• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hal-Hal yang dibutuhkan Untuk Keputusan Lokasi

BAB II URAIAN TEORITIS

E. Hal-Hal yang dibutuhkan Untuk Keputusan Lokasi

Dalam mengambil keputusan mengenai penentuan lokasi, suatu perusahaan hendaknya memperhatikan beberapa hal sebelum menentukan lokasi, antara lain :

1. Strategi Pemasaran

Strategi pemasaran yang diterapkan hendaknya sejalan dengan strategi perusahaan yang telah ditetapkan. Melalui strategi pemasaran, suatu perusahaan dapat menentukan pasar sasaran yang ingin ditujukan dalam

menjual produknya. Dengan demikian, perusahaan akan menentukan lokasi yang cenderung lebih dekat dengan pasar sasaran agar produk mereka lebih mudah dijangkau.

2. Biaya yang Dikeluarkan dalam Melakukan Bisnis

Penentuan lokasi sangat berkaitan dengan biaya yang akan dikeluarkan perusahaan selama melakukan kegiatan bisnisnya. Biaya–biaya tersebut mencakup biaya tenaga kerja, bahan baku, pajak, penyusutan, termasuk biaya transportasi bahan baku dan barang jadi serta pembangunan pabrik merupakan unsur – unsur biaya lokasi keseluruhan.

3. Pertumbuhan

Dalam jangka panjang suatu perusahaan akan berusaha untuk semakin mengembangkan bisnisnya. Salah satu cara yang dapat ditempuh adalah perluasan usaha dengan mendirikan atau membuka cabang baru pada lokasi yang strategis. Oleh karena itu, penentuan lokasi perlu memperhatikan faktor pertumbuhan usaha, sebagai contoh perusahaan yang ingin mendirikan pabrik baru di area luar kota karena perusahaan melihat lokasi tersebut profitable bagi bisnisnya.

4. Kehabisan Sumber Daya

Sumber daya merupakan faktor yang penting dalam menjalankan suatu bisnis terutama dalam proses produksi. Oleh karena itu, perusahaan yang bisnisnya sangat mementingkan penggunaan sumber daya hendaknya menentukan lokasi yang dekat dengan keberadaan sumber daya yang dibutuhkan, seperti minyak bumi, hasil hutan, dsb.

BAB III

GAMBARAN UMUM PAJAK USU MEDAN

A.Sejarah Singkat Pajak USU Medan

Lokasi Pajak USU dulu masih berupa rawa-rawa. Lalu, ada ide dari sekumpulan pedagang kaki lima yang bermunculan. Mereka lalu mengumpulkan uang bersama-sama diperkirakan sebanyak Rp 140 juta. Dana ini dipakai untuk menimbun kawasan USU.

Setelah ditimbun, mulailah ada para pedagang kecil-kecilan muncul di sini. Alasan utama mereka berjualan karena terkena imbas dari krisis ekonomi yang terjadi pada tahun 1998. Mungkin karena memang bagus permodalan dan peluang bisnis sejak awalnya, maka tambah banyak saja yang berjualan di sini.

Pada saat itu, Pajak USU masih dikuasai para oknum yang tak jelas. Jadi, karena takut ada sesuatu yang tidak diinginkan, rektorat USU meminta kepada

tidaklah ringan. Mereka harus mengumpulkan para pedagang dan mengajak pedagang bermusyawarah. Hasilnya, Pajak USU ditetapkan menjadi 5 titik kawasan. Ternyata, ini pun tak memuaskan. Rektor lalu meminta petugas keamanan bermusyawarah lagi dengan para pedagang. Kemudian ditetapkan, kawasan Pajak USU hanya ada di satu titik dan dibuat peraturan yang harus ditaati setiap pedagang yang berjualan di sini.

Sampai saat ini, pemimpin Pajak USU itu adalah kepala keamanan USU yang dibantu satpam USU. Mereka bertugas menetapkan harga sewa lapak sekitar Rp 2 juta untuk satu lapak per tahun, juga biaya retribusi tambahan, seperti untuk air, keamanan, dan kebersihan. Mereka juga yang bertugas mengutip.

Pajak USU berlokasi di pinggir Jalan Universitas, tepatnya jalan menuju Fakultas Hukum USU. Para pedagang berjualan di antara Fakultas Hukum dan Fakultas Sastra.

Pajak USU Medan atau yang lebih familiar dengan Pajus sekarang telah menjadi lokasi bisnis yang menggeliat dan bisa meraup omset sampai belasan juta rupiah perharinya. Meskipun operasionalnya hanya enam hari dalam seminggu, Pajus dengan 110 kios ini telah menunjukkan perkembangan yang signifikan di berbagai sektor. Mulai dari jumlah pengunjung, ragam ataupun jenis dagangan sampai omset dan laba yang mereka peroleh perharinya selalu mengalami peningkatan.

1. Lokasi yang sangat strategis merupakan lokasi yang berada pada pusat kota atau keramaian kota dan didukung dengan adanya fasilitas jaringan komunikasi dan pengangkutan yang lebih baik.

2. Lokasi yang strategis merupakan lokasi yang berada di kota atau dekat dengan perumahan penduduk dan didukung dengan adanya fasilitas jaringan komunikasi dan pengangkutan yang baik.

3. Lokasi yang kurang strategis merupakan lokasi yang berada dipinggiran kota tetapi masih didukung dengan fasilitas jaringan komunikasi dan pengangkutan yang baik.

4. Lokasi yang tidak strategis merupakan lokasi yang berada dipinggiran kota dan jauh dari perumahan penduduk dan sulitnya pengangkutan.

Jarak lokasi Pajak USU dengan tempat tinggal konsumen.

a. Sangat dekat apabila jarak lokasi Pajak USU tersebut 500 m - <1000 m dengan tempat tinggal konsumen.

b. Dekat apabila jarak lokasi Pajak USU tersebut 1000 m - <1500 m dengan tempat tinggal konsumen.

c. Agak jauh apabila jarak lokasi Pajak USU tersebut 1500 m - <2000 m dengan tempat tinggal konsumen.

d. Jauh apabila jarak lokasi Pajak USU tersebut >2000 m dengan tempat tinggal konsumen.

Biaya tranportasi yang di keluarkan konsumen untuk berbelanja di Pajak USU tersebut.

a. Apabila biaya transportasinya <Rp 2000, termasuk sangat dekat dengan Pajak USU tersebut.

b. Apabila biaya transportasinya Rp 2000 – Rp 2500, termasuk dekat dengan Pajak USU tersebut.

c. Apabila biaya transportasinya Rp 2500 - < Rp 3000, termasuk agak jauh dengan Pajak USU tersebut.

Jangkauan angkutan ke Pajak USU.

a. Apabila dapat dijangkau dengan 1 kali angkutan termasuk sangat dekat dengan Pajak USU tersebut.

b. Apabila dapat dijangkau dengan 2 kali angkutan termasuk dekat dengan Pajak USU Tersebut.

c. Apabila dapat dijangkau dengan 3 kali angkutan termasuk agak jauh dengan Pajak USU tersebut.

d. Apabila dapat dijangkau dengan 4 kali angkutan termasuk jauh dengan Pajak USU tersebut.

Waktu yang dibutuhkan ke Pajak USU.

a. Apabila waktunya kurang dari 1 jam termasuk sangat dekat dengan Pajak USU tersebut.

b. Apabila waktunya 1 jam termasuk dekat dengan Pajak USU tersebut.

c. Apabila waktunya 2 jam termasuk agak jauh dengan Pajak USU tersbut

d. Apabila waktunya 3 jam termasuk jauh dengan Pajak USU tersebut.

Jarak pemberhentian angkutan dengan Pajak USU.

a. Sangat dekat apabila jarak pemberhentian angkutannya 0 - <250 m dengan Pajak USU tersebut.

b. Dekat apabila jarak pemberhentian angkutannya 250 - <500 m dengan Pajak USU tersebut.

c. Agak jauh apabila jarak pemberhentian angkutannya 500 - <750 m dengan Pajak USU tersebut.

d. Jauh apabila jarak pemberhentian angkutannya 750 - <1000 m dengan Pajak USU tersebut.

BAB IV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Penulis dalam menganalisis dan mengevaluasi data menggunakan 2 (dua) metode yaitu metode deskriptif dan metode kuantitatif. Analisis deskriptif digunakan untuk melihat persepsi responden dan karakteristik responden penelitian, sedangkan analisis statistik digunakan untuk melihat faktor-faktor yang mempengaruhi wirausahawan memilih lokasi di Pajak USU Medan.

A. Uji Validitas dan Uji Reliabilitas

Kualitas hasil penelitian yang baik sudah semestinya diperoleh jika rangkaian penelitian dilakukan dengan baik. Perencanaan yang matang mutlak dengan alat penelitian seperti daftar pertanyaan yang digunakan harus dalam kondisi baik. Valid artinya data-data yang diperoleh dengan penggunaan instrumen penelitian dapat menjawab tujuan penelitian. Reliabel artinya data yang diperoleh konsisten atau stabil. Agar data yang diperoleh valid dan reliabel maka dilakukan uji validitas dan reliabilitas.

1. Uji Validitas

Uji validitas dilakukan dengan menggunakan program SPSS 15 for

windo ws dengan kriteria sebagai berikut :

a. Jika rhitung positif atau rhitung > rtabel, maka butir pertanyaan tersebut valid. b. Jika rhitung negatif atau rhitung < rtabel, maka butir pertanyaan tersebut tidak

valid.

Penyebaran kuisioner khusus dalam uji validitas dan reliabilitas diberikan kepada 30 orang diluar responden penelitian. Nilai tabel r dengan ketentuan df = jumlah kasus = 30 dan tingkat signifikansi sebesar 5%, angka yang diperoleh = 0,361.

Tabel 4.1 Uji Validitas Item-Total Statistics

Ite m-Total Sta tisti cs

37.6000 24.800 .562 .857 37.2333 26.392 .517 .859 37.4667 24.464 .727 .843 37.3333 26.644 .684 .850 37.7667 24.668 .643 .849 37.6667 25.609 .590 .853 37.5333 25.568 .506 .861 37.6000 26.731 .481 .861 37.1333 27.637 .553 .858 37.1667 26.351 .609 .853 37.1667 28.351 .456 .863 VA R00001 VA R00002 VA R00003 VA R00004 VA R00005 VA R00006 VA R00007 VA R00008 VA R00009 VA R00010 VA R00011 Sc ale Mean if Item Deleted Sc ale Variance if Item Deleted Correc ted Item-Total Correlation Cronbach's Alpha if Item Deleted

Sumber: Hasil pengolahan data primer (Kuesioner, SPSS versi 15.0, 2010)

Corrected item total correlation menunjukkan korelasi antara skor item

dengan skor total item yang dapat digunakan untuk menguji validitas instrumen. Untuk mengetahui validitas pada setiap pertanyaan, maka nilai pada kolom

Corrected item total correlation yang merupakan nilai rhitung dibandingkan dengan rtabel. Adapun pada α = 0,05 dengan derajat bebas df = 30, sehingga r (0,05;30),

diperoleh rtabel adalah 0,361.

Tabel 4.1 juga menunjukkan bahwa semua butir pertanyaan valid karena

Interpretasi item total statistic adalah:

1. Scale mean if item deleted menerangkan nilai rata-rata total jika variabel

tersebut dihapus, misalnya jika pernyataan (item) 2 dihapus maka rata-rata variabel sebesar 37,6 ; jika pernyataan (item) 3 dihapus maka rata-rata variabel bernilai 37,23 dan seterusnya.

2. Scale variance if item deleted menerangkan besarnya variance total jika

variabel (butir) tersebut dihapus. Misalnya item 2 dihapus maka besarnya adalah 24.8 sedangkan jika variabel (butir) item 3 dihapus adalah 26,3 dan seterusnya.

3. Corrected item-total correlation merupakan korelasi antar skor item dengan skor total item yang dapat digunakan untuk menguji validitas instrumen. Nilai pada kolom Corrected Item-Total Correlation merupakan nilai rhitung yang akan dibandingkan dengan rtabel untuk mengetahui validitas pada setiap butir pernyataan. Jumlah kasus adalah 30; nilai tabel r dengan tingkat signifikansi sebesar 5% adalah 0,361.

Tabel 4.2 Validitas Instrumen No. Butir Instrumen Corrected item total correlation R tabel Keputusan 1 .562 0,361 Valid 2 .517 0,361 Valid 3 .727 0,361 Valid 4 .684 0,361 Valid 5 .643 0,361 Valid 6 .590 0,361 Valid 7 .506 0,361 Valid 8 .481 0,361 Valid 9 .553 0,361 Valid 10 .609 0,361 Valid 11 .456 0,361 Valid

Ketentuan untuk pengambilan keputusan:

1. Jika rhitung > rtable, maka pertanyaan dinyatakan valid. 2. Jika rhitung < rtable, maka pertanyaan dinyatakan tidak valid.

3. rhitung dapat dilihat pada kolom Corrected Item-Total Correlation.

Penulis melakukan pengujian validitas terlihat pada Tabel 4.2, seluruh pernyataan telah valid yaitu nilai Corrected item total correlation seluruhnya telah bernilai lebih besar dari 0,361. Maka seluruh pernyataan dalam penelitian dinyatakan valid.

2. Uji Reliabilitas

Reliabilitas diartikan sebagai keterpercayaan, keterandalan atau konsistensi. Hasil suatu pengukuran dapat dipercaya apabila dalam beberapa kali pelaksanaan pengukuran terhadap subjek yang sama diperoleh hasil yang relatif sama, artinya mempunyai konsistensi pengukuran yang baik, dan suatu konstruk atau variabel dikatakan reliabel.

Pengujian dilakukan dengan menggunakan SPSS 15 for windows dengan kriteria sebagai berikut :

a. Jika ralpha positif atau lebih besar dari rtabel maka dinyatakan reliabel.

b. Jika ralpha negatif atau ralpha lebih kecil dari rtabel maka dinyatakan tidak reliabel. Tabel 4.3 Reliability Statistic Reliability Statistics .867 11 Cronbach's Alpha N of Items

Sumber: Hasil pengolahan data primer (Kuesioner, SPSS versi

15.0, 2010)

Dari Tabel 4.3 dapat diketahui bahwa nilai ralpha sebesar 0,867 dan rtabel

sebesar 0,80. Sehingga dapat disimpulkan bahwa nilai ralpha positif dan lebih besar dari rtabel (0,867 > 0,80) maka kuisioner tersebut dinyatakan reliabel dan dapat digunakan untuk penelitian.

Tabel 4.4 Reliabilitas Instrumen No.Butir Instrumen Cronbach's Alpha if Item Deleted

Cronbach's Alpha Keputusan

1 .857 0.80 Reliabel 2 .859 0.80 Reliabel 3 .843 0.80 Reliabel 4 .850 0.80 Reliabel 5 .849 0.80 Reliabel 6 .853 0.80 Reliabel 7 .861 0.80 Reliabel 8 .861 0.80 Reliabel 9 .858 0.80 Reliabel 10 .853 0.80 Reliabel 11 .863 0.80 Reliabel

Sumber: Hasil pengolahan data primer (Kuesioner, SPSS versi 15.0, 2010)

Ketentuan untuk pengambilan keputusan yaitu menurut Kuncoro, (2008:40) menyatakan instrumen dapat dikatakan reliabel (andal) bila memiliki nilai

Cronbach Alpha > 0,80. Tabel 4.4 dapat dilihat nilai Cronbach Alpha > 0,80.

maka setiap variabel dinyatakan reliabel.

B. Uji Asumsi Klasik 1. Pengujian Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual berdistribusi normal. Ada dua cara untuk

mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak, yaitu dengan analisis grafik dan uji statistik. Untuk melihat normalitas residual penulis menganalisis grafik histogram yang membandingkan antara data observasi dengan distribusi yang mendekati distribusi normal dan juga menganalisis probabilitas plot yang menbandingkan distribusi kumulatif dan distribusi normal.

Hipotesis:

1. Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogram menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.

2 .Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan atau tidak mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogram menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normal.

Regression Standardized Residual

3 2 1 0 -1 -2 -3 Fr eq ue nc y 20 15 10 5 0 Histogram Dependent Variable: PLU

Mean =-6.39E-16฀ Std. Dev. =0.987฀N =118

Gambar 4.1 Histogram

Interpretasi dari Gambar 4.1, menunjukkan bahwa grafik histogram menunjukkan pola distribusi normal.

Observed Cum Prob

1.0 0.8 0.6 0.4 0.2 0.0 Ex pe ct ed C um P ro b 1.0 0.8 0.6 0.4 0.2 0.0

Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual Dependent Variable: PLU

Gambar 4.2 Normal P- P Plot of Regression Standardized Residual Sumber: Hasil pengolahan data primer (Kuesioner, SPSS versi 15.0, 2010).

Pada Gambar 4.2 tersebut dapat dilihat bahwa data- data (titik-titik) menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal. Oleh karena itu, berdasarkan Gambar 4.2 tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa data telah memenuhi uji normalitas.

Uji Kolmogorov Smirnov (1 Sample KS) dilakukan untuk memastikan apakah data disepanjang garis diagonal berdistribusi normal, dengan melihat data residual apakah berdistribusi normal (Situmorang, dkk, 2008: 59).

Menentukan kriteria keputusan:

1. Jika nilai Asymp.Sig. (2-tailed) > 0,05 maka tidak mengalami gangguan distribusi normal.

2. Jika nilai Asymp.Sig. (2-tailed) < 0,05 maka mengalami gangguan distribusi normal.

Tabel 4.5 Uji Normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

118 .0000000 .49914129 .045 .045 -.036 .486 .972 N Mean Std. Deviation Normal Parametersa,b

Absolute Positive Negative Most Extreme Differences Kolmogorov-Smirnov Z As ymp. Sig. (2-tailed)

Unstandardiz ed Res idual

Test distribution is Normal. a.

Calculated from data. b.

Sumber: Hasil pengolahan data primer (Kuesioner, SPSS versi 15.0, 2010)

Pengambilan keputusan:

Pada Tabel 4.5 terlihat bahwa Asymp. Sig. (2-tailed) adalah 0,972 dan diatas nilai signifikan 5% (0,05), dengan kata lain variabel residual berdistribusi normal.

2. Pengujian Heterokedastisitas

Heterokedastisitas terjadi karena perubahan situasi yang tidak tergambarkan dalam spesifikasi model regresi. Dengan kata lain, heterokedastisitas terjadi jika residual tidak memiliki varians yang konstan. Pemeriksaan terhadap gejala heterokedastisitas adalah dengan melihat pola

diagram pencar yaitu grafik yang merupakan diagram pencar residual, yaitu selisih antara nilai Y prediksi dan Y observasi.

a. Model grafik Hipotesis:

1) Jika diagram pencar yang ada membentuk pola- pola tertentu yang teratur maka regrasi mengalami gangguan heterokedastisitas.

2) Jika diagram pencar yang ada tidak membentuk pola- pola tertentu yang teratur maka regrasi tidak mengalami gangguan heterokedastisitas.

Regression Standardized Predicted Value

2 1 0 -1 -2 -3 R eg re ss io n S tu d en ti ze d R es id u al 3 2 1 0 -1 -2 -3 Scatterplot Dependent Variable: PLU

Gambar 4. 3 Scatterplot

Pada Gambar 4.3 dapat dilihat bahwa diagram pencar tidak membentuk pola tertentu karena itu tidak mengalami gangguan heterokedastisitas.

b. Model Glejser

Menentukan kriteria keputusan:

1. Jika nilai signifikan > 0,05, maka tidak mengalami gangguan heterokedastisitas.

2. Jika nilai signifikan < 0,05, maka mengalami gangguan heterokedastisitas. Tabel 4.6 Uji Glejser Coefficientsa .007 .343 .019 .985 -.043 .077 -.063 -.551 .583 .108 .060 .167 1.781 .078 .032 .054 .068 .607 .545 (Constant) KDP Transportasi BSK Model 1 B Std. Error Unstandardized Coefficients Beta Standardized Coefficients t Sig.

Dependent Variable: abs ut a.

Sumber: Hasil pengolahan data primer (Kuesioner, SPSS versi 15.0, 2010)

Pada Tabel 4.6 tampak bahwa signifikasi variabel bebas lebih besar dari 0,05, maka tidak mengalami gangguan heterokedastisitas.

3. Pengujian Multikolinieritas

Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji adanya korelasi antara variabel independen. Jika terjadi korelasi maka dinamakan multikol, yaitu adanya masalah multikolinieritas. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi antara variabel independen. Hasil pengolahan dapat dilihat pada Tabel 4.9 sebagai berikut:

Tabel 4.7 Uji Multikolinearitas Coefficientsa .007 .343 .019 .985 -.043 .077 -.063 -.551 .583 .654 1.528 .108 .060 .167 1.781 .078 .969 1.032 .032 .054 .068 .607 .545 .670 1.492 (Constant) KDP Transportasi BSK Model 1 B Std. Error Unstandardized Coefficients Beta Standardized Coefficients

t Sig. Tolerance VIF

Collinearity Statistics

Dependent Variable: abs ut a.

Sumber: Hasil pengolahan data primer (Kuesioner, SPSS versi 15.0, 2010)

Hasil pengujian:

Pedoman suatu model regresi yaitu bebas multikolinieritas adalah dengan melihat Variance Inflation Factor (VIF) > 5 maka variabel ada masalah multikolinieritas, dan jika VIF < 5 maka tidak terdapat masalah multikolinieritas. Jika Tolerance < 0,1 maka variabel ada masalah multikolinieritas, dan jika Tolerance > 0,1 maka variabel tidak terdapat masalah multikolinieritas Pada Tabel 4.9 dapat dilihat bahwa nilai VIF < 5 dan Tolerance > 0,1 maka tidak ditemukan masalah multikolinieritas dalam penelitian ini.

C. Analisis Data

Analisis deskriptif dalam penelitian ini merupakan uraian atau penjelasan dari hasil pengumpulan data primer berupa kuisioner yang telah diisi oleh responden penelitian.

1. Analisis Deskriptif

Metode ini merupakan suatu metode analisis dimana data yang dikumpulkan pertama disusun, diklasifikasikan dan dianalisis sehingga akan memberikan gambaran yang jelas mengenai masalah yang sedang diteliti. Analisis deskriptif dalam penelitian ini merupakan uraian atau penjelasan dari hasil pengumpulan data primer berupa kuesioner yang telah diisi oleh responden penelitian. Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini diukur dalam Skala Likert untuk menanyakan faktor-faktor yang mempengaruhi wirausahawan memilih lokasi di Pajak USU Medan. Variabel kedekatan dengan pasar (X1) terdiri dari 3 pertanyaan, variabel transportasi (X2) terdiri dari 3 pertanyaan, variabel biaya sewa kios (X3) terdiri dari 3 pertanyaan dan variabel penentuan lokasi usaha (Y) terdiri dari 2 pertanyaan. Jumlah seluruh pertanyaan adalah 11 butir . Responden penelitian adalah wirausahawan yang beroperasi di Pajak USU Medan.

b. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada Tabel 4.10:

Tabel 4.8

Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Karakteristik Jumlah Responden % Total jlh (%) Jenis Kelamin Laki-laki 75 63,5% 118 100 Perempuan 43 36,5%

Sumber: Hasil pengolahan data primer (2010)

Berdasarkan Tabel 4.8 dapat disimpulkan bahwa yang menjadi responden dalam penelitian ini yang berjenis kelamin laki-laki sebanyak 75 orang dengan persentase sebesar 63,5% dan responden perempuan

sebanyak 43 orang dengan persentase sebesar 36,5%. Hal ini menunjukkan bahwa para responden umumnya memiliki jenis kelamin laki-laki.

c. Karakteristik Responden berdasarkan waktu mulai beroperasi di Pajak USU Medan

Karakteristik responden berdasarkan waktu mulai beroperasi di Pajak USU Medan dapat dilihat pada Tabel 4.8

Tabel 4.9

Karakteristik Responden berdasarkan waktu mulai beroperasi di Pajak USU Medan

Karakteristik Jumlah Responden % Total Waktu mulai beroperasi di Pajak USU Medan <2007 83 70,3 118 100 2008 17 14,4 2009 10 8,4 2010 8 6,9

Sumber: Hasil pengolahan data primer (2010)

Berdasarkan Tabel 4.9 dapat disimpulkan bahwa responden dalam penelitian ini responden yang beroperasi < 2007 sebanyak 83 orang dengan presentase 70,3%, beroperasi 2008 sebanyak 17 orang dengan presentase 14,4%, beroperasi 2009 sebanyak 10 orang dengan presentase 8,4%, dan yang beroperasi 2010 sebanyak 8 orang dengan presentase 6,9%.

2. Deskriptif Variabel

Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan skala likert untuk menanyakan tanggapan responden

mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi wirausahawan memilih lokasi di Pajak USU Medan.

Variabel kedekatan dengan pasar (X1) terdiri dari 3 butir pertanyaan, variabel transportasi (X2) terdiri dari 3 butir pertanyaan, variabel biaya sewa kios (X3) terdiri dari 3 butir pertanyaan, dan variabel penentuan lokasi usaha (Y) terdiri dari 2 butir pertanyaan. Kuesioner penelitian ini disebarkan kepada 118 orang responden.

1. Distribusi Jawaban Responden terhadap Variabel Kedekatan Dengan Pasar

Tabel 4.10

Distribusi Jawaban Responden terhadap Variabel Kedekatan Dengan Pasar

No Item SS S KS TS STS Total (%) Total Responden F % F % F % F % F % 100 118 1 75 63,6 42 35,6 1 0,8 0 0 0 0 100 118 2 50 42,4 61 51,7 7 5,9 0 0 0 0 100 118 3 43 36,4 50 42,4 19 16,1 6 5,1 0 0 100 118 Sumber: Hasil pengolahan data primer (2010)

Berdasarkan Tabel 4.10 dapat disimpulkan bahwa:

a.) Frekuensi jawaban pernyataan “lokasi Pajak USU Medan berada di kampus USU” diketahui bahwa 75 orang menyatakan sangat setuju, 42 orang menyatakan setuju, 1 orang menyatakan kurang setuju, tidak ada yang menyatakan tidak setuju dan tidak ada orang yang menyatakan sangat tidak setuju.

b.) Frekuensi jawaban pernyataan “Saya memilih lokasi di Pajak USU Medan karena dekat dengan konsumen yang saya tuju” diketahui bahwa 50 orang

menyatakan sangat setuju, 61 orang menyatakan setuju, 7 orang menyatakan kurang setuju, tidak ada orang menyatakan tidak setuju, dan tidak ada yang menyatakan sangat tidak setuju.

c.) Frekuensi jawaban responden tentang “Lokasi Pajak USU Medan mudah dijangkau oleh konsumen yang saya tuju” diketahui bahwa 43 orang menyatakan sangat setuju, 59 orang menyatakan setuju, 19 orang menyatakan kurang setuju, 6 orang menyatakan tidak setuju, tidak ada orang yang menyatakan sangat tidak setuju.

2. Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Transportasi

Tabel 4.11

Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Transportasi

No Item SS S KS TS STS Total (%) Total Responden F % F % F % F % F % 100 118 4 38 32,2 72 61,0 8 6,8 0 0 0 0 100 118 5 32 27,1 74 62,7 12 10,2 0 0 0 0 100 118 6 32 27,1 70 59,3 14 11,9 2 1,7 0 0 100 118 Sumber: Hasil pengolahan data primer (2010)

Berdasarkan Tabel 4.11 dapat disimpulkan bahwa:

a.) Frekuensi jawaban pernyataan “Tersedia banyak alat angkutan untuk menjangkau Pajak USU Medan” diketahui bahwa 38 orang menyatakan sangat setuju, 72 orang menyatakan setuju, 8 orang menyatakan kurang setuju, tidak ada yang menyatakan tidak setuju dan tidak ada yang menyatakan sangat tidak setuju.

b.) Frekuensi jawaban pernyataan “Konsumen dapat menjangkau Pajak USU Medan dengan biaya yang relatif murah” diketahui bahwa 32 orang menyatakan sangat setuju, 74 orang menyatakan setuju, 12 orang menyatakan

kurang setuju, tidak ada yang menyatakan tidak setuju, dan tidak ada yang menyatakan sangat tidak setuju.

c.) Frekuensi jawaban responden tentang “Biaya pengangkutan bahan baku ke Pajak USU Medan Murah” diketahui bahwa 32 orang menyatakan sangat setuju, 70 orang menyatakan setuju, 14 orang menyatakan kurang setuju, 2 orang yang menyatakan tidak setuju dan tidak ada yang menyatakan sangat tidak setuju.

3. Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Biaya Sewa Kios

Tabel 4.12

Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Biaya Sewa Kios

No Item SS S KS TS STS Total (%) Total Responden F % F % F % F % F % 100 118 7 41 34,7 47 39,8 27 22,9 3 2,5 0 0 100 118 8 18 15,3 70 59,3 29 24,6 1 0,8 0 0 100 118 9 26 22,0 57 48,3 33 28,0 2 1,7 0 0 100 118 Sumber: Hasil pengolahan data primer (2010)

Berdasarkan Tabel 4.12 dapat disimpulkan bahwa:

a.) Frekuensi jawaban pernyataan “Biaya sewa kios di Pajak USU Medan terjangkau” diketahui bahwa 41 orang menyatakan sangat setuju, 47 orang menyatakan setuju, 27 orang menyatakan kurang setuju, 3 orang yang menyatakan tidak setuju dan tidak ada yang menyatakan sangat tidak setuju. b.) Frekuensi jawaban pernyataan “Tidak terdapat kutipan liar di Pajak USU

Medan yang memberatkan” diketahui bahwa 18 orang menyatakan sangat setuju, 70 orang menyatakan setuju, 29 orang menyatakan kurang setuju, 1 orang menyatakan tidak setuju, dan tidak ada yang menyatakan sangat tidak setuju.

c.) Frekuensi jawaban responden tentang pernyataan “Biaya sewa kios di Pajak

Dokumen terkait