• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN TEORITIS, KERANGKA BERFIKIR, DAN PERUMUSAN

A. Kajian Teoritis

2. Hakikat Media Pembelajaran Flash Card

Menurut Rudi Susilana dan Cepi Riyana “Flash Card adalah media pembelajaran dalam bentuk kartu bergambar yang berukuran 25X30 cm. gambar-gambarnya dibuat menggunakan tangan atau foto,

28

atau memanfaatkan gambar/foto yang sudah ada yang ditempelkan pada lembaran-lembaran flash card.29

b. Karakteristik Media Pembelajaran Flash Card

Karakteristik media pembelajaran flash card adalah menyajikan pesan-pesan pendek pada setiap kartu yang disajikan. Misalnya mengenal huruf, mengenal angka, mengenal nama binatang, atau tata cara berwudhu dan sebagainya. Sajian pesan-pesan pendek ini akan memudahkan siswa untuk mengingat pesan tersebut. Kombinasi antara gambar dan teks cukup memudahkan siswa untuk mengenali konsep sesuatu, untuk mengetahui nama sebuah benda dapat dibantu dengan gambarnya, begitu juga sebaliknya untuk mengetahui apa wujud sebuah benda atau konsep dengan melihat huruf atau teksnya.

c. Kelebihan dan Kekurangan Media Flash Card

Sebagai salah satu media pembelajaran, flash card memiliki beberapa kelebihan dan kekurangan, diantaranya:

Kelebihan media pembelajaran, flash card menurut Rudi Susilana dan Cepi Riyana sebagai berikut:

a) Mudah dibawa-bawa. b) Praktis.

c) Gampang diingat. d) Menyenangkan.

Sedangkan kekurangan menggunakan media pembelajaran

flash card sebagai berikut:

1) Menuntut penataan ruang yang baik. 2) Sukar dibaca karena keterbatasan tulisan

3) Small Student

4) Pengajar atau pembicara cenderung cenderung memunggungi peserta saat menjelaskan

5) Biasanya kertas flash card hanya digunakan untuk satu kali saja.

d. Cara Mendesain Media Flash Card

Adapun cara mendesain media flash card menurut Rudi Susilana dan Cepi Riyana sebagai berikut:

29

1. Siapkan kertas yang agak tebal seperti kertas duplek atau dari bahan kardus. Kertas ini berfungsi untuk menyimpan dan menempelkan gambar-gambar sesuai dengan tujuan pembelajaran.

2. Kertas tersebut diberikan tanda dengan pensil atau spidol dan menggunakan penggaris, untuk menentukan ukuran 25X30 cm. 3. Potong-potonglah kertas duplek tersebut dapat menggunakan

gunting atau pisau kater hingga tepat berukuran 25X30 cm. buatlah kartu-kartu tersebut sejumlah gambar yang akan ditempelkan atau sejumlah materi yang kita butuhkan.

4. Jika objek gambar akan langsung dibuat dengan tangan, maka kertas alas tadi perlu dilapisi dengan kertas halus untuk menggambar, misalnya kertas HVS, kertas concort atau kertas karton.

5. Mulailah menggambar dengan menggunakan alat gambar seperti kuas, cat air, spidol, pinsil warna, atau membuat desain menggunakan komputer dengan ukurang yang sesuai lalu setelah selesai ditempelkan pada alas tersebut.

6. Jika gambar yang akan ditempel memanfaatkan yang sudah ada, misalnya gambar-gambar yang di jual di toko, di pasar, maka selanjutnya gambar-gambar tersebut tinggal dipotong sesuai dengan kertas ukuran, lalu ditempelkan menggunakan perekat atau lem kertas.

7. Pada bagian akhir adalah memberikan tulisan pada bagian kartu-kartu sesuai dengan nama objek yang didepannya.30

e. Langkah-langkah Pembelajaran dengan Media Flash Card

1) Kartu-kartu yang sudah disusun di pegang setinggi dada dan mengahadap ke depan siswa.

2) Cabutlah satu persatu kartu tersebut setelah guru selesai menerangkan.

3) Berikan kartu-kartu yang telah diterangkan kepada siswa yang duduk di dekat guru.

4) Jika sajian dengan cara permainan, letakkan kartu-kartu di dalam sebuah kotak secara acak dan tidak perlu disusun, siapkan siswa yang akan berlomba.31

30

Ibid, hal 95 31

3. Hakikat Hasil Belajar a. Pengertian Hasil Belajar

Belajar menurut bahasa adalah berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu, berlatih, berubah tingkah laku atau tanggapan yang disebabkan oleh pengalaman.32 Belajar merupakan proses yang melahirkan perubahan perilaku melalui pengalaman dan latihan. Perubahan perilaku dalam belajar mencakup tiga ranah yaitu ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah psikomotor. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa seseorang yang mengalami proses belajar akan terjadi peningkatan perilaku dalam hal kognitif, afektif, dan psikomotorik dalam diri orang tersebut.

Dengan berakhirnya suatu proses belajar, siswa memperoleh suatu hasil belajar. Jadi belajar pada hakikatnya merupakan cerminan hasil dari kegiatan belajar yang ditandai dengan adanya perubahan perilaku dalam aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik.

Menurut Nana Sudjana mengatakan bahwa “Belajar dan mengajar sebagai suatu proses yang mengandung tiga unsur yakni tujuan pengajaran (Intruksional), pengalaman (proses) belajar mengajar, dan hasil belajar. sebagaimana dituangkan dalam diagram.33

Tujuan Instruksional

a c

b Pengalaman Belajar Hasil Belajar

Garis (a) menunjukkan hubungan antara tujuan intruksional dengan pengalaman belajar, garis (b) menunjukkan hubungan antara pengalaman belajar dengan hasil belajar, garis (c) menunjukkan hubungan tujuan intruksional dengan hasil belajar.34

Dari diagram di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa

kegiatan penilaian dinyatakan oleh garis (c), yakni suatu tindakan atau kegiatan untuk melihat sejauh mana tujuan-tujuan intruksional telah dapat dicapai atau dikuasai oleh siswa dalam bentuk hasil-hasil belajar yang diperlihatkannya setelah mereka menempuh

32

H. Nurochim, Perencanaan Pembelajaran Ilmu-ilmu Sosial, (Jakarta: Rajawali Pers, 2013), cet. Ke-1, hal. 6

33

Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2010), cet. Ke-15, hal. 2

34

pengalaman belajarnya (proses belajar-mengajar). Sedangkan garis (b) merupakan kegiatan penilaian untuk mengetahui keefektifan pengalaman belajar dalam mencapai hasil belajar yang optimal.

Mencakup semua hasil belajar yang dapat diperoleh, namun tidak menunjukkan setiap hasil belajar atau kemampuan internal satu persatu, tetapi mengelompokkan aneka hasil belajar yang mempunyai ciri-ciri sama dalam satu kategori. Maka dapat dikatakan bahwa sistematika Gagne meliputi lima kategori hasil belajar, yang masing-masing mencakup sejumlah kemampuan internal yang bercirikan sama dan sekaligus berbeda sifatnya dari kemampuan internal dalam kategori lain.35

Kelima kategori hasil belajar yang dikemukakan Gagne adalah sebagai berikut:

1. Informasi Verbal (Verbal Information), yang dimaksud ialah pengetahuan yang dimiliki seseorang dan dapat diungkapkan dalam bentuk bahasa, lisan dan tertulis.

2. Kemahiran Intelektual (Intellectual Skill), yang dimaksud ialah kemampuan untuk berhubungan dengan lingkungan hidup dan dirinya sendiri, dalam bentuk suatu repersentrasi, khususnya konsep dan berbagai lambing/simbol (huruf, angka, dan kata, gambar).

3. Pengaturan Kegiatan Kognitif, (Cognitive Strategi.

Kemampuan ini merupakan suatu kemahiran yang berbeda sifat dengan kategori kemahiran intelektual.

4. Keterampilan motorik (motor Skill), orang yang memiliki suatu keterampilan motorik, mampu melakukan suatu rangkaian gerak-gerik jasmani dalam urutan tertentu.

5. Sikap (attitude). Orang bersikap tertentu, cenderung menerima atau menolak suatu objek berdasarkan penilaian.

Dengan berakhirnya suatu proses belajar, siswa memperoleh suatu hasil belajar. Dimyati dan Mudjino berpendapat bahwa “hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi belajar dan mengajar”.36

Jadi hasil belajar pada hakikatnya merupakan cerminan hasil dari kegiatan belajar yang ditandai dengan adanya perubahan perilaku dalam aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik.

35

W.S. Winkel, SJ, Psikologi Pengajaran, (Yogyakarta: SKETSA, 2014), Cet.1, hal. 112

36

Nurdin Abd.Rahman, Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan, (UIN Jakarta: Press, 2004), hal. 77

Menurut S. Nasution hasil belajar siswa dirumuskan sebagai “Tujuan Intrusional Umum (TIU) yang dinyatakan dalam bentuk yang spesifik dan merupakan komponen dari tujuan umum matakuliah atau bidang studi. Hasil belajar ini menyatakan apa yang akan dilakukan atau dikuasai siswa sebagai hasil pelajaran itu”.37Menurut Purwanto “Hasil belajar merupakan perolehan dari proses belajar siswa sesuai dengan tujuan pengajaran (ends are being attained). Tujuan belajar menjadi hasil belajar potensial yang akan dicapai oleh anak melalui kegiatan belajarnya”.38

Menurut Hamalik dalam bukunya Asep Jihad dan Abdul Haris, “Hasil-hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, dan sikap-sikap, serta apersepsi dan abilitas.39

Sedangkan menurut Sudjana dalam bukunya Asep Jihad dan Abdul Haris, “Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya”.40

Menurut Hamalik mengungkapkan bahwa, “tujuan belajar adalah sejumlah hasil belajar yang menunjukkan bahwa siswa telah melakukan perbuatan belajar, yang umumnya meliputi pengetahuan, keterampilan dan sikap-sikap yang baru, yang diharapkan dapat dicapai oleh siswa”.41

Hasil belajar siswa pada hakikatnya adalah perubahan tingkah laku sebagai hasil belajar dalam pengertian yang luas mencakup bidang kognitif, afektif, dan psikomotorik. Oleh sebab itu, dalam penilaian hasil belajar, peranan tujuan instruksional yang berisi rumusan kemampuan dan tingkah laku yang diinginkan dikuasai siswa menjadi unsure penting sebagai dasar dan acuan penilaian.42

Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah semua kemampuan yang dicapai peserta didik berupa perubahan perilaku, pemahaman dan pengetahuan, dan keterampilan yang bermanfaat setelah melaksanakan kegiatan

37

S. Nasution, Kurikulum dan Pengajaran, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009) Cet. Ke-V, hal. 61

38

Purwanto, Evaluasi Hasil Belajar, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009) Cet. Ke-1, hal. 45

39

Asep Jihad dan Abdul Haris, op.cit, h. 15 40

Ibid, h. 15 41

Ibid, h. 15 42

Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2010), cet. Ke-15, hal. 3

pembelajaran. Dalam proses pembelajaran, sehingga proses pembelajaran lebih terarah.

b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Hasil belajar yang dicapai seorang individu merupakan hasil interaksi antara berbagai faktor yang mempengaruhinya baik dari dalam diri (faktor internal) maupun dari luar diri (faktor eksternal) individu. Pengenalan terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar penting sekali artinya dalam rangka membantu murid dalam mencapai hasil belajar yang baik. Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar itu dapat dibagi menjadi 2 bagian besar yaitu faktor internal dan faktor eksternal sebagai berikut:

1. Faktor internal

Faktor internal atau yang ada dalam diri siswa, dibedakan menjadi dua faktor yaitu:

a. Faktor bawaan (herediter)

b. Faktor perolehan (achievement).43

Faktor bawaan yang besar pengaruhnya terhadap proses belajar adalah kecakapan umum (kecerdasan atau intelegensi) dan kecakapan khusus (bakat). Kecerdasan dan bakat merupakan kecakapan yang masih bersifat potensial (kecakapan potensial), yang diaktualisasikan dalam berbagai bentuk kecakapan nyata

(achievement).

Faktor internal yang cukup penting dalam belajar adalah kecakapan berbahasa baik lisan maupun tertulis serta kecakapan membaca. Bahasa merupakan alat komunikasi dan sekaligus alat untuk belajar. Melalui penggunaan bahasa siswa belajar dari guru, dari buku, dari media massa, melalui interaksi dengan teman sebaya atau interaksi dengan lingkungan.

Selanjutnya, disisi lain faktor internal yang cukup besar pengaruhnya terhadap keberhasilan belajar adalah sebagai berikut:

a. Sikap. b. Minat. c. Motivasi. d. Kebiasaan belajar. 43

Nana Syaodih Sukmadinata, Kurikulum dan Pembelajaran Kompetensi, (Bandung: PT Refika Aditama, 2012), hal.198

Sikap dan minat adalah motivasi atau dorongan belajar. Para siswa akan giat belajar apabila mereka mempunyai motivasi belajar yang kuat. Besar kecilnya motivasi belajar yang dimiliki siswa dipengaruhi oleh beberapa hal, yaitu: kejelasan tujuan yang akan dicapai, keberartian dari program yang diikuti bagi perkembangannya, kesesuaian program dengan kemampuan siswa serta keberhasilan yang telah diperoleh siswa dalam proses pengajaran.

2. Faktor Eksternal

Keberhasilan belajar juga dipengaruhi oleh beberapa faktor eksternal, yang berasal dari lingkungan, yaitu lingkungan rumah, sekolah, dan masyarakat sekitar.

Lingkungan belajar mencakup lingkungan fisik dan nonfisik. Keberhasilan belajar dipengaruhi oleh lingkungan fisik, seperti ruangan tempat siswa belajar, meubiler yang digunakan, lampu/cahaya dan ventilasi, serta suasana sekitarnya.

Selain lingkungan fisik, yang juga cukup besar pengaruhnya terhadap keberhasilan belajar adalah lingkungan sosial psikologis. Para siswa akan belajar dengan tenang, tekun, dan bergairah apabila mereka berada dalam lingkungan yang memiliki suasana dan hubungan sosial psikologis yang menyenangkan. Di rumah mereka cukup dekat dan akrab dengan orang tua serta saudara-saudaranya, mereka saling menyayangi, membantu, saling mengerti da, memberikan dorongan.

Lingkungan sekolah cukup kondusif bagi pembangkitan gairah belajar. Guru-guru cukup mengerti keadaan, karakteristik dan perkembangan siswa, mereka menyajikan pelajaran, memberikan bimbingan dan layanan dengan baik. Hubungan dengan teman-temannya di sekolah maupun di luar sekolah cukup akrab dan sehat, kegiatan mereka tidak terarah kepada hal-hal yang negatif.44

c. Indikator Hasil Belajar

Banyak guru yang merasa sukar untuk menjawab pertanyaan yang diajukan kepadanya mengenai apakah pengajaran yang telah dilakukannya berhasil, dan untuk menjawab pertanyaan itu, terlebih dahulu harus ditetapkan apa yang menjadi kriteria keberhasilan

44

pengajaran, baru kemudian ditetapkan alat untuk menaikkan keberhasilan belajar secara tepat. Mengingat pengajaran merupakan suatu proses untuk mencapai tujuan yang telah dirumuskan, maka disini dapat ditentukan dua kriteria yang bersifat umum.

Menurut sudjana dalam bukunya evaluasi pembelajaran kedua. Kriteria tersebut adalah:

1. Kriteria ditinjau dari sudut prosesnya. 2. Kriteria ditinjau dari hasilnya.45

d. Pengkuran Hasil Belajar

Efektifitas pengalaman proses belajar mengajar yang dilakukan oleh siswa dalam mencapai hasil belajar diharapkan adalah memiliki kemampuan lulusan yang utuh dan mencakup kemampuan kognitif, psikomotorik, dan afektif atau perilaku. Kemampuan kognitif adalah kemampuan berpikir secara hierarkis yang terdiri dari pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi. Kemampuan psikomotorik berkaitan erat dengan kemampuan gerak dan banyak terdapat dalam kegiatan praktek. Kemampuan afektif berkaitan erat dengan perilaku sosial, sikap, minat, disiplin, dan sejenisnya. Oleh karena itu untuk mengetahui ketercapaian hasil belajar ini diperlukan indikator hasil belajar yang dapat mengungkapkan kualitas hasil pemahaman yang dimiliki oleh siswa, yakni ketercapaian aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik adalah berupa penilaian.

Penilaian dalam pembelajaran berorientasi pada pencapaian tujuan pembelajaran. Penilaian ini berfungsi untuk mengetahui kemampuan belajar siswa, mendiagnosis kesulitan belajar, memberikan umpan balik, melakukan perbaikan, memotivasi guru dan siswa agar melaksanakan pembelajaran dengan baik dan bermakna. Penilaian untuk mengukur hasil belajar ini adalah dapat menggunakan suatu alat ukur yang terbentuk tes atau nontes. Tes adalah kumpulan pertanyaan atau soal yang harus dijawab oleh siswa dengan menggunakan pengetahuan-pengetahuan serta kemampuan penalarannya. Sedangkan alat ukur yang terbentuk nontes mencakup angket, skala sikap, dan sebagainya.

Penilaian terhadap hasil belajar penguasaan materi (kognitif) bertujuan untuk mengukur penguasaan dan pemilihan

45

konsep dasar keilmuan berupa materi-materi esensial sebagai konsep kunci dan prinsip utama. Penilaian untuk mengukur hasil belajar dalam ranah kognitif ini adalah berbentuk tes, yang dapat mengukur kemampuan hierarkis berupa pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis dan evaluasi.

Penilaian terhadap hasil belajar afektif, hasil belajar afektif adalah berkaitan dengan aspek sikap, minat, disiplin dan nilai. Oleh karena itu, pengukuran hasil belajar afektif ini lebih tepat dan sesuai bila menggunakan pengukuran hasil belajar berupa nontes, misalnya angket. Skala sikap, kuisioner dan observasi.

Penilaian terhadap hasil belajar psikomotorik. Hasil belajar psikomotorik adalah berhubungan dengan kemampuan dan keterampilan seseorang dalam bertindak. “Simpson dan Sofyan menyatakan bahwa hasil belajar psikomotorik ini akan tampak dalam bentuk keterampilan dan kemampuan bertindak individu.”46

Untuk mengukur hasil belajar psikomotorik ini dapat menggunakan instrument tes kinerja dan nontes dengan pedoman observasi.

4. Hakikat Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)

Dokumen terkait