• Tidak ada hasil yang ditemukan

Deskripsi tingkat perilaku agresif siswa kelas XI SMK Marsudi Luhur Yogyakarta tahun ajaran 2014/2015 dan implikasinya terhadap usulan topik bimbingan pribadi-sosial

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Deskripsi tingkat perilaku agresif siswa kelas XI SMK Marsudi Luhur Yogyakarta tahun ajaran 2014/2015 dan implikasinya terhadap usulan topik bimbingan pribadi-sosial"

Copied!
90
0
0

Teks penuh

(1)PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. DESKRIPSI TINGKAT PERILAKU AGRESIF SISWA KELAS XI SMK MARSUDI LUHUR YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2014/2015 DAN IMPLIKASINYA TERHADAP USULAN TOPIK BIMBINGAN PRIBADI – SOSIAL SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Bimbingan dan Konseling. Oleh: Eunike Prasetyaning Jati 091114045. PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 201 5.

(2) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. DESKRIPSI TINGKAT PERILAKU AGRESIF SISWA KELAS XI SMK MARSUDI LUHUR YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2014/2015 DAN IMPLIKASINYA TERHADAP USULAN TOPIK BIMBINGAN PRIBADI – SOSIAL SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Bimbingan dan Konseling. Oleh: Eunike Prasetyaning Jati 091114045. PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 201 5 i.

(3) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. ii.

(4) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. iii.

(5) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. MOTTO. Bersyukurlah dan berbahagialah setiap kali kita mendengar keberhasilan orang lain. Sekecil apapun…Sebesar apapun… -Anonim-. Kupersembahkan skripsi ini untuk: ♥ Tuhan Yesus Kristus ♥ Universitas Sanata Dharma ♥ Program Studi Bimbingan dan Konseling ♥ Keluargaku terkasih. iv.

(6) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. PERNYATAAN KEASLIAN KARYA. Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.. Yogyakarta, 8 Januari 2015 Penulis. Eunike Prasetyaning Jati. v.

(7) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma: Nama : Eunike Prasetyaning Jati NIM. : 091114045. Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah yang berjudul: DESKRIPSI TINGKAT PERILAKU AGRESIF SISWA KELAS XI SMK MARSUDI LUHUR YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2014/2015 DAN IMPLIKASINYA TERHADAP USULAN TOPIK BIMBINGAN PRIBADI – SOSIAL beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam. bentuk. media. lain,. mengelolanya. dalam. bentuk. pangkalan. data,. mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikan di internet dan media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis. Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya. Dibuat di Yogyakarta Pada tanggal 9 Januari 2015 Yang menyatakan. Eunike Prasetyaning Jati. vi.

(8) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. ABSTRAK. DESKRIPSI TINGKAT PERILAKU AGRESIF SISWA KELAS XI SMK MARSUDI LUHUR YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2014/2015 DAN IMPLIKASINYA TERHADAP USULAN TOPIK BIMBINGAN PRIBADI-SOSIAL Eunike Prasetyaning Jati Universitas Sanata Dharma 2015. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan tingkat perilaku agresif siswa kelas XI SMK MARSUDI LUHUR Yogyakarta dan mengidentifikasi butir-butir item perilaku agresif yang terindikasi sebagai dasar penyusunan usulan topik bimbingan pribadi-sosial. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan metode survei. Subjek penelitian adalah siswa kelas XI SMK MARSUDI LUHUR Yogyakarta tahun ajaran 2014/2015 yang berjumlah 75 siswa. Instrumen penelitian yang digunakan adalah Kuesioner Tingkat Perilaku Agresif Siswa sebanyak 80 item. Kuesioner disusun berdasarkan aspek-aspek Perilaku Agresif yaitu agresif verbal dan agresif non-verbal. Tingkat reliabilitas kuesioner sebesar 0,904.Teknik analisis data yang digunakan adalah perhitungan persentase dengan pendistribusian berdasarkan kriteria yang terdiri dari lima kategori yaitu sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah dan rendah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Tingkat perilaku agresif siswa kelas XI SMK MARSUDI LUHUR Yogyakarta adalah 18 siswa (22,5%) masuk dalam kategori sangat tinggi, 1 siswa (1,25%) masuk dalam kategori tinggi, 12 siswa (15%) dalam kategori sedang, 39 siswa (48,75%) dalam kategori rendah, dan 10 siswa (12,5%) masuk dalam kategori sangat rendah. (2) Berdasarkan analisis terhadap capaian skor butir-butir kuesioner perilaku agresif, diperoleh 3 butir item yang masuk ke dalam kategori tinggi, dan dijadikan sebagai dasar untuk menyusun usulan topik-topik bimbingan pribadi-sosial.. vii.

(9) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. ABSTRACT DESCRIPTION OF AGGRESSIVE BEHAVIOR AMONG STUDENTS ON THE ELEVENTH GRADE AT SMK MARSUDI LUHUR YOGYAKARTA IN 2014/2015 ACADEMIC YEAR AND ITS IMPLICATIONS TO THE SUGGESTED TOPICS OF PERSONAL-SOCIAL GUIDANCE Eunike Prasetyaning Jati Universitas Sanata Dharma 2015 The goal of this research is to describe the grade of aggressive behavior among students on the eleventh grade at SMK MARSUDI LUHUR Yogyakarta and to identify the points of itself as a basis of preparation of the personal guidance social topics. The kind of this research is a descriptive study uses survey method. The subject is the eleventh grade at SMK MARSUDI LUHUR Yogyakarta consisting of 75 students. The instrument in this research is the grade of aggressive behavior questionnaire consists of 80 items. The questionnaire is arranged based on aggressive behavior aspects that is verbal aggressive and non-verbal aggressive. The amount of the grade of reliability questionnaire is 0,904. The technique of data analysis is percentage calculation with its distribution based on the criteria which is consist of five categories that is very high, high, medium, low, and very low. The result shows that (1) the grade of aggressive behavior among students on the eleventh grade at SMK MARSUDI LUHUR Yogyakarta is 18 students (22,5%) include to the very high category, 1 student (1,25%) includes to the high category, 12 students (15%) are in the medium category, 39 students (48,75%) include to the low category, and 10 students (12,5%) include to the very low category. (2) Based on the analysis of the aggressive behavior points score performance, obtained 3 items point which include to the high category, and it is as a base to arrange the suggestion topics of personal-social guidance.. viii.

(10) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yesus Kristus atas anugerah dan karunia yang telah diberikan kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini dengan baik. Skripsi ini ditulis dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan dari Program Studi Bimbingan dan Konseling, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Penulisan skripsi ini terselesaikan dengan baik berkat bantuan, bimbingan, dukungan dan doa dari berbagai pihak. Maka dari itu, penulis secara khusus mengucapkan banyak terimakasih kepada: 1. Dr. Gendon Barus, M.Si selaku ketua Program Studi Bimbingan dan Konseling, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang telang memberikan dukungan kepada penulis. 2. J. Donal Sinaga, M.Pd yang bersedia meluangkan waktu untuk penulis, serta dengan. tulus. dan. sabar. membimbing,. membantu,. mengarahkan. dan. mendampingi penulis selama proses penulisan skripsi ini. 3. Bapak dan Ibu dosen Program Studi Bimbingan dan Konseling, Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan pengetahuan selama proses perkuliahan, pengalaman dan dukungan kepada penulis. 4. Bapak. S t.. Priyatmoko. yang. dengan. menyelesaikan administrasi. ix. tulus. membantu. penulis. dalam.

(11) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 5. Seluruh siswa kelas XI SMK MARSUDI LUHUR Yogyakarta yang telah bersedia meluangkan waktu dan menjadi responden. 6. Keluargaku terkasih: Bapak Satriyo Teguh Sanyoto, Ibu Sunarningsih dan adik Sitoresmi Kriswardani yang dengan tulus memberikan perhatian, dukungan, kasih sayang, do’a dan biaya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. 7. Sahabat-sahabatku: Ayu, Iyem, Lesli, Ninda dan teman-teman yang telah memberikan dukungan, perhatian dan bantuan kepada penulis. 8. Teman-teman BK angkatan 2009 yang telah berbagi pengalaman, baik suka maupun duka. 9. Semua pihak yang telah membantu penulisan skripsi ini yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu. Akhirnya penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan dapat menjadi sumbangan pengetahuan khususnya di bidang Bimbingan dan Konseling.. Yogyakarta, 8 Januari 2015 Penulis. Eunike Prasetyaning Jati. x.

(12) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL………………………………………………………... i. HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING…………………………….. ii. HALAMAN PENGESAHAN………………………………………………. iii. HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN……………………………. iv. LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA……………………….... v. LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS…………………………. vi. ABSTRAK…………………………………………………………………... vii. ABSTRACT…………………………………………………………………………. viii. KATA PENGANTAR………………………………………………………. ix. DAFTAR ISI………………………………………………………………... xi. DAFTAR TABEL…………………………………………………………... x iv. DAFTAR GRAFIK…………………………………………………………. xv. DAFTAR LAMPIRAN……………………………………………………... xvi. BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………... 1. A. Latar Belakang………………………………………………………. 1. B. Rumusan Masalah………………………………………………….... 3. C. Tujuan Penelitian…………………………………………………….. 4 D. Manfaat Penelitian………………………………………………….... 4. E. Definisi Operasional…………………………………………………. 5 BAB II KAJIAN PUSTAKA………………………………………………... 7. A. Perilaku Agresif…………………………………………………….... 7. 1. Pengertian Perilaku Agresif…………………………………….. 7. 2. Bentuk-bentuk Perilaku Agresif………………………................ 8. 3. Faktor-faktor Penyebab Perilaku Agresif……….………………. 10. xi.

(13) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. a. Frustasi………………………………….......................... 10. b. Pembelajaran Sosial dan Hadiah………………………….... 10. c. Pengaruh Kelompok………………………………………... 11. d. Pengaruh Lingkungan Fisik………………………………... 11. 4. Dampak Perilaku Agresif……………………………………….. 11. a. Bagi Pelaku…………………………………………………. 11. b. Bagi Korban……………………………………………….... 12. 5. Cara Mengatasi Perilaku Agresif……………………………….. 12. 6. Teori Agresif……………………………………………………. 14. a. Teori Bawaan……………………………………………….. 14. b. Teori Lingkungan……………………………………………. 15. c. Teori Kognitif……………………………………………….. 16. B. Remaja……………………………………………………………….. 16. 1. Definisi Remaja…………………………………………………. 16. 2. Ciri-ciri Masa Remaja………………………………………….... 17. 3. Tugas Perkembangan Remaja………………………………….... 19. C. Hakekat Bimbingan…………………………………………………... 20. 1. Pengertian Bimbingan…………………………………………... 20 2. Tujuan Bimbingan………………………………………………. 22. 3. Bimbingan Pribadi-Sosial……………………………………….. 22. 4. Macam Fungsi Bimbingan………………………………………. 23. 5. Fungsi Bimbingan yang dapat Mengurangi Perilaku Agresif…... 24. 6. Hubungan Bimbingan Pribadi-Sosial dan Perilaku Agresif…...... 24. BAB III METODE PENELITIAN…………………………………………... 26 A. Jenis Penelitian……………………………………………………….. 26. B. Subjek Penelitian……………………………………………………... 26. C. Tempat Penelitian……………………………………………………. 27 x ii.

(14) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. D. Instrumen Penelitian…………………………………………………. 27 E. Validitas dan Reliabilitas Instrumen…………………………………. 29. 1. Validitas………………………………………………………….. 29. 2. Reliabilitas………………………………………………………... 32. F. Prosedur Pengumpulan Data…………………………………………. 35. G. Teknik Analisis Data…………………………………………………. 36. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN……………………. 40. A. Hasil………………………………………………………………….. 40. 1. Tingkat Perilaku Agresif Siswa………………………………….. 40. 2. Analisis Butir-butir Instrumen Perilaku Agresif…………………. 42. 3. Analisis Per-aspek Perilaku Agresif……………………………... 44 B. Pembahasan………………………………………………………….. 45. C. Usulan Topik-topik Bimbingan……………………………………… 50 BAB V PENUTUP………………………………………………………….... 52. A. Kesimpulan…………………………………………………………... 52. B. Saran…………………………………………………………………. 52. 1. Guru Pembimbing……………………………………………….... 53. 2. Orangtua Siswa…………………………………………………… 53 3. Peneliti Lain………………………………………………………. 53. DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………….. 55. xiii.

(15) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. DAFTAR TABEL Tabel 1 : Subjek Penelitian………………………………………………….. 27. Tabel 2 : Skoring/Penilaian Kuesioner Perilaku Agresif…………………… 28 Tabel 3 : Kisi-kisi Instrumen Perilaku Agresif Sebelum Uji Coba…………. 29. Tabel 4 : Kisi-kisi Instrumen Perilaku Agresif Stelah Uji Coba……………. 31. Tabel 5 : Kriteria Guilford…………………………………………………... 33. Tabel 6 : Jumlah Item-item yang Valid dan Tidak Valid………………….... 34. Tabel 7 : Norma Kategorisasi Subjek Penelitian…………...……………….. 37. Tabel 8 : Kategori Tingkat Perilaku Agresif ……………………………….. 38 Tabel 9 : Kategori Skor Item………………………………………………... 39. Tabel 10 : Tingkat Perilaku Agresif………………………………………… 40 Tabel 11 : Kategori Item Perilaku Agresif………………………………….. 42 Tabel 12 : Prosentase Per-aspek Perilaku Agresif…………………………. 44. Tabel 13 : Item-item Pernyataan yang Tergolong dalam Kategori Tinggi….. 50. Tabel 14 : Usulan Topik-topik Bimbingan………………………………….. 52. x iv.

(16) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. DAFTAR GRAFIK Gambar 1. Diagram Tingkat Perilaku Agresif Siswa Kelas XI SMK. 41. Marsudi Luhur Yogyakarta…………………………………….. Gambar 2. Diagram Item Tingkat Perilaku Agresif Siswa Kelas XI SMK. 43. Marsudi Luhur Yogyakarta…………………………………….. Gambar 3. Diagram Analisis Per-aspek Perilaku Agresif Siswa Kelas XI SMK Marsudi Luhur Yogyakarta………………………………. xv. 45.

(17) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 : Instrumen Perilaku Agresif…………………………………... 57. Lampiran 2 : Tabulasi Data Penelitian……………………………………… 59 Lampiran 3 : Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas…………………………... 65 Lampiran 4 : Surat Perijinan Penelitian……………………………………... xvi. 68.

(18) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. BAB I PENDAHULUAN Dalam bab I diuraikan latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan definisi operasional.. A. Latar Belakang Masalah Perilaku agresif dewasa ini dapat terlihat di lingkungan sekitar kita. Dimanapun kita berada, pasti terlihat adanya perilaku agresif. Perilaku agresif dapat dilakukan oleh siapa saja, tidak terkecuali siswa SMK yang notabene sedang memasuki masa transisi dari remaja akhir menuju dewasa awal. Perjalanan masa SMK terkadang siswa menemui permasalahan yang rumit, sehingga dalam menyelesaikan masalah siswa tidak berpikir panjang dan cenderung menyelesaikan masalah dengan perilaku agresif. Contoh konkrit masalah yang sering dihadapai oleh siswa adalah tawuran antar siswa. Tawuran adalah contoh perilaku agresif yang ekstrim apabila dibandingkan dengan mengumpat atau mengabaikan perkataan orang lain. Masa remaja adalah masa pencarian jati diri dan pembentukan kepribadian. Masa dimana seorang anak mengalami berbagai pergolakan yang diwarnai oleh konflik dan perubahan suasana hati. Pikiran, perasaan serta tindakan para remaja yang sering kali berubah dapat menimbulkan permasalahan dalam dirinya dan lingkungannya. Pada saat-saat tertentu, remaja dapat bersikap tidak menyenangkan 1.

(19) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 2. terhadap teman-temannya, namun disaat yang lain, remaja juga dapat bersikap sangat baik terhadap teman-temannya, terkadang juga remaja membutuhkan privasi, dan beberapa saat kemudian dapat berubah lagi sesuai dengan pikiran dan perasaan yang dirasakannya. Bentuk perilaku agresif yang dilakukan oleh remaja ada bermacam-macam, seperti kekerasan verbal, kekerasan fisik, maupun kekerasan psikis. Kekerasan verbal adalah kekerasan yang dilakukan menggunakan kemampuan verbal manusia, seperti mencaci maki dan mencemooh. Kekerasan fisik merupakan kekerasan yang dilakukan dengan menggunakan kekuatan fisik atau tubuh manusia, seperti memukul. Sedangkan kekerasan psikis adalah kekerasan yang dilakukan dengan adanya unsur paksaan (mental), seperti memeras. Ketiga bentuk perilaku agresif tersebut jika dilihat dari segi akibat tentunya tidak dapat diremehkan, karena berdampak bukan hanya pada fisik (tubuh) tetapi juga berdampak sampai dengan psikis (mental) remaja yang melakukan perilaku agresif. Bertolak dari hal-hal di atas, peneliti tertarik untuk memfokuskan penelitian pada remaja. Peneliti memilih siswa SMK sebagai subyek penelitian karena remaja usia ini memiliki kecenderungan untuk melakukan perilaku agresif. G. Stanley Hall menyebutkan masa remaja sebagai masa yang penuh dengan topan dan tekanan, artinya remaja sebagai masa goncangan yang ditandai dengan konflik dan perubahan suasana hati (Santrock, 2003: 10-11). Selanjutnya, hasil penelitian ini akan.

(20) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 3. dipergunakan sebagai dasar penyusunan usulan topik-topik bimbingan klasikal yang sesuai dengan tingkat perilaku agresif yang terlihat pada siswa. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi gambaran bagi sekolah, khususnya guru BK dalam hal perilaku agresif, dampak dari perilaku agresif, serta pencegahan dan penanganan perilaku agresif siswa kelas XI SMK Marsudi Luhur Yogyakarta dengan usulan topik-topik bimbingan pribadi-sosial yang sesuai dengan butir-butir item dalam kuesioner sehubungan dengan perilaku agresif untuk dapat mencegah dan menangani perilaku agresif siswa.. B. Rumusan Masalah Sejalan dengan latar belakang masalah, dirumuskanlah masalah yang akan diteliti sebagai berikut: 1. Seberapa tinggi tingkat perilaku agresif siswa kelas XI SMK Marsudi Luhur Yogyakarta tahun ajaran 2014/2015? 2. Item-item instrumen mana saja yang teridentifikasi tinggi sebagai dasar penyusunan topik-topik bimbingan pribadi-sosial?.

(21) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 4. C. Tujuan Penelitian Sejalan dengan rumusan masalah, dirumuskanlah tujuan penelitian ini, yaitu: 1. Mendeskripsikan tingkat perilaku agresif siswa kelas XI SMK Marsudi Luhur Yogyakarta tahun ajaran 2014/2015. 2. Mengidentifikasi item-item instrumen perilaku agresif yang tinggi pada siswa kelas XI SMK Marsudi Luhur Yogyakarta tahun ajaran 2014/2015 dan kemudian digunakan sebagai dasar penyusunan usulan topik-topik bimbingan pribadi-sosial.. D. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi: 1. Manfaat Teoritis Manfaat penelitian ini adalah mampu memberikan sumbangsih dalam memberikan topik bimbingan pribadi-sosial, yang berguna sebagai untuk membantu siswa memenuhi tugas perkembangannya. Selain itu penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan sumbangsih yang besar untuk teori perilaku agresif sehingga dapat digunakan lebih tepat..

(22) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 5. 2. Manfaat Praktis a. Bagi Siswa Siswa diharapkan dapat mengetahui tingkat perilaku agresif bagi dirinya sendiri. b. Bagi Guru BK Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi gambaran bagi guru BK dan menjadi masukan dalam mencegah serta menangani perilaku agresif siswa. c. Bagi Peneliti Peneliti dapat menilai diri sendiri dalam berperilaku agresif dan dapat mencegah serta menangani perilaku asertifnya sendiri. d. Bagi Pembaca Pembaca dapat menambah wawasan mengenai perilaku agresif dan dapat memperoleh inspirasi dari penelitian ini.. E. Definisi Operasional 1. Perilaku agresif adalah tindakan yang bersifat kekerasan yang dilakukan oleh manusia terhadap sesamanya yang dapat membahayakan, menyakiti, atau mencederai orang lain seperti cedera fisik (pemaksaan, intimidasi, pengucilan atau pengasingan sosial) atau cedera non-fisik (melalui kata-kata tajam yang menyakitkan). Berikut adalah bentuk-bentuk agresifitas, yaitu:.

(23) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 6. (a) Agresif fisik aktif langsung: memukul, mendorong, berkelahi, menendang, dan menampar, (b) agresif verbal aktif langsung: menghina, memaki, marah, dan mengumpat. 2. Siswa kelas XI SMK Marsudi Luhur Yogyakarta tahun ajaran 2013/2014 adalah semua anak didik yang terdaftar sebagai siswa kelas XI SMK Marsudi Luhur Yogyakarta tahun ajaran 2013/2014 dan berjumlah 75 siswa. 3. Bimbingan pribadi-sosial merupakan upaya layaan yang diberikan kepada siswa agar mampu mengatasi permasalahan-permasalahan yang dialaminya, baik yang bersifat pribadi maupun sosial, sehingga mampu membina hubungan social yang harmonis di lingkungannya..

(24) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. BAB II KAJIAN PUSTAKA Pada bab ini diuraikan mengenai deskripsi perilaku agresif, definisi remaja, dan hakekat bimbingan.. A. Perilaku Agresif 1. Pengertian Perilaku Agresif Perilaku agresif merupakan kecenderungan manusia untuk melakukan agresi. Agresif adalah kata sifat dari agresi. Menurut Robert Baron (Koeswara, 1988: 5) agresif adalah tingkah laku individu yang ditujukan untuk melukai atau mencelakakan individu lain yang tidak menginginkan datangnya tingkah laku tersebut. Senada dengan definisi di atas, Anantasari (2006: 90-91) menjelaskan bahwa ada beberapa ciri perilaku agresif yang perlu diperhatikan. Ciri perilaku agresif tersebut ada tiga hal yaitu menyakiti diri sendiri, orang lain atau obyek pengganti. Pertama, bahaya kesakitan yang ditimbulkan dapat berupa kesakitan fisik dan kesakitan psikis. Kedua, tidak diinginkan oleh orang yang menjadi sasarannya. Terakhir, sering kali merupakan perilaku yang melanggar norma sosial. Poin yang perlu disoroti dari ketiga ciri perilaku agresif yang dikemukakan tersebut adalah bahwa perilaku menyakiti atau mengganggu orang lain sering bersamaan dengan pelanggaran norma sosial di lingkungan masyarakat. Hal ini dikarenakan bentuk 7.

(25) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 8. perilaku agresif yang muncul sering menimbulkan keresahan bagi lingkungan sekitar, sehingga dalam hal ini pelanggaran norma sosial dapat dijadikan objektifikasi suatu perilaku dikatakan agresif. Menurut Bruno (Pristiwaluyo, 2005: 34) memperluas bentuk perilaku dikatakan agresif atau tidak, yaitu “perilaku agresif timbul bila suatu organisme menyerang organisme atau benda lainnya secara fisik atau verbal dengan nada bermusuhan”. Dalam hal ini perilaku yang menyakiti orang lain secara verbal, seperti mencemooh, mengumpat ataupun berteriak dengan penuh emosi itu baik kepada makhluk hidup ataupun benda lainnya, maka perilaku tersebut dapat dikatakan sebagai perilaku agresif. Dari beberapa pendapat mengenai perilaku agresif di atas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa perilaku agresif merupakan tingkah laku, perilaku menyerang atau menyakiti baik terhadap makhluk hidup ataupun benda mati, perasaan kekecewaan dan bentuk dari pertahanan diri. Perilaku agresif juga secara umum merupakan penyimpangan norma sosial yang berlaku di sekitar dan berpotensi menimbulkan ketakukan tersendiri bagi objek yang dikenai perlakuan. Akibatnya akan memunculkan dampak yang negatif baik fisik maupun psikis. 2. Bentuk-bentuk Perilaku Agresif Moore dan Fine (Koeswara, 1988) membagi perilaku agresif dalam dua bentuk yaitu secara fisik dan secara verbal, yaitu:.

(26) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 9. a) Agresivitas verbal yaitu agresif yang dilakukan dengan cara menyerang secara verbal seperti mengejek, membentak, menghina, dan lain-lainnya. b) Agresivitas fisik yaitu agresif yang dilakukan dengan menggunakan kemampuan fisik seperti menendang, menggigit, mencubit, melempar dan lain-lainnya. Senada dengan penjelasan diatas, Morgan, King, Weisz, & Schopler (1986) merumuskan bentuk-bentuk agresivitas yang dapat dilihat pada tabel dibawah ini: Bentuk-bentuk Agresi a. Fisik, aktif, langsung b. Fisik, aktif, tidak langsung c. Fisik, pasif, langsung. d. Fisik, pasif, tidak langsung e. Verbal, aktif, langsung f. Verbal, aktif, tidak langsung g. Verbal, pasif, langsung h. Verbal, pasif, tidak langsung. Contoh Menikam, memukul, atau menembak orang lain. Membuat perangkat untuk orang lain, menyewa seorang pembunuh untuk membunuh. Secara fisik mencegah orang lain memperoleh tujuan yang diinginkan atau memunculkan tindakan yang diinginkan (misalnya: aksi duduk dalam demonstrasi). Menolak melakukan tugas-tugas yang seharusnya (misalnya: menolak berpindah ketika melakukan aksi duduk). Menghina orang lain. Menyebarkan gossip atau rumors yang jahat tentang orang lain. Menolak berbicara ke orang lain, menolak menjawab pertanyaan, dll. Tidak mau membuat komentar verbal (misalnya: menolak berbicara ke orang lain yang menyerang dirinya bila dia tidak dikritik secara tidak adil)..

(27) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 10. 3. Faktor-faktor Penyebab Perilaku Agresif Perilaku agresif pada umumnya dipahami sebagai perilaku yang dimaksudkan untuk melukai orang lain. Perilaku ini termasuk salah satu perilaku yang tidak dapat diterima oleh lingkungan sosial. Menurut Anantasari (2006: 92). Terdapat banyak faktor yang mempengaruhi terjadinya perilaku agresif tersebut antara lain oleh hal-hal berikut ini: a. Frustrasi Secara umum, frustasi pada individu akan muncul ketika banyak harapan tidak terpenuhi. Frustasi ternyata berkaitan dengan agresif. Sebuah teori mengatakan bahwa agresif selalu merupakan konsekuensi dari frustasi, dan frustasi selalu menimbulkan agresif. Oleh karenanya, situasi menekan dan tanpa harapan yang dialami anak sangat mungkin memicu terjadinya perilaku agresif. b. Pembelajaran Sosial dan Hadiah Munculnya agresif juga diungkap oleh Bandura (1986 : 29) lewat teori belajar sosialnya. Teori ini mengungkapkan bahwa manusia belajar agresif dengan melihat model yang diidolakan, seorang anak akan menganggap dirinya mendapat hadiah atau menjadi hebat seperti tokoh yang diidolakan. Selain meniru para model, perilaku agresif juga dapat muncul karena seorang anak mendapat hadiah. Misalnya saja seorang anak menjadikan perilaku agresif sebagai mekanisme yang akan selalu ia lakukan ketika lingkungan atau.

(28) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 11. orang tuanya selalu memberikan apa yang diinginkan anak ketika melakukan perilaku tersebut. c. Pengaruh Kelompok Penyebab agresifitas berkaitan juga dengan pengaruh kelompok. Ketika seorang anak masuk dalam kelompok, ada kecenderungan untuk menaati peraturan yang dimiliki kelompok. Ketaatan ini akan diperjuangkan karena akan menimbulkan penerimaan, penghargaan, bahkan pengakuan dari kelompok. Ketaatan ini pada akhirnya juga muncul ketika anak dituntut untuk melakukan perilaku agresif. d. Pengaruh Lingkungan Fisik Pengaruh lingkungan fisik yang buruk dalam banyak hal dapat menjadi faktor pemicu munculnya agresif. Misalnya saja lingkungan yang sangat bising dan panas dapat mendorong orang bertindak dengan cara-cara yang keras. 4. Dampak Perilaku Agresif a. Bagi Pelaku Seseorang yang melakukan perilaku agresif tentunya akan memiliki dampak terhadap dirinya serta lingkungan sekitarnya. Akibat yang didapatkan adalah dijauhi atau diabaikan oleh orang lain dan dikucilkan oleh masyarakat. Bahkan apabila pelaku agresif sudah melakukan tindakan kearah kriminal, maka dapat dipastikan bahwa pelaku akan mendapat hukuman dengan cara.

(29) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 12. ditahan atau dipenjara. Apabila korban dari pelaku tindakan agresif membalas, pelaku juga dapat terluka, baik secara fisik atu psikis (Nugraheni, 2004: 44). b. Bagi Korban Dampak perilaku agresif bagi korban menurut Anantasari (2006: 67), yaitu: 1) Perasaan tidak berdaya. 2) Perasaan marah setelah menjadi korban perilaku agresif. 3) Perasaan bahwa diri sendiri memiliki kerusakan permanen. 4) Ketidakmampuan mempercayai orang lain dan ketidakmampuan menjalin relasi dekat dengan orang lain. 5) Keterpakuan pada pikiran tentang tidakan agresif atau kriminal. 6) Hilangnya keyakinan bahwa dunia bisa berada dalam tatanan yang adil. 5. Cara Mengatasi Perilaku Agresif Anantasari (2006: 48) mengutamakan cara mengatasi perilaku agresif adalah dengan memberi empati, dorong anak untuk dapat mencurahkan perasaannya, tanggapi dengan bijak, jangan terlalu melindungi, tumbuhkan rasa percaya diri dan kembangkan kemampuannya, lakukan pengamatan, dan diskusikan dengan guru. a. Beri empati: mendorong anak untuk mencurahkan perasaannya, menjadi pendengar yang baik berarti mendengarkan secara aktif tidak hanya mendengarkan apa yang diucapkan, tetapi juga memperhatikan bahasa.

(30) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 13. tubuhnya. Yang penting adalah usahakan untuk menunjukkan rasa empati dapat memahami perasaan atau situasi yang dihadapi anak. b. Tanggapi secara bijak: tanggapan yang bijaksana, penuh empati, dan jauh dari kesan menginterogasi akan mendorong anak untuk lebih terbuka. Jangan terburu-buru ketika memberikan tanggapan atau saran, apalagi sampai memarahinya. c. Jangan terlalu melindungi: ajarkan anak untuk dapat meyelesaikan masalahnya sendiri. sikap terlalu melindungi akan membuat anak selalu bergantung dan kurang mengembangkan kemampuan untuk bersikap yang tepat jika terjadi kejadian serupa. Berikan pertanyaan-pertanyaan yang membimbing dan alternatif tindakan yang dapat diambilnya, misalnya dengan mengatakan, “menurutmu, sebenarnya kamu bisa berbuat apa?”. d. Tumbuhkan percaya diri dan kembangkan kemampuannya: anak yang sering menjadi korban agresifitas biasanya kurang mmepunyai kepercayaan diri. Ia merasa inferior dibandingkan dengan seorang aggressor, sehingga mereka merasa tidak berdaya menghadapinya. Tunjukkan kepada anak bahwa setiap orang memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. e. Lakukan pengamatan: amati setiap perkembangan yang terjadi, tidak perlu terlibat langsung tapi perhatikan bagaimana anak berinteraksi dengan teman sebayanya. Sediakan diri menjadi teman untuk mengadu dan mendapatkan.

(31) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 14. rasa aman untuk mendorongnya dan ajak anak untuk mengevaluasi keadaan dirinya. f. Diskusikan dengan guru: ada baiknya dari permasalahan yang dihadapi anak dapat didiskusikan kepada guru atau wali kelasnya apabila kejadian terjadi di sekolah. 6. Teori Agresif Teori tentang agresif terbagi menjadi beberapa kelompok (Sarwono, 2002) yaitu: a. Teori Bawaan. Teori bawaan atau bakat adalah teori yang berlandaskan bakat atau sifat-sifat dari dalam diri manusia sendiri. Bukti yang mengatakan bahwa teori bawaan termasuk dalam teori agresif adalah teori Psikoanalisa atau teori naluri. Freud dalam teori Psikoanalisis klasiknya mengemukakan bahwa agresi adalah salah satu dari dua naluri dasar manusia. Naluri agresif atau tanatos ini merupakan pasangan dari naluri seksual atau eros. Naluri seks berfungsi untuk melanjutkan keturunan sedangan naluri agresif berfungsi untuk mempertahankan jenis. Kedua naluri tersebut berada pada alam ketidaksadaran, khususnya dalam kepribadian yang disebut Id yang pada prinsipnya ingin agar kemauannya dituruti (prinsip kesenangan atau Pleasure Principle) dan terletak pada bagian lain dari kepribadian yang dinamakan.

(32) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 15. Super Ego yang mewakili norma-norma yang ada dalam masyarakat dan Ego yang berhadapan dengan kenyataan. Contohnya, sepasang kekasih berusia remaja yang sedang dimabuk asmara dan tidak mampu mengendalikan hasrat untuk saling memiliki, pada umumnya akan melakukan segala hal yang diinginkan pasangannya agar dapat memiliki pasangannya tersebut seutuhnya. Hal ini secara tidak langsung dilakukan dalam ketidaksadaran individu dalam melakukan hal tersebut, dan dilakukan untuk menuruti kemauannya seperti yang sudah dipaparkan diatas yang dalam kepribadian disebut Id. b. Teori Lingkungan. Inti dari teori lingkungan adalah perilaku agresif merupakan reaksi terhadap peristiwa atau stimulus yang terjadi di lingkungan. 1) Teori Frustrasi-Agresi Klasik yaitu: agresi dipicu oleh frustrasi. Frustrasi artinya adalah hambatan terhadap pencapaian suatu tujuan. Berdasarkan teori tersebut, agresif merupakan pelampiasan dari perasaan frustrasi. 2) Teori Frustrasi-Agresi Baru yaitu: frustrasi menimbulkan kemarahan dan emosi, kondisi marah tersebut memicu agresif. Marah timbul jika sumber frustrasi dinilai mempunyai alternatif perilaku lain daripada yang menimbulkan frustrasi itu. 3) Teori Belajar-Sosial, yaitu lebih memperhatikan faktor tarikan dari luar. Bandura (1986) menekankan pernyataan bahwa perilaku agresif,.

(33) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 16. perbuatan yang berbahaya, perbuatan yang tidak pasti dapat dikatakan sebagai hasil bentuk dari pelajaran perilaku sosial. c. Teori Kognitif. Monks (1989) Kognisi adalah pengertian yang luas mengenai berpikir dan mengamati, jadi tingkah laku-tingkah laku yang mengakibatkan orang memperoleh pengetahuan atau yang dibutuhkan untuk menggunakan pengetahuan.. B. Remaja 1. Definisi Remaja Istilah adolescence atau remaja berasal dari kata Latin adolescere (kata bendanya adolescentia yang berarti “tumbuh” atau “tumbuh menjadi dewasa”. Istilah adolescence, seperti diungkapkan saat ini mampunyai arti yang lebih luas mencakup kematangan mental, emosional, sosial dan fisik. Masa remaja secara psikologis adalah usia dimana individu berintegrasi dengan masyarakat dewasa, usia dimana anak tidak lagi merasa di bawah tingkat orang-orang yang lebih tua, melainkan berada dalam tingkatan yang sama, sekurang-kurangnya dalam masalah hak (Hurlock,1999). Masa remaja secara umum dibagi menjadi dua bagian yaitu awal masa remaja dan akhir masa remaja. Awal masa remaja berusia sekitar tiga belas tahun sampai enam belas tahun atau tuju belas tahun, dan akhir masa remaja berusia.

(34) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 17. sekitar enam belas tahun atau tujuh belas tahun sampai dengan delapan belas tahun, yaitu usia kematangan secara sosial (Hurlock,1999). Papalia (2004) memberikan definisi remaja sebagai masa peralihan dari anak-anak ke masa dewasa yang diawali dengan masa puber, yaitu proses perubahan fisik yang ditandai dengan kematangan seksual, kognisi dan psikososial yang saling berkaitan satu dengan yang lainnya. Monks (Haditono, 2002) membagi masa remaja atas beberapa fase, yaitu: a. Remaja awal (usia 12 tahun sampai dengan 15 tahun) b. Remaja madya (usia 15 tahun sampai dengan 18 tahun) c. Remaja akhir (usia 18 tahun sampai dengan 21 tahun) 2. Ciri-ciri Masa Remaja Menurut Monks (Haditono, 2002), pada setiap tahapan perkembangan terdapat karakteristik perkembangan yang berbeda dalam hal perkembangan emosi remaja, yaitu: a. Remaja Awal (12-15 tahun) Selama masa ini perkembangan fisik remaja yang semakin tampak adalah perubahan fungsi alat kelamin. Perubahan tersebut membuat remaja seringkali mengalami kesukaran dalam penyesuaian diri. Akibatnya tidak jarang remaja cenderung menyendiri sehingga merasa terasing, kurang perhatian dari orang lain atau bahkan merasa bahwa tidak ada orang yang.

(35) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 18. peduli. kontrol terhadap diri remaja bertambah sulit dan remaja cepat marah dengan cara-cara yang kurang wajar untuk meyakinkan dunia sekitarnya. b. Remaja Madya (15-18 tahun) Pada masa ini, remaja seringkali menunjukkan adanya kontradiksi dengan nilai-nilai moral yang remaja ketahui, tidak jarang remaja mulai meragukan tentang apa yang disebut baik dan buruk sehingga remaja seringkali ingin membentuk nilai-nilai yang mereka anggap benar, baik dan pantas. untuk. mereka.. Berkurangnya. pengendalian. terhadap. emosi. menyebabkan remaja sulit mengontrol perilaku dalam kehidupan sehariharinya. c. Remaja Akhir (18-21 tahun) Selama masa ini, remaja mulai memandang dirinya sebagai orang dewasa dan menunjukkan pemikiran, sikap, perilaku yang semaki dewasa. oleh sebab itu, orang dewasa dan masyarakat mulai memberikan kepercayaan yang selayaknya kepada mereka. Interaksi dengan orangtua yang menjadi lebih bagus dan lancar karena mereka sudah memiliki kebebasan penuh dan emosinya pun mulai stabil. pilihan arah hidup mulai menjadi jelas dan mulai mampu mengambil pilihan dan keputusan tentang arah hidupnya secara lebih bijaksana meskipun belum bisa secara penuh. Remaja juga mulai memimilih cara-cara hidup yang dapat dipertanggungjawabkan terhadap diri remaja sendiri, orangtua dan masyarakat..

(36) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 19. 3. Tugas Perkembangan Remaja Tugas-tugas. perkembangan. masa. remaja. yang. penting. akan. menggambarkan seberapa jauh perubahan yang dilakukan dan masalah yang timbul dari perubahan itu sendiri. Hurlock (1999) menyatakan terdapat sepuluh tugas perkembangan yang harus dilalui seorang remaja, yaitu: a. Mencapai hubungan baru dan lebih matang. b. Mencapai peran jenis kelamin sebagai laki-laki ataupun perempuan. c. Menerima keadaan jasmaninya dan menggunakan jasmaninya secara efektif. d. Mencapai kemandirian secara emosional dari ketergantungan pada orangtua dan dewasa lainnya. e. Mencapai keyakinan akan kemandirian secara ekonomi pada masa mendatang. f. Memilih dan mempersiapkan diri untuk menjalankan suatu pekerjaan tertentu. g. Menyiapkan diri untuk perkawinan dan berkeluarga. h. Mengembangkan keterampilan dan konsep intelektual sebagai warga masyarakat. i. Menginginkan dan melakukan tindakan-tindakan. yang secara sosial. bertanggungjawab. j. Memilih seperangkat sistem tata nilai dan tata karma yang menuntun perilakunya..

(37) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 20. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa tugas perkembangan masa remaja yaitu memilih seperangkat sistem tata nilai dan tata karma yang menuntun perilaku remaja, dan dimana pada masa tersebut remaja harus menyesuaikan diri dengan tugas perkembangan yang dialuinya yaitu remaja harus memiliki tata karma yang sesuai dengan norma atau aturan yang benar yang menjadikan remaja menjadi individu dengan perilaku yang tidak menyimpang, karena pada masa remaja emosinya masih labil sehingga dapat memicu perilaku agresif.. C. Hakekat Bimbingan 1. Pengertian Bimbingan Winkel (2004:27) mengemukakan bahwa kata Bimbingan atau Guidance berasal dari Bahasa Inggris yang dikaitkan dengan kata asal guide, yang diartikan sebagai berikut: memberikan jalan (showing the way); memimpin (leading); menuntun (conducting); memberikan petunjuk (giving instruction); mengatur (regulating); mengarahkan (governing); memberikan nasihat (giving advice). Kalau istilah Bimbingan dalam bahasa Indonesia diberi arti yang selaras dengan arti-arti yang disebutkan di atas, akan muncul dua pengertian yang mendasar, yaitu :.

(38) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 21. (a) Memberikan informasi, yaitu menyajikan pengetahuan yan dapat digunakan untuk mengambil suatu keputusan, atau memberitahukan sesuatu sambil memberikan nasihat. (b) Mengarahkan, menuntun ke suatu tujuan. tujuan itu mungkin hanya diketahui oleh pihak yang mengarahkan; mungin perlu diketahui oleh kedua belah pihak. Menurut Prayitno dan Erman Amti (2004:99), bimbingan adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan oleh orang yang ahli kepada seorang atau beberapa orang individu, baik anak-anak, remaja, maupun dewasa agar orang yang dibimbing dapat mengembangkan kemampuan dirinya sendiri dan mandiri dengan memanfaatkan kekuatan individu dan sarana yang ada dan dapat dikembangkan berdasarkan norma-norma yang berlaku. Winkel (2004:27) mendefenisikan bimbingan: (1) suatu usaha untuk melengkapi individu dengan pengetahuan, pengalaman dan informasi tentang dirinya sendiri, (2) suatu cara untuk. memberikan. bantuan. kepada. individu. untuk. memahami. dan. mempergunakan secara efisien dan efektif segala kesempatan yang dimiliki untuk perkembangan pribadinya, (3) sejenis pelayanan kepada individu-individu agar mereka dapat menentukan pilihan, menetapkan tujuan dengan tepat dan menyusun rencana yang realistis, sehingga mereka dapat menyesuaikan diri dengan memuaskan diri dalam lingkungan dimana mereka hidup, (4) suatu proses pemberian bantuan atau pertolongan kepada individu dalam hal.

(39) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 22. memahami diri sendiri, menghubungkan pemahaman tentang dirinya sendiri dengan lingkungan, memilih, menentukan dan menyusun rencana sesuai dengan konsep dirinya dan tuntutan lingkungan. 2. Tujuan Bimbingan Winkel & Sri Hastuti (2004: 32) mengemukakan bahwa bimbingan mempunyai tujuan supaya orang yang dilayani menjadi mampu mengatur kehidupannya sendiri, memiliki pandangannya sendiri, dan berani menanggung sendiri akibat dan konsekuensi dari tindakan-tindakannya. Pelayanan bimbingan dikatakan mencapai tujuan intermediar apabila seseorang ternyata mampu mengatur kehidupannya sendiri dalam suatu hal yang pada saat itu penting. Pencapaian tujuan intermediar akan semakin memungkinkan, bahwa orang yang dibimbing itu akan semakin mengembangkan kemampuan untuk mengatur kehidupannya sendiri. 3. Bimbingan Pribadi-Sosial Winkel berpendapat bahwa bimbingan pribadi-sosial adalah bimbingan dalam menghadapi keadaan batin dan mengatasi pergumulan-pergumulan dalam hati serta dalam mengatur dirinya sendiri di bidang kerohanian, perawatan jasmani, pengisian waktu luang, penyaluran nafsu seksual, dan sebagainya; serta bimbingan dalam membina hubungan kemanusiaan dengan sesama di berbagai lingkungan (pergaulan sosial)..

(40) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 23. 4. Macam Fungsi Bimbingan Winkel & Sri Hastuti (2004: 66-67) menyebutkan bahwa ada 3 fungsi bimbingan, yaitu : a) Fungsi Penyaluran Fungsi bimbingan dalam membantu siswa mendapatkan program studi yang sesuai baginya dalam rangka kurikulum pengajaran yang disediakan di sekolah. Siswa akan dibantu untuk memilih di antara alternatif yang tersedia. Misalnya, memilih kegiatan ekstrakurikuler yang cocok baginya selama menjadi peserta didik di sekolah yang bersangkutan, menentukan program studi lanjutan yang sesuai setelah tamat dan merencanakan bidang pekerjaan yang cocok baginya di masa mendatang. b) Fungsi Penyesuaian Fungsi. bimbingan. dalam. membantu. siswa. menemukan. cara. menempatkan diri secara tepat dalam berbagai keadaan dan situasi yang dihadapi. Misalnya, siswa harus dibantu untuk bergaul secara memuaskan dengan. menentukan. sikap. ditengah-tengah. kehidupan. keluarganya. (adjustment). c) Fungsi Pengadaptasian Fungsi bimbingan sebagai narasumber bagi tenaga-tenaga pendidik yang lain di sekolah, khususnya pimpinan sekolah dan staf pengajar, dalam hal mengarahkan rangkaian kegiatan pendidikan dan pengajaran supaya sesuai.

(41) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 24. dengan kebutuhan para siswa. Pelayanan ini tidak diberikan secara langsung oleh para siswa, tetapi tenaga bimbingan memberikan informasi dan usulan kepada sesama tenaga pendidik demi keberhasilan program pendidikan sekolah serta terbinanya kesejahteraan para siswa. 5. Fungsi Bimbingan yang dapat Mengurangi Perilaku Agresif Dari uraian fungsi-fungsi bimbingan menurut W.S. Winkel & M.M. Sri Hastuti (2004) di atas, fungsi bimbingan yang dapat mengurangi perilaku agresif yang terjadi pada siswa adalah fungsi bimbingan penyesuaian. Hal ini sesuai dengan beberapa faktor perilaku agresi seperti yang sudah dijelaskan di atas yaitu, faktor pengaruh kelompok dan faktor lingkungan sosial yang akan berdampak terhadap penerimaan diri dalam lingkungan sekitar dan masyarakat. Dengan adanya fungsi bimbingan penyesuaian, guru dapat membantu siswa untuk menemukan cara dalam menempatkan diri secara tepat dimanapun berada. 6. Hubungan Bimbingan Pribadi-Sosial dan Perilaku Agresif Dari uraian-uraian mengenai perilaku agresif dan bimbingan pribadisosial, peneliti menemukan adanya hubungan antara keduanya. Penyelenggaraan bimbingan pribadi-sosial sangat penting untuk dapat membantu guru dalam mengurangi tingkat perilaku agresif siswa. Keadaan siswa SMA kelas XI yang memasuki masa dimana usia remaja diawali dengan masa puber dan berpengaruh terhadap perkembangan pribadinya, yaitu proses perubahan fisik yang ditandai dengan kematangan seksual, kognisi.

(42) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 25. dan psikososial yang saling berkaitan satu dengan yang lainnya. Masa puber adalah masa dimana seorang anak masih labil terutama dalam kematangan emosinya, sehingga dalam menerima kritikan, menangani permasalahan yang dihadapinya, dan celaan sangat cenderung ke arah perilaku agresif. Oleh karena itu adanya bimbingan klasikal di dalam kelas sangat diperlukan sebagai usaha mengubah kecenderungan perilaku agresif siswa menjadi berperilaku asertif sehingga siswa mampu mencapai perkembangan pribadi secara optimal..

(43) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. BAB III METODE PENELITIAN Dalam bab III ini diuraikan jenis penelitian, subjek dan obyek penelitian, tempat dan waktu penelitian, metode penelitian, prosedur penelitian, teknik pengumpulan data, instrument penelitian, dan uji coba instrumen.. A. Jenis Penelitian Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang berlandaskan pada filsafat positifisme (Sugiyono: 2011). Penelitian kuantitatif digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu. Pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian. Analisis data bersifat kuantitatif/statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan. Dilihat dari pemaparan hasil, penelitian ini termasuk dalam penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif dilakukan dengan tujuan untuk menggambarkan secara sistematis fakta dan karakteristik subjek yang diteliti secara tepat. Penelitian ini dilakukan untuk memperoleh gambaran tentang tingkat perilaku agresif siswa kelas XI SMK Marsudi Luhur Yogyakarta tahun ajaran 2013/2014.. B. Subjek Penelitian Subjek penelitian ini adalah siswa kelas XI SMK Marsudi Luhur Yogyakarta kelas OA, OB, OC dan AK dengan jumlah 75 siswa. Peneliti memilih SMK Marsudi 26.

(44) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 27. Luhur Yogyakarta sebagai subyek penelitian karena; pertama, SMK Marsudi Luhur Yogyakarta memiliki guru bimbingan dan konseling. Kedua, di sekolah ini belum ada yang meneliti mengenai tingkat perilaku agresif. Ketiga, siswa SMK Marsudi Luhur adalah siswa yang berusia remaja. Pada saat melalukan penelitian jumlah total siswa 95 namun ada 20 siswa yang tidak hadir di kelas. Tabel 1 Subjek Penelitian Kelas. Jumlah. XI OA XI OB XI OC XI AK Jumlah Total. 24 24 24 23 75. C. Tempat dan Waktu Penelitian a. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di kelas XI SMK Marsudi Luhur Yogyakarta, yang beralamatkan Jl. Bintaran Kidul 6 Yogyakarta. b. Waktu Penelitian Semester I tahun ajaran 2014/2015 pada bulan Agustus 2014.. D.. Instrumen Penelitian Instrumen penelitian yang digunakan berupa kuesioner, yang disusun oleh. peneliti atas arahan dosen pembimbing dan ahli (expert judgement). Jenis kuesioner.

(45) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 28. yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner langsung tertutup. Artinya, responden menjawab pernyataan yang jawabannya sudah disediakan dalam lembar kuesioner dengan memberikan tanda (—). Kuesioner disusun dengan pedoman penyusunan skala Likert dalam bentuk checklist. Pada skala Likert variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel, kemudian indicator variabel tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item instrument yang dapat berupa pernyataan atau pertanyaan (Sugiyono, 2011:134). Format skala ini dilengkapi dengan empat alternatif jawaban. Alternatif jawaban setiap item mempunyai gradasi dari sangat negatif sampai sangat positif yang berupa kata-kata: tidak pernah, jarang, sering dan selalu. Skoring untuk setiap jawaban dalam kuesioner dilakukan dengan memberi nilai pada setiap alternatif jawaban. Skoring setiap pilihan jawaban dapat dilihat pada tabel 2: Tabel 2 Skoring/ Penilaian Kuesioner Perilaku Agresif No.. Pernyataan. Alternatif Jawaban Tidak Pernah Jarang Sering. Selalu. 1.. Favorable. 1. 2. 3. 4. 2.. Unfavorable. 4. 3. 2. 1. Kisi-kisi instrumen disusun berdasarkan bentuk perilaku agresif menurut Morgan, King, Weisz, & Schopler (1986). Kisi-kisi kuisioner Perilaku Agresif pada.

(46) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 29. siswa SMK Marsudi Luhur Yogyakarta Tahun Ajaran 2014/2015 sebelum uji coba dapat dilihat pada tabel 3: Tabel 3 Kisi-Kisi Instrumen Perilaku Agresif Sebelum Ujicoba No 1.. 2.. Bentuk Perilaku Agresif Agresif Verbal. Agresif Fisik. Jenis Perilaku Agresif Agresif Verbal Aktif Langsung (A.V – A – L) Agresif Verbal Aktif Tidak Langsung (A.V - A – TL) Agresif Verbal Pasif Langsung (A.V – P – L) Agresif Verbal Pasif Tidak Langsung (A.V – P – TL) Agresif Fisik Aktif Langsung (A.F – A – L) Agresif Fisik Aktif Tidak Langsung (A.F – A – TL) Agresif Fisik Pasif Langsung (A.F – P – L) Agresif Fisik Pasif Tidak Langsung (A.F – P – TL ) Jumlah. Indikator. Favorabel. Unfavorabel. Jml. 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7. 8, 9, 10. 40. Menyebarkan gossip. 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17. 18, 19, 20. Menolak berbicara atau tidak mau menjawab pertanyaan orang lain Menggerutu. 21, 22, 23, 24, 25, 26, 27. 28, 29, 30. 31, 32, 33, 34, 35, 36, 37. 38, 39, 40. Memukul atau menyerang. 41, 42, 43, 44, 45, 46, 47 51, 52, 53, 54, 55, 56, 57. 48, 49, 50. 61, 62, 63, 64, 65, 66, 67 71, 72, 73, 74, 75, 76, 77. 68, 69, 70. Menghina orang lain. Membuat jebakan untuk mencelakakan orang lain Menghalangi orang yang akan melakukan sesuatu Menolak mengerjakan sesuatu yang diminta orang lain. 56. 40. 58, 59, 60. 78, 79, 80. 24. 80.

(47) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 30. E. Validitas dan Reliabilitas Instrumen 1. Validitas Validitas isi merupakan validitas yang diestimasi lewat pengujian terhadap isi tes dengan analisis rasional atau lewat professional judgment. Pernyataan yang dicari jawabannya dalam validasi ini adalah “sejauhmana item-item dalam tes mencakup keseluruhan kawasan objek yang hendak diukur” atau “sejauhmana isi tes mencerminkan ciri atribut yang hendak diukur” (Azwar, 2009: 45). Untuk melakukan pengujian validitas isi, dilakukan dengan cara konsultasi kepada dosen pembimbing yaitu J. Donal Sinaga, M.Pd. dan T.A. Prapanca Hary, M.Si. Hasil uji isi melalui analisis ahli mengatakan bahwa item-item instrumen sudah memenuhi syarat penelitian dan ada beberapa penulisan kata yang kurang tepat. Setelah analisis ahli, kemudian dilakukan analisis konsistensi internal dengan pendekatan analisis korelasi Pearson product moment. Formula; rXY =. N ¦ XY . ^N ¦ X. 2. . ¦ X ¦Y ¦ X `^N ¦ Y  ¦ Y 2. 2. 2. `. Keterangan :. rXY = korelasi skor-skor total kuesioner dan total butir-butir N = jumlah subyek X = skor sub total kuesioner Y = skor total butir-butir kuesioner XY = hasil perkalian antara skor X dan skor Y.

(48) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 31. Tahap pelaksanaannya menggunakan program komputer SPSS 16. Biasanya syarat minimum untuk dianggap memenuhi syarat adalah kalau r = 0,3 (Sugiyono, 2010: 188-189). Bila harga korelasi di bawah 0,30 maka dapat disimpulkan bahwa butir instrumen tersebut memiliki konsistensi internal rendah, sehingga harus diperbaiki atau dibuang (Sugiyono, 2010: 179). Pada tabel 4 disajikan kisi-kisi instrumen setelah uji coba: Tabel 4 Kisi-Kisi Instrumen Perilaku Agresif Sesudah Uji coba No 1.. 2.. Bentuk Perilaku Agresif Agresif Verbal. Agresif Fisik. Jenis Perilaku Agresif Agresif Verbal Aktif Langsung (A.V – A – L) Agresif Verbal Aktif Tidak Langsung (A.V - A – TL) Agresif Verbal Pasif Langsung (A.V – P – L) Agresif Verbal Pasif Tidak Langsung (A.V – P – TL) Agresif Fisik Aktif Langsung (A.F – A – L) Agresif Fisik Aktif Tidak Langsung (A.F – A – TL) Agresif Fisik Pasif Langsung (A.F – P – L) Agresif Fisik. Indikator. Unfavorabel. Jml. 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7. 8. 33. Menyebarkan gossip. 16, 17, 18, 19, 20, 21, 22. -. Menolak berbicara atau tidak mau menjawab pertanyaan orang lain Menggerutu. 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15. 23, 24, 25. 26, 27, 28, 29, 30, 31. 32, 33. Memukul atau menyerang. 34, 35, 36, 37, 38, 39. -. Membuat jebakan untuk mencelakakan orang lain Menghalangi orang yang akan melakukan sesuatu Menolak. 40, 41, 42, 43, 44, 45, 46. -. 47, 48, 49, 50, 51, 52, 53 54, 55, 56,. -. Menghina orang lain. Favorabel. 61, 62, 63. 30.

(49) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 2. Reliabilitas. Pasif Tidak Langsung (A.F – P – TL ) Jumlah. mengerjakan sesuatu yang diminta orang lain. 32. 57, 58, 59, 60 57. 9. 63. Reliabilitas adalah suatu alat ukur menunjuk pada “derajat keajegan alat tersebut dalam mengukur apa saja yang diukurnya” (Furchan,2004: 310). Reliabilitas mempunyai beberapa nama lain seperti keterpercayaan, keajegan, kestabilan, konsistensi, dan sebagainya namun ide pokok yang terkandung di dalam konsep reliabilitas adalah sejauh mana hasil suatu pengukuran dapat dipercaya (Azwar, 2009: 4). Perhitungan indeks reliabilitas kuesioner penelitian ini menggunakan pendekatan koefisien Alpha Cronbach (D). Adapun rumus koefisien reliabilitas Alpha Cronbach (D) adalah sebagai berikut: D= 2 [1-SX2+Si2] Sx2. Keterangan rumus: Si2 dan S22 2. Sx. : varians skor belahan 1 dan varians skor belahan 2 : varians skor skala. Berdasarkan perhitungan koefisien realibitas Alpha Cronbach diperoleh nilai koefisien reliabilitas instrumen 0,904. Nilai tersebut menunjukkan koefisien reliabilitas instrumen masuk dalam kriteria tinggi. Artinya instrumen ini memiliki keajegan yang tinggi..

(50) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 33. Pada tabel 5 disajikan kriteria Guilford. Tabel 5 Kriteria Guilford Koefisien Korelasi 0,91 – 1,00. Kualifikasi Sangat Tinggi. 0,71 – 0,90. Tinggi. 0,41 – 0,70. Cukup Tinggi. 1,21 – 0,40. Rendah. Negatif -0,20. Sangat Rendah. Berdasarkan kriteria Guliford dapat disimpulkan bahwa koefisien reliabilitas kuesioner termasuk sangat tinggi..

(51) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 34. Pada tabel 6 disajikan jumlah item-item yang valid dan tidak valid: Tabel 6 Jumlah Item-item yang Valid dan Tidak Valid Jenis Perilaku Agresif 1. Verbal – AktifLangsung (VA-L) 2. Verbal – Pasif – Langsung (VP-L). Indikator. Valid. Tidak Valid. 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 10. 8, 9. 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20. 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17. 18, 19, 20. 21, 22, 23, 24, 25, 26, 27, 28, 29, 30. 21, 22, 23, 24, 25, 26, 27, 28, 29, 30. -. Menggerutu. 31, 32, 33, 34, 35, 36, 37, 38, 39, 40. 31, 32, 33, 34, 35, 36, 38, 39. 37, 40. Memukul atau menyerang. 41, 42, 43, 44, 45, 46, 47, 48, 49, 50 51, 52, 53, 54, 55, 56, 57, 58, 59, 60. 42, 43, 44, 45, 46, 47. 41, 48, 49, 50. 51, 52, 53, 54, 55, 56, 57. 58, 59, 60. 61, 62, 63, 64, 65, 66, 67, 68, 69, 70. 61, 62, 63, 64, 65, 66, 67. 68, 69, 70. 71, 72, 73, 74, 75, 76, 77, 78, 79, 80. 71, 72, 73, 74, 75, 76, 77, 78, 79, 80. -. 80. 63. 17. Memaki orang 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, lain 8, 9, 10. Menolak berbicara atau tidak mau menjawab pertanyaan orang lain 3. Verbal – Aktif Menyebarkan – Tidak gossip Langsung (VA-TL) 4. Verbal – Pasif – Tidak Langsung (VP-TL) 5. Fisik – Aktif – Langsung (FA-L) 6. Fisik – Pasif – Langsung (F-PL). Item. Menghalangi orang yang mau lewat, aksi diam 7. Fisik – Aktif – Membuat Tidak jebakan untuk Langsung (F- mencelakakan A-TL) orang lain 8. Fisik – Pasif – Menolak Tidak mengerjakan Langsung (F-P- sesuatu yang TL) diminta orang lain Jumlah Item.

(52) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 35. F. Prosedur Pengumpulan Data 1. Tahap Persiapan Pada tahap ini dilakukan berbagai persiapan yaitu; a. Menentukan responden, yaitu siswa kelas XI SMK Marsudi Luhur Yogyakarta. b. Menyusun kuesioner tentang perilaku agresif. c. Instrumen diperiksa oleh ahli, yang dilakukan oleh dosen pembimbing skripsi. d. Meminta ijin kepada pihak sekolah untuk mengadakan penelitian dengan menyerahkan surat ijin penelitian dari kampus, proposal dan kuesioner untuk diperiksa. 2. Pelaksanaan Dalam melakukan penelitian, peneliti terlebih dahulu melakukan ujicoba, kemudian kuesioner yang telah diujicobakan dan telah direvisi kemudian dipergunakan untuk mengumpulkan data penelitian. Pengumpulan data tersebut dilakukan di kelas XI OA, XI OB, XI OC dan XI AK pada tanggal 14 Agustus 2014. Jumlah responden pengumpulan data ada 75 siswa. Penyebaran dan pengawasan pengisian kuesioner dilakukan oleh peneliti dan dibantu satu orang teman..

(53) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 36. G. Teknik Analisis Data Teknik analisis data yang digunakan adalah penskalaan subjek (Azwar, 2009 : 46). Langkah-langkah teknik analisis data yang dilakukan adalah sebagai berikut: 1. Setiap item diberikan skor sesuai dengan pilihan jawaban yang sudah tersedia yaitu Tidak Pernah (TP) = 1 diberi skor, Jarang (JR) = 2 diberi skor, Sering (SR) = 3 diberi skor dan Selalu (SL) = 4 untuk pernyataan positif (favorable) dan sebaliknya untuk pernyataan negatif (unfavorable). 2. Menghitung jumlah skor dari masing-masing subyek. 3. Membuat tabulasi data dengan mengelompokkan masing-masing aspek item kuesioner dengan menggunakan komputer yang memiliki program Microsoft office excel. 4. Memeriksa validitas dan reliabilitas kuesioner dengan menggunakan program aplikasi SPSS 16. 5. Melakukan kategorisasi subjek Pengkategori tingkat agresivitas siswa disusun berdasarkan model distribusi normal. Tujuan dari kategorisasi ini adalah menempatkan individu ke dalam kelompok-kelompok yang terpisah secara berjenjang menurut kontinum berdasar atribut yang diukur (Azwar, 2011: 107). Norma kategorisasi dirancang berdasarkan norma kategorisasi (Azwar, 2011 : 108) dengan 5 kategori yaitu sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah, sangat rendah, dan disajikan dalam tabel 7..

(54) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 37. Tabel 7 Norma Kategorisasi Subjek Penelitian Perhitungan Skor µ + 1.5 σ < X µ + 0.5 σ < X ≤ µ +1.5 σ µ - 0.5 σ < X ≤ µ + 0.5 σ µ - 1.5 σ < X ≤ µ - 0.5 σ X ≤ µ - 1.5 σ. Keterangan Sangat Tinggi Tinggi Sedang Rendah Sangat Rendah. Keterangan: X maksimum teoritik :. skor tertinggi yang diperoleh subjek penelitian dalam skala.. X minimum teoritik :. skor terendah yang diperoleh subjek penelitian dalam skala.. σ (standar deviasi). :. luas jarak rentang yang dibagi dalam 6 satuan deviasi sebaran.. µ (mean teoritik). :. rata-rata teoritis dari skor maksimum dan minimum.. Kategori tersebut digunakan untuk mengelompokkan tinggi rendah perilaku agresif siswa dengan jumlah item 63. Perhitungan dalam penggolongan norma kategorisasi adalah sebagai berikut : X maksimum teoritik : 4 x 63 = 252 X minimum teoritik : 1 x 63 = 63 Luas jarak : 252 – 63 = 189 σ (standar deviasi) : 189 / 6 = 31,5.

(55) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 38. µ (mean teoritik) : (252+63) : 2 = 157,5 Setelah dilakukan perhitungan maka didapatkan kategori skala. Kategori skor dapat dilihat pada tabel 8. Tabel 8 Kategori Tingkat Perilaku Agresif Siswa SMK Marsudi Luhur Yogyakarta Tahun Ajaran 2014/2015 Perhitungan Skor µ + 1.5 σ < X. Rentang Skor X > 204,75. Keterangan Sangat Tinggi. µ + 0.5 σ < X ≤ µ +1.5 σ. 173,25 – 204,75. Tinggi. µ - 0.5 σ < X ≤ µ + 0.5 σ. 141,75 – 173,25. Sedang. µ - 1.5 σ < X ≤ µ - 0.5 σ. 110,25 – 141,75. Rendah. ≤ 110,25. Sangat Rendah. X ≤ µ - 1.5 σ. Selanjutnya mengkategorikan skor item secara keseluruhan dengan jumlah subjek sebanyak 75 siswa, diperoleh unsur perhitungan skor item sebagai berikut : X maksimum teoritik : 4 x 75 = 300 X minimum teoritik : 1 x 75 = 75 Luas jarak : 300 – 75 = 225 σ (standar deviasi) : 225 / 6 = 37,5 µ (mean teoritik) : (300+75) : 2 = 187,5.

(56) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. Hasil perhitungan kategorisasi skor item dapat dilihat pada tabel 9. Tabel 9 Kategori Skor Item Perhitungan Skor. Rentang Skor. Keterangan. X > 243,75. Sangat Tinggi. µ + 0.5 σ < X ≤ µ +1.5 σ. 206,25 – 243,75. Tinggi. µ - 0.5 σ < X ≤ µ + 0.5 σ. 168,75 – 206,25. Sedang. µ - 1.5 σ < X ≤ µ - 0.5 σ. 131,25 – 168,75. Rendah. ≤ 131,25. Sangat Rendah. µ + 1.5 σ < X ≤. X ≤ µ - 1.5 σ. 39.

(57) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. BAB IV HASIL PENELITIAN, PEMBAHASAN, DAN USULAN TOPIK BIMBINGAN Bab ini berisi uraian tentang hasil penelitian, pembahasan, dan usulan topik bimbingan pribadi-sosial mengenai perilaku agresif siswa kelas XI SMK Marsudi Luhur Yogyakarta Tahun Ajaran 2014/2015.. A. Hasil 1. Tingkat Perilaku Agresif Siswa Kelas XI SMK Marsudi Luhur Yogyakarta Tahun Ajaran 2014/2015. Berdasarkan perolehan data diketahui tingkat perilaku agresif siswa kelas XI SMK Marsudi Luhur Yogyakarta Tahun Ajaran 2014/2015 seperti tampak pada tabel 10. Tabel 10 Tingkat Perilaku Agresif Siswa kelas XI SMK Marsudi Luhur Yogyakarta Rentang Skor. Kategori. Frekuensi. Prosentase (%). X > 204,75. Sangat Tinggi. 18. 22,5%. 173,25 – 204,75. Tinggi. 1. 1,25%. 141,75 – 173,25. Sedang. 12. 15%. 110,25 – 141,75. Rendah. 39. 48,75%. ≤ 110,25. Sangat Rendah. 10. 12,5%. 40.

(58) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 41. Berikut adalah diagram tingkat perilaku agresif siswa SMK Marsudi Luhur Yogyakarta Tahun Ajaran 2014/2015:. Gambar 1. Diagram Tingkat Perilaku Agresif Siswa Kelas XI SMK Marsudi Luhur Yogyakarta. Berdasarkan tabel 10 serta gambar 1 tampak bahwa terdapat 18 siswa (22,55%) yang memiliki perilaku agresif kategori sangat tinggi. Terdapat 1 siswa (1,25%) yang memiliki perilaku agresif kategori tinggi. Ada 12 siswa (15%) memiliki perilaku agresif kategori sedang. Terdapat 39 siswa (48,75%) memiliki perilaku agresif kategori rendah. Selanjutnya ada 10 siswa (12,5%) memiliki kategori perilaku agresif sangat rendah. Jadi, sebagian besar (48,75%) siswa kelas XI SMK Marsudi Luhur Yogyakarta memiliki tingkat perilaku agresif dalam kategori rendah, terdapat 22,55% yang termasuk dalam kategori perilaku agresif sangat tinggi dan terdapat.

(59) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 42. 1,25% saja dari jumlah siswa yang memiliki perilaku agresif dalam kategori tinggi. 2. Analisis butir-butir Instrumen Perilaku Agresif Dari hasil analisis butir-butir instrumen penelitian diperoleh kategori item perilaku agresif yang disajikan pada tabel 11. Tabel 11 Kategori Item Perilaku Agresif Siswa kelas XI SMK Marsudi Luhur Yogyakarta Rentang Skor. Kategori. Frekuensi. No Item. Prosentase (%). X > 243,75. Sangat. 0. -. 0%. Tinggi 206,25 – 243,75. Tinggi. 3. 28, 29,30. 4,8%. 168,75 – 206,25. Sedang. 1. 1. 1,6%. 131,25 – 168,75. Rendah. 22. 2, 3, 7, 10, 14, 23, 31,. 34,9%. 31, 38, 39, 43, 45, 47, 57, 61, 62, 63, 67, 73, 74, 78, 79 ≤ 131,25. Sangat Rendah. 37. 4, 5, 6, 11, 12, 13, 15, 16, 17, 21, 22, 24, 25, 26, 27, 33, 34, 35, 36, 42, 44, 46, 51, 52, 53, 54, 55, 56, 64, 65, 66, 71, 72, 75, 76, 77, 80. 58,7%.

(60) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 43. Berikut adalah diagram mengenai skor item perilaku agresif.. Gambar 2. Diagram Item Perilaku Agresif Siswa Kelas XI SMK Marsudi Luhur Yogyakarta. Tabel 11 dan gambar 2 menunjukkan tidak terdapat item (0%) yang teridentifikasi masuk dalam kategori sangat tinggi. Pada kategori tinggi terdapat 3 item (4,8%). Ada 1 item (1,6%) yang teridentifikasi dalam kategori perilaku agresif sedang. Terdapat 22 item (34,9%) yang teridentifikasi dalam kategori perilaku agresif rendah. Selanjutnya ada 37 item (58,7%) yang teridentifikasi dalam kategori perilaku agresif sangat rendah..

(61) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 44. 3. Analisis Per-aspek Perilaku Agresif Berdasarkan data di atas diperoleh prosentase per-aspek perilaku agresif yang disajikan dalam tabel 12. Tabel 12 Prosentase Per-aspek Perilaku Agresif No. Aspek. Jumlah. Prosentase (%). 1.. Verbal – Aktif – Langsung (V-A-L). 1144. 13,60%. 2.. Verbal – Pasif – Langsung (V-P-L). 873. 10,38%. 3.. Verbal – Aktif – Tidak langsung (V-A-TL). 1422. 16,91%. 4.. Verbal – Pasif – Tidak langsung (V-P-TL). 1135. 13,49%. 5.. Fisik – Aktif – Langsung (F-A-L). 793. 9,43%. 6.. Fisik – Pasif –Langsung (F-P-L). 834. 9,91%. 7.. Fisik – Aktif – Tidak langsung (F-A-TL). 877. 10,42%. 8.. Fisik – Pasif – Tidak langsung (F-P-TL). 1331. 15,82%. 8409. 100%. Total.

Referensi

Dokumen terkait

 Untuk membuat posisi center kedua lingkaran tersebut , Jaring kedua lingkaran tersebut, kemudian Klik Arrange , klik Align Distribute, pilih center vertikal dan center

Berdasarkan tabel diatas Selasar Sunaryo memiliki Isu teknis yang cukup baik namun peran elemen interior ini kurang dimainkan dari pandangan wayfinding signage, elemen interior 4

PENINGKATAN KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIS SISWA SMP DENGAN MODEL PEMBELAJARAN CONNECTING, ORGANIZING, REFLECTING, EXTENDING (CORE).. Universitas Pendidikan Indonesia |

PERBANDINGAN WHOLE BODY REACTION TIME DAN ANTICIPATION REACTION TIME ANTARA ATLET KATA DAN KUMITE CABANG OLAHRAGA KARATE.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

kecil kecuali huruf pertama dari setiap kata yang ditulis dengan huruf kapital. dan dapat disingkat sesuai dengan kebiasaan internasional

Subbagian Tata Usaha sebagaimana dimaksud dalam Pasal 72 huruf b mempunyai tugas melakukan urusan perencanaan, keuangan, akademik, kemahasiswaan, kepegawaian,

Untuk mempermudah kita dalam memahami cara kerja dari pemantau ruangan dan sistem keamanan ruangan penyimpanan barang-barang berharga dengan menggunakan mikrokontroler

(3) Anggota Senat yang berasal dari wakil dosen dari setiap fakultas sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a terdiri atas 3 (tiga) orang wakil dosen yang profesor