BAB III METODOLOGI PENELITIAN
E. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data pada penelitian ini dengan:
1. Angket Kematanagan Karier
Angket yang digunakan merupakan skala pengukuran kematangan karier
yang disusun oleh peneliti berdasarkan indikator-indikator yang mempengaruhi
kematangan karier menurut Donal E. Super (Winkel dan Hastuti, 2007: 632).
Tujuannya untuk mengukur kematangan karier siswa kelas XI TKJ SMK Piri 1
Yogyakarta melalui bimbingan karier dengan menggunakan metode sosiodrama.
Peyebaran angket dilakukan sebanyak empat kali, yaitu pada saat uji coba angket
penelitian, kegiatan pra penelitian tindakan bimbingan, siklus I dan siklus II.
Melalui angket kematangan karier ini diharapkan dapat menggambarkan secara
37
Skala pengukuran kematangan karier siswa terdiri dari 40 butir. Masing-
masing pernyataan terdapat 4 kriteria jawaban dan pedoman penskoran butir,
yaitu Sangat Setuju (SS) = 4, Setuju (S) = 3, Kurang Setuju (KS) = 2 dan Tidak
Setuju (TS) = 1. Cara untuk menjawab setiap pernyataan item instrumen
kematangan karier, siswa diminta untuk memberikan tanda centang √ (check list)
pada kolom alternatif jawaban. Jawaban harus sesuai dengan kondisi atau situasi
sebenarnya yang sedang dialami siswa. Berikut ini merupakan kisi-kisi yang
digunakan sebagai pedoman untuk menyusun pernyataan dalam skala kematangan
karier siswa, aspek yang diamati adalah:
Tabel 1
Kisi-kisi Instrumen Kematangan Karier Sebelum Uji Coba
No Aspek Indikator Item Total
Favorable Unfavorable
1 Perencanaan karier
Pengolahan informasi tentang diri sendiri dan keluarga dekat.
2, 3, 11 6, 10, 12 6
Pengolahan informasi tentang lingkungan hidup yang relevan bagi perencanan karier.
14, 15 13, 16 4
2 Eksplorasi karier
Mengenal dunia kerja dan diri sendiri secara lebih luas dan lebih mendalam. 8 7 2 Menyadari pentingnya perencanaan masa depan. 19 35 2 Memahami kaitan antara rasa tanggung jawab dalam bekerja dengan kemajuan masyarakat dalam era pembangunan.
20 36 2
3 Pengetahuan tentang membuat keputusan Menggunakan pengetahuan dan pemikiran dalam membuat perencanaan karier. 21 4 2 Mengetahui bagaimana orang lain membuat keputusan karier. 22 23 2 4 Pengetahuan (Informasi) tentang dunia kerja
Memahami cara orang lain mempelajari pekerjaan.
33 9 2
Mengetahui alasan orang lain berpindah pekerjaan
37 38 2
Mengetahui tugas pekerjaan dalam satu suatu jabatan.
18 39 2
Memahami perilaku- perilaku positif dalam bekerja. 31, 34 32 3 5 Pengetahuan tentang kelompok kerja yang lebih disukai
Mengetahui tugas dari pekerjaan yang diinginkan. 40 30 2 Memahami persyaratan yang dibutuhkan dari pekerjaan yang diinginkan. 27 17 2
Mengetahui faktor dan alasan yang mempengaruhi pilihan pekerjaan. 28, 5 2 Memahami resiko- resiko yang mungkin muncul dari pilihan pekerjaan.
26 1 2
6 Realisasi keputusan
Memahami kekuatan
dan kelemahan diri. 29 1 Mengetahui faktor
pendukung dan penghambat karier.
24 25 2
39
2. Observasi Siswa
Observasi sebagai teknik pengumpulan data mempunyai ciri yang spesifik
bila dibandingkan dengan teknik yang lain, yaitu wawancara dan kuesioner.
Sutrisno Hadi (1986) mengemukakan bahwa, observasi merupakan suatu proses
yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari berbagai proses biologis dan
psikologis. Dua di antara yang terpenting adalah proses-proses pengamatan dan
ingatan (Sugiyono, 2010: 203).
Lembar observasi terstrukur adalah observasi yang telah dirancang secara
sistematis, tentang apa yang diamati, kapan dan di mana tempatnya (Sugiyono,
2010: 205). Lembar observasi ini disusun oleh peneliti dengan tujuan untuk
melengkapi data yang sudah didapat dari berbagai alat pengumpulan data yang
digunakan oleh peneliti. Lembar observasi berisi pedoman dalam melaksanakan
pengamatan aktivitas siswa dan peneliti pada saat bimbingan karier dengan
menggunakan metode sosiodrama. Lembar ini diisi oleh mitra kolaboratif pada
setiap pelaksanaan pra penelitian tindakan, siklus I dan siklus II. Berikut ini
panduan observasi terhadap siswa kelas XI TKJ SMK Piri 1 Yogyakarta dan
peneliti:
Tabel 2
Lembar Observasi Siswa
No Situasi Yang Diamati Kualifikasi
Baik Cukup Kurang
A Respon Siswa
1. Siswa hadir di kelas secara psikologis.
2. Partisipasi siswa dalam mengikuti bimbingan.
3. Keberanian siswa dalam
merefleksikan dan mengevaluasi bimbingan.
4. Kedisiplinan siswa dalam
mengerjakan tugas yang diberikan. 5. Konsentrasi siswa saat menonton
pertunjukan drama.
Keterangan: Baik = 3 Cukup = 2 Kurang = 1
yang ingin disampaikan melalui bimbingan dengan menggunakan metode sosiodrama.
B Situasi Pelaksanaan Sosiodrama
1. Kemampuan siswa dalam memahami intruksi yang disampaikan.
2. Kemampuan siswa dalam menghayati peran yang akan dimainakan.
3. Kemampuan dalam bekerjasama antar siswa saat bermain drama. 4. Kemampuan siswa dalam
mengingat dialog drama dan alur cerita.
5. Keberanian siswa saat menjadi pemimpin pertunjukan drama (narator).
6. Keberanian siswa saat memainkan drama di depan kelas.
7. Kepercayaan diri terhadap kemampuan diri sendiri dan kemampuan anggota kelompok. 8. Rasa tanggung jawab terhadap diri
sendiri dan kelompok saat pementasan drama. 9. Keberanian siswa dalam
mengambil resiko dan menerima kesalahan saat mementaskan drama.
10. Kemampuan siswa dalam mengembangkan kreativitasnya saat pementasan drama.
41
Berikut ini panduan observasi terhadap peneliti pada saat memberikan bimbingan
karier dengan menggunakan metode sosiodrama kepada siswa kelas XI TKJ SMK Piri 1
Yogyakarta:
Tabel 3
Lembar Observasi Peneliti
No Situasi Yang Diamati Kualifikasi
Baik Cukup Kurang
1
Kemampuan peneliti dalam
menyampaikan intruksi yang baik dan jelas kepada siswa.
2
Kemampuan peneliti dalam membangun keterlibatan dirinya dengan siswa.
3 Rasa empatik (perhatian) yang dimiliki peneliti kepada siswa. 4 Kemampuan peneliti menguasai
perencana tindakan kelas dengan menggunakan metode sosiodrama. 5 Kemampuan peneliti mengungkapkan
tujuan dari bimbingan dengan menggunakan metode sosiodrama. 6 Kreativitas peneliti dalam
merencanakan tindakan kelas. 7 Kemampuan peneliti dalam
mengklarifikasi apa yang disampaikan oleh siswa.
8 Kemampuan peneliti merefleksikan proses bimbingan.
9 Kemampuan peneliti dalam memberi dukungan (bobongan) kepada siswa. 10 Kemampuan peneliti dalam
bertingkah laku sebagai teladan yang baik untuk siswa.
Keterangan:
Baik = 3 Cukup = 2 Kurang = 1
Wawancara merupakan teknik pengumpulan data dengan cara
berkomunikasi, bertatap muka yang disengaja, terencana dan sistematis antara
pewawancara (interviewer) dengan individu yang diwawancarai (interviewee) (Hidayat dan Badrujaman, 2012: 124).
Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti
ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus
diteliti, dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang
lebih mendalam dan jumlah respondennya sedikit/kecil. Teknik pengumpulan
data ini mendasarkan diri pada laporan tentang diri sendiri (self-report), atau setidak-tidaknya pada pengetahuan dan atau keyakinan pribadi.
Wawancara dapat dilakukan secara terstruktur maupun tidak terstruktur, dan
dapat dilakukan melalui tatap muka (face to face) maupun dengan menggunakan telepon.
1) Wawancara terstruktur
Wawancara terstruktur digunakan sebagai teknik pengumpulan data, bila
peneliti atau pengumpul data telah mengetahui dengan pasti tentang
informasi apa yang akan diperoleh. Oleh karena itu dalam melakukan
wawancara, peneliti telah menyiapkan instrumen penelitian berupa
43
Wawancara dilakukan kepada dua orang siswa yang mengikuti layanan
bimbingan karier dengan menggunakan metode sosiodrama. Wawancara
dilakukan setelah kegiatan bimbingan dilaksanakan sehingga akan
mendapatkan data yang cukup objektif. Data wawancara akan digunakan
untuk mendukung data skala pengukuran kematangan karier. Berikut ini
adalah panduan wawancara tentang tanggapan siswa kelas XI TKJ SMK Piri
1 Yogyakarta terhadap bimbingan karier dengan menggunakan metode
sosiodrama.
Tabel 4
Panduan Wawancara Siswa
No Pertanyaan
1 Jelaskan bentuk partisipasi Anda saat mengikuti bimbingan hari ini?
2 Bagaimana perasaan Anda saat mengikuti bimbingan hari ini? 3 Bagaimana tanggapan Anda mengenai bimbingan yang
diberikan hari ini dengan menggunakan metode sosiodrama? 4 Manfaat apa saja yang Anda dapatkan setelah mengikuti
bimbingan hari ini dengan menggunakan metode sosiodrama? 5 Hal-hal menarik apa yang Anda dapatkan setelah mengikuti
bimbingan hari ini dengan menggunakan metode sosiodrama?
2) Wawancara tidak terstruktur
Wawancara tidak terstruktur adalah wawancara yang bebas di mana
peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara
sistematis dan lengkap untuk pengumpulan datanya (Sugiyono, 2010: 197).
Pedoman wawancara hanya berupa garis besar permasalahan yang akan
ditanyakan. Peneliti menggunakan wawancara tidak terstruktur ini untuk
mengidetikasi masalah dalam latar belakang pendahuluan. Pada penelitian
pendahuluan peneliti berusaha mendapatkan informasi awal tentang berbagai
issu atau permasalahan yang ada pada siswa kelas XI TKJ SMK Piri 1
Yogyakarta, sehingga peneliti dapat menentukan secara pasti bahwa
kematangan karier sebagai variabel penelitian. Wawancara dilakukan kepada
Ibu Sudarti selaku guru BK di kelas XI TKJ SMK Piri 1 Yogyakarta.
4. Dokumentasi
Dokumentasi dilakukan oleh mitra kolaboratif menggunakan kamera.
Dokumentasi ini digunakan oleh peneliti untuk merekam peristiwa penting
berupa rekaman foto. Hasil rekaman foto ini dapat diacu dalam wawancara
dan diskusi tentang data.