• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

2. Hakikat Ecoliteracy

a) Pengertian Ecoliteracy

Pada Bab I telah dijelaskan secara garis besar tentang apa itu Ecoliteracy, namun belum menggambarakan secara eksplisit terhadap subtansi teori tersebut. Oleh sebab itu penulis akan memaparkan secara lebih lanjut mengenai Ecoliteracy.

ecoliteracy juga dikenal sebagai literasi ekologi, literasi lingkungan, literasi ekologi dan literasi lingkungan. Literasi ekologi berasal dari dua kata yaitu literasi ekologi dan literasi budaya. Ekologi berasal dari kata Yunani, oikos artinya keluarga. Secara garis besar, mengacu pada alam semesta, bumi tempat semua makhluk hidup berada, habitatnya, atau rumah tempat semua makhluk hidup berada. Kemudian, Eco biasanya diartikan sebagai istilah lingkungan. Ekologi adalah kata sifat bahasa Inggris dari kata ekologi. Secara etimologis, ekologi merupakan gabungan dari dua kata Yunani, oikos dan logos. Logos berarti ilmu, jadi ekologi artinya ilmu tentang bagaimana memelihara dan memelihara alam semesta makhluk hidup (Rusmawan, 2017:2).

i˚ ¸ ¸ ¹ ´ 3

˚ ' ¸

˚ 3 ¹ : , t¹ : ÷:´ ¹ t„ ¹ ´ 3¸ ¸

¹:

˚tp˚ ˚

´ i˚ 3´ ´', 'p˚

˚ ¹ ´ ¹œ´ 3˚ 'p´

:

˚ ¹ ¸ ˚ 3 'p

: 'p´ , t ¹ ´ ¸ : ' ص.ç. : ˚ ÷:´ ¹

ﻪ˚ 3˚ ´'

¹ ´ ˚ 3´ ˚ i´ ˚ ¹ ´ ˚ :´ ˚ i´ ¸ p˚ ´'

˚α¹ ´ ´' ˚ ¸

´ ى ~¸

˚ i˚ ˚

ﻪ˚ 3˚ ´ .

Hadist Jabir bin Abdullah r.a. dia berkata : Ada beberapa orang dari kami mempunyai simpanan tanah. Lalu mereka berkata: Kami akan sewakan tanah itu (untuk mengelolahnya) dengan sepertiga hasilnya, seperempat dan seperdua.

Rosulullah S.a.w. bersabda: Barangsiapa ada memiliki tanah, maka hendaklah ia tanami atau serahkan kepada saudaranya (untuk dimanfaatkan), maka jika ia enggan, hendaklah ia memperhatikan sendiri memelihara tanah itu.

Dapat dikatakan ekologi adalah ilmu atau penelitian yang mempelajari hubungan antara makhluk hidup dengan lingkungan (Sumaatmadja, 1989). Dalam paham ekologi adanya dua komponen utama yakni lingkungan dan biologi. Di antara dua komponen ini, serat biologis saling terkait dan ada di tempat atau wadah yang menjadikan ekosistem biologis.

Oleh karena itu ekologi dipahami sebagai ilmu. Secara lebih luas, ekologi juga mencakup konsep ilmiah, yang mempelajari hubungan antara anggota keluarga di alam semesta dan hubungan antara semua makhluk hidup dengan alam semesta dan lingkungan sekitarnya. Sumaatmadja (1989) menjelaskan bahwa dalam ekologi disebut juga dengan lingkungan, dimana lingkungan atau lingkungan adalah segala keadaan, kondisi, benda dan organisme yang mempengaruhi kehidupan, pertumbuhan, dan sifat biologis. Secara umum, dalam konsep

ekologi, lingkungan dibagi menjadi lingkungan non-biologis dan lingkungan biologis atau organik. Dari perspektif ekologi manusia, lingkungan dibedakan menjadi lingkungan alam dan lingkungan budaya.

Literacy dalam bahasa Inggris berarti literasi. King (2000) mengemukakan dalam Rusmawan (2017: 41) bahwa literasi adalah istilah yang tidak jelas. Pada tingkat dasar, orang yang berliterasi adalah seseorang yang membaca dan menulis dalam bahasanya. Kamus (Merriam Webster, Oxford English Dictionary) (2017: 41) dalam Rusmawan (2017: 41) memberikan dua definisi literasi: (1) keterampilan membaca dan menulis dan (2) pengetahuan di bidang atau bidang atau kemampuan tertentu. Sekarang, pemahaman dan penerapan literasi yang luas pada dasarnya muncul dari penjelasan akhir.

Dalam arti sempit, istilah ini menggambarkan kondisi masyarakat yang tidak lagi buta huruf, dan orang yang sudah mengetahui cara membaca dan menulis. Pada saat yang sama, dalam arti luas, literasi mengacu pada situasi di mana orang telah memahami atau memahami situasi tertentu.

Literasi ekologi atau literacy menggambarkan manusia yang memiliki tingkat kesadaran tinggi akan pentingnya lingkungan. Pada awalnya orang menyebut literasi ekologis sebagai kesadaran ekologis. Dengan menggunakan istilah

ecoliteracy, tidak hanya berarti meningkatkan perhatian terhadap lingkungan, tetapi juga berarti memahami bagaimana prinsip-prinsip ekologi dapat hidup berdampingan secara berkelanjutan di bumi. Global Pilot Draft (2011) menyatakan bahwa ada lima aspek dari ekologi yang dijelaskan di bawah ini:

1. Prinsip sistem kehidupan, di mana bagian penting dari literasi ekologi ialah mengaitkan kembali siswa dengan sistem kehidupan

2. Inspirasi desain alam, selain memahami sistem alam, literasi ekologi juga melibatkan implementasi pengetahuan guna mendesain ulang komunitas, organisasi, bisnis, serta masyarakat berdasarkan prinsip-prinsip alam.

3. Sistem Berpikir, Literasi ekologi melibatkan penerapan pemikiran yang menekankan pada hubungan antara hubungan dan latar belakang.

4. Paradigma ekologis (ecological paradigma and the transition to sustainability) dan transisi menuju keberlanjutan Literasi ekologi merupakan bagian dari perubahan sosial berskala besar yang bertujuan untuk memicu cara hidup masyarakat manusia di bumi.

5. Kerjasama, pembangunan masyarakat, dan warganegara, literasi ekologi ialah menekankan kerjasama serta

kemitraan sebagai komponen kehidupan dan sistem kehidupan, serta pembangun komunitas serta warga yang aktif.

Roth (1991) mengemukakan dalam Rusmawan (2017: 42) bahwa literasi ekologi dinilai dari tiga tahap berturut-turut, yaitu tahap nominal, fungsional dan operasional. Selain itu, Moseley (2000) menjelaskan ketiga tahapan tersebut dalam Rusmawan (2017: 42), yaitu masyarakat pada tahap literasi ekologi nominal memiliki pemahaman yang sedikit tentang masalah lingkungan, sedikit perhatian terhadap lingkungan, dan tindakan yang terbatas. Selain itu, pada tahap fungsional, mereka bisa memakai pengetahuan, pemahaman konseptual, serta keterampilan berpikir guna menyusun rancangan yang bisa dikaitkan dengan masalah lingkungan. Seseorang dalam tahap operasi mempunyai wawasan yang menyeluruh tentang lingkungan dan peduli pengetahuan, yang dapat menolong mereka memakai pertanyaan, deduksi, analisis, logika dan objektivitas guna lebih menguasai dan menemukan masalah lingkungan. Individu harus mencapai tahap operasi literasi ekologi.

Kelas adalah tempat dengan potensi besar untuk mengubah budaya positif. Di kelas, guru memainkan peran penting dalam pengembangan literasi ekologi untuk generasi

mendatang. Preston (2011) menekankan pentingnya pendidikan guru dalam mempersiapkan siswa untuk menghadapi masalah lingkungan saat ini di sekitar mereka.

Jika gurunya sendiri memiliki literasi lingkungan, maka ia dapat meningkatkan kepedulian lingkungan siswa. Oleh sebab itu, kita harus membiasakan diri dengan hal-hal yang secepat mungkin membuat siswa kita melek ekologis.

Berdasarkan pandangan sebelumnya, disimpulkan bahwa literasi ekologi menggambarkan pemahaman tentang pentingnya lingkungan. Oleh karena itu, masyarakat yang telah mencapai tingkat literasi ekologi membuat masyarakat sadar akan pentingnya lingkungan. Pentingnya lingkungan mengharuskan mereka merawat dan menjaga lingkungan dengan arahan ilmu ekologi. Berdasarkan kesadaran dan didorong olehnya, maka manusia lah yang menyusun model serta pola hidupnya menjadi model serta pola hidup yang seimbang dengan lingkungan (Rusmawan, 2017). Kemudian, manusia memakai kesadaran ini untuk membimbing semua aspek kehidupannya hingga menjadi budaya yang merasuki semua anggota masyarakat, dan akhirnya menciptakan masyarakat yang berkelanjutan.

b) Kompetensi Ecoliteracy

Menurut Stone dan Barlow (2005: 5), kemampuan literasi ekologi merupakan metode yang setara antara manusia dengan lingkungan, dan orientasinya adalah perilaku ramah lingkungan (green behaviour). Selain itu, Stone dan Barlow (2005: 9) menjelaskan bahwa untuk mencapai literasi ekologi, siswa membutuhkan pendidikan lingkungan, yang tidak hanya menekankan pada semua aspek pengetahuan, tetapi juga melibatkan pembelajaran yang bermakna yang memadukan pengetahuan, sikap dan keterampilan. siswa tentang perilaku hijau akan ditingkatkan. Dibentuk setelah proses pendidikan.

Palmer dan Neal (2003: 23-26) menjelaskan secara rinci kemampuan ekologi sebagai berikut:

1. Pengetahuan: berfungsi untuk menyaring dan mengolah informasi tentang lingkungan. Siswa diminta untuk memahami aspek-aspek berikut:

a. Gejala alam yang terjadi di lingkungan

b. Pengaruh aktivitas seseorang terhadap lingkungan c. Lingkungan yang berbeda atau perubahan lingkungan

di masa lalu dan sekarang

d. Masalah lingkungan, seperti efek rumah kaca, hujan asam, polusi udara

e. Tindakan pengendalian legislatif lokal, nasional dan internasional untuk perlindungan dan pengelolaan lingkungan untuk membuat kebijakan berorientasi pada lingkungan sehari-hari

f. Keterkaitan antara lingkungan, individu, kelompok, komunitas dan negara

g. Bagaimana kehidupan antar manusia bergantung pada lingkungan

h. Konflik terkait isu lingkungan

i. Bagaimana keputusan dan tindakan masa lalu mempengaruhi lingkungan

j. Pentingnya pertimbangan perencanaan, desain dan estetika untuk kurikulum nasional

k. Pentingnya mengambil tindakan efektif untuk melindungi dan mengelola lingkungan

2. Keterampilan

a. Kemampuan komunikasi

b. Keterampilan untuk menghitung dan mempertimbangkan

c. Keterampilan belajar

d. Keterampilan memecahkan masalah e. Keterampilan pribadi dan sosial f. Keterampilan teknologi informasi

3. Sikap: Sangat penting bagi siswa untuk membentuk sikap yang positif agar mereka dapat menghargai dan memahami perannya dalam menjaga lingkungan di masa depan. Mendorong siswa untuk mengembangkan sikap dan kualitas pribadi terhadap lingkungan, dan akan memberikan kontribusi di bidang berikut:

a) Peduli terhadap lingkungan dan organisme lain b) Kebebasan berpikir terkait masalah lingkungan c) Menghormati kepercayaan dan pendapat orang lain d) Menghormati bukti dan pemikiran rasional

e) Sikap toleran dan terbuka atau menerima pendapat orang lain

berdasarkan indicator diatas, dapat disimpulkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap berpengaruh membentuk kualitas pribadi terhadap lingkungan sekitar.

Maka dari itu membutuhkan pendidikan lingkungan yang menekankan pada semua aspek.

c) Komponen-komponen ecoliteracy

Untuk mencapai literasi ekologi personal, berarti seseorang harus memiliki komponen literasi ekologi. Menurut penelitian M. S. Roth dan Romeo (1992), literasi ekologi mempunyai empat komponen yaitu pengetahuan,

keterampilan, orientasi emosional, dan perilaku. (W.McBeth dan Volk, 2009) Komponen literasi ekologi lainnya yang diungkapkan meliputi pengetahuan ekolog (ecological knowledge)i; sikap ekologi (environmental afffect) meliputi komitmen lisan, kepekaan lingkungan dan sikap umum terhadap lingkungan; keterampilan kognitif (cognititve skills) meliputi Identifikasi bermasalah, analisis masalah, rencana tindakan; perilaku lingkungan (behavior) mencakup komitmen aktual.

B. McBeth, Hungerford, Marcinkowski, Volk dan Meyers (2008) menyampaikan empat komponen literasi ekologi, yaitu:

(1) pengetahuan ekologi dasar; (2) komitmen lingkungan- verbal, kepekaan lingkungan, dan persepsi lingkungan; (3) Pengenalan masalah, analisis masalah, rencana tindakan; (4) Komitmen perilaku aktual, yaitu perilaku pro lingkungan.

Koc (2013) dalam Rusmawan (2017: 43) berpendapat, pengetahuan ekologi berarti memahami prinsip-prinsip, pentingnya konsep teori ekologi dan bagaimana sistem alam beroperasi dan berinteraksi dengan sistem sosial. Sikap dan nilai ekologis mewakili kepekaan individu terhadap masalah lingkungan. Perilaku lingkungan dirancang untuk mendukung individu yang mempertimbangkan aktivitas lingkungan.

Tampaknya ketika seseorang memiliki literasi ekologi, pengetahuan ekologi menjadi hal yang pertama. Karatekin (2013) menunjukkan: Agar seseorang dapat melek lingkungan, pertama-tama, individu tersebut perlu memiliki pengetahuan tentang masalah lingkungan dan lingkungan.

Namun menurut W. McBeth dan Volk (2009), komposisi pengetahuan ekologi penting, tetapi perilaku lingkungan dapat dibentuk melalui interaksi sehari-hari dengan lingkungannya.

Dalam operasionalnya, komponen literasi ekologi yang dirumuskan oleh Ecological Literacy Center (2014) merupakan rangkaian kemampuan inti yang dapat membantu generasi muda dan hidup dalam masyarakat yang berkelanjutan.

Kemampuan ini terkait dengan kepala (belajar untuk tahu), hati (belajar untuk menjadi), tangan (belajar untuk melakukan) dan antusiasme (belajar untuk hidup bersama). Bagian integral dari literasi ekologi.

Tabel 2.1 Komponen Ecoliteracy

Komponen Deskripsi

Affect

(Mempengaruhi)

Sensitivity kepekaan atau apresiasi lingkungan, dalam hal sikap bertanggung jawab terhadap polusi, teknologi, ekonomi, kon-servasi, dan tindakan lingkungan, dan Bersedia

untuk mengidentifikasi dan memilih dari berbagai sudut pandang nilai yang berhubungan dengan masalah dan masalah. Motivasi untuk berpar- tisipasi aktif dalam peningkatan dan perlin-dungan lingkungan, keinginan untuk meng-klarifikasi nilai-nilai sendiri, dan keper-cayaan diri untuk membuat keputusan dan penilaian tentang masalah lingkungan sesuai

Ecological knowledge

(Pengetahuan ekologis)

dengan perasaan moral seseorang.

Mampu mengkomunikasikan dan menerapkan konsep ekologi utama, termasuk konsep yang berfokus pada individu, spesies, populasi, komunitas, ekosistem, dan siklus biogeokimia. Memahami konsep produksi dan transfer energi, serta kesalingtergantungan, niche, adaptasi, suksesi, homeopati, faktor pembatas dan manusia sebagai variabel ekologi. Pemahaman mengenai proses cara kerja alam

bekerja serta bagaimana sistem sosial berinteraksi dengan sistem

Socio-political knowledge

(Pengetahuan sosial- politik)

Knowledge of

environmental issues

(Pengetahuan

tentang masalah

alam.

Pemahaman yang logis akan saling ketergantungan ekonomi, sosial, politik, dan ekologi di daerah perkotaan dan pedesaan; yaitu, bagaimana aktivitas budaya manusia mempengaruhi lingkungan dari perspektif ekologi. Memahami struktur dan skala dasar sistem sosial, serta hubungan antara berbagai kepercayaan budaya, struktur politik, dan nilai lingkungan.Pemahaman geografis di tingkat lokal, regional, dan global dan pengakuan terhadap pola perubahan dalam masyarakat dan budaya.

Memahami berbagai isu dan isu yang terkait dengan lingkungan dan bagaimana mereka dipengaruhi oleh politik, pendidikan, ekonomi, dan lembaga pemerintah. Memahami

lingkungan)

Cognitive skills

(Kemampuan kognitif)

Environmentally responsible behavior

kualitas udara, kualitas dan kuantitas air, kualitas dan kuantitas tanah, penggunaan lahan dan pengelolaan habitat satwa liar, dan populasi, kesehatan dan limbah.

Menggunakan sumber primer dan sekunder serta nilai-nilai pribadi untuk mengidentifikasi dan mendefinisikan masalah lingkungan, dan menganalisis, menyatukan, dan mengevaluasi informasi tentang masalah ini. Kemampuan untuk memilih strategi tindakan yang tepat dan membuat, mengevaluasi, dan mengimplementasikan rencana tindakan. Mampu melakukan investigasi ilmiah dan analisis risiko dasar, berpikir dalam hal sistem, dan untuk memperkirakan, berpikir ke depan, dan merencanakan.

Partisipasi aktif ditujukan untuk

pemecahan masalah dan

penyelesaian masalah. Tindakan

(ERB)

(Perilaku

Bertanggung Jawab Lingkungan)

Additional

determinants of ERB

(Penentu tambahan ERB)

melalui kegiatan gaya hidup tertentu, termasuk pembelian konsumen yang sadar lingkungan, menggunakan metode untuk menghemat sumber daya; membantu menegakkan peraturan lingkungan; menggunakan alat pribadi dan interpersonal untuk mendorong praktik yang berwawasan lingkungan; dan mendukung kebijakan yang berwawasan lingkungan dan inisiatif legislatif.

Locus of control dan asumsi tanggung jawab pribadi. Locus of control adalah persepsi kemampuan seseorang untuk melakukan perubahan akibat perilaku. Individu dengan Locus of control internal percaya bahwa tindakan mereka akan lebih cenderung ke arah perubahan

Sesuai dengan penjelasan diatas yang dapat menunjang penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa terdapat tiga jenis komponen literasi yaitu pengetahuan, perilaku dan sikap. Literasi ekologi mencakup (a) prinsip dan proses

ekologi dasar, (b) masalah lingkungan global, (c) masalah lingkungan lokal, dan (d) strategi tindakan lingkungan.

Perilaku ekologis mencakup aktivitas terkait dengan lingkungan. Penting kiranya untuk memasukan ilmu tentang lingkungan ke dalam pendidikan agar dapat mendukung terjaganya lingkungan. Hal ini juga mencerminkan sikap ekologis.

Dokumen terkait