• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II PENYUSUNAN KERANGKA TEORITIK DAN PENGAJUAN

2. Hakikat Hasil Belajar

a. Pengertian Belajar dan Hasil Belajar

Dalam pembahasan tentang hasil belajar, perlu diuraikan tentang pengertian hasil belajar itu sendiri. Hasil belajar terdiri dari dua suku kata yaitu “hasil” dan “belajar”. Pengertian hasil (product) menunjuk kepada sesuatu perolehan akibat dilakukannya suatu aktivitas atau proses yang mengakibatkan berubahnya input secara fungsional.32

Sedangkan belajar merupakan suatu proses perubahan tingkah laku, maka perubahan tingkah laku yang diharapkan dari proses belajar disebut hasil belajar. Sebagai hasil belajar, perubahan yang terjadi dalam diri seseorang berlangsung secara berkesinambungan, tidak statis. Satu perubahan yang terjadi akan menyebabkan perubahan berikutnya. Perubahan yang diperoleh seseorang setelah melalui satu proses belajar meliputi perubahan keseluruhan tingkah laku. Jika seorang belajar sesuatu, sebagai hasilnya ia akan mengalami perubahan tingkah laku secara menyeluruh dalam sikap, keterampilan, pengetahuan dan sebagainya.

Perubahan yang terjadi dalam diri individu banyak sekali baik sifat maupun jenisnya karena itu sudah tentu tidak setiap perubahan dalam individu merupakan dalam arti belajar. Misalnya perubahan fisik,

32

perubahan yang terjadi dalam aspek-aspek kematangan, pertumbuhan dan perkembangan tidak termasuk dalam pengertian belajar.

Sejalan dengan uraian yang telah diuraikan di atas, maka akan diuraikan pengertian belajar menurut John Dewey belajar merupakan bagian interaksi manusia dengan lingkungannya.33

Sedangkan menurut Uzer Usman (1993:4) belajar dapat diartikan sebagai perubahan tingkah laku pada diri individu berkat adanya interaksi antara individu dengan individu dan individu dengan lingkungannya sehingga mereka mampu berinteraksi dengan lingkungannya. 34

Suatu aktifitas pembelajaran dapat dikatakan efektif bila proses pembelajaran telah dapat mewujudkan sasaran atau hasil belajar yang beranekaragam.

Menurut Sarlito W. Sarwono belajar, berarti mengubah atau memperbaiki tingkah laku melalui latihan, pengalaman dan kontak dengan lingkungan.35

Menurut Winkel (1999: 53) belajar adalah aktivitas mental/psikis yang berlangsung interaksi aktif dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, keterampilan, dan sikap.36

Hasil belajar merupakan kemampuan aktual yang berupa penguasaan pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang dicapai peserta didik sebagai hasil dari terlihat melalui hasil raport berupa angka-angka, sedangkan sikap dapat teraktualisasikan melalui kepekaannya terhadap kejadian yang terjadi disekitarnya, begitupun dalam hal keterampilan.

Sedangkan belajar menurut Ngalim Purwanto belajar merupakan suatu perubahan dalam tingkah laku, dimana perubahan itu dapat mengarah kepada tingkah laku yang lebih baik, tetapi juga ada kemungkinan mengarah kepada tingkah laku yang lebih buruk.37

33

Asep Jihad dan Abdul Haris, Evaluasi Pembelajaran, h. 2. 34

Subiyantoro, SMA Muhammadiyah 3 Surakarta, (Widyatama, Vol. 5, No. 1, Maret 2008), h. 77.

35

Sarlito W. Sarwono, Pengantar Umum Psikologi, (Jakarta: Bulan Bintang, 2003), Cet. ke- 9, h. 27.

36

Purwanto, Tujuan Pendidikan dan Hasil Belajar, (Teknodik, no. 16, 2005), h. 150. 37

Drs. M. Ngalim Purwanto, MP., Psikologi Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2004 ), Cet. ke- 5, h. 85.

Menurut Cronbach belajar dalam pengertian yang lebih luas mengacu kepada akibat-akibat yang ditimbulkan oleh pengalaman, baik secara langsung maupun secara simbolik, terhadap tingkah laku berikutnya.38

Sedangkan menurut Gagne (1977: 3) berpendapat belajar ialah seperangkat proses kognitif yang mengubah sifat stimulasi dari lingkungan menjadi beberapa tahapan pengolahan informasi yang diperlukan untuk memperoleh kapabilitas yang baru.39

Menurut Abdul Rahman Shaleh belajar (learning) sering kali didefinisikan sebagai perubahan yang secara relatif berlangsung lama pada masa berikutnya yang diperoleh kemudian dari pengalaman-pengalaman.40

Menurut Mulyono Abdurrahman belajar merupakan suatu proses dari seseorang individu yang berupaya mencapai tujuan belajar atau yang biasa disebut hasil belajar, yaitu suatu bentuk perubahan perilaku yang relatif menetap.41

Belajar dapat dipandang dan dipahami sebagai perbaikan dalam tingkah laku dan kecakapan-kecakapan diri individu, atau yang lebih baik. Oleh karena itu, belajar merupakan kebutuhan primer bagi setiap orang untuk merubah bentuk perilaku ke arah yang lebih baik dan diharapkan perubahan itu relatif menetap di dalam diri individu.

Sehubungan dengan pengertian diatas menurut Julaih (2004) hasil belajar adalah segala sesuatu yang menjadi milik siswa sebagai akibat dari kegiatan belajar yang dilakukannya. Sedangkan menurut Hamalik (2003) hasil-hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian- pengertian dan sikap-sikap, serta apersepsi dan abilitas.42

38

Abd. Rachman Abror, Psikologi Pendidikan, (Yogyakarta: Tiara Wacana, 1993), cet. 4, h. 66.

39

Nurdin Ibrahim, Hubungan Tempat Tutorial Tatap Muka dengan Hasil Belajar Siswa SLTP T, (Teknodik, No. 12, 2003), h. 48.

40

Abdul Rahman Shaleh, Psikologi; Suatu Pengantar dalam Prespektif Islam, (Jakarta: Kencana, 2008), Cet. 1, h. 205.

41

Drs. Mulyono Abdurrahman, Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 1999), Cet. 1, h. 28.

42

Perubahan tingkah laku itu merupakan perolehan yang menjadi hasil belajar berupa domain kognitif, afektif, atau psikomotorik. Pada belajar kognitif, proses mengakibatkan perubahan dalam aspek kemampuan berpikir (cognitive), pada belajar afektif mengakibatkan perubahan dalam aspek kemampuan merasakan (affective), sedang belajar psikomotorik memberikan hasil belajar berupa keterampilan (psychomotoric).43

Sementara itu Bloom dengan kawan-kawannya sebagaimana dikutip oleh Degeng (1989: 176- 177), mengklasifikasikan hasil belajar menjadi 3 (tiga) domain atau ranah, yaitu “ranah kognitif, psikomotorik, dan sikap. Ranah kognitif, menaruh perhatian pada pengembangan kapabilitas dan keterampilan intelektual, ranah psikomotorik berkaitan dengan kegiatan-kegiatan manipulatif atau keterampilan motorik; dan ranah sikap berkaitan dengan pengembangan perasaan, sikap, nilai, dan emosi”.44

Sebagaimana yang telah diuraikan di atas bahwa hasil belajar adalah tingkat kemampuan siswa dalam menguasai materi pelajaran yang menyebabkan perubahan tingkah laku setelah berinteraksi dengan lingkungan dalam proses belajar mengajar. Perubahan tingkah laku itu dapat berupa perubahan dalam aspek kognitif, afektif maupun psikomotorik.

Berdasarkan uraian beberapa teori di atas tentang hasil belajar, maka dapat dibuat suatu definisi konseptual hasil belajar sebagai suatu kesimpulan. Hasil belajar merupakan perubahan tingkah laku yang mencakup kognitif, afektif, dan psikomotorik yang diperoleh siswa setelah belajar dan berinteraksi dengan lingkungannya. Perubahan tingkah laku dikarenakan tingkat penguasaan siswa terhadap materi pelajaran setelah mengikuti proses belajar mengajar berdasarkan tujuan belajar. Hasil

43

Purwanto, Tujuan Pendidikan dan Hasil Belajar, h. 153- 154. 44

Nurdin Ibrahim, Pengaruh Pembelajaran Berbantuan Komputer, (Jurnal Pendidikan dan Kebudyaan, Vol. 15, No. 1, Januari 2009), h. 111.

belajar dapat dilihat dari bentuk nilai raport berupa angka-angka yang diberikan oleh guru kepada siswa dalam periode tertentu.

b. Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)

Menurut Ali Amran Udin yang dikutip oleh Drs. Abu Ahmadi,dkk mengatakan bahwa Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) adalah ilmu-ilmu sosial yang disederhanakan untuk tujuan-tujuan pendidikan dan pengajaran di sekolah dasar dan menengah (elementary and secondary school).45

Ada juga yang menjelaskan bahwa Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) adalah perpaduan dari pilihan konsep ilmu-ilmu sosial seperti sejarah, geografi, ekonomi, antropologi, budaya dan sebagainya yang diperuntukkan sebagai pembelajaran pada tingkat persekolahan.46

Jadi, dapat diambil kesimpulan bahwa Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan pelajaran yang diajarkan mulai dari tingkat Sekolah Dasar (SD) sampai ketingkat Sekolah Menengah Atas (SMA) seperti sejarah, geografi, ekonomi, sosiologi, dan sebagainya yang berkaitan dengan kehidupan sosial individu di masyarakat pada umumnya.

Hasil belajar yang diperoleh siswa dalam penelitian ini dilihat dari nilai raport yang merupakan gambaran kemampuan dalam memahami dan menguasai terhadap mata pelajaran.

Jadi, hasil belajar Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan tingkat kemampuan yang dicapai oleh siswa dalam mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS), setelah melalui proses belajar dalam periode tertentu.

c. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Belajar merupakan suatu proses perubahan tingkah laku, maka perubahan tingkah laku yang diharapkan dari proses belajar disebut hasil

45

Drs. H. Abu Ahmadi, Ilmu Sosial Dasar, (Jakarta:PT Rineka Cipta, 2003), Cet. 4, h. 2. 46

Dra. H. Sapriya., et al. Pembelajaran dan Evaluasi Hasil Belajar IPS, (Bandung: UPI PRESS, 2006), Cet. 1, h. 3.

belajar. Sebagai hasil belajar, perubahan yang terjadi dalam diri seseorang berlangsung secara berkesinambungan, tidak statis. Satu perubahan yang terjadi akan menyebabkan perubahan berikutnya. Perubahan yang diperoleh seseorang setelah melalui satu proses belajar meliputi perubahan keseluruhan tingkah laku. Jika seorang belajar sesuatu, sebagai hasilnya ia akan mengalami perubahan tingkah laku secara menyeluruh dalam sikap, keterampilan, pengetahuan dan sebagainya.

Tinggi rendahnya hasil belajar tergantung kepada faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar. Menurut Muhibbin Syah secara global, faktor-faktor yang mempengaruhi belajar siswa dapat kita bedakan menjadi tiga macam:47

1) Faktor internal (faktor dari dalam siswa), yakni keadaan/kondisi jasmani dan rohani siswa.

2) Faktor eksternal (faktor dari luar siswa), yakni kondisi lingkungan disekitar siswa.

3) Faktor pendekatan belajar (approach to learning), yakni jenis upaya belajar siswa yang meliputi strategi dan metode yang digunakan siswa untuk melakukan kegiatan pembelajaran materi-materi pelajaran.

Menurut Sumardi Suryabrata, banyak sekali jenis-jenis yang mempengaruhi hasil belajar, diantaranya sebagai berikut:48

1). Faktor-faktor yang berasal dari luar diri pelajar, dan ini masih lagi dapat digolongkan menjadi dua golongan dengan catatan bahwa

overlapping tetap ada, yaitu: a) Faktor-faktor nonsosial, dan b) Faktor-faktor sosial,

2). Faktor-faktor yang berasal dari dalam diri si pelajar, dan inipun dapat lagi digolongkan menjadi dua golongan, yaitu:

a). Faktor-faktor fisiologis, dan 47

Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Dengan Pedekatan Baru, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2008 ), h. 132.

48

Sumadi Suryabrata, Psikologi Pendidikan, (Yogyakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2005), Ed. 5, Cet.13 h. 233.

b). Faktor-faktor psikologis.

Menurut Aminuddin Rasyad faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan siswa dalam belajar, adalah: faktor dari dalam diri dan faktor yang datang dari luar diri dan disebut juga faktor endogen dan eksogen. Faktor endogen antara lain seperti minat belajar, kesehatan, perhatian, ketenangan jiwa di waktu belajar, motivasi, kegairahan diri, cita-cita, kebugaran jasmani, kepekaan alat-alat indra dalam belajar. Dengan kata lain alat-alat indra berfungsi dengan baik atau sebaliknya seperti mata sakit, pendengarannya terganggu dan lain-lain.

Faktor eksogen yang mempengaruhi keberhasilan peserta didik antara lain seperti keadaan lingkungan belajar (suasana kelas), cuaca, letak sekolah (di tempat yang ramai/tidak), faktor interaksi sosial dengan teman sebangku, interaksi peserta didik dengan pendidikannya. Faktor eksogen lainnya yang dapat disebutkan adalah alat-alat belajar yang digunakan guru dalam proses belajar-mengajar (seperti media pendidikan, metodelogi mengajar yang digunakan, buku-buku yang dipakai).49

Menurut Gagne pengelompokkan faktor yang mempengaruhi belajar kedalam dua bagian, yaitu: faktor internal dan faktor eksternal; dan keduanya mempunyai pengaruh timbal-balik terhadap belajar. Selanjutnya dikatakan, faktor-faktor ekstrenal tidak dapat mendesakkan pengaruh- pengaruhnya tanpa hadirnya keadaan-keadaan tertentu pada diri pelajar yang berasal dari motivasi dan belajar serta perkembangan sebelumnya. Kapabilitas internalnya juga tak dapat membangkitkan sendiri belajar tanpa stimulasi yang disediakan oleh kejadian oleh kejadian-kejadian eksternal.50

Menurut Abdul Rahman Shaleh berhasil atau tidaknya belajar itu tergantung kepada bermacam-macam faktor, adapun faktor-faktor tersebut dapat dibedakan menjadi dua golongan:51

49

Prof. Dr. H. Aminuddin Rasyad, Teori Belajar dan pembelajaran, (Jakarta:UHAMKA Press, 2003), Cet. ke- 4, h. 103- 104.

50

Abd. Rachman Abror, Psikologi Pendidikan, h. 74 51

1) Faktor yang ada pada diri organisme itu sendiri yang disebut faktor individual. Faktor yang termasuk ke dalam faktor individual antara lain: faktor kematangan/pertumbuhan, kecerdasan latihan, motivasi, dan faktor pribadi.

2) Faktor yang ada di luar individual yang disebut sosial. Faktor yang termasuk faktor sosial antara lain faktor keluarga/keadaan rumah tangga, guru dan cara mengajarnya, alat-alat yang digunakan dalam mengajar, lingkungan, dan kesempatan yang tersedia dan motivasi sosial.

Menurut Ngalim Purwanto faktor-faktor yang mempengaruhi belajar dapat dibedakan menjadi dua golongan:52

1) Faktor yang ada pada diri organisme itu sendiri yang kita sebut faktor

individual,

2) Faktor yang ada di luar individu yang kita sebut faktor sosial. Yang termasuk ke dalam faktor individual antara lain: faktor motivasi, dan faktor pribadi. Sedangkan yang termasuk faktor sosial antara lain faktor keluarga/keadaan rumah tangga, guru dan cara mengajarnya, alat-alat yang dipergunakan dalam belajar-mengajar, lingkungan dan kesempatan yang tersedia, dan motivasi sosial.

Menurut John M. Keller faktor yang berpengaruh terhadap hasil belajar adalah:53

1) Besarnya usaha yang dicurahkan oleh anak untuk mencapai hasil belajar. Menurut Keller, usaha adalah perbuatan yang terarah pada penyelesaian tugas-tugas belajar. Jadi, hasil belajar menurut Keller dipengaruhi oleh besarnya usaha yang dilakukan oleh anak.

2) Intelegensi. Hasil belajar juga dipengaruhi oleh intelegensi dan penguasaan awal anak tentang materi yang akan dipelajari. Ini berarti bahwa guru perlu menetapkan tujuan belajar sesuai dengan kapasitas intelegensi anak; dan pencapaian tujuan belajar perlu menggunakan

52

Drs. M. Ngalim Purwanto, MP. , Psikologi Pendidikan, h. 102. 53

bahan apersepsi, yaitu bahan yang telah dikuasai anak sebagai batu loncatan untuk menguasai bahan pelajaran baru.

2) Kesempatan yang diberikan kepada anak. Hasil belajar juga dipengaruhi oleh adanya kesempatan yang diberikan kepada anak. Ini berarti bahwa guru perlu menyusun rancangan dan pengelolaan pembelajaran yang memungkinkan anak bebas untuk melakukan ekplorasi terhadap lingkungannya.

Jadi, hasil belajar tersebut secara garis besar dapat dipengaruhi oleh faktor yang berasal dari dalam diri siswa dan faktor yang berasal dari lingkungan.

Maka dapat disimpulkan dari sekian banyak faktor yang mempengaruhi hasil belajar sebagaimana yang telah diuraikan di atas pada intinya memiliki kesamaan yaitu, bahwa hasil belajar merupakan produk yang dicapai setelah terjadinya proses yang dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal yang keseluruhannya saling mendukung dalam rangka pencapaian tujuan belajar.

B. Hasil Penelitian Yang Relevan

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Heni Nova Widia ternyata ada hubungan yang signifikan antara interaksi kegiatan belajar dengan prestasi belajar. Hal ini terbukti dengan adanya hubungan pola interaksi kegiatan belajar dengan prestasi belajar IPS ekonomi siswa kelas VII semester genap di SMP Negeri 3 Terbanggi Besar tahun pelajaran 2008/2009 yang ditunjukkan koefisien korelasi (r2) = 0,476 dan koefisien determinasi (r2) = sebesar 0,227.54

Selain itu, hasil penelitian yang dilakukan Fitri Yuni Astuti menyatakan bahwa adanya pengaruh signifikan antara interaksi sosial secara positif terhadap prestasi belajar siswa pada mata pelajaran akuntansi kelas XI IPS SMA Negri 5 Malang, hal ini dapat dilihat dari

t

hitung 3,456 >

t

tabel 2,0095.55

54

http://skripsi.unila.ac.id/2009/08/03/hubungan-antara-sikap-siswa-terhadap-

pengetahuan-ips-dan-interaksi-kegiatan-belajar-dengan-prestasi-belajar-ips-ekonomi-siswa-kelas- vii-semester-genap-di-smpn-3-terbanggi-besar-tahun-pelajaran-2008/

C. Kerangka Berpikir

Belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu proses perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.

Lingkungan sebagai salah satu faktor sosial yang lebih mempengaruhi keberhasilan belajar siswa, terutama lingkungan sosial sekolah. Keberhasilan yang dicapai oleh siswa dalam belajar diperoleh siswa setelah mengalami proses belajar dan berinteraksi dengan lingkungannya.

Interaksi sosial sebagai salah satu syarat utama terjadinya kehidupan sosial, dimana didalamnya terdapat satu proses hubungan antara manusia satu dengan manusia yang lainnya.

Jadi, dapat dikatakan bahwa kondisi lingkungan sosial disekitar sekolah merupakan faktor yang mempengaruhi keberhasilan siswa dalam belajar karena interaksi sosial sangat penting dalam kehidupan sehari-hari, khususnya pada siswa karena adanya hubungan timbal balik antara siswa yang satu dengan siswa yang lain untuk memotivasi semangat siswa dalam meningkatkan hasil belajar yang lebih baik dapat tercapai. Untuk itu, lingkungan sosial dapat mempengaruhi sikap, tingkah laku dan pola fikir terutama terhadap hasil belajar.

Hal ini dapat diduga bahwa interaksi sosial antar siswa dengan hasil belajar akan memperoleh hasil belajar Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) yang lebih baik karena siswa akan merasa lebih termotivasi untuk belajar.

Dalam Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) banyak materi yang menuntut siswa untuk belajar secara kelompok, karena dalam mempelajari Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) diperlukan pemahaman dan kecakapan dalam memecahkan suatu masalah dalam kehidupan sosial. Oleh karena itu interaksi sosial antar siswa sangat diperlukan untuk meningkatkan kualitas belajar siswa. Sedangkan yang dijadikan indikator dari variabel interaksi sosial adalah bertegur sapa, membina hubungan dengan teman, senang bergaul dengan teman, senang bercakap-cakap dengan teman, menjalin hubungan melalui perantara, mengemukakan pendapat, menunjukkan rasa empati dan kasih sayang dan mengerjakan tugas secara bersama-sama.

Dengan demikian diperkirakan bahwa interaksi sosial antar siswa mempunyai hubungan yang signifikan dengan hasil belajar Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS). Dari uraian tersebut diatas untuk lebih jelasnya dapat dilihat melalui gambar mengenai kerangka berfikir di bawah ini:

Independent Variabel (X) Hubungan Dependen Variabel (Y)

Gambar 1 Kerangka Berfikir

Interaksi Sosial • Bertegur sapa

• Membinahubungandengan teman • Senang bergaul dengan teman

• Senang bercakap-cakap dengan teman • Menjalin hubungan melalui perantara • Mengemukakan pendapat

• Menunjukkan rasa empati dan kasih sayang • Mengerjakan tugas secara bersama-sama

Hasil Belajar IPS

D. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan kerangka berpikir yang didukung oleh deskripsi teoritis, maka hipotesis penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut:

Ho : Tidak terdapat hubungan yang signifikan dalam interaksi sosial antar siswa dengan hasil belajar Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS).

Ha : Terdapat hubungan yang signifikan dalam interaksi sosial antar siswa dengan hasil belajar Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS).

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Pada bab ini akan diuraikan mengenai masalah dan hal-hal yang berkaitan dengan tempat dan waktu penelitian, metode penelitian, populasi dan sampling, teknik pengumpulan data, dan teknik analisis data.

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Dokumen terkait