• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

C. Hakikat Remaja

Hurlock (1980) menjelaskan bahwa remaja memiliki istilah bahasa latin yaitu adolescence mempunyai arti yang luas mencakup kematangan

mental, emosional, sosial, dan fisik. Adolescencejuga memiliki arti tumbuh

atau tumbuh menjadi dewasa. Artinya, remaja merupakan periodemasa

transisi anak menjadi dewasa.Masa remaja dibagi menjadi 2, yaitu remaja

awal dan akhir yang memiliki rentang usia awal 13 tahun sampai 16atau

17 tahun. Setiap rentang usia tersebut, remaja memiliki karakteristik yang

semakin sesuai dengan tugas perkembangannya.

2. Ciri-ciri Remaja

Masa remaja mempunyai ciri tertentu yang membedakan dengan

periode sebelumnya.Ciri-ciri remaja menurut Hurlock (1980), antara lain :

a. Periode Penting

Masa remaja sebagai periode yang penting karena pada masa itu remaja

mengalami pertumbuhan dan perkembangan baik fisik maupun mental

26

sikap dan perilaku. Pertumbuhan dan perkembangan yang dialami

tersebut akan mempengaruhi perkembangan selanjutnya.

b. Periode Peralihan

Masa remaja sebagai periode peralihan dari masa kanak-kanak menuju

dewasa. Maka dari itu, dalam masa peralihan ini remaja akan

menentukan pola perilaku, nilai dan sifat yang paling sesuai dengan

dirinya.

c. Periode perubahan

Masa remaja mengalami banyak perubahan seperti emosi, bentuktubuh,

minat, peran,serta perubahan konsep pada nilai-nilai yang dianut.

Remaja yang mengalami periode ini akan memunculkangejolak seperti

tidak siap menghadapi evolusi yang terjadi dalam dirinya.

d. Masa remaja sebagai usia bermasalah

Remaja memiliki kecenderungan mengalami kesulitan dalam mengatasi

kesulitannya sendiri yang disebabkan oleh dua hal. Pertama, pada masa

kanak-kanak, remaja memiliki kebiasaan dibantu dalam mengatasi

masalahnya. Kedua, para remaja merasa sudah memiliki kemampuan

untuk mengatasi kesulitannya sendiri dan menolak bantuan orang lain.

Kesulitan-kesulitan yang diselsesaikan oleh remaja sendiri sering

27 e. Masapencarian identitas diri

Masa remaja merupakan masa dimana remaja banyak mencari identitas

akan dirinya. Remaja akanberusaha untuk menjelaskanidentitas siapa

dirinya dan apa peranannya di dalam masyarakat.

f. Masa Remaja sebagai usia yang menimbulkan ketakutan

Pada masa remaja timbul anggapan atau stereotip terkait dirinya bahwa

remaja memiliki kecenderungan tidak rapih, tidak dapat dipercaya,

cenderung berperilaku merusak, menyebabkan orang dewasa

disekitarnya harus membimbing dan mengawasi setiap perilakunya.

Menerima stereotip ini menimbulkan kekhawatiran bagi remaja tentang

dirinya, sehingga mempengaruhi konsep diri dan sikap remaja terhadap

dirinya sendiri.

g. Masa Remaja sebagai usia yang tidak realistik

Remaja memandang dirinya dan orang lain sebagaimana yang

diinginkan, bukan sebagaimana adanya terlebih terkait cita-cita. Pada

masa ini, remaja lebih sensitif, mudah kecewa, sakit hati dan marah

apabila tidak dapat mencapai tujuan yang diinginkan. Semakin tidak

realistik cita-cita remaja maka akan semakin meninggi pula emosinya,

hal ini merupakan ciri khas dari remaja.

h. Masa Remaja sebagai ambang masa dewasa

Semakin mendekatnya usia kematangan pada diri remaja menuju

dewasa, remaja justru mengalami kegelisahan untuk meyakinkan

28

memiliki kecenderungan untuk berperilaku seperti orang dewasa yakni

mencoba merokok, minum minuman keras, terlibat perbuatan seks dan

lain-lain. Hal demikian dianggap akan membentuk citra dewasa pada

dirinya.

3. Tugas Perkembangan Remaja

Masa remaja akan mengalami banyak perubahan dalam hal

pertumbuhan dan perkembangan. Pertumbuhan dan perkembangan pada

diri remaja diharapkan ada kesesuaian. Hurlock (1980) tugas

perkembangan remaja meliputi:

a.Mampu menerima keadaan fisik.

b.Mampu menerima dan memahami peran seks usia remaja.

c.Mampu membina hubungan baik dengan anggota kelompok yang

berlainan jenis.

d.Mencapai kemandirian emosional.

e.Mencapai kemandirian ekonomi.

f. Mengembangkan konsep dan keterampilan intelektual yang diperlukan

untuk melakukan peran sebagai anggota masyarakat.

g.Memahami dan mengunternalisasikan nilai-nilai orang dewasa dan

orang tua.

h.Mengembangkan perilaku tanggung jawab sosial yang diperlukan

untuk memasuki dunia dewasa.

29

j. Memahami dan mempersiapkan berbagai tanggung jawab kehidupan

keluarga.

Tugas perkembangan remaja dapat menjadi dasar pembentukan

karakter. Seturut dengan penelitian ini yang berfokus pada karakter

peduli sosial, ketercapaian tugas perkembangan yang menggambarkan

karakter peduli sosial merujuk pada poin c, f dan h. Ketiga poin tersebut

dapat menjadi acuan dalam pembentukan karakter peduli sosial bagi

remaja. Menurut Oswald Kroch (Desmita, 2009) remaja akan mulai

memiliki kesadaran dalam bersikap secara wajar dalam menghadapi

orang lain. Remaja akan menggambarkan sikap menghargai pendapat

orang lain serta dapat memberikan toleransi terhadap keyakinan orang

lain. Remaja mulai menyadari bahwa orang lain memiliki hak yang sama.

Seturut dengan pernyataan tersebut Maria Montessori (Desmita, 2009)

juga memaparkan bahwa usia remaja ialah periode penemuan diri dan

kepekaan terhadap lingkungan sosialnya. Disimpulkan bahwa karakter

peduli sosial pada remaja dapat diinternalisasikan dalam kehidupan nyata

apabila tugas perkembangan pada poin c, f dan h dapat tercapai.

4. Urgensitas Peningkatan Karakter Peduli Sosial Pada Remaja

Hurlock (1978)menjelaskan bahwa perkembangan perilaku sosial

terjadi pada masa pubertas atau remaja. Perilaku yang rawan muncul

adalah sikap anti sosial yang mengakibatkan remaja mengalami bahaya

dalam perkembangan sosialnya. Bahaya yang mungkin dialami yakni,

30

ketidakmampuan dalam menyesuaikan diri secara tepat, timbulnya

prasangka dan sebagainya sehingga membentuk konsep diri dan reputasi

yang kurang baik terhadap lingkungan sosial. Berdasarkan hal tersebut,

karakter peduli sosial penting untuk ditingkatkan karena dapat

menciptakan perilaku sosial yang sesuai denganperkembangan diri remaja.

Selain itu, menurut Takdir (2014) gencarnya budaya global dan

gaya hidup yang semakin membius di kalangan remaja Indonesia saat ini,

tidak dipungkiri jika pendidikan karakter memang diperlukan untuk

membentuk kepribadian luhur sesuai nilai, norma dan agama.

Pembentukan kepribadian luhur berlandaskan pendidikan yang diterima di

sekolah selain keluarga hendaknya membina perilaku remaja dalam

menghadapi tantangan globalisasi dan gaya hidup pada saat ini. Maka dari

itu, pembentukan kepribadian remaja melalui pendidikan karakter secara

holistik dirasa penting agar menghasilkan lulusan yang cerdas,

berintegritas, loyal, peduli terhadap sesama, hormat, taat aturan,

bertanggung jawab dan berakhlak.

D. Hakikat Bimbingan Klasikal

Dokumen terkait