• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

2.1 Kajian Teori

2.1.4 Hakikat IPS

Beberapa ahli telah mendefinisikan tentang pengertian IPS, beberapa diantaranya adalah:

a. Menurut Somantri (2001:103), pendidikan IPS merupakan penyederhanaan adaptasi, seleksi, dan modifikasi dari disiplin akademis ilmu-ilmu sosial yang diorganisasikan dan disajikan secara ilmiah dan pedagogis-psikologis untuk tujuan institusional pendidikan dasar dan menengah dalam kerangka mewujudkan tujuan pendidikan nasional yang berdasarkan pancasila.

b. Saidiharjo (dalam Taneo, 2010:1-8) menegaskan bahwa IPS merupakan hasil kombinasi atau pemfusian atau perpaduan dari sejumlah mata pelajaran seperti geografi, ekonomi, sejarah, antropologi dan politik.

c. Pusat Kurikulum (Depdiknas, 2007:14) menyatakan IPS adalah suatu bahan kajian yang terpadu yang merupakan penyederhanaan, adaptasi, seleksi, dan modifikasi yang diorganisasikan dari konsep-konsep dan keterampilan-keterampilan Sejarah, Geografi, Sosiologi, Antropologi, dan Ekonomi.

d. Definisi IPS menurut National Council for Social Studies (NCSS) (Gunawan, 2013:46), mendifisikan IPS sebagai berikut:

“social studies is the integrated study of the science and humanities to promote civic competence. Whitin the school program, socisl studies provides coordinated, sistematic study drawing upon such disciplines as anthropology, economics, geography, history, law, philosophy, political science, psychology, religion, and sociology, as well as appropriate content from the humanities, mathematics, and natural sciences. The primary purpose of social studies is to help young people develop the ability to make informed and reasoned decisions for the public good as citizen of a culturally diverse, democratic society in an interdependent world”.

“IPS merupakan kajian terintegrasi ilmu-ilmu sosial dan humaniora untuk kepentingan kewarganegaraan. Dalam program sekolah, IPS mengkoordinasi secara sistematis atas disiplin ilmu seperti antropologi, arkeologi, agama, dan sosiologi, karena semua konten yang sesuai dari humaniora, matematika, dan ilmu alam. Tujuan utama penelitian sosial adalah untuk membantu kaum muda mengembangkan kemampuan untuk kepentingan publik sebagai warga Negara beragam yang berbudaya, demokrasi masyarakat dunia yang saling bergantung”.

Berdasarkan pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa ilmu pengetahuan sosial merupakan penyederhanaan, adaptasi, seleksi dan modifikasi dari disiplin akademis ilmu-ilmu sosial seperti Geografi, Sejarah, Sosiologi, Ekonomi dan ilmu yang lain sesuai dengan prinsip paedagogis-psikologis dan sikap / karakter peserta didik serta sebagai bahan ajar pendidikan.

2.1.4.2Tujuan Pendidikan IPS

Menurut Permendiknas No 22 tahun 2006 tentang Standar Isi untuk satuan Pendidikan Dasar dan Menengah bahwa mata pelajaran IPS bertujuan agar siswa memiliki kemampuan untuk:

a. Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan lingkungannya.

b. Memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan sosial . c. Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan

kemanusiaan.

d. Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerjasama dan berkompetisi dalam masyarakat yang majemuk, di tingkat lokal, nasional, dan global)

Berdasarkan uraian tersebut, tujuan pembelajaran ilmu pengetahuan sosial adalah mata pelajaran yang diajarkan sebagai sarana untuk mempersiapkan siswa menjadi warga negara yang baik, yang memiliki pengetahuan, keterampilan, dan kepedulian sosial yang berguna bagi dirinya serta bagi masyarakat dan negara Indonesia.

2.1.4.3Ruang Lingkup IPS

Hakikat IPS adalah telaah tentang manusia dan dunianya. Manusia sebagai makhluk sosial selalu hidup bersama dengan sesamanya. Dalam kehidupannya manusia harus mengahadapi tantangan-tantangan yang berasal dari lingkungannya (Hidayati, 2008:1.19).

Ruang lingkup IPS menyangkut kehidupan manusia sebagai anggota masyarakat atau manusia dalam konteks sosial (Taneo, 2010:1-36). Ruang lingkup Ilmu Pengetahuan Sosial berhubungan dengan manusia sebagai anggota dari masyarakat. Lingkungan masyarakat dimana anak didik tumbuh dan berkembang sebagai bagian dari masyarakat, dihadapkan pada berbagai permasalahan yang ada dan terjadi di lingkungan sekitarnya.

Ruang lingkup mata pelajaran IPS meliputi aspek-aspek sebagai berikut: a. Manusia, Tempat, dan Lingkungan

Menurut pemikiran geografi, manusia secara aktif merupakan faktor dominan yang mampu memanipulasi dan memodifikasi habitatnya (lingkungan sekitarnya). Walaupun demikian manusia tidak bisa lepas dari pengaruh lingkungan alam.

b. Waktu, Keberlanjutan, dan Perubahan

Konsep waktu secara implisit mempunyai tiga dimensi, yaitu masa lampau, masa kini dan masa depan. Peristiwa pada masa lampau itu tidak pernah terputus dari rangkaian kejadian masa kini dan masa yang akan datang sehingga waktu dalam perjalanan sejarah adalah suatu kontinuitas

(kesinambungan). Waktu dalam sejarah terjadi empat hal, yaitu 1) perkembangan, 2) kesinambungan, 3) pengulangan, dan 4) perubahan.

c. Sistem Sosial dan Budaya

Kebudayaan tidak diturunkan secara biologis tetapi melalui proses belajar, yang didukung, diteruskan melalui masyarakat. Kebudayaan juga merupakan pernyataan atau perwujudan kehendak, perasaan dan pikiran manusia. Kebudayaan memiliki unsur-unsur yang universal diwujudkan dalam sistem budaya, sistem sosial, dan kebudayaan fisik

d. Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan.

Setiap manusia selalu berusaha untuk mengembangkan diri sekaligus berusaha memenuhi kebutuhan hidupnya. Ekonomi merupakan bahan kajian mengenai upaya manusia untuk memenuhi kebutuhan hidup yang tidak terbatas,

dihadapkan dengan alat-alat pemenuh kebutuhan (sumber daya ekonomi) yang terbatas jumlahnya (Gunawan, 2013: 51).

Dapat disimpulkan bahwa ruang lingkup IPS mencakup manusia, lingkungan, waktu, sejarah, sistem ekonomi, sistem sosial dan kebudayaan. Dalam penelitian ini, ruang lingkup IPS yang akan diteliti masuk pada ruang lingkup waktu, keberlanjutan, dan perubahan karena materi yang akan diajarkan membahas tentang persiapan Indonesia menuju kemerdekaan yang terkait dengan waktu, keberlanjutan dan juga perubahan Indonesia dari masa penjajahan menuju masa-masa kemerdekaan. Berikut adalah rancangan indikator pembelajaran yang akan diajarkan.

Siklus I

Mata Pelajaran IPS

Pokok Bahasan Usaha mempersiapkan kemerdekaan oleh PPKI dan BPUPKI Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Indikator

2.Menghargai peran tokoh pejuang dan masyarakat dalam mempersiapkan dan mempertahankaan kemerdekaan Indonesia 2.2 Menghargai jasa dan peranan tokoh perjuangan dalam

mempersiapkan kemerdekaan Indonesia

2.2.1Mengemukakan alasan jepang memberi janji kemerdekaan pada Indonesia.

2.2.2Menganalisis usaha persiapan kemerdekaan yang dilakukan oleh BPUPKI.

2.2.3Menganalisis usaha persiapan kemerdekaan yang dilakukan oleh PPKI.

2.2.4Menunjukkan contoh sikap kerja sama terhadap usaha mempersiapkan kemerdekaan

Siklus II Mata Pelajaran IPS

Pokok Bahasan Proses perumusan dasar negara Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Indikator 2.Menghargai peran

tokoh pejuang dan masyarakat dalam mempersiapkan dan mempertahankaan kemerdekaan Indonesia 2.2 Menghargai jasa dan peranan tokoh perjuangan dalam mempersiapkan kemerdekaan Indonesia

2.2.1Mengemukakan alasan perlunya perumusan dasar negara

2.2.2Menganalisis proses perumusan dasar Negara Indonesia dalam sidang BPUPKI

2.2.3Menganalisis alasan perubahan rumusan piagam jakarta.

2.2.4Memberikan contoh sikap toleransi terhadap usulan dasar Negara dari beberapa tokoh

Siklus III Mata Pelajaran IPS

Pokok Bahasan Peran tokoh dan cara menghargai jasa pahlawan Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Indikator

2.Menghargai peran tokoh pejuang dan masyarakat dalam mempersiapkan dan mempertahankaan kemerdekaan Indonesia 2.2 Menghargai jasa dan peranan tokoh perjuangan dalam mempersiapkan kemerdekaan Indonesia

2.2.1Menganalisis peranan tokoh-tokoh penting dalam peristiwa persiapan kemerdekaan 2.2.2Membuat cerita tentang peranan salah satu tokoh

dalam persiapan kemerdekaan Indonesia. 2.2.3Menyimpulkan jasa para tokoh dalam persiapan

kemerdekaan Indonesia.

2.2.4Mengemukakan contoh sikap menghargai jasa tokoh- tokoh dalam peristiwa persiapan kemerdekaan Indonesia

2.1.4.4Karakteristik Pendidikan IPS

Karakteristik IPS dilihat dari materi dan strategi penyampainnya. a. Materi IPS

Menurut Tjokrodikaryo (dalam Hidayati 2008: 1.26), mempelajari IPS pada hakekatnya adalah menelaah interaksi antara individu dan masyarakat dengan lingkungan. Materi IPS digali dari segala aspek kehidupan praktis sehari-hari di masyarakat. Ada 5 macam sumber materi IPS antara lain:

1) Segala sesuatu atau apa saja yang ada dan terjadi di sekitar anak sejak dari keluarga, sekolah, desa, kecamatan sampai lingkungan yang luas Negara dan dunia dengan berbagai permasalahannya.

2) Kegiatan manuasia misalnya: mata pencaharian, pendidikan, keagamaan, produksi, komunikasi, dan transportasi.

3) Lingkungan geografi dan budaya meliputi segala aspek geografi dan antropologi yang terdapat sejak lingkungan anak yang terdekat sampai yang terjauh.

4) Kehidupan masa lampau, perkembangan kehidupan manusia, sejarah yang dimulai dari sejarah lingkungan terdekat sampai yang terjauh, tentang tokoh-tokoh dan kejadian-kejadian besar.

5) Anak sebagai sumber materi meliputi berbagai segi, dari makanan, pakaian, permainan, keluarga. Dengan demikian masyarakat dan lingkungannya, selain menjadi sumber materi IPS sekaligus juga menjadi laboraturiumnya. Pengetahuan konsep,teori-teori IPS yang diperoleh anak di dalam kelas dapat dicocokkan dan dicobakan sekaligus diterapkan dalam kehidupan sehari-hari di masyarakat.

Dalam penelitian ini, materi IPS yang akan diajarkan pada kelas VA SDN Sampangan 01 Semarang adalah materi tentang perjuangan mempersiapkan kemerdekaan Indonesia.

b. Strategi Penyampaian Pengajaran IPS

Menurut Mukminan (dalam Hidayati 2008: 1.27), strategi penyampaian pengajaran IPS, sebagian besar adalah didasarkan pada suatu tradisi, yaitu materi disusun dalam urutan: anak (diri sendiri), keluarga, masyarakat/tetangga, kota, region, negara, dan dunia.Tipe kurikulum seperti ini disebut “The Wedining Horizon or Expanding Environment Curriculum”. Tipe kurikulum tersebut, didasarkan pada asumsi bahwa anak pertama-tama dikenalkan atau perlu memperoleh konsep yang berhubungan dengan lingkungan terdekat atau diri sendiri. Selanjutnya secara bertahap dan sistematis bergerak dalam lingkungan konsentrasi keluar dari lingkaran tersebut, kemudian mengembangkan kemampuannya untuk menghadapi unsur-unsur dunia yang lebih luas.

2.1.4.5Pembelajaran IPS di SD

Pengajaran IPS (social studies), sangat penting bagi jenjang pendidikan dasar dan karena siswa yang datang ke sekolah berasal dari lingkungan yang

berbeda-beda. Pengenalan terhadap lingkungan dimulai dari diri sendiri kemudian meluas ke lingkungan sekitar.Siswa dapat belajar mengenal dan mempelajari masyarakat baik melalui media masa, media cetak maupun media elektronika, misalnya melalui acara televisi, siaran radio, membaca koran. Oleh karena itu, agar pengenalan tersebut dapat lebih bermakna harus disesuaikan dengan tingkat perkembangan siswa SD yang belum mampu memahami kelulusan dan kedalaman masalah-masalah sosial secara utuh, tetapi mereka dapat diperkenalkan kepada masalah tersebut secara lebih sederhana.

Dalam pembelajaran, ketrampilan yang terdapat dalam IPS menurut Depdiknas (2007:15) adalah:

a. Ketrampilan berpikir yaitu kemampuan mendeskripsikan, mendefinisikan, mengklasifikasi, membuat hipotesis, membuat generalisasi, memprediksi, membandingkan dan mengkontraskan dan melahirkan ide-ide baru.

b. Ketrampilan akademik yaitu kemampuan membaca, menelaah, menulis, berbicara, mendengarkan, membaca dan menginterpretasi peta, membuat garis besar, membuat grafik dan membuat catatan.

c. Ketrampilan penelitian yaitu mendefinisikan masalah, merumuskan suatu hipotesis, menemukan dan mengambil data yang berhubungan dengan masalah, menganalisis data, mengevaluasi hipotesis dan menarik kesimpulan, menerima, menolak atau memodifikasi hipotesis dengan tepat.

d. Ketrampilan sosial yaitu kemampuan bekerja sama, memberikan kontribusi dalam tugas dan diskusi kelompok, mengerti tanda-tanda nonverbal yang disampaikan oleh orang lain, merespon dalam cara-cara menolong masalah

yang lain, memberikan penguatan terhadap kelebihan orang lain, dan mempertunjukkan kepemimpinan yang tepat.

Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa pengenalan lingkungan dalam pembelajaran IPS di SD dimulai dari diri anak sendiri kemudian semakin meluas ke lingkungan sekitar termasuk masalah sosial. Siswa dapat belajar mengenal lingkungan dan mempelajari masyarakat baik melalui media masa, media cetak maupun media elektronika, misalnya melalui acara televisi, siaran radio, membaca koran.

2.1.4.6Evaluasi dalam pembelajaran IPS SD

Evaluasi adalah pengambilan keputusan berdasarkan hasil pengukuran dan standar kriteria (purwanto, 2013: 1). Evaluasi selalu menyangkut pemeriksaan ketercapaian tujuan yang ditetapkan. Pemeriksaan dilakukan untk mengetahui sejauh mana proses kegiatan dapat mencapai tujuannya.

Poerwanti (2008:1-5) mengemukakan pengertian evaluasi sebagai proses pemberian makna atau penetapan kualitas hasil pengukuran dengan cara membandingkan angka hasil pengukuran tersebut dengan kriteria tertentu. Kriteria ini dapat berupa proses atau kemampuan minimal yang dipersyaratkan atau batas keberhasilan, dapat pula berupa kemampuan rata-rata unjuk kerja kelompok dan berbagai patokan lain.

Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa evaluasi adalah pengambilan keputusan terhadap suatu proses berdasarkan kriteria tertentu yang telah ditetapkan.

Adapun asas-asas evaluasi pembelajaran IPS menurut Wahab (2012: 1.31-1.32) meliputi:

a. Asas komperehensif, yang mencakup penguasaan materi, kecakapan keterampilan, kesadaran, dan sikap mentalnya (aspek kognitif, afektif dan psikomotorik)

b. Asas kontinuitas, berarti mensyaratkan bahwa evaluasi wajib dilaksanakan secara berkesinambungan mulai pra, proses, hingga akhir pembelajaran. c. Asas objektif, berarti evaluasi yang dilaksanakan harus diukur dan dinilai

dengan apa adanya.

Menurut Wahab (2012: 1.32), evaluasi pembelajaran IPS secara menyeluruh adalah:

a. Evaluasi dengan penilaian tes

Tes dalam pembelajaran IPS dapat berupa tes objektif, tes esai (uraian) dan tes lisan. Dalam merancang tes, hal yang harus dipelajari adalah kurikulm sekolah yang berlaku, kemudian ditentukan KD, materi pokok, hasil belajar yang diharapkan dan terakhir indikator yang berkaitan dengan tujuan instruksional khusus untuk tes yang akan disusun (Sardiyo, 2009:8.6)

b. Evaluasi dengan penilaian non tes

Evalasi tidak hanya terbatas pada aspek kognitif, tetapi mencakup aspek afektif dan psikomotorik. Jenis evaluasi non tes yang sering digunakan pada mata pelajaran IPS, meliputi tugas dan penampilan. Sardiyo (2009:8.29) menjelaskan bahwa alat yang tepat untuk mengukur nilai dan sikap sosial

(ranah afektif) seperti membuat daftar pertanyaan, skala penilaian, daftar cek, laporan pribadi dan wawancara.

Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa dalam proses pembelajaran, penilaian sangat penting untuk dilakukan guna mengetahui kelebihan dan kekurangan peserta didik dalam belajar. Dalam penelitian ini, digunakan tes untuk ranah kognitif, non tes berupa skala sikap untuk ranah afektif dan penilaian kinerja kelompok untuk ranah psikomotorik.

Dokumen terkait