• Tidak ada hasil yang ditemukan

Asuhan Keperawatan pada Klien dengan Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar Istirahat Tidur di Kelurahan Siti Rejo II Kecamatan Medan Amplas

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Asuhan Keperawatan pada Klien dengan Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar Istirahat Tidur di Kelurahan Siti Rejo II Kecamatan Medan Amplas"

Copied!
62
0
0

Teks penuh

(1)

LAMPIRAN

CATATAN PERKEMBANGAN Implementasi dan Evaluasi Keperawatan Diagnosa Hari/

tanggal

Pukul Tindakan Keperawatan tempat tidur tidak nyaman, lampu

(2)

A: Masalah belum teratasi P: Intervensi

dilanjutkan Perubahan kualitas

tidur berhubungan

2. Beri kesempatan pada klien untuk mengungkapkan

perasaannya

3. Bantu klien untuk mengungkapkan

(3)

Implementasi dan Evaluasi Keperawatan Diagnosa Hari/

tanggal

Pukul Tindakan Keperawatan tempat tidur tidak nyaman, lampu terlalu terang, suara bising

1. Fasilitas klien

(4)

Perubahan kualitas tidur berhubungan dengan faktor psikologis: cemas,

nyeri

1. Kaji tingkat

aktifitas klien 2. Kaji gangguan pola tidur yang

langsung berhubungan

dengan rasa takut dan ansietas

(5)

Implementasi dan Evaluasi Keperawatan Diagnosa Hari/

tanggal

Pukul Tindakan Keperawatan tempat tidur tidak nyaman, lampu terlalu terang, suara bising

1. Hindari suara

keras

2. Atur suhu

ruangan

3. Atur cahaya lampu

4. Anjurkan klien untuk

Perubahan kualitas tidur berhubungan dengan faktor psikologis: cemas, nyeri

1. Cegah minuman yang

mengandung kafein seperti teh, kopi dan yang mengandung gas seperti sprite cola-cola dll 2. Lakukan massage

(6)

3. Anjurkan klien mengonsumsi

makanan yang mengandung

triptofan yaitu: susu kedelai,

tahu, kacang- kacangan,biji-bijian, ikan, telur 4. Anjurkan klien

untuk ke pelayanan

kesehatan 5. Tingkatkan

istirahat dan tidur yang adekuat

6. Jelaskan pada klien penyebab nyeri

7. Lakukan teknik nonfarmakologis (relaksasi dan massage

punggung)

saat tidur O: Klien tidur malam 7 jam TTV

TD: 140/80 mmHg

(7)

FORMAT PENGKAJIAN KEPERAWATAN DATA KOMUNITAS

A. STRUKTUR DAN SIFAT KELUARGA 1. Identifikasi Istri/Suami

1. Nama :

2. Jeniskelamin :

3. Umur :

4. Agama :

5. Suku :

6. Pendidikan :

7. Pekerjaan :

8. Alamat :

2. Susunananggotakeluarga

No .

Nama Umur L/P Hub. Agama Pendidikan Imunisasi

1.

2. 3.

4.

5.

3. Tipekeluarga (Diisiolehpetugas) :

B. KEBUTUHAN NUTRISI 4. Cara penyajian makanan :

a. Terbuka

b. Kadang tertutup c. Tertutup

5. Kebiasaan dalam mengelola air minum : a. Kadang dimasak

(8)

d.Lain-lain, sebutkan...

6. Kebiasaan keluarga dalam mengelola makanan : a. Tidak dicuci

b. Dicuci lalu dipotong c. Dipotong lalu dicuci d. Lain-lain, sebutkan...

C. KEBUTUHAN ISTIRAHAT DAN TIDUR Kebiasaan tidur dalam keluarga :

a. Pagi b. Siang c. Malam

d. Siang dan malam e. Lain-lain, sebutkan...

D. AKTIFITAS DAN OLAHRAGA

1. Apakah keluarga senang berolahraga : a. Ya b. Tidak

2. Apakah semua anggota keluarga mengikuti : a. Ya b. Tidak

E. EKONOMI

1. Sarana ekonomi apa yang ada di wilayah keluarga ? a. Pasar

b. Bank c. UUD/KUD

d. Perusahaan / industri

2. Berapakah penghasilan rata-rata keluarga setiap bulan ? a. < Rp. 500.000 c. > Rp. 1.000.000 b. Rp. 500.000–Rp. 1.000.000

(9)

b. Tidak

4. Jaminan kesehatan di keluarga anda?

a. ASKES d. Tidak ada

b. JPS e. Lain-lain,sebutkan... c. Surat Keterangan Tidak Mampu/SKTM

5. Apakah penghasilan keluarga dapat mencukupi untuk biaya hidup a. Ya

b. Tidak

F. SOSIAL

1. Bagaimana hubungan antar anggota keluarga lain a. Dekat

b. Kurang dekat c. Lain – lain...

2. Apakah anggota keluarga terlibat aktif dalam kegiatan di masyarakat a. Ya, sebutkan...

b. Tidak

G. PENDIDIKAN

1. Adakah anggota keluarga yang sedang mengikuti pendidikan di luar pendidikan formal ?

a. Ya b. Tidak

2. Adakah anggota keluarga yang tidak bisa membaca ? a. Ya

b. Tidak

3. Adakah anggota keluarga yang mempunyai keterampilan khusus ? a. Ya, Sebutkan....

b. Tidak

(10)

H. PSIKOLOGIS

Pola Komunikasi

1. Pola komunikasi dalam keluarga : a. Terbuka

b. Tertutup

2. Bahasa yang digunakan : a. Bahasa Daerah

b. Bahasa Indonesia c. Lain-lain, sebutkan...  Pola Pertahanan

1. Mekanisme penanggulangan masalah dalam keluarga : a. Mandiri

b. Bersama-sama

c. Minta bantuan orang lain d. Lain-lain, sebutkan....

2. Bagaimana respon keluarga bila salah satu anggota keluarga bermasalah?

a. Membantu mencari jalan keluar b. Acuh tak acuh

c. Lain-lain, sebutkan....

I. SPIRITUAL

1. Apakah anggota keluarga taat menjalankan ibadah ? a. Ya

b. Tidak

2. Jika tidak, mengapa...

J. FAKTOR LINGKUNGAN PERUMAHAN

1. Jenis rumah:

(11)

2. Jenis bangunan:

a. Permanen c. Semi permanen b. Non permanen

3. Luas pekarangan:...m2 4. Luas bangunan :...m2 5. Atap rumah:

a. Sirap c. Genteng b. Seng d. Lain-Lain,...

6. Apakah di rumah terdapat jendela/lubang angin: a. Ya b. Tidak

7. Apakah jendela di buka setiap hari? a. Ya b. Tidak

8. Jika ya, berapa luas jendela/lubang angin seluruhnya? a. < 20 % luas lantai

b. ≥ 20 % luas lantai 9. Pencahayaan rumah

a. Baik b. Kurang c. cukup 10.Penerangan :

a. Lampu tempel b. Petromaks c. Listrik

11.Lantai:

a. Tanah c. Plester b. Papan d. ubin

12.Vektor yang banyak di sekitar rumah dan membahayakan kesehatan : a. Lalat b. Kecoa c. Burung d. Nyamuk e. Anjing f. Kucing 13.Kebersihan didalam rumah :

a. Bersih b. Cukup bersih c. Tidak bersih 14.Bila tidak bersih disebabkan oleh :

(12)

c. Sampah

15.Kebersihan halaman : a. Bersih

b. Tidak bersih  SUMBER AIR

1. Apakah keluarga mempunyai sumber air sendiri ? a. Ya b. Tidak

2. Jika Ya, apa jenisnya ? a. Sumur gali

b. Sungai c. Mata air d. Ledeng

e. Sumur Pompa f. Sumur Bor

g. Lain- lain, sebutkan...

3. Jika Tidak, dari mana sumber airnya ? ……….

4. Apakah air untuk minum diambil dari sumber air tersebut ? a. Ya b. Tidak

5. Jika Tidak, bagaimana memperolehnya ? ... 6. Tempat penyimpanan air ?

a. Tertutup b. Terbuka 7. Pengurasan tempat penampungan air :

a. Tidak pernah b. <3 hari c. >3 hari

8. Penggunaan air minum :

a. Dimasak b. Tidak dimasak 9. Kualitas sumber air :

a. Berbau b. Berasa c. Berwarna d. Lain-lain,...

10.Dari mana sumber air yang digunakan untuk keperluan kebersihan : a. Sungai b. Ledeng

c. Pompa air d. Sumur gali

(13)

PEMBUANGAN AIR LIMBAH

1. Apakah rumah ini mempunyai saluran pembuangan air limbah ? a. Ya b. Tidak

2. Bagaimana kondisi saluran pembuangan air limbah ? a. Tertutup lancar c. Terbuka lancar b. Tertutup tergenang d. Terbuka tergenang  PEMBUANGAN SAMPAH

1. Cara pembuangan sampah keluarga ; a. Di bakar c. Di sungai

b. Di timbun d. Di sembarang tempat 2. Keadaan tempat penampungan sampah :

a. Terpelihara b. Tidak terpelihara  KEPEMILIKAN KANDANG TERNAK 1. Pemilikan kandang ternak :

a. Ada b. Tidak

2. Bila ada, dimana letak kandang dengan rumah induk ? a. Diluar rumah b. Didalam rumah

c. Menempel rumah

3. Bila mempunyai hewan ternak, bagaimana cara pemanfaatan kotoran ternak ?

a. Di tampung c. Di buang sembarang tempat

b. Di timbun d. Lain-lain, sebutkan...  PEMBUANGAN KOTORAN/TINJA

1. Apakah keluarga mempunyai tempat pembuangan tinja? a. Ya b. Tidak

2. Tempat pembuangan tinja yang dimiliki : a. Angsatrine c. Cemplung b. Kolam d. Septic Tank 3. Dimana keluarga melakukan buang air besar ?

a. Selokan d. Jamban angsatrine b. Jamban cemplung e. Septictank

(14)

4. Bagaimana kondisinya ?

a. Terpelihara b. Tidak terpelihara

5. Berapa jarak tempat pembuangan tinja dengan sumber air? a. >10 meter b. <10 meter

K. KOMUNIKASI DAN TRANSPORTASI

1. Melalui apakah keluarga menerima informasi tentang kesehatan ?

a. TV d. Radio

b. Koran/majalah e. Penyuluhan di Puskesmas/Posyandu c. Edaran dari Desa f. Papan pengumuman RW./Desa 2. Sarana Transportasi umum yang digunakan oleh keluarga :

a. Bus d. andong

b. Angkutan umum e. Kendaraan sendiri c. Becak

3. Cara keluarga pergi ke sarana pelayanan kesehatan : a. Jalan kaki d. Naik mobil b. Naik sepeda e. Naik andong c. Naik sepeda motor f. Angkutan umum

L. PELAYANAN KESEHATAN DAN SOSIAL

1. Adakah anggota keluarga yang menderita sakit pada satu tahun terakhir?

a. Ada

b. Tidak ada

2. Bila ada, jenis penyakitnya ;

a. ISPA e. DBD ( Demam Berdarah Dengue ) b. TBC f. Rheumatik

c. Asma g. Kulit d. Typhoid h. Hipertensi

e. Diare i. Lain-lain, sebutkan... 3. Bila ada, bagaimana mengatasinya ?

(15)

c. Berobat ke Dokter Umum g. Diobati sendiri d. Berobat ke Dokter Spesialis h. Dibiarkan 4. Adakah anggota keluarga yang sakit saat ini ?

a. Ada b. Tidak ada 5. Jika ada bagaimana mengatasinya ?

a. Berobat ke Puskesmas e. Berobat ke perawat/bidan b. Berobat ke dukun g. Diobati sendiri

c. Berobat ke Dokter Umum h. Dibiarkan d. Berobat ke Dokter Spesialis

6. Bila ada, jenis penyakitnya :

a. ISPA e. DBD ( Demam Berdarah Dengue ) b. TBC f. Rheumatik

c. Asma g. Kulit d. Typhoid h. Hipertensi

e. Diare i.Lain-lain, sebutkan... 7. Adakah resiko tinggi dalam keluarga:

a. Ada b. Tidak 8. Bila ada sebutkan jenisnya:

a. Maternal d. Lansia

b. Bayi e. Penyakit Kronis

c. Balita f. Tindak lanjut pengobatan dan drop out

9. Apakah keluarga mendapatkan pembinaan dan tenaga kesehatan ? a. Ya b. Tidak

10.Jika ya, bagaimana tanggapan keluarga mengenai petugas kesehatan ? a. Baik b. Tidak baik

11.Apakah keluarga merasa perlu mendapatkan pengarahan, penyuluhan/informasi kesehatan ?

a. Tidak c. Ya, secara kelompok b. Ya, secara individu

(16)

13.Jika ada, jenis kegiatan kader ?

a. Kader Posyandu bayi balita c. Kader KB

b. Kader Posyandu lansia d. Lain – lain, sebutkan... 14.Apakah kader aktif mengikuti kegiatan ?

a. Ya b. Tidak 15.Jika tidak alasannya:

a. Tidak ada waktu c. Malas

b. Posyandu tidak aktif d.Lain-lain,sebutkan.... 16.Apakah kader sudah mendapatkan pelatihan ?

a. Sudah b. Belum 17.Jika sudah, jenis pelatihan ?

a. deteksi ibu hamil beresiko b. Sistem 5 meja dalam posyandu c. Imunisasi

d. Deteksi dini tumbuh kembang bayi dan balita e. senam hamil

f. Senam lansia g. Pengisian KMS

h. Lain –lain, sebutkan ...

18.Adakah anggota keluarga ytang menjadi dukun beranak ? a. Ada b. Tidak

19.Jika ada apakah sudah mendapatkan pelatihan a.Sudah b. Belum

20.Jika sudah, jenis pelatihannya

a. Pertolongan persalinan 3 B c. Perawatan bayi

b. Deteksi ibu hamil resti d. Lain-lain, sebutkan... 21.Jika ada apakah memiliki dukun kit ?

a. Ya b. Tidak 22.Jika ya, bagaimana kondisinya?

(17)

23.Apakah setiap menolong persalinan didampingi oleh bidan ? a. Ya c. Kadang – kadang

b. Tidak

24.Jika tidak alasannya ?

a. Bidan tidak mengetahui d. Bidan Sibuk

b. Bidan tidak ada e. Lain-lain, Sebutkan... c. Bidan tidak mau

25.Jika mendapatkan kesulitan dalam menolong persalinan apa yang dilakukan ?

a. Ditangani sendiri d.Dirujuk ke Rumah sakit b.Minta bantuan dukun lain e. Lain-lain,sebutkan.... c.Minta bantuan bidan

26.Adakah anggota keluarga yang m,eninggal pada satu tahun terakhir ? a. Ada b. Tidak

27.Jika ada, siapa ?

a. Ayah d. Balita b. Ibu e. Balita

c. Neonatus f. Anak 28.Apakah penyebab kematian tersebut ?

a. Penyakit kronis d. Perdarahan Post Partum b. Perdarahan ante partum e. Kelainan Kongenital

c. Perdarahan intra partum f. Lain-lain, sebutkan...

(18)
(19)
(20)

37

DAFTAR PUSTAKA

Alimul H, Aziz. (2011). Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia: Aplikasi Konsep dan Proses Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika

Asmadi. (2008). Teknik Prosedural Keperawatan: Konsep dan Aplikasi KebutuhanDasar Klien. Jakarta: Salemba Medika

Departemen Kesehatan RI. (2013). Hipertensi. Jakarta: Depkes RI

James E Gangswich, et al. Short sleep duration as a risk factors hypertension.

Circulation AHA Journal. 2006.

McCloskey, B. (2013). Nursing Intervension Classification (NIC). Second Edition. Mosby: St. Louis.

Moorhead, S, dkk. (2013). Nursing Outcames Classification (NOC). Third Edition. Mosby: Lowa City.

Nanda Internasional. (2012). Diagnosis Keperawatan 2012-2014. EGC:Jakarta.

Potter Perry. (2005). Fundamental Keperawatan, Edisi 4. Jakarta: EGC

Sheps Sheldon. (2005). Mayo Clinic Hipertensi: Mengatasi Tekanan Darah Tinggi. Jakarta: Duta Prima

Udjianti, Wajan Juni. (2010). Keperawatan Kardiovaskuler. Jakarta Selatan: Salemba Medika

(21)

4 BAB II

PENGELOLAAN KASUS

1.Konsep Dasar Asuhan Keperawatan dengan Masalah Kebutuhan Istirahat Tidur

1.1 Definisi

Kata ‘istirahat’ mempunyai arti yang sangat luas meliputi bersantai, menyegarkan diri, diam menganggur setelah melakukan aktivitas, serta melepaskan diri dari apapun yang membosankan, menyulitkan atau menjengkelkan. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa istirahat merupakan keadaan yang tenang, rileks, tanpa tekanan emosional dan bebas dari kecemasan (Asmadi, 2008). Istirahat adalah suatu keadaan dimana kegiatan jasmaniah menurun yang berakibat badan menjadi lebih segar (Asmadi, 2008).

Terdapat beberapa karakteristik dari istirahat, Narrow, yang dikutip oleh Potter dan Perry (1993), mengemukakan enam karakteristik yang berhubungan dengan istirahat, diantaranya: merasa segala sesuatu dapat diatasi dan di bawah kontrolnya, merasa diterima eksistensinya baik di tempat tinggal, kantor, atau dimanapun. Juga termasuk ide-idenya diterima oleh orang lain, bebas dari gangguan dan ketidaknyamanan, memiliki kepuasan terhadap aktivitas yang dilakukannya, mengetahui adanya bantuan sewaktu-waktu bila memerlukan (Alimul, 2006).

Kebutuhan istirahat dapat dirasakan apabila semua karakteristik tersebut di atas dapat terpenuhi. Hali ini dapat di jumpai apabila pasien merasakan segala kebutuhannya dapat diatasi dan adanya pengawasan maupun penerimaan dari asuhan keperawatan yang diberikan sehingga dapat memberikan kedamaian. Apabila pasien tidak merasakan enam kriteria tersebut diatas, maka kebutuhan istirahatnya masih belum terpenuhi sehingga diperlukan tindakan keperawatan yang dapat meningkatkan terpenuhinya kebutuhan istirahat dan tidur, misalnya mendengarkan secara hati-hati tentang kekhawatiran personal pasien dan mencoba meringankannya jika memungkinkan (Alimul, 2006).

(22)

masing-5

masing menyatakan fase kegiatan otak dan badaniah yang berbeda (Tarwoto & Wartonah, 2010). Tidur juga Merupakan suatu keadaan tidak sadar dimana persepsi dan reaksi individu terhadap lingkungan menurun atau hilang, dan dapat dibangunkan kembali dengan indra atau rangsangan yang cukup. Tujuan seseorang tidur tidak jelas diketahui, namun diyakini tidur diperlukan untuk menjaga keseimbangan mental emosional fisiologis dan kesehatan. Seseorang dapat dikategorikan tidur apabila terdapat tanda-tanda sebagai berikut (Asmadi, 2008): aktivitas fisik yang minimal, tingkat kesadaran yang bervariasi, terjadi perubahan-perubahan proses fisiologis tubuh dan penurunan respons terhadap rangsangan dari luar (Asmadi,2008).

1.2 Fisiologi Tidur

Fisiologi tidur merupakan pengaturan kegiatan tidur oleh adanya hubungan mekanisme serebral yang secara bergantian untuk mengaktifkan dan menekan pusat otak agar dapat tidur dan bangun. Salah satu aktivitas tidur ini diatur oleh sistem pengaktivasi retikularis yang merupakan sistem yang mengatur seluruh tingkatan kegiatan susunan saraf pusat termasuk pengaturan kewaspadaan dantidur terletak dalam mesensefalon dan bagian atas pons. Selain itu, reticular activating system (RAS) dapat memberikan rangsangan visual, pendengaran, nyeri, dan perabaan juga dapat menerima stimulasi dari korteks serebri termasuk rangsangan emosi dan proses pikir. Dalam keadaan sadar, neuron dalam RAS

akan melepaskan katekolamin seperti norepineprin. Demikian juga pada saat tidur, kemungkinan disebabkan adanya pelepasan serum serotinin dari sel khusus yang berada di pons dan batang otak tengah, yaitu bulbar synchronizing regional (BSR), sedangkan bangun tergantung dari keseimbangan implus yang diterima dipusat otak dan sistem limbik. Dengan demikian, sistem pada batang otak yang mengatur siklus atau perubahan dalam tidur adalah RAS dan BSR (Alimul, 2006).

1.3 Tahapan Tidur

(23)

6

dari empat stadium, yaitu tidur stadium satu, tidur stadium dua, tidur stadium tiga, tidur stadium empat dan memerlukan kira-kira 90 menit selama siklus tidur, kemudian diikuti oleh fase REM adalah tahapan terakhir kira-kira 90 menit sebelum tidur berakhir. Fase NREM dan REM terjadi secara bergantian sekitar 4-6 siklus dalam semalam (Potter & Perry, 2005).

Pertama pada fase NREM ada empat stadium yaitu: Tidur stadium satu, pada tahap ini seseorang akan mengalami tidur yang dangkal dan berlangsung beberapa menit, dapat terbangun dengan mudah oleh karena suara atau gangguan lain. Selama tahap pertama tidur, mata akan bergerak perlahan-lahan, dan aktivitas otot melambat (Tarwoto & Wartonah, 2010).

Tidur stadium dua, biasanya berlangsung selama 10 hingga 25 menit. Denyut jantung melambat dan suhu tubuh menurun. Pada tahap ini didapatkan gerakan bola mata berhenti (Potter & Perry, 2005).

Tidur stadium tiga, tahap ini lebih dalam dari tahap sebelumnya. Pada tahap ini individu sulit untuk dibangunkan, dan berlangsung 15-30 menit, jika terbangun individu tersebut tidak dapat segera menyesuaikan diri dan sering merasa binggung selama beberapa menit (Tarwoto & Wartonah, 2010).

Tidur stadium empat, tahap ini merupakan tahap tidur yang paling dalam. Gelombang otak sangat lambat. Aliran darah diarahkan jauh dari otak dan menuju otot, untuk memulihkan energi fisik (Potter & Perry, 2005).

Tahap tiga dan empat dianggap sebagai tidur dalam. Selama tidur REM,

mata bergerak cepat ke berbagai arah, walaupun kelopak mata tetap tertutup. Pernapasan juga menjadi lebih cepat,tidak teratur, dan dangkal. Denyut jantung dan nadi meningkat. Selama tidur NREM maupun REM, dapat terjadi mimpi tetapi mimpi dari tidur REM lebih nyata dan diyakini penting secara fungsional untuk konsolidasi memori jangka panjang (Potter & Perry, 2005).

(24)

7

dari tidur REM. Pola siklus biasanya berkembang dari tahap 1menuju ke tahap 4 NREM, diikuti kebalikan tahap 4 ke 3, lalu ke 2, diakhiri dengan periode dari tidur REM. Seseorang biasanya mencapai tidur REM sekitar 90 menit ke siklus tidur (Potter & Perry,2005).

Dengan tiap-tiap siklus yang berhasil, tahap 3 dan 4 memendek, dan memperpanjang periode REM. Tidur REM dapat berakhir sampai 60 menit selama akhir siklus tidur. Tidak semua orang mengalami kemajuan yang konsisten menuju ke tahap tidur yang biasa. Sebagai contoh, orang yang tidur dapat berfluktuasi untuk interval pendek antara NREM tingkat 2, 3, dan 4 sebelum masuk tahap REM. Jumlah waktu yang digunakan tiap tahap bervariasi (Potter & Perry,2005).

Kegunaan tidur masih tetap belum jelas, tidur dipercaya mengkontribusi pemulihan fisiologis dan psikologis. Tidur diperlukan untuk memperbaiki proses biologis secara rutin. Selama tidur gelombang rendah yang dalam (NREM tahap 4), tubuh melempaskan hormon pertumbuhan manusia untuk meperbaiki dan memperbaharui sel epitel dan khusus seperti sel otak. Tidur REM terlihat penting untuk pemulihan kognitif . Tidur REM dihubungkan dengan perubahan dalam aliran darah serebral, peningkatan aktivitas kortikal, peningkatan konsumsi oksigen dan pelepasan epinefrin. Hubungan ini dapat membantu penyimpanan memori dan pembelajaran (Potter & Perry,2005).

Durasi dan kualitas tidur beragam diantara orang-orang dari semua

(25)

8

yaitu tidur ±6 jam/hari, tahap REM 20-25%, tahap NREM IV menurun dan kadang-kadang absen, sering terbangun pada malam hari (Tarwoto & Wartonah, 2010).

1.4 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tidur

Ada beberapa faktor-faktor yang mempengaruhi tidur terdiri dari faktor fisiologis, faktor lingkungan, faktor psikologis, faktor obat-obatan, makanan dan minuman menurut (Tarwoto & Wartonah, 2010).

Faktor Fisiologis, penyebab utama gangguan tidur klien pada tingkat gangguan yang tinggi adalah nyeri, karena nyeri pada bagian tubuh klien sangat berpengaruh untuk memulai tidur dan mempertahankan tidur klien begitu juga, sesak napas, batuk dan kelelahan. Nyeri yang membuat klien terbangun dari tidurnya dan sulit mempertahankan tidur. Nyeri dapat timbul dari kondisi infeksi, pernapasan, pencernaan, sesak napas, batuk, penyakit yang diderita klien, jika seseorang yang mengalami sakit memerlukan waktu tidur lebih banyak dari normal. Namun demikian keadaan sakit menjadikan klien kurang tidur atau tidak dapat tidur Misalnya pada klien gatal-gatal pada kulit, gangguan pernapasan, batuk, dan inkontinensia mengakibatkan klien sulit memulai tidur dan sering terbangun.

Faktor Lingkungan, keadaan lingkungan yang menggangu tidur klien adalah suara bising, suhu ruangan panas, tempat tidur tidak nyaman, lampu terlalu

terang. Klien yang biasanya tidur pada lingkungan yang tenang dan nyaman, kemudian terjadi perubahan suasana seperti gaduh maka akan menghambat tidur. Sehingga mengakibatkan klien sulit untuk memulai untuk tidur.

Faktor Psikologis, dari klien yang cemas mengalami kualitas tidur buruk, dan klien yang terdentifikasi depresi mengalami kualitas tidur yang buruk. Cemas dan depresi dapat membangunkan klien dari tidurnya, motivasi dapat mempengaruhi tidur dan dapat menimbulkan keinginan untuk tetap bangun dan waspada menahan kantuk, sulit tertidur kembali dan bangun lebih pagi.

(26)

9

REM secara normal, seseorang yang tahan minum alkohol dapat mengakibatkan insomnia dan lekas marah.

Faktor makanan dan minuman, ada beberapa makanan yang membuat klien susah untuk memulai tidur yaitu seperti kafein dan teh dapat meningkatkan saraf simpatis kemudian alkohol, seseorang yang tahan minum alkohol dapat mengakibatkan insomnia dan lekas marah, kemudian makanan yang mengandung gas dapat membuat klien susah untuk memulai tidur dan makanan dan minuman yang dapat meningkatkan tidur klien yaitu makanan yang dan minuman yang mengandung protein, triptopan seperti wartel, seledri, ikan dencis, ikan tuna, susu dll.

1.5 Masalah Tidur

Ada beberapa masalah tidur seperti insomnia, hipersomnia, parasomnia, narkolepsi, apnea tidur dan mendengkur, kemudian mengigau menurut (Tarwoto & Wartonah, 2010).

Insomnia adalah ketidakmampuan memperoleh secara cukup kualitas dan kuantitas tidur . Tiga macam insomnia, yaitu: insomnia inisial (initial insomnia) adalah tidak adanya ketidakmampuan untuk tidur. Insomnia interniten (intermitent insomnia) merupakan ketidakmampuan untuk tetap mempertahankan tidur karena sering terbangun: dan insomnia terminal (terminal insomnia) adalah bangun lebih awal tetapi tidak pernah tertidur kembali. Penyebab insomnia adalah ketidakmapuan fisik, kecemasan, dan kebiasaan minum alkohol dalam jumlah

banyak.

Hipersomnia, Berlebihan jam tidur pada malam hari, lebih dari 9 jam, biasanya disebabkan oleh depresi, kerusakan saraf tepi, beberapa penyakit ginjal, liver dan metabolisme.

Parasomnia, merupakan sekumpulan penyakit yang menggangu tidur anak seperti samnohebalisme ( tidur sambil berjalan)

(27)

10

Apnea tidur dan mendengkur, mendengkur bukan dianggap sebagai gangguan tidur, namun bila disertai apnea maka bisa menjadi masalah. Mendengkur disebabkan oleh adanya rintangan pengeluaran udara dihidung dan mulut, misalnya amandel, adenoid, otot-otot di belakang mulut mengendor dan bergetar. Periode apnea berlangsung selama 10 detik sampai 3 menit. Kemudian mengigau, hampir semua orang pernah mengigau, hal itu terjadi sebelum tidur REM.

1.6 Hipertensi

Tekanan darah tinggi (hipertensi adalah suatu peningkatan tekanan darah di dalam arteri. Hiper artinya berlebihan, tensi artinya tekanan/tegangan, jadi hipertensi adalah gangguan sistem peredaran darah yang menyebabkan kenanikan tekanan darah diatas normal. Hipertensi maligna adalah hipertensi yang sangat parah, yang bila tidak diobati akan menimulkan kematian dalam waktu 1 bulan (Sheldon, 2002).

Hpertensi atau tekanan darah tinggi adalah suatu penigkatan abnormal tekanan darah dalam pembuluh darah arteri secara terus-menerus lebih dari suatu periode. Hal ini terjadi bila arteriole-atreriole konstriksi. Konstriksi arteriole membuat darh sulit mengalir dan meningkatkan tekanan melawan diding arteri yang bila berlanjut dapat menimbulkan kerusakan jantung dan pembuluh darah. Hipertensi juga didefinisikan sebagai tekanan darah sistolik ≥140 mmHg dan atau

tekanan darah diastolik ≥90 mmHg yang terjadi pada seorang klien pada tiga kejadian terpisah. Menurut, WHO, batasan tekanan darah yang masih dianggap normal adalah 140/90 mmHg, sedangkan tekanan darah ≥160/95 mmHg dinyatakan sebagai hipertensi. Tekanan darah di antara normotensi dan hipertensi disebut borderline hypertension (Garis Batas Hipertensi). Batasan WHO tersebut tidak membedakan usia dan jenis kelamin (Wajan, 2010).

Hipertensi ini jarang terjadi, meningkatnya tekanan darah arteri bisa terjadi melalui beberapa cara menurut (Wajan, 2010) yaitu:

(28)

11

b. Arteri besar kehilangan kelenturanya dan menjadi kaku, sehingga mereka tidak dapat mengembang pada saat jantung memompa darah melalui arteri tersebut. Karena itu darah pada setiap denyut jantung dipaksa untuk melalui pembuluh darah yang sempit dari pada biasanya dan menyebabkan naiknya tekanan. Inilah yang terjadi pada usia lanjut, dimana dinding arterinya telah menebal dan kaku karena arteriosklerosis. Dengan cara yang sama, tekanan darah juga meningkat pada saat terjadi vasokontriksi, yaitu jika arteri kecil (arteriola) untuk sementara waktu mengkerut karena perangsangan atau hormon di dalam darah.

c. Bertambahnya cairan dalam sirkulasi bisa menyebabkan meningkatnya tekanan darah. Hal ini terjadi jika terdapat kelainan fungsi ginjal sehingga tidak mampu membuang sejumlah garam dan air dari dalam tubuh. Volume darah dalam tubuh meningkat, sehingga tekanan darah juga meningkat. Sebaliknya, jika aktivitas memompa jantung berkurang arteri mengalami pelebaran dan banyak cairan keluar dari sirkulasi maka tekanan darah akan menurun.

1.7 Penyebab Hipertensi

Berdasarkan penyebabnya hipertensi terbagi dua yaitu hipertensi esensial dan hipertensi sekunder. Yang paling sering di jumpai adalah hipertensi esensial, Hipertensi ensensial, hipertensi ensensial berbeda dengan yang sekunder karena

tidak diketahui dengan jelas penyebabnya. Sebagian besar orang yang menderita hipertensi sulit mengetahui secara tepat apa yang pemicu peningkatan tekanan darah mereka. Tampaknya hipertensi esensial merupakan hasil dari gabungan beberapa faktor yang berhubungan dengan pergerakan (pelebaran dan penyempian) pembuluh darah, kenaikan jumlah cairan dalam darah, berfungsinya sensor aliran darah (baroreseptor), produksi zat-zat kimia yang mempengaruhi fungsi pembuluh darah, sekresi hormon, volume darah yang dipompa jantung, kontrol saraf terhadap sistem kardiovaskuler (Sheldon, 2002).

(29)

12

bertahun-tahun. Dibandingkan dengan hipertensi esensial, hipertensi sekunder kadang-kadang bisa disembuhkan. Bila penyakit atau kondisi klien diperbaiki maka tekanan darah akan menurun. Bahkan pada orang tertentu akan menjadi normal kembali(Wajan, 2010).

1.8 Faktor Resiko

Faktor-faktor yang bisa dimasukkan dalam hipertensi dibagi dua yaitu faktor yang tidakdapat diubah dan faktor yang dapat diubah menurut (Wajan, 2010) yaitu

Faktor yang tidak dapat dikontrol antara lain:

Umur, dengan bertambahnya umur resiko mendapat hipertensi pun meningkat. Meski penyakit hipertensi bisa terjadi pada segala usia, namun paling sering dijumpai pada usia 35 tahun atau lebih. Sebenarnya biasa saja bila tekanan darah kita sedikit meningkat dengan bertambahnya umur. Ini disebabkan oleh perubahan alami pada jantung, pembuluh darah dan hormon. Hanya saja bila perubahan ini disertai faktor-faktor resiko lain maka bisa memicu terjadinya hipertensi. Hal ini sebagian besar disebabkan oleh arterioskelrosis.

Keturunan, sekitar 70-80% penderita hipertensi esensial ditemukan riwayat hipertensi. Di dalam keluarga, apabila riwayat hipertensi didapatkan pada kedua orang tua maka dugaan hipertensi esensial lebih besar. Hipertensi juga banyak di jumpai pada penderita yang kembar apabila salah satunya menderita hipertensi. Dugaan ini

menyokong bahwa faktor genetik mempunyai peran dalam terjadinya hipertensi. Jenis kelamin, hipertensi lebih muda menyerang kaum laki-laki dari pada perempuan. Hal ini mungkin karena laki-laki memiliki banyak faktor pendorong terjadinya hipertensi, seperti stress, kelelahan dan makan tidak terkontrol. Adapun hipertensi pada perempuan peningkatan resiko terjadi setelah masa menopause.

Faktor yang dapat dikontrol antara lain:

Kegemukan, berdasarkan penyelidikan kegemukan merupakan ciri khas dari populasi hipertensi. Telah dibuktikan pula bahwa faktor ini mempunyai kaitan erat dengan terjadinya hipertensi dikemudian hari.

(30)

13

Sebaiknya hindari pemakaian garam yang berlebihan atau makanan yang diasinkan, gunakan garam seperlunya saja.

Kurang olahraga, Olahraga isotonik, seperti bersepeda, jogging dan aerobik yang teratur dapat mempelancarperedaran darah sehingga dapat menurunkan tekanan darah. Orang yang kurang aktif berolahraga pada umumnya

cenderung mengalami kegemukan. Olahraga juga dapat mengurangi atau mencegah

obesitas serta mengurangi asupan garam kedalam tubuh. Garam akan keluar dari

tubuh bersama keringat.

Merokok dan konsumsi alkohol, hipertensi juga dirangsang oleh adanya

nikotin dalam batang rokok yang dihisap seseorang. Hasil penelitian menunjukkan

bahwa nikotin dapat meningkatkan penggumpalan darah. Selain itu, nikotin juga

dapat menyebabkan terjadinya pengapuran pada dinding pembuluh darah. Efek dari

konsumsi alkohol juga merangsang hipertensi karena adanya peningkatan sintesis

katekolamin yang dalam jumlah besar dapat memicu kenaikan tekanan darah.

2.Asuhan Keperawatan 2.1 Pengkajian

Pengkajian keperawatan pada masalah tidur dapat meliputi pengkajian

khusus masalah kebutuhan pola tidur antara lain: 1. Identitas

a. Umur

Pengkajian ini terkait dengan tumbuh kembang klien pada dewasa pertengahan kualitas tidur kurang lebih 7 jam/hari.

b. Jenis kelamin

Perbedaan jenis kelamin dapat mempengaruhi pola tidur seseorang, kaum wanita tidur lebih nyenyak dan bangun lebih sedikit pada malam hari dibandingkan dengan pria. Wanita juga lebih bisa mengatasi efek kekurangan tidur yang dialami. Pola tidur yang berbeda antara pria dan wanita juga membuat wanita lebih segar ketika bangun tidur.

c. Tinggi badan dan berat badan

(31)

14 d. Lingkungan tidur klien

Bagaimana kondisi lingkungan tidur klien?

Apakah kondisinya bising, gelap, atau suhunya dingin? e. Status emosi dan mental klien

Status emosi dan mental mempengaruhi terhadap kemampuan klien untuk istirahat dan tidur

2. Riwayat Tidur

Pengkajian riwayat tidur antara lain: kuantitas (lama tidur) dan kualitas tidur disiang maupun malam hari, aktivitas dan rekreasi yang dilakukan sebelumnya, kebiasaan sebelum ataupun pada saat tidur, lingkungan tidur, dengan siapa pasien tidur, obat yang dikonsumsi sebelum tidur, asupan dan stimulan, perasaan klien mengenai tidurnya, apakah ada kesulitan tidur, dan apakah ada perubahan pola tidur.

3. Riwayat kesehatan saat ini

Kesehatan klien yang dialami saat itu juga. 4. Riwayat kesehatan masaa lalu

Riwayat kesehatan yang dialami klien pada masa lalu 5. Pemeriksaan fisik

a. Observasi penampilan wajah, perilaku dan tingkat energi pasien

b. Adanya lingkaran hitam di sekitar mata, mata sayu, dan konjungtiva merah c. Perilaku: iritabel, kurang perhatian, peergerakan lambat, bicara lambat,

postur tubuh tidak stabil, tangan tremor, sering menguap, mata tampak lengket, menarik diri, binggung, dan kurang koordinasi

6. Gejala klinis

Gejala klinis ditandai dengan perasaan lelah, gelisah, emosi, apatis, adanya kehitaman di daerah sekitar mata, kelopak mata bengkak, konjungtiva merah dan mata perih, perhatian tidak fokus, serta sakit kepala.

7. Penyimpangan tidur

(32)

15 2.2 Analisa Data

Data dasar adalah sekumpulan data yang berisikan mengenai status kesehatan klien, kemampuan klien untuk mengelola kesehatan terhadap dirinya sendiri. Pengumpulan data yang didapat pada gangguan pola tidur yaitu:

Masalah keperawatan, etiologi, data : data subjektif dan data objektif.

2.3 Rumusan Masalah

Diagnosa keperawatan pada gangguan pola tidur harus aktual dan potensial berdasarkan pengumpulan data yang selama pengkajian dimana perawat menyusun strategi keperawatan untuk mengurangi kebutuhan istirahat tidur atau gangguan pola tidur (Potter & Perry,2005). Dignosa keperawatan adalah pernyataan yang mengurangi respon aktual atau potensial klien terhadap masalah kesehatan yang perawat mempunyai izin berkompeten untuk mengatasinya. Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul pada masalah kebutuhan istirahat dan tidur yaitu;

1. Gangguan pola tidur berhubungan dengan proses penuaan, gaya hidup kurang gerak, gangguan metabolisme, kerusakan eliminasi, pengaruh obat, pola aktivitas siang hari, kecemasan, immobilitas, ketidaknyamanan fisik, konsumsi alkohol, lingkungan yang menggangu.

2. Cemas berhubungan dengan kemampuan untuk tidur, henti napas saat tidur, dan ketidakmampuan mengawasi perilaku.

3. Koping individu tidak efektif berhubungan dengan insomnia.

4. Gangguan nutrisi lebih dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan obesitas 5. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan henti nafas saat tidur. 6. Potensial cedera berhubungan dengan somnambolisme.

(33)

16 2.4 Perencanaan

Perencanaan adalah kategori dari perilaku keperawatan dimana tujuan yang berpusat pada klien dan hasil yang diperkirakan ditetapkan dalam intervensi keperawatan dipilih untuk mencapai tujuan tersebut( Potter & Perry,2005). Tujuan dari perencanaan keperawatan pada masalah kebutuhan istirahat dan tidur ialah untuk mempertahankan kebutuhan istirahat dan tidur dalam batas normal, penurunan waktu mulai tidur dan peningkatan jumlah jam tidur malam serta secara verbal klien mengatakan dapat lebih rileks dan lebih segar saat terbangun dari tidur ( Wilkinson, 2006; Tarwoto & Wartonah, 2010).

Rencana tindakan keperawatan pada gangguan pola tidur dan intervensi yaitu lakukan pengkajian masalah tidur klien, anjurkan klien untuk mengurangi informasi distraksi lingkungan dan hal-hal yang dapat mengganggu tidur, anjurkan klien untuk tidur dengan posisi yang nyaman, ajurkan klien untuk meningkatkan aktivitas pada siang hari, anjurkan klien untuk mengurangi aktivitas sebelum tidur, anjurkan klien untuk tidak banyak tidur pada siang hari, anjurkan klien makan yang cukup satu jam tidur yang berlebihan sebelum tidur, berikan pengetahuan kesehatan kepada klien.

Rasional: memberikan karakteristik dan penyebab kurang tidur, menggurangi gangguan saat tidur, meningkatkan tidur, mengurangi tidur disiang hari, dapat mempercepat jadwal tidur, cara mengurangi stres dan cemas serta latihan relaksasi, tidur siang hari dapat menyebabkan tidak bisa tidur pada malam

(34)

17 3. Asuhan Keperawatan Kasus

3.1 Pengkajian

PROGRAM DIII KEPERAWATAN FAKULTAS KEPERAWATAN USU

1. Biodata Ny. T

a. Seorang perempuan Ny.T berusia 45 tahun sudah menikah, agama islam. Bekerja sebagai ibu rumah tangga dengan pendidikan terakhir SD, yang beralamt di Jl. SM. Raja Gg. Patri No. 5B.

b. Ny.T Mengatakan untuk memulai tidur pada malam hari sulit, klien mengatakan sakit kepala, kurang aktivitas pada siang hari .

c. Riwayat kesehatan saat ini

Ny.T mengatakan saat ini mempunyai penyakit hipertensi, Penyakit ini

sudah dialami klien semenjak klin berumur 40 tahun. Klien sering mengeluh sakit di bagian tekuk dan sakit kepala ketika tekanan darah naik.

d. Riwayat kesehatan masa lalu

Ny.T tidak memiliki riwayat kesehatan pada masa lalu, hanya saja klien mempunyai penyakit hipertensi

e. Riwayat kesehatan keluarga

Saat dilakukan pengkajian, orang tua dari Ny.T mempunyai riwayat hipertensi. Sehingga mempunyai penyakit keturunan dari orang tua

f. Riwayat sehari-hari

1. Pesepsi klien terhadap sehat sakit

Ny.T mengatakan bahwa dirinya sehat jika ia dapat melakukan kegiatan aktivitas sehari-hari yang biasa ia lakukan, sedangkan sakit adalah ketika saat klien lemah dan tidak mampu mellakukan kegiatan sehari-hari yang biasa ia lakukan

2. Kebiasaan

(35)

18 3. Pola nutrisi

Ny.T makan 3 kali sehari dengan porsi besar yaitu pagi,siang, dan malam. Jenis makanan biasa yaitu: nasi, lauk, sayur. Klien juga memiliki kebiasaan ngemil pada siang dan malam hari, dan tidak memiliki kesulitan unruk makan.

4. Pola istirahat dan tidur

Ny.T mulai masuk kamar 22:00 WIB, tetapi klien susah untuk memulai tidur. Klien berusaha untuk memulai tidur dengan cara menghayal, tetapi klien mengatakan dengan cara itu pun tidak bisa. Sehingga klien mengatakan bahwa klien tidur pukul 01:00 gagi dan kadang cepat bangun. Sehingga klien hanya bisa tidur 5 jam setiap malam.

5. Pola Eliminasi

a) Pola eliminasi BAK

Ny. T mengatakan BAK lancar, tidak ada hambatan, dan tidak ada rasa nyeri pada saat berkemih, 5-7 kali/hari, warna urin jernih kekuningan tidak ada riwayat penyakit ginjal.

b) Pola eliminasi BAB

Frekuensi buang air besar 1 kali/hari yaitu pada pagi hari, BAB lancar dan tidak susah mengedan.

6. Ny. T jarang melakukan olahrahga, hanya saja kadang-kadang berjalan

sekitar rumah bersama anaknya.

7. Kemampuan Ny. T adalah membersihkan rumah dan memasak

8. Ny. T mengatakan biasanya menonton TV bersama anaknya, untuk rekreasi dilakukan keluarga untuk mengunjungi keluarga minimal 1 kali sebulan

g. Riwayat psikologi

Ny. T mengatakan cemas dengan penyakit hipertensinya dan gangguan kebutuhan tidur yang di alami klien

a. Ny. T mengikuti acara perwiritan setiap hari jumat yang dilakukan dirumah warga lingkungan I tersebut.

(36)

19

Ny. T menganut agama islam dan klien mengatakan selalu sholat lima waktu

a. Status mental

Dari hasil pengkajian didapat kondisi perasaan klien stabil, ingatan pasien kuat.

b. Secara umum didapati pasien sadar. Tekanan darah 140/90 mmHg, pernapasan 22 kali/menit, nadi 87 kali/menit dansuhu tubuh klien 36,00C. Berat badan klien 55 kg dan tinggi badan klien 148 cm.

Dalam melakukan pengkajian dilakukan juga pemeriksaan Head to toe untuk memperoleh data pemeriksaan fisik lebih lengkap.

pemeriksaan kepala dan rambut didapati bentuk kepala bulat dan simetris, ubun-ubun tidak ada benjolan. Penyebaran rambut merata dan keadaan rambut bersih. Pada pemeriksaan wajah, warna kulit pasien sawo matang dengan struktur wajah oval dan simetris. Mata lengkap dan simetris, palpebra merah muda, lembab, konjungtiva merah muda, sklera putih, pupil isokor dan hitam, kornea dan iris bening, ketajaman penglihatan baik tekanan bola mata baik. Pada pemeriksaan hidung, tulang hidung simetris, posisi septum nasi di tengah, lubang hidung normal, bersih dan tidak ada sumbatan, tidak ada pernapasan menggunakan cuping hidung. Bentuk daun telinga normal dan simetris, ukuran telinga simetris kiri dan kanan, lubang telinga paten dan bersih, ketajaman pendengaran baik. Pada pemeriksaan mulut dan faring didapati bahwa bibir lembab dan simetris,

(37)

20

(Pengkajian ini didapat dari hasil wawancara kepada klien). Pada pemeriksaan muskuloskeletal (kesimetrisan, kekuatan otot, edema) otot tampak simetris, tidak ada edema. Pasien dapat merasakan sentuhan, getaran, panas, dingin, dan tajam tumpul.

2. Biodata Ny. S

a. Seorang perempuan Ny.S berusia 47 tahun sudah menikah, agama islam. Bekerja sebagai ibu rumah tangga dengan pendidikan terakhir SD, yang beralamt di Jl. SM. Raja Gg. Patri No. 5.

b. Ny.S Mengatakan untuk memulai tidur pada malam hari sulit, klien mengatakan sakit kepala, kurang aktivitas pada siang hari .

c. Riwayat kesehatan saat ini

Ny.S mengatakan saat ini mempunyai penyakit hipertensi, Penyakit ini sudah dialami klien semenjak klin berumur 40 tahun. Klien sering mengeluh sakit di bagian tekuk dan sakit kepala ketika tekanan darah naik. d. Riwayat kesehatan masa lalu

Ny.S tidak memiliki riwayat kesehatan pada masa lalu, hanya saja klien mempunyai penyakit hipertensi

e. Riwayat kesehatan keluarga

Saat dilakukan pengkajian, orang tua dari Ny.S mempunyai riwayat hipertensi. Sehingga mempunyai penyakit keturunan dari orang tua

f. Riwayat sehari-hari

a. Pesepsi klien terhadap sehat sakit

Ny.S mengatakan bahwa dirinya sehat jika ia dapat melakukan kegiatan aktivitas sehari-hari yang biasa ia lakukan, sedangkan sakit adalah ketika saat klien lemah dan tidak mampu mellakukan kegiatan sehari-hari yang biasa ia lakukan

b. Kebiasaan

Ny.S memiliki kebiasaan menonton TV bersama anaknya, dan juga memiliki kebiasaan untuk menemani anaknya tidur siang.

(38)

21

Ny.S makan 3 kali sehari dengan porsi besar yaitu pagi,siang, dan malam. Jenis makanan biasa yaitu: nasi, lauk, sayur. Klien juga memiliki kebiasaan ngemil pada siang dan malam hari, dan tidak memiliki kesulitan unruk makan.

d. Pola istirahat dan tidur

Ny.S mulai masuk kamar 22:00 WIB, tetapi klien susah untuk memulai tidur. Klien berusaha untuk memulai tidur dengan cara menghayal, tetapi klien mengatakan dengan cara itu pun tidak bisa. Sehingga klien mengatakan bahwa klien tidur pukul 01:00 gagi dan kadang cepat bangun. Sehingga klien hanya bisa tidur 5 jam setiap malam.

e. Pola Eliminasi

a) Pola eliminasi BAK

Ny. S mengatakan BAK lancar, tidak ada hambatan, dan tidak ada rasa nyeri pada saat berkemih, 5-7 kali/hari, warna urin jernih kekuningan tidak ada riwayat penyakit ginjal.

b) Pola eliminasi BAB

Frekuensi buang air besar 1 kali/hari yaitu pada pagi hari, BAB lancar dan tidak susah mengedan.

f. Ny. S jarang melakukan olahrahga, hanya saja kadang-kadang berjalan sekitar rumah bersama anaknya.

g. Kemampuan Ny. S adalah membersihkan rumah dan memasak

h. Ny. S mengatakan biasanya menonton TV bersama anaknya, untuk rekreasi dilakukan keluarga untuk mengunjungi keluarga minimal 1 kali sebulan

g. Riwayat psikologi

Ny. S mengatakan cemas dengan penyakit hipertensinya dan gangguan kebutuhan tidur yang di alami klien

c. Ny. S mengikuti acara perwiritan setiap hari jumat yang dilakukan dirumah warga lingkungan I tersebut.

(39)

22

Ny. S menganut agama islam dan klien mengatakan selalu sholat lima waktu

c. Status mental

Dari hasil pengkajian didapat kondisi perasaan klien stabil, ingatan pasien kuat.

d. Secara umum didapati pasien sadar. Tekanan darah 180/100 mmHg, pernapasan 22 kali/menit, nadi 87 kali/menit dansuhu tubuh klien 36,00C. Berat badan klien 57 kg dan tinggi badan klien 150 cm.

Dalam melakukan pengkajian dilakukan juga pemeriksaan Head to toe untuk memperoleh data pemeriksaan fisik lebih lengkap.

Dalam pemeriksaan kepala dan rambut didapati bentuk kepala bulat dan simetris, ubun-ubun tidak ada benjolan. Penyebaran rambut merata dan keadaan rambut bersih. Pada pemeriksaan wajah, warna kulit pasien sawo matang dengan struktur wajah bulat dan simetris. Mata lengkap dan simetris, palpebra merah muda, lembab, konjungtiva merah muda, sklera putih, pupil isokor dan hitam, kornea dan iris bening, ketajaman penglihatan baik tekanan bola mata baik. Pada pemeriksaan hidung, tulang hidung simetris, posisi septum nasi di tengah, lubang hidung normal, bersih dan tidak ada sumbatan, tidak ada pernapasan menggunakan cuping hidung. Bentuk daun telinga normal dan simetris, ukuran telinga simetris kiri dan kanan, lubang telinga paten dan bersih, ketajaman pendengaran baik. Pada pemeriksaan mulut dan faring didapati bahwa bibir lembab dan simetris, keadaan lidah bersih,

(40)

23

wawancara kepada klien). Pada pemeriksaan muskuloskeletal (kesimetrisan, kekuatan otot, edema) otot tampak simetris, tidak ada edema. Pasien dapat merasakan sentuhan, getaran, panas, dingin dan tajam tumpul.

3. Biodata Ny. Y

a. Seorang perempuan Ny.Y berusia 49 tahun sudah menikah, agama islam. Bekerja sebagai ibu rumah tangga dengan pendidikan terakhir SD, yang beralamt di Jl. SM. Raja Gg. Jadi

b. Ny.Y Mengatakan untuk memulai tidur pada malam hari sulit, klien mengatakan sakit kepala, kurang aktivitas pada siang hari .

c. Riwayat kesehatan saat ini

Ny.Y mengatakan saat ini mempunyai penyakit hipertensi, Penyakit ini sudah dialami klien semenjak klin berumur 45 tahun. Klien sering mengeluh sakit di bagian tekuk dan sakit kepala ketika tekanan darah naik. d. Riwayat kesehatan masa lalu

Ny.Y tidak memiliki riwayat kesehatan pada masa lalu, hanya saja klien mempunyai penyakit hipertensi

e. Riwayat kesehatan keluarga

Saat dilakukan pengkajian, orang tua dari Ny.Y mempunyai riwayat hipertensi. Sehingga mempunyai penyakit keturunan dari orang tua

f. Riwayat sehari-hari

a. Pesepsi klien terhadap sehat sakit

Ny.Y mengatakan bahwa dirinya sehat jika ia dapat melakukan kegiatan aktivitas sehari-hari yang biasa ia lakukan, sedangkan sakit adalah ketika saat klien lemah dan tidak mampu mellakukan kegiatan sehari-hari yang biasa ia lakukan

b. Kebiasaan

Ny.Y memiliki kebiasaan menonton TV bersama anaknya, dan juga memiliki kebiasaan untuk menemani anaknya tidur siang.

c. Pola nutrisi

(41)

24

memiliki kebiasaan ngemil pada siang dan malam hari, dan tidak memiliki kesulitan unruk makan.

d. Pola istirahat dan tidur

Ny.Y mulai masuk kamar 22:00 WIB, tetapi klien susah untuk memulai tidur. Klien berusaha untuk memulai tidur dengan cara menghayal, tetapi klien mengatakan dengan cara itu pun tidak bisa. Sehingga klien mengatakan bahwa klien tidur pukul 01:00 gagi dan kadang cepat bangun. Sehingga klien hanya bisa tidur 5 jam setiap malam.

e. Pola Eliminasi

a) Pola eliminasi BAK

Ny. Y mengatakan BAK lancar, tidak ada hambatan, dan tidak ada rasa nyeri pada saat berkemih, 5-7 kali/hari, warna urin jernih kekuningan tidak ada riwayat penyakit ginjal.

b) Pola eliminasi BAB

Frekuensi buang air besar 1 kali/hari yaitu pada pagi hari, BAB lancar dan tidak susah mengedan.

f. Ny. Y jarang melakukan olahrahga, hanya saja kadang-kadang berjalan sekitar rumah bersama anaknya.

g. Kemampuan Ny. Y adalah membersihkan rumah dan memasak

h. Ny. Y mengatakan biasanya menonton TV bersama anaknya, untuk

rekreasi dilakukan keluarga untuk mengunjungi keluarga minimal 1 kali sebulan

g. Riwayat psikologi

Ny. Y mengatakan cemas dengan penyakit hipertensinya dan gangguan kebutuhan tidur yang di alami klien

e. Ny. Y mengikuti acara perwiritan setiap hari jumat yang dilakukan dirumah warga lingkungan I tersebut.

f. Riwayat spiritual dan kultural

(42)

25 h. Status mental

Dari hasil pengkajian didapat kondisi perasaan klien stabil, ingatan pasien kuat. i. Secara umum didapati pasien sadar. Tekanan darah 150/90 mmHg,

pernapasan 22 kali/menit, nadi 87 kali/menit dansuhu tubuh klien 36,00C. Berat badan klien 60 kg dan tinggi badan klien 152 cm.

Dalam melakukan pengkajian dilakukan juga pemeriksaan Head to toe untuk memperoleh data pemeriksaan fisik lebih lengkap.

Dalam pemeriksaan kepala dan rambut didapati bentuk kepala bulat dan simetris, ubun-ubun tidak ada benjolan. Penyebaran rambut merata dan keadaan rambut bersih. Pada pemeriksaan wajah, warna kulit pasien sawo matang dengan struktur wajah oval dan simetris. Mata lengkap dan simetris, palpebra merah muda, lembab, konjungtiva merah muda, sklera putih, pupil isokor dan hitam, kornea dan iris bening, ketajaman penglihatan baik tekanan bola mata baik. Pada pemeriksaan hidung, tulang hidung simetris, posisi septum nasi di tengah, lubang hidung normal, bersih dan tidak ada sumbatan, tidak ada pernapasan menggunakan cuping hidung. Bentuk daun telinga normal dan simetris, ukuran telinga simetris kiri dan kanan, lubang telinga paten dan bersih, ketajaman pendengaran baik. Pada pemeriksaan mulut dan faring didapati bahwa bibir lembab dan simetris, keadaan lidah bersih, pita suara baik. Posisi trachea medial, tidak ada pembesaran kelenjar limfe, tidak ada distensi vena jugularis, denyut nadi karotis teraba. Akral hangat, warna kulit sawo matang. Kelembaban kulit baik, dan tidak ada kelainan pada kulit. Pada pemeriksaan

(43)

26 3.2 Analisa Data

No Data Penyebab Masalah

Keperawatan 1 Dari hasil pengkajian di

dapat data: Data Subjektif:

- Klien mengatakan tempat tinggalnya dilingkungan yang ramai

- Klien mengatakan tidak bisa

tidur karena suhu kamar telalu panas, cahaya terlalu terang, tempat tidur kurang nyaman

- Lingkungan klien tampak padat penduduk Tempat

(suhu ruangan, tempat tidur kurang nyaman, lampu

terlalu terang, suara bising)

Eksternal:

Faktor ekonomi dan masalah dalam keluarga

Gangguan pola tidur

Gangguan pola tidur

2 Data Subjektif:

- Klien mengatakan sakit dibagian tekuk leher dan kepala

- Klien mengatakan kurang tidur Klien cemas akibat adanya masalah keluarga

Hipertensi

Stress

Nyeri

(44)

27 Data objektif:

- Hipertensi TTV

TD: 180/100 mmHg

HR: 86 x/menit RR: 20 x/menit

T: 36,2oC

- Jam tidur biasanya klien 7 jam

- Jam tidur ketika hipertensi klien kambuh 4 jam

Kurang tidur

Perubahan kualitas tidur

3.3 Rumusan Masalah 1. Gangguan pola tidur 2. Perubahan kualitas tidur

Diagnosa Keperawatan (Prioritas)

1. Gangguan pola tidur berhubungan dengan faktor lingkungan (suhu ruangan panas, tempat tidur kurang nyaman, lampu terlalu terang, suara bising)

(45)

28 3.4 Perencanan

Hari/

Tanggal Diagnosa Rencana Tindakan

Selasa, tempat tidur tidak nyaman, lampu

terlalu terang, suara bising

Tujuan:

Masalah gangguan istirahat tidur klien dapat teratasi

Kriteria Hasil:

1. Klien tidur malam ± 7 jam 2. Tidak ada keluhan insomnia

3. Tidak ada tanda-tanda kurang tidur (lingkaran

hitam dimata, lesu, menguap terus

4. Klien melakukan tindakan-tindakan yang mempercepat tidur

Rencana Tindakan Rasional 1. Kaji pola tidur klien

2. Jelaskan pentingnya tidur yang adekuat kepada klien dan keluarga

3. Identifikasi

penyebab gangguan

tidur klien

4. Fasilitas klien untuk tidur yang adekuat: rubah posisi tidur klien sesuai kondisi 5. Ciptakan lingkungan

yang tenang

6. Kurangi kebisingan 7. Hindari suara keras 8. Atur suhu ruangan 9. Atur cahaya lampu

1.Menentukan rencana keperawatan 2.Untuk memberikan

informasi dasar

dalam menentukan rencana

(46)

29

10. Anjurkan klien untuk

membersihkan tempat tidur

10.Meningkatkan tidur

Perubahan kualitas tidur berhubungan dengan faktor Psikologis: cemas, nyeri

Tujuan:

Mempertahankan pola tidur dalam batas rentang normal ±7 jam tanpa terputus-putus

Kriteria Hasil:

1. Klien mampu menunjukkan pola tidur dalam batas rentang normal ±7 jam

2. Klien dapat mengidentifikasi penyebab ansietas

Rencana Tindakan Rasional 1. Kaji penyebab ansietas

2. Beri kesempatan pada klien untuk

mengungkapkan perasaannya 3. Bantu klien untuk

mengungkapkan

penyebab ansietasnya 4. Pantau pola tidur klien

5. Kaji tingkat aktifitas klien

6. Kaji gangguan pola tidur yang langsung

berhubungan dengan rasa takut dan ansietas tertentu

(47)

30

8. Sebelum tidur berikan tindakan keperawatan yang mendukung tidur seperti minum hangat

dan latihan relaksasi 9. Cegah minuman yang

mengandung kafein seperti teh, kopi dan yang mengandung gas seperti sprite cola-cola dll

10.Lakukan massage punggung

11.Anjurkan klien

mengonsumsi makanan yang mengandung triptofan yaitu: susu kedelai, tahu, kacang-kacangan,biji-bijian, ikan, telur

12.Anjurkan klien untuk kepelayanan kesehatan 13.Tingkatkan istirahat dan

tidur yang adekuat

14.Jelaskan pada klien penyebab nyeri

(48)

31 3.5 Implementasi dan Evaluasi

Hari/ Tanggal

Diagnosa Implementasi Evaluasi

Rabu, 18 Mei 2016

Gangguan pola tidur berhubungan

dengan faktor lingkungan (suhu ruangan panas tempat tidur tidak

nyaman, lampu terlalu terang, suara

bising

1. Mengkaji pola tidur klien

2. Menjelaskan

pentingnya tidur yang adekuat kepada klien dan keluarga

3. Mengidentifikasi

penyebab gangguan

tidur klien

4. Menganjurkan klien untuk tidur yang adekuat: rubah posisi tidur klien sesuai kondisi

7. Menghindari suara keras

8. Mengatur suhu

ruangan

9. Mengatur cahaya lampu 10.Menganjurkan klien

(49)

32 Perubahan kualitas

tidur berhubungan dengan faktor psikologis: cemas,

nyeri

1. Mengkaji penyebab ansietas

2. Memberi kesempatan pada klien untuk

mengungkapkan perasaannya

3. Membantu klien untuk mengungkapkan

penyebab ansietasnya 4. Memantau pola tidur

klien

5. Mengkaji tingkat aktifitas klien

6. Mengkaji gangguan pola tidur yang langsung berhubungan dengan rasa takut dan ansietas tertentu

7. Membuat lingkungan yang tenang dengan tingkat stimulus yang rendah

8. Memberikan tindakan keperawatan yang

mendukung tidur seperti minum hangat

dan latihan relaksasi, dengan cara: duduk tegak tidak ada gerakan fisik, mata terpejam, telapak tangan menutup dan

S: Klien mengatakan

malam hari sudah

dapat tidur

nyenyak

Klien mengatakan

(50)

33

menempel diatas paha dan bernapas normal selama 5-10 menit

9. Mencegah minuman

yang mengandung kafein seperti teh, kopi

dan yang mengandung gas seperti sprite, coca-cola dll

10.Melakukan massage punggung

11.Menganjurkan klien mengonsumsi

makanan yang mengandung triptofan

yaitu: susu kedelai, tahu, kacang-kacangan,biji-bijian, ikan, telur

12.Menganjurkan klien untuk ke pelayanan kesehatan

13.Meningkatkan istirahat dan tidur yang adekuat

14.Menjelaskan pada klien penyebab nyeri

15.Melakukan teknik nonfarmakologis

(51)

34 BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN

A.Kesimpulan

Mayoritas klien mengalami total tidur kurang dari 5 jam, waktu memulai tidur kuarang lebih 30 menit, frekuensi terbangun 3 kali atau lebih, tidur tidak nyenyak, tidak merasa segar pada saat bangun pagi di pagi hari, tidur tidak puas dan mengantuk di siang hari. Secara umum kualitar tidur klien buruk. Gangguan tidur utama dari faktor fisik adalah nyeri di belakang leher pada saat tekanan darah klien tinggi. Faktor psikologis adalah cemas akibat penyakit yang diderita klien. Sedangkan dari lingkungan suara bising, suhu ruangan panas, lampu terlalu terang menggangu tidur klien. Kemudian setiap klien kurang tidur maka tekanan darah klien meningkat (Hipertensi) sehingga kualitas tidur klien semakin memburuk dan menyebabkan nyeri di daerah tekuk leher.

Istirahat dan tidur merupakan kebutuhan dasar yang dibutuhkan semua orang. Setiap individu mempunyai kebutuhan istirahat dan tidur yang berbeda. Dengan pola istirahat dan tidur yang baik, benar, dan teratur akan memberikan efek yang baik terhadap kesehatan. Kemudian disinilah kita dapat mengetahui tanda dan gejala dari pola tidur yang baik sehingga setelah mendapatkan pengetahun mengenai istirahat tidur maka klien sudah dapat melakukan tindakan

untuk mencegah terjadinya pola tidur yang tidak baik.

(52)

35

jantung, stroke, hingga sampai dengan kematian.Sehingga klien harus memulai pola hidup yang sehat dan bersih.

Dari seluruh uraian, maka penulis dapat mengambil kesimpulan yaitu, pengkajian merupakan tahap awal dan dasar utama dari proses keperawatan. Tahap pengkajian yang penulis angkat pada kasus klien terdiri atas pengumpulan data, perumusan masalah klien, analisa data subjektif yaitu klien mengatakan sakit dibagian tekuk leher dan kepala ketika hipertensinya kambuh, tempat tinggal klien di lingkungan yang ramai, klien tidak bisa tidur karena suhu kamar terlalu panas, cahaya terlalu terang, tempat tidur kurang nyaman dan data objektif klien tidak bisa tidur karena suhu kamar terlalu panas, cahaya terlalu terang, tempat tidur kurang nyaman, lingkungan klien tampak padat penduduk, tempat tidur klien tampak berantakan.

Diagnosa keperawatan adalah penilaian atau kesimpulan yang diambil dari pengkajian. Diagnosa yang penulis angkat pada kasus klien adalah gangguan pola tidur. Tujuan umum dilakukan tindakan keperawatan pada permasalahan yang di hadapi yaitu klien mampu tidur pada malam hari tanpa adanya gangguan. Intervensi adalah merencanakan kegiatan yang akan dilakukan. Kegiatan yang akan perawat lakukan adalah menjelaskan tidur pada malam hari.

Implementasi adalah melakukan tindakan sesuai perencanaan yaitu membina hubungan saling percaya, menanyakan apakah klien sudah bisa tidur pada malam hari tanpa adanya gangguan, perawat mengatakan akan memberi

bagaimana cara membuat klien untuk tidur nyaman tanpa adanya gangguan dengan cara mengatur suhu ruangan dan cahaya lampu klien kemudian membersihkan tempat tidur, mengurangi kebisingan.

(53)

36

cemas, nyeri ditandai dengan klien masih memikirkan bagaimana cara untuk mengatasi masalah ekonomi di dalam keluarga klien sehingga klien masih cemas.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan diatas, maka penulis mengambil saran dalam rangka meningkatkan pelayanan asuhan keperawatan, sebagai berikut:

1. Institusi Pendidikan

Diharapkan kepada Institusi Pendidikan untuk lebih meningkatkan kualitas pendidikan mahasiswa, menyediakan buku-buku lebih banyak tentang masalah kebutuhan dasar istirahat tidur serta khususnya mempersiapkan mahasiswa sebelum praktik di lapangan dan penempatan praktik sesuai dengan sasaran.

2. Pelayanan Kesehatan

Karya Tulis Ilmiah (KTI) ini dapat menjadi masukkan bagi pelayanan kesehatan/keperawatan puskesmas dan di masyarakat untuk mendukung pemenuhan kebutuhan istirahat tidur klien dirumah.

3. Masyarakat

(54)

1 BAB I PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Setiap orang membutuhkan istirahat dan tidur agar dapat mempertahankan status kesehatan pada tingkat yang optimal dan proses tidur dapat memperbaiki berbagai sel dalam tubuh (Alimul, 2006). Kebutuhan aktivitas istirahat dan tidur merupakan satu kesatuan yang saling berhubungan dan saling memengaruhi (Tarwoto & Wartonah, 2010).

Istirahat merupakan keadaan relaks tanpa adanya tekanan emosional, bukan hanya dalam keadaan tidak beraktivitas tetapi juga kondisi yang membutuhkan ketenangan. Kata istirahat berarti berhenti sebentar untuk melepaskan lelah, bersantai untuk menyegarkan diri, atau suatu keadaan melepaskan diri dari segala hal yang membosankan, menyulitkan, bahkan menjengkelkan (Alimul, 2006).

Tidur merupakan kondisi tidak sadar dimana individu dapat dibangunkan oleh stimulus atau sensori yang sesuai atau juga dapat dikatakan sebagai keadaan tidak sadarkan diri yang relatif, bukan hanya keadaan penuh ketenangan tanpa kegiatan, tetapi lebih merupakan suatu urutan siklus yang berulang, dengan ciri adanya aktivitas yang minim, memiliki kesadaran yang bervariasi, terdapat

perubahan proses fisiologis, dan terjadi penurunan respon terhadap rangsangan dari luar (Alimul, 2006).

(55)

2

dan mengantuk berlebihan pada siang hari, stress emosional, lingkungan, latihan fisik dan kelelahan serta asupan makanan dan kalori (Potter & Perry, 2005).

Fisiologi tidur merupakan pengaturan kegiatan tidur oleh adanya hubungan mekanisme serebral yang secara bergantian untuk mengaktifkan dan menekan pusat otak agar dapat tidur dan bangun (Alimul, 2006).Pada dewasa pertengahan kualitas tidur berubah menjadi 7 jam perhari, 20% tidur REM, mengkin mengalami insomnia dan sulit tidur (Asmadi, 2008).

Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah peningkatan tekanan darah

sistolik lebih dari 140 mmHg dan tekanan darah diastolik lebih dari 90 mmHg

pada dua kali pengukuran dengan selang waktu lima menit dalam keadaan cukup

istirahat/tenang. Banyak pasien hipertensi dengan tekanan darah tidak terkontrol

dan jumlahnya terus meningkat. Oleh karena itu, partisipasi semua pihak, baik

dokter dari berbagai bidang peminatan hipertensi, pemerintah, swasta maupun

masyarakat diperlukan agar hipertensi dapat dikendalikan. Sampai saat ini,

hipertensi merupakan tantangan besar di Indonesia. Betapa tidak, hipertensi

merupakan kondisi yang sering ditemukan pada pelayanan kesehatan primer

kesehatan. Hal itu merupakan masalah kesehatan dengan prevalensi yang tinggi,

yaitu sebesar 25,8%, sesuai dengan data Riskesdas 2013. Disamping itu,

pengontrolan hipertensi belum adekuat meskipun obat-obatan yang efektif banyak

tersedia (Menkes,2013).

Kualitas tidur yang baik dapat mencegah kejadian hipertensi. Apabila

terjadi kekurangan waktu tidur akan secara akut menaikan tekanan darah dan mengaktivasi sistem saraf simpatis yang dalam jangka waktu lama hal tersebut akan memicu terjadinya hipertensi.Sehingga dampak dari pola tidur dapat menyebabkan penyakit, salah satunya adalah penyakit hipertensi. Hipertensi dapat mempengaruhi pola tidur di buktikan dengan penelitian bahwa 24% dari responden berusia antara 32-59 tahun tidur selama 5 jam atau kurang dalam semalam dapat mengalami hipertensi, sedangkan responden yang tidur 7-8 jam

(56)

3 B. Tujuan

1. Tujuan Umum

Memberikan pelayanan asuhan keparawatan dengan masalah kebutuhan dasar gangguan pola tidur

2. Tujuan Khusus

2.1Mampu melakukan pengkajian asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan pola tidur

2.2Mampu merumuskan diagnosa keperawatan pada klien dengan gangguan pola tidur

2.3Mampu merencanakan tindakan keperawatan pada klien dengan gangguan pola tidur

2.4Mampu melakukan intervensi keperawatan pada klien dengan gangguan pola tidur

2.5Mampu melakukan evaluasi pada klien dengan gangguan pola tidur

C. Manfaat

1) Bagi Pelayan Kesehatan

Karya Tulis Ilmiah (KTI) ini akan memberikan informasi tentang asuhan keperawatan dengan prioritas masalah kebutuhan dasar gangguan pola tidur pada klien dirumah.

2) Bagi Pendidikan Keperawatan

Dapat menjadikan referensi bagi institusi pendidikan keperawatan dalam memberikan asuhan keperawatan dengan prioritas masalah kebutuhan dasar gangguan pola tidur.

3) Bagi Klien

(57)

Asuhan Keperawatan pada Klien dengan Prioritas Masalah

Kebutuhan Dasar Istirahat Tidur di Kelurahan

Siti Rejo II Kecamatan Medan Amplas

Karya Tulis Ilmiah (KTI)

Disusun dalam Rangka Menyelesaikan

Program Studi DIII Keperawatan

Oleh

Lusi Triana Rambe

132500013

PROGRAM STUDI DIII

KEPERAWATAN FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(58)
(59)
(60)

iii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan berkat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah dengan judul “ Asuhan Keperawatan pada Klien dengan Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar Istirahat Tidur di Kelurahan Siti Rejo II Kecamatan Medan Amplas” Karya Tulis Ilmiah ini disusun sebagai salah satu syarat bagi penulis untuk menyelesaikan pendidikan dan mencapai gelar diploma di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan karena keterbatasan pengetahuan kemampuan serta pengalaman penulis karena itu penulis sangat mengharapkan adanya kritik serta saran dari semua pihak yang bersifat membangun guna dijadikan pedoman bagi penulis dikemudian hari.Penyusun Karya Tulis Ilmiah ini telah banyak mendapat bantuan, bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Setiawan, S.Kp, MNS, Ph.D, selaku Dekan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara

2. Sri Eka Wahyuni, S. Kep, Ns, M. Kep, Selaku Wakil Dekan I Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara

3. Nur Afi Darti S.Kp, M.Kep, selaku Ketua Program Studi DIII

Keperawatan Universitas Sumatera Utara

4. Evi Karota Bukit, S.Kp, MNS, selaku dosen pembimbing Karya Tulis Ilmiah yang telah menyediakan waktu serta dengan penuh keikhlasan dan kesabaran telah memberikan arahan, bimbingan, dan ilmu yang bermanfaat selama masa perkuliahan di Fakultas Keperawatan dan Selama penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.

(61)

iv

6. Seleuruh Dosen Fakultas Keperawatan khususnya jurusan DIII Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

7. Teristimewa kepada orangtua tercinta Bapak R. Rambe dan Ibu R. Simbolon yang telah memberikan kasih sayang, doa, dorongan, bimbingan, pengorbanan baik moral maupun material yang cukup besar sehingga penulis dapat menyelesaikan pendidikan di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

8. Penulis juga tidak lupa mengucapkan banyak terima kasih buat saudara saya Juli Rambe (kakak), Susi Rambe (kakak), Budi Rambe (adik) yang telah banyak memberikan doa serta dukungan kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan pendidikan di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

9. Teman-teman seperjuangan saya yaitu seluruh DIII keperawatan 2013 yang telah memberikan semangat dan masukan dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini terkhusus (Novita, Nita, Rama, Togi) yang menemani, memberikan motivasi dan dukungan bagi penulis.

10.Semua pihak yang dalam kesempatan ini tidak dapat disebutkan namanya satu persatu yang telah banyak membantu penulis dalam penyelesaian Karya Tulis Ilmiah ini di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

Semoga Tuhan Yang Maha Kuasa dan penuh kasih melimpahkan berkat dan

karunia-Nya kepada semua pihak yang telah banyak membantu penulis. Harapan penulis semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat nantinya untuk pengembangan ilmu pengetahuan , terkhusus ilmu keperawatan.

Medan, 14 Juni 2016

(62)

v

DAFTAR ISI

Lembar Orisinalitas ... i

Lembar Pengesahan ... ii

Kata Pengantar ... iii

Daftar Isi ... iv

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Tujuan ... 3

C. Manfaat ... 3

BAB II PENGELOLAAN KASUS A. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan dengan Masalah Kebutuhan Dasar Istirahat dan Tidur ... 4

1. Pengkajian ... 13

2. Analisa data... 15

3. Rumusan masalah ... 15

4. Perencanaan ... 16

B. Asuhan Keperawatan Kasus ... 17

1. Pengkajian ... 17

2. Analisa data... 26

3. Rumusan masalah ... 27

4. Perencanaan ... 27

5. Implementasi dan Evaluasi ... 28

BAB III KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 34

B. Saran ... 36

DAFTAR PUSTAKA ... 37 LAMPIRAN

Referensi

Dokumen terkait

bagaimana asuhan keperawatan pada klien yang mengalami masalah kebutuhan dasar.. istirahat dan tidur khususnya pada An.S di ruang (Ruang Rawat Gabung) RRG

Pada bab ini penulis membahas kesimpulan Asuhan keperawatan pada klien dengan masalah kebutuhan dasar istirahat dan tidur dengan diagnosa. medis hipertensi di keluraharan Harjo

pemenuhan kebutuhan istirahat dan tidur pada klien yang dirawat. Ciptakan lingkungan yang nyaman, dapat dilakukan misalnya dengan:.. 1. Pintu kamar klien ditutup. Kurangi

yang telah dibuat pada klien dengan prioritas masalah kebutuhan. istirahat

Pada klien yang dirawat di rumah sakit dapat mengalami masalah gangguan istirahat dan tidur. Masalah tersebut seringg berhubungan dengan lingkungan rumah

 Menganjurkan pasien untuk memantau pola tidur dengan membuat ADL ”memcatat kegiatan pasien dari mulai bangun tidur sampai tidur kembali”..  Meciptakan lingkungan yang

Tidur merupakan kondisi tidak sadar dimana individu dapat dibangunkan oleh stimulus atau sensori yang sesuai atau juga dapat dikatakan sebagai keadaan tidak sadarkan diri

Mayo Clinic Hipertensi: Mengatasi Tekanan