• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

3. Hakikat Kualitas Pembelajaran

Menurut Oemar Hamalik (2010: 12) proses belajar adalah mengalami, berbuat, mereaksi, dan melampaui dengan berjalan melalui bermacam-macam pengalaman dan mata pelajaran yang terpusat pada suatu tujuan tertentu yang berlangsung secara efektif apabila pengalaman-pengalaman dan hasil-hasil yang diinginkan disesuaikan dengan kematangan peserta didik. Proses belajar yang terbaik ialah apabila peserta didik mengetahui status dan kemajuannya. Sementara itu, proses belajar menurut Nana Sudjana (1991: 2) adalah kegiatan yang dilakukan oleh siswa dalam mencapai tujuan pengajaran.”

Unsur utama dalam proses belajar mengajar ada empat, yaitu 1) tujuan, 2) bahan, 3) metode dan 4) alat serta penilaian. Tujuan sebagai arah dari proses belajar mengajar pada hakikatnya adalah rumusan tingkah laku yang diharapkan dapat dikuasai oleh siswa setelah menerima atau menempuh pangalaman belajarnya.

Bahan adalah seperangkat pengetahuan ilmiah yang dijabarkan dari kurikulum untuk disampaikan atau dibahas dalam proses belajar mengajar agar sampai kepada tujuan yang telah ditetapkan. Metode dan alat adalah cara atau teknik yang digunakan dalam mencapai tujuan. Sedangkan penilaian adalah upaya atau tindakan untuk mengetahui sejauh mana tujuan yang telah ditetapkan itu tercapai atau tidak. Belajar dan mengajar sebagai suatu proses mengandung tiga unsur yang dapat dibedakan, yakni tujuan pengajaran (instruksional), pengalaman (proses) belajar mengajar dan hasil belajar.

Engkoswara dalam Tabrani Rusyan, Atang Kusnandar, dan Zainal Arifin (1989: 10-11) mengklasifikasikan tujuan proses belajar dalam bentuk perilaku yang sistematis sebagai berikut:

a) Perilaku Kognitif, yaitu perilaku yang menyangkut masalah

pengetahuan, informasi, dan masalah kecakapan intelektual. b) Perilaku Afektif, yang berupa sikap, nilai-nilai, dan apersepsi. c) Perilaku Psikomotor, terutama kelincahan tangan dan koordinasinya.

commit to user

Berdasarkan pendapat beberapa ahli tersebut, disimpulkan proses pembelajaran merupakan kegiatan yang dilakukan oleh siswa dalam mencapai tujuan pengajaran yang berlangsung secara efektif untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dan saling berhubungan antara proses dan hasilnya.

b. Hakikat Kualitas Proses Belajar Mengajar

Penilaian kualitas pembelajaran tidak hanya berorientasi pada hasil semata-mata, tetapi juga kepada proses (Nana Sudjana, 1991: 56). Penilaian terhadap hasil dan proses belajar harus dilaksanakan secara seimbang. Suatu proses belajar mengajar dikatakan baik, apabila dapat membangkitkan kegiatan belajar yang efektif. Dalam hal ini perlu disadari, masalah yang menentukan bukan kolot atau modernnya pengajaran, bukan pula konvensional atau progresifnya pengajaran, tetapi pengukuran suksesnya pengajaran, syarat utama adalah hasilnya. Dalam menilai atau mendiskripsikan hasil harus cermat dan tepat, yaitu dengan memperhatikan bagaimana prosesnya, karena dalam proses tersebut siswa akan beraktivitas dan berkreatifitas. Sebaliknya, proses yang tidak baik atau benar akan menghasilkan capaian yang tidak baik juga atau bisa dikatakan capaian yang semu.

Winarno Surakhmad dalam bukunya Pendidikan Nasional, Stategi dan Tragedi (2009) menyatakan bahwa kualitas pembelajaran ditentukan oleh 5 komponen sebagai penentu kualitas: 1) pembelajar (peserta didik), 2) program pembelajaran, 3) ekosistem pembelajaran, 4) lembaga pembelajaran, 5) fasilitator pembelajaran. Pembelajaran yang berkualitas memadukan sekurang-kurangnya peserta didik sebagai pembelajar yang berkualitas, yang difasilitasi oleh guru yang berkualitas, dengan dukungan ekosistem pembelajaran yang berkualitas, di dalam konteks lembaga pembelajaran yang berkualitas. Hanya pembelajaran yang berkualitas yang mampu memberikan hasil pembelajaran yang berkualitas.

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa kualitas proses belajar mengajar merupakan tingkat pencapaian tujuan pembelajaran yang berupa peningkatan pengetahuan dan keterampilan serta pengembangan sikap yang meliputi motivasi belajar dan partisipasi siswa dalam kegiatan pembelajaran

commit to user

dengan memperhatikan bagaimana proses pencapaian tujuan pembelajaran tersebut. Dalam penelitian ini, indikator pencapaian kualitas proses belajar mengajar untuk mata pelajaran akuntansi yaitu motivasi dan partisipasi belajar. Partisipasi belajar yang dimaksud ialah: 1) Keaktifan selama apersepsi, 2) Keaktifan dalam berdiskusi kelompok, 3) Keaktifan dalam menjawab pertanyaan, 4) Kemampuan dalam mengemukakan pendapat, dan 5) Kemampuan dalam mengerjakan tugas.

c. Hakikat Hasil Belajar

Menurut Nana Sudjana (1991: 22) hasil belajar adalah “kemampuan- kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya”. Proses belajar mengajar dikelas dapat digunakan untuk mengetahui berhasil atau tidaknya pembelajaran yang dicapai siswa, maka harus dilakukan evaluasi. Evaluasi terhadap penilaian hasil dan proses belajar bertujuan untuk mengetahui ketuntasan peserta didik dalam mengusai kompetensi dasar yang telah ditetapkan. Dari hasil evaluasi terhadap penilaian tersebut dapat diketahui kompetensi dasar dan materi yang belum dikuasai peserta didik.

Horward Kingsley dan Gagne dalam Nana Sudjana (1991:23) membagi tiga macam hasil belajar, yakni a) ketrampilan dan kebiasaan, b) pengetahuan dan pengertian, c) sikap dan cita-cita. Masing-masing jenis hasil belajar dapat diisi dengan bahan yang telah ditetapkan dalam kurikulum. Kemudian membagi lima kategori hasil belajar, yakni, a) informasi verbal, b) ketrampilan intelektual, c) strategi kognitif, d) sikap dan e) ketrampilan motoris.

Ranah kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari enam aspek, yakni pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis dan evaluasi. Kedua aspek pertama disebut kognitif tingkat rendah dan keempat aspek berikutnya termasuk kognitif tingkat tinggi. Ranah afektif berkenaan dengan sikap yng terdiri dari lima aspek, yakni penerimaan, jawaban atau reaksi, penilaian, organisasi dan internalisasi. Ranah psikomotoris berkenaan dengan hasil belajar ketrampilan dan kemampuan bertindak. Ada aspek ranah psikomotoris, yakni a) gerakan refleks, b) ketrampilan gerakan dasar, c)

commit to user

kemampuan perseptual, d) keharmonisan atau ketepatan, e) gerakan ketrampilan kompleks dan f) gerakan ekspresif dan interpretatif. Sementara itu Oemar Hamalik (1989: 13) menjelaskan beberapa pengertian tentang konsepsi hasil belajar sebagai berikut:

a) Hasil-hasil belajar secara fungsional bertalian satu sama lain, tetapi dapat didiskusikan secara terpisah.

b) Hasil-hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian- pengertian, sikap-sikap, apresiasi, abilitas, dan keterampilan.

c) Hasil-hasil belajar diterima oleh peserta didik apabila memberi kepuasan pada kebutuhannya dan berguna serta bermakna baginya. d) Hasil-hasil belajar dilengkapi dengan jalan serangkaian pengalaman

yang dapat dipersamakan dan dengan pertimbangan yang baik.

e) Hasil-hasil belajar itu lambat laun dipersatukan menjadi kepribadian dengan kecepatan yang berbeda-beda.

f) Hasil-hasil belajar yang telah tercapai bersifat kompleks dan dapat berubah-ubah, jadi tidak sederhana dan statis.

Hasil belajar di kalangan peserta didik terdapat perbedaan disebabkan oleh berbagai faktor alternatif, antara lain faktor kematangan akibat kemajuan umur kronologis, latar belakang pribadi masing-masing, sikap dan bakat terhadap bidang mata pelajaran, jenis mata pelajaran yang diberikan, dan sebagainya.

Berdasarkan penjelasan tersebut diatas, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah kemampuan yang dicapai oleh siswa dalam penguasaan pengetahuan dan keterampilan suatu mata pelajaran tertentu sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Hasil belajar yang diperoleh dapat berupa keterampilan, pengetahuan, kebiasaan dan cita-cita. Hasil belajar terdiri dari tiga ranah yakni ranah kognitif, ranah afektif dan ranah psikomotoris yang semuanya sudah terangkum dalam ketuntasan hasil belajar.

4. Hakikat Motivasi Belajar

Dokumen terkait