• Tidak ada hasil yang ditemukan

A. Intensitas Belajar Kitab Ta’lim Muta’allim 1.Pengertian Intensitas Belajar

2. Hakikat Intensitas Belajar

Seseorang yang belajar dengan semangat yang tinggi maka akan menunjukan hasil yang baik, karena intensitas belajar siswa akan sangat menentukan tingkat pencapaian tujuan belajarnya yakni meningkatkan prestasinya. Kata intensitas sangat erat kaitannya dengan motvasi, antara keduanya tidak dapat dipisahkan sebab untuk terjadinya itensitas belajar atau semangat belajar harus didahului dengan adanya motivasi dari siswa itu sendiri.

Jadi motivasi akan senantiasa menentukan intensitas belajar siswa. Intensitas merupakan realitas dari motivasi dalam rangka mencapai tujuan yang diharapkan yaitu peningkatan prestasi, sebab seseorang melakukan usaha dengan penuh semangat karena adanya motivasi sebagai pendorong pencapaian prestasi.

15 a. Motivasi

Menurut Gletmen dan Reber yang dikutip Muhibbin Syah (1994: 136) bahwa pengertian dasar motivasi adalah keadaan internal organisme (baik manusia maupun hewan) yang mendorongnya untiuk melakukan sesuatu. Disini motivasi berarti pemasok daya untuk berbuat atau bertingkah laku secara terarah. Hal ini sejalan dengan pendapat M.C. Donal yang memberikan pengertian bahwa “Motivasi adalah salah satu faktor yang mempengaruhi keefektifan kegiatan belajar siswa (Jamaludin, dkk 2015: 150)

Motivasi dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik. Motivasi intrinsik adalah keadaan yang berasal dari dalam diri individu yang dapat melakukan tindakan belajar, termasuk didalamnyan adalah perasaan menyukai materi dan kebutuhannya terhadap materi tersebut. Sedangkan motivasi ekstrinsik adalah hal atau keadaan yang mendorong untuk melakukan tindakan karena adanya rangsangan dari luar individu, pujian , dan hadiah atau peraturan sekolah, suri tauladan orang tua, guru dan seterusnya, merupakan contoh konkrit motivasi ekstrinsik yang dapat mendorong siswa untuk belajar.

Dalam hal ini Sadirman A.M. (1990: 84-85), mengemukakan bahwa fungsi motivasi dalam belajar adalah untuk mendorong

16

manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak motor yang melepaskan energi.

Dengan demikian, motivasi itu akan mendorong seseorang yang belajar untuk memperoleh hasil belajar yang optimal. Dengan kata lain, bahwa dengan adanya usaha yang tekun yang terutama didasari adanya motivasi, maka seseorang yang belajar itu akan dapat mencapai prestasi yang baik. Intensitas motivasi seseorang peserta didik/mahasiswa akan sangat menentukan tingkat pencapaian prestasi belajar.

b. Durasi Kegiatan

Durasi kegiatan adalah berapa lamanya kemampuan penggunaan untuk melakukan kegiatan. Dari indikator ini dapat dipahami bahwa motivasi akan terlihat dari kemampuan seseorang menggunakan waktunya untuk melakukan kegiatan. Yaitu dengan lamanya siswa menyediakan waktu untuk belajar setiap harinya. c. Frekuensi Kegiatan

Frekuensi dapat diartikan dengan kekerapan atau kejarangan kerapnya (Porwadarminta, 1984: 283), frekuensi yang dimaksud adalah seringnya kegiatan itu dilaksanakan dalam periode waktu tertentu. Misalnya dengan seringnya siswa melakukan belajar baik disekolah maupun diluar sekolah.

17 d. Presentasi

Presentasi yang dimaksud adalah gairah, keinginan atau harapan yang keras yaitu maksud, rencana, cita-cita atau sasaran, target dan idolanya yang hendak dicapai dengan kegiatan yang dilakukan. Ini bsia dilihat dari keinginan yang kuat bagi siswa untuk belajar.

e. Arah sikap

Sikap sebagai suatu kesiapan pada diri seseorang untuk bertindak secara tertentu terhadap hal-hal yang bersifat positif ataupun negatif. Dalam bentuk yang negatif akan terdapat kecendrungan untuk menjauhi, menghindari, membenci, bahkan tidak menyukai objek tertentu. Sedangkan dalam bentuk yang positif kecenderungan tindakan adalah mendekati, menyenangi, dan mengharapkan objek tertentu. Contohnya, apabila siswa menyenangi materi tertentu maka dengan sediri siswa akan mempelajari dengan baik. Sedangkan apabila tidak menyukai materi tertentu maka siswa tidak akan mempelajari kesan acuh tak acuh.

f. Minat

Minat timbul apabila individu tertari pada sesuatu karena sesuai dengan kebutuhannya atau merasakan bahwa sesuatu yang akan digeluti memiliki makna bagi dirinya, Slameto (1998: 182)

18

mengatakan bahwa minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas tanpa ada yang menyuruh. g. Aktivitas

Aktivitas diartikan sebagai suatu kegiatan yang mendorong atau membangkitkan potensi-potensi yang dimiliki oleh seorang anak. Setiap gerak yang dilakukan secara sadar oleh seorang dapat dikatakan sebagai aktivitas. Aktivitas merupakan ciri dari manusia, demikian pula dalam proses belajar mengajar itu sendiri merupakan sejumlah aktivitas yang sedang berlangsung. Itulah sebabnya prinsip atau asas yang sangat penting dalam interaksi belajar mengajar aktivitas W.J Poerdarminta (1985: 26) bahwa aktivitas sebagai atau kesibukan.

Ada beberapa aktifitas siswa sewaktu berlangsungnya suatu kegiatan yaitu:

1) Membaca

Membaca merupakan aktifitas belajar. Belajar merupakan set maka belajar atau membaca untuk keperluan belajar harus menggunakan set, maka belajar atau membaca untuk keperluan belajar harus menggunakan set. Misalnya dengan mulai memperhatikan judul bab, topic-topik utama, dengan berorientasi kepada tujuan dan keperluan (Wasty Sumanto, 1990: 110).

19 2) Bertanya

Bertanya merupakan proses aktif, bila siswa tidak atau bahkan kurang dilibatkan maka hasil belajar yang dicapai akan rendah. Bentuk keterlibatan siswa itu misalnya, dengan bertanya tentang hal-hal yang belum dipahami atau menjawab pertanyaan yang diajukan

3) Mencatat

Mencatat erat kaitannya sebagai aktivitas belajar adalah mencatat yang didorong oleh kebutuhan dan tujuan, dengan menggunakan set tertentu agar catatannya itu berguna.

4) Mengingat

Mengingat yang termasuk aktivitas belajar adalah mengingat yang didadasari untuk suatu tujuan, misalnya menghafal suatu materi

5) Latihan

Latihan termasuk aktivitas belajar, orang yang melaksanakan latihan tentunya mempunyai dorongan untuk mencapai tujuan tertentu yang dapat mengembangkan suatu aspek pada dirinya. Dalam latihan terjadi interaksi yang interaktif antara subjek dengan lingkungannya hasil belajar akan berupa pengalamannya yang dapat mengubah dirinya yang kemudian akan mempengaruhi terhadap lingkungan sekitarnya.

20 6) Mendengarkan

Dalam proses belajar mengajar seorang guru sering menggunakan metode ceramah dalam penyampaian materi disamping metode lainnya. Dalam hal ini, tugas pokok siswa ketika guru sedang menyampaikan materi adalah mendengarkan yang didorong oleh minat dan tujuan. Untuk memahami suatu materi seseorang siswa tidak hanya dipengaruhi oleh kerajinan saja tetapi dipengaruhi juga oleh ketelitian dan ketekunan seseorang siswa dalam mendengarkan materi yang disampaikan. 3. Pengertian Kitab Ta’lim Muta’allim

Kitab Ta’lim Muta’allim adalah kitab akhlak yang di karang oleh Syaikh Az-Zarnuji. Sedangkan biografi Syaikh Az-Zarnuji yaitu kata Syaikh adalah panggilan kehormatan untuk pengarang kitab ini. Sedang Az-Zarnuji adalah nama marga yang diambil dari nama kota tempat beliau berada, yaitu kota Zarnuj. Di antara dua kata itu ada yang menuliskan gelar Burhanuddin (bukti kebenaran agama), sehingga menjadi Syaikh Burhanuddin Az Zarnuji.(As’ad,2007:ii)

Kelahiran atau masa hidup Az-Zarnuji hanya dapat diperkirakan lahir pada sekitar tahun 570 H, sedangkan tentang kewafatannya terdapat perbedaan, ada yang menyatakan beliau wafat pada tahun 591 H (1195 M) dan menurut keterangan Plessner, bahwasanya ia telah menyusun kitab tersebut setelah tahun 593 H (1197), perkiraan tersebut berdasar adanya fakta bahwa beliau banyak mengutip

21

pendapat dari guru beliau yang yang ditulis dalam Kitab Ta’lim Muta’allim, dan sebagian guru beliau yang ditulis dalam kitab tersebut meninggal dunia pada akhir abad ke-6 H, dan beliau menimba ilmu dari gurunya saat masih muda. Az-Zarnuji merupakan ulama yang hidup satu periode dengan Nu’man bin Ibrahim Az-Zarnuji yang meninggal pada tahun yang sama, diapun meninggal tidak jauh dari tahun tersebut karena keduanya hidup dalam satu periode dan generasi. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Az-Zarnuji wafat tahun 640 H/1242M. (As’ad,2007:iii)

Kitab Ta’lim Muta’allim ini ditulis oleh Syaikh Az-Zarnuji dikarenakan beberapa hal, di antaranya, beliau melihat banyaknya orang yang mencari ilmu dengan bersungguh-sungguh tetapi tidak menghasilkan apa-apa, atau menghasilkan ilmu, tetapi tidak memberi manfaat. Berdasarkan penjelasan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa yang mendorong Az-Zarnuji menyusun kitab Ta’lim Muta’allim adalah sebagai berikut :

a. Az-Zarnuji memandang bahwa banyak penuntut ilmu itu salah menempuh jalan, sehingga mereka tidak memperoleh apa yang menjadi tujuan, baik sedikit maupun banyak

b. Az-Zarnuji ingin menjelaskan cara-cara yang harus ditempuh di dalam menuntut ilmu dengan mengacu pada kitab-kitab yang ditulis sebelumnya dan apa yang didengar dari guru beliau dengan

22

harapan agar mendapatkan keberuntungan dan keselamatan di akhirat

Dokumen terkait