vii
ABSTRAK
UPAYA PENINGKATAN KEMATANGAN KARIER MELALUI
BIMBINGAN KARIER DENGAN MENGGUNAKAN METODE
SOSIODRAMA
(Penelitian Tindakan Bimbingan dan Konseling pada Siswa Kelas XI Teknik Komunikasi dan Jaringan Tahun Ajaran 2014/2015)
Dyah Ayu Novitasari Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta 2015
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kematangan karier siswa melalui
bimbingan karier dengan menggunakan metode sosiodrama dan untuk mengetahui tingkat efektivitas metode sosiodrama dalam meningkatkan kematangan karier siswa. Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Bimbingan dan Konseling (PTBK). Subjek penelitian ini adalah siswa kelas XI Teknik Komunikasi dan Jaringan (TKJ) di SMK Piri 1 Yogyakarta. Subjek penelitian berjumlah 24 siswa yang terdiri dari 6 siswa perempuan dan 18 siswa laki-laki. Penelitian terdiri dari dua siklus, setiap pertemuan dilakukan 1 x 45 menit. Teknik pengumpulan data menggunakan Angket Kematangan Karier, observasi kematangan karier siswa, wawancara, dan dokumentasi. Nilai reliabilitas angket kematangan karier sebesar 0,991. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik pengkategorisasian jenjang ordinal. Uji t dilakukan dengan menggunakan non parametrik test dengan metode uji dua sampel berpasangan Wilcoxon.
Hasil penelitian menunjukan adanya peningkatan kematangan karier melalui bimbingan karier dengan menggunakan sosiodrama. Hal ini ditunjukkan dengan: (1) Data hasil angket kematangan karier pada tahap pra tindakan sebesar 40,97%, siklus I 48,51%, dan siklus II 53,91%. (2) Data hasil observasi kematangan karier siswa pada tahap pra tindakan dengan rata-rata presentase 53,54%, siklus I dengan rata-rata presentase 62,83%, dan siklus II dengan rata-rata presentase 71,86%. (3) Data hasil akhir pada siklus II yang menunjukan bahwa adanya peningkatan kematangan karier yang signifikan, artinya layanan bimbingan karier dengan menggunakan metode sosiodrama memiliki rata-rata dengan hasil pra tindakan 42,68%, siklus I 50,53%, dan siklus II 56,16%. (4) Data hasil T-test menunjukan bahwa pada pra tindakan – siklus I nilai Z sebesar -4,170 dan Asymp Sig (2-tailed) sebesar ,000. Pada siklus I – siklus II nilai Z sebesar -3,904 dan Asymp Sig (2-tailed) sebesar ,000. Pada pra tindakan – siklus II nilai Z sebesar -4,287 dan Asymp Sig (2-tailed) sebesar ,000. Jika Asymp Sig (2-tailed) 0,00 < 0,05 maka Ho ditolak, jadi kesimpulannya ada peningkatan pada kematangan siswa kelas XI TKJ SMK Piri 1 Yogyakarta melalui bimbingan karier dengan menggunakan metode sosiodrama.
Kata kunci : Kematangan karier, bimbingan karier, dan metode sosiodrama
viii
ABSTRACT
INCREASING CAREER MATURITY THROUGH CAREER
GUIDANCE USING SOCIO-DRAMA METHOD
(An Action Research on Guidance and Counseling Class to the Eleventh Grade Student of the Communication and Network Engineering, academic year
2014/2015) effectiveness of the socio-drama method in increasing their career maturity. This is a Guidance and Counseling Action Research. The subjects of Senior Vocational School (SMK) Piri 1 Yogyakarta. The subjects were 24 students, consisting of 6 female students and 18 male students. The research involved two cycles, each of which lasted for 45 minutes. The date gathering technique employed the Career
Maturity Questionnaire, observation of the students’ career maturity, interview
and documentation. The reliability value of the career maturity questionnaire was 0,991. The data analysis technique used in this research was the ordinal-scale categorization. The t-test was done with the non-parametric test using Wilcoxon signed-rank test method for paired samples.
The research results showed that there was a signifiant increase in the students’ career maturity through a career guidance session using socio-drama method. The research showed the following results: (1) The data finding from the career maturity questionnaire in the pre-action stage was 40,97%, in cycle 1 was 48,51%, and in cycle 2 was 53,91%. (2) The data from the observation showed
that the means of the students’ career maturity in the pre-action stage was 53,54%, in cycle 1 was 62,83%, and in cycle 2 was 71,86%. (3) The final result data in cycle 2 showed that there was a significant increase in career maturity, which meant that the guidance and counseling service using socio-drama method showed an averange of 42,68% in the pre-action stage, 50,53% in cycle 1, and 56,16% in cycle 2. (4) The data from the t-test showed that the value of Z in the pre-action stage to cycle 2 was -4,170 and Asymn Sig (2-tailed) was ,000. In cycle 1 to cycle 2, the value of Z was -3,904 and Asymp Sig tailed) ,000. If Asymp Sig (2-tailed) 0,00 < 0,05, then H0 was rejected. Therefore, it can be concluded that there
was a significant increase in the career maturity among the elevent grade students of SMK Piri 1 Yogyakarta through the guidance and counseling session using socio-drama method.
UPAYA PENINGKATAN KEMATANGAN KARIER MELALUI BIMBINGAN
KARIER DENGAN MENGGUNAKAN METODE SOSIODRAMA
(Penelitian Tindakan Bimbingan dan Konseling pada Siswa Kelas XI Teknik Komunikasi dan Jaringan di SMK Piri 1 Yogyakarta Tahun Ajaran 2014/2015)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Bimbingan dan Konseling
Oleh:
Dyah Ayu Novitasari NIM: 101114089
PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA 2015
i
iii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Tidak ada yang tidak mungkin, jika kita mau berusaha
(Dyah Ayu Novitasari)
Karya sederhana ini akan kupersembahakan untuk:
Ibuku tercinta Tri Yani, M.Pd yang senantiasa menyayangiku, mendukungku dan mendoakanku.
Kakakku tercinta Eko Prasetyo dan Yenny Prasetyowati, AMK yang senantiasa menyayangiku, mendukungku, dan mendoakanku.
Kakak sepupuku Tri Handayani yang senantiasa menyayangiku, mendukungku, mendoakanku, dan membantuku saat aku mengalami kesulitan dalam mengerjakan skripsi.
Dodi Endrawan dan keluarga besarnya yang senantiasa memberiku semangat, dukungan, dan doa.
Sahabat kecilku Ndari Erikawati dan keluarga besarnya yang senantiasa menyayangiku, mendukungku, dan mendoakanku. Sahabatku Merliana Rachmani, Nur Azizah Mahdaniar, dan Findy Citra Pelita Putri yang senantiasa memberi semangat, dukungan, dan menghiburku dikala aku merasa jenuh saat mengerjakan skripsi.
Teman-temanku Yusika Dwi Marthafani, Ristin Rahmawati, Melani Dian Pratiwi, Eugenia Elista, Dian Kristiana, Steffani Tia Anjar Pratiwi, Agung Hananto, Fabian Candra R, dan Albalenta Ciputra yang senantiasa memberi semangat, mendukung, dan membatuku dikala aku sedang mengalami kesulitan dalam mengerjakan skripsi.
Almamater Universitas Sanata Dharma khususnya teman-teman BK USD Angkatan 2010 SMK Piri 1 Yogyakarta yang sudah memberi kesempatan untuk melaksanakan penelitian. Dan seluruh pihak-pihak yang saya kenal dan selalu memberi semangat dan doanya.
v
ABSTRAK
UPAYA PENINGKATAN KEMATANGAN KARIER MELALUI BIMBINGAN
KARIER DENGAN MENGGUNAKAN METODE SOSIODRAMA
(Penelitian Tindakan Bimbingan dan Konseling pada Siswa Kelas XI Teknik Komunikasi dan Jaringan Tahun Ajaran 2014/2015)
Dyah Ayu Novitasari Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta 2015
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kematangan karier siswa melalui bimbingan karier dengan
menggunakan metode sosiodrama dan untuk mengetahui tingkat efektivitas metode sosiodrama dalam meningkatkan kematangan karier siswa. Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Bimbingan dan Konseling (PTBK). Subjek penelitian ini adalah siswa kelas XI Teknik Komunikasi dan Jaringan (TKJ) di SMK Piri 1 Yogyakarta. Subjek penelitian berjumlah 24 siswa yang terdiri dari 6 siswa perempuan dan 18 siswa laki-laki. Penelitian terdiri dari dua siklus, setiap pertemuan dilakukan 1 x 45 menit. Teknik pengumpulan data menggunakan Angket Kematangan Karier, observasi kematangan karier siswa, wawancara, dan dokumentasi. Nilai reliabilitas angket kematangan karier sebesar 0,991. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik pengkategorisasian jenjang ordinal. Uji t dilakukan dengan menggunakan non parametrik test dengan metode uji dua sampel berpasangan Wilcoxon.
Hasil penelitian menunjukan adanya peningkatan kematangan karier melalui bimbingan karier dengan menggunakan sosiodrama. Hal ini ditunjukkan dengan: (1) Data hasil angket kematangan karier pada tahap pra tindakan sebesar 40,97%, siklus I 48,51%, dan siklus II 53,91%. (2) Data hasil observasi kematangan karier siswa pada tahap pra tindakan dengan rata-rata presentase 53,54%, siklus I dengan rata-rata presentase 62,83%, dan siklus II dengan rata-rata presentase 71,86%. (3) Data hasil akhir pada siklus II yang menunjukan bahwa adanya peningkatan kematangan karier yang signifikan, artinya layanan bimbingan karier dengan menggunakan metode sosiodrama memiliki rata-rata dengan hasil pra tindakan 42,68%, siklus I 50,53%, dan siklus II 56,16%. (4) Data hasil T-test menunjukan bahwa pada pra tindakan – siklus I nilai Z sebesar -4,170 dan Asymp Sig (2-tailed) sebesar ,000. Pada siklus I – siklus II nilai Z sebesar -3,904 dan Asymp Sig (2-tailed) sebesar ,000. Pada pra tindakan – siklus II nilai Z sebesar -4,287 dan Asymp Sig (2-tailed) sebesar ,000. Jika Asymp Sig (2-(2-tailed) 0,00 < 0,05 maka Ho ditolak, jadi kesimpulannya ada peningkatan pada kematangan siswa kelas XI TKJ SMK Piri 1 Yogyakarta melalui bimbingan karier dengan menggunakan metode sosiodrama.
Kata kunci : Kematangan karier, bimbingan karier, dan metode sosiodrama
vii
ABSTRACT
INCREASING CAREER MATURITY THROUGH CAREER GUIDANCE USING
SOCIO-DRAMA METHOD
(An Action Research on Guidance and Counseling Class to the Eleventh Grade Student of the Communication and Network Engineering, academic year 2014/2015)
Dyah Ayu Novitasari
Sanata Dharma University
2015
This research aims to increase students’ career maturity through a career guidance session using socio -drama method to investigate the degree of effectiveness of the socio--drama method in increasing their career maturity. This is a Guidance and Counseling Action Research. The subjects of Senior Vocational School (SMK) Piri 1 Yogyakarta. The subjects were 24 students, consisting of 6 female students and 18 male students. The research involved two cycles, each of which lasted for 45 minutes. The date gathering
technique employed the Career Maturity Questionnaire, observation of the students’ career maturity,
interview and documentation. The reliability value of the career maturity questionnaire was 0,991. The data analysis technique used in this research was the ordinal-scale categorization. The t-test was done with the non-parametric test using Wilcoxon signed-rank test method for paired samples.
The research results showed that there was a signifiant increase in the students’ career maturity through a career guidance session using socio-drama method. The research showed the following results: (1) The data finding from the career maturity questionnaire in the pre-action stage was 40,97%, in cycle 1 was 48,51%,
and in cycle 2 was 53,91%. (2) The data from the observation showed that the means of the students’ career
maturity in the pre-action stage was 53,54%, in cycle 1 was 62,83%, and in cycle 2 was 71,86%. (3) The final result data in cycle 2 showed that there was a significant increase in career maturity, which meant that the guidance and counseling service using socio-drama method showed an averange of 42,68% in the pre-action stage, 50,53% in cycle 1, and 56,16% in cycle 2. (4) The data from the t-test showed that the value of Z in the pre-action stage to cycle 2 was -4,170 and Asymn Sig (2-tailed) was ,000. In cycle 1 to cycle 2, the value of Z was -3,904 and Asymp Sig (2-tailed) ,000. If Asymp Sig (2-tailed) 0,00 < 0,05, then H0 was
rejected. Therefore, it can be concluded that there was a significant increase in the career maturity among the elevent grade students of SMK Piri 1 Yogyakarta through the guidance and counseling session using socio-drama method.
Key word: Career maturity, career guidance, and socio-drama method
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan kekuatan dan rahmat-Nya sehingga
penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat
memperoleh gelar Sarjana Pendidikan di Program Studi Bimbingan dan Konseling.
Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini dapat tersusun berkat bantuan, perhatian, dukungan,
dan bimbingan berbagai pihak. Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada:
1. Dr. Gendon Barus, M.Si selaku Kepala Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata
Dharma yang telah membatu dan memberikan kelancaran kepada penulis dalam proses penyelesaian
skripsi.
2. Juster Donal Sinaga, M.Pd selaku Wakaprodi dan dosen pembimbing dalam penulisan skripsi, terima
kasih atas bimbingan dan arahaan yang telah diberikan kepada penulis selama proses penyusunan
skripsi.
3. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma yang telah
mencurahkan waktu dan tenaga untuk berbagai ilmu pengetahuan.
4. Mas A. Priyatmoko selaku sekretariat Program Studi Bimbingan dan Konseling yang sudah membatu
penulis dalam prose penyelesaian skripsi.
5. Drs. Jumanto, M.Si selaku kepala SMK Piri 1 Yogyakarta yang telah membantu dan memberikan
kelancaran kepada penulis dalam proses penyelesaian skripsi.
ix
6. Seluruh guru dan pegawai SMK Piri 1 Yogyakarta yang telah membantu dan memberikan kelancaran
kepada penulis dalam proses penyelesaian skripsi.
ix
Dalam penulisan skripsi ini, penulis telah berusaha semaksimal mungkin, namun penulis menyadari bahwa
hasil yang disajikan belum merupakan hasil yang sempurna. Masih banyak kekurangan dalam penulisan
skripsi ini disebabkan terbatasnya kemampuan dan pengetahuan yang ada pada penulis. Akhirnya penulis
berharap agar skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi penulis sendiri dan semua pihak umumnya.
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... v
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vi
ABSTRAK ... vii
ABSTRACT ... viii
KATA PENGANTAR ... ix
DAFTAR ISI ... xi
DAFTAR TABEL ... xv
DAFTAR GRAFIK ... xvii
DAFTAR LAMPILAR ... xix
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Identifikasi Masalah ... 5
C. Batasan Masalah ... 5
D. Rumusan Masalah ... 6
E. Tujuan Penelitian ... 6
F. Manfaat Penelitian ... 7
xi
G. Definisi Operasional ... 8
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Perkembangan Karier ... 10
1. Pengertian Karier ... 10
2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Karier ... 11
3. Tahap-tahap Perkembangan dan Tugas Perkembangan Karier ... 15
B. Kematangan Karier 1. Pengertian Kematangan Karier ... 16
2. Hal-hal yang Mempengaruhi Kematangan Karier ... 17
C. Bimbingan Karier ... 20
D. Metode Sosiodrama ... 22
1. Pengertian Metode Sosiodrama ... 23
2. Tujuan Metode Sosiodrama ... 23
3. Langkah-langkah Pelaksanaan Sosiodrama ... 24
4. Kelebihan Metode Sosiodrama ... 25
5. Kelemahan Metode Sosiodrama ... 25
E. Kajian Penelitian yang Relevan ... 26
F. Kerangka Berpikir ... 29
G. Hepotesis Tindakan ... 32
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Desain Penelitian ... 33
B. Setting (Lokasi dan Waktu Penelitian) ... 34
C. Subjek Penelitian ... 35
D. Jenis Tindakan dan Indikator Keberhasilan ... 35
E. Teknik Pengumpulan Data ... 36
F. Validitas dan Reliabilitas Instrumen ... 44
G. Prosedur Penelitian ... 49
H. Teknik Analisis Data ... 56
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Prosedur dan Hasil Penelitian ... 61
1. Pra Penelitian Tindakan Bimbingan ... 62
2. Penelitian Tindakan Bimbingan dan Konseling Siklus I ... 73
3. Penelitian Tindakan Bimbingan dan Konseling Siklus II ... 83
B. Deskripsi Hasil Penelitian ... 93
C. Pembahasan ... 102
BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan ... 106
B. Keterbatasan Penelitian ... 107
C. Saran ... 108
xiii
DAFTAR PUSTAKA ... 109
LAMPIRAN ... 111
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1 : Kisi-kisi Instrumen Kematangan Karier Sebelum di Uji
Coba ... 37
Tabel 2 : Lembar Observasi Siswa ... 39
Tabel 3 : Lembar Observasi Peneliti ... 41
Tabel 4 : Panduan Wawancara Siswa ... 43
Tabel 5 : Kisi-kisi Instrumen Kematangan Karier Sesudah di Uji Coba ... 46
Tabel 6 : Daftar Indeks Kolerasi Reliabilitas ... 49
Tabel 7 : Kategorisasi Skor Item ... 56
Tabel 8 : Kategorisasi Skor Subjek ... 57
Tabel 9 : Kriteria Kategori Hasil Presentase Skor Observasi Siswa dan Peneliti ... 58
Tabel 10 : Jadwal Pelaksanaan Penelitian ... 61
Tabel 11 : Observasi Siswa pada Tahap Pra Penelitian Tindakan Bimbingan ... 69
Tabel 12 : Skor Subjek dari Angket Kematangan Karier pada Tahap Pra Penelitian Tindakan Bimbingan ... 70
Tabel 13 : Observasi Siswa pada Tahap Siklus 1 ... 79
Tabel 14 : Skor Subjek dari Angket Kematangan Karier pada Tahap Siklus 1 ... 80
xv
Tabel 15 : Observasi Siswa pada Tahap Siklus 2 ... 89
Tabel 16 : Skor Subjek dari Angket Kematangan Karier pada Tahap
Siklus 2 ... 90
Tabel 17 : Data Hasil Observasi Siswa pada Tahap Pra Tindakan, Siklus 1,
dan Siklus 2 ... 94
Tabel 18 : Hasil Analisis Angket Kematangan Karier Berdasarkan Skor
Subjek Penelitian ... 98
Tabel 19 : Kriteria Keberhasilan ... 101
Tabel 20 : Rekapitulasi Uji Hipotesis ... 102
DAFTAR GRAFIK
Halaman
Grafik 1 : Laporan Penelusuran Tamatan Program Keahlian TKJ SMK
Piri 1 Yogyakarta ... 1
Grafik 2 : Observasi Siswa pada Tahap Pra Penelitian Tindakan
Bimbingan ... 69
Grafik 3 : Skor Subjek dari Angket Kematangan Karier pada Tahap Pra
Penelitian Tindakan Bimbingan ... 70
Grafik 4 : Skor Item dari Angket Kematangan Karier pada Tahap Pra
Penelitian Tindakan Bimbingan ... 71
Grafik 5 : Observasi Siswa pada Tahap Siklus 1 ... 79
Grafik 6 : Skor Subjek dari Angket Kematangan Karier pada Tahap
Siklus 1 ... 81
Grafik 7 : Skor Item dari Angket Kematangan Karier pada Tahap
Siklus 1 ... 81
Grafik 8 : Observasi Siswa pada Tahap Siklus 2 ... 89
Grafik 9 : Skor Subjek dari Angket Kematangan Karier pada Tahap
Siklus 2 ... 91
Grafik 10 : Skor Item dari Angket Kematangan Karier pada Tahap
Siklus 2 ... 91
Grafik 11 : Perbandingan Hasil Analisis Data Observasi Siswa pada Tahap
Pra Tindakan dan Siklus 1 ... 95
xvii
Grafik 12 : Perbandingan Hasil Analisis Data Observasi Siswa pada Tahap
Siklus 1 dan Siklus 2 ... 96
Grafik 13 : Perbandingan Hasil Analisis Data Observasi Siswa pada Tahap
Pra Tindakan, Siklus 1, dan Siklus ... 97
Grafik 14 : Perbandingan Hasil Analisis Data Kematangan Karier
Berdasarkan Skor Subjek pada Tahap Pra Tindakan dan
Siklus 1 ... 99
Grafik 15 : Perbandingan Hasil Analisis Data Kematangan Karier
Berdasarkan Skor Subjek pada Tahap Siklus 1 dan
Siklus 2 ... 100
Grafik 16 : Perbandingan Hasil Analisis Data Kematangan Karier
Berdasarkan Skor Subjek pada Tahap Pra Tindakan, Siklus 1,
dan Siklus 2 ... 101
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
LAMPIRAN 1
1.1 Daftar Hadir ... 112
1.2 SPB Pra Tindakan ... 113
1.3 Handout ... 116
1.4 Lembar Kerja Siswa ... 118
1.5 SPB Siklus 1 ... 119
1.6 Skenario Sosiodrama Siklus 1 ... 123
1.7 Lembar Kegiatan Siswa ... 126
1.8 SPB Siklus 2 ... 127
1.9 Skenario Sosiodrama Siklus 2 ... 131
LAMPIRAN 2 2.1 Lembar Observasi Siswa ... 136
2.2 Lembar Observasi Kematangan Karier Siswa pada Tahap Pra Penelitian Tindakan Bimbingan... 137
2.3 Lembar Observasi Kematangan Karier Siswa pada Tahap Siklus 1 ... 138
2.4 Lembar Observasi Kematangan Karier Siswa pada Tahap Siklus 2... 139
2.5 Tabulasi Hasil Observasi Kematangan Karier Siswa pada Tahap Pra Penelitian Tindakan Bimbingan ... 140
2.6 Tabulasi Hasil Observasi Kematangan Karier Siswa pada Tahap
xix
Siklus 1 ... 141
2.7 Tabulasi Hasil Observasi Kematangan Karier Siswa pada Tahap
Siklus 2 ... 142
LAMPIRAN 3
3.1 Lembar Angket Kematangan Karier ... 144
3.2 Hasil Angket Kematangan Karier pada Tahap Uji Coba ... 147
3.3 Hasil Angket Kematangan Karier pada Tahap Pra Penelitian Tindakan
Bimbingan ... 148
3.4 Hasil Angket Kematangan Karier pada Tahap Siklus 1 ... 149
3.5 Hasil Angket Kematangan Karier pada Tahap Siklus 2 ... 150
LAMPIRAN 4
4.1 Validitas dan Reliabilitas ... 152
LAMPIRAN 5
5.1 Dokumentasi ... 157
LAMPIRAN 6
6.1 Surat Keterangan Ijin Penelitian ... 159
1
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam bab ini dipaparkan latar belakang masalah, identifikasi masalah, batasan
masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan definisi operasional.
A. Latar Belakang
Berdasarkan hasil laporan penelusuran tamatan SMK Piri 1 Yogyakarta khususnya
pada program keahlian Teknik Komunikasi dan Jaringan (TKJ) masih terdapat banyak
siswa yang memutuskan untuk melanjutkan ke perguruan tinggi dan bekerja di bidang
yang tidak sesuai dengan program keahliannya. Berikut adalah grafik laporan penelusuran
tamatan program keahlian TKJ di SMK Piri 1 Yogyakarta:
Grafik 1
Laporan Penelusuran Tamatan Program Keahlian TKJ SMK Piri 1 Yogyakarta
23,52
Bekerja di Industri Melanjutkan ke Perguruan Tinggi
Berdasarkan grafik di atas, dapat dilihat bahwa masih banyak siswa yang
memutuskan untuk melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi. Padahal tujuan utama dari
lembaga pendidikan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) adalah menyiapkan peserta
didiknya sebagai tenaga kerja yang terampil untuk memasuki dunia kerja, dengan berbekal
ilmu pengetahuan dan berbagai keahlian. Namun pada kenyataannya masih banyak siswa
yang memutuskan untuk tidak langsung bekerja, tetapi mereka cenderung memutuskan
untuk melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi seperti yang di alami oleh siswa SMK
Piri 1 Yogyakarta.
Menurut hasil wawancara peneliti dengan Ibu Sudarti selaku guru BK di kelas XI
TKJ menyatakan, ada beberapa siswa yang memutuskan untuk langsung bekerja setelah
tamat dari SMK. Namun, mereka bekerja pada bidang pekerjaan yang tidak sesuai dengan
keahlian yang mereka miliki. Sehingga ilmu pengetahuan dan keahlian yang mereka miliki
tidak dapat digunakan saat mereka bekerja. Hal ini akan berdampak negatif pada kualitas
tenaga kerja masa depan. Oleh karena itu, sebelum membuat keputusan karier sebaiknya
siswa meningkatkan kematangan kariernya, agar siswa benar-benar siap untuk menghadapi
dunia kerja.
Menurut Super (Kidd, 2006: 20), kematangan karier dapat didefinisikan seperti
kesiapan dalam membuat keputusan karier yang tampak dalam tugas perkembangan dan
sesuai dengan tahap karier yang pertama. Dalam membuat keputusan karier siswa dapat
melihat perkembangan karier dalam dunia kerja. Menurut Super, perkembangan karier
3
Faktor-faktor tersebut sebagian terdapat pada diri siswa sendiri (faktor internal) dan
sebagian lagi terdapat dalam lingkungan hidupnya (faktor eksternal) yang semuanya
berinteraksi satu sama lain dan bersama-sama membentuk proses perkembangan karier.
Menurut Super (Punch, 2008) meyatakan bahwa kematangan karier dapat diukur dengan
enam indikator: (1) Perencanaan karier; (2) Eksplorasi karier; (3) Proses membuat
keputusan karier; (4) Informasi tentang dunia karier; (5) Pengetahuan tentang kelompok
pekerjaan yang lebih disukai; dan (6) Realisasi keputusan karier.
Peningkatan kematangan karier siswa dapat dilakukan menggunakan pendekatan
bimbingan karier. Bimbingan karier ialah bimbingan dalam mempersiapkan diri
menghadapi dunia pekerjaan, dalam memilih lapangan pekerjaan atau jabatan/profesi
tertentu serta membekali diri supaya siap memangku jabatan itu, dan dalam menyesuaikan
diri dengan berbagai tuntutan dari lapangan pekerjaan yang telah dimasuki (Winkel dan
Hastuti, 2007: 114). Menurut Hattari (Winkel dan Hastuti, 2007: 679), program bimbingan
karier di sekolah khusus bertujuan “agar siswa mampu: (1) Memahami diri, dunia kerja
serta faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan untuk memilih program atau jurusan secara
tepat; (2) Memiliki sikap positif terhadap diri sendiri serta pandangan yang obyektif dan
maju terhadap dunia kerja; dan (3) Membuat keputusan yang realistis tentang karier yang
dipilih sesuai dengan kemampuannya. Beberapa komponen dalam bimbingan karier: (1)
Pemahaman diri; (2) Pemahaman lingkungan; (3) Pengambilan keputusan; (4) Penyusunan
rencana; (5) Persiapan untuk karier; (6) Pemantapan dalam karier; dan (7) Evaluasi.
Metode sosiodrama yaitu siswa mendramatisasikan tingkah laku dalam hubungannya
dengan masalah sosial (Siregar dan Hartini Nara, 2011: 80). Menurut Sagala (2009: 213)
sosiodrama (role playing) berasal dari kata sosio dan drama. Sosio berarti sosial menunjuk pada objeknya yaitu masyarakat menunjukkan pada kegiatan-kegiatan sosial, dan drama
berarti mempertunjukkan, mempertontonkan atau memperlihatkan. Sosial atau masyarakat
terdiri dari manusia yang satu sama lain terjalin hubungan yang dikatakan hubungan sosial.
Metode sosiodrama berarti cara menyajikan bahan pelajaran dengan
mempertunjukkan dan mempertontonkan atau mendramatisasikan cara tingkah laku
dalam hubungan sosial. Jadi sosiodrama adalah metode mengajar yang
mendramatisasikan suatu situasi sosial yang mengandung suatu problem, agar peserta
didik dapat memecahkan suatu masalah yang muncul dari suatu simulasi sosial
(Taniredja, Faridli dan Sri Harmianto, 2011: 39).
Berdasarkan uraian di atas, peneliti bermaksud untuk mengadakan penelitian
dengan judul Peningkatan Kematangan Karier Melalui Bimbingan Karier dengan
5
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas yang teridentifikasi adalah sebagai
berikut:
1. Siswa kelas XI TKJ SMK Piri 1 Yogyakarta kurang memiliki informasi
mengenai dunia kerja yang sesuai dengan program keahliannya.
2. Siswa kelas XI TKJ SMK Piri 1 Yogyakarta kurang mandiri dan kurang
memiliki keberanian dalam mengambil keputusan karier.
C. Batasan Masalah
Kematangan karier memiliki definisi yang cukup luas jika dijabarkan
menggunakan berbagai sudut pandang. Begitu pula dengan pengertian bimbingan
karier. Jenis tindakan yang dipilih oleh peneliti dalam penelitian ini adalah metode
sosiodrama atau bermain peran (role playing). Metode sosiodrama dipilih peneliti karena mampu menjadi sarana agar siswa dapat benar-benar memahami berbagai hal
yang berkaitan dengan dunia kerja. Tujuan layanan bimbingan karier menggunakan
metode sosiodrama adalah untuk meningkatkan kematangan karier siswa kelas XI
TKJ SMK Piri 1 Yogyakarta. Latar belakang masalah dalam penelitian ini yaitu
sebagian besar siswa tamatan memutuskan untuk melanjutkan pendidikan ke
perguruan tinggi dan beberapa siswa tamatan lainnya memilih untuk bekerja, tetapi
bidang pekerjaan mereka tidak sesuai dengan program keahlian yang mereka miliki.
Penelitian ini, dibatasi pada masalah kesiapan siswa dalam mengambil keputusan
kariernya.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan maka dapat dirumuskan
permasalahan sebagai berikut:
1. Apakah kematangan karier siswa kelas XI TKJ SMK Piri 1 Yogyakarta Tahun
Ajaran 2014/2015 dapat ditingkatkan melalui bimbingan karier dengan
menggunakan metode sosiodrama?
2. Apakah bimbingan karier dengan menggunakan metode sosiodrama efektif untuk
meningkatkan kematangan karier siswa kelas XI TKJ SMK Piri 1 Yogyakarta
Tahun Ajaran 2014/2015?
E. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan:
1. Meningkatkan kematangan karier siswa kelas XI TKJ SMK Piri 1 Yogyakarta
Tahun Ajaran 2014/2015 melalui bimbingan karier dengan menggunakan metode
sosiodrama.
2. Melihat efektivitas pendekatan bimbingan karier dengan menggunakan metode
sosiodrama untuk meningkatkan kematangan karier siswa kelas XI TKJ SMK Piri
7
F. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini adalah:
1. Teoretis
Memberikan konstribusi bagi perkembangan ilmu pengetahuan, khususnya
dalam bidang ilmu bimbingan dan konseling sehingga hasil penelitian ini dapat
dijadikan sebagai bahan rujukan bagi peneliti selanjutnya pada kajian yang sama
tetapi pada ruang lingkup yang lebih luas dan mendalam.
2. Praktis
a. Guru Pembimbing
Hasil penelitian ini dapat dipakai sebagai masukan dalam peningkatan
kematangan karier melalui bimbingan karier dengan metode sosiodrama
kepada siswa kelas XI TKJ SMK Piri 1 Yogyakarta Tahun Ajaran
2014/2015.
b. Siswa Kelas XI TKJ SMK Piri 1 Yogyakarta Tahun Ajaran 2014/2015
Siswa kelas XI TKJ SMK Piri 1 Yogyakarta mampu meningkatkan
kematangan kariernya melalui bimbingan karier dengan menggunakan
metode sosiodrama sehingga dapat menunjang kesiapannya untuk memasuki
dunia kerja dan mampu mencapai perkembangan diri yang lebih baik.
c. Penulis
Memperluas pengetahuan bagi penulis mengenai dunia kerja dan metode
bimbingan yang sesuai dengan kebutuhan siswa sehingga peneliti dapat lebih
kreatif ketika menghadapi persoalan yang berkaitan dengan dunia kerja.
G. Definisi Operasional
Supaya tercapai kesepahaman antara pembaca dengan penulis tentang isi skripsi
ini, maka perlu dijelaskan beberapa istilah sebagai berikut:
1. Kematangan karier adalah suatu sikap yang menunjukkan kompetensi setiap
siswa kelas XI TKJ SMK Piri 1 Yogyakarta untuk membuat pilihan kariernya.
Sikap dan kompetensi ini juga mendukung siswa kelas XI TKJ SMK Piri 1
Yogyakarta dalam menenetukan keputusan karier yang tepat.
2. Bimbingan karier adalah suatu bimbingan yang membatu siswa kelas XI TKJ
SMK Piri 1 Yogyakarta mempersiapkan perencanaan masa depan dengan
mempertimbangkan keadaan dirinya dan keadaan dalam lingkungan hidupnya
saat menghadapi dunia pekerjaan, memilih lapangan pekerjaan atau
jabatan/profesi tertentu serta membekali diri supaya siap memangku jabatan itu
dan dalam menyesuaikan diri dengan berbagai tuntutan dari lapangan pekerjaan
9
3. Sosiodrama merupakan metode belajar sambil bermain peran (role playing) dengan cara mempertunjukkan masalah-masalah yang berkaitan dengan dunia
kerja caranya didramatisasikan oleh siswa kelas XI TKJ SMK Piri 1 Yogyakarta
di bawah pimpinan guru pembimbing.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Dalam bab ini dipaparkan kajian teori, kajian penelitian yang relevan, kerangka
berpikir, dan hipotesis.
A. Perkembangan Karier
1. Pengertian Karier
Melalui pekerjaannya seseorang melayani kebutuhan masyarakat, mendapat
imbalan untuk memenuhi kebutuhan ekonominya sendiri, menciptakan identitas
diri dan menumbuhkan rasa harga diri. Selain itu, jabatan yang dipegang
seseorang ikut menentukan pola kehidupannya sehari-hari dan lingkungan
pergaulan sosialnya.
Dalam kamus Bahasa Inggris ditemukan beberapa kata yang sama-sama
menunjuk pada pengertian pekerjaan seperti employment, job, occupation, dan
career, namun setiap kata tidak mencakup aspek-aspek yang sama dari makna yang terkandung dalam suatu pekerjaan. Kata employment dan job lebih menekankan aspek bahwa seseorang sibuk mengerjakan sesuatu dan mendapat
imbalan ekonomis atas usaha dan waktu yang dicurahkannya, tanpa
memperhatikan apakah orang itu sungguh-sungguh merasa terlibat di dalam
pekerjaannya dan memandangnya sebagai sumber kepuasan pribadi yang bersifat
11
Kata occupation lebih menekankan aspek bahwa seseorang merasa terlibat di dalam pekerjaannya karena telah mempersiapkan diri untuk memegang pekerjaan
itu dan memperoleh kepuasan pribadi, tetapi keterlibatannya masih dapat dibatasi
pada jam-jam bekerja saja. Kata vocation dan career lebih menekankan aspek bahwa seseorang memandang pekerjaannya sebagai panggilan hidup yang
meresapi seluruh alam pikiran dan perasaan serta mewarnai seluruh gaya
hidupnya (life style), tanpa mengesampingkan kedua aspek lain yang disebutkan di atas (Winkel dan Hastuti, 2007: 623).
2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Karier
Menurut Super (Winkel dan Hastuti, 2007: 631), perkembangan karier
merupakan suatu proses yang mencakup banyak faktor. Faktor-faktor yang
mempengaruhi perkembangan karier, yaitu:
a. Faktor Internal
Faktor internal merupakan faktor yang sebagian terdapat pada diri individu
sendiri (Winkel dan Hastuti, 2007: 631). Faktor internal merupakan
perpaduan dari aneka faktor yang ada pada diri individu sendiri (Winkel dan
Hastuti, 2007: 647) seperti:
1) Nilai kehidupan (values), yaitu ideal-ideal yang dikejar oleh seseorang di mana-mana dan kapan pun juga. Nilai-nilai menjadi pedoman dan
pegangan dalam hidup sampai umur tua dan sangat menentukan bagi gaya
hidup seseorang (life style).
2) Taraf inteligensi, menurut Binet hakikat inteligensi adalah kemampuan
untuk mengadakan penyesuaian dalam rangka mencapai suatu tujuan dan
untuk menilai keadaan diri secara kritis serta obyektif. Hasil testing
inteligensi dapat membantu seseorang untuk mengesampingkan
alternatif-alternatif jabatan tertentu. Namun, hasil testing inteligensi tidak dapat
memantapkan apakah seseorang itu sebaiknya memilih jabatan ini atau
jabatan itu.
3) Bakat khusus yaitu kemampuan yang menonjol di suatu bidang usaha
kognitif, bidang keterampilan, atau bidang kesenian. Sekali terbentuk,
suatu bakat khusus menjadi bekal yang memungkinkan untuk memasuki
berbagai bidang pekerjaan tertentu (fields of occuption) dan mencapai tingkatan lebih tinggi dalam suatu jabatan (level of occuption ).
4) Minat yaitu kecenderungan yang agak menetap pada seseorang untuk
merasa tertarik pada suatu bidang tertentu dan merasa senang
berkecimpung dalam berbagai kegiatan yang berkaitan dengan bidang itu.
5) Sifat yaitu ciri-ciri kepribadian yang memberikan corak khas pada
seseorang, seperti riang gembira, ramah, halus, teliti, terbuka, fleksibel,
tertutup, lekas gugup, pesimis, dan ceroboh.
6) Pengetahuan yaitu informasi yang dimiliki tentang bidang-bidang
pekerjaan dan tentang diri sendiri. Informasi tentang dunia kerja yang
dimiliki oleh orang muda dapat akurat dan sesuai dengan kenyataan atau
13
7) Keadaan jasmani yaitu ciri-ciri fisik yang dimiliki seseorang seperti tinggi
badan, tampan dan tidak tampan, ketajaman penglihatan dan pendengaran
baik atau kurang, mempunyai kekuatan otot tinggi atau rendah, dan jenis
kelamin.
b. Faktor Eksternal
Faktor eksternal merupakan faktor yang sebagian terdapat dalam lingkungan
hidupnya (Winkel dan Hastuti, 2007: 623), seperti:
1) Masyarakat yaitu lingkungan sosial-budaya di mana orang muda
dibesarkan. Lingkungan ini luas sekali dan berpengaruh besar terhadap
pandangan dalam banyak hal yang dipegang teguh oleh setiap keluarga,
yang pada giliranya menanamkanya pada anak-anak.
2) Keadaan sosial-ekonomi negara atau daerah yaitu laju pertumbuhan
ekonomi yang lambat atau cepat, stratifikasi masyarakat dalam golongan
sosial-ekonomi tinggi, tengah dan rendah, serta diversifikasi masyarakat
atas kelompok-kelompok yang terbuka atau tertutup bagi anggota dari
kelompok lain.
3) Status sosial-ekonomi keluarga yaitu tingkat pendidikan orang tua, tinggi
rendahnya pendapatan orang tua, jabatan ayah atau ibu, daerah tempat
tinggal, dan suku bangsa.
4) Pengaruh dari seluruh anggota kelompok besar dan keluarga inti. Orang
tua, saudara kandung dari orang tua, dan kakak menyatakan segala
harapan mereka serta mengkomunikasikan pandangan dan sikap tertentu
terhadap pendidikan dan pekerjaan.
5) Pendidikan sekolah yaitu pandangan dan sikap yang dikomunikasikan
kepada anak didik oleh staf petugas bimbingan dan tenaga pengajar
mengenai nilai-nilai yang terkandung dalam bekerja, tinggi rendahnya
status sosial jabatan-jabatan, dan kecocokan jabatan tertentu untuk anak
laki-laki atau anak perempuan.
6) Pergaulan dengan teman sebaya yaitu beraneka pandangan dan variasi
harapan tentang masa depan yang terungkap dalam pergaulan sehari-hari.
7) Tuntutan yang melekat pada masing-masing jabatan, program studi, atau
latihan mempersiapkan seseorang untuk diterima pada jabatan tertentu
dan berhasil di dalamnya.
Berbagai faktor tersebut memang dapat dibedakan antara yang satu dengan
yang lain, tetapi tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lain karena semuanya
berinteraksi satu sama lain dan bersama-sama membentuk keunikakan
kepribadian dan menciptakan keseluruhan ruang gerak hidup seseorang.
Perkembangan karier berlangsung di dalam lingkup ruang gerak itu dan pilihan
jabatan tidak dapat melampaui batasan-batasan itu. Sebagaimana dikatakan di
atas, dapat terjadi perubahan pada faktor internal dan eksternal meskipun tidak
15
Maka faktor yang mempengaruhi kematangan karier individu dapat berasal
dari berbagai faktor perkembangan karier baik internal maupun eksternal.
3. Tahap-tahap Perkembangan Karier dan Tugas Perkembangan Karier
Tahap perkembangan kehidupan berkaitan dengan perkembangan karier yang
diajukan oleh Super (Winkel dan Hastuti, 2007: 632), ada lima tahap
perkembangan karier, yaitu:
a. Fase pengembangan (growth) dari saat lahir sampai usia kurang lebih 15 tahun, di mana anak mengembangkan berbagai potensi, pandangan khas,
sikap, minat dan kebutuhan-kebutuhan yang dipadukan dalam struktur
gambaran diri (selft-concept structure).
b. Fase eksplorasi (exploration) usia 15 sampai 24 tahun, di mana individu memikirkan berbagai alternatif jabatan, tetapi belum mengambil keputusan
yang mengikat.
c. Fase pemantapan (establishment) usia 25 sampai 44 tahun, yang bercirikan usaha tekun memantapkan diri melalui seluk beluk pengalaman selama
menjalani karier tertentu.
d. Fase pembinaan (maintenance), usia 45 sampai 64 tahun, di mana orang yang sudah dewasa menyesuaikan diri dalam penghayatan jabatannya.
e. Fase kemunduran (decline), bila orang memasuki masa pensiun dan harus menemukan pola hidup baru sesudah melepaskan jabatannya.
Kelima tahap ini merupakan acuan bagi munculnya sikap-sikap dan
perilakunya yang meyangkut keterlibatan dalam karier, yang nampak dalam tugas
perkembangan karier (vocational development tasks).
B. Kematangan Karier
1. Pengertian Kematangan Karier
Menurut Super, kematangan karier dapat didefinisikan seperti kesiapan dalam
membuat suatu keputusan karier yang tampak dalam tugas perkembangan dan
sesuai dengan tahap karier yang pertama (Kidd, 2006: 20).
Menurut Super (1995) kematangan karier adalah pusat untuk mencari petunjuk
dari perwujudan, penentuan dan pelaksanaan sebuah pilihan pekerjaan yang biasa
terjadi pada masa dewasa muda (remaja). Masa remaja adalah masa di mana
seseorang itu memiliki kesiapan dan kemampuan untuk melakukan tugas-tugas
perkembangan yang diperlukan. Lima puluh tahun yang lalu, Super
memperkenalkan konsep kematangan vokasional dan sekarang dikenal sebagai
kematangan karier (Punch, 2008: 60).
Super (1996: 124-125) berpendapat bahwa
From a social or societal perspective, career maturity can be operationally defined by comparing the developmental tasks being encountered to those expected based
on the individual’s chronological age. From a psychological perspective, career
17
(Dari perspektif sosial atau kemasyarakatan, kematangan karier dapat didefinisikan secara operasional dengan membandingkan tugas perkembangan yang dihadapi dengan yang diharapkan berdasarkan usia kronologis setiap individu. Dari perspektif psikologis, kematangan karier dapat didefinisikan secara operasional dengan membandingkan sumber daya individu, baik kognitif dan afektif, serta untuk menurunakan tugas pekembangan dibutuhkan penguasaan terhadap tugas tersebut (Punch, 2008: 60).
2. Hal-hal yang Mempengaruhi Kematangan Karier
Menurut Donald E. Super (Winkel dan Hastuti, 2007: 632), kematangan karier
remaja dapat diukur dengan indikator-indikator sebagai berikut:
a. Perencanaan karier (Career planning)
Kegunaan dari perencanaan yang matang ialah meminimalkan kemungkinan
dibuat kesalahan yang berat dalam memilih di antara alternatif-alternatif yang
tersedia. Hasil dari perencanaan ialah keputusan tentang sesuatu yang dipilih
secara sadar. Kunci bagi perencanaan yang matang dan keputusan yang
bijaksana terletak dalam pengelolaan informasi tentang diri sendiri dan tentang
lingkungan hidupnya, yaitu (Winkel dan Hastuti, 2007: 685-687):
1) Informasi tentang diri sendiri yang meliputi data tentang: a) kemampuan
intelektual; b) bakat khusus di bidang studi akademik; c) minat-minat baik
yang bersifat lebih luas maupun yang bersifat lebih khusus; d) hasil belajar
dalam berbagai bidang studi inti; e) sifat-sifat kepribadian yang
mempunyai relevansi terhadap partisipasi dalam suatu program studi
akademik, suatu program latihan prajabatan dan suatu bidang jabatan; f)
perangkat kemahiran kognitif; g) nilai-nilai kehidupan dan cita-cita masa
depan; h) bekal berupa ketrampilan khusus yang dimiliki dalam suatu
bidang tertentu; dan j) kematangan karier.
2) Data tentang keadaan keluarga dekat sebagai lingkungan hidup yang
paling bermakna bagi individu yang sehari-hari bergerak di dalamnya,
meliputi data tentang: a) posisi anak dalam keluarga; b) pandangan
keluarga tentang peranan dan kewajiban anak laki-laki dan anak
perempuan; c) harapan keluarga mengenai masa depan anak; d) taraf
sosial-ekonomi kehidupan keluarga; e) gaya hidup dan suasana keluarga;
f) taraf pendidikan orang tua dan kakak-kakak; g) sumber-sumber konflik
antara orang tua dan anak yang sudah besar; h) status perkawinan orang
tua; dan i) siapa yang tinggal di rumah selain orang tua sendiri dan kakak
adik sekandung.
3) Informasi tentang lingkungan hidup yang relevan bagi perencanaan karier,
19
b. Eksplorasi karier (Career exploration)
Kemampuan individu dalam mengenal dunia kerja dan diri sendiri secara lebih
luas dan secara lebih mendalam, menyadari pentingnya perencanaan masa
depan, serta memahami kaitan antara rasa tanggung jawab dalam bekerja
dengan kemajuan masyarakat dalam era pembangunan.
c. Proses membuat keputusan karier (Processes of decision-maining)
Kemampuan individu dalam menggunakan pengetahuan dan pemikiran dalam
membuat perencanaan karier. Konsep ini didasari pada tuntutan untuk
membuat keputusan karier, dengan asumsi apabila individu tersebut
mengetahui bagaimana orang lain membuat keputusan karier maka diharapkan
mereka juga mampu membuat keputusan karier yang tepat bagi dirinya.
d. Informasi tentang dunia karier (World of work information)
Informasi tentang dunia pekerjaan yang mencakup semua data mengenai
jenis-jenis pekerjaan yang ada di masyarakat (fields of occupation), mengenai gradasi posisi dalam lingkup suatu jabatan (level of occupation), mengenai persyaratan tahap dan jenis pendidikan, mengenai sistem klasifikasi jabatan,
dan mengenai prospek masa depan berkaitan dengan kebutuhan riil masyarakat
akan jenis/corak pekerjaan tertentu.
e. Pengetahuan tentang kelompok pekerjaan yang lebih disukai (Knowledge of preferred occupational group)
Kemampuan dalam mengenal berbagai bidang dan jenis pekerjaan sehingga
individu itu mampu memutuskan perkerjaan yang lebih disukai dan sesuai
dengan kepribadian, bakat, minat dan nilai-nilai hidup yang dimilikinya.
f. Realisasi keputusan karier (Realisation)
Kemampuan indivu dalam mempertimbangakan pilihan kariernya yang sesuai
dengan kepribadian, bakat, minat dan nilai-nilai hidup yang dimilikinya. Oleh
karena itu, individu perlu membuat perencanaan karier untuk meminimalisir
keterbatasan dan melihat peluang /kesempatan karier yang sesuai dengan
dirinya.
C. Bimbingan Karier
Bimbingan adalah sebuah proses pemberian bantuan kepada individu secara
berkesinambungan, agar individu dapat memahami dirinya, sehingga sanggup
mengarahkan diri dan dapat bertindak dengan wajar sesuai dengan tuntutan dari
masyarakat sekitarnya. Dengan demikian individu dapat mengecap kebahagiaan
hidupnya serta dapat memberikan sumbangan yang berarti (Winkel dan Hastuti,
21
Menurut Moegiadi (Winkel dan Hastuti, 2004: 29) bimbingan dapat berarti (1)
suatu usaha untuk melengkapi individu dengan pengetahuan, pengalaman, dan
informasi tentang dirinya sendiri; (2) suatu cara pemberian pertolongan atau bantuan
kepada individu untuk memahami dan mempergunakan secara efisien dan efektif
segala kesempatan yang dimiliki untuk perkembangan pribadinya; dan (3) suatu
proses pemberian bantuan atau pertolongan kepada individu dalam hal memahami diri
sendiri, menentukan dan menyusun rencana sesuai dengan konsep dirinya sendiri dan
tuntutan dari lingkungan.
Berdasarkan pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa bimbingan adalah
bantuan yang dilakukan pembimbing (konselor), bagi individu untuk memahami
dirinya melalui pengetahuan, pengalaman, dan informasi tentang dirinya. Sehingga
dapat meningkatkan realisasi pribadi, karena dengan memahami diri sendiri akan
memudahkan individu untuk bertindak sesuai dengan tujuan hidupnya.
Bimbingan karier ialah bimbingan dalam mempersiapkan diri untuk menghadapi
dunia pekerjaan, dalam memilih lapangan pekerjaan atau jabatan/profesi tertentu serta
membekali diri supaya siap memangku jabatan itu dan dalam menyesuaikan diri
dengan berbagai tuntutan dari lapangan pekerjaan yang telah dimasuki (Winkel dan
Hastuti, 2007: 114). Hattari (Winkel dan Hastuti, 2007: 678) menjelaskan bahwa
istilah bimbingan karier yang menitikberatkan perencanaan masa depan dengan
mempertimbangkan keadaan dirinya dan keadaan dalam lingkungan hidup.
Menurut makalah Hattari (Winkel dan Hastuti, 2007: 679) yang berjudul Suatu Strategi Bimbingan Karier dalam Pembangunan Nasional dalam buku Kurikulum: Pedoman Bimbingan dikatakan bahwa program bimbingan karier di sekolah khusus
bertujuan “agar siswa mampu: (1) memahami diri, dunia kerja serta faktor-faktor yang
perlu dipertimbangkan untuk memilih program atau jurusan secara tepat; (2) memiliki
sikap positif terhadap diri sendiri serta pandangan yang obyektif dan maju terhadap
dunia kerja; dan (3) membuat keputusan yang realistis tentang karier yang dipilih
sesuai dengan kemampuannya. Beberapa komponen dalam bimbingan karier: (1)
pemahaman diri; (2) pemahaman lingkungan; (3) pengambilan keputusan; (4)
penyusunan rencana; (5) persiapan untuk karier; (6) pemantapan dalam karier; dan (7)
evaluasi.
Dalam literatur profesional istilah perencanaan karier (career planning), layanan penempatan (placement service), tindak lanjut (follow-up), dan studi survai (follow-up studies) sering disebut bersama-sama dan dipandang sebagai aspek-aspek dari suatu layanan bimbingan (Winkel dan Hastuti, 2007: 682).
D. Metode Sosiodrama
Metode adalah suatu cara yang dipergunakan untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan. Dalam kegiatan belajar mengajar, metode diperlukan oleh guru, dan
penggunanya pun bervariasi sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai (Siregar dan
Hartini Nara, 2011: 80). Simulasi menurut Hasibuan dan Moedjiono (2008: 27) adalah
23
1. Pengertian Metode Sosiodrama
Metode sosiodrama yaitu siswa mendramatisasikan tingkah laku dalam
hubungannya dengan masalah sosial (Siregar dan Hartini Nara, 2011: 80).
Menurut Sagala (2009: 213) sosiodrama (role playing) berasal dari kata sosio dan drama. Sosio berarti sosial menunjuk pada objeknya yaitu masyarakat
menunjukkan pada kegiatan-kegiatan sosial, dan drama berarti mempertunjukkan,
mempertontonkan atau memperlihatkan. Sosial atau masyarakat terdiri dari
manusia yang satu sama lain terjalin hubungan yang dikatakan hubungan sosial.
Metode sosiodrama berarti cara menyajikan bahan pelajaran dengan
mempertunjukkan dan mempertontonkan atau mendramatisasikan cara tingkah
laku dalam hubungan sosial. Jadi sosiodrama adalah metode mengajar yang
mendramatisasikan suatu situasi sosial yang mengandung suatu problem, agar
peserta didik dapat memecahkan suatu masalah yang muncul dari suatu simulasi
sosial (Taniredja, Faridli dan Sri Harmianto, 2011: 39).
2. Tujuan Metode Sosiodrama
Tujuan yang diharapkan dengan penggunaan metode sosiodrama antara lain
adalah:
a. Agar siswa dapat menghayati dan menghargai perasaan orang lain.
b. Dapat belajar bagaimana membagi tanggung jawab.
c. Dapat belajar bagaimana mengambil keputusan dalam situasi kelompok
secara spontan.
d. Merangsang kelas untuk berpikir dan memecahkan masalah.
3. Langkah-langkah Pelaksanaan Sosiodrama
Petunjuk guru dalam menggunakan metode sosiodrama adalah:
a. Tetapkan dahulu masalah-masalah sosial yang menarik perhatian siswa untuk
dibahas.
b. Ceritakan kepada siswa mengenai isi dari maslaah-masalah dalam konteks
cerita tersebut.
c. Tetapkan siswa yang dapat atau yang bersedia untuk memainkan peranannya
di depan kelas.
d. Jelaskan kepada pendengar mengenai peranan mereka pada waktu
sosiodrama sedang berlangsung.
e. Beri kesempatan kepada para pelaku untuk berunding beberapa menit
sebelum mereka memainkan peranannya.
f. Akhiri sosiodrama pada waktu situasi pembicaraan mencapai ketegangan.
g. Akhiri sosiodrama dengan diskusi kelas untuk bersama-sama memecahkan
masalah persoalan yang ada pada sosiodrama tersebut.
h. Jangan lupa menilai hasil sosiodrama tersebut sebagai bahan pertimbangan
25
4. Kelebihan Metode Sosiodrama
Menurut Mansyur (1996: 104) metode sosiodrama memiliki beberapa
kelebihan antara lain adalah (Taniredja, Faridli dan Sri Harmianto, 2011: 42):
a. Siswa melatih dirinya untuk melatih, memahami dan mengingatkan bahan
yang akan didramakan.
b. Siswa akan terlatih untuk berinisiatif dan berkreatif.
c. Bakat yang terpendam pada siswa dapat dipupuk sehingga dimungkinkan
akan muncul atau timbul bibit seni drama dari sekolah.
d. Kerjasama antara pemain dapat ditumbuhkan dan dibina dengan
sebaik-baiknya.
e. Siswa memperoleh kebiasaan untuk menerima dan membagi tanggung jawab
dengan sesamanya.
f. Bahasa lisan siswa dapat dibina menjadi bahasa yang baik agar mudah
dipahami orang lain.
5. Kelemahan Metode Sosiodrama
Adapun kelemahan yang dimiliki oleh metode sosiodrama antara lain adalah
(Taniredja, Faridli dan Sri Harmianto, 2011: 42):
a. Sebagian siswa yang tidak ikut bermain drama mereka menjadi kurang aktif.
b. Banyak memakan waktu, persiapan, pemahaman isi bahan pelajaran dan
pelaksanaan pertunjukkan.
c. Memerlukan tempat yang cukup luas.
d. Kelas lain sering terganggu oleh suara pemain dan penonton (Sagala, 2009:
213-214).
E. Kajian Penelitian yang Relevan
Menurut penelitian Silvanus Sri Bahagya yang berjudul “Deskripsi Tingkat
Kematangan Karier Mahasiswa Semester VIII Program Studi Bimbingan dan
Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta Tahun Akademik 2006/2007”,
kematangan karier merupakan suatu hasil dari proses perkembangan karier yang
mengarah pada tujuan yang hendak dicapai oleh setiap individu, yaitu mencapai
pilihan karier yang diminatinya secara tepat. Taraf keberhasilan individu dalam
mencapai pilihan karier yang diminati dapat diukur dengan suatu alat tes kematangan
karier. Alat kematangan karier mengungkap kontinum atau rangkaian kesatuan
kemampuan individu dalam hal sikap, pengetahuan dan keterampilan/tindakan yang
mengarah pada pilihan karier yang diminatinya.
Indikasi kematangan karier, antara lain: individu telah memiliki kecenderungan
pilihan kariernya sendiri tanpa berubah atau menyimpang secara dramatis karena
adanya kecemasan dan pengaruh nilai-nilai orang lain, individu memiliki kemampuan
untuk membuat perencanaan karier yang sesuai dengan kebutuhan dan mampu
mengidentifikasi langkah-langkah/cara-cara yang akan diambilnya dalam
27
Selain itu, individu mau memanfaatkan berbagai sumber informasi yang terpercaya
untuk memperoleh informasi karier yang sesuai dengan pilihan karier yang diminati
secara tepat dengan bersandar pada kesesuaian karakteristik kepribadian, bakat, minat
dan nilai-nilai hidup yang dimilikinya (Nelson-Jones, 1982: 153). Indikasi-indikasi
kematangan karier tersebut dapat memberikan prediksi bagi keberhasilan individu
dalam memperbaiki karier di masa depan.
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran mengenai tingkat
kematangan karier mahasiswa semester VIII Prodi BK USD pada tahun akademik
2006/2007. Gambaran yang diperoleh dari hasil penelitian ini bermanfaat untuk
mengetahui kematangan karier mahasiswa prodi BK dalam menghadapi tuntutan dan
tantangan berkarier sebagai seorang konselor di masa depan serta dalam
melaksanakan pendidikan prajabatan konselor. Berdasarkan hasil penelitian dan
pembahasan dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Kebanyakan mahasiswa semester VII Prodi BK USD tahun akademik 2006/2007
memiliki tingkat kematangan karier yang cenderung tinggi.
2. Para mahasiswa masih perlu meningkatkan taraf kemampuan yang berkaitan
dengan keenam aspek kematangan karier. Perilaku karier yang perlu ditingkatkan
para mahasiswa, yaitu:
a. Memiliki kepercayaan diri atas pilihan prodi BK yang sedang ditekuninya.
b. Mengikuti perkuliahan di prodi BK dengan teratur.
c. Membuat jadwal kegiatan belajar selama studi di prodi BK sehingga dapat
menyelesaikan studi tepat pada waktunya.
d. Menyisihkan uang untuk membeli hal-hal yang berkaitan dengan persiapan
karier sebagai seorang konselor.
e. Menyadari bahwa harapan orang tua atau pemimpin komunitas bisa
mempengaruhi pemilihan karier.
f. Mengikuti berbagai seminar atau sarasehan yang relevan dengan prodi BK.
g. Mencari informasi karier yang sesuai dengan prodi BK di berbagai media
massa, seperti di internet, perpustakaan, radio, TV dan sebagainya.
h. Memiliki keyakinan untuk dapat berkarier sebagai seorang konselor, baik di
sekolah maupun di luar sekolah.
i. Menyadari tingginya persyaratan, tantangan dan hambatan yang harus
dihadapi dalam mencapai cita-cita sebagai seorang konselor.
j. Menyadari pentingnya keterampilan mengelola kelas dan bimbingan
kelompok dalam persiapan karier sebagai konselor.
k. Mengikuti berbagai aktivitas di kampus dan di luar kampus untuk dapat
mengembangkan kemampuan/potensi dirinya.
l. Menggali kembali berbagai peluang karier yang sesuai dengan bakat, minat
29
Menurut penelitian salah satu mahasiswa program studi Bimbingan dan
Konseling di Universitas Sebelas Maret Surakarta yang bernama Alin Kurtisa Ajar
dengan judul penelitian “Keefektifan Layanan Bimbingan Kelompok Melalui Bermain
Peran Tentang Jenis Pekerjaan untuk Meningkatkan Pemahaman Karier Peserta Didik
(Penelitian pasa Siswa Kelas V SDN 4 Wonogiri Tahun Ajaran 2013/2014),
bimbingan kelompok dengan bermain peran dirasa sangat cocok untuk mengajak
peserta didik agar mengetahui jenis pekerjaan. Treatment berupa layanan bimbingan kelompok melalui bermain peran tentang jenis pekerjaan dilaksanakan pada siswa
kelas V anggota kelompok eksperimen yang berjumlah 20 peserta didik. Pemberian
layanan bimbingan kelompok melalui bermain peran tentang jenis pekerjaan ini dibagi
dalam 3 satuan layanan yang dilaksanakan dalam 3 kali pertemuan dengan alokasi
waktu 60 menit setiap pertemuan. Selanjutnya pertemuan untuk tes awal (pretest) dan tes akhir (posttest), dan 1 kali pertemuan untuk perkenalan dan pembagian tutor dan kelompok. Kesimpulan dari penelitian ini menunjukan bahwa layanan bimbingan
kelompok melalui bermain peran tentang jenis pekerjaan efektif untuk meningkatkan
pemahaman karier peserta didik.
F. Kerangka Berpikir
Pada program keahlian TKJ terdapat banyak siswa yang memutuskan untuk
melanjutkan ke perguruan tinggi. Ada beberapa siswa yang memutuskan untuk
langsung bekerja, tetapi pekerjaan mereka tidak sesuai dengan keahlian yang mereka
miliki. Hal ini membuktikan bahwa perlu dilakukan upaya untuk meningkatkan
kematangan karier siswa khususnya pada program keahlian TKJ yaitu dengan
merencanakan program bimbingan karier.
Metode ceramah dirasa kurang efektif digunakan saat guru BK memberikan
layanan bimbingan, maka diputuskan untuk menggunakan metode sosiodrama saat
memberikan layanan bimbingan karier. Pada tahap pra tindakan metode sosiodrama
belum digunakan. Metode sosiodrama akan digunakan pada siklus 1 dan siklus II. Hal
ini dilakukan agar peneliti dapat menggali lebih dalam mengenai tingkat kematangan
karier siswa pada tahap pra tindakan. Selain itu, untuk mengetahui apakah metode
sosiodrama efektif digunakan untuk meningkatkan kematangan karier siswa melalui
bimbingan karier.
Metode sosiodrama dilakukan sebelum penjelasan materi bimbingan. Peneliti
akan menceritakan inti dari cerita drama yang akan dipentaskan. Kemudian peneliti
akan menetapkan yang dapat atau bersedia untuk memainkan tokoh yang ada dalam
cerita drama tersebut. Setelah itu, peneliti akan memberikan kesempatan kepada
pemain drama (pelaku) untuk berunding beberapa menit sebelum mereka
melaksanakan pementasan drama. Setelah pementasan drama selesai peneliti akan
membagi siswa menjadi beberapa kelompok, kemudian mereka berdiskusi mengenai
masalah-masalah yang ada dalam cerita drama yang sudah dipentaskan. Dalam
kelompok diskusi siswa diajak bekerja sama untuk memecahkan masalah-masalah
yang ada dalam cerita drama tersebut. Kemudian setiap kelompok dipersilahkan untuk
menyampaikan hasil diskusi. Berdasarkan hasil diskusi dapat dilihat tingkat
kematangan siswa setelah mengikuti kegiatan bimbingan karier dengan menggunakan
metode sosiodrama. Selain itu, tingkat kematangan karier siswa juga dapat diukur
melalui pengisian angket kematangan karier. Selama proses kegiatan bimbingan
peneliti dan mitra kolaboratif juga dapat melakukan observasi siswa dan melakukan
wawancara siswa di akhir kegiatan bimbingan untuk melengkapi data/informasi yang
sudah didapat. Berikut merupakan gambaran kerangka berpikir yang telah
31
Latar Belakang Masalah pada Siswa Tamatan Program Keahlian Teknik Komunikasi dan Jaringan (TKJ) di SMK Piri 1 Yogyakarta
Ada beberapa siswa tamatan yang langsung bekerja, tetapi pekerjaan mereka tidak sesuai dengan keahliannya. Banyak siswa tamatan yang memutuskan
untuk melanjutkan ke perguruan tinggi.
Program Bimbingan Karier
Sebelum Menggunakan Metode Sosiodrama Setelah Menggunakan Metode Sosiodrama
Pra Penelitian Tindakan Bimbingan Siklus 1 Siklus 2
Satuan Pelayanan Bimbingan (SPB) yang akan diberikan mengenai Informasi Pekerjaan. Kegiatan bimbingan terdiri dari penjelasan materi, pengisian lembar tugas kegiatan siswa, dan angket kematangan karier. Tujuan dari kegiatan ini untuk menggali lebih dalam mengenai tingkat kematangan karier siswa kelas XI TJK.
Adanya Peningkatan Kematangan Karier Siswa Melalui Bimbingan Karier dengan Menggunakan Metode Sosiodrama
G. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan kajian teori yang telah dipaparkan maka hipotesis tindakan penelitian
ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Ha : Kematangan karier siswa kelas XI TKJ SMK Piri 1 Yogyakarta dapat
ditingkatkan melalui bimbingan karier dengan menggunakan metode
sosiodrama.
2. Ho : Kematangan karier siswa kelas XI TKJ SMK Piri 1 Yogyakarta tidak
dapat ditingkatkan melalui bimbingan karier dengan menggunakan
33
BAB III
METODE PENELITIAN
Bab ini menguraikan jenis dan desain penelitian, setting (lokasi dan waktu penelitian), subyek penelitian, jenis tindakan dan indikator keberhasilan, teknik pengumpulan data,
validitas dan reliabilitas instrumen, prosedur penelitian, dan teknik analisis data.
A. Jenis dan Desain Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan (PT) dalam bimbingan dan
konseling (BK), atau sering disebut dengan PTBK. Istilah penelitian tindakan berasal
dari bahasa Inggris action reseach (Hustler et al, 1986). Mertler (2011) mengutip pendapat Schmuch dan Mc Milan menjelaskan pengertian action reseach. Menurut kesimpulannya action reseach sebagai suatu kegiatan yang dilakukan untuk mempelajari suatu masalah, mencari solusi, serta melakukan perbaikan atas suatu
program sekolah atau kelas yang khusus (Hidayat dan Badrujaman, 2012: 12).
Menurut Hidayat dan Badrujaman (2012: 12) pengertian kelas adalah sekelompok
siswa yang berada dalam waktu yang sama menerima pelajaran yang sama dari guru
BK. PTBK merupakan salah satu strategi yang memanfaatkan tindakan nyata dan
proses pengembangan kemampuan dalam mendeteksi dan memecahkan masalah.
Pihak yang terlibat dalam pembelajaran atau layanan (guru BK, instruktur, peneliti,
atau kepala sekolah) mencoba dengan sadar merumuskan suatu tindakan atau
intervensi yang dianggap tepat untuk memecahkan masalah atau memperbaiki situasi
dalam kelas.
Tindakan yang direncanakan dalam penelitian ini berupa layanan bimbingan
karier dengan menerapkan metode sosiodrama sebagai upaya untuk meningkatkan
kematangan karier siswa kelas XI TKJ SMK Piri 1 Yogyakarta. Pada saat memberikan
bimbingan karier tindakan perbaikan, peneliti hanya meneliti satu kelas dengan
instrumen yang sama.
B. Setting (Lokasi dan Waktu Penelitian)
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di kelas XI TKJ SMK Piri 1 Yogyakarta yang
beralamatkan di jalan Kemuning No.14 Baciro, Yogyakarta.
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada jam pelajaran BK. Pelaksanaannya pada
semester genap tahun ajaran 2013/2014 pada bulan Mei hingga Juli 2014.
3. Partisipasi dalam Penelitian
a. Mitra Kolaboratif 1
Nama : Dra. Sudarti
Jabatan : Guru BK SMK Piri 1 Yogyakarta
b. Mitra Kolaboratif 2
Nama : Pungky Indra Permana
35
c. Mitra Kolaboratif 3
Nama : Yusika Dwi Marthafani
Nim : 101114071
Status : Mahasiswa BK USD
C. Subjek Penelitian
Subjek penelitian tindakan ini adalah siswa kelas XI TKJ SMK Piri 1 Yogyakarta
Tahun Ajaran 2013/2014. Kelas ini berjumlah 24 siswa dengan 6 siswa perempuan
dan 18 siswa laki-laki.
D. Jenis Tindakan dan Indikator Keberhasilan
Jenis tindakan dalam penelitian ini adalah bimbingan klasikal/kelompok yang
berorientasi pada dunia kerja (bimbingan karier). Kegiatan bimbingan karier ini
dilaksanakan di dalam kelas dan metode yang digunakan adalah metode sosiodrama.
Indikator keberhasilan pencapaian peningkatan kematangan karier siswa kelas XI
TKJ SMK Piri 1 Yogyakarta dalam mengikuti bimbingan karier dengan menggunakan
metode sosiodrama, ditetapkan sebagai berikut:
1. Adanya peningkatan kematangan karier siswa kelas XI TKJ SMK Piri 1
Yogyakarta dalam mengikuti bimbingan karier setelah diterapkan metode
sosiodrama yang ditunjukkan dengan kenaikan presentase sebesar 6% pada tahap
pra penelitian tindakan bimbingan, siklus I, dan siklus II.