• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II: KAJIAN TEORETIK

A. Hakikat Membaca Kritis Artikel

Proses melisankan paparan bahasa tulis; mempersepsi tuturan tulis; penerapan seperangkat keterampilan kognitif untuk memperoleh pemahaman dari tuturan tertulis yang dibaca; proses berpikir dan bernalar, atau sebagai proses pengolahan bahasa; (1) proses pemberian makna kepada simbol-simbol visual; dan, tidak mungkin ada pengertian yang baku, yang ada hanya ragam pengertian yang umum popular ke pengertian yang teknis ilmiah (2) pengertian yang sangat sempit ke pengertian yang sangat luas, dan (3) pengertian yang tanpa dasar ke pengertian yang secara kaku berdasarkan suatu teori membaca tertentu. Pengertian membaca Tarigan menyebutkan bahwa.

“Membaca merupakan suatu upaya yang dilakukan pembaca dalam memperoleh suatu pesan atau informasi yang ada di dalam suatu bacaan yang ingin disampaikan oleh penulis melalu kata-kata. Dalam penyampaian suatu pesan, penulis menggunakan media kata-kata atau bahasa tulis. Pesan yang disampaikan bisa informasi dan gagasan”.1

Pengajaran keterampilan berbahasa bertujuan untuk menumbuhkan dan mengembangkan keterampilan berbahasa. Membaca merupakan suatu proses yang dilakukan pembaca untuk mendapatkan pesan yang disampaikan oleh penulis. Melalui media kata-kata atau bahasa tulis terdapat makna yang tersirat dan makna tersurat, dan apabila pesan yang ingin disampaikan oleh penulis kepada pembaca tidak dimengerti,atau tidak sampai kepada pembaca maka proses membaca dianggap gagal. Hal ini penting adanya, karena pesan yang ingin disampaikan penulis merupakan suatu yang penting yang biasanya dinginkan oleh pembaca.

1

Hendry Guntur Tarigan, Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. (Bandung: Angkasa, 2008), h. 7.

“Membaca adalah suatu aktivitas yang rumit atau kompleks karena bergantung pada keterampilan berbahasa siswa berikut tingkat pembelajarannya”2

. Membaca biasanya bisa dikatakan rumit, karena memerlukan banyak keterampilan untuk memahami suatu bacaan.

Para pengajar bahasa haruslah menyadari serta memahami benar bahwa “membaca adalah suatu keterampilan yang kompleks, yang rumit, mencakup atau melibatkan serangkaian keterampilan-keterampilan yang lebih kecil. Dengan kata lain, keterampilan membaca mencakup tiga komponen, yaitu:

1. pengenalan terhadap aksara serta tanda-tanda baca;

2. korelasi aksara beserta tanda-tanda baca dengan unsur-unsur linguistik yang formal;

3. hubungan lebih lanjut dari A dan B dengan makna atau meaning3Dari segi linguistik, “membaca adalah suatu proses penyandian kembali dan pembacaan sandi (a recording and decoding prosess), berlainan dengan berbicara dan menulis yang justru melibatkan penyandian

(encoding). Sebuah aspek pembacaan sandi (decoding) adalah menghubungkan kata-kata tulis (written world) dengan makna bahasa lisan

(oral language meaning) yang mencakup pengubahan tulisan/cetakan menjadi bunyi yang bermakna4”.

Menurut Crawley dan Mountain dalam Rahim membaca merupakan gabungan proses perseptual dan kognitif. Membaca sebagai proses visual merupakan proses menerjemahkan simbol tulis ke dalam bunyi. Pembaca tahap ini mengidentifikasi tugas membaca untuk membentuk strategi membaca yang sesuai, memonitor pemahamannya, dan menilai hasilnya.

“Menurut Klen, dkk, dalam Rahim mengemukakan definisi membaca mencakup :

a. Membaca merupakan suatu proses maksudnya informasi dari teks dan

2

Subana dan Sunarti , Strategi Belajar Mengajar Bahasa Indonesia. (Bandung: Pustaka Setia), h.222.

3

Hendry Guntur Tarigan. op.cit. ,h.11.

4

pengetahuan yang dimiliki oleh pembaca mempunyai peranan yang utama dalam membentuk makna.

b. Membaca merupakan suatu strategis maksudnya pembaca yang efektif menggunakan berbagai strategi membaca yang sesuai dengan teks dan konteks dalam rangka mengonstruksi makna ketika membaca. Strategi bervariasi sesuai dengan jenis teks dan tujuan membaca.

c. Membaca merupakan interaktif maksudnya membaca merupakan suatu proses dimaksudkan informasi dari teks dan pengetahuan yang dimiliki oleh pembaca mempunyai peranan yang utama dalam membentuk

makna”5

.

Membaca adalah interaktif maksudnya orang yang senang membaca suatu teks yang bermanfaat, akan menemui beberapa tujuan yang ingin dicapainya, teks yang dibaca seseorang harus mudah dipahami (readable) sehingga terjadi interaksi antara pembaca dan teks.

Satu cara yang sebaiknya digunakan untuk mendorong peserta didik membaca, dan menimbulkan sifat kritis tidak hanya bertanya meliputi makna yang tersurat yang terdapat dalam teks bacaan. Melainkan pertanyaan yang akan diajukan pada peserta didik dapat menimbulkan sifat kritis dalam diri peserta didik itu sendiri. Ketika membaca kritis diperlukan pertanyaan yang meliputi identifikasi, analisis, evaluasi, dan aplikasi.

Pemaparan di atas menggambarkan bahwa membaca merupakan suatu aktivitas yang rumit, karena membaca membutuhkan proses mental. Proses mental bisa disebut juga dengan proses berpikir yang dilakukan oleh pembaca yang aktif. Membaca sangat dibutuhkan proses berpikir.

Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa membaca adalah proses yang dilakukan oleh pembaca untuk memperoleh informasi baik yang berupa tulisan maupun gambar atau diagram dengan pengertian dan khayalan melalui media kata-kata atau media tulis.

5

Farida Rahim, Pengajaran Membaca di Sekolah Dasar, ( Jakarta : Bumi Aksara, 2008), h. 3.

a. Fungsi Membaca

“Kegiatan membaca yang sangat bermanfaat itu bahkan ada yang menyatakan sebagai jantungnya pendidikan, memiliki banyak fungsi, antara lain;

1) Fungsi intelektual; Dengan banyak membaca kita dapat meningkatkan kadar intelektualitas, membina daya nalar kita. Contohnya membaca laporan penelitian, jurnal, atau karya ilmiah lain.

2) Fungsi pemacu kreativitas; Hasil membaca kita dapat mendorong, menggerakkan diri kita untuk berkarya, didukung oleh keleluasaan wawasan dan kepemilikan kosakata.

3) Fungsi praktis; Kegiatan membaca dilaksanakan untuk memperoleh pengetahuan praktis dalam kehidupan, misalnya teknik memelihara ikan lele, teknik memotret, resep membuat makanan dan minuman, cara membuat alat rumah tangga, dll.

4) Fungsi rekreatif; Membaca digunakan sebagai upaya menghibur hati, mengadakan tamasya yang mengasikkan. Contohnya bacaan-bacaan ringan, cerita humor, fabel, karya sastra, dll.

5) Fungsi Informatif; Dengan banyak membaca informatif seperti surat kabar, majalah, dll dapat memperoleh berbagai informasi yang sangat kita perlukan dalam kehidupan sehari-hari.”6

b. Tujuan Membaca

Membaca merupakan salah satu keterampilan dari berbahasa Indonesia. Membaca memiliki peran yang sangat penting dalam dunia pendidikan. Dengan adanya tujuan, maka kita tidak akan salah melangkah dalam melakukan kegiatan. “Tujuan utama dalam membaca adalah untuk mencari serta memperoleh informasi, mencakup isi, memahami makna bacaan. Makna, arti (meaning) erat sekali berhubungan dengan maksud tujuan, atau intensif kita dalam membaca.

6

Kuddharu Saddono, St. Y. Slamet, Meningkatkan Keterampilan Berbahasa Indonesia (Teori dan Aplikasi). Bandung, 2012, h. 65.

Berkaitan dengan tujuan membaca, dibawah ini beberapa tujuan membaca, yaitu:

1) Membaca untuk menemukan atau mengetahui penemuan-penemuan yang telah dilakukan oleh tokoh; apa-apa yang telah dibuat oleh tokoh; apa yang telah terjadi pada tokoh khusus atau memecahkan masalah-masalah yang dibuat oleh tokoh. Membaca seperti ini disebut membaca untuk memeproleh perincian-perincian atau fakta-fakta (reading for details or facts).

2) Membaca untuk mengetahui mengapa hal itu merupakan topik yang baik dan menarik, masalah yang terdapat dalam cerita, apa-apa yang dipelajari atau yang dialami tokoh, dan merangkumkan hal-hal yang dilakukan oleh tokoh untuk mencapai tujuannya. Membaca seperti ini disebut membaca untuk memperoleh ide-ide utama (reading for main ideas)

3) Membaca untuk menemukan atau mengetahui apa yang terjadi pada setiap bagian cerita, apa yang terjadi mula-mula pertama, kedua, dan ketiga/seterusnya – setiap tahap dibuat untuk memecahkan suatu masalah, adegan-adegan dan kejadian-kejadian buat dramatisasi. Hal ini disebut membaca untuk mengetahui urutan atau susunan, organisasi cerita (readingfor sequence or organization).

4) Membaca untuk menemukan serta mengetahui mengapa para tokoh merasakan seperti cara mereka itu, hendak diperlihatkan oleh pengarang kepada para pembaca, mengapa para tokoh berubah, kualitas-kualitas yang dimiliki oleh para tokoh yang membuat mereka berhasil atau gagal. Ini disebut membaca untuk menyimpulkan, membaca inferensi (reading forrefence).

5) Membaca untuk menemukan serta mengetahui apa-apa yang tidak biasa, tidak wajar mengenai seorang tokoh, apa yang lucu dalam cerita, atau apakah cerita itu benar atau tidak benar. Ini disebut membaca untuk mengelompokkan, membaca untuk mengklasifikasikan (reading forclassify).

6) Membaca untuk menemukan apakah tokoh berhasil atau hidup dengan ukuran-ukuraan tertentu, apakah kita ingin berbuat seperti yang diperbuat oleh tokoh, atau bekerja seperti cara tokoh bekerja dalam cerita itu. Ini disebut membaca menilai, membaca mengevaluasi (reading to evaluate).

7) Membaca untuk menemukan bagaimana caranya tokoh berubah, bagaimana hidupnya berbeda dari kehidupan yang kita kenal, bagaimana dua cerita mempunyai persamaan, dan bagaimana tokoh menyerupai pembaca. Ini disebut membaca untuk memperbandingkan atau mempertentangkan (reading to compare or contrast).”7

c. Manfaat Membaca

“Selain fungsi di atas, kegiatan mendatangkan berbagai manfaat, antara

lain:

1) Memperoleh banyak pengalaman hidup.

2) Memperoleh pengetahuan umum dan berbagai informasi tertentu yang sangat berguna bagi kehidupan.

3) Mempertinggi potensialitas setiap pribadi dan mempermantap eksitensi dan lain-lain.

4) Dapat mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi mutakhir di dunia.”8

Kegiatan membaca yang dilakukan seseorang terhadap bahan bacaan memiliki tujuan yang berbeda-beda, hal tersebut dilakukan sesuai dengan kebutuhan, seperti untuk memperoleh perincian fakta atau hanya untuk memperoleh kesenangan.

“Dari sekian banyak paparan tentang tujuan membaca intinya adalah kita ingin memperoleh informasi atau pengetahuan dari apa yang kita baca.

7

Hendry Guntur Tarigan. Op. cit. h. 9.

8

Skema I (Tarigan, 2008:14)

Aspek-aspek Keterampilan mekanis pengenalan bentuk huruf

membaca (urutan lebih rendah) pengenalan unsur-unsur linguistik

pengenalan hubungan bunyi dan huruf

kecepatan membaca; lambat Keterampilan pemahaman pemahaman pengertian sederhana (urutan lebih tinggi) pemahaman signifikan/makna

evaluasi/ penilaian isi dan bentuk kecepatan membaca; fleksibel

Skema II membaca

nyaring membaca survei

membaca ekstensif membaca sekilas membaca

membaca dangkal

Membaca membaca teliti

dalam hati membaca telaah isi membaca pemahaman membaca kritis membaca gagasan membaca intensif membaca bahasa membaca telaah bahasa membaca sastra”9 9 Ibid.,h. 14

Dari kegiatan membaca pemahaman inilah yang akan muncul pemahamaan bacaan merupakan strategi yang melibatkan diri pada bacaan dan memberikan penilaian terhadap karya tulis yang melibatkan diri pada bacaan dan membuat analisis yang tepat. Untuk membuat analisis yang tepat diperlukan kemampuan aplikasi dan evaluasi.

2. Membaca Kritis

a. Pengertian Membaca Kritis

Membaca kritis merupakan suatu keterampilan dalam membaca.

“Membaca kritis adalah sejenis membaca yang dilakukan secara bijaksana, penunh tenggang hati, mendalam, evaluatif serta analitis, dan bukan hanya mencaru alasan”10

.

Adapun hakikat kemampuan membaca kritis merupakan suatu kegiatan yang dilakukan agar siswa dapat dengan mudah menemukan informasi aktual, gagasan utama, ide pokok paragraf dan fakta yang terdapat dalam artikel, maka berdasarkan hal tersebut siswa perlu untuk melakukan kegiatan membaca kritis artikel yang akan diterapkan dalam metode inquiry.

Dengan membaca kritis, pembaca akan dapat pula mencamkan lebih dalam apa yang dibacanya, dan dia pun mempunyai kepercayaan diri yang lebih mantap. Maka membaca kritis harus menjadi ciri semua kegiatan membaca yang bertujuan memahami isi bacaan sebaik-baiknya.

Penggunaan teknik membaca kritis memberikan manfaat berupa penilaian yang beralasan serta pemahaman yang mantap sebagai akibat keterlibatan yang mendalam dengan bahan bacaan.

Langkah-langkah yang harus dilakukan dalam membaca kritis : 1) Langkah awal ini sangat penting ketika seseorang akan membaca yaitu

menyadari pengetahuan apa yang telah dimiliki sebelum membaca tulisan. Langkah ini penting untuk mengaitkan pengetahuan yang sudah

10

Hendry Guntur Tarigan, Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. (Bandung: Angkasa, 2008), h. 92.

dimiliki sebelum membaca dengan pengetahuan yang akan anda dapatkan melalui proses membaca kritis;

2) Tetapkan sasaran. Hal ini berguna bagi pembaca untuk meningkatkan konsentrasi serta membantu anda untuk mencapai sasaran tersebut; 3) Mencari gambaran secara umum. Berikan perhatian kita pada daftar isi,

daftar indeks, kata pengantar, dan abstrak;

4) Tinjauan awal adalah memberi tanda dengan menggunakan pensil pada poin-poin penting sesuai dengan sasaran;

5) Pendalaman yaitu setelah memberi tanda maka membaca dengan pemahaman yang mendalam;

6) Pembahasan ulang yaitu berfungsi untuk meneliti apakah semua sasaran sudah dicapai atau belum;

Dalam membaca kritis, pembaca harus memiliki kemampuan yang akan mendukung dalam kegiatan membaca seperti kemampuan untuk menangkap gagasan utama serta dapat menafsirkan dengan tepat apa yang ditulis oleh pengarang. “Nurhadi memberikan cara untuk meningkatkan sikap kritis sebagai seorang pembaca sebagai berikut:

a. Kemampuan mengingat dan mengenali, yaitu: 1) kemampuan mengenali ide pokok paragraf; 2) menyatakan kembali ide pokok paragraf;

3) menyatakan kembali gagasan utama yang terdapat dalam bacaan; b. Kemampuan menginterpretasikan makna tersirat, yaitu:

1) Membedakan ide-ide penunjang; 2) Membedakan fakta-fakta bacaan;

3) Memahami bacaan kritis hubungan sebab-akibat; 4) Memahami secara kritis unsur-unsur perbandingan;

c. Kemampuan mengaplikasikan konsep-konsep dalam bacaan, yaitu; 1) Kemampuan mengikuti petunjuk yang tedapat dalam bacaan;

2) Menunjukkan kesesuaian antara gagasan utama dan situasi yang dihadapi;

d. Kemampuan menganalisis isi bacaan, yaitu; 1) Kemampuan memberi gagasan utama bacaan; 2) Memberikan detail atau data penunjang; 3) Mengklasifikasikan fakta-fakta;

e. Kemampuan membuat sintesis, yaitu;

1) Kemampuan membuat kesimpulan bacaan; 2) Mengorganisasikan gagasan utama bacaan; 3) Membuat ringkasan atau ikhtisar

f. Kemampuan menilai isi bacaan, yaitu;

1) Kemampuan menilai kebenaran gagasan utama atau ide pokok paragraf atau bacaan secara keseluruhan;

2)Kemampuan untuk menentukan relevansi antara tujuan dengan pengembangan gagasan;

3)Kemampuan untuk menentukan tujuan pengarang dalam menulis; 4)Kemampuan menilai keakuratan penggunaan bahasa yang

dilakukan oleh pengarang, baik pada kata, frasa, kalimat maupun pada paragraf”.11

Kegiatan membaca pada tataran yang lebih tinggi, pembaca harus mampu memahami menerima, menolak dan meyakini pendapat yang dikemukakan oleh penulisnya. Membaca pada tingkat ini, pembaca tidak cukup hanya memahami apa yang tersurat, lebih dari itu dapat menghubungkan kemungkinan maksud penulis berdasarkan pengalaman pembaca.

“Pembaca yang pandai harus dapat mengetahui langkah-langkah yang akan digunakan dalam membaca karena hal tersebut dapat memudahkan bagi pembaca dalam mendapatkan informasi yang dibutuhkan. Dalam melakukan proses membaca kritis, ada tujuh kemampuan yang harus dicapai serta dimiliki seseorang pembaca kritis, yaitu:

11

Nurhadi, Bagaimana Meningkatkan Kemampuan Membaca (Bandung: CV. Sinar Baru 1989), hlm. 14.

1)Memahami maksud penulis;

2)Memahami organisasi dasar tulisan; 3)Menilai penyajian pengarang;

4)Menerapkan prinsip-prinsip kritis pada bacaan sehari-hari; 5)Meningkatkan minat membaca;

6)Mengetahui prinsip-prinsip pemilihan bahan bacaan;

7)Membaca Majalah atau publikasi-publikasi priodik yang serius;”12

“Pengajaran membaca kritis merupakan strategi membaca yang bertujuan untuk memahami isi bacaan berdasarkan penilaian yang rasional lewat keterlibatan yang lebih mendalam dengan pikiran penulis dan merupakan analisis yang dapat dihandalkan”13

.

Dalam membaca kritis dikenal tiga cara, yaitu : (1) Membaca baris, adalah membaca baris demi baris untuk dapat memahami arti kata-kata setiap baris; (2) Membaca di antara baris, mempunyai pengertian menganalisis maksud penulis yang sebenarnya; (3) Membaca di luar baris, bertujuan mengevaluasi dan memahami hal-hal yang perlu diaplikasikan dalam membaca kritis, pembaca akan dapat melakukan kegiatan membaca dalam waktu singkat, namun memperoleh informasi yang lengkap dan benar. Di samping itu, keberhasilan dalam membaca kritis sangat perlu berlatih dan berlatih terus, sehingga pembaca akan dapat memperoleh informasi yang benar, baik yang tersurat maupun tersirat dalam wacana yang dibacanya. Adapun bahan yang dapat digunakan latihan membaca kritis, bisa berupa wacana apa saja, misalnya : artikel, cerita, dialog, karya ilmiah populer, termasuk karya ilmiah.

Dalam membaca kritis, pembaca mengolah bahan secara kritis.

“Kemampuan membaca kritis merupakan suatu kemampuan membaca seseorang yang bukan hanya sekedar membaca isi bacaan saja atau mengerti maksud secara eksplisitnya, melainkan juga secara implisit, sehingga kegiatan membaca yang dilakukan secara lebih dalam lagi,

12

Hendry Guntur Tarigan. Membaca: Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa, (Bandung,: Angkasa, 2008), h. 93.

13

evaluatif, dan analitis untuk menemukan makna bacaan baik tersurat maupun tersirat”14

.

1) Berpikir dan Bersikap Kritis: a. Menginterpretasikan secara kritis b. Menganalisis secara kritis

c. Mengorganisasi secara kritis d. Menilai secara kritis

e. Menerapkan konsep secara kritis

2). Teknik Meningkatkan Sikap Kritis:

a. Kemampuan mengingat dan mengenali bahan bacaan b. Kemampuan menginterpretasikan makna tersirat c. Kemampuan menilai isi bacaan

d. Kemampuan menganalisis isi bacaan

e. Kemampuan mengkreasikan bacaan atau menciptakan bacaan

b. Manfaat Membaca Kritis

1) Membantu anda mencapai pemahaman yang mendalam 2) Kemampuan mengingat yang lebih kuat

3) Kepercayaan terhadap diri sendiri yang semuanya mengacu pada kesuksesan pribadi anda.

Membaca kritis adalah membaca untuk memahami isi bacaan secara rasional, kritis, mendalam, disertai keterlibatan pikiran untuk menganalisis bacaan. Ketika membaca kritis, pembaca akan mencamkan lebih dalam materi yang dibacanya. Adapun hakikat kemampuan membaca kritis merupakan suatu kegiatan yang dilakukan agar siswa dapat dengan mudah menemukan informasi faktual, gagasan utama, ide pokok paragraf dan fakta yang terdapat dalam artikel.

14

3. Artikel

a. Hakikat Artikel

“Artikel adalah tulisan lepas berisi opini seseorang yang mengupas

suatu masalah tertentu yang sifatnya aktual dan atau kontroversial dengan tujuan untuk memberitahu (infomatif), mempengaruhi dan meyakinkan (persuasif argumentatif), atau menghibur khalayak pembaca (rekreatif)”.15

Artikel adalah karya tulis lengkap di majalah atau surat kabar. Artikel dalam surat kabar biasanya membahas suatu hal yang terperinci. Artikel adalah salah satu bentuk tulisan nonfiksi berisi fakta dan data yang disertai analisis dan opini penulisannya.

Secara praktis, artikel dimaknai sebagai tulisan yang lengkap dan utuh di luar berita dalam media massa yang mungkin disumbangkan oleh penulis dari luar (bukan pekerja media tersebut). Ini mencakup buku, film, pertunjukan seni, dan sebagainya, tulisan ilmiah popular (iptek, analisis,

how-to, dan sebagainya), dan profil (aneka bentuk biografi, kisah-kisah perjalanan, kajian-kajian organisasi, dan sebagainya).

b. Ciri-Ciri Artikel

1) Lugas dalam artian artikel itu berarti bersifat apa adanya; mengenai yang pokok yang penting dan perlu saja

2) Logis artinya masuk akal atau dapat diterima oleh akal. 3) Tuntas artinya selesai secara menyeluruh

4) Obyektif artinya keadaan yang sebenarnya tanpa disertai anggapan atau pandangan pribadi

5) Cermat artinya penuh perhatian dan penuh ketelitian.

c. Karakteristik Artikel

“Artikel yang ditulis untuk konsumsi surat kabar atau majalah

memiliki tujuh karakteristik:

16

Drs.AS Haris Sumandira M.Si. Menulis Artikel dan Tajuk Rencana.Bandung:Simbiosa Rekatama Media, 2011, h.1

1) Ditulis dengan atas nama (by line story)

Artikel adalah karya individual. Sebagai karya individual seperti juga puisi atau cerpen dalam dunia fiksi, artikel harus mencantumkan dengan jelas nama penulisnya. Untuk kategori artikel opini, nama penulis biasanya dicantumkan di atas, dibawah judul. Sedangkan untuk artikel di luar kategori opini seperti artikel ringan dan artikel praktis, nama penulis biasanya agak disembunyikan dengan cara disimpan pada bagian akhir artikel, dan itu pun ditempatkan dalam kurung. 2) Mengandung gagasan aktual atau kontroversial

Artikel apa pun yang ditulis, hendaknya mengandung gagasan aktual, kontroversial, atau kedua-duanya. Artikel haruslah menghindari gagasan usang, atau sesuatu yang datar-datar saja, monoton, pasti tidak akan laku dijual, tidak akan dilirik dan diperhatikan pembaca. Hanya gagasan yang baru, segar, yang diasumsikan memberikan alternatif serta manfaat tinggi bagi masyarakat yang akan diperhatikan, dibicarakan, dan dijadikan rujukan.

3) Menyangkut kepentingan sebagaian terbesar khalayak pembaca

Seorang penulis artikel tidak boleh asyik sendiri. Artikel yang dituliskannya harus memberikan lebih banyak manfaat bagi kepentingan mayoritas masyarakat sesuai dengan pangsa pasar surat kabar atau majalah yang memuat artikel tersebut.

4) Ditulis secara referensial dengan visi intelektual

Artikel adalah karya nonfiksi yang bertumpu pada dunia kognisi. Suatu artikel lahir dari proses kreatif intelektual seseorang. Artikel apa pun yang ditulis haruslah didukung oleh seperangkat bacaan, pengetahuan, dan teori yang relevan. Visi yang digunakan untuk itu adalah sudut pandang intelektual atau orang terpelajar dengan merujuk pada kekuatan logika akal sehat (common sense), bukan logika klenik atau mistik. Artikel yang ditulis secara referensial dengan visi intelektual, karena itu memiliki ciri, antara lain: logis, sistematis, analitis, akademis, dan etis.

5) Disajikan dalam bahasa yang sederhana, jelas, menarik, hidup, segar, popular, komunikatif.

Artikel konsumsi surat kabar dan atau majalah harus tunduk kepada bahasa jurnalistik. Bahasa jurnalistik adalah salah satu ragam bahasa yang lazim ditemui dan digunakan dalam pers seperti surat kabar, tabloid, dan majalah. Ciri utama bahasa jurnalistik adalah sederhana, jelas, lugas, singkat, menarik, segar, ringan dicerna, gampang diingat, mudah dimengerti, dan dipahami arti, maksud, dan arahnya (komunikatif).

6) Singkat dan tuntas

Singkat mengandung dua pengertian, yakni Filosofis dan teknis. Filosofis berarti tidak bertele-tele, tidak mendayu-dayu, dan berputar-putar, tidak mengerjai pembaca, tidak membuang-buang waktu yang sangat berharga bagi siapa pun. Singkat secara teknis berarti disesuaikan dengan ruangan yang tersedia, yang untuk setiap surat kabar relatif berbeda. Tuntas artinya tidak bersambung ke edisi berikutnya.

7) Orisinal

Orisinal menunjuk pada dual hal. Pertama, artikel yang kita tulis asli merupakan karya kita, bukan hasil menjiplak atau membajak. Kedua, artikel yang kita tulis dan kita kirimkan ke surat kabar atau majalah harus yang asli, bukan fotokopi atau salinannya. Tidak etis. Artikel

fotokopi hanya untuk dokumentasi kita di rumah”16

. d. Jenis-Jenis Artikel

Secara umum artikel dapat dibedakan menurut jenis serta tingkat yang dihadapinya, antara lain:

1) Artikel praktis

Artikel ini lebih banyak bersifat petunjuk praktis tentang cara melakukan sesuatu (how todo it), misalnya petunjuk cara membuka

Dokumen terkait