• Tidak ada hasil yang ditemukan

2.1.6.1. Pengertian Ilmu Pengetahuan Sosial

Ilmu Pengetahuan Sosial yang disingkat menjadi IPS. Menurut Sapriya (2009:7), istilah IPS di Indonesia mulai di kenal sejak tahun 1970an sebagai hasil kesepakatan komunikasi akademik dan secara formal mulai digunakan dalam sistem pendidikan nasional dalam kurikulum 1975. Dalam dokumen kurikulum tersebut IPS merupakan salah satu nama mata pelajaran

yang diberikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah. Mata pelajaran IPS merupakan sebuah nama mata pelajaran ilmu integrasi dari mata pelajaran Sejarah, Geografi, dan Ekonomi serta mata pelajaran ilmu sosial lainnya. Tokoh lain Solihatin (2008:14) berpendapat IPS adalah ilmu yang membahas hubungan antara manusia dan lingkungannya, lingkungan dimana anak didik tumbuh dan berkembang sebagai bagian dari masyarakat, dihadapkan pada berbagai permasalahan yang ada dan terjadi di lingkungan sekitar. Melengkapi pendapat di atas, National Council for Social Studies (NCSS) mendefinisikan IPS adalah sebagai berikut:

“Social studies are the integrated study of the social sciences and humanities to promote civic competence. Within the school program, social studies provides coordinated, systematic study drawing upon such disciplines as anthropology, archaeology, economics, geography, histori, law, philosophy, political science, psychology, religion, and sociology, as well asappropriate content from the humanities, mathematics, and the natural sciences” (Savage and Armstrong, 1996).

Pendidikan IPS adalah studi ilmu-ilmu sosial dan humaniora yang diintegrasikan untuk tujuan membentuk kompetensi kewarganegaraan. IPS disekolah menjadi suatu studi secara sistematik dalam berbagai disiplin ilmu seperti anthropologi, arkheologi, ekonomi, geografi, sejarah, hukum, filsafat, politik, psikologi, agama, dan sosiologi, sebagaimana yang ada dalam ilmu-ilmu humaniora, bahkan termasuk matematika, dan ilmu ilmu alam dapat menjadi aspek dalam IPS.

Dari berbagai pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) adalah mata pelajaran yang merupakan suatu

perpaduan dari sejumlah disiplin ilmu sosial seperti geografi, sosiologi, sejarah, ekonomi, hukum, politik, kewarganegaraan dan masih banyak lagi. Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) lebih banyak menekankan hubungan antara manusia dengan masyarakat, hubungan manusia didalam masyarakat, disamping hubungan manusia dengan lingkungan fisiknya.

2.1.6.2. Tujuan Ilmu Pengetahuan Sosial

Menurut Rosdijati (2010:1) mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan satu diantara sekian banyak mata pelajaran yang diberikan di tingkat SD/MI/SDLB. Hal ini dinyatakan dalam Standar Isi 2006. IPS mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep, dan generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial. Melalui mata pelajaran IPS, siswa diarahkan untuk dapat mencapai kompetensi sebagai berikut:

a. Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan lingkungannya.

b. Memiliki kemampuan dasar untuk berfikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah dan keterampilan dalam kehidupan sehari-hari.

c. Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan.

d. Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerja sama dan berkompetensi dalam masyarakat yang majemuk ditingkat lokal, nasional dan global.

Menurut Marpaung dalam Rosdijati (2010:2), walaupun memiliki tujuan yang sangat mulia, kualitas pembelajaran IPS sering kali jauh dari harapan. Para guru mengalami masalah klasik yaitu rendahnya prestasi siswa serta kurangnya minat terhadap pelajaran IPS di sekolah. Hal ini terjadi karena para siswa umumnya menganggap IPS adalah pelajaran yang tidak penting sehingga tidak penting pula untuk diikuti atau didalami. Umumnya para guru menyajikan IPS dengan kaku dan cenderung membosankan. Guru menyampaikan informasi yang dibacanya dari buku, sementara siswa diminta mendengarkan atau mencatat, tanpa ada interaksi dan proses pembelajaran yang aktif. Guru tidak mendorong siswa untuk menggali strategi sendiri, melainkan secara instan menerima apa yang diberikan guru. Dampaknya, siswa hanya menyampaikan apa yang mereka terima dari guru.

Pelajaran IPS sebenarnya berisi fakta, peristiwa yang sangat dekat dengan kehidupan siswa. Oleh karena itu, sudah semestinya pelajaran IPS menarik dan menyenangkan untuk dipelajari oleh siswa. Dengan tujuan tersebut maka siswa diharapkan dapat memadukan antara konsep yang ada dengan keadaan nyata dalam lingkungannya, sehingga siswa mempunyai keterampilan untuk menemukan informasi dalam memecahkan masalah yang terjadi di sekitar siswa.

2.1.6.3. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar IPS Kelas IV

Standar Kompetensi (SK) mata pelajaran IPS kelas IV semester 2 adalah mengenal sumber daya alam, kegiatan ekonomi, dan kemajuan teknologi di lingkungan kabupaten/kota dan provinsi. Dari standar kompetensi tersebut kemudian dijabarkan menjadi empat Kompetensi Dasar (KD) “2.1 Mengenal aktivitas ekonomi yang berkaitan dengan sumber daya alam dan potensi lain di daerahnya”, KD “2.2 Mengenal pentingnya koperasi dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat”, KD “2.3 Mengenal perkembangan teknologi produksi, komunikasi, dan transportasi serta pengalaman menggunakannya”, KD “2.4 Mengenal permasalahan sosial di daerahnya”.

Dari hasil pengamatan, wawancara kepada guru kelas dan siswa, serta melihat hasil dokumen dua tahun lalu diketahui bahwa siswa yang mendapat nilai di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) untuk tahun ajaran 2010/2011 ada 57% atau 20 dari 35 siswa dan 43% atau 15 dari 35 siswa yang dinyatakan tuntas dalam materi tersebut. Nilai rata-rata kelas adalah 60 masih di bawah nilai KKM yaitu 65. Pada tahun ajaran 2011/2012 ada 66 % (21 siswa) yang mendapatkan nilai di bawah KKM dan hanya terdapat 34% (11 siswa) yang dinyatakan tuntas dalam materi tersebut. Nilai rata-rata dari seluruh siswa yang ada di kelas tersebut hanya 60 masih di bawah nilai KKM yaitu 65. Dari kedua data di atas dapat disimpulkan bahwa rata-rata nilai siswa kondisi awal adalah 60 dan 61% siswa yang mendapatkan nilai dibawah KKM, sedangkan 39% siswa dinyatakan tuntas.

Dari fakta di atas maka peneliti akan meningkatkan prestasi belajar siswa kelas V SDN Caturtunggal 3 pada KD “2.3 Mengenal perkembangan teknologi produksi, komunikasi, dan transportasi serta pengalaman menggunakannya” dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif dengan tipe Jigsaw II.

Dokumen terkait