• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS

A. Kajian Pustaka

2. Hakikat Pembelajaran IPS

Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan mata pelajaran yang memadukan konsep-konsep dasar dari berbagi ilmu sosial yang disusun melalui modelpendidikan dan psikologis serta kelayakan dan kebermaknaan bagi murid dan kehidupannya.

(Kosasih,1994: 42).Pada hakikatnya IPS adalah telaah tentang hubungan manusia dan lingkungannya. Lingkungan masyarakat merupakan tempat dimana anak didik tumbuh dan berkembang sebagai bagian dari masyarakat. Di dalam hidupnya dihadapkan pada berbagai permasalahan yang ada dan terjadi di lingkungan sekitarnya, oleh karena itu dengan adanya mata pelajaran IPS, maka akan membantu anak didik dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi sehingga akan menjadikannya semakin mengerti dan memahami lingkungan sosial masyarakat.

Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan salah satu bidang yang mempelajari seluk beluk kehidupan sosial, ekonomi, politik, dan kebudayaan. Konsep

inilah yang harus ditanamkan pada anak didik untuk dipahami dan dipetik nilai dan manfaatnya dalam hubungannya dengan kehidupan masyarakat.

Hakikat dari IPS jika disorot dari anak didik adalah sebagai pengetahuan yang akan membina para generasi muda belajar ke arah positif yakni mengadakan perubahan – perubahan sesuai kondisi yang diinginkan oleh dunia modern atau sesuai daya kreasi pembangunan serta prinsip – prinsip dasar dan sistem nilai yang dianut masyarakat serta membina kehidupan masa depan mayarakat secara lebih cemerlang dan lebih baik untuk kelak diwariskan kepada turunannya secara lebih baik.

Menurut (Farris and Cooper, 1994: 46), pendidikan ilmu pengetahuan sosial adalah salah satu upaya yang akan membawa kesadaran terhadap ruang, waktu dan lingkungan sekitar bagi anak.

Pembelajaran IPS tidak menginginkan melahirkan manusia percaya begitu saja terhadap sesuatu tetapi paling tidak meminta keterangan dam mengolah kebenaran berita tersebut dan lebih ideal dia harus meyakinkan, sehingga dia menjadi manusia kritis dan memanfaatkan potensinya serta percaya diri sendiri.

Pelajaran IPS di SD harus memperhatikan kebutuhan anak yang berusia antara 6- 12 tahun, anak dalam kelompok usia 7- 11 tahun menurut Piaget berada dalam perkembangan kemampuan intektual / kognitifnya pada tingkat kongkrit. Mereka pedulikan adalah sekarang (kongkrit), dan bukan masa depan yang belum mereka pahami (abstrak). Padahal bahan materi IPS penuh dengan pesan- pesan yang bersifat abstrak. Berbagai cara dan teknik

pembelajaran untuk memungkinkan konsep- konsep abstrak itu dipahami anak.

Bruner (1987: 48) memberikan pemecahan untuk mengkongkitkan yang abstrak melalui percontohan dengan gerak tubuh, gambar, bagan, peta, dan grafik.

IPS merupakan salah satu mata pelajaran yang diberikan di SD yang mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep, dan generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial. Memuat materi geografi, sejarah, sosiologi, dan ekonomi.

Kurikulum IPS sebagaimana yang dikatakan oleh Hamid Hasan (1990: 14), merupakan fusi dari berbagai disiplin ilmu.

Martorella (1987:15) mengatakan bahwa pembelajaran lebih menekankan pada aspek “pendidikan” daripada “transfer konsep” karena dalam pembelajaran IPS murid diharapkan memperoleh pemahaman terhadap sejumlah konsep dan mengembangkan serta melatih sikap, nilai, moral, dan keterampilannya berdasarkan konsep yang telah dimilikinya.

IPS merupakan perwujudan dari satu modelinterdisipliner dari pelajaran ilmu-ilmu sosial yang merupakan integrasi dari berbagai cabang ilmu-ilmu sosial antara lain: Sosiologi, Antropologi Budaya, Sejarah, Psikologi Sosial, Geografi, Ekonomi, Politik, dan Ekologi.

Berdasarkan uraian di atas maka Pembelajaran IPS diharapkan mampu mengembangkan cara berfikir murid sehingga dapat membawa kesadaran terhadap ruang, waktu, dan lingkungan sekitar bagi anak.

b. Pengertian Ilmu Pengetahuan Sosial Menurut Para Ahli

(1) Moeljono cokrodikardjo mengumukakan bahwa IPS adalah perwujudan dari suatu modelinterdisipliner dari ilmu sosial. Ia merupakan integrasi dari berbagai cabang ilmu sosial yakni sosiologi, antropologi budaya,

psikologi, sejarah, geograpi, ekonomi, ilmu politik, dan ekologi manusia, yang dipermulasikan untuk tujuan intruksional dengan materi dan tujuan yang disederhanakan agar mudah dipelajari.

(2) Nu’man soemantri menyatakan bahwa IPS merupakan pelajaran ilmu-ilmu sosial yang diserhanakan untuk pendidikan tingkat SD, SLTP, dan SLTA. Penyerhaan mengandung arti: a) menurunkan tingkat kesukaran ilmu-ilmu sosial yang biasanya dipelajari diuniversitas menjadi pelajaran yang sesuai deangan kematangan berfikir murid sekolah dasar dan lanjutan. b) mempertautkan dan memadukan bahan aneka cabang ilmu-ilmu sosial dan kehidupan masyarakat sehingga menjadi pelajaran mudah dicerna.

(3) Nasution mendefinisikan IPS sebagai pelajaran yang merupakan fusi atau paduan sejumlah mata pelajaran sosial. Dinyatakan bahwa IPS merupakan bagian kurikulum sekolah yang berhubungan dengan perang manusia dalam masyarakat yang terdiri atas berbagai subjak sejarah, ekonomi, geografi, sosiologi, antropologi, dan psikologi sosial.

(4) Tim IKIP surabaya mengemukakan bahwa IPS merupakan bidang studi yang menghormati, mempelajari, mengolah dan membahas hal-hal yang harus merupakan bentuk yang terpadu dari berbagai ilmu sisoal yang terpilih, kemudian disederhanakan sesuai kepentingan sekolah.

Dengan demikian, IPS bukan ilmu social dan pembelajaran IPS yang dilaksananakan baik pendidikan dasar maupun pendidikan tinggi tidak menekankan Pada aspek teoritis keilmuannya, tetapi aspek praktis dalam mempelajari, menelaah, mengkaji gejala, dan masalah sosial dimasyarakat,

yang bobot dalam keluasannya sesuai dengan jenjang pendidikan masing-masing. Kajian tentang masyarakat dalam IPS dapat dilakukan dalam lingkungan yang terbatas, yakni lingkungan sekitar sekolah atau murid dan lingkungan yang luas, yaitu Negara lain, baik yang ada dimasa sekarang maupun dimasa lampau.

c. Ruang Lingkup Ilmu Pengetahuan Sosial

Ilmu Pengetahuan Sosial adalah ilmu sosial yang secara harfiah terbagi menjadi 3 sub bidang ilmu yaitu geografi, sejarah, dan kependudukan. Masing-masing bagian tersebut dapat lagi dibedakan berdasarkan bidang kajian masing-masing. Semakin tinggi kompleksitas ke dalam ilmu maka semakin sempit ruang lingkup yang dikaji. Sedangkan untuk sekolah dasar pokok-pokok materi mengacu kepada 3 bidang tersebut yang terkadang diberikan secara terintegrasi.

Dalam pengenalan bidang geografi di SD lebih banyak menyajikan fenomena alam baik di Indonesia maupun di luar negeri yang akan membangkitkan rasa ingin tahu murid. Sehingga murid yang kreatif akan secara aktif mencari literatur-literatur tambahan selain buku yang direkomendasikan oleh sekolah. Bidang sejarah dikenalkan kepada anak SD lebih banyak menguraikan cerita-cerita kepahlawanan dengan batas pemahaman baik dan buruk. Dengan pengembangan aspek sesungguhnya diantara baik dan buruk tersebut terdapat daerah abu-abu yang memerlukan kesabaran guru untuk menjelaskannya berdasarkan fakta dan landasan

psikologis suatu peristiwa. Dimana murid akan terlibat langsung dengan aspek kejiwaan ketika memerangkan tokoh-tokoh sejarah. Bidang kependudukan lebih banyak mengulas tentang tingkah laku manusia dalam hubungannya dengan fungsi sosialnya dalam berhubungan dengan orang-orang sekitarnya, baik dalam ruang lingkup yang sempit sampai hubngan antar negara.

Fajar (2009: 111) menyatakan bahwa “ruang lingkup mata pelajaran Ilmu Pengtahuan Sosial di SD yaitu: system sosial budaya; manusia, tempat, dan lingkungan; perilaku ekonomi dan kesejahtraan; watak, keberlanjutan, dan perubahan; dan system berbangsa dan bernegara”. Hal ini berarti ruang lingkup mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial berkaitan dengan segala aspek kehidupan manusia, khususnya berkaitan dengan aspek sosial budaya, ekonomi, bahkan kewarganegaraan.

Kompleksitas hubngan tersebut maka akan berdampak kepada dua hal yaitu positif dan negatif. Bentuk nyatanya adalah hungan tersebut akan membawa manfaat di satu sisi dan berpotensi komplik di sisi lain. Harapannya adalah anak SD dapat lebih memahami keberadaannya dalam hubungannya dengan lingkungan alam dan sosial. Baik dalam skala sempit maupun luas. Sehingga anak-anak kita mempunyai keterampilan dasar dalam upaya membangun hubungan sosial baik dalam skala regional maupun antarnegara.

d. Tujuan dan Fungsi Pembelajaran IPS (1) Tujuan Pembelajaran IPS

Mengenai tujuan ilmu pengetahuan sosial (Pendidikan IPS), para ahli sering mengaitkannya dengan berbagai sudut kepentingan dan penekanan dari program pendidikan tersebut.

Gross (1978) menyebutkan bahwa tujuan pendidikan IPS adalah untuk mempersiapkan mahasiswa menjadi warganegara yang baik dalam kehidupannya dimasyarakat, secara tegas ia mengatakan “to prepare students to be well-functioning citizens in a democratic society” tujuan lain dari pendidikan IPS adalah untuk mengebangkan kemampuan mahasiswa menggunakan penalaran dalam mengambil keputusan setiap persoalan yang dihadapinya .

(Kosasih, 1994): Pada dasarnya tujuan dari pendidikan IPS adalah untuk mendidik dan memberi bekal kemampuan dasar kepada murid untuk mengembangkan diri sesuai dengan bakat, minat, kemampuan dan lingkungannya, serta sebagai bekal bagi siswa untuk melanjutkan pendidikan kejenjang yang lebih tinggi. Berdasarkan pengertian dan tujuan pendidikan IPS, nampaknya dibutuhkan suatu pola pembelajaran yang mampu menjebatani tercapainya tujuan tersebut. Kemampuan dan keterampilan guru dalam memilih dan menggunakan berbagai model, metode, dan strategi pembelajaran senantiasa terus ditingkatkan (Kosasih, 1994).

(2) Fungsi Pembelajaran IPS

IPS berfungsi untuk memperkaya dan mengembangkan kehidupan anak didik dengan mengembangkan kemampuan dalam lingkungannya dan melatih anak didik untuk menempatkan dirinya dalam masyarakat yang demokratis, serta menjadikan negaranya sebagai tempat hidup yang lebih baik.

IPS berfungsi untuk mengembangkan keterampilan, terutama keterampilan sosial dan keterampilan intelektual:

(a) Keterampilan Sosial

Keterampilan sosial yaitu keterampilan melakukan sesuatu yang berhubungan dengan kepentingan kehidupan bermasyarakat, seperti bekerja sama bergotong-royong, menolong orang yang memerlukan, dan melakukan tindakan secara cepat dalam memecahkan persoalan di masyarakat. Apabila kita menemukan orang yang mengalami kesulitan maka kita harus membantunya dan tidak boleh melihatnya begitu saja. (b) Keterampilan Intelektual

Keterampilan intelektual yaitu keterampilan berpikir, kecekatan dan kecepatan memanfaatkan pikiran, cepat tanggap dalam menghadapi permasalahan sosial di masyarakat. Di dalam menghadapi persoalan kita harus memikirkan bagaimana dapat dipecahkan masalah tersebut.

Selain itu, tujuan IPS bersifat kemampuan dan keterampilan, yaitu kemampuan untuk menemukan informasi yang tepat dan teknik dalam pengalaman seorang murid untuk menolongnya memecahkan masalah-masalah baru atau menghadapi pengalaman baru.

Tujuan yang bersifat afektif, berupa pengembangan sikap-sikap, pengertian-pengertian dan nilai-nilai yang akan meningkatkan pola hidup demokratis dan menolong murid mengembangkan filsafat hidupnya dalam kehidupan sehari- hari, sehingga murid dapat beradaptasi dengan lingkungannya.

e. Hasil Belajar

Setelah terjadi proses belajar mengajar maka diharapkan terjadi suatu perubahan pada diri murid, baik pengetahuan, keterampilan maupun sikap perubahan tingkah laku.

Menurut Nana Sudjana (2000 : 54) mengemukakan bahwa “Hasil belajar adalah terjadinya perubahan pada diri murid ditinjau dari tiga aspek yaitu kognitif, afektif dan psikomotor murid”.

Menurut Bloom mengumukakan bahwa hasil belajar mencakup kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik. Domain kognitif adalah knowledge (pengetahuan ingatan). Comprehension (pemahaman, menjelaskan, meringkas, contoh), application (menerapkan), analysis (menguraikan, menentukan hubungan), synthesis (mengorganisasikan, merencanakan, membentuk bangunan baru), dan evaluation (menilai). Domain efiktif adalah receiving (sikap menerima), responding (memberikan respon), valiung (nilai), organization (organisasi), characterization (karakterisasi). Domain psikomotor meliputi initiatory, pre-routine, dan ruontinized. Psikomotor juga mencakup keterampilan produktif, teknik, fisik, sosial, menejerial, dan intelektual.

3. Model Pemecahan Masalah (Problem Solving) Sebagai Model

Dokumen terkait