• Tidak ada hasil yang ditemukan

Upaya peningkatan kematangan karier melalui bimbingan karier dengan menggunakan metode sosiodrama : penelitian tindakan bimbingan dan konseling pada siswa kelas XI Teknik Komunikasi dan Jaringan di SMK Piri 1 Yogyakarta tahun ajaran 2014/2015.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Upaya peningkatan kematangan karier melalui bimbingan karier dengan menggunakan metode sosiodrama : penelitian tindakan bimbingan dan konseling pada siswa kelas XI Teknik Komunikasi dan Jaringan di SMK Piri 1 Yogyakarta tahun ajaran 2014/2015."

Copied!
182
0
0

Teks penuh

(1)

vii

ABSTRAK

UPAYA PENINGKATAN KEMATANGAN KARIER MELALUI

BIMBINGAN KARIER DENGAN MENGGUNAKAN METODE

SOSIODRAMA

(Penelitian Tindakan Bimbingan dan Konseling pada Siswa Kelas XI Teknik Komunikasi dan Jaringan Tahun Ajaran 2014/2015)

Dyah Ayu Novitasari Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2015

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kematangan karier siswa melalui

bimbingan karier dengan menggunakan metode sosiodrama dan untuk mengetahui tingkat efektivitas metode sosiodrama dalam meningkatkan kematangan karier siswa. Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Bimbingan dan Konseling (PTBK). Subjek penelitian ini adalah siswa kelas XI Teknik Komunikasi dan Jaringan (TKJ) di SMK Piri 1 Yogyakarta. Subjek penelitian berjumlah 24 siswa yang terdiri dari 6 siswa perempuan dan 18 siswa laki-laki. Penelitian terdiri dari dua siklus, setiap pertemuan dilakukan 1 x 45 menit. Teknik pengumpulan data menggunakan Angket Kematangan Karier, observasi kematangan karier siswa, wawancara, dan dokumentasi. Nilai reliabilitas angket kematangan karier sebesar 0,991. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik pengkategorisasian jenjang ordinal. Uji t dilakukan dengan menggunakan non parametrik test dengan metode uji dua sampel berpasangan Wilcoxon.

Hasil penelitian menunjukan adanya peningkatan kematangan karier melalui bimbingan karier dengan menggunakan sosiodrama. Hal ini ditunjukkan dengan: (1) Data hasil angket kematangan karier pada tahap pra tindakan sebesar 40,97%, siklus I 48,51%, dan siklus II 53,91%. (2) Data hasil observasi kematangan karier siswa pada tahap pra tindakan dengan rata-rata presentase 53,54%, siklus I dengan rata-rata presentase 62,83%, dan siklus II dengan rata-rata presentase 71,86%. (3) Data hasil akhir pada siklus II yang menunjukan bahwa adanya peningkatan kematangan karier yang signifikan, artinya layanan bimbingan karier dengan menggunakan metode sosiodrama memiliki rata-rata dengan hasil pra tindakan 42,68%, siklus I 50,53%, dan siklus II 56,16%. (4) Data hasil T-test menunjukan bahwa pada pra tindakan – siklus I nilai Z sebesar -4,170 dan Asymp Sig (2-tailed) sebesar ,000. Pada siklus I – siklus II nilai Z sebesar -3,904 dan Asymp Sig (2-tailed) sebesar ,000. Pada pra tindakan – siklus II nilai Z sebesar -4,287 dan Asymp Sig (2-tailed) sebesar ,000. Jika Asymp Sig (2-tailed) 0,00 < 0,05 maka Ho ditolak, jadi kesimpulannya ada peningkatan pada kematangan siswa kelas XI TKJ SMK Piri 1 Yogyakarta melalui bimbingan karier dengan menggunakan metode sosiodrama.

Kata kunci : Kematangan karier, bimbingan karier, dan metode sosiodrama

(2)

viii

ABSTRACT

INCREASING CAREER MATURITY THROUGH CAREER

GUIDANCE USING SOCIO-DRAMA METHOD

(An Action Research on Guidance and Counseling Class to the Eleventh Grade Student of the Communication and Network Engineering, academic year

2014/2015) effectiveness of the socio-drama method in increasing their career maturity. This is a Guidance and Counseling Action Research. The subjects of Senior Vocational School (SMK) Piri 1 Yogyakarta. The subjects were 24 students, consisting of 6 female students and 18 male students. The research involved two cycles, each of which lasted for 45 minutes. The date gathering technique employed the Career

Maturity Questionnaire, observation of the students’ career maturity, interview

and documentation. The reliability value of the career maturity questionnaire was 0,991. The data analysis technique used in this research was the ordinal-scale categorization. The t-test was done with the non-parametric test using Wilcoxon signed-rank test method for paired samples.

The research results showed that there was a signifiant increase in the students’ career maturity through a career guidance session using socio-drama method. The research showed the following results: (1) The data finding from the career maturity questionnaire in the pre-action stage was 40,97%, in cycle 1 was 48,51%, and in cycle 2 was 53,91%. (2) The data from the observation showed

that the means of the students’ career maturity in the pre-action stage was 53,54%, in cycle 1 was 62,83%, and in cycle 2 was 71,86%. (3) The final result data in cycle 2 showed that there was a significant increase in career maturity, which meant that the guidance and counseling service using socio-drama method showed an averange of 42,68% in the pre-action stage, 50,53% in cycle 1, and 56,16% in cycle 2. (4) The data from the t-test showed that the value of Z in the pre-action stage to cycle 2 was -4,170 and Asymn Sig (2-tailed) was ,000. In cycle 1 to cycle 2, the value of Z was -3,904 and Asymp Sig tailed) ,000. If Asymp Sig (2-tailed) 0,00 < 0,05, then H0 was rejected. Therefore, it can be concluded that there

was a significant increase in the career maturity among the elevent grade students of SMK Piri 1 Yogyakarta through the guidance and counseling session using socio-drama method.

(3)

UPAYA PENINGKATAN KEMATANGAN KARIER MELALUI BIMBINGAN

KARIER DENGAN MENGGUNAKAN METODE SOSIODRAMA

(Penelitian Tindakan Bimbingan dan Konseling pada Siswa Kelas XI Teknik Komunikasi dan Jaringan di SMK Piri 1 Yogyakarta Tahun Ajaran 2014/2015)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Bimbingan dan Konseling

Oleh:

Dyah Ayu Novitasari NIM: 101114089

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2015

i

(4)
(5)

iii

(6)

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Tidak ada yang tidak mungkin, jika kita mau berusaha

(Dyah Ayu Novitasari)

Karya sederhana ini akan kupersembahakan untuk:

Ibuku tercinta Tri Yani, M.Pd yang senantiasa menyayangiku, mendukungku dan mendoakanku.

Kakakku tercinta Eko Prasetyo dan Yenny Prasetyowati, AMK yang senantiasa menyayangiku, mendukungku, dan mendoakanku.

Kakak sepupuku Tri Handayani yang senantiasa menyayangiku, mendukungku, mendoakanku, dan membantuku saat aku mengalami kesulitan dalam mengerjakan skripsi.

Dodi Endrawan dan keluarga besarnya yang senantiasa memberiku semangat, dukungan, dan doa.

Sahabat kecilku Ndari Erikawati dan keluarga besarnya yang senantiasa menyayangiku, mendukungku, dan mendoakanku. Sahabatku Merliana Rachmani, Nur Azizah Mahdaniar, dan Findy Citra Pelita Putri yang senantiasa memberi semangat, dukungan, dan menghiburku dikala aku merasa jenuh saat mengerjakan skripsi.

Teman-temanku Yusika Dwi Marthafani, Ristin Rahmawati, Melani Dian Pratiwi, Eugenia Elista, Dian Kristiana, Steffani Tia Anjar Pratiwi, Agung Hananto, Fabian Candra R, dan Albalenta Ciputra yang senantiasa memberi semangat, mendukung, dan membatuku dikala aku sedang mengalami kesulitan dalam mengerjakan skripsi.

Almamater Universitas Sanata Dharma khususnya teman-teman BK USD Angkatan 2010 SMK Piri 1 Yogyakarta yang sudah memberi kesempatan untuk melaksanakan penelitian. Dan seluruh pihak-pihak yang saya kenal dan selalu memberi semangat dan doanya.

(7)

v

(8)
(9)

ABSTRAK

UPAYA PENINGKATAN KEMATANGAN KARIER MELALUI BIMBINGAN

KARIER DENGAN MENGGUNAKAN METODE SOSIODRAMA

(Penelitian Tindakan Bimbingan dan Konseling pada Siswa Kelas XI Teknik Komunikasi dan Jaringan Tahun Ajaran 2014/2015)

Dyah Ayu Novitasari Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2015

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kematangan karier siswa melalui bimbingan karier dengan

menggunakan metode sosiodrama dan untuk mengetahui tingkat efektivitas metode sosiodrama dalam meningkatkan kematangan karier siswa. Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Bimbingan dan Konseling (PTBK). Subjek penelitian ini adalah siswa kelas XI Teknik Komunikasi dan Jaringan (TKJ) di SMK Piri 1 Yogyakarta. Subjek penelitian berjumlah 24 siswa yang terdiri dari 6 siswa perempuan dan 18 siswa laki-laki. Penelitian terdiri dari dua siklus, setiap pertemuan dilakukan 1 x 45 menit. Teknik pengumpulan data menggunakan Angket Kematangan Karier, observasi kematangan karier siswa, wawancara, dan dokumentasi. Nilai reliabilitas angket kematangan karier sebesar 0,991. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik pengkategorisasian jenjang ordinal. Uji t dilakukan dengan menggunakan non parametrik test dengan metode uji dua sampel berpasangan Wilcoxon.

Hasil penelitian menunjukan adanya peningkatan kematangan karier melalui bimbingan karier dengan menggunakan sosiodrama. Hal ini ditunjukkan dengan: (1) Data hasil angket kematangan karier pada tahap pra tindakan sebesar 40,97%, siklus I 48,51%, dan siklus II 53,91%. (2) Data hasil observasi kematangan karier siswa pada tahap pra tindakan dengan rata-rata presentase 53,54%, siklus I dengan rata-rata presentase 62,83%, dan siklus II dengan rata-rata presentase 71,86%. (3) Data hasil akhir pada siklus II yang menunjukan bahwa adanya peningkatan kematangan karier yang signifikan, artinya layanan bimbingan karier dengan menggunakan metode sosiodrama memiliki rata-rata dengan hasil pra tindakan 42,68%, siklus I 50,53%, dan siklus II 56,16%. (4) Data hasil T-test menunjukan bahwa pada pra tindakan – siklus I nilai Z sebesar -4,170 dan Asymp Sig (2-tailed) sebesar ,000. Pada siklus I – siklus II nilai Z sebesar -3,904 dan Asymp Sig (2-tailed) sebesar ,000. Pada pra tindakan – siklus II nilai Z sebesar -4,287 dan Asymp Sig (2-tailed) sebesar ,000. Jika Asymp Sig (2-(2-tailed) 0,00 < 0,05 maka Ho ditolak, jadi kesimpulannya ada peningkatan pada kematangan siswa kelas XI TKJ SMK Piri 1 Yogyakarta melalui bimbingan karier dengan menggunakan metode sosiodrama.

Kata kunci : Kematangan karier, bimbingan karier, dan metode sosiodrama

vii

(10)

ABSTRACT

INCREASING CAREER MATURITY THROUGH CAREER GUIDANCE USING

SOCIO-DRAMA METHOD

(An Action Research on Guidance and Counseling Class to the Eleventh Grade Student of the Communication and Network Engineering, academic year 2014/2015)

Dyah Ayu Novitasari

Sanata Dharma University

2015

This research aims to increase students’ career maturity through a career guidance session using socio -drama method to investigate the degree of effectiveness of the socio--drama method in increasing their career maturity. This is a Guidance and Counseling Action Research. The subjects of Senior Vocational School (SMK) Piri 1 Yogyakarta. The subjects were 24 students, consisting of 6 female students and 18 male students. The research involved two cycles, each of which lasted for 45 minutes. The date gathering

technique employed the Career Maturity Questionnaire, observation of the students’ career maturity,

interview and documentation. The reliability value of the career maturity questionnaire was 0,991. The data analysis technique used in this research was the ordinal-scale categorization. The t-test was done with the non-parametric test using Wilcoxon signed-rank test method for paired samples.

The research results showed that there was a signifiant increase in the students’ career maturity through a career guidance session using socio-drama method. The research showed the following results: (1) The data finding from the career maturity questionnaire in the pre-action stage was 40,97%, in cycle 1 was 48,51%,

and in cycle 2 was 53,91%. (2) The data from the observation showed that the means of the students’ career

maturity in the pre-action stage was 53,54%, in cycle 1 was 62,83%, and in cycle 2 was 71,86%. (3) The final result data in cycle 2 showed that there was a significant increase in career maturity, which meant that the guidance and counseling service using socio-drama method showed an averange of 42,68% in the pre-action stage, 50,53% in cycle 1, and 56,16% in cycle 2. (4) The data from the t-test showed that the value of Z in the pre-action stage to cycle 2 was -4,170 and Asymn Sig (2-tailed) was ,000. In cycle 1 to cycle 2, the value of Z was -3,904 and Asymp Sig (2-tailed) ,000. If Asymp Sig (2-tailed) 0,00 < 0,05, then H0 was

rejected. Therefore, it can be concluded that there was a significant increase in the career maturity among the elevent grade students of SMK Piri 1 Yogyakarta through the guidance and counseling session using socio-drama method.

Key word: Career maturity, career guidance, and socio-drama method

(11)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan kekuatan dan rahmat-Nya sehingga

penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat

memperoleh gelar Sarjana Pendidikan di Program Studi Bimbingan dan Konseling.

Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini dapat tersusun berkat bantuan, perhatian, dukungan,

dan bimbingan berbagai pihak. Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih yang

sebesar-besarnya kepada:

1. Dr. Gendon Barus, M.Si selaku Kepala Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata

Dharma yang telah membatu dan memberikan kelancaran kepada penulis dalam proses penyelesaian

skripsi.

2. Juster Donal Sinaga, M.Pd selaku Wakaprodi dan dosen pembimbing dalam penulisan skripsi, terima

kasih atas bimbingan dan arahaan yang telah diberikan kepada penulis selama proses penyusunan

skripsi.

3. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma yang telah

mencurahkan waktu dan tenaga untuk berbagai ilmu pengetahuan.

4. Mas A. Priyatmoko selaku sekretariat Program Studi Bimbingan dan Konseling yang sudah membatu

penulis dalam prose penyelesaian skripsi.

5. Drs. Jumanto, M.Si selaku kepala SMK Piri 1 Yogyakarta yang telah membantu dan memberikan

kelancaran kepada penulis dalam proses penyelesaian skripsi.

ix

6. Seluruh guru dan pegawai SMK Piri 1 Yogyakarta yang telah membantu dan memberikan kelancaran

kepada penulis dalam proses penyelesaian skripsi.

ix

(12)

Dalam penulisan skripsi ini, penulis telah berusaha semaksimal mungkin, namun penulis menyadari bahwa

hasil yang disajikan belum merupakan hasil yang sempurna. Masih banyak kekurangan dalam penulisan

skripsi ini disebabkan terbatasnya kemampuan dan pengetahuan yang ada pada penulis. Akhirnya penulis

berharap agar skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi penulis sendiri dan semua pihak umumnya.

(13)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... v

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vi

ABSTRAK ... vii

ABSTRACT ... viii

KATA PENGANTAR ... ix

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR GRAFIK ... xvii

DAFTAR LAMPILAR ... xix

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 5

C. Batasan Masalah ... 5

D. Rumusan Masalah ... 6

E. Tujuan Penelitian ... 6

F. Manfaat Penelitian ... 7

xi

(14)

G. Definisi Operasional ... 8

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Perkembangan Karier ... 10

1. Pengertian Karier ... 10

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Karier ... 11

3. Tahap-tahap Perkembangan dan Tugas Perkembangan Karier ... 15

B. Kematangan Karier 1. Pengertian Kematangan Karier ... 16

2. Hal-hal yang Mempengaruhi Kematangan Karier ... 17

C. Bimbingan Karier ... 20

D. Metode Sosiodrama ... 22

1. Pengertian Metode Sosiodrama ... 23

2. Tujuan Metode Sosiodrama ... 23

3. Langkah-langkah Pelaksanaan Sosiodrama ... 24

4. Kelebihan Metode Sosiodrama ... 25

5. Kelemahan Metode Sosiodrama ... 25

E. Kajian Penelitian yang Relevan ... 26

F. Kerangka Berpikir ... 29

G. Hepotesis Tindakan ... 32

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Desain Penelitian ... 33

B. Setting (Lokasi dan Waktu Penelitian) ... 34

C. Subjek Penelitian ... 35

(15)

D. Jenis Tindakan dan Indikator Keberhasilan ... 35

E. Teknik Pengumpulan Data ... 36

F. Validitas dan Reliabilitas Instrumen ... 44

G. Prosedur Penelitian ... 49

H. Teknik Analisis Data ... 56

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Prosedur dan Hasil Penelitian ... 61

1. Pra Penelitian Tindakan Bimbingan ... 62

2. Penelitian Tindakan Bimbingan dan Konseling Siklus I ... 73

3. Penelitian Tindakan Bimbingan dan Konseling Siklus II ... 83

B. Deskripsi Hasil Penelitian ... 93

C. Pembahasan ... 102

BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan ... 106

B. Keterbatasan Penelitian ... 107

C. Saran ... 108

xiii

(16)

DAFTAR PUSTAKA ... 109

LAMPIRAN ... 111

(17)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1 : Kisi-kisi Instrumen Kematangan Karier Sebelum di Uji

Coba ... 37

Tabel 2 : Lembar Observasi Siswa ... 39

Tabel 3 : Lembar Observasi Peneliti ... 41

Tabel 4 : Panduan Wawancara Siswa ... 43

Tabel 5 : Kisi-kisi Instrumen Kematangan Karier Sesudah di Uji Coba ... 46

Tabel 6 : Daftar Indeks Kolerasi Reliabilitas ... 49

Tabel 7 : Kategorisasi Skor Item ... 56

Tabel 8 : Kategorisasi Skor Subjek ... 57

Tabel 9 : Kriteria Kategori Hasil Presentase Skor Observasi Siswa dan Peneliti ... 58

Tabel 10 : Jadwal Pelaksanaan Penelitian ... 61

Tabel 11 : Observasi Siswa pada Tahap Pra Penelitian Tindakan Bimbingan ... 69

Tabel 12 : Skor Subjek dari Angket Kematangan Karier pada Tahap Pra Penelitian Tindakan Bimbingan ... 70

Tabel 13 : Observasi Siswa pada Tahap Siklus 1 ... 79

Tabel 14 : Skor Subjek dari Angket Kematangan Karier pada Tahap Siklus 1 ... 80

xv

(18)

Tabel 15 : Observasi Siswa pada Tahap Siklus 2 ... 89

Tabel 16 : Skor Subjek dari Angket Kematangan Karier pada Tahap

Siklus 2 ... 90

Tabel 17 : Data Hasil Observasi Siswa pada Tahap Pra Tindakan, Siklus 1,

dan Siklus 2 ... 94

Tabel 18 : Hasil Analisis Angket Kematangan Karier Berdasarkan Skor

Subjek Penelitian ... 98

Tabel 19 : Kriteria Keberhasilan ... 101

Tabel 20 : Rekapitulasi Uji Hipotesis ... 102

(19)

DAFTAR GRAFIK

Halaman

Grafik 1 : Laporan Penelusuran Tamatan Program Keahlian TKJ SMK

Piri 1 Yogyakarta ... 1

Grafik 2 : Observasi Siswa pada Tahap Pra Penelitian Tindakan

Bimbingan ... 69

Grafik 3 : Skor Subjek dari Angket Kematangan Karier pada Tahap Pra

Penelitian Tindakan Bimbingan ... 70

Grafik 4 : Skor Item dari Angket Kematangan Karier pada Tahap Pra

Penelitian Tindakan Bimbingan ... 71

Grafik 5 : Observasi Siswa pada Tahap Siklus 1 ... 79

Grafik 6 : Skor Subjek dari Angket Kematangan Karier pada Tahap

Siklus 1 ... 81

Grafik 7 : Skor Item dari Angket Kematangan Karier pada Tahap

Siklus 1 ... 81

Grafik 8 : Observasi Siswa pada Tahap Siklus 2 ... 89

Grafik 9 : Skor Subjek dari Angket Kematangan Karier pada Tahap

Siklus 2 ... 91

Grafik 10 : Skor Item dari Angket Kematangan Karier pada Tahap

Siklus 2 ... 91

Grafik 11 : Perbandingan Hasil Analisis Data Observasi Siswa pada Tahap

Pra Tindakan dan Siklus 1 ... 95

xvii

(20)

Grafik 12 : Perbandingan Hasil Analisis Data Observasi Siswa pada Tahap

Siklus 1 dan Siklus 2 ... 96

Grafik 13 : Perbandingan Hasil Analisis Data Observasi Siswa pada Tahap

Pra Tindakan, Siklus 1, dan Siklus ... 97

Grafik 14 : Perbandingan Hasil Analisis Data Kematangan Karier

Berdasarkan Skor Subjek pada Tahap Pra Tindakan dan

Siklus 1 ... 99

Grafik 15 : Perbandingan Hasil Analisis Data Kematangan Karier

Berdasarkan Skor Subjek pada Tahap Siklus 1 dan

Siklus 2 ... 100

Grafik 16 : Perbandingan Hasil Analisis Data Kematangan Karier

Berdasarkan Skor Subjek pada Tahap Pra Tindakan, Siklus 1,

dan Siklus 2 ... 101

(21)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

LAMPIRAN 1

1.1 Daftar Hadir ... 112

1.2 SPB Pra Tindakan ... 113

1.3 Handout ... 116

1.4 Lembar Kerja Siswa ... 118

1.5 SPB Siklus 1 ... 119

1.6 Skenario Sosiodrama Siklus 1 ... 123

1.7 Lembar Kegiatan Siswa ... 126

1.8 SPB Siklus 2 ... 127

1.9 Skenario Sosiodrama Siklus 2 ... 131

LAMPIRAN 2 2.1 Lembar Observasi Siswa ... 136

2.2 Lembar Observasi Kematangan Karier Siswa pada Tahap Pra Penelitian Tindakan Bimbingan... 137

2.3 Lembar Observasi Kematangan Karier Siswa pada Tahap Siklus 1 ... 138

2.4 Lembar Observasi Kematangan Karier Siswa pada Tahap Siklus 2... 139

2.5 Tabulasi Hasil Observasi Kematangan Karier Siswa pada Tahap Pra Penelitian Tindakan Bimbingan ... 140

2.6 Tabulasi Hasil Observasi Kematangan Karier Siswa pada Tahap

xix

(22)

Siklus 1 ... 141

2.7 Tabulasi Hasil Observasi Kematangan Karier Siswa pada Tahap

Siklus 2 ... 142

LAMPIRAN 3

3.1 Lembar Angket Kematangan Karier ... 144

3.2 Hasil Angket Kematangan Karier pada Tahap Uji Coba ... 147

3.3 Hasil Angket Kematangan Karier pada Tahap Pra Penelitian Tindakan

Bimbingan ... 148

3.4 Hasil Angket Kematangan Karier pada Tahap Siklus 1 ... 149

3.5 Hasil Angket Kematangan Karier pada Tahap Siklus 2 ... 150

LAMPIRAN 4

4.1 Validitas dan Reliabilitas ... 152

LAMPIRAN 5

5.1 Dokumentasi ... 157

LAMPIRAN 6

6.1 Surat Keterangan Ijin Penelitian ... 159

(23)

1

BAB I

PENDAHULUAN

Dalam bab ini dipaparkan latar belakang masalah, identifikasi masalah, batasan

masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan definisi operasional.

A. Latar Belakang

Berdasarkan hasil laporan penelusuran tamatan SMK Piri 1 Yogyakarta khususnya

pada program keahlian Teknik Komunikasi dan Jaringan (TKJ) masih terdapat banyak

siswa yang memutuskan untuk melanjutkan ke perguruan tinggi dan bekerja di bidang

yang tidak sesuai dengan program keahliannya. Berikut adalah grafik laporan penelusuran

tamatan program keahlian TKJ di SMK Piri 1 Yogyakarta:

Grafik 1

Laporan Penelusuran Tamatan Program Keahlian TKJ SMK Piri 1 Yogyakarta

23,52

Bekerja di Industri Melanjutkan ke Perguruan Tinggi

(24)

Berdasarkan grafik di atas, dapat dilihat bahwa masih banyak siswa yang

memutuskan untuk melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi. Padahal tujuan utama dari

lembaga pendidikan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) adalah menyiapkan peserta

didiknya sebagai tenaga kerja yang terampil untuk memasuki dunia kerja, dengan berbekal

ilmu pengetahuan dan berbagai keahlian. Namun pada kenyataannya masih banyak siswa

yang memutuskan untuk tidak langsung bekerja, tetapi mereka cenderung memutuskan

untuk melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi seperti yang di alami oleh siswa SMK

Piri 1 Yogyakarta.

Menurut hasil wawancara peneliti dengan Ibu Sudarti selaku guru BK di kelas XI

TKJ menyatakan, ada beberapa siswa yang memutuskan untuk langsung bekerja setelah

tamat dari SMK. Namun, mereka bekerja pada bidang pekerjaan yang tidak sesuai dengan

keahlian yang mereka miliki. Sehingga ilmu pengetahuan dan keahlian yang mereka miliki

tidak dapat digunakan saat mereka bekerja. Hal ini akan berdampak negatif pada kualitas

tenaga kerja masa depan. Oleh karena itu, sebelum membuat keputusan karier sebaiknya

siswa meningkatkan kematangan kariernya, agar siswa benar-benar siap untuk menghadapi

dunia kerja.

Menurut Super (Kidd, 2006: 20), kematangan karier dapat didefinisikan seperti

kesiapan dalam membuat keputusan karier yang tampak dalam tugas perkembangan dan

sesuai dengan tahap karier yang pertama. Dalam membuat keputusan karier siswa dapat

melihat perkembangan karier dalam dunia kerja. Menurut Super, perkembangan karier

(25)

3

Faktor-faktor tersebut sebagian terdapat pada diri siswa sendiri (faktor internal) dan

sebagian lagi terdapat dalam lingkungan hidupnya (faktor eksternal) yang semuanya

berinteraksi satu sama lain dan bersama-sama membentuk proses perkembangan karier.

Menurut Super (Punch, 2008) meyatakan bahwa kematangan karier dapat diukur dengan

enam indikator: (1) Perencanaan karier; (2) Eksplorasi karier; (3) Proses membuat

keputusan karier; (4) Informasi tentang dunia karier; (5) Pengetahuan tentang kelompok

pekerjaan yang lebih disukai; dan (6) Realisasi keputusan karier.

Peningkatan kematangan karier siswa dapat dilakukan menggunakan pendekatan

bimbingan karier. Bimbingan karier ialah bimbingan dalam mempersiapkan diri

menghadapi dunia pekerjaan, dalam memilih lapangan pekerjaan atau jabatan/profesi

tertentu serta membekali diri supaya siap memangku jabatan itu, dan dalam menyesuaikan

diri dengan berbagai tuntutan dari lapangan pekerjaan yang telah dimasuki (Winkel dan

Hastuti, 2007: 114). Menurut Hattari (Winkel dan Hastuti, 2007: 679), program bimbingan

karier di sekolah khusus bertujuan “agar siswa mampu: (1) Memahami diri, dunia kerja

serta faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan untuk memilih program atau jurusan secara

tepat; (2) Memiliki sikap positif terhadap diri sendiri serta pandangan yang obyektif dan

maju terhadap dunia kerja; dan (3) Membuat keputusan yang realistis tentang karier yang

dipilih sesuai dengan kemampuannya. Beberapa komponen dalam bimbingan karier: (1)

Pemahaman diri; (2) Pemahaman lingkungan; (3) Pengambilan keputusan; (4) Penyusunan

rencana; (5) Persiapan untuk karier; (6) Pemantapan dalam karier; dan (7) Evaluasi.

(26)

Metode sosiodrama yaitu siswa mendramatisasikan tingkah laku dalam hubungannya

dengan masalah sosial (Siregar dan Hartini Nara, 2011: 80). Menurut Sagala (2009: 213)

sosiodrama (role playing) berasal dari kata sosio dan drama. Sosio berarti sosial menunjuk pada objeknya yaitu masyarakat menunjukkan pada kegiatan-kegiatan sosial, dan drama

berarti mempertunjukkan, mempertontonkan atau memperlihatkan. Sosial atau masyarakat

terdiri dari manusia yang satu sama lain terjalin hubungan yang dikatakan hubungan sosial.

Metode sosiodrama berarti cara menyajikan bahan pelajaran dengan

mempertunjukkan dan mempertontonkan atau mendramatisasikan cara tingkah laku

dalam hubungan sosial. Jadi sosiodrama adalah metode mengajar yang

mendramatisasikan suatu situasi sosial yang mengandung suatu problem, agar peserta

didik dapat memecahkan suatu masalah yang muncul dari suatu simulasi sosial

(Taniredja, Faridli dan Sri Harmianto, 2011: 39).

Berdasarkan uraian di atas, peneliti bermaksud untuk mengadakan penelitian

dengan judul Peningkatan Kematangan Karier Melalui Bimbingan Karier dengan

(27)

5

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas yang teridentifikasi adalah sebagai

berikut:

1. Siswa kelas XI TKJ SMK Piri 1 Yogyakarta kurang memiliki informasi

mengenai dunia kerja yang sesuai dengan program keahliannya.

2. Siswa kelas XI TKJ SMK Piri 1 Yogyakarta kurang mandiri dan kurang

memiliki keberanian dalam mengambil keputusan karier.

C. Batasan Masalah

Kematangan karier memiliki definisi yang cukup luas jika dijabarkan

menggunakan berbagai sudut pandang. Begitu pula dengan pengertian bimbingan

karier. Jenis tindakan yang dipilih oleh peneliti dalam penelitian ini adalah metode

sosiodrama atau bermain peran (role playing). Metode sosiodrama dipilih peneliti karena mampu menjadi sarana agar siswa dapat benar-benar memahami berbagai hal

yang berkaitan dengan dunia kerja. Tujuan layanan bimbingan karier menggunakan

metode sosiodrama adalah untuk meningkatkan kematangan karier siswa kelas XI

TKJ SMK Piri 1 Yogyakarta. Latar belakang masalah dalam penelitian ini yaitu

sebagian besar siswa tamatan memutuskan untuk melanjutkan pendidikan ke

perguruan tinggi dan beberapa siswa tamatan lainnya memilih untuk bekerja, tetapi

bidang pekerjaan mereka tidak sesuai dengan program keahlian yang mereka miliki.

Penelitian ini, dibatasi pada masalah kesiapan siswa dalam mengambil keputusan

kariernya.

(28)

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan maka dapat dirumuskan

permasalahan sebagai berikut:

1. Apakah kematangan karier siswa kelas XI TKJ SMK Piri 1 Yogyakarta Tahun

Ajaran 2014/2015 dapat ditingkatkan melalui bimbingan karier dengan

menggunakan metode sosiodrama?

2. Apakah bimbingan karier dengan menggunakan metode sosiodrama efektif untuk

meningkatkan kematangan karier siswa kelas XI TKJ SMK Piri 1 Yogyakarta

Tahun Ajaran 2014/2015?

E. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan:

1. Meningkatkan kematangan karier siswa kelas XI TKJ SMK Piri 1 Yogyakarta

Tahun Ajaran 2014/2015 melalui bimbingan karier dengan menggunakan metode

sosiodrama.

2. Melihat efektivitas pendekatan bimbingan karier dengan menggunakan metode

sosiodrama untuk meningkatkan kematangan karier siswa kelas XI TKJ SMK Piri

(29)

7

F. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini adalah:

1. Teoretis

Memberikan konstribusi bagi perkembangan ilmu pengetahuan, khususnya

dalam bidang ilmu bimbingan dan konseling sehingga hasil penelitian ini dapat

dijadikan sebagai bahan rujukan bagi peneliti selanjutnya pada kajian yang sama

tetapi pada ruang lingkup yang lebih luas dan mendalam.

2. Praktis

a. Guru Pembimbing

Hasil penelitian ini dapat dipakai sebagai masukan dalam peningkatan

kematangan karier melalui bimbingan karier dengan metode sosiodrama

kepada siswa kelas XI TKJ SMK Piri 1 Yogyakarta Tahun Ajaran

2014/2015.

b. Siswa Kelas XI TKJ SMK Piri 1 Yogyakarta Tahun Ajaran 2014/2015

Siswa kelas XI TKJ SMK Piri 1 Yogyakarta mampu meningkatkan

kematangan kariernya melalui bimbingan karier dengan menggunakan

metode sosiodrama sehingga dapat menunjang kesiapannya untuk memasuki

dunia kerja dan mampu mencapai perkembangan diri yang lebih baik.

(30)

c. Penulis

Memperluas pengetahuan bagi penulis mengenai dunia kerja dan metode

bimbingan yang sesuai dengan kebutuhan siswa sehingga peneliti dapat lebih

kreatif ketika menghadapi persoalan yang berkaitan dengan dunia kerja.

G. Definisi Operasional

Supaya tercapai kesepahaman antara pembaca dengan penulis tentang isi skripsi

ini, maka perlu dijelaskan beberapa istilah sebagai berikut:

1. Kematangan karier adalah suatu sikap yang menunjukkan kompetensi setiap

siswa kelas XI TKJ SMK Piri 1 Yogyakarta untuk membuat pilihan kariernya.

Sikap dan kompetensi ini juga mendukung siswa kelas XI TKJ SMK Piri 1

Yogyakarta dalam menenetukan keputusan karier yang tepat.

2. Bimbingan karier adalah suatu bimbingan yang membatu siswa kelas XI TKJ

SMK Piri 1 Yogyakarta mempersiapkan perencanaan masa depan dengan

mempertimbangkan keadaan dirinya dan keadaan dalam lingkungan hidupnya

saat menghadapi dunia pekerjaan, memilih lapangan pekerjaan atau

jabatan/profesi tertentu serta membekali diri supaya siap memangku jabatan itu

dan dalam menyesuaikan diri dengan berbagai tuntutan dari lapangan pekerjaan

(31)

9

3. Sosiodrama merupakan metode belajar sambil bermain peran (role playing) dengan cara mempertunjukkan masalah-masalah yang berkaitan dengan dunia

kerja caranya didramatisasikan oleh siswa kelas XI TKJ SMK Piri 1 Yogyakarta

di bawah pimpinan guru pembimbing.

(32)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

Dalam bab ini dipaparkan kajian teori, kajian penelitian yang relevan, kerangka

berpikir, dan hipotesis.

A. Perkembangan Karier

1. Pengertian Karier

Melalui pekerjaannya seseorang melayani kebutuhan masyarakat, mendapat

imbalan untuk memenuhi kebutuhan ekonominya sendiri, menciptakan identitas

diri dan menumbuhkan rasa harga diri. Selain itu, jabatan yang dipegang

seseorang ikut menentukan pola kehidupannya sehari-hari dan lingkungan

pergaulan sosialnya.

Dalam kamus Bahasa Inggris ditemukan beberapa kata yang sama-sama

menunjuk pada pengertian pekerjaan seperti employment, job, occupation, dan

career, namun setiap kata tidak mencakup aspek-aspek yang sama dari makna yang terkandung dalam suatu pekerjaan. Kata employment dan job lebih menekankan aspek bahwa seseorang sibuk mengerjakan sesuatu dan mendapat

imbalan ekonomis atas usaha dan waktu yang dicurahkannya, tanpa

memperhatikan apakah orang itu sungguh-sungguh merasa terlibat di dalam

pekerjaannya dan memandangnya sebagai sumber kepuasan pribadi yang bersifat

(33)

11

Kata occupation lebih menekankan aspek bahwa seseorang merasa terlibat di dalam pekerjaannya karena telah mempersiapkan diri untuk memegang pekerjaan

itu dan memperoleh kepuasan pribadi, tetapi keterlibatannya masih dapat dibatasi

pada jam-jam bekerja saja. Kata vocation dan career lebih menekankan aspek bahwa seseorang memandang pekerjaannya sebagai panggilan hidup yang

meresapi seluruh alam pikiran dan perasaan serta mewarnai seluruh gaya

hidupnya (life style), tanpa mengesampingkan kedua aspek lain yang disebutkan di atas (Winkel dan Hastuti, 2007: 623).

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Karier

Menurut Super (Winkel dan Hastuti, 2007: 631), perkembangan karier

merupakan suatu proses yang mencakup banyak faktor. Faktor-faktor yang

mempengaruhi perkembangan karier, yaitu:

a. Faktor Internal

Faktor internal merupakan faktor yang sebagian terdapat pada diri individu

sendiri (Winkel dan Hastuti, 2007: 631). Faktor internal merupakan

perpaduan dari aneka faktor yang ada pada diri individu sendiri (Winkel dan

Hastuti, 2007: 647) seperti:

1) Nilai kehidupan (values), yaitu ideal-ideal yang dikejar oleh seseorang di mana-mana dan kapan pun juga. Nilai-nilai menjadi pedoman dan

pegangan dalam hidup sampai umur tua dan sangat menentukan bagi gaya

hidup seseorang (life style).

(34)

2) Taraf inteligensi, menurut Binet hakikat inteligensi adalah kemampuan

untuk mengadakan penyesuaian dalam rangka mencapai suatu tujuan dan

untuk menilai keadaan diri secara kritis serta obyektif. Hasil testing

inteligensi dapat membantu seseorang untuk mengesampingkan

alternatif-alternatif jabatan tertentu. Namun, hasil testing inteligensi tidak dapat

memantapkan apakah seseorang itu sebaiknya memilih jabatan ini atau

jabatan itu.

3) Bakat khusus yaitu kemampuan yang menonjol di suatu bidang usaha

kognitif, bidang keterampilan, atau bidang kesenian. Sekali terbentuk,

suatu bakat khusus menjadi bekal yang memungkinkan untuk memasuki

berbagai bidang pekerjaan tertentu (fields of occuption) dan mencapai tingkatan lebih tinggi dalam suatu jabatan (level of occuption ).

4) Minat yaitu kecenderungan yang agak menetap pada seseorang untuk

merasa tertarik pada suatu bidang tertentu dan merasa senang

berkecimpung dalam berbagai kegiatan yang berkaitan dengan bidang itu.

5) Sifat yaitu ciri-ciri kepribadian yang memberikan corak khas pada

seseorang, seperti riang gembira, ramah, halus, teliti, terbuka, fleksibel,

tertutup, lekas gugup, pesimis, dan ceroboh.

6) Pengetahuan yaitu informasi yang dimiliki tentang bidang-bidang

pekerjaan dan tentang diri sendiri. Informasi tentang dunia kerja yang

dimiliki oleh orang muda dapat akurat dan sesuai dengan kenyataan atau

(35)

13

7) Keadaan jasmani yaitu ciri-ciri fisik yang dimiliki seseorang seperti tinggi

badan, tampan dan tidak tampan, ketajaman penglihatan dan pendengaran

baik atau kurang, mempunyai kekuatan otot tinggi atau rendah, dan jenis

kelamin.

b. Faktor Eksternal

Faktor eksternal merupakan faktor yang sebagian terdapat dalam lingkungan

hidupnya (Winkel dan Hastuti, 2007: 623), seperti:

1) Masyarakat yaitu lingkungan sosial-budaya di mana orang muda

dibesarkan. Lingkungan ini luas sekali dan berpengaruh besar terhadap

pandangan dalam banyak hal yang dipegang teguh oleh setiap keluarga,

yang pada giliranya menanamkanya pada anak-anak.

2) Keadaan sosial-ekonomi negara atau daerah yaitu laju pertumbuhan

ekonomi yang lambat atau cepat, stratifikasi masyarakat dalam golongan

sosial-ekonomi tinggi, tengah dan rendah, serta diversifikasi masyarakat

atas kelompok-kelompok yang terbuka atau tertutup bagi anggota dari

kelompok lain.

3) Status sosial-ekonomi keluarga yaitu tingkat pendidikan orang tua, tinggi

rendahnya pendapatan orang tua, jabatan ayah atau ibu, daerah tempat

tinggal, dan suku bangsa.

(36)

4) Pengaruh dari seluruh anggota kelompok besar dan keluarga inti. Orang

tua, saudara kandung dari orang tua, dan kakak menyatakan segala

harapan mereka serta mengkomunikasikan pandangan dan sikap tertentu

terhadap pendidikan dan pekerjaan.

5) Pendidikan sekolah yaitu pandangan dan sikap yang dikomunikasikan

kepada anak didik oleh staf petugas bimbingan dan tenaga pengajar

mengenai nilai-nilai yang terkandung dalam bekerja, tinggi rendahnya

status sosial jabatan-jabatan, dan kecocokan jabatan tertentu untuk anak

laki-laki atau anak perempuan.

6) Pergaulan dengan teman sebaya yaitu beraneka pandangan dan variasi

harapan tentang masa depan yang terungkap dalam pergaulan sehari-hari.

7) Tuntutan yang melekat pada masing-masing jabatan, program studi, atau

latihan mempersiapkan seseorang untuk diterima pada jabatan tertentu

dan berhasil di dalamnya.

Berbagai faktor tersebut memang dapat dibedakan antara yang satu dengan

yang lain, tetapi tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lain karena semuanya

berinteraksi satu sama lain dan bersama-sama membentuk keunikakan

kepribadian dan menciptakan keseluruhan ruang gerak hidup seseorang.

Perkembangan karier berlangsung di dalam lingkup ruang gerak itu dan pilihan

jabatan tidak dapat melampaui batasan-batasan itu. Sebagaimana dikatakan di

atas, dapat terjadi perubahan pada faktor internal dan eksternal meskipun tidak

(37)

15

Maka faktor yang mempengaruhi kematangan karier individu dapat berasal

dari berbagai faktor perkembangan karier baik internal maupun eksternal.

3. Tahap-tahap Perkembangan Karier dan Tugas Perkembangan Karier

Tahap perkembangan kehidupan berkaitan dengan perkembangan karier yang

diajukan oleh Super (Winkel dan Hastuti, 2007: 632), ada lima tahap

perkembangan karier, yaitu:

a. Fase pengembangan (growth) dari saat lahir sampai usia kurang lebih 15 tahun, di mana anak mengembangkan berbagai potensi, pandangan khas,

sikap, minat dan kebutuhan-kebutuhan yang dipadukan dalam struktur

gambaran diri (selft-concept structure).

b. Fase eksplorasi (exploration) usia 15 sampai 24 tahun, di mana individu memikirkan berbagai alternatif jabatan, tetapi belum mengambil keputusan

yang mengikat.

c. Fase pemantapan (establishment) usia 25 sampai 44 tahun, yang bercirikan usaha tekun memantapkan diri melalui seluk beluk pengalaman selama

menjalani karier tertentu.

d. Fase pembinaan (maintenance), usia 45 sampai 64 tahun, di mana orang yang sudah dewasa menyesuaikan diri dalam penghayatan jabatannya.

(38)

e. Fase kemunduran (decline), bila orang memasuki masa pensiun dan harus menemukan pola hidup baru sesudah melepaskan jabatannya.

Kelima tahap ini merupakan acuan bagi munculnya sikap-sikap dan

perilakunya yang meyangkut keterlibatan dalam karier, yang nampak dalam tugas

perkembangan karier (vocational development tasks).

B. Kematangan Karier

1. Pengertian Kematangan Karier

Menurut Super, kematangan karier dapat didefinisikan seperti kesiapan dalam

membuat suatu keputusan karier yang tampak dalam tugas perkembangan dan

sesuai dengan tahap karier yang pertama (Kidd, 2006: 20).

Menurut Super (1995) kematangan karier adalah pusat untuk mencari petunjuk

dari perwujudan, penentuan dan pelaksanaan sebuah pilihan pekerjaan yang biasa

terjadi pada masa dewasa muda (remaja). Masa remaja adalah masa di mana

seseorang itu memiliki kesiapan dan kemampuan untuk melakukan tugas-tugas

perkembangan yang diperlukan. Lima puluh tahun yang lalu, Super

memperkenalkan konsep kematangan vokasional dan sekarang dikenal sebagai

kematangan karier (Punch, 2008: 60).

Super (1996: 124-125) berpendapat bahwa

From a social or societal perspective, career maturity can be operationally defined by comparing the developmental tasks being encountered to those expected based

on the individual’s chronological age. From a psychological perspective, career

(39)

17

(Dari perspektif sosial atau kemasyarakatan, kematangan karier dapat didefinisikan secara operasional dengan membandingkan tugas perkembangan yang dihadapi dengan yang diharapkan berdasarkan usia kronologis setiap individu. Dari perspektif psikologis, kematangan karier dapat didefinisikan secara operasional dengan membandingkan sumber daya individu, baik kognitif dan afektif, serta untuk menurunakan tugas pekembangan dibutuhkan penguasaan terhadap tugas tersebut (Punch, 2008: 60).

2. Hal-hal yang Mempengaruhi Kematangan Karier

Menurut Donald E. Super (Winkel dan Hastuti, 2007: 632), kematangan karier

remaja dapat diukur dengan indikator-indikator sebagai berikut:

a. Perencanaan karier (Career planning)

Kegunaan dari perencanaan yang matang ialah meminimalkan kemungkinan

dibuat kesalahan yang berat dalam memilih di antara alternatif-alternatif yang

tersedia. Hasil dari perencanaan ialah keputusan tentang sesuatu yang dipilih

secara sadar. Kunci bagi perencanaan yang matang dan keputusan yang

bijaksana terletak dalam pengelolaan informasi tentang diri sendiri dan tentang

lingkungan hidupnya, yaitu (Winkel dan Hastuti, 2007: 685-687):

1) Informasi tentang diri sendiri yang meliputi data tentang: a) kemampuan

intelektual; b) bakat khusus di bidang studi akademik; c) minat-minat baik

yang bersifat lebih luas maupun yang bersifat lebih khusus; d) hasil belajar

dalam berbagai bidang studi inti; e) sifat-sifat kepribadian yang

mempunyai relevansi terhadap partisipasi dalam suatu program studi

akademik, suatu program latihan prajabatan dan suatu bidang jabatan; f)

perangkat kemahiran kognitif; g) nilai-nilai kehidupan dan cita-cita masa

depan; h) bekal berupa ketrampilan khusus yang dimiliki dalam suatu

bidang tertentu; dan j) kematangan karier.

(40)

2) Data tentang keadaan keluarga dekat sebagai lingkungan hidup yang

paling bermakna bagi individu yang sehari-hari bergerak di dalamnya,

meliputi data tentang: a) posisi anak dalam keluarga; b) pandangan

keluarga tentang peranan dan kewajiban anak laki-laki dan anak

perempuan; c) harapan keluarga mengenai masa depan anak; d) taraf

sosial-ekonomi kehidupan keluarga; e) gaya hidup dan suasana keluarga;

f) taraf pendidikan orang tua dan kakak-kakak; g) sumber-sumber konflik

antara orang tua dan anak yang sudah besar; h) status perkawinan orang

tua; dan i) siapa yang tinggal di rumah selain orang tua sendiri dan kakak

adik sekandung.

3) Informasi tentang lingkungan hidup yang relevan bagi perencanaan karier,

(41)

19

b. Eksplorasi karier (Career exploration)

Kemampuan individu dalam mengenal dunia kerja dan diri sendiri secara lebih

luas dan secara lebih mendalam, menyadari pentingnya perencanaan masa

depan, serta memahami kaitan antara rasa tanggung jawab dalam bekerja

dengan kemajuan masyarakat dalam era pembangunan.

c. Proses membuat keputusan karier (Processes of decision-maining)

Kemampuan individu dalam menggunakan pengetahuan dan pemikiran dalam

membuat perencanaan karier. Konsep ini didasari pada tuntutan untuk

membuat keputusan karier, dengan asumsi apabila individu tersebut

mengetahui bagaimana orang lain membuat keputusan karier maka diharapkan

mereka juga mampu membuat keputusan karier yang tepat bagi dirinya.

d. Informasi tentang dunia karier (World of work information)

Informasi tentang dunia pekerjaan yang mencakup semua data mengenai

jenis-jenis pekerjaan yang ada di masyarakat (fields of occupation), mengenai gradasi posisi dalam lingkup suatu jabatan (level of occupation), mengenai persyaratan tahap dan jenis pendidikan, mengenai sistem klasifikasi jabatan,

dan mengenai prospek masa depan berkaitan dengan kebutuhan riil masyarakat

akan jenis/corak pekerjaan tertentu.

(42)

e. Pengetahuan tentang kelompok pekerjaan yang lebih disukai (Knowledge of preferred occupational group)

Kemampuan dalam mengenal berbagai bidang dan jenis pekerjaan sehingga

individu itu mampu memutuskan perkerjaan yang lebih disukai dan sesuai

dengan kepribadian, bakat, minat dan nilai-nilai hidup yang dimilikinya.

f. Realisasi keputusan karier (Realisation)

Kemampuan indivu dalam mempertimbangakan pilihan kariernya yang sesuai

dengan kepribadian, bakat, minat dan nilai-nilai hidup yang dimilikinya. Oleh

karena itu, individu perlu membuat perencanaan karier untuk meminimalisir

keterbatasan dan melihat peluang /kesempatan karier yang sesuai dengan

dirinya.

C. Bimbingan Karier

Bimbingan adalah sebuah proses pemberian bantuan kepada individu secara

berkesinambungan, agar individu dapat memahami dirinya, sehingga sanggup

mengarahkan diri dan dapat bertindak dengan wajar sesuai dengan tuntutan dari

masyarakat sekitarnya. Dengan demikian individu dapat mengecap kebahagiaan

hidupnya serta dapat memberikan sumbangan yang berarti (Winkel dan Hastuti,

(43)

21

Menurut Moegiadi (Winkel dan Hastuti, 2004: 29) bimbingan dapat berarti (1)

suatu usaha untuk melengkapi individu dengan pengetahuan, pengalaman, dan

informasi tentang dirinya sendiri; (2) suatu cara pemberian pertolongan atau bantuan

kepada individu untuk memahami dan mempergunakan secara efisien dan efektif

segala kesempatan yang dimiliki untuk perkembangan pribadinya; dan (3) suatu

proses pemberian bantuan atau pertolongan kepada individu dalam hal memahami diri

sendiri, menentukan dan menyusun rencana sesuai dengan konsep dirinya sendiri dan

tuntutan dari lingkungan.

Berdasarkan pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa bimbingan adalah

bantuan yang dilakukan pembimbing (konselor), bagi individu untuk memahami

dirinya melalui pengetahuan, pengalaman, dan informasi tentang dirinya. Sehingga

dapat meningkatkan realisasi pribadi, karena dengan memahami diri sendiri akan

memudahkan individu untuk bertindak sesuai dengan tujuan hidupnya.

Bimbingan karier ialah bimbingan dalam mempersiapkan diri untuk menghadapi

dunia pekerjaan, dalam memilih lapangan pekerjaan atau jabatan/profesi tertentu serta

membekali diri supaya siap memangku jabatan itu dan dalam menyesuaikan diri

dengan berbagai tuntutan dari lapangan pekerjaan yang telah dimasuki (Winkel dan

Hastuti, 2007: 114). Hattari (Winkel dan Hastuti, 2007: 678) menjelaskan bahwa

istilah bimbingan karier yang menitikberatkan perencanaan masa depan dengan

mempertimbangkan keadaan dirinya dan keadaan dalam lingkungan hidup.

(44)

Menurut makalah Hattari (Winkel dan Hastuti, 2007: 679) yang berjudul Suatu Strategi Bimbingan Karier dalam Pembangunan Nasional dalam buku Kurikulum: Pedoman Bimbingan dikatakan bahwa program bimbingan karier di sekolah khusus

bertujuan “agar siswa mampu: (1) memahami diri, dunia kerja serta faktor-faktor yang

perlu dipertimbangkan untuk memilih program atau jurusan secara tepat; (2) memiliki

sikap positif terhadap diri sendiri serta pandangan yang obyektif dan maju terhadap

dunia kerja; dan (3) membuat keputusan yang realistis tentang karier yang dipilih

sesuai dengan kemampuannya. Beberapa komponen dalam bimbingan karier: (1)

pemahaman diri; (2) pemahaman lingkungan; (3) pengambilan keputusan; (4)

penyusunan rencana; (5) persiapan untuk karier; (6) pemantapan dalam karier; dan (7)

evaluasi.

Dalam literatur profesional istilah perencanaan karier (career planning), layanan penempatan (placement service), tindak lanjut (follow-up), dan studi survai (follow-up studies) sering disebut bersama-sama dan dipandang sebagai aspek-aspek dari suatu layanan bimbingan (Winkel dan Hastuti, 2007: 682).

D. Metode Sosiodrama

Metode adalah suatu cara yang dipergunakan untuk mencapai tujuan yang telah

ditetapkan. Dalam kegiatan belajar mengajar, metode diperlukan oleh guru, dan

penggunanya pun bervariasi sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai (Siregar dan

Hartini Nara, 2011: 80). Simulasi menurut Hasibuan dan Moedjiono (2008: 27) adalah

(45)

23

1. Pengertian Metode Sosiodrama

Metode sosiodrama yaitu siswa mendramatisasikan tingkah laku dalam

hubungannya dengan masalah sosial (Siregar dan Hartini Nara, 2011: 80).

Menurut Sagala (2009: 213) sosiodrama (role playing) berasal dari kata sosio dan drama. Sosio berarti sosial menunjuk pada objeknya yaitu masyarakat

menunjukkan pada kegiatan-kegiatan sosial, dan drama berarti mempertunjukkan,

mempertontonkan atau memperlihatkan. Sosial atau masyarakat terdiri dari

manusia yang satu sama lain terjalin hubungan yang dikatakan hubungan sosial.

Metode sosiodrama berarti cara menyajikan bahan pelajaran dengan

mempertunjukkan dan mempertontonkan atau mendramatisasikan cara tingkah

laku dalam hubungan sosial. Jadi sosiodrama adalah metode mengajar yang

mendramatisasikan suatu situasi sosial yang mengandung suatu problem, agar

peserta didik dapat memecahkan suatu masalah yang muncul dari suatu simulasi

sosial (Taniredja, Faridli dan Sri Harmianto, 2011: 39).

2. Tujuan Metode Sosiodrama

Tujuan yang diharapkan dengan penggunaan metode sosiodrama antara lain

adalah:

a. Agar siswa dapat menghayati dan menghargai perasaan orang lain.

b. Dapat belajar bagaimana membagi tanggung jawab.

c. Dapat belajar bagaimana mengambil keputusan dalam situasi kelompok

secara spontan.

d. Merangsang kelas untuk berpikir dan memecahkan masalah.

(46)

3. Langkah-langkah Pelaksanaan Sosiodrama

Petunjuk guru dalam menggunakan metode sosiodrama adalah:

a. Tetapkan dahulu masalah-masalah sosial yang menarik perhatian siswa untuk

dibahas.

b. Ceritakan kepada siswa mengenai isi dari maslaah-masalah dalam konteks

cerita tersebut.

c. Tetapkan siswa yang dapat atau yang bersedia untuk memainkan peranannya

di depan kelas.

d. Jelaskan kepada pendengar mengenai peranan mereka pada waktu

sosiodrama sedang berlangsung.

e. Beri kesempatan kepada para pelaku untuk berunding beberapa menit

sebelum mereka memainkan peranannya.

f. Akhiri sosiodrama pada waktu situasi pembicaraan mencapai ketegangan.

g. Akhiri sosiodrama dengan diskusi kelas untuk bersama-sama memecahkan

masalah persoalan yang ada pada sosiodrama tersebut.

h. Jangan lupa menilai hasil sosiodrama tersebut sebagai bahan pertimbangan

(47)

25

4. Kelebihan Metode Sosiodrama

Menurut Mansyur (1996: 104) metode sosiodrama memiliki beberapa

kelebihan antara lain adalah (Taniredja, Faridli dan Sri Harmianto, 2011: 42):

a. Siswa melatih dirinya untuk melatih, memahami dan mengingatkan bahan

yang akan didramakan.

b. Siswa akan terlatih untuk berinisiatif dan berkreatif.

c. Bakat yang terpendam pada siswa dapat dipupuk sehingga dimungkinkan

akan muncul atau timbul bibit seni drama dari sekolah.

d. Kerjasama antara pemain dapat ditumbuhkan dan dibina dengan

sebaik-baiknya.

e. Siswa memperoleh kebiasaan untuk menerima dan membagi tanggung jawab

dengan sesamanya.

f. Bahasa lisan siswa dapat dibina menjadi bahasa yang baik agar mudah

dipahami orang lain.

5. Kelemahan Metode Sosiodrama

Adapun kelemahan yang dimiliki oleh metode sosiodrama antara lain adalah

(Taniredja, Faridli dan Sri Harmianto, 2011: 42):

a. Sebagian siswa yang tidak ikut bermain drama mereka menjadi kurang aktif.

b. Banyak memakan waktu, persiapan, pemahaman isi bahan pelajaran dan

pelaksanaan pertunjukkan.

(48)

c. Memerlukan tempat yang cukup luas.

d. Kelas lain sering terganggu oleh suara pemain dan penonton (Sagala, 2009:

213-214).

E. Kajian Penelitian yang Relevan

Menurut penelitian Silvanus Sri Bahagya yang berjudul “Deskripsi Tingkat

Kematangan Karier Mahasiswa Semester VIII Program Studi Bimbingan dan

Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta Tahun Akademik 2006/2007”,

kematangan karier merupakan suatu hasil dari proses perkembangan karier yang

mengarah pada tujuan yang hendak dicapai oleh setiap individu, yaitu mencapai

pilihan karier yang diminatinya secara tepat. Taraf keberhasilan individu dalam

mencapai pilihan karier yang diminati dapat diukur dengan suatu alat tes kematangan

karier. Alat kematangan karier mengungkap kontinum atau rangkaian kesatuan

kemampuan individu dalam hal sikap, pengetahuan dan keterampilan/tindakan yang

mengarah pada pilihan karier yang diminatinya.

Indikasi kematangan karier, antara lain: individu telah memiliki kecenderungan

pilihan kariernya sendiri tanpa berubah atau menyimpang secara dramatis karena

adanya kecemasan dan pengaruh nilai-nilai orang lain, individu memiliki kemampuan

untuk membuat perencanaan karier yang sesuai dengan kebutuhan dan mampu

mengidentifikasi langkah-langkah/cara-cara yang akan diambilnya dalam

(49)

27

Selain itu, individu mau memanfaatkan berbagai sumber informasi yang terpercaya

untuk memperoleh informasi karier yang sesuai dengan pilihan karier yang diminati

secara tepat dengan bersandar pada kesesuaian karakteristik kepribadian, bakat, minat

dan nilai-nilai hidup yang dimilikinya (Nelson-Jones, 1982: 153). Indikasi-indikasi

kematangan karier tersebut dapat memberikan prediksi bagi keberhasilan individu

dalam memperbaiki karier di masa depan.

Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran mengenai tingkat

kematangan karier mahasiswa semester VIII Prodi BK USD pada tahun akademik

2006/2007. Gambaran yang diperoleh dari hasil penelitian ini bermanfaat untuk

mengetahui kematangan karier mahasiswa prodi BK dalam menghadapi tuntutan dan

tantangan berkarier sebagai seorang konselor di masa depan serta dalam

melaksanakan pendidikan prajabatan konselor. Berdasarkan hasil penelitian dan

pembahasan dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Kebanyakan mahasiswa semester VII Prodi BK USD tahun akademik 2006/2007

memiliki tingkat kematangan karier yang cenderung tinggi.

2. Para mahasiswa masih perlu meningkatkan taraf kemampuan yang berkaitan

dengan keenam aspek kematangan karier. Perilaku karier yang perlu ditingkatkan

para mahasiswa, yaitu:

a. Memiliki kepercayaan diri atas pilihan prodi BK yang sedang ditekuninya.

b. Mengikuti perkuliahan di prodi BK dengan teratur.

(50)

c. Membuat jadwal kegiatan belajar selama studi di prodi BK sehingga dapat

menyelesaikan studi tepat pada waktunya.

d. Menyisihkan uang untuk membeli hal-hal yang berkaitan dengan persiapan

karier sebagai seorang konselor.

e. Menyadari bahwa harapan orang tua atau pemimpin komunitas bisa

mempengaruhi pemilihan karier.

f. Mengikuti berbagai seminar atau sarasehan yang relevan dengan prodi BK.

g. Mencari informasi karier yang sesuai dengan prodi BK di berbagai media

massa, seperti di internet, perpustakaan, radio, TV dan sebagainya.

h. Memiliki keyakinan untuk dapat berkarier sebagai seorang konselor, baik di

sekolah maupun di luar sekolah.

i. Menyadari tingginya persyaratan, tantangan dan hambatan yang harus

dihadapi dalam mencapai cita-cita sebagai seorang konselor.

j. Menyadari pentingnya keterampilan mengelola kelas dan bimbingan

kelompok dalam persiapan karier sebagai konselor.

k. Mengikuti berbagai aktivitas di kampus dan di luar kampus untuk dapat

mengembangkan kemampuan/potensi dirinya.

l. Menggali kembali berbagai peluang karier yang sesuai dengan bakat, minat

(51)

29

Menurut penelitian salah satu mahasiswa program studi Bimbingan dan

Konseling di Universitas Sebelas Maret Surakarta yang bernama Alin Kurtisa Ajar

dengan judul penelitian “Keefektifan Layanan Bimbingan Kelompok Melalui Bermain

Peran Tentang Jenis Pekerjaan untuk Meningkatkan Pemahaman Karier Peserta Didik

(Penelitian pasa Siswa Kelas V SDN 4 Wonogiri Tahun Ajaran 2013/2014),

bimbingan kelompok dengan bermain peran dirasa sangat cocok untuk mengajak

peserta didik agar mengetahui jenis pekerjaan. Treatment berupa layanan bimbingan kelompok melalui bermain peran tentang jenis pekerjaan dilaksanakan pada siswa

kelas V anggota kelompok eksperimen yang berjumlah 20 peserta didik. Pemberian

layanan bimbingan kelompok melalui bermain peran tentang jenis pekerjaan ini dibagi

dalam 3 satuan layanan yang dilaksanakan dalam 3 kali pertemuan dengan alokasi

waktu 60 menit setiap pertemuan. Selanjutnya pertemuan untuk tes awal (pretest) dan tes akhir (posttest), dan 1 kali pertemuan untuk perkenalan dan pembagian tutor dan kelompok. Kesimpulan dari penelitian ini menunjukan bahwa layanan bimbingan

kelompok melalui bermain peran tentang jenis pekerjaan efektif untuk meningkatkan

pemahaman karier peserta didik.

F. Kerangka Berpikir

Pada program keahlian TKJ terdapat banyak siswa yang memutuskan untuk

melanjutkan ke perguruan tinggi. Ada beberapa siswa yang memutuskan untuk

langsung bekerja, tetapi pekerjaan mereka tidak sesuai dengan keahlian yang mereka

miliki. Hal ini membuktikan bahwa perlu dilakukan upaya untuk meningkatkan

kematangan karier siswa khususnya pada program keahlian TKJ yaitu dengan

merencanakan program bimbingan karier.

(52)

Metode ceramah dirasa kurang efektif digunakan saat guru BK memberikan

layanan bimbingan, maka diputuskan untuk menggunakan metode sosiodrama saat

memberikan layanan bimbingan karier. Pada tahap pra tindakan metode sosiodrama

belum digunakan. Metode sosiodrama akan digunakan pada siklus 1 dan siklus II. Hal

ini dilakukan agar peneliti dapat menggali lebih dalam mengenai tingkat kematangan

karier siswa pada tahap pra tindakan. Selain itu, untuk mengetahui apakah metode

sosiodrama efektif digunakan untuk meningkatkan kematangan karier siswa melalui

bimbingan karier.

Metode sosiodrama dilakukan sebelum penjelasan materi bimbingan. Peneliti

akan menceritakan inti dari cerita drama yang akan dipentaskan. Kemudian peneliti

akan menetapkan yang dapat atau bersedia untuk memainkan tokoh yang ada dalam

cerita drama tersebut. Setelah itu, peneliti akan memberikan kesempatan kepada

pemain drama (pelaku) untuk berunding beberapa menit sebelum mereka

melaksanakan pementasan drama. Setelah pementasan drama selesai peneliti akan

membagi siswa menjadi beberapa kelompok, kemudian mereka berdiskusi mengenai

masalah-masalah yang ada dalam cerita drama yang sudah dipentaskan. Dalam

kelompok diskusi siswa diajak bekerja sama untuk memecahkan masalah-masalah

yang ada dalam cerita drama tersebut. Kemudian setiap kelompok dipersilahkan untuk

menyampaikan hasil diskusi. Berdasarkan hasil diskusi dapat dilihat tingkat

kematangan siswa setelah mengikuti kegiatan bimbingan karier dengan menggunakan

metode sosiodrama. Selain itu, tingkat kematangan karier siswa juga dapat diukur

melalui pengisian angket kematangan karier. Selama proses kegiatan bimbingan

peneliti dan mitra kolaboratif juga dapat melakukan observasi siswa dan melakukan

wawancara siswa di akhir kegiatan bimbingan untuk melengkapi data/informasi yang

sudah didapat. Berikut merupakan gambaran kerangka berpikir yang telah

(53)

31

Latar Belakang Masalah pada Siswa Tamatan Program Keahlian Teknik Komunikasi dan Jaringan (TKJ) di SMK Piri 1 Yogyakarta

Ada beberapa siswa tamatan yang langsung bekerja, tetapi pekerjaan mereka tidak sesuai dengan keahliannya. Banyak siswa tamatan yang memutuskan

untuk melanjutkan ke perguruan tinggi.

Program Bimbingan Karier

Sebelum Menggunakan Metode Sosiodrama Setelah Menggunakan Metode Sosiodrama

Pra Penelitian Tindakan Bimbingan Siklus 1 Siklus 2

Satuan Pelayanan Bimbingan (SPB) yang akan diberikan mengenai Informasi Pekerjaan. Kegiatan bimbingan terdiri dari penjelasan materi, pengisian lembar tugas kegiatan siswa, dan angket kematangan karier. Tujuan dari kegiatan ini untuk menggali lebih dalam mengenai tingkat kematangan karier siswa kelas XI TJK.

Adanya Peningkatan Kematangan Karier Siswa Melalui Bimbingan Karier dengan Menggunakan Metode Sosiodrama

(54)

G. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan kajian teori yang telah dipaparkan maka hipotesis tindakan penelitian

ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Ha : Kematangan karier siswa kelas XI TKJ SMK Piri 1 Yogyakarta dapat

ditingkatkan melalui bimbingan karier dengan menggunakan metode

sosiodrama.

2. Ho : Kematangan karier siswa kelas XI TKJ SMK Piri 1 Yogyakarta tidak

dapat ditingkatkan melalui bimbingan karier dengan menggunakan

(55)

33

BAB III

METODE PENELITIAN

Bab ini menguraikan jenis dan desain penelitian, setting (lokasi dan waktu penelitian), subyek penelitian, jenis tindakan dan indikator keberhasilan, teknik pengumpulan data,

validitas dan reliabilitas instrumen, prosedur penelitian, dan teknik analisis data.

A. Jenis dan Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan (PT) dalam bimbingan dan

konseling (BK), atau sering disebut dengan PTBK. Istilah penelitian tindakan berasal

dari bahasa Inggris action reseach (Hustler et al, 1986). Mertler (2011) mengutip pendapat Schmuch dan Mc Milan menjelaskan pengertian action reseach. Menurut kesimpulannya action reseach sebagai suatu kegiatan yang dilakukan untuk mempelajari suatu masalah, mencari solusi, serta melakukan perbaikan atas suatu

program sekolah atau kelas yang khusus (Hidayat dan Badrujaman, 2012: 12).

Menurut Hidayat dan Badrujaman (2012: 12) pengertian kelas adalah sekelompok

siswa yang berada dalam waktu yang sama menerima pelajaran yang sama dari guru

BK. PTBK merupakan salah satu strategi yang memanfaatkan tindakan nyata dan

proses pengembangan kemampuan dalam mendeteksi dan memecahkan masalah.

Pihak yang terlibat dalam pembelajaran atau layanan (guru BK, instruktur, peneliti,

atau kepala sekolah) mencoba dengan sadar merumuskan suatu tindakan atau

intervensi yang dianggap tepat untuk memecahkan masalah atau memperbaiki situasi

dalam kelas.

(56)

Tindakan yang direncanakan dalam penelitian ini berupa layanan bimbingan

karier dengan menerapkan metode sosiodrama sebagai upaya untuk meningkatkan

kematangan karier siswa kelas XI TKJ SMK Piri 1 Yogyakarta. Pada saat memberikan

bimbingan karier tindakan perbaikan, peneliti hanya meneliti satu kelas dengan

instrumen yang sama.

B. Setting (Lokasi dan Waktu Penelitian)

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di kelas XI TKJ SMK Piri 1 Yogyakarta yang

beralamatkan di jalan Kemuning No.14 Baciro, Yogyakarta.

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada jam pelajaran BK. Pelaksanaannya pada

semester genap tahun ajaran 2013/2014 pada bulan Mei hingga Juli 2014.

3. Partisipasi dalam Penelitian

a. Mitra Kolaboratif 1

Nama : Dra. Sudarti

Jabatan : Guru BK SMK Piri 1 Yogyakarta

b. Mitra Kolaboratif 2

Nama : Pungky Indra Permana

(57)

35

c. Mitra Kolaboratif 3

Nama : Yusika Dwi Marthafani

Nim : 101114071

Status : Mahasiswa BK USD

C. Subjek Penelitian

Subjek penelitian tindakan ini adalah siswa kelas XI TKJ SMK Piri 1 Yogyakarta

Tahun Ajaran 2013/2014. Kelas ini berjumlah 24 siswa dengan 6 siswa perempuan

dan 18 siswa laki-laki.

D. Jenis Tindakan dan Indikator Keberhasilan

Jenis tindakan dalam penelitian ini adalah bimbingan klasikal/kelompok yang

berorientasi pada dunia kerja (bimbingan karier). Kegiatan bimbingan karier ini

dilaksanakan di dalam kelas dan metode yang digunakan adalah metode sosiodrama.

Indikator keberhasilan pencapaian peningkatan kematangan karier siswa kelas XI

TKJ SMK Piri 1 Yogyakarta dalam mengikuti bimbingan karier dengan menggunakan

metode sosiodrama, ditetapkan sebagai berikut:

1. Adanya peningkatan kematangan karier siswa kelas XI TKJ SMK Piri 1

Yogyakarta dalam mengikuti bimbingan karier setelah diterapkan metode

sosiodrama yang ditunjukkan dengan kenaikan presentase sebesar 6% pada tahap

pra penelitian tindakan bimbingan, siklus I, dan siklus II.

Gambar

Tabel 1 Kisi-kisi Instrumen Kematangan Karier Sebelum Uji Coba
Tabel 2 Lembar Observasi Siswa
Tabel 3 Lembar Observasi Peneliti
Tabel 4 Panduan Wawancara Siswa
+7

Referensi

Dokumen terkait

PROFIL KEMAMPUAN INKUIRI DAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN STRATEGI TEACHING LEARNING SEQUENCES DALAM INKUIRI TERBIMBING PADA MATERI GAYA GESEK.. Universitas Pendidikan

Terkait hal ini, maka peningkatan terhadap efektivitas kerja menjadi salah satu poin penting, terutama dalam kaitan dengan memadukan peran penting kepemimpinan, budaya organisasi dan

3.4.4 Karakterisasi Biomassa Sebelum dan Setelah dikontakkan dengan Cr(VI) ... fusiformis Sebelum dan Setelah dikontakkan dengan Cr(VI)

4.1.4 Hasil dan pembahasan prediksi beban puncak pada hari libur nasional.

Panas yang dihasilkan dari burner diperoleh dari suatu sistem pembakaran yang terjadi di ruang bakar, tahap awal dari suatu pembakaran dimulai dari adanya penguraian bahan bakar

Dengan seiring perkembangan teknologi, dimana komputer bisa mempermudah segala pekerjaan, memberikan informasi dan melancarkan kegiatan kerja, maka melalui penulisan ilmiah ini,

DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN PROVINSI SUMATERA BARAT 165 Dari kegiatan yang dilaksanakan maka hasil yang dicapai Dinas Kelautan dan. Perikanan Provinsi Sumatera Barat dalam Tahun

Memberikan umpan pertanyaan pada siswa untuk bertanya apa, mengapa, bagaimana dan menentukan pertanyaan awal yang esensial yang berkaitan dengan kehidupan nyata