• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SD KANISIUS KENTENG SEMESTER 1 TAHUN AJARAN 20102011

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SD KANISIUS KENTENG SEMESTER 1 TAHUN AJARAN 20102011"

Copied!
95
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DENGAN

PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V

SD KANISIUS KENTENG SEMESTER 1

TAHUN AJARAN 2010/2011

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh

Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh:

Emmanuel Sulistya Asmara

NIM: 091134183

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

(2)

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DENGAN

PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V

SD KANISIUS KENTENG SEMESTER 1

TAHUN AJARAN 2010/2011

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh

Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh:

Emmanuel Sulistya Asmara

NIM: 091134183

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2012

(3)

LEMBAR PERSETUJUAN

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DENGAN

PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V

SD KANISIUS KENTENG SEMESTER 1

TAHUN AJARAN 2010/2011

Disusun oleh:

Emmanuel Sulistya Asmara

NIM: 091134183

Dosen Pembimbing 1

Drs. Puji Purnomo, M.Si. Tanggal, 30 Maret 2012

Dosen Pembimbing 2

Drs. J. Sumedi Tanggal, 30 Maret 2012

(4)

LEMBAR PENGESAHAN

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DENGAN

PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V

SD KANISIUS KENTENG SEMESTER 1

TAHUN AJARAN 2010/2011

Disusun oleh:

Emmanuel Sulistya Asmara

NIM: 091134183

Telah dipertahankan di depan Panitia Penguji

pada tanggal 30 April 2012

dan dinyatakan telah memenuhi syarat

Susunan Panitia Penguji

Ketua : G. Ari Nugrahanta, SJ., S.S., BST.,M.A. ...

Sekretaris : Elga Adriana, P.Si., M.Ed. ...

Anggota : Drs. Puji Purnomo, M.Si. ...

Anggota : Drs. J. Sumedi ...

Anggota : Drs. A. Sardjana, M.Pd. ...

Yogyakarta, 15 Mei 2012

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sanata Dharma

Dekan

P. Rohandi, Ph.D.

(5)

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Penelitian ini aku persembahkan kepada:

Ayah, Ibu dan Adikku tercinta

Yayankku Dewi Rosa

Semua pihak yang terlibat dalam penyusunan penelitian ini

(6)

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhhnya bahwa karya tulis yang saya tulis ini

tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali telah disebutkan dalam

kutipan pada daftar pustaka, sebagaimana karya ilmiah.

Yogyakarta, 15 Mei 2012

Penulis

Emmanuel Sulistya Asmara

(7)

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:

Nama : Emmanuel Sulistya Asmara

NIM : 091134183

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan

Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul: HUBUNGAN

ANTARA MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR

MATEMATIKA SISWA KELAS V SD KANISIUS KENTENG SEMESTER

1 TAHUN AJARAN 2010/2011 beserta perangkat yang diperlukan (bila ada).

Dengan demikian saya memberikan kepada perpustakaan Universitas Sanata

Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain,

mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan

mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis

tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberi royalti kepada saya selama

tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal 15 Mei 2012

Yang menyatakan

Emmanuel Sulistya Asmara

(8)

ABSTRAK

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SD KANISIUS KENTENG

SEMESTER 1 TAHUN AJARAN 2010/2011

Oleh

Emmanuel Sulistya Asmara NIM. 091134183

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui untuk mengetahui hubungan antara motivasi belajar dan prestasi belajar matematika siswa kelas V SD Kanisius Kenteng semester 2 Tahun Ajaran 2010/2011.

Penelitian yang sesuai untuk menjawab rumusan masalah dan menguji hipotesis adalah penelitian kuantitatif. Desain penelitian yang digunakan peneliti yaitu penelitian korelasional. Dalam penelitian ini motivasi belajar sebagai variabel bebas dan prestasi belajar matematika sebagai variabel terikat. Subyek penelitian adalah siswa kelas V SD Kanisius Kenteng semester 2 Tahun Ajaran 2010/2011 dengan jumlah siswa 19 orang. Teknik pengumpulan data menggunakan angket motivasi belajar dan dokumentasi nilai rapor semester 1. Motivasi belajar siswa kelas V SD Kanisius Kenteng semester 1 Tahun Ajaran 2010/2011 diperoleh dengan mengurutkan data angket motivasi dari jumlah skor tertinggi ke terendah dan dibagi 3 kelompok. Prestasi belajar matematika siswa kelas V SD Kanisius Kenteng semester 2 Tahun Ajaran 2010/2011 diperoleh dari nilai rapor semester 1. Hubungan antara motivasi belajar dan prestasi belajar matematika siswa kelas V SD Kanisius Kenteng semester 2 Tahun Ajaran 2010/2011 dengan korelasi serial. Besarnya sumbangan variabel motivasi terhadap prestasi belajar siswa kelas V SD Kanisius Kenteng semester 2 Tahun Ajaran 2010/2011 dengan mengkuadratkan koefisien korelasi serial dikali 100%.

Berdasarkan perhitungan besarnya koefisien antara motivasi belajar dan prestasi belajar matematika adalah 0,541. Besarnya koefisien tersebut termasuk dalam kategori korelasi cukup. Besarnya sumbangan variabel motivasi terhadap prestasi belajar matematika siswa kelas V SD Kanisius Kenteng semester 1 Tahun Ajaran 2010/2011 adalah 29,25%. Hal ini menunjukkan bahwa prestasi belajar matematika ditentukan oleh motivasi, sedangkan 70.75% ditentukan oleh faktor-faktor lain.

Kata kunci: motivasi belajar, prestasi belajar

(9)

ABSTRACT

RELATIONSHIP BETWEEN LEARNING MOTIVATION TO LEARN MATH STUDENT ACHIEVEMENT GRADE V SD KANISIUS Kenteng ACADEMIC

YEAR SEMESTER 1 2010/2011

By

Emmanuel Sulistya Asmara NIM. 091134183

This study aims to determine to determine the relationship between learning motivation and learning achievement of fifth grade elementary school students' mathematics Kanisius Kenteng semester 2 Academic Year 2010/2011.

Appropriate research to answer the research question and hypothesis testing is quantitative research. The study design used correlational research is research. In this study, motivation to learn as independent variables and mathematics achievement as dependent variable. Subject variable is class V SD Kanisius Kenteng semester 2 Academic Year 2010/2011 the number of students 19 people. The data collection technique using a questionnaire motivation and documentation semester 1 grades. Motivation fifth grade elementary school students learn Kanisius Kenteng semester 1 Academic Year 2010/2011 is obtained by sorting the data from the motivation questionnaire highest to lowest total score and divided into 3 groups. Mathematics learning achievement grade V SD Kanisius Kenteng semester 2 Academic Year 2010/2011 obtained from semester 1 grades. The relationship between learning motivation and learning achievement of fifth grade elementary school students' mathematics Kanisius Kenteng semester 2 Academic Year 2010/2011 with serial correlation. The amount of donation motivation variables on student achievement fifth grade elementary Kanisius Kenteng semester 2 Academic Year 2010/2011 by squaring the correlation coefficient multiplied by 100% serial.

Based on the calculation of the coefficient between learning motivation and learning achievement in mathematics is 0.541. The magnitude of the coefficient of correlation is included in the category of pretty. The amount of contribution to the learning achievement motivation variable math grade V SD Kanisius Kenteng semester 1 Academic Year 2010/2011 was 29.25%. This suggests that learning mathematics achievement is determined by motivation, while 70.75% is determined by other factors.

Key word: motivation, academic achievement

(10)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas

berkat dan rahmat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian ini.

Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar sarjana

pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan khususnya Program Studi

Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini tidak mungkin selesai jika

tanpa bantuan dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan

terima kasih kepada:

1. Bapak P. Rohandi, Ph.D., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Universitas Sanata Dharma.

2. Romo G. Ari Nugrahanta, SJ., S.S., BST.,M.A., selaku Ketua Program Studi

Pendidikan Guru Sekolah Dasar.

3. Bapak Drs. Puji Purnomo, M.Si. selaku dosen pembimbing I, yang telah

memberikan arahan, semangat, dorongan, serta sumbangan pemikiran yang

penulis butuhkan untuk menyelesaikan penelitian.

4. Bapak Drs J. Sumedi, selaku dosen pembimbing II, yang telah memberikan

bantuan ide, saran, kritikan serta bimbingannya yang sangat berguna bagi

penelitian ini.

5. Bapak Ig. Kasiyo, S.Pd., selaku Kepala SD Kanisius Kenteng yang telah

memberikan ijin kepada penulis untuk melakukan penelitian di Kelas V SD

Kanisius Kenteng.

(11)

6. Ibu C. Sri Wahyuni, selaku Guru Kelas V SD Kanisius Kenteng yang telah

memberikan waktu dan data kepada peneliti.

7. Siswa Kelas V SD Kanisius Kenteng yang telah bersedia menjadi subyek

dalam pelaksanaan penelitian.

8. Teman-teman penulis yang selalu memberikan semangat dan dorongan untuk

menyelesaikan penelitian ini.

9. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang telah

memberikan dukungan dan bantuan.

Demikianlah penelitian ini disusun. Penulis dengan senang hati bersedia

menerima sumbangan baik pemikiran, kritik maupun saran yang bersifat

membangun. Semoga penelitian ini dapat berguna bagi siapa saja.

Yogyakarta, 30 Maret 2012

Penulis

Emmanuel Sulistya Asmara

(12)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

LEMBAR PERSETUJUAN... ii

LEMBAR PENGESAHAN ... iii

HALAMAN MOTO DAN PERSEMBAHAN ... iv

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... v

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vi

ABSTRAK ... vii

ABSTRACT ... viii

KATA PENGANTAR ... ix

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xiii

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xv

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 3

C. Tujuan Penelitian ... 3

D. Batasan Pengertian... 3

E. Batasan Masalah ... 4

F. Manfaat penelitian ... 4

(13)

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Belajar ... 6

B. Motivasi Belajar... 16

C. Prestasi Belajar ... 21

D. Hakikat Matematika... 25

E. Kerangka Berpikir ... 31

F. Hipotesis ... 32

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 33

B. Tempat Penelitian dan Jadwal Penelitian ... 33

C. Subyek Penelitian ... 34

D. Instrumen Penelitian ... 34

E. Metode Pengumpulan Data... 35

F. Teknik Analisis Data ... 41

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data ... 43

B. Analisis Data ... 48

C. Pembahasan ... 57

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 63

B. Saran ... 60

DAFTAR PUSTAKA ... 61

LAMPIRAN

(14)

DAFTAR GAMBAR

Gambar No. 1 Bagan Persentase Motivasi Belajar ... 45

Gambar No. 2 Grafik Kurva Normal Motivasi Belajar ... 48

Gambar No. 3 Grafik Kurva Normal Prestasi Belajar Matematika ... 49

Gambar No. 4 Gambar Kurva Normal Proporsi Motivasi Belajar ... 52

Gambar No. 5 Bagan Persentase Faktor Motivasi Belajar dan Faktor Lain .. 58

(15)

DAFTAR TABEL

Tabel No. 1 Jadwal Penelitian ... 33

Tabel No. 2 Kisi-kisi Angket Motivasi Belajar ... 36

Tabel No. 3 Skor Item Angket Alternatif Jawaban Responden ... 38

Tabel No. 4 Klasifikasi Koefisien Korelasi Reliabilitas ... 39

Tabel No. 5 Kisi-kisi Angket Motivasi Belajar Setelah Uji Coba ... 40

Tabel No. 6 Klasifikasi Skor Angket Motivasi Belajar ... 41

Tabel No. 7 Hasil Angket Motivasi Belajar Siswa Kelas V SD Kanisius Kenteng semester 2 Tahun Ajaran 2010/2011 ... 43

Tabel No. 8 Nilai Rapor Kelas V semester 1 Tahun Ajaran 2010/2011 ... 45

Tabel No. 9 Motivasi Belajar dan Prestasi Belajar ... 46

Tabel No. 10 Proporsi Motivasi Belajar dan Prestasi Belajar ... 51

Tabel No. 11 Proporsi Individu Setiap Kelompok ... 52

Tabel No. 12 Nilai Rata-rata Setiap Kelompok Motivasi belajar ... 53

Tabel No. 13 Unsur Koefisen korelasi ... 54

Tabel No. 14 Prestasi belajar Siswa Kelas V Semester 2 untuk Mencari Standar Deviasi ... 54

(16)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Angket Uji Coba ... 63

Lampiran 2. Tabel Hasil Uji Coba Angket ... 66

Lampiran 3 Tabel Reliabilitas dengan Teknik Belah Dua ... 67

Lampiran 4 Tabel Rangkuman Hasil Uji Coba Angket ... 68

Lampiran 5. Tabel Koefisien Korelasi “r” Pruduct Moment Taraf Signifikansi 5% dan 1% ... 69

Lampiran 6. Angket Penelitian ... 70

Lampiran 7. Tabel Angket Motivasi Belajar ... 73

Lampiran 8. Kriteria Ketuntasan Minimal SD Kanisius Kenteng Tahun Ajaran 2010/2011 ... 74

Lampiran 9. Nilai Rapor Kelas V Semester 1 Tahun Ajaran 2010/2011... 75

Lampiran 10. Tabel Ordinat dan Z Kurva Normal ... 76

Lampiran 11. Surat Ijin Uji Coba Angket ... 77

Lampiran 12. Surat ijin Penelitian di SD Kanisius Kenteng ... 78

Lampiran 13.Surat Ijin Pelaksanaan Penelitian di SD Kanisius Kenteng dari Sekolah ... 79

(17)

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Matematika merupakan mata pelajaran pokok di sekolah. Matematika

merupakan ilmu bersifat universal mendasari yang perkembangan

teknologi modern. Matematika mempunyai peran penting dalam

memajukan daya berfikir manusia. Perkembangan pesat di bidang

teknologi informasi dan komunikasi tidak terlepas dari peran matematika.

Penguasaan teknologi di masa depan diperlukan penguasaan matematika

yang kuat sejak dini. Penguasaan ini tidak lepas dari peran guru di sekolah

khususnya sekolah dasar. Guru mempunyai peranan besar untuk

membekali siswa dengan kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis,

kritis, kreatif dan bekerjasama.

Selama ini pembelajaran matematika di sekolah dasar hanya dijadikan

tempat mengaplikasikan konsep. Pembelajaran matematika di kelas hanya

berpusat pada informasi guru. Siswa akan mengalami kesulitan ketika

menemukan informasi yang berbeda dari yang disampaikan guru. Siswa

seolah-olah hanya mencontoh dan meniru konsep-konsep yang diberikan

guru. Banyak konsep yang dapat diperoleh siswa ketika belajar matematika

di kelas. Pemahaman konsep matematika yang kurang mengakibatkan siswa

(18)

Permasalahan yang dialami siswa kelas V Sekolah Dasar (SD)

Kanisius Kenteng semester 1 yaitu siswa belum mampu menyelesaikan soal

matematika dengan tepat. Hal tersebut dapat terlihat pada hasil Ulangan

Harian (UH) belum mencapai Kriteria Ketuntusan Minimal (KKM).

Sebagian besar siswa mengalami kesulitan dalam mengaplikasikan

matematika ke dalam situasi nyata. Hal lain yang menyebabkan sulitnya

belajar matematika bagi siswa adalah pembelajaran matematika yang kurang

bermakna. Guru dalam pembelajarannya di kelas tidak mengaitkan dengan

kemampuan yang telah dimiliki oleh siswa. Guru kurang memberikan

kesempatan siswa untuk menemukan dan mengkontruksi sendiri ide-ide

matematika. Mengaitkan pengalaman kehidupan nyata dengan ide-ide

matematika penting dilakukan agar pembelajaran bermakna. Siswa cepat

lupa dan tidak dapat mengaplikasikan matematika apabila siswa belajar

matematika terpisah dari pengalaman mereka sehari-hari.

Salah satu karakteristik matematika adalah mempunyai obyek yang

abstrak. Banyak upaya yang dilakukan orang untuk membuat matematika

menjadi pelajaran yang menyenangkan. Berbagai metode dan pendekatan

belajar telah dikembangkan untuk membuat siswa menyenangi matematika.

Metode dan pendekatan yang baik tidak akan berhasil apabila siswa tidak

memiliki motivasi untuk belajar. Tingginya motivasi belajar siswa

diharapkan dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa. Siswa yang

memiliki motivasi belajar matematika yang tinggi diharapkan dapat

(19)

B. Rumusan Masalah

Dilandasi latar belakang masalah, masalah dan pembatasannya,

masalah dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:

1. Bagaimana motivasi belajar siswa kelas V SD Kanisius Kenteng

semester 1 Tahun Ajaran 2010/2011?

2. Bagaimana prestasi belajar matematika siswa kelas V SD Kanisius

Kenteng semester 1 Tahun Ajaran 2010/2011?

3. Apakah ada hubungan antara motivasi belajar dan prestasi belajar

matematika siswa kelas V SD Kanisius Kenteng semester 1 Tahun

Ajaran 2010/2011?

4. Berapakah besarnya sumbangan variabel motivasi terhadap prestasi

belajar matematika siswa kelas V SD Kanisius Kenteng semester 1

Tahun Ajaran 2010/2011?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai peneliti dalam penelitian ini antara lain:

a. Mengetahui motivasi belajar siswa kelas V SD Kanisius Kenteng

semester 1 Tahun Ajaran 2010/2011.

b. Mengetahui prestasi belajar matematika siswa kelas V SD Kanisius

Kenteng semester 1 Tahun Ajaran 2010/2011.

c. Mengetahui hubungan antara motivasi belajar dan prestasi belajar

matematika siswa kelas V SD Kanisius Kenteng semester 1 Tahun

(20)

d. Mengetahui sumbangan variabel motivasi terhadap prestasi belajar

matematika siswa kelas V SD Kanisius Kenteng semester 1 Tahun

Ajaran 2010/2011.

D. Batasan Pengertian

1. Belajar adalah proses untuk mengetahui suatu hal yang belum

dimengerti menjadi dimengerti dan untuk melengkapi konsep-konsep

yang telah ada.

2. Motivasi belajar adalah suatu hasrat atau keinginan yang muncul dari

diri seseorang untuk belajar dengan maksud untuk meningkatkan

prestasi belajar.

3. Prestasi belajar adalah hasil penilaian pendidik terhadap proses belajar

peserta didik sesuai dengan tujuan instruksional yang menyangkut isi

pelajaran dan perilaku yang diharapkan dari peserta didik.

4. Prestasi belajar matematika belajar adalah hasil penilaian pendidik

terhadap proses belajar peserta didik sesuai dengan tujuan

menyangkut hal-hal yang berkaitan dengan mata pelajaran

matematika.

E. Manfaat penelitian

1. Bagi Siswa

Siswa dapat mengetahui hubungan antara motivasi belajar terhadap

(21)

2. Bagi Peneliti

Peneliti dapat mengetahui hubungan motivasi terhadap prestasi belajar

matematika siswa kelas V SD Kanisius Kenteng semester 1 Tahun

Ajaran 2010/2011.

3. Bagi Program Studi PGSD

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan bagi

mahasiswa yang akan melakukan penelitian serupa.

(22)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Belajar

1. Pengertian Belajar

Banyak aktivitas yang dilakukan manusia dalam kehidupan

sehari-hari. Salah satu aktivitas tersebut adalah belajar. Seseorang

melakukan aktivitas belajar dengan berbagai tujuan dan keperluan.

Berikut adalah pengertian belajar:

a. Menurut Gagne dalam bukunya Purwanto (1966: 84)

“Belajar terjadi apabila suatu situasi stimulus bersama dengan

ingatan mempengaruhi siswa sedemikian rupa sehingga

perbuatannya (performance-nya) berubah dari waktu sebelum ia

mengalami situasi itu ke waktu sesudah ia mengalami situasi

tadi.”

b. Menurut Witherington dalam bukunya Purwanto (1966: 84)

“Belajar adalah suatu perubahan di dalam kepribadian yang

menyatakan diri sebagai suatu pola baru daripada reaksi yang

berupa kecakapan, sikap, kebiasaan, kepandaian, atau suatu

pengertian.”

c. Menurut Hilgard dalam bukunya Pasaribu dan Simandjuntak

(1983: 59)

“Belajar adalah suatu proses perubahan kegiatan, reaksi terhadap

lingkungan, perubahan tersebut tidak dapat disebut belajar apabila

(23)

disebabkan oleh pertumbuhan dan keadaan sementara seseorang

seperti kelelahan atau disebabkan obat-obatan.”

d. Menurut Sardiman (1987: 20)

“Belajar itu senantiasa merupakan perubahan tingkah laku atau

penampilan, dengan serangkaian kegiatan misalnya dengan

membaca, mengamati, mendengarkan, meniru dan lain

sebagainya.”

Berdasar definisi yang dijelaskan oleh para ahli tersebut, dapat

disimpulkan bahwa belajar merupakan proses untuk mengetahui suatu

hal yang belum dimengerti menjadi dimengerti dan untuk melengkapi

konsep-konsep yang telah ada.

2. Jenis-Jenis Belajar

Menurut A. de Block dalam buku W.S. Winkel (1987: 39-51)

menjelaskan tentang jenis-jenis belajar. Jenis-jenis belajar terdiri dari

tiga bentuk, antara lain bentuk-bentuk belajar menurut fungsi psikis,

menurut materi yang dipelajari, dan bentuk belajar yang tidak begitu

disadari.

a. Bentuk-bentuk belajar menurut fungsi psikis

1) Belajar dinamik

Belajar dinamik adalah belajar menghendaki sesuatu secara

wajar, sehingga orang tidak sembarang menghendaki dan

(24)

2) Belajar afektif

Belajar afektif adalah belajar menghayati nilai dari

obyek-obyek yang dihadapi melalui alam perasaan, baik obyek-obyek

berupa orang, benda atau peristiwa.

3) Belajar kognitif

Belajar kognitif adalah belajar memperoleh dan

menggunakan bentuk-bentuk representasi yang mewakili

obyek-obyek yang dihadapi, baik obyek berupa orang, benda

atau peristiwa.

4) Belajar sensi-motorik

Belajar sensi-motorik adalah belajar menghadapi dan

menangani obyek-obyek secara fisik, termasuk kejasmanian

manusia sendiri. Pada tahap tersebut, seorang anak belum

berfikir dan menggambarkan suatu kejadian atau obyek

secara konseptual meskipun perkembangan kognitif sudah

mulai ada (Suparno, 2007: 34).

b. Bentuk-bentuk belajar menurut materi yang dipelajari

1) Belajar teoritis

Belajar teoritis merupakan bentuk belajar yang bertujuan

untuk menempatkan semua data dan fakta dalam suatu

kerangka organisasi mental, sehingga dipahami dan

(25)

2) Belajar teknis

Belajar teknis merupakan bentuk belajar yang bertujuan

untuk mengembangkan keterampilan-keterampilan.

3) Belajar bermasyarakat

Belajar bermasyarakat merupakan bentuk belajar yang

bertujuan mengekang dorongan dan kecenderungan spontan

demi kehidupan bersama dan memberikan kelonggaran

kepada orang lain untuk memenuhi kebutuhannya.

4) Belajar estetis

Belajar estetis merupakan bentuk belajar yang bertujuan

membentuk kemampuan menciptakan dan menghayati

keindahan di berbagai bidang kesenian.

c. Bentuk-bentuk belajar yang tidak begitu disadari

1) Belajar insidental

Belajar insidental adalah belajar dengan tujuan tertentu, tetapi

di samping itu juga belajar hal yang sebenarnya tidak menjadi

sasaran.

2) Belajar dengan mencoba-coba

Belajar yang bertujuan untuk mengetahui sesuatu.

3) Belajar tersembunyi

Belajar tersembunyi terjadi ketika seseorang mempelajari

(26)

Menurut C. van Parreren dalam buku W.S. Winkel (1987:

53-63), bentuk belajar meliputi sepuluh bentuk. Bentuk-bentuk belajar

tersebut antara lain: membentuk otomatisme, belajar insidental,

menghafal, belajar pengetahuan, belajar arti kata-kata, belajar konsep,

belajar memecahkan problem melalui pengamatan, belajar berpikir,

belajar untuk belajar, dan belajar dinamik.

a. Membentuk otomatisme

Membentuk otomatisme yaitu belajar atau kemampuan yang

diperoleh terletak dalam otomatisasi sejumlah rangkaian

gerak-gerik yang terkoordinir satu sama lain. Bentuk belajar tersebut

meliputi belajar keterampilan motorik dan belajar kognitif.

b. Belajar insidental

Belajar insidental merupakan belajar dengan maksud untuk

memepelajari sesuatu hal, khususnya yang bersifat mengenai

fakta atau data.

c. Menghafal

Menghafal merupakan penanaman materi verbal di dalam ingatan,

sehingga nantinya dapat diproduksi kembali secara harafiah

sesuai materi yang asli.

d. Belajar pengetahuan

Belajar pengetahuan merupakan bentuk belajar untuk mengetahui

berbagai macam data mengenai kejadian, keadaan, benda-benda,

(27)

e. Belajar arti kata-kata

Belajar arti kata-kata merupakan bentuk belajar ketika orang

mulai menangkap arti yang terkandung dalam kata-kata yang

digunakan.

f. Belajar konsep

Belajar konsep merupakan bentuk belajar ketika seseorang

mengadakan abstraksi dalam bentuk obyek-obyek yang meliputi

benda, kejadian, dan orang, hanya ditinjau aspek-aspek tertentu

saja.

g. Belajar memecahkan problem melalui pengamatan

Belajar memecahkan problem melalui pengamatan merupakan

bentuk belajar ketika seseorang dihadapkan pada suatu problem

yang harus dipecahkan dengan berbuat sesuatu.

h. Belajar berpikir

Belajar berpikir merupakan bentuk belajar ketika seseorang

dihadapkan pada suatu problem yang harus dipecahkan namun

tanpa melalui pengamatan dan reorganisasi dalam pengamatan.

i. Belajar untuk belajar

Belajar untuk belajar merupakan bentuk belajar yang mencakup

semua bentuk belajar.

j. Belajar dinamik

Belajar dinamik bersifat sangat kompleks karena menyangkut

(28)

merupakan bahan bakar yang memberikan kekuatan dan dorongan

kepada orang untuk melakukan berbagai aktivitas.

Menurut Robert M. Gagne dalam buku W.S. Winkel (1987:

97-105), jenis-jenis belajar meliputi lima macam yaitu: informasi verbal,

kemahiran intelektual, pengaturan kegiatan kognitif, keterampilan

motorik, dan sikap.

a. Informasi verbal

Setiap orang memiliki pengetahuan yang diperoleh melalui

belajar. Sesorang dapat mengungkapkan pengetahuan yang

dimiliki menggunakan bahasa, baik secara lisan maupun tertulis.

Informasi verbal meliputi dua hal yaitu cap verbal dan data atau

fakta. Cab verbal yaitu kata yang dimiliki seseorang untuk

menunjuk pada obyek-obyek yang dihadapi. Data atau fakta

merupakan kenyataan yang diketahui. Penguasaan bahasa dalam

menyampaikan pengetahuan sangat penting. Pengetahuan yang

dimiliki tidak akan bermakna apabila tidak dibahasakan dan

diinformasikan kepada orang lain.

b. Kemahiran intelektual

Kemahiran intelektual merupakan hubungan kita dengan

lingkungan dalam bentuk representasi konsep dan lambang.

Kemahiran intelektual terbagi dalam empat kemampuan yang

diurutkan secara hierarki. Kemampuan tersebut anrata lain:

(29)

1) Diskriminasi jamak

Diskriminasi jamak merupakan kemampuan yang dimiliki

manusia untuk membedakan satu obyek dengan obyek yang

lain.

2) Konsep

Konsep adalah satuan arti yang mewakili sejumlah obyek

dengan ciri-ciri sama. Konsep dilelompokkan menjadi dua

yaitu konsep konkret dan konsep yang harus didefinisikan.

Konsep konkret adalah pengertian yang menunjuk pada

obyek-obyek lingkungan fisik. Konsep yang harus

didefinisikan adalah konsep yang mewakili realitas hidup dan

tidak menunjuk pada relitas lingkungan hidup fisik.

3) Kaidah

Kaidah merupakan penggabungan dua konsep atau lebih yang

mempresentasikan suatu keteraturan.

4) Prinsip

Prinsip merupakan kombinasi kombinasi beberapa kaidah

yang bertaraf lebih tinggi dan kompleks.

c. Pengaturan kegiatan kognitif

Pengatuaran kemampuan kognitif merupakan kemampuan yang

dimiliki seseorang untuk menyalurkan dan mengarahkan aktivitas

kognitifnya sendiri ketika belajar dan berfikir. Ruang lingkup

(30)

Pengatuaran kemampuan kognitif mencakup penggunaan konsep

dan kaidah yang telah dimiliki ketika menghadapi masalah.

d. Keterampilan motorik

Keterampilan motorik merupakan kemampuan melakukan suatu

rangkaian gerak-gerik jasmani dalam urutan tertentu dengan

koordinasi antara gerak-gerik anggota badan secara terpadu. Ciri

khusus keterampilan motoric adalah otomatisme, yaitu rangkaian

gerak-gerik berlangsung secara secara teratur dan lancar.

e. Sikap

Sikap merupakan kemampuan internal yang berperan dalam

mengambil keputusan ketika seseorang akan bertindak. Seseorang

akan mempertimbangkan kemungkinan untuk bertindak.

3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Belajar

Menurut Pasaribu dan Simandjuntak (1983: 59) belajar siswa

dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor-faktor tersebut antara lain :

a. Latihan

Latihan merupakan belajar membiasakan agar mampu melakukan

sesuatu. Latihan perlu diberikan kepada siswa untuk memajukan

kegiatan belajar. Masalah yang sering dihadapi siswa ketika

belajar adalah lupa akan sesuatu yang diperolehnya. Kegiatan

pengulangan perlu diberikan untuk membuat kemampuan siswa

mengingat bertambah. Bentuk ulangan dapat berupa latihan

(31)

Ulangan akan bermanfaat apabila keseluruhan faktor yang

berperan dalan kegiatan belajar terdapat pada setiap latihan.

Faktor-faktor yang mempengaruhi antara lain:

1) Adanya motivasi atau hasrat untuk belajar

2) Adanya pengertian tentang apa yang dipelajari

3) Adanya kepuasan.

b. Peranan motif

Motivasi merupakan suatu keadaan yang menyebabkan seseorang

melakukan sesuatu untuk mencapai tujuan tertentu. Motivasi

seorang siswa dapat muncul dari satu motif dan beberapa motif.

Motivasi memegang peranan penting dalam belajar, siswa akan

mengulangi perbuatan yang membuatnya merasa puas.

c. Peranan hukuman dan penghargaan

Hukuman dan penghargaan mempunyai peranan bagi siswa dalam

memperoleh hasil belajar. Hukuman bertujuan supaya siswa tidak

melakukan sesuatu dan penghargaan merupakan suatu perbuatan

yang dilakukan.

d. Faktor yang berpengaruh dalam motivasi

Kegiatan belajar mempunyai tujuan yang telah terinci dan

terprogram. Guru selalu mengarahkan siswa untuk balajar sesuai

bakatnya dan kemauannya. Siswa akan mengalami kegagalan dan

(32)

berperan sebagai motivator siswa untuk menentukan tujuan yang

tinggi atau rendah.

e. Kemampuan belajar dan intelegensi

Kemampuan belajar merupakan kemampuan untuk memperoleh

kemajuan yang tepat dan cepat dalam proses belajar. Intelegensi

merupakan kecakapan menyelesaikan masalah baru dengan tepat

dan cepat. Intelegensi akan mempengaruhi kemampuan belajar

siswa. Intelegensi yang sangat tinggi dapat memajukan

kemampuan belajar.

B. Motivasi Belajar

1. Pengertian Motivasi Belajar

a. Menurut Sardiman (2008: 73-75)

Kata motivasi berawal dari kata “motif” yang diartikan sebagai

daya upaya yang mendorong seseorang untuk melakukan

sesuatu. Motivasi belajar merupakan faktor psikis yang bersifat

nonintelektual. Peranan motivasi dapat menumbuhkan gairah,

rasa senang, dan semangat untuk belajar. Siswa yang memiliki

motivasi kuat akam mempunyai banyak energi untuk melakukan

kegiatan belajar.

b. Menurut Pasaribu dan Simandjuntak (1983: 52), motivasi adalah

tenaga dari dalam diri manusia yang mendorong bertindak, suatu

(33)

c. Menurut Hamsyah (2007: 23), motivasi belajar adalah dorongan

internal dan eksternal pada siswa-siswa yang sedang belajar

untuk mengadakan perubahan tingkah laku.

Berdasarkan pengertian di atas, motivasi adalah suatu hasrat

atau keinginan yang muncul dari diri seseorang untuk melakukan

sesuatu. Jadi, motivasi belajar merupakan suatu hasrat atau keinginan

yang muncul dari diri seseorang untuk belajar dengan maksud untuk

meningkatkan prestasi belajar.

2. Fungsi Motivasi dalam Belajar

Motivasi berkaitan erat dengan tujuan. Motivasi dalam belajar

siswa di sekolah dasar berfungsi sebagai salah satu cara untuk

mencapai tujuan belajar yang telah disusun dalam sebuah kurikulum

sekolah. Menurut Sardiman (2008: 85), fungsi motivasi terdiri dari

tiga hal. Fungsi motivasi antara lain:

a. Mendorong manusia untuk berbuat

Motivasi merupakan motor penggerak dari setiap kegiatan yang

akan dikerjakan.

b. Menentukan arah perbuatan

Motivasi dapat memberikan arah dan kegiatan yang harus

(34)

c. Menyeleksi perbuatan

Motivasi dapat menentukan perbuatan-perbuatan apa yang harus

dikerjakan untuk mencapai tujuan dengan menyisihkan

perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut.

3. Jenis-jenis Motivasi

Menurut Sardiman (2008: 89-91), motivasi dibagi menjadi dua

yaitu motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik.

a. Motivasi Intrinsik

Motivasi intrinsik yaitu motivasi yang timbul dari diri untuk

berbuat sesuatu. Motif-motif yang menjadi aktif atau berfungsi

tidak perlu mendapat rangsang dari luar. Motivasi intrinsik sering

dikatakan sebagai bentuk motivasi di dalam aktivitas belajar

dimulai dan diteruskan berdasarkan suatu dorongan dari dalam

diri dan secara mutlak berkaitan dengan aktivitas belajar.

Contoh:

Siswa melakukan belajar karena ingin mendapat pengetahuan,

keterampilan dan nilai.

Indikator-indikator motivasi belajar intrinsik antara lain:

1) Tanggung jawab siswa dalam melaksanakan tugas.

2) Mengutamakan prestasi dari apa yang dikerjakannya.

3) Memiliki perasaan senang dalam belajar.

(35)

b. Motivasi ekstrinsik

Motivasi ekstrinsik yaitu motivasi yang timbul dari luar. Terdapat

peristiwa di luar individu yang mempengaruhi individu. Motivasi

intrinsik tidak langsung berkaitan dengan esensi yang dilakukan.

Motivasi intrisik dapat dikatakan sebagai bentuk motivasi yang

didalam aktivitas belajar dimulai dan diteruskan berdasarkan

dorongan dari luar yang tidak secara mutlak berkaitan dengan

aktivitas belajar.

Contoh:

Seorang siswa belajar karena paginya akan ujian dengan harapan

mendapat nilai baik.

Indikator-indikator motivasi belajar intrinsik antara lain:

1) Senang memperoleh pujian dari apa yang dikerjakannya.

2) Belajar dengan harapan ingin memperoleh nilai.

3) Belajar dengan harapan ingin memperoleh prestasi.

4) Peran hukuman dalam proses belajar.

5) Belajar karena orang lain memiliki prestasi lebih baik.

4. Cara Meningkatkan Motivasi Belajar di Sekolah

Motivasi sangat penting dalam mencapai tujuan belajar. Oleh

karena itu, guru harus berusaha meningkatkan motivasi siswa untuk

belajar. Ada beberapa cara yang dapat dilakukan oleh guru untuk

meningkatkan motivasi siswa di sekolah. Pasaribu dan Simandjuntak

(36)

motivasi belajar siswa. Cara-cara meningkatkan motivasi belajar

siswa antara lain:

a. Memadukan motif-motif yang sudah ada

Pada dasarnya siswa sudah mempunyai motivasi belajar. Guru

hanya perlu memberi motivasi yang lain, sehingga motivasi yang

sudah dimiliki siswa dapat semakin meningkat.

b. Memperjelas tujuan yang akan dicapai

Semakin jelas tujuan belajar, semakin kuat motif untuk

mencapainya. Oleh karena itu, guru perlu merumuskan tujuan

belajar yang ideal bagi siswa.

c. Membuat situasi persaingan

Guru menciptakan suasana di mana setiap siswa giat berusaha

karena pada umumnya dalam diri setiap individu ada usaha

menonjolkan diri atau ingin dihargai.

d. Memberitahu hasil yang dicapai

Ketika siswa selesai mengerjakan tugasnya, siswa diberitahu

hasilnya, sehingga siswa semakin giat mencapai hasil yang lebih

baik lagi.

e. Guru memberi contoh positif

Guru yang mengharapkan sesuatu dari muridnya, ia juga harus

memperlihatkan contoh yang baik dari yang diberikan, sehingga

siswa menjadi termotivasi untuk meniru contoh positif guru

(37)

C. Prestasi Belajar

1. Pengertian Prestasi Belajar

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, prestasi adalah hasil

yang telah dicapai. Jadi, prestasi belajar adalah hasil yang telah

dicapai dari proses belajar yang dilakukan.

Menurut Bloom dalam artikel Miranda (2004: 68), prestasi

belajar adalah proses belajar yang dialami peserta didik dan

menghasilkan perubahan dalam bidang pengetahuan, pemahaman,

penerapan, daya analisis, sintesis, dan evaluasi. Sedangkan menurut

Lanawati dalam artikel Winarini (2004: 168), prestasi belajar adalah

hasil penilaian pendidik terhadap proses belajar peserta didik sesuai

dengan tujuan instruksional yang menyangkut isi pelajaran dan

perilaku yang diharapkan dari peserta didik.

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

Banyak faktor yang dapat mempengaruhi prestasi belajar peserta

didik. Miranda, Winkel, dan Santrock dalam artikel Winarini (2004:

168-169) menerangkan hal-hal yang dapat mempengaruhi prestasi

belajar, antara lain faktor internal dan faktor eksternal

a. Faktor Internal

1) Kecerdasan

Kecerdasan merupakan kesempurnaan perkembangan akal

(38)

2) Motivasi

Motivasi adalah suatu hasrat atau keinginan yang muncul dari

diri seseorang untuk melakukan sesuatu. Dalam hal ini

motivasi yang dimasud adalahh keinginan yang muncul dari

diri seseorang baik secra intrinsik maupun ekstrinsik untuk

memperoleh prestasi yang baik atau tinggi.

3) Minat

Minat merupakan kecenderungan hati yang tinggi terhadap

suatu hal. Minat dalam hal ini adalah kenginan untuk

memperoleh prestasi belajar.

4) Bakat

Bakat merupakan kemampuan yang dimiliki seseorang yang

dibawa saat lahir. Bakat yang dimiliki setiap orang

berbeda-beda. Prestasi belajar akan dicapai siswa ketika bakat yang

dimilikinya berfungsi secara maksimal.

5) Sikap

Sikap merupakan perbuatan yang berdasarkan pada pendirian

berupa pendapat atau keyakinan. Seseorang yang mempunyai

sikap antusias terhadap suatu hal, maka sesorang akan

berusaha sebaik-baiknya untuk medapatkan hasil maksimal,

misalnya seorang siswa ingin memperoleh peringkat satu di

kelasnya, maka siswa tersebut mengikuti dengan baik setiap

(39)

6) Persepsi diri

Persepsi diri merupakan tanggapan langsung diri sendiri

terhadap suatu hal. Proses yang digunakan yaitu

menggunakan alat-alat indera. Seseorang yang memilki

tanggapan baik terhadap apa yang harus dikerjakan, maka ia

akan memperoleh hasil yang baik. Seorang siswa yang

memiliki persepsi baik terhadap belajar, siswa akan berusaha

memperoleh hasil maksimal atau prestasi yang tinggi.

7) Kondisi fisik

Kondisi fisik merupakan keadaan yang nampak pada diri

seseorang. Sesorang yang memiliki kondisi baik atau sehat

dapat melakukan aktivitas belajar dengan baik sehingga

mampu mempertahan prestasi belajar atau meningkatkan

prestasi belajar. Sebaliknya kondisi fisik yang tidak baik akan

mengganggu proses belajar akaibatnya prestasi belajar dapt

menurun.

b. Faktor Eksternal

1) Lingkungan Keluarga

Dukungan dan perhatian orang tua terhadap proses belajar

anak sangat diperlukan. Hal tersebut dapat dilakukan dengan

cara menerapkan pola asuh yang baik terhadap anak. Orang

(40)

perkembangan belajar anak. Dengan demikian, anak dapat

mencapai prestasi belajar yang maksimal.

2) Lingkungan Sekolah

Prestasi belajar peserta didik ditentukan dari kualitas

pengalaman belajar yang diperolehnya. Jika peserta didik

mendapatkan pengalaman belajar yang berkualitas, prestasi

yang dicapainya pun tentu berkualitas. Oleh karena itu,

proses belajar yang akan dilalui peserta didik harus

disesuaikan dengan karakteristik peserta didik. Dengan

demikian, peserta didik memperoleh pengalaman belajar

secara maksimal demi tercapainya prestasi belajar peserta

didik.

3) Lingkungan Masyarakat

Keadaaan di masyarakat seperti sosial, politik dan ekonomi

sangat mempengaruhi prestasi belajar peserta didik. Suasana

yang mendukung peserta didik untuk belajar akan

meningkatkan prestasi belajar, sebaliknya suasana yang

kurang kondusif akan mengganggu kegiatan belajar

walaupun peserta didik memiliki motivasi yang tinggi.

(41)

D. Hakikat Matematika

1. Pengertian Matematika

Sampai saat ini belum ada definisi yang baku tentang matematika.

Definisi matematika hanya berdasarkan pada sudut pandang pembuat

definisi tersebut. Berikut adalah beberapa definisi matematika:

a. Menurut R. Soedjadi (1988: 4)

Matematika adalah cabang ilmu pengetahuan yang eksak dan

terorganisasi secara sistematik.

b. Menurut Gill Botle (2005: 6)

“mathematics was viwed as a set of procedures principles that had

to be tought before any potential mathematical understanding

could take place”

"matematika dapat dilihat sebagai sebuah satuan prinsip prosedur

yang harus diajarkan sebelum potensi pemahaman matematika

berlangsung".

c. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia

Matematika adalah ilmu tentang bilangan-bilangan, hubungan

antara bilangan, dan prosedur operasional yang digunakan dalam

penyelesaian masalah mengenai bilangan.

Berdasarkan beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan,

matematika merupakan ilmu esak yang berisi prosedur dan prinsip yang

jelas tentang angka-angka dan bilangan yang digunakan untuk

(42)

2. Karakteristik Matematika

Soedjadi (2000: 13 – 19) menjelaskan bahwa matematika

memiliki beberapa karakteristik. Karakteristik tersebut meliputi:

memiliki objek abstrak, bertumpu pada kesepakatan, berpola pikir

deduktif, memiliki simbol yang kosong dari arti, memperhatikan

semesta pembicaraan, dan konsisten dalam sistemnya.

a. Memiliki objek abstrak

Obyek dasar yang dipelajari bersifat abstrak yang merupakan

obyek pikiran manusia. Obyek tersebut meliputi: fakta, konsep,

operasi atau relasi dan prinsip.

b. Bertumpu pada kesepakatan

Kesepakatan dalam matematika merupakan tumpuan yang sangat

penting untuk digunakan semua orang dalam keseharian.

Kesepakatan yang sangat mendasar adalah aksioma dan konsep

primitif. Aksioma diperlukan untuk menghindari pembuktian

yang berputar-putar. Konsep primitif diperlukan untuk

menghindari pendefinisian yang berputar-putar.

c. Berpola pikir deduktif

Pola pikir deduktif merupakan pemikiran yang berpangkal dari

hal bersifat umum diterapkan pada hal yang bersifat khusus.

d. Memiliki simbol yang kosong dari arti

Matematika memiliki banyak simbol berupa huruf maupun bukan

(43)

membentuk suatu model matematika. Model matematika dapat

berupa persamaan, pertidaksamaan, bangun geometrik tertentu,

dan sebagainya.

e. Memperhatikan semesta pembicaraan

Matematika memerlukan kejelasan dalam lingkup yang dipakai.

Lingkup pembicaraan disebut sebagai semesta pembicaraan.

f. Konsisten dalam sistemnya

Matematika mempunyai banyak sistem. Sistem tersebut ada yang

berkaitan satu sama lain, tetapi ada yang terlepas satu sama lain.

Di dalam masing-masing sistem dan struktur berlaku konsistensi

yang di setiap sistem dan strukturnya tidak boleh terdapat

kontradiksi. Suatu teorema atau definisi harus menggunakan

istilah atau konsep yang telah ditetapkan terlebih dahulu.

3. Matematika Sekolah

Matematika sekolah adalah unsur atau bagian dari matematika

yang dipilih berdasarkan pada kepentingan pendidikan dan

perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK).

Bahan ajar yang relevan di sekolah dasar antara lain:

a. Bilangan

b. Geometri dan pengukuran

(44)

4. Tujuan Pendidikan Matematika di Sekolah Dasar

Menurut Standar Isi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

(KTSP) tahun 2007, pendidikan matematika bertujuan agar peserta

didik memiliki kemampuan sebagai berikut:

a. Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan

antarkonsep dan mengaplikasikan konsep atau algoritma, secara

luwes, akurat, efisien, dan tepat, dalam pemecahan masalah.

b. Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi

matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau

menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika.

c. Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami

masalah, merancang model matematika, menyelesaikan model dan

menafsirkan solusi yang diperoleh.

d. Mengkomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau

media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah.

e. Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan,

yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam

mempelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam

pemecahan masalah.

5. Peranan Matematika di Sekolah Dasar

Menurut Sujono (1988: 15-19) peranan matematika di sekolah

(45)

a. Menyiapkan siswa untuk menjadi warga negara yang baik, hemat,

cermat dan ekonomis.

b. Menyiapkan siswa agar dapat memenuhi kebutuhan pokoknya.

c. Menyiapkan siswa untuk terjun dalam masyarakat.

d. Memberi bekal pada siswa agar dapat berkembang sesuai bakatnya.

e. Memberi bekal pada siswa agar berkembang sesuai pendidikan

yang bermakna dan produktif melalui keterampilan dalam

lingkungan.

f. Menyiapkan siswa agar dapat memenuhi kebutuhan diri sendiri

g. Menyiapkan siswa agar menjadi pemikir dan penemu.

h. Mendidik siswa agar mencintai kebenaran dan membenci kejahatan.

i. Pengembangan karakter siswa.

6. Peranan Media dalam Pembelajaran Matematika

Matematika merupakan pembelajaran yang menggunakan sarana

berfikir abstrak. Media dalam pembelajaran sangat diperlukan untuk

memberikan jembatan antara dunia nyata siswa dengan konsep abstrak

matematika. Menurut Sadiman (1984: 7) media adalah segala sesuatu

yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke

penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan

minat serta perhatian siswa sedemikian rupa sehingga proses belajar

terjadi. Berikut merupakan kegunaan media dalam proses belajar

(46)

a. Memperjelas penyajian pesan agar tidak bersifat verbalistis.

Contoh: papan tulis, buku tulis, dan daun pintu yang berbentuk

persegi panjang dapat berfungsi sebagai alat peraga pada saat guru

menjelaskan persegi panjang.

b. Mengatasi keterbatasan ruang, waktu, dan daya indera.

Contoh: menghitung luas wilayah menggunakan perbandingan

skala dan menggunakan kertas berpetak atau millimeter blok.

c. Media yang bervariasi mengatasi sikap pasif siswa sehingga

muncul semangat untuk belajar.

d. Siswa tidak akan cepat lupa dengan ilmu yang telah diperolehnya.

7. Peran Guru dalam Pembelajaran Matematika

Banyak siswa sekolah dasar berasumsi matematika merupakan

mata pelajaran yang sulit. Seorang guru sangat diperlukan untuk

membantu siswa dalam mengatasi permasalahan tersebut. Berikut

adalah peran guru menurut W.S. Winkel (1987: 197):

a. Guru harus memberikan semangat pada siswa tanpa memandang

kemampuan intelektual dan tingkat motivasi. Guru harus bersifat

komunikatif sehingga siswa senang bergaul dengan guru.

b. Guru berperan sebagai fasilitator yaitu membantu siswa dalam

memyelesaikan permasalahan khususnya matematika.

c. Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk menyampaikan

(47)

d. Guru secara aktif mengaitkan kurikulum matematika dengan

dunia nyata siswa secara fisik dan social.

e. Guru menciptakan suasana pembelajaran yang PAKEM yaitu

pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan.

E. Kerangka Berpikir

Matematika merupakan ilmu eksak yang berisi prosedur dan prinsip

yang jelas tentang angka-angka dan bilangan yang digunakan untuk

memecahkan masalah. Banyak orang berasumsi matematika adalah mata

pelajaran yang sulit. Siswa tertanam akan asumsi tersebut yang berakibat

prestasi belajar matematika kurang dibandingkan mata pelajaran lainnya.

Permasalahan belajar matematika yang dihadapi siswa perlu diatasi, salah

satu caranya menggunakan pemberian motivasi. Motivasi dalam belajar

siswa di sekolah dasar berfungsi sebagai salah satu cara untuk mencapai

tujuan belajar. Bentuk-bentuk motivasi di sekolah dapat diberikan dengan

berbagai macam cara sesuai dengan kondisi siswa. Setelah siswa memiliki

motivasi belajar matematika yang tinggi diharapkan dapat meningkatkan

prestasinya dalam mata pelajaran matematika. Berdasarkan hal tersebut

antara motivasi belajar dan pretasi belajar matematika memiliki hubungan

yang erat, besarnya motivasi belajar akan mempengaruhi prestasi belajar

(48)

F. Hipotesis

Berdasarkan kerangka berpikir di atas, dapat disimpulkan bahwa

terdapat hubungan antara motivasi belajar dengan prestasi belajar

matematika siswa Kelas V SD Kanisius Kenteng semester 1 Tahun Ajaran

2010/2011. Berdasarkan kesimpulan tersebut, peneliti mengembangkan

hipotesis sebagai berikut:

“Ada hubungan antara motivasi belajar dengan prestasi belajar matematika

(49)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian yang sesuai untuk menjawab rumusan masalah dan menguji

hipotesis adalah penelitian kuantitatif. Desain penelitian yang digunakan

peneliti yaitu penelitian korelasional. Penelitian ditujukan untuk

mengetahui hubungan suatu variabel dengan variabel lain. Hubungan antara

satu variabel dengan variabel lain dinyatakan dengan kohefisien korelasi

dan signifikansi dalam statistik. Korelasi antara dua variabel atau lebih

dapat mengetahui pengaruh atau hubungan sebab-akibat dari satu variabel

terhadap variabel lain. Korelasi positif berarti nilai yang tinggi dalam suatu

variabel berhubungan dengan nilai yang tinggi pada variabel lain. Korelasi

negatif berarti nilai yang sangat tinggi dalam satu variabel berhubungan

dengan nilai yang lebih rendah dalam variabel lain. Dalam penelitian ini

motivasi belajar sebagai variabel bebas dan prestasi belajar matematika

sebagai variabel terikat.

.

B. Tempat Penelitian dan Jadwal Penelitian

Penelitian dilakukan di SD Kanisius Kenteng yang beralamat

Kenteng, Kembang, Nanggulan, Kulon Progo, Yogyakarta. Penelitian akan

dilaksanakan pada semester 2 Tahun Ajaran 2010/2011 dengan jadwal

sebagai berikut:

(50)

Tabel No. 1 Jadwal Penelitian

No Kegiatan Bulan

Januari Februari Maret April Mei Juni

1 Observasi kelas

2 Menyusun Proposal

penelitian

3 Uji coba intrumen

penelitian

4 Analisis hasil uji coba

instrument penelitian

5 Pelaksanaan penelitian

dan pengumpulan data

6 Analisis hasil penelitian

7 Penyusunan laporan hasil

penelitian

C. Subyek Penelitian

Subyek penelitian adalah siswa kelas V SD Kanisius Kenteng

semester 2 Tahun Ajaran 2010/2011 dengan jumlah siswa 19 orang.

D. Instrumen Penelitian

Langkah paling penting dalam penelitian adalah pengumpulan data.

(51)

1. Angket

Angket merupakan suatu daftar pernyataan tertulis yang terinci dan

lengkap yang harus dijawab responden tentang diri atau hal-hal yang

diketahuinya (Masidjo, 2007: 21).

2. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan penyimpanan informasi di bidang

pengetahuan yang dikumpulkan berupa bukti-bukti dan keterangan.

Dokumentasi dalam penelitian ini adalah daftar nilai siswa.

E. Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan instrumen yang

telah disusun:

1. Angket

Angket disusun dengan mempertimbangkan acuan sebagai berikut:

a. Berdasarkan indikator motivasi belajar yang digunakan sebagai

kisi-kisi

b. Berdasarkan tinjauan penelitian sebelumnya dengan judul

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA

DENGAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA DI

KALANGAN PARA SISWA KELAS I SMUK SANG TIMUR

YOGYAKARTA CATURWULAN II TAHUN AJARAN

(52)

Peneliti menggunakan penelitian tersebut sebagai acuan karena

relevan dengan penelitian yang dikembangkan peneliti.

c. Buku tentang TEORI MOTIVASI DAN PENGUKURANNYA

yang disusun oleh Hamsyah.

d. Konsultasi pada dosen pembimbing.

Tabel No. 2 Kisi-kisi Angket Motivasi Belajar

Dimensi Indikator Nomor butir Jumlah Positif Negatif

Motivasi

intrinsik

Tanggung jawab siswa dalam

melaksanakan tugas.

1 14, 21 3

Mengutamakan prestasi dari apa

yang dikerjakannya.

2, 3, 22 15 4

Memiliki perasaan senang dalam

belajar.

7, 16, 23 6 4

Selalu berusaha untuk mengungguli

orang lain.

24, 26 4, 25 4

Motivasi

ekstrinsik

Senang memperoleh pujian dari apa

yang dikerjakannya.

17, 27 5, 28 4

Belajar dengan harapan ingin

memperoleh nilai.

8, 9 18 3

Belajar dengan harapan ingin

memperoleh prestasi.

19 10, 30 3

Peran hukuman dalam proses

belajar.

(53)

Belajar karena orang lain memiliki

prestasi lebih baik.

12 29 2

Jumlah soal 17 13 30

Angket setelah disusun kemudian diujicobakan kepada siswa kelas V

SD Kanisius Klepu semester 2 Tahun Ajaran 2010/2011 yang

berjumlah 30 siswa, dengan maksud untuk mendapatkan informasi

sehubungan dengan motivasi belajar. Setelah angket diujicobakan,

maka perlu dicari validitas dan reliabilitas.

a. Validitas

Validitas merupakan dukungan bukti dan teori terhadap

penafsiran skor tes sesuai dengan tujuan penggunaan tes.

Validitas sering disebut kesahihan. Kesahihan dibatasi sebagai

tingkat kemampuan suatu instrumen untuk mengungkapkan

sesuatu yang menjadi sasaran pokok pengukuran yang dilakukan

dengan instrumen tersebut. Suatu instrumen dinyatakan sahih

jika instrumen itu mampu mengukur apa saja yang hendak

diukurnya (Sutrisna Hadi, 1991: 1). Validitas yang digunakan

memakai validitas butir dan perhitungannya memakai korelasi

product–moment dari Pearson dengan mencari koefisien korelasi

skor setiap butir dibandingkan keseluruhan skor. Cara

(54)

Tabel No. 3 Skor Item Angket Alternatif Jawaban Responden

Soal positif (+) Soal negatif (-)

Sangat Setuju 4 Sangat Setuju 1

Setuju 3 Setuju 2

Kurang Setuju 2 Kurang Setuju 3

Tidak Setuju 1 Tidak Setuju 4

Koefisien korelasi product -moment dari Pearson:



2 2

y x

xy rxy

xy

r = koefisien korelasi X dan Y

x = skor setiap item

y = total skor

Hasil analisis uji coba angket diperoleh 26 butir yang valid,

(dapat dilihat pada lampiran 2 halamam 66)

b. Reliabilitas

Reliabilitas disebut juga dengan keandalan. Keandalan suatu

instrumen menuntut kemantapan, keajegan, dan stabilitas

pengamatan dengan instrumen. Reliabilitas yang digunakan

(55)

dua bagian kemudian mencari korelasi rxy dengan korelasi dari

Pearson. Setelah mencari korelasi rxy, kemudian disesuaikan

dengan rumus dari Spearman-Brown.

Tabel No. 4 Klasifikasi Koefisien Korelasi Reliabilitas

Besarnya "r" Product Moment Interpretasi

±0,00 - ±0,20 Tidak terdapat korelasi atau sangat rendah

±0,21 - ±0,40 Rendah

X = jumlah skor nomor ganjil

Y = jumlah skor nomor genap

Hasil dari tes tersebut dibagi menjadi dua bagian maka koefisien

dari dua bagian tersebut baru mencerminkan sengah tes. Taraf

reliabilitas satu tes diperoleh menggunakan formula koreksi

(56)

 

rgg = koefisien reliabilitas

xy

r = koefisien korelasi X dan Y

Setelah angket diujicobakan di SD Kanisius Klepu dan dilakukan

perhitungan secara statistik diperoleh koefisien reliabilitas 0,863

dengan klasifikasi tinggi (dapat dilihat pada lampiran 3 halaman

67). Berikut adalah kisi-kisi angket setelah dilakukan uji coba dan

perhitungan secara statistik

Tabel No. 5 Revisi Kisi-kisi Angket Motivasi Belajar Setelah Uji Coba

Dimensi Indikator Nomor butir Jumlah Positif Negatif

Motivasi

intrinsik

Tanggung jawab siswa dalam

melaksanakan tugas.

1 12 2

Mengutamakan prestasi dari apa yang

dikerjakannya.

2, 3, 19 13 4

Memiliki perasaan senang dalam

belajar.

6, 14, 20 5 4

Selalu berusaha untuk mengungguli

orang lain.

21, 23 4, 22 4

Motivasi

ekstrinsik

Senang memperoleh pujian dari apa

yang dikerjakannya.

15 24 2

Belajar dengan harapan ingin

memperoleh nilai.

7, 8 16 3

Belajar dengan harapan ingin

memperoleh prestasi.

(57)

Peran hukuman dalam proses belajar. 11, 18 9 3

belajar karena orang lain memiliki

prestasi lebih baik.

10 25 2

Jumlah soal 16 10 26

2. Dokumentasi

Untuk memperoleh data prestasi belajar matematika memakai dokumen

siswa yang berupa nilai rapor siswa kelas V semester 1 Tahun Ajaran

2010/2011. Data diperoleh dari guru kelas V SD Kanisius Kenteng.

F. Teknik Analisis Data

1. Motivasi belajar siswa kelas V SD Kanisius Kenteng semester 1 Tahun

Ajaran 2010/2011 diperoleh dengan mengurutkan data angket motivasi

dari jumlah skor tertinggi ke terendah dan dibagi 3 kelompok.

Tabel No. 6 Klasifikasi Skor Angket Motivasi

Klasifikasi Keterangan Jumlah Skor Jawaban

78 – 104 Tinggi

51 – 77 Sedang

26 – 50 Rendah

2. Prestasi belajar matematika siswa kelas V SD Kanisius Kenteng

semester 1 Tahun Ajaran 2010/2011 diperoleh dari nilai raport semester

(58)

3. Hubungan antara motivasi belajar dan prestasi belajar matematika siswa

r = koefisien korelasi serial

r

SD = standar deviasi nilai rapor matematika

p = proporsi skor angket motivasi belajar

4. Besarnya sumbangan variabel motivasi terhadap prestasi belajar siswa

kelas V SD Kanisius Kenteng semester 1 Tahun Ajaran 2010/2011

(59)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data

1. Motivasi Belajar

Data penelitian motivasi belajar diperoleh menggunakan angket

motivasi belajar yang diberikan kepada 19 subyek yaitu siswa kelas V

SD Kanisius Kenteng semester 1 Tahun Ajaran 2010/2011. Berikut

adalah hasil pengumpulan data menggunakan angket:

Tabel No. 7 Hasil Angket Motivasi Belajar Siswa Kelas V SD Kanisius

Kenteng semester 1 Tahun Ajaran 2010/2011

NO NAMA SKOR ANGKET

MOTIVASI BELAJAR

RENDAH SEDANG TINGGI

1 A 80

2 B 76

3 C 69

4 D 65

5 E 78

6 F 74

7 G 50 

8 H 77

9 I 73

10 J 80

(60)

11 K 76

12 L 75

13 M 77

14 N 71

15 O 72

16 P 84

17 Q 82 

18 R 72

19 S 69

Jumlah 1 13 5

Persentase 5,26% 68,42% 26,32%

Berdasarkan data hasil penelitian didapatkan 3 macam

klasifikasi motivasi belajar yaitu motivasi belajar rendah, motivasi

belajar sedang dan motivasi belajar tinggi. Jumlah siswa yang

memiliki motivasi rendah berjumlah 1 orang dengan persentase

5,26%, siswa yang memiliki motivasi sedang berjumlah 13 siswa

dengan persentase 68,42% dan siswa yang memiliki motivasi tinggi

berjumlah 5 siswa dengan persentase 26,32%. Berikut adalah bagan

persentase motivasi belajar siswa kelas V SD Kanisius Kenteng

(61)

Gambar No. 1 Bagan Persentase Motivasi Belajar

2. Prestasi Belajar

Prestasi belajar matematika siswa kelas V SD Kanisius Kenteng

yang diperoleh dari nilai rapor Kelas V semester 1 Tahun Ajaran

2010/2011 sebagai berikut:

Tabel No. 8 Nilai Rapor Kelas V semester 1 Tahun Ajaran 2010/2011

NO NAMA NILAI RAPOR RANKING

1 A 81 2

2 B 80 3

3 C 65 16

4 D 68 10

5 E 77 5

6 F 62 18

7 G 65 14

Motivasi tinggi

Motivasi Sedang

Motivasi Rendah

26,32%

68,42%

5

,2

6

(62)

8 H 65 13

9 I 52 19

10 J 85 1

11 K 65 12

12 L 68 9

13 M 68 8

14 N 73 6

15 O 65 15

16 P 68 7

17 Q 65 17

18 R 78 4

19 S 65 11

JUMLAH 1315 RATA-RATA 69.21

Berikut adalah rangkuman hasil pengumpulan data motivasi belajar

dan prestasi belajar matematika:

Tabel No. 9 Motivasi Belajar dan Prestasi Belajar

NO NAMA SKOR MOTIVASI BELAJAR

NILAI PRESTASI BELAJAR

1 A 80 81

2 B 76 80

(63)

4 D 65 68

5 E 78 77

6 F 74 62

7 G 50 65

8 H 77 65

9 I 73 52

10 J 80 85

11 K 76 65

12 L 75 68

13 M 77 68

14 N 71 73

15 O 72 65

16 P 84 68

17 Q 82 65

18 R 72 78

(64)

B. Analisis Data

Sebelum data dianalisis secara statistik. Semua data harus diuji.

Pengujian tersebut meliputi uji asumsi normalitas dan uji asumsi linearitas.

Berikut adalah uji asumsi normalitas data motivasi belajar.

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Motivasi Belajar

N 19

Normal Parametersa Mean 73.6842

Std. Deviation 7.46140

Most Extreme Differences Absolute .160

Positive .093

Negative -.160

Kolmogorov-Smirnov Z .697

Asymp. Sig. (2-tailed) .717

a. Test distribution is Normal.

(65)

Data motivasi belajar telah memenuhi asumsi normalitas

menggunakan metode Kolmogorov-Smirnov. Besar signifikansi

menggunakan Kolmogorov-Smirnov adalah 0,717. Signifikansi uji asumsi

normalitas diatas 0,1 sehingga data mengikuti distribusi normal.

Data prestasi belajar matematika siswa Kelas V SD Kanisius Kenteng

semester 1 Tahun Ajaran 2010/2011, setelah dilakukan pengujian asumsi

normalitas dapat dilihat sebagai berikut:

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Prestasi Belajar

N 19

Normal Parametersa Mean 69.2105

Std. Deviation 7.94131

Most Extreme Differences Absolute .245

Positive .245

Negative -.193

Kolmogorov-Smirnov Z 1.067

Asymp. Sig. (2-tailed) .205

a. Test distribution is Normal.

Gambar

Gambar  No. 1  Bagan Persentase Motivasi Belajar .......................................
Tabel No. 1 Jadwal Penelitian
Tabel No. 2 Kisi-kisi Angket Motivasi Belajar
Tabel No. 3 Skor  Item Angket  Alternatif  Jawaban  Responden
+7

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan dari perencanaan keperawatan pada masalah kebutuhan istirahat dan tidur ialah untuk mempertahankan kebutuhan istirahat dan tidur dalam batas normal, penurunan waktu mulai

Pejabat Pengadaan Barang / Jasa Bidang Sumber Daya Air Dinas Pekerjaan Umum dan ESDM Kabupaten

Puji syukur kehadirat Tuhan Yesus Kristus, karena berkat penyertaan dan kekuatan-Nya penulis dapat menyelesaikan Tesis yang berjudul “Analisis Reservoir Karbonat: Diagenesa

Berdasarkan Hasil Evaluasi Dokumen Prakualifikasi dan Pembuktian Dokumen Prakualifikasi, Panitia Non Fisik I Direkorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi

Ratu Boko merupakan kawasan wisata budaya. Kegiatan pada kawasan Ratu Boko selalu berorientasi pada situs arkeologis Ratu Boko sendiri. Hasil studi kelayakan

Selain pelayanan yang terjadi di dalam toko pada saat konsumen berkunjung, bentuk pelayanan lain yang lebih khusus dapat menjadi pilihan bagi pengelola toko

Apabila jumlah kepemilikan Unit Penyertaan MANDIRI INVESTA PASAR UANG yang tersisa kurang dari Saldo Minimum Kepemilikan Unit Penyertaan sesuai dengan yang dipersyaratkan pada

[r]