• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN

D. Hakikat Matematika

1. Pengertian Matematika

Sampai saat ini belum ada definisi yang baku tentang matematika.

Definisi matematika hanya berdasarkan pada sudut pandang pembuat

definisi tersebut. Berikut adalah beberapa definisi matematika:

a. Menurut R. Soedjadi (1988: 4)

Matematika adalah cabang ilmu pengetahuan yang eksak dan

terorganisasi secara sistematik.

b. Menurut Gill Botle (2005: 6)

“mathematics was viwed as a set of procedures principles that had to be tought before any potential mathematical understanding could take place”

"matematika dapat dilihat sebagai sebuah satuan prinsip prosedur

yang harus diajarkan sebelum potensi pemahaman matematika

berlangsung".

c. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia

Matematika adalah ilmu tentang bilangan-bilangan, hubungan

antara bilangan, dan prosedur operasional yang digunakan dalam

penyelesaian masalah mengenai bilangan.

Berdasarkan beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan,

matematika merupakan ilmu esak yang berisi prosedur dan prinsip yang

jelas tentang angka-angka dan bilangan yang digunakan untuk

2. Karakteristik Matematika

Soedjadi (2000: 13 – 19) menjelaskan bahwa matematika memiliki beberapa karakteristik. Karakteristik tersebut meliputi:

memiliki objek abstrak, bertumpu pada kesepakatan, berpola pikir

deduktif, memiliki simbol yang kosong dari arti, memperhatikan

semesta pembicaraan, dan konsisten dalam sistemnya.

a. Memiliki objek abstrak

Obyek dasar yang dipelajari bersifat abstrak yang merupakan

obyek pikiran manusia. Obyek tersebut meliputi: fakta, konsep,

operasi atau relasi dan prinsip.

b. Bertumpu pada kesepakatan

Kesepakatan dalam matematika merupakan tumpuan yang sangat

penting untuk digunakan semua orang dalam keseharian.

Kesepakatan yang sangat mendasar adalah aksioma dan konsep

primitif. Aksioma diperlukan untuk menghindari pembuktian

yang berputar-putar. Konsep primitif diperlukan untuk

menghindari pendefinisian yang berputar-putar.

c. Berpola pikir deduktif

Pola pikir deduktif merupakan pemikiran yang berpangkal dari

hal bersifat umum diterapkan pada hal yang bersifat khusus.

d. Memiliki simbol yang kosong dari arti

Matematika memiliki banyak simbol berupa huruf maupun bukan

membentuk suatu model matematika. Model matematika dapat

berupa persamaan, pertidaksamaan, bangun geometrik tertentu,

dan sebagainya.

e. Memperhatikan semesta pembicaraan

Matematika memerlukan kejelasan dalam lingkup yang dipakai.

Lingkup pembicaraan disebut sebagai semesta pembicaraan.

f. Konsisten dalam sistemnya

Matematika mempunyai banyak sistem. Sistem tersebut ada yang

berkaitan satu sama lain, tetapi ada yang terlepas satu sama lain.

Di dalam masing-masing sistem dan struktur berlaku konsistensi

yang di setiap sistem dan strukturnya tidak boleh terdapat

kontradiksi. Suatu teorema atau definisi harus menggunakan

istilah atau konsep yang telah ditetapkan terlebih dahulu.

3. Matematika Sekolah

Matematika sekolah adalah unsur atau bagian dari matematika

yang dipilih berdasarkan pada kepentingan pendidikan dan

perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK).

Bahan ajar yang relevan di sekolah dasar antara lain:

a. Bilangan

b. Geometri dan pengukuran

4. Tujuan Pendidikan Matematika di Sekolah Dasar

Menurut Standar Isi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

(KTSP) tahun 2007, pendidikan matematika bertujuan agar peserta

didik memiliki kemampuan sebagai berikut:

a. Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan

antarkonsep dan mengaplikasikan konsep atau algoritma, secara

luwes, akurat, efisien, dan tepat, dalam pemecahan masalah.

b. Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi

matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau

menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika.

c. Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami

masalah, merancang model matematika, menyelesaikan model dan

menafsirkan solusi yang diperoleh.

d. Mengkomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau

media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah.

e. Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan,

yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam

mempelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam

pemecahan masalah.

5. Peranan Matematika di Sekolah Dasar

Menurut Sujono (1988: 15-19) peranan matematika di sekolah

a. Menyiapkan siswa untuk menjadi warga negara yang baik, hemat,

cermat dan ekonomis.

b. Menyiapkan siswa agar dapat memenuhi kebutuhan pokoknya.

c. Menyiapkan siswa untuk terjun dalam masyarakat.

d. Memberi bekal pada siswa agar dapat berkembang sesuai bakatnya.

e. Memberi bekal pada siswa agar berkembang sesuai pendidikan

yang bermakna dan produktif melalui keterampilan dalam

lingkungan.

f. Menyiapkan siswa agar dapat memenuhi kebutuhan diri sendiri

g. Menyiapkan siswa agar menjadi pemikir dan penemu.

h. Mendidik siswa agar mencintai kebenaran dan membenci kejahatan.

i. Pengembangan karakter siswa.

6. Peranan Media dalam Pembelajaran Matematika

Matematika merupakan pembelajaran yang menggunakan sarana

berfikir abstrak. Media dalam pembelajaran sangat diperlukan untuk

memberikan jembatan antara dunia nyata siswa dengan konsep abstrak

matematika. Menurut Sadiman (1984: 7) media adalah segala sesuatu

yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke

penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan

minat serta perhatian siswa sedemikian rupa sehingga proses belajar

terjadi. Berikut merupakan kegunaan media dalam proses belajar

a. Memperjelas penyajian pesan agar tidak bersifat verbalistis.

Contoh: papan tulis, buku tulis, dan daun pintu yang berbentuk

persegi panjang dapat berfungsi sebagai alat peraga pada saat guru

menjelaskan persegi panjang.

b. Mengatasi keterbatasan ruang, waktu, dan daya indera.

Contoh: menghitung luas wilayah menggunakan perbandingan

skala dan menggunakan kertas berpetak atau millimeter blok.

c. Media yang bervariasi mengatasi sikap pasif siswa sehingga

muncul semangat untuk belajar.

d. Siswa tidak akan cepat lupa dengan ilmu yang telah diperolehnya.

7. Peran Guru dalam Pembelajaran Matematika

Banyak siswa sekolah dasar berasumsi matematika merupakan

mata pelajaran yang sulit. Seorang guru sangat diperlukan untuk

membantu siswa dalam mengatasi permasalahan tersebut. Berikut

adalah peran guru menurut W.S. Winkel (1987: 197):

a. Guru harus memberikan semangat pada siswa tanpa memandang

kemampuan intelektual dan tingkat motivasi. Guru harus bersifat

komunikatif sehingga siswa senang bergaul dengan guru.

b. Guru berperan sebagai fasilitator yaitu membantu siswa dalam

memyelesaikan permasalahan khususnya matematika.

c. Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk menyampaikan

d. Guru secara aktif mengaitkan kurikulum matematika dengan

dunia nyata siswa secara fisik dan social.

e. Guru menciptakan suasana pembelajaran yang PAKEM yaitu

pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan.

Dokumen terkait