BAB II KAJIAN PUSTAKA
2.1 Kajian Teori
2.1.8 Teori Belajar yang Mendukung Penerapan Model Think Pair Share
2.1.8.1Pengertian Teori Belajar
Trianto, (2011: 12), menjelaskan bahwa teori belajar pada dasarnya merupakan penjelasan mengenai bagaimana terjadinya belajar atau bagaimana informasi diproses di dalam pikiran siswa itu. Sedangkan Cahyo, (2013:20) mengemukakan bahwa teori belajar dapat diartikan sebagai konsep-konsep dan prinsip-prinsip belajar yang bersifat teoritis dan telah teruji kebenarannya melalui eksperimen. Teori belajar itu berasal dari teori psikologi dan terutama menyangkut masalah situasi belajar. Sebagai salah satu cabang ilmu deskriptif, maka teori belajar berfungsi menjelaskan apa, mengapa dan bagaimana proses belajar terjadi pada si belajar.
Dapat disimpulkan bahwa teori belajar adalah suatu teori yang di dalamnya terdapat tata cara pengaturan kegiatan belajar mengajar antara guru dan siswa, perancangan metode pembelajaran yang akan dilaksanakan di kelas maupun di luar kelas.
2.1.8.2Teori belajar Kognitivisme Jean Piaget
Piaget (dalam Thobroni, 2012: 96-97) berpendapat bahwa proses belajar harus disesuaikan dengan tahapan perkembangan kognitif yang dilalui siswa. Tahapan tersebut dibagi menjadi empat tahap, yaitu tahap sensori motor, tahap pra-operasional, tahap operasional konkret, dan tahap operasional formal.
Pada tahap sensori motor (0-2 tahun), seorang anak belajar mengembangkan dan mengatur kegiatan fisik dan mental menjadi perbuatan yang bermakna. b. Tahap pra-operasional
Pada tahap pra-operasional (2-7 tahun), seorang anak masih sangat dipengaruhi oleh hal-hal khusus yang didapat dari pengalaman menggunakan indra sehingga ia belum mampu melihat hubungan-hubungan dan menyimpulkan sesuatu secara konsisten.
c. Tahap operasional konkret
Pada tahap operasional konkret (7-11 tahun), seorang anak dapat membuat kesimpulan dari sesuatu pada situasi nyata atau dengan menggunakan benda konkret, dan mampu mempertimbangkan dua aspek dari situasi nyata secara bersama-sama (misalnya, antara bentuk dan ukuran).
d. Tahap operasional formal
Pada tahap operasional formal (11 tahun ke atas), kegiatan kognitif seseorang tidak mesti menggunakan benda nyata. Pada tahap ini, kemampuan menalar secara abstrak meningkat sehingga seseorang mampu untuk berpikir secara deduktif. Pada tahap ini pula, seorang mampu mempertimbangkan beberapa aspek dari situasi secara bersama-sama.
Dengan demikian, pembelajaran IPS dengan menggunakan model think pair share akan dapat meningkatkan kemampuan kognitif anak dengan berinteraksi dengan orang-orang di sekitarnya disini yang di maksud adalah interaksi dengan teman-teman dan guru kelas pada saat pembelajaran berlangsung. Sesuai dengan teori kognitif Piaget dapat diketahui bahwa anak usia sekolah dasar berada pada
tahap operasional konkret (7-11 tahun), oleh karena itu dalam pembelajaran harus disesuaikan dengan menggunakan benda-benda konkret yaitu media dalam pembelajaran karena bahan materi IPS penuh dengan konsep-konsep yang bersifat abstrak. Berpegang pada teori Peaget tersebut, dalam penelitian ini menggunakan media powerpoint yang sangat cocok digunakan untuk menyampaikan materi pembelajaran IPS di kelas VA tersebut. Dengan melihat media pembelajaran tersebut, siswa akan lebih mudah memahami materi pembelajaran yang ada. 2.1.8.3Teori belajar Konstruktivisme
Aliran konstruktivisme menyatakan bahwa pengetahuan dikonstruksi sendiri oleh individu dan pengalaman merupakan kunci utama dari belajar bermakna (Susanto:2013:95). Belajar bermakna tidak akan terwujud hanya dengan mendengarkan ceramah atau dengan membaca buku tantang pengalaman orang lain. Memahami sendiri merupakan kunci utama kebermaknaan dalam pembelajaran. Menurut Susanto (2013:96) teori belajar konstruktivisme menyatakan bahwa siswa harus menemukan sendiri dan mentransformasikan informasi kompleks, mengecek informasi baru dengan aturan-aturan lama dan merevisinya apakah aturan-aturan itu tidak berlaku lagi.
2.1.8.4Teori Belajar Humanistik
Penggunaan pendekatan humanistik dalam pendidikan akan memungkinkan peserta didik menjadi individu beraktualisasi diri. Hasil belajar dalam pandangan humanistic adalah kemampuan peserta didik mengambil tanggung jawab dalam menentukan apa yang dipelajari dan menjadi individu yang mengarahkan diri sendiri dan mandiri. Dalam praktik pembelajaran pendekatan
humanistic mengkombinasikan metode pembelajaran individual dan kelompok kecil (Anni, 2011 : 144-145).
Ada beberapa asumsi yang mendasari pendekatan humanistic dalam pendidikan. Pertama, peserta didik mempelajari apa yang mereka butuhkan dan ingin ketahui. Kedua, belajar tentang cara-cara belajar adalah lebih penting dibandingkan dengan memperoleh pengetahuan aktual. Ketiga, evaluasi yang dilakukan oleh peserta didik sendiriadalah sangat bermanfaat dari pekerjaannya. Keempat, perasaan adalah sama pentingnya dengan fakta, dan belajar merasakan adalah cara sama pentingnya dengan belajar cara-cara berpikir. Kelima, belajar akan terjadi apabila peserta didik tidak merasakan adanya ancaman.
Dari penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa sebelum merancang pembelajaran, seorang guru harus menguasai sejumlah teori tentang belajar. Penguasaan teori itu dimaksudkan agar guru mampu mempertanggungjawabkan secara ilmiah perilakunya dalam mengajar, dan apa yang akan diajarkannya pada siswa. Dalam penelitian ini teori yang mendukung model Think Pair Share (TPS) berbantuan media Powerpoint diantaranya adalah teori kognitif dari jean piaget dan teori konstruktivisme serta teori humanistik.
Dapat diuraikan sebagai berikut; teori kognitif melalui model Think Pair Share (TPS) berbantuan media Powerpoint menyatakan bahwa siswa belajar melalui partisipasi aktif untuk memperoleh pengalaman dan menemukan konsep dan prinsip pengetahuan sendiri melalui pengamatan lingkungan disekitar siswa. Sedangkan sesuai dengan teori konstruktivisme melalui model Think Pair Share
mentransformasikan suatu informasi kompleks ke situasi lain, dan apabila dikehendaki, informasi itu menjadi milik mereka sendiri. Dengan dasar itu, pembelajaran dengan menggunakan model Think Pair Share (TPS) berbantuan media Powerpoint harus dikemas menjadi proses “mengkonstruksi” bukan “menerima” pengetahuan. Guru tidak sekedar mentransfer materi kepada siswa melainkan siswa juga harus membangun sendiri pengetahuan mereka melalui keterlibatan aktif dalam proses belajar mengajar. Dan berdasarkan teori humanistic, dalam penyelenggaraan atau praktik pembelajaran mengkombinasikan metode pembelajaran individual dan kelompok kecil. Hal ini sejalan dengan langkah-langkah model pembelajaran Think Pair Share yang mengajarkan peserta didik untuk belajar secara mandiri juga belajar dalam kelompok kecil. Sehingga mereka tetap mampu mengaktualisasikan dirinya terhadap permasalahan yang dihadapi.
2.1.9 Penerapan model pembelajaran think pair share berbantuan media