• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH ECOLITERACY TERHADAP PERILAKU PEDULI LINGKUNGAN SKRIPSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PENGARUH ECOLITERACY TERHADAP PERILAKU PEDULI LINGKUNGAN SKRIPSI"

Copied!
145
0
0

Teks penuh

(1)

i

(2)

ii

PENGARUH ECOLITERACY TERHADAP PERILAKU PEDULI LINGKUNGAN

SKRIPSI

Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Oleh :

Nurul Izzah Fahira 2016820023

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA 2021

(3)

iii

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR Nurul Izzah Fahira (2016820023)

PENGARUH ECOLITERACY TERHADAP PERILAKU PEDULI LINGKUNGAN

xvii + 84 hal., 16 tabel, 3 gambar, 21 lampiran ABSTRAK

Penelitian ini dilatar belakangi oleh hipotesis peneliti yang menduga adanya pengaruh antara ecoliteracy terhadap perilaku peduli lingkungan siswa kelas V dan VI. Adapun tujuan untuk mendapatkan informasi seberapa besar pengaruh ecoliteracy terhadap perilaku peduli lingkungan siswa kela V dan VI. Penelitian ini dilaksanakan di MI Tarbiyah Al- Islamiyah Srengseng, Jakarta Barat. Metode yang digunakan adalah metode survey pendekatan kuantitatif dengan menggunakan angket sebagai instrumen. Populasi dalam penelitian yaitu siswa kelas V A, V B, V C, dan VI A, VI B serta pengambilan sampel dalam penelitian ini diambil secara acak berjumlah 118,8 yang dibulatkan menjadi 119 responden.

Pengambilan sampel menggunakan simple random sampling. Analisis data menggunakan uji regresi linear sederhana dengan taraf signifikan 0,05 (5%). Berdasarkan hasil perhitungan nilai signifikan sebesar 0,000 <

0,05, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh pada variabel ecoliteracy terhadap perilaku peduli lingkungan. Dan pengaruh ecoliteracy terhadap perilaku peduli lingkungan siswa memiliki persamaan regresi, hal ini terbukti dengan pengujian menggunakan uji T dan hasil perhitungan diperoleh sebesar 55,143 > 1,978, dengan nilai signifikansi 0,000 < 0,05.

Sedangkan kontribusi ecoliteracy terhadap perilaku peduli lingkungan siswa sebesar 94,8% melalui perhitungan koefisien determinasi. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa terdapat pengaruh yang cukup berarti atau signifikan pada ecoliteracy terhadap perilaku peduli lingkungan siswa.

Kata kunci : ecoliteracy, Perilaku, lingkungan

Daftar Pustaka 35 (1989-2017)

(4)

iv

PERSETUJUAN PEMBIMBING

PERSYARATAN UNTUK SEMINAR PROPOSAL SKRIPSI Pembimbing,

Azmi Al Bahij, S.Pd, M.Si.

Tanggal: 10 Juni 2021 MENGETAHUI

KETUA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

Kaprodi,

Azmi Al Bahij, S.Pd, M.Si.

Tanggal: ………..

Nama

Nomor Pokok Judul Skripsi

Angkatan

: Nurul Izzah Fahira : 2016820023

: PENGARUH ECOLITERACY TERHADAP PERILAKU PEDULI LINGKUNGAN

: 2016

(5)

v

PERSETUJUAN PANITIA UJIAN SKRIPSI

Skripsi dengan judul ―Pengaruh Ecoliteracy Terhadap Perilaku Peduli Lingkungan― yang ditulis oleh Nurul Izzah Fahira Nomor Pokok 2016820023 telah di ujikan pada tanggal 04 Agustus 2021 diterima dan disahkan untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam mencapai gelar sarjana Pendidikan (S.Pd.) pada Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Jakarta.

Mengesahkan,

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN Dekan,

Dr. Iswan, M.Si.

Panitia Ujian Tanda Tangan Tanggal

Ismah, M.Si.

Ketua

Azmi Al Bahij, M.Si.

Sekertaris

Azmi Al Bahij, S.Pd, M.Si.

Pembimbing

Drs. Imam mutjaba, M.Pd.

Penguji - 1

Gunawan Santoso, M.Pd.

Penguji – 2

(6)

vi

LEMBAR PENGESAHAN

Diterima dan disahkan oleh Komisi Penguji Skripsi Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Jakarta untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam menempuh ujian Sarjana Strata Satu (S1) Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Jakarta.

Nama : Nurul Izzah Fahira Nomor Pokok : 2016820023

Judul Skripsi : PENGARUH ECOLITERACY TERHADAP PERILAKU PEDULI LINGKUNGAN

Angkatan 2016

Hari : Rabu

Tanggal : 04 Agustus 2021

……… Ismah, M.Si.

Ketua

……… Azmi Al Bahij, M.Si.

Sekretaris

……… Drs. Imam mutjaba,

M.Pd.

Penguji - 1

……… Gunawan Santoso, M.Pd.

Penguji - 2

(7)

vii

PAKTA INTEGRITAS

Yang bertanda tangan di bawah ini:

a. Nama : Nurul Izzah Fahira

b. Tempat/tanggal lahir : Jakarta, 6 Agustus 1999 c. Fakultas/Prodi : Ilmu Pendidikan/PGSD

d. Nomor Pokok 2016820023

e. Alamat rumah : Jl. H.Niming Gg. H.Marzuki, Rt 007/Rw 006 No.35, Srengseng Kembangan Jakarta Barat 11630

f. No. Tlp/Hp : 0895-2856-5446

g. Judul Skripsi : Pengaruh Ecoliteracy Terhadap Perilaku Peduli Lingkungan Dengan ini menyatakan dengan sesungguhnya bahwa seluruh dokumen/data yang saya sampaikan dalam skripsi ini adalah bener sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Apabila dikemudian hari ditemukan seluruh atau sebagian dokumen/data terdapat indikasi penyimpangan/pemalsuan pada bagian tertentu, saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan perundang- undangan yang berlaku.

Demikian pakta integritas ini saya buat dengan sesungguhnya tanpa ada paksaan dari siapapun juga, untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.

Jakarta, 04 Agustus 2021 Mahasiswa yang bersangkutan

Nurul Izzah Fahira

(8)

viii

PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI TUGAS AKHIR UNTUK PENINGKATAN AKADEMIK Sebagai sivitas Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Jakarta, saya yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : Nurul Izzah Fahira

No. Pokok 2016820023

Program Studi : Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas : Ilmu Pendidikan

Jenis Karya : Skripsi

Demi pengembangan ilmu pendidikan menyetujui untuk memberikan kepada fakultas ilmu pendidikan universitas muhammadiyah Jakarta hak bebas royalty non ekslusif ( non exlusive royalty free right ) atas karya ilmiah saya yang berjudul :

PENGARUH ECOLITERACY TERHADAP PERILAKU PEDULI LINGKUNGAN

Beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan ini hak bebas royalty fakultas ilmu pendidikan berhak menyimpan, menggali media, mengelola dalam bentuk perangkat data (data base), merawat dan mempublikasikan skripsi saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik hak cipta.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya.

Jakarta 04 Agustus 2021

Nurul Izzah Fahira

(9)

ix

PERSEMBAHAN

Skripsi ini kupersembahkan untuk Mama, Papa, Adik, serta teman hidupku (kelak). Tak lupa juga teman seperjuangan yang telah membantu penyelesaian skripsi ini. Terima kasih

(10)

x

“dan bersabarlah kamu, sesungguhnya janji Allah adalah benar dan sekali-kali janganlah orang-orang yang tidak meyakini (kebenaran ayat-ayat Allah) itu menggelisahkan kamu” (Q.S Ar-Rum:60)”.

(11)

xi Bismillahirrahmannirrahim

Assalamu’alaikum Warohmatullahi Wabarokaatuh

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT, penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala berkah dan rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Pengaruh Ecoliteracy terhadap Perilaku Peduli Lingkungan”. Skripsi ini sengaja penulis ajukan sebagai salah satu syarat dalam memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) pada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Jakarta.

Dalam penulisan skripsi ini cukup sering penulis temui berbagai hambatan dan rintangan, tapi berkat bimbingan, pertolongan, nasihat serta saran dari semua pihak akhirnya penulis dapat menyelesaikan pembuatan skripsi ini. Walaupun begitu, penulis tahu masih terdapat banyak keterbatasan dan kekurangan dalam penulisan skripsi ini, maka dari itu penulis menerima berbagai saran dan kritik yang membangun agar dimasa yang akan datang tulisan ini dapat menjadi lebih baik lagi.

Penyusunan skripsi ini tidak mungkin dapat terselesaikan tanpa bantuan dari berbagai pihak, maka dalam kesempatan yang baik ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini, terutama kepada:

1. Bapak Dr. Iswan, M.Si., Dekan Fakultas Ilmu pendidikan Universitas Muhammadiyah Jakarta yang telah memberikan

(12)

xii Pendidikan.

2. Bapak Azmi Al Bahij, M.Si. Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Muhammadiyah Jakarta yang telah memberikan motivasi dan arahan kepada penulis sekaligus dosen pembimbing yang telah memberikan saran serta pengarahan dan jalan pikiran penulis dalam penyusunan skripsi ini, sehingga dapat terselesaikan dengan waktu yang tepat.

3. Ibu Anny Zubaida, S.Pd.I, Selaku Kepala Sekolah MI Tarbiyah Al- Islamiyah Srengseng yang telah mengizinkan penulis untuk melakukan penelitian di sekolah.

4. Papa Supandi dan Mama Isminarti yang telah disurga dengan ini memberikan penulis motivasi dan semangat untuk menyelesaikan skripsi ini.

5. Muhammad Hendrawan Ramadhani selaku adikku yang selalu memberikan semangat dan motivasi.

6. Karimah Julianti Sari, terimakasih yang sudah memberikan waktumu, tenagamu, dan dukunganmu untuk ku.

7. Teman-teman seperjuangan khususnya (Amel, Devi, Karim, Elsa, Mamay, Billah dan Nanda) yang tak henti pula memberikan penulis semangat dalam melewati skripsi ini.

(13)

xiii

saya sebutkan satu persatu, terimakasih banyak atas dukungan dan supportnya.

9. Dan semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah memberikan bantuan dan dukungan serta semangat kepada penulis dalam rangka menyelesaikan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan.

Semoga skripsi ini bermanfaat dan berguna bagi yang membaca dan mempelajarinya serta menjadi referensi khazanah pengetajuan yang dapat dimanfaatkan dalam kehidupan terutama dalam duni pendidikan.

Wa’ssalamu’alaikum Warahmatullahi Wa’baraakaatuh..

Jakarta, 04 Agustus 2021 Penyusun Nurul Izzah Fahira

(14)

xiv

ABSTRAK ... iii

PERSETUJUAN PANITIA UJIAN SKRIPSI ... v

LEMBAR PENGESAHAN ... vi

PAKTA INTEGRITAS ... vii

PERNYATAAN PERSETUJUAN ... viii

MOTTO ... x

KATA PENGANTAR ... xi

DAFTAR ISI ... xiv

DAFTAR TABEL ... xvi

DAFTAR GAMBAR ... xvii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 10

C. Batasan Masalah ... 10

D. Rumusan Masalah ... 11

E. Tujuan Penelitian ... 11

F. Manfaat Penelitian ... 11

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 14

A. Kajian Teori ... 14

1. Hakikat Perilaku Peduli Lingkungan ... 14

2. Hakikat Ecoliteracy ... 29

B. Kerangka Berfikir ... 45

C. Hipotesis Penelitian ... 47

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 48

A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 48

1. Tempat Penelitian ... 48

2. Waktu Penelitian ... 48

B. Metode Penelitian ... 49

(15)

xv

2. Sample ... 53

E. Kisi-kisi Instrumen Penelitian ... 54

F. Teknik Pengumpulan Data ... 59

G. Teknik Analisis Data ... 61

1. Uji Instrumen ... 61

2. Uji Prasyarat Analisis ... 65

3. Analisis Regresi (Anareg) Sederhana ... 66

4. Uji Hipotesis ... 67

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 70

A. Deskripsi Data ... 70

1. Deskripsi Tempat Penelitian ... 70

2. Deskripsi Data Responden ... 70

B. Hasil Analisis Data ... 74

1. Uji Coba Instrument ... 74

2. Uji Prasyarat Analisis ... 79

3. Uji Homogenitas ... 81

4. Uji Regresi sederhana ... 82

5. Uji Hipotesis ... 85

C. Interpretasi Hasil Penelitian ... 87

BAB V PENUTUP ... 91

A. Kesimpulan ... 91

B. Saran ... 91

DAFTAR PUSTAKA ... 93

(16)

xvi

DAFTAR TABEL

2.1 Komponen Ecoliteracy ... 34

3.1 Jadwal Kegiatan Pelaksanaan Penelitian ... 41

3.2 Instrumen Penelitian ... 47

3.3 Skala Pengukuran Menggunakan Skala Likert ………51

3.4 Nilai Interprestasi Reliabilitas ……….54

4.1 Responden Berdasarkan Kelompok Kelas ... 61

4.2 Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ...62

4.3 Uji Validitas Kuesioner ... 63

4.4 Hasil Uji Validitas Kuesioner ... 66

4.5 Uji Reliabilitas Perilaku Peduli Lingkungan ... 67

4.6 Uji Reliabilitas Ecoliteracy ... 68

4.7 Uji Normalitas ... 69

4.8 Uji Homogenitas ... 70

4.9 Uji Regresi Sederhana ... 72

4.10 Uji Regresi Sederhana R-Square ... 73

4.11 Uji T ...75

(17)

xvii

DAFTAR GAMBAR

2.1 Teori Perilaku Terencana

………23

2.2 Kerangka Berpikir ... 40

3.1 Pengaruh Variabel Independen-Dependen

……….42

(18)

1 A. Latar Belakang Masalah

¸ ¸ a ˚ u ¹' ¸

˚

u ¹'

u´ ´ ¹˚ ¹ ´ ¹˚ ' ¸ u ´ ¹˚ ' u¸

˚ ´ ¹˚ 'o

¹a´ T ´ ¹ ¹¸ ˚ ´ ¹: ¹' ˚ ´ 4¸ ˚

¸¹ ę

˚ 4¸ ¹' 'o˚¹a¸

>

´¹˚ ¹

´ o ˚ u˚

Ayat ke 41 Surat Ar-Rum artinya dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pemurah dan Maha Penyayang. Gerakan tangan manusia menyebabkan kerusakan nyata di darat dan laut, dan Allah merasakan bagian dari tindakan mereka (hasil) untuk mereka, jadi mereka kembali (jalan yang benar).

Makna dari ayat tersebut adalah kita harus merawat serta melindungi lingkungan. Karena lingkungan sangat cocok sebagai tempat tinggal makhluk hidup. Mulai dari lingkungan rumah, komunitas atau sekolah. Alquran menunjukkan bahwa segala macam kerusakan di permukaan bumi disebabkan oleh tangan manusia, ini peringatan Tuhan kepada umat manusia, agar mereka menyadari bahwa segala sesuatu yang diciptakan Tuhan perlu dijaga kelestariannya.

Kehidupan manusia terkait erat dengan interaksi dengan lingkungan sekitarnya. Perkembangan teknologi yang pesat di berbagai bidang tentu saja memiliki dampak terhadap lingkungan, bisa

(19)

positif bisa juga negatif. Contoh dampak dari teknologi adalah adanya kerusakan lingkungan, pembangunan yang baru untuk membuat sinyal internet atau dekorasi bangunan baru. hal itu merupakan salah satu dampak negatifnya (Arnas, 2016: 4).

Mengingat semakin banyaknya kerusakan lingkungan setiap hari, kesadaran akan peduli lingkungan menjadi sangat penting.

Pentingnya peduli lingkungan harus diwujudkan melalui pembangunan masyarakan berkelanjutan melalui pendidikan untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya lingkungan. Hal ini disebut dengan Fritjof Capra sebagai keterampilan ekologis (ecological literacy).

Namun kenyataannya, menurut laporan Badan Pusat Statistik tahun 2018, terlihat dari beberapa indikator kerusakan lingkungan, khususnya di Indonesia yang kerusakan lingkungannya semakin meningkat (BPSN, 2018). Seiring dengan berjalannya waktu, pertumbuhan penduduk merupakan ikut serta sebagai penyebab adanya kerusakan lingkungan (Utina dan Baderan, 2013). Hal ini dikarenakan perilaku manusia yang semena-mena terhadap lingkungan mereka. Mereka dengan sembarangan menggunakan sumber daya alam tanpa merawatnya. Oleh sebab itu, perilaku manusia terhadap lingkungan dapat menyebabkan kerusakan.

Perilaku lingkungan merupakan kegiatan sadar yang bertujuan untuk mengurangi kerusakan lingkungan yang disebabkan oleh tangan manusia (Kollmuss dan Agyeman, 2002). Tingkah laku ini

(20)

harus diadopsi semua orang. Dengan terus menerus, masyarakat seakan sudah tidak peduli lagi dengan lingkungan. Saat ini, perilaku manusia menjadi penyebab terbesar adanya kerusakan lingkungan.

Sikap dan tingkah laku manusia sangat menentukan kualitas lingkungannya. Lingkungan sekitar harus dilindungi, baik itu benda biologis seperti hewan dan tumbuhan maupun benda mati. Jika lingkungan sekitar tidak dijaga kemungkinan besar akan menimbulkan kerugian, sebaliknya jika peduli lingkungan dilakukan maka dapat membawa kemakmuran (Suprayogo, 2013: 19).

Penelitian ini bukanlah penelitian satu-satunya yang pernah dilakukan, sebelumnya ada beberapa penelitian yang mengkaji tentang ecoliteracy dan perilaku peduli lingkungan. Peneliti mengambil enam penelitian sebagai penelitian terdahulu yang relevan.

Pertama, skripsi dari Rifa Fitriani yang berjudul Perilaku Peduli Lingkungan Pada Siswa Kelas X SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta Tahun 2017. Rifa Fitriani merupakan mahasiswa Jurusan Pendidikan Teknik Boga, Universitas Negeri Yogyakarta. Dalam skripsi tersebut membahas tentang perilaku peduli lingkungan, namun yang membedakan dengan penelitian yang akan dilakukan ini adalah terletak pada objek yang dipilih, dalam skripsi tersebut juga menjelaskan tentang siswa yang peduli terhadap lingkungan.

Kedua, penelitian skripsi dari Meilinna yang berjudul Peningkatan Sikap Peduli Lingkungan Melalui Implementasi Model Pembelajaran

(21)

Sains Teknologi Masyarakat (STM) Pada Pembelajaran Tematik Terpadu Kelas IV Mi Muhammadiyah Tangkit Batu Natar Tahun 2019.

Meilinna merupakan mahasiswa dari Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah, Uinversitas Islam Negeri Raden Intan Lampung.

Penelitian tersebut mengambil objek dari jurnal dan buku. Sedangkan kajian yang digunakan adalah pembelajaran sains MI.

Penelitan ketiga yaitu penelitian berupa jurnal dari Novita Nurfajriani, Eka Putri Azrai, Diana Vivanti Sigit yang berjudul Hubungan Ecoliteracy Dengan Perilaku Pro-Lingkungan Peserta Didik Smp Tahun 2018. Penelitian tersebut dari Pendidikan Biologi, Universitas Negeri Jakarta. Dalam skripsi ini memilih objek dari peserta didik SMP. Dalam penelitian ini, membahas pemahaman tentang lingkungan.

Keempat berupa skripsi dari Dian Widiani, dengan judul Peningkatan Ecoliteracy Siswa Dalam Bertanam Melalui Project Based Learning Pada Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial Di Sekolah Dasar Tahun 2017 Penelitian itu berisi tentang pengetahuan dan pemahaman agar dapat memperbaiki masalah yang terjadi dilingkungannya khususnya masalah yang terjadi dilingkungan sekolahnya mengenai rendahnya ecoliteracy.

Selama ini, masalah yang sangat sulit untuk dikendalikan adalah kerusakan lingkungan. factor utama yang dihadapi masyarakat Indonesia adalah sampah. Dengan bertambahnya penduduk, jumlah

(22)

sampah yang dihasilkan tentunya meningkat setiap tahunnya.

Berbagai cara telah dicoba oleh pemerintah untuk mengatasi masalah persampahan. Namun, hasilnya masih belum sempurna. Pasalnya, jumlah sampah di Indonesia begitu besar sehingga sulit bagi pemerintah untuk menentukan solusi yang tepat. Menurut data Badan Pusat Statistik tahun 2014, data tersebut memperlihatkan bahwa sampah yang dihasilkan oleh Indonesia adalah sekitar 187.2 juta ton setiap tahunnya, menjadikannya sebagai penghasil sampah terbesar kedua di dunia. Di lingkungan keluarga tidak hanya terjadi masalah sampah, tapi juga di lingkungan sekolah. Sebagai komunitas yang jumlah anggotanya banyak, yang menjadi tempat penghasil sampah ialah sekolah. Baik itu organik maupun anorganik. Minimnya sosialisasi sampah juga menyebabkan kurangnya pemahaman tentang perbedaan sampah organik dan anorganik di lingkungan sekolah. Perbedaan sampah organic dan anorganik masih banyak yang tidak mengetahui, sehingga sering terjadi pembuangan sampah di tempat yang sama oleh warga sekolah, sehingga sampah hanya bisa ditumpuk di satu tempat. Ada juga sebagian warga sekolah yang sudah memahami perbedaan antara sampah organik dan sampah anorganik, namun saat membuang sampah nampaknya tidak terlalu memperdulikan proses pemilahan sampah, sehingga mereka juga membuangnya di tempat yang sama.

(23)

Selain dijaga kebersihan dan kerapiannya, lingkungan pendidikan juga harus dijaga keindahannya. Menjaga kebersihan tidak perlu mahal. Selama mereka bertanggung jawab, peka atau terbiasa dengan kehidupan bersih, mereka akan merasa tidak nyaman ketika lingkungan menjadi kotor. kebersihan wajib dijaga karena dengan itulah lingkungan menjadi terjaga (Suprayogo, 2013: 45).

Ecoliteracy (Ecological Literacy), juga dikenal sebagai literasi ekologi, literasi lingkungan, literasi ekologi dan literasi lingkungan.

Ecoliteracy berasal dari dua kata, yakni eco dan literacy (C. E. Roth, 1992).

Ekologi berasal dari kata Yunani, oikos artinya keluarga, secara arti luas, semua alam semesta yang hidup, bumi, semua habitat atau rumah. Selain itu, Sumaatmadja (1989) Eco juga secara umum dipahami sebagai istilah lingkungan. Ekologi adalah kata sifat bahasa Inggris dari kata ekologi. Secara etimologis, ekologi adalah gabungan dari dua kata Yunani, oikos dan logo. Logo berarti ilmu, jadi ekologi artinya ilmu tentang bagaimana menjaga dan merawat alam semesta makhluk hidup.

Ecoliteracy menggambarkan kesadaran akan pentingnya lingkungan. Tingkat Ecoliteracy merupakan suatu pencapaian, masyarakat sangat menyadari pentingnya lingkungan, menjaga dan melestarikan bumi, ekosistem, dan pentingnya alam sebagai tempat kehidupan dan pembangunan (Rusmawan, 2017).

(24)

Dengan kata lain, ekologi dapat di definisikan sebagai ilmu tentang pelajaran antara makhluk hidup dengan lingkungan. Makhluk hidup dimaknai dengan kata biologi, maka dari itu ekologi memiliki dua komponen penting antara biologi dan lingkungan (Sumaatmadja, 1989). Di antara dua komponen ini, sejenis serat hayati terjalin dan muncul di wadah atau tempat yang menyusun ekosistem atau sistem biologis. Oleh karena itu ekologi diartikan sebagai ilmu. Secara lebih luas, ekologi juga mencakup konsep ilmiah, yang mempelajari hubungan antara anggota keluarga di alam semesta dan hubungan antara semua makhluk hidup dengan alam semesta dan lingkungan sekitarnya. Sumaatmadja (1989) menjelaskan bahwa dalam ekologi disebut juga dengan lingkungan, dimana lingkungan adalah segala kondisi, kondisi, benda dan organisme (organisme) yang mempengaruhi kehidupan, pertumbuhan dan ciri-ciri biologis tersebut.

Capra (Capra) mengungkapkan dalam bukunya (Stone dan Barlow, 2005) bahwa pendidikan hidup berkelanjutan menumbuhkan pemahaman rasional tentang ekologi dan hubungan emosional dengan alam, yang membuat anak-anak kita terikat untuk tumbuh dan menjadi penghuni yang benar-benar penuh perhatian dan dapat diandalkan. Untuk mempertahankan kehidupan dan mengembangkan keinginan untuk menerapkan pemahaman ekologisnya pada desain ulang mendasar dari teknologi dan institusi sosial, untuk

(25)

menjembatani kesenjangan antara desain manusia saat ini dan sistem alam yang berkelanjutan secara ekologis.

Penjelasan tersebut menunjukan bahwa pendidikan berkelanjutan mempengaruhi masyarakat untuk memiliki pemahaman intelektual tentang hubungan ekologis dan emosional dengan alam, yang membuat mereka lebih nyaman; anak-anak kita akan tumbuh untuk bertanggung jawab atas pemeliharaan kehidupan dan perkembangan warga negara. Dengan antusias menggunakan pemahaman ekologis mereka untuk mendesain ulang fondasi teknologi dan sistem sosial sebagai penghubung kesenjangan antara desain manusia dan ekosistem alam.

Ecoliteracy adalah suatu tindakan secara menyeluruh mengenai pemahaman tentang konsep ekologi yang kemudian diharapkan apabila seseorang telah memahami konsep ekologi maka mereka dapat menerapkannya dalam kehidupan dan aktivitas sehari-hari (Rusmawan, 2017). Ecoliteracy memiliki peran penting untuk menghasilkan individu-individu yang peduli lingkungan. Pendidik memiliki pemahaman yang baik tentang konsep ecoliteracy yang menjadi landasan untuk membangun generasi yang peduli lingkungan.

Literasi ekologi atau yang biasa disebut kecerdasan ekologi didasarkan pada pengetahuan kognitif atau pemahaman tentang bagaimana alam mendukung semua kehidupan biologis. Pengetahuan ekologi itu kompleks dan membutuhkan dukungan kearifan intelektual,

(26)

sosial, emosional, dan spiritual. Adanya pengetahuan, kesadaran dan kecakapan hidup yang selaras dengan pelestarian alam juga semakin mempengaruhi keberhasilan kecakapan literasi ekologi (Ecoliteracy.org). Orang dewasa tidak harus memahami pendidikan literasi ekologi, tetapi harus mengenyam pendidikan sejak usia dini.

Lembaga formal yang berperan penting dalam pembentukan sikap anak adalah sekolah dasar (termasuk literasi ekologi). Literasi ekologi bertujuan untuk memperkenalkan dan mengenali kembali pentingnya kesadaran ekologis sosial global, guna mencapai keseimbangan antara kebutuhan sosial dan kemampuan bumi untuk memenuhi kebutuhannya.

Guru berperan aktif sebagai fasilitator dalam mendidik siswa tentang makna kebersihan lingkungan, menanamkan simpati terhadap berbagai bentuk kehidupan dan mengantisipasi akibat yang merugikan. Salah satu peran yang dapat dimainkan guru adalah mengajari siswa cara membuang sampah dengan benar agar tidak membuang sampah sembarangan, salah satunya dengan memanfaatkan barang bekas (terutama kertas dan botol plastik) yang sudah menjadi sampah. Buatlah produk bekas yang lebih berharga.

Melalui literasi ekologi, siswa dapat menjaga lingkungan dan berpartisipasi dalam mensukseskan gerakan Cinta Lingkungan.

Latar belakang diatas mendasari penulis untuk tertarik dalam meneliti pengaruh ecoliteracy terhadap perilaku peduli lingkungan.

(27)

B. Identifikasi Masalah

Latar belakang diatas mendasari pengambilan masalah tersebut diidentifikasi sebagai berikut:

1. Jika perilaku terhadap lingkungan setiap individu rendah , permasalahan lingkungan akan terus muncul dan menjadi lebih serius.

2. Sikap empati yang rendah berakibat pada ecoliteracy siswa.

3. Banyaknya siswa membuang sampah sembarangan, menunjukkan rendahnya kesadaran lingkungan.

4. Pendidik atau sekolah berperan aktif dalam mendidik siswa untuk memahami pentingnya kebersihan lingkungan.

5. Ecoliteracy akan mempengaruhi perilaku lingkungan siswa di sekolah dasar.

C. Batasan Masalah

Atas dasar identifikasi masalah maka ruang lingkup pertanyaan penelitian adalah sebagai berikut:

Untuk menghindari penyebaran masalah dalam penelitian ini, peneliti membatasi permasalahan pada: dampak literasi ekologi terhadap kesadaran lingkungan.

(28)

D. Rumusan Masalah

Atas dasar Batasan masalah maka rumusan masalah penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Adakah pengaruh ecoliteracy dalam perilaku peduli lingkungan di sekolah dasar?

2. Seberapa besar pengaruh ecoliteracy terhadap perilaku lingkungan sekolah dasar?

E. Tujuan Penelitian

Atas dasar rumusan masalah yang ada maka tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Tujuan Umum

Guna mengetahui perilaku lingkungan dengan menerapkan ecoliteracy pada siswa sekolah dasar.

2. Tujuan khusus

a. Untuk mengetahui apakah ecoliteracy berpengaruh terhadap perilaku peduli lingkungan.

b. Untuk mengetahui sebesar apakah pengaruh ecoliteracy terhadap perilaku peduli lingkungan.

F. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Secara teoritis

(29)

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan nilai tambah untuk meningkatkan pentingnya pengurangan sampah di sekolah dengan literasi ekologi dan perilaku lingkungan.

2. Secara praktis

Manfaat praktis dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Bagi program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Diharapkan penelitian ini dapat bermanfaat bagi program penelitian PGSD dan menjadi acuan dalam mengkaji literasi ekologi dan perilaku lingkungan.

b. Bagi tenaga pendidik

Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi tenaga pendidik atau guru serta memberi masukan dan informasi mengenai pengaruh eco-literacy dengan perilaku peduli lingkungan.

c. Bagi orang tua

Diharapkan dari penelitian ini dapat memberikan informasi kepada orang tua dalam pengaruh ecoliteracy dengan perilaku peduli lingkungan.

d. Bagi peneliti selanjutnya

Penelitian ini diharapkan bisa menjadi acuan motivasi dan memberikan kontribusi bagi peneliti selanjutnya yang

(30)

bermaksud untuk mengadakan penelitian yang terkait dengan pengaruh antara ecoliteracy dengan perilaku peduli lingkungan.

(31)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

1. Hakikat Perilaku Peduli Lingkungan a) Pengertian Perilaku

Perilaku merupakan hasil interaksi antara pribadi (diri) dan lingkungan (environment). Pribadi menjadi rumit karena melibatkan banyak masalah fisik dan psikologis ketika mereka merespon rangsangan atau lingkungan (Notoatmodjo, 2007:

8).

Segala kegiatan yang dilakukan manusia seperti berjalan, berlari dan semuanya merupakan pengertian dari perilaku.

Berdasarkan hal tersebut bisa mendapat kesimpulan bahwa perilaku ialah segala aktifitas manusia yang dapat dinilai oleh orang luar (Notoatmodjo, 2007 : 9).

˚ :´ ´ ¸ ¹ 3 ˚ ﻪ˚

t¹ . t¹ tp~3 ¸ ˚

ﻪ¸ i˚ ´ ç´ ~p ¹ ˚ ç„ ¸ ~˚

3¸ ˚ i ¹~3˚ p˚ ´ s 3´ ˚ i

¹ 3˚ t ˚ ˚ i´

ﻪ˚

3˚ i˚ p˚ ´

˚ ¹~ :˚ ¸! p˚ ´ ˚ ´ i ¸

¸! ´

¹

ﻪ˚ ´

ﻪ¸ ˚ ´ ´ .

dari Anas bin Malik radhiyallahu 'anhu berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Tidaklah seorang muslimpun yang bercocok tanam atau menanam satu tanaman lalu tanaman itu dimakan oleh burung atau manusia

(32)

14

(33)

atau hewan melainkan itu menjadi shadaqah baginya". (HR.

Bukhari, 2152).

b) Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Manusia 1) Genetika

2) Sikap adalah suatu ukuran tingkat daya tarik individu terhadap perilaku tertentu

3) Norma sosial adalah pengaruh tekanan social

4) Pengendalian tingkah laku pribadi merupakan keyakinan individu apakah sulit untuk melakukan tingkah laku (Riyan, 2018:18).

Berdasarkan indikator tersebut mennjukkan bahwa dalam faktor peduli lingkungan mempengaruhi sikap dan tingkahlaku individu.

c) Pengertian Lingkungan

Konsep sikap memunculkan pemahaman yang berbeda dari para psikolog. Postur adalah suatu bentuk penilaian sensasi dan kecenderungan reaksi potensial yang dihasilkan dari interaksi antara komponen kognitif, emosional, dan lawannya yang saling merespon dalam pemahaman, perasaan, dan perilaku (Elmubarok, 2008: 47). Tujuan postur adalah persiapan reaksi tertentu terhadap suatu benda (Anwar, 1995: 5). Sikap sosial dibentuk oleh interaksi sosial

(34)

dan terdapat keterkaitan antar individu yang menjadi bagian dari suatu masyarakat.

Menurut UU Republik Indonesia. Pasal 1 Bab 1 Dirilis pada tanggal 32 Maret 2009. Lingkungan adalah suatu tempat yang ditinggali oleh semua makhluk hidup dan di sekitarnya dapat menunjang kehidupan makhluk hidup. oleh sebab itu segalanya berperan penting dalam menentukan baik buruknya lingkungan. Merawat lingkungan merupakan sikap dan tindakan, berkomitmen untuk mencegah kerusakan lingkungan alam sekitar, serta bekerja keras merawat kerusakan alam yang telah terjadi (Zuchdi, 2011: 169).

Tentunya untuk menciptakan lingkungan hidup yang harmonis, manusia sebagai makhluk hidup harus peka atau memahami lingkungan sehingga dapat memberikan hal-hal positif yang dapat dimanfaatkan dengan baik oleh manusia.

Kepedulian terhadap lingkungan diartikan sebagai tindakan dan sikap, berusaha berkomitmen untuk menangkal kerusakan lingkungan alam sekitar serta melakukan segala cara guna membenahi atau meminimalkan kerusakan alam yang diakibatkannya. Yaumi (2014:111) berpendapat peduli lingkungan ialah tindakan serta sikap yang ditunjukan untuk mencegah kerusakan alam terhadap lingkungan sekitar serta melakukan segala cara guna membenahi kerusakan alam

(35)

yang diakibatkannya. Apabila lingkungan bersih, asri dan rapi, maka siswa yang peduli terhadap lingkungan alam akan merasa nyaman. Mereka ramah terhadap alam dan tidak akan merusak atau menggunakan alam.

Peduli lingkungan dan pemeliharaan lingkungan. Menurut Yaumi (2014: 111), Peduli dan memelihara lingkungan ialah merupakan model sikap yang memiliki tujuan untuk menimbulkan keharmonisan, keharmonisan antara manusia maupun lingkungan menciptakan perlindungan dan pembangunan lingkungan, menggunakan sumber daya alam secara bijak dan melindungi persatuan rakyat. Republik Indonesia terhindar. Bebas dari pencemaran lingkungan atau kerusakan yang disebabkan oleh bisnis dan kegiatan di luar negeri.

Siswa diharapkan untuk berpartisipasi aktif dalam pengelolaan lingkungan sesuai dengan peraturan perundang- undangan yang berlaku (Yaumi, 2014: 111-112), seperti:

1. Menjaga fungsi lingkungan, mencegah dan menanggulangi pencemaran dan perusakan

2. Memberikan informasi yang benar dan akurat tentang pengelolaan lingkungan

3. Pentingnya menciptakan ekosistem yang menjaga kebersihan lingkungan dan memperbaiki pencemaran

(36)

4. Memberikan solusi cerdas untuk menciptakan lingkungan yang nyaman, rapi, indah dan rapi

5. Menjaga dan menginformasikan sekolah, keluarga dan komunitas tentang kebutuhan peduli lingkungan hanya dengan menggunakan hewan dan tumbuhan.

Berdasarkan indikator diatas, dapat disimpulkan siswa diharapkan berpartisipasi aktif dalam menjaga sekolah dan mencegah kerusakan lingkungan. Sehingga mencitakan ekosistem yang nyaman, rapi, dan indah.

d) Tujuan Peduli Lingkungan

Pendidikan adalah cara lain untuk mengembalikan kesadaran lingkungan secara penuh melalui jalur formal.

Pembentukan lingkungan sangat dekat dengan tatanan budaya atau dengan dirinya sendiri. Artinya, budaya cinta membutuhkan waktu yang lama untuk menjadi ciri khas bangsa (Muslich, 2011: 210).

Dalam skala global, komunitas internasional menyepakati lima tujuan pendidikan lingkungan setelah Konferensi Tbilisi pada 1977.

Fien of Miyake et al. (2003) mengemukakan dalam makalahnya (Fitriani, 2017: 17) bahwa lima tujuan tersebut adalah sebagai berikut:

(37)

1. Di bidang pemahaman: membantu kelompok, individu serta komunitas memperoleh bermacam pengalaman serta wawasan pengetahuan yang dibutuhkan guna menciptakan serta memelihara lingkungan yang berkelanjutan.

2. Di bidang kesadaran: membantu kelompok sosial dan individu meningkatkan kesadaran dan kepekaannya terhadap seluruh lingkungan dan isu-isu yang berkaitan dengan lingkungan dan pembangunan.

3. Di bidang perilaku: membantu individu, kelompok dan masyarakat memperoleh rangkaian nilai lingkungan dan secara aktif berpartisipasi dalam perbaikan dan perlindungan lingkungan.

4. Bidang Keterampilan: membantu individu, kelompok dan masyarakat untuk menguasai keterampilan mengidentifikasi, memprediksi, mencegah dan memecahkan masalah lingkungan.

5. Di bidang partisipasi: Memberikan kesempatan dan motivasi bagi individu, kelompok dan masyarakat untuk berperan aktif dalam menciptakan lingkungan yang berkelanjutan.

Terdapat hal baik yang bisa dilibatkan pada anak usia dini supaya bisa mengembangkan kebiasaan hingga

(38)

mencapai usia dewasa. Satu diantaranya ialah kepedulian pada lingkungan. Karena perilaku sedikit apapun yang tak peduli terhadap lingkungan akan berpotensi negatif bagi keadaan bumi dan berlangsungnya seluruh makhluk hidup yang ada di sekitarnya. Cara mengajari perilaku ini kepada anak dapat kita wawancarai supaya anak minat serta terbiasa peduli terhadap lingkungan (Kemdikbud, 2019),

1) Membuang sampah pada tempatnya

Langkah ini sangat mendasar untuk menanamkan kesadaran pada lingkungan anak. Orang tua perlu memberi contoh serta pembiasaan anak membuang sampah pada tempatnya. Perlu dijelaskan terhadap anak maka membuang sampah sembarangan dapat merusak lingkungan, misalnya banjir yang dapat merusak rumah serta menyebabkan penyakit kulit. Sehingga, jika anda tidak menemukan tempat sampah, setidaknya anak anda menyimpannya serta mengambilnya kembali dan, ketika ditemukan, membuangnya ke tempat sampah daripada membuangnya langsung ke sungai atau jalan. Selanjutnya, membiasakan anak untuk membuang sampah pada tempatnya dapat memaksa mereka untuk berusaha membedakan macam sampah, mulai dari sampah organik hingga anorganik. Jika anak terbiasa dengan perilaku ini,

(39)

kesadaran dan kebiasaan mulai muncul di lingkungan sampai mereka dewasa.

2) Berhemat menggunakan listrik dan air

Demi kepentingan sekitar, energi seperti listrik dan air dapat dihemat. Orang tua dapat mengajari anak-anaknya untuk mematikan TV saat tidak melihat, mematikan keran setelah mandi, membuka jendela di siang hari untuk menghindari penggunaan AC, atau menyalakan lampu saat masih menyala. Pastikan untuk menghadiri Earth Hour dan menjelaskan manfaat penutupan per waktu serta pengaruh terhadap Bumi. Anak-anak akan minat guna berpartisipasi.

3) Mengenalkan R3 (reduce, reuse, dan recycle)

Konsep pengurangan, penggunaan kembali, serta daur ulang bermanfaat bagi anak-anak ketika mengajari mereka contoh-contoh perlindungan lingkungan. Seperti kurangi membeli spidol yang dapat digunakan kembali, memanfaatkan kembali pot bunga dengan menggunakan air kemasan, dan mendaur ulang dengan menggunakan kertas bekas guna prakarya. Orang tua wajib melaksanakan ini kepada anak-anak mereka agar mereka dapat mengikuti rutinitas kita.

4) Menggunakan produk yang ramah lingkungan

(40)

Pada metode sebelumnya, orang tua wajib membiasakan anaknya memanfaatkan barang ramah lingkungan. Oleh karena itu, bukan hanya jumlah sampah yang berkurang, melainkan juga anak-anak menjaga postur tubuh yang baik tanpa menghasilkan sampah.

Misalnya, gunakan handuk kertas dan sapu tangan, gunakan sedotan stainless steel, serta bawa tas sebagai pengganti kantong plastik saat bepergian.

5) Meminimalisasi penggunaan kendaraan pribadi Sementara banyak orang yang benar-benar memakai transportasi pribadi, kita juga dapat mengatur anak-anak guna memakai kendaraan umum. Kecenderungan ini dapat menurunkan kontaminasi udara serta penyumbatan.

Apalagi anak muda dapat mengenal berbagai hal dengan memanfaatkan kendaraan umum. Seperti, anak-anak menjadi lebih baik mereka berjalan sesuatu selain duduk di mobil.

6) Belajar menanam pohon dan berkebun

Di minggu akhir, wali dapat membawa anak-anak mereka untuk berkebun di teras mereka sendiri. Jika Anda tidak mempunyai pekarangan, Anda dapat membeli tumbuhan kecil yang anda isi dalam pot. Adanya mempunyai tumbuhan, anak-anak dapat mengetahui

(41)

bagaimana menghargai serta benar-benar fokus pada mereka hingga dewasa. Misalnya menyiram, merawat, meletakkan di area yang terdampak sinar matahari. Hal sepele ini dapat memunculkan kesadaran anak muda tentang iklim dan menerapkannya pada iklim umum yang lebih luas.

7) Bepergian ke alam bebas

Dari waktu ke waktu, ajak anak Anda untuk mendaki dan menjelajahi aktivitas luar ruangan seperti pantai atau gunung. Dengan mengamati alam secara langsung, anak- anak dapat memahami keindahan alam yang sebenarnya serta mengerti apa yang wajib mereka rawat atau jaga.

Kita juga dapat mendeskripsikan bahwa jika anak tidak peduli dengan sampah atau lingkungan, maka alam yang indah akan rusak serta berpotensi buruk bagi manusia.

Berdasarkan indikator diatas, dapat disimpulkan bahwa sedikit apapun peduli terhadap lingkungan akan berpotensi positif bagi keadaan bumi dan berlangsungnya seluruh makhluk hidup yang ada disekitarnya. Maka dari itu, diharapkan sejak dini perlu diajarkan untuk peduli terhadap lingkungan sekitar

(42)

e) Perilaku Peduli Lingkungan

Masalah lingkungan seperti perubahan iklim, polusi dan pemanasan global terutama disebabkan oleh masyarakat dan perilaku manusia (Lehman dan Geller, 2004). Untuk menyelesaikan masalah lingkungan ini serangkaian tindakan harus diambil oleh masyarakat dan individu, karena itu mempengaruhi kita masing-masing, secara langsung atau tidak langsung. Namun, menyelesaikan masalah lingkungan terbukti sangat sulit karena perubahan yang disebabkan oleh perilaku pro-lingkungan tidak dapat dilihat langsung oleh individu dan sangat sering tidak mempengaruhi mereka secara langsung (Leary, Toner dan Gan, 2011).

Perkembangan teknologi, kebijakan non lingkungan dan perilaku manusia mempengaruhi Perubahan kondisi lingkungan global. Perilaku manusia telah memberikan kontribusi yang besar terhadap lingkungan dunia, oleh karena itu perubahan perilaku berpotensi mengurangi dampak lingkungan. Pendidikan menjadi harapan besar dalah mengubah perilaku buruk tersebut (Zilahy dan Huisingh, 2009).

Inilah sebabnya mengapa mendorong individu perilaku pro-enviromental (PEB) sering merupakan tantangan dan prioritas, menjadi satu-satunya jalan menuju keberlanjutan

(43)

(Brewer & Stern, 2005, Turaga, Howarth & Borsuk, 2010).

Perilaku pro-lingkungan adalah perilaku yang diadopsi oleh individu yang dianggap oleh masyarakat sebagai pelindung bagi lingkungan (Krajhanzl, 2010:252) dan menyiratkan melakukan serangkaian tindakan yang mengurangi sebanyak mungkin kerusakan yang terjadi pada lingkungan (Steg dan Vlek, 2009).

1) Theory of Reasoned Action (TRA)

Teori atau perilaku terencana-TPB ini pertama kali dikemukakan oleh Icek Ajzen pada tahun 1985 dan merupakan pengembangan dari teori rasional atau aksi- TRA yang dikemukakan oleh Fishbein dan Ajzen pada tahun 1975. Asumsi dasar dari teori tersebut adalah bahwa manusia berperilaku secara sadar dan mempertimbangkan semua yang ada. informasi. Dalam TRA, apakah akan melakukan perilaku tergantung pada minat individu. Tujuan dari Theory or Reasonable Action-TRA adalah untuk menjelaskan perilaku manusia berdasarkan niat dari perilaku tertentu.

Teori atau tindakan yang masuk akal mengasumsikan bahwa individu bertindak secara rasional untuk mencapai hasil yang menguntungkan dan menghindari kekecewaan orang lain dengan mengacaukan harapan mereka sendiri.

(44)

Menurut teori ini, niat orang dalam bertindak dengan cara tertentu merupakan variabel pendahulu dari perilaku aktual mereka. Selain itu, sikap dan norma subjektif dari perilaku tersebut menentukan niat seseorang untuk bertindak dengan cara tertentu.

a. Minat (intention)

Minat (niat) diartikan dalam Fishbein & Ajzen (Hartono, 2007) ialah suatu hasrat seorang untuk melakukan prilaku tertetu. Minat (niat) dalam berperilaku merupakan kecenderungan seseorang untuk memilih melakukan sesuatu atau tidak melakukan sesuatu. Manfaat tidak selalu statis dan akan berubah seiring waktu. Semakin lebar interval waktu, semakin besar kemungkinan perubahan minat.

Pada dasarnya minat (niat) dan perilaku aktual (perilaku aktual) merupakan dua hal yang bersebrangan. Minat adalah keinginan seseorang untuk bertindak. Namun, minat ini terbatas pada niat atau keinginan, dan belum tercermin dalam tindakan atau perilaku. Pada saat yang sama, perilaku sebenarnya adalah tindakan atau aktivitas aktual yang dilakukan. Dalam TRA (Rational Action Theory), minat dibentuk oleh sikap dan norma subjektif. Minat

(45)

dipengaruhi oleh derajat sikap positif individu terhadap perilaku tertentu dan tingkat dukungan yang mereka terima dari orang lain yang berpengaruh dalam hidup mereka, Fishbein & Ajzen, (Hartono, 2007).

b. Sikap (Attitude)

Sikap didefinisikan dalam Fishbein & Ajzen (Hartono, 2007) sebagai perasaan positif atau negatif seseorang tentang keinginan berperilaku. Sikap didefinisikan sebagai jumlah emosi (perasaan) yang dirasakan seseorang ketika menerima atau menolak suatu objek atau perilaku, dan diukur dengan program yang menempatkannya pada skala penilaian bipolar, seperti baik atau buruk, setuju atau tidak setuju.

Menurut penelitian Fishbein & Ajzen, Hartono (2007), behavioral attitudes melengkapi TRA, yaitu sikap bersumber dari behavioral believe yaitu keyakinan pribadi tentang perilaku dari sudut pandang positif atau negatif.

c. Norma Subyektif (Subjective Norm)

Norma subjektif mengacu pada aturan dan peraturan yang dirancang oleh masyarakat di mana seseorang harus berfungsi. Untuk perilaku tertentu,

(46)

masyarakat telah menetapkan atau merancang norma tentang cara melakukan perilaku itu. Norma subyektif (subjective norm) adalah ketika seseorang termotivasi sampai batas tertentu untuk mendengarkan pandangan orang tentang perilakunya. Fishbein & Ajzen (2007) dalam Hartono menyebutnya motivasi untuk mendeskripsikan apakah seseorang mematuhi fenomena pandangan orang lain yang mempengaruhi kehidupan orang lain.

Gambar 2.1 Teori Perilaku Terencana

Sumber : Fishbein & Ajzen dalam Hartono, 2007 Berdasarkan table diatas dapat disimpulkan bahwa minat, sikap, dan norma subyektif menentukan minat seseorang untuk melakukan sesuatu, maka dari itu perilaku merupakan kecenderungan seseorang untuk memilih dan melakukan sesuatu.

(47)

2. Hakikat Ecoliteracy

a) Pengertian Ecoliteracy

Pada Bab I telah dijelaskan secara garis besar tentang apa itu Ecoliteracy, namun belum menggambarakan secara eksplisit terhadap subtansi teori tersebut. Oleh sebab itu penulis akan memaparkan secara lebih lanjut mengenai Ecoliteracy.

ecoliteracy juga dikenal sebagai literasi ekologi, literasi lingkungan, literasi ekologi dan literasi lingkungan. Literasi ekologi berasal dari dua kata yaitu literasi ekologi dan literasi budaya. Ekologi berasal dari kata Yunani, oikos artinya keluarga. Secara garis besar, mengacu pada alam semesta, bumi tempat semua makhluk hidup berada, habitatnya, atau rumah tempat semua makhluk hidup berada. Kemudian, Eco biasanya diartikan sebagai istilah lingkungan. Ekologi adalah kata sifat bahasa Inggris dari kata ekologi. Secara etimologis, ekologi merupakan gabungan dari dua kata Yunani, oikos dan logos. Logos berarti ilmu, jadi ekologi artinya ilmu tentang bagaimana memelihara dan memelihara alam semesta makhluk hidup (Rusmawan, 2017:2).

i˚ ¸ ¸ ¹ ´ 3

˚ ' ¸

˚ 3 ¹ : , t¹ : ÷:´ ¹ t„ ¹ ´ 3¸ ¸

¹:

˚tp˚ ˚

´ i˚ 3´ ´', 'p˚

˚ ¹ ´ ¹œ´ 3˚ 'p´

:

˚ ¹ ¸ ˚ 3 'p

: 'p´ , t ¹ ´ ¸ : ' ص.ç. : ˚ ÷:´ ¹

ﻪ˚ 3˚ ´'

¹ ´ ˚ 3´ ˚ i´ ˚ ¹ ´ ˚ :´ ˚ i´ ¸ p˚ ´'

˚α¹ ´ ´' ˚ ¸

´ ى ~¸

˚ i˚ ˚

ﻪ˚ 3˚ ´ .

(48)

Hadist Jabir bin Abdullah r.a. dia berkata : Ada beberapa orang dari kami mempunyai simpanan tanah. Lalu mereka berkata: Kami akan sewakan tanah itu (untuk mengelolahnya) dengan sepertiga hasilnya, seperempat dan seperdua.

Rosulullah S.a.w. bersabda: Barangsiapa ada memiliki tanah, maka hendaklah ia tanami atau serahkan kepada saudaranya (untuk dimanfaatkan), maka jika ia enggan, hendaklah ia memperhatikan sendiri memelihara tanah itu.

Dapat dikatakan ekologi adalah ilmu atau penelitian yang mempelajari hubungan antara makhluk hidup dengan lingkungan (Sumaatmadja, 1989). Dalam paham ekologi adanya dua komponen utama yakni lingkungan dan biologi. Di antara dua komponen ini, serat biologis saling terkait dan ada di tempat atau wadah yang menjadikan ekosistem biologis.

Oleh karena itu ekologi dipahami sebagai ilmu. Secara lebih luas, ekologi juga mencakup konsep ilmiah, yang mempelajari hubungan antara anggota keluarga di alam semesta dan hubungan antara semua makhluk hidup dengan alam semesta dan lingkungan sekitarnya. Sumaatmadja (1989) menjelaskan bahwa dalam ekologi disebut juga dengan lingkungan, dimana lingkungan atau lingkungan adalah segala keadaan, kondisi, benda dan organisme yang mempengaruhi kehidupan, pertumbuhan, dan sifat biologis. Secara umum, dalam konsep

(49)

ekologi, lingkungan dibagi menjadi lingkungan non-biologis dan lingkungan biologis atau organik. Dari perspektif ekologi manusia, lingkungan dibedakan menjadi lingkungan alam dan lingkungan budaya.

Literacy dalam bahasa Inggris berarti literasi. King (2000) mengemukakan dalam Rusmawan (2017: 41) bahwa literasi adalah istilah yang tidak jelas. Pada tingkat dasar, orang yang berliterasi adalah seseorang yang membaca dan menulis dalam bahasanya. Kamus (Merriam Webster, Oxford English Dictionary) (2017: 41) dalam Rusmawan (2017: 41) memberikan dua definisi literasi: (1) keterampilan membaca dan menulis dan (2) pengetahuan di bidang atau bidang atau kemampuan tertentu. Sekarang, pemahaman dan penerapan literasi yang luas pada dasarnya muncul dari penjelasan akhir.

Dalam arti sempit, istilah ini menggambarkan kondisi masyarakat yang tidak lagi buta huruf, dan orang yang sudah mengetahui cara membaca dan menulis. Pada saat yang sama, dalam arti luas, literasi mengacu pada situasi di mana orang telah memahami atau memahami situasi tertentu.

Literasi ekologi atau literacy menggambarkan manusia yang memiliki tingkat kesadaran tinggi akan pentingnya lingkungan. Pada awalnya orang menyebut literasi ekologis sebagai kesadaran ekologis. Dengan menggunakan istilah

(50)

ecoliteracy, tidak hanya berarti meningkatkan perhatian terhadap lingkungan, tetapi juga berarti memahami bagaimana prinsip-prinsip ekologi dapat hidup berdampingan secara berkelanjutan di bumi. Global Pilot Draft (2011) menyatakan bahwa ada lima aspek dari ekologi yang dijelaskan di bawah ini:

1. Prinsip sistem kehidupan, di mana bagian penting dari literasi ekologi ialah mengaitkan kembali siswa dengan sistem kehidupan

2. Inspirasi desain alam, selain memahami sistem alam, literasi ekologi juga melibatkan implementasi pengetahuan guna mendesain ulang komunitas, organisasi, bisnis, serta masyarakat berdasarkan prinsip-prinsip alam.

3. Sistem Berpikir, Literasi ekologi melibatkan penerapan pemikiran yang menekankan pada hubungan antara hubungan dan latar belakang.

4. Paradigma ekologis (ecological paradigma and the transition to sustainability) dan transisi menuju keberlanjutan Literasi ekologi merupakan bagian dari perubahan sosial berskala besar yang bertujuan untuk memicu cara hidup masyarakat manusia di bumi.

5. Kerjasama, pembangunan masyarakat, dan warganegara, literasi ekologi ialah menekankan kerjasama serta

(51)

kemitraan sebagai komponen kehidupan dan sistem kehidupan, serta pembangun komunitas serta warga yang aktif.

Roth (1991) mengemukakan dalam Rusmawan (2017: 42) bahwa literasi ekologi dinilai dari tiga tahap berturut-turut, yaitu tahap nominal, fungsional dan operasional. Selain itu, Moseley (2000) menjelaskan ketiga tahapan tersebut dalam Rusmawan (2017: 42), yaitu masyarakat pada tahap literasi ekologi nominal memiliki pemahaman yang sedikit tentang masalah lingkungan, sedikit perhatian terhadap lingkungan, dan tindakan yang terbatas. Selain itu, pada tahap fungsional, mereka bisa memakai pengetahuan, pemahaman konseptual, serta keterampilan berpikir guna menyusun rancangan yang bisa dikaitkan dengan masalah lingkungan. Seseorang dalam tahap operasi mempunyai wawasan yang menyeluruh tentang lingkungan dan peduli pengetahuan, yang dapat menolong mereka memakai pertanyaan, deduksi, analisis, logika dan objektivitas guna lebih menguasai dan menemukan masalah lingkungan. Individu harus mencapai tahap operasi literasi ekologi.

Kelas adalah tempat dengan potensi besar untuk mengubah budaya positif. Di kelas, guru memainkan peran penting dalam pengembangan literasi ekologi untuk generasi

(52)

mendatang. Preston (2011) menekankan pentingnya pendidikan guru dalam mempersiapkan siswa untuk menghadapi masalah lingkungan saat ini di sekitar mereka.

Jika gurunya sendiri memiliki literasi lingkungan, maka ia dapat meningkatkan kepedulian lingkungan siswa. Oleh sebab itu, kita harus membiasakan diri dengan hal-hal yang secepat mungkin membuat siswa kita melek ekologis.

Berdasarkan pandangan sebelumnya, disimpulkan bahwa literasi ekologi menggambarkan pemahaman tentang pentingnya lingkungan. Oleh karena itu, masyarakat yang telah mencapai tingkat literasi ekologi membuat masyarakat sadar akan pentingnya lingkungan. Pentingnya lingkungan mengharuskan mereka merawat dan menjaga lingkungan dengan arahan ilmu ekologi. Berdasarkan kesadaran dan didorong olehnya, maka manusia lah yang menyusun model serta pola hidupnya menjadi model serta pola hidup yang seimbang dengan lingkungan (Rusmawan, 2017). Kemudian, manusia memakai kesadaran ini untuk membimbing semua aspek kehidupannya hingga menjadi budaya yang merasuki semua anggota masyarakat, dan akhirnya menciptakan masyarakat yang berkelanjutan.

(53)

b) Kompetensi Ecoliteracy

Menurut Stone dan Barlow (2005: 5), kemampuan literasi ekologi merupakan metode yang setara antara manusia dengan lingkungan, dan orientasinya adalah perilaku ramah lingkungan (green behaviour). Selain itu, Stone dan Barlow (2005: 9) menjelaskan bahwa untuk mencapai literasi ekologi, siswa membutuhkan pendidikan lingkungan, yang tidak hanya menekankan pada semua aspek pengetahuan, tetapi juga melibatkan pembelajaran yang bermakna yang memadukan pengetahuan, sikap dan keterampilan. siswa tentang perilaku hijau akan ditingkatkan. Dibentuk setelah proses pendidikan.

Palmer dan Neal (2003: 23-26) menjelaskan secara rinci kemampuan ekologi sebagai berikut:

1. Pengetahuan: berfungsi untuk menyaring dan mengolah informasi tentang lingkungan. Siswa diminta untuk memahami aspek-aspek berikut:

a. Gejala alam yang terjadi di lingkungan

b. Pengaruh aktivitas seseorang terhadap lingkungan c. Lingkungan yang berbeda atau perubahan lingkungan

di masa lalu dan sekarang

d. Masalah lingkungan, seperti efek rumah kaca, hujan asam, polusi udara

(54)

e. Tindakan pengendalian legislatif lokal, nasional dan internasional untuk perlindungan dan pengelolaan lingkungan untuk membuat kebijakan berorientasi pada lingkungan sehari-hari

f. Keterkaitan antara lingkungan, individu, kelompok, komunitas dan negara

g. Bagaimana kehidupan antar manusia bergantung pada lingkungan

h. Konflik terkait isu lingkungan

i. Bagaimana keputusan dan tindakan masa lalu mempengaruhi lingkungan

j. Pentingnya pertimbangan perencanaan, desain dan estetika untuk kurikulum nasional

k. Pentingnya mengambil tindakan efektif untuk melindungi dan mengelola lingkungan

2. Keterampilan

a. Kemampuan komunikasi

b. Keterampilan untuk menghitung dan mempertimbangkan

c. Keterampilan belajar

d. Keterampilan memecahkan masalah e. Keterampilan pribadi dan sosial f. Keterampilan teknologi informasi

(55)

3. Sikap: Sangat penting bagi siswa untuk membentuk sikap yang positif agar mereka dapat menghargai dan memahami perannya dalam menjaga lingkungan di masa depan. Mendorong siswa untuk mengembangkan sikap dan kualitas pribadi terhadap lingkungan, dan akan memberikan kontribusi di bidang berikut:

a) Peduli terhadap lingkungan dan organisme lain b) Kebebasan berpikir terkait masalah lingkungan c) Menghormati kepercayaan dan pendapat orang lain d) Menghormati bukti dan pemikiran rasional

e) Sikap toleran dan terbuka atau menerima pendapat orang lain

berdasarkan indicator diatas, dapat disimpulkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap berpengaruh membentuk kualitas pribadi terhadap lingkungan sekitar.

Maka dari itu membutuhkan pendidikan lingkungan yang menekankan pada semua aspek.

c) Komponen-komponen ecoliteracy

Untuk mencapai literasi ekologi personal, berarti seseorang harus memiliki komponen literasi ekologi. Menurut penelitian M. S. Roth dan Romeo (1992), literasi ekologi mempunyai empat komponen yaitu pengetahuan,

(56)

keterampilan, orientasi emosional, dan perilaku. (W.McBeth dan Volk, 2009) Komponen literasi ekologi lainnya yang diungkapkan meliputi pengetahuan ekolog (ecological knowledge)i; sikap ekologi (environmental afffect) meliputi komitmen lisan, kepekaan lingkungan dan sikap umum terhadap lingkungan; keterampilan kognitif (cognititve skills) meliputi Identifikasi bermasalah, analisis masalah, rencana tindakan; perilaku lingkungan (behavior) mencakup komitmen aktual.

B. McBeth, Hungerford, Marcinkowski, Volk dan Meyers (2008) menyampaikan empat komponen literasi ekologi, yaitu:

(1) pengetahuan ekologi dasar; (2) komitmen lingkungan- verbal, kepekaan lingkungan, dan persepsi lingkungan; (3) Pengenalan masalah, analisis masalah, rencana tindakan; (4) Komitmen perilaku aktual, yaitu perilaku pro lingkungan.

Koc (2013) dalam Rusmawan (2017: 43) berpendapat, pengetahuan ekologi berarti memahami prinsip-prinsip, pentingnya konsep teori ekologi dan bagaimana sistem alam beroperasi dan berinteraksi dengan sistem sosial. Sikap dan nilai ekologis mewakili kepekaan individu terhadap masalah lingkungan. Perilaku lingkungan dirancang untuk mendukung individu yang mempertimbangkan aktivitas lingkungan.

(57)

Tampaknya ketika seseorang memiliki literasi ekologi, pengetahuan ekologi menjadi hal yang pertama. Karatekin (2013) menunjukkan: Agar seseorang dapat melek lingkungan, pertama-tama, individu tersebut perlu memiliki pengetahuan tentang masalah lingkungan dan lingkungan.

Namun menurut W. McBeth dan Volk (2009), komposisi pengetahuan ekologi penting, tetapi perilaku lingkungan dapat dibentuk melalui interaksi sehari-hari dengan lingkungannya.

Dalam operasionalnya, komponen literasi ekologi yang dirumuskan oleh Ecological Literacy Center (2014) merupakan rangkaian kemampuan inti yang dapat membantu generasi muda dan hidup dalam masyarakat yang berkelanjutan.

Kemampuan ini terkait dengan kepala (belajar untuk tahu), hati (belajar untuk menjadi), tangan (belajar untuk melakukan) dan antusiasme (belajar untuk hidup bersama). Bagian integral dari literasi ekologi.

Tabel 2.1 Komponen Ecoliteracy

Komponen Deskripsi

Affect

(Mempengaruhi)

Sensitivity kepekaan atau apresiasi lingkungan, dalam hal sikap bertanggung jawab terhadap polusi, teknologi, ekonomi, kon-servasi, dan tindakan lingkungan, dan Bersedia

(58)

untuk mengidentifikasi dan memilih dari berbagai sudut pandang nilai yang berhubungan dengan masalah dan masalah. Motivasi untuk berpar- tisipasi aktif dalam peningkatan dan perlin-dungan lingkungan, keinginan untuk meng-klarifikasi nilai-nilai sendiri, dan keper-cayaan diri untuk membuat keputusan dan penilaian tentang masalah lingkungan sesuai

Ecological knowledge

(Pengetahuan ekologis)

dengan perasaan moral seseorang.

Mampu mengkomunikasikan dan menerapkan konsep ekologi utama, termasuk konsep yang berfokus pada individu, spesies, populasi, komunitas, ekosistem, dan siklus biogeokimia. Memahami konsep produksi dan transfer energi, serta kesalingtergantungan, niche, adaptasi, suksesi, homeopati, faktor pembatas dan manusia sebagai variabel ekologi. Pemahaman mengenai proses cara kerja alam

(59)

bekerja serta bagaimana sistem sosial berinteraksi dengan sistem

Socio-political knowledge

(Pengetahuan sosial- politik)

Knowledge of

environmental issues

(Pengetahuan

tentang masalah

alam.

Pemahaman yang logis akan saling ketergantungan ekonomi, sosial, politik, dan ekologi di daerah perkotaan dan pedesaan; yaitu, bagaimana aktivitas budaya manusia mempengaruhi lingkungan dari perspektif ekologi. Memahami struktur dan skala dasar sistem sosial, serta hubungan antara berbagai kepercayaan budaya, struktur politik, dan nilai lingkungan.Pemahaman geografis di tingkat lokal, regional, dan global dan pengakuan terhadap pola perubahan dalam masyarakat dan budaya.

Memahami berbagai isu dan isu yang terkait dengan lingkungan dan bagaimana mereka dipengaruhi oleh politik, pendidikan, ekonomi, dan lembaga pemerintah. Memahami

(60)

lingkungan)

Cognitive skills

(Kemampuan kognitif)

Environmentally responsible behavior

kualitas udara, kualitas dan kuantitas air, kualitas dan kuantitas tanah, penggunaan lahan dan pengelolaan habitat satwa liar, dan populasi, kesehatan dan limbah.

Menggunakan sumber primer dan sekunder serta nilai-nilai pribadi untuk mengidentifikasi dan mendefinisikan masalah lingkungan, dan menganalisis, menyatukan, dan mengevaluasi informasi tentang masalah ini. Kemampuan untuk memilih strategi tindakan yang tepat dan membuat, mengevaluasi, dan mengimplementasikan rencana tindakan. Mampu melakukan investigasi ilmiah dan analisis risiko dasar, berpikir dalam hal sistem, dan untuk memperkirakan, berpikir ke depan, dan merencanakan.

Partisipasi aktif ditujukan untuk

pemecahan masalah dan

penyelesaian masalah. Tindakan

(61)

(ERB)

(Perilaku

Bertanggung Jawab Lingkungan)

Additional

determinants of ERB

(Penentu tambahan ERB)

melalui kegiatan gaya hidup tertentu, termasuk pembelian konsumen yang sadar lingkungan, menggunakan metode untuk menghemat sumber daya; membantu menegakkan peraturan lingkungan; menggunakan alat pribadi dan interpersonal untuk mendorong praktik yang berwawasan lingkungan; dan mendukung kebijakan yang berwawasan lingkungan dan inisiatif legislatif.

Locus of control dan asumsi tanggung jawab pribadi. Locus of control adalah persepsi kemampuan seseorang untuk melakukan perubahan akibat perilaku. Individu dengan Locus of control internal percaya bahwa tindakan mereka akan lebih cenderung ke arah perubahan

Sesuai dengan penjelasan diatas yang dapat menunjang penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa terdapat tiga jenis komponen literasi yaitu pengetahuan, perilaku dan sikap. Literasi ekologi mencakup (a) prinsip dan proses

(62)

ekologi dasar, (b) masalah lingkungan global, (c) masalah lingkungan lokal, dan (d) strategi tindakan lingkungan.

Perilaku ekologis mencakup aktivitas terkait dengan lingkungan. Penting kiranya untuk memasukan ilmu tentang lingkungan ke dalam pendidikan agar dapat mendukung terjaganya lingkungan. Hal ini juga mencerminkan sikap ekologis.

(63)

B. Kerangka Berfikir

Dari sikap dan perilaku siswa di lingkungan sekolah, kita dapat melihat perilaku siswa di lingkungan sekolah. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan pengetahuan tentang perilaku siswa teerhadap lingkungan. Faktor genetika, sikap, norma sosial dan pengendalian perilaku pribadi akan menjadi pengaruh besar bagi siswa dalam menjaga lingkungan.

Siswa yang tidak peduli dengan lingkungan dan cenderung merusak lingkungan akan menimbulkan suasana sekolah yang tidak nyaman untuk digunakan belajar. Memahami apa yang terjadi menuntut siswa untuk peduli terhadap lingkungan. Agar tercipta suasana yang nyaman maka siswa perlu memperhatikan lingkungan, agar proses pembelajaran lebih kondusif.

Dampak literasi ekologi dan perilaku peduli lingkungan. Literasi ekologi merupakan pemahaman mengenai kesadaran dalam melestarikan alam atau literasi ekologi (ecological literacy), literasi ekologi dibangun oleh manusia untuk menghormati alam dan bertujuan untuk menjaga (keberlanjutan hidup) kelangsungan kehidupan di muka bumi. Karena apabila siswa tidak memiliki pemahaman yang kuat tentang kesadaran menjaga alam (ecoliteracy) maka perilaku peduli lingkungan tidak dapat terealisasikan. Maka dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi pemahaman tentang

(64)

kesadaran menjaga alam/lingkungan maka perilaku peduli lingkungan siswa juga semakin tinggi.

Gambar 2.2 Kerangka Berpikir

a. Kompetensi a. Faktor yang

Ecoliteracy

Ecoliteracy (X) Perilaku peduli mempengaruhi

b. Komponen- lingkungan (Y)

b. Tujuan peduli

komponen lingkungan

(65)

C. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan latar belakang penelitian, kajian-kajian teori dan kerangka kerja di atas mengenai dampak literasi ekologi terhadap perilaku lingkungan. Penulis meyakini bahwa melalui literasi ekologi, berdampak besar untuk siswa yang masih berada ditingkat dasar karena pembelajaran ini harus ditanamkan sejak dini agar kesadaran itu murni dari dirinya sendiri.

Gambar

Gambar 2.1 Teori Perilaku Terencana
Tabel 2.1 Komponen Ecoliteracy
Gambar 2.2 Kerangka Berpikir
Tabel 3.1 Jadwal Kegiatan Penelitian
+5

Referensi

Dokumen terkait

Menurut INETA Asia Pacific (2011), hal yang didapat dari mengikuti komunitas salah satunya adalah learning dan solution to problem untuk dapat memecahkan masalah dengan

Populasi yang digunakan dalam penelitian Perilaku Membuang Sampah Sembarangan Ditinjau dari Sikap terhadap Kebersihan Lingkungan adalah :.. Fakultas Ekonomi, program studi

Ada banyak cara untuk menyadarkan salah satunya dengan memberikan informasi tentang dampak negatif sampah anorganik melalui iklan layanan masyarakat salah

untuk mengurangi sampah plastik dalam kehidupan sehari-hari, dan juga membuang sampah pada tempatnya. Belum adanya kebijakan tentang lingkungan adalah salah satu penyebab

Menurut INETA Asia Pacific (2011), hal yang didapat dari mengikuti komunitas salah satunya adalah learning dan solution to problem untuk dapat memecahkan masalah dengan

Serta pembacaan tahlil ini guru PAI mengajari bagaimana cara berterima kasih kepada almarhum yang sudah mewakofkan tanahnya untuk dijadikan sekolah salah satunya menghadiahi dengan

Analisis Deskriptif Pengaruh Sosial Ekonomi terhadap Perilaku Pengelolaan Sampah Rumah Tangga Tabel 1 Tabulasi Silang Faktor Sosial Ekonomi Terhadap Perilaku Cara Membuang Sampah

Studi masalah lingkungan di Indonesia masih minim, salah satunya Provinsi Bali yang menjadi penyumbang sampah plastik terbesar kedua di