• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

4. Hakikat Peserta Didik

Secara etimologi peserta didik adalah anak didik yang mendapat pengajaran ilmu, secara terminologi peserta didik adalah anak didik atau individu yang mengalami perubahan, perkembangan sehingga masih memerlukan bimbingan dan arahan dalam membentuk kepribadian serta sebagai bagian dari structural proses pendidikan. (www.eurekapendidikan.com/2015/definisi-murid-siswa-dan-peserta- didik.html?m=1).

Menurut Sudarwan (2013) Berdasarkan UU No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas), peserta didik didefinisikan:

“Sebagai setiap manusia yang berusaha mengembangkan potensi diri melalui proses pembelajaran pada jalur pendidikan baik pendidikan formal maupun pendidikan non formal, pada jenjang pendidikan dan jenis pendidikan tertentu. Peserta didik juga dapat didefinisikan sebagai orang yang belum dewasa dan memiliki sejumlah potensi dasar yang masih perlu dikembangkan.”

Dari berbagai pengertian mengenai peserta didik maka peneliti menyimpulkan bahwa peserta didik merupakan anak yang mengembangkan potensi

dasar yang dimiliki baik melalui pendidikan formal, maupun pendidikan non formal.

b. Masa Perkembangan Anak Usia Sekolah

Rita (2008: 104) berpendapat masa kanak-kanak akhir sering disebut sebagai masa usia sekolah atau masa sekolah dasar. Masa ini dialami anak pada usia 6 tahun sampai masuk ke masa pubertas dan masa remaja awal yang berkisar pada usia 11- 13 tahun. Pada masa ini anak sudah matang bersekolah dan sudah siap masuk sekolah dasar. Lebih lanjut menurut (Rita, 2008: 109) bahwa sampai usia 8 tahun anak membaca penuh semangat terutama tantang ceritera-ceritera khayal.

Pada usia 10-12 tahun perhatian membaca mencapai puncak. Materi bacaan semakin luas. Anak laki-laki menyenangi hal-hal yang sifatnya menggemparkan, misterius, dan kisah-kisah petualangan. Anak perempuan menyenangi ceritera kehidupan seputar rumah tangga (Farida Rahim, 2011: 28).

c. Hak dan Kewajiban Peserta Didik

Ketika memasuki satuan pendidikan formal atau sekolah, peserta didik memiliki hak dan kewajiban tertentu. Hak dan kewajiban diatur dalam UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknak. Di dalam UU ini di sebutkan bahwa setiap peserta didik pada satuan pendidikan berhak:

1) Mendapatkan pendidikan agama sesuai dengan agama yang dianutnya dan diajarkan oleh pendidik yang seagama;

2) Mendapatkan pelayanan pendidikan sesuai dengan bakat, minat dan kemampuannya;

3) Mendapatkan beasiswa bagi yang berprestasi yang orang tuanya tidak mampu membiayai pendidikannya;

4) Mendapatkan biaya pendidikan bagi mereka yang orangtuanya tidak mampu membiayai pendidikannya;

5) Pindah ke program pendidikan pada jalur dan satuan pendidikan lain yang setara;

6) Menyelesaikan program pendidikan sesuai dengan kecepatan belajar masing- masing dan tidak menyimpang dari ketentuan batas waktu yang ditetapkan. d. Cara Membangkitkan Budaya Baca Peserta Didik

Pustakawan sekolah memiliki tugas yang salah satunya adalah dengan membangkitkan rasa senang dan membangkitkan ketertarikan para peserta didik untuk membaca agar perpustakaan sekolah dapat dimanfaatkan sebagai sumber belajar.

Ibrahim Bafadal (Andi Prastowo, 2012: 381-383) berpendapat terdapat beberapa upaya yang dapat dilakukan oleh pustakawan sekolah untuk dapat membangkitkan rasa senang dan gairah membaca para peserta didik.

1) Memperkenalkan buku-buku.

Cara ini bisa dilakukan oleh pustakawan dengan cara bekerjasama dengan guru bidang studi. Guru bidang studi tersebut memanfaatkan koleksi yang dimiliki oleh perpustakaan sekolah sebagai bahan ajar.

Perlu ditekankan adalah ketika memperkenalkan kegigihan tokoh tersebut dalam hal membaca, belajar mandiri untuk menambah pengetahuan sehingga menjadi tokoh yang besar dan masyhur.

3) Menyelenggarakan display dan pameran buku.

Cara ini dilakukan dengan menempatkan dan menyusun buku-buku perpustakaan dengan posisi mencolok, sehingga membuat para peserta didik tertarik untuk melihat.

Cara lain yang bisa diupayakan untuk meningkatkan budaya membaca peserta didik yaitu dengan melibatkan peran keluarga para peserta didik dan guru disekolah. Untuk cara ini, perlu disosialisasikan dengan cara membangun keyakinan di kalangan orang tua, bahwa untuk memperbaiki taraf hidup, taraf pendidikan harus ditingkatkan.Taraf pendidikan dapat ditingkatkan dengan meningkatkan kegiatan belajar, dan belajar dapat ditingkatkan dengan upaya pembinaan budaya baca anak dirumah.

Cara lainnya adalah dengan mengoptimalkan peranan guru dalam membangkitkan budaya membaca peserta didik. Dalam hal ini, beberapa upaya yang dapat dilakukan:

a) Perlu perbaikan metode belajar dan mengajar dari yang selama ini bersifat textbooks centered kepada metode yang lebih membuka kemungkinan penggunaan bahan bacaan yang lebih luas dan bervariasi. b) Memberikan motivasi membaca kepada anak didik dengan pelaksanaan

ulangan.

d) Melengkapi koleksi perpustakaan sekolah dengan bahan bacaan yang menarik dan bermanfaat sesuai dengan kurikulum. Pengadaan bahan bacaan yang sesuai dengan selera (taste), kebutuhan (needs), dan tuntutan (demand) bisa menambah intensitas anak didik untuk berkunjung ke perpustakaan.

e) Seorang guru dapat bekerja sama dengan pustakawan sekolah dalam mengenalkan dan menggunakan perpustakaan sekolah dengan benar, bahan-bahan apa saja yang ada di perpustakaan, koleksi apa saja yang dianggap menarik dan baru.

f) Guru dapat menanamkan budaya membaca kepada peserta didik dengan cara memberikan tugas seperti: kliping, membuat karya ilmiah, membuat ringkasan buku-buku dan lain sebagainya.

e. Pengertian Perpustakaan Keliling

Perpustakaan Keliling adalah bagian dari perpustakaan umum. Perpustakaan Keliling disediakan untuk memberikan layanan ekstensi, yaitu masyarakat yang lokasinya jauh dari perpustakaan. Perpustakaan keliling memberikan layanan bergerak mendatangi penggunanya di beberapa tempat pemukiman penduduk, dan tempat terkonsentrasinya jumlah penduduk seperti sekolah, kantor kelurahan. Perpustakaan keliling biasanya menggunakan mobil yang dirancang khusus untuk keperluan perpustakaan, untuk daerah kepulauan atau aliran sungai biasanya disebut perpustakaan terapung.

Perpustakaan keliling berbentuk mobil yang berisi buku-buku atau koleksi bahan bacaan lainnya yang dikelola secara khusus untuk tujuan melayani sekelompok anggota masyarakat yang secara teknis tidak terjangkau oleh sistem pelayanan perpustakaan umum terdekat. Dalam bahasa inggris disebut dengan mobile library (perpustakaan yang bergerak) karena jenis perpustakaan ini mampu bergerak dari satu tempat ke tempat lainnya. Sistem pengelolaannya secara umum sama dengan sistem pengelolaan pada perpustakaan-perpustakaan menetap (tidak bergerak), yang membedakannya hanyalah pada bentuk dan sifatnya yang dapat bergerak. karena jenis perpustakaan ini dapat bergerak maka jangkauan pelayanannya dapat diatur untuk kelompok anggota masyarakat tertentu yang dipilihnya. Biasanya prioritas pelaksanaan pelayanan perpustakaan keliling ini pada sekelompok masyarakat yang secara geografis sedikit terpencil, namun banyak orang di dalamnya. Keunggulan-keunggulan dari sistem pelayanan perpustakaan keliling antara lain pada bentuk sajian pelayanannya yang relatif lebih menarik dibandingkan dengan model pelayanan perpustakaan pada umumnya yang mengharuskan pengguna datang langsung ke perpustakaan.

Di sini perpustakaanlah yang mendatangi penggunanya sehingga secara psikologis akan merangsang timbulnya keingintahuan masyarakat akan informasi dan sumber informasi yang ada di perpustakaan keliling. Hal ini berbeda jika anggota kelompok masyarakat tadi tidak dilayani oleh perpustakaan keliling, tentu akan sangat sedikit yang secara sengaja datang ke perpustakaan umum (menetap) hanya untuk membaca dan meminjam sebuah buku. Konsep pelayanannya mirip dengan sistem pelayanan terhantar ke rumah-rumah penduduk. Hanya saja pada

sistem pelayanan terhantar jangkauan pelayanannya dapat bersifat kelembagaan dan mempunyai rentang pengguna yang lebih spesifik, sedangkan pada sistem perpustakaan keliling lebih umum sifatnya. Perpustakaan keliling melayani sejumlah anggota masyarakat (umum) yang secara geografis dan teknis sulit dijangkau oleh sistem pelayanan perpustakaan umum induknya.

Jadi, perpustakaan keliling merupakan salah satu program dari perpustakaan kota Kabupaten Kulon Progo yang di adakan untuk menjangkau sekolah-sekolah yang ada di Kabupaten Kulon Progo dengan mendatangi daerah-daerah yang mungkin sedikit terpencil namun terdapat banyak anak-anak usia sekolah serta mendatangi sekolah-sekolah pada satu minggu sekali sesuai jadwal yang telah ditentukan. Dengan adanya program perpustakaan keliling diharapkan informasi yang diperoleh oleh peserta didik menjadi lebih banyak karena dengan perpustakaan keliling tentunya dapat memberikan tampilan yang baru sehingga dapat menumbuhkan minat bagi peserta didik untuk dapat belajar dan membaca buku-buku yang disediakan untuk menambah wawasan dan pengetahuan agar informasi yang diperoleh semakin beragam.

Tata Cara Pemanfaatan Koleksi Bahan Pustaka Perpustakaan Keliling Kabupaten Kulon Progo. Pengguna koleksi bahan pustaka adalah anggota perpustakaan: a) Pengguna terlebih dahulu memeriksa bahan pustaka yang akan dipinjam. b) Pengguna ikut menjaga dan memelihara bahan pustaka dengan tidak

mengotori, menyobek dan melipat lembaran.

c) Pengguna memperhatikan batas waktu pinjam dan mengembalikan tepat pada waktunya.

d) Jika batas waktu pinjaman bahan pustaka telah berakhir, dapat diperpanjang sampai 2 (dua) kali perpanjangan, sepanjang koleksi tersebut tidak ada yang meminjam.

e) Pengguna tidak diperkenankan meminjam atau memindahkan bahan pustaka pinjaman kepada pihak lain.

f) Pengguna yang merusakkan atau menghilangkan bahan pustaka, wajib memperbaiki atau mengganti pustaka tersebut, sesuai dengan ketentuan. g) Peminjaman koleksi sejumlah 1 eksemplar dengan batas waktu 1 minggu.

Dari beberapa uraian diatas, masing-masing anggota perpustakaan keliling dapat meminjam koleksi dengan batas waktu satu minggu. alam hal ini sekolah- sekolah di kabupaten Kulon Progo dapat mengajukan kerjasama dengan kantor perpustakaan kabupaten Kulon Progo agar mendapat kunjungan pada jadwal yang telah ditentukan. Masing-masing peserta didik yang mendapat kunjungan akan terdaftar sebagai anggota perpustakaan keliling dana dapat meminjam koleksi yang tersedia, anggota perpustakaan keliling dapat meminjam buku sesuai dengan keinginan, buku akan dikembalikan pada minggu berikutnya ketika perpustakaan kembali berkunjung ke sekolah- sekolah yang sudah mengajukan perjanjian kerjasama dengan kantor perpustakaan di kabupaten Kulon Progo.

Pada perpustakaan keliling terdapat standar pelayanan peminjaman dan pengembalian buku pada perpustakaan keliling Kabupaten Kulon Progo sebagai berikut:

1. Standar Pelayanan Peminjaman

Tabel 1. Standar Pelayanan Peminjaman

NO STANDAR KETERANGAN

1. PEMINJAMAN Ketentuan peminjaman koleksi bahan pustaka layanan perpustakaan umum adalah semua anggota

perpustakaan yang telah tercatat dan mendapatkan nomor anggota dari petugas.

2. TATA CARA PEMINJAMAN

Tata Cara Peminjaman :

a. Menyerahkan buku yang akan dipinjam dan kartu anggota ke petugas layanan

b. Petugas mengambil kartu buku, mencatat nomor anggota peminjam dan mencatat tanggal kembali c. Petugas menyerahkan buku yang akan dipinjam

kepada peminjam

d. Petugas meletakkan kartu anggota dan kartu buku di tempat yang disediakan.

3. WAKTU

PEMINJAMAN

Waktu yang dibutuhkan untuk meminjam koleksi mulai dari menyerahkan buku ke petugas, mencatat kartu buku dan nomor anggota & tanggal kembali sampai menyerahkan buku yang dipinjam kepada peminjam Waktu : 5 menit

Sumber:http:// perpustakaan.kuonprogokab.go.id 2. Standar Pelayanan Pengembalian

Tabel 2. Standar Pelayanan Pengembalian

NO STANDAR KETERANGAN

1. PENGEMBALIAN Ketentuan layanan pengembalian koleksi bahan pustaka adalah koleksi yang telah dipinjam dapat dikembalikan ke petugas sesuai tanggal pengembalian oleh peminjam maupun bukan peminjam.

2. TATA CARA PENGEMBALIAN

Tata Cara Pengembalian :

a. Koleksi yang dipinjam diserahkan ke petugas layanan sirkulasi.

b. Petugas memeriksa tanggal kembali dan nomor anggota

c. Petugas mencari dan mengambil kartu anggota dan kartu buku dari jajaran kartu.

d. Petugas memasukkan kartu buku pada buku yang telah dikembalikan kemudian meyerahkan e. kartu anggota ke peminjam.

3. WAKTU

PENGEMBALIAN

Waktu yang dibutuhkan untuk mengembalikan koleksi bahan pustaka mulai dari buku diserahkan ke petugas sampai dengan kartu anggota diserahkan ke peminjam adalah

3. Tujuan Perpustakaan Keliling

a. Memeratakan layanan informasi dan bacaan kepada masyarakat sampai daerah terpencil dan belum/tidak mungkin didirikan perpustakaan menetap.

b. Membantu perpustakaan umum dalam mengembangkan pendidikan informal kepada masyarakat.

c. Memperkenalkan buku-buku dan bahan pustaka lainnya kepada masyarakat.

d. Memperkenalkan jasa perpustakaan kepada masyarakat, sehingga tumbuh budaya untuk memanfaatkan jasa perpustakaan kepada masyarakat.

e. Meningkatkan minat baca dengan mengembangkan cinta buku pada masyarakat.

f. Mengadakan kerjasama dengan lembaga masyarakat sosial, pendidikan dan pemerintah daerah dalam meningkatkan kemampuan intelektual dan cultural masyarakat. (Panduan Penyelenggaraan Perpustakaan Keliling, 1992: 4).

Menurut Supriyanto (2006: 108) tugas dan fungsi perpustakaan keliling adalah sebagai berikut:

Melayani masyarakat yang belum terjangkau oleh perpustakaan menetap, karena di lokasi tersebut belum dapat didirikan perpustakaan karena belum ada dana yang tersedia.

1.) Melayani masyarakat yang oleh karena situasi atau kondisi tertentu tidak dapat datang atau mencapai perpustakaan menetap.

2.) Mempromosikan layanan perpustakaan kepada masyarakat yang belum pernah mengenal perpustakaan

3.) Memberikan pelayanan yang bersifat sementara sampai perpustakaan menetap didirikan.

4.) Sebagai sarana untuk membantu menemukan lokasi yang tepat bagi pelayanan perpustakaan menetap atau perpustakaan umum yang direncanakan untuk dibangun.

5.) Sebagai jembatan antara perpustakaan umum Daerah Tingkat II dengan cabang-cabangnya.

6.) Menggantikan fungsi perpustakaan menetap apabila karena situasi tertentu tidak memungkinkan didirikan perpustakaan menetap di tempat tersebut, misalnya penduduknya terlalu sedikit.

Dokumen terkait