• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tingkat konformitas siswa : studi deskriptif pada siswa kelas XI SMK Marsudi Luhur 2 Yogyakarta tahun ajaran 2012/2013 dan implikasinya terhadap usulan topik-topik bimbingan pribadi-sosial.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Tingkat konformitas siswa : studi deskriptif pada siswa kelas XI SMK Marsudi Luhur 2 Yogyakarta tahun ajaran 2012/2013 dan implikasinya terhadap usulan topik-topik bimbingan pribadi-sosial."

Copied!
121
0
0

Teks penuh

(1)

viii

ABSTRAK

TINGKAT KONFORMITAS SISWA

(Studi Deskriptif pada Siswa Kelas XI SMK Marsudi Luhur 2 Yogyakarta

Tahun Ajaran 2012/2013 dan Implikasinya Terhadap Usulan Topik-topik

Bimbingan Pribadi-Sosial)

Rino Novidianta

Universitas Sanata Dharma

2014

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan tingkat konformitas siswa

kelas XI SMK Marsudi Luhur 2 Yogyakarta dan mengidentifikasi butir-butir item

konformitas yang terindikasi intens pada siswa kelas XI SMK Marsudi Luhur 2

Yogyakarta dalam implikasinya terhadap usulan topik-topik bimbingan

pribadi-sosial.

Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan metode survey. Subjek

penelitian keseluruhan adalah siswa kelas XI SMK Marsudi Luhur 2 Yogyakarta

tahun ajaran 2012/2013 yang berjumlah 95 orang, dan terdiri dari 65 siswa yang

digunakan sebagai subjek penelitian. Instrumen penelitian yang digunakan adalah

kuesioner tingkat konformitas siswa sebanyak 33 item. Kuesioner disusun

berdasarkan aspek-aspek konformitas yaitu kekompakan, kesepakatan, dan

ketaatan. Teknik analisis data yang digunakan adalah perhitungan persentase

dengan pendistribusiannya berdasarkan kriteria yang dirumuskan Azwar. Kriteria

terdiri dari tiga kategori yaitu, rendah, sedang dan tinggi. Tingkat reliabilitas

kuesioner sebesar 0,724.

(2)

ix

ABSTRACT

THE CONFORMITY LEVEL OF STUDENTS

(A descriptive Study on the Eleventh Grade Students at

SMK Marsudi Luhur

2

Yogyakarta in 2012/2013 Academic Year and its Implications to the

Suggested Topics of Personal-Social Guidance)

Rino Novidianta

Sanata Dharma University

2014

This research aims to describe the conformity level of the eleventh grade

students at SMK Marsudi Luhur 2 Yogyakarta and to identify the items of

conformity that are indicated intense in the eleventh grade students at SMK

Marsudi Luhur 2 Yogyakarta in its implications to the suggested topics of

personal-social guidance.

This research is descriptive research using survey method. The subject is

the eleventh grade students at SMK Marsudi 2 Luhur Yogyakarta in 2012/2013

academic year. The total number of population in this research is 95 students,

while this study involves 65 students as the sample of study. The research

instrument is a questionnaire which consists of 33 items to assess the conformity

level. This questionnaire was arranged based on the aspects of conformity, i.e.

compactness aspect, agreement aspect, and obedience aspect. The data were

analyzed by calculating the percentage of each aspect and categorizing the data

into low, medium, and high criteria based on the criteria according to Azwar. The

reliability level of the questionnaire is 0.724.

(3)

TINGKAT KONFORMITAS SISWA

(Studi Deskriptif pada Siswa Kelas XI SMK Marsudi Luhur 2

Yogyakarta Tahun Ajaran 2012/2013 dan Implikasinya Terhadap

Usulan Topik-topik Bimbingan Pribadi-Sosial)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memeroleh Gelar Sarjana Pendidikan (S1)

Program Studi Bimbingan dan Konseling

Oleh:

Rino Novidianta

091114079

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(4)

i

TINGKAT KONFORMITAS SISWA

(Studi Deskriptif pada Siswa Kelas XI SMK Marsudi Luhur 2

Yogyakarta Tahun Ajaran 2012/2013 dan Implikasinya Terhadap

Usulan Topik-topik Bimbingan Pribadi-Sosial)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memeroleh Gelar Sarjana Pendidikan (S1)

Program Studi Bimbingan dan Konseling

Oleh:

Rino Novidianta 091114079

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(5)
(6)
(7)

iv

MOTTO

Allah akan meninggikan orang-orang yang

beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi

(8)

v

PERSEMBAHAN

Dengan segenap kerendahan hati, penelitian ini saya persembahkan

untuk :

Allah SWT yang selalu melindungi dan menganugerahkan ilmu

pengetahuan kepadaku

Kepada Bapak dan Ibu tercinta, bapak Jono dan Ibu Zuhriah.

Ketiga adik-adikku tersayang, Reni Octaningtyas, Putra Chandra

Subekti, dan Sri Suryaningsih

Sahabat-sahabatku dan teman-teman Program Studi Bimbingan

(9)
(10)
(11)

viii ABSTRAK

TINGKAT KONFORMITAS SISWA

(Studi Deskriptif pada Siswa Kelas XI SMK Marsudi Luhur 2 Yogyakarta Tahun Ajaran 2012/2013 dan Implikasinya Terhadap Usulan Topik-topik

Bimbingan Pribadi-Sosial)

Rino Novidianta Universitas Sanata Dharma

2014

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan tingkat konformitas siswa kelas XI SMK Marsudi Luhur 2 Yogyakarta dan mengidentifikasi butir-butir item konformitas yang terindikasi intens pada siswa kelas XI SMK Marsudi Luhur 2 Yogyakarta dalam implikasinya terhadap usulan topik-topik bimbingan pribadi-sosial.

Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan metode survey. Subjek penelitian keseluruhan adalah siswa kelas XI SMK Marsudi Luhur 2 Yogyakarta tahun ajaran 2012/2013 yang berjumlah 95 orang, dan terdiri dari 65 siswa yang digunakan sebagai subjek penelitian. Instrumen penelitian yang digunakan adalah kuesioner tingkat konformitas siswa sebanyak 33 item. Kuesioner disusun berdasarkan aspek-aspek konformitas yaitu kekompakan, kesepakatan, dan ketaatan. Teknik analisis data yang digunakan adalah perhitungan persentase dengan pendistribusiannya berdasarkan kriteria yang dirumuskan Azwar. Kriteria terdiri dari tiga kategori yaitu, rendah, sedang dan tinggi. Tingkat reliabilitas kuesioner sebesar 0,724.

(12)

viii

ABSTRACT

THE CONFORMITY LEVEL OF STUDENTS

(A descriptive Study on the Eleventh Grade Students at

SMK Marsudi Luhur

2

Yogyakarta in 2012/2013 Academic Year and its Implications to the

Suggested Topics of Personal-Social Guidance)

Rino Novidianta

Sanata Dharma University

2014

This research aims to describe the conformity level of the eleventh grade

students at

SMK Marsudi Luhur 2

Yogyakarta and to identify the items of

conformity that are indicated intense in the eleventh grade students at

SMK

Marsudi Luhur 2

Yogyakarta in its implications to the suggested topics of

personal-social guidance.

This research is descriptive research using survey method. The subject is

the eleventh grade students at

SMK Marsudi 2 Luhur

Yogyakarta in 2012/2013

academic year. The total number of population in this research is 95 students,

while this study involves 65 students as the sample of study. The research

instrument is a questionnaire which consists of 33 items to assess the conformity

level. This questionnaire was arranged based on the aspects of conformity, i.e.

compactness aspect, agreement aspect, and obedience aspect. The data were

analyzed by calculating the percentage of each aspect and categorizing the data

into

low, medium,

and

high

criteria based on the criteria according to Azwar. The

reliability level of the questionnaire is 0.724.

(13)

x

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan yang Maha Esa atas segala rahmat dan

berkat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Penulis

menyadari bahwa seluruh pengalaman yang dialami saat mengerjakan sksipsi ini

merupakan cara dan pertolongan yang terindah dari Tuhan. Skripsi ini disusun

sebagai tugas akhir memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana

Pendidikan.

Penulis juga menyadari bahwa banyak pihak yang telah membantu

kelancaran dalam penyusunan skripsi ini. Tntuk itu, penulis mengucapkan

terimakasih yang sedalam-dalamnya kepada:

1. Dr. Gendon Barus, M.Si., sebagai Ketua Program Studi Bimbingan dan

Konseling Tniversitas Sanata Dharma Yogyakarta sekaligus sebagai dosen

pembimbing yang selalu sabar membimbing penulis dalam mengerjakan

skripsi, banyak memberi masukan, dan motivasi kepada penulis untuk segera

menyelesaikan skripsi ini.

2. Para dosen Program Studi Bimbingan dan Konseling Tniversitas Sanata

Dharma yang telah membekali banyak ilmu kepada penulis selama kuliah.

3. St. Priyatmoko sebagai pegawai administrasi Program Studi Bimbingan dan

Konseling Tniversitas Sanata Dharma yang telah bersedia memberikan

(14)

xi

4. Pemerintah Kota Yogyakarta dan Daerah Istimewa Yogyakarta yang telah

memberikan izin bagi penulis untuk melakukan penelitian dengan lancar.

5. Kepala Sekolah, Guru BK, beserta siswa kelas XI SMK Marsudi Luhur 2

Yogyakarta yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk

mengadakan penelitian di sekolah tersebut

6. Bapak “Jono” dan Ibu “Zuhriah” tercinta yang selalu memberikan dukungan,

cinta kasihnya, dan doa.

7. Keluarga besar “Kartowiharjo” dan “Abdullah Tmar” tercinta yang sudah

mengasihi dan menyayangiku.

8. Om “Budi Hartanto” Tante “Jamilatun Fatayati” tercinta yang telah kuanggap

sebagai keluarga keduaku di Pulau Jawa

9. Adik-adikku yang tercinta (Reni Octaningtyas, Putra Chandra Subekti, dan Sri

Suryaningsih) yang selalu memberikan motivasi dan supporterku selama ini

10. Ponakanku tersayang (Dimas Ghailan Anggara dan Faizan Dwi Nugraha)

yang selalu memberikan cerita yang mampu mengobati rasa rinduku

11. Teman-teman Program Studi Bimbingan dan Konseling angkatan 2009

semuanya dan terkhusus untuk (Aditiya Budi Wahyu Putra, Aldian Putranto

Hadi, Dwi Elok Permata Ningtyas, Wiratama Rahman, Widya Wulan H.,

Leslie Aida C.L., Vitaly Rica Fernando, Lisbeth Riany P, dan lainnya yang tak

bisa disebutkan satu persatu) atas kebersamaan dan saling berbagi suka dan

(15)

xii

12. Ibu bapak kos dan teman-teman “Wisma Prasetiar” ku atas kebersamaan baik

suka maupun duka yang dilalui bersama yang sudah kuanggap sebagai

keluargaku di Yogyakarta.

13. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah memberi

perhatian, bantuan dan dukungan yang baik secara tidak langsung maupun

langsung selama penulisan skripsi ini.

Penulis menyadari akan kekurangan dan kelemahan penulis dalam

mengerjakan skripsi ini. Penulis mohon maaf apabila dalam skripsi ini terdapat

banyak kekurangan dan kesalahan dalam penulisan skripsi ini. Terima Kasih.

(16)

xiii DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBINJ... ii

HALAMAN PENJESAHAN ... iii

HALAMAN MOTTO ... iv

HALAMAN PERSEMBAHAN ... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINJAN AKADEMIS ... vii

ABSTRAK ... viii

ABSTRACT ... ix

KATA PENJANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xiii

DAFTAR TABEL ... xvi

DAFTAR JRAFIK ... xvii

DAFTAR LAMPIRAN ... xviii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 6

C. Tujuan Penelitian ... 6

D. Manfaat Penelitian ... 7

E. Batasan Istilah ... 8

BAB II KAJIAN TEORITIS ... 9

A. Hakekat Konformitas pada Remaja ... 9

1. Pengertian Konformitas ... 9

2. Faktor-faktor Konformitas ... 10

3. Aspek-aspek Konformitas ... 13

(17)

xiv

5. Proses Terjadinya Konformitas ... 16

6. Konformitas di Kalangan Remaja ... 17

7. Karakteristik Remaja yang Memiliki Konformitas ... 20

B. Jeng dan Konformitas ... 22

1. Pengertian Jeng ... 22

2. Faktor Terjadinya Jeng ... 23

3. Ciri-ciri Jeng ... 23

4. Tipe Jeng ... 25

5. Konformitas pada Jeng Remaja ... 26

C. Bimbingan Pribadi-Sosial Sebagai Upaya untuk Mengatasi Perilaku Konformitas pada Remaja ... 33

1. Pengertian Bimbingan Pribadi-Sosial ... 33

2. Tujuan Bimbingan Pribadi-Sosial ... 34

3. Topik-topik Bimbingan Pribadi-Sosial yang Implikatif untuk Mengatasi Perilaku Konformitas pada Remaja ... 34

BAB III METODE PENELITIAN ... 36

A. Jenis Penelitian ... 36

B. Subjek Penelitian ... 36

C. Alat Pengumpulan Data Penelitian ... 37

1. Skala Pengukuran ... 37

2. Penentuan Skor (scoring) ... 38

3. Kisi-kisi Kuesioner ... 39

4. Validitas instrumen ... 40

5. Reliabilitas instrumen ... 42

6. Uji Coba Empirik terhadap Kuesioner ... 43

7. Penelitian ... 45

8. Prosedur Pengumpulan Data ... 46

(18)

xv

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 53

A. Hasil Penelitian ... 53

1. Deskripsi Secara Umum Tingkat Konformitas Siswa Kelas XI SMK Marsudi Luhur 2 Yogyakarta ... 53

2. Butir-butir Instrumen Tingkat Konformitas Siswa Kelas XI SMK Marsudi Luhur 2 Yogyakarta ... 55

B. Pembahasan Hasil Penelitian ... 60

C. Implikasi Hasil Penelitian Terhadap Usulan Topik-topik Bimbingan Pribadi-Sosial ... 67

BAB IV PENUTUP ... 73

A. Kesimpulan ... 73

B. Saran-saran ... 73

DAFTAR PUSTAKA ... 76

(19)

xvi

DAFTAR TATEL

Tabel 1 : Tabel Skoring Rata-rata Konformitas Siswa ... 38

Tabel 2 : Kisi-kisi Kuesioner Konformitas Siswa ... 40

Tabel 3 : Kriteria Juilford ... 43

Tabel 4 : Hasil Validitas Uji Coba Penelitian Kuesioner Konformitas Siswa ... 44

Tabel 5 : Hasil Reliabilitas Uji Coba Penelitian Kuesioner Konformitas Siswa ... 45

Tabel 6 : Hasil Reliabilitas Uji Penelitian Deskripsi Tingkat Konformitas Siswa Kelas XI Marsudi Luhur 2 Yogyakarta ... 45

Tabel 7 : Jadwal Pengumpulan Data Uji Coba Penelitian ... 47

Tabel 8 : Jadwal Pengumpulan Data Penelitian ... 47

Tabel 9 : Norma Penggolongan Kategorisasi Deskripsi Tingkat Konformitas Siswa Kelas XI SMK Marsudi Luhur 2 Yogyakarta ... 50

Tabel 10 : Kategori Subyek Tingkat Konformitas Siswa ... 51

Tabel 11 : Kategori Butir Item Tingkat Konformitas ... 52

Tabel 12 : Penggolongan Subjek dalam Tiga (3) Kategori ... 54

Tabel 13 : Penggolongan Butir-butir Item dalam Tiga (3) Kategori ... 56

Tabel 14 : Butir-butir Item yang Masuk Kategori Tinggi ... 58

Tabel 15 : Butir-butir Item yang Masuk Kategori Sedang ... 59

Tabel 16 : Butir-butir Item yang Masuk Kategori Rendah ... 60

Tabel 17 : Rumusan Butir-butir Item dan Usulan Topik-topik Bimbingan Pribadi-Sosial ... 69

(20)

xvii

DAFTAR GRAFIK

Jrafik 1 : Tingkat Konformitas Siswa Kelas XI SMK Marsudi Luhur 2

Yogyakarta Dilihat dari Jumlah Subjek ... 55 Jrafik 2 : Tingkat Konformitas Siswa Kelas XI SMK Marsudi Luhur 2

(21)

xviii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Surat Izin Penelitian ... 80

Lampiran 2 : Tabulasi Data Induk Uji Coba Instrumen dan Penelitian ... 83

Lampiran 3 : Hasil Uji Validitas Instrumen ... 88

Lampiran 4 : Rekam Hasil Perhitungan Uji Reliabilitas ... 91

(22)

1

BABB1B PENDAHULUANB B

Pada bab ini dipaparkan mengenai latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan batasan istilah/definisi operasional variabel penelitian.

A. LatarBBelakangBMasalahB

Dunia remaja merupakan dunia pencarian jati diri seseorang yang mulai beranjak keluar dari masa anak-anak menuju ke masa dewasa (Erickson dalam Ali & Ansori, 2005). Istilah lainnya, remaja adalah masa transisi yang dalam setiap perjalanannya, individu akan menemukan hal-hal baru yang belum pernah dialaminya dan akan memperkaya pengalamannya. Usia remaja berkisar antara 10-21 tahun (Deswita, 2006:192), serta berada pada jenjang pendidikan sekolah menengah pertama (SMP) hingga sekolah menengah atas (SMA). Sebagaimana pada masa anak-anak, tugas perkembangan tetap terus berjalan dan harus dilewati oleh setiap insan, termasuk remaja.

(23)

Selain itu, remaja lebih menonjolkan sesuatu pada pribadinya yang

membedakan dirinya dengan orang dewasa, yaitu originalitas, bukan pada

identitas. Ciri-ciri yang menonjol pada usia remaja ini terletak pada perilaku

sosialnya. Pada masa-masa ini, teman sebaya mempunyai arti yang sangat

penting, dimana mereka ikut dalam kelompok/klik/geng tertentu yang sebaya.

Keterlibatan remaja dalam aktivitas berkelompok di atas bukan tanpa

alasan. Berbagai keinginan yang seringkali tidak dapat terpenuhi mendorong

mereka untuk menemukan jalan keluarnya, salah satunya adalah dengan

membentuk kelompok yang berasal dari sebayanya. Teman sebaya

memberikan suatu dunia yang luas, dunia yang merupakan tempat bagi

remaja untuk berekspresi, berinteraksi, bersosialisasi dimana disitu terdapat

berbagai norma yang berlaku. Seiring dengan laju perkembangan dunia yang

semakin pesat, kelompok remaja rentan terbawa arus pada perubahan yang

terjadi, bukan hanya pada nilai diri sebagai pribadi, namun meluas ke aspek

sosial.

Kepribadian remaja yang menonjol adalah pada minat mereka untuk

bergabung ke dalam suatu persahabatan yang dimana terdapat motif untuk

menjadi sama, sesuai, seragam dengan nilai-nilai, kebiasaan, kegemaran, atau

budaya teman sebayanya. Motif tersebut lebih dikenal dengan istilah

conformnty atau konformitas.

Perilaku konformitas sangat lazim ditemui dalam kehidupan

sehari-hari. Konformitas sendiri dapat menjadi positif apabila kelompok

(24)

pengembangan diri yang positif. Sebaliknya, konformitas dapat pula menjadi

negatif apabila dibiarkan tanpa adanya arahan dan bimbingan yang baik dan

benar, sehingga perilaku yang timbul bisa berlebihan, bahkan menyimpang.

Konformitas itu sendiri ditandai dengan timbulkan rasa solidaritas

yang kuat atau kekompakan, kesepakatan antara anggota kelompok, misalnya

dalam persamaan pendapat, kepercayaan, hingga ketaatan (Sears dkk, 1994).

Mayoritas remaja memiliki sejumlah norma yang berstandar tertentu dalam

kelompok. Mereka berusaha untuk menjadi seorang konformis, dalam artian

berusaha untuk bersikap sama dengan anggota kelompok lain.

Seiring perubahan zaman, perilaku kelompok remaja cenderung

menuju ke arah konformitas negatif. Banyak media yang memberitakan

sejumlah aksi kelompok remaja yang anarkis. Kita dapat menyimak berita

yang marak akhir-akhir ini. Kompas menerbitkan berita dimana ada dua

sekolah menengah atas negeri (SMAN) di Jakarta terlibat tawuran. Banyak

spekulasi yang berkembang seputar penyebab tawuran tersebut, salah satu

diantaranya dikarenakan dendam masa lampau yang sengaja dipelihara

turun-temurun. Siswa menganggap, perseteruan yang terjadi diantara kedua sekolah

tersebut sebagai hal yang membudaya dan lumrah saja dilakukan.

Tawuran sekolah memang merupakan potret buram dalam dunia

pendidikan Indonesia. Data statistik wilayah Polda Metro Jaya tahun 2012

setidaknya menunjukkan ada 128 kasus tawuran sepanjang 2010. Jumlah

(25)

100%. Sedangkan pada bulan Januari-Juni 2012, terdapat 139 kasus tawuran

yang menewaskan 12 pelajar.

Beberapa kasus kekerasan lainnya yang sempat terekam oleh media

massa adalah kasus penindasan (bullynnm) kakak kelas terhadap adik kelas di

salah satu SMA negeri di Jakarta. Usut punya usut, ternyata pelaku bullying

adalah para Jeger/Brengos yang tergabung dalam geng sekolah. Pada wilayah

Yogyakarta sendiri, memasuki tahun 2000an, geng remaja kian bervariatif

dilihat dari segi perilakunya. Dari sekedar para pemuda yang menjalar ke

pejantan tangguh (remaja putra dan siswa SMA) dan kemudian berkembang

menjadi geng yang berbasiskan sekolah SMP. Lembaga Perlindungan Anak

(LPA) DIY mengeluarkan data hingga Februari 2012, kasus kekerasan

tertinggi dipegang oleh Bantul dengan 135 kasus, disusul oleh data

keseluruhan wilayah Sleman, Kota Yogyakarta, Kulon Progo serta Gunung

Kidul dengan angka 145 kasus. (Nyadi Kasmorejo, diakses pada 3 Januari

2013).

Tawuran hanya segelintir kasus di Yogyakarta dimana ada motif

konformitas yang begitu kuat pengaruhnya bagi kaum remaja. Ada banyak

perilaku yang berkaitan dengan konformitas, diantaranya mulai dari perilaku

merokok, membolos sekolah, penyalahgunaan narkoba, seks bebas

(pranikah), minum-minuman keras, gaya hidup hedonis, hingga pesatnya

kelompok/geng motor yang begitu popular.

Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Marsudi Luhur 2 Yogyakarta

(26)

Hal yang melatarbelakangi peneliti melakukan penelitian di SMK Marsudi

Luhur 2 Yogyakarta adalah karena merupakan salah satu sekolah yang

siswanya mayoritas berjenis kelamin laki-laki (homogen) dan berdasarkan

hasil sharnnm dengan teman-teman yang pernah melakukan program

pengenalan lapangan (PPL) SM di sana dan salah satu guru bidang studi

SMK Marsudi Luhur 2 Yogyakarta.

Peneliti beranggapan bahwa konformitas lebih mudah terjadi apabila

di dalam suatu sekolah terdapat homogenitas jenis kelamin. Hasil sharing

dengan teman-teman PPL hingga guru dan beberapa siswa menunjukkan

bahwa keadaan siswa di sekolah tersebut dapat mewakili variabel yang ingin

diteliti oleh peneliti yaitu konformitas. Salah satu contoh dari perilaku siswa

yang menunjukkan perilaku konformitas adalah bolos sekolah bersama, ribut

di kelas, merokok, hingga keaktifan beberapa siswa di dalam suatu geng.

Uraian-uraian di atas menimbulkan beberapa pernyataan. Apa yang

terjadi apabila perilaku-perilaku tersebut tetap dipertahankan dan cenderung

dibudayakan oleh remaja di tanah air tercinta kita? Begitu bahayakah perilaku

konformitas yang negatif bagi kehidupan remaja sehingga mendorong peneliti

untuk menelusuri lebih jauh serta menterjemahkannya ke dalam sebuah karya

penelitian “TINGKAT KONFORMITAS SISWA (Studi Deskriptif pada

Siswa Kelas XI SMK Marsudi Luhur 2 Yogyakarta Tahun Ajaran 2012/2013

(27)

A. Rumusan Masalah

Berdasarkan pada uraian yang disampaikan pada latar belakang, maka

dapat dirumuskan suatu rumusan masalah berupa pertanyaan sebagai

berikut:

1. Seberapa tinggikah tingkat konformitas yang muncul pada siswa kelas

XI SMK Marsudi Luhur 2 Yogyakarta?

2. Berdasarkan hasil analisis butir instrumen, butir-butir item konformitas

mana yang terindikasi intens pada siswa kelas XI SMK Marsudi Luhur

2 Yogyakarta dalam implikasinya terhadap usulan topik-topik

bimbingan pribadi-sosial?

B. Tujuan Penelitian

Penelitian ini memiliki tujuan untuk;

1. Mendeskripsikan tingkat konformitas siswa kelas XI SMK Marsudi

Luhur 2 Yogyakarta,

2. Mengidentifikasi butir-butir item konformitas yang terindikasi intens

pada siswa kelas XI SMK Marsudi Luhur 2 Yogyakarta dalam

(28)

C. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi yang

bermanfaat bagi masyarakat luas khususnya pada bidang pendidikan

serta dapat menjadi masukan yang berguna dan dapat sebagai

tambahan bahan referensi untuk penelitian lebih dalam mengenai

perilaku konformitas pada remaja.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Guru

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi bagi

Guru mengenai tingkat perilaku konformitas yang terjadi di

kalangan remaja atau siswa didik sehingga dapat sedini mungkin

dipelajari dan bertindak.

b. Siswa

Penelitian ini diharapkan memiliki guna bagi siswa atau peserta

didik dalam mencermati kehidupan berinteraksi dengan teman

atau kelompok sebaya dengan evaluasi diri.

c. Peneliti lain

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai sumber

referensi, inspirasi dan data apabila kelak ingin melakukan

(29)

D. Batasan Istilah

1. Konformitas

Konformitas adalah suatu bentuk kepatuhan perilaku, sikap, dan

keyakinan individu karena adanya tekanan dari kelompok manapun

dan mengindahkan nilai-nilai yang berlaku. Konformitas pada individu

dapat terlihat melalui kekompakan terhadap kelompok, adanya

persamaan visi misi, ketaatan pada peraturan kelompok. Tujuan dari

sikap conform ini adalah untuk mendapatkan perlindungan kepada

kelompok dalam rangka menghindari celaan sosial, mendapatkan

pengakuan identitas, kepercayaan diri dan membuat suatu kesan yang

baik agar dapat diterima oleh kelompoknya atau orang lain. Perilaku

konformitas yang diteliti adalah perilaku yang menunjukkan

konformitas kelompok baik di sekolah maupun di luar sekolah yang

cenderung negatif bagi siswa.

2. Remaja

Remaja merupakan suatu periode tumbuhnya seseorang dalam masa

transisi dari anak-anak ke masa dewasa yang meliputi semua

perkembangan yang dialami sebagai persiapan memasuki masa

dewasa. Pada masa ini, remaja mengalami banyak konflik misalnya

pertentangan antara diri dengan orangtua, krisis identitas, hingga

keterlibatan dalam suatu kelompok, perilaku konformitas biasanya

(30)

9 BABBIIB KAJIANBTEORITISB

Pada bab ini dipaparkan mengenai tinjauan teoritip mengenai

konformitap, diantaranya adalah hakekat konformitap pada remaja, konformitap

pada remaja, gang dan konformitap hingga bimbingan pribadi-popial untuk

mengatapi perilaku konformitap pada remaja.

A. HakekatBKonformitasBpadaBRemajaB

1. PengertianBKonformitasB

Konformitap memiliki pengertian yang berpumber dari beberapa

ahli. Konformitap adalah puatu tuntutan yang tidak tertulip dari kelompok

teman pebaya terhadap anggotanya tetapi memiliki pengaruh yang kuat

dan dapat menyebabkan munculnya perilaku-perilaku tertentu pada

anggota kelompok (Zebua dan Nurdjayadi, 2001: 73). Calhoun (1990)

berpendapat konformitap adalah perubahan keyakinan atau tingkah laku

pepeorang agar pepuai dengan lingkungan atau kelompok. Menurut Willip

(dalam Sarwono, 2005) konformitap adalah upaha terup menerup dari

individu untuk pelalu pelarap dengan norma-norma yang diharapkan oleh

kelompok. Jika perpeppi individu tentang norma-norma kelompok

(ptandar popial) berubah, maka ia akan mengubah pula tingkah lakunya.

Searp (1994) berpendapat bahwa konformitap adalah penyepuaian

(31)

Berdasarkan1 definisi1 konformitas1 yang1 dipaparkan1 oleh1 beberapa1 tokoh1 diatas,1 dapat1 disimpulkan1 bahwa1 konformitas1 merupakan1 1 suatu1 bentuk1penyesuaian1diri1individu1untuk1diterima1dalam1kelompok,1berupa1 kepatuhan1 untuk1 menyamakan1 sikap1 dan1 tingkah1 laku1 sesuai1 dengan11 tekanan1norma-norma1dan1nilai1yang1berlaku1di1dalam1lingkungan1atau1 kelompok1tertentu.11

1

2. Faktor-faktor Konformitas

Menurut1 Sarwono1 (2005),1 faktor-faktor1 yang1 mempengaruhi1 konformitas1adalah:1

a. Keterpaduan1(cohesiveness)1

Keterpaduan1atau1kohesi1(cohesiveness)1adalah1perasaan1“kekitaan”1 antara1 anggota1 kelompok.1 Semakin1 kuat1 rasa1 keterpaduan1 atau1 “kekitaan”1 tersebut,1 semakin1 besar1 pengaruhnya1 pada1 perilaku1 individu.1

b. Ukuran1kelompok1

Berdasarkan1percobaan1dari1Milgram,1dkk1(dalam1Sarwono,12005),1 dapat1 disimpulkan1 bahwa1 semakin1 besar1 kelompok,1 maka1 semakin1 besar1pula1pengaruhnya.1

c. Suara1Bulat11

(32)

tidak1 enak1dan1tertekan,1sehingga1 akhirnya1mereka1 menyerah1 pada1 pendapat1kelompok1mayoritas.1

d. Status1

Semakin1 tinggi1 status1 orang1 yang1 menjadi1 contoh,1 maka1 semakin1 besar1pengaruhnya1bagi1orang1lain1untuk1confors1atau1patuh.1

e. Tanggapan1umum1

Perilaku1 yang1 yang1 dapat1 didengar1 atau1 dilihat1 lebih1 mendorong1 konformitas1 daripada1 perilaku1 yang1 hanya1 dapat1 didengar1 dan1 diketahui1oleh1orang1tertentu1saja1(Myers1dalam1Sarwono,12005).1 f. Komitmen1umum1

Orang1yang1tidak1mempunyai1komitmen1apa-apa1kepada1masyarakat1 atau1 orang1 lain1 akan1 lebih1 mudah1confors1 daripada1 yang1 sudah1 pernah1 mengucapkan1 suatu1 pendapat1 (Deutsch1 &1 Gerrard1 dalam1 Sarwono,12005).1

Sears1 dkk (1994)1 menyatakan1 faktor-faktor1 yang1 dapat1 mempengaruhi1konformitas1seseorang,1yaitu:1

a. Pengaruh1Informasi1

Orang1 lain1 merupakan1 sumber1 informasi1 yang1 penting.1 Oleh1 karena1 itu,1 tingkat1 konformitas1 yang1 didasarkan1 pada1 informasi1 ditentukan1oleh1dua1aspek1situasi,1yaitu1sejauh1mana1mutu1informasi1 yang1 dimiliki1 orang1 lain1 tentang1 apa1 yang1 benar1 dan1 sejauh1 mana1 kepercayaan1diri1kita1terhadap1penilaian1kita1sendiri.1

(33)

b. Kepercayaan1terhadap1kelompok1

Pada1 situasi1 konformitas,1 individu1 mempunyai1 suatu1 pandangan1dan1kemudian1menyadari1bahwa1kelompoknya1menganut1 pandangan1yang1bertentangan.1Individu1ingin1memberikan1informasi1 yang1 tepat.1 Oleh1 karena1 itu,1 semakin1 besar1 kepercayaan1 individu1 terhadap1 kelompok1 sebagai1 sumber1 informasi1 yang1 benar,1 semakin1 besar1pula1untuk1menyesuaikan1diri1terhadap1kelompok.1

c. Kepercayaan1yang1lemah1terhadap1penilaian1sendiri1

Sesuatu1 yang1 meningkatkan1 kepercayaan1 individu1 terhadap1 penilaiannya1 sendiri1 akan1 menurunkan1 konformitas1 adalah1 tingkat1 keyakinan1 individu1 tersebut1 pada1 kemampuannya1 sendiri1 untuk1 menampilkan1suatu1reaksi.1Selain1itu,1tingkat1kesulitan1yang1dibuat1 juga1 dapat1 mempengaruhi1 keyakinan1 individu1 terhadap1 kemampuannya,1 dimana1 semakin1 sulit1 penilaian1 tersebut,1 semakin1 rendah1rasa1percaya1yang1dimiliki.1

d. Rasa1takut1terhadap1celaan1sosial1dan1penyimpangan11

Alasan1 seseorang1 melakukan1 konformitas1 adalah1 demi1 memperoleh1 persetujuan1 atau1 menghindari1 celaan1 kelompok.1 Seseorang1 tidak1 mau1 dilihat1 sebagai1 orang1 lain1 dari1 yang1 lain.1 Ia1 ingin1 agar1 kelompok1 tempat1 ia1 berada1 menyukainya,1 memperlakukannya1dengan1baik,1dan1bersedia1menerima1dirinya.1

(34)

3. Aspek-aspek Konformitas

Sears1 dkk1 (1994),1 berpendapat1 bahwa1 konformitas1 akan1 mudah1 terlihat1 serta1 mempunyai1 aspek-aspek1 yang1 khas1 dalam1 kelompok.1 Adapun1aspek-aspek1yang1dimaksud1di1dalamnya,1yaitu:11

a. Aspek1kekompakan11

Istilah1 kekompakan1 adalah1 jumlah1 total1 kekuatan1 yang1 menyebabkan1 orang1 tertarik1 pada1 suatu1 kelompok1 dan1 yang1 membuat1 mereka1 ingin1 tetap1 menjadi1 anggotanya.1 Kekompakkan1 mengacu1 pada1 kekuatan1 yang1 menyebabkan1 para1 anggotanya1 menetap1dalam1suatu1kelompok.11

b. Aspek1kesepakatan11

(35)

karena1 hancurnya1 kesepakatan1 disebabkan1 oleh1 beberapa1 faktor,1 antara1lain1:

1) Tingkat1 kepercayaan1 terhadap1 mayoritas1 akan1 menurun1 bila1 terjadi1perbedaan1pendapat

2) Bila1 anggota1 kelompok1 yang1 lain1 mempunyai1 pendapat1 yang1 sama,1 keyakinan1 individu1 terhadap1 pendapatnya1 sendiri1 akan1 semakin1kuat.

3) Bila1 individu1 mempunyai1 pendapat1 yang1 berbeda1 dengan1 anggota1 kelompok1 yang1 lain1 individu1 akan1 dikucilkan1 dan1 dianggap1 sebagai1 orang1 yang1 menyimpang,1 baik1 dalam1 pandangannya1sendiri1maupun1dalam1pandangan1orang1lain.

c. Aspek1ketaatan11

Konformitas1 merupakan1 bagian1 dari1 persoalan1 mengenai1 bagaimana1 membuat1 individu1 rela1 melakukan1 sesuatu1 yang1 sebenarnya1 tidak1 ingin1 mereka1 lakukan.1 Salah1 satu1 caranya1 adalah1 melalui1tekanan1sosial.11

Adapun1 bentuk1 –1 bentuk1 tekanan1 sosial1 yang1 dapat1 memunculkan1 ketaatan1dalam1diri1individu1antara1lain1:11

1) Ketaatan1terhadap1otoritas1yang1sah.1

(36)

adalah1 keyakinan1 umum1 bahwa1 pihak1otoritas1 mempunyai1hak1 untuk1menuntut1ketaatan1terhadap1perintahnya.1

2) Ganjaran,1hukuman,1dan1ancaman.1

Salah1 satu1 cara1 untuk1 menimbulkan1 ketaatan1 adalah1 dengan1 meningkatkan1 tekanan1 terhadap1 individu1 untuk1 menampilkan1 perilaku1 yang1 diinginkan1 melalui1 ganjaran,1 hukuman,1 atau1 ancaman.1Semua1itu1merupakan1insentif1pokok1untuk1mengubah1 perilaku1seseorang.1

3) Harapan1orang1lain1terhadap1individu

Sampai1 suatu1 tingkat1 yang1 sulit1 dipercaya,1 individu1 akan1 rela1 memenuhi1 permintaan1 orang1 lain1 hanya1 karena1 orang1 lain1 tersebut1mengharapkannya

4) Peniruan1dari1model1yang1melakukan

(37)

memberikan1 ganjaran1 tetapi1 tidak1 benar-benar1 melakukannya1 dan1ada1model1yang1betul-betul1memberikan1ganjaran.1

5) Menempatkan1individu1dalam1situasi1terkendali1yang1dirancang1 untuk1memberi1tekanan1secara1halus1sehingga1individu1tersebut1 mengalami1kesulitan1untuk1menolak.

f. Bentuk-bentuk Konformitas

Sarwono1 (2005)1 mengatakan1 bahwa1 terdapat1 dua1 bentuk1 konformitas,1yaitu:1

a. Menurut1 (cospliance)1 adalah1 konformitas1 yang1 dilakukan1 secara1 terbuka1sehingga1terlihat1oleh1umum1walaupun1hatinya1tidak1setuju.1 Jika1 hal1 ini1 mengenai1 perintah,1 maka1 dinamakan1 ketaatan1 (obedience).1

b. Penerimaan1(acceptance)1adalah1konformitas1yang1disertai1perilaku1 dan1kepercayaan1yang1sesuai1dengan1tatanan1sosial.1

1

5. Proses Terjadinya Konformitas

a. Ross,1 Bierbauer1 &1 Stoffman1 (1976)1 pada1 teori1Social Cosparison Theory menjelaskan1 bahwa1 seseorang1 akan1 konform1 dengan1 kelompoknya1karena1ia1menilai1bahwa1kelompok1tersebut1benar,1dan1 dia1merasa1takut1kalau1ditolak.1

(38)

kelompoknya,1maka1akan1timbul1perasaan1tidak1enak.1Dalam1kondisi1 demikian,1jelas1yang1paling1aman1adalah1konformitas.1

1

6. Konformitas di Kalangan Remaja a. Remaja Sebagai Periode Masa Kritis

Remaja1 merupakan1 suatu1 periode1 atau1 masa1 tumbuhnya1 seseorang1 dalam1 masa1transisi1 dari1 anak-anak1 ke1masa1dewasa1 yang1 meliputi1 semua1 perkembangan1 yang1 dialami1 sebagai1 persiapan1 memasuki1masa1dewasa.1Borring1(dalam1Hurlock,11990).1Monks,1dkk1 (dalam1 Hurlock,1 1990)1 menyatakan1 bahwa1 remaja1 merupakan1 suatu1 masa1 di1 saat1 individu1 berkembang1 dari1 pertama1 kali1 menunjukkan1 tanda-tanda1 seksual,1 mengalami1 perkembangan1 psikologis1 dan1 pola1 identifikasi1 dari1 anak1 menjadi1 dewasa,1 serta1 terjadi1 peralihan1 dari1 ketergantungan1 sosial1 ekonomi1 yang1 penuh1 pada1 keadaan1 yang1 mandiri.11

(39)

Berdasarkan1 teori-teori1 di1 atas,1 maka1 dapat1 diambil1 benang1 merah1bahwa1masa1remaja1merupakan1masa1yang1rentan1dipengaruhi1 oleh1 lingkungan1 tempat1 tinggal.1 Pada1 masa1 ini,1 remaja1 terdorong1 untuk1menimba1dan1menerima1pengalaman1sebanyak-banyaknya1dari1 hal-hal1yang1ditemuinya1sehingga1dikhawatirkan1mudah1terbawa1arus1 yang1 bertentangan1 seperti1 perilaku1 yang1 mengganggu1 ketertiban1 umum,1misalnya1terlibat1kekerasan1tawuran,1narkoba,1seks1bebas1dan1 lain-lain.1 Perilaku-perilaku1 tersebut1 cenderung1 mengarah1 pada1 perilaku1 konformitas.1 Konformitas1 dipengaruhi1 oleh1 karakteristik-karakteristik1yang1ada1pada1remaja.1

1

b. Karakteristik Remaja

Masa1 remaja1 dikenal1 dengan1 dengan1 masa1 mencari1 jati1 diri,1 dikarenakan1 masa1 remaja1 merupakan1 masa1 peralihan1 antara1 masa1 kehidupan1 anak-anak1 dan1 masa1 kehidupan1 orang1 dewasa1 (Erickson1 dalam1 Ali1 &1 Asrori,1 2005).1 Monks,1 Knoers,1 dan1 Haditono1 (2004)1 membedakan1masa1remaja1menjadi1empat1bagian,1yaitu:1

1) Usia110-121tahun1=1masa1pra-remaja1 2) Usia112-151tahun1=1masa1remaja1awal1

3) Usia115-181tahun1=1masa1remaja1pertengahan1

(40)

1) Kegelisahan1

Pada1 masa1 remaja,1 timbul1 dorongan1 untuk1 mendapat1 pengalaman1 sebanyak-banyaknya1 untuk1 menambah1 pengetahuan.1 Di1sisi1lain,1remaja1belum1mampu1melakukan1berbagai1hal1dengan1 baik1 sehingga1 tidak1 berani1 mengambil1 tindakan1 mencari1 pengalaman1langsung1dari1sumbernya.1Tarik-menarik1antara1angan-angan1 yang1 tinggi1 dengan1 kemampuan1 yang1 masih1 belum1 memadai,1mengakibatkan1mereka1diliputi1perasaan1gelisah.1

2) Pertentangan1

Sebagai1individu1yang1sedang1mencari1jati1diri,1remaja1berada1 pada1situasi1psikologis1antara1ingin1melepaskan1diri1dari1orangtua1 dan1perasaan1masih1belum1mampu1untuk1mandiri.1Oleh1karena1itu,1 pada1 umumnya1 remaja1 sering1 mengalami1 kebingungan1 karena1 sering1 terjadi1 pertentangan1 antara1 mereka1 dengan1 orangtua.1 Pertentangan1itu1menimbulkan1keinginan1remaja1untuk1melepaskan1 diri1 dari1 orangtua,1 namun1 keinginan1 itu1 ditentang1 kembali1 oleh1 mereka1di1kemudian1hari1karena1dalam1diri1remana,1ada1keinginan1 untuk1memperoleh1rasa1aman.1

3) Mengkhayal1

(41)

terkadang1khayalan1menghasilkan1sesuatu1yang1bersifat1konstruktif,1 misalnya1timbul1ide-ide1tertentu1yang1dapat1direalisasikan.1

4) Aktivitas1berkelompok1

Berbagai1macam1keinginan1para1remaja1seringkali1tidak1dapat1 terpenuhi1 karena1 bermacam-macam1 kendala.1 Kebanyakan1 remaja1 menemukan1 jalan1 keluar1 dari1 kesulitannya1 setelah1 mereka1 berkumpul1dengan1 rekan1sebaya1 untuk1 kegiatan1bersama.1 Mereka1 melakukan1 suatu1 kegiatan1 secara1 berkelompok1 sehingga1 berbagai1 kendala1dapat1diatasi1bersama-sama.1

1

7. Karakteristik Remaja yang Memiliki Konformitas

Remaja1yang1memiliki1perilaku1konformitas1memiliki1karakteristik1 yang1 dilihat1 dari1 aspek-aspek1 konformitas1 menurut1 Sears1 dkk1 (1994).1 Karakteristik-karakteristik1tersebut1dapat1dicermati1sebagai1berikut.1

a. Adanya1 kekompakkan1 yang1 dibangun1 bersama1 karena1 rasa1 suka1 terhadap1 anggota1 kelompok1 dan1 dengan1 harapan1 individu1 mendapat1 manfaat1 dari1 keanggotaannya1 dalam1 suatu1 kelompok1 tersebut,1 misalnya1individu1menjadi1terkenal1di1sekolah1maupun1diluar1karena1 bergabung1dengan1kelompok1tertentu.1

(42)

c. Kepercayaan1 individu1 terhadap1 kelompok1 sebagai1 sumber1 informasi1 yang1 benar1 sangat1 besar1 sehingga1 individu1 tersebut1 akan1 semakin1 menyesuaikan1diri1dengan1kelompok.1

d. Individu1 rela1 melakukan1 sesuatu1 yang1 diminta1 atau1 diinginkan1 oleh1 kelompok1 walaupun1 sebenarnya1 bertentangan1 dengan1 individu1 itu1 sendiri1 sebagai1 konsekuensi1 dari1 kepatuhannya1 pada1 norma-norma1 kelompok.1

e. Adanya1 perilaku1 meniru1 model1 (anggota1 kelompok).1 Individu1 cenderung1meniru1perilaku1yang1mereka1lihat1dilakukan1oleh1anggota1 kelompok1 yang1 lain.1 Contoh1 perilaku1 tersebut1 misalnya1 apabila1 ada1 anggota1 kelompok1 yang1 bertindak1 agresif,1 maka1 individu1 akan1 cenderung1bertindak1sama1atau1bahkan1lebih1agresif.1

Berdasarkan1pada1teori-teori1di1atas,1konformitas1umum1terjadi1pada1 orang-orang1yang1tergabung1dalam1suatu1kelompok.1Fenomena1kelompok1 lazim1 terjadi1 pada1 masa1 remaja.1 Remaja1 berada1 pada1 situasi1 psikologis1 mulai1 dari1 pertentangan1 batin1 baik1 pribadi1 maupun1 orangtua,1 proses1 pencarian1 jati1 diri,1 tahu1 hingga1 pada1 keinginan1 mencoba1 segala1 sesuatu1 berdasarkan1rasa1ingin1tahu1yang1tinggi1(high curiosity).11

(43)

menjadi1aktivitas1menetap.1Apabila1remaja1masuk1dalam1kelompok1yang1 memiliki1norma1dan1nilai1yang1berlawanan1dengan1lingkungan1sosial,1hal1 ini1 akan1 menjadi1 kendala1 besar.1 Perilaku1 konformitas1 semakin1 menguat1 seiring1 dukungan1 kelompok1 sehingga1 anggota-anggotanya1 juga1 akan1 berusaha1berperilaku1sesuai1dengan1norma-norma1yang1berlaku1di1dalam1 kelompok.1

1

B. Geng dan Konformitas 1. Pengertian Geng

Salah1 satu1 bentuk1 dari1 konformitas1 adalah1 geng.1 Istilah1 “geng”1 yang1sering1ditulis1dalam1bahasa1gaul1remaja1dengan1“genk”1berasal1dari1

vocabulary1 inggris1 “gang”,1 yang1 berarti1 sekelompok1 atau1 gerombolan1 serta1merupakan1kependekan1dari1“gangster”1yang1terjemahannya1adalah1 bandit1 atau1 penjahat.1 Penulisan1 “geng’1 sebagai1 kata1 serapannya1 dalam1 bahasa1Indonesia,1jelas1menyesuaikan1pada1fonetik1asalnya.1

(44)

Secara1 umum,1 pengertian1 geng1 adalah1 suatu1 kumpulan1 terbatas1 yang1 sebagian1 besar1 dari1 kelompok1 itu1 memiliki1 kesamaan1 atau1 bahkan1 memiliki1perbedaan-perbedaan1yang1unik1di1antara1anggota-anggota1geng1 itu1sendiri1yang1memiliki1satu1tujuan1yang1diwujudkan1melalui1perilaku-perilaku1yang1anti1sosial.1

1

2. Faktor Terjadinya Geng

Munculnya1kelompok1geng1ini1dapat1terjadi1karena:1

a. Pengawasan1kegiatan1anak1setelah1kegiatan1di1sekolah1masih1kurang1 b. Kurangnya1 kegiatan1 di1 luar1 kegiatan1 akademis1 yang1 sesuai1 dengan1

bakat1dan1minat1remaja1

c. Peraturan1yang1kadang1membuat1siswa1bosan1dan1memilih1hal-hal1yang1 menghindari1dari1peraturan1tersebut1

d. Munculnya1 orang-orang1 di1 luar1 lingkungan1 pendidikan1 yang1 mempengaruhi1 dengan1 memberikan1 pengetahuan-pengetahuan1 yang1 negatif11

e. Pencarian1jati1diri1untuk1menunjukkan1kekuatan1dan1kekuasaan.1 1

3. Ciri-ciri Geng

Beberapa1 ciri-ciri1 dari1 geng1 menurut1 Kartini1 Kartono1 (2005:1 15)1 dapat1 dilihat1sebagai1berikut.1

(45)

b. Anggota1 geng1 lebih1 banyak1 terdiri1 dari1 anak1 laki-laki1 daripada1 anak1 perempuan,1 walaupun1 ada1 beberapa1 geng1 yang1 terdiri1 dari1 anak1 perempuan.1 Pada1 umumnya,1 terjadi1 interaksi1 atau1 relasi1 heteroseksual1 yang1bebas1antara1anak1laki-laki1dengan1anak1perempuan,1

c. Kepemimpinan1 geng1 ada1 di1 tangan1 anak1 muda1 yang1 dianggap1 paling1 banyak1 berprestasi,1 dan1 memiliki1 keunggulan1 atau1 kelebihan1 dibandingkan1dengan1anak1remaja1lainnya,1

d. Sifat1 geng1 sangat1 dinamis1 dan1 “sobile”1 (sering1 berpindah-pindah1 tempat,1

e. Relasi1diantara1anggota1geng1pada1umumnya1bersifat1episodik;1artinya1 bersifat1 terpotong-potong,1 seolah-olah1 berdiri1 sendiri1 karena1 tidak1 semua1anggota1berpartisipasi1aktif1dalam1aksi-aksi1bersama;1ada1yang1 pasif1dan1ikut-ikutan1saja.1Anggota1yang1paling1aktif1biasanya1anggota1 inti1dan1tokoh1pemimpinnya1yang1berusaha1menjadi1unsure1inti1dalam1 kelompoknya,1

f. Sebagian1besar1geng1terlibat1pada1ragam1tingkah1laku1yang1melanggar1 hukum1yang1berlaku1di1masyarakat.1

g. Usia1 geng1 bervariasi;1 dari1 beberapa1 bulan1 dan1 beberapa1 tahun1 hingga1 belasan1tahun1atau1lebih,1

(46)

i. Relasi1diantara1para1anggota1mulai1dari1keterikatan1yang1longgar1hingga1 yang1bersifat1intim,1

j. Pada1 jangka1 waktu1 yang1 relatif1 pendek,1 anak-anak1 ini1 berganti-ganti1 peran1yang1disesuaikan1dengan1tuntutan1dan1kebutuhan1kondisi-situasi1 sosial,1 bentuk1 kepemimpinan1 baru1 dan1 sasaran-sasaran1 yang1 ingin1 mereka1capai,1

k. Anggota1 geng1 biasanya1 bersikap1 konvensional1 bahkan1 sering1 fanatik1 dalam1mematuhi1nilai-nilai1dan1norma1geng1sendiri.1Mereka1sangat1setia1 dan1loyal1terhadap1sesama,1

l. Terdapat1 status1 sosial1 dan1 peran1 tertentu1 yang1 disematkan1 kepada1 anggota1 sebagai1 imbalan1 atas1 partisipasinya.1 Mereka1 harus1 mampu1 menjunjung1tinggi1nama1kelompok1sendiri.1Semakin1kasar,1kejam,1sadis1 dan1berandalan1tingkah1laku1mereka,1semakin1“tenarlah”1nama1gengnya1 dan1 semakin1 banggalah1 hati1 mereka.1 Nama1 pribadi1 dan1 gengnya1 menjadi1mencuat1dan1banyak1ditiru1oleh1kelompok1geng1lainnya.1 1

f. Tipe Geng

Menurut1 kriminolog1 Cloward1 dan1 Ohlin1 (1960),1 geng1 memiliki1 tiga1 (3)1 tipe,1yaitu:1

(47)

b. Geng1 konflik1 (conflict gengs)1 adalah1 suatu1 kelompok1 yang1 gemar1 mengekspresikan1 dirinya1 melalui1 perkelahian1 berkelompok1 supaya1 tampak1gagah1dan1pemberani.1

c. Geng1pengasingan1(retreats gengs)1adalah1suatu1kelompok1yang1sengaja1 mengasingkan1 dirinya1 dengan1 kegiatan1 minum-minuman1 keras1 atau1 napza1 yang1 kerap1 dianggap1 sebagai1 suatu1 cara1 “pelarian”1 dari1 alam1 nyata.1

1

5. Konformitas pada Geng Remaja

a. Fenomena Konformitas pada Geng Remaja

Peristiwa1kekerasan1yang1dilakukan1oleh1kelompok1geng1remaja1 marak1 terjadi1 dimana-mana1 terutama1 di1 kota-kota1 besar1 di1 Indonesia.1 Pada1 tahun1 pada1 tahun1 20081 media1 pemberitaan1 jmenayangkan1 kasus1 kekerasan1 yang1 dilakukan1 oleh1 geng1 putri1 NERO1 (NEko-neko1 keROyok)1 di1 Pati,1 Jawa1 Tengah.1 Geng1 ini1 terkenal1 karena1 merekam1 adegan1perpeloncoan1dan1perkelahian1secara1brutal1dan1keras.1Padahal,1 awalnya1 geng1 ini1 merupakan1 komunitas1 pecinta1 bola1 basket,1 namun1 tujuan1geng1tersebut1bergeser1dengan1mengandalkan1kekerasan.11

(48)

turun-temurun1dari1senior1mereka1serta1adanya1batas1wilayah1kekuasaan1yang1 haram1hukumnya1siswa1dari1sekolah1lain1memasuki1wilayah1tersebut.1

Aksi1kekerasan1yang1dilakukan1geng1remaja1sekolah1juga1terjadi1 di1wilayah1Yogyakarta.1Sebenarnya,1aksi1ini1sudah1lama1terjadi,1bahkan1 di1 era1 90-an,1 kota1 Yogyakarta1 sempat1 diresahkan1 dengan1 munculnya1 dua1geng1besar1“Jogxin”1dan1“TRB”1yang1ditengarai1sering1melakukan1 kegiatan1yang1mengganggu1masyarakat1umum1seperti1“vandalisme”1dan1 corat-coret1fasilitas1umum.11

Masuk1ke1tahun12000-an,1masyarakat1Yogyakarta1juga1dikejutkan1 dengan1 aksi1 bar-bar1 yang1 dilakukan1 oleh1 geng1 pelajar.1 1 Peristiwa1 ini1 terjadi1 pada1 31 November1 20131 di1 kawasan1 Umbulharjo1 Yogyakarta,1 dimana1 polisi1 menahan1 91 orang1 berstatus1 pelajar1 yang1 melakukan1 penganiayaan1 terhadap1 dua1 orang1 korban.1 Sebelumnya,1 seorang1 alumnus1 salah1 satu1 sekolah1 menengah1 umum1 negeri1 Yogyakarta1 dibacok1 oleh1 sekelompok1 geng1 tak1 dikenal1 sebulan1 sebelumnya.1 Diduga,1 penyebabnya1 karena1 korban1 mengenakan1 jaket1 bertuliskan1 “Delayota”1yang1merupakan1julukan1bagi1salah1satu1SMA1negeri.1

Peristiwa-peristiwa1 diatas1 merupakan1 tindak1 kekerasan1 yang1 dilakukan1oleh1geng1 yang1sebagian1besar1masih1berstatus1pelajar1atau1 remaja.1 Nasution1 (1993:1 84)1 mengungkapkan1 penyebab1 munculnya1 geng1remaja1sebagai1berikut.1

(49)

dalam1 maupun1 di1 luar1 sekolah.1 Mereka1 saling1 merasakan1 apa1 yang1 dialami1 oleh1 salah1 seorang1 anggota1 kelompoknya1 dan1 saling1 mengungkapkan1apa1yang1terkandung1dalam1hatinya1termasuk1apa1yang1 dirahasiakan1pada1orang1lain.1

Anggota1 klik1 merasa1 diri1 bersatu1 dan1 kuat1 serta1 penuh1 kepercayaan1 berkat1 rasa1 persatuan1 dan1 kekompakan1 itu.1 Mereka1 mengutamakan1 kepentingan1 kelompok1 di1 atas1 kepentingan1 individual1 dan1 sikap1 ini1 dapat1 menimbulkan1 konflik1 dengan1 orang1 tua,1 sekolah,1 dan1 klik-klik1 lainnya.1Bila1 klik1 ini1 mempunyai1 sikap1anti1sosial1maka1 klik1 itu1dapat1 menjadi1“geng”1

1 Pernyataan1diatas1menjelaskan1bahwa1terbentuknya1geng1diawali1 dengan1persahabatan1antara1dua1orang1remaja1atau1lebih1yang1kemudian1 merencanakan1dan1melakukan1kegiatan1yang1sama1di1dalam1maupun1di1 luar1sekolah.1Kemudian,1lebih1jauh1persahabatan1itu1menimbulkan1rasa1 solidaritas1yang1kuat,1membentuk1persatuan1dan1kekompakan1dan1pada1 akhirnya1menimmbulkan1ketaatan.1Pernyataan1ini1senada1dengan1aspek-aspek1 terjadinya1 konformitas1 oleh1 Sears1 dkk1 (1994)1 yang1 mengungkapkan1bahwa1konformitas1terjadi1karena1adanya1kekompakan1 antara1 anggota1 kelompok,1 persamaan1 pendapat1 dan1 ketaatan1 sehingga1 dapat1ditarik1benang1merah1bahwa1geng1remaja1atau1pelajar1dipengaruhi1 oleh1perilaku1konformitas1dari1anggota-anggotanya1yang1dimaksudkan1 untuk1membentuk1geng1yang1lebih1kuat1dan1solid.1

1

b. Bahaya Konformitas pada Geng Remaja

(50)

kesetiaan1 yang1 kuat1 terhadap1 organisasi1 masyarakat1 dan1 melindungi1 kelompok1 mereka.1 Pada1 kenyataannya,1 banyak1 terjadi1 penyimpangan1 maupun1 penyelewengan1 tujuan1 dan1 visi1 terbentuknya1 kelompok1 yang1 dilakukan1oleh1anggota1kelompok1itu1sendiri.11

Burnett1dan1Waltz1dalam1Jeanne1H.1Ballantine1(2001:1196)1tentang1 “gangs at schools”1menjelaskan1dampak1bahaya1terbentuknya1geng1remaja1 sebagai1berikut.1

What do geng sesbers do? Many gengs are involved in serious and violent crises. Twenty eight percent of the gengs were organized specifically for trafficking in drugs; other gengs cossitted assaults and robberies, sosetises along with drug activities. Fighting, stealing, alcohol dealing, and drug dealing leads to power and respect fros other geng sesbers.

How do gengs affect schools? In fact, the nusber of geng sesbers in schools is usually fairly ssall, but the geng presence can be quite disruptive, bringing into schools fear, violence, drugs and recruitsent for gengs.

Pernyataan1di1atas1menyimpulkan1bahwa1perilaku1yang1diperlihatkan1 oleh1geng1remaja1sudah1menjurus1ke1arah1kejahatan1dan1kekerasan1yang1 serius1sehingga1menimbulkan1keresahan,1ketakutan,1keributan,1kriminalitas1 tidak1hanya1di1lingkungan1sekolah,1namun1dapat1menyebar1ke1lingkungan1 masyarakat.1

Dampak1 bahaya1 utama1 yang1 ditimbulkan1 oleh1 konformitas1 geng1 remaja1 terutama1 pelajar1 adalah1 adanya1 dampak1 secara1 internal1 maupun1 eksternal1pelajar1sebagai1berikut.1

1) Dampak1internal1

(51)

kualitas1 fisik1 ini1 dapat1 diamati1 seperti1 mata1 bengkak,1 mudah1 mengantuk,1berjalan1gontai,1hingga1berat1badan1yang1turun.1

b) Daya1 tahan1 tubuh1 berpengaruh1 pada1 kondisi1 psikis1 atau1 emosi.1 Siswa1 menjadi1 lebih1 mudah1 marah1 atau1 tersinggung1 hanya1 misalnya1 karena1 tidak1 sengaja1 tersenggol1 oleh1 teman1 di1 sekolah.1 Selain1itu1siswa1dapat1berubah1menjadi1pendiam1dan1menjauh1dari1 teman-teman1 disebabkan1 adanya1 tekanan1 dari1 kelompok1 atau1 gengnya1sehingga1dapat1mengganggu1kemampuan1bersosialisasi.1 c) Kondisi1 fisik1 maupun1 psikis1 atau1 emosi1 dapat1 mempengaruhi1

kemampuan1 intelektual1 siswa.1 Siswa1 cenderung1 malas1 belajar1 di1 sekolah1 karena1 mudah1 lelah1 atau1 mengantuk1 sehingga1 perhatian1 siswa1pada1pelajaran1di1sekolah1menjadi1terganggu.1Efek1lebih1jauh1 berakibat1 pada1 terbengkalainya1 tugas-tugas1 yang1 diberikan1 oleh1 Guru.1

2) Dampak1eksternal1

a) Lingkungan1 keluarga.1 Banyak1 orangtua1 yang1 mengeluh1 karena1 anaknya1jarang1 berada1 di1 rumah1 pada1 waktu1 belajar1 karena1 lebih1 sering1 kumpul1 di1 luar1 rumah1 hingga1 malam.1 Perubahan1 kondisi1 fisik1 dan1 psikis1 dapat1 mempengaruhi1 kedekatan1 dengan1 anggota1 keluarga.1Siswa1mulai1mengabaikan1sikap1hormat1dan1sopan-santun1 terhadap1orangtua1dengan1melawan1setiap1nasehat1yang1diberikan.11 b) Lingkungan1 sekolah.1 Perilaku1 konformitas1 siswa1 pada1 kelompok1

(52)

sekolah1 sehingga1 pandangan1 masyarakat1 awam1 terhadap1 sekolah1 menjadi1 negatif.1 Nama1 baik1 sekolah1 menjadi1 tercemar1 karena1 pandangan1 masyarakat1 yang1 beranggapan1 bahwa1 siswa1 tidak1 dididik1oleh1guru-guru1menjadi1pintar,1melainkan1bertambah1bodoh1 atau1nakal.1

c) Lingkungan1 sosial.1 Kelompok1 atau1 geng1 pada1 umumnya1 dapat1 mengganggu1ketenangan1dan1ketertiban1umum.1Kegiatan1kelompok1 atau1geng1lebih1banyak1bersifat1destruktif1atau1merusak1seperti1 merusak1fasilitas1umum1(telpon1umum,1mencoret1dinding-dinding1 bangunan),1 mengganggu1 lalu1 lintas1 seperti1 tawuran1 di1 jalan-jalan1 besar1 sehingga1 masyarakat1 menjadi1 resah1 dan1 cemas,1 serta1 dapat1 membahayakan1keselamatan1orang1lain1seperti1adanya1korban1luka-luka1maupun1yang1tewas1pada1saat1tawuran.1

1

c. Solusi Mengurangi Konformitas pada Geng Remaja

Tindakan1 konformitas1 geng1 remaja1 pada1 kekerasan1 banyak1 menimbulkan1 kerugian1 baik1 materiil1 maupun1 imateriil1 bagi1 anggota1 kelompok1atau1 geng1 beserta1 korban-korbannya.1Oleh1 karena1 itu,1 penting1 bagi1 masyarakat1 untuk1 menyembuhkan1 perilaku1 konformitas1 dengan1 melakukan1perbuatan1sebagai1berikut1(Kartini1Kartono,12005:1129).1

(53)

dan1keadilan,1agar1bias1dijadikan1panutan1bagi1anak-anak1muda,1semi1 perkembangan1dan1proses1kultivasi1generasi1penerus.1

2. Berilah1 kesempatan1 kepada1 anak1 muda1 untuk1 beremansipasi1 dengan1 cara1 baik1 dan1 sehat,1 menyertakan1 mereka1 pada1 kegiatan1 enentukan1 keputusan1 penting1 demi1 keadilan1 yang1 lebih1 merata1 dan1 peningkatan1 kesejahteraan1rakyat1pada1umumnya.1

3. Memberikan1 bentuk1 kegiatan1 pendidikan1 yang1 lebih1 relevan1 dengan1 kebtuhan1 anak1 muda1 zaman1 sekarang,1 serta1 ada1 kaitannya1 dengan1 pengembangan1 bakat1 dan1 potensi1 anak1 muda,1 lagi1 pula1 mempunyai1 sambungan1 dengan1 profesi/pekerjaan1 anak1 muda1 di1 masa-masa1 mendatang.1

1

Sekolah1 sebagai1 sarana1 pendidikan1 memandang1 siswa1 sebagai1 perhatian1utama1dalam1membantu1mereka1melewati1tugas1perkembangan1 di1 seluruh1 aspek1 kehidupan.1 Beragam1 pelayanan1 yang1 dapat1 diberikan1 sekolah1 untuk1 mendampingi1 siswa1 sebagai1 generasi1 muda.1 Salah1 satu1 pelayanan1 tersebut1 adalah1 bimbingan1 pribadi-sosial.1 Pengertian1 secara1 sederhana,1 bimbingan1 pribadi-sosial1 bertujuan1 untuk1 membantu1 siswa1 mengatasi1 permasalahan-permasalahan1 yang1 ada1 pada1 diri1 pribadi1 dan1 sosial.1Konformitas1pada1remaja1sebagai1salah1satu1bentuk1permasalahan1 sosial1dapat1diatasi1dengan1memberikan1bimbingan1pribadi-sosial1kepada1 siswa.1

(54)

C. Bimbingan Pribadi-sosial Sebagai Upaya untuk Mengatasi Perilaku Konformitas pada Remaja

1. Pengertian Bimbingan Pribadi-sosial

Bimbingan1pribadi-sosial1merupakan1bimbingan1dalam1menghadapi1 keadaan1 batinnya1 sendiri1 dan1 mengatasi1 berbagai1 pergumulan1 dalam1 batinnya1 sendiri;1 dalam1 mengatur1 diri1 sendiri1 di1 bidang1 kerohanian,1 perawatan1jasmani,1pengisian1waktu1luang,1penyaluran1nafsu1seksual1dan1 sebagainya;1serta1bimbingan1dalam1hubungan1kemanusiaan1dengan1sesama1 di1berbagai1lingkungan1(pergaulan1sosial)1(Winkel,12007).1Syamsu1Yusuf1 (2006:111)1berpendapat1bahwa1bimbingan1pribadi-sosial1adalah1bimbingan1 untuk1membantu1para1individu1untuk1memecahkan1masalah1pribadi-sosial.1

Masalah-masalah1 yang1 berhubungan1 dengan1 bimbingan1 pribadi-sosial1 menurut1 Syamsu1 Yusuf1 adalah1 masalah1 hubungan1 dengan1 sesame1 teman,1dengan1dosen,1serta1staf,1permasalahan1sifat1dan1kemampuan1diri,1 penyesuaian1 dengan1 lingkungan1 pendidikan1 dan1 masyarakat1 tempat1 mereka1tinggal1dan1penyelesaian1konflik.1Berdasarkan1pada1dua1(2)1teori1di1 atas,1 dapat1 disimpulkan1 bahwa1 bimbingan1 pribadi-sosial1 merupakan1 layanan1 bimbingan1 yang1 diberikan1 oleh1 pembimbing1 untuk1 membantu1 individu1 atau1 kelompok1dalam1 menghadapi1 serta1 memecahkan1 persoalan1 yang1 berhubungan1 dengan1 pribadi1 dan1 permasalahan1 sosial,1 seperti1 penyesuaian1diri1dengan1lingkungan,1memecahkan1konflik1serta1pergaulan.1

(55)

2. Tujuan Bimbingan Pribadi-sosial

Dewa1 Ketut1 Sukardi1 (2008:1 19)1 mengungkapkan1 tujuan1 dari1 bimbingan1pribadi-sosial1adalah1untuk1membantu1siswa1agar:1

a. Memiliki1 kesadaran1 diri,1 yaitu1 menggambarkan1 penampilan1 dan1 mengenal1kekhususan1yang1ada1pada1dirinya.1

b. Dapat1 mengembangkan1 sifat1 positif,1 seperti1 menggambarkan1 orang-orang1yang1mereka1senangi.1

c. Membuat1pilihan1secara1sehat.1 d. Mampu1menghargai1orang1lain.1 e. Memiliki1rasa1tanggung1jawab.1

f. Mengembangkan1ketrampilan1hubungan1antarpribadi.1 g. Dapat1menyelesaikan1konflik.1

h. Dapat1membuat1keputusan1secara1efektif.1 1

3. Topik-topik Bimbingan Pribadi-Sosial yang Implikatif untuk Mengatasi Perilaku Konformitas pada Remaja

(56)

Perilaku1 konformitas1 dapat1 diatasi1 dengan1 memberikan1 layanan1 bimbingan1pribadi-sosial1di1sekolah-sekolah1oleh1ahli1(pembimbing),1baik1 secara1 perorangan1 (konseling)1 maupun1 kelompok.1 Usulan1 topik-topik1 bimbingan1 pribadi-sosial1 yang1 implikatif1 untuk1 mengatasi1 perilaku1 konformitas1diperoleh1melalui1hasil1analisis1data1penelitiaan1yang1berdasar1 pada1 butir-butir1 item1 konformitas1 yang1 terindikasi1 intens1 (tinggi)1 dan1 sedang.1

(57)

36

BABBIIIB

METODEBPENELITIANB B

B

Pada bab ini dipaparkan mengenai jenis penelitian, subjek penelitian, alat

pengumpulan data, validitas dan reliabilitas kuesioner, prosedur pengumpulan

data, serta teknik pengolahan dan analisis data.

A. JenisBPenelitianB

Penelitian yang dilakukan termasuk dalam jenis penelitian deskriptif

dengan menggunakan metode survey. Penelitian deskriptif adalah penelitian

yang menggambarkan situasi dan kondisi saat ini. Penelitian deskriptif ini

dirancang untuk mendapatkan informasi tentang suatu gejala pada saat

penelitian dilakukan. Penelitian ini diarahkan untuk menetapkan sifat suatu

situasi pada waktu penelitian dilakukan (Furchan, 1982: 415). Metode survey

digunakan untuk mendapatkan data yang lengkap dan nyata sehingga peneliti

mampu memaparkan secara jelas tingkat konformitas siswa di Sekolah

Menengah Kejuruan (SMK) Marsudi Luhur 2 Yogyakarta.

B. SubjekBPenelitianB

Subjek yang akan dilibatkan dalam penelitian ini adalah siswa kelas

XI Sekolah Menengah kejuruan (SMK) Marsudi Luhur 2 Yogyakarta

sebanyak 95 siswa dengan rincian 30 siswa dari kelas XI Otomotif A yang

(58)

terdiri dari tiga (3) kelas yaitu kelas XI Otomotif B, kelas XI Otomotif C,

kelas XI Elektro yang dijadikan subjek penelitian. Pemilihan subjek uji coba

instrumen dan penelitian ditentukan berdasarkan hasil diskusi peneliti dengan

guru BK SMK Marsudi Luhur 2 Yogyakarta.

Peneliti mengadakan uji coba dan penelitian di SMK Marsudi Luhur 2

Yogyakarta karena SMK Marsudi Luhur 2 Yogyakarta memiliki siswa

homogen (laki-laki). Sekolah yang memiliki siswa siswi homogen cenderung

dapat menimbulkan konformitas sehingga sejalan dengan tujuan penelitian

dan memenuhi syarat untuk dijadikan tempat penelitian.

C. Alat Pengumpulan Data Penelitian

Alat pengumpulan data yang akan digunakan dalam penelitian ini

berupa kuesioner tingkat konformitas. Menurut Arikunto (1991: 124),

kuesioner atau angket adalah sejumlah pernyataan tertulis yang digunakan

untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang

pribadinya atau hal-hal yang diketahuinya.

Kuesioner ini menggunakan satu variabel yaitu tingkat konformitas

para siswa pada pergaulan di sekolah. Kuesioner dirancang untuk mengukur

seberapa tinggi tingkat konformitas siswa di sekolah.

1. Skala pengukuran

Kuesioner ini disusun dalam bentuk skala bertingkat berdasarkan prinsip

(59)

(4) jawaban pada setiap itemnya. Pernyataan yang disajikan dibedakan

menjadi pernyataan favorable dan unfavorable yaitu:

a. Sangat Sesuai (SS)

b. Sesuai (S)

c. Tidak Sesuai (TS)

d. Sangat Tidak Sesuai (STS)

2. Penentuan Skor (scorino)

Berdasarkan konsep kuesioner menurut skala Likert, Peneliti memberikan

[image:59.595.96.516.132.727.2]

skoring terhadap pernyataan-pernyataan sebagai berikut.

Tabel 1.

Tabel Skoring Rata-rata Konformitas Siswa

No. Pernyataan Alternatif Jawaban

SS (Sangat Sesuai)

S

(Sesuai) (Tidak TS Sesuai)

STS (Sangat

Tidak Sesuai)

1 Favorable 4 3 2 1

2 Unfavorable 1 2 3 4

Keterangan:

a. Item favorable merupakan pernyataan-pernyataan yang berbanding

lurus dengan apa yang ingin diukur. Semakin ke bawah, coding

favorable semakin besar nilainya. STS (Sangat Tidak Sesuai)

mendapat nilai 1 atau nilai yang paling kecil, dan SS (Sangat Sesuai)

medapat nilai 4 atau nilai yang paling tinggi dalam coding favorable.

b. Item unfavorable merupakan pernyataan-pernyataan yang berbanding

terbalik atau oposisi dengan apa yang ingin diukur. Semakin ke

bawah, coding unfavorable semakin kecil nilainya. STS (Sangat Tidak

(60)

Sesuai) mendapat nilai 1 atau nilai yang paling rendah dalam coding

unfavorable.

Responden diminta untuk merespon pernyataan-pernyataan pada

kuesioner tingkat konformitas tersebut dengan memilih alternatif pilihan

yang telah disediakan dengan membubuhkan tanda centang (√). Skoring

dilakukan dengan cara menjumlahkan jawaban-jawaban responden pada

masing-masing item.

3. Kisi-kisi Kuesioner

Kuesioner berisi pernyataan-pernyataan berdasarkan pada konsep

aspek-aspek konformitas menurut Sears dkk (1994), yaitu aspek

kekompakan, aspek kesepakatan, dan aspek ketaatan. Setiap aspek berisi

masing-masing dua (2) indikator dan 16 butir pernyataan. Kisi-kisi

(61)
[image:61.595.100.513.169.599.2]

Tabel 2.

Kisi-kisi Kuesioner Konformitas Siswa

Aspek-aspek Indikator No. Item Jumlah

Favorable Unfavorable

Kekompakan 1. Penyesuaian diri terhadap

kelompok 2. Memiliki

kekuatan untuk menjadi anggota tetap dalam kelompok

1, 2, 3, 4, 5, 7

9, 13, 14, 15

6, 8

10, 11, 12, 16

8

8

Kesepakatan 1. Tingkat kepercayaan terhadap pendapat kelompok

2. Persamaan pendapat antar kelompok

18, 19, 20, 21, 22

25, 26, 27, 32

17, 23, 24

28, 29, 30, 31

8

8

Ketaatan 1. Kerelaan melakukan sesuatu yang menjadi otoritas kelompok 2. Patuh terhadap

aturan yang berlaku pada kelompok

33, 34, 35, 36, 40

41, 42, 35, 46, 48

38, 39

43, 44, 47

8

8

Jumlah 30 18 48

4. Validitas Instrumen

Validitas mempunyai arti sejauh mana ketepatan dan kecermatan

suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya (Azwar, 2009). Menurut

Arikunto (1991), validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan

(62)

instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya

diukur (Sugiyono, 2011). Validitas yang digunakan dalam penelitian ini

validitas isi (content validity). Validitas isi adalah validitas yang

mempertanyakan bagaimana kesesuaian antara instrumen dengan tujuan

dan deskripsi masalah yang akan diteliti (Nurgiyantoro, 2009). Instrumen

yang valid berarti instrumen yang digunakan dapat mengukur variabel

yang akan diteliti.

Usaha yang dilakukan untuk memperkuat validitas kuesioner

adalah dengan melakukan expert adjustment. Guru BK SMK Marsudi

Luhur 2 Yogyakarta menjadi patokan peneliti untuk melakukan expert

adjustment terhadap intrumen kuesioner.

Teknik yang akan digunakan untuk menguji daya beda adalah

dengan menggunakan korelasi Product Moment dari Pearson, dengan

rumus sebagai berikut (Masidjo, 1995: 246).

XY

r =

 

 

 2 2 2

2 X N Y Y

X N Y X XY N Keterangan:

rxy : Koefisien korelasi skor item dengan skor aspek

N : Jumlah subjek

X : Skor item atau butir

(63)

XY : Hasil perkalian antara X dan Y

Pengujian validitas ini dilakukan melalui komputer dengan

menggunakan software SPSS 15.0 for Windows. Syarat minimum untuk

pemilihan item yang memenuhi syarat adalah apabila r ≥ 0,3 (Azwar,

2009: 103). Bila harga korelasi di bawah 0,30 maka dapat disimpulkan

bahwa butir instrumen tersebut tidak valid, sehingga harus diperbaiki atau

dibuang (Azwar, 2009:103)

5. Reliabilitas Instrumen

Reliabilitas artinya adalah tingkat kepercayaan hasil pengukuran

(Azwar, 2009). Pengukuran yang mempunyai reliabilitas tinggi yaitu yang

mampu memberikan hasil ukur yang terpercaya, disebut sebagai reliabel

(Azwar, 2009). Menurut Azwar (2009), konsep reliabilitas dalam arti

reliabilitas alat ukur erat berkaitan dengan masalah eror pengukuran (error

of measurement), sedangkan konsep reliabilitas dalam arti reliabilitas hasil

ukur erat berkaitan dengan eror dalam pengambilan sampel (sampling

error) yang mengacu pada inkonsistensi hasil ukur apabila pengukuran

dilakukan ulang pada kelompok individu yang berbeda.

Perhitungan indeks reliabilitas kuesioner menggunakan program

SPSS yang dilakukan dengan menghitung melalui pendekatan koefisien

Alpha Cronbach (α). Rumus koefisien reliabilitas Alpha Cronbach dapat

(64)

Keterangan :

SI2 dan S22 : varians skor belahan I dan varians skor belahan 2

Sx2 : varians skor skala

Hasil perhitungan dikonsultasikan ke kriteria Guilford (dalam

[image:64.595.98.513.219.605.2]

Masidjo, 2006) sebagai berikut.

Tabel 3.

Kriteria Guilford (dalam Masidjo, 2006)

NO Koefisien Korelasi Kualifikasi

1. 0,91-1,00 Sangat tinggi 2. 0,71-0,90 Tinggi 3. 0,41-0,70 Cukup 4. 0,21-0,40 Rendah 5. 0-0,20 Rendah Sekali

6. Uji Coba Empirik terhadap Kuesioner

a. Validitas Instrumen

Uji coba terhadap instrumen (uji empirik) dilakukan pada hari

Sabtu, 5 Oktober 2013 dan diperoleh hasil perhitungan konsistensi

internal butir pada setiap aspek menggunakan rumus Pearson Product

Moment dengan jumlah subjek (N) 30.

Perhitungan yang dilakukan menggunakan software komputer

SPSS 15.0 for Windows dengan syarat r ≥ 0,30 (Azwar, 2009). Apabila

harga korelasi di bawah 0,30, maka dapat disimpulkan bahwa item pada

instrumen tersebut tidak valid sehingga harus diperbaiki atau dibuang

Pengecualian, apabila jumlah item yang dibutuhkan kurang memenuhi

(65)

harga korelasi item instrumen dari 0,30 menjadi 0,25 (Azwar, 2009).

Peneliti memutuskan untuk menggunakan harga korelasi item sebesar

0,30.

Hasil pemeriksaan konsistensi butir yang terdiri dari tiga aspek,

diperoleh 15 buah dari 48 butir kuesioner yang dinyatakan tidak valid.

Butir kuesioner yang tidak valid dibuang. Hasil konsistensi butir

[image:65.595.102.511.236.617.2]

kuesioner dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 4.

Hasil Validitas Uji Coba Penelitian Kuesioner Konformitas Siswa

No. Aspek Indikator No. Item ∑

Valid Tidak Valid

1 Kekompakan 1. Penyesuaian diri terhadap kelompok atau geng

1,2,3,4,5,7 6,8 8

2. Memiliki kekuatan untuk menjadi anggota tetap dalam kelompok atau geng

9,12,13,14,15 10,11,16 8

2 Kesepakatan 1. Tingkat kepercayaan terhadap kelompok atau geng

18,19,20,21,22 17,23,24 8

2. Persamaan pendapat antar anggota kelompok atau geng

25,26,27,30,31

,32 28,29 8

3 Ketaatan 1. Kerelaan melakukan

sesuatu yang menjadi otoritas kelompok atau geng

34,35,36,37,38

,40 33,39 8

2. Patuh terhadap aturan yang berlaku pada kelompok atau geng

41,42,45,46,48 43,44,47 8

Jumlah 33 48 15 48

b. Reliabilitas Instrumen

Penghitungan selanjutnya adalah menentukan indeks reliabilitas

(66)

menggunakan software komputer SPSS 15.0 for Windows. Hasil

[image:66.595.99.511.181.726.2]

perhitungan indeks reliabilitas per aspek dapat dilihat sebagai berikut.

Tabel 5.

Hasil Reliabilitas Uji Coba Penelitian Kuesioner Konformitas Siswa

Koefisien

Alpha Cronbach N Item N Subjek

0,692 48 30

Berdasarkan pada kriteria Guilford, tingkat reliabilitas pada uji coba

empirik terhadap kuesioner sebesar 0,692 dinyatakan berada pada

tingkat sedang. Reliabilitas sedang dapat diartikan bahwa hasil

pengukuran instrument cukup dapat dipercaya (reliabel).

7. Penelitian

Penelitian pada siswa kelas XI SMK Marsudi Luhur 2 Yogyakarta

dilakukan pada hari Selasa, Rabu dan Jumat (12, 13, dan 15 November

2013). Penghitungan indeks reliabilitas penelitian dihitung melalui

pendekatan koefisien Alpha Cronbach (α) dengan menggunakan software

komputer SPSS 15.0 for Windows sehingga diperoleh output koefisien

reliabilitas seluruh instrumen dengan menggunakan rumus Alpha (α) yaitu

0,724.

Tabel 6.

Hasil Reliabilitas Penelitian Deskripsi Tingkat Konformitas Siswa Kelas XI SMK Marsudi Luhur 2 Yogyakarta Koefisien Alpha

Cronbach N Item N Subjek

(67)

8. Prosedur Pengumpulan Data

a. Tahap Persiapan dan Pelaksanaan

Pada tahap ini, peneliti melakukan beberapa hal sebagai

persiapan sebelum melaksanakan penelitian, yaitu:

1) Penyusunan Kuesioner

Penyusunan alat ukur ini akan dilakukan beberapa usaha

sebagai berikut.

a) Peneliti mengidentifikasi aspek-aspek konformitas

b) Peneliti merumuskan indikator-indikator dari masing-masing

aspek

c) Peneliti merumuskan item-item yang mengungkapkan berbagai

aspek konformitas

d) Peneliti mengkonsultasikan kuesioner kepada dosen

pembimbing.

2) Uji Coba Alat Pengumpul Data/Kuesioner

Uji coba kuesioner bertujuan untuk mengetahui tingkat

validitas dan reliabilitas instrumen, sehingga diperoleh kelayakan

penggunaannya sebagai alat yang benar-benar handal dan dapat

mengungkapkan hal yang akan diteliti. Uji coba kuesioner

dilaksanakan pada hari Sabtu, 5 Oktober 2013 di SMK Marsudi

Luhur 2 Yogyakarta. Jumlah responden yang diuji sebanyak 30

[image:67.595.99.507.194.594.

Gambar

Tabel 1. Tabel Skoring Rata-rata Konformitas Siswa
Tabel 2. Kisi-kisi Kuesioner Konformitas Siswa
Tabel 3. Kriteria Guilford (dalam Masidjo, 2006)
Tabel 4. Hasil Validitas Uji Coba Penelitian Kuesioner Konformitas Siswa
+7

Referensi

Dokumen terkait

bahwa skripsi dengan judul : Analisis Pengaruh Citra Merek, Kualitas Produk, dan Harga terhadap Minat Beli Produk Oriflame (Studi Kasus pada Mahasiswi Fakultas Ekonomika dan

Anak dalam keluarga orang tua tunggal melakukan semua hal dengan baik, tetapi cenderung tidak lancar dalam urusan sosial dan pendidikan dibanding kelompoknya yang tinggal dengan

1. Mengetahui diskripsi pendidikan agama Islam , pembiasaaan sifat jujur dan penanaman sikap tanggung jawab peserta didik di SD Islam Al Hidayah Samir

Selanjutnya, ide ini diterapkan dalam pemberian perawatan pada orang lain secara nyata menggunakan pendekatan yang sistematik dengan menggunakan proses keperawatan mulai dari

[r]

Manfaat yang dapat diperoleh dari pembuatan interaktif company profile perusahaan jasa konstruksi CV.. Menjadi referensi bagi kalangan desainer 3D maupun animator

Digital Repository Universitas Jember... Digital Repository

Selain diskusi dalam working group, ISWI pun menghadirkan berbagai kegiatan untuk menguatkan sense of belonging para partisipan sebagai citizens of the world melalui beragam