38

Tabel 7 Kategorisasi Skor Item-Item Tingkat Kematangan Karier Siswa Kelas IX SMP Negeri 13 Yogyakarta Tahun ajaran 2013/2014... 39

Tabel 8 Kategorisasi Tingkat kematangan Karier Siswa Kelas IX SMP Negeri 13 Yogyakarta Tahun Ajaran 2013/2014……… 40

Tabel 9 Kategorisasi Skor Item Tingkat Kematangan Karier Siswa Kelas IX SMP Negeri 13 Yogyakarta Tahun Ajaran 2013/2014. 41

(15)

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Kuesioner Siswa ………..……... 59 Lampiran 2 Tabulasi Skor Data Uji Coba ... 63

Lampiran 3 Hasil perhitungan Validitas dengan Menggunakan SPSS

Versi 16.0 Kelas IX C SMP Negeri 13 Yogyakarata... 67

Lampiran 4 Reliability……….

Lampiran 5 Lampiran 6

Kuesioner Siswa ……….……….... Tabulasi Data Hasil Penelitian………....

Lampiran 7 SPB Rencana Setelah Lulus SMP….………..

Lampiran 8 Surat Ijin Penelitian……….………

71

(16)

BAB I

PENDAHULUAN

Bab ini berisi uraian tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan definisi operasional.

A. Latar Belakang Masalah

Sekolah sebagai suatu lembaga yang menyelenggarakan pendidikan formal mempunyai peranan yang penting dalam usaha mendewasakan anak dan menjadikannya sebagai anggota masyarakat yang berguna. Sekolah turut pula bertanggungjawab atas anggota masyarakat yang dihasilkannya. Menurut Santrock (Rintyastini & Charlotte, 2006) sekolah yang baik bagi remaja adalah sekolah yang memperhatikan dengan serius perbedaan dalam perkembangan individu, menunjukkan perhatian yang mendalam terhadap kondisi remaja, dan memfokuskan kegiatan

pada perkembangan sosial dan emosional, di samping

(17)

kecerdasan, dan wawasan yang diperlukan bagi lulusan untuk memasuki dunia kerja.

Salah satu elemen pendidikan di sekolah yang dipandang strategis dalam memfasilitasi pengembangan berbagai kemampuan prevokasional dan soft-skillsiswa adalah program bimbingan karier bagi siswa. Bimbingan karier merupakan salah satu dari empat bidang pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah, yaitu bimbingan pribadi, bimbingan sosial, bimbingan belajar, dan bimbingan karier (Prayitno & Amti, 2004).

Tohirin (2007: 135) menyatakan bahwa tujuan bimbingan

karier di sekolah adalah agar siswa mampu memahami,

merencanakan, menyesuaikan diri, dan mengembangkan karier tertentu yang sesuai baginya. Bimbingan karier tidak hanya sekedar memberikan respons kepada masalah-masalah yang muncul, akan tetapi juga membantu memperoleh pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang diperlukan dalam pekerjaan. Salah satu tujuan dilaksanakannya bimbingan karier di SMP adalah agar para peserta didik memahami dan dapat menentukan tujuan karier serta

memiliki bekal untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan

(18)

Pada saat peneliti melaksanakan Program Pengalaman Lapangan atau PPL di SMP N 13 Yogyakarta tahun ajaran 2012/2013, peneliti memberikan bimbingan di kelas IX B dengan topik kemana setelah SMP dan meminta para siswa untuk mengisi lembar kerja yang telah disediakan oleh peneliti yang berisi pertanyaan pilihan SMA atau SMK yang ingin dimasuki beserta alasannya memilih pilihan yang bersangkutan. Ternyata hasil yang didapat adalah 63% dari 27 siswa memilih SMK dan 37% memilih SMA. Dari respons siswa ditemukan beberapa hal, sebagai berikut: siswa merasa bingung dalam menentukan studi lanjutnya, siswa tidak bisa memberikan alasan, siswa memilih sekolah tertentu atas dasar permintaan dari orang tuanya bukan merupakan pilihannya sendiri, siswa memilih sekolah tertentu hanya karena teman-temannya memilihnya. Penulis juga sempat berdialog dengan beberapa siswa dari kelas yang berbeda tentang rencana studi lanjut mereka. Jawaban mereka hampir sama dengan jawaban para siswa kelas IX B.

(19)

dengan menyajikan topik-topik bimbingan karier yang relevan untuk meningkatkan kematangan karier siswa.

B. Rumusan Masalah

Pertanyaan-pertanyaan yang dijawab dalam penelitian ini yaitu : 1. Bagaimana tingkat kematangan karier siswa kelas IX SMP

Negeri 13 Yogyakarta tahun ajaran 2013/2014?

2. Topik-topik bimbingan karier manakah yang sesuai untuk meningkatkan kematangan karier siswa kelas IX SMP Negeri 13 Yogyakarta?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Mendeskripsikan tingkat kematangan karier siswa kelas IX SMP Negeri 13 Yogyakarta.

2. Menyusun topik-topik bimbingan karier yang sesuai untuk meningkatkan kematangan karier siswa kelas IX SMP Negeri 13 Yogyakarta.

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi berbagai pihak yaitu :

1. Manfaat teoritis

Hasil penelitian ini dapat digunakan khususnya

oleh mahasiswa Bimbingan dan Konseling untuk

(20)

kematangan karier siswa sebagai bekal seorang calon guru Bimbingan dan Konseling di sekolah.

2. Manfaat praktis

a. Bagi Guru Pembimbing

Hasil penelitian ini dapat digunakan oleh guru Bimbingan dan Konseling untuk melihat topik-topik bimbingan karier yang sesuai untuk siswa Sekolah Menengah Pertama.

b. Bagi Guru Mata Pelajaran

Hasil penelitian ini dapat memberikan inspirasi kepada Guru Mata Pelajaran untuk melihat apa yang dapat dilakukannya untuk membantu meningkatkan kematangan karier siswa.

c. Bagi Peneliti

Peneliti mendapatkan kesempatan untuk melakukan penelitian dan belajar mengenai kematangan karier dan topik-topik bimbingan yang relevan untuk kelas IX.

d. Peneliti Lain

(21)

E. Definisi Operasional

1. Kematangan karier

Kematangan karier adalah tingkat penyelesaian tugas-tugas perkembangan karier pada tahap eksplorasi karier seperti yang dimaksudkan dalam item-item kuesioner yang digunakan. 2. Bimbingan karier

Bimbingan karier adalah upaya membantu peserta didik

untuk memahami dirinya, mengenal dunia kerja,

mempersiapkan masa depannya sesuai dengan potensinya, dan

mampu mengambil keputusan secara tepat dan

(22)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

Bab ini berisi uraian tentang pengertian karier, perkembangan karier, faktor-faktor yang berpengaruh terhadap perkembangan karier, tahap-tahap perkembangan karier dan tugas-tugas perkembangan karier, kematangan karier, dan bimbingan karier.

A. Pengertian Karier

Winkel & Sri Hastuti (2010: 623) mengemukakan bahwa kata karier diambil dari bahasa Inggris, yaitu career. Ada beberapa kata yang mempunyai makna yang sama yaitu job, employment, dan

occupation. Akan tetapi kata-kata tersebut sebenarnya mempunyai penekanan yang berbeda. Kata jobdan employment lebih menekankan pekerjaan yang digeluti seseorang dan upah yang diperolehnya tetapi tidak sebegitu menikmati pekerjaan yang digelutinya. Kata occupation

menunjukkan pekerjaan yang sudah dapat diresapi dan dinikmati oleh pelakunya, tetapi pekerjaan yang bersangkutan hanya terbatas pada jam-jam kerja saja. Careerdigunakan untuk pekerjaan yang dinikmati oleh seseorang dan yang dianggapnya sebagai panggilan hidup serta mewarnai gaya hidupnya.

(23)

Gunarsa (2001: 238) mengemukakan bahwa karier erat hubungannya dengan perjalanan atau tujuan hidup seseorang yang ingin dicapai. Anoraga (2006: 64) mendefinisikan karier secara sempit dan luas. Secara sempit yaitu upaya mencari nafkah, mengembangkan profesi, dan meningkatkan kedudukan. Sedangkan secara luas karier merupakan langkah maju sepanjang hidup atau mengukir kehidupan seseorang.

B. Perkembangan Karier

Hal-hal pokok tentang perkembangan karier adalah sebagai berikut: (Winkel & Hastuti, 2010: 646-647)

1. Perkembangan karier adalah suatu proses yang terkait secara sosial, artinya perkembangan ini ikut dipengaruhi oleh lingkungan kebudayaan, kondisi ekonomi, kondisi geografis, status jebis kelamin, dan status kelompok sosial (social class membership). 2. Perkembangan karier bercirikan perubahan. Ada dua macam

(24)

3. Pilihan karier kerap disertai rasa gelisah dan takut, jangan-jangan dibuat pilihan yang salah. Selama proses perkembagan karier pada saat-saat tertentu harus diambil suatu keputusan penting, yang berarti memilih dari beberapa alternative yang dibuka. Pilihan yang salah kelak membawa aneka konsekuensi yang berat, yang menggerogoti kebahagiaan hidup. Rasa gelisah ini dapat bertambah lagi kalau kondisi sosial-ekonomi masyarakat tidak sebegitu stabil, sehingga individu merasa sulit memperkirakan akibat positif atau negative dari pilihannya.

4. Terdapat berbagai indikasi bahwa perkembangan karier

berlangsung secara bertahap dan terjadi pergeseran dalam preferensi, dari mrmilih golongan jabatan yang berlingkup luas ke memilih jabatan tertentu.

5. Orang berbeda-beda dalam kemampuan, minat, dan sifat-sifat kepribadian, serta mereka memiliki konstelasi kualifikasi yang memungkinkan memegang sejumlah jabatan. Tidak ada satu-satunya jabatan yang cocok bagi seseorang.

(25)

C. Faktor-faktor yang Berpengaruh Terhadap Perkembangan Karier

The National Vocational Guidance Association merumuskan definisi perkembangan karier sebagai berikut: “Gabungan faktor-faktor psikologis, sosiologis, pendidikan fisik, ekonomis, dan kesempatan, yang bersama-sama membentuk jabatan seseorang”. Gabungan-gabungan ini mencakup banyak faktor internal dan eksternal. Faktor-faktor internal dan eksternal yang dimaksudkan adalah sebagai berikut (Winkel & Sri Hastuti, 2010: 647-655):

1. Faktor-faktor internal

Faktor-faktor internal berbeda antara satu dengan yang lainnya. Namun demikian faktor-faktor ini tidak dapat dipisah-pisahkan karena memiliki keterkaitan satu sama lain dalam membentuk kepribadian seseorang. Faktor-faktor yang dimaksud yaitu:

(26)

yang dimiliki seseorang sudah berpengaruh, apakah pilihannya baik dan efektif atau tidak.

b. Bakat khusus, yaitu kemampuan yang menonjol di suatu bidang usaha kognitif, bidang ketrampilan, atau bidang kesenian. Sekali terbentuk, suatu bakat khusus menjadi bekal yang memungkinkan untuk memasuki berbagai bidang pekerjaan tertentu (fields of occupation) dan mencapai tingkatan lebih tinggi dalam suatu jabatan (levels of occupation).

c. Minat, yaitu kecenderungan yang agak menetap pada seseorang untuk merasa tertarik pada suatu bidang tertentu dan merasa senang berkecimpung dalam berbagai kegiatan yang berkaitan dengan bidang itu. Sehubungan dengan variasi kegiatan yang dilakukan, orang dapat lebih berminat menangnai benda-benda mati (things), berurusan dengan orang (people), atau bergumul dengan data dan ide-ide yang diolah secara mental dan dihubungkan satu sama lain (data and ideas).

(27)

e. Pengetahuan, yaitu informasi yang dimiliki tentang bidang-bidang pekerjaan dan tentang diri sendiri. Informasi tentang dunia kerja yang dimiliki oleh orang muda dapat akurat dan sesuai dengan kenyataan atau tidak akurat dan bercirikan idealisasi. Bilamana informasi yang tidak akurat diganti dengan informasi yang lebih akurat, ada kemungkinan orang muda mengalihkan perhatiannya dari beberapa jabatan yang mula-mula didambakan ke lingkup jabatan yang belum ditinjau.

f. Keadaan jasmani, yaitu cirri-ciri fisik yang dimiliki seseorang seperti badan, tampan dan tidak tampan, ketajaman penglihatan dan pendengaran baik atau kurang baik, mempunyai kekuatan otot tinggi atau rendah, dan jenis kelamin.

2. Faktor-faktor eksternal

(28)

a. Masyarakat, yaitu lingkungan sosial-budaya di mana orang muda dibesarkan. Lingkungan ini luas sekali dan berpengaruh besar terhadap pandangan dalam banyak hal yang dipegang teguh oleh setiap keluarga, yang pada

gilirannya menanamkannya pada anak-anak.

Pandangan/keyakinan ini mencakup gambaran tentang luhur rendahnya aneka jenis pekerjaan, peranan pria dan wanita dalam kehidupan masyarakat, dan cocok tidaknya jabatan tertentu untuk pria dan wanita.

b. Keadaan sosial-ekonomi negara atau daerah, yaitu laju pertumbuhan ekonomi yang lambat atau cepat; stratifikasi masyarakat dalam golongan sosial-ekonomi tinggi, tengah dan rendah; serta diverdifikasi masyarakat atas kelompok-kelompok yang terbuka atau tertutup bagi anggota dari kelompok lain. Semua ini berpengaruh terhadap terciptanya suatu bidang pekerjaan baru terhadap terbuka atau tertutupnya kesempatan kerja bagi orang muda.

c. Status sosial-ekonomi keluarga, yaitu tingkat pendidikan orangtua, tinggi rendahnya pendapatan orangtua, jabatan ayah dan ibu, daerah tempat tinggal, dan suku bangsa. Anak-anak berpartisipasi dalam status sosial-ekonomi keluarganya. Status ini ikut menentukan tingkat pendidikan sekolah yang

(29)

beberapa jabatan tertentu yang dianggap masih sesuai dengan status sosial tertentu.

d. Pengasuh dari seluruh anggota keluarga besar dan keluarga inti. Orangtua, saudara kandung dari orangtua, an kakak

menyatakan segala harapan mereka serta

mengkomunikasikan pandangan dan sikap tertentu terhadap pendidikan dan pekerjaan.

e. Pendidikan sekolah, yaitu pandangan dan sikap yang dikomunikasikan kepada anak didik oleh staf petugas bimbingan dan tenaga pengajar mengenai nilai-nilai yang terkandung dalam bekerja, tinggi rendahnya status sosial jabatan-jabatan, dan kecocokan jabatan tertentu untuk anak laki-laki atau anak perempuan.

f. Pergaulan dengan teman-teman sebaya, yaitu beraneka pandangan dan variaso harapan tentang masa depan yang terungkap dalam pergaulan sehari-hari. Pandangan dan harapan yang bernada optimis akan meninggalkan kesan dalam hati yang jauh berbeda dengan kesan yang timbul nila terdengar keluhan-keluhan.

(30)

sebagai persiapan untuk memegang jabatan tertentu, harus diingat bahwa orang muda tidak mesti menyukai semua kegiatan yang harus dilakukan dalam rangka program studi itu.

D. Tahap-tahap Perkembangan Karier dan Tugas Perkembangan

Karier

Berikut ini adalah penjelasan singkat mengenai tahap perkembangan karier dan tugas perkembangan karier menurut Donal (Osipow, 1973: 138-139):

1. Tahap pertumbuhan atau the growth stage(dari lahir hingga usia 14 tahun)

Tugas perkembangan pada tahap ini adalah membentuk gambaran diri, mengembangkan orientasi ke arah dunia kerja, dan mulai memahami arti pekerjaan. Mereka mulai mengembangkan kemampuannya melalui kegiatan bermain, belajr di sekolah, membantu tugas-tugas rumah, orang tua dan kegiatan anak-anak lain.

2. Tahap eksplorasi atau the exploratory stage(usia 14-24)

Tahap ini dibagi dalam tiga subtahapan yang masing-masing memiliki tugas perkembangan tersendiri, yaitu:

a. Tentatif atau crystallization(usia 14-17)

(31)

kariernya apabila siswa tersebut mampu melaksanakan dengan baik tugas perkembangan karier yang ada pada fase eksplorasi subtahapan tentatif. Adapun tugas perkembangan pada fase ini adalah:

1) Memiliki kesadaran akan kebutuhan untuk memperoleh kejelasan minat karier.

2) Mampu memanfaatkan sumber-sumber belajar yang

mengarah pada preferensi karier.

3) Memiliki kesadaran akan adanya banyak faktor dalam pilihan karier yang harus dipertimbangkan.

4) Memiliki kesadaran akan adanya berbagai kemungkinan yang mempengaruhi pencapaian tujuan.

5) Memiliki kemampuan mengidentifikasi dan membedakan minat dan nilai-nilai hidup.

6) Memiliki kesadaran akan hubungan masa sekarang dan masa depan.

7) Memiliki kemampuan merumuskan kesukaan yang

bersifat umum

8) Tumbuhnya minat terhadap sesuatu yang relatif menetap. 9) Memiliki usaha untuk menggali informasi yang relevan

dengan karier yang diminati.

(32)

11) Bijaksana dalam mensikapi preferensi karier.

Tugas perkembangan inilah yang dijadikan dasar kisi-kisi kuesioner.

b. Transisi atau specification (18-21) Tugas perkembangan fase ini adalah:

1) Tumbuhnya kesadaran akan kebutuhan untuk

mengkhususkan pilihan karier atau preferensi karier.

2) Mampu memanfaatkan sumber-sumber belajar yang

mengarah pada pengkhususan preferensi karier.

3) Memiliki kesadaran akan adanya banyak faktor dalam pilihan karier yang harus dipertimbangkan.

4) Memiliki kesadaran akan adanya berbagai kemungkinan mempengaruhi pencapaian tujuan.

5) Memiliki kemampuan mengidentifikasi dan

membedakan minat dan nilai-nilai hidup.

6) Memiliki kesadaran akan hubungan masa sekarang dan masa depan.

7) Mampu mengkhususkan preferensi karier

8) Mampu menunjukkan preferensi karier yang relatif menetap.

9) Memiliki usaha untuk menggali informasi yang relevan dengan karier yang diminati.

(33)

pencapaian karier yang diminati.

11) Bijaksana dalam mensikapi preferensi karier. c. Percobaan atau implementation (usia 21-24)

Tugas perkembangan karier pada tahap ini adalah:

1) Memiliki kesadaran akan kebutuhan untuk mewujudkan atau mengimplementasikan pilihan karier.

2) Mampu menyusun rencana untuk terjun ke dalam dunia pekerjaan.

3) Mampu melaksanakan rencana karier yang sudah disusun untuk memeuhi tuntutan kualitas dalam memasuki dunia kerja.

4) Mampu mendapatkan pekerjaan awal.

3. Tahap pemapanan atau establishmentdan masing-masing mempunyai tugas perkembangan tersendiri, yaitu:

Tahap pemapanan mempunyai dua subtahapan, yaitu: a. Uji coba atau stabilization(usia 24-30)

Tugas perkembangan karier pada subtahapan ini adalah:

1) Memiliki kesadaran akan kebutuhan memperoleh

kestabilan karier.

2) Mampu menyusun rencana untuk tetap mempertahankan

karier.

(34)

menjadi stabil karena berbagai faktor.

4) Mampu mendapatkan pekerjaan yang tetap dan stabil atau melakukan tindakan tertentu atas kemungkinan tidak mendapatkan pekerjaan yang stabil.

b. Peningkatan atau consolidation(usia 31-44)

Tugas perkembangan karier pada subtahapan ini adalah:

1) Memiliki kesadaran akan kebutuhan memantapkan dan meningkatkan karier.

2) Memiliki informasi tentang bagaimana caranya

memantapkan dan meningkatkan karier.

3) Mampu membuat perencanaan untuk memantapkan dan meningkatkan kualitas dan posisi karier.

4) Mampu melakukan rencana konkret untuk pemantapan dan peningkatan kualitas dan posisi karier.

4. Mempertahankan atau maintenance stage(usia 44-64)

Tugas perkembangan pada tahap ini adalah

mempertahankan status, prestasi, dan segala hal yang telah diperoleh dalam karier.

5. Penurunan atau decline stage(usia 65 hingga meninggal dunia) Tahap kelima ini mempunyai dua subtahapan yaitu:

a. Perlambatan (usia 65-70)

(35)

2) Pensiun

3) Mampu merencanakan dan melakukan aktivitas lain sebagai sumber kepuasan lain pengganti karier atau pekerjaan, seperti melakukan kerja sosial, kerja paruh waktu, dan lain-lain.

b. Pensiun (usia 71 hingga meninggal dunia)

Variasi dalam berhenti bekerja secara total atau pindah ke kerja paruh waktu, menjadi sukarelawan , atau aktivitas hiburan. Tugas perkembangan karier pada subtahapan ini adalah mengembangkan peran nonprofesi, menemukan lapangan yang baik untuk masa pension, melakukan apa yang selalu ingin dikerjakan, dan mengurangi jam kerja.

E. Kematangan Karier

(36)

perkembangan karier pada setiap tingkat perkembangan karier, berarti tingkat kematangan karier individu semakin tinggi atau semakin matang. Individu yang memiliki tingkat kematangan karier yang tinggi pada tahap perkembangan karier yang sedang dihadapinya dapat melangkah ke tahap perkembangan karier selanjutnya.

Super (Winkel, 2010: 633) mengemukakan bahwa kematangan karier menunjuk pada keberhasilan seorang menyelesaikan tugas-tugas perkembangan karier yang khas pada tingkat perkembangan tertentu. Indikasi-indikasi dari kematangan karier adalah misalnya kemampuan membuat rencana, kerelaan untuk memikul tanggung jawab, serta kesadaran membuat rencana, kerelaan untuk memikul tanggung jawab, serta kesadaran akan faktor-faktor internal dan eksternal yang harus dipertimbangkan dalam membuat pilihan jabatan atau memantabkan diri dalam suatu jabatan. Indikasi-indikasi ini dapat dijabarkan lebih lanjut pada masing-masing tahap perkembangan karier, lebih-lebih selama masa remaja dan masa dewasa muda.

(37)

ditandai dengan taraf keberhasilan individu dalam berperilaku karier yang mengarah pada pilihan karier yang diminati.

Berdasarkan uraian pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa kematangan karier adalah tingkat penyelesaian tugas-tugas

perkembangan karier pada tahap ekplorasi karier. Tugas

(38)

F. Bimbingan Karier

Dalam kamus bahasa Inggris Guidance (bimbingan) dikaitkan dengan kata asal guide, yang diartikan sebagai berikut: menunjukkan jalan (showing the way); memimpin (leading); menuntun (conducting); memberikan petunjuk (giving instruction); mengatur (regulating); mengarahkan (governing); memberikan nasihat (giving advice).

Prayitno (2004: 99) mengatakan bahwa bimbingan adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan oleh orang yang ahli kepada seseorang atau beberapa individu, baik anak-anak, remaja, maupun dewasa, agar orang yang dibimbing dapat mengembangkan kemampuan dirinya sendiri dengan memanfaatkan kekuatan individu dan sarana yang dikembangkan berdasarkan norma-norma yang berlaku.

Moegiadi (Winkel & Sri Hastuti, 2004: 29) mengatakan bahwa bimbingan dapat berarti suatu usaha untuk melengkapi individu dengan pengetahuan, pengalaman dan informasi tentang dirinya sendiri; suatu cara pemberian pertolongan atau bantuan kepada individu untuk memahami dan mempergunakan secara efisien dan efektif segala kesempatan yang dimiliki untuk perkembangan pribadinya; sejenis pelayanan kepada individu-individu, agar mereka dapat menentukan pilihan, menetapkan tujuan dengan tepat dan

(39)

menyesuaikan diri dengan memuaskan di dalam lingkungan di mana mereka hidup; suatu proses pemberian bantuan atau pertolongan kepada individu dalam hal: memahami diri sendiri; menghubungkan pemahaman tentang dirinya sendiri dengan lingkungan; memilih, menentukan dan menyusun rencana sesuai dengan konsep dirinya sendiri dan tuntutan dari lingkungan.

Menurut Winkel (2010: 114) bimbingan karier adalah bimbingan dalam mempersiapkan diri menghadapi dunia kerja, dalam memilih lapangan kerja atau jabatan / profesi tertentu serta membekali diri supaya siap memangku jabatan itu, dan dalam menyesuaikan diri dengan berbagai tuntutan dari lapangan pekerjaan yang dimasuki. Bimbingan karier juga dapat dipakai sebagai sarana pemenuhan kebutuhan perkembangan peserta didik yang harus dilihat sebagai bagian integral dari program pendidikan yang diintegrasikan dalam setiap pengalaman belajar bidang studi.

Secara rinci, tujuan bimbingan karier adalah untuk membantu para siswa agar (Walgito, 2010):

a. Dapat memahami dan menilai dirinya sendiri, terutama yang berkaitan dengan potensinya, yaitu mengenai kemampuan, minat, bakat, sikap,sifat, kebiasaan dan cita-citanya.

(40)

c. Menghargai berbagai jenis pekerjaan yang berhubungan dengan potensi yang ada dalam dirinya, mengetahui jenis-jenis pendidikan dan latihan yang diperlukan bagi suatu bidang tertentu, serta memahami hubungan usaha dirinya yang sekarang dengan masa depannya.

d. Menemukan hambatan-hambatan yang mungkin timbul, yang disebabkan oleh dirinya sendiri dan faktor lingkungan, serta mencari jalan untuk dapat mengatasi hambatan-hambatan yang bersangkutan.

e. Para siswa merencanakan masa depannya, serta menemukan karier dan kehidupannya yang serasi atau sesuai.

(41)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Bab ini berisi uraian tentang jenis penelitian, populasi penelitian, instrumen penelitian, validitas, reliabilitas, prosedur pengumpulan data, dan teknik analisis data.

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan metode survei. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang dirancang untuk memperoleh informasi tentang status gejala pada saat penelitian dilakukan (Furchan, 20011: 447). Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan tingkat kematangan karier siswa kelas IX SMP Negeri 13 Yogyakarta tahun ajaran 2013/2014 dan implikasinya pada usulan topik-topik bimbingan karier.

B. Populasi Penelitian

(42)

Tabel 1

Rincian Jumlah Siswa Kelas IX SMP N 13 Yogyakarta

Tahun Ajaran 2013/2014

Kelas Jumlah

IX A 33

IX B 31

IX C 34

IX D 32

Total 130

C. Instrumen Penelitian

1. Kuesioner

(43)

kemampuan merumuskan kesukaan yang bersifat umum, mampu menyusun rencana berkaitan dengan usaha pencapaian karier yang diminati, memiliki kesadaran akan adanya banyak faktor dalam pilihan karier yang harus dipertimbangkan, memiliki kesadaran akan hubungan masa sekarang dan masa depan, bijaksana dalam mensikapi preferensi karier, tumbuhnya minat terhadap sesuatu yang relative menetap pada pilihan karier, memiliki usaha untuk menggali informasi yang relevan dengan karier yang diminati. Tugas perkembangan karier tersebut disesuaikan dengan kemampuan dan perkembangan siswa kelas IX SMP.

2. Format pernyataan

Pernyataan dalam kuesioner ini terdiri dari 2 kelompok yaitu pernyataan yang bersifat positif dan pernyataan yang bersifat negatif . Penentuan skor untuk setiap pernyataan adalah sebagai berikut:

a. Skor untuk pernyataan yang bersifat positif (favourable) adalah sebagai berikut: “Sangat Setuju” (SS) diberi skor 4, “Setuju” (S) diberi skor 3, “Tidak Setuju” diberi skor 2, “Sangat Tidak Setuju” (STS) diberi skor 1.

(44)

“Setuju” (S) diberi skor 2, “Tidak Setuju” (TS) diberi skor 3, “Sangat Tidak Setuju” (STS) diberi skor 4.

3. Kisi-kisi kuesioner

Kuesioner yang dipakai dalam penelitian ini dimaksudkan untuk mengungkap kematangan karier siswa kelas IX SMP Negeri 13 Yogyakarta. Siswa dianggap matang dalam hal kariernya apabila siswa tersebut berhasil menyelesaikan tugas perkembangan karier yang sesuai dengan tahap eksplorasi

subtahapan tentatif. Tugas perkembangan karier yang

(45)

memiliki usaha untuk menggali informasi yang relevan dengan karier yang diminati. kisi-kisi kuesioner disajikan dalam tabel 2.

Tabel 2

Kisi-kisi Kuesioner Kematangan Karier

No. Aspek-aspek kematangan karier No. item Jumlah Item

1. Memiliki kesadaran akan kebutuhan untuk memperoleh kejelasan minat karier.

1,2, 10, 11 4

2. Mampu memanfaatkan sumber-sumber belajar yang mengarah pada preferensi karier.

6, 7, 9, 12, 13, 14, 15

7

3. Memiliki kesadaran akan adanya banyak faktor dalam pilihan karier yang harus dipertimbangkan.

26, 41, 30, 36, 47

5

4. Memiliki kesadaran akan adanya berbagai kemungkinan yang mempengaruhi pencapaian tujuan.

24, 40, 42 3

5. Memiliki kemampuan mengidentifikasi dan membedakan minat dan nilai-nilai hidup.

3, 4, 5, 20, 35,

5

6. Memiliki kesadaran akan hubungan masa sekarang dan masa depan.

28, 29,48 3

7. Memiliki kemampuan merumuskan kesukaan yang bersifat umum.

25, 33, 45, 46

4

8. Tumbuhanya minat terhadap sesuatu yang ralatif menetap.

31, 32, 43, 44

4

9. Memiliki usaha untuk menggali informasi yang relevan dengan karier yang diminati.

16, 17, 37, 38

4

10. Mampu menyusun rencana berkaitan dengan usaha pencapaian karier yang diminati.

18, 19, 21, 22, 27,49,

50

7

11. Bijaksana dalam mensikapi preferensi karier.

23, 39 2

D. Validitas

1. Validitas Alat Ukur Instrumen

(46)

ukuran pula. Validitas adalah karakterisktik utama yang harus dimiliki oleh setiap sekala. Apakah suatu skala berguna atau tidak sangat ditentukan oleh tingkat validitasnya (Azwar, 2007). Pada penelitian ini, validitas yang diuji adalah validitas isi. Validitas isi menunjuk pada sejauh mana instrumen yang digunakan mencerminkan isi yang dikendaki (Furchan, 2011: 295). Validitas isi merupakan validitas yang diestimasi lewat pengujian terhadap isi tes dengan analisis rasional atau lewat professional judgement (Azwar, 2007). Kuesioner dalam penelitian ini menggunakan validitas isi yang dilakukan lewat professional judgement. Dalam penelitian ini instrumen ini disusun sendiri oleh peneliti dengan mengkonsultasikannya kepada Drs. R.H. Dj. Sinurat, M.A. selaku dosen pembimbing, Orbantari Dwi S, S. Pd. Selaku guru Bk di SMP Negeri 13 Yogyakarta, dan Fitri Nur Rochman seorang guru Bahasa Indonesia.

Selain menggunakan professional judgemennt penelitian ini juga menggunakan Person Product moment.Dengan cara

mengkorelasikan skor-skor item terhadap skor-skor aspek melalui pendekatan dengan analisis korelasi dengan rumus:

(47)

Keterangan :

XY

r = korelasi skor-skor total kuesioner dan total butir-butir

N = jumlah subyek

X = skor sub total kuesioner

Y = skor total butir-butir kuesioner

XY= hasil perkalian antara skor X dan skor Y

Proses perhitungan validitas dilakukan dengan cara memberikan skor pada tiap item dan memasukan ke dalam tabel Exel, kemudian penghitungan dilakukan dengan program computer SPSS versi 16.0 ( Statistical Package For Social Sciences versi 16.0). Item yang mempunyai korelasi positif dengan kriterium (skor total) serta korelasi yang tinggi, menunjukkan bahwa item tersebut mempunyai validitas yang tinggi pula. Biasanya syarat minimum untuk dianggap memenuhi syarat adalah kalau r=0,30. Jadi kalau korelasi antara butir dengan skor total kurang dari 0,3 maka butir dalam instrument tersebut dinyatakan tidak valid (Sugiyono, 2009: 188-189).

(48)
(49)
(50)

F. Prosedur Pengumpulan Data

1. Tahap Persiapan

a. Menyusun kuesioner tentang kematangan karier.

b. Mengkonsultasikan kuesioner kepada dosen pembimbing

skripsi, guru BK, dan guru Bahasa Indonesia.

c. Menghubungi guru BK SMP Negeri 13 Yogyakarta untuk meminta ijin mengadakan penelitian di SMP negeri 13 Yogyakarta.

d. Mengurus ijin penelitian di Biro Administrasi Pembangunan Setda DIY dan Dinas Perizinan Kota Yogyakarta.

e. Melaksanakan uji coba kuesioner

Uji coba kuesioner dilaksanakan pada tanggal 10 Maret 2014 pukul 08.30 WIB. Pelaksanaan uji coba diawasi oleh peneliti dan rekan peneliti serta didampingi Guru BK. Kelas yang dipakai untuk melaksanakan uji coba yaitu IX C dengan jumlah siswa 34. Waktu yang dibutuhkan untuk pelaksanaan uji coba kurang lebih adalah 40 menit.

2. Tahap Pengisian Kuesioner

(51)

4. Kuesioner penelitian dapat dilihat pada lampiran 5, sedangkan surat ijin penelitian dapat dilihat pada lampiran 8.

Tabel 4

Rincian Jadwal Pengisian Kuesioner

No. Kelas Jam Jumlah

siswa

Siswa tidak

hadir

1. IX A 11.40-12.20 33 1

2. IX B 11.00-11.40 31 1

3. IX C 09.10-09.50 34 1

4. IX D 08.30-09.10 32 3

Jumlah 130 6

G. Teknik Analisis Data

Langkah-langkah yang ditempuh oleh peneliti untuk menganalisis data adalah sebagai berikut:

1. Memberi skor pada setiap alternatif jawaban yang dipilih. 2. Mentabulasi data, menghitung skor total masing-masing

responden maupun item kuesioner dan skor rata-rata responden maupun rata-rata butir.

3. Mengkategorisasikan subjek dan item tentang deskripsi kematangan karier.

(52)

sedang, rendah dan sangat rendah. Norma kategorisasi yang digunakan dapat dilihat pada tabel 5 di halaman selanjutnya.

Tabel 5

Norma Kategorisasi

Perhitungan Skor Keterangan

µ+ 1.5σ < X Sangat Tinggi

µ + 0.5 σ < X ≤ µ+ 1.5σ Tinggi µ -0.5 σ < X ≤ µ + 0.5 σ Sedang

µ-1.5σ < X ≤ µ -0.5 σ Rendah

X ≤ µ-1.5σ Sangat Rendah

(53)

Tabel 6

Kategorisasi Tingkat Kematangan Karier Siswa Kelas IX SMP Negeri 13 Yogyakarta Tahun Ajaran 2013/2014

Perhitungan Skor Skor Keterangan

µ+ 1.5σ < X X > 163 Sangat Matang

µ + 0.5 σ < X ≤

µ+ 1.5σ 138 < X ≤ 163 Matang

µ -0.5 σ < X ≤ µ

+ 0.5 σ 113 < X ≤ 128 Cukup Matang

µ-1.5σ < X ≤ µ

-0.5 σ 88 < X ≤ 113 Kurang Matang

X ≤ µ-1.5σ X ≤ 88 Tidak Matang

Selanjutnya, data setiap subjek penelitian dikelompokkan berdasarkan skor total yang diperoleh ke dalam kategori di atas, sehingga dapat dihitung jumlah dan persentasenya dalam kategori deskripsi kematangan karier. Tabulasi data penelitian dapat dilihat pada lampiran 6. b. Kategorisasi skor item dalam skala

Kategorisasi skor tiap dilakukan dengan tujuan memeriksa item pada skala yang dijadikan dasar penyusunan topik-topik bimbingan karier di SMP Negeri 13 Yogyakarta. Kategorisasi skor tiap item pada skala berdasarkan distribusi normal dengan kontinum jenjang yang berpedoman pada Azwar (2007: 107-108) yaitu meliputi kategori sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah dan sangat rendah.

(54)

minimum 124x1= 124, sehingga luas jarak sebenarnya 496–124 = 372. Dengan demikian satuan deviasi standarnya adalah 372/6 = 62, dan mean teoritisnya adalah (496+124)/2 =310. Kategorisasi skor item dapat dilihat dalam tabel 7.

Tabel 7

Kategorisasi Skor Item-Item Tingkat Kematangan Karier Siswa Kelas IX SMP Negeri 13 Yogyakarta

Tahun Ajaran 2013/2014

Perhitungan Skor Skor Keterangan

µ+ 1.5σ < X X > 403 Sangat Matang

µ + 0.5 σ < X ≤ µ+

1.5σ 341 <X≤ 403 Matang

µ -0.5 σ < X ≤ µ +

0.5 σ 279 <X≤ 341 Cukup Matang

µ-1.5σ < X ≤ µ - 0.5

σ 217 <X≤ 279 Kurang Matang

X ≤ µ-1.5σ X ≤ 217 Tidak Matang

(55)

BAB IV

HASIL PENELITIAN, PEMBAHASAN,

DAN USULAN TOPIK-TOPIK BIMBINGAN KARIER

Bab ini berisi uraian tentang tingkat kematangan karier siswa kelas IX SMP Negeri 13 Yogyakarta tahun Ajaran 2013/2014, item yang menunjukkan tingkat kematangan karier, pembahasan, dan usulan topik-topik bimbingan karier siswa kelas IX SMP Negeri 13 Yogyakarta.

A. Tingkat Kematangan Karier Siswa Kelas IX SMP Negeri 13

Yogyakarta Tahun Ajaran 2013/2014

Berdasarkan data yang terkumpul dan diolah dengan menggunakan kriteria Azwar (2007: 107-108) dapat diketahui kematangan karier siswa kelas IX SMP Negeri 13 Yogyakarta tahun ajaran 2013/2014 seperti yang disajikan dalam tabel 8.

Tabel 8

Kategorisasi Tingkat Kematangan Karier Siswa Kelas IX SMP Negeri 13 Yogyakarta Tahun Ajaran 2013/2014

(56)

Dari tabel 8 tampak bahwa ada 32 siswa (26%) yang sangat matang dalam hal karier, 81 siswa (66%) matang dalam hal karier, 10 siswa (8%) cukup matang dalam hal karier, dan tidak ada siswa yang kurang matang dan tidak matang dalam hal kariernya. Dengan demikian, berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan kebanyakan siswa kelas IX SMP Negeri 13 Yogyakarta tahun ajaran 2013/2014 sudah matang dalam hal kariernya.

B. Item yang Menunjukkan Tingkat Kematangan Karier

Berdasarkan data yang terkumpul dan diolah dengan menggunakan kriteria Azwar (2007: 107-108) didapat skor-skor item yang sangat matang, matang, cukup matang, kurang matang dan tidak matang. Item-item dengan skor yang menunjukkan bahwa siswa dalam hal karier cukup matang digunakan sebagai dasar penyusunan topik-topik bimbingan. Hasil kategorisasi item-item dapat di lihat pada tabel 9.

Tabel 9

Kategorisasi Skor Item Tingkat Kematangan Karier Siswa Kelas IX SMP Negeri 13 Yogyakarta

(57)

Dari tabel 9 tampak bahwa ada 22 item (44%) yang menunjukkan bahwa siswa sangat matang dalam hal karier, 23 item (46%) menunjukkan bahwa siswa matang dalam hal karier, 5 item (10%) menunjukkan bahwa siswa cukup matang dalam hal karier, yaitu item no. 26 (saya merasa kurang puas dengan prestasi akademik saya selama ini), item no 50 (saya sering merasa jenuh mengikuti pelajaran di sekolah), item no 29 (saya sadar bahwa pengalaman belajar yang saya peroleh di bangku sekolah berpengaruh terhadap karier saya di masa depan), item no 40 (saya malas meningkatkan prestasi belajar karena saya merasa kurang mendapat dukungan dari orangtua saya dalam hal studi), item no 45 ( saya belum tahu apakah saya sebaiknya melanjutkan studi nanti di SMA ataukah di SMK). Item-item inilah yang dijadikan dasar penyusunan usulan topik-topik bimbingan karier.

C. Pembahasan

Untuk membatasi pembahasan dan menghindari pengulangan yang tidak perlu, pembahasan difokuskan pada dua hal yaitu: para siswa yang tergolong sangat matang dan matang disatukan menjadi matang saja dalam hal kariernya dan para siswa yang tergolong cukup matang dalam hal kariernya diartikan sebagai kurang matang.

1. Para siswa yang tergolong matang dalam hal kariernya.

(58)

Negeri 13 Yogyakarta tahun ajaran 2013/2014 sudah berjalan dengan baik sesuai dengan tugas perkembangan karier tahap eksplorasi karier subtahapan tentatif dengan rentang usia 14-17 tahun. Para siswa sudah melaksanakan dan mencapai tugas perkembangan karier yang sesuai dengan tahapannya seperti: memliki kesadaran akan kebutuhan untuk memperoleh kejelasan minat karier, mampu memanfaatkan sumber-sumber belajar yang mengarah pada preferensi karier, memiliki kesadaran akan adanya banyak faktor dalam pilihan karier yang harus dipertimbangkan, memiliki kesadaran akan adanya berbagai kemungkinan yang

mempengaruhi pencapaian tujuan, memiliki kemampuan

mengidentifikasi dan membedakan minat dan nilai-nilai hidup, memiliki kesadaran akan hubungan hari ini dan masa depan, memiliki kemampuan merumuskan kesukaan yang bersifat umum, tumbuhnya minat terhadap sesuatu yang relative menetap, memiliki usaha untuk menggali informasi yang relesan dengan karier yang diminati, mampu menyusun rencana berkaitan dengan usaha pencapaian karier yang diminati, bijaksana dalam mensikapi preferensi karier.

(59)

diperlihatkan individu dengan perilaku karier yang seharusnya dilakukan atau diharapkan pada rentang usia perkembangan tertentu (tahap perkembangan karier yang sedang dihadapi individu). Berdasarkan pendapat Super tersebut, dapat dikatakan bahwa siswa sudah mampu melaksanakan tugas dan mencapai

perkembangan karier yang sesuai dengan tingkatan

perkembangannya dengan baik dan dengan demikian siwa dapat diartikan sudah matang dalam hal kariernya. Kematangan karier tersebut meliputi kesiapaan siswa dalam memilih sekolah yang sudah sesuai dengan bakat, minat, dan kemampuan yang mereka miliki. Para siswa juga sudah memiliki kejelasan dalam perencanaan studi lanjut yang akan mereka pilih dari berbagai alternatif sekolah yang akan mereka pilih setelah lulus SMP.

Siswa SMP dalam tahap perkembangan karier yang berasa dalam usia 15-18 tahun menurut Super berada dalam tahap

(60)

siswa sudah mampu mempersempit tujuan karir dan berupaya untuk mewujudkan tujuan karir yang mereka inginkan.

Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan dugaan awal peneliti. Pada awalnya peneliti berasumsi bahwa kebanyakan siswa kelas IX SMP Negeri 13 Yogyakarta tahun ajaran 2013/2014 kurang matang dan tidak matang dalam bidang kariernya. Ternyata sebagian besar para siswa sudah matang dan sangat matang dalam hal kariernya.

Kematangan karier para siswa ini tentunya dipengaruhi oleh beberapa faktor. Adapun faktor-faktor yang kemungkinan besar mempengaruhi karier para siswa ini, antara lain: Pertama, faktor pendidikan formal di sekolah. Pelayanan bimbingan karier di sekolah tampaknya efektif bagi para siswa, karena dalam layanan tersebut siswa dapat menerima informasi-informasi studi lanjut yang ingin mereka masuki. Layanan bimbingan karir juga membantu siswa dalam mengenal kemampuan apa saja yang ada pada dirinya. Kedua, faktor pengaruh keluarga berupa bantuan dari orang tua kepada para siswa. Bantuan tersebut berupa kasih sayang, perhatian, dorongan dalam hal studi, dan informasi tentang pendidikan.

(61)

diambil oleh para siswa yang sudah direncanakan dan dipertimbangkan secara matang akan mempermudah para siswa dalam menjalani studi lanjut.

2. Para siswa yang tergolong kurang matang dalam hal

kariernya

Sebagian siswa kelas IX SMP Negeri 13 Yogyakarta tahun ajaran 2013/2014 masih tergolong kurang matang dalam hal kariernya.. Ini berarti kematangan karier sebagian siswa kelas IX SMP Negeri 13 Yogyakarta belum optimal, karena kematangan karier yang optimal adalah matang atau sangat matang. Belum optimal dalam arti para siswa belum mampu melaksanakan sepenuhnya tugas perkembangan karir yang sedang mereka hadapi. Mereka kurang optimal dalam hal: kesadaran akan

kebutuhan untuk memperoleh kejelasan minat karier,

(62)

diminati, menyusun rencana berkaitan dengan usaha pencapaian karier yang diminati, bijaksana dalam mensikapi preferensi karier.

Tugas perkembangan karier siswa yang belum cukup matang dapat disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain: Pertama, nampaknya siswa belum mempunyai kesadaaran minat, bakat, dan kemampuan yang mereka milik untuk pengembangan diri mereka. Karena hal tersebut sangat berguna bagi perencanaan masa depan siswa. Akibatnya, siswa dalam membuat perencanaan karier masih timbul keragu-raguan.

Kedua, nampaknya para siswa masih kekurangan informasi mengenai persyaratan masuk di SMA/SMK, persyaratan untuk memilih jurusan di SMA/SMK, dan prospek setelah lulus. Bisa jadi para siswa belum menyadari pentingnya mencari informasi mengenai SMA/SMK yang ingin mereka masuki, karena dengan banyaknya informasi yang didapatkan bisa membantu siswa memilih sekolah yang sesuai dengan kemampuan yang dimiliki.

(63)

dank arena keretakan hubungan orang tua yang menyebabkan siwa kurag diperhatikan.

Keempat, nampaknya para siswa kurnag menyerap informasi karier dari media masa. Para siswa kurang bisa memanfaatkan berbagai media masa seperti koran, majalah, radio, televise dan internet untuk memperoleh informasi seputar studi lanjut. Akibatnya para siswa memiliki sedikit informasi tentang studi lanjut. Terbatasnya informasi tersebut menyulitkan siswa dalam membuat perencanaan masa studi lanjutnya.

Kelima, kemungkinan para siswa kurang menangkap maksud dari item-item tertntu dalam kuesioner penelitian yang digunakan ini. Kekeliruan siswa dalam menangkap maksud item berpengaruh pada jawabannya.

(64)

dengan baik. Dengan begitu mungkin para siswa akan mampu membuat perencanaan yang matang mengenai studi lanjut yang akan dimasuki.

D. Usulan Topik-topik Bimbingan Karier untuk Siswa Kelas IX SMP

Negeri 13 Yogyakarta Sebagai Implikasi Hasil Penelitian

Berdasarkan 5 item yang masuk kategori cukup matang penulis mengusulkan topik-topik bimbingan karier. Item yang masuk dalam kategori matang boleh jadi perlu ditingkatkan agar lebih matang lagi, akan tetapi dalam penelitian ini penulis hanya mengutamakan pada lima item yang masuk dalam kategori cukup matang.

(65)
(66)
(67)
(68)
(69)
(70)

BAB V

PENUTUP

Bab ini berisi uraian tentang kesimpulan kesimpulan dan saran.

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat

disimpulkan bahwa sebagian besar siswa kelas IX SMP Negeri 13 Yogyakarta tahun ajaran 2013/2014 termasuk matang dalam hal kariernya.

Topik-topik bimbingan karier diusulkan untuk membantu siswa kelas IX SMP Negeri 13 Yogyakarta meningkatkan kematangan kariernya.

B. Saran

1. Pihak sekolah

a. Pihak sekolah hendaknya memberikan pelayanan bimbingan karier secara rutin dan terjadwal untuk semua siswa dan khususnya untuk para siswa yang belum matang dalam bidang kariernya.

(71)

2. Bagi peneliti lain

a. Item-item kuesioner yang akan digunakan hendaknya

dirumuskan secara sederhana sesuai dengan daya tangkap para responden

b. Peneliti hendaknya lebih teliti dalam memilih aspek dan merumuskan indikator dari variabel penelitian agar item-item kuesioner lebih berbobot.

(72)

57

Daftar Pustaka

Azwar, Saifuddin. (2007). Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Anoraga, P. (2006). Psikologi Kerja. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Borwn, Duane. (2003). Career information, career counseling, and career development.

San Fransisco: Jossey-Bass Publishers

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. (1988). Bimbingan Karier Sekolah Umum

Tingkat Pertama SMP Paket 5: Merencanakan masa depan.Jakarta.

Desmita. (2007). Psikologi Perkembangan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset.

Furchan, Arief H. 2005. Pengantar Peneltian Dalam Pendidikan. Yogyakarta : Pustaka

Belajar.

Gladding Samuel T. (2012). Konseling: Profesi yang Menyeluruh, edisi keenam

(Counseling: a Comprehensive Profession, sixth edition).Jakarta: PT Indeks.

Gunarsa, S. D. (2001) Psikologi Praktis: Anak, Remaja dan keluarga. Jakarta: BPK

Gunung Mulia.

Manrihu, Thayeb. (1992). Pengantar Bimbingan dan Konseling Karier. Jakarta: Bumi

Aksara.

Masidjo. (1995). Penilaian Pencapaian Hasil Belajar Siswa di Sekolah. Yogyakarta:

Kanisisus.

Nurihsan, Achmad J. (2006) Bimbingan dan Konseling dalam Berbagai Latar

Kehidupan. (cetakan keempat). Bandung: Refika Aditama.

Osipow, Samuel H. (1973) Theories of Career Development. The United States of

America.

Prayitno & Amti, Erman. (2004). Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta:

(73)

Preffer, Jeffrey, dkk. (2002). Paradigma Baru Management Sumber Daya Manusia, edisi

ke 2.Yogyakarta: Amara Books.

Rintyastini, Yulia dan Charlotte. (2006). Bimbingan dan Konseling SMP untuk Kelas VII. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Rintyastini Yulita & Charlotte Suzy. (2005). Bimbingan Konseling SMP untuk kelas IX.

Jakarta: Erlangga.

Sinurat, R. H. Dj. (2009). Kumpulan Handout Praktikum BK Karier. Yogyakarta:

Universitas Sanata Dharma

Sukardi, Dewa Ketut. (1988). Pendekatan Konseling Karier di Dalam Bimbingan Karir.

Jakarta Timur: Ghalia Indonesia.

Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif,

R&D. Bandung: CV. Alfabeta.

Tohirin (2007). Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah (Berbasis Integrasi).

Jakarta: PT Rajagrafindo Persada.

Walgito, Bimo. (2010). Bimbingan dan Konseling (studi dan karier). Yogyakarta: C.V

Andi Offset

Winkel, W.S dan Hastuti.( 2010). Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan (

Revisi ). Yogyakarta: Media Abadi.

Zunker, Vernon G. (1986). Carrer Counseling: Aplied Concept of Live Planning (Second

(74)

KUESIONER SISWA (uji coba)

Pengantar

Adik-adik yang terkasih,

Pada kesempatan ini saya mengharapkan kesediaan anda untuk mengisi kuesioner ini dengan jujur, teliti, dan sesuai dengan pengalaman anda sendiri. Adapun tujuan dari pengisian kuesioner ini adalah untuk mengetahui pengalaman anda yang akan digunakan untuk meningkatkan pelayanan bagi adik-adik.

Atas kesediaan adik-adik, saya ucapkan terima kasih.

Identitas

Kelas/No. Urut :

Jenis Kelamin :

Petunjuk Pengisian

Pada halaman-halaman berikut disajikan sejumlah pernyataan yang mengungkap pengalaman anda. Seberapa sesuai masing-masing pernyataan mengungkapkan

pengalaman anda? Berilah tanda centang (√) pada kolom alternatif jawaban yang paling anda setujui. Alternatif jawaban adalah sebagai berikut:

SS : Sangat Sesuai

S : Sesuai

TS : Tidak Sesuai

STS : Sangat Tidak Sesuai

Contoh Pengisian Kuesioner

No.

Seberapa sesuai hal yang dimaksudkan dengan masing-masing pernyataan yang berikut dengan anda?

Alternatif Jawaban

SS S TS STS

1. Saya berencana untuk melanjutkan studi ke

SMA/SMK.

(75)

SS: Sangat Sesuai S: Sesuai TS: Tidak Sesuai STS: Sangat Sesuai

No.

Seberapa sesuai hal yang dimaksudkan dengan masing-masing pernyataan yang berikut dengan anda?

Alternatif Jawaban

SS S TS STS

1. Saya mencari informasi mengenai SMA/SMK yang

saya inginkan.

2. Saya berminat mendapatkan gambaran mengenai

pekerjaan yang akan saya geluti kelak.

3. Saya mengembangkan bakat yang saya miliki untuk

lebih mengembangkan diri saya.

4. Saya menekuni hobi saya untuk lebih

mengembangkan diri saya.

5. Saya mengikuti kegiatan ekstrakurikuler untuk mengembangkan diri saya.

6. Saya membaca buku-buku yang berhubungan dengan

mata pelajaran yang saya terima di sekolah.

7. Saya membaca buku-buku lain yang isinya tidak

menyangkut buku mata pelajaran.

8. Saya bersemangat mengikuti pelajaran dan semua

kegiatan di sekolah di sekolah.

9. Saya suka mengamati orang-orang yang sedang

bekerja untuk mengetahui apa yang sedang dilakukannya.

10. Saya meminta pendapat orang tua saya mengenai

lanjutan sekolah sesudah saya tamat SMP. 11. Saya bertanya tentang informasi lanjutan sekolah

pada guru BK.

12. Saya mencari artikel di koran yang memberikan informasi mengenai sekolah yang saya minati.

13. Saya suka menonton acara televisi yang berhubungan dengan cita-cita saya.

14. Saya mengakses internet untuk menambah wawasan

saya mengenai sekolah yang saya inginkan.

15. Saya mencari berbagai sumber yang memberikan

informasi mengenai SMA/SMK.

16. Saya mencari informasi mengenai jurusan-jurusan

yang ada di SMA (IPA, IPS, BAHASA) dan di SMK (mesin, elektro, kecantikan, tataboga, dll).

17. Saya mencari informasi mengenai persyaratan yang

harus dipenuhi untuk diterima di jurusan yang ada di SMA/SMK

(76)

SS: Sangat Sesuai S: Sesuai TS: Tidak Sesuai STS: Sangat Tidak Sesuai

No.

Seberapa sesuai hal yang dimaksudkan dengan masing-masing pernyataan yang berikut dengan anda?

Alternatif Jawaban

SS S TS STS

19. Saya belajar dengan tekun agar kelak saya dapat memasuki bidang karier yang saya inginkan. 20. Saya mengikuti kegiatan ekstrakurikuler untuk

menyalurkan bakat saya.

21. Saya senang mengikuti les atau kursus yang disediakan oleh sekolah demi keberhasilan studi saya.

22. Saya menekuni hobi yang dapat mendukung

keberhasilan saya dalam studi.

23. Saya diberi kebebasan oleh orangtua untuk memilih sekolah yang saya inginkan

24. Saya takut kalau-kalau saya tidak diterima di SMA/SMK yang saya inginkan

25. Gambaran cita-cita di masa depan yang saya minati masih belum jelas.

26. Saya merasa kurang puas dengan prestasi akademik

saya selama ini.

27. Saya bersungguh-sungguh dalam mempersiapkan

studi saya selanjutnya.

28. Saya sadar bahwa pendidikan di sekolah merupakan

jalan dalam mewujudkan cita-cita saya.

29. Saya sadar bahwa pengalaman belajar yang saya

peroleh dibangku sekolah berpengaruh terhadap karier saya di masa depan.

30. Saya yakin setelah lulus SMP ada berbagai alternatif sekolah yang dapat saya pilih.

31. Dengan kemampuan yang saya miliki saat ini, saya optimis dapat memasuki SMA/SMK yang saya inginkan setelah saya lulus SMP.

32. Saya memilih sekolah selanjutnya berdasarkan pilihan saya sendiri.

33 Saya sadar bahwa cita-cita saya dapat saja berbeda dengan orang lain.

34. Saya mengerjakan tugas-tugas sekolah dengan baik. 35. Saya selalu berusaha menyadari hal-hal positif dalam

diri saya.

(77)

SS: Sangat Sesuai S: Sesuai TS: Tidak Sesuai STS: Sangat Tidak Sesuai

No.

Seberapa sesuai hal yang dimaksudkan dengan masing-masing pernyataan yang berikut dengan anda?

Alternatif Jawaban

SS S TS STS

37. Saya berusaha menanyakan informasi tentang

SMA/SMK yang akan saya pilih kepada kakak kelas yang sudah bersekolah di SMA/SMK yang

bersangkutan.

38. Saya masih membutuhkan banyak masukan dari

orang lain dalam menentukan pilihan sekolah saya selanjutnya.

39. Saya mudah terpengaruh oleh teman-teman saya

dalam memilih sekolah lanjutan.

40. Saya terbiasa belajar hanya ketika ada ulangan saja (Sistem Kebut Semalam).

41. Saya merasa malu apabila orang lain bertanya mengenai prestasi belajar saya.

42. Saya malas meningkatkan prestasi belajar karena saya merasa kurang mendapat dukungan dari orangtua saya dalam hal studi.

43 Saya memilih SMA/SMK yang sesuai dengan minat

dan kemampuan saya.

44. Saya memilih jurusan di SMA/SMK yang sesuai

dengan bidang karier yang saya inginkan di kemudian hari.

45. Saya belum tahu apakah saya sebaiknya melanjutkan studi nanti di SMA ataukah di SMK.

46. Saya merasa bingung ketika ditanya mengenai SMA/SMK mana yang akan saya pilih selanjutnya.

47. Saya sadar bahwa keadaan ekonomi keluarga saya

perlu saya pertimbangkan dalam menentukan apakah saya memilih SMA ataukah SMK.

48. Saya kurang bersemangat dalam mengerjakan

tugas-tugas yang diberikan oleh guru di sekolah.

49. Saya sering merasa kurang bersemnagt dalam

mengikuti pelajaran dan kegiatan-kegiatan sekolah lainnya.

(78)
(79)

64

33 3 4 3 3 3 2 3 3 2 3 1 3 4 4 3 3 3 2 3 2 2 2 2 4 3 4 3 3 3 2

(80)
(81)

66

(82)

HasilPerhitunganValiditasdenganMenggunakan SPSS Versi 16.0 kelas IX C SMP N 13 Yogyakarta

No. item

koefisien r Kritis r Hitung keputusan

(83)
(84)
(85)
(86)

Reliability

Scale: ALL VARIABLES

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha Part 1 Value .813

N of Items 25a

Part 2 Value .727

N of Items 25b

Total N of Items 50

Correlation Between Forms .727

Spearman-Brown Coefficient Equal Length .842

Unequal Length .842

Guttman Split-Half Coefficient .840

a. The items are: VAR00001, VAR00002, VAR00003, VAR00004, VAR00005,

VAR00006, VAR00007, VAR00008, VAR00009, VAR00010, VAR00011,

VAR00012, VAR00013, VAR00014, VAR00015, VAR00016, VAR00017,

VAR00018, VAR00019, VAR00020, VAR00021, VAR00022, VAR00023,

VAR00024, VAR00025.

b. The items are: VAR00026, VAR00027, VAR00028, VAR00029, VAR00030,

VAR00031, VAR00032, VAR00033, VAR00034, VAR00035, VAR00036,

VAR00037, VAR00038, VAR00039, VAR00040, VAR00041, VAR00042,

VAR00043, VAR00044, VAR00045, VAR00046, VAR00047, VAR00048,

VAR00049, VAR00050.

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 34 100.0

Excludeda 0 .0

Total 34 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the

(87)

KUESIONER SISWA

Pengantar

Adik-adik yang terkasih,

Pada kesempatan ini saya mengharapkan kesediaan anda untuk mengisi kuesioner ini dengan jujur, teliti, dan sesuai dengan pengalaman anda sendiri. Adapun tujuan dari pengisian kuesioner ini adalah untuk mengetahui pengalaman anda yang akan digunakan untuk meningkatkan pelayanan bagi adik-adik.

Atas kesediaan adik-adik, saya ucapkan terima kasih.

Identitas

Kelas/No. Urut :

Jenis Kelamin :

Petunjuk Pengisian

Pada halaman-halaman berikut disajikan sejumlah pernyataan yang mengungkap pengalaman anda. Seberapa sesuai masing-masing pernyataan mengungkapkan

pengalaman anda? Berilah tanda centang (√) pada kolom alternatif jawaban yang paling anda setujui. Alternatif jawaban adalah sebagai berikut:

SS : Sangat Sesuai

S : Sesuai

TS : Tidak Sesuai

STS : Sangat Tidak Sesuai

Contoh Pengisian Kuesioner

No.

Seberapa sesuai hal yang dimaksudkan dengan masing-masing pernyataan yang berikut dengan anda?

Alternatif Jawaban

SS S TS STS

1. Saya berencana untuk melanjutkan studi ke SMA/SMK. √

Gambar

Tabel 1Rincian Jumlah Siswa Kelas IX SMP N 13 Yogyakarta
Tabel 2Kisi-kisi Kuesioner Kematangan Karier
Tabel 4Rincian Jadwal Pengisian Kuesioner
Tabel 5Norma Kategorisasi
+5

Referensi

Dokumen terkait

Dengan menggunakan pendekatan systematic reengineering , hasil penelitian menunjukan bahwa dari 9 proses bisnis yang saat ini dimiliki oleh Divisi Finance PT X, usulan

Tidak seorangpun boleh mengoperasikan balon udara yang ditambatkan, layang-layang, roket tanpa awak, atau balon udara bebas tanpa awak di dalam area terlarang atau area

Untuk menganalisis data yang diperoleh dalam penelitian maka dilakukan Uji Beda dengan metode Paired Sample T-test (uji beda rata-rata untuk sample yang

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, dengan ini menyetujui untuk memberikan ijin kepada pihak Program Studi Sistem Informasi Fakultas Teknik Universitas Muria Kudus

Menimbang, bahwa selanjutnya setelah memperhatikan dengan seksama Memori banding selebihnya yang diajukan oleh pihak Tergugat/Pembanding dan surat Kontra memori

Apabila dalam Pasal 2 ayat (4) undang-undang a quo haruslah ditafsirkan sebagai berikut, “Dirjen Pajak tidak lagi berwenang untuk meneruskan proses pengukuhan PKP

Efek pertama yang akan kita mainkan adalah efek “Cut Out”, yang artinya teks tersebut tampak seolah-olah melesak ke dalam gambar latar belakang.. Teknik ini sangat gampang

4.1.4 Hasil dan pembahasan prediksi beban puncak pada hari libur nasional.