• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN TEORI

A. Hakikat Kurikulum

Istilah kurikulum pertama kali muncul dalam kamus Webster pada tahun 1856. Kurikulum berasal dari bahasa Latin, yakni kata currerre. Currerre adalah kata kerja yang berarti :

1. Berlari cepat 2. Tergesa-gesa 3. Menjalani

Dari kata kerja currerre dijadikan kata benda menjadi curriculum yang berarti:

1. Tempat berlari atau tempat perlombaan atau balapan atau lapangan perlombaan (a place for running)

2. Jarak yang harus ditempuh dalam perlombaan atau balapan (a race course) 3. Kereta pacu yang membawa seseorang dari start ke finish (chariot)

Dari pengertian tersebut di atas jelas bahwa pada awalnya istilah kurikulum dipakai bukanlah istilah di bidang pendidikan tetapi istilah di bidang olahraga atau atletik. 7 Adapun sebab istilah kurikulum diambil dari bidang atletik

masuk kebidang pendidikan yaitu, kurikulum kata dasarnya adalah “currere”, secara harfiah berarti lapangan perlombaan lari. Jadi “curriculum” semula berarti “a running course, a race course, especially a chariot race course” yang berarti

jalur pacu, lapangan tersebut ada garis start dan batas finish dan secara tradisional kurikulum disajikan seperti itu (ibarat jalan) bagi kebanyakan orang. Dalam lapangan pendidikan pengertian tersebut dijabarkan bahwa bahan belajar sudah ditentukan secara pasti, dari mana mulai diajarkan dan kapan diakhiri, dan bagaimana cara untuk menguasai bahan agar dapat mencapai kelulusan.8

7

Usman Mulyadi, J. Mandalika, Dasar-Dasar Kurikulum (Surabaya : SIC, 2004), h .2.

8

Saiful Sagala, Kemampuan Profesional Ustadz Dan Tenaga Kependidikan (Bandung: Alfabeta, 2009), h. 141

David Pratt berpendapat: “A Curriculum Is An Organized Set Of Formal Educational And Or Training Intentions.9 Yang maksudnya bahwa kurikulum adalah suatu organisasi yang dirancang oleh lembaga pendidikan yang bersifat

formal maupun non formal. Kemudian Lewis and Miel‟s: ” The Curriculum As A Set Of Intentions About Opportunities For Engagement Of Persons To Be Educated With Other Persons And With Things (All Bearers Of Information, Proccesses, Techniques And Values) In Certain Arrangements Of Time And Space. 10 Yang maksudnya bahwa kurikulum adalah seperangkat kegiatan mengenai kesempatan untuk mengenyam pendidikan melalui berbagai pengalaman.

Selanjutnya ia mengatakan “The Curriculum Is Viewed Both As A Conceptual Scheme And As The Changing, Living Happening It Can Be And Is In The School And Community Of Real People. Similarly, Curriculum Planning Is Viewed Both As The System It Can Be And As The Combination Of Operations, However Inadequate And Unrealistic, It Is In Actual School Situations.11 Kurikulum adalah sebagai norma acuan kegiatan pembelajaran di sekolah yang sesuai dengan dinamika masyarakat.

Karena itu kurikulum diberi konotasi sebagai usaha sekolah untuk mempengaruhi anak agar mereka dapat belajar dengan baik di dalam kelas, dihalaman sekolah, diluar lingkungan sekolah atau semua kegiatan untuk mempengaruhi subjek belajar sehingga menjadi pribadi yang diharapkan. Kurikulum dipersiapkan dan dikembangkan untuk mencapai tujuan pendidikan, yakni mempersiapkan peserta didik agar mereka dapat hidup dimasyarakat. Mempersiapkan peserta didik dengan memberikan pengalaman agar mereka dapat mengembangkan kemampuannya sesuai minat dan bakatnya, dan memiliki kemampuan menginternalisasikan nilai dalam kehidupan sehari-hari sesuai dengan norma-norma masyarakat. Kurikulum yang baik adalah kurikulum yang

9

David Pratt, Curriculum Design And Development (USA: Harcourt Brace Jovanovich, Publishers, 1980), h. 4

10

J. Gallen Saylor/ William M. Alexander, Planning Curriculum For Schools (USA : 1973), h. 2.

11

bersifat berkesinambungan. Kurikulum tersebut didesain sedemikian rupa sehingga tidak terjadi jurang yang memisahkan antara jenjang pendidikan dasar dengan jenjang pendidikan selanjutnya.12

Kegiatan-kegiatan yang terdapat dalam kurikulum terbagi kepada tiga bagian yaitu:

1. Kegiatan Intra Kurikuler (Intra Curricular Activities)

Kegiatan intra kurikuler adalah kegiatan yang dilakukan oleh sekolah yang sudah teratur, jelas dan terjadwal dengan sistematik yang merupakan program utama dalam proses mendidik siswa. Contoh di tiap sekolah umum pasti ada kegiatan mendidik siswa dengan berbagai mata pelajaran seperti: Matematika, PKN, Agama dan lain sebagainya yang dilaksanakan mulai jam 07.00- 13.00, dengan jeda waktu istirahat dua kali.

2. Kegiatan Ko Kurikuler (Co Curricular Activities)

Kegiatan ko kurikuler adalah kegiatan yang sangat membantu kegiatan intra kurikuler, biasanya dilaksanakan diluar jadwal intrakulikuler dengan maksud agar siswa lebih memahami dan memperdalam materi yang ada di intrakurikuler, kegiatan ini berupa penugasan atau pekerjaan rumah ataupun tindakan lainnya yang berhubungan dengan materi intrakurikuler yang harus diselesaikan oleh siswa.

3. Kegiatan Ekstrakurikuler (Ekstra Curricular Activities)

Kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan yang dilaksanakan diluar jam pelajaran yang berfungsi untuk menyalurkan, mengembangkan kemampuan siswa sesuai dengan minat dan bakatnya, memperluas pengetahuan, belajar bersosialisasi, menambah keterampilan, mengisi waktu luang, bisa dilaksanakan disekolah atau diluar sekolah.13

12

Saiful Sagala, Sentuhan Pedagogis Dilakukan Dalam Pengembangan Kurikulum Mendukung Proses Pembelajaran Dalam Profesionalisme Pendidik Dan Tenaga Kependidikan Melalui Penerapan Teknologi Pendidikan (Medan: Unimed, IPTPL, 2008), h. 1.

13http://sawfadise blogspot.com/2012/07/ pengertian kurikulum dan jenis kegiatan.html, 17 maret 2014 .

Disamping itu ada lagi satu kegiatan yang dinamakan kurikulum tersembunyi (hidden curriculum). Kurikulum tersembunyi sukar untuk didefenisikan secara eksplisit, karenan berbeda-beda antara siswa satu dengan siswa lainnya dari segi pengalamannya, kurikulum ini selalu berubah-ubah seiring berkembangnya pengetahuan dan keyakinan masyarakat. Kurikulum tersembunyi ini terjadi ketika anak belajar didalam kelas, baik dari sikap guru karyawan sekolah ataupun hal-hal lain yang berada di lingkungan sekolah. Kurikulum ini terjadi ketika berlangsungnya kurikulum ideal atau kurikulum aktual.14 Hal ini

sejalan dengan pendapat R. Skage dan R. H. Dave yang mengatakan:”hidden curriculum that is not incorporated in the curriculum plan and that often may be unintentional the sense of being unplanned”. Yang artinya kurikulum tersembunyi

tidak tercantum dalam rencana kurikulum dan sering atau dengan sengaja tidak direncanakan. Kemudian menurut Bellack Dan Kiebart, hidden curriculum memiliki tiga dimensi, yaitu: (1). Hidden curriculum dapat menunjukkan suatu hubungan sekolah, yang meliputi interaksi guru, peserta didik, struktur kelas, keseluruhan pola organisasi peserta didik sebagai mikro kosmos sistem nilai sosial. (2). Hidden curriculum dapat menjelaskan sejumlah proses pelaksanaan di dalam atau di luar sekolah yang meliputi hal-hal yang memiliki nilai tambah, sosialisasi, pemeliharaan struktur kelas. (3).

Hidden curriculum mencakup perbedaan tingkat kesengajaan (intensionalitas) seperti halnya yang dihayati oleh para peneliti, tingkat yang berhubungan dengan hasil yang bersifat insidental. Bahkan hal itu kadang-kadang tidak diharapkan dari penyusunan kurikulum dalam kaitannya dengan fungsi sosial pendidikan.15 Dengan demikian dapat dikatakan bahwa hidden kurikulum adalah kurikulum yang tidak tertulis akan tetapi pencapaiannya perlu dipertimbangkan oleh setiap guru agar kualitas pembelajaran lebih bermakna. Oleh sebab itu, dalam konteks ini semakin kaya guru menentukan kurikulum tersembunyi, maka akan semakin bagus pula kualitas proses dan hasil pembelajaran.

14ibid

15

Wina Sanjaya, Kurikulum Pembelajaran, Teori Dan Praktik Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (Jakarta : Kencana Prenada Media Group, 2009) h. 26.

Kemudian kurikulum tersembunyi ini dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang terjadi tanpa direncanakan terlebih dahulu yang dapat dimanfaatkan oleh guru untuk mencapai tujuan pembelajaran. Contoh: ketika guru akan mengajarkan tentang penghijauan, maka pada saat itu tukang kebun melintasi kelas dengan membawa beberapa batang pohon, kemunculan tukang kebun itu dengan membawa beberapa batang pohon tadi yang tidak direncanakan merupakan hidden curriculum yang dapat dijadikan awal pembahasan materi pembelajaran. Tercapainya tujuan Pendidikan adalah aplikasi dari Ke-empat kegiatan kurikulum tersebut. Karena itu untuk melaksanakan kurikulum yang tertulis secara sistematis, sangat diperlukan peran seluruh personil yang terlibat didalam proses kependidikan di sekolah, baik kepala sekolah, guru, komite maupun siswa.

Jika dilihat dari proses pertumbuhan dan perkembangannya khusus di Indonesia kurikulum telah jauh berjalan dari tahun ketahun mengalami berbagai inovasi. Inovasi kurikulum dilakukan dalam rangka untuk memperbaiki kurikulum yang lama menjadi kurikulum baru yang lebih baik. Perubahan kurikulum juga dilakukan dalam rangka peningkatan mutu pendidikan yang harus senantiasa menyahuti perkembangan zaman dan teknologi. Sehingga diharapkan setelah siswa menyelesaikan program studinya dalam berbagai jenjang dan tingkat pendidikan akan senantiasa dapat diterima oleh masyarakat sesuai dengan keahlian dan keterampilannya, dan sesuai dengan kebutuhan zaman dimana siswa itu berada.